27
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MANDIRI PERDESAAN) POLA KHUSUS PERCEPATAN DAN PENGUATAN MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI) TAHUN ANGGARAN 2013 Lampiran 2 Surat Dirjen PMD Kemendagri Surat Nomor : 402/303/PMD Tanggal : 13 Januari 2014

Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

Citation preview

Page 1: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL

PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

(PNPM MANDIRI PERDESAAN)

POLA KHUSUS

PERCEPATAN DAN PENGUATAN

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)

TAHUN ANGGARAN 2013

Lampiran 2

Surat Dirjen PMD Kemendagri

Surat Nomor : 402/303/PMD Tanggal : 13 Januari 2014

Page 2: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 2

BAB.1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang semakin mandiri, maju, adil,

dan makmur pada tahun 2025, pemerintah menyusun Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) sebagai kebijakan afirmatif

dalam jangka panjang untuk memperkuat kebijakan penanggulangan kemiskinan.

MP3KI adalah dokumen rencana penanggulangan kemiskinan jangka panjang yang

menjadi acuan bagi seluruh pihak di dalam menyusun dan mengembangkan

kebijakan/program/kegiatan penanggulangan kemiskinan di masa yang akan datang

Strategi utama penanggulangan kemiskinan jangka panjang terdiri dari:

1. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh, terintegrasi,

dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan;

2. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan terus-menerus;

3. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) bagi

masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di

tingkat lokal, regional, dan nasional dengan tetap memperhatikan aspek

lingkungan.

Strategi yang pertama menjadi fondasi bagi masyarakat miskin dalam

mengembangkan penghidupannya melalui ketersediaan jaminan sosial dan berbagai

bantuan yang diberikan pada situasi dan kondisi tertentu, baik yang bersifat reguler

maupun temporer. Strategi ini lebih diarahkan pada penguatan individu dan rumah

tangga miskin.

Strategi yang kedua menjadi pelengkap dari strategi pertama dengan berfokus

kepada sisi supply (penyediaan) dari berbagai pelayanan dasar serta peningkatan

keterjangkauan dari pelayanan-pelayanan tersebut. Pelayanan dasar yang

diutamakan meliputi: hak atas identitas tanpa diskriminasi, hak atas perlindungan

melalui pelayanan kesejahteraan sosial, pelayanan kesehatan, pelayanan

pendidikan, dan infrastruktur dasar (rumah layak huni, air bersih, sanitasi,

transportasi, dan komunikasi).

Strategi ketiga lebih diarahkan untuk mengangkat taraf hidup masyarakat miskin

untuk hidup secara layak dan berkelanjutan. Hal ini mengartikan bahwa upaya-

upaya penanggulangan kemiskinan tidak hanya berdampak pendek nampun dapat

Page 3: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 3

membawa peningkatan kesejahteraan dalam jangka panjang. Potensi penghidupan

di masyarakat perlu digali dan disesuaikan dengan kesanggupan pengelolaannya

oleh masyarakat miskin. Berbagai peningkatan kapasitas dan upaya-upaya dalam

mendorong akses ekonomi bagi masyarakat miskin secara lebih luas dilakukan

sehingga mereka dapat memperoleh peluang yang sesuai bagi peningkatan

kesejahteraannya.

Strategi tersebut berupaya menjawab tantangan-tantangan penanggulangan

kemiskinan di Indonesia yang semakin komplek di masa yang akan datang, seperti:

a. Masih rendahnya kualitas SDM, terutama pada anak dan kelompok usia

muda;

b. Belum tersedianya perlindungan sosial yang komprehensif;

c. Masih adanya kelompok yang mengalami ketersisihan sosial (social

exclusion);

d. Kesenjangan antar wilayah dan antar kelompok sosial yang masih tinggi;

e. Perubahan iklim dan degradasi daya dukung lingkungan;

f. Ketidaksetaraan gender dan perbedaan pengalaman kemiskinan dan

kerentanan antara laki-laki dan perempuan serta antar kelompok umur.

Pemerintah memiliki tanggungjawab yang sangat besar di dalam penanggulangan

kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peran tersebut dapat

berupa penyaluran bantuan dalam berbagai rupa dan cara maupun penciptaan iklim

yang kondusif bagi pengembangan penghidupan masyarakatnya. Dalam rangka

menyiasati keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah untuk mewujudkan

upaya-upaya tersebut, dapat diupayakan melalui penggalangan kerjasama dengan

berbagai pihak, baik diantara intitusi pemerintahan sendiri, maupun dengan dunia

usaha (swasta) dan masyarakat.

MP3KI mengarahkan pendekatan penanggulangan kemiskinan secara lebih

komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan secara lebih

berkelanjutan (sustainable livelihood). Pendekatan tersebut menempatkan

pengurangan kerentanan dan peningkatan aset penghidupan kelompok miskin dan

rentan secara berkelanjutan sebagai fokus utama dalam penanggulangan

kemiskinan.

Melalui penahapan yang jelas dan dengan target yang terukur, MP3KI

dikembangkan sebagai rencana kebijakan makro, regional, dan sektoral yang

Page 4: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 4

komprehensif untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan secara merata di

seluruh daerah, hingga angka kemiskinan mencapai 4%-5% pada 2025. Selain

mempercepat penurunan jumlah penduduk miskin, MP3KI juga memperluas

jangkauan upaya penanggulangan kemiskinan ke kelompok masyarakat yang

selama ini kurang tersentuh, termasuk penduduk miskin di daerah terpencil dan

kelompok penduduk miskin di daerah kaya, di permukiman kumuh dan kawasan

ilegal. Dokumen MP3KI akan menjadi komplemen dokumen-dokumen perencanaan

lain seperti RPJP, RPJM, dan MP3EI; namun dokumen MP3KI ini terfokus pada

upaya percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan.

Visi MP3KI adalah Indonesia yang mandiri, maju adil dan makmur. Dengan Misi

mewujudkan masyarakat indonesia yang sejahtera bebas dari kemiskinan absolut

dan memiliki kapabilitas penghidupan yang tinggi dan berkelanjutan. Strategi

kebijakan utama yang dikembangkan MP3KI adalah

1. Menciptakan sistem perlindungan sosial nasional yang terintegrasi,

komprehensif, dalam bentuk jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan

serta bantuan sosial reguler maupun temporer sehingga mampu melindungi

masyarakat dari kerentanan dan goncangan secara individual maupun

kelompok,

2. Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan khususnya

hak atas identitas, perlindungan dari kekerasan, pendidikan, kesehatan, dan

infrastruktur dasar sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan

meningkatkan kualitas SDM di masa datang,

3. Mengembangkan penghidupan masyarakat miskin dan rentan secara

berkelanjutan dengan melalui peningkatan kapabilitas dan produktivitas, serta

pengembangan sistem pembangunan partisipatif, yang dilaksanakan secara

terintegrasi tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup; dengan strategi

pelaksanaan:

1. Perluasan jangkauan program-program bersasaran (targeted) untuk

penduduk miskin dan rentan (dalam bentuk kegiatan atau program

pengembangan penghidupan perdesaan dan perkotaan),

2. Pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan berdasarkan

koridor pulau dan kawasan khusus,

3. Pengarusutamaan (mainstreaming) penanggulangan kemiskinan di seluruh

kebijakan dan program pembangunan.

