82

LAKIP - bpkp.go.id PERWAKILAN BPKP... · serta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam TAP MPR No. IX Tahun 1998 ... perbandingan antara realisasi IKU tahun 2013 dengan

Embed Size (px)

Citation preview

LAKIP

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2013

PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNANPROVINSI SUMATEM UTARA

KATA PENGANTAR

Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabelserta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam TAP MPR No. IX Tahun 1998

tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, Inpres Nomor 7 Tahun 1999tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah IAKIPJ, dan Inpres No. 4 Tahun 2011

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara [PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentangPedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara men)rusun Laporan AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas

pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana StrategisPerwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 20L0-2014, yang selanjutnya dijabarkansetiap tahunnya dalam dokumen Penetapan Kinerja fTapkin).

Mengikuti peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 di atas, dan

menindaklanjuti Surat Menteri PAN dan RB tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilias KinerjaInstansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 20L2, program dalam Renstra BPKP

tahun 20L0-20L4 dimodifikasi dengan menambah perspektif sasaran strategis besertaIndikator Kineria Utama flKU) dengan maksud agar dapat dilakukan penilaian terhadappencapaian tujuan dan sasaran.

Penyusunan LAKIP telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di lingkunganPerwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan Sistem InformasiManajemen Monitoring dan Evaluasi Rencana Kegiatan Tahunan (SIM MonevRKT).

LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi SumateraUtara tahun 2013 dengan Tapkin Perwakilan BPIG Provinsi Sumatera Utara tahun 2013.LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 serta menginformasikanperbandingan antara realisasi IKU tahun 2013 dengan tahun 2012 serta target IKU di akhirperiode Renstra tahun 2014. Capaian kinerja secara umum untuk 37 IKU adalah sangat baik,yaitu sebanyak 30 IKU memperoleh capaian di atas 85% sedangkan 7 IKU memperolehcapaian di bawah 850/0.

Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telahditetapkan, LAKIP BPKP Tahun 20t3 dihara menjadi sarana peningkatanpencapaian kinerja.

15 fanuari 2014Perwakilanff,

P 1962Lt22 198302 1 001

LAPOR,{N AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISUMATERA UTARA TAHUN 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi .............................................. 1

B. Aspek Strategis Organisasi ........................................................................... 2

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ............................................. 2

D. Struktur Organisasi .......................................................................................... 4

E. Sistematika Penyajian .................................................................................... 6

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2010 - 2014 ................................................................... 7

1. Pernyataan Visi .......................................................................................... 7

2. Pernyataan Misi ........................................................................................ 8

3. Tujuan Strategis ....................................................................................... 12

4. Sasaran Strategis ...................................................................................... 13

5. Indikator Kinerja Utama ....................................................................... 13

6. Program dan Kegiatan ........................................................................... 15

B. Perjanjian Kinerja 2013 ................................................................................ 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja ................................................................................................. 20

B. Analisis Kinerja ................................................................................................. 22

Sasaran Strategis 1; .................................................................................................... 22

Sasaran Strategis 2; .................................................................................................... 27

Sasaran Strategis 3; .................................................................................................... 29

Sasaran Strategis 4; .................................................................................................... 32

Sasaran Strategis 5; .................................................................................................... 38

Sasaran Strategis 6; .................................................................................................... 41

Sasaran Strategis 7; .................................................................................................... 43

Sasaran Strategis 8; ................................................................................................... 51

BAB IV PENUTUP

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1.1. Posisi Pegawai Per 31 Desember 2013..................................................................................... 5

Tabel 2.1. Indiakator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara...................... 14

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara..................................... 17

Tabel 3.1. Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi .

..Sumatera Utara....................................................................................................................................

20

Tabel 3.2. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1............................................... 22

Tabel 3.3. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2............................................... 28

Tabel 3.4. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3............................................... 30

Tabel 3.5. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4............................................... 33

Tabel 3.6. Realisasi Penyerahan Laporan Investigasi/PKKN kepada Instansi Penegak

..Hukum....................................................................................................................................................

36

Tabel 3.7. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5............................................... 39

Tabel 3.8. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6............................................... 42

Tabel 3.9. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7............................................... 43

Tabel 3.10.Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi..................... 44

Tabel 3.11.Realisasi PP dan Sumber Dana Tahun 2013.......................................................................... 45

Tabel 3.12.Total Nilai Aset yang Dikuasai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

..Hingga 31 Desember 2013.............................................................................................................

48

Tabel 3.13. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8............................................. 51

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara............................. 5

Gambar 1.2. Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.......... 7

RINGKASAN EKSEKUTIF

alah satu unsur dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas.

Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang diterima

suatu organisasi. Dengan landasan pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

disusun berdasarkan capaian indikator kinerja output yang merupakan pelaksanaan dari

mandat yang telah diterima. Selain untuk memenuhi Inpres No. 7 Tahun 1999 yang

mensyaratkan setiap instansi pemerintah wajib menyusun suatu laporan akuntabilitas,

maka laporan ini juga merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi

kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh.

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 ini menyajikan berbagai

keberhasilan maupun kegagalan dalam bidang tugas yang diembannya. LAKIP yang disusun

ini, bersifat dukungan terhadap LAKIP BPKP Pusat. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

pada tahun 2013 untuk 8 (delapan) sasaran strategis adalah sebagai berikut:

1. Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan (butir 1, butir 2, dan butir 7) tercapai 166,24%

2. Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan (butir 8 dan butir 9) tercapai 111,85%

3. Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan (butir 10 dan butir 11) tercapai 98,73%

4. Sasaran 4: Dari 3 IKU dominan (butir 14, butir 16, dan butir 17) tercapai 157,9%

5. Sasaran 5: Dari 2 IKU dominan (butir 21 dan butir 22) tercapai 63%

6. Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan (butir 24) tercapai 235,2%

7. Sasaran 7: Dari 4 IKU dominan (butir 25, butir 27, butir 28 dan butir 31) tercapai 122,1 %

8. Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan (butir 37) tercapai 100%

Secara umum, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat melebihi

target yang yang telah ditetapkan. Faktor pendukung tercapainya IKU di atas adalah

semakin meningkatnya kepercayaan stakeholders untuk mendapatkan jasa konsultasi

maupun assurance dari Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, baik itu langsung dari

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, maupun melalui permintaan penugasan melalui

Deputi Rendal di BPKP Pusat.

Namun demikian, masih terdapat perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan tugas, antara

lain:

1. IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP, 26 Pemda, jumlah ini

naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 25 Pemda. Walaupun demikian, Pemda

yang meraih opini WTP menurun, dari 3 Pemda menjadi 2 Pemda.

s

2. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti, hanya tercapai 26,6%, hal ini disebabkan belum intensifnya hasil

pemeriksaan khususnya untuk temuan-temuan yang nilainya material.

3. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,

hanya mencapai 6%, hal ini disebabkan oleh penurunan komitmen IPD untuk

menerapkan SPIP secara konsisten.

4. Pemanfaatan sistem informasi manajemen di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

belum optimal, namun demikian capaian IKU ini masih berada di 7,5 (skala Likert),

dengan demikian, masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Faktor-faktor yang

dirasakan belum optimal pemanfaatan sistem informasi yang ada adalah rendahnya

kecepatan lalu lintas data, kapabilitas pengguna dan operator SIM, dan adanya mutasi

pegawai yang terkait dengan pengelolaan dan pengoperasian database sistem

informasi manajemen yang ada.

Prestasi capaian kinerja dan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan di tahun-tahun

berikutnya tersebut di atas akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran pada Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam upaya perbaikan pelaksanaan kinerja di masa yang

akan datang.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

1

I. PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga

Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden

mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan

pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait.

Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk

BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan

Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut:

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Sejak terbentuk pada tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali penyesuaian.

Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 103

Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 64 Tahun 2005. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas pemerintahan di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan

dan pembangunan;

2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan;

3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan

pengawasan keuangan dan pembangunan;

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan,

organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,

persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.

Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan

bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Menurut PP tersebut, BPKP adalah Auditor Presiden yang bertugas melakukan pengawasan

intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan

SPIP. Berdasarkan PP tersebut, BPKP mempunyai tugas dan fungsi baru, yaitu melakukan:

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu

(Pasal 49 ayat 2), meliputi:

a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

B

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

2

2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Pasal 59 ayat

2).

3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan kepada Menteri

Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4).

4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil

pengawasan BPKP dan APIP lainnya (Pasal 54 ayat 3).

Terkait dengan peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara, Presiden memperkuat

wewenang BPKP dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2011 tentang

Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.

Selain itu, untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan

Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,

dengan rencana aksi sebagai berikut:

1. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;

2. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian baru

yang menekankan pada soft control;

3. Menyusun peraturan sistem pengendalian intern.

B. Aspek Strategis Organisasi Semangat reformasi telah mendorong BPKP untuk melakukan reposisi dan redefinisi terhadap tugas, fungsi, dan perannya di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan dalam rangka mendukung terwujudnya tuntutan masyarakat agar Pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang PenyelenggaraanNegara yang Bersih dan Bebas KKN.

Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan keuangan dan pembangunan merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus ditangani secara sistematis dan berkelanjutan. Di sisi lain,penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan responsibilitas dan sensitivitas pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.

Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai aparat pengawasan intern pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga memfokuskan kegiatannya dalam mendorong terselenggaranya otonomi daerah, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan good government governancedan good corporate governance, optimalisasi penerimaan negara/daerah, dan berperan aktif dalam pemberantasan KKN. Lebih jauh lagi, sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berusaha berperan membantu mempercepat perbaikan manajemen pemerintahan daerah.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden seperti dinyatakan dalam

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, BPKP

berperan mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan

negara melalui fungsi Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas

kegiatan tertentu yang meliputi (Pasal 49):

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

3

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya

melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak

dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada

kementerian/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan;

Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan

pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara, Menteri Keuangan

melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya;

Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden:

Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4);

Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Disamping itu BPKP juga memiliki Layanan Produk Organisasi yang dapat dimanfaatkan

untuk mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara melalui

kegiatan layanan sebagai berikut:

Bidang Instansi Pemerintah Pusat

o Audit Keuangan Pinjaman Luar Negeri (LOAN);

o Audit Kinerja;

o Audit Operasional;

o Audit Operasional Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP);

o Evaluasi Program;

o Sosialisasi dan Pendampingan Penerapan Laporan Keuangan Instansi Pemerintah;

o Pendampingan Inventarisasi Barang Milik Negara;

o Penugasan atas Permintaan UKP4 dan KPK;

o Pendampingan Penyelenggaraan SPIP Instansi Vertikal.

o Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

o Pendampingan Penyusunan RPJMD, Renstra, Tapkin dan LAKIP Pemda;

o Sosialisasi Good Governance di Pemda;

o Manajemen Risiko Sektor Publik;

o Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

(SAKD);

o Asistensi/Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Pemda;

o Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah;

o Bimbingan Teknis Pengelolaan Asset Daerah;

o Pendampingan Reviu, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

o Sosialiasi, Asistensi, Pendampingan SPIP Pemerintah Daerah.

Bidang Akuntan Negara

o Asistensi Good Corporate Governance pada BUMN/D;

o Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

o Asistensi Penyusunan Corporate Plan (CP);

o Asistensi Manajemen Asset BUMD;

o Asistensi Key Performance Indicator/Balance Scorecard;

o Sosialisasi dan Asistensi Implementasi Badan Layanan Umum RSUD;

o Asistensi Pengembangan Manajemen Risiko;

o Audit Keuangan;

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

4

o Audit Kinerja BUMD;

o Bimbingan Teknis Pengembangan Pengendalian Intern Berbasis COSO;

o Asistensi dan Pendampingan Penerapan SAK ETAP pada PDAM.

Bidang Investigasi

o Pemeriksaan Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi

praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain;

o Pemberantasan KKN;

o Membantu pemerintah memerangi KKN dengan membentuk gugus tugas anti

korupsi dengan keahlian audit forensic;

o Membantu Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;

o Pemberian Keterangan Ahli;

o Bantuan Tenaga Auditor;

o Kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah dan KPK;

o Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Program Anti Korupsi/Fraud Control

Plan (FCP);

o Bimbingan Teknis Audit Investigasi bagi APIP;

o Diagnostic Assesment Fraud Control Plan (FCP);

o Sosialisasi Wilayah Tertib Administrasi/ Zona Integritas menuju wilayah bebas

korupsi.

Peningkatan Kapasitas SDM Berupa Pemberian Bantuan Tenaga Instruktur dan

Narasumber di Bidang:

o Akuntansi;

o Auditing;

o Manajemen Pengawasan;

o Manajemen Anggaran dan Perbendaharaan;

o Pengadaan Barang dan Jasa;

o Fasilitator Ujian Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor bagi para Pejabat

Fungsional Auditor.

Kegiatan Lainnya

o Asistensi Tata Kelola Apip;

o Penyelenggaraan Diklat SPIP bagi Instansi Vertikal dan Pemerintah Daerah;

Konsultasi pengadaan barang dan jasa.

D. Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No.KEP-

06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang telah diubah beberapa kali dan

terakhir diubah dengan keputusan Kepala BPKP nomor KEP-713/K/SU/2002, Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi

BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala

Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A)dan dibantu oleh:

Kepala Bagian Tata Usaha;

Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;

Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

Kepala Bidang Akuntan Negara;

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

5

Kepala Bidang Investigasi;

Kepala Subbagian Program dan Pelaporan;

Kepala Subbagian Keuangan;

Kepala Subbagian Kepegawaian;

Kepala Subbagian Umum;

Kelompok Pejabat Fungsional.

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal.

Posisi pegawai per 31 Desember 2013 berjumlah 186 orang, dengan rincian yang dapat dilihat

pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Posisi Pegawai per 31 Desember 2013

Jabatan Jumlah (orang)

Pejabat Struktural 10

Pejabat Fungsional Auditor 144

Fungsional Analis Kepegawaian 0 Fungsional Arsiparis 4

Fungsional Pranata Komputer 1

Fungsional Umum 27

Jumlah 186

Kepala

Perwakilan

Kepala Bidang Pengawasan

Instansi

Pemerintah Pusat

Kepala Bidang

Akuntabilitas Pemerintah

Daerah

Kelompok Jabatan

Fungsional

Kepala

Bidang Akuntan Negara

Kepala Bidang

Investigasi

Kepala Bagian Tata

Usaha

Kepala Subbagian

Prolap

Kepala Subbagian Keuangan

Kepala Subbagian

Kepegawaian

Kepala Subbagian

Umum

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

6

E. Sistematika Penyajian

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 melaporkan pencapaian kinerja

BPKP selama tahun 2013. Capaian kinerja 2014 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan

Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri

merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2014 memungkinkan dilakukannya

identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan

kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan

Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 dapat

diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

7

Gambar 1.2.

Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

Referensi Bab

PENDAHULUAN Bab I

Bab IV PENUTUP

RencanaStrategis

2010-2014

PerjanjianKinerja/Penetapan

Kinerja 2014

Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 7

II. PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama

BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra 2010–

2014. Program pada Renstra BPKP periode 2010-2014 berbeda dari Renstra

periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi

oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program BPKP

dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan

Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP.

Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

BPKP melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator

Kinerja Utama, sehingga mulai tahun 2012 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian

sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra

BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran

dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat

melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.

A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Penyusunan Renstra BPKP merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra BPKP

merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Renstra BPKP merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan

mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta

mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.

1. Pernyataan Visi

Struktur Renstra BPKP Tahun 2010-2014 mengacu pada restrukturisasi program dan

Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang

diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010.

M

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

8

Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP berisi Visi

sebagai berikut:

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh

segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai

penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.

2. Pernyataan Misi

Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh unit untuk

mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah

diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan

Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,

kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan

penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup

penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi BPKP adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan

Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Berkualitas

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

9

Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder

dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan mendorong upaya

pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu

pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk

memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara

berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.

Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin jelas

dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan

intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam

pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah

daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan

lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan

komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah,

sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.

Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat

memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar

Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP.

Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan

penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran

pengawasannya.

Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan

BPKP dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan strategis yang mendesak

untuk ditangani (current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya.

Pelaksanaan penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP

sebagai Auditor Presiden/Pemerintah.

MISI 1

Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan

Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

10

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai

pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan

pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab

atas efektivitas penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga,

gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan

penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi

pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun

2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang

langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

2) Sosialisasi SPIP;

3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;

4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta

5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian kegiatan

dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP.

Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Kegiatan pembinaan

penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan

SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun

SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar

diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap penerapan SPIP,

BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi kepada seluruh instansi

pemerintah.

Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/ kompetensi

auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas

pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.

MISI 2

Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

11

Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberikan

nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan

kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta

manakala terjadi kerja sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan

kapasitas APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda

bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan

secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.

Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki

kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota komunitas

pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang

terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama,

Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL,

maupun dengan Instansi Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan

seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta

Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM,

organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:

1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat

1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);

2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP

Nomor 60 Tahun 2008);

3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;

4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;

5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;

6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;

7) Sinergi dengan APIP lain.

Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka

membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif

MISI 3

Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

MISI 4

Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal

bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

12

melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang

dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden

terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang

berbasis web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan

informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden.

Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian

kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang

cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator

capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan

akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP

mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap

kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,

menyinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah)

sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk

memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda

Pemerintah.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan

menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan

kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

3. Tujuan

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta

berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau

implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep

Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik

BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang

berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif

Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi

Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced

scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder

utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan

pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-

tujuan strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara;

2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara;

3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus

yang merugikan keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara;

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

13

4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara;

5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara;

6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara

spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan.

Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun

waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan

pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-

2014 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD;

2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah

Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD;

4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% K/L/Pemda;

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%.

8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah

sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif

manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Indikator kinerja utama BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran

strategis BPKP. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking

yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran

utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan

manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan

mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung

tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis,

sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran

(output).

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

14

Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat

pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Uraian Indikator Kinerja Utama

Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Negara

Sasaran Strategis 1: Meningkatkan Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87.50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Tujuan 2: Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Tujuan 3: Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan

Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga

17 Persentase pelaksanaan audit investigative/PKKN/PKA

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

20 Persentase hasil telahaan pengaduan masyarakat

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

15

Tujuan 4: Terciptamya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Pemerintah yang Kompeten

Sasaran Startegis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

28 Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

31 Persentase pemanfaatan asset

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

34 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas

35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Tujuan 6: Terselengggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Pemerintah

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

6. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP menyesuaikan

program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang

ditetapkan oleh Bappenas.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh

Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK

melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

16

yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan

eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan

internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan

(pelayanan internal).

Sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas yang dilaksanakan

oleh Perwakilan BPKP, pelaksanaan kegiatan di Perwakilan Provinsi Sumatera Utara juga

mengacu pada tiga program, yaitu:

Program Teknis

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan anggaran

sebesar Rp4.988.846.000,-

Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

dengan anggaran sebesar Rp17.347.587.000,-

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan

anggaran sebesar Rp278.000.000,-

Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian

dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan

program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei

2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah.

B. PERJANJIAN KINERJA 2013

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui

pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja

utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2013 disusun

perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan

lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama

organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen

dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari

setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Pada tahun 2013, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah dimodifikasi,

perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat 45 indikator kinerja

utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan sasaran strategis dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

17

Tabel 2.2.

Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA PERUBAHAN

PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

No

PERWAKILAN BPKP SUMATERA UTARA

Satuan Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja

1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan

penyusunan Laporan Keuangan

Persen 100

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya

memperoleh opini minimal WDP

Persen 90

3 Persentase Jumlah laporan keuangan proyek

PHLN yang memperoleh opini dukungan

Wajar

Persen 90

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral

yang disampaikan ke Pusat

Persen 100

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan

presiden yang disampaikan ke Pusat

Persen 100

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan

stakeholders yang dijadikan bahan

pengambilan keputusan oleh stakeholders

Persen 95

7 Persentase BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Persen 44

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi

penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti

Persen 15

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat

Persen 100

3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

10 Persentase penghematan IPD yang

melakssanakan pelayanan sesuai standar

minimal

Persen 75

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG/KPI

Persen 100

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit

kinerja

Jumlah

BUMD

100

4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan

Sosialisasi Program Anti Korupsi

Kelompok 2

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko

fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 8

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK

Instansi 1

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim

dan penyesuaian harga

Persen 80

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/

PKKN/PKA

Persen 95

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK

oleh instansi berwenang

Persen 87

19 persentase laporan keinvestigasian yang

sesuai standar

Persen 98

20 Persentase hasil telaahan pengaduan Persen 75

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

18

masyarakat

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan

SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Pemda 23

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi

penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun

2008

Pemda 34

23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring

Sistem Pengendalian Intern

Pemda 15

6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional

dan kompeten pada 80% Pemda

24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi

penerapan JFA

Persen 25

7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

25 Persentase jumlah rencana penugasan

pengawasan yang terealisasi

Persen 100

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan

Perwakilan BPKP dengan SAP

Persen 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan

terhadap layanan kepegawaian

Skala

Likert 1-1 7.8

28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir

dalam DIPA

Persen 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas

pencairan anggaran yang diajukan sesuai

prosedur

Skala

Likert 1-10 8.25

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di

media massa

Berita 70

31 Persentase pemanfaatan asset Persen 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan

terhadap layanan sarpras

Skala

Likert 1-10 8.1

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil

audit Inspektorat

Persen 80

34 Jumlah masukan topik penelitian yang

disampaikan ke puslitbangwas

Topik 2

35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi

dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi 9

36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor

bersertifikat

Skala

Likert 1-10

7.5

8 Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan

secara efektif

Persen 75

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

19

III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

engukuran capaian kinerja tahun 2013 merupakan bagian dari

penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan

tahun 2013 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam

dokumen penetapan kinerja 2012. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran

strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyempurnakan rumusan sasaran

strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan

tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam

mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan

terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab

sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau tahun-

tahun selanjutnya (performance improvement).

Sesuai dengan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2010–2014,

kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai unit kerja terkait,

demikian juga halnya dengan capaiannya. Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara merupakan resultante capaian sasaran strategis yang terintegrasi dari

seluruh unit kerja yang ada di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dan bukan

merupakan kompilasi capaian kinerja LAKIP bidang atau bagian secara terpisah .

Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan

yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara.

Capaian atas 37 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara

ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel

3.1 berikut ini:

PPP

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

20

Tabel 3.1.

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Sasaran Strategis 1: Meningkatkan Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Persen 100 350 350

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persen 90 76,4 84,8

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persen 90 156,4 173,7

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat Persen 100 139,7 139,7

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat Persen 100 202,8 202,8

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

Persen 95 100 105,2

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Persen 44 28,13 63,93

Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87.50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 15 4 26

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Persen 100 197,7 197,7

Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persen 75 50 66,7

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 100 130,76 130,76

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 100 100 100

Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi

Kelompok 2 2 100

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Instansi 8 8 100

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Persen 1 1 100

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga

Persen 80 150 187,5

17 Persentase pelaksanaan audit investigatif/PKKN/PKA Persen 95 177 186,3

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persen 87 79,59 91,48

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

21

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 98 100 102

20 Persentase hasil telahaan pengaduan masyarakat Persen 75 100 133,3

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Persen 23 6 26

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persen 34 34 100

23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Persen 15 7 46,6

Sasaran Startegis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Persen 25 58,8 235,2

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

Persen 100 191 191

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 100 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 7,8 7,6 97,4

28 Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100 100 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala Likert 8,25 8 96,96

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Laporan 70 39 55,7

31 Persentase pemanfaatan asset Persen 100 100 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana

Skala Likert 8,1 8 98,77

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Persen 80 80 100

34 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 100

35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Persen 9 9 100

36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Persen 7,5 7,5 100

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Persen 75 75 100

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta realisasi

anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

22

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya

terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap ssaran strategis. Analisis

juga dulakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinetka

sasaran umum namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu,

analisis dilakukan dengan membandingkan capaian sasaran tahun terakhir Renstra 2014.

Analisis tentang 8 (delapan) sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat

untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah

Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga, dan

pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya

strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah

pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP dapat melakukan

pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan

oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari

BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah” pada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara diindikasikan oleh IKU yang

terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi IKU sasaran

strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan dengan target tahun

2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1.

Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan

keuangan

Persen 247 350 103 100 350

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya

memperoleh opini minimal WDP Persen 70,6 76.4 5,8 95 80,42

3.

Persentase jumlah laporan keuangan proyek

PHLN yang memperoleh opini dukungan

wajar

Persen 95 156,4 61,4 90 173,77

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral

yang disampaikan ke pusat Persen 84 139,7 55,7 100 139,7

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

23

5.

Persentase hasil pengawasan atas

permintaan presiden yang disampaikan ke

pusat

Persen 160 202,8 42,8 100 202,8

6.

Persentase hasil pengawasan atas

permintaan stakeholder yang dijadikan

bahan pengambilan keputusan oleh

stakeholders

Persen 100 100 0 95 105,2

7. Persentase BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 22 28.13 6,13 44 63.93

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dalam

rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008. Tujuan kegiatan ini

adalah untuk membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian

LKPP dan memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan

keabsahan informasi LKPP, serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Guna mendukung capaian strategis Kantor Pusat BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara, melakukan pendampingan penyusunan LKPP dukungan pada Instansi

Pemerintah Pusat (IPP) yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Hasil pendampingan

ini diharapkan dapat memberikan kontribusi meningkatkan opini dari LKPP yang

didampingi BPKP.

Capaian kinerja sasaran strategis untuk IKU ini dihitung jumlah instansi vertikal yang

mendapat pendampingan dibandingkan target dalam PKPT. Realisasi IKU pada tahun

2013 untuk sasaran ini adalah sebesar 350% dan telah melebihi dari target yang telah

ditetapkan pada tahun 2013, yaitu 100%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun

2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 117%, hal ini disebabkan

terdapat permintaan penambahan jumlah kegiatan pendampingan oleh mitra kerja

pada tahun 2013. Dengan demikian, secara umum dari realisasi IKU tahun 2013,

menunjukkan bahwa permintaan pendampingan penyusunan laporan keuangan IPP di

Sumatera Utara masih cukup tinggi, dan melebihi target tahun 2014.

Jumlah output tahun 2013 untuk kegiatan ini berupa laporan hasil bimbingan

teknis/asistensi penyusunan LKKL sebanyak 49 laporan atau 350% dari target

sebanyak 14 laporan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp88.355.000,00 atau 50,3% dari anggarannya sebesar Rp175.600.000,00 dan dengan

SDM sebanyak 2.058 OH atau 264,8% dari rencananya sebanyak 774 OH.

2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya

Memperoleh Opini Minimal WDP

IKU kedua menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 BPKP

adalah “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya

Memperoleh Opini Minimal WDP” dengan target sebesar 95%. Dalam rangka

mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of

Understanding (MoU) untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

24

pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan

IPD menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang laporan

keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang

diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 76,4% atau telah mencapai 84,4% target yang telah

ditetapkan pada tahun bersangkutan. Capaian ini meningkat sebesar 5,8% dari tahun

2012, yaitu sebesar 70,6%. Jumlah LKPD yang telah memperoleh opini WDP pada

tahun 2013 sebanyak 26 Pemda, jumlah ini meningkat dari tahun 2012, dimana pada

tahun tersebut, jumlah LKPD yang memperoleh opini WDP sebanyak 24 Pemda.

Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya pemahaman SDM di lingkungan

pemerintah daerah tentang penyajian laporan keuangan yang sesuai SAP. Berikut

perkembangan opini eksternal auditor atas laporan keuangan Pemda.

Perkembangan Opini BPK atas LKPD di Wilayah Provinsi Sumatera Utara

No.

Jenis Opini Jumlah Pemda 2010 2011 2012

1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

0 0% 3 9% 2 6%

2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

21

62% 22

65% 24 70%

3. Tidak Memberikan Pendapat (TMP)

11

32%

9

26% 7 21%

4. Tidak Wajar (TW) 2 6% - - 1 3% 6. Belum Keluar Opini - - - - - -

5. Tidak Audit - - - - - -

Jumlah 34 100% 34 100% 34

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra 2014, IKU ini telah mencapai

80,42 % dari target 95%. Ini berarti usaha Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

untuk meningkatkan opini LKPD telah berada pada jalur yang tepat, namun masih

diperlukan kerja keras dan komitmen untuk mendukung pencapaian Opini LKPD

hingga mencapai WTP.

