lambung ikan vicil

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

STUDI ISI LAMBUNG IKAN

LINDA NOVITA SARI 1509100033 KELOMPOK 5

ASISTEN : Dyah Eka Widayati , S.si

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Analisis isi lambung ikan merupakan kajian tentang hubungan antara komposisi pakan alami dalam lambung dan habitatnya, baik yang bersifat planktonik, bentik maupun nektonik dan lainnya. Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Studi isi lambung ikan berkaitan erat dengan food habits dan feeding habits. Food habits dapat digunakan untuk mengetahui hubungan ekologi dengan organisme di dalam perairan, misalnya pemangsaan, persaingan dan rantai makanan. Feeding habits adalah bagaimana cara memakan ikan secara alami (Effendie, 2002). Pada praktikum ini digunakan dua jenis ikan yaitu ikan baronang (Siganus sp.) dan ikan dorang.Ketika praktikum ikan terlebih dahulu diamati morfologi luar yang berkaitan dengan makanannya seperti gigi dan bukaan mulut. Setelah itu, perut ikan-ikan tersebut dibedah di bagian ventral dan damati dan diidentifikasi isi lambungnya.

1.2 Permasalahan Permasalahan dalam praktikum ini adalah bagaimana cara untuk mengetahui jenisjenis isi lambung ikan atau alat cerna ikan, bagaimana cara untuk mempelajari isi dari alat pencernaan makanan ikan, dan bagaimana cara mengetahui kebiasaan makanan ikan (food habit) dengan menggunakan metoda jumlah dan metoda perkiraan tumpukan dengan persen.

1.1 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis isi lambung ikan atau alat cerna ikan, untuk mempelajari isi dari alat pencernaan makanan ikan, dan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan (food habit) dengan menggunakan metoda jumlah dan metoda perkiraan tumpukan dengan persen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sistem pencernaan ikan Sistem pencernaan dimualia dari awal makanan masuk ke mulut, yang diuraikan

sebagai berikut : mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus, dan anus. Organ pencernaan ini dilengkapi dan dibantu oleh hati dan pancreas (Lagler et al, 1977). 2.1.1 Mulut dan Rongga Mulut Kedua organ ini berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan (Lagler et al, 1977). 2.1.2 Gigi Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik placoid, dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang. Berdasarkan bentuknya, gigi rahang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan molariform. (Lagler et al, 1977). 2.1.2 Pharynx Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan, merupakan lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping, memanjang dan jumlahnya banyak (Lagler et al, 1977). 2.1.4 Esophagus Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan, pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang disbanding dengan ikan predator. Karena adanya kempauan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan tertelan sampai mati oleh suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan (Lagler et al, 1977).

2.1.5 Lambung Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus. Lambung menunjukkan beberapa adaptasi: diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung sematamata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena) dan striped bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora seringkali lambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar (Lagler et al, 1977). Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio). Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan enyerapan makanan dapat lebih sempurna (Lagler et al, 1977). 2.1.6 Usus dan Anus Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa panjang berkelok kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat pengantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium). Pada ikan carnivor ususnya pendek, mungkin karena makanan berdaging dapat dicerna dengan lebih muda dari pada tanaman. Sebaliknya usus ikan herbivore panjang dan teratur di dalam satu lipatan atau kumparan. Pada beberapa jenis ikan, seperti Lamprey, elasmobranchii dan beberapa Osteichtyes yang ususnya pendek di dalam ususnya terdapat serangkaian klep spiral yang disebut tyflosol.Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital (Lagler et al, 1977). 2.1.7 Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu. Hati biasanya terletak di muka lambung atau sebagian mengelilingi lambung. Hati berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas (Lagler et al, 1977).

Pankreas mensekresikan beberapa enzym yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Pada ikan yang bertulang sejati biasanya menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada ikan yang berjari-jari sirip keras pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas. Pada ikan cucut dan pari pankreas merupakan dua buah organ yang kompak (Lagler et al, 1977). Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung/menyimpan empdu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan (Lagler et al, 1977).