Pelaksanaan MP3KI dilakukan dengan mensinergikan dan mentransformasikan

berbagai program penanggulangan kemiskinan yang sudah ada selama ini, yang

mencakup kelompok program bantuan dan perlindungan sosial (klaster 1), program

Page 5: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 5

pemberdayaan masyarakat (klaster 2), program kredit untuk usaha kecil dan mikro

(klaster 3), dan program-program prorakyat lain (klaster 4).

MP3KI dikembangkan melalui transformasi dari pendekatan pemberian bantuan ke

pendekatan peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Pelaksanaan

MP3KI akan didukung oleh penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan di

pusat dan di daerah (provinsi-kabupaten), sampai ke kecamatan dan

desa/kelurahan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri

Perdesaan) adalah program nasional Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan melalui penyediaan sarana-

prasarana dasar perdesaan, perluasan kesempatan dan penciptaan lapangan kerja,

tambahan pendapatan rumah tangga miskin, serta memperkuat kelembagaan

pembangunan partisipatif, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan

peningkatan kinerja pemerintah lokal yang baik dalam kerangka percepatan

penanggulangan kemiskinan.

Dengan demikian MP3KI diimplementasikan pemerintah melalui sinkronisasi

pelaksanaan program-kegiatan K/L dengan program-kegiatan pemerintah daerah,

termasuk didalamnya sinkronisasi perencanaan dan anggaran. Apabila sinkronisasi

ini terjadi, maka implementasi MP3KI bukanlah program-kegiatan baru, dan bukan

pesaing dari program-kegiatan penanggulangan kemiskinan yang sudah ada di K/L

maupun di daerah, tetapi merupakan pengarus-utamaan, sehingga diharapkan

semua pelaku akan merasa memiliki dan bersikap kontributif terhadap percepatan

dan perluasan pengurangan kemiskinan.

MP3KI juga mengambil langkah-langkah strategis berupa tindak-cepat atau Quick

Wins dengan melakukan percepatan dan penguatan pelaksanaan program-kegiatan

di kantong-kantong kemiskinan yang berjalan secara terintegrasi di lokasi terpilih

yaitu lokasi program-kegiatan penanggulangan kemiskinan Kementerian/Lembaga

maupun program-kegiatan khusus. Pada tahun anggaran 2013 program-kegiatan

integratif kementerian/lembaga telah dan sedang diujicobakan pada 2013 di 17

lokasi khusus. Pada 2014 Percepatan dan Penguatan-MP3KI juga akan dilakukan

atau diperluas melalui PNPM Mandiri (Perkotaan, Perdesaan dan PISEW) yaitu

pada 149 kecamatan untuk Percepatan dan di 257 kecamatan untuk Penguatan di

34 provinsi. Untuk PNPM Mandiri Perdesaan cakupan lokasi berada di 137

kecamatan (untuk percepatan) dan 249 kecamatan (untuk penguatan).

Sebagai program penanggulangan kemiskinan pada klaster 2 dengan pendekatan

pemberdayaan, PNPM Mandiri Perdesaan dinilai telah memiliki pengalaman

pelaksanaan dan kelembagaan yang memadai, dimana prinsip dan mekanisme

Page 6: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 6

program ini dapat dilakukan dan tetap bekerja dengan baik pada lokasi dengan

situasi-kondisi normal/reguler maupun tertentu ataupun memiliki karakteristik

khusus; seperti pada lokasi kecamatan yang terkena dampak bencana alam, lokasi

perbatasan dan lokasi pasca krisis.

Untuk itu berkaitan dengan implementasi strategis Percepatan dan Penguatan

MP3KI melalui PNPM Mandiri Perdesaan, perlu disusun suatu Petunjuk Teknis

Operasional (PTO) pola khusus yang memenuhi fokus dan target percepatan dan

penguatan-MP3KI dengan tetap berpegang pada prinsip dan mekanisme PNPM

Mandiri Perdesaan. Petunjuk teknis ini bersifat melengkapi dan mengatur hal-hal

yang khusus diperlukan bagi pencapaian tujuan MP3KI. Selanjutnya secara ringkas

disebut PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan-

MP3KI

1.2. Tujuan

Secara ringkas konsep MP3KI bertumpu pada pengembangan lima aset

penghidupan utama dalam rangka memperkuat penghidupan berkelanjutan atau

sustainable livelihood masyarakat. Sedangkan pendekatan “penghidupan

berkelanjutan” merupakan pendekatan penanggulangan kemiskinan yang

terintegrasi dalam pembekalan aset yang diperlukan oleh individu (atau satuan

rumah tangga miskin) sehingga dapat berdiri sendiri (mandiri) secara

berkesinambungan. Kelima aset tersebut adalah:

1. Alam (Natural)

2. Infrastruktur (Physical)

3. Kemasyarakatan (Social)

4. Keuangan (Financial)

5. Sumber Daya Manusia (Human).

Dengan demikian tujuan pelaksanaan kegiatan melalui PNPM Mandiri Perdesaan

Pola Khusus Percepatan dan Penguatan-MP3KI secara khusus adalah:

1. Memperkuat kelembagaan masyarakat agar dapat mendukung upaya

pengembangan, peningkatan dan pelestarian mata pencaharian atau

penghidupan mereka secara berkelanjutan bagi individual/ keluarga/

rumahtangga (domain private sector) secara langsung, serta dan

kelompok/sosial, melalui penyediaan kegiatan-kegiatan program serta hasil-

hasilnya (domain public sector);

2. Meningkatkan kesejahteraan komunitas/masyarakat perdesaan secara mandiri

melalui penghidupan berkelanjutan dengan cara menjadikan BLM menjadi

instrumen utama dalam percepatan dan penguatan melalui

pembangunan/pengembangan sarana-prasarana yang dapat melayani atau

Page 7: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 7

memberi manfaat langsung bagi peningkatan ekonomi keluarga/rumahtangga

secara berkesinambungan;

3. Meningkatkan pendapatan keluarga/rumahtangga melalui penggunaan

porsi/bagian dana BLM untuk perguliran sebagai modal/kapital yang

berkelanjutan dan langgeng/lestari bagi penyediaan pinjaman kelompok simpan

pinjam perempuan dan kelompok usaha ekonomi produktif (bagi RTM/miskin

produktif);

4. Melakukan percepatan dan penguatan penanganan kantong-kantong

kemiskinan antar desa menjadi kawasan/wilayah penyangga penghidupan

berkelanjutan masyarakat termiskin, miskin dan hampir miskin perdesaan.

1.3. Prinsip-Prinsip Kegiatan

Sebagaimana dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, maka prinsip-prinsip

berikut tetap wajib diutamakan dalam pelaksanaan pola khusus Percepatan dan

Penguatan-MP3KI, yaitu:

1. Partisipatif, artinya seluruh tahapan proses (perencanaan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban) dikerjakan oleh masyarakat sebagai pelaku utama dan

sekaligus penerima manfaat.

2. Transparan, artinya dalam setiap langkah/tahapan kegiatan harus dilakukan

secara terbuka dan dapat diketahui oleh publik/masyarakat luas.

3. Swakelola dan Sederhana, artinya pelaksanaan seluruh proses kegiatan

dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, dan jenis kegiatan prioritas bersifat

sederhana (tidak canggih/kompleks/rumit) dan bisa dilakukan masyarakat

dengan tetap mengacu pada tujuan dan ketentuan dasar pelaksanaan program.

