LAKIP Th 2012 Kemenakertrans RI.pdf

  • Upload
    nuyuy15

  • View
    141

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kegiatan Depnakertrans th 2012

Citation preview

  • LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

    (LAKIP) TAHUN 2012

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi i

    PENGANTAR

    Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

    Esa atas rakhmat, ridho dan hidayah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012 ini dapat tersusun, sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dan sebagai bentuk pelaksanaan salah satu asas di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN, mengamanatkan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    Selanjutnya sebagai tindak lanjutnya dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang menginstruksikan kepada setiap instansi untuk setiap tahun anggaran menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

    LAKIP yang disusun ini merupakan gambaran capaian kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2012, sekaligus merupakan cerminan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi Kementerian dalam rangka mencapai visi Kementerian yaitu Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang Produktif, Kompetitif, dan Sejahtera.

    Capaian kinerja sasaran dan akuntabilitas keuangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2012 secara keseluruhan cukup baik, namun prestasi tersebut masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan pada tahun yang akan datang, sehingga tercapai kinerja yang lebih memuaskan.

    Jakarta, Maret 2013

    Menteri

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Republik Indonesia,

    Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ii

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Penyusunan LAKIP Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

    2012, disusun dengan memperhatikan perubahan arah kebijakan pembangungan

    ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014 (Review Rencana

    Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014).

    Dalam LAKIP ini juga telah diupayakan untuk mengintegrasikan capaian kinerja

    dari seluruh LAKIP Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi. Sehingga diharapkan isi LAKIP ini sudah dapat menggambarkan secara

    utuh atas capaian-capaian target kinerja selama tahun 2012.

    Selama tahun 2012 berdasarkan hasil pengukuran capaian target kinerja adalah

    sebagai berikut :

    Sasaran Strategis

    Indikator KInerja

    Target

    Realisasi

    Satuan

    %

    Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

    Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

    160.606 138.562 orang 86,27

    Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

    12.374 11.312 orang 91,42

    Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

    49.764 56.909 orang 114,36

    Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

    Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

    75.000 33

    95.407 33

    orang provinsi

    127,21 100,00

    Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

    360 358 orang 99,44

    Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

    105.000 105.037 orang 100,04

    Jumlah wirausaha baru yang tercipta

    10.000 17.174 orang 171,74

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi iii

    Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

    Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

    85 85 LKS 100,00

    Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

    400 427 LKS 106,75

    Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/Kota

    50 22 LKS

    44,00

    Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

    Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

    53.000 53.000 prsh 100,00

    Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

    Jumlah kawasan yang dibangun

    63 60 lokasi 95,23

    Jumlah transmigran yang ditempatkan

    9.064 7.546 KK 83,25

    Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

    Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

    34 34 kimtrans 100,00

    Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

    49 54 kimtrans 110,20

    Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

    87 134 lembaga 154,02

    Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi

    2.000 2.360 orang 118,00

    Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

    18 23 kimtrans 127,78

    Terselenggaranya dukungan

    Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program

    13 23

    13 23

    bahan laporan

    100,00 100,00

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi iv

    manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

    dan anggaran Kemnakertrans

    Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

    2.500 3.262 orang 130,48

    Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

    20 200

    20 200

    Laporan kasus

    100,00 100,00

    Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

    87 87 dokumen 100,00

    Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

    2 6 2

    30

    2 9 2

    21

    RUU RPP

    RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

    100,00 150,00 100,00 70,00

    Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

    20 44 kasus 220,00

    Jumlah laporan BMN

    359 311 satker 86,63

    Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

    Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

    1.200 1.200 obrik 100,00

    Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

    Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

    14 14 kajian 100,00

    Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

    17 17 kajian 100,00

    Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

    22 21 jenis 95,45

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi v

    PEJABAT ESELON I DAN II (TIDAK TERMASUK UPTP)

    KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

    PER 31 DESEMBER 2012

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si.

    Dr. Ir. Muchtar Luthfie, M.M.A. : SEKRETARIS JENDERAL

    1. Dr. Ir. Sugiarto Sumas, M.T. : Kepala Biro Perencanaan

    2. Drs. Ending Khaerudin, M.M. : Kepala Biro Keuangan

    3. Drs. Bibit Setiawan, M.M. : Kepala Biro Organisasi

    dan Kepegawaian

    4. Sunarno, S.H, M.H. : Kepala Biro Hukum

    5. Drs. Sugito, M.Si. : Kepala Biro Umum

    6. Ir. Guntur Witjaksono, M.Agric. : Kepala Pusat Administrasi

    Kerjasama Luar Negeri

    7. Drs. Suhartono, M.M. : Kepala Pusat Hubungan

    Masyarakat

    8. Dr. Ir. Suharyoto, M.S. : Kepala Pusat Pendidikan dan

    Pelatihan Pegawai

    9. Drg. Dewi Rahayu Sudiman,

    M.S.

    : Kepala Pusat Keselamatan

    dan Kesehatan Kerja

    10. Drs. Nurahman, M.Si. : Kepala Pusat Perencanaan

    Tenaga Kerja

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi vi

    Ir. Abd. Wahab Bangkona, M.Sc. : DIREKTUR JENDERAL

    BINALATTAS

    1. Drs. Bambang Satrio Lelono,

    M.A.

    : Sekretaris Direktorat

    Jenderal Bina Lattas

    2. Kunjung Masehat, S.H., M.M. : Direktur Standardisasi

    Kompetensi dan Program

    Pelatihan

    3. Ir. Khairul Anwar, M.M. : Direktur Bina Lembaga dan

    Sarana Pelatihan Kerja

    4. Dra. Nora Ekaliana Hanafie.,

    M.M.

    : Direktur Bina Instruktur dan

    Tenaga Pelatihan

    5. Drs. Bagus Marijanto, MA : Direktur Bina Pemagangan

    6. Ir. Darwanto. : Direktur Produktivitas dan

    Kewirausahaan

    Dr. Dra. Reyna Usman, M.M. : DIREKTUR JENDERAL

    BINAPENTA

    1. Ir. Maruli Apul Hasoloan, M.A.,

    Phd.

