670
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 45 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN PERSYARATAN PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN A. Bidang Kebudayaan 1. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Kegiatan Seni Budaya Untuk Pariwisata Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan Pemberi Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya (Rp) Waktu (hari kerja) Rekomendasi Kegiatan Seni Budaya Untuk Pariwisata Dinas Kebudayaan (Tim Teknis) 1. Keputusan Gubernur Bali Nomor 394 Tahun 1997 tentang Pengaturaan Kesenian Daerah di Provinsi Bali; 2. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali; 3. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Rp. 0,- (tidak dikenakan biaya) 3 (tiga) hari kerja sejak surat permohonan dan berkas persyaratan diterima lengkap dan benar. Persyaratan:

LAMPIRAN II TENTANG TATA CARA PENERBITAN … 45 2018 Lampiran.pdf · lampiran ii peraturan gubernur bali nomor 45 tahun 2018 tentang tata cara penerbitan perizinan dan non perizinan

Embed Size (px)

Citation preview

LAMPIRAN II

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 45 TAHUN 2018

TENTANG TATA CARA PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN PERSYARATAN PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN

A. Bidang Kebudayaan

1. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Kegiatan Seni Budaya Untuk Pariwisata

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya

(Rp) Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Kegiatan Seni Budaya Untuk Pariwisata

Dinas Kebudayaan

(Tim Teknis)

1. Keputusan Gubernur Bali

Nomor 394 Tahun 1997 tentang Pengaturaan Kesenian Daerah di Provinsi Bali;

2. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Kepariwisataan Budaya Bali; 3. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya)

3 (tiga) hari kerja sejak

surat permohonan dan berkas persyaratan diterima lengkap dan

benar.

Persyaratan:

Mengajukan Permohonan kepada Gubernur Bali Cq. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali dengan persyaratan sbb :

1. Surat permohonan bermaterai 6000;

2. Susunan Pengurus Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni;

3. Daftar Anggota Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni;

4. Foto Copy KTP Ketua Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni;

5. Foto Copy Surat Ijin Pendirian Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni;

6. Foto Copy Sertifikat Pramana Patram Budaya yang masih berlaku (kecuali untuk yang bertaraf internasional); dan

7. Pas Foto berwarna pakaian adat 3 (tiga) lembar.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Kegiatan Seni Budaya di Dalam Daerah/ Luar Daerah

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya (Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Kegiatan Seni Budaya di Dalam Daerah/ Luar

Daerah

Dinas Kebudayaan

Provinsi Bali (Tim Teknis)

1. Keputusan Gubernur Bali

Nomor 394 Tahun 1997 tentang Pengaturaan Kesenian Daerah di Provinsi Bali;

2. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Kepariwisataan Budaya Bali;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya)

3 (tiga) hari kerjasejak

surat permohonan dan berkas persyaratan diterima lengkap dan

benar

3. Peraturan Gubernur Bali No.

62 Tahun 2013 tentang

Pelimpahan Kewenangan di Bidang Perizinandan Non

Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Provinsi Bali; 4. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 33 Tahun 2018

Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Perusahan/ Event Organizer/ Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni mengajukan Permohonan kepada Gubernur Bali Cq. Kepala

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

1. Surat Permohonan bermaterai Rp.6.000,-

2. Susunan Pengurus Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni/Perusahaan/E.O;

3. Daftar Anggota Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni/Perusahaan/E.O;

4. Foto Copy KTP Direktur, Pimpinan, Ketua Sekeha/Sanggar/Organisasi Seni/Perusahaan/E.O;

5. Foto Copy SIUP;

6. Foto Copy Surat Ijin Pendirian Sekeha/ Sanggar/ Organisasi Seni/Perusahaan/E.O;

7. Foto Copy Sertifikat Pramana Patram Budaya yang masih berlaku (kecuali untuk yang bertaraf internasional);

8. Pas Foto berwarna pakaian adat 3 (tiga) lembar.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

B. Bidang Kehutanan

1. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Dengan Kapasitas Produksi Sampai Dengan 6.000

m3 (Enam Ribu Meter Kubik)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya (Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha Industri Primer

Hasil Hutan Kayu Dengan Kapasitas

Produksi Sampai Dengan 6.000 M3

(Enam Ribu Meter Kubik)

Dinas Kehutanan Provinsi Bali (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan UU RI

Nomor 19 Tahun 2004; 2. Peraturan Pemerintah RI.

Nomor 6 Tahun 2007 jo PP Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta

Pemanfaatan Hutan; 3. Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No : P.13/Menlhk-II/2015

Tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan;

Rp. 0,- (tidak dikenakan biaya)

3 (tiga) hari kerjasejak surat permohonan dan berkas

persyaratan diterima lengkap dan benar.

4. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Perusahaan mengajukan permohonan kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

PintuProvinsi Bali; 2. Surat dan Daftar Isian Permohonan yang dibubuhi materai dengan format yang sebagaimana lampiran I; 3. Surat Pernyataan nilai investasi yang dibubuhi materai dan ditanda tangani oleh Dereksi dengan format sebagaimana

Lampiran II; 4. Akta Pendirian Perusahan / Koperasi yang telah disyahkan oleh yang berwenang. Atau potocopi KTP untuk pemohon

Perorangan; 5. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) atau Izin Lingkungan;

6. NPWP; 7. Izin Lingkungan atau SPPL; dan 8. Izin Gangguan.

Persyaratan Khusus :

Dalam proses Perizinan dan Non perizinan tidak dilakukan oleh Penanggung Jawab atau Pimpinan Perusahaan Melampirkan

Surat Kuasa dari Perusahaan yang ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Industri Tempat Penampungan Terdaftar Kayu Bulat (TPT-KB)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Industri Tempat Penampungan

Terdaftar Kayu Bulat (TPT-KB)

Dinas Kehutanan

Provinsi Bali (Tim Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 41 Tahun

1999 tentang kehutanan sebagaimana telah diubah dengan UU RI Nomor 19

Tahun 2004; 2. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 6

Tahun 2007 jo PP Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta

Pemanfaatan Hutan; 3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Dan Kehutanan No : P.13/Menlhk-II/2015 Tentang Izin

Usaha Industri Primer Hasil Hutan; 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Dan Kehutanan No: P.50/Menlhk-

Setjen/2016 Penatausahaan Hasil Kayu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya)

3 (tiga) hari

kerjasejak surat

permohonan dan berkas

persyaratan diterima lengkap dan

benar.