2.2

Jenis Ikan Berdasarkan Tipe Makanan Lagler et al., (1977) membagi ikan secara garis besar berdasarkan cara makannya ke

dalam golongan predator, grazer, penyaring makanan, pengisap makanan dan parasit. Perbedaan golongan ikan menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu : Herbivora : Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila Osteochilus hasseli), ikan bandeng (Chanos chanos). Karnivora : Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer). Omnivora : Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy). Pemakan plankton : Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus). Pemakan detritus :Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu: a. Monophagus : ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan.

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop stereo, mikroskop cahaya, neraca analitik, papan lilin, alat bedah, cawan petri, pipet tetes, kaca objek, tisu, meteran, dan penggaris.

3.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol, ikan baronang (Siganus sp.) dan ikan dorang (Parastromateus niger ).

3.2 Cara Kerja 3.2.1 Metode Jumlah Individu ikan dibedah pada bagian ventral. Diambil organ lambung/alat pencernaan. Dibedah lambung/alat pencernaan. Diambil semua individu organisme serta benda-benda yang terdapat di dalam lambung, diidentifikasi, dihitung satu per satu dan dipisahkan tiap spesies. Apabila masing-masing jumlah individu tiap spesies diketahui, dibandingkan jumlah antar spesies dan ditarik kesimpulan terbatas dari macam-macam isi alat pencernaan makanan.

3.2.2. Metode Perkiraan Tumpukan dengan Persen Individu ikan dibedah pada bagian ventral. Diambil organ lambung/alat pencernaan. Alat pencernaan/lambung diukur dengan menggunakan teknik pemindahan air, yaitu isi air yang dipindahkan oleh makanan ikan itu ialah isi dari makanan itu. Makanan tersebut dilarutkan dengan air sehingga isinya itu menjadi sepuluh atau dua puluh kali dari isi semula. Dikocok hingga penyebaran makanan menyebar merata. Diambil sebagian daripadanya dan ditaruh ke dalam cawan petri dan diperiksa isi makanan ikan di bawah mikroskop. Dipilih organisme yang sejenis atau sama menjadi satu tumpuk, diidentifikasi, diperkirakan tumpukan organisme tersebut ke dalam persen. Jumlah seluruh makanan contoh yang diperiksa ialah seratus persen. Diulang pengambilan dari sampel makanan contoh yang telah dilarutkan tadi, dibuat rata-rata dan dinyatakan dalam persen.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1

Analisis Data

4.1.1 Metode Tumpukan Persen No 1 Perlakuan Diukur parameter fisik individu ikan, berupa pengukuran panjang baku tubuh, bukaan mult dan tipe mulutPanjang baku tubuh

Pengamatan

Tipe mulut Baronang : subterminal Dorang : terminal 2 Individu ikan dibedah pada bagian ventral

3

Diambil organ lambung atau alat pencernaan

4

Dibedah dan dikeluarka isi lambung

pembedahan lambung dorang

pembedahan lambung baronang 5 Diidentifikasi terdapat jenis makan yg Lihat tabel

4.1.2 Metode Frekuensi Kemunculan 1 Dibedah dan dikeluarkaan isi lambung/usus

pembedahan lambung dorang

pembedahan lambung baronang 2 Ditimbang berat lambung/ usus Usus dorang

kosong dan berat isilambung

Dorang I

Dorang II

Lambung Baronang

Baronang I 3 Ditimbang isi lambung/ usus Usus Dorang I

Baronang I

Cawan petri

Isi usus

Usus dorang II

Cawan Petri

Isi usus

Lambung Baronang I

Cawan petri

isi lambung

Lambung Baronang II

Cawan petri 4 Isi lambung/usus diencerkan dengan menggunakan NaCl A

isi lambung

B

C

Keterangan : A. Isi usus dorang B. Isi lambung baronang C. Isi lambung baronang 5 Diamati isi lambung yg sudah

diencerkan dalam mikroskop

4.1.3 Tabel Pengamatan Tabel Parameter Fisik No Paramater Panjang baku 1 tubuh 2 Bentuk mulut 3 Tipe Lambung 16 Terminal Sejati 17 Terminal Sejati 19 Terminal Sejati 18 Terminal Sejati Jenis Ikan Dorang 1 Dorang 2 Baronang 1 Baronang 2