    : Sekretaris Direktorat Jenderal

    Bina Penta

    2. Budi Hartawan, S.E, M.A. : Direktur Pengembangan

    Pasar Kerja

    3. Wisnu Pramono, S.H, M.A. : Direktur Penempatan Tenaga

    Kerja Dalam Negeri

    4. Roostiawati, S.H., M.Sc. : Direktur Penempatan Tenaga

    Kerja Luar Negeri

    5. Ir. Erna Noviati : Direktur Perluasan Kesempatan

    Kerja dan Pengembangan

    Tenaga Kerja Sektor Informal

    6. Drs. Herry Sudarmanto, M.H. : Direktur Pengendalian

    Penggunaan Tenaga Kerja

    Asing

    Ruslan Irianto Simbolon, S.E., M.M : DIREKTUR JENDERAL PHI

    DAN JAMSOS

    1. Iskandar Maula, SH, MM : Sekretaris Direktorat Jenderal

    PHI dan JAMSOSTEK

    2. Sri Nurhaningsih, S.H. : Direktur Persyaratan

    Kerja, Kesejahteraan dan

    Analisis Diskriminasi

    3. Dra. Haiyani Rumondang, M.A. : Direktur Kelembagaan

    dan Pemasyarakatan

    Hubungan Industrial

    4. Drs. Wahyu Widodo, MM : Direktur Pengupahan dan

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja

    5. Sahat, S.H., M.H. : Direktur Pencegahan dan

    Penyelesaian Perselisihan HI

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi vii

    Drs. Antiochus Muji Handaya,

    M.Si.

    : DIREKTUR JENDERAL

    BINWASNAKER

    1. Ir. Tumbur Saut Parulian

    Siahaan, M.Kes.

    : Sekretaris Direktorat

    Jenderal PPK

    2. Nur Asiah, SH : Direktur Pengawasan

    Norma Kerja dan Jaminan

    Sosial Tenaga Kerja

    3. Drs. Adji Dharma. : Direktur Pengawasan

    Norma Kerja Perempuan dan

    Anak

    4. Ir. Amri, A.K., M.M. : Direktur Pengawasan Norma

    Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja

    5. Bakhtiar, S.H. : Direktur Bina Penegakan Hukum

    Ir. Jamaluddien Malik : DIREKTUR JENDERAL P2KT

    1. Ir. Achmad Said Hudri, M.Ag. : Sekretaris Direktorat

    Jenderal P2KT

    2. Ir. M. Arsyad Nurdin : Direktur Perencanaan

    Teknis

    Pembangunan Kawasan

    Transmigrasi

    3. Sodiq, SH, M.Kn : Direktur Penyediaan

    Tanah

    Transmigrasi

    4. Ir. Aloysius Eko Hascaryanto,

    M.Si.

    : Direktur Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur

    Kawasan Transmigrasi

    5. Ir. Arif Pribadi, M.Si. : Direktur Fasilitasi

    Penempatan Transmigrasi

    6. Ir. R. Conrad Hendrarto, M.Sc. : Direktur Partisipasi Masyarakat

    Ir. Roosari Tyas Wardani, M.M.A. : DIREKTUR JENDERAL

    P2MKT

    1. Drs. Bambang Setiobudi, MM. : Sekretaris Direktorat

    Jenderal P2MKT

    2. Ir. Mohamad Mulyadi Moehsin,

    McRp

    : Direktur Perencanaan Teknis

    Pengembangan Masyarakat dan

    Kawasan

    3. Ir. Rosyidah Rachmawaty, M.M. : Direktur Peningkatan

    Kapasitas SDM dan Masyarakat

    4. Ir. Titi Wahyuni, M.Si. : Direktur Pengembangan Usaha

    5. Dr. Ir. Chamidun Daim, M.B.A. : Direktur Pengembangan

    Sarana dan Prasarana Kawasan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi viii

    6. Ir. Kartiko Hari Respati, M.Sc. : Direktur Penyerasian

    Lingkungan

    Komaruddin Makki, S.H. : INSPEKTUR JENDERAL

    1. Dra. Ernawati, M.M. : Sekretaris Inspektorat Jenderal

    2. Drs. Darja Yohana, M.M. : Inspektur I

    3. Firman Tambunan, S.E., M.Si. : Inspektur II

    4. Riyanti Endang Tri Widyastuti,

    S.H.

    : Inspektur III

    5. Dra. Rosita Noernaith : Inspektur IV

    Ir. Djuharsa M. Djajadihardja, M.M. KEPALA BADAN LITFO

    1. Firdaus Badrun, S.H., M.Si. : Sekretaris Badan LITFO

    2. Wahyu Indrawati, S.E., M.M. : Kepala Pusat Penelitian dan

    Pengembangan

    Ketenagakerjaan

    3. Totok Hariyanto, S.H. : Kepala Pusat Penelitian dan

    Pengembangan

    Ketransmigrasian

    4. Edi Purnama, S.H., M.M. : Kepala Pusat Data dan

    Informasi Ketenagakerjaan

    5. Drs. Suparman, M.M. : Kepala Pusat Data dan

    Informasi Ketransmigrasian

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR.. i

    RINGKASAN EKSEKUTIF. ii

    DAFTAR PEJABAT ESELON I DAN II KEMNAKERTRANS .................. v

    DAFTAR ISI ix

    DAFTAR TABEL. x

    DAFTAR GRAFIK.. xi

    DAFTAR LAMPIRAN xii

    BAB I PENDAHULUAN. 1

    A. Latar Belakang. 1

    B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi..................... 4

    C. Struktur Organisasi.......... 4

    D. Dasar Hukum........... 8

    E. Sistematika Penyajian......... 9

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 11

    A. RPJMN 2010 - 2014.

    B. Rencana Strategis Kemnakertrans 2010 2014....................

    11

    15

    1. Visi 16

    2. Misi.. 16

    3. Tujuan. 17

    4. Sasaran.. 17

    5. Kebijakan 21

    6. Program.. 21

    C. Penetapan Kinerja Tahun 2012 29

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.. 31

    A. Pengukuran Kinerja Tahun 2012 ......... 31

    B. Analisis Capaian Kinerja....... 34

    C. Akuntabilitas Keuangan. 59

    D. Evaluasi Kinerja.. 64

    BAB IV PENUTUP.. 67

    LAMPIRAN

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 : Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I

    dan Golongan........................................................

    7

    Tabel 2 : Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I

    dan jenis kelamin..........................................................

    7

    Tabel 3 :

    Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I

    dan jenis kelamin ..............................................................................

    8

    Tabel 4 : Rekapitulasi DIPA dan Realisasinya per unit Eselon I Kemnakertrans

    Tahun Anggaran 2012 berdasarkan PAGU DIPA.................................

    63

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi xi

    DAFTAR GRAFIK

    Halaman

    Grafik : Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012 berdasarkan

    PAGU DIPA Kemnakertrans................................

    64

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    2. Pengukuran Kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Indonesia yang maju dan mandiri menuntut kemampuan ekonomi yang tumbuh

    cukup tinggi, berkelanjutan, mampu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan

    masyarakat secara luas, serta berdaya saing tinggi didukung oleh penguasaan dan

    penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam mengembangkan sumber-sumber

    daya pembangunan.

    Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya sebanyak mungkin

    lapangan kerja formal serta meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor-sektor pekerja

    informal. Pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis dengan

    perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya proses

    penyelesaian masalah industrial yang memuaskan semua pihak merupakan ciri pasar

    kerja yang diinginkan. Selain itu, pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi

    sehingga dapat bersaing serta menghasilkan nilai tambah yang tinggi pula. Hal tersebut

    dilakukan dengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagi program-program

    pelatihan yang strategis untuk efektivitas dan efesiensi peningkatan kualitas tenaga kerja

    sebagai bagian integral dari investasi sumber daya manusia. Sebagian besar pekerja

    akan dibekali dengan pengakuan kompetensi profesi sesuai dinamika kebutuhan industri

    dan dinamika persaingan global.

    Pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada pencapaian sasaran secara

    umum, berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang ditandai

    dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tercapainya penduduk

    tumbuh seimbang yang diperlihatkan oleh samanya angka reproduksi neto (NRR) dengan

    1 atau ekuivalen dengan angka fertilitas total (TFR) 2,1 per satu orang perempuan usia

    reproduktif. Intinya, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan adalah

    berupa peningkatan daya saing.

    Dalam Undang-Undang 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Nasional (RPJP-N) tertuang bahwa pada kurun waktu 2005 2025

    pembangunan Bidang Ketenagakerjaan melalui kebijakan pasar kerja diarahkan untuk

    mendorong terciptanya lapangan kerja formal yang luas serta meningkatkan

    kesejahteraan pekerja informal. Selain itu, diharapkan pula terciptanya pasar kerja

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 2

    fleksibel yang ditandai dengan; produktivitas pekerja yang tinggi, pengelolaan pelatihan

    tenaga kerja bagi program pelatihan strategis, kompetensi pekerja yang sesuai dengan

    dinamika kebutuhan industri dan persaingan global, hubungan industrial yang harmonis

    dengan perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya

    proses penyelesaian perselisihan industrial yang memuaskan semua pihak. Sedangkan

    pembangunan Bidang Ketransmigrasian diarahkan untuk mendukung penanggulangan

    kemiskinan, pembangunan perdesaaan di wilayah tertinggal, wilayah perbatasan, wilayah

    strategis dan cepat tumbuh serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah.

    Sebagai bangsa yang sedang membangun, saat ini kita sering menghadapi

    tantangan yang luar biasa, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Era global dapat

    menjadi peluang, tantangan, sekaligus juga menjadi ancaman. Sumber Daya Manusia

    sebagai tenaga kerja yang kita miliki saat ini kondisinya masih memerlukan perhatian

    yang serius di dalam pembangunan menyeluruh. Sebagai informasi fakta bahwa

    berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2012, penduduk usia

    15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 173,90 juta, dengan distribusinya menurut

    pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah : SD ke bawah 53,88 juta (48,63%); SMP

    20,22 juta (18,25%); SMA 17,25 juta (15,57%); SMK 9,50 juta (8,57%); Diploma 2,97 juta

    (2,68%); dan Universitas 6,98 juta (6,30%).

    Berdasarkan data tersebut, penduduk usia kerja yang bekerja, persentase terbesar

    didominasi tingkat pendidikan SD dan SMP yaitu sebesar 74% sedangkan yang

    berpendidikan tinggi (Diploma dan Sarjana) hanya sebesar 9,95%, sehingga dalam

    menghadapi era global ini tantangan terbesar dari dalam negeri yaitu bagaimana

    meningkatkan kualitas tenaga kerja kita agar memiliki daya saing di rumah sendiri

    menghadapi ancaman masuknya tenaga kerja asing serta berkemampuan untuk

    memasuki pasar kerja global. Disamping itu, kurangnya keterampilan kewirausahaan

    (enterpreneur) dari angkatan kerja, sehingga kurang mampu membuka lapangan kerja

    baru. Tidak mudah menggeser struktur tingkat pendidikan tenaga kerja secara nasional,

    butuh waktu cukup lama dan komitmen kita semua untuk mewujudkannya.

    Di bidang pelatihan, bagaimana mengoptimalkan Balai Latihan Kerja pemerintah dan

    swasta yang ada untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan langsung dapat

    diserap oleh pasar kerja. Di bidang penempatan tenaga kerja, dituntut kreatifitas sehingga

    mampu diciptakan kesempatan kerja baru, efektifnya penempatan tenaga kerja ke luar

    negeri dan mudahnya pengisian pasar kerja yang tersedia. Di bidang hubungan industrial,

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 3

    yang menjadi tantangan adalah memantapkan aturan main, mengelola akses dari

    kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), dan masalah alih daya (outsourcing).

    Sedangkan di bidang pengawasan, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja (SMK3).

    Di bidang ketransmigrasian, tantangan juga terus semakin berat. Masalah

    pertanahan dengan segala aspeknya baik untuk perencanaan dan penempatan

    transmigrasi baru maupun yang masih dalam pembinaan. Begitu pula dengan

    ketersediaan sarana dan prasarana di permukiman dan kawasan transmigrasi, kualitas

    calon transmigran serta belum optimalnya upaya pembinaan dan pengembangan

    masyarakat dan kawasan transmigrasi.

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai bagian dari kabinet Indonesia

    Bersatu II, merupakan unsur pelaksana pemerintah yang melaksanakan dan bertanggung

    jawab di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi di pimpin oleh seorang Menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden.

    Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014.

    Guna pelaksanakan tugas yang sangat strategis tersebut, Kementerian Tenaga Kerja

    dan Transmigrasi sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 2014, menetapkan visi Terwujudnya Tenaga

    Kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya Saing, Mandiri, dan

    Sejahtera.

    Pelaksanaan rencana kerja Kementerian/Lembaga harus dipertanggungjawabkan

    setiap tahun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

    sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan

    Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

    tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun

    2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,

    LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Kementerian Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama Tahun 2012, yang

    pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

    Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 4

    B. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

    Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

    dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

    Kementerian Negara, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :

    1. Kedudukan

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

    2. Tugas

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki tugas untuk menyelenggarakan

    urusan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam pemerintahan untuk

    membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintah negara.

    3. Fungsi

    Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    menyelenggarakan fungsi :

    a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketenagakerjaan

    dan ketransmigrasian;

    b. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

    c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja

    dan Transmigrasi;

    d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan;

    e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

    C. STRUKTUR ORGANISASI

    Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai

    dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

    PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:

    1. Sekretariat Jenderal;

    mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 5

    dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

    lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

    2. Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas;

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang pembinaan pelatihan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,

    dan produktivitas.

    3. Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja;

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang pembinaan penempatan tenaga kerja.

    4. Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.

    5. Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan;

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.

    6. Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi;

    mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang pembinaan pembangunan kawasan transmigrasi.

    7. Ditjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;

    mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang pembinaan pengembangan masyarakat dan kawasan

    transmigrasi.

    8. Inspektorat Jenderal;

    mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

    9. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi;

    mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan informasi di

    bidang tenagakerja dan transmigrasi.