Hambatan yang ditemukan terkait dengan peningkatan opini LKPD pada Pemda di

wilayah Provinsi Sumatera Utara masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, antara

lain:

1) Kelemahan sistem pengendalian intern;

2) Belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib;

3) Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa belum sesuai dengan ketentuan yang

.berlaku;

4) Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi

.Pemerintahan (SAP);

5) Sistem pengelolaan keuangan masih lemah

Sampai dengan akhir tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah

menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

25

rangka Pengembangan Manajemen Pemerintah Daerah dengan 34 Pemda atau seluruh

Pemda yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara

Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam Tahun

2013 ini berupa Laporan Hasil Bimtek, Laporan Asistensi Penyusunan LKPD, dan

Laporan Hasil Reviu LKPD sebanyak 145 laporan atau sebesar 725% dari target 20

laporan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp339.350.000,00 atau 133,5% dari anggaran sebesar Rp254.089.000,00 dengan

menggunakan SDM, sebanyak 6.652 OH atau 349,3% dari rencana sebanyak 1.904 OH.

3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

Dukungan Wajar

IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini Auditnya WTP”

merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari

jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 156,4% atau telah mencapai 173,7% dari target

yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan realisasi tahun 2012, capaian ini mengalami

kenaikan sebesar 78,7%, sedangkan dari target pada akhir tahun renstra 2014 sebesar

90%, target yang telah dicapai ini, lebih tinggi 83,7%. Peningkatan ini disebabkan oleh

meningkatnya pemahaman mitra kerja akan pentingnya penatausahaan laporan

keuangan.

Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam tahun

2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN sebanyak 61 laporan atau

156,4% dari target 39 laporan. Untuk mencapai IKU menggunakan dana sebesar

Rp450.415.000,00 atau 129% dari anggaran sebesar Rp349.065.000,00. SDM yang

digunakan sebanyak 1.991 OH atau 90,6% dari rencana sebanyak 2.197 OH.

4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang

bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP diberikan kewenangan yang lebih

dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan

dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan

beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP. IKU ini

diukur dengan cara menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan

target laporan yang ditetapkan dari pusat.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 139,7% atau 39,7% lebih besar dari target IKU

sebesar 100% yang telah ditetapkan pada tahun 2013, dengan demikian seluruh

kegiatan pengawasan yang direncanakan dapat direalisasi, bahkan telah melebihi

target yang ditetapkan.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

26

Dibandingkan target IKU tahun 2012 sebesar 84% terjadi kenaikan pencapaian

sebesar 55,7%. Pada tahun 2013 persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang

disampaikan ke pusat sudah melampaui target tahun 2014 yang sebesar 100%.

Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam Tahun

2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektoral sebanyak 109 laporan atau

sebesar 139,7% dari target laporan sebanyak 78 laporan. Untuk mencapai IKU

menggunakan dana sebesar Rp599.686.000,00 atau 61,2% dari anggaran sebesar

Rp979.201.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 4.308 OH atau 101,4% dari

rencana sebanyak 4.248 OH.

5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke

Pusat

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke

Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka

pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan

lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2

butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan

target laporan dari pusat. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 202,8% atau sudah lebih

besar 102,8% dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2013. Realisasi ini

mengalami kenaikan 42,8% dibandingkan realisasi tahun 2012 sebesar 160%.

Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam tahun

2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yaitu berupa 71

laporan atau sebesar 202,8% dari target 35 laporan. Kegiatan ini menggunakan dana

menggunakan dana sebesar Rp378.052.000,00 atau 102,6% dari anggaran sebesar

Rp368.256.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.574 OH atau 142% dari

rencana sebanyak 1.108 OH.

6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholder yang Dijadikan

Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan

Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk

mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 95%. IKU ini diukur dari

persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat

waktu (sesuai RPL dalam KM4).

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100%, jauh melebihi dari target yang telah

ditetapkan pada tahun 2013 yaitu sebesar 95%. Nilai ini tidak mengalami peningkatan

dari tahun 2012 yaitu 100%. Terdapat peningkatan jumlah stakeholder diantaranya

adalah Imigrasi Polonia, Lapas Pemuda Langkat, Lapas Kelas IA Tanjung Gusta, Lapas

Kelas IIA Humbang Hasundutan, Lapas Kelas IIA Siantar, Lapas Narkotika Simalungun,

Balai Karantina Perikanan Kelas I, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Madina. Peningkatan ini disebabkan oleh kepercayaan stakeholder atas advice yang

diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Realisasi tahun 2013 juga telah

melampaui target tahun 2014, yaitu sebesar 95%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

27

Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa laporan hasil pengawasan atas permintaan

stakeholder sebanyak 43 laporan dari target 1 laporan. Kegiatan untuk mendukung

IKU menggunakan dana sebesar Rp365.243.000,00 dari anggaran sebesar

Rp6.000.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.291 OH dari rencana sebanyak

85 OH.

7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58

ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan

menyampaikan laporan keuangan yang meliputi: laporan realisasi anggaran, neraca,

dan catatan atas laporan keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada

Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan sumber daya manusia BUMD yang pada umumnya masih

belum memadai, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara berperan aktif dalam

pendampingan penyusunan laporan keuangan BUMD di lingkungan Provinsi Sumatera

Utara agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu

pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian sasaran strategis 1 dengan IKU

“BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi.”

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 28.13%, atau masih di bawah target yang

seharusnya, yaitu 44%. Tidak tercapainya IKU tahun 2013 disebabkan beberapa

faktor, antara lain disebabkan keterbatasan anggaran Bidang AN untuk melakukan

asistensi pada BUMD yang membutuhkan.

Namun, capaian tahun 2013 ini sudah mengalami peningkatan dari tahun 2012,

dimana pada tahun 2012 hanya mencapai 22%, hal ini disebabkan pada tahun 2013,

adanya kenaikan jumlah permintaan pendampingan. Capaian IKU tahun 2013

dibandingkan target IKU akhir periode Renstra tahun 2014 baru mencapai 50%,

dengan demikian kegiatan ini masih perlu ditingkatkan pada tahun ke depan.

Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa laporan kegiatan bimtek/asistensi

penyusunan LK BUMD sebanyak 11 laporan atau 110% dari jumlah 10 laporan yang

direncanakan. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp77.185.000,00 atau 78.85% dari anggaran sebesar Rp97.885.000,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 763 OH atau 104,8% dari rencana sebanyak 728 OH.

Sasaran Strategis 2:

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

memiliki dua IKU. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

28

Tabel 3.3

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1.

Persentase hasil pengawasan

optimalisasi penerimaan

negara/daerah yang ditindaklanjuti

Persen 6 4 (2) 18 22

2. Persentase hasil pengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat Persen 155 197,7 42,7 100 197,7

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP

menetapkan “Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah

yang Ditindaklanjuti” Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah setoran sampai

dengan tahun berjalan dibandingkan dengan Jumlah tindak lanjut

(rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit

OPN/OPAD.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 4%, mengalami penurunan dibandingkan capaian

tahun 2012, yaitu sebesar 6%. Realisasi tahun 2013 hanya mencapai 26% dari target

kinerja yang telah ditentukan yaitu sebesar 15%. Penurunan ini disebabkan

rendahnya kesadaran pihak obrik untuk melaksanakan tindak lanjut hasil

pengawasan. Untuk tahun 2014, telah tercapai target sebesar 22% dari target yang

diharapkan pada tahun 2014 sebesar 18%. Walaupun demikian, Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara tetap harus mengintensifkan penyelesaian TL melalui

kegiatan pemutakhiran data dan monitoring tindak lanjut.

2. Persentase Hasil Pengawasan Bendahara Umum Negara (BUN) yang

Disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, Pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan

intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum

Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan.

Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Sumatera

Utara membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan

ke Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke pusat

dibandingkan target laporan dari pusat. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 197,7%

mengalami kenaikan sebesar 42,7% dibandingkan tahun 2012 sebesar 155%.

Capaian IKU dibandingkan target Renstra tahun 2014 atau mencapai 197,7%

dibandingkan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

29

Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan BUN sebanyak

174 laporan atau 197,7% dari 88 laporan kegiatan yang direncanakan. Kegiatan untuk

mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp598.490.000,00 atau 101,3% dari

anggaran sebesar Rp590.714.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 2.407 OH atau

113,5% dari rencana sebanyak 2.120 OH.

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada

75% BUMN/BUMD

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan

pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan

pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang

secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk

menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam

rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun

suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan

proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil

usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan

peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar

modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban

menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan

akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan

Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan Terselenggaranya GG pada

75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal dan

BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang dilakukan sosialisasi atau asistensi GCG atau KPI .

Bersama IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.4.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

30

Tabel 3.4.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1. Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persen 70 50 (20) 80 62,5

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 266,67 130,76 (135,91) 100 130,76

3. Persentase BUMD yang dilakukan audit

kinerja Persen 81 100 19 100 100

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan

Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap Pemda

untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan

Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan

dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah

dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1

tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh

kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan

bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh

karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP mendukung

pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini diukur dengan menghitung

jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD

yang diaudit kinerja pelayanan.

Pada tahun 2013 jumlah IPD yang diambil kinerja pelayanan sebanyak 4 (empat)

Pemda, dan pada masing-masing Pemda dilakukan Audit terhadap 2 (dua) Standar

Pelayanan Minimal atau untuk 2 (dua) urusan wajib, yaitu urusan kesehatan dan

urusan pendidikan. Dari hasil audit yang dilaksanakan, baru 50% dari indikator

standar pelayanan minimal yang dicantumkan oleh IPD yang diaudit.

Persentase IPD yang sudah mencantumkan Standar Pelayan Minimal (SPM) Tahun

2013 sebanyak 50%. Berdasarkan target yang ditetapkan, capaian kinerja adalah 75%.

Target pembinaan sampai akhir tahun 2014 sebesar 80%. Capaian tahun 2013 baru

mencapai 62,5% dari target akhir Renstra yang telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilaksanakan juga terkait dengan pengawasan atas kinerja pelayanan

publik bidang keuangan daerah yang dilaksanakan selama tahun 2013, yaitu evaluasi

LAKIP Pemda. Evaluasi LAKIP dilakukan terhadap 17 Pemda yang menyusun LAKIP

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

31

tahun 2011. Hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda memberikan nilai LAKIP sebagai

berikut:

a. Nilai C atau “Kurang”, sebanyak 9 Pemda

b. Nilai D atau “Sangat Kurang”, sebanyak 8 Pemda

Sedangkan hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda tahun 2012 yang dilakukan

terhadap 5 (lima) Pemda, yaitu:

a. Nilai C atau “Kurang”, sebanyak 1 Pemda

b. Nilai D atau “Sangat Kurang”, sebanyak 4 Pemda

Jumlah output kegiatan tahun 2013 terkait IKU ini berupa laporan hasil pengawasan

atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan Daerah sebanyak 62 laporan dari 18

laporan yang direncanakan atau 163,5%. IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp384.290.000,00 atau 163,5% dari anggaran sebesar Rp234.988.000,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 1.879 OH atau 206% dari rencana sebanyak 910 OH.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi

GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa

manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan

dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI

dibandingkan target PKPT

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 130,76% sedangkan capain IKU tahun 2012 adalah

sebesar 267%. Pada tahun 2013, capaian IKU telah melebihi target yang ditetapkan,

hal ini disebabkan oleh kebutuhan BUMN/D/BLU/D atas kegiatan GCG/KPI masih

tinggi. Dibanding dengan tahun 2012, terjadi penurunan sebesar 136,24% namun

realisasi kegiatan ini masih melebihi target IKU.

Tahun 2014 diharapkan capaian IKU sebesar 100% artinya seluruh permintaan akan

asistensi akan dapat diakomodasi dalam perencanaan.

Jumlah kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor

korporat sebanyak 17 laporan dar 13 laporan kegiatan yang direncanakan atau

130,76%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp86.500.000,00 atau 40,38% dari anggaran sebesar Rp214.212.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 3.059 OH atau 109,8% dari rencana sebanyak 2.785 OH.

3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja”, dimaksudkan untuk

mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan tata kelola BUMD.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

32

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan

target PKPT.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100%, sedangkan capaian IKU tahun 2012 adalah

sebesar 81%. Dengan demikian, terjadi peningkatan capaian sebesar 19%

dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya arahan dari

Deputi Bidang Akuntan Negara mengenai jumlah minimal PDAM yang harus diaudit

kinerja pada tahun 2013.

Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja

BUMD sebanyak 26 laporan dari 19 laporan yang direncanakan. Kegiatan untuk

mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp366.645.000,00 atau 173,6% dari

anggaran sebesar Rp211.128.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.733 OH

atau 140,3% dari rencana sebanyak 1.235 OH.

Sasaran Strategis 4:

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang

2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan

Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah

menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan

yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta

Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:

1. Pencegahan tindak pidana korupsi;

2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;

5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;

6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara mengambil peran dalam mendukung enam strategi

pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan

mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP).

Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, berperan dalam

melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai

pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi.

Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan

dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

33

Tabel 3.5.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1. Kelompok masyarakat yang mendapatkan

sosialisasi program anti korupsi Kelompok 3 2 (1) 2 100

2.

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Jumlah

Instansi 8 8 0 8 100

3.

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD

yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK

Persen 1 1 0 1 100

4. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP,

klaim, dan penyesuaian harga Persen 76,9 150 73,1 85 176,4

5. Persentase pelaksanaan audit

investigatif/PKKN/PKA Persen 183 163,9 (19,1) 97 89,56

6. Persentase TL hasil audit investigasi non

TPK oleh instansi berwenang Persen 87,51 79,59 (7,92) 90 88,43

7. Persentase laporan keinvestigasian yang

sesuai standar Persen 100 100 0 98 102,04

8. Persentase hasil telahaan pengaduan

masyarakat Persen 70 100 30 80 125

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti

Korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan

good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa Kelompok masyarakat yang

mendapatkan sosialisasi program anti korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata

pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei

dengan pengisian kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi,

forum koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,

pembinaan/quality assurance.

Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya

pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang

anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa

depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah

kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam

bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko

terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap

korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan. Perhitungan Capaian IKU ini

adalah Jumlah Kelompok masyarakat yang mendapat Sosialisasi Anti Korupsi.