Tabel Analisa Isi Lambung No Jenis Ikan Berat Lambung Berat lambung kosong Berat isi lambung Jenis isi lambung Fitoplankton, 1 Dorang1 3,38 2,59 0,67 Gastropoda Fitoplakton, 2 Dorang2 3 Baronang1 4 Baronang2 4,82 3,42 4,02 2,61 3,73 2,38 1,01 0,27 0,43 zooplankton Cacing Fitoplakton 2286 1 107 53 Jumlah

Tabel Frekuensi Kemunculan Tiap Jenis Mangsa (Fp) No Jenis Ikan Jenis Makanan Tintinopsis Oscillatoria Anabaena Fragilaria 1 Dorang Gastropoda Coscinodiscus Skeletonema Pleurosigma Navicula Gyrosigma 2 Ns Nsj 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 100% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 100% 50% Fp D S 50% J

Cacing 2 Baronang Oscillatoria Merismopedia 2

1 1 1

50% 50% 50%

Tabel Indeks Nilai Komposisi Makanan (Cn) Indeks Nilai Makanan Jenis Ikan Jenis Makanan Tipe Ikan Pemangsa

No

Nj

Np

Nilai Cn (%)

Tipe Kebiasaan makan ikan

Tintinopsis Oscillatoria Anabaena Fragilaria 1 Dorang Gastropoda Coscinodiscus Skeletonea Pleurosigma Navicula Gyrosigma Cacing 2 Baronang Oscillatoria

1 1708 2 15 3 1 2 10 589 2 1 104 108 2333

0,04 73,21 0,09 0,64 0,13 0,04 0,09 0,43 25,25 0,09 0,93 96,30 generalized, plant and Detritus 2,78 Feeder Omnivora cenderung Herbivora Plant and Detritus Feeder Omnivora cenderung Herbivora

Merismopedia

3

4.2

Pembahasan Pada praktikum analisa lambung ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis isi

lambung ikan ataupun alat cerna ikan, mempelajari isi alat pencernaan makanan ikan, adn mengetahui kebiasaan makanan ikan dengan menggunakan metode jumlah dan metode perkiraan tumpukan dengan persen. Ikan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan dorang (Parastromateus niger) dan ikan baronang (Siganus sp.). Penggunaan dua spesies ini bertujuan untuk membedakan dan membandingkan sistem pencernaan pada tiap spesies ikan.

Praktikum diawali dengan menyiapkan ikan yang masih segar, agar saat dilakukan pengamatn baik morfologi ataupun anantomi bentuk organnya masih bagus dan tidak ada pembusukan organ. Kemuadian dilakukan pengmatan parameter fisik, yaitu menghitung panjang baku tubuh, menghitung bukaan mulut, sistem pencernaan (lambung/usus), dan bentuk mulut. Individu ikan dibedah pada bagian ventral. Pengamatan isi lambung ikan dilakukan dengan pembedahan bagian ventral dari tubuh ikan kemudian dibedakan antara lambung dan usus. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mencari dan menemukan lambung (alat pencernaan) ikan secara langsung. Organ Lambung diambil. Lambung digunakan untuk mengamati makanan ikan, karena pada lambung makanan ikan belum tercerna dan hancur secara sempurna, sehingga masih dapat dilakukan pengamatan makanan yang telah dikonsumsi oleh ikan tersebut. ditentukan tipe lambung masing-masing ikan. Setelah itu lambung ditimbang dengan neraca untuk menentukan beratnya, lalu dibedah dan diambil semua isi lambung sampai benar-benar kosong. Lambung yang telah kosong dan isi lambung masing-masing ditimbang dengan neraca. Lalu isi lambung diidentifikasi, jika terlalu kecil maka diamati dengan mikroskop dengan terlebih dahulu diencerkan dengan aquades ke dalam botol film. Isi dari lambung ikan diamati komposisinya untuk mengetahui food habit dan feeding habit dari ikan. Pengenceran dilakukan agar didapatkan pengamatan yang jelas (tidak bertumpuk-tumpuk) pada saat pengenceran digunakan larutan NaCL, hal ini dikarenakan larutan ini bersifat isotonis sehingga sel dapat mempertahaankan bentuknya. Pengamatan komposisi isi lambung dilakukan dengan bantuan mikroskop. Jumlah dari komposisi jenis makanan yang ditemukan pada isi lambung dicatat dan dihitung persentasenya. Pada ikan dorang (Parastromateus niger) tidak terdapat lambung hal ini