Yang Berasal Dari Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi;

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Dan Kehutanan No: P.60/Menlhk-Setjen/2016 Penata Usahaan Hasil

Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Alam;

6. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Perusahaan mengajukan permohonan kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali; 2. Surat Permohonan yang Dibubuhi Materai;

3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 4. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 5. Surat Izin Tempat Usaha (SITU);

6. NPWP; 7. KTP Pemohon; dan

8. Denah Lokasi Pemohon.

Persyaratan Khusus :

Dalam proses Perizinan dan Non perizinan tidak dilakukan oleh penanggung jawab atau pimpinan perusahaan, melampirkan:

1. Surat Kuasa dari Perusahaan yang ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Industri Tempat Penampungan Terdaftar Kayu Olahan (TPT-KO)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Usaha

Industri Tempat Penampungan Terdaftar Kayu

Bulat Olahan (TPT-KO)

Dinas Kehutanan

Provinsi Bali (Tim Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 41 Tahun

1999 tentang kehutanan sebagaimana telah diubah dengan UU RI Nomor 19 Tahun 2004;

2. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 6 Tahun 2007 jo PP Nomor 3 Tahun

2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan; 3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan No : P.13/Menlhk-

II/2015 Tentang Izin Usaha Industri

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya)

3 (tiga) hari

kerja sejak surat permohonan

dan berkas persyaratan

diterima lengkap dan

benar.

Primer Hasil Hutan; 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Dan Kehutanan No: P.58/Menlhk-

Setjen/ 2016 Penatausahaan Hasil Kayu Yang Berasal Dari Hutan

Tanaman Pada Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Alam;

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No: P.60/Menlhk-Setjen/ 2016 Penata Usahaan Hasil

Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Alam;

6. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Perusahaan mengajukan permohonan kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali;

2. Surat Permohonan yang Dibubuhi Materai;

3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 4. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

5. Surat Izin Tempat Usaha (SITU); 6. NPWP;

7. KTP Pemohon; dan 8. Denah Lokasi Pemohon.

Persyaratan Khusus:

Dalam proses Perizinan dan Non perizinan tidak dilakukan oleh Penanggung Jawab atau Pimpinan Perusahaan Melampirkan :

Surat Kuasa dari Perusahaan yang ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

C. Bidang Kelautan dan Perikanan

1. Standar Operasional Prosedur Izin Pembudidayaan Ikan.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pembudidayaan

Ikan

Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Bali (Tim Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan, Sebagaimana Telah

Sesuai dengan tarif yang

berlaku

14 hari kerja sejak surat

permohonan dan berkas

persyaratan

diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah

dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah; 6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir

dan Pulau – pulau Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun

2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir

dan pulau – pulau kecil; 11. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor

57/PERMEN-KP/2014; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

diterima lengkap dan benar.

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014

Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan

Ikan; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

16. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

17. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewenang

pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam rangka

pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan

Sertifikat Pengolahan; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun

2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat Permohonan mengajukan permohonan kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali;

2. Rencana jenis usaha dan investasi;

3. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari dinas kelautan dan perikanan Provinsi Bali Iuntuk budidaya di laut);

4. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat;

5. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

6. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya;

7. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar, ukuran 4 x 6;

8. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung

jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha;

10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku; dan

12. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atau UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–

undangan yang berlaku.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) Bidang Tangkap

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Perikanan (SIUP)

Bidang Tangkap

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang

Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang

Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi

di Wilayah pesisir dan pulau–pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewenang pemberian ijin usaha di

bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat permohonan kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali; 2. Rencana usaha meliputi rencana investasi, rencana kapal, rencana UPI dan rencana operasional; 3. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

4. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan atau pemilik kapal dengan menunjukan aslinya; 5. Surat keterangan domisili usaha;

6. Pas Foto berwarna pemilik atau penanggung jawab perusahaan 2 (dua) lembar, ukuran 4 x 6; 7. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha perikanan tangkap yang telah disahkan oleh

instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya; 8. Surat ijin tempat usaha dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat 9. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik kapal atas kebenaran data dan informasi yang di

sampaikan; dan 10. Surat pernyataan bermaterai cukup bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin

Penangkapan

Ikan (SIPI)

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang

Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun

2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Pesisir dan Pulau – pulau Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun

2012 Tentang Reklamasi di wilayah

pesisir dan pulau – pulau kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata

Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang

Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor

57/PERMEN-KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau–pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014

Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan

Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014

Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewenang pemberian ijin usaha di bidang

pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan

Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan

Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan

Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat Permohonan;

2. Fotocopy SIUP; 3. Fotocopy KTP penanggung jawab; 4. Fotocopy Grosse Akte dengan menunjukan aslinya;

5. Fotocopy buku kapal perikanan dengan menunjukan aslinya;

6. Spesifikasi teknis alat penangkapan ikan yang digunakan; 7. Laporan hasil pemeriksaan fisik kapal perikanan dan alat penangkaan ikan serta dokumen kapal dari pejabat yang di tunjuk,

yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan oleh petugas pemeriksa fisik kapal; 8. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik kapal atas kebenaran data dan informasi yang di

sampaikan; dan 9. Surat pernyataan bermaterai cukup bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Penangkapan Ikan Andon (SIPI Andon)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat Izin