Capaian IKU kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi anti korupsi tahun 2013

sebesar 100%, dari target 2 segmen kelompok masyarakat yang menjadi sasaran yaitu

mahasiswa dan masyarakat penerima/calon penerima bantuan sosial. Jumlah target

kelompok masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi mengalami penurunan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

34

dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 1 kelompok. Akan tetapi, jumlah yang

ditargetkan pada tahun 2013 telah terpenuhi jumlah ini dengan target tahun 2014

yang hanya 2 segmen kelompok masyarakat. Dalam jangka panjang, sosialisasi tetap

dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Jumlah output kegiatan tahun 2013 sosialisasi anti korupsi berupa laporan hasil

sosialisasi masalah korupsi sebanyak 18 laporan atau 300% dari 6 laporan kegiatan

yang direncanakan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp.125.964.000,00 atau 206,3% dari anggaran berupa Rp61.054.000,00 dan dengan

SDM sebanyak 245 OH atau 275,2% dari rencana sebanyak 89 OH.

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mengimplementasikan Fraud

Control Plan (FCP)

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan

kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,

menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi

merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan

Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai,

Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan

Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar

Perilaku, dan Disiplin.

Pada tahun 2013 FCP yang dilaksanakan di Sumatera Utara difokuskan pada Instansi

Pemerintah Daerah (IPD). IKU “Jumlah IPD yang mengimplementasikan FCP” dalam

upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui

pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara.

Jumlah instansi yang mengimplementasikan Fraud Control Plan pada tahun 2013

adalah sebanyak 8 instansi Pemerintah atau 100% dari target IKU telah dapat dicapai.

Jumlah yang sama juga telah dicapai pada tahun 2012. Untuk Tahun 2014 juga

ditargetkan 8 instansi Pemerintah, yang menjadi target pengimplementasian FCP.

Jumlah output tahun 2013 berupa laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP

sebanyak 11 laporan dari 9 laporan kegiatan yang direncanakan atau 122,2%.

Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp59.980.000,00 atau

sebesar 56,7% dari anggaran sebesar Rp105.606.000 dengan menggunakan SDM

sebanyak 261 OH atau 79% dari rencana sebanyak 330 OH.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Kajian Peraturan yang

Berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya

pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

35

instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan

rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan

yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.

Pada tahun 2013, kajian peraturan yang berpotensi TPK dilaksanakan pada 1 (satu)

BUMN, yaitu PLN. Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan

yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan

kegiatan.

Jumlah BUMN yang membuat dan mengkoreksi kebijakan dalam tahun 2013 sebanyak

1 instansi (PLN), terkait kajian hasil pengawasan terhadap penerapan Keputusan

Direksi PLN No. 100.K/010/Dir/2004 tanggal 07 Juni 2004 dan No.

200.K/010/Dir/2004 tanggal 28 September 2004 dalam kontrak No.

011/PJ.PLN2008/131/PIKITRINGSUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008. Realisasi

tahun 2013 ini juga jika dibandingkan dengan target 2014, telah memenuhi target.

4. Persentase Terselesaikannya Kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit

klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat

keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran

strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim

ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyelesaian tindak lanjut dari rekomendasi

yang tertuang dalam laporan audit maupun HKP atas kasus yang bersangkutan.

Realisasi capaian IKU pada tahun 2013 sebesar 150%. Jika dibandingkan dengan target

2013, realisasinya telah 70% lebih tinggi. Realisasi tahun 2013 ini juga lebih tinggi dari

realisasi tahun 2012, yaitu 76,9%. Target untuk tahun 2014 sebesar 85%, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 176,4%.

Terkait dengan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan, pada tahun 2013,

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah memberikan rekomendasi

penyelesaian status ruas Jalan Mariam Ginting Kabanjahe, Kabupaten Karo yang akan

dijadikan ruas jalan nasional.

Pada tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah melakukan 5

kegiatan penyesuaian harga, yaitu penyesuaian harga atas pekerjaan air navigation

system pembangunan Bandara Medan Baru, perbaikan tanah dan aeronautical

pavement runway pembangunan Bandara Medan Baru (paket 4), pekerjaan bangunan

umum pembangunan Bandara Medan Baru (paket 6a), pekerjaan bangunan

operasional pembangunan Bandara Medan Baru (paket 6c), dan pekerjaan pengadaan

pemasangan tower serta pondasi T/L 275KV Sarulla-Padang Sidimpuan.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

36

Tahun 2013, terdapat permintaan untuk melakukan audit klaim dari Pemko Medan,

namun setelah dilakukan ekspose ternyata tidak memenuhi kriteria untuk dilakukan

audit klaim.

Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Evaluasi atas HKP, dan

audit investigatif atas penyesuaian harga dan Klaim sebanyak 11 laporan dari 5

laporan kegiatan yang direncanakan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan

dana sebesar Rp83.150.000,00 atau sebesar 80% dari anggaran sebesar

Rp103.882.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 532 OH atau 116,9% dari

rencana sebanyak 455 OH.

5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigatif, PKKN, dan PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan

pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya

kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP

menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan

demikian, “Persentase Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum” menjadi

salah satu IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.

Dalam tahun 2013, audit yang dilaksanakan, baik Audit Investigasi maupun PKKN

atas permintaan Penyidik Kepolisian dan Kejaksaan berjumlah 46 (empat puluh

enam) kasus dengan total kerugian keuangan negara Rp87.585.920.668,81. Dari

jumlah tersebut, 36 (tiga puluh enam) kasus (78,2%) dengan nilai kerugian keuangan

negara Rp81.801.080.689,79 (93,3%) adalah audit dalam Rangka Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara, sedangkan 10 (sepuluh) kasus (21,8%), dengan nilai

kerugian keuangan negara Rp5.784.839.979,02 (6,7%) merupakan Audit Investigasi.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyerahan/pelimpahan kasus melalui

penerbitan dan penyerahan laporan yang ditangani BPKP kepada instansi penegak

hukum.

Realisasi penyerahan laporan hasil audit investigasi dan pemberian keterangan ahli

tahun 2013 sebesar 163,9% , seperti terlihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.6.

Realisasi Penyerahan Laporan Investigasi/PKKN kepada

Instansi Penegak Hukum No Uraian Penerimaan

Kasus dari IPH

Realisasi

Penyerahan

Laporan ke IPH

Outcome

%

1. Audit Investigatif 14 10

163,9%

2. Audit Penghitungan Kerugian

Keuangan Negara

28 36

3. Pemberian Keterangan Ahli 55 113

Jumlah 97 159

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

37

Target IKU tahun tahun 2013 sebesar 95% dari kasus yang diterima dari IPH telah

selesai dan dilaporkan ke Instansi Penegak Hukum. Capaian kinerja tahun 2013

sebesar 163,9%, nilai ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja

2013 terhadap target 2014 sudah mencapai 89,56%.

Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Audit Investigasi,

Perhitungan Keuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan

Instansi Penyidik sebanyak 161 laporan dari 86 laporan kegiatan yang ditragetkan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp781.373.000,00 atau

sebesar 111,1% dari anggaran sebesar Rp703.075.000,00 dengan menggunakan SDM

sebanyak 4.700 OH atau 134,4% dari rencana sebanyak 3.495 OH.

6. Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non-TPK oleh Instansi Berwenang

Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian

keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk

ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya

pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara.

Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh

instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi

non tindak pidana korupsi pada suatu instansi pemerintah/BUMN/BUMD yang

disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi

yang disarankan.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang

disampaikan kepada instansi yang berwenang.

Capaian IKU tahun 2013 sebesar 79,59 atau 91,48% dari target kinerja, dengan target

kinerja 87%. Target ini masih harus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas hasil

audit, dengan demikian diharapakn target akhir tahun Renstra Tahun 2014 sebesar

90% Hasil Audit Investigasi ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum dapat

tercapai.

7. Persentase Keinvestigasian yang Sesuai Standar

Salah satu bentuk akuntabilitas penugasan investigatif terletak pada pemenuhan

standar pelaporan hasil penugasan. Hal ini berdampak pada efektivitas pengungkapan

dan penanganan kasus yang berindikasi KKN dalam rangka peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Untuk itu, dalam

Renstranya, BPKP membentuk IKU “Persentase Telaahan Terhadap Laporan

Penugasan Investigasi yang Memenuhi Standar.”

Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan penugasan investigatif

yang memenuhi standar dibandingkan dengan jumlah laporan yang ditelaah.

Capaian IKU tahun 2013 adalah sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 telah melebihi

target yang telah ditetapkan pada tahun 2013, yaitu 98%. Capaian ini sama dengan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

38

capaian tahun 2012. Capaian IKU ini diharapkan dapat dipertahankan hingga tahun

2014.

8. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap

akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan

pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi BPKP

dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat

pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara, dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU

dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan, Pengaduan

Masyarakat yang Ditindaklanjuti dihitung berdasarkan persentase jumlah hasil

telaahan dibandingkan dengan jumlah pengaduan yang masuk. Capaian IKU tahun

2013 sebesar 100% dan sudah lebih tinggi 25% dari target yang ditetapkan. Hal ini

menunjukkan bahwa telah semua pengaduan yang masuk telah dibuat penelaahannya,

tidak hanya itu, banyaknya surat pengaduan yang masuk juga cukup berkontribusi

dalam peningkatan realisasi tahun 2013. Capaian ini meningkat dari tahun

sebelumnya yang hanya 70%. Capaian ini perlu dipertahankan hingga tahun

berikutnya.

Sasaran Strategis 5:

Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. Sesuai pasal 59 PP Nomor 60

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP bertanggung jawab melakukan

pembinaan SPIP. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah

dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang

efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Semakin banyak Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,

diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan

semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis

tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan

dalam Tabel 3.7.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

39

Tabel 3.7.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1.

Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP

Nomor 60 Tahun 2008

Persen 9 6 (3) 70 8,57

2.

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi

penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor

60 Tahun 2008

Pemda 34 34 0 34 100

3. Jumlah Pemda yang dilakukan

monitoring Sistem Pengendalian Intern Pemda 9 7 (2) 23 30,34

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas.

Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka

IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur

dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh

Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem

pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008,

karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas

keandalan sistem pengendalian intern Pemda.

Dari 34 Pemda di wilayah Provinsi Sumatera Utara, jumlah Pemda yang yang telah

menyelenggarakan SPIP sesuai PP No. 60 Tahun 2008 ada 8 (delapan) Pemda, yaitu

Kabupaten Langkat, Kabupaten Asahan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten

Tapanuli Selatan, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Pakpak Bharat. Namun

demikian, jumlah Pemda yang LKPD-nya memperoleh opini WTP baru 3 (tiga) Pemda

atau 6% dari jumlah Pemda yang ada.

Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 23%, maka capaian IKU ini adalah

sebesar 26%. Penurunan realisasi dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan oleh

beberapa Pemda belum dapat mempertahankan capaian opini pada tahun

sebelumnya. Pemda yang mengalami penurunan opini LKPD tahun 2012 adalah Kota

Sibolga.

Namun demikian, capaian ini masih jauh dari target Renstra pada tahun 2014. Pada

tahun 2014 diharapkan 70% LKPD telah mendapat Opini WTP, untuk itu Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara berupaya mendorong Pemda untuk mencapai target

tersebut.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

40

Penyelenggaraan SPIP merupakan landasan utama untuk pencapaian WTP, namun

pencapaian IKU juga didukung dengan pencapaian IKU lain yang terkait dengan

peningkatan kualitas LKPD.

2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP Nomor

60 Tahun 2008

IKU “Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor

60 Tahun 2008” dihitung berdasarkan jumlah Pemda di Provinsi Sumatera Utara yang

telah mendapatan asistensi penyelenggaraan SPIP.

Pada tahun 2012 BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah melakukan

sosialisasi SPIP kepada beberapa Pemda di Provinsi Sumatera Utara. Sosialisasi ini

ditindaklanjuti dengan pemberian konsultasi dan bimbingan teknis penyelenggaraan

SPIP terhadap Pemda-Pemda tersebut.

Seluruh Pemda di Wilayah Provinsi Sumatera Utara telah memperoleh asistensi

penyelenggaraan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun, hal ini ditunjukkan hingga

tahun 2013, telah berhasil disusun dan ditetapkan Peraturan Kepala Daerah(Perkada)

SPIP di 34 Pemda di Provinsi Sumatera Utara atau 100% Pemda telah memperoleh

asistensi Penyelenggaraan SPIP hingga tahun 2013. Dengan demikian, target IKU

hingga tahun 2014, 100% dari jumlah Pemda di Provinsi Sumatera Utara memperoleh

asistensi SPIP telah berhasil dicapai.

Walaupun secara kuantitatif seluruh Pemda telah mendapat asistensi

penyelenggaraan SPIP, peningkatan kualitas penyelenggaran masih terus

dilaksanakan terkait pencapaian target opini LKPD yang maksimal, untuk memperoleh

opini WTP atas LKPD. Kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan Asistensi

Penyelenggaraan SPIP pada tahun 2013 meliputi:

1. Diklat SPIP

2. Bimbingan Teknis SPIP;

3. Pendampingan Diagnostic Assessment Penerapan SPIP;

4. Pemetaan dan Perbaikan SPIP;

5. Evaluasi Tata Kelola APIP pada Inspektorat;

6. Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP).

Sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan tata kelola APIP pada inspektorat jumlah

output kegiatan pada tahun 2013 berupa Laporan Hasil Assistensi Penyelenggaraan

SPIP sebanyak 25 laporan dari target 21 laporan kegiatan yang direncanakan atau

119%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana

sebesar Rp238.452.000,00 atau 85,15% dari anggaran sebesar Rp280.036.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 528 OH atau 89,6% dari rencana sebanyak 589

OH.

3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

Untuk menindaklanjuti asistensi penyelenggaraan SPIP yang dilakukan oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, dilakukan monitoring terhadap

pelaksanaan SPIP pada Pemda-Pemda di Provinsi Sumatera Utara.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

41

Jumlah Pemda yang dimonitoring penyelenggaraan SPIP sampai dengan akhir tahun

2013 sebanyak 7 Pemda dari 34 Pemda yang ada, yaitu Pemkab Tebing Tinggi,

Pemkab Serdang Bedagai, Pemkab Langkat, Pemkab Padang Sidempuan, Pemkab

Labuhan Batu Utara, Pemkab Pematang Siantar, dan Pemkab Tapanuli Utara.

