26

Click here to load reader

laktosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah

Citation preview

Page 1: laktosa

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hampir setiap orang pernah mengonsumsi susu atau produk olahan

dari susu dari sejak masa bayi hingga dewasa dan usia lanjut. Komposisi utama

susu adalah air, lemak, protein, mineral dan laktosa, dan komponen gula atau

karbohidrat yang dikenal dengan laktosa (gula susu).

Pada keadaan normal, tubuh dapat memecah laktosa menjadi gula

sederhana dengan bantuan enzim laktase. Pada manusia, laktase terus

diproduksi sepanjang hidupnya. Tanpa laktase yang cukup manusia tidak

dapat/mampu mencerna laktosa sehingga akan mengalami gangguan

pencernaan yang dikenal sebagai intoleransi laktosa atau defisiensi laktase.

Gejala yang sering muncul berupa mual, kram perut, dan diare.

Setiap orang dapat mentoleransi laktosa dalam jumlah yang berbeda.

Hal ini mempengaruhi seberapa cepat penderita mengalami gejala dan juga

seberapa parah gejalanya. Ada orang yang mungkin sensitif terhadap makanan

yang mengandung laktosa dalam jumlah kecil, sedangkan yang lain dapat

makan dalam jumlah yang lebih besar sebelum gejala intoleransi timbul.

Di Amerika ada jutaan orang memiliki intoleransi laktosa, sehingga hal

ini cukup umum. Sekitar 75% dari semua orang di seluruh dunia juga

memiliki defisiensi laktase pada tingkat tertentu. Ras Afrika-Amerika, Asia,

Hispanik, dan penduduk asli Amerika bahkan memiliki intoleransi laktosa

lebih tinggi dari ras lain.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa susu merupakan salah satu

makanan yang mengandung laktosa namun tidak semua orang dapat mencerna

laktosa di dalam susu sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan

pada penderita intoleransi laktosa.

1

Page 2: laktosa

Kemudian pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai

susu dan bahan makanan lain yang mengandung laktosa serta bagaimana

proses pencernaannya pada manusia.

B. TUJUAN PENULISAN

Mengetahui proses pencernaan pada manusia.

Dapat menjelaskan bahan makanan yang mengandung laktosa.

Dapat mengetahui proses pencernaan manusia terhadap makanan yang

mengadung laktosa

C. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana proses pencernaan pada manusia?

Apa saja makanan yang mengandung laktosa?

Bagaimana proses pencernaan manusia terhadap makanan yang

mengadung laktosa?

2

Page 3: laktosa

BAB IIPEMBAHASAN

A. Proses Pencernaan Pada Manusia

Proses pencernaan pada manusia dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk kasar

menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan menggunakan

gigi di dalam mulut.

2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang

kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi

mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan

oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

3

Page 4: laktosa

a. Mulut

Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melewati rongga mulut. Oleh

karena itu, proses pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi sudah

dimulai pada bagian ini. Pada rongga mulut terdapat beberapa bagian yang

berperan dalam proses pencernaan yakni gigi, lidah, dan kelenjar ludah. 

1. Gigi

Terdapat empat macam gigi, yaitu gigi seri (insisor = I) , gigi taring

(caninus =C), geraham depan (premolar = Pm), dan geraham belakang (molar =

M). Makanan dipotong dengan gigi seri, dirobek gigi dengan taring dan dikunyah

dengan gigi geraham. Pada orang dewasa, gigi yang lengkap terdiri atas 32 buah.

Gigi memiliki tiga bagian utama meliputi:

1. mahkota gigi yang terletak menonjol di atas tulang;

2. leher gigi;

3. akar gigi, tertanam di dalam tulang rahang.

Sebagian besar gigi tersusun atas tetapi mahkota gigi dilapisi email yang

sangat keras. Rongga pada gigi (pulpa) berisi pembuluh darah dan pembuluh

saraf. Bagian yang menutup dan mengelilingi leher gigi disebut gusi.

2. Lidah

Lidah sebagian besar terdiri atas otot. Pada permukaan atas lidah banyak

terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut dengan papilla, yang banyak terdapat

rangkaian kompleks saraf yang membentuk alat indra pengecap dan peraba. Pada

permukaan atas papilla terdapat selaput lendir. Lidah seseorang berbentuk bulat

memanjang. Dalam keadaan tertentu, lidah dapat dijulurkan memanjang.