4. Akuntabilitas, artinya seluruh tahapan kegiatan harus dapat

dipertanggungjawabkan di depan publik/masyarakat.

5. Menu Terbatas (Specified Menu), artinya pilihan jenis kegiatan prioritas untuk

137 kecamatan lokasi Percepatan MP3KI (pada TA.2014) sudah ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yaitu pada “Daftar Prioritas Kegiatan”

yang telah disusun dengan kategori kegiatan yang memenuhi kriteria khusus

terkait pencapaian target Percepatan MP3KI. Masyarakat menentukan pilihan

kegiatan melalui pengambilan keputusan partisipatif (MAD).

6. Menu Terbuka/Bebas (Open Menu), artinya usulan jenis kegiatan dipilih secara

bebas dari prioritas usulan masyarakat antar/lintas desa sebagaimana kriteria

kegiatan yang diatur dalam PTO ini. Menu terbuka berlaku untuk 249 kecamatan

lokasi Penguatan MP3KI (pada TA.2014).

7. Kegiatan Lintas Desa, artinya jenis kegiatan yang dapat didanai oleh Percepatan

dan Penguatan-MP3KI hanya kegiatan yang lingkup pemanfaatnya melintasi

batas-batas desa (wilayah antas/lintas desa) dan skala kegiatan menengah-

besar baik dari sisi biaya ataupun hasil kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar

Page 8: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 8

implikasi hasil kegiatan lebih luas dan dampak pengentasan kemiskinan lebih

besar. Usulan kegiatan dan pelaksana kegiatan juga berupa gabungan antar

desa dalam kecamatan lokasi.

Page 9: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 9

BAB.2. KETENTUAN UMUM

Pada dasarnya siklus pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus

Percepatan dan Penguatan-MP3KI berlangsung secara bersamaan dengan PNPM

Mandiri Perdesaan (reguler). Namun demikian perlu diperhatikan pengaturan khusus

pada tahapan pokok sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

2.1. Persiapan dan Perencanaan

Tahap Persiapan PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan

Penguatan-MP3KI diawali dengan pemrosesan dan penetapan “Daftar Lokasi,

Alokasi dan Prioritas Kegiatan” oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Daftar

lokasi tersebut telah diproses melalui mekanisme pemilihan lokasi oleh Pemerintah

(2 kecamatan per-provinsi) dan Pemerintah Daerah (2 kecamatan per-provinsi)

berdasarkan “kriteria pusat”, yaitu: jumlah penduduk miskin, tingkat kemiskinan,

kategori daerah tertinggal, daerah lokasi MP3EI, dan lokasi pelaksana program

penanggulangan kemiskinan 4 klaster, serta “kriteria daerah”, yaitu: historis

penurunan kemiskinan (5 tahun terakhir), kondisi infrastruktur dasar (kesehatan,

pendidikan, listrik, air bersih dan prasarana jalan), dan angka partisipasi sekolah SD,

SLTP dan SLTA.

Sedangkan Daftar Prioritas Kegiatan dan Alokasi BLM Percepatan dan Penguatan-

MP3KI telah diproses melalui mekanisme penentuan kegiatan secara bertahap I, II

dan III dengan melibatkan TKPK Daerah Provinsi dan Kabupaten setelah

mendapatkan masukan dari pengelola kegiatan PNPM Mandiri di Kabupaten dan

Kecamatan serta masyarakat penerima program (pada rentang waktu Juni-

September).

Selanjutnya Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa menindaklanjuti dengan melakukan informasi, komunikasi,

dan sosialisasi ke seluruh kecamatan lokasi dan memobilisasikan seluruh fasilitator

yang telah ada di lokasi untuk melakukan proses perencanaan kegiatan secara

paralel/bersamaan dengan perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Proses

perencanaan program T.A.2014 dilaksanakan pada rentang waktu bulan November-

Desember 2013 sebagaimana skema integrasi PNPM Mandiri Perdesaan.

Tahap Perencanaan pada lokasi Percepatan-MP3KI sesungguhnya merupakan

konfirmasi kembali “Daftar Prioritas Kegiatan” oleh masyarakat kecamatan lokasi

Percepatan MP3KI secara partisipatif melalui Musyawarah Antar Desa (MAD).

Sedangkan bagi Lokasi Penguatan MP3KI, tahap perencanaan merupakan tahap

menyusun rencana kegiatan antar/lintas desa yang bernilai strategis dan prioritas

Page 10: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 10

dibutuhkan bersama masyarakat atau memiliki manfaat besar melintasi batas

administratif desa. Usulan kegiatan dapat dipetik/diambil dari rencana yang telah

ada di RKP suatu desa ataupun usulan baru yang disepakati secara

bersama/gabungan antar desa.

Pada tahap perencanaan masyarakat bersama-sama menilai, mengukur,

mempertimbangkan prioritas, relevansi dan kemampuan kolektif masyarakat dan

atau pertimbangan lainnya, untuk selanjutnya memilih, menetapkan,

mengorganisasikan tim kerja dan membuat Desain serta Rincian Anggaran Biaya

(RAB) kegiatan yang akan didanai oleh BLM Percepatan dan/atau Penguatan-

MP3KI.

Tahap perencanaan ini bernilai strategis karena melalui mekanisme perencanaan

antar desa dapat dikembangkan dan diperkuat jalinan ikatan antar warga dan para

pemimpin/tokoh antar desa dalam membangun tujuan bersama. Artinya kepentingan

penanggulangan kemiskinan warga masyarakat harus diutamakan di atas

kepentingan primordial desa.

Pelaksanaan Percepatan dan Penguatan-MP3KI 2014 pada tahapan perencanaan

PNPM Mandiri Perdesaan dilakukan sejak bulan November 2013 setelah

diterbitkannya Daftar Lokasi dan Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) serta

Daftar Prioritas Kegiatan. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan perencanaan dapat

diselenggarakan secara bersamaan dengan PNPM Mandiri Perdesaan (reguler).

Untuk itu diterbitkan juga petunjuk tambahan atau pelengkap berupa PTO PNPM

Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan-MP3KI guna

penyesuaian siklus program dan tahapan skematik proses kegiatan dengan tetap

mengacu pada prinsip-prinsip dasar, cara kerja dan kelembagaan PNPM Mandiri

Perdesaan. Pola khusus ini merupakan panduan teknis bagi lokasi kecamatan

percepatan dan penguatan dalam mempersiapkan, merencanakan,

mengorganisasikan dan melaksanakan, mengawasi dan memeriksa rangkaian

kegiatan masyarakat. Setiap pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah

mufakat di desa dan lintas/antar desa, transparan (terbuka) dan dapat

dipertanggung-jawabkan kepada seluruh masyarakat dengan mempergunakan

formulir sebagaimana PTO PNPM Mandiri Perdesaan (dengan penyesuaian

seperlunya jika diperlukan, dengan tetap mengacu prinsip akuntabilitas).

2.2. Pelaksanaan Kegiatan

Pada prinsipnya tahap pelaksanaan kegiatan Pola Khusus Percepatan dan

Penguatan-MP3KI secara utuh mengikuti pola pelaksanaan dan

pertanggungjawaban hasil kegiatan reguler PNPM Mandiri Perdesaan. Artinya siklus

dan tahapan kegiatan berjalan secara bersamaan/paralel dengan kegiatan PNPM

Page 11: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 11

Mandiri Perdesaan reguler yang selama ini telah berlangsung secara integrasi

dengan sistem perencanaan pembangunan atau musrenbang. Hal ini dimaksudkan

agar tidak terjadi perubahan atau tambahan alur proses yang dapat mengganggu

siklus pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan secara keseluruhan.