    10. Staf Ahli;

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorNomor

    PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi, Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri

    dari:

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 6

    a. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, dengan tugas

    memberikan telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    mengenai masalah ekonomi dan sumber daya manusia.

    b. Staf Ahli Bidang Kependudukan dan Otonomi Daerah, dengan tugas

    memberikan telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    mengenai masalah kependudukan dan otonomi daerah.

    c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah, dengan tugas memberikan

    telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah

    pengembangan wilayah.

    d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, dengan tugas memberikan

    telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah

    hubungan antar lembaga.

    e. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, dengan tugas memberikan

    telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah

    hubungan internasional.

    Secara rinci struktur organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

    sebagaimana lampiran 1.

    Jumlah pegawai di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 4.620

    orang. Bila di tinjau dari sudut jenis kelamin terdiri dari 2.888 orang laki-laki dan 1.732

    perempuan. Dari jumlah tersebut terbanyak termasuk dalam Golongan III yaitu sebanyak

    3.269 orang. Jumlah pegawai negeri sipil di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    yang dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan dirinci berdasarkan golongan dan dilihat

    pada tabel 1 sedangkan jumlah pegawai yang dirinci berdasarkan jenis kelamin dapat

    dilihat pada tabel 2.

    Berdasarkan jenjang pendidikan terbanyak berpendidikan Sarjana Strata (S1) yaitu

    sebanyak 2.158 orang, menduduki urutan kedua yaitu berpendidikan SLTA sebanyak

    1.162 orang, sebagaimana dilihat pada table 3.

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 7

    Tabel 1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Golongan

    NO UNIT KERJA ESELON I GOLONGAN Jumlah

    I II III IV (Orang)

    1 Sekretariat Jenderal

    24

    246

    698

    129 1.097

    2 Ditjen Binalattas

    16

    248

    1.015

    202 1.481

    3 Ditjen Binapenta

    -

    27

    299

    61 387

    4 Ditjen PHI dan Jamsos

    -

    18

    144

    40 202

    5 Ditjen Binwasnaker

    -

    10

    176

    27 213

    6 Ditjen P2KT

    1

    23

    327

    51 402

    7 Ditjen P2MKT

    -

    27

    305

    57 389

    8 Inspektorat Jenderal

    -

    19

    113

    46 178

    9 Balitfo

    1

    22

    192

    56 271

    JUMLAH 42 640 3.269 669 4.620

    Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012

    Tabel 2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Jenis Kelamin

    NO UNIT KERJA ESELON I JENIS KELAMIN JUMLAH (orang) LAKI-LAKI PEREMPUAN

    1 Sekretariat Jenderal

    669

    428

    1.097

    2 Ditjen Binalattas

    1.026

    455

    1.481

    3 Ditjen Binapenta

    222

    165 387

    4 Ditjen PHI dan Jamsos

    114

    88 202

    5 Ditjen Binwasnaker

    132

    81 213

    6 Ditjen P2KT

    225

    177 402

    7 Ditjen P2MKT

    238

    151 389

    8 Inspektorat Jenderal

    112

    66 178

    9 Balitfo

    150

    121 271

    JUMLAH

    2.888

    1.732

    4.620

    Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 8

    Tabel 3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Jenis Kelamin

    NO UNIT KERJA ESELON I

    PENDIDIKAN Jumlah

    (orang) SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3

    1 Sekretariat Jenderal

    53

    52

    391

    -

    -

    88

    -

    391

    118

    4 1.097

    2 Ditjen Binalattas

    25

    22

    249

    1

    9

    215

    1

    775

    183

    1 1.481

    3 Ditjen Binapenta

    7

    4

    58

    -

    2

    15

    -

    223

    76

    2 387

    4 Ditjen PHI dan Jamsos

    2

    2

    28

    -

    -

    13

    -

    118

    39

    - 202

    5 Ditjen Binwasnaker

    -

    1

    32

    -

    -

    9

    -

    135

    36

    - 213

    6 Ditjen P2KT

    3

    8

    178

    -

    -

    21

    -

    132

    59

    1 402

    7 Ditjen P2MKT

    13

    8

    126

    -

    -

    17

    -

    161

    61

    3 389

    8 Inspektorat Jenderal

    3

    2

    26

    -

    -

    17

    -

    103

    25

    2 178

    9 Balitfo

    5

    5

    74

    -

    -

    7

    2

    120

    58

    - 271

    Jumlah 111 104 1.162 1 11 402 3 2.158 655 13 4.620

    Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012

    D. DASAR HUKUM

    1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

    Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

    Kementerian;

    2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan

    dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

    3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah;

    4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 589/IX/6/Y/99 tentang

    Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

    sebagaimana telah diperbaiki dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi

    Negara Nomor 239/IX/6/8/2003;

    5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorKEP.10/MEN-

    SJ/III/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di

    Lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

    6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

    PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

    Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 9

    7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 19/MEN/XI/2008

    tentangPetunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah di Lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

    8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 20/MEN/XI/2008

    tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Departemen Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi;

    9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 03/MEN/I/2010

    tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

    2010-2014;

    10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

    PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi;

    11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

    Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

    12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

    PER.07/MEN/IV/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

    di Lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

    13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang

    Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Nomor PER. 03/MEN/I/2010 Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Tahun 2010-2014;

    E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

    Sistematika penyajian LAKIP Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

    2012 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

    dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan

    Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut :

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 10

    Ikhtisar Eksekutif;

    Merupakan ikhtisar yang menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran

    yang akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam

    mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta langkah

    antisipatifnya.

    Bab I. Pendahuluan;

    Menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, mandat, dan peran

    strategis instansi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta sistematika

    laporan.

    Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja;

    Menguraikan tentang strategis dan penetapan kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi tahun 2012.

    Bab III. Akuntabilitas Kinerja;

    Menguraikan tentang pengukuran, sasaran dan akuntabilitas pencapaian sasaran

    strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012.

    Bab IV.Penutup;

    Menguraikan gambaran secara menyeluruh tentang keberhasilan dan kegagalan

    pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, dan kondisi yang diharapkan tahun

    mendatang.

    Perayaan Hari Buruh Internasional ( May Day ) di PT. Keramik Kemenangan Jaya dan

    PT.Tirta Invesment bersama Presiden RI

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 11

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    Sebagai amanat pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010,

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas pokok dan

    fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

    A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014;

    B. Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 - 2014;

    C. Penetapan Kinerja Tahun 2012

    A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014

    1. Arah Kebijakan

    Kebijakan Nasional

    Tujuan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam

    RPJMN 2010-2014 mengacu pada 4 (empat) prioritas pembangunan nasional,

    yaitu : (1) Penanggulangan Kemiskinan, (2) Iklim investasi dan usaha, (3)

    Pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, (4)

    Pembangunan di bidang perekonomian.