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan

membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar

ludah. Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat

merasakan manis, asin, pahit, dan asam.

3. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah

dalam mulut ada tiga pasang, yaitu:

4

Page 5: laktosa

1) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan

ludah yang berbentuk cair.

2) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.

3) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah

yang mengandung air dan lendir.

Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi,

dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga

melindungi selaput mulut terhadap panas, asam, dan basa.

Di dalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase) yang berfungsi

mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum)

menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada

pH antara 6.8 – 7 dan suhu 37 °C.

B. Kerongkongan

Setelah makanan kita kunyah dalam mulut, makanan akan masuk menuju

kerongkongan. Sebelum ke kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring)

terdapat bagian yang memiliki katup dinamakan epiglotis. Epiglotis berfungsi

mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh.

Saat kita menelan makanan, laring bergerak ke atas sehingga tertutup oleh

epiglotis dan tidak ada makanan yang masuk ke dalam batang tenggorokan

(trakea). Namun, terkadang partikel kecil makanan atau air dapat masuk ke

dalam laring atau trakea. Akibatnya, secara otomatis kita akan mengalami batuk.

Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya

makanan menuju lambung. Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung

dengan diameter 2 cm. Dinding kerongkongan tersusun atas epitelium berlapis

pipih. Selain itu, pada kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot

melingkar dan otot longitudinal. Apabila otot tersebut berkontraksi,

kerongkongan akan bergerak. Gerakan demikian disebut gerak peris taltik. Gerak

5

Page 6: laktosa

peristaltik pada kerongkongan ialah gerakan mendorong dan mere mas-remas

makanan menuju lambung. Gerak an ini terdiri atas fase kontraksi dan relaksasi.

C. Lambung

Makanan dari kerongkongan terdorong ke dalam lambung, akibat gerakan

peristaltik seperti yang sudah dijelaskan di atas. Lambung diibaratkan seperti

lumbung yang bertugas untuk menyimpan makanan yang telah ditelan untuk

sementara waktu.

Lambung berukuran sekepal tangan dan terletak di dalam rongga perut

sebelah kiri, di bawah sekat rongga badan. Dinding lambung sifatnya lentur, dapat

mengembang apabila berisi makanan dan mengempis apabila kosong. Muatan di

dalam lambung dapat menampung hingga 1,5 liter makanan. Dinding lambung

tersebut berwarna merah muda dan mengkilap.

Otot penyusun lambung terdiri atas otot memanjang yang terletak di bagian

luar, otot melingkar yang terletak di bagian tengah, dan otot miring yang terletak

di bagian dalam. Pada bagian atas terdapat otot lingkaran yang disebut sfinkter

kardial yang tetap menutup kecuali bila ada makanan yang mendekatinya. Di

dekat pilorus terdapat sfinkter yang disebut sfinkter pilori. Otot ini merupakan

otot-otot polos, sehingga bekerja tanpa disadari. Otot-otot lambung bekerja dengan

cara berkontraksi sehingga dapat menekan dan memeras makanan dalam lambung

dan mencampurnya dengan getah pencernaan dalam lambung.

Lambung terdiri atas tiga bagian berikut.

a. Kardiaks, merupakan bagian atas sebagai pintu masuk makanan dari

kerongkongan.

b. Fundus, adalah bagian tengah lambung, tempat makanan ditampung dan

mengalami perlakuan kimiawi.

c. Pilorus, merupakan bagian bawah lambung sebagai pintu keluar makanan dan

berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Pilorus ini bekerja atas

pengaruh pH makanan. Apabila pH makanan asam, maka otot-otot pilorus

mengendor sehingga menyebabkan pintu pilorus terbuka dan sebaliknya jika

6

Page 7: laktosa

makanan basa, maka otot-otot pylorus akan berkontraksi yang menyebabkan

pilorus menutup.

Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap makanan atau minuman.

Makanan yang padat akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada zat cair

(minuman) sehingga menurut ilmu kesehatan dianjurkan mengunyah makanan 32

kali agar makanan menjadi lebih lembut, sehingga akan meringankan beban

lambung untuk melumatkan makanan tersebut.

