16
53 Lampiran 1. Uji Selang Konsentrasi Tabel 7. Mortalitas Benih Ikan Nila pada Uji Selang Konsentrasi (Range Finding Test) Akuades Ulangan Ulangan Ulangan 0,01 mg/L 10 10 10 0,1 mg/L 10 10 10 1 mg/L 10 10 9 10 mg/L 0 0 0 100 mg/L 0 0 0 Konsentrasi ambang atas : 10 mg/L Konsentrasi ambang bawah : 1 mg/L Ambang atas = konsentrasi terendah yang menyebabkan semua ikan mati Ambang bawah = konsentrasi tertinggi yang menyebabkan semua ikan hidup n a n N Log log k 1 log 5 1 10 a Log 1 log 5 10 a Log 1 log 5 1 a 1 log 5 1 a 1 log 2 , 0 a L mg a / 585 , 1 a b n a 585 , 1 1 585 , 1 b mg/L 2,512 b b c a b 512 , 2 585 , 1 512 , 2 c mg/L 3,982 c c d b c 982 , 3 512 , 2 982 , 3 d mg/L 6,311 d d e c d 311 , 6 512 , 2 311 , 6 e 10,002mg/L e

Lampiran 1. Uji Selang Konsentrasi Tabel 7. Mortalitas ...digilib.unila.ac.id/2028/13/LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf53 Lampiran 1. Uji Selang Konsentrasi Tabel 7. Mortalitas Benih Ikan Nila

Embed Size (px)

Citation preview

53

Lampiran 1. Uji Selang Konsentrasi

Tabel 7. Mortalitas Benih Ikan Nila pada Uji Selang Konsentrasi (Range Finding Test)

Akuades Ulangan Ulangan Ulangan

0,01 mg/L 10 10 10

0,1 mg/L 10 10 10

1 mg/L 10 10 9

10 mg/L 0 0 0

100 mg/L 0 0 0

Konsentrasi ambang atas : 10 mg/L

Konsentrasi ambang bawah : 1 mg/L

Ambang atas = konsentrasi terendah yang menyebabkan semua ikan mati

Ambang bawah = konsentrasi tertinggi yang menyebabkan semua ikan hidup

n

a

n

NLog logk

1 log 5

1

10 aLog

1 log 5 10a

Log

1 log 5 1a

1 log

5

1 a

1 log 2,0a

Lmga /585,1

a

b

n

a

585,1

1

585,1 b

mg/L 2,512 b

b

c

a

b

512,2

585,1

512,2 c

mg/L 3,982 c

c

d

b

c

982,3

512,2

982,3 d

mg/L 6,311 d

d

e

c

d

311,6

512,2

311,6 e

10,002mg/L e

54

Lampiran 2. Uji Toksisitas

Tabel 8. Persentase Mortalitas Benih Ikan Nila dalam Waktu 24 Jam

Ulangan Konsentrasi (mg/L)

0 1.585 2.512 3.982 6.311 10.002

1 0 0 0 7 13 30

2 0 0 0 9 14 30

3 0 0 0 6 19 30

Rata-rata 0 0 0 7.33 15.33 30

Tabel 9. Analisis Probit (LC50-24 Jam) Ekstrak Daun Bandotan Terhadap Benih Ikan Nila

Konsentrasi

(mg/L) ∑

Ikan

R

Mortalitas

D

%

Mortalitas

X

Log. Kons X

2

Y Probit

mortalitas XY

1.585 30 0 0 0.20 0.04 0 0

2.512 30 0 0 0.40 0.16 0 0

3.982 30 7.33 24.43 0.60 0.36 4.29 2.574

6.311 30 15.33 51.1 0.80 0.64 5.03 4.024

10.002 30 30 100 1 1 8.71 8.71

3 2.2 18.03 15.308

22 )(

1

))((1

XN

X

YXN

XY

b

2)3(5

12,2

)03,18)(3(5

1308,15

b

8,12,2

818,10308,15

b

4,0

49,4b

225,11b

)(1

XBYN

a

)3.225,1103,18(5

1a

)675,3303,18(5

1a

129,3a

b

am

5

225,11

)129,3(5 m

724,0m

Lc50 24 = anti log m

= anti log 0,724

= 5,297 mg/L

55

Lampiran 3. Data hasil Imotilisasi

Tabel 10. Lama waktu imotilisasi benih ikan nila

Konsentrasi

Perlakuan

(mg/L)