Realisasi tahun 2013 suadh terdapat 7 Pemda yang dilakukan monitoring Sistem

Pengendalian Intern (SPI), namun jumlah ini masih belum mencapai target yang telah

ditetapkan pada tahun 2013, yaitu sebanyak 15 Pemda. Dibandingkan target tahun

2014 capaian IKU tahun 2013 baru mencapai 30,43% dari target akhir periode

Renstra tahun 2014 sebanyak 23 Pemda atau 70% dari seluruh Pemda yang

ditargetkan memperoleh opini WTP pada tahun 2014 harus telah dimonitoring

penyelenggaraan SPIP-nya.

Sasaran Strategi 6:

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten pada 80% Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah

Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)

mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan

tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan

profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan

menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki

penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian

spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut.

SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai

dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan

ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan

nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang

merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait

dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan

pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki

pegawai.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan

yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat

pembinaan yang dilakukan BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku instansi Pembina JFA

dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP di Provinsi Sumatera Utara. Realisasi IKU

sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014

disajikan dalam Tabel 3.8.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

42

Tabel 3.8.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1. Persentase Pemda yang dilakukan

asistensi penerapan JFA Persen 11 58,8 47,8 80 73,5

Penjabaran mengenai IKU dari Sasaran Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan

intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Untuk mewujudkan peran BPKP sebagai Pembina APIP, Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara telah melaksanakan asistensi penerapan JFA pada Inspektorat-

Inspektorat Pemda di Provinsi Sumatera Utara. Asistensi itu diberikan berupa

sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan APIP. Dengan asistensi ini, diharapkan

Pemda-Pemda pada Provinsi Sumatera Utara bisa menerapkan JFA dalam instansi

APIP mereka.

Jumlah Pemda yang diasistensi penerapan JFA yang menjadi target IKU sampai

dengan tahun 2013 sebanyak 25 Pemda atau 73,52% dari jumlah pemda yang ada.

Jumlah ini meningkat secara signifikan dibandingkan capaian hingga tahun 2012

sebesar yaitu sebesar 11%. Target akhir periode Renstra tahun 2014 adalah sebesar

80%, dengan demikian capaian hingga saat ini sudah hampir memenuhi target Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014. Kenaikan capaian kinerja

tahun 2013 disebabkan pelaksanaan kegiatan percepatan pemenuhan kebutuhan

formasi auditor pada Inspektorat di Wilayah Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan

Perka BPKP No. 18 tahun 2013 tentang Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional

Auditor Melalui Pemindahan Jabatan dengan Perlakuan Khusus di Lingkungan Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah. Pelaksanaan Asistensi Penerapan JFA dilakukan pada

19 Inspektorat yang pegawainya akan mengikuti ujian Inpassing.

Jumlah output kegiatan tahun 2013, berupa Laporan Jumlah Sosialisasi dan Bimtek

Penerapan JFA APIP Daerah sebanyak 13 laporan kegiatan atau 130% dari yang 10

direncanakan. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp115.320.000,00 atau 121,5% dari anggaran sebesar Rp94.901.000,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 226 OH atau 150,6% dari rencana sebanyak 150 OH.

Sasaran Strategis 7:

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai

dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

43

kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan

SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya

penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti

perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan

kinerja yang terbaik pula.

Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai

kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang

diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas

pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan

BPKP yang diperoleh dari BPK RI.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait

langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan.

Bersama dua belas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan

dengan tahun 2013 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1. Persentase jumlah rencana penugasan

pengawasan yang terealisasi Persen 160 191 31 100 191

2. Persentase kesesuaian laporan

keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 100 0 100 100

3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan

terhadap layanan kepegawaian

Skala

Likert 7,6 7,6 0 8 95

4. Persentase Pagu Dana yang tidak

diblokir dalam DIPA Persen 100 100 0 100 100

5.

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan

atas pencairan anggaran yang diajukan

sesuai prosedur

Skala

Likert 8 8 0 8,3 96,38

6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan

BPKP di media massa Berita 70 39 (31) 70 55,7

7. Persentase pemanfaatan aset Persen 100 100 0 100 100

8. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan

terhadap layanan sarana dan prasarana

Skala

Likert 7,9 8 0,1 8,3 96,38

9. Persentase tindak lanjut rekomendasi

hasil audit Inspektorat Persen 80 80 0 80 100

10. Jumlah masukan topik penelitian yang

disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 0 2 100

11. Jumlah instansi APIP yang telah Instansi 7 9 2 11 81,81

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

44

disosialisasi dan atau di-assessment

tata kelola APIP

12. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas

auditor bersertifikat

Skala

Likert 7,5 7,5 0 8 93,7

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur

dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana

penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013 sebesar 100%.

Realisasi IKU pada tahun 2013 dengan rincian yang tampak pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10.

Realisasi Indikator Kinerja Utama

Persentase Jumlah Rencana

Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Kelompok Penugasan Rencana

Penugasan

Realisasi

Penugasan

Capaian

%

(1) (2) (3) (2/3)

Assurance/pengawasan 384 628 163,5

Consulting, bimtek sosialisasi 113 316 279,6

Total 497 944 191

Capaian IKU tahun 2013 yang merupakan jumlah rencana penugasan pengawasan

yang terealisasi dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 191%, sedangkan

capaian tahun 2013 sebesar 191%. Tahun 2014 diharapkan deviasi capaian IKU dari

rencana tidak terlalu besar artinya seluruh kegiatan dan anggaran sudah dapat

diakomodasi dalam perencanaan yang disusun.

Capaian yang jauh melebihi rencana dimungkinkan dengan adanya kegiatan yang

merupakan kerjasama dengan mitrakerja Pemda dan BUMN/D di wilayah Provinsi

Sumatera Utara dan Penugasan jasa konsultasi dan penugasan audit/evaluasi oleh

kantor pusat dengan menggunakan dana mitra kerja.

Jumlah penugasan yang menggunakan dana mitra kerja menurut bidang pelaksana

tahun 2013 sebesar Rp3.449.051.000,00 cukup signfikan dibandingkan anggaran

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 yang tersedia

dalam DIPA sebesar Rp4.988.846.000,00. Rincian realisasi perencanaan penugasan dan

sumber dana selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

45

Tabel 3.11.

Realisasi PP dan Sumber Dana Tahun 2013

No Bidang PP Sumber Pendanaan Total (dalam ribuan rupiah) DIPA Dana

Mitra

Kantor

Pusat

1 Tata Usaha 1 0 0 0 38.347

2 IPP 240 1.661.600.774 1.149.487 0 2.819.618

3 APD 402 1.540.945.441 1.861.585 16.410 3.594.165

4 Investigasi 231 1.199.461.991 0 26.035 1.135.372

5 Akuntan Negara 79 543.063.221 437.969 17.670 985.969

Total 953 4.945.071.427 3.449.051 60.115 8.573.481

2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat

kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dengan SAP.

IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat

untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan

laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan

perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan.

Hasil reviu dari Inspektorat BPKP Pusat menunjukkan tidak ada catatan mengenai

laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 hal ini

menunjukkan laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provisi Sumatera Utara telah

memberi dukungan positif terhadap usaha pencapaian opini WTP BPKP. Realisasi IKU

sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar

100%, maka capaian kinerja sudah terpenuhi. Realisasi tahun 2013 sama dengan

realisasi tahun 2012, dan sudah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014.

Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran

sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.

3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian

Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan

berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut

dilandasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good

governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan

baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai

terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk

perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal yang

dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

46

Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan

pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain: (a) Sistem rekrutmen yang

transparan dan berbasis kompetensi; (b) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai,

kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat

waktu; (c) Struktur kelembagaan (organisasi dan tata kerja) yang proporsional, efektif,

dan efisien terus disesuaikan secara bertahap; serta (d) Penandatanganan pakta

integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun

untuk seluruh pegawai.

Target IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian”

pada tahun 2013 adalah sebesar 7,6 dari skala Likert 1-10. Realisasi IKU ini dalam

tahun 2013 adalah sebesar 7,6 atau mencapai 100% dari rencana. Capaian ini sudah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 namun, masih lebih rendah dari

target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,00. Namun kondisi yang masih

memerlukan peningkatan terkait pelayanan kepegawaian antara lain pelayanan

pemrosesan angka kredit pegawai fungsional auditor dan pengelolaan database

pegawai dalam Sispedap.

4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen

anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir

atau diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 sebesar

Rp22.360.793.000,00, dengan jumlah dana DIPA yang tidak diblokir sebesar

Rp22.360.793.000,00 atau 100% dari total pagu dana DIPA tahun 2013. Hal ini

dimungkinkan karena pada saat penyusunan DIPA Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara telah melalui reviu atas kelengkapan data pendukung secara intensif

oleh Biro Keuangan BPKP dan Direktorat Jendral Anggaran RI.

Target IKU sebesar 100%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU

adalah sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 tersebut mencapai 100% dari target akhir

periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan

Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara

keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang

harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang

mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran

harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

47

berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas

pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang

telah dianggarkan.

Target IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang

Diajukan Sesuai Prosedur” pada tahun 2013 adalah sebesar 8 dari skala Likert 1-10.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 8 atau mencapai 100% dari

rencana. Namun, masih lebih rendah dari target akhir periode renstra tahun 2014

sebesar 8,50.

6. Jumlah Publikasi Kegiatan BPKP di Media Massa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang

terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh

karena itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja. Salah satu cara cara

untuk membentuk persepsi publik tersebut adalah dengan mempublikasi kegiatan-

kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara di media massa.

Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengidentifikasikan jumlah berita tentang

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang dimuat di media masa.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 39 berita atau hanya mencapai 55,7% dari target

yang telah ditetapkan. Realisasi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan realisasi

tahun 2012 sebesar 70 berita, atau mencapai 55,7% dari target akhir periode Renstra

2014 sebesar 70 berita, hal ini terutama disebabkan tidak tersedia anggaran secara

khusus untuk melakukan publikasi terhadap kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara di media massa.

7. Persentase Pemanfaatan Aset

Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan

pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha,

perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan kerja.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

48

Tabel 3.12.

Total Nilai Asset yang Dikuasai Perwakilan BPKP Sumatera Utara

Hingga 31 Desember 2013

Total nilai asset yang dikuasai Perwakilan BPKP Sumatera Utara hingga 31 Desember

2013 senilai Rp108.512.231.716,00 yang terdiri atas:

No Uraian Nilai

(Rp)

1 Tanah 66.726.722.433

2 Peralatan dan Mesin 5.736.490.098

3 Gedung dan Bangunan 35.602.278.283

4 Jalan Irigasi dan Jaringan 386.632.989

5 Aset Tetap Lainnya 60.107.913

108.512.231.716

Dalam tahun 2013, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah 100% dari

target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aset yang diadakan

pada tahun 2013 telah didistribusikan dan dimanfaatkan dengan baik pada tahun itu

juga.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan akan

terus dipertahankan hingga akhir periode Renstra tahun 2014.

8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Sarana dan

Prasarana

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan

pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP. IKU ini diukur dari

persentase persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat

diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.

IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana”

merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 8,1 dari skala likert

1-10. Pada tahun 2013 capaian IKU ini adalah 8,1 pada skala likert. Target layanan

prasarana telah tercapai 100%. Target higga tahun 2014 adalah sebesar 8.3 pada skala

likert. Target ini diharapkan dapat dicapai pada tahun 2014.

Hal-hal yang harus dilaksanakan untuk pencapaian IKU tahun 2014 antara lain :

o Melengkapi sarana pengolahan data untuk meningkatkan pelaksanaan tugas.

o Membenahi jaringan LAN dan akses ke WAN BPKP sehingga pengelolaan

database ke jaringan WAN BPKP dan kecepatan akses internet untuk memperoleh

data/informasi terkait penugasan dapat ditingkatkan

o Melakukan penggantian inventaris kantor sarana penyimpanan yang sudah tidak

memadai dan sudah rusak.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

49

9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain

bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan

kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan

bagian dari fungsi early-warning system dalam pengembangan dan perbaikan

operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.

IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100. IKU ini diukur

dengan menghitung jumlah antara rekomendasi dari Inspektorat BPKP Pusat yang

telah ditindaklanjuti oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, dibandingkan

dengan jumlah rekomendasi yang diterima.

Dalam tahun 2013, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 80% dari

seluruh rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU

pada tahun 2013 sebesar 80%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Capaian IKU

ini sama dengan tahun 2012 dan diharapkan akan terus ditingkatkan hingga akhir

periode Renstra tahun 2014.

10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas dari Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2013 adalah sebesar 2 masukan. Capaian

IKU ini telah mencapai 100% dari target tahun 2013 sebesar 2 masukan.

Jumlah masukan ini juga sama dengan capaian IKU tahun 2012 sebesar 2 masukan dan

telah mencapai 100% dari target 2014 sebesar 2 masukan. Berupa kerja sama

Pemerintah Daerah dengan swasta terkait dengan pengembangan energi non fosil.

11. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Di-Assess Tata Kelola

APIP

Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya serta

Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008;

Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP

sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan

kinerja.

Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP.

Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan

penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,

perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya

pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek

KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran

(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

50

pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan

serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran, dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang

semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assess tata kelola APIP”

merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar

100%. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku instansi Pembina JFA dalam

mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola yang baik di

lingkungan APIP non-BPKP di Provinsi Sumatera Utara.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan

tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah berdasarkan hasil assessment

(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit

Capability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2013 secara kumulatif jumlah Pemda yang sudah dilakukan

assessment sampai dengan 2013 sebanyak 9 Pemda dari total 34 Pemda yang ada di

wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, target IKU tahun 2013 tersebut

telah tercapai. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU

ini telah mencapai 81,81% dari target 2014.

Jumlah output kegiatan tahun 2013, berupa Laporan Asessment Tata Kelola APIP

berjumlah 2 laporan, atau 100% dari jumlah yang direncanakan. Kegiatan untuk

mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar Rp16.520.000,- atau

100% dari anggaran tersedia, dengan menggunakan SDM sebanyak 36 OH atau 100%

dari rencana.

12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 10 dari skala likert

1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan instansi

pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non- Kementerian

dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan

auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat

meningkatkan mutu pengawasan di Provinsi Sumatera Utara.