Semakin lumat makanan yang masuk lambung, maka semakin cepat

melintasi lambung. Jenis makanan lemak dan sayuran hijau akan lebih lama berada

di dalam lambung sehingga orang akan merasa kenyang lebih lama. Makanan yang

masuk pada lambung bertahan selama 2-5 jam. Makanan dalam lambung

mengalami serangkaian proses kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1 – 2 liter

yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar, antara lain HCl, enzim pepsin, enzim renin,

lipase, mukus (lendir), dan faktor intrinsik.

Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim renin

akan mencerna protein susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan

mengemulsikan lemak dalam makanan. Jadi, perlakuan kimiawi protein pertama

kali dilakukan di dalam lambung. Selain mendapat perlakuan kimiawi, makanan

oleh enzim-enzim tersebut juga ada HCl yang membantu dalam proses-proses

pencernaan.

Fungsi HCl, antara lain:

a. membunuh kuman pada makanan yang dimakan;

b. mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin;.

c. mempercepat reaksi antara air, protein, dan pepsin;

d. mengendorkan pilorus, karena HCl bersifat asam dengan pH kurang lebih 1-3

Mukus (lendir) berfungsi sebagai lapisan pelindung yang dapat melindungi

lambung dari asam lambung. Sedangkan faktor intrinsik berfungsi untuk

menghasilkan vitamin B12 yang diperlukan untuk membentuk sel-sel darah dan

membantu saraf berfungsi dengan baik. Dengan adanya faktor intrinsik ini pula,

maka vitamin B12 di dalam lambung dilindungi dari asam lambung sehingga tidak

7

Page 8: laktosa

rusak. Khim ini bersifat asam, dan menjadi netral ketika masuk ke dalam usus 12

jari, karena dinetralkan oleh getah basa yang dihasilkan kelenjar pankreas yang

terdapat di dalam usus dua belas jari.

Setelah mendapatkan perlakuan tersebut, makanan kemudian bercampur

dengan getah lambung membentuk khim seperti bubur yang lembut. Kemudian

khim sedikit demi sedikit dikeluarkan menuju usus dua belas jari. Otot pylorus

berelaksasi karena rangsangan asam dari makanan tiba di pilorus depan,

menyebabkan pintu pilorus terbuka sehingga makanan keluar menuju usus dua

belas jari. Apabila makanan asam menyentuh pilorus bagian belakang, maka

pilorus akan menutup kembali. Demikianlah prosesnya. Setelah makanan sampai

di usus dua belas jari, maka makanan yang sifatnya asam akan merangsang usus

dua belas jari mensekresikan hormone sekretin yang dapat memacu pankreas

mengeluarkan getah pankreas yang bersifat basa sehingga mengakibatkan pilorus

menutup. Lambung yang dijelaskan di atas dapat juga bermasalah di antaranya

adalah penyakit maag dan kanker lambung. Penyakit maag ini dapat timbul karena

kelebihan HCl. Produksi HCl ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman,

misalnya makanan pedas, alkohol, kopi, dan nikotin. Selain itu, juga dapat dipicu

oleh tekanan pikiran (stress). Asam lambung yang berlebihan ini dapat mengikis

dinding lambung, gejala penyakit ini biasanya nyeri di bagian dada.

D. Hati

Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga badan dan

mengisi sebagian besar bagian atas rongga perut sebelah kanan. Hati membuat

empedu yang terkumpul dalam kantung empedu. Empedu tersebut menjadi kental

karena airnya diserap kembali oleh dinding kantung empedu. Pada waktu tertentu,

empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui pipa empedu. Dalam

metabolisme karbohidrat, hati berfungsi untuk:

a. Menyimpan glikogen.

b. Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.

8

Page 9: laktosa

c. Glukoneogenesis (pengubahan molekul-molekul lemak, protein, dan laktat

menjadi glukosa).

d. Membentuk senyawa kimia penting dari hasil perantara metabolism

karbohidrat.

Hati berfungsi sangat penting terutama untuk mempertahankan konsentrasi

gula dalam darah. Pada metabolisme protein, hati berfungsi untuk:

a. Pembentukan sebagian besar lipoprotein.

b. Pembentuk sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid.

c. Mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak. Pada

metabolisme protein, hati berfungsi untuk:

d. Deaminasi asam amino, yaitu pengurangan gugus amin (-NH2) pada asam

amino.

e. Pembentukan urea, untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh.

f. Pembentukan plasma protein.

g. Interkonversi di antara asam amino yang berbeda untuk proses metabolisme

tubuh.