menunjukkan bahwa ikan ini termasuk omnivora, sedangkan pada ikan baronang (Siganus sp.) terdapat lambung hal ini menunjukkan bahwa ikan ini termasuk karnivora. Namun setalah dilakukan suatu pengamatan didapatakan bahwa pada ikan dorang (Parastromateus niger) dalam ususngnya terdapat bebrepa komposisi makanan sebagai berikut, yaitu Tintinopis, oscilatoria, Anabaena, Fragilaria, Gastropoda, Coscinodiscus, Skletonema, Pleurosigma, Navicula, dan Gyrosigma, sehingga dapat dikatakan bahwa ikan ini termasuk omnivora cenderung herbivora. Sedangkan pada ikan barongang (Siganus sp.) pada isi lambungnya teridiri dari Cacing, Oscilatoria, dan Merismopedia sehingga pada ikan ini termasuk dalam ombnivora yang cenderung herbivora. Berikut ini merupakan tabel yang membedakan ikan karnovora, omnivora, dan herbivora.

Tabel Perbedaan Ikan Omnovora, Karnivora, dan herbivora Perbedaan Gigi Ikan omnivora Gigi pharingeal Ikan karnivora Punya gigi (merobek, menahan, menyergap) Usus Panjang usus Lambung Enzim protealitik Contoh Sea horse, cyprinus carpio Morfologi usus Aspius aspius Scaridae, Sardinius sp. Panjang dan tipis 0,6-8 cm Tidak punya Butuh Pendek dan tebal 0,2-2,5 cm Punya Butuh Panjang, berliku, tipis 0,8-15 cm Tidak punya Tidak Butuh Ikan herbivora Tidak punya

Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Species

: Animalia : Chordata : Osteichthyes : Perciformes : Siganidae : Siganus : Siganus sp.

(Anonim, 2011). Ikan baronang mempunyai gigi canine tetapi tidak mempunyai gigi paringeal menunjukkan bahwa ikan baronang tidak mengunyah makanannya di dalam mulutnya tetapi hanya memotong makanan untuk memudahkan proses memasukkan makan ke dalam mulut dan proses menelan. Morfologi dari usus ikan baronang yaitu panjang tipis dan berliku. Morfologi usus ikan baronang sesuai dengan jenis makanan yang dimakan yaitu berupa alga (golongan tumbuhan) diamana dalam proses pencernaannya membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama karena penyusun utama dari alga adalah selulosa dimana selulosa merupakan karbohidrat dengan ikatan glikosida beta sehingga sukar untuk dicerna.

Pencernaan dari selulosa membutuhkan waktu lama karena ikan baronang tidak mensekresikan enzim selulase tetapi hanya mensekresikan asam dimana proses degradasi selulosa oleh asam memerlukan waktu yang lama. Tipe lambung dari ikan baronang termasuk tipe lambung palsu karena jenis makanan iakn baronang adalah alga dimana proses pencernaan pada lambung tidak begitu penting, sehingga lambung ikan baronang tidak terlalu berpengaruh karena lambung ikan tidak mensekresi enzim selulase. Tipe mulut dari ikan baronang termasuk subterminal, ini menunjukkan bahwa makanan dari ikan baronang kebanyakan hidup di daerah pelagis atau daerah antara pelagis dengan demersal. Pengamatan komposisi isi lambung ikan didapatkan jenis makanan dan persentasenya yaitu alga merah 50% dan alga hijau 50%. Komposisi isi lambung ikan baronang menunjukkan bahwa ikan baronang termasuk herbivore dengan food habit termasuk dalam plant and detritus feeder. Hal ini sesuai dengan literatur berdasarkan Randall, 2004 yang menyebutkan bahwa ikan baronang termasuk dalam plant and detritus feeder.

Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species

: Animalia : Chordata : Actinopterygii : Perciformes : Carangidae : Parastromateus : Parastromateus niger (Anonim, 2011).

Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Tubuh Ikan bawal berwarna abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Tubuh ikan bawal bagian ventral dan sekitar sirip dada ikan bawah berwarna merah muda. Sisik berbentuk sycloid berwarna perak dan pada kedua sisik tubuhnya terdapat bercak hitam, Sisik pada lateralis berjumlah 78-84 buah, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak. Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar, Letak sirip dada tepat dibawah tutup insang (operkulum), Sirip perut tidak ada. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil dan sirip ekor berbentuk homocercal. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih besar dari

pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Lambung ikan bawal berkembang baik dan memiliki 43-75 buah cecapylorica. Panjang usus 2-2,5 kali panjang badan. Memiliki bibir bawah menonjol dan gigi-giginya besar serta tajam untuk memecah biji-bijian atau buah-buahan yang akan ditelan. Ikan ini termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai besar. Ikan bawal juga memiliki insang yang permukaan pernafasaannya lebih luas daripada jenis ikan air tawar lainnya. Kalau di lihat dari bentuk sirip dada, pangkal siripekor dan struktur gurat sisi, ikan ini mempunyai persamaan dengan ikan-ikan dari keluarga Carangidae. pabila dilihat dari jenis makanannya, ikan digolongkan dalam tiga golongan pula, yaitu herbivora (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging), dan omnivora (pemakan segala). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah crustacea, cladocera, copepoda, dan ostracoda (Anonim2, 2011). Jenis makanan yang dapat dimakan oleh suatu jenis ikan tergantung kepada trophic level, ukuran, habitat, musim serta adaptasi alat pencernaannya. Ikan herbivora akan

mempunyai komposisi makanan yang berbeda dengan karnivora. Komposisi makanan makanan ikan yang berukuran kecil akan berbeda dengan ikan yang besar hal ini selain karena adanya perbedaan dalam bukaan mulut juga dalam kemampuan mendapatkan makanan serta kebutuhan gizinya. Ikan dikelompokkan berdasarkan kebiasaan makan (food habits) dibagi menjadi 8 tipe, yaitu: 1. Plant and detritus feeders,ikan yang >50% makanannya terdiri dari material tumbuhan 2. Sessile animal feeders,makanan utamanya berupa hewan sesil, contohnya sponge dan anthozoa 3. Shelled-invertebrate feeders,makanannya berupa hewan invertebrata bercangkang, contohnya gastropoda dan echinodermata 4. Megalops atlanticus, makanan utamanya berupa crusstacea dan invertebrata lainnya 5. Generalized carnivores, memakan banyak variasi hewan bentik, contonya cacing dan ikanikan kecil 6. Ectoparasite feeders, makanan utama ikan ini adalah ektoparasit yang menempel ditubuh organisme lain, contohnya ikan remora yang memakan parasit ikan hiu 7. Zooplankton feeders,makanan utamanya berupa zooplankton 8. Fish feeder, makanan utama ikan ini adalah beragam jenis ikan lain (Randall, 2004)

Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ika sering kali di hubungkan dengan bentuk tubuh ayang khusus dan fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya. Jadi ikan herbivore secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena itu ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicerna. Ikan herbivore ini harus dapat mengekstraksi nutrient melalui ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna. Secara kontras ikan karnivor mempunyai usus yang lebih pendek khusus.Penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya (feeding habit) menurut Doglov (2005) yaitu : a. Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng 9Chanos chanos). b. Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer). c. Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy). d. Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus). e. Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.). Menurut Effendie (2002) kesukaan ikan terhadap makanannya sangat relatif Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini adalah faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan, serta faktorfakor fisik yang mempengaruhi perairan. Tidak semua jenis makanan yang ada di lingkungan perairan disukai oleh ikan. Beberapa faktor yang menentukan di makan atau tidaknya suatu jenis makanan oleh ikan adalah ukuran, warna, dan selera ikan terhadap makanan .

