12
LAMPIRAN Instrumen Penelitian Peran Pemerintah Daerah Sumba Barat Dalam Pengendalian Penduduk di Era Otonomi Daerah 1. Gambaran umum penduduk di Kabupaten Sumba Barat - Dokumen Dinas Pengendalian Penduduk dan Pencatatan Sipil - Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana - Badan Pusat Statistik - Studi Dokumentasi Pedoman Wawancara 2. Data Jumlah Penduduk di Kabupaten Sumba Barat tahun 2011-2015 - Dokumen Badan Pusat Statistik - Sumba Barat Dalam Angka - Dokumentasi - Wawancara - Triangulasi Teknik Pedoman Wawancara 3. Peran Pemerintah di masa otonomi daerah - Dokumen Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana - Kepala Dinas - Wawancara - Triangulasi Sumber Pedoman Wawancara 4. Empat factor yang mempengaruhi berdasarkan Edwars: komuniksi, sumber daya, kecendrungan dan struktur birokrasi - Dinas Pengendalian Penduduk dan Pencatatan Sipil - Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana - Badan Pusat Statistik - Triangulasi Sumber Pedoman Wawancara

LAMPIRAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16564/9/T1_352013016... · Data Jumlah Penduduk di Kabupaten Sumba Barat tahun 2011-2015 - Dokumen Badan Pusat

Embed Size (px)

Citation preview

LAMPIRAN

Instrumen Penelitian

Peran Pemerintah Daerah Sumba Barat Dalam Pengendalian Penduduk

di Era Otonomi Daerah

1. Gambaran umum

penduduk di

Kabupaten Sumba

Barat

- Dokumen Dinas

Pengendalian Penduduk

dan Pencatatan Sipil

- Badan Pengendalian

Penduduk dan Keluarga

Berencana

- Badan Pusat Statistik

- Studi

Dokumentasi

Pedoman

Wawancara

2. Data Jumlah

Penduduk di

Kabupaten Sumba

Barat tahun 2011-2015

- Dokumen Badan Pusat

Statistik

- Sumba Barat Dalam Angka

- Dokumentasi

- Wawancara

- Triangulasi

Teknik

Pedoman

Wawancara

3. Peran Pemerintah di

masa otonomi daerah

- Dokumen Dinas

Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana

- Kepala Dinas

- Wawancara

- Triangulasi

Sumber

Pedoman

Wawancara

4. Empat factor yang

mempengaruhi

berdasarkan Edwars:

komuniksi, sumber

daya, kecendrungan

dan struktur birokrasi

- Dinas Pengendalian

Penduduk dan Pencatatan

Sipil

- Badan Pengendalian

Penduduk dan Keluarga

Berencana

- Badan Pusat Statistik

- Triangulasi

Sumber

Pedoman

Wawancara

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

Program Studi Sosiologi

Jl. Diponegoro 52-60,Salatiga Jawa Tengah 50711

Telp. (0298) 321212 ext .259 : fax. 321433Email:

[email protected]

Waikabubak, 20 Juli 2017

Lembar Pertanyaan Kepada Kepala Badan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga

Berencana (DPPKB) Kabupaten Sumba Barat.

Nama : Fredrika A. Supusepa, SE

Jabatan : Sekretaris Badan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga

Berencana

Pendidikan Terakhir : S1 ekonomi

Instansi : Badan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.

2.

Sejarah Badan Pemberdayaan

Perempuan dan keluarga berencana ?

Program-program apa saja yang telah

di lakukan DPPKB ?

Digabung Eselon 4A dan Sub bagian pada bagian social

pada Sekda Kabupaten Sumba Barat.Pada Tahun 2007

eselon 4A langsung menjadi 2B (BPPKB) dan pada Tahun

2016 akhir terpisah dan berdiri sendiri sampai dengan

sekarang.

Ada beberapa program yang sering dilaksanakan oleh

DPPKB yaitu antara lain program ( KKBPK ) :

1.Kependudukan

2.KeluargaBerencana(KB)

3. Pembangunan Keluarga

3.

4.

5.

6.

7.