    Pada tahun 2012 prioritas penanggulangan kemiskinan difokuskan pada dua

    program yaitu penempatan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja,

    perlindungan tenaga kerja dan pengembangan sistem pengawasan

    ketenagakerjaan. Prioritas iklim investasi dan usaha difokuskan pada program

    pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja. Prioritas

    daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik difokuskan pada program

    pembangunan kawasan transmigrasi dan program pengembangan masyarakat

    dan kawasan transmigrasi. Untuk prioritas lainnya bidang perekonomian

    difokuskan pada pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

    selama proses penyiapan, pemberangkatan dan kepulangan serta peningkatan

    upaya pelayanan dan perlindungan TKI di Luar Negeri.

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 12

    Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

    Arah kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian

    sasaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :

    a) Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk

    mencetak tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing;

    b) Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik

    di dalam maupun di luar negeri;

    c) Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang

    harmonis;

    d) Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan,

    keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta penegakan hukum;

    e) Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam perdesaan

    terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem

    pengembangan ekonomi wilayah dalam bentuk wilayah pengembangan

    transmigrasi (WTP) atau lokasi pemukiman transmigrasi (LPT), serta fasilitasi

    perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumber

    daya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi;

    f) Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan

    kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung

    pengembangan perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan

    kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi;

    g) Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,

    pengawasan fungsional, sumberdaya serta peningkatan fungsi penelitian,

    pengembangan dan pengelolaan data dan informasi.

    2. Strategi Umum

    Dalam rangka mencapai sasaran, maka strategi umum yang akan dilaksanakan

    adalah :

    a) Penetapan Kebijakan dan Peraturan

    Kemenakertrans akan menetapkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan

    di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Peraturan pelaksanaan dari

    Undang-Undang dan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang

    ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan ditetapkan menjadi panduan

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 13

    pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan

    Minimal bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

    b) Koordinasi dan Sinkronisasi

    Dalam penyelenggaraan tugas bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,

    Kementerian akan menjalin kerja sama dengan semua instansi terkait baik di

    pusat maupun di daerah, juga melibatkan pihak swasta dan masyarakat

    (stakeholders). Koordinasi dengan memadukan (mengintegrasikan),

    menyerasikan dan menyelaraskan berbagai stakeholders yang saling berkaitan

    beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan

    dan sasaran menjadi prioritas utama.

    c) Fasilitasi Program dan Pendampingan

    Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan

    ketransmigrasian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memfasilitasi

    program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

    program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi akan memberikan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan

    kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Program-program

    pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan

    ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan dan mendorong peran serta aktif

    masyarakat (Participatory Process).

    d) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Sumberdaya Manusia

    Kelembagaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan disesuaikan

    dengan kebutuhan. Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan melalui

    peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) sehingga kapasitas kelembagaan dapat

    berfungsi secara optimasl sesuai denga tujuan organisasi.

    e) Meningkatkan kualitas penerapan Good Governance

    Penyelenggaraan tugas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan

    dilaksanakan sejalan dengan prinsip Good Governance. Penyelenggaraan ini

    akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan

    responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang Wajar Tanpa Pengecualian

    (WTP).

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 14

    f) Peningkatan Kerjasama Luar Negeri

    Selama ini berbagai kerja sama luar negeri telah dibangun dan dibina, baik secara

    bilateral maupun multilateral dan akan terus ditingkatkan dalam mendukung

    pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan maupun

    ketransmigrasian. Mengingat masih adanya berbagai permasalahan yang terkait

    dengan isue ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di luar negeri, maka kerja

    sama yang telah dirintis selama ini antara lain dengan International Labour

    Organization (ILO) dan International Organization For Migration (IOM) serta

    lembaga internasional lainnya akan terus ditingkatkan.

    g) Pengarusutamaan Gender

    Dalam dinamika hak asasi manusia, pengarusutamaan gender (PUG) adalah

    merupakan wawasan salah satu strategi dalam rangka mencapai tujuan dan

    sasaran bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Strategi ini dilaksanakan

    melalui pengintegrasian gender kedalam tahap perencanaan dan pelaksanaan

    serta penganggaran baik di tingkat pusat dan daerah sehingga pengalokasian

    sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, akuntabel dan adil dalam

    memberikan manfaat kepada perempuan dan laki-laki.

    Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi akan melanjutkan upaya penerapan pengarusutamaan gender

    secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan

    keadilan gender dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

    h) Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan

    Sebagai upaya untuk menjamin agar visi, misi dan tujuan pelaksanaan program

    dan kegiatan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berjalan sesuai

    dengan sasaran yang diterapkan serta sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan dan ketentuan yang berlaku maka Kementerian melaksanakan

    pengendalian dan pengawasan melalui sistem pengendalian intern pemerintah

    (SPIP)

    i) Monitoring dan Evaluasi

    Untuk medukung tercapainya visi dan misi Kemenakertrans, serta tercapainya

    tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui kebijakan dan strategi yang

    dilaksanakan dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian maka

    diperlukan kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan secara berkala terhadap

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 15

    pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan

    ketransmigrasian. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan

    balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan

    kegiatan.

    B. Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 - 2014

    Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014

    ditetapkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.

    03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Tahun 2010-2014.

    Pada tahun 2011 merupakan pelaksanaan tahun kedua Rencana Strategis

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014. Dalam kurun waktu dua

    tahun ini terjadi perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap pencapaian

    sasaran yang telah ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hal-hal

    yang mempengaruhi antara lain di lingkup internal terjadi perubahan struktur organisasi

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana diatur dalam Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12/MEN/VIII/2010, yang berimplikasi

    pada perubahan tugas dan fungsi serta nomenklatur unit kerja di lingkungan Kementerian

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

    Di samping itu juga terjadi perubahan kebijakan pembangunan di Bidang

    Ketransmigrasian dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang

    Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, yang

    secara prinsip mengatur perubahan pendekatan pembangunan ketransmigrasian.

    Adanya perubahan lingkungan strategis yang berkembang sehingga target dan

    sasaran capaian kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi perlu dilakukan

    penyempurnaan. Di samping itu dengan adanya perubahan regulasi melalui sistem

    penyusunan program dan kegiatan dimana mulai diberlakukannya satu program pada

    satu unit kerja eselon I dan satu kegiatan pada setiap unit eselon II, maka perlu dilakukan

    penyesuaian dengan melakukan Review atas Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Tahun 2010 2014.

    Review Renstra yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 16

    Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 2014,

    merupakan kerangka kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam

    pelaksanaan pembangunan sektor ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai bagian

    integral dari pelaksanaan pembangunan nasional seperti yang diamanatkan dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004.