Realisasi IKU berdasarkan survey Pusbin JFA terhadap tingkat persepsi kepuasan

Pemda atas Auditor Bersertifikat adalah sebesar 7.5 dari skala likert 1-10 atau

mencapai 100% dari target sebesar 7.5 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

51

kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub kegiatan

penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP, evaluasi penerapan

JFA, dan penyediaan layanan informasi.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,5 dari skala likert 1-10 sama jika dibandingkan

dengan tahun 2012 sebesar 7,5. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 93.7% dari target sebesar 8.

Sasaran Strategis 8:

Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan

Bagi Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP

Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden.

Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi

Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah.

Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan internal BPKP.

Sasaran strategis ini memiliki satu IKU. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis

pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2013, dan dikaitkan dengan target 2014

disajikan dalam Tabel 3.13 berikut ini:

Tabel 3.13.

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1. Jumlah Sistem Informasi yang

dimanfaatkan secara efektif Persen 75 75 0 80 93,75

Dengan tersedianya sistem dukungan pengambilan keputusan internal, diharapkan

pencapaian tujuan BPKP berupa “Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan

keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah” dapat terwujud. Capaian IKU tersebut

adalah sebagai berikut:

IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem informasi

yang dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang

membantu pencapaian tujuan BPKP.Sistem Informasi yang digunakan pada Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara antara lain adalah SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, DMS,

SISPEDAP, SKI, dan MORENGAS.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 75% atau mencapai 100% dari target sebesar 75%.

Realisasi ini sama jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 75%, Hingga akhir

periode renstra tahun 2014 diharapkan sistem informasi yang ada dapat memberikan

dukungan hingga sebesar 80%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

52

Hambatan pemanfaatan Sistem Informasi pada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

yang menyebabkan sistem informasi belum optimal terhadap pengambilan keputusan

adalah:

a. Kurangnya sosialisasi penggunaan Sistem Informasi kepada pegawai

b. Adanya mutasi pegawai yang terkait dengan pengelolaan Sistem Informasi sehingga

SK Pengelola Sistem Informasi sudah memerlukan revisi.

c. Sarana dan prasarana pendukung seperti jumlah PC, Laptop, dan Printer masih kurang

antara lain juga disebabkan oleh kerusakan akibat umur teknis prasarana tersebut.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

53

IV. PENUTUP

Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan pembinaan SPIP

dan pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan

kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui

kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga,

Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas

Sistem Pengendalian Intern.

Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan

dalam LAKIP BPKP. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah

diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan

untuk perbaikan kinerja ke depan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja

BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013, juga mencerminkan sejauh

mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah

dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran

organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra,

rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap

Renstra BPKP 2010-2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan

diselaraskan dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah

dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan

kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah

berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja

utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan

kausalitas dengan sasaran.

Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data

kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja

melalui pembandingan dengan target tahun berjalan.

Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan

pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan

melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.

Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk

kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2013. Dari

delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 37 IKU, telah dipilih 19 IKU dominan

sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. yang dirinci sebagai berikut :

BAB IV. PENUTUP

54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

1. Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan (butir 1, butir 2, dan butir 7) tercapai 166,24%

2. Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan (butir 8 dan butir 9) tercapai 111,85%

3. Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan (butir 10 dan butir 11) tercapai 98,73%

4. Sasaran 4: Dari 3 IKU dominan (butir 14, butir 16, dan butir 17) tercapai 157,9%

5. Sasaran 5: Dari 2 IKU dominan (butir 21 dan butir 22) tercapai 63%

6. Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan (butir 24) tercapai 235,2%

7. Sasaran 7: Dari 4 IKU dominan (butir 25, butir 27, butir 28 dan butir 31) tercapai

122,1 %

8. Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan (butir 37) tercapai 100%

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian guna peningkatan kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014:

a. Peningkatan Kualitas LKPD

Peningkatan opini LKPD di wilayah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 tidak

mengalami peningkatan yang signifikan, LKPD yang mendapat opini Minimal WDP

sebanyak 24 (70%), sedangkan yang mendapat opini WTP baru sebanyak 2 (6%).

Capaian ini masih di bawah target kinerja tahun 2013. Hal ini disebabkan antara lain

karena masih rendahnya komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kualitas

LKPD.

b. Hasil Pengawasan Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti

Kinerja terkait optimalisasi penerimaan daerah yang ditindaklanjuti pada tahun 2012

masih rendah, hanya 4% dari saldo hasil pengawasan yang ditindaklanjuti atau 26%

dari target kinerja tahun 2012.

c. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Minimal

Pada tahun 2013 jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan sebanyak 4 (empat)

Pemda dan pada masing-masing Pemda dilakukan audit terhadap 2 (dua) standar

pelayanan minimal atau untuk 2 (dua) urusan wajib, yaitu urusan kesehatan dan

urusan pendidikan. Target Pemda yang ditetapkan untuk audit SPM tahun 2013

(PKPT) adalah 4 (empat) Pemda.

d. Tingkat persepsi terhadap layanan kepegawaian dan penyedian sarana dan

prasarana tahun adalah 8,1 pada skala likert. Target layanan prasarana telah tercapai

100%. Untuk lebih meningkatkan kualitas layanan dilakukan usaha-usaha,

diantaranya:

Melengkapi sarana pengolahan data untuk meningkatkan pelaksanaan tugas.

Membenahi jaringan LAN dan akses ke WAN BPKP sehingga pengelolaan

database ke jaringan WAN BPKP dan kecepatan akses internet untuk memperoleh

data/informasi terkait penugasan dapat ditingkatkan

Melakukan penggantian inventaris kantor sarana penyimpanan yang sudah tidak

memadai dan sudah rusak.

e. Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif

Walaupun IKU ini telah tercapai pada tahun 2013, namun demikian capaian IKU ini

masih berada di 7,5 (skala Likert), dengan demikian, masih terdapat hal-hal yang

perlu diperbaiki. Faktor-faktor yang dirasakan belum optimal pemanfaatan sistem

informasi yang ada adalah:

Rendahnya kecepatan lalu lintas data

Kapabilitas pengguna dan operator SIM

BAB IV. PENUTUP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

55

Adanya mutasi pegawai yang terkait dengan pengelolaan dan pengoperasian

database sistem informasi manajemen yang ada

Pemanfaatan sistem informasi manajemen di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara,

belum optimal pada level pengendali teknis. Pada level ini, pengendali teknis seharusnya

sudah dapat memonitor rencana dan kinerja bidang masing-masing.

Saran-saran perbaikan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Berkoordinasi dengan Kantor Pusat BPKP sehingga hambatan pencapaian dan target

dapat diatasi.

b. Melakukan evaluasi secara periodik dan menyempurnakan metodologi kegiatan

konsultatif yang digunakan dalam peningkatan kapabilitas sumber daya IPD sehingga

dapat meningkatkan kualitas LKPD dan pelaksanaan implementasi SPIP.

c. Perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan tindak lanjut hasil pemeriksaan melalui

pemutakhiran data dan monitoring tindak lanjut ke objek pemeriksaan terkait.

d. Meningkatkan sosialisasi JFA ke APIP Pemda inspektorat .dan berkoordinasi dengan

Pusbin JFA terkait hambatan yang ditemui dalam penerapan JFA di Inspektorat

Kabupaten dan Provinsi.

e. Melakukan inventarisasi ulang terhadap sarana dan prasarana yang ada dan hambatan

yang dihadapi terkait dengan infrastruktur jaringan LAN dan Sarana pengolah data

yang tersedia.

f. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kantor sendiri kepada operator dan pengguna

sistem informasi sehingga dapat memanfaatkan sistem informasi yang ada secara

optimal

g. Merevisi surat Keputusan yang ada terkait dengan petugas pengelola sistem Informasi

dan database.

-o0o-

Lampiran 1/1 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN

(Rp000)

REALISASI

(Rp000) % RENCANA REALISASI %

1 Meningkatnya Kualitas

1 LKPP, 95% LKKL, dan

95% LKPD

1 Persentase IPP yang

mendapat

pendampingan

penyusunan Laporan

Keuangan

Jumlah Instansi vertikal yang

mendapat pendampingan

dibanding Target dalam PKPT

% 100 350 350 175,600 88,355 50.32% 774 2,058 265.89%

2 Persentase IPD yang

laporan keuangannya

memperoleh opini

minimal WDP

Jumlah IPD yang memperoleh

opini minimal WDP

dibandingkan dengan jumlah

IPD yang diasistensi

% 90 76.4 84.89 254,089 339,350 133.56% 1,904 6,652 349.37%

3 Persentase jumlah

laporan keuangan

proyek PHLN yang

memperoleh opini

dukungan Wajar

Jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang memperoleh

opini dukungan Wajar

dibandingkan dengan jumlah

laporan keuangan proyek PHLN

yang diaudit

% 90 156.4 173.78 349,065 450,415 129.03% 2,197 1,991 90.62%

4 Persentase hasil

pengawasan lintas

sektoral yang

disampaikan ke

Pusat

Jumlah laporan yang dikirim ke

Pusat dibandingkan target

laporan dari Pusat

% 100 139.7 139.70 979,201 599,686 61.24% 4,248 4,308 101.41%

5 Persentase hasil

pengawasan atas

permintaan

presiden yang

disampaikan ke

Pusat

Jumlah laporan yang dikirim ke

Pusat dibandingkan target

laporan dari Pusat

% 100 202.8 202.80 368,256 378,052 102.66% 1,108 1,574 142.06%

6 Persentase hasil

pengawasan atas

permintaan

stakeholders yang

dijadikan bahan

pengambilan

keputusan oleh

stakeholders

Persentase laporan pengawasan

atas permintaan stakeholder

disampaikan tepat waktu

(sesuai RPL dalam KM4)

% 95 100 105.26 6,000 364,243 6070.72% 85 1,291 1518.82% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

7 Persentase BUMD

yang mendapat

pendampingan

penyelenggaraan

akuntansi

Jumlah BUMD yang mendapat

pendampingan

penyelenggaraan akuntansi

dibagi dengan jumlah seluruh

BUMD di wilayah kerja

perwakilan

% 44 28.13 63.93 97,885 77,185 78.85% 728 763 104.81%

2 Tercapainya

Optimalisasi

Penerimaan Negara

sebesar 87,50%

8 Persentase hasil

pengawasan

optimalisasi

penerimaan

negara/daerah yang

ditindaklanjuti

Jumlah tindak lanjut

(rekomendasi/saran) dibagi

dengan jumlah

rekomendasi/saran hasil audit

OPN/OPAD

% 15 4 26.67 - - - - - - Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

9 Persentase hasil

pengawasan BUN

yang disampaikan

ke Pusat

Jumlah laporan yang dikirim ke

Pusat dibandingkan target

laporan dari Pusat

% 100 197.7 197.70 590,714 598,490 101.32% 2,120 2,407 113.54% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARACAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013

SATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIAN

KINERJA

PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator KinerjaKeterangan

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

KEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

Lampiran 1/2 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN

(Rp000)

REALISASI

(Rp000) % RENCANA REALISASI %

SATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIAN

KINERJA

PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator KinerjaKeterangan

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

KEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

10 Persentase

penghematan biaya

(cost saving )

dibandingkan

dengan nilai yang

diaudit

jumlah nilai rupiah koreksi

audit (penghematan)

dibandingkan dengan nilai

rupiah yang diaudit.

% - - - - - - - - - Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

3 Terselenggaranya SPM

pada 300 IPD dan

terselenggaranya GG

pada 75%

BUMN/BUMD

11 Persentase IPD yang

melaksanakan

pelayanan sesuai

Standar Pelayanan

Minimal

Jumlah IPD yang

mencantumkan SPM dalam

dokumen perencanaan dibagi

jumlah IPD yang diaudit

kinerja pelayanan

% 75 50 66.67 234,988 384,290 163.54% 910 1,879 206.48%

12 Persentase

BUMN/D/BLU/D

yang dilakukan

sosialisasi/asistensi

GCG/KPI

Jumlah BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan

sosialisasi/asistensi/evaluasi

GCG/KPI dibandingkan dengan

target PKPT

% 100 130.76 130.76 214,212 86,500 40.38% 2,785 3,059 109.84%

13 Persentase BUMN

yang dilakukan

asistensi/evaluasi

PSO

jumlah BUMN yang

diasistensi/evaluasi PSO

dibandingkan target PKPT

% - - - - - - - - - Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

14 Persentase BUMD

yang dilakukan audit

kinerja

jumlah BUMD yang diaudit

kinerja dibandingkan target

PKPT

% 100 100 100.00 211,128 366,645 173.66% 1,235 1,733 140.32% -

4 Meningkatkan

Kesadaran dan

Keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/BUMD

Dalam Upaya

Pencegahan dan

Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

15 Kelompok

Masyarakat yang

mendapatkan

Sosialisasi Program

Anti Korupsi

Jumlah Kelompok

Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi

Program Anti Korupsi

Kelompok 2 2 100.00 61,054 125,964 206.32% 89 245 275.28% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

16 IPP/IPD/BUMN/BUM

D/BLU/BLUD

berisiko fraud yang

mendapatkan

sosialisasi/DA/asiste

nsi/evaluasi FCP

Jumlah instansi yang

mendapatkan sosialisasi/DA/

bimtek/ evaluasi FCP

Instansi 8 8 100.00 105,606 59,980 56.80% 330 261 79.09% -

17 Jumlah

IPP/IPD/BUMN/BUM

D/BLU/BLUD yang

dilakukan kajian

peraturan yang

berpotensi TPK

Jumlah instansi yang dilakukan

kajian peraturan yang

berpotensi TPK th berjalan

Instansi 1 1 100.00 10,249 - - 60 105 175.00% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan

terkait

18 Persentase

Pelaksanaan

penugasan HKP,

klaim dan

penyesuaian harga

Jumlah laporan HKP, klaim dan

penyesuaian harga yang terbit

dibagi dengan permintaan HKP,

klaim dan eskalasi yg memenuhi

syarat (diterbitkan ST)

% 80 150 187.50 49,932 83,150 166.53% 300 535 178.33%

19 Persentase

pelaksanaan audit

investigasi/

PKKN/PKA

Jumlah laporan audit

investigasi/PKKN/PKA dibagi

dengan permintaan audit

investigasi/PKKN/PKA dari

instansi penegak hukum

% 95 177 186.32 703,075 781,373 111.14% 3,495 4,700 134.48%

20 Persentase TL hasil

audit investigasi non

TPK oleh instansi

berwenang

Jumlah TL atas temuan

investigasi non TPK dibagi

dengan jumlah temuan non TPK

s.d. tahun berjalan

% 87 79.59 91.48 - - - - - -

21 Persentase hasil

telaahan pengaduan

masyarakat

Jumlah hasil telaahan

dibandingkan dengan jumlah

pengaduan yang masuk

% 75 100 133.33 - - - - - -

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

Lampiran 1/3 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN

(Rp000)

REALISASI

(Rp000) % RENCANA REALISASI %

SATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIAN

KINERJA

PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator KinerjaKeterangan

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

KEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

5 Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda

22 Persentase Pemda

yang

menyelenggarakan

SPIP sesuai PP Nomor

60 Tahun 2008

Jumlah Pemda yang opini LK

WTP dibandingkan Jumlah

seluruh Pemda

% 23 8 34.78 - - - - - -

23 Jumlah Pemda yang

dilakukan asistensi

penyelenggaraan SPIP

sesuai PP No 60

Tahun 2008

Jumlah Pemda yang dilakukan

asistensi penyelenggaraan SPIP

sesuai PP No 60 Tahun 2008

sampai dengan tahun berjalan

Pemda 34 34 100.00 280,036 251,997 89.99% 589 656 111.38%

24 Jumlah Pemda yang

dilakukan monitoring

Sistem Pengendalian

Intern

Jumlah Pemda yang dilakukan

monitoring Sistem

Pengendalian Intern

Pemerintah sampai dengan

tahun berjalan

Pemda 15 7 46.67 - - - - - -

6 Meningkatnya

kapasitas aparat

pengawasan intern

pemerintah yang

profesional dan

kompeten pada 80%

K/L/Pemda

25 Persentase Pemda

yang dilakukan

asistensi penerapan

JFA

Jumlah Pemda yang dilakukan

asistensi penerapan JFA di

bandingkan jumlah seluruh

Pemda

% 25 58.8 235.20 94,901 115,320 121.52% 150 226 150.67%

7 Meningkatnya

efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar

90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan

sebesar 100%.