Bagaimana sistem atau model

pengambilan kebijakan ?

Apakah seluruh elemen masyarakat

terlibat dalam pengambilan

keputusan tersebut ?

Bagaimana tanggapan masyarakat

dalam pengambilan keputusan ?

Apa media yang di gunakan saat

mensosialisasikan program ?

Bagaimana hubungan antara Badan

Pemberdayaan Perempuan dan

keluarga berencana dengan dinas-

dinas terkait ?

Untuk melaksanakan program-program tersebut di

lakukan oleh 4 bidang yaitu :

1.BidangPenyuluhan

2.BidangKeluargaBerencana

3.Bidang K3 ( Ketahanan Kesejatraan Keluarga )

4.Pendataan.

Pengambilan kebijakan adalah tentukan oleh tingkat

daerah yang biasa di sebut ( Musrenbank ) yaitu di mana

di mulai dari tingkat Dusun,Desa,Kecamatan dan

selanjutnya di Kabupaten.

Peran masyarakat dalam pengambilan keputusan sangat

dibutuhkan karena semua aspirasi maupun keluhan

masyarakat menjadi tanggung jawab BPKKB

Masyarakat cukup aktif dalam pengambilan keputusan

tetapi belum secara keseluruhan

Media yang biasa di gunakan saat mensosialisasikan

program adalah :

1. Brosur/Liflet

2. Sosialisasi Langsung

3. Pemutaran Film

4. Dan Pelayana-pelayanan lainya terkait dengan

pencanangan program-program.

Hubungan dengan dinas-dinas lain sangat terkait karna

saling membutuhkan kerja sama antar sektor karna Dinas

Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (

DPPKB) tidak saja berbicara tentang jarak kelahirang

tetapi juga tentang penjarangan kelahiran melalui alat

kontrasepsi dan bagaimana suatu rumah tangga itu bias

menghasilkan keluarga yang sejahterah.Pembangunan

keluarga juga bias di lihat dari Ekonomi dan pendidikan

anak karna sekarang ukuran keluarga sejaterah dilihat dari

kualitas/kecerdasan seorang anak bukan lagi kuantitas.

8.

9.

10.

Bagaimana system/model

pengambilan kebijakan di era orde

baru dan reformasi ?

Apakah ada perubahan dalam

system/model pengambilan

keputusan pasca otonomi daerah dan

sesudah otonomi daerah ?

Bagaimana Peran PEMDA terhadap

Badan Pemberdayaan Perempuan dan

keluarga berencana ?

Contoh lain bentuk kerja sama dengan PU dalah hal

pengadaan MCK. Bagaimana PU sebagai penyedia MCK

dan DPPKB menjalankan tugasnya yaitu untuk

menghimbau dan mengajak masyarakat dalam hal ini

mayarakat yang masih belum terlalu merasa bahwa

kesehatan itu sangat penting.Oleh sebab itu peranan dari

Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) sangat di butuhkan

karena saling keterkaitan.

Pada era Orde baru, pelaksanaan pengendalian penduduk

dianggap berhasil karena Mampu menekan angka Populasi

pertemuan Penduduk. Kebijakan orde baru juga sangat

terstruktur karena pada saat itu, kita ketahui bersama masa

orde baru adalah masa dimana kepemimpinan Soeharto

yang sangat Kuat.

Secara keseluruhan sistem jelas berbeda dimana pada

otonomi daerah status BKKBN tidak sama seperti pada

masa orde baru yang sangat terstruktur.

Peran PEMDA sejauh ini masih cukup mendukung dalam

hal membantu BPPKB dalam hal mensosialisaikan

program-program yang telah disepakati,meskipun dalam

proses pelaksanaanya belum Maksimal.

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI Program Studi Sosiologi Jl. Diponegoro 52-60,Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298) 321212 ext .259 : fax. 321433 Email: [email protected]

Waikabubak, 20 juli 2017

Lembar Pertanyaan Kepada Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat.

Nama : Rambu Anamila

Jabatan : Kepala Badan Pusat Statistik

Pendidikan Terakhir : S1 Administrasi Niaga

Instansi : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat

-

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.