Penangkapan Ikan Andon (SIPI

Andon)

Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi Bali (Tim

Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Sebagaimana

Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang

telah diubah dengan Undang – Undang

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun

2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun

2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di

Wilayah pesisir dan pulau–pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014

Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014

Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015

Tentang Pendelegasian wewenang pemberian ijin usaha di bidang

pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan

Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan

Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Adanya kesepakatan;

2. Surat permohonan; 3. Surat Tanda Keterangan Andon (STKA) ASLI yang diterbitkan oleh Dinas Provinsi / Kabupaten/ Kota tempat domisili nelayan

yang menyatakan bahwa nelayan akan melakukan andon; 4. Fotocopy SIPI dengan menunjukan aslinya

5. Rencana andon yang meliputi : a. Ukuran kapal b. Jumlah ABK yang akan melakukan andon penangkapan ikan

c. Jenis alat penangkapan ikan d. Daerah penangkapan ikan

e. Daerah penangkapan ikan 6. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan atau pemilik kapal, dengan menunjukan aslinya;

7. Pas Foto berwarna pemilik atau penanggung jawab perusahaan 2(dua) lembar ukuran 4 x 6; 8. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik kapal atas kebenaran data dan informasi yang di

sampaikan; dan

9. Surat pernyataan bermaterai cukup bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan 4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Kapal

Pengangkut Ikan

(SIKPI)

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59

Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31

Tahun 2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan

Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27

Tahun 2007 Tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan

Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah; 6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014

Tentang Kelautan;

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,

Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau

Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau

kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Wisata Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan

Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan

Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman

Modal; 19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal

Pengangkut Ikan Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-

KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat permohonan; 2. Fotocopy SIUP;

3. Fotocopy Grosse Akte dengan menunjukan aslinya; 4. Fotocopy Buku Kapal Perikanan dengan menunjukan aslinya; 5. Laporan hasil pemeriksaan fisik kapal perikanan dan alat penangkapan ikan serta dokumen kapal dari pejabat yang di

tunjuk yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan oleh petugas pemeriksa fisik kapal; 6. Fotocopy KTP penanggung jawab;

7. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 8. Surat pernyataan bermaterai cukup bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan;

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata

Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Pelayanan Penerbitan Izin Lokasi di Provinsi Bali dapat diberikan kepada :

a. Orang perseorang warga negara indonesia;

b. Korporasi yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia; atau

c. Koperasi yang di bentuk oleh masyarakat..

Persyaratan penerbitan izin lokasi yang di keluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali harus dilengkapi dengan Rekomendasi Izin Lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.

Sehubungan dengan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RZWP3K) masih dalam tahap

penyelesaian, maka untuk sementara setiap permohonan agar dilampirkan surat pernyataan sebagaimana terlampir:

Persyaratan Rekomendasi Izin Lokasi Pemanfaatan Ruang Laut sebagai berikut :

1. Pengajuan permohonan rekmendasi; 2. Gambar dan titik koordinat lokasi usaha;

3. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 4. Surat Pernyataan;

5. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 6. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan atau pemilik, dengan menunjukan aslinya;

7. Surat keterangan domisili usaha; dan 8. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang

bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 7. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Wisata Bahari

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Wisata Bahari

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber

Daya Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang –

Undang Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang –

Undang RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari

kerjasejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang

Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012

Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-

KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-

KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon

Penangkapan Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewnang pemberian ijin usaha di

bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP), dengan menunjukan aslinya;

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar, ukuran 4 x 6;

7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan, uraian rencana kegiatan luasan lokasi, pernyataan bahwa lokasi yang di usulkan bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan , peta koordinasi dengan titik koordinatnya kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K.

8. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keteranga domisili usaha; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku 12. Analisis menegnai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang –

undangan yang berlaku

13. Batas luasannya untuk orang perseorangan maksimal 5 Ha, untuk korporasi dan koprasi paling luas 200 (dua ratus) Ha

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

8. Standar Operarional Prosedur Izin Lokasi Usaha Pembudidayaan Ikan di Laut.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Lokasi Usaha

Pembudidayaan

Ikan di Laut

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Sebagaimana

Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang

telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah; 6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan;

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012

Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk 2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2(dua) lembar, ukuran 4 x 6; 7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan, uraian rencana kegiatan luasan lokasi, pernyatanan bahwa lokasi yang di usulkan

bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, peta koordinasi dengan titik koordinatnya , kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K;

8. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

12. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku;

13. Batas luasannya untuk orang perseorangan maksimal 5 Ha, untuk koorporasi paling luas 500 (lima ratus) Ha.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

9. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Reklamasi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Reklamasi

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang

Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang

Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Surat keterangan penaggung jawab kegiatan;

3. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 4. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab, dengan menunjukan asli nya;

5. Rekomendasi ijin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikananan Provinsi Bali; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar ukuran 4 x 6; 7. Bukti kesesuaian lokasi reklamasi dengan RZWP3K dan/atau RTRW dari instasi berwenang;

8. Peta lokasi reklamasi dengan skala 1 : 1.000 dengan system koordinat lintang (longitude) dan bujur (latitude) pada lembar peta; 9. Proposal reklamasi;

10. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

11. Surat keterangan domisili usaha; 12. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 13. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

14. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang 6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

10. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Pemanfaatan Air Laut Dalam.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Pemanfaatan Air

Laut Dalam

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang –

Undang Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang –

Undang RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan;; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau

Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012

Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-

KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi

di Wilayah pesisir dan pulau – pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-

KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon

Penangkapan Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan

Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk;

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar, ukuran 4 x 6;

7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan uraian rencana kegiatan luasan lokasi pernyatanan bahwa lokasi yang di usulkan bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, peta

koordinasi dengan titik koordinatnya , kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K; 8. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang

bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hukum, dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku; 12. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang –

undangan yang berlaku; Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

11. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Pemasangan Pipa Bawah Laut.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Pemasangan Pipa

Bawah Laut

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59

Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan

Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau

Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun

2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008

Tentang Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau

kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata

Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-

KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan

Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala

Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm; 7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan uraian rencana kegiatan luasan lokasi pernyatanan bahwa lokasi yang di usulkan

bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, peta koordinasi dengan titik koordinatnya , kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K;

8. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hukum dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

12. Analisis menegnai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku; dan

13. Batas luasannya untuk koorporasi dengan batas koridor paling jauh 500 (lima ratus) meter dari garis sumbu.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

12. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Pemasangan Kabel Bawah Laut.