    1. V i s i

    Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang

    Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010

    2014 adalah:

    Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera.

    2. M i s i

    Adapun Misi yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Kementerian

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan

    adalah:

    a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat

    transmigrasi;

    b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan dan

    perlindungan tenaga kerja di dalam dandi luar negeri;

    c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;

    d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;

    e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan penempatan

    transmigrasi;

    f. Mengembangkan kapasitas masyarakat transmigrasi dankawasan

    transmigrasi;

    g. Menerapkan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif dan terpadu

    dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance),

    meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja,dan melaksanakan penelitian,

    pengembangan serta pengelolaan data dan informasi yang efektif.

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 17

    3. Tujuan

    Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pelaksanaan tugas

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada periode 2010 2014 adalah:

    a. Menyediakantenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang

    sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;

    b. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan

    penciptaan lapangan kerja;

    c. Menciptakanhubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran

    kelembagaan hubungan industrial;

    d. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent), tidak

    memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;

    e. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang

    layak;

    f. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan

    transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

    g. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di

    lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, efektivitas

    pengawasan intern, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta

    menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi

    publik.

    4. Sasaran

    Rumusan sasaran diselaraskan dengan tujuan, program dan kegiatan

    Kementerian, disesuaikan dengan uraian sasaran dalam Peraturan Menteri Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010

    tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

    2010 2014, sehingga selengkapnya sbb :

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 18

    SASARAN INDIKATOR KINERJA

    Tujuan 1: Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;

    Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

    a. Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

    b. Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

    c. Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

    Tujuan 2: Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan penciptaan lapangan kerja;

    Sasaran Strategis 2: Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

    a. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

    b. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

    c. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

    d. Jumlah wirausaha baru yang tercipta

    Tujuan 3 : Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial;

    Sasaran Strategis 3: Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

    a. Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

    b. Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

    c. Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 19

    Tujuan 4 : Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent), tidak memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;

    Sasaran Strategis 4: Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

    Jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)

    Tujuan 5 : Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak;

    Sasaran Strategis 5: Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

    a. Jumlah kawasan yang dibangun b. Jumlah transmigran yang ditempatkan

    Tujuan 6 : Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

    Sasaran Strategis 6:

    Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

    a. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

    b. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

    c. Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

    d. Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi

    e. Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 20

    Tujuan 7 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, meningkatkan efektivitas pengawasan intern, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi publik;

    Sasaran Strategis 7: Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

    Sasaran Strategis 8: Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) Sasaran Strategis 9: Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

    a. Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

    b. Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

    c. Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

    d. Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

    e. Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

    f. Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

    g. Jumlah laporan BMN

    Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan) a. Jumlah rumusan kebijakan, norma,

    standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

    b. Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

    c. Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 21

    5. Kebijakan

    Arah kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian

    sasaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :

    a. Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk mencetak

    tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing;

    b. Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik di

    dalam maupun di luar negeri;

    c. Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang

    harmonis;

    d. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan

    kerja dan kesehatan kerja serta penegakan hukum;

    e. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam perdesaan

    terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem

    pengembangan ekonomi wilayah dalam bentukWilayah Pengembangan

    Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), serta

    fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan

    sumberdaya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi;

    f. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan

    kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung

    pengembangan perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan

    kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi;

    g. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,

    pengawasan fungsional, sumberdaya, serta peningkatan fungsi penelitian,

    pengembangan dan pengelolaan data dan informasi

    6. Program

    a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya

    dilaksanakan dengan total anggaran sejumlah Rp. 369.262.926.000,- melalui

    kegiatan :

    1. Peningkatan perencanaan program dan anggaran;

    2. Peningkatan pengelolaan dan pelaporan keuangan;

    3. Peningkatan pengelolaan organisasi, ketatalaksanaan dan kepegawaian;

    4. Pembentukan, pembaharuan dan penyelesaian masalah hukum;

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 22

    5. Peningkatan, pengelolaan urusan tata usaha dan pelayanan umum;

    6. Peningkatan dan pengelolaan hubungan masyarakat;

    7. Peningkatan dan pengelolaan kerja sama luar negeri;

    8. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur;

    9. Peningkatan Kualitas dan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3);

    10. Penyusunan perencanaan tenaga kerja;

    Indikator kinerja dari program ini adalah tertib dan lancarnya pelayanan dukungan

    manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya Kemnakertrans yang diukur melalui:

    a) Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran Kemnakertrans;

    b) Jumlah dokumen anggaran;

    c) Jumlah dokumen rencana formasi dan kebutuhan pegawai;

    d) Jumlah kasus hukum yang diselesaikan;

    e) Jumlah pelayanan kerumahtanggaan di lingkungan Kemnakertrans;

    f) Jumlah pelayanan administrasi kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan

    dan ketransmigrasian;

    g) Jumlah pemberitaan yang positif bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian;

    h) Jumlah diklat;

    i) Jumlah pengujian dan pemeriksaan K3;

    j) Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Nasional;

    k) Meningkatnya Pelayanan perencanaan, penyusunan program dan anggaran serta

    evaluasi dan pelaporan bidang di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

    b. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, dengan

    alokasi anggaran sejumlah Rp. 886.429.146.000,- melalui anggaran :

    1. Pengembangan standarisasi kompetensi kerja dan program pelatihan (Prioritas

    Bidang);

    2. Peningkatan kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan lembaga

    pelatihan dan produktivitas (Produktivitas Bidang);

    3. Peningkatan penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri (Prioritas

    Bidang);

    4. Peningkatan kompetensi instruktur PSM dan tenaga kepelatihan (Prioritas

    Bidang);

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 23

    5. Pengembangan dan peningkatan produktivitas (Prioritas Bidang) dan

    kewirausahaan (Prioritas Nasional);

    6. Pengembangan sistem dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi (Prioritas K/L);

    7. Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan

    Pelatihan dan Produktivitas (Prioritas (K/L)

    Indikator kinerja dari program ini adalah angka peserta pelatihan yang kompeten,

    yang diukur melalui :

    1. Jumlah SKKNI yang diterapkan;

    2. Jumlah lembaga pelatihan kerja yang menerapkan pedoman tata pengelolaan dan

    pengembangan manajemen lembaga pelatihan;

    3. Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan;

    4. Jumlah instruktur dan PSM yang ditingkatkan kompetensinya;

    5. Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih;

    6. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi;

    7. Peningkatan pelayanan teknis administrasi, perencanaan program dan evaluasi,

    keuangan, kepegawaian dan ketatausahaan serta hukum dan kerja sama luar

    negeri.

    c. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dengan alokasi

    anggaran sejumlah Rp. 687.640.788.000,- melalui kegiatan :