Sejarah singkat Badan Pusat Statistik

Kabupaten Sumba Barat ?

Pada Bulan Februari 1920 di kantor Statistik pertama

kalinya didirikan oleh Direktur Pertanian,Kerajinan dan

Perdagangan dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini

diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data

statistic.Pada bulan maret 1923 dibentuk suatu komisi yang

bernama komisi untuk statistic yang anggortanya

merupakan wakil dari tiap-tiap Departemen.Pada bulan

September 1924 nama lembaga tersebut diganti menjadi

Kantor Pusat Statistik.Pada masa Pemerintahan jepang

Pada juni 1942. Pemerintah Jepang baru mengaktifkan

kembali kegiatan statistic yang utamanyadi arahkan untuk

memenuhi kebutuhan perang/militer.Masa Pemerintahan

RI Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

2.

Program-program apa saja yang telah

di lakukan BPS dalam pengendalian

penduduk di era otonomi daerah ?

tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik di tangani oleh

lembaga baru yaitu kantor Penyelidikan Perangkaan

Umum Republik Indonesia(KAPPURI).Dengan Keputusan

Presiden RI No 172 Tahun 1957,terhitung mulai 1 Juni

1957 KPS di ubah menjadi Biro Pusat Statistik.

Bandan Pusat Statistik mempunyai 3 Kegiatan yang sering

di lakukan pada tahun-tahun:

1. Sensus Penduduk

sensus penduduk di laksanakan 10 tahun sekali dalam

tahun yang beraliran 0.

2. Sensus Pertanian di laksanakan 10 sekali dalam tahun

yang beraliran 3.

3. Sensus Ekonomi di laksanakan 10 tahun sekali dalam

tahun yang beraliran 6.

Kegiatan Setiap Tahun antara Lain :

1. Susenas (Survei Ekonomi Nasional)

2. Sakernas(Survei Angkatan Kerja Nasional)

3.Supas (Survei Antar Penduduk)

Selain kegiatan di atas ada kegiatan yang di sebut Kegiatan

Komplikasi Produk Administrasi yaitu mengambil Data

penduduk dari semua instansi lain yang ada di Kabupaten

Sumba Barat dan di sajikan dalam Publikasi Sumba Barat

DalamAngka.

Badan Pusat Statistik adalah lembaga yang berdiri secara

Vertikal yaitu lembaga yang sudah di programkan oleh

pusat dan atas persetujuan dari pusat dengan nama Standar

OperatingProsedur(SOP).

3.

4.

5.

6.

Bagaimana sistem atau model

pengambilan kebijakan ?

Apakah seluruh elemen masyarakat

terlibat dalam pengambilan keputusan

tersebut ?

Bagaimana hubungan antara Badan

Pusat Statistik dengan dinas-dinas

terkait ?

Bagaimana system/model pengambilan

kebijakan di era orde baru dan

reformasi ?

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kegiatannya tidak di

libatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan program-program BPS.Ada forum yang di sebut

Forum Konsultasi Publik yaitu Pemutahiran Basis Data

Terpadu (PBDT) yaitu kegiatan yang diminta agar

masyarakat melaporkan diri pantas/layak sebagai rumah

tangga sasaran dan dalam kegiatan ini juga di lakukan

perbaikan data.

Hubungan antara Pemerintah dan Badan Pusat Statistik

cukup bagus . karena BPS adalah lembaga Penyedia data

harus bisa merangkul pemerintah daerah dan lembaga-

lembaga swasta lainnya dalam tindakan yang nyata.

Dalam Kegiatan Badan Pusat Statistik adalah lembaga

yang bekerja sesuai Standar Operating Prosedur (SOP) jadi

System/model pengambilan kebijakan langsung dari

Pusat.Ada beberapa pengambilan kegiatan yang berubah

pada masa Era Orde baru dan Reformasi yaitu dalah hal

pergantian Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) dulu pada

sebelum/ Reformasi kepala BPS terpilih harus melalui

persetujuan Kepala Daera/Bupati.