Metode yang digunakan untuk mempelajari food habits meliputi penentuan secara kualitatif dan kuantitatif 1. Metode jumlah : semua individu organisme serta benda-benda lain yang terdapat di dalam organ pencernaan makanan dihitung satu-persatu dan dipisahkan spesies demi spesies 2. Metode frekuensi kejadian :semua individu organisme serta benda-benda lain yang terdapat di dalam organ pencernaan makanan dihitung satu-persatu dan dipisahkan spesies demi spesies. Organ pencernaan yang kosong juga dicatat, sehingga terdapat pengelompokan organ yang berisi dan kosong. Masing-masing organisme yang terdapat di sejumlah organ pencernaan yang berisi dinyatakan dalam persentase dari seluruh alat pencernaan yang diteliti, namun tidak meliputi organ pencernaan yang tidak berisi. Dengan demikian dapat diketahui frekuensi kejadian suatu organisme yang dimakan oleh ikan yang diteliti dalam persen. 3. Metode perkiraan tumpukan dengan persen :organisme yg sejenis dikumpulkan dalam mikroskop binokuler, diperkirakan dalam persen dng jumlah makanan seluruhnya adalah 100 %. Hasil metoda ini tidak begitu teliti, karena sulit memperkirakan makanan dengan ukuran kecil 4. Metode volumetrik :volume makanan ikan diukur dahulu, kemudian masing-masing organisme diukur volumenya dalam keadaan kering udara. Volume makanan ikan yang didapat dinyatakan dalam %vol dari seluruh volume makanan seekor ikan. 5. Metode gravimetrik : ikan diukur beratnya, masing-masing organisme juga dinyatakan dengan persen berat dari makanan ikan yang sedang diteliti Untuk menentukan food habits ikan dengan menggunakan metoda-metode di atas yang baik disajikan hasilnya ialah gabungan dari 2 metode, metode frek kejadian dng metd volumetrik atau met frek kejadian dng met perkiraan tumpukan dalam %. 6. Penentuan indek relatif penting :u ntuk mengevaluasi hubungan bermacam-macam makanan yg tlh dimakan ikan. Ikan yh dimakan biasanya ukuran bermacam-macam, volt k sama. Analisa jumlah saja tdk dpt member gambaran makannan mana yg penting utk ikan Indek relatif penting (IRP) / Index of Relative Importance, menggabungkan metode jumlah, volumetrik, dan frekuensi kejadian. (Effendi, 2002).

Berdasarkan bentuk anatomis, terdapat beberapa tipe lambung, yaitu: a) Lambung berbentuk memanjang biasanya ditemukan pada beberapa jenis ikan bertulang sejati. b) Lambung berbentuk sifon, seperti ditemukan pada ikan golongan Chondrichthyes dan pada kebanyakan ikan teleost. c) Lambung kaeka, seperti ditemukan pada ikan: Polypterus, Amia dan Anguilla.

Lambung ikan terdiri dari bagian kardiak, fundik dan pilorik. Secara skematik bagianbagian tersebut dapat dilihat pada gamabar berikut

Keterangan = Esofogus = Lambung Kardiak = Labung Kaeka = Lambung Pilorik e = Mugil c = Anguilla d = Raja a = Cyprinus b = Esox

Bagian -bagian lambung pada beberapa deriils ikan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Taxonomy. Diakses dari www.zipcodezoo.com tanggal 23 11 11 0 pukul 20.50 WIB

Anonim2.

2011.

Water

Biodiversity.

Diakses

dari

http://www.fpik.undip.ac.id/perikanan/biodiversity/shared/biblio_view.php?resource _id=71&tab=opac tanggal 23 11 11 pukul 16.09 WIB

Dolgov, A.V. 2005. Feeding and food Consumption bay the Barents sea Skate. J. of Northwest Atlantic Fish.Sci Effendie, Moch. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta

Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology Second edition. John Wiley & Sons, New York

Randall, John E. 2004. Food Habits of Reef Fishes of the West Indies. Hawaii Institute of Marine Biology University of Hawaii, Honolulu And Bernice P. Bishop Museum, Honolulu

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam praktikum ini yaitu ikan dorang merupakan ikan tipe ikan pemangsa omnivora cenderung herbivora dan mempunyai kebiasaan makan ikan palnt and detritus feeder. Sedagkan ikan baronang termasuk tipe ikan pemangsa omnivora cenderung herbivora, dan tipe kebiasaan makan ikan generalized, plant, and detritus feeder. Pengidentifikasian ikan tersebut berdasarkan morfologi lambung, isi makanan pada lambung dan feeding habbitnya. Studi isi lambung pada pratikum ini dilakukan dengan menggunakan metode perkiraan penumpukan dalam persen.