    1. Peningkatan pengembangan pasar kerja (Prioritas Bidang);

    2. Penempatan tenaga kerja dalam negeri (Prioritas K/L);

    3. Pembinaan penempatan dan perlindungan TKI luar negeri (Prioritas Nasional);

    4. Pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja (Prioritas

    Nasional);

    5. Peningkatan pengendalian penggunaan tenaga kerja asing (Prioritas K/L);

    6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan

    Penempatan Tenaga Kerja (Prioritas Nasional);

    7. Pengembangan model dan inkubasi bisnis perluasan kesempatan kerja.

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 24

    Indikator kinerja dari program ini adalah jumlah fasilitasi pelayanan penempatan

    kerja dan perluasan kesempatan kerja yang diukur melalui :

    1. Jumlah bursa kerja yang memenuhi standar pelayana umum;

    2. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui antar kerja antar Daerah (AKAD)/ Antar

    Kerja Lokal (AKL) dan kelembagaan tenaga kerja;

    3. Jumlah penempatan tenaga kerja khusus;

    4. Jumlah fasilitasi penyediaan TKI;

    5. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara;

    6. Jumlah wirausaha baru yang tercipta;

    7. Jumlah terapan teknologi tepat guna di daerah yang bersinergi untuk perluasan

    kesempatan kerja;

    8. Jumlah pemberdayaan pendampingan perluasan kesempatan kerja ;

    9. Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan

    pengangguran sementara;

    10. Analisis dan perizinan penggunaan TKA;

    11. Jumlah wirausaha baru dan pendampingan masyarakat yang mampu

    memanfaatkan potensi daerah.

    d. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan

    Sosial Tenaga Kerja dengan alokasi dan sejumlah Rp. 184.063.004.000,- melalui

    kegiatan :

    1. Pengelolaan persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi (Prioritas

    K/L);

    2. Pengelolaan kelembagaan dan pemasyarakatan hubungan industrial (Prioritas

    Bidang);

    3. Konsolidasi pelaksanaan peningkatan intensitas pencegahan PHK dan

    penyelesaian hubungan industrial (Prioritas K/L);

    4. Pengelolaan penerapan pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja (Prioritas

    K/L);

    5. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan Hubungan

    Industrial dan Jaminan Sosial tenaga Kerja (Prioritas K/L).

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 25

    Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya syarat-syarat kerja dan

    menguatnya kelembagaan hubungan industrial, yang diukur dari :

    1. Jumlah peraturan perusahaan yang disahkan;

    2. Jumlah perjanjian kerja bersama yang didaftarkan;

    3. Jumlah pembentukan lembaga kerja sama Bipartit di perusahaan;

    4. Rasio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan hubungan

    industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama;

    5. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam dan di luar hubungan kerja yang

    menjadi peserta jamsostek;

    6. Jumlah pembentukan lembaga kerjasama tripartit dikabupaten/kota;

    7. Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya;

    8. Tersusunnya peraturan bidang hubungan industrial yang meliputi pengaturan

    tentang kompensasi dan penerapan PHK, hubungan kerja (PKWT dan

    Oursourching), pengupahan (UM,KHI, upah selama skorsing), perlindungan

    pekerja, mogok kerja;

    9. Jumlah peraturan ketenagakerjaan bidang hubungan industrial dan jamsostek TK

    yang disempurnakan.

    e. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem

    Pengawasan Ketenagakerjaan dengan alokasi dana sejumlah Rp.

    349.739.293.000,- melalui kegiatan :

    1. Peningkatan perlindungan pekerja perempuan dan penghapusan pekerja anak

    (Prioritas Nasional)

    2. Peningkatan penerapan norma ketenagakerjaan dan jaminan sosial tenaga kerja

    (Prioritas K/K);

    3. Peningkatan penerapan norma kerja dan jaminan sosial tenaga kerja (Prioritas

    K/L);

    4. Peningkatan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (Prioritas

    Nasional);

    5. Peningkatan kualitas teknis pemeriksaan dan penyidikan norma ketenagakerjaan

    (Prioritas K/L);

    6. Dukungan menajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan

    Pengawasan Ketenagakerjaan (Prioritas K/L);

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 26

    Indikator kinerja utama dari program ini adalah jumlah perusahaan yang

    menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang

    diukur dari :

    1. Advokasi penerapan norma kerja perempuan dan anak;

    2. Pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja (JK dan JKK);

    3. Jumlah perusahaan yang menerapkan SMK3;

    4. Kualitas pengawan ketenagakerjaan dan PPNS Ketenagakerjaan;

    5. Kajian peraturan perundang-undangan.

    f. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan dukungan anggaran

    sejumlah Rp 796.344.991.000,- yang meliputi :

    1. Fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi (Prioritas Nasional/ Prioritas

    Bidang);

    2. Pembangunan pemukiman dan infrastruktur di kawasan transmigrasi (Prioritas

    Nasional/ Prioritas Bidang);

    3. Penyedia tanah transmigrasi (Prioritas Nasional/ Prioritas Bidang);

    4. Penyusunan rencana pembangunan kawasan transmigrasi (Prioritas Bidang);

    5. Partisipasi masyarakat (Prioritas Nasional/ Prioritas Bidang);

    6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen P2KT (Prioritas K/L).

    Indikator kinerja dari program ini adalah jumlah permukiman transmigrasi yang

    dibangun dan transmigran yang ditempatkan dikawasan transmigrasi, yang diukur

    dari :

    1. Penduduk yang tertata terintegrasi dalam kawasan transmigrasi;

    2. Infrastruktur kawasan yang dibangun;

    3. Lahan yang tersedia;

    4. Rencana pembangunan kawasan transmigrasi;

    5. Lembaga pemerintah dan non pemerintah yang berpartisipasi dalam

    pembangunan kawasan transmigrasi;

    6. Pelayanan teknis dan administratif;

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 27

    g. Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi dengan

    alokasi anggaran sejumlah Rp. 725.455.419.000,- melalui kegiatan :

    1. Pengembangan sarana dan prasarana kawasan transmigrasi (prioritas nasional/

    prioritas bidang);

    2. Pengembangan usaha di kawasan transmigrasi (prioritas nasional/ prioritas

    bidang);

    3. Peningkatan kapasitas SDM dan masyarakat di kawasan transmigrasi (prioritas

    nasional/ prioritas bidang);

    4. Penyerasian lingkungan di kawasan transmigrasi (prioritas nasional/ prioritas

    bidang);

    5. Perencanaan teknis pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi

    (prioritas bidang);

    6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen P2KT (Prioritas

    Bidang).