Hati mempunyai kecenderungan untuk menyimpan vitamin. Vitamin yang

disimpan di hati adalah A, D, dan Vitamin B12.

E. Kelenjar Pankreas.

Prakreas berada dalam lipatan duodenum, berbentuk huruf U yang rebah.

Pada pankreas terdapat dua macam kelenjar, yaitu kelenjar endokrin menghasilkan

hormon insulin, sedangkan kelenjar eksokrin menghasilkan getah pankreas (duktus

pankreatikus) 1,5 liter per hari melalui dua saluran, yaitu duktus pankreatikus

utama dan tambahan. Kedua saluran ini bermuara ke duodenum.

Getah pankreas memiliki pH 8, berfungsi menetralkan chymus yang

bersifat asam dari lambung, serta mengandung NaHCO3 (bersifat basa) dan

enzim-enzim. Enzim tersebut adalah lipase pankreas, amilopsin, nuklease,

disakarase, enterokinase, dan tripsin.

9

Page 10: laktosa

F. Usus Halus

Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:

a. Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang

disejajarkan.

b. Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus

tersebut kosong.

c. Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap

oleh tubuh.

Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini dapat

berperan sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormone insulin dan

sebagai kelenjar eksokrin dengan menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin,

amilase, dan lipase.

a. Insulin berfungsi untuk mempertahankan kestabilan kadar gula darah.

b. Tripsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.

c. Amilase berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.

d. Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

G. Usus Besar

Usus besar pada umumnya terdiri atas usus besar ascending (menaik),

transvers (melintang), descending (menurun), dan berakhir pada rektum, yaitu

bagian berotot yang mengeluarkan kotoran melalui anus.

Usus besar tidak memiliki villi sehingga tidak terjadi penyerapan sarisari

makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi lebih padat. Pada

kolon juga terjadi proses pembusukan sisa pencernaan (yang tidak dapat diserap

usus halus) oleh bakteri Escherichia coli yang menghasilkan gas H2S, NH4,

indole, skatole, dan vitamin K (berperan dalam proses pembekuan darah).

H. Anus

10

 

  

Page 11: laktosa

Feses yang terkumpul dalam rektum dikeluarkan melalui saluran

pengeluaran yang dinamakan anus. Proses pengeluaran feses lewat anus ini

disebut proses defi kasi. Pada anus terdapat otot sfi ngter anus yang berupa otot

polos dan otot lurik. Masing-masing otot ini berturut-turut berada di dalam dan

bagian luar lubang anus. Saat feses menyentuh dinding rektum, otot lurik

terangsang melakukan proses defi kasi. Akibatnya, secara sadar kita akan

melakukan mengejan (berkontraksi). Tindakan kita ini akan menjadikan otot

polos mengendur, sehingga feses keluar dari tubuh.

B. Bahan Makanan Yang Mengandung Laktosa

Produk susu seperti susu dan es krim adalah beberapa makanan umum

yang kandungan laktosanya tinggi. Ini juga dalam makanan dengan susu kering

padat, produk sampingan susu, susu bubuk kering tanpa lemak, atau whey,

termasuk:

Roti dan Roti yang dipanggang

Permen

Sereal

Salad dressing

Selain makanan, laktosa juga ada dalam beberapa resep obat, termasuk pil

KB, dan beberapa obat-obatan yang dijual bebas, seperti tablet untuk memudahkan

asam lambung atau gas.

11

Page 12: laktosa

C. Proses Pencernaan Makanan Yang Mengandung Laktosa

Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai daya cerna sangat tinggi.

Hampir 100% dari protein, karbohidrat, dan lemak susu dapat diserap dan digunakan

oleh tubuh manusia. Meskipun kandungan protein per 100 gram bahan dalam susu

tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan daging, ikan, telur, dan beberapa jenis

kacang-kacangan, protein susu mengandung semua asam amino esensial yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh manusia. Oleh sebab itu, susu digolongkan sebagai sumber

protein yang bermutu tinggi. Sumber utama protein adalah kasein. Itulah sebabnya

dalam berbagai penelitian ilmiah kasein (protein susu) selalu digunakan sebagai

standar untuk menentukan mutu protein bahan lainnya.