26 Persentase jumlah

rencana penugasan

pengawasan yang

terealisasi

Realisasi PP PKPT dibandingkan

dengan target PP dalam PKPT

% 100 191 191.00 - - - - - -

27 Persentase

kesesuaian laporan

keuangan Perwakilan

BPKP dengan SAP

Hasil reviu Inspektorat

terhadap laporan keuangan

perwakilan, dengan nilai 100%

apabila tidak ada catatan, dan

80% apabila ada catatan.

% 100 100 100.00 - - - - - -

28 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilan

terhadap layanan

kepegawaian

Hasil survai kepuasan pegawai

perwakilan layanan

kepegawaian

% 7.8 7.5 96.15 - - - - - -

29 Persentase Pagu Dana

yang tidak Diblokir

dalam DIPA

Jumlah dana DIPA Perwakilan

yang tidak diblokir DJA dibagi

dengan jumlah dana DIPA

Perwakilan (tahun n+1)

% 100 100 100.00 - - - - - -

30 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilan

atas pencairan

anggaran yang

diajukan sesuai

prosedur

Hasil survai kepuasan pegawai

perwakilan atas layanan

keuangan

Sklala Likert

1-10

8.25 8 96.97 - - - - - -

31 Persentase

permintaan bantuan

hukum yang

ditindaklanjuti Biro

Hukum dan Humas

Jumlah permintaan bantuan

hukum yang ditindaklanjuti Biro

Hukum dan Humas

dibandingkan dengan jumlah

permintaan bantuan hukum

% - - - - - - - - -

32 Jumlah publikasi

kegiatan perwakilan

BPKP di media massa

Jumlah Berita tentang kegiatan

perwakilan BPKP di media

massa

Berita 70 39 55.71 - - - - - -

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya-BPKP

Lampiran 1/4 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN

(Rp000)

REALISASI

(Rp000) % RENCANA REALISASI %

SATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIAN

KINERJA

PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator KinerjaKeterangan

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

KEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

33 Persentase

pemanfaatan asset

Total asset dikurangi asset

kondisi baik/kurang baik yang

tidak digunakan dibandingkan

total asset

% 100 100 100.00 - - - - - -

34 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilan

terhadap layanan

sarpras

Hasil survai kepuasan pegawai

perwakilan atas layanan sarpras

Sklala Likert

1-10

8.1 8 98.77 - - - - - -

35 Persentase tindak

lanjut rekomendasi

hasil audit

Inspektorat

Jumlah tindak lanjut

rekomendasi hasil audi

Inspektorat dibandingkan

dengan jumlah rekomendasi

Inspektorat yang diterima

sampai dengan tahun berjalan

% 80 75 93.75 - - - - - -

36 Jumlah masukan topik

penelitian yang

disampaikan ke

puslitbangwas

Jumlah masukan topik

penelitian yang disampaikan ke

puslitbangwas

Topik

Penelitian

2 2 100.00 - - - - - -

37 Jumlah instansi APIP

yang telah

disosialisasi dan atau

di-assessment tata

kelola APIP

Jumlah instansi APIP yang telah

disosialisasi dan atau di-

assessment tata kelola APIP

APIP 9 9 100.00 20,250 82,270 406.27% 30 148 493.33%

38 Tingkat persepsi

kepuasan Pemda

atas auditor

bersertifikat

Survey kepuasan pejabat

struktural Pemda terhadap

pejabat fungsional auditor

(PFA) di lingkungan APIP

Pemda.

Sklala Likert

1-10

7.5 7.5 100.00 - - - - - -

8 Terselenggaranya 1

sistem dukungan

pengambilan

keputusan bagi

pimpinan

39 Jumlah Sistem

Informasi yang

dimanfaatkan secara

efektif

Jumlah sistem informasi yang

dimanfaatkan dibagi dengan

jumlah sistem informasi yang

wajib dimanfaatkan BPKP (SIM

HP, SIM RKT, SIM MonevRKT,

SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL,

SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

SI 75 75 100.00 17,192,947 14,269,927 83.00% 14,344 11,479 80.03%

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya-BPKP

Lampiran 2/1 - 4

1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9=6/8 10

1 Meningkatnya Kualitas

1 LKPP, 95% LKKL, dan

95% LKPD

Persentase IPP yang

mendapat pendampingan

penyusunan Laporan

Keuangan

% 247 350 103 100 350%

Persentase IPD yang laporan

keuangannya memperoleh

opini minimal WDP

% 70.6 76.4 5.8 95 80%

Persentase jumlah laporan

keuangan proyek PHLN yang

memperoleh opini dukungan

Wajar

% 95 156.4 61.4 90 174%

Persentase hasil

pengawasan lintas sektoral

yang disampaikan ke Pusat

% 84 139.7 55.7 100 140%

Persentase hasil

pengawasan atas

permintaan presiden yang

disampaikan ke Pusat

% 160 202.8 42.8 100 203%

Persentase hasil

pengawasan atas

permintaan stakeholders

yang dijadikan bahan

pengambilan keputusan

oleh stakeholders

% 100 100 0 95 105% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan terkait

Persentase BUMD yang

mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi

% 22 28.13 6.13 44 64%

Keterangan% REALISASI 2013

THD TARGET 2014IKU

PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2012 DAN TARGET TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

NoSASARAN

STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013

KENAIKAN/

PENURUNAN

TARGET IKU

2014

Lampiran 2/2 - 4

Keterangan% REALISASI 2013

THD TARGET 2014IKUNo

SASARAN

STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013

KENAIKAN/

PENURUNAN

TARGET IKU

2014

2 Tercapainya

Optimalisasi

Penerimaan Negara

sebesar 87,50%

Persentase hasil pengawasan

optimalisasi penerimaan

negara/daerah yang

ditindaklanjuti

% 6 4 -2 18 22% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan terkait

Persentase hasil

pengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat

% 155 197.7 42.7 100 198% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan terkait

3 Terselenggaranya SPM

pada 300 IPD dan

terselenggaranya GG

pada 75%

BUMN/BUMD

Persentase IPD yang

melaksanakan pelayanan

sesuai Standar Pelayanan

Minimal

% 70 100 30 80 125%

Persentase BUMN/D/BLU/D

yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 266.67 130.76 -135.91 100 131%

Persentase BUMD yang

dilakukan audit kinerja

% 81 100 19 100 100% -

4 Meningkatkan

Kesadaran dan

Keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/BUMD

Dalam Upaya

Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi

Menjadi 80%

Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi

Program Anti Korupsi

3 2 -1 2 100% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan terkait

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/

BLUD berisiko fraud yang

mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evalu

asi FCP

Instansi 8 8 0 8 100% -

Jumlah

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/

BLUD yang dilakukan kajian

peraturan yang berpotensi

TPK

Instansi 1 1 0 1 100% Berlaku untuk

perwakilan yang

melaksanakan

pengawasan terkait

Lampiran 2/3 - 4

Keterangan% REALISASI 2013

THD TARGET 2014IKUNo

SASARAN

STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013

KENAIKAN/

PENURUNAN

TARGET IKU

2014

Persentase Pelaksanaan

penugasan HKP, klaim dan

penyesuaian harga

% 76.9 150 73.1 85 176%

Persentase pelaksanaan audit

investigasi/ PKKN/PKA

% 183 163.9 -19.1 97 169%

Persentase TL hasil audit

investigasi non TPK oleh

instansi berwenang

% 87.51 79.59 -7.92 90 88%

Persentase hasil telaahan

pengaduan masyarakat

% 70 100 30 80 125%

5 Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda

Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP

sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008

% 9 6 -3 70 9%

Jumlah Pemda yang dilakukan

asistensi penyelenggaraan

SPIP sesuai PP No 60 Tahun

2008

Pemda 34 34 0 34 100%

Jumlah Pemda yang dilakukan

monitoring Sistem

Pengendalian Intern

Pemda 9 7 -2 23 30%

6 Meningkatnya

kapasitas aparat

pengawasan intern

pemerintah yang

profesional dan

kompeten pada 80%

K/L/Pemda

Persentase Pemda yang

dilakukan asistensi penerapan

JFA

% 11 58.8 47.8 80 74%

7 Meningkatnya

efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar

90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan

sebesar 100%.

Persentase jumlah rencana

penugasan pengawasan yang

terealisasi

% 160 191 31 100 191%

Persentase kesesuaian

laporan keuangan Perwakilan

BPKP dengan SAP

% 100 100 0 100 100%

Lampiran 2/4 - 4

Keterangan% REALISASI 2013

THD TARGET 2014IKUNo

SASARAN

STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013

KENAIKAN/

PENURUNAN

TARGET IKU

2014

Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan

kepegawaian

% 7.6 7.6 0 8 95%

Persentase Pagu Dana yang

tidak Diblokir dalam DIPA

% 100 100 0 100 100%

Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan atas pencairan

anggaran yang diajukan

sesuai prosedur

Sklala Likert 1-10 8 8 0 8.3 96%

Jumlah publikasi kegiatan

perwakilan BPKP di media

massa

- 70 39 -31 70 56%

Persentase pemanfaatan asset % 100 100 0 100 100%

Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan

sarpras

Sklala Likert 1-10 7.9 8 0.1 8.3 96%

Persentase tindak lanjut

rekomendasi hasil audit

Inspektorat

% 80 80 0 80 100%

Jumlah masukan topik

penelitian yang disampaikan

ke puslitbangwas

Topik Penelitian 2 2 0 2 100%

Jumlah instansi APIP yang

telah disosialisasi dan atau di-

assessment tata kelola APIP

APIP 7 9 2 11 82%

Tingkat persepsi kepuasan

Pemda atas auditor

bersertifikat

Sklala Likert 1-10 7.5 7.5 0 8 94%

8 Terselenggaranya 1

sistem dukungan

pengambilan keputusan

bagi pimpinan

Jumlah Sistem Informasi yang

dimanfaatkan secara efektif

SI 75 75 0 80 94%

Lampiran 3/ 1 - 2

Rencana

(Rp000)

Realisasi

(Rp000)

% Target Realisasi %

1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP,

95% LKKL, dan 95% LKPD

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi

penyusunan LKKL

Laporan 14 49 350% 175,600 88,355 50% 774 2,058 266%

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan

LKPD

Laporan 20 145 725% 254,089 339,350 134% 1,904 6,652 349%

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 39 61 156% 349,065 450,415 129% 2,197 1,991 91%

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 78 109 140% 979,201 599,686 61% 4,248 4,308 101%

Laporan hasil pengawasan atas permintaan

presiden

Laporan 35 71 203% 368,256 378,052 103% 1,108 1,574 142%

Laporan hasil pengawasan atas permintaan

stakeholder

Laporan 1 43 4300% 6,000 365,243 6087% 85 1,291 1519%

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan

LK BUMD

Laporan 10 11 110% 97,885 77,185 79% 728 763 105%

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan

Negara sebesar 87,50%

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan

negara/daerah

Laporan 2 1 50% 40,577 - 0% 112 73 65%

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 88 174 198% 590,714 598,490 101% 2,120 2,407 114%

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan

negara sektor korporat

Laporan 0 0 - - - - - - -

3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD

dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil pengawasan atas kinerja

pelayanan publik bidang Keuangan Daerah

Laporan 18 62 344% 234,988 384,290 164% 910 1,879 206%

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI

sektor korporat

Laporan 13 17 131% 214,212 86,500 40% 2,785 3,059 110%

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 19 26 137% 211,128 366,645 174% 1,235 1,733 140%

4 Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD Dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 18 300% 61,054 125,964 206% 89 245 275%

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi

FCP

Laporan 9 7 78% 105,606 59,980 57% 330 261 79%

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 3 300% 10,249 - 0% 60 105 175%

Laporan hasil audit investigasi atas HKP,

Eskalasi dan Penyesuaian Harga

Laporan 5 6 120% 49,932 83,150 167% 300 535 178%

CAPAIAN KINERJA OUTPUT PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2013

SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian

(%) No.

SDM (OH) Dana

Lampiran 3/ 2 - 2

Rencana

(Rp000)

Realisasi

(Rp000)

% Target Realisasi %

SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian

(%) No.