Waktu Pengamatan (menit) Rata-rata (menit)

1 2 3 4 5 6

0 0 0 0 0 0 0 0

1,585 25,30 30,23 36,30 40,10 28,19 29,42 31,59 ± 7,4

2,512 24,02 26,30 19,42 36,19 32,24 30,19 28,06 ± 8,39

3,982 20,15 19,27 18,36 21,33 30,10 29,17 23,06 ± 5,87

Tabel 11. Analisis Sidik Ragam Waktu Imotilisasi

Ulangan Konsentrasi ekstrak daun bandotan

(mg/L)

0 1,585 2,512 3,982

1 0 25,3 24,02 20,15

2 0 30,23 26,3 19,27

3 0 36,3 19,42 18,36

4 0 40,1 36,19 21,33

5 0 28,19 32,24 30,1

6 0 29,42 30,19 29,17

ΣY 0 189,54 168,36 138,38

ΣY 0 31,59 28,06 23,06

56

Tabel 12. Tabel Sidik Ragam Waktu Imotilisasi

SK DB JK KT F

Hitung

F 5% F 1%

Perlakuan(P) 3 3641,01 1213,67 51,73** 3,10 4,94

Galat (G) 20 469,27 23,46

Total 23 4110,28

F Hit >> F tabel

Maka Tolak H0 pada α : 0,01 atau minimal ada satu perlakuan konsentrasi yang berpengaruh sangat

nyata terhadap waktu imotilisasi benih ikan nila.

Koefisien Keragaman (KK)

KK > F 5 % maka dilanjutkan dengan uji

lanjut BNJ

Uji Lanjut BNJ

57

Untuk membedakan antar perlakuan maka dilakukan pengujian dengan mengurutkan setiap

perlakuan dari yang terendah hingga yang tertinggi.

Perlakuan Rata-rata

Rata –rata

perlakuan yang

telah diurutkan

A 0 a 0 a

B 31,59 c 23,06 bc

C 28,06 bc 28,06 bc

D 23,06 bc 31,59 c

Karena d tidak melewati ujung c maka d dibatalkan. Dan c yang melewati ujung b dan terdapat di

perlakuan B, C, dan D maka kesimpulan yang dapat diambil adalah perlakuan B, C, dan D tidak

saling berbeda nyata pengaruhnya. Namun diantara tiga perlakuan diatas yang mendapatkan hasil

terbaik untuk waktu imotilisasi tercepat adalah perlakuan D yaitu 3,982 mg/L dengan waktu

imotilisasi 23,06 menit.

Tabel 13. Kualitas Air Imotilisasi Benih Ikan Nila

Perlakuan Suhu DO pH

BU2 25 3,4 6,6

DU4 23 4,6 6,4

AU1 27 6 7,4

DU2 23 4,5 6,8

BU1 23 3,9 6,9

AU3 27 5,5 7,3

CU4 25 3,9 6,8

BU4 25 5,4 6,2

CU6 23 5,1 6,4

DU3 25 5,4 6,2

DU6 23 4,7 5,6

BU5 23 4,2 6,8

CU1 24 4,2 6,7

AU4 28 5 7

DU1 23 4,5 6,4

AU2 26 6 7,4

CU5 23 5,2 6,9

CU3 23 4,4 6,6

CU2 24 4,2 6,2

AU6 25 5,2 7,2

DU5 25 4,3 6,9

AU5 28 5,6 7,5

BU3 25 5,2 6,8

BU6 23 5,3 5,8

7,83 + 0 = 7,83 a

7,83 + 23,06 = 30,89 b

7,83 + 28,06= 35,89 c

7,83 + 31,59 = 39,42 d

Lampiran 4. Respon benih ikan nila selama imotilisasi dengan tingkat konsentrasi yang

berbeda

Konsentrasi

(mg/L)