Peran PEMDA adalah selain lembaga yang mempunyai

wilayah yaitu sebagai alat untuk menghimbau masyarakat

agar masyarakat mengetahui dan siap untuk melakukan

kegitan-kegitan yang akan di laksanakan BPS misalkan

Sensus Penduduk dan kegiatan-kegiatan yang lain. BPS

sangat memerlukan campur tangan dari Pemerintah Daerah

(PEMDA).

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI Program Studi Sosiologi Jl. Diponegoro 52-60,Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298) 321212 ext .259 : fax. 321433 Email: [email protected]

Waikabubak,20juli 2017

Lembar Pertanyaan Kepada Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Sumba Barat.

Nama : Yeremias Ndapa Doda S.sos

Jabatan : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Pencatatan Sipil

Berencana

Pendidikan Terakhir : S1 Sosiologi

Instansi : Badan Pengendalian Penduduk Dan Pencatatan Sipil

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. 2.

Sejarah Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Sumba Barat

?

Program-program apa saja yang telah di

lakukan Dinas ?

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dibentuk

dengan Perda No 2 Tahun 2016 terbaru tentang

Rukunisasi Perangkat daerah dengan Tugas sebagai

Pelayan Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan

Sipil.

Administrasi sendiri ada 2 yaitu :

1.Administrasi Kependudukan

-Kartu Keluarga

-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik

-Mutasi Penduduk

Ada Beberapa Program inti dari Dinas Kependudukan

Dan Pencatatan Sipil antara lain :

3.

Bagaimana sistem atau model

pengambilan kebijakan ?

1. Program Penataan Administrasi Kependudukan

2. Program Peningkatan Dan Pengembangan system

pelaporan kinerja.

Kegiatan dari program-program diatas antara lain:

1. Percepatan Pelayanan Kartu Keluarga

2. Percepatan Pelayanan Kartu Kelahiran

3. Percepatan Pelayanan Kartu Elektronik

Sistem atau Model Pengambilan Kebijakan Dalah hal ini

Hal-hal yang mengenai kebijakan Teknis.

1. Bagaimana Seluruh Masyarakat yang ada di Sumba

Barat ini memperoleh Hak-hak sipil.

2. Masih banyak orang di Sumba Barat yang belum

memahami pentingnya kepemilikan dokumen

kependudukan.Dalam hal ini masyarakat yang ada Di

Sumba ada yang masuk kategori beragama dan tidak

beragama,contohnya :Agama local

Sumba(MARAPU).Dalam Kasus ini saya sedang

memperjuangkan Hak-hak masyarakat yang masih

menganut agama marapu supaya di akui secara Nasional

maupun Internasional.

Selain itu Masyarakat yang bekerja sebagai

Petani,nelayan masih menganggap bahwa kepemilikan

Dokumen kependudukan tidak perlu. Oleh sebab itu

sekarang saya sedang memperjuangkan Hak-hak

kepemilikan tersebut karna kepemilikan Dokumen

kependudukan harus di miliki oleh seluruh Masyarakat

Sumba Barat karna sangat di perlukan dalam hal

pencatatan sipil.

Selain itu ada system yang digunakan oleh Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yaitu Sistem Jemput

Bola (Mendatangi Masyarakat) yaitu dengan cara

mendatangi setiap rumah tangga agar masyarakat

mengetahui pentingnya memiliki dokumen

kependudukan.

Selain itu juga ada Pola Percepatan yaitu di mana

masyarakat yang memiliki tempat tinggal yang

jauh.Dalam hal ini Kecamatan Lamboya barat di Kab.

4. 5. 6. 7.

Apakah seluruh elemen masyarakat

terlibat dalam pengambilan keputusan

tersebut ?

Apa media yang di gunakan saat

mensosialisasikan program ?

Bagaimana hubungan Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

dengan dinas-dinas terkait ?

Bagaimana system/model pengambilan

kebijakan di era orde baru dan reformasi

?

Sumba Barat yang memiliki lokasi yang jauh dengan

Kantor Dinas kependudukan Dan Pencatatan Sipi dimana

Dinas mengambil kebijakan dengan cara mengumpulkan

seluruh berkas-berkas dalam hal Administrasi Ke Kepala

Desa selanjutnya Di Verifikasii Input

Tandatangan dan Selanjutnya dibagikan kembali ke

masyarakat.