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin lokasi

pemasangan

kabel bawah laut

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Sebagaimana

Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang

telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau

Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau

kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata

Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi

di Wilayah pesisir dan pulau – pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor3/PERMEN-

KP/2015 Tentang Pendelegasian wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala

Badan Koordinasi Penanaman Modal; 19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-

KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk;

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan yang berwarna sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm;

7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan uraian rencana kegiatan luasan lokasi pernyatanan bahwa lokasi yang di usulkan bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, peta

koordinasi dengan titik koordinatnya , kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K; 8. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang

bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku; 12. Analisis menegnai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang –

undangan yang berlaku; 13. Batas luasannya untuk koorporasi dengan batas koridor paling jauh 500 (lima ratus) meter dari garis sumbu.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 13. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Pemanfaatan Air Laut Selain Energi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Pemanfaatan Air

Laut Selain

Energi

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah; 6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah

pesisir dan pulau – pulau kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012

Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan

Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam rangka

pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup.;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm; 7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan uraian rencana kegiatan luasan lokasi pernyatanan bahwa lokasi yang di usulkan

bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, peta koordinasi dengan titik koordinatnya , kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K;

8. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hukum dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

12. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) / UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku;

13. Batas luasannya untuk orang pperseorangan, koorporasi dan koperasisesuai dengan luasan maksimal / paling luas 1 (satu) Ha.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

14. Standar Operasional Prosedur Izin Lokasi Pertambangan dan Energi Di Perairan Pesisir dan Perairan Pulau-Pulau Kecil.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya (Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lokasi

Pertambangan

dan Energi di

Perairan Pesisir

dan Perairan

Pulau – Pulau

Kecil

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana

Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerjasejak

surat permohonan dan berkas

persyaratan diterima

lengkap dan benar.

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau

Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi

di Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP), dengan menunjukan aslinya;

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Rekomendasi izin lokasi pemanfaatan ruang laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali; 5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat;

6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar ukuran 4 x 6 cm; 7. Proposal kegiatan yang berisi jenis kegiatan uraian rencana kegiatan luasan lokasi pernyatanan bahwa lokasi yang di usulkan

bebas dari pemanfaatan lain kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, peta koordinasi dengan titik koordinatnya , kesesuaian lokasi pemanfaatan perairan pesisir dengan RZWP3K;

8. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hukum dengan menunjukan aslinya;

9. Surat keterangan domisili usaha;

10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

12. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku;

13. Batas luasannya untuk orang perseorangan, korporasi dan koperasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang – undangan .

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

15. Standar Operasional Prosedur Izin Pengelolaan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pengelolaan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi

Sumber Daya Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja sejak surat

permohonan dan berkas

persyaratan diterima lengkap dan benar.

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang

Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon

Penangkapan Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-

KP/2015 Tentang Pendelegasian wewnang pemberian ijin usaha di

bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

LampiranPersyaratan :

1. Mengajukan Permohonan Kepada Gubernur Bali Cq. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali bermaterai Rp.6.000,-

2. Rencana Usaha 3. Foto copy NPWP, denganmenunjukkanaslinya.

4. Foto copy KTP PenanggungJawab Perusahaan atau ,dengan menunjukkan aslinya. 5. Surat Keterangan Domisili Usaha. 6. Pas Foto berwarna pemilik atau penanggungjawab perusahaan 2 (dua) lembar, ukuran 4 x 6cm.

7. Foto copy akte pendirian perusahaan yang menyebut bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggungjawab di bidang pengesahan badan hukum, dengan menunjukkan aslinya.

8. Surat Izin tempat Usaha dari Pemerintahan Kabupaten/ Kota setempat. 9. Fotocopy Akte pendirian perusahaan yang menyebut bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggungjawab

di bidang perusahan badan hukum, dengan menunjukkan aslinya. 10. SuratIzinTempat Usaha dari Pemerintahan Kabupaten / Kota setempat.

11. Analisis Mengenai dampak Lingkungan (AMDAL), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 12. Surat Pernyataan dari penanggung Jawab perusahan atau pemilik atas kebenaran dan informasi yang disampaikan.

13. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku.

Persyaratan Khusus:

Dalam proses Perizinan dan Non perizinan tidak dilakukan oleh Penanggung Jawab atau Pimpinan Perusahaan Melampirkan :

1. Surat Kuasa dari Perusahaan yang ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang. 2. Membuat surat pernyataan tidak dipungut biaya dari Pimpinan Perusahaan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

16. Standar Operasional Prosedur Izin Pengelolaan Lokasi Wisata Bahari.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pengelolaan

Wisata Bahari

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Sesuai dengan

tarif yang berlaku

14 hari kerja. sejak surat permohonan dan berkas persyaratan diterima lengkap

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor

31 Tahun 2004 tentang

Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan

Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan

Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,

Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No.

54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI

Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah

dan benar.

Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI

Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata

Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010

Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata

Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor

30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor

57/PERMEN-KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013

Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik

Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014

Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor

28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan

Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49

Tahun 2014 Tentang Usaha

Pembudidayaan Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015

Tentang Pendelegasian wewenang pemberian ijin usaha di bidang

pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016

Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018

Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk(KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya;

4. Fotocopy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali; 5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat;

6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm;

7. Dokumen studi kelayakan teknis paling sedikit terdiri atas : koordinat lokasi infrastruktur Wisata Bahari; jenis dan daftar infrastruktur Wisata Bahari metode penempatan dan / atau pendirian infrastruktur ramah lingkungan dan jumlah kualifikasi

tenaga kerja; 8. Dokumen studi kelayakan eknomi – financial paling sedikit berupa rencana usaha;

9. Dokumen rencana rinci (detail engineering – design) infrastruktur Wisata Bahari yang memuat neraca penggunaan energy dan air, sarana pengolah limbah dan / atau bangunan utama;

10. Dokumen rencana pemanfaatan infrastruktur wisata bahari 11. Persyaratan operasional untuk wisata bahari meliputi : keberlanjutan biota laut dan ekosistemnya; system pengoperasian

mengikuti waktu operasional, jumlah dan persebaran pengunjung; mitigasi kondisi darurat perawatan dan perbaikan sarana

prasarana, keselamatan dan keamanan pengunjung, sarana pengolah limbah; dan monitoring dan evaluasi keberadaan ekosistem di sekitarnya;

12. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hukum dengan menunjukan aslinya;

13. Surat keterangan domisili usaha; 14. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 15. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

16. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku;

17. Luasan izin pengelolaan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau – pulau kecil paling luas diberikan sesuai dengan Izin Lokasi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang 6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 17. Standar Operasional Prosedur Izin Pengelolaan Usaha Pembudidayaan Ikan di Laut.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pengelolaan

Usaha

Pembudidayaan

Ikan di Laut

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang

Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran; 5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja. sejak surat

permohonan dan berkas

persyaratan diterima

lengkap dan benar.

Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang

Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan

Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewenang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk;

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaaan, dengan menunjukan aslinya;

4. Fotocopy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali; 5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat;

6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm; 7. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instasi yang bertanggung

jawab di bidang penegsahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya; 8. Surat keterangan domisili usaha; 9. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

10. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku; 11. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang –

undangan yang berlaku; 12. Luasan izin pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau – pulau kecil paling luas diberikan sesuai dengan

izin lokasi. Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

18. Standar Operasional Prosedur Izin Pelaksanaan Reklamasi.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pelaksanaan

Reklamasi

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis)

1. Undang – Undang RI Nomor 59

Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-undang RI Nomor 31

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

Tahun 2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun

2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27

Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau

Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016

Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,

Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilaah Pesisir dan Pulau – pulau

Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012

Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-

KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan

Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon

Penangkapan Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan

Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha

Pembudidayaan Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewnang pemberian ijin usaha di

bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman

Modal; 19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-

KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Surat keterangan penanggung jawab kegiatan;

3. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 4. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan, dengan menujukan aslinya;

5. Fotocopy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali; 6. Rencana induk lokasi reklamasi yang mencantumkan alokasisepadan pantai sesuai dengan peraturan perundang – undangan;

7. Study kelayakan; 8. Dokumen rancangan detail relamasi yang dilengkapi dengan perhitungan dan gambar konstruksi dan gambar rencana

infrastruktur; 9. Metode pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; 10. Bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan apabila lokasi reklamasi berhimpitan dengan daratan;

11. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 12. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm;

13. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instasi yang bertanggung jawab di bidang penegsahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

14. Surat keterangan domisili usaha; 15. Surat pernyataan kesanggupan untuk menjaga dan menjamin keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat; 16. Surat perjanjian antara pemohon dan pihak pemasok material yang dilegalisir oleh notaris dilengkapi fotocopy surat izin

pertambangan daerah dan fotocopy izin lingkungan untuk lokasi sumber material yang dikeluarkan oleh lembaga / instansi berwenang;

17. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 18. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

19. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) / UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

19. Standar Operasional Prosedur Izin Pengelolaan Pemanfaatan Air Laut Dalam.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pengelolaan

Pemanfaatan Air

Laut Dalam

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber

Daya Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana

Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau

kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96 /HK.501/MKP/2010 Tentang Tata

Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012

Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi

di Wilayah pesisir dan pulau – pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-

KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan

Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk;

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

3. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan, dengan menujukan aslinya; 4. Fotocpy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm;

7. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

8. Surat keterangan domisili usaha; 9. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 10. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

11. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku;

12. Luasan izin pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau – pulau kecil paling luas diberikan sesuai dengan izin lokasi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

20. Standar Operasinoal Prosedur Izin Pengelolaan Pemasangan Pipa Bawah Laut.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pengelolaan

Pemasangan Pipa

Bawah Laut

Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang –

Undang RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;

7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan; 9. Peraturan Presiden RI Nomor 121

Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di

wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang

Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-

KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-

KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon

Penangkapan Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewnang pemberian ijin usaha di

bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut

Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan , dengan menunjukan aslinya;

4. Fotocpy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali; 5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat;

6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm; 7. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang

bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya; 8. Surat keterangan domisili usaha; 9. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

10. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

11. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku;

12. Luasan izin pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau – pulau kecil paling luas diberikan sesuai dengan izin lokasi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

21. Standar Operasional Prosedur Izin Pengelolaan Pemasangan Kabel Bawah Laut.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pengelolaan

Pemasangan

Kabel Bawah Laut

Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun

2004 tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang

Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang

RI Nomor 1 Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah

Pesisir dan Pulau – pulau Kecil; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun

2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata

Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-KP/2013

dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN-

KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan

Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan

18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor3/PERMEN-

KP/2015 Tentang Pendelegasian wewenang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam

rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal; 19. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-

KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 72 Tahun 2016

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 4. Fotocpy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali;

5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat; 6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm;

7. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

8. Surat keterangan domisili usaha; 9. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 10. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

11. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku;

12. Luasan izin pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau – pulau kecil paling luas diberikan sesuai dengan izin lokasi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

22. Standar Operasional Prosedur Izin Pengelolaan Pemanfaatan Air Laut Selain Energi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pengelolaan

Pemanfaatan Air

Laut Selain Energi

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya

Alam; 2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan, Sebagaimana Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor

45 Tahun 2009; 3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau – Pulau Kecil yang telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1

Tahun 2014; 4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah; 6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam;

8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun

Sesuai

dengan tarif

yang berlaku

14 hari kerja

sejak surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

2012 Tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122 Tahun

2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil;

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor

PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

26/PERMEN-KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI Nomor 17/PERMEN-KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan

pulau – pulau; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang

Andon Penangkapan Ikan; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI Nomor 28/PERMEN-KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi;

17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2014

Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan

dalam rangka pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal; 19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Tentang Kapal

Pengangkut Ikan Hidup; 21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 72 Tahun 2016 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Pengolahan;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk;

2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya; 3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya;

4. Fotocpy izin lokasi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali; 5. Rekomendasi keselamatan pelayaran yang di keluarkan oleh Syahbandar terdekat;

6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm;

7. Dokumen studi kelayakan teknis terdiri atas : koordinat lokasi pemanfaatan air laut selain energy rencana volume yang diambil atau dipergunakan jenis pemanfaatan air laut daftar prasarana dan sarana yang akan dipergunakan dan jumlah dan

kualifikasi tenaga kerja; 8. Dokumen studi kelayakan ekonomi – financial berupa rencana usaha;

9. Dokumen rencana rinci (detail engineering design) paling sedikit memuat design, tata letak, dan kapasitas pengambilan atau pemanfaatan air dalam bentuk titik koordinat;

10. Dokumen standar operasional prosedur pengambilan atau pemanfaatan air laut selain energy; 11. Persyaratan operasional untuk pemanfaatan air laut selain energy meliputi : metode pengambilan air laut yang

mempertimbangkan keberadaaan biota laut dan ekosistemnnya ; system pengoperasian meliputi waktu operasional dan

intensitas pemanfaatan ; perawatan dan perbaikan sarana pra sarana ; rencana aktivitas pasca berakhirnya izin pengelolaan; monitoring keberadaan ekosistem disekitarnya : dan pengelolaan limbah hasil pemanfaatan air laut;

12. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya;

13. Surat keterangan domisili usaha; 14. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan; 15. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

16. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang – undangan yang berlaku;

17. Luasan izin pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau – pulau kecil paling luas diberikan sesuai dengan izin lokasi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

23. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Perikanan (SIUP) Pengelolaan, Pengumpulan dan Pengangkutan.

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Perikanan (SIUP)

Pengolahan,

Pengumpulan dan

Pengangkutan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali (Tim Teknis).

1. Undang – Undang RI Nomor 59 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam;

2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Sebagaimana

Telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009;

3. Undang – Undang RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang

telah diubah dengan Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 2014;

4. UU RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

5. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

6. UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Kelautan; 7. UU RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan

Petambak Garam; 8. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun

2022 tentang Usaha Perikanan;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 121 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi

Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau

Sesuai dengan

tarif yang

berlaku

14 hari kerja

kerja sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Kecil;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 122

Tahun 2012 Tentang Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau – pulau

kecil; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor PM.96/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata

Tirta; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/PERMEN-

KP/2013 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 17/PERMEN-

KP/2013 Tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau – pulau;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.18/MEN-KP/2014 Tentang Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 28/PERMEN-

KP/2014 Tentang Perizinan Reklamasi; 17. Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun

2014 Tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor3/PERMEN-KP/2015 Tentang Pendelegasian

wewnang pemberian ijin usaha di bidang pembudidayaan ikan dalam rangka pelaksanaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan RI Nomor 32/PERMEN-KP/2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 15/PERMEN-

KP/2016 Tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup;

21. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penerbitan Sertifikat Pengolahan; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk;

2. Rencana Usaha meliputi rencana investasi, rencana kapal, rencana UPI, dan rencana operasional; 3. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan menunjukan aslinya;

4. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan, dengan menunjukan aslinya; 5. Surat keterangan domisili usaha;

6. Pas Foto berwarna penanggung jawab perusahaan sebanyak 2 lembar ukuran 4 x 6 cm; 7. Fotocopy akte akte pendirian perusahaan yang menyebutkan bidang usaha yang telah disahkan oleh instansi yang

bertanggung jawab dibidang pengesahan badan hokum, dengan menunjukan aslinya; 8. Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat; 9. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atu UKL/UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peratura perundang –

undangan yang berlaku; 10. Surat pernyataan dari penanggung jawab perusahaan atau pemilik atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan;

11. Surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku;

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

D. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik

1. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Penelitian.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya

(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi Izin Penelitian

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

1. Permendagri Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan

Rp. 0,- (tidak dikenakan biaya).

5 hari kerja sejak surat

Provinsi Bali (Tim Teknis)

Rekomendasi Penelitian. 2. Permendagri Nomor 7 Tahun 2014

tentang perubahan atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2011 tentang

Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian

3. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

permohonan dan berkas persyaratan

diterima lengkap dan benar.

Persyaratan :

1. Mengajukan Surat Permohonan kepada Gubernur Bali cq. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Proposal penelitian. 3. Salinan/foto copy kartu tanda penduduk. 4. Surat pernyataan untuk mentaati dan tidak melanggar ketentuan Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku.