Waktu Pengamatan (menit)

0 10 20 30 40 50 60

0 Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar tinggi,

gerak

renang

aktif dan

gesit

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar tinggi,

gerak renang

aktif

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar tinggi,

gerak

renang

aktif

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar tinggi,

gerak

renang

aktif

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar tinggi,

gerak renang

aktif

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar rendah,

gerak renang

sangat aktif,

sesekali

terlihat panik

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar rendah,

gerak renang

tenang,

sesekali naik

kepermukaan

1, 585 Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar

normal,

gerak

renang

aktif

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar tinggi,

gerak renang

sangat aktif

dan mulai

tidak

beraturan

Pergerakan

operkulum

mulai

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar rendah

dan

lambat,

gerak

renang

agak

tenang

dan gerak

mulai tidak

beraturan

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah,

gerak

renang

aktif dan

tenang

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang mulai

tenang

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang mulai

lambat

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang mulai

lambat dan

melemah

2,512 Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar

normal,

gerak

renang

aktif

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar

melambat,

gerak renang

agak aktif

Pergerakan

operkulum

agak

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar

lambat,

gerak

renang

agak aktif

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah,

gerak

renang

tenang dan

sangat

lambat

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang lambat

tenang dan

mulai hilang

keseimbangan

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang

lambat, mulai

hilang

keseimbangan

dan tenang

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang

lambat dan

mulai miring

didasar

3,982 Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar

normal,

gerak

renang

aktif

Pergerakan

operkulum

normal,

respon

terhadap

rangsangan

luar

melamba,

gerak renang

aktif dan

panik, sering

menabrak

Pergerakan

operkulum

agak

melemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar

lambat,

gerak

renang

tenang

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lambat dan

tenang,

gerak

renang

tenang dan

lambat

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang mulai

hilang

keseimbangan

dan lambat

Pergerakan

operkulum

lemah, respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang tenang

dan lambat

Pergerakan

operkulum

lemah,

respon

terhadap

rangsangan

luar sangat

lemah, gerak

renang

tenang,

lambat dan

miring di

dasar

58

59

Lampiran 5. Data Hasil Lama Pulih Sadar

Tabel 14. Lama Pulih sadar Benih Ikan Nila

Konsentrasi

Perlakuan

(mg/L)

Waktu Pengamatan (menit)

Rata-rata

(menit)

1 2 3 4 5 6

0 0 0 0 0 0 0 0

1,585 8,10 6,24 6,28 8,13 6,28 4,48 6,59 ± 1,83

2,512 12,32 8,17 6,28 8,13 8,09 8,17 8,53 ± 3,02

3,982 14,19 12,34 12,32 12,28 10,08 12,32 12,26 ± 2,06

Tabel 15. Analisis Sidik Ragam Lama Pulih Sadar

Ulangan

Konsentrasi ekstrak daun bandotan

(mg/L)

0 1,585 2,512 3,982

1 0 8,10 12,32 14,19

2 0 6,24 8,17 12,34

3 0 6,28 6,28 12,32

4 0 8,13 8,13 12,28

5 0 6,28 8,09 10,08

6 0 4,48 8,17 12,32

ΣY 0 39,51 51,16 73,53

ΣY 0 6,59 8,53 12,26

60

Tabel 16. Tabel Sidik Ragam Waktu Pulih Sadar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F 1%

Perlakuan(P) 3 474,11 158,04 83,62** 3,10 4,94

Galat (G) 20 37,95 1,89

Total 23 512,06

F Hit >> F tabel

Maka Tolak H0 pada α : 0,01 atau minimal ada satu perlakuan konsentrasi yang berpengaruh sangat

nyata terhadap waktu pulih sadar benih ikan nila.

Koefisien Keragaman (KK)

KK > F 5 % maka dilanjutkan dengan uji

lanjut BNJ

Uji Lanjut BNJ

62

Untuk membedakan antar perlakuan maka dilakukan pengujian dengan mengurutkan setiap

perlakuan dari yang terendah hingga yang tertinggi.