Justru Peran Masyarakat sangat di perlukan dalam

Pengambilan Keputusan tersebut karena dalah hal ini

misalnya Pembentukan Kelompok Marapu yaitu di mana

ada forum-forum yang di buka dan saya sering dipakai

sebagai pembicara dalam forum tersebut terkait dengan

pembentukan Marapu sehingga masyarakat merasa

memiliki.

Media yang digunakan adalah

1. Sosialisasi secara langsung ( mendatangi masyarakat)

2. Dengan cara membagikan brosur kepada Masyarakat.

Hubungan dengan Dinas-dinas terkait cukup baik dan

tergabung dalam tim yaitu berkaitan dengan

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Bappeda

4. BPJS dalam hal ( Penerbitan BPJS )

5. Tenaga Kerja ( Satgas Pencegahan Tenaga Kerja

Ilegal )

6. Lembaga LSM (NGO)

7. Perlindungan Anak

8. Sosialisasi Pelayanan Akta Kelahiran

9. Pengembangan Kemanusiaan Donders Khusus orang

Marapu di SBD.

Jelas berbeda karna pada Masa Pemerintahan Orde Baru

Pemerintah sebagai Penguasa dan Pada masa

Pemerintahan Reformasi Pemerintah sebagai Pelayan

Mayarakat sehingga Implementasi tidak terbatas di

kantor yaitu di mana sampai di titik pemukiman

masyarakat.

8. 9.

Apakah ada perubahan dalam

system/model pengambilan keputusan

pasca otonomi daerah dan sesudah

otonomi daerah ?

Bagaimana Peran PEMDA terhadap

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan

sipil ?

Tuntutan sekarang bagamaimana pengambila keputusan

selalu melihat public/masyarakat dan melihat apa yang

menjadi kebutuhan masyarakat.

Pemerintah Derah mendukung Dalam hal Pembiayaan

adalah kewajiban dari PEMDA dan Khusus Sumba Barat

Bupati dan wakil bupati mendukung.Selain itu juga

Dinas Kepandudukan Dan Pencatatan Sipil adalah

lembaga yang semi Vertikal.

-Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.

2.

3.

4.

Bagaimana perjalanan karir sampai

menjabat sebagai kepala Badan

Pemberdayaan Perempuan Dan

Keluarga Berencana ?

Apakah visi misi dalam menjadi kepala

Kepala Badan Pemberdayaan

Parempuan ?

Selama menjabat sebagai kepala dinas

bagaimana perkembagan Instansi ?

Apakah Dinas Kependudukan Pernah

mendapatkan penghargaan selama

menjabat sebagai Kepala Dinas?

Kata kunci Peningkatan karir adalah Disiplin,tanggung

jawab dan sikap mau melayani.Secara jujur pengangkatan

saya mulai dari Tahun 1998 – 1999.

Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kepandudukan yang

berkualitas.

Mengalami Perubahan dalam kepemilikan kependudukan

contohnya :

1. Akta Kelahiran

- Dulu Anak usia 0 – 18 Tahun ( 20% ) Sampai dengan

sekarang 0 – 18 Tahun mencapai ( 56% ) KK 86%

Sementara itu juga pola pelayanan sudah lebih transparan

karna di setiap momen melakukan sosialisasi Formal

maupun Non formal sehingga masyarakat merasa penting

tentang kepemilikan identitas.

Penghargaan Tahun 2016 pada bulan Agustus

1. Juara 3 tentang lomba kebersihan

Penghargaan Tahun 2017

5.

Seperti apakah harapan Kedepan?

2. Juara 1 lomba Busana daerah Sumba dan mendapatkan

Piala

1. Bagaimana masyarakat Sumba Barat dari usia 0 – 18

Tahun sudah harus memiliki Akta.

2. Wajib KTP , harus sudah memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP)

3. Yang sudah nikah harus segera mendapatkan pelayanan.