    Indikator kinerja utama dari program ini adalah jumlah permukiman transmigrasi

    (kimtrans) yang mandiri dan kawasan transmigrasi yang berkembang , yang diukur

    dari :

    1. Jumlah kimtrans dan kawasan yang dikembangkan sarana dan prasarana;

    2. Jumlah luasan lahan yang produktif dan produktivitas lahan di kimtrans dan

    kawasan;

    3. Jumlah kepala keluarga yang dapat layanan sosial budaya dan kelembagaan di

    kimtrans yang berfungsi;

    4. Jumlah kimtrans yang mandiri dan kawasan yang berwawasan lingkungan;

    5. Jumlah dokumen rencana pengembangan masyarakat dan pengawasan yang

    dapat diimplementasikan;

    6. Jumlah pelayanan teknis dan adminsitratif.

    h. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi :

    Untuk melaksanakan kegiatan tersebut telah dialokasikan dana sejumlah

    Rp. 42.926.043.000,- pada 5 satuan kerja pusat.

    Indikator kinerja program ini adalah jumlah rencana pengawasan bagi Inspektorat

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 28

    I, II, III dan IV menurunnya kualitas dan kuantitas penyimpangan temuan hasil

    pemeriksaan, yang diukur dari :

    1. Jumlah objek pemeriksaan;

    2. Jumlah objek pemeriksaan;

    3. Jumlah objek pemeriksaan;

    4. Jumlah objek pemeriksaan;

    5. Jumlah pelayanan administrasi kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan

    dan ketransmigrasian.

    i. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi

    Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, telah dialokasikan dana sejumlah

    Rp. 61.935.463.000,- yang antara lain dialokasikan pada lima satuan kerja pusat dan

    satu unit pelaksana teknis pusat (UPTP).

    Indikator kinerja utama dari program ini adalah peningkatan jumlah hasil

    penelitian dan pengembangan serta data informasi ketenagakerjaan dan

    ketransmigrasian yang dijadikan bahan kebijakan, yang diukur dari :

    1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan untuk bidang pelatihan dan

    produktivitas, penempatan, hubungan industrial dan jamsos serta pengawasan

    ketenagakerjaan yang dijadikan rekomendasi/ kebijakan;

    2. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan bidang pembangunan kawasan

    transmigrasi serta bidang pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi

    yang dijadikan rekomendasi/ kebijakan;

    3. Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan pangkalan data dan informasi bidang

    ketenagakerjaan;

    4. Jumlah data dan informasi bidang ketransmigrasian;

    5. Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya.

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 29

    C. Penetapan Kinerja Tahun 2012

    Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dimana dokumen Penetapan Kinerja

    merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja

    antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan

    pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi.

    Dokumen Penetapan Kinerja tersebut memuat pernyataan dan lampiran formulir

    yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta

    target kinerja dan anggaran. Adapun Penetapan Kinerja Kementerian Tenaga Kerja

    dan Transmigrasi Tahun 2012, sebagai berikut :

    Sasaran Strategis

    Indikator Kinerja

    Target

    Satuan

    Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

    Jumlah orang yang mengikuti

    pelatihan berbasis kompetensi

    160.606 orang

    Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

    12.374 orang

    Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

    49.764 orang

    Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

    Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

    75.000 33

    orang provinsi

    Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

    360 kabupaten/ kota

    Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

    105.000 orang

    Jumlah wirausaha baru yang tercipta 10.000 orang

    Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

    Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan

    85

    %

    Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

    400 LKS

    Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

    50 LKS

    Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

    Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

    53.000 prsh

    Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

    Jumlah kawasan yang dibangun 65 lokasi

    Jumlah transmigran yang ditempatkan

    9.500 KK

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 30

    Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

    Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

    34 kimtrans

    Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

    49 kimtrans

    Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

    87 lembaga

    Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi

    2.000 orang

    Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

    18 kimtrans

    Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

    Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

    13 23

    bahan laporan

    Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

    2.500 orang

    Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

    20 200

    laporan kasus

    Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

    87 dokumen

    Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

    2 6 2

    30

    RUU RPP

    RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

    Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

    50 kasus

    Jumlah laporan BMN 311 satker

    Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

    Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

    1.200 obrik

    Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

    Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

    14

    kajian

    Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

    17 kajian

    Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

    22 jenis

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 31

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012

    A. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012

    Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap akhir periode instansi melakukan

    pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja, dimana

    pengukuran pencapaian target kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan

    antara target kinerja dengan realisasi kinerja.

    Hasil capaian kinerja, baik kekurangan maupun kelebihannya merupakan hasil

    kerja manajemen dalam mensinergikan berbagai sumber daya dan seluruh komponen

    yang ada di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tidak terkecuali

    pengaruh kondisi dan situasi yang melingkupinya. Upaya pengukuran kinerja diakui

    tidak selalu mudah, karena hasil capaian suatu indikator tidak semata-mata

    merupakan output dari satu input (program, kegiatan, sumber dana), akan tetapi

    merupakan akumulasi, korelasi dan sinergi antara berbagai input dan pihak-pihak yang

    terkait dalam pelaksanaan kegiatan itu. Dengan demikian keberhasilan realisasi suatu

    sasaran/kegiatan, tidak dapat diklaim sebagai hasil dari satu sumber dana atau oleh

    satu pihak saja.

    Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil suatu penilaian yang didasarkan

    pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Tahun 2012, sebagai berikut :

    Sasaran Strategis

    Indikator KInerja

    Target

    Realisasi

    Satuan

    %

    Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

    Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

    160.606 138.562 orang 86,27

    Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

    12.374 11.312 orang 91,42

    Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

    49.764 56.909 orang 114,36

    Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

    Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

    75.000 33

    95.407 33

    orang provinsi

    127,21 100,00

    Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program

    360 358 orang 99,44

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 32

    pengurangan pengangguran sementara

    Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

    105.000 105.037 orang 100,04

    Jumlah wirausaha baru yang tercipta

    10.000 17.174 orang 171,74

    Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

    Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

    85 85 LKS 100,00

    Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

    400 427 LKS 106,75

    Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

    50 22 LKS

    44,00

    Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

    Jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)

    53.000 53.000 prsh 100,00

    Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

    Jumlah kawasan yang dibangun

    63 60 lokasi 95,23

    Jumlah transmigran yang ditempatkan

    9.064 7.546 KK 83,25

    Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

    Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

    34 34 kimtrans 100,00

    Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

    49 54 kimtrans 110,20

    Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

    87 134 lembaga 154,02

    Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi

    2.000 2.360 orang 118,00

    Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

    18 23 kimtrans 127,78

    Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

    Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

    13 23

    13 23

    Bahan laporan

    100,00 100,00

    Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

    2.500 3.262 orang 130,48

    Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

    20 200

    20 200

    Laporan kasus

    100,00 100,00

  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 33

    Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

    87 87 dokumen 100,00

    Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

    2 6 2

    30

    2 9 2

    21

    RUU RPP

    RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

    100,00 150,00 100,00 70,00

    Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

    20 44 kasus 220,00

    Jumlah laporan BMN 359 311 satker 86,63

    Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

    Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

    1.200 1.200 obrik 100,00

    Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

    Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ket