5. Untuk penelitian Badan Usaha, Organisasi Kemasyarakatan atau Lembaga nirlabalainnya, Surat permohonan disertai berkas salinan / Foto Copy Akta notaris pendirian badan usaha / organisasi Kemasyarakatan/ Lembaga nirlaba lainnya.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

E. Bidang Tenaga Kerja dan ESDM

1. Standar Operasional Prosedur Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Perpanjangan Izin

Memperkerjakan

Tenaga Kerja

Asing (IMTA)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Dasar 1945

pasal 27 ayat (2) dan pasal 28. 2. Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab VIII

3. Peraturan Pemerintahan Nomor 65 Tahun 2012 tentang Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI

4. Peraturan Pemerintah Nomor 97

Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan

Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga kerja

Asing. 5. Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan RI Nomor 16

Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing

sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri

Ketenagakerjaan RI Nomor 35 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan RI Nomor 16

US. $. 100 /

Bulan

3 (tiga) hari

kerjasejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar

Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing

6. Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2008 tetang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Provinsi Bali. 7. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6

Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan tertentu

8. Peraturan Gubernur Bali Nomor

32 Tahun 2013 tentang petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

9. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Permohonan diajukan kepada Gubernur Bali cq Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali 2. Formulir IMTA yang sudah dilengkapi 3. Bukti Setor Pembayaran Retribusi

4. Copy Polis Asuransi Tenaga Kerja Asing yang bersangkutan 5. Copy Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang masih berlaku

6. Copy Bukti Setor DPKK/Retribusi lama 7. Pas photo ukuran 4X6 berwarna sebanyak 2 (dua) lembar (photo menggunakan kemeja berkerah dan tidak berkaos)

8. Surat Tugas dari Perusahaan atau Surat Kuasa beratrai Rp.6.000,- apabila pengurusannya dilaksanakan oleh Pihak Ketiga, dilengkapi tanggal penugasan dan copy KTP yang bersangkutan

9. Surat Pernyataan dari perusahaan pengguna tenaga kerja asing bahwa tenaga kerja asing bekerja sesuai dengan jabatan dan keahlian.

10. Surat Pernyataan dari perusahaan pengguna tenaga kerja asing bahwa penempatan tenaga kerja asing adalah berdasarkan lokasi kerja lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota

11. Surat Pernyataan Pihak ke Tiga Menyerahkan Dokumen Asli ke Perusahaan ( Kop surat Pihak Ke-3 )

12. Kartu keikutsertaan Tenaga Kerja Asing dalam Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Izin Operasional Penyedian Jasa Pekerja / Buruh / Outsourcing

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Operasional

Penyedian Jasa

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) dan pasal 28.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

3 (tiga) hari kerja sejak

surat permohonan dan

Pekerja/ Buruh/

Outsourcing

Teknis) 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab VIII.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

2012 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang

Berlaku Pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industri.

5. Peraturan Menteri 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan

sebagian Pelaksanaan Pekerjaan pada Perusahaan Lain.

6. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali.

7. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan

Tertentu. 8. Peraturan Gubernur Bali Nomor 32

Tahun 2013 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Retribusi

Perizinan Tertentu. 9. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

biaya). berkas persyaratan

diterima lengkap dan

benar

Persyaratan : 1. Surat Permohonan yang ditujukan kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali. 2. Copy Anggaran Alasan yang didalamnya memuat kegiatan penyedia jasa pekerja/buruh.

3. Copy pengesahan sebagai badan hukum Perseroan Terbatas (PT). 4. Copy Surat Izin Usaha penyedia jasa pekerja/buruh.

5. Copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP). 6. Copy Surat Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan. 7. Copy Persyaratan Kepemilikan KTR atau Buruh Penyewaan Kantor yang ditandatangani oleh Pimpinan Perusahaan.

8. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 9. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

10. Surat Keterangan Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja beserta Daftar Kepesertaan Tenaga Kerja.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya, Kepala Bidang

bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen

permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan

nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin

didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Batuan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Pertambangan

Eksplorasi Batuan

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang Dasar Tahun 1945 beserta

perubahannya; 2. Undang – Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

-

Hidup.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara, beserta perubahannya

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun

2010 tentang Pembinaan dan Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun

2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang.

9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

10. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang

Tatacara pemberian wilayah, perizinan, dan pelaporan pada kegiatan usaha

pertambangan mineral dan batubara 11. Keputusan Menteri Pertambangan dan

Energi No 1211.K/008/M.PE/2014 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Pertambangan Umum.

12. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No. 3672.K/30/MEM/2917

tentang Penetapan Wilayah Pertambangan Pulau Jawa dan Bali.

13. Keputusan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral RI No. 1827.K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

14. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan

Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

15. Peraturan Gubernur Bali Nomor 37 Tahun 2018 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017

Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral Bukan Logam Dan Batuan.

16. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan permohonan meliputi :

a. Persyaratan administrasi

Untuk badan usaha :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

3. Profil badan usaha dalam bidang pertambangan;

4. Foto copy akte pendirian perusahaan yang sah;

5. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

6. Sususnan direksi / pengurus dan daftar pemegang saham

Untuk Koperasi :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

3. Profil Koperasi;

4. Foto copy akte pendirian koperasi yang sah;

5. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

6. Sususnan pengurus.

Untuk Perorangan :

1. Surat Permohonan;

2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP); dan

3. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

b. Persyaratan teknis

1. Foto copy bukti kepemilikan lahan;

2. Surat persetujuan penyuanding;

3. Surat keterangan tenaga ahli pertambangan, tenaga ahli geologi atau tenaga yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga)

tahun; dan

4. Peta Rencana WIUP yang dilengkapi dengan koordinat geografis.

c. Persyaratan lingkungan berupa surat pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan dibidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

d. Persyaratan finansial :

1. Bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah untuk WIUP batuan dengan luas paling sedikit 5 (lima) hektar; dan

2. Surat pernyataan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi.

Jangka waktu IUP Eksplorasi Batuan paling lama 2 (dua) tahun.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

8. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 9. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Batuan

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Operasi

Produksi Batuan

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim Teknis)

1. Undang – Undang Dasar Tahun 1945

beserta perubahannya; 2. Undang – Undang Nomor 4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup.