Perlakuan Rata-rata

A 0 a

B 6,59 bcd

C 8,53 bcd

D 12,26 d

Karena d melewati ujung c dan terdapat di perlakuan B, C, dan D maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah perlakuan B, C, dan D tidak saling berbeda nyata pengaruhnya. Namun diantara tiga

perlakuan diatas yang mendapatkan hasil terbaik untuk waktu pulih sadar yaitu < 10 menit adalah

perlakuan B dan C yaitu 1,585 mg/L dan 2,512 mg/L dengan waktu imotilisasi 6,59 menit dan 8,53

menit.

Tabel 17. Kualitas Air Lama Pulih Sadar Benih Ikan Nila

Perlakuan Suhu DO pH

BU2 26 4,9 7,2

DU4 26 5,3 7

AU1 27 6 7,4

DU2 25 5,9 7,2

BU1 26 5,2 8

AU3 27 5,5 7,3

CU4 27 5,5 7,4

BU4 28 6 7,2

CU6 26 6 8

DU3 29 5,6 6,9

DU6 27 5,5 7,3

BU5 26 5,2 7,8

CU1 26 5,3 7,1

AU4 29 4,4 6,9

DU1 25 5,9 7,8

AU2 26 6 7,5

CU5 26 5,9 7,8

CU3 25 5,4 7,1

CU2 27 4,9 7,4

AU6 25 5,2 7,2

DU5 28 6,2 7,7

AU5 26 5,3 7,4

BU3 29 5,6 7

BU6 27 6,2 7,3

2,22 + 0 = 2,22 a

2,22 + 6,59 = 8,81 b

2,22 + 8,53= 10,75 c

2,22 + 12,26 = 14,48 d

62

Lampiran 6. Data Hasil Survival Rate Benih Ikan Nila Setelah Transportasi

Tabel 18. Survival Rate Benih Ikan Nila setelah Transportasi

Tabel 13. Analisis Sidik Ragam Survival Rate

Transportasi

Ulangan Konsentrasi ekstrak daun

bandotan (mg/L)

0 1,585 2,512 3,982

1 33,3 73,3 100 100

2 53,3 66,7 93,3 93,3

3 0 60 66,7 93,3

4 0 66,7 100 86,7

5 0 80 86,7 100

6 20 53,3 93,3 100

ΣY 106,6 400 540 573,3

ΣY 17,77 66,67 90 95,55

Konsentrasi

Perlakuan

(mg/L)

Ulangan Jumlah

Ikan

Hidup

SR (%)

0

1 5 33,3

2 8 53,3

3 0 0

4 0 0

5 0 0

6 3 20

1,585

1 11 73,3

2 10 66,7

3 9 60

4 10 66,7

5 12 80

6 8 53,3

2,512

1 15 100

2 14 93,3

3 10 66,7

4 15 100

5 13 86,7

6 14 93,3

3,982 1 15 100

2 14 93,3

3 14 93,3

4 13 86,7

5 15 100

6 15 100

56

63

Tabel 19. Tabel Sidik Ragam SR Transportasi

SK DB JK KT F Hitung F 5% F 1%

Perlakuan(P) 3 22602,91 7534,30 39,40** 3,10 4,94

Galat (G) 20 3824,16 191,21

Total 23 26427,07

F Hit >> F tabel

Maka Tolak H0 pada α : 0,01 atau minimal ada satu perlakuan konsentrasi yang berpengaruh sangat

nyata terhadap survival rate transportasi benih ikan nila.

Koefisien Keragaman (KK)

KK > F 5 % maka dilanjutkan dengan uji

lanjut BNJ

Uji Lanjut BNJ

64

Untuk membedakan antar perlakuan maka dilakukan pengujian dengan mengurutkan setiap

perlakuan dari yang terendah hingga yang tertinggi.

Perlakuan Rata-rata

A 17,77 a

B 66,67 bc

C 90 c

D 95,55 c

Karena d tidak melewati ujung c maka d dibatalkan. Dan c yang melewati ujung b dan terdapat di

perlakuan B, C, dan D maka kesimpulan yang dapat diambil adalah perlakuan B, C, dan D tidak

saling berbeda nyata pengaruhnya. Namun diantara tiga perlakuan diatas yang mendapatkan hasil

terbaik untuk survival rate transportasi adalah perlakuan D yaitu 3,982 mg/L dengan survival rate

95,55%.

22,36 + 17,77 = 40,13 a

22,36 + 66,67 = 89,03 b

22,36 + 90= 112,36 c

22,36 + 95,55 = 117,91 d

Lampiran 7. Data Hasil Kecepatan Pertumbuhan Benih Ikan Nila

Tabel 20. Kecepatan pertumbuhan harian

Konsentrasi

Perlakuan

(mg/L)

Kecepatan pertumbuhan harian (gram/hari)

Rata-rata

(gram/hari)

1 2 3 4 5 6

0 0,3 0,09 0 0 0 0 0

1,585 0,33 0,22 0,07 0,37 0,44 0,04 6,59 ± 1,83

2,512 0,4 0,05 0,09 0,21 0,13 0,38 8,53 ± 3,02

3,982 0,07 0,25 0,3 0,26 0,06 0,42 12,26 ± 2,06

Tabel 21. Analisis Sidik Ragam Kecepatan Pertumbuhan Harian

Ulangan Konsentrasi ekstrak daun bandotan

(mg/L)

0 1,585 2,512 3,982

1 0,3 0,33 0,4 0,07

2 0,09 0,22 0,05 0,25

3 0 0,07 0,09 0,3

4 0 0,37 0,21 0,26

5 0 0,44 0,13 0,06

6 0 0,04 0,38 0,42

ΣY 0,39 1,47 1,26 1,36

ΣY 0,07 0,25 0,21 0,23

65

Tabel 22. Tabel Sidik Ragam Kecepatan Pertumbuhan Harian

SK DB JK KT F Hitung F 5% F 1%

Perlakuan(P) 3 0,12 0,04 2 tn

3,10 4,94

Galat (G) 20 0,41 0,02

Total 23 0,53

F Hit < F tabel

Maka Terima H0 pada α : 0,05 atau tidak ada pengaruh perlakuan konsentrasi terhadap kecepatan

pertumbuhan benih ikan nila. Karena hasil analisis data menunjukkan tidak berpengaruh nyata,

maka tidak dilakukan uji lanjut.

Tabel 23. Kecepatan pertumbuhan harian

Perlakuan Berat

awal

(Wo)

(Gram)

Berat

akhir

(Wt)

(Gram)

Growt

Rate

(Gram)

BU2 3,4 10 0,22

DU4 3,6 11,4 0,26

AU1 3,1 12,2 0,3

DU2 3,2 10,7 0,25

BU1 4 13,8 0,33

AU3 5,5 0 0

CU4 6,8 13,1 0,21

BU4 4,7 15,8 0,37

CU6 5,8 17,2 0,38

DU3 6,8 15,8 0,3

DU6 5,5 18 0,42

Perlakuan Berat

awal

(Wo)

(Gram)

Berat

akhir

(Wt)

(Gram)

Growt

Rate

(Gram)

BU5 7,6 20,7 0,44

CU1 5,8 17,8 0,4

AU4 8,7 0 0

DU1 6,7 8,8 0,07

AU2 6,7 9,3 0,09

CU5 4,9 8,7 0,13

CU3 7,7 10,5 0,09

CU2 7,8 9,4 0,05

AU6 8 0 0

DU5 8,4 10,2 0,06

AU5 6 0 0

BU3 7,7 9,8 0,07

BU6 7,5 8,7 0,04

66

54

Lampiran 8. Dokumentasi penelitian

a. Bahan yang digunakan

Daun bandotan Serbuk ekstrak daun bandotan

b. Alat yang digunakan

Akuarium Styrofoam

c. Kegiatan selama penelitian

Penimbangan sampel daun bandotan Pembiusan benih ikan nila

67

54

Pengamatan pulih sadar Pemasukan benih ke dalam plastik

Penyusunan benih pada styrofoam Pemeliharaan benih nila

68