Namun demikian perlu diingat bahwa kegiatan prioritas masyarakat yang didanai

Percepatan dan Penguatan-MP3KI dilaksanakan secara lebih terarah dan terencana

dalam kerangka pencapaian target penanggulangan kemiskinan melalui

penyediaan/pengusulan kegiatan yang sangat penting atau vital dan mendesak bagi

keberlangsungan penghidupan/mata pencaharian masyarakat (sustainable

livelihood).

Setelah masyarakat lokasi percepatan mengambil keputusan memilih menu kegiatan

terbatas pada Daftar Prioritas Kegiatan yang telah ditentukan, dan atau menyusun

usulan kegiatan baru (bagi masyarakat lokasi penguatan), maka selanjutnya disusun

desain dan rincian anggaran dan biaya serta dibentuk kepanitiaan kerja/pelaksana

kegiatan, pengadaan barang dan jasa, serta pemeliharaan hasil kegiatan.

Mengingat skala dan lingkup kegiatan yang lebih besar (jika dibandingkan dengan

PNPM Mandiri Perdesaan reguler) maka pengelolaan rangkaian kegiatan dilakukan

atau dipimpin langsung oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sebagai

organisasi yang representatif atau mewakili kepentingan masyarakat di lingkup

kecamatan/antar desa. Hal ini sekaligus untuk menguatakan dan memastikan bahwa

kelembagaan kerjasama antardesa di kecamatan lokasi tersebut berfungsi dengan

baik.

Pengelolaan dan pengadministrasian keuangan program tetap dilakukan melalui

Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Pertanggungjawaban hasil kegiatan dilakukan

melalui MAD Khusus Pertanggungjawaban, yang diikuti seluruh desa di kecamatan

lokasi guna memastikan serah terima aset/hasil kegiatan dapat dipelihara oleh

kerjasama desa-desa melalui BKAD secara berkelanjutan.

Pendekatan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan tetap berbasis masyarakat dan

wajib dilakukan dengan pelibatan masyarakat menggunakan model padat karya

dengan tujuan memperkuat dan menjaga kohesi atau ikatan sosial

(kegotongroyongan), sekaligus memberikan pendapatan kepada masyarakat/warga

khususnya keluarga miskin di perdesaan (aspek perluasan kerja dan pendapatan,

serta penanggulangan pengangguran). Pengadaan bahan, material, tenaga kerja

diutamakan dari lokal/setempat. Dampak lebih lanjut yang diharapkan adalah

dengan dana yang diterima anggota masyarakat sebagai upah kerja atau karena

terjadinya transaksi bahan-material dan lain-lain, dapat memicu proses-proses

Page 12: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 12

produksi ekonomi dan konsumsi sehingga mampu membantu pemulihan ekonomi

masyarakat dalam jangka pendek (menggerakkan ekonomi lokal).

Pada BLM Kegiatan Percepatan dan Penguatan-MP3KI tidak ada pembaasan

pengalokasian khusus maksimal 25% dari dana BLM yang dipergunakan

masyarakat sebagai pinjaman bergulir untuk kelompok masyarakat (Simpan Pinjam

khusus Perempuan/SPP). Hal ini berbeda dengan PNPM Mandiri Perdesan reguler.

BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI hanya dapat dipergunakan untuk Dana

Kegiatan prioritas masyarakat yang telah ditetapkan masyarakat (BA-MAD) untuk

kecamatan lokasi yang bersangkutan, dan Dana Operasional Kegiatan (DOK)

maksimal 5%, sebagaimana diatur PTO Pola Khusus ini.

Page 13: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 13

BAB.3. MEKANISME PELAKSANAAN

3.1. Prioritas Kegiatan Didanai

BLM Percepatan dan Penguatan MP3KI pada prinsipnya adalah tambahan atau on-

top atas BLM PNPM Mandiri Perdesaan.

Kegiatan yang dapat didanai oleh BLM Percepatan-MP3KI adalah kegiatan yang

dipilih masyarakat dari Daftar Prioritas Kegiatan yang telah ditetapkan secara selektif

oleh Pemerintah Pusat dan Daerah untuk kecamatan lokasi yang bersangkutan.

Masyarakat lokasi program melalui Musyawarah Antar Desa (MAD) memilih sesuai

dengan pertimbangan kemampuan, kecakapan, waktu, tenaga dan biaya serta

pertimbangan lain yang relevan dan selanjutnya memutuskan serta menetapkan

dalam Berita Acara (BA) MAD dan selanjutnya dituangkan dalam Surat Penetapan

Camat (SPC) tersendiri atau terpisah kepentingan itu.

Jika karena keadaan tertentu masyarakat setelah mempelajari dan menilai dari

Daftar Prioritas Kegiatan tersebut, terdapat kegiatan lain yang lebih relevan dan

penting bagi percepatan penanggulangan kemiskinan dan memiliki dampak yang

luas sebagaimana maksud dan tujuan MP3KI, maka masyarakat dapat mengusulkan

kegiatan di luar daftar prioritas dengan batasan hanya 1 (satu) jenis kegiatan yang

bisa diusulkan, serta nilai kegiatan tersebut tidak melebihi 25% dari total BLM

Percepatan dan Penguatan-MP3KI yang dialokasikan untuk kecamatan tersebut.

Usulan kegiatan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Bappeda (setelah

rapat teknis TKPKD atau Tim Pengendali Kabupaten yang terdiri dari Bappeda, PMD

dan Dinas/Sektor Teknis terkait kegiatan) di kabupaten yang bersangkutan.

Sedangkan untuk kegiatan yang dapat didanai oleh BLM Penguatan-MP3KI adalah

kegiatan yang diusulkan sesuai kriteria kegiatan (setelah melalui proses penggalian

gagasan antar desa) dan selanjutnya dipilih sendiri berdasarkan urutan prioritas oleh

masyarakat dalam MAD.

3.2. Kriteria Kegiatan

Pemilihan dan penetapan kegiatan dilakukan melalui MAD. Kegiatan yang dapat

diusulkan dan dipilih harus memenuhi kualifikasi:

1. lingkup atau skala kegiatan luas dan lintas desa (dari aspek substansi kegiatan

dan pemanfaat);

2. diusulkan oleh gabungan dua desa atau lebih dengan mengutamakan atau

memprioritaskan desa termiskin;

3. lokus kegiatan dapat berada di satu desa atau lebih;

Page 14: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 14

4. nilai kegiatan antara Rp.500,- juta – Rp.1.500,- juta; [untuk kegiatan dengan nilai

di atas Rp.1.500,- juta harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Bappeda

setelah rapat teknis dengan tim pengendali kabupaten yang melibatkan PMD

dan sektor/dinas terkait];

5. Untuk usulan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat (seperti pelatihan

keterampilan, pelatihan pengembangan usaha dan sejenisnya) dapat dilakukan

secara paket atau gabungan dengan mempertimbangkan nilai total biaya

(sebagaimana maksud butir 4 di atas), kemampuan organisasi penyelenggara

pelatihan (lintas desa) dan pertimbangan teknis lain yang relevan;

6. kegiatan yang diusulkan memiliki manfaat dan hubungan langsung/korelasi

peningkatan mata pencaharian/penghidupan yang berkelanjutan bagi

masyarakat miskin,

3.3. Organisasi Kerja Pelaksanaan Kegiatan

Pada dasarnya pengaturan organisasi kerja dalam penyelenggaraan kegiatan

dilakukan dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Tata laksana kelembagaan (BKAD, UPK, BP-UPK dan Tim Verifikasi) dan

organisasi kerja dalam pelaksanaan kegiatan pada prinsipnya mengikuti pola

pelaksanaan pada PNPM Mandiri Perdesaan;

2. Pencairan dana tetap dilakukan dari Kas Negara ke UPK dengan

mempergunakan dokumen-dokumen pendukung atau isian formulir disertai

pengesahan sebagaimana dituangkan dalam Petunjuk Teknis PNPM Mandiri

Perdesaan;

1. Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) adalah tim kepanitiaan yang bersifat ad-hoc atau

sementara, dibentuk di kecamatan/lintas desa secara khusus mengingat

kegiatan berskala luas atau ruang lingkup kegiatan yang besar dan bersifat

lintas desa. Struktur kepengurusan TPK terdiri dari Ketua, Bendahara,

sekretaris dan Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) sekretaris Pokja.

Jumlah Pokja dalam TPK sesuai dengan kebutuhan. Yang wajib ada dalam TPK

adalah: Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan/Pelelangan (1 pokja), Pokja

Pengawasan (1 pokja) dengan memerankan kelembagaan yang sudah ada yaitu

TPM (Tim Pemantau Masyarakat), dan Pokja Kegiatan/Pembangunan (jumlah

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan) dan Pokja Pelestarian (1 Pokja).

Khusus untuk Pokja pelestarian dapat diserahkan kepada Tim Pengelola

Pemeliharaan Prasarana (TP3) yang sudah dibentuk di masing-masing desa,

atau dilakukan penggabungan karena ada perluasan ruang lingkup dan skala

kerja atau pemanfaatan (TP3 yang lintas Desa) misalnya unit (hasil kegiatan)

pasar, galangan kapal/perahu, sarana air bersih yang berskala besar dapat

dikelola oleh dua desa atau lebih.

Page 15: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 15

2. TPK wajib menyusun mekanisme kerja internal (Standar Operasi dan Prosedur)

yang mengatur tentang hak dan kewajiban serta tugas dan tanggungjawab. TPK

wajib menyusun Laporan pertanggungjawaban yang berisi kegiatan umum,

administrasi dan keuangan serta hasil-hasil kegiatan bidang kerja masing-

masing Pokja, disusun dalam satu dokumen dan disampaikan secara terbuka

dalam MAD dan laporan ditampilkan dalam media publik termasuk papan

informasi desa-desa.

3. Mengingat terbatasnya sumber daya manusia di kecamatan dan dengan

pertimbangan efektifitas penyelenggaraan kerja, maka PTO ini mengatur Ketua

TPK dipegang oleh ketua BKAD, Bendahara dipegang oleh bendahara UPK,

Sekretaris dipegang oleh sekretaris BKAD, sedangkan Koordinator dan

sekretaris Pokja ditentukan dari TPK desa yang berpengalaman dengan bidang

kegiatan bersangkutan. Namun demikian terbuka kemungkinan jika MAD

berkehendak memutuskan lain disertai dengan pertimbangan tertentu

(dituangkan dalam BA MAD), seperti adanya keterbatasan waktu, keterbatasan

kemampuan, kemungkinan terjadinya benturan kepentingan atau conflict of

interest jika terjadi rangkap tugas/jabatan atau alasan lain yang relevan.

4. TPK wajib mentaati arahan dan petunjuk teknis tertulis dari TKPKD atau Tim

Pengendali Kabupaten yaitu Tim Teknis atau Tim Kerja gabungan yang

beranggotakan SKPD/Dinas Kabupaten terkait dengan pelaksanaan Percepatan

dan Penguatan-MP3KI dibawah koordinasi Bappeda dan PMD setempat. Hal ini

bertujuan agar target atau capaian Percepatan dan Penguatan-MP3KI terpenuhi.

5. Pekerjaan atau pelaksanaan kegiatan dilakukan secara swakelola

dikoordinasikan oleh koordinator pokja kegiatan, yang bekerja dengan tenaga

kerja berasal dari masyarakat desa/setempat, diprioritaskan dari keluarga miskin

perdesaan.

6. Kegiatan tidak boleh dipihak-ketigakan. Untuk pekerjaan yang merupakan

bagian kegiatan, alat berat, bahan pabrikan, tenaga kerja ahli, yang

kompleks/rumit dan atau mempergunakan teknologi sedang dan atau

tinggi/canggih, dan atau tidak mampu dikerjakan/disediakan sendiri oleh

masyarakat, dapat dikerjakan oleh pihak ketiga dengan mekanisme lelang.

Untuk itu TPK harus mengajukan secara tertulis rencana pelelangan tersebut

kepada Tim Pengendali Kabupaten untuk mendapatkan opini/pernyataan atau

petunjuk teknis secara tertulis.

3.4. Pendanaan

3.4.1. Sumber Pendanaan yang utama adalah dari APBN yaitu sejumlah dana

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang ditetapkan dan dialokasikan

berdasarkan perhitungan tertentu (sesuai dengan target Percepatan dan

Penguatan-MP3KI).

Page 16: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 16

Dari dana BLM tersebut, maksimal sampai dengan 5% dari total dana BLM

Percepatan dan Penguatan-MP3KI, dipergunakan untuk Dana Operasional

Kegiatan (DOK) yaitu dana operasional kegiatan dengan penjelasan dan

rincian sebagai berikut:

Dana operasional kegiatan adalah sejumlah dana yang bersumber dari BLM

(diambilkan dari alokasi BLM percepatan, penguatan dan penghidupan

berkelanjutan) yang dipergunakan untuk membiayai operasional Tim

Pelaksanan Kegiatan (TPK) antar desa seperti:

1. Honorarium TPK (pengurus dan anggota termasuk juga Pokja), serta

pembayaran tenaga teknis pendampingan yang dikontrak langsung oleh

TPK (bisa berupa Tenaga Ahli, Tenaga Teknis/Pendukung lainnya yang

secara khusus terkait dengan kegiatan lapangan.

2. Pembiayaan operasional lainnya seperti: rapat-rapat, administrasi dan

pelaporan kegiatan TPK, pelaporan yang disusun UPK, verifikasi, desain &

RAB, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan, publikasi dan hal lain

terkait dengan pelaksanaan kegiatan.

Penggunaan dana operasional kegiatan (DOK) sebagaimana dimaksud butir

1 dan 2 diatas harus disusun RAB (rencana anggaran biaya) dan disepakati

atau diputuskan dalam MAD.

Besarnya DOK di masing-masing kecamatan ditentukan berdasarkan tingkat

kesulitan lokasi dan jumlah dana BLM yang dikelola sebagaimana tabel di

bawah.

Kategori lokasi Kecamatan

Maksimal Besarnya DOK

BLM< 5 Milyar BLM ≥ 5 Milyar

Normal 70.000.000 90.000.000

Sulit 90.000.000 110.000.000

Sangat Sulit 110.000.000 130.000.000

Ekstrem 130.000.000 150.000.000

3.4.2. Sumber pendanaan lainnya adalah dari APBD Provinsi berupa dana

Pembinaan dan Administrasi Proyek (PAP) minimal sebesar 1% dari total

BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI. Dana ini dipergunakan khusus untuk

mengelola, mengendalikan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Percepatan

dan Penguatan-MP3KI di provinsi bersangkutan.

3.4.3. Sumber pendanaan lainnya adalah dari APBD Kabupaten berupa dana

Pembinaan dan Administrasi Proyek (PAP) minimal sebesar 5% dari total

BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI. Dana ini dipergunakan khusus untuk

mengelola, mengendalikan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Percepatan

Page 17: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 17

dan Penguatan-MP3KI (tim gabungan Bappeda, Setda, PMD dan

Sektor/Dinas/SKPD terkait lainnya).

3.5. Ketentuan Pencairan Dana (dari KPN ke UPK)

3.5.1. Tahapan Persiapan dan Perencanaan

1. Kecamatan PNPM Mandiri Perdesaan yang telah ditetapkan sebagai

lokasi dan mendapatkan tambahan BLM Percepatan, Penguatan atau

Percepatan dan Penguatan dapat langsung memulai sosialisasi

pelaksanaan dan perencanaan dengan memanfaatkan/menggunakan

forum-forum musyawarah desa dan antar desa yang dilaksanakan PNPM

Mandiri Perdesaan dan jika ada penambahan waktu/hari dan biaya dapat

disesuaikan dengan revisi DOK Perencanaan PNPM mandiri Perdesaan.

Pada saat ini di lokasi kecamatan Perluasan-MP3KI, dilakukan pemilihan

kegiatan dari Daftar Prioritas Kegiatan untuk didanai, termasuk

melakukan penetapan tambahan usulan kegiatan (jika ada), dan bagi

kecamatan Penguatan-MP3KI sosialisasi dan menyusun usulan baru.

MAD juga memutuskan tata laksana kerja, organisasi kerja (termasuk

pokja-pokja yang dibentuk), pengelolaan pendampingan yang dibutuhkan,

honorarium yang disepakati, dan standar biaya umum lokal yang

digunakan, serta hal-hal teknis lain terkait dengan detil pengaturan

keseluruhan pelaksanaan kegiatan. Durasi waktu sosialisasi dan

perencanaan dapat dilakukan selama bulan November sampai Desember

2013.

2. Penyusunan Proposal, Pembuatan Desain dan RAB atas kegiatan yang

dipilih dari Daftar Prioritas Kegiatan serta Sertifikasi dilakukan untuk

memastikan kesesuaian dan kesempurnaan Desain dan RAB. Pada saat

ini persetujuan atas kegiatan melebihi Rp.1,5 Millyar, dan persetujuan

atas usulan kegiatan tambahan, sudah harus diterima dari Tim

Teknis/Pengendali Kabupaten.

3. Pada Bulan Januari-Maret 2014 bersamaan dengan saat MAD integrasi

PNPM Mandiri Perdesaan dengan Musrenbang Kecamatan, untuk

kegiatan Percepatan dan Penguatan-MP3KI dapat disepakati (penetapan

pendanaan) dalam Berita Acara (BA) MAD/Musrenbang serta ditetapkan

Surat Penetapan Camat (SPC). SPC dibuat terpisah dari SPC PNPM

Mandiri Perdesaan guna mempermudah penyusunan laporan

pelaksanaan serta pemeriksaan atas realisasi kegiatan.

3.5.2. Pencairan Dana

Page 18: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 18

1. SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan) dibuat dan ditandatangani

PJOKecamatan dengan Ketua UPK dan Ketua TPK di kecamatan

(Percepatan dan Penguatan MP3KI) yang diketahui Kepala Desa terkait

dan Camat atas nama Bupati.

2. Selanjutnya pencairan dan penyaluran dana BLM dari sumber APBN

dapat dilakukan (dengan merujuk pada Surat Dirjen PMD Kemendagri

tentang Petunjuk Teknis Pencairan dan Penggunaan Dana Urusan

Bersama 2014). Perlu diperhatikan bahwa untuk pencairan dana

diperlukan ketersediaan dokumen DIPA-UB dan SK Pejabat Satker

Kabupaten.

3. Pencairan BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI dari Kas Negara tetap

dilakukan melalui Rekening Kolektif UPK untuk BLM PNPM Mandiri

Perdesaan. Pengurus UPK bertanggungjawab atas administrasi dan

penyusunan laporan keuangan sebagai kesatuan PNPM Mandiri

Perdesaan.

3.5.3. Dana BLM untuk Kegiatan Percepatan dan Penguatan-MP3KI

1. Daftar Alokasi Dana BLM per-kecamatan lokasi yang telah ditetapkan

Pemerintah merupakan pagu atas yang disediakan melalui APBN untuk

mendanai kegiatan Percepatan dan Penguatan-MP3KI. Namun demikian

masyarakat dapat berswadaya atau mencari donasi/bantuan tidak

mengikat lainnya, jika nilai kebutuhan dana kegiatan melebihi sumber

pembiayaan yang disediakan.

2. Seluruh pagu dana BLM harus dialokasikan secara optimal untuk

mendanai kegiatan. Jika tidak, maka sisa pagu dana BLM yang tidak

teralokasikan (terencana dalam kegiatan), maka tidak dapat dipergunakan

(kembali ke negara menjadi sisa anggaran lebih).

3. Untuk Kecamatan Percepatan-MP3KI:

a. Jumlah usulan kegiatan yang dipilih masyarakat dari Daftar Prioritas

Kegiatan (untuk kecamatan Percepatan-MP3KI), minimal adalah 2

(dua) jenis kegiatan dan jumlah dana BLM kegiatan yang dibutuhkan

disesuaikan dengan atau mengikuti jenis dan jumlah kegiatan yang

dipilih tersebut. Selanjutnya disusun Desain dan RAB (rincian anggaran

dan biaya).

b. Jika pagu dana Percepatan dan Penguatan-MP3KI terdapat sisa

(belum dapat teralokasi habis) maka untuk Kecamatan Percepatan

MP3KI dapat dilakukan perbaikan rencana kegiatan dengan

memprioritaskan penambahan volume dan peningkatan kualitas

kegiatan dan penambahan sarana pendukung lain.

Page 19: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 19

c. Atau menambah jenis kegiatan baru (usul inisiatif) sehingga alokasi

dana dapat diserap habis. Hal tersebut harus disepakati dalam MAD.

4. Untuk Kecamatan Penguatan-MP3KI usulan kegiatan harus dapat

menyerap habis alokasi BLM tersedia. Jika masih terdapat sisa alokasi

maka dapat dilakukan penambahan penambahan volume dan

peningkatan kualitas kegiatan dan penambahan sarana pendukung lain,

atau menambah kegiatan baru

5. Swadaya masyarakat berupa dana tidak menjadi prasyarat pelaksanaan

kegiatan Percepatan dan Penguatan-MP3KI. Namun demikian dapat juga

disepakati MAD jika ada tambahan dari swadaya masyarakat (dengan

ketentuan HOK proyek tidak boleh dijadikan bagian dana swadaya).