Lemak dijumpai sebagai globula-globula bulat dalam sistem emulsi minyak

dan air. Di dalam susu, lemak susu tersusun atas asam-asam lemak, baik berupa trigli-

serida, fosfolipida maupun sterol. Trigliserida merupakan komponen terbesar penyu-

sun lemak, yaitu 98% dari total lemak susu, sedangkan fosfolipida sekitar 0,2-1,0%,

dan sterol sekitar 0,25-0,40%.

Flavor susu dan sebagian besar produk susu olahan terutama dipengaruhi oleh

lemak yang ada di dalam susu. Sekitar 60-65% di antara asam-asam lemak tersebut

merupakan asam lemak jenuh dan hanya sekitar 35-40% merupakan asam lemak

tidak jenuh. Adanya asam butirat dalam lemak susu menyebabkan susu mempunyai

karakteristik yang berbeda karena tidak ada lemak-lemak lainnya yang mengandung

butirat.

Laktosa merupakan sejenis gula yang hanya terdapat pada susu hewani.

Laktosa dibentuk dalam kelenjar susu. Laktosa terdiri atas glukosa dan galaktosa

yang membentuk rantai disakarida.

Gambar ini merupakan sebuah molekul laktosa yang

terbentuk melalui ikatan 1,4 β glikosida. Monosakarida

yang menyusun laktosa adalah glukosa dan galaktosa.

Disaka-rida ini hanya terdapat pada susu hewan dan

tidak terdapat pada tumbuhan, yang meme-gang

peranan penting sebagai bahan bakar energi.

12

Page 13: laktosa

Laktosa dihidrolisis oleh getah pencernaan menjadi glukosa dan galaktosa.

Laktosa merupakan komponen gula yang penting dalam susu, terutama untuk bayi.

Laktosa dapat membantu asimilasi kalsium dan fosfor sehingga membantu pemben-

tukan tulang dan gigi yang lebih baik.

Keterkaitan Laktosa dengan Laktase

Gula susu atau laktosa merupakan suatu senyawa yang unik, yang hanya ter-

dapat pada air susu mamalia. Kadar laktosa pada susu sapi segar 4%, pada air susu

ibu sekitar 6-7%, dan pada susu bubuk full cream sebanyak 38%. Agar dapat diserap

oleh saluran pencernaan, gula susu harus dipecah terlebih dahulu menjadi komponen-

komponen gula sederhana yang disebut glukosa dan galaktosa. Sebagai gambaran

mengenai laktosa dalam susu dapat dikaji gambar berikut.

Secara alamiah setiap susu yang dihasilkan

oleh kelenjar mammae dari makhluk

golongan mamalia pasti mengandung laktosa.

Laktosa me-rupakan sumber gula susu bagi

bayi dan anak sapi selama belum disapih.

Laktosa oleh enzim laktase pada mukosa usus

akan dirombak (breakdown) menjadi glukosa

dan galaktosa. Perombakan gula susu inilah

yang menyebabkan gula darah meningkat .

Menurut Webb dan Whittler (1970), laktosa merupakan karbohidrat utama

yang terdapat di dalam susu. Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari glukosa dan

galaktosa. Laktosa ini terdapat dalam susu dalam fase larutan yang sesungguhnya dan

dengan demikian mudah diasimilasikan sebagai makanan dengan proses hidrolisis

menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim usus, yakni laktase (β-galaktosidase).

Tetapi sekarang sudah diketahui bahwa banyak kelompok-kelompok susu yang tidak

tahan terhadap laktosa dan ini telah diketahui sebagai akibat dari kurangnya enzim

13

Page 14: laktosa

laktosa dalam mukosa usus. Pemberian laktosa atau susu dalam keadaan seperti me-

nyebabkan mencret atau gangguan-gangguan perut yang lain. Lebih dari 70% dari

orang-orang dewasa di Afrika, Asia, dan Indian Amerika menunjukkan adanya keku-

rangan enzim laktase. Kondisi ini tidak terdapat pada waktu lahir, tetapi berkembang

sesudah waktu sapih. Juga telah diketahui bahwa kekurangan laktosa yang menyebab-

kan tidak tahan terhadap laktosa, merupakan akibat yang biasa dari gangguan gastro-

intestinal yang mungkin berasal dari bakteri. Sayangnya kondisi yang terakhir ini

mungkin juga terdapat pada anak-anak muda dari negara yang sedang berkembang

karena higiene yang kurang memadai dalam penanganan bahan pangan.