Rp. 0,- (tidak

dikeakan biaya).

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah

Pertambangan. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, beserta

perubahannya 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55

Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pembinaan Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 78

Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang.

9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7

Tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

10. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tatacara

pemberian wilayah, perizinan, dan pelaporan pada kegiatan usaha

pertambangan mineral dan batubara 11. Keputusan Menteri Pertambangan

dan Energi No

1211.K/008/M.PE/2014 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

bidang Pertambangan Umum. 12. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

3672.K/30/MEM/2917 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan

Pulau Jawa dan Bali. 13. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No. 1827.K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah

Teknik Pertambangan Yang Baik 14. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral

Bukan Logam dan Batuan. 15. Peraturan Gubernur Bali Nomor 37

Tahun 2018 tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017 Tentang

Pengelolaan Pertambangan Mineral Bukan Logam Dan Batuan.

16. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Persyaratan permohonan meliputi :

a. Persyaratan administrasi

Untuk Badan Usaha, Perusahaan Firma dan Komanditer :

1. Surat permohonan;

2. Profil badan usaha dalam bidang pertambangan;

3. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

4. Foto copy akte pendirian perusahaan yang sah;

5. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

6. Sususnan direksi / pengurus dan daftar pemegang saham.

Untuk Koperasi :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

3. Profil Koperasi;

4. Foto copy akte pendirian koperasi yang sah;

5. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

6. Sususnan pengurus.

Untuk Orang Perorangan :

1. Surat Permohonan;

2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP); dan

3. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

b. Persyaratan teknis

1. Peta WIUP dilengkapi dengan batas koordinat geografis;

2. Laporan eksplorasi dan studi kelayakan;

3. Foto copy bukti kepemilikan lahan;

4. Surat persetujuan penyanding

5. Rencana tambang dan rencana reklamasi yang disetujui Instasi Teknis;

6. Rencana kerja dan anggaran biaya;

7. Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi; dan

8. Surat keterangan tenaga ahli pertambangan / geologi dan atau tenaga yang berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.

c. Persyaratan lingkungan meliputi izin lingkungan

d. Persyaratan finansial :

1. Laporan keuangan tahun terakhir

2. Persyaratan kesanggupan penempatan Jaminan Reklamasi dan Pascatambang

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 10. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 11. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur IUP Operasi Produksi Khusus untuk Pengolahan dan / atau Pemurnian

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

IUP Operasi

Produksi Khusus

untuk

Pengolahan dan

/ atau

Pemurnian

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang Dasar Tahun

1945 beserta perubahannya;

2. Undang – Undang Nomor 4 tahun

2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan

pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 2010 tentang Wilayah

Pertambangan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara, beserta

perubahannya

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55

Tahun 2010 tentang Pembinaan

dan Pembinaan Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 78

Tahun 2010 tentang Reklamasi

dan Pasca Tambang.

9. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 7

Tahun 2014 tentang Reklamasi

Rp. 0,- (tidak

dikeakan biaya).

dan Pascatambang.

10. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 11

Tahun 2018 tentang Tatacara

pemberian wilayah, perizinan,

dan pelaporan pada kegiatan

usaha pertambangan mineral dan

batubara

11. Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No

1211.K/008/M.PE/2014 tentang

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja bidang Pertambangan

Umum.

12. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

3672.K/30/MEM/2917 tentang

Penetapan Wilayah

Pertambangan Pulau Jawa dan

Bali.

13. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

1827.K/30/MEM/2018 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kaidah

Teknik Pertambangan Yang Baik

14. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 4 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan Pertambangan

Mineral Bukan Logam dan

Batuan.

15. Peraturan Gubernur Bali Nomor

37 Tahun 2018 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan

Daerah Nomor 4 Tahun 2017

Tentang Pengelolaan

Pertambangan Mineral Bukan

Logam Dan Batuan.

16. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan permohonan meliputi :

a. Persyaratan administrasi :

Untuk badan usaha :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

3. Profil badan usaha;

4. Foto copy akte pendirian perusahaan yang sah;

5. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

6. Sususnan direksi / pengurus dan daftar pemegang saham; dan

7. Perjanjian kerjasama dengan pemasok mineral bukan logam dan / atau batuan yang akan dimurnikan yang telah

memiliki izin oleh instansi perizinan.

Untuk Koperasi :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

3. Profil koperasi;

4. Foto copy akte pendirian koperasi yang sah;

5. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

6. Sususnan pengurus; dan

7. Perjanjian kerjasama dengan pemasok mineral bukan logam dan / atau batuan yang akan dimurnikan yang telah

memiliki izin oleh instansi perizinan.

Untuk Orang perorangan :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP);

3. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

4. Perjanjian kerjasama dengan pemasok mineral bukan logam dan / atau batuan yang akan dimurnikan yang telah

memiliki izin oleh instansi perizinan.

b. Persyaratan teknis :

1. Rencana lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi khusus untuk pengolahan

dan / atau pemurnian disertai peta lokasi; dan

2. Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di dibidang pertambangan atau pengolahan.

c. Persyaratan lingkungan :

Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

d. Persyaratan finansial :

1. Laporan keuangan tahun terakhir; dan

2. Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan :

- Harga patokan penjualan mineral bukan logam dan batuan; dan

- Perpajakan, keuangan dan tatacara pembayaran dengan mata uang rupiah.

e. Instansi teknis melakukan pemeriksaan lapangan dan evaluasi teknis terhadap permohonan IUP Operasi Produksi Khusus

untuk pengolahan dan / atau pemurnian.

f. Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan evaluasi teknis, Gubernur melalui Instansi perizinan memberikan keputusan

pemebrian atau penolakan permohonan IUP Operasi Produksi Khusus untuