549

LAMPIRAN · 2019-11-18 · Pembangunan Daerah yang kemudian dijabarkan lebih lanjut didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • I | 1

    LAMPIRAN :PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOROWALI UTARANOMOR 4 TAHUN 2016TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHKABUPATEN MOROWALI UTARA TAHUN 2016-2021

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)KABUPATEN MOROWALI UTARA TAHUN 2016-2021

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangPemerintahan Daerah Kabupaten Morowali Utara memiliki tujuan

    dan arah yang jelas untuk mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat(people welfare). Untuk mencapai tujuan dan arah tersebut, maka tentusaja dibutuhkan suatu perencanaan yang sistematis. terstruktur danterukur, sehingga tujuan dan arah tersebut dapat dicapai dengantahapan yang jelas dan terukur. Oleh karena itu, pemerintah daerahmemiliki kewenangan untuk menyusun Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021.

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnyadisingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5(lima) tahun, dimana RPJMD juga sebagai dokumen perencanaanmanajerial strategis daerah untuk periode lima tahun yang disusun sesuaidengan kebutuhan masyarakat Kabupaten Morowali Utara, bersifatadaptif, fleksibel, dan mampu mengakomodir penyesuaian atasperkembangan yang muncul serta dapat memanfaatkan peluang yangada, menggambarkan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakatyang merupakan indikator keberhasilan setiap organisasi pemerintah.

    Penyusunan RPJMD Kabupaten Morowali Utara ini sesuai denganamanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum dibidang perencanaan pembangunan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan ini merupakan satukesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkanrencana pembangunan jangka panjang (RPJP), jangka menengah(RPJMD), dan tahunan (RKPD) yang dilaksanakan oleh seluruhpenyelenggara pemerintahan di Pusat dan Daerah dengan mendorongpartisipasi masyarakat.

    Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwaperencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien,efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasanlingkungan. Sehingga diharapkan perencanaan pembangunan daerahmerupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkanberbagai unsur pemangku kepentingan (stakeholders), guna pemanfaatandan pengalokasian sumberdaya yang ada, bermuara pada meningkatkan

  • I | 2

    kesejahteraan masyarakat dalam wilayah (daerah) dalam jangka waktutertentu.

    RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 merupakandokumen perencanaan komprehensif dan holistik. Berada pada tahap(fase) ke-tiga rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) daerah Tahun2005–2025 merupakan penjabaran visi, misi dan program kepala daerahterpilih, memperhatikan RPJM nasional dan RPJMD Provinsi SulawesiTengah, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunandaerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah,lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan disertaidengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangkapendanaan yang bersifat indikatif.

    Merujuk kepada berbagai peraturan di atas, penyusunan RPJMDKabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dariagenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah terpilihpada saat menyampaikan janji politik (kampanye) ke dalam rencanapembangunan jangka menengah. Sejak ditetapkannya Morowali Utarasebagai Daerah Otonomi Baru pada tahun 2013 yang di pimpin olehPejabat (Pj) Bupati selama kurun waktu 2 (dua) tahun sebagai fasepenataan kelembagaan dan organisasi pemerintahan daerah di KabupatenMorowali Utara.

    Bupati dan Wakil Bupati terpilih dalam pilkada serentak yangdilantik pada tanggal 17 Februari 2016 yaitu pasangan AptripelTumimomor dan Moh. Asrar Abd. Samad, memiliki kewajiban menyusunRPJMD kurun waktu 2016–2021 yang penetapannya paling lambat 6(enam) bulan setelah pelantikan. Berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (2)Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata CaraPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah yang kemudian dijabarkan lebih lanjut didalamPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 TentangPelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 TentangTahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RPJMD Kabupaten MorowaliUtara Tahun 2016-2021 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis datadan informasi hasil pembangunan, serta penelaahan RPJPD KabupatenMorowali Utara Tahun 2005-2025.

    Morowali Utara sebagai kabupaten yang baru dimekarkan danpertama kali memiliki Bupati dan wakil defenitif yang terpilih secarademokratis, maka RPJMD merupakan dokumen perencanaan yang harusdilaksanakan oleh kepala daerah beserta aparatnya dalampenyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, danpelayanan kepada masyarakat. Selain itu, RPJMD juga merupakanimplementasi cita-cita berdirinya Kabupaten Morowali Utara, serta menjaditolok ukur publik dan DPRD dalam menilai kinerja sebagaipertanggungjawaban Kepala Daerah terpilih. Dengan demikian, RPJMDtersebut oleh Bupati dan Wakil Bupati Morowali Utara periode 2016-2021menjadi pedoman dasar (guide line) dalam melaksanakan amanah undang-undang dan memayungi aspirasi publik, agar terakomodasi dalam satugerak pembangunan daerah yang lebih terencana, lebih sinergis dan lebihterintegrasi. Secara esensial, RPJMD Kabupaten Morowali Utara sebagaidokumen perencanaan yang komprehensif dan holistik yang dapatmenjadi panduan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

  • I | 3

    RPJMD juga menjadi dokumen yang dijadikan rujukan dalampenyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada setiap tahun,serta dijadikan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra). Oleh karena itu, RPJMDKabupaten Morowali Utara dalam penyusunannya melibatkanserangkaian pendekatan yakni teknokratik, partisipatif, politik, sertapendekatan bottom up–top down. Sehingga RPJM ini memiliki kekuatanlegitimasi politik dan hukum melalui penetapan di DPRD KabupatenMorowali Utara. Secara lebih detail alur penyusunan RPJMD KabupatenMorowali Utara dimuat pada Gambar 1.1 sebagai berikut.

    Gambar 1.1Bagan Alir Penyusunan RPJMD Kabupaten Morowali Utara

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan

    Rencana RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021disusun berdasarkan Pancasila sebagai landasan idiil dan Pasal 18 ayat 6Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sebagai landasankonstitusional. Selain itu, beberapa peraturan perundang-undanganterkait yang digunakan didalam penyusunan RPJMD Kabupaten MorowaliUtara Tahun 2016-2021 berpedoman kepada:

    1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraNegara yang Bersih dan Bebas Kolusi, Korupsi dan Nepotisme(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  • I | 4

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4400);

    5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421);

    6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineraldan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4959);

    10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan RetribusiDaerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

    11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2013 tentang PembentukanKabupaten Morowali Utara Di Provinsi Sulawesi Tengah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 83, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5414);

    12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan WilayahPesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5490);

    13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

    14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679);

    15. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang AdministrasiPemerintahan;

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

  • I | 5

    Nomor 4578);17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, LaporanKeterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DewanPerwakilan Rakyat Daerah, Informasi Laporan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4693);

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang PedomanEvaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4815);

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasidan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4816);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, TataCara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4817);.

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang PenetapanMorowali sebagai Salah Satu Kawasan Andalan Nusantara (KAN)sektor Agroindustri.

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahankedua atas Peraturan pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentangPelaksanaan kegiatan usaha pertambangan Mineral dan batubara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5489);

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 21);

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana IndukPenegembagan pariwisata nasional (RIPPARNAS) tahun 2010-2025(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 115);

    25. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan atasPeraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang PercepatanPenanggulangan Kemiskinan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 199);

    26. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang PerangkatDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor114);

    27. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 03);

    28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentangPelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 TentangTahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 nomor 517);

    29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentangPembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 32);

  • I | 6

    30. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 06 Tahun 2009tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran DaerahPovinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009 Nomor 6);

    31. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 4 Tahun 2011tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi SulawesiTengah Tahun 2011-2016;

    32. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 01 Tahun 2015tentang Rencana Tataruang Wilayah Propinsi (RTRWP) SulawesiTengah;

    33. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Utara Nomor 01 Tahun 2015tentang RPJP Daerah Kabupaten Morowali Utara tahun 2005-2025(Lembaran Daerah Kabupaten Morowali Utara Tahun 2010 Nomor 1);

    34. Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2016 tentang Rencana TataRuang Wilayah Kabupaten Morowali Utara;

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Keberadaan RPJMD Kabupaten Morowali Utara 2016-2021 memilikihubungan dengan dokumen perencanaan lainnya karena perencanaanpembangunan pada umumnya disusun secara sistematis, terarah,terpadu, menyeluruh dan tanggap adaptif terhadap perubahan.

    Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali Utara dalam membuatperencanaan pembangunan menghasilkan beberapa jenis dokumenperencanaan yaitu: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Strategis Satuan KerjaPerangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah(RKPD), dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).Hubungan RPJMD Kabupaten Morowali Utara periode Tahun 2016-2021dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut:a. RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 disusun

    menyelaraskan dengan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi SulawesiTengah sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta tantangan yang ada diKabupaten Morowali Utara.

    b. RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 merupakanpenjabaran dan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Morowali Utaratahapan ke-3, dimana pada tahap 1-2 masih bergabung denganKabupaten Morowali Induk untuk penyelenggaraan RPJPD Tahun2005-2025.

    c. RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 merupakanRPJMD pertama yang disusun sejak berdirinya Kabupaten MorowaliUtara tahun 2013 yang merupakan pedoman umum terhadappenyusunan Renstra SKPD di Lingkungan Pemerintah KabupatenMorowali Utara.

    d. RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021dijabarkan olehSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai Tugas dan Fungsidalam Renstra SKPD.

    e. Penjabaran operasional tahunan RPJMD Tahun 2016-2021 adalahRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Morowali Utara.

  • I | 7

    f. Penjabaran dari Renstra SKPD adalah Rencana Kerja SKPD yangmerupakan dokumen perencanaan tahunan bagi setiap satuanperangkat daerah.

    RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 yangmerupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah,penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikanRPJMN, RPJM Propinsi, dijabarkan dalam RKPD dan menjadi pedomanSKPD dalam menyusun Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKA SKPD.

    Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, mensyaratkanbahwa Rencana Tata Ruang merupakan dasar dalam menyusun prioritasprogram pembangunan. Rencana Tata Ruang Kabupaten Morowali Utaradigunakan sebagai dasar penyusunan prioritas program pembangunansesuai dengan rencana struktur dan pola ruang wilayah KabupatenMorowali Utara.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun2016-2021 intinya adalah skema atas penjabaran Visi dan Misi BupatiMorowali Utara terpilih menjadi Visi Misi RPJMD yang terjabarkan dalambeberapa tujuan dan sasaran pembangunan. Untuk mencapai tujuanpembangunan yang dimaksud, ditetapkanlah besaran target yang harusdicapai. Selanjutnya untuk mencapai target sasaran tersebut, dirumuskanstrategi, arah kebijakan dan program prioritas. Sebelumnya ditentukanpula indikator outcome dari masing-masing program beserta kerangkapendanaannya. Rumusan tersebut menjadi pedoman bagi PemerintahPemerintah Kabuapaten Morowali Utara beserta masyarakat dalammelaksanakan pembangunan dalam 5 (lima) tahun yang akan datang.

    Adapun format penulisan penjabaran visi misi tersebutsebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, DanEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah adalah sebagaiberikut :

    Bab I PendahuluanBab ini berisikan gambaran umum penyusunan RPJMD yangterdiri atas latar belakang penyusunan RPJMD, dasar hukumpenyusunan RPJMD, hubungan antar dokumen RPJMD dengandokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematikapenulisan serta maksud dan tujuan.

    Bab II Gambaran Umum Kondisi DaerahBab ini memaparkan gambaran umum kondisi KabupatenMorowali Utara beberapa tahun terakhir yang meliputi empataspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraanmasyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saingdaerah.

    Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta KerangkaPendanaan

  • I | 8

    Bab ini memaparkan tentang kinerja keuangan tahun 2010-2015 meliputi kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) dan neraca daerah; kebijakanpengelolaan keuangan tahun 2010-2015 meliputi proporsipenggunaan anggaran dan analisis pembiayaan; kerangkapendanaan yang mencakup analisis pengeluaran periodik wajibdan mengikat serta prioritas utama; dan proyeksi keuangandaerah tahun 2016-2021, serta penghitungan kapasitas riil dankerangka pendanaannya.

    Bab IV Analisis Isu-Isu StrategisBab ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunanKabupaten Morowali Utara yang terkait dengan penyelenggaraanurusan pemerintahan, dan isu-isu strategis yang dapat berasaldari permasalahan pembangunan sendiri maupun yang berasaldari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional,yang memberikan pengaruh terhadap perencanaanpembangunan Kabuapten Morowali Utara di masa yang akandatang.

    Bab V Penyajian Visi, Misi, Tujuan Dan SasaranBab ini menjelaskan visi dan misi pembangunan jangkamenengah daerah tahun 2016-2021 yang merupakan visi danmisi RPJMD. Pada bagian ini juga diuraikan tujuan dan sasaranpembangunan beserta indikator yang akan dicapai dalam 5(lima) tahun mendatang yang terkait dengan isu strategis daerahserta Penetapan Prioritas Daerah.

    Bab VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan DaerahBab ini menguraikan strategi dalam mencapai tujuan dansasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi yang terpilih,sebagai rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimanaPemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran secara efektifdan efisien.Karena strategi dan arah kebijakan adalah rumusan dalamupaya mencapai sasaran, tujuan dan visi misi maka hanyamengcover beberapa urusan pemerintahan yang terkait 6(enam)urusan wajib terkait pelayanan dasar dan 18 (delapanbelas)urusan wajib terkait pelayanan dasar dan 8 (delapan) urusanpilihan yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintahkepada Pemerintah Daerah.Untuk urusan pemerintahan yang tidak terkait langsung denganvisi dan misi, maka yang menjadi pedoman dalam perumusankebijakannya adalah penerapan Standar Pelayanan Minimalyang sudah ditetapkan.

    Bab VII Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan DaerahBab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yangberisi arah kebijakan pembangunan secara umum dan programprioritas beserta target capaian indikator kinerja outcome yangdisertai indikasi kerangka pendanaannya dalam kurun waktu 5(lima) tahun. Adapun program yang disajikan dalam bab inihanya program yang bersifat prioritas karena terkait dengan

  • I | 9

    penjabaran visi misi, tujuan, sasaran, strategi dan arahkebijakan. Sementara itu untuk program-program yang tidakterkait secara langsung dengan visi misi diarahkan dalamrangka penerapan Standar Pelayanan Minimal yang akandisajikan dalam Bab VIII. Dari program-program prioritastersebut, selanjutnya akan ditentukan program programunggulan yang merupakan prioritas utama kepala daerah yangakan dicapai dalam 5 (lima) tahun yang akan datang.

    Bab VIII Indikasi Rencana Program Yang Disertai Kebutuhan PendanaanBab ini menguraikan seluruh program yang akan dilaksanakanoleh Pemerintah Kabupaten Morowali Utara selama 5 (lima)tahun, baik yang bersifat program unggulan, program prioritas,maupun program penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)yang disertai dengan indikator pencapaian target yang disajikanmenurut urusan pemerintahan. Selain itu juga akan disajikanprogram teknis bersama dan program bersama penunjangorganisasi sebagai dasar operasional Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD).

    Bab IX Penetapan Indikator Kinerja DaerahBab ini menguraikan gambaran tentang ukuran keberhasilanpencapaian visi dan misi Bupati pada akhir periode masajabatan, dengan menggambarkan akumulasi pencapaianindikator dampak (impact) pada tujuan dan sasaransebagaimana disajikan dalam Bab V serta pencapaian indikatorhasil (outcome) pada masing-masing program sebagaimanadisajikan dalam Bab VII.

    Bab X Pedoman Transisi Dan Kaidah PelaksanaanBab ini menyampaikan dengan singkat harapan pencapaian daridokumen RPJMD yang telah ditetapkan dan RPJMD menjadipedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertamadibawah kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil pemilihanpada periode berikutnya. Selain itu, RPJMD juga dijadikanpedoman dalam penyusunan Peraturan Daerah dan peraturanlainnya (Peraturan Daerah maupun Peraturan Bupati) agarselaras dengan visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan yangtelah ditetapkan dalam dokumen RPJMD.

    1.5 Maksud Dan Tujuan

    RPJMD Kabupaten Morowali Utara Tahun 2016-2021 memilikikedudukan sebagai dasar mempersipakan perencanaan danpenyelenggaraan pembangunan daerah di Kabupaten Morowali Utara yangmerupakan penjabaran dari kehendak, aspirasi, dan kebutuhanmasyarakat sebagai cita-cita luhur dari berdirinya Kabupaten MorowaliUtara pada fase pertama yang memiliki kekuatan hukum, serta mengikatseluruh masyarakat melalui pengesahaan DPRD Kabupaten MorowaliUtara dalam bentuk Peraturan Daerah. RPJMD Kabupaten MorowaliUtara Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud untuk menjadikanRPJMD sebagai acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan DPRD, swasta,dan masyarakat dalam pembangunan daerah yang sekaligus merupakan

  • I | 10

    acuan penentuan pilihan-pilihan program kegiatan tahunan daerah yangakan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah PerencanaanPembangunan Daerah (Musrenbang) secara berjenjang dan berkelanjutan.

    Berdasarkan isi dan substansi RPJMD Kabupaten Morowali Utara,bertujuan sebagai berikut:a. Menyiapkan dokumen yang implementatif untuk mewujudkan visi dan

    misi Bupati dan Wakil Bupati Terpilih, agar dapat dicapai secarabertahap (gradual) melalui program-program pembangunan dengansasaran, arah kebijakan dan rencana program yang jelas dan terukur.

    b. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahunanggaran selama 5 (lima) tahun seluruh SKPD di Kabupaten MorowaliUtara.

    c. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif,efisien, berkeadilan dan berkelanjutan

    d. Menjadi pijakan strategis dan operasional bagi segenap lapisanmasyarakat dan Pemerintahan Kabupaten Morowali Utara, untukmenetapkan prioritas program-program pembangunan yang perludilakukan guna melaksanakan otonomi daerah dan mekanismemonitoring, serta evaluasi pembangunan untuk menilai kinerjapenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

    e. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antarpelaku pembangunan di Kabupaten Morowali Utara.;

    f. Sebagai tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerjatahunan setiap satuan kerja perangkat daerah dan tolok ukur kinerjalima tahun masa akhir jabatan kepala daerah;

    g. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemda dan DPRD untukmemahami dan menilai pelaksanaan strategi dan arah kebijakan,program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktulima tahunan.

  • II | 1

    II | 1

    BAB IIGAMBARAN UMUM DAN KONDISI DAERAH

    2.1 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN MOROWALI UTARA

    Menurut Kantor Administrasi Pemerintahan Umum KabupatenMorowali Utara (2014), Kabupaten ini ditetapkan sebagai daerahotonomi baru berdasarkan undang-undang nomor 12 Tahun 2013. Kata"Morowali" berasal dari bahasa Wana berarti "Gemuruh". Penggunaankata morowali juga merujuk pada tempat bermukimnya Suku Wana dikawasan pegunungan yang terletak di sekitar daerah aliran SungaiBongka di daerah pedalaman Bungku Utara. Kata Morowali jugadiabadikan sebagai nama "Cagar Alam Morowali".

    Kabupaten Morowali Utara mayoritas dihuni Suku Mori. Pada masaPerang Dunia ke-2 berakhir, Pemerintah Hindia Belanda menata danmenjadikan wilayah Kerajaan Mori dan Bungku sebagai bagian dariwilayah pemerintahan langsung (government gebied), yang digabungdengan wilayah pemerintahan Sulawesi dan daerah bawahannya(government van Celebes en onderhoorigheden) berpusat di Makassar.

    Bekas wilayah Kerajaan Mori dan Bungku dijadikan daerahswapraja yang berkedudukan di Kolonodale dan Bungku. DaerahSwapraja Mori dibagi 4 (empat) distrik yaitu Ngusumbatu, Sampalowo,Kangua dan Soyo serta kepala pemerintahan disebut kepala distrik.Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1938 melakukan reorganisasistruktur pemerintahan dan memutuskan pada tahun 1942 wilayahSwapraja Mori dijadikan 3 (tiga) distrik yaitu Tomata berpusat diTomata, Ngusumbatu di Tinompo, dan Petasia berpusat di Kolonodale.

    Aspirasi politik untuk melahirkan Kabupaten Morowali Utaramenjadi daerah otonom baru melalui resolusi DPRD/GR ProvinsiSulawesi Tengah No.l/DPRD/1966, yang isinya meminta kepadaPemerintah Pusat agar Provinsi Sulawesi Tengah dimekarkan menjadi 11(sebelas) Daerah Otonom Tingkat II. Kabupaten Morowali yang memilikiwilayah bekas Kerajaan Mori dan Kerajaan Bungku juga termasukwilayah yang diusulkan menjadi daerah otonom baru. Seluruhmasyarakat setempat yakni Suku Mori yang berada di KecamatanBungku Utara dan Kecamatan Mamosalato menyatakan aspirasi danpernyataan sikap-bekas Swapraja Bungku mendukung dan keduawilayah tersebut kini berada di wilayah Kabupaten Morowali Utara.

    Pembentukan Kabupaten Morowali Utara merupakan implementasiaspirasi masyarakat, dan secara administrasi telah bergulir sejak tahun2003. Dasar pembentukan Kabupaten Morowali Utara sebagai dampakdari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang PembentukkanKabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten BanggaiKepulauan yang bersifat ambigu, sehingga menimbulkan konflik politikdalam masyarakat dan menyimpan potensi terjadinya konflik horizontal.

    Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah Pusat Pada Tanggal 23Oktober 2013, meresmikan terbentuknya Kabupaten Morowali Utaraberdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2013 tentangPembentukan Kabupaten Morowali Utara di Provinsi Sulawesi Tengahdan mengangkat Penjabat Bupati Morowali Utara pada tanggai 12November 2013 di Kolonodale. Gubernur Sulawesi Tengah juga secararesmi mencanangkan operasional Pemerintahan Kabupaten Morowali

  • II | 2

    Utara. Kabupaten Morowali Utara merupakan pemekaran dariKabupaten Morowali. Kabupaten Morowali Utara sebelumnyamerupakan bagian dari wilayah Kabupaten Morowali. Dimanawilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat dan melebar keBagian Timur yang berada di daratan Pulau Sulawesi.

    2.2. ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFISGambaran umum kondisi daerah merupakan penjelasan tentang

    kondisi geografi dan demografi, serta indikator capaian kinerjapenyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Morowali Utara. Yangmana indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yangpenting dianalisis meliputi 3 (tiga) aspek utama, yaitu aspekkesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek dayasaing daerah.

    Analisis gambaran umum kondisi daerah mengenai sejauh manakeberhasilan pembangunan daerah yang dilakukan dan identifikasifaktor-faktor dan berbagai aspek yang perlu ditingkatkan dalamoptimalisasi pencapaian keberhasilan pembangunan daerah KabupatenKabupaten Morowali Utara kedepannya.

    Kondisi daerah memberikan basis atau pijakan dalam prosesperumusan perencanaan pembangunan daerah, baik dari aspek geografidan demografi serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahandaerah beserta interpretasinya. Berdasarkan posisi di permukaan bumi,Kabupaten Morowali Utara terletak pada pesisir pantai di perairan TelukTomori dan Teluk Tolo, serta kawasan lainnya terletak di kawasanhutan, lembah dan pegunungan.

    2.2.1.Karakteristik Lokasi dan WilayahKarakteristik wilayah berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

    Tahun 2013, Kabupaten Morowali Utara di Provinsi Sulawesi Tengahdigambarkan sebagai berikut.

    2.2.1.1Luas dan Batas WilayahBerdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Morowali Utara,

    Luas wilayah Kabupaten Morowali Utara terdiri dari wilayah daratanseluas 10.018,12 Km² dan wilayah Lautan seluas 8.344,27 Km². Totalluas wilayah Kabupaten Morowali Utara adalah 18.362,39 Km², denganwilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Bungku Utara seluas2.406,79 Km² atau 24,02 persen dari total luas wilayah KabupatenMorowali Utara, sedangkan wilayah Kecamatan terkecil adalahKecamatan Petasia Barat dengan luas 465,29 Km² atau sebesar 4,79persen dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Morowali Utara. Secaralebih jelas data luas wilayah setiap Kecamatan di Kabupaten MorowaliUtara dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.1Luas Wilayah Kabupaten Morowali Utara

    Menurut Kecamatan, Tahun 2015

    No. Kecamatan IbukotaKecamatanLuas(Km)

    Persentase(Persen)

    1. Mamosalato Tanasumpu 1.480,00 14,622. Bungku Utara Baturube 2.406,79 24,023. Soyo Jaya Lembah Sumara 605,51 6,04

  • II | 3

    No. Kecamatan IbukotaKecamatanLuas(Km)

    Persentase(Persen)

    4. Petasia Kolonodale 646,34 6,455. Petasia Barat Tiu 465,29 4,796. Petasia Timur Bungintimbe 523,61 5,237. Lembo Beteleme 675,23 6,748. Lembo Raya Petumbea 657,61 6,569. Mori Utara Mayumba 1.048,93 10,4710. Mori Atas Tomata 1.508,81 15,06

    Morowali Utara 10.018,12 100Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, Tahun 2016

    Kabupaten Morowali Utara terbagi atas 10 Kecamatan, 122 Desadan 3 Kelurahan. Wilayah kecamatan terluas di Kecamatan BungkuUtara dengan luas 2.406,79 Km2 dan Kecamatan terkecil di KecamatanPetasia Barat seluas 465,29 Km2. Pembagian wilayah administrasi desadalam Kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut.

    Tabel 2.2Luas Wilayah Daratan Menurut Kecamatan, Kelurahan/Desa

    Kabupaten Morowali Utara, Tahun 2015

    No. Kecamatan/Kelurahan/Desa

    LuasWilayah

    (Km²)(%) No. Kecamatan/Kelurahan/Desa

    LuasWilayah

    (Km²)(%)

    (01) (02) (03) (04) (01) (02) (03) (04)01 MAMOSALATO 1.480,00 100,00

    01.01 Kolo Atas 131,95 8,92 01.08 Tambale 108,99 7,3601.02 Kolo Bawah 29,50 1,99 01.09 Winangabino 201,12 13,5901.03 Momo 70,30 4,75 01.10 Sea 138,50 9,3601.04 Tananagaya 18,75 1,27 01.11 Uepakatu 85,59 5,7801.05 Giri Mulya 5,25 0,35 01.12 Parangisi 128,74 8,7001.06 Tana Sumpu 20,00 1,35 01.13 Lijo 267,31 18,0601.07 Pandauke 125,03 8,45 01.14 Menyoe 148,97 10,07

    02. BUNGKU UTARA 2.406,79 100,00 02.12 Kalombang 43,19 1,79

    02.01 Tokonanaka 30,22 1,26 02.13 Tirongan Bawah 32,20 1,3402.02 Matube 539,39 22,41 02.14 Tanaku Raya 6,95 0,2902.03 Posangke 284,92 11,84 02.15 Opo 118,41 4,9202.04 Tokala Atas 177,03 7,36 02.16 Siliti 30,77 1,2802.05 Uewajo 3,71 0,15 02.17 Ueruru 15,08 0,6302.06 Baturube 78,95 3,28 02.18 Lemo 42,35 1,7602.07 Woomparigi 22,38 0,93 02.19 Boba 31,59 1,3102.08 Tambarabone 7,86 0,33 02.20 Salubiro 117,94 4,9002.09 Taronggo 580,51 24,12 02.21 Pokeang 17,00 0,7102.10 Uemasi 116,34 4,83 02.22 Uempanapa 21,00 0,8702.11 Tirongan Atas 59,00 2,45 02.23 Lemowaliya 30,00 1,2503. SOYOJAYA 605,51 100,00

    03.01 Tamainusi 127,75 21,10 03.06 Bau 68,53 11,3203.02 Tambayoli 114,42 18,90 03.07 Malino Jaya 15,00 2,4803.03 Lembah Sumara 50,00 8,26 03.08 Malino 121,45 20,0603.04 Tandayondo 66,36 10,96 03.09 Sumara Jaya 25,00 4,13

    03.05 Panca Makmur 17,00 2,81 03.10 ToddopuliUebangke (G) ….. …..

  • II | 4

    04. PETASIA 646,34 100,00

    04.01. Koromatantu 69,00 10,68 04.06 Kel. Kolonodale 30,57 4,7304.02 Korololama 45,28 7,01 04.07 Kel. Bahontula 68,69 10,6304.03 Korolaki 35,48 5,49 04.08 Kel. Bahoue 45,46 7,0304.04 Gililana 107,40 16,62 04.09 Ganda-Ganda 161,18 24,94

    04.05 Koya 65,28 10,10 04.10 Tanuge 18,00 2,78

    (01) (02) (03) (4) (01) (02) (03) (4)05. PETASIA BARAT 465,29 100,00

    05.01 Onepute 55,00 11,82 05.06 Tiu 41,30 8,8805.02 Sampalowo 65,57 14,09 05.07 Togomulya 8,00 1,7205.03 Moleono 65,31 14,04 05.08 Tontowea 101,06 21,7205.04 Mondowe 40,51 8,71 05.09 Tadaku Jaya 15,02 3,2305.05 Maralee 45,52 9,78 05.10 Ululaa 28,00 50,91

    06. PETASIA TIMUR 523,61 100,00

    06.01 Masara 3,40 0,65 06.07 Tompira 65,00 12,41

    06.02 Molores 60,00 11,46 06.08 Bunta 69,14 13,20

    06.03 Mohoni 68,54 13,09 06.09 Keuno 27,00 5,16

    06.04 Molino 24,00 4,58 06.10 Polewali 6,35 1,21

    06.05 Towara 104,60 19,98 06.11 Towara Pantai (G) ….. …..

    06.06 Bungintimbe 95,58 18,25 06.12 Peboa (G) ….. …..

    07. LEMBO 675,23 100,00

    07.01 Lembobaru 12,45 1,84 07.08 Beteleme 21,71 3,2207.02 Korobonde 10,04 1,49 07.08 Tinompo 28,85 4,2707.03 Wawopada 143,02 21,18 07.10 Korowalelo 64,62 9,5707.04 Waraa 12,13 1,80 07.11 Kumpi 16,29 2,4107.05 Tingkeao 40,23 5,96 07.12 Korompeli 72,40 10,7207.06 Mora 34,48 5,11 07.13 Lemboroma 88,11 13,0507.07 Uluanso 31,29 4,63 07.14 Korowou 99,61 14,75

    08. LEMBO RAYA 657,61 100,00

    08.01 Dolupo Karya 169,90 25,84 08.06 Pontangoa 43,00 6,5408.02 Poona 40,00 6,08 08.07 Bintangor Mukti 73,04 11,1108.03 Mandula 60,00 9,12 08.08 Jamor Jaya 60,29 9,1708.04 Petumbea 48,00 7,30 08.09 Paawaru 60,17 9,1508.05 Ronta 40,00 6,08 08.10 Lembobelala 63,21 9,61

    09. MORI ATAS 1.508,81 100,00

    09.01 Gontara 98,91 6,56 09.08 Taende 194,28 12,8809.02 Kasingoli 83,75 5,55 09.09 Ensa 189,78 12,5809.03 Lee 100,85 6,68 09.10 Peonea 97,17 6,4409.04 Saemba 123,54 8,19 09.11 Kolaka 271,12 17,9709.05 Tomui Karya 12,00 0,80 09.12 Lanumor 120,99 8,0209.06 Tomata 92,71 6,14 09.13 Saemba Walati 17,90 1,1909.07 Londi 90,81 6,02 09.14 Pambarea 15,00 0,99

    10. MORI UTARA 1.048,93 100,00

    10.01 Era 198,88 18,96 10.05 Tiwaa 91,28 8,7010.02 Peleru 111,61 10,64 10.06 Lembontonara 189,50 18,0710.03 Wawondula 108,98 10,39 10.07 Mayumba 103,62 9,8810.04 Tabarano 125,38 11,95 10.08 Tamonjengi 119,68 11,41

    Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, Tahun 2016 (G): Data Bergabungdengan Desa Induk

    Data detail tentang profil singkat Kecamatan-Kecamatan di wilayah

  • II | 5

    Kabupaten Morowali Utara sebagai berikut.

    Mamosalato : Luas wilayah 1.480,00 Km2 atau sebesar 14,77 persendari total luas wilayah Kabupaten Morowali Utara,berjarak 50 Mil dari Ibukota Kabupaten MorowaliUtara, yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraanLaut dengan Ibukota Kecamatan Tanasumpu.

    BungkuUtara

    : Memiliki jarak 45 Mil dari Ibukota KabupatenMorowali Utara ditempuh dengan kendaraan Laut,dengan luas wilayah 2.406,79 Km2 atau sebesar 24,02persen dari total wilayah Kabupaten Morowali Utaradan merupakan yang terluas di Kabupaten MorowaliUtara dengan Ibukota Kecamatan di Baturube;

    Soyo Jaya : Luas wilayah 605,51 km2 atau 6,04 persen dari totalluas wilayah Kabupaten Morowali Utara. IbukotaKecamatan Soyo Jaya berkedudukan di LembahSumara dengan jarak 35 Mil yang hanya dapatditempuh dengan kendaraan Laut;

    Petasia : Adalah ibukota Kabupaten Morowali Utara denganLuas wilayah sebesar 646,34 Km2 atau denganPersentase luas wilayah sebesar 6,45 persen dari totalwilayah Kabupaten Morowali Utara dengan ibukotaKecamatan kelurahan Kolonodale;

    PetasiaBarat

    : Merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayahterkecil di Kabupaten Morowali Utara dengan ibukotaKecamatan di Tiu, memiliki luas wilayah 465,29 Km2atau 1,90 persen dari total luas wilayah KabupatenMorowali Utara berjarak 20 Km dari IbukotaKabupaten;

    PetasiaTimur

    : Ibukota Kecamatan Petasia Timur di Bungintimbedengan Luas wilayah sebesar 523,61 Km2 atau 5,23persen dari total luas wilayah Kabupaten MorowaliUtara dan berjarak 34 Km dari Ibukota Kabupatenditempuh dengan kendaraan darat;

    Lembo : Berjarak 34 Km dari Ibukota Kabupaten MorowaliUtara, memiliki Luas wilayah 675,23 Km2 atau 6,74persen dari total wilayah Kabupaten Morowali Utaradengan Ibukota Kecamatan di Beteleme;

    LemboRaya

    : Luas wilayah Kecamatan Lembo Raya seluas 657,61Km2, berjarak kurang lebih 44 Km dari IbukotaKabupaten Morowali Utara, dengan IbukotaKecamatan di Petumbea;

    Mori Atas : Luas wilayah 1.508.81 Km2 atau 15,06 persen daritotal wilayah Kabupaten Morowali Utara berjarak 85Km dari Ibukota Kabupaten Morowali Utara denganIbukota Kecamatan desa Tomata;

    Mori Utara : Luas wilayah 1.048,93 Km2 atau 10,47 persen daritotal luas wilayah Kabupaten Morowali Utara danberjarak 90 Km dari Ibukota Kabupaten, denganIbukota Kecamatan di Mayumba.

    Batas wilayah Kabupaten Morowali Utara di Sebelah Utara

  • II | 6

    berbatasan dengan Desa Buyuntaripa, Desa Korondoda, Desa BugiKecamatan Tojo dan Desa Rompi Kecamatan Ulubongka Kabupaten TojoUna-Una. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rata, Desa GunungKramat, Desa Matawa, Desa Mangkapa Kecamatan Toili BaratKabupaten Banggai dan Laut Banda; Sebelah Selatan berbatasandengan Desa Solonsa Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali danDesa Nuha, Desa Matano, dan Desa Sorowako Kecamatan NuhaKabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan; dan Sebelah Baratberbatasan dengan Desa Uelene, Desa Mayasari Kecamatan PamonaSelatan dan Desa Pancasila, Desa Kamba, Desa Matialemba, DesaKancu’u dan Desa Masewe Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso.

    Sebagaimana dijelaskan di atas, Kabupaten Morowali Utaramerupakan salah satu dari 13(tigabelas) Kabupaten/Kota di ProvinsiSulawesi Tengah dan merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki luaswilayah terbesar di Sulawesi Tengah dengan luas wilayah kurang lebih10.018,12 Km2 atau sekitar 14,72 persen dari luas daratan ProvinsiSulawesi Tengah dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

    2.2.1.2Letak dan Kondisi GeografisKedudukan Kabupaten Morowali Utara sebagai salah satu daerah

    potensial di kawasan Timur dan Tenggara Teluk Tolo Provinsi SulawesiTengah memiliki arti penting dan bersifat strategi dipandang daristabilitas ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.Kondisi tahun 2016 secara geografis Kabupaten Morowali Utara terletakpada koordinat antara 10,12’0” Lintang Selatan-20,28’0” Lintang Selatanserta 1200,44’0” Bujur Timur-1220,12’0” Bujur Timur. Posisi KabupatenMorowali Utara dilihat dari permukaan bumi terletak di sekitar TelukTolo, Teluk Tomori sampai pada daerah pedalaman yang berbentuklembah, perbukitan, dan pegunungan.

    • Kabupaten Tojo UnaunaSebelah Utara

    • Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan danKabupaten MorowaliSebelah Selatan

    • Kabupaten PosoSebelah Barat

    • Kabupaten Banggai dan Teluk ToloSebelah Timur

  • II | 7

    Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, Tahun 2016Gambar 2.1

    Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Morowali Utara

    Saat dibentuk pertama kalinya, Kabupaten Morowali beribukota diKolonodale (ibukota Morowali Utara sekarang). Ibukota definitifKabupaten Morowali sekarang, yakni di Bungku (Bungku Tengah),sesuai dengan undang-undang dan telah difungsikan sejak 2 Mei 2006.Sedangkan Kolonodale telah menjadi ibukota Kabupaten MorowaliUtara. Kondisi georafis Kabupaten Morowali Utara dengan ibukotaKabupaten yang berkedudukan di Kolonodale berbatasan dengan laut(Perairan Teluk Tolo) sehingga dapat dicapai melalui laut, darat ataukombinasi keduanya sesuai dengan kondisi geografis wilayah lainnya.

    Tabel 2.3Letak Geografis Kecamatan Menurut DesaKabupaten Morowali Utara, Tahun 2015

    Kecamatan Pantai Lembah/DAS

    Lereng/Punggung

    BukitDataran Jumlah

    Mamosalato 6 4 2 2 14

    Bungku Utara 7 0 3 13 23

    Soyo Jaya 3 1 6 0 10

    Petasia 6 0 0 4 10

    Petasia Barat 0 4 0 6 10

    Lembo 0 3 0 11 14

    Lembo Raya 0 0 7 3 10

    Petasia Timur 6 0 3 3 12

    Mori Atas 0 2 5 7 14

    Mori Utara 0 0 2 6 8

    Morowali Utara 28 14 28 55 125Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, Tahun

  • II | 8

    20162.2.1.3Topografi

    Berdasarkan pemutakhiran data BPS Kabupaten Morowali Tahun2015, wilayah Kabupaten Morowali Utara memiliki topografi yang terdiridari dataran, perbukitan dan pegunungan. Posisi desa-desa yang ada diwilayah ini tersebar pada ketiga bentang lahan tersebut dengan dataransebagai daerah terbesar yang menjadi permukiman masyarakat.Ketinggian masing-masing wilayah administrasi desa berkisar antara 2meter di atas permukaan laut (dpl) terletak di Desa Tokonanaka,Kecamatan Bungku Utara sampai dengan 248 meter di atas permukaanlaut terletak Desa Uepakatu, di Kecamatan Mamosalato. SebaranPersentase Bentuk Permukaan Tanah beserta elevasinya pada tabelberikut.

    Tabel 2.4Persentase Bentuk Permukaan Tanah dan Elevasi Menurut Desa

    Kabupaten Morowali Utara, Tahun 2015

    No. Kecamatan/Kelurahan/Desa

    Persentase Bentuk PermukaanLahan Tanah Elevasi

    (Dpl)Dataran Perbukitan Pegunungan01 MAMOSALATO

    01.01 Kolo Atas 2.00 83.00 15.00 201.02 Kolo Bawah 30.00 55.00 15.00 201.03 Momo 80.00 15.00 5.00 301.04 Tananagaya 100 0 - 401.05 Giri Mulya 100 - - 501.06 Tana Sumpu 78.00 11.00 11.00 401.07 Pandauke 20.00 30.00 50.00 201.08 Tambale 20.00 50.00 30.00 39001.09 Winangabino 47.00 22.00 31.00 54701.10 Sea 20.00 50.00 30.00 50301.11 Uepakatu 25.00 60.00 15.00 74801.12 Parangisi 25.00 60.00 15.00 74701.13 Lijo 35.00 25.00 40.00 38501.14 Menyoe 100 - - 502. BUNGKU UTARA

    02.01 Tokonanaka 18.00 85.00 - 102.02 Matube 100 - - 202.03 Posangke 95.00 - 5.00 402.04 Tokala Atas 100 - - 402.05 Uewajo 100 - - 202.06 Baturube 100 - - 202.07 Woomparigi 100 - - 302.08 Tambarabone 100 - - 602.09 Taronggo 78.00 17.00 15.00 602.10 Uemasi 70.00 - 30.00 602.11 Tirongan Atas 85.00 - 15.00 4

  • II | 9

    No. Kecamatan/Kelurahan/Desa

    Persentase Bentuk PermukaanLahan Tanah Elevasi

    (Dpl)Dataran Perbukitan Pegunungan02.12 Kalombang 75.00 10.00 25.00 302.13 Tirongan Bawah 100 - - 202.14 Tanaku Raya 90.00 - 10.00 302.15 Opo 65.00 20.00 15.00 302.16 Siliti 48.00 25.00 27.00 202.17 Ueruru 35.00 15.00 50.00 202.18 Lemo 30.00 25.00 45.00 2302.19 Boba 30.00 10.00 60.00 402.20 Salubiro 20.00 30.00 50.00 55302.21 Pokeang 60.00 30.00 10.00 302.22 Uempanapa 30.00 40.00 30.00 2302.23 Lemowaliya 30.00 30.00 40.00 55303. SOYOJAYA

    03.01 Tamainusi 5.00 15.00 80.00 203.02 Tambayoli 40.00 10.00 50.00 1103.03 Lembah Sumara 95.00 2.00 3.00 1103.04 Tandayondo 40.00 5.00 55.00 403.05 Panca Makmur 80.00 15.00 5.00 42803.06 Bau 20.00 30.00 50.00 58103.07 Malino Jaya 10.00 40.00 50.00 65703.08 Malino 30.00 20.00 50.00 61703.09 Sumara Jaya 30.00 30.00 40.00 2803.10 Toddopuli

    Uebangke (G)…. ….. …. ….

    04. PETASIA04.01 Koromatantu 20.00 30.00 50.00 2004.02 Korololama 40.00 20.00 40.00 504.03 Korolaki 2.00 8.00 90.00 1504.04 Gililana 1.00 5.00 94.00 504.05 Koya 1.00 9.00 90.00 304.06 Kel. Kolonodale 15.00 - 85.00 504.07 Kel. Bahontula 10.00 10.00 80.00 504.08 Kel. Bahoue 5.00 15.00 80.00 504.09 Ganda-Ganda 3.00 20.00 77.00 504.10 Tanuge 3.00 7.00 90.00 205. PETASIA BARAT

    05.01 Onepute 30.00 5.00 65.00 1005.02 Sampalowo 90.00 - 10.00 1005.03 Moleono 70.00 - 30.00 1005.04 Mondowe 50.00 5.00 45.00 10

  • II | 10

    No. Kecamatan/Kelurahan/Desa

    Persentase Bentuk PermukaanLahan Tanah Elevasi

    (Dpl)Dataran Perbukitan Pegunungan05.05 Maralee 50.00 10.00 40.00 1005.06 Tiu 60.00 20.00 20.00 1005.07 Togomulya 90.00 10.00 - 505.08 Tontowea 20.00 40.00 40.00 2505.09 Tadaku Jaya 25.00 55.00 20.00 1005.10 Ululaa (G) …. …. …. ….06. PETASIA TIMUR

    06.01 Masara - 20.00 80.00 1506.02 Molores 1.00 30.00 69.00 806.03 Mohoni 70.00 10.00 20.00 506.04 Molino 25.00 25.00 50.00 806.05 Towara 80.00 5.00 15.00 606.06 Bungintimbe 75.00 5.00 15.00 606.07 Tompira 80.00 - 20.00 506.08 Bunta 75.00 - 25.00 1006.09 Keuno 80.00 20.00 - 406.10 Polewali 100 - - 306.11 Towara Pantai

    (G)100 - - 3

    06.12 Peboa (G) 60.00 30.00 10.00 507. LEMBO

    07.01 Lembobaru 10.00 90.00 - 36007.02 Korobonde 100 - - 33407.03 Wawopada 20.00 10.00 70.00 37107.04 Waraa 90.00 - 10.00 33707.05 Tingkeao 80.00 - 20.00 31107.06 Mora 100 - - 30007.07 Uluanso 40.00 - 60.00 30007.08 Beteleme 90.00 10.00 - 18007.08 Tinompo 70.00 - 30.00 28607.10 Korowalelo 10.00 - 90.00 29707.11 Kumpi 30.00 50.00 20.00 25607.12 Korompeli 90.00 10.00 - 25607.13 Lemboroma - 90.00 10.00 18007.14 Korowou 80.00 - 20.00 17508. LEMBO RAYA

    08.01 Dolupo Karya - 75.00 25.00 50008.02 Poona 90.00 - 10.00 41508.03 Mandula 100 - - 54208.04 Petumbea 20.00 80.00 - 287

  • II | 11

    No. Kecamatan/Kelurahan/Desa

    Persentase Bentuk PermukaanLahan Tanah Elevasi

    (Dpl)Dataran Perbukitan Pegunungan08.05 Ronta 20.00 80.00 - 28708.06 Pontangoa 80.00 20.00 - 28708.07 Bintangor Mukti - 30.00 70.00 31608.08 Jamor Jaya 25.00 75.00 - 32108.09 Paawaru 40.00 60.00 - 31508.10 Lembobelala - 30.00 70.00 49009. MORI ATAS

    09.01 Gontara - 100 - 42709.02 Kasingoli 100 - - 43609.03 Lee 100 - - 44009.04 Saemba 100 - - 43609.05 Tomui Karya 100 - - 43609.06 Tomata - 100 - 31709.07 Londi - 100 - 31709.08 Taende - 100 - 30909.09 Ensa - 100 - 31209.10 Peonea 100 - - 32009.11 Kolaka - 100 - 31209.12 Lanumor - 100 - 29909.13 Saemba Walati 100 - - 43609.14 Pambarea - 100 - 31710. MORI UTARA

    10.01 Era 100 - - 34010.02 Peleru 100 - - 33410.03 Wawondula 100 - - 31110.04 Tabarano 100 - - 31110.05 Tiwaa 100 - - 32610.06 Lembontonara 100 - - 32610.07 Mayumba - 100 - 32610.08 Tamonjengi - 100 - 326

    Sumber: Statistik Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, Tahun 2016

    Berdasarkan elevasi, wilayah Kabupaten Morowali Utara sebesar52,74 persen berada pada ketinggian antara 100-200 meter dpl, sebesar33,74 persen berada pada ketinggian antara 200-500 meter dpl, dansebesar 13,52 persen berada pada ketinggian di bawah 1000 meter dpl.

    Menurut tingkat kelerengan wilayah ini sebesar 52,30 persenmemiliki kemiringan topografi lebih besar dari 40 persen (curam-sangatcuram), sebesar 11,70 persen memiliki kemiringan di bawah 2 persen(datar agak landai), sebesar 12,56 persen memiliki kemiringan antara 3persen -15 persen dan 23,30 persen luas wilayah memiliki kemiringanantara 16 persen-40 persen (miring agak curam) dan danau seluas 0,14

  • II | 12

    persen. Akibat curah hujan yang tinggi, struktur geologi yangdipengaruhi oleh dua sesar utama, serta topografi dengan dominasikemiringan curam, maka wilayah ini memiliki pula kawasan-kawasanyang rawan bencana, khususnya bencana banjir, longsor maupun rawangempa.

    Sumber: RTRW Morowali Utara, Tahun 2016

    Gambar 2.2Peta Topografi Kabupaten Morowali Utara

    2.2.1.4GeologiWilayah Kabupaten Morowali Utara tersusun atas beberapa jenis

    batuan antara lain, batuan Mollase, batuan Kapur, batuan Skiss,batuan Basik, Ultra basik dan Sedimen. Dari sisi geomorfologi, wilayahini tersusun atas beberapa bentuk lahan (landform), yaitu bentuk lahanAluvial (A), Marine (M), Volkanik (V), Tektonik dan Struktural (T).

    Sumber: RTRW Morowali Utara, Tahun 2016

    Gambar 2.3Peta Geologi Kabupaten Morowali Utara

    Bentuk lahan aluvial terbentuk dari proses fluvial yang umumnyatersebar di dataran rendah dengan kemiringan antara 0-3 persen, dan

  • II | 13

    banyak dijumpai di sekitar sungai-sungai besar. Bentuk lahan marinetersebar pada wilayah datar agak cekung di sepanjang pantai. Bentuklahan tektonik dan vulkanik tersebar pada relief yang bergelombangsampai bergunung. Akibat bentuk lahan yang bervariasi tersebut, makawilayah Kabupaten Morowali Utara memiliki topografi yang bervariasi.

    2.2.1.5HidrologiKabupaten Morowali Utara memiliki banyak sungai dan Kecamatan

    yang memiliki sungai adalah Kecamatan Mori Atas (7 sungai) KecamatanBungku Utara (15 sungai) dan Kecamatan Mamosalato (12 sungai).Sungai terpanjang adalah sungai Laa yang melintasi 5 (lima) Kecamatan,yaitu 1). Kecamatan Mori Atas, 2). Kecamatan Petasia Timur, 3).Kecamatan Petasia, 4). Kecamatan Petasia Barat, 5). Kecamatan MoriUtara.

    Sumber: RTRW Morowali Utara, Tahun 2016

    Gambar 2.4Peta Curah Hujan Kabupaten Morowali Utara

    Sungai Bongka sebagai sungai terpanjang kedua melintasiKecamatan Mamosalato. Sungai terpanjang ketiga melintasi KecamatanBungku Utara yaitu Sungai Tiworo. Sungai terpanjang keempat adalahSungai Sumara yang melintasi Kecamatan Soyo Jaya. Data daninformasi mengenai nama-nama dan ukuran di Kabupaten MorowaliUtara terdapat pada Tabel berikut.

    Tabel 2.5Sebaran Sungai di Kabupaten Morowali Utara

    No. Kecamatan/Desa Nama Sungai PanjangSungai (Km)1. Mamosalato S. Pangkape 3,00

    S. Kaia 2,00S. Kapali 2,00S. Manandar 15,00S. Uekauru 15,00S. Uefayau 4,00S. Tamarando 6,00

  • II | 14

    No. Kecamatan/Desa Nama Sungai PanjangSungai (Km)S. Tomba 5,00S. Uekawoa 5,00S. Uewine 15,00S. Mumungi 5,00S. Bongka 60,00

    2. Bungku Utara S. Kafuyu 22,00S. Lamuru 8,00S. Paididi 5,10S. Bongka 38,00S. Solato 29,00S. Siombo 18,00S. Tirongan 43,00S. Morowangu 9,00S. Morowali 37,00S. Ula 47,00S. Tiworo 53,00S. Nua-Nua 21,00S. Tofu 19,00S. Uemanu 22,00S. Samara 23,00

    3. Petasia S. Laa 117,004. Petasia Barat S. Laa 117,005. Petasia Timur S. Laa 117,006. Lembo S. Tambalako …

    S. Puawu …7. Lembo Raya S. Tambalako …

    S. Sokita …S. Tambalako 105,00

    8. Mori Atas S. Ensa 17,00S. Kadata 15,00S. Kolaka 25,00S. Kuse 27,00S. Laa 37,00S. Talolae 20,00S. Yaintu 23,00S. Koromboyo ....S. Towerio ....

    9. Mori Utara Koro Njaya 22,00Koro Mayumba 24,00

  • II | 15

    No. Kecamatan/Desa Nama Sungai PanjangSungai (Km)Koro Sampa 7,00S. Kuse 27,00Korontiwa 8,00S. Laa 37,00S. Korompalia 10,00S. Karuru 15,00Koro Era 20,00S. Yaintu 23,00Koro Dolo 15,00

    10. Soyo Jaya S. Busanga 20,00S. Sumara 45,00

    Sumber: Statistik Kabupaten Morowali Utara, Tahun 2016

    2.2.1.6Klimatologi

    Iklim wilayah Kabupaten Morowali Utara dipengaruhi sirkulasisistem global, munson, dan lokal. Secara tahunan memiliki dua musimyaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau umumnyaterjadi Juni-Oktober, dan musim hujan terjadi Desember-Mei. Curahhujan tahunan bervariasi yakni terendah (2.273 mm) tercatat di StasiunBeteleme, dan tertinggi (3.435 mm) di Kolonodale. Bulan terbasah terjadipada April (336 mm) dan bulan terkering (91 mm) terjadi padaSeptember. Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Fergusson, WilayahKabupaten Morowali Utara, tergolong iklim A atau sangat basah dengansuhu udara rata-rata bulanan berkisar antara (26,5°C) sampai (27,4°C).

    Tabel 2.6Banyaknya Curah Hujan per Bulan

    Kabupaten Morowali Utara, Tahun 2015

    BulanHari

    Hujan(hh)

    CurahHujan(mm)

    01. Januari 16,00 317,50

    02. Pebruari 17,00 83,80

    03. Maret 21,00 243,50

    04. April 26,00 478,80

    05. Mei 22,00 269,40

    06. Juni 16,00 204,90

    07. Juli 23,00 350,50

    08. Agustus 17,00 243,20

    09. September 13,00 137,00

    10. Oktober 14,00 200,90

    11. November 14,00 188,70

  • II | 16

    BulanHari

    Hujan(hh)

    CurahHujan(mm)

    12. Desember 15,00 102,50Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, Data diolah kembali, Tahun

    2016

    Sistem klasifikasi untuk tanaman pangan, atau tanaman semusimdapat menggunakan sistem oldeman. Bila klasifikasi ini digunakan,maka tipe iklim wilayah Kabupaten Morowali Utara termasuk dalamketegori tipe C1. Dimana, pada tipe ini bila diterapkan dalam suatuwilayah tanpa irigasi, maka dapat diusahakan tanaman pada sawah(tadah hujan) satu kali, dan tanaman palawija sebanyak dua kaliberturut-turut dalam setahun.

    Kabupaten Morowali Utara memiliki iklim yang sangat basah danmemiliki sungai yang banyak sebagai sumberdaya air yang potensialuntuk dimanfaatkan untuk pengairan. Namun, curah hujan tinggi jugaberpotensi menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor. Sungaiutama di Morowali Utara adalah Sungai Laa dengan panjang 96,30 Km,dan Sungai Tambalako dengan panjang 83,7 Km. Akibat curah hujanyang tinggi, struktur geologi yang dipengaruhi oleh dua sesar utama,serta topografi dengan dominasi kemiringan curam maka wilayah inimemiliki pula kawasan-kawasan yang rawan bencana.

    Sumber: RTRW Morowali Utara, Tahun 2016

    Gambar 2.5Peta Curah Hujan Kabupaten Morowali Utara

    2.2.1.7TanahKlasifikasi tanah di Kabupaten Morowali Utara berdasarkan Soil

    Taxonomy, terdiri dari beberapa ordo tanah, yaitu Alfisols, Entisols,Ultisols, Inoptisols, Inceptisols, Histosol, Endisols, Oxisols, Vertisols, danMellisols, dengan kedalaman efektif tanah sebagian besar cukup dalam.Tanah dengan kedalaman 0-30 cm hanya 3,03 persen dan 31-60 Cmseluas 18,02 persen, selebihnya seluas 45,44 persen memilikikedalaman 60-90 Cm dan kedalaman di atas 90 Cm seluas 35,94

  • II | 17

    persen. Sebagian besar tanah di wilayah ini tergolong subur yaknisebesar 45,44 persen bertekstur sedang, sebesar 43,87 persenbertekstur halus dan hanya sebesar 10,55 persen bertekstur kasar.

    2.2.1.8Penggunaan lahanPenggunaan lahan di Kabupaten Morowali Utara secara umum

    dapat dikelompokan menjadi lahan yang digunakan untuk kegiatanpertanian dan non pertanian. Penggunaan lahan untuk pertanian masihterbagi lagi menjadi pertanian sawah, dan bukan sawah. Padapenggunaan lahan non pertanian didominasi oleh hutan, rawa, dan lain-lain selain untuk bangunan dan pekarangan. Hutan rawa dan lainnyamerupakan kelompok terbesar dalam klasifikasi ini yaitu sebesar 83,68persen, serta lahan non pertanian sebesar 14,73 persen. Penggunaanlahan pertanian sawah sebesar 1,07 persen dan sisanya untukbangungan dan pekarangan sebesar 0,05 persen. Berdasarkan datapotensi penggunaan lahan ini, maka berbagai jenis pertanian maupunkegiatan lainnya masih memiliki peluang untuk dikembangkan.Penggolongan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di KabupatenMorowali Utara h yaitu:

    A) Kawasan budidayaA1) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

    Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Morowali UtarahampIr terdapat di semua wilayah Kecamatan dengan luasankurang lebih 89,493.26 Ha. Luas dan sebaran kawasan hutanproduksi terbatas dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.7Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. Kecamatan

    Luas (Ha)Persentase

    (Persen)WilayahKecamatan

    HutanProduksiTerbatas

    1. Mamosalato 148.000,00 18.458,01 12,472. Bungku Utara 240.679,00 10.201,04 4,243. Soyo Jaya 60.551,00 6.085,32 10,054. Petasia 64.634,00 1.782,76 2,765. Petasia Barat 46.529,00 - -6. Petasia Timur 52.361,00 - -7. Lembo 67.523,00 12.463,75 18,468. Lembo Raya 65.761,00 - -9. Mori Atas 104.893,00 6.273,86 5,9810. Mori Utara 150.881,00 34.228,51 22,69

    Morowali Utara 1.001.812 89.493,25 8,93Sumber: RTRW Kabupaten Morowali Utara, tahun 2016

    Kawasan hutan produksi (HP)

  • II | 18

    Kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten Morowali Utaraterdapat di semua wilayah Kecamatan dengan luasan sekitar112,032.74 Ha. Luas dan sebaran kawasan hutan produksidapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.8Luas Kawasan Hutan Produksi

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. Kecamatan

    Luas (Ha)Persentase

    (Persen)WilayahKecamatan

    KawasanHutan

    Produksi1. Mamosalato 148.000,00 17.136,61 11,582. Bungku Utara 240.679,00 9.485,69 3,943. Soyo Jaya 60.551,00 12.993,03 21,464. Petasia 64.634,00 9.375,58 14,515. Petasia Barat 46.529,00 2.532,03 5,446. Petasia Timur 52.361,00 11.130,44 21,267. Lembo 67.523,00 5.147,97 7,628. Lembo Raya 65.761,00 8.618,58 13,119. Mori Atas 104.893,00 28.625,43 27,2910. Mori Utara 150.881,00 6.987,38 4,63

    Morowali Utara 1.001.812 112.033 11.18Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    Kawasan hutan produksi konversi (HPK)Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi di KabupatenMorowali Utara terdapat di semua wilayah KecamatanKabupaten dengan luas sebeluas 24,043.51 Ha. Luasan dansebaran wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.9Luas Kawasan Hutan Produksi Konversi

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. Kecamatan

    Luas (Ha)Persentase

    (Persen)WilayahKecamatan

    HutanProduksiKonversi

    1. Mamosalato 148.000,00 5.105,92 3,452. Bungku Utara 240.679,00 780,52 0,323. Soyo Jaya 60.551,00 0 0,004. Petasia 64.634,00 0 0,005. Petasia Barat 46.529,00 0 0,006. Petasia Timur 52.361,00 0 0,007. Lembo 67.523,00 0 0,008. Lembo Raya 65.761,00 0 0,009. Mori Atas 104.893,00 1.687,73 1,61

  • II | 19

    No. Kecamatan

    Luas (Ha)Persentase

    (Persen)WilayahKecamatan

    HutanProduksiKonversi

    10. Mori Utara 150.881,00 16.469,34 10,92Morowali Utara 1.001.812,00 24.043,51 2,40

    Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    A2) Kawasan Peruntukan PertanianPengembangan kawasan peruntukan pertanian terdiri atasperuntukan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunandan peternakan. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan

    Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di KabupatenMorowali Utara terdapat di seluruh Kecamatan seluas 31.578,38ha. Sebaran dan luasan kawasan pertanian tanaman pangandapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2.10Luas Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. Kecamatan

    Luas (Ha)

    Persentase(Persen)Wilayah

    Kecamatan

    KawasanPertanianTanamanPangan

    1. Mamosalato 148.000,00 6.682,96 4,52

    2. Bungku Utara 240.679,00 1.454,69 0,60

    3. Soyo Jaya 60.551,00 1.342 2,224. Petasia 64.634,00 1.890 2,92

    5. Petasia Barat 46.529,00 2.006 4,31

    6. Petasia Timur 52.361,00 12.568,04 24,00

    7. Lembo 67.523,00 846 1,258. Lembo Raya 65.761,00 2.421,69 3,68

    9. Mori Atas 104.893,00 1.444 1,38

    10. Mori Utara 150.881,00 923 0,61Morowali Utara 1.001.812 31.578,38 3,15

    Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    Kawasan pertanian tanaman pangan yang direncanakanmenjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah:

    1. Kecamatan Bungku Utara2. Kecamatan Lembo3. Kecamatan Lembo Raya4. Kecamatan Mamosalato5. Kecamatan Mori Atas6. Kecamatan Mori Utara

  • II | 20

    7. Kecamatan Petasia8. Kecamatan Petasia Barat9. Kecamatan Petasia Timur10. Kecamatan Soyo Jaya

    Lahan Pertanian Pangan yang ditetapkan sebagai LahanPertanian Pangan Berkelanjutan dapat berupa:

    1. Lahan beririgasi;2. Lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut

    (lebak); dan/atau3. Lahan tidak beririgasi.

    ahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan, namundalam hal untuk kepentingan umum, Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan dapat dialihfungsikan, dan dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pengalihfungsian Lahan yang sudah ditetapkan sebagai LahanPertanian Pangan Berkelanjutan untuk kepentingan umum hanyadapat dilakukan dengan syarat:

    a. Dilakukan kajian kelayakan strategis;b. Disusun rencana alih fungsi lahan;c. Dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik; dand. Disediakan lahan pengganti terhadap Lahan Pertanian

    Pangan Berkelanjutan yang dialihfungsikan.

    Pengembangan pertanian pangan juga diarahkan padapengembangan kawasan agropolitan di Ronta dan LembobelalaKecamatan Lembo Raya; Londi Kecamatan Mori Atas dan BuntaKecamatan Petasia Timur. Kawasan Sentra produksi pangan(agropolitan) bisa terdiri atas:1) Kawasan lahan pertanian (hinterland); Berupa kawasan

    pengolahan dan kegiatan pertanian yang mencakup kegiatanpembenihan, budidaya dan pengelolaan pertanian. Penentuanhinterland berupa Kecamatan/desa didasarkan atas jarakcapai/radius keterikatan dan ketergantunganKecamatan/desa tersebut pada kawasan sentra produksipangan (agropolitan) di bidang ekonomi dan pelayananlainnya.

    2) Kawasan pemukiman; Merupakan kawasan tempatbermukimnya para petani dan penduduk kawasan sentraproduksi pangan (agropolitan)

    3) Kawasan pengolahan dan industri; Merupakan kawasantempat penyeleksian dan pengolahan hasil pertanian sebelumdipasarkan dan dikirim ke terminal agribisnis atau pasar,atau diperdagangkan. Dikawasan ini bisa berdiripergudangan dan industri yang mengolah langsung hasilpertanian menjadi produk jadi.

    4) Kawasan pusat prasarana dan pelayanan umum yang terdiridari pasar, kawasan perdagangan, lembaga keuangan,terminal agribisnis dan pusat pelayanan umum lainnya.

  • II | 21

    5) Keterkaitan antara kawasan sentra produksi pangan(agropolitan) dengan kawasan lainnya, misalnya; kawasanpermukiman, kawasan industri, dan kawasan konservasialam.

    Strategi pengembangan kawasan sentra produksi pangan(agropolitan) berorientasi pada kekuatan pasar (market driven),melalui pengembangan masyarakat yang tidak saja diarahkan padaupaya pengembangan usaha budidaya (on-farm) tetapi juga meliputipengembangan agribisnis hulu (penyediaan sarana pertanian) danagribisnis hilir (proses dan pemasaran) dan jasa-jasapendukungnya. Rencana kawasan agropolitan diarahkan pada:

    1. Lembobelala Kecamatan Lembo2. Ronta Kecamatan Lembo Raya3. Bunta Kecamatan Petasia4. Londi Kecamatan Mori Atas

    Kawasan Peruntukan Pertanian HortikulturaKawasan peruntukan hortikultura di Kabupaten Morowali Utaraterdapat diseluruh wilayah Kabupaten Morowali Utara kecualiBungku Utara dengan luasan kurang lebih 78,241.88 ha.Sebaran dan luasan kawasan hortikultura dapat dilihat padatabel dibawah ini.

    Tabel 2.11Luas Kawasan Pertanian Hortikultura

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. Kecamatan

    Luas (Ha)Persentase

    (%)WilayahKecamatan

    KawasanPertanian

    Hortikultura1. Mamosalato 148.000,00 1.397,39 0,942. Bungku Utara 240.679,00 - 0,003. Soyo Jaya 60.551,00 1.924,25 3,184. Petasia 64.634,00 1.311,79 2,035. Petasia Barat 46.529,00 2.283,96 4,916. Petasia Timur 52.361,00 6.024,66 11,517. Lembo 67.523,00 6.788,76 10,058. Lembo Raya 65.761,00 5.999,45 9,129. Mori Atas 104.893,00 34.878,63 33,2510. Mori Utara 150.881,00 17.632,99 11,69

    Morowali Utara 1.001.812 78.241,88 7,81Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    Kawasan peruntukan perkebunanKawasan peruntukan perkebunan di Kabupaten Morowali Utaradengan luas sebesar 86,645.09 Ha. Komoditas utamaperkebunan dan sebarannya terdiri atas:o Kakao, terdapat di Kecamatan Mamosalato, Kecamatan

    Bungku Utara, Kecamatan Soyo Jaya, Kecamatan Petasia,Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Petasia Barat,Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Mori Utara dan KecamatanLembo;

  • II | 22

    o Cengkeh, terdapat di Kecamatan Soyojaya, KecamatanBungku Utara, Kecamatan Mamosalato, Kecamatan MoriAtas, Kecamatan Mori Utara, Kecamatan Lembo Raya danKecamatan Petasia Barat;

    o Kelapa, terdapat di Kecamatan Bungku Utara, KecamatanMamosalato, Kecamatan Soyojaya, Kecamatan Mori Utara,Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Lembo, Kecamatan LemboRaya, Kecamatan Petasia Barat, Kecamatan Petasia Timur,dan Kecamatan Petasia;

    o Jambu mete, terdapat di Kecamatan Mamosalato, KecamatanPetasia Timur dan Kecamatan Soyojaya;

    o Nilam, terdapat di Kecamatan Bungku Utara;o Sagu, terdapat di Kecamatan Petasia dan Kecamatan Soyo

    Jaya;o Karet, terdapat di Kecamatan Lembo, Lembo Raya;o Sawit, terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Mori

    Utara, Kecamatan Lembo, Kecamatan Lembo Raya,Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Petasia Barat,Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato.

    Uraian luas kawasan perkebunan beserta sebarannya diKabupaten Morowali Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2.12Luas Kawasan Perkebunan

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. KecamatanLuas (Ha) Persentase

    (Persen)WilayahKecamatanKawasan

    Perkebunan1. Mamosalato 148.000,00 11.546,26 7,802. Bungku Utara 240.679,00 15.205,72 6,323. Soyo Jaya 60.551,00 5.725 9,454. Petasia 64.634,00 8.940,40 13,835. Petasia Barat 46.529,00 3.992,43 8,586. Petasia Timur 52.361,00 9,163 0,027. Lembo 67.523,00 8.619,74 12,778. Lembo Raya 65.761,00 9.225 14,039. Mori Atas 104.893,00 18.186,15 17,3410. Mori Utara 150.881,00 5.877,00 3,90

    Morowali Utara 1.001.812 1.001.812 8,65Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    Pengembangan kawasan perkebunan ini diselenggarakandengan langkah-langkah sebaai berikut:1. Membina kemitraan pengelolaan kawasan dapat berupa kerja

    sama penyediaan sarana produksi, kerja sama produksi,pengolahan dan pemasaran, transportasi, kerja samaoperasional, kepemilikan saham, dan jasa pendukung.

    2. Usaha perkebunan dilakukan secara terpadu dan terkaitdalam agribisnis perkebunan dengan pendekatan kawasanpengembangan perkebunan.

    3. Pelestarian lingkungan hidup dengan langkah:

  • II | 23

    a. membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidupatau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upayapemantauan lingkungan hidup;

    b. memiliki analisis dan manajemen risiko bagi yangmenggunakan hasil rekayasa genetik;

    c. membuat pernyataan kesanggupan untuk menyediakansarana, prasarana, dan sistem tanggap darurat yangmemadai untuk menanggulangi terjadinya kebakarandalam pembukaan dan/atau pengolahan lahan

    4. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukandi dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan,dan dilakukan secara terpadu dengan usaha budi dayatanaman perkebunan.

    Kawasan Peruntukan PeternakanKegiatan peternakan tidak mengalokasikan pada suatu kawasantertentu, namun dapat saja dilakukan pada kawasan sekitarpertanian tanaman pangan, kawasan perkebunan dan ataupada sekitar kawasan hortikultura.Adapun komoditas peternakan yang cukup dominan diKabupaten Morowali Utara adalah seperti:1. Ternak besar berupa: Sapi, terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Lembo,

    Kecamatan Petasia, Kecamatan Soyo Jaya, dan KecamatanBungku Utara;

    Kerbau terdapat di Kecamatan Petasia Barat danKecamatan Soyo Jaya;

    2. Ternak sedang berupa: Babi, terdapat di Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan

    Lembo, Kecamatan Mori Atas; Kambing, terdapat di Kecamatan Lembo, Kecamatan

    Petasia, dan Kecamatan Bungku Utara;3. Unggas berupa: Ayam kampung, terdapat di Kecamatan Mori atas,

    Kecamatan Lembo, Kecamatan Petasia, dan KecamatanBungku Utara;

    Itik, terdapat di Kecamatan Bungku Utara, KecamatanPetasia, dan Kecamatan Lembo.

    Kawasan Peruntukan PerikananKawasan peruntukkan perikanan terdiri atas:1) Perikanan Tangkap

    Kawasan peruntukan perikanan tangkap di KabupatenMorowali Utara tersebar pada perairan laut KabupatenMorowali Utara.

    2) Perikanan BudidayaKawasan peruntukan perikanan budidaya di KabupatenMorowali Utara, terdiri atas :o Kawasan budidaya laut terdapat di Kecamatan Bungku

    Utara.o Kawasan budidaya Tambak, Kolam, Empang terdapat di

    Kecamatan Petasia Timur;

  • II | 24

    o Kawasan budidaya perikanan darat terdapat di KecamatanLembo; Kecamatan Lembo Raya; Kecamatan Mori Atas;Kecamatan Mori Utara; dan Kecamatan Bungku Utara.

    3) Kawasan MinapolitanRencana Kawasan Minapolitan di Kabupaten Morowali Utaraadalah Desa Bungintimbe Kecamatan Petasia Timur danKawasan Minapolitan Bahoue Kecamatan Petasia.

    4) Kawasan Pengolahan Ikan dan rumput lautPengolahan hasil produksi perikanan di Kabupaten MorowaliUtara direncanakan pada Kecamatan Petasia, Petasia Timur,Soyo Jaya, Bungku Utara, dan Mamosalato.

    Kawasan Peruntukan PertambanganKabupaten Morowali Utara memiliki potensi sumberdaya bahangalian yang sangat variatif dan potensial untuk dikembangkan,potensi sumberdaya yang ada dapat dikelompokkan kedalamjenis bahan galian strategis (golongan A) yaitu; Minyak bumidan gas, batubara dan nikel, bahan galian vital (bahan galiangolongan B) yaitu; Chromit serta bahan galian non strategis danvital yaitu; lempung, marmer, onyx dan kaolin, dengan sebaranwilayah pertambangan sebagai berikut:1. Kawasan Pertambangan Strategis:

    a. Minyak Bumi dan Gas terdapat di wilayah KecamatanBungku Utara dengan luas area kurang lebih 47.500 Ha,Kecamatan Mamosalato, dan Perairan Teluk Tolo;

    b. Batubara terdapat di wilayah Kecamatan Mori Atas denganluas area kurang lebih 300 Ha dan Kecamatan BungkuUtara;

    c. Nikel terdapat di wilayah Kecamatan Mamosalato,Kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Petasia Timur,Kecamatan Petasia Barat, Kecamatan Lembo, Mamosalato,Kecamatan Petasia dengan luas area sebesar 15.355 Hadan Kecamatan Soyo Jaya dengan luas area 4.494 Ha;

    2. Kawasan Pertambangan Vital (Golongan B):a. Chromit di wilayah Kecamatan Mamosalato, Kecamatan

    Bungku Utara, dan Kecamatan Soyo Jaya.b. Emas di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Kecamatan

    Bungku Utara; danc. Batu mulia di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku

    Utara.3. Kawasan Pertambangan non Strategis dan Vital (Golongan C):

    a. Lempung terdapat di wilayah Kecamatan Petasia dan MoriAtas

    b. Marmer terdapat di wilayah Kecamatan Lembo, Petasia danKecamatan Mori Atas

    c. Onyx terdapat di wilayah Kecamatan Petasia, Petasi Timur,dan Lembo;

    d. Kaolin terdapat di wilayah Kecamatan Mori Atas

    Rencana pengelolaan wilayah peruntukan kawasanpertambangan di Kabupaten Morowali Utara dapat dilakukansebagai berikut :

  • II | 25

    a. Pemanfaatan kawasan wilayah pertambangan harusdiperuntukan sebesar-besarnya bagi upaya mensejahterakanmasyarakat melalui peningkatan nilai tambah danpeningkatan pendapatan dengan tetap mempertahankankelestarian fungsi lingkungan hidup;

    b. Pemanfaatan kawasan pertambangan yang dikembangkanharus mampu menciptakan lapangan kerja danmeningkatkan kualitas sumber daya masyarakat setempatserta harus memiliki hubungan keterkaitan yang kuat dengankarakteristik lokasi setempat;

    c. Pemanfaatan kawasan wilayah pertambangan harusdilakukan secara ketat, terbatas dan selektif denganmentatati aturan perundang-undangan yangberlaku/diberlakukan dan harus mendahulukan kepentinganekologis dan perlindungan terhadap ruang kelola rakyat.

    d. Melakukan pengawasan teknis dan lingkungan yang ketat,komprehensif dan berkelanjutan pada semua tahapanpemanfaatan kawasan pertambangan agar terciptanyaoptimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertambangan yangberkelanjutan

    e. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadappenyelenggaraan semua tahapan usaha pertambangan.

    Sebaran bahan tambang yang dominan dan sebaran wilayahnyadapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.13Luas Kawasan Pertambangan yang Dominan

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    KecamatanJenis Pertambangan

    Batubara Marmer 1 Nikel 1 Nikel 3 C Nikel 3bMamosalato - - - - 13,866.78Bungku Utara - - - - 15,442.30Soyo Jaya - - - - -Petasia - 8,359.12 1,128.16 5,156.15 -Petasia Barat - 2,172.71 72.54 749.08 -Petasia Timur - 208.42 11,506.49 - -Lembo - - 10,986.74 - -Lembo Raya - - 5,523.97 - -Mori Atas 4,369.04 30.40 - - -Mori Utara 5.04 2.06 - - -

    Jumlah 4,374.08 10,772.71 29,217.89 5,905.23 29,309.09Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    Kawasan Peruntukan IndustriKawasan peruntukan industri di Kabupaten Morowali Utaralebih diarahkan berlokasi mendekati sumber bahan baku (rawmaterial oriented) yang terdiri atas:1. Kawasan peruntukan industri besar.

    a. Kawasan peruntukan industry besar berbasis bahan bakupertanian terdapat di desa Bungintimbe Kecamatan Petasia

  • II | 26

    Timur; Desa Beteleme Kecamatan Lembo; dan Desa TomataKecamatan Mori Atas.

    b. Kawasan peruntukan industri berbasis bahan bakuperikanan dan hasil laut terdapat di Kecamatan PetasiaTimur

    c. Kawasan peruntukan industri besar berbasis bahan bakupertambangan terdapat di Kecamatan Petasia, KecamatanPetasia Timur, dan Kecamatan Petasia Barat.

    2. Kawasan peruntukan industri rumah tangga yang tersebar diseluruh Kecamatan.

    Kawasan Peruntukan PariwisataKawasan yang peruntukan pariwisata di Kabupaten MorowaliUtara terdiri atas:1. Kawasan peruntukan pariwisata budaya yaitu:

    a. Situs Rumah Raja Mori, Kecamatan Petasia;b. Rumah Suku Wana di Kecamatan Bungku Utara.c. Makam Raja Mori Kecamatan Petasia Barat.d. Kubur Keramat Desa Tokala terdapat di Kecamatan

    Bungku Utara.2. Kawasan peruntukan pariwisata alam yaitu:

    a. Taman wisata Laut Teluk Tomori terdapat di KecamatanPetasia;

    b. Wisata Sungai/Arung Jeram, Permandian Air Panas,Permandian Panapa, Permandian Korowalelo di KecamatanLembo;

    c. Permandian Gontara di Kecamatan Mori Atas;d. Batu Payung di Kecamatan Petasia;e. Pasir putih, Pantai Siliti, Air Terjun Waranpadoa

    Kecamatan Bungku Utara;3. Kawasan peruntukan pariwisata cagar alam yaitu:

    a. Cagar Alam Morowali Utara terdapat di Kecamatan BungkuUtara dan Kecamatan Soyo Jaya; dan

    b. Taman Buru Landasa Tomata terdapat di Kecamatan MoriAtas.

    4. Kawasan yang peruntukan pariwisata buatan(pertanian/agriwisata) yaitu:a. Wisata Agro Perkebunan Kelapa terdapat di Kecamatan

    Mori Atas.5. Kawasan yang peruntukan pariwisata buatan

    (pertanian/agriwisata) yaitu :a. Makam Raja Mori terdapat di Kecamatan Petasia; danb. Kubur Keramat Desa Tokala terdapat di Kecamatan

    Bungku Utara.

    Kawasan Peruntukan PermukimanLuas peruntukan permukiman di Kabupaten Morowali Utarakurang lebih 5,116.98 Ha yang terdiri atas: Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dengan luas

    kurang lebih 1,981.06 Ha. Kawasan peruntukan permukiman pedesaan dengan luas

    kurang lebih 3,135.92 Ha.

  • II | 27

    Uraian sebaran lokasi permukiman dan besarannya dapatdilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 2.14Luas Kawasan Permukiman

    Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara

    No. KecamatanLuas (Ha) Persentase

    (Persen)WilayahKecamatan

    KawasanPermukiman

    1. Mamosalato 148.000,00 1166,17 0,792. Bungku Utara 240.679,00 250,22 0,003. Soyo Jaya 60.551,00 221,85 0,374. Petasia 64.634,00 590,83 0,915. Petasia Barat 46.529,00 349,3 0,756. Petasia Timur 52.361,00 345,03 0,667. Lembo 67.523,00 688,86 1,028. Lembo Raya 65.761,00 476,78 0,739. Mori Atas 104.893,00 701,37 0,6710. Mori Utara 150.881,00 326,57 0,22

    Morowali Utara 1.001.812 5.116,98 0,51Sumber: Profil Kabupaten Morowali Utara, data diolah kembali, tahun 2016

    Untuk kawasan permukiman di pinggir pantai disekitarKolonodale direncanakan untuk direlokasi karena padakawasan pinggir pantai sepanjang garis pantai Kolonodale-Koyaakan direklamasi yang akan digunakan sebagai penambahanjaringan jalan dan kawasan terminal peti kemas. Namun, dalampelaksanaan reklamasinya harus mempertimbangkan aspeklingkungan terutama dalam hal penggunaan energi, sumberdaya alam, pembukaan lahan, penanganan limbah. Hal inibertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

    Kawasan Peruntukan Lainnya1. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan secara

    umum terdiri dari:a. Kompi Senapan B, Yonif 714/Sintuwu Maroso di Desa

    Molino Kecamatan Petasia.b. Polres Morowali Utara yang berada di Kelurahan Kolonodale;c. Polsek yang berada di Kecamatan-Kecamatan di wilayah

    Kabupaten Morowali Utara;d. Kompi Brimob yang berada di Desa Lemboroma Kecamatan

    Lembo.2. Kawasan peruntukan transmigrasi, direncanakan terletak di

    wilayah ; kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Mamosalato,dan Kecamatan Petasia.

    B) Kriteria Penetapan Kawasan Budidaya

  • II | 28

    Penetapan kawasan budidaya di Kabupaten Morowali Utara sebagaiberikut.

    B1)Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan Hutan Produksi Terbatas

    Secara Umum definisi kawasan hutan produksi terbatasadalah hutan yang dapat dieksploitasi dengan metoda tebangpilih dan tanam. Kawasan ini memiliki skor 125-175 di luarhutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi lainnya.

    Kawasan Hutan Produksi TetapKawasan peruntukan hutan produksi tetap ditetapkan dengankriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, danintensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 124 (seratusdua puluh empat).

    Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversiKawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversiditetapkan dengan kriteria: memiliki faktor kemiringan lereng,jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor palingbesar 124 (seratus dua puluh empat); dan/atau merupakankawasan yang apabila dikonversi mampu mempertahankandaya dukung dan daya tampung lingkungan.

    B2)Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah

    Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahanbasah di mana pengairannya dapat diperoleh secara alamiahmaupun teknis. Kriteria bagi penetapan kawasan ini adalahkawasan yang mempunyai sistem atau potensi pengembanganpengairan dan memiliki:a. Ketinggian < 1.000 mb. Kelerengan < 3 persenc. Kedalaman efektif > 50 cmd. Drainase terhambate. Tingkat bahaya erosi sangat rendah sampai rendah

    Kawasan Tanaman Pangan Lahan KeringKawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahankering untuk padi gogo, tanaman palawija dan hortikultura.Kriteria bagi penetapan kawasan ini adalah kawasan yangmemiliki :a. Ketinggian < 1.000 mb. Kelerengan < 8 persenc. Kedalaman efektif > 60 cmd. Drainase terhambat sampai agak terhambate. Tingkat bahaya erosi sangat rendah sampai rendahf. Letak tidak terlalu jauh dari permukiman

    Kawasan PerkebunanKawasan yang diperuntukkan bagi tanaman

  • II | 29

    tahunan/perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangandan bahan baku industri. Kriteria bagi penetapan kawasan iniadalah kawasan yang sesuai untuk tanamantahunan/perkebunan dengan mempertimbangkan faktor-faktor :a. Ketinggian < 1.000 mb. Kelerengan 8-15 persenc. Kedalaman efektif > 75 cmd. Drainase baik sampai agak terhambate. Tingkat bahaya erosi sangat rendah sampai sedang

    Kawasan PeternakanKawasan yang diperuntukkan bagi peternakan hewan besardan padang penggembalaan ternak. Kriteria bagi penetapankawasan ini adalah kawasan yang sesuai untukpeternakan/penggembalaan hewan besar yang ditentukandengan mempertimbangkan faktor-faktor :a. Ketinggian < 1.000 mb. Kelerengan < 8 persenc. Kedalaman efektif > 30 cmd. Drainase baik sampai agak cepate. Letak tidak terlalu jauh dari permukiman

    B3)Kawasan Peruntukan PerikananKawasan yang diperuntukkan bagi penangkapan ikan,pembudidayaan ikan dan pengelolaan ikan. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di

    perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alatatau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakankapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ataumengawetkannya.

    Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara,membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanenhasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatanyang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ataumengawetkannya.

    Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk prosesyang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis,perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasisumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukumdari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan,yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yangdiarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitassumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.

    Kawasan Budidaya di Perairan Laut Zona Penyangga

    Zona penyangga adalah area peralihan/transisi antara zonalindung laut dengan zona pemanfaatan umum. Zonapenyangga ini ditujukan untuk memberikan fungsipelindungan sekunder terhadap zona lindung laut. Dalamzona penyangga ini masyarakat setempat dapat melakukan

  • II | 30

    pengaturan kegiatan penangkapan ikan, baik berupapenggunaan alat tangkap, cara penangkapan dansebagainya untuk menjamin kelangsungan fungsi ekologis dizona lindung yang sangat berpengaruh penting terhadapkeberadaan sumber daya ikan di perairan laut.

    Zona Pemanfaatan Kawasan Budi Daya Ikan Laut (kakap, kerapu)

    Parameter yang diukur untuk menilai kesesuaian lokasiuntuk pengembangan kegiatan budi daya jenis ini adalahfaktor keamanan, arus pasang surut dan arus pantai,salinitas, temperatur air, kadar oksigen, kandungan logamberat, arah angin, bathymetri, substrat, kecerahan,transportasi dan pasar.

    Kawasan Budi Daya Moluska (kerang mutiara, kerangdarah, kerang hijau, tiram)Parameter yang diukur untuk menilai kesesuaiankawasan untuk pengembangan kegiatan budi dayamoluska adalah ; terlindung dari pengaruh angin musim,kondisi gelombang yang relatif tenang, arus, topografipantai, substrat dasar perairan, salinitas, suhu,kecerahan, tingkat kesuburan, sumber benih dan induk,pencemaran dan keamanan, pasar dan transportasi.

    Kawasan Budi Daya Jenis-jenis TeripangParamater yang diukur untuk menilai kesesuaian lokasiuntuk kegiatan budi daya teripang adalah kemiringandasar perairan, substrat yang mendominasi, adanya jenis-jenis biota atau rumput laut tertentu yang menunjangkehidupan teripang, salinitas, temperatur, kesuburanperairan, kecerahan perairan, keamanan, lokasipengolahan/pengeringan, transportasi dan pasar.

    Perikanan TangkapKawasan yang diperuntukkan bagi perikanan tangkappantai di Kabupaten Morowali Utara mengacu padaUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah. Untuk ini maka kriteria wilayahperikanan tangkap pantai di perairan laut KabupatenMorowali Utara adalah sebagai berikut: Jalur I A (Perairan Pantai 0-3 mil)o Perahu tanpa motoro Panjang (perahu) < 10 mo Warna putiho Alat tangkap: menetap, Tidak dimodifikasi

    Jalur I B (3-4 mil)o Perahu tanpa motor atau dengan motor tempelo Panjang > 10 mo Motor tempel/kapal motor < 12 m/5 GTo Warna meraho Tidak menetap/modifikasio Alat tangkap:Pukat cincin panjang < 150 mo Alat tangkap: Insang hanyut < 1.000 m

    B4)Kawasan Peruntukan Pertambangan

  • II | 31

    Definisinya adalah kawasan yang diperuntukkan bagipertambangan baik wilayah sedang maupun akan segeradilakukan kegiatan penambangannya (eksplorasi). Kriteriakawasan pertambangan ini adalah :a) Merupakan lokasi yang berpotensi pertambangan/bahan

    galianb) Di dalam areal Kuasa Pertambangan atau areal Kontrak Karya

    atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan atau areal IjinPertambangan Daerah, atau areal pertambangan rakyat sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangpertambangan

    c) Di luar kawasan hutan konservasid) Pertambangan di kawasan hutan lindung dan hutan produksi.e) Syarat pengembangan pertambangan berupa kegiatan

    penyelidikan dan eksplorasi akan mengacu pada peraturanperundang-undangan di bidang pertambangan, lingkunganhidup, kehutanan, dan otonomi daerah.

    f) Dalam peta RTRW Kabupaten Morowali Utara, kawasanpertambangan akan digambarkan berupa area KuasaPertambangan/Kontrak Karya/Wilayah Izin UsahaPertambangan, atau Ijin Pertambangan Daerah atau areapertambangan rakyat atau Wilayah Pertambangan Rakyat.Sedangkan lokasi kegiatan eksplorasi pertambangan definitifmengacu pada rencana jangka panjang 20 tahunan/rencanajangka menengah 5 tahunan/rencana jangka pendek 1tahunan pemrakarsa pertambangan yang disahkan olehpejabat yang berwenang.

    B5)Kawasan Peruntukan PermukimanPermukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luarkawasan hutan, baik yang berupa kawasan perkotaan maupunperdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal ataulingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukungperikehidupan. Kriteria lokasi pengembangan kawasanpermukiman adalah: Tidak berada dalam kawasan lindung Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah Berada pada daerah yang relatif datar dengan kemiringan

    lereng < 5 persen Tidak terletak pada lokasi berisiko banjir dan bencana alam

    lainnya (patahan/sesar) Lokasi terkait dengan kawasan permukiman yang telah

    ada/berkembang Dihubungkan oleh jaringan transportasi Kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang ada Ketersediaan air terjamin

    B6)Kawasan Peruntukan IndustriDefinisinya adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagikegiatan Industri, berupa tempat pemusatan kegiatan industri.Kriterianya kawasan ini adalah: kawasan memenuhi persyaratan lokasi industry (luas minimal

    50 Ha),

  • II | 32

    tersedia sumber air baku cukup, diperlukan sistem pengelolaan dan pembuangan limbah, tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat, tidak berada dalam kawasan hutan Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang

    beririgasi dan berpotensi untuk pengembangan irigasi.

    Tabel 2.15Kriteria Pertimbangan Pemilihan Lokasi Kawasan Industri

    Kriteria PemilihanLokasi

    FaktorPertimbangan

    Jarak ke pusat kota Maksimal 15-20 KmJarak kepermukiman

    Maksimal 2 Km

    Jaringan jalan yangdilayani

    Arteri Primer

    Sistem jaringanprasarana yangmelayani

    Jaringan listrikJaringan telekomunikasi

    Prasarana angkutan Tersedianya pelabuhan laut/outleteksport-import

    Topografi/kemiringanlahan

    Maksimal 15 derajat

    Jarak terhadapsungai

    Maksimal 5 Km dan terlayani sungai TipeC dan D atau kelas III dan IV

    Daya dukung lahan Sigma tanahKesuburan tanah Relatif tidak subur (non irigasi teknis)Peruntukan tanah Non konservasi

    Non pertanianNon permukiman

    Ketersediaan lahan Minimal 25 HaHarga lahan Relatif (bukan merupakan lahan dengan

    harga tinggi di daerah tersebut)Orientasi lokasi Aksesibilitas tinggi

    Dekat dengan potensi tenaga kerjaMultiplier effect Bangkitan lalu lintas 5,5 smp/hari

    Kebutuhan lahan industri danmultipliernya = 2 kali perencanaanindustriKebutuhan rumah (1,5 TK = 1 KK)Kebutuhan Fasos dan Fasum

    Sumber: RTRW Kabupaten Morowali Utara, tahun 2016

    Alokasi kawasan peruntukan industri dalam RTRW Kabupatenlebih merupakan salah satu cara untuk mengakomodasikebutuhan ruang untuk kegiatan industri akibat semakinberkembangnya kegiatan ekonomi. Luasan kawasan peruntukanindustri akan ditentukan berdasarkan kebutuhan riil dari industriyang akan berkembang.

  • II | 33

    Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Morowali Utara lebihdiarahkan untuk mendekati lokasi sumber bahan baku (rawmaterial oriented), berupa kawasan industri pertanian, kawasanindustri perikanan dan kawasan industri pertambangan.

    B7)Kawasan Peruntukan PariwisataDefinisinya adalah kawasan yang diperuntukan bagipengembangan kegiatan pariwisata. Kriteria kawasan ini adalah : Merupakan lokasi yang berpotensi pariwisata (keindahan alam

    dan panorama), Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati

    oleh wisatawan, Bangunan peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai

    sejarah yang tinggi. Merupakan lokasi sentra produksi pertanian yang menawarkan

    areal serta produksi pertanian sebagai daya tarik wisata (wisataagro).

    Lokasi berpotensi pariwisata dapat berada dalam kawasan lindungmaupun kawasan budidaya. Dalam peta RTRW Kabupaten, lokasiobjek pariwisata masih bersifat indikatif, dan pada umumnyadinotasikan dengan simbol tertentu.

    C) Kawasan LindungC1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

    bawahannya Hutan lindung

    Hutan lindung di Kabupaten Morowali Utara dengan luas areakurang lebih 190.040 Ha yang tersebar pada seluruh wilayahKabupaten, seperti yang diuraikan pada Gambar dibawah ini:

    Sumber: RTRW Kabupaten Morowali Utara, data d