Laktosa tidak semanis gula tebu dan mempunyai daya larut hanya sekitar 20%

pada suhu kamar. Laktosa ini akan mengendap dari larutan sebagai kristal yang keras

seperti pasir, oleh karena itu harus dijaga jangan sampai kristal-kristal ini terbentuk

pada pembuatan es krim dan susu kental. Laktosa mudah sekali difermentasikan oleh

bakteri asam laktat menjadi asam laktat yang merupakan ciri khas susu yang di-

asamkan.

Susu digunakan sebagai sumber laktosa komersial yang diolah dari whey yang

didapat sebagai hasil samping pada pembuatan keju. Laktosa dipakai sebagai salah

satu unsur dalam makanan anak-anak pada masyarakat Barat dan produk obat-obat-

an. Laktosa dipakai sebagai bahan pengisi dalam pembuatan tablet-tablet dan kapsul

obat dan untuk menghasilkan warna coklat dalam produk-produk bakery. Laktosa

juga digunakan oleh pihak militer dalam pembuatan tirai-tirai asap, tanda-tanda, dan

lilin-lilin sasaran.

Laktosa yang masih utuh tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan kita.

Pemecahan laktosa terjadi dalam saluran pencernaan, yang dilakukan oleh suatu getah

pencernaan yang disebut enzim laktase.

Dalam keadaan normal, khususnya pada bayi yang sedang menyusu, getah

pencernaan laktase terdapat dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah disapih, kan-

dungan enzim laktase makin menurun. Pada orang dewasa kandungan enzim laktase

tersebut menjadi sangat sedikit, sehingga tidak mampu lagi memecah laktosa menjadi

gula sederhana berupa glukosa dan galaktosa (Stryer, 1975).

14

Page 15: laktosa

LI adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu mencerna laktosa, yaitu

bentuk gula yang berasal dari susu. Ketidakmampuan ini bisa disebabkan oleh

kurangnya atau tidak mampunya tubuh memproduksi laktase, yaitu salah satu enzim

pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus kecil yang bertugas memecah gula

susu menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap ke dalam tubuh. Kondisi ini

disebut juga Defisiensi Laktase (Lactase Deficiency) (MediaSehat.Com, 2011).

Dalam kondisi normal, ketika laktosa mencapai sistem pencernaan, enzim

laktase akan segera bekerja memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Galaktosa sendiri oleh hati akan diubah menjadi glukosa, selanjutnya meningkatkan

kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, tidak meningkatnya kadar gula darah setelah

minum susu bisa dianggap sebagai diagnosa adanya intoleransi laktosa

Meskipun produk susu di tanah air kita berlimpah, kebiasaan minum susu

belum membudaya di masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh alasan takut

menjadi gemuk, takut diare, serta harganya yang relatif mahal. Diare akibat minum

susu disebabkan oleh berkurangnya aktivitas enzim laktase di dalam tubuh. Orang

yang menderita kekurangan enzim laktase akan mengalami kesulitan mencerna

laktosa sehingga menimbulkan gejala diare, murus-murus, dan mual setelah minum

susu. Gejala yang demikian disebut lactose intolerance (intoleransi laktosa).

Fungsi enzim laktase adalah mencerna laktosa (gula susu) dan

menguraikannya menjadi glukosa dan galaktosa. Berbeda dengan laktosa yang

merupakan disakarida yang tidak dapat diserap oleh usus, glukosa, dan galaktosa

merupakan gula-gula sederhana yang sangat mudah diserap oleh usus dan

dimanfaatkan untuk proses metabolisme (Astawan, 2004).

Winarno (1982) menyatakan lactose intolerance dapat dibedakan menjadi dua

golongan, yaitu primer dan sekunder. Lactose intolerance primer merupakan kasus

yang disebabkan karena keturunan, bangsa, dan tradisi yang ada. Kebiasaan masya-

rakat yang tidak lagi minum susu setelah lewat sapih dapat secara bertahap meng-

akibatkan terjadinya lactose intolerance.

Lactose intolerance sekunder merupakan gejala yang timbul karena

kandungan enzim laktase dalam saluran pencernaan sangat rendah, baik dalam jumlah

15

Page 16: laktosa

maupun aktivitasnya. Hal ini terjadi akibat radang usus yang kronik maupun akut.