6. Sinergi dengan sektor/dinas/SKPD Kabupaten dan atau provinsi dengan

kegiatan yang didanai BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI dapat

dilakukan. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh terjadi duplikasi

pembiayaan (double budget) dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk

menjamin akuntabilitas program, sebaiknya diatur masing-masing bagian

yang menjadi tanggungjawab sinergitas kegiatan Percepatan dan

Penguatan-MP3KI.

7. Untuk memastikan penyerapan seluruh Dana BLM baik PNPM Mandiri

Perdesaan yang reguler maupun tambahan Percepatan dan Penguatan-

MP3KI maka perlu diatur penjadwalan pencairan dan pelaksanaan

kegiatan, termasuk diantaranya distribusi tenaga kerja di lapangan.

Seperti diketahui bahwa tenaga kerja dalam PNPM Mandiri Perdesaan

adalah tenaga kerja lokal/setempat (desa atau antar desa). Demikian

halnya dengan bahan-material. Untuk menjamin ketersediaan bahan-

material diperlukan pengaturan dan atau perjanjian dengan supplier yang

memiliki kompetensi/kredibilitas baik di kawasan lokasi program. Untuk itu

Pokja Pelelangan dan Pokja Pengawasan harus mampu memastikan

seluruh proses pelaksanaan kegiatan terjadual baik dan tepat guna serta

waktu.

8. Guna menjamin tertib administrasi dan pelaporan keuangan, maka TPK

Kecamatan/Antar Desa wajib membukukan atau membuat catatan arus

uang masuk keluar (buku kas umum) dan seluruh perangkat Pokja TPK -

wajib membuktikan setiap penggunaan dana yang dilakukan.

3.6. Ketentuan Penyaluran Dana (Dari UPK ke TPK)

1. Penyaluran/penggunaan dana BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI dari

Bendahara UPK ke TPK (baik untuk pelaksanaan kegiatan di Pokja maupun

Operasional TPK) tetap mengacu pada ketentuan PNPM Mandiri Perdesaan

yaitu sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan Rencana

Page 20: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 20

Penggunaan Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD). Ketua TPK

wajib membubuhkan tanda tangan pada formulir LPD bagi permintaan

penyaluran dana dari UPK ke Pokja TPK, dan memastikan progres kegiatan

masing-masing Pokja.

2. Dana BLM Kegiatan yang sudah disalurkan TPK untuk kegiatan fisik atau

kegiatan lain yang sudah direncanakan, harus diadministrasikan atau dibukukan

dalam arus kas oleh bendahara UPK. Ketua TPK Percepatan dan Penguatan-

MP3KI tetap harus mengkonsolidasikan serta menyusun laporan keuangan dan

hasil kegiatan TPK dan seluruh Pokja-pokja guna pertanggungjawaban dalam

MAD sesuai mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan.

3.7. Pengadaan Barang dan Jasa

1. Proses pengadaan barang dan jasa dalam pelaksanaan kegiatan tetap

berpedoman pada PTO PNPM Mandiri Perdesaan (termasuk penggunaan

formulir).

2. Secara khusus untuk Percepatan dan Penguatan-MP3KI dibentuk Pokja

Pelelangan/Pengadaan Barang dan Jasa, yang bertugas untuk

menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa yang diperlukan sesuai dengan

RAB dan Desain kegiatan yang telah ditetapkan.

3. Rencana Pelelangan/Pengadaan Barang dan Jasa dari seluruh kegiatan yang

didanai BLM Percepatan dan Penguatan-MP3KI harus telah selesai disusun

bersamaan atau pada saat rencana desain dan RAB kegiatan selesai disusun.

Rencana harus diketahui dan disetujui oleh masyarakat dalam MAD (dinyatakan

secara jelas dalam BA MAD).

4. Rencana pelelangan harus diumumkan atau ditempelkan di media publik

kecamatan termasuk juga melalui papan informasi PNPM Mandiri Perdesaan.

5. Pelelangan/pengadaan barang dan jasa harus dilakukan secara terbuka.

6. Seperti diketahui bahwa pengadaan barang dan jasa pada PNPM Mandiri

Perdesaan pada dasarnya dilakukan di setiap desa, namun jika dinilai lebih

efektif dan efisien bisa juga dilakukan bersama-sama oleh desa-desa dalam

satu kecamatan, dengan tetap dilakukan secara sederhana, berkualitas,

murah/harga kompetitif dan wajar, cepat, transparan dan akuntabel.

7. Sejalan dengan itu maka untuk kegiatan Percepatan dan Penguatan-MP3KI,

pelelangan/pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pokja

Pelelangan/Pengadaan Barang dan Jasa di Kecamatan dengan prinsip yang

sama yaitu sederhana, memenuhi kualitas, murah dalam arti harga kompetitif

dan wajar, cepat (mengingat terbatasnya waktu siklus program), transparan dan

akuntabel (tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan).

Page 21: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 21

BAB.4. PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

1. Pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan dilakukan secara internal

oleh Pokja Pengawasan yang dibentuk secara khusus dan menjadi bagian dari

keorganisasian TPK Percepatan dan Penguatan-MP3KI di kecamatan lokasi.

2. Pengawasan publik dilakukan secara terbuka oleh masyarakat yang peduli

pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Pengaduan, komplain, pertanyaan dan

permasalahan dapat dilaporkan secara bebas oleh masyarakat melalui Unit

Pengaduan dan Penanganan Masalah. Fasilitator dan Konsultan PNPM Mandiri

Perdesaan secara berjenjang wajib memberikan penjelasan secukupnya jika

terjadi pengaduan dan pertanyaan langsung oleh masyarakat.

3. Pengawasan secara fungsional dilakukan oleh Pendamping/Fasilitator

Kecamatan, kabupaten dan Konsultan Provinsi, Regional serta Pusat PNPM

Mandiri Perdesaan. Laporan Sistem Pengendalian Internal (SPI) disusun oleh

unit Internal Audit menjadi dokumen berkala yang disampaikan kepada Satuan

Kerja Ditjen PMD Kementerian Dalam Negeri guna mendapatkan respon tindak

lanjut atas temuan dan rekomendasi.

4. Sedangkan pemeriksaan struktural secara berkala akan dilaksanakan oleh

Badan Pengawas Keuangan Republik Indonesia serta BPKP terkait dengan

PNPM Mandiri Perdesaan.

Page 22: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 22

Lampiran 1.

BAGAN ALUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN

Penjelasan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus QW-MP3KI serta

Percepatan dan Perluasan Penanggulangan di Kantong Kemiskinan Perdesaan

secara sederhana/singkat dijelaskan lebih lanjut sebagaimana tabel berikut:

No Kegiatan Keterangan Durasi

Waktu

1 Persiapan dan

Sosialisasi (Pra-

MAD Khusus) di

kecamatan lokasi

Percepatan-

MP3KI,

Penguatan-

MP3KI atau di

kecamatan yang

mendapatkan

Percepatan

sekaligus

Penguatan MP3KI

1. Pada tahap persiapan, seluruh dokumen

terkait dengan MP3KI termasuk data Lokasi,

Alokasi BLM, Daftar Prioritas Kegiatan dan

PTO Pola Khusus dijelaskan oleh FK dan

didampingi oleh Camat lokasi kepada PjOK,

para Kepala Desa (Kades), Ketua BPD,

Pendamping Lokal (PL), Fasilitator Desa

(FD) dan Kader Pemberdayaan Masyarakat

(KPM).