SDM (OH) Dana

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan

kerugian negara, dan pemberian keterangan

ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 86 161 187% 703,075 781,373 111% 3,495 4,700 134%

Laporan hasil audit investigasi atas

permintaan Instansi lainnya

Laporan 4 3 75% 121,584 53,790 44% 480 258 54%

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP di 70% K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan pelaksanaan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan 21 25 119% 280,036 238,452 85% 589 528 90%

6 Meningkatnya kapasitas aparat

pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA

APIP Daerah

Kegiatan 10 13 130% 94,901 115,320 122% 150 226 151%

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan

tatakelola APIP Daerah

Kegiatan 2 9 450% 20,250 82,270 406% 30 148 493%

Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP

Daerah

Laporan 2 2 100% 20,444 16,520 81% 74 36 49%

Hasil Pengadaan dan

penyaluran Sarana dan

Prasarana Perwakilan BPKP

Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 61 68 111% 179,000 177,502 99% 285 156 55%

8 Terselenggaranya 1 sistem

dukungan pengambilan keputusan

bagi pimpinan

Hasil penyelenggaraan sistem

dukungan pengambilan

keputusan Pimpinan

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan

BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan

/ Hukum dan Humas/Umum

Laporan 60 60 100% 17,192,947 14,269,927 83% 14,344 11,479 80%

Catatan:

Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.

Lampiran 4/ 1 - 2

1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8

1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP,

95% LKKL, dan 95% LKPD

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL

Laporan 37 49 12 25 196%

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 143 145 2 31 468%

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLNLaporan 57 61 4 51 120%

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 70 109 39 49 222%

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 32 71 39 40 178%

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 101 43 (58) 67 64%

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Laporan 23 11 (12) 19 58%

2 Tercapainya Optimalisasi

Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah

Laporan 0 1 1 1 100%

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 181 174 (7) 77 226%

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor

korporatLaporan 0 0 - -

3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD

dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang

Keuangan DaerahLaporan 62 62 4 1550%

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 48 17 (31) 27 63%

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 13 26 13 24 108%

4 Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD Dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi

Laporan 19 18 (1) 6 300%

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 11 7 (4) 9 78%

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 3 3 1 300%

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan

Penyesuaian HargaLaporan 12 6 (6) 6 100%

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan

pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan 163 161 (2) 88 183%

Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnyaLaporan 0 3 3 4 75%

% Realisasi

2013

dibandingkan

Target 2014

PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2013 DENGAN REALISASI OUTPUT 2012 DAN TARGET OUTPUT 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2013

KegiatanRealisasi

2012

Realisasi

2013

Kenaikan/

Penurunan

Realisasi

Target

2014NO SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan

Lampiran 4/ 2 - 2

1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8

% Realisasi

2013

dibandingkan

Target 2014

KegiatanRealisasi

2012

Realisasi

2013

Kenaikan/

Penurunan

Realisasi

Target

2014NO SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP di 70% K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan 25 25 53 47%

6 Meningkatnya kapasitas aparat

pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan

intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah

Kegiatan 13 13 6 217%

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP DaerahKegiatan 11 9 (2) 2 450%

Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 2 2 2 100%

7 Meningkatnya efektifitas

perencanaan pengawasan sebesar

90% dan kualitas pengelolaaan

keuangan sebesar 100%.

Hasil penyelenggaraan Dukungan

Manajemen Perwakilan BPKP

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan

BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan

Humas/Umum Laporan 60 60 64 94%

Hasil Pengadaan dan penyaluran

Sarana dan Prasarana Perwakilan

BPKP

Jumlah Sarana dan Prasarana Unit - - - -

8 Terselenggaranya 1 sistem

dukungan pengambilan keputusan

bagi pimpinan

Hasil penyelenggaraan sistem

dukungan pengambilan keputusan

Pimpinan

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan

BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan

Humas/Umum Laporan 60 60 64 94%

Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.

Catatan:

Lampiran 5/1-2

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Sasaran Strategis 1: Meningkatkan Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persen 100 364 364

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persen 90 76,4 84,8

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persen 90 156,4 173,7

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat Persen 100 139,7 139,7

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat Persen 100 202,8 202,8

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

Persen 95 100 105,2

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Persen 44 28,13 63,93

Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87.50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 15 4 26,6

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persen 100 197,7 197,7

Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persen 75 50 66,7

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 100 130,76 130,76

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 100 100 100

Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi

Kelompok 2 2 100

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Instansi 8 8 100

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Persen 1 1 100

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga Persen 80 150 187,5

17 Persentase pelaksanaan audit investigative/PKKN/PKA Persen 95 177 186,3

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

Persen 87 79,59 91,48

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 98 100 102

20 Persentase hasil telahaan pengaduan masyarakat Persen 75 100 133,3

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persen 23 6 26

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persen 34 34 100

23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Persen 15 7 46,6

Sasaran Startegis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Persen 25 58,8 253,2

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

Persen 100 191 191

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 100 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Skala Likert 7,8 7,6 97,4

28 Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100 100 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala Likert 8,25 8 96,96

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Laporan 70 39 55,7

31 Persentase pemanfaatan asset Persen 100 100 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana Skala Likert 8,1 8 98,76

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Persen 80 80 100

34 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 100

35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Persen 9 9 100

36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Persen 7,5 7,5 100

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Persen 75 75 100

Lampiran 6/1-2

Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Tahun 2012 dan Target Tahun 2014

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

Target

Kinerja

2014

Capaian

2013

Terhadap

Target

2014

2012 2013

1.

Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan

keuangan

Persen 247 350 103 100 350

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya

memperoleh opini minimal WDP Persen 70,6 76.4 5,8 95 80,42

3.

Persentase jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang memperoleh opini

dukungan wajar

Persen 95 156,4 61,4 90 173,77

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral

yang disampaikan ke pusat Persen 84 139,7 55,7 100 139,7

5.

Persentase hasil pengawasan atas

permintaan presiden yang disampaikan ke

pusat

Persen 160 202,8 42,8 100 202,8

6.

Persentase hasil pengawasan atas

permintaan stakeholder yang dijadikan

bahan pengambilan keputusan oleh

stakeholders

Persen 100 100 0 95 105,2

7. Persentase BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 22 28.13 6,13 44 63.93

8.

Persentase hasil pengawasan

optimalisasi penerimaan

negara/daerah yang ditindaklanjuti

Persen 6 4 (2) 18 22,2

9. Persentase hasil pengawasan BUN

yang disampaikan ke Pusat Persen 155 197,7 42,7 100 197,7

10.

Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan

Minimal

Persen 70 50 (20) 80 62,5

11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 266,67 130,76 (135,91) 100 130,76

12. Persentase BUMD yang dilakukan audit

kinerja Persen 81 100 19 100 100

13. Kelompok masyarakat yang mendapatkan

sosialisasi program anti korupsi Kelompok 3 2 (1) 2 100

14.

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Jumlah

Instansi 8 8 0 8 100

15.

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD

yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK

Persen 1 1 0 1 100

16. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP,

klaim, dan penyesuaian harga Persen 76,9 150 73,1 85 176,4

17. Persentase pelaksanaan audit

investigatif/PKKN/PKA Persen 183 163,9 (19,1) 97 168,9

18. Persentase TL hasil audit investigasi non

TPK oleh instansi berwenang Persen 87,51 79,59 (7,92) 90 88,43

19. Persentase laporan keinvestigasian yang

sesuai standar Persen 100 100 0 98 102,04

20. Persentase hasil telahaan pengaduan

masyarakat Persen 70 100 30 80 125

21. Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Persen 9 6 (3) 70 8,57

Nomor 60 Tahun 2008

22.

Jumlah Pemda yang dilakukan

asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai

PP Nomor 60 Tahun 2008

Pemda 34 34 0 34 100

23.

Jumlah Pemda yang dilakukan

monitoring Sistem Pengendalian

Intern

Pemda 9 7 (2) 23 30,34

24. Persentase Pemda yang dilakukan

asistensi penerapan JFA Persen 11 58,8 47,8 80 73,5

25. Persentase jumlah rencana penugasan

pengawasan yang terealisasi Persen 160 191 31 100 191

26.

Persentase kesesuaian laporan

keuangan Perwakilan BPKP dengan

SAP

Persen 100 100 0 100 100

27.

Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan

kepegawaian

Skala

Likert 7,6 7,6 0 8 95

28. Persentase Pagu Dana yang tidak

diblokir dalam DIPA Persen 100 100 0 100 100

29.

Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan atas pencairan anggaran

yang diajukan sesuai prosedur

Skala

Likert 8 8 0 8,3 96,38

30. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan

BPKP di media massa Berita 70 39 (31) 70 55,7

31. Persentase pemanfaatan aset Persen 100 100 0 100 100

32.

Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan sarana

dan prasarana

Skala

Likert 7,9 8 0,1 8,3 96,38

33. Persentase tindak lanjut rekomendasi

hasil audit Inspektorat Persen 80 80 0 80 100

34. Jumlah masukan topik penelitian yang

disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 0 2 100

35.

Jumlah instansi APIP yang telah

disosialisasi dan atau di-assessment

tata kelola APIP

Instansi 7 9 2 11 81,81

36. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas

auditor bersertifikat

Skala

Likert 7,5 7,5 0 8 93,7

37. Jumlah Sistem Informasi yang

dimanfaatkan secara efektif Persen 75 75 0 80 93,75

Lampiran 7/1-2

Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah per-Pemda

Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2010-2012

No. Nama Pemda Opini BPK

2010 2011 2012

1. Provinsi Sumatera Utara WDP WDP WDP

2. Kota Medan WDP WTP WTP

3. Kota Binjai TW WDP WDP

4. Kota Tebing Tinggi WDP WDP TMP

5. Kota Pematang Siantar WDP WDP WDP

6. Kota Tanjungbalai WDP WDP WDP

7. Kota Padang Sidimpuan WDP WDP WDP

8. Kota Sibolga WDP WTP WDP

9. Kota Gunung Sitoli WDP WDP WDP

10. Kabupaten Langkat TMP WDP WDP

11. Kabupaten Deli Serdang TMP TMP TW

12. Kabupaten Serdang Bedagai WDP WDP WDP

13. Kabupaten Karo WDP WDP WDP

14. Kabupaten Dairi WDP WDP WDP

15. Kabupaten Pakpak Bharat WDP WDP WDP

16. Kabupaten Asahan TMP WDP WDP

17. Kabupaten Labuhan Batu WDP WDP WDP

18. Kabupaten Simalungun WDP WDP WDP

19. Kabupaten Toba Samosir WDP WDP WDP

20. Kabupaten Samosir WDP WDP WDP

21. Kabupaten Tapanuli Utara WDP WDP WDP

22. Kabupaten Humbang Hasundutan WDP WTP WTP

23. Kabupaten Tapanuli Tengah WDP TMP WDP

24. Kabupaten Tapanuli Selatan TW WDP WDP

25. Kabupaten Mandailing Natal WDP WDP TMP

26. Kabupaten Nias TMP TMP TMP

27. Kabupaten Nias Barat TMP TMP TMP

28. Kabupaten Nias Selatan TMP TMP TMP

29. Kabupaten Nias Utara TMP TMP TMP

30. Kabupaten Batubara TMP TMP WDP

31. Kabupaten Padang Lawas TMP TMP TMP

32. Kabupaten Padang Lawas Utara TMP WDP WDP

33. Kabupaten Labuhan Batu Utara TMP TMP WDP

34. Kabupaten Labuhan Batu Selatan WDP WDP WDP

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK (diolah)

Keterangan : WTP.=.Wajar Tanpa Pengecualian; WDP.=.Wajar Dengan Pengecualian; TMP.=.Tidak

Memberikan Pendapat; dan TW.=.Tidak Wajar.

Lampiran 8/1-1

Perkembangan Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2011-2012

No. Pemerintah Daerah 2011 2012

Skor Prestasi Rank Skor Prestasi Rank

1. Kabupaten Humbang Hasundutan 3,0839 Sangat Tinggi

1 3,1834 Sangat Tinggi 1

2. Kabupaten Samosir 2,9923 Tinggi 3 3,0956 Sangat Tinggi 2

3. Kabupaten Pakpak Bharat 2,4811 Tinggi 17 2,8692 Tinggi 3

4. Kota Tebing Tinggi 2,4901 Tinggi 16 2,6924 Tinggi 4

5. Kabupaten Serdang Bedagai 2,9797 Tinggi 4 2,6752 Tinggi 5

6. Kabupaten Padang Lawas Utara 2,1875 Tinggi 24 2,6376 Tinggi 6

7. Kota Medan 3,0088 Sangat Tinggi

2 2,6014 Tinggi 7

8. Kabupaten Asahan 2,7439 Tinggi 6 2,5939 Tinggi 8

9. Kabupaten Deli Serdang 2,8250 Tinggi 5 2,5810 Tinggi 9

10. Kabupaten Toba Samosir 2,2435 Tinggi 22 2,5632 Tinggi 10

11. Kabupaten Padang Lawas 2,1501 Tinggi 25 2,3709 Tinggi 11

12. Kota Binjai 2,6214 Tinggi 9 2,3527 Tinggi 12

13. Kabupaten Labuhanbatu 2,5693 Tinggi 11 2,3487 Tinggi 13

14. Kota Tanjungbalai 2,4445 Tinggi 18 2,3371 Tinggi 14

15. Kabupaten Langkat 2,4914 Tinggi 15 2,3045 Tinggi 15

16. Kota Pematangsiantar 2,2062 Tinggi 23 2,3033 Tinggi 16

17. Kabupaten Simalungun 2,3636 Tinggi 20 2,2377 Tinggi 17

18. Kota Padangsidimpuan 2,3425 Tinggi 21 2,1817 Tinggi 18

19. Kabupaten Nias Selatan 1,2978 Sedang 28 2,1720 Tinggi 19

20. Kabupaten Tapanuli Tengah 2,6040 Tinggi 10 1,9899 Sedang 20

21. Kota Sibolga 2,4324 Tinggi 19 1,9202 Sedang 21

22. Kabupaten Tapanuli Selatan 2,5164 Tinggi 13 1,9188 Sedang 22

23. Kabupaten Mandailing Natal 2,5593 Tinggi 12 1,7267 Sedang 23

24. Kabupaten Batu Bara 1,9082 Sedang 27 1,6259 Sedang 24

25. Kabupaten Karo 2,5135 Tinggi 14 1,6102 Sedang 25

26. Kabupaten Dairi 2,6367 Tinggi 8 1,3340 Sedang 26

27. Kabupaten Nias 2,1408 Tinggi 26 1,3102 Sedang 27

28. Kabupaten Tapanuli Utara 2,6498 Tinggi 7 1,0600 Sedang 28

Sumber : Laporan EKPPD tahun 2011 dan tahun 2012