Dalam proses hidrolisis dengan menggunakan laktase, dengan sengaja laktosa

tidak semuanya dihidrolisis, tetapi ditinggalkan tersisa sebanyak 25%. Hal ini karena

laktosa yang tertinggal tersebut diperlukan untuk merangsang produksi enzim laktase

dalam usus, dan laktosa yang tertinggal masih mampu memproduksi asam sehingga

dapat cukup menurunkan pH dinding usus, suatu kondisi yang diperlukan untuk me-

ningkatkan penyerapan ion-ion kalsium (Astuti, 2011).

Secara komersial laktase yang akan digunakan dapat diperoleh di pasaran,

baik yang berasal dari khamir (Kluveromyces fragilis) yang disebut lactozyms,

maupun laktase dari kapang (Aspergillus niger). Laktase yang berasal dari kapang

biasanya tetap stabil pada kisaran pH yang luas, sedang laktase khamir biasanya

mempunyai keaktifan lebih tinggi daripada laktase kapang.

Sumber laktase yang biasa digunakan dalam industri adalah dari beberapa

jenis khamir: Saccharomyces fragilis, Zygosaccharomyces lactis atau Candida

pseudotropicalis. Jenis-jenis khamir ini secara normal kadang-kadang terdapat dalam

susu, cream, atau produk susu lainnya. Enzim ini dapat diperoleh dengan cara mem-

biakkan khamir tersebut pada media whey atau laktosa, khamir dipisahkan, kemudian

diautolisis atau diekstraksi dengan filtrasi, sehingga diperoleh filtrat yang bebas dari

sel. Enzimnya sendiri kemudian dapat diendapkan dari filtratnya dengan mengguna-

kan bahan-bahan pelarut. Laktase khamir (β-galaktosidase) mempunyai pH optimal

6-7, pH normal susu, cream, atau konsentrat susu.

Jika terlanjur menderita lactose intolerance, khususnya pada lansia,

dianjurkan untuk mengonsumsi produk susu olahan berkadar laktosa rendah atau susu

sama sekali bebas laktosa. Contoh susu berkadar laktosa rendah adalah susu hasil

fermen-tasi, seperti yoghurt, kefir, yakult, sedangkan susu yang bebas laktosa adalah

susu kacang-kacangan, seperti susu kedelai dan susu kacang hijau.

16

Page 17: laktosa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pencernaan pada manusia dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk kasar

menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan menggunakan gigi

di dalam mulut.

2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks

menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi mulai dari

mulut, lambung, dan usus.

Makanan yang umumnya mengandung laktosa adalah susu, es krim, permen,

sereal. Selain makanan, laktosa juga ada dalam beberapa resep obat, termasuk pil KB,

dan beberapa obat-obatan yang dijual bebas, seperti tablet untuk memudahkan asam

lambung atau gas.

Laktosa pada susu yang diminum, setelah sampai di usus halus akan

mengalami proses digestif oleh laktase, dan melepaskan glukosa dan galaktosa.

Apabila karena suatu hal, laktase pada usus halus tidak dihasilkan atau kadarnya

sangat rendah, laktosa yang masuk ke dalam usus halus tidak bisa dipecah secara

keseluruhan. Laktosa tersebut akhirnya menyerap air pada usus halus dan se-

lanjutnya masuk ke usus besar. Pada usus besar, laktosa berperan sebagai media

fermentasi bakteri.

Defisiensi Laktase (Lactase Deficiency)adalah kondisi di mana seseorang

tidak mampu mencerna laktosa, yaitu bentuk gula yang berasal dari susuyang

disebabkan oleh kurangnya atau tidak mampunya tubuh memproduksi laktase, yaitu

salah satu enzim pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus kecil yang bertugas

memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap ke dalam tubuh.

17

Page 18: laktosa

DAFTAR PUSTAKA

I Ketut Laba Sumarjian. 2011. Jurnal Lactose Intolerace : Suatu Kasus

Ketidakmampuan Usus Untuk Mencerna Laktosa.

Sabila Nur Amalina. 2013. Jurnal Pengkom tentang Pencernaan Manusia.

Info POM. 2008. Diakses http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya /Buletin

%20Info%20POM/0108.pdf tanggal 25 Desember 2013

http://duniafitnes.com/health/lactose-intolerance.html diakses tanggal tanggal 25

Desember 2013

18