2. Kegiatan ini wajib difasilitasi oleh camat, atau

memanfaatkan pertemuan reguler PNPM

Mandiri Perdesaan jika ada (musyawarah

untuk perencanaan 2014).

3. FK menjelaskan maksud dan tujuan

tambahan/on-top pola khusus MP3KI

(Perccepatan dan Penguatan, salah satu

atau keduanya). Penjelasan langsung

merujuk pada PTO Pola Khusus ini.

4. FK memastikan ada kesepakatan bersama

tentang langkah-langkah tindak lanjut atau

1-4

minggu

Reviu Daftar

Prioritas Kegiatan

Daftar Lokasi,

Alokasi & Prioritas Kegiatan

MAD Khusus

Penetapan Kegiatan Didanai MP3KI

Pembentukan TPK

Penyusunan Desain

Teknis-RAB

Pencairan Dana BLM

Pelaksanaan Kegiatan

MAD Pertanggungjawaban

Page 23: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 23

proses pelaksanaan yang akan dilakukan

dilakukan oleh masyarakat.

5. Hasil Sosialisasi atau Pra-MAD Khusus

antara lain:

a. visi misi tujuan dan mekanisme pola

khusus Percepatan dan Penguatan-MP3KI

dan Percepatan dipahami,

b. disepakati segera disosialisasikan lebih

lanjut oleh Kades, BPD, FD dan KPM

(antar desa) kepada warga masyarakat

(terutama kelompok miskin dan

perempuan),

c. disepakati kriteria kegiatan yang lintas

desa dan skala luas dalam arti desa-desa

siap bekerja sama dalam pengajuan

usulan maupun pelaksanaan kegiatan ,

d. disepakai pengorganisasian kerja

langsung ditangani BKAD (melalui TPK

Kecamatan) dan didukung oleh tenaga

masing-masing TPK desa,

e. disepakati jadwal pertemuan MAD Khusus

dan tatacara penyusunan usulan dan

kriteria penetapan prioritas usulan.

6. Reviu Daftar Prioritas Kegiatan khusus untuk

kecamatan lokasi Percepatan-MP3KI, pada

forum sosialisasi atau Pra-MAD Khusus

dilakukan reviu yang bertujuan:

a. untuk mendalami Daftar Prioritas Kegiatan

yang ditetapkan Pemerintah serta untuk

mengkonfirmasi, memverifikasi dengan

cara mencermati kembali agar tidak terjadi

pendanaan kegiatan yang tumpang tindih

dengan program lain, memilih kesesuaian

prioritas dan perkiraan biaya, serta

menentukan jenis kegiatan dan penetapan

pendanaan kegiatan yang sesuai dengan

kondisi riil di masyarakat dan dapat

dikerjakan secara swakelola masyarakat.

b. dan selanjutnya menyepakati dan

menyusun jadwal tindaklanjut sesuai

Page 24: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 24

dengan mekanisme program (seperti

menyusun desain dan RAB, organisasi

kerja, pengadaan barang dan jasa),

c. melakukan revisi atau penyesuaian usulan

dengan menambah atau mengurangi

volume/unit/bagian atau hal lain (tanpa

menghilangkan manfaat dan tujuan hasil

kegiatan) jika terjadi kekurangan ataupun

jika masih ada sisa dana alokasi BLM

Percepatan-MP3KI,

d. atau melakukan penyusunan rencana

kegiatan tambahan atau baru.

2 MAD Khusus

Penetapan

Usulan didanai

BLM MP3KI

Percepatan dan

atau Penguatan

MAD Khusus untuk penetapan usulan didanai

BLM tambahan Percepatan dan Penguatan-

MP3KI:

1. dihadiri oleh seluruh anggota forum MAD

yaitu sebagaimana pengaturan di PTO

PNPM Mandiri Perdesaan. MAD bersifat

terbuka. Dapat dihadiri dan atau dilihat oleh

warga masyarakat lain (miskin dan

perempuan) dan masyarakat peduli lainnya,

2. bertujuan untuk memeriksa dan menilai

prioritas usulan desa atau gabungan desa

yang dapat didanai BLM Percepatan dan

Penguatan-MP3KI,

3. menetapkan kepengurusan TPK yaitu Ketua,

Bendahara, Sekretaris dan Koordinator serta

anggota Pokja-pokja Kegiatan, Pokja

Pengadaan Barang dan Jasa, dan Pokja

Pemeliharaan Hasil Kegiatan,

4. menetapkan dan menyusun rincian biaya-

biaya honorarium dan operasional kegiatan

yang bersumber dari maksimal 5% dari total

BLM,

5. menyusun jadwal terinci pelaksanaan

pencairan, pelaksanaan kegiatan,

pengadaan barang dan jasa, pemeriksaan

dan pengawasan, dan pertanggungjawaban

hasil kegiatan,

4-8

minggu

Page 25: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 25

6. menyusun kebutuhan bantuan

teknis/pendampingan yang diperlukan dan

kebutuhan biaya serta teknis rekrutmen dan

kontraktualnya,

7. memastikan sumber daya manusia yang ada

tercukupi dan teralokasikan dengan memadai

dan tepat mengingat jumlah kegiatan dan

waktu yang tersedia untuk pelaksanaan

PNPM Mandiri Perdesaan, Percepatan dan

Penguatan-MP3KI,

8. menyusun Berita Acara (BA) yang berisi hal

tersebut pada butir 1-5 di atas,

Hasil MAD Khusus adalah :

- Berita Acara MAD,

- Organisasi Kerja (TPK dan

kelengkapannya),

- Rencana Kerja Tindak Lanjut dan Jadwal

3 Pencairan Dana

dan Pelaksanaan

Kegiatan

Kegiatan:

- TPK mengajukan dokumen untuk pencairan

dana sesuai kebutuhan secara tertulis

kepada UPK,

- TPK (Pokja kegiatan) melaksanakan kegiatan

dengan pola swakelola,

- Pengadaan bahan dan tenaga kerja harus

tetap mengikuti prosedur PTO PNPM Mandiri

Perdesaan.

- Mobilisasi tenaga kerja diprioritaskan dari

desa-desa lokasi kegiatan dan penerima

manfaat tersebut.

5-8

bulan

4 Musdes

Pertanggungjawa

ban dan atau

Penetapan

Usulan T.A.

berikutnya

- Melaporkan dan mempertanggung jawabkan

realisasi penggunaan dana dan hasil

kegiatan.

- Melakukan serah terima kepada Desa-desa

dalam kecamatan yang memanfaatkan hasil-

hasil kegiatan (Pokja Pelestarian)

- Mengatur (membuat SOP) pengelolaan dan

pelestarian pemanfaatan hasil-hasil kegiatan

dalam Pokja Pelestarian dan atau UPK untuk

1-4

minggu

Page 26: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 26

Perguliran Dana

Page 27: Lampiran 2 PTO Surat Juklak PNPM MPd 2014

PTO PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI 27

Lampiran 2.

BAGAN ORGANISASI TIM PENGELOLA KEGIATAN (TPK) ANTAR DESA

Tim Verifikasi

UPK

BKAD

UPK BP-UPK

TPK Desa TPK

Kecamatan

Ketua,

Bendahara,

Sekretaris,

Kordinator

Pokja:

Kegiatan,

Pengadaan,

Pemeliharaan.

TPK Desa TPK Desa

Tim Khusus

Lain

Unit/Tim Khusus

Lain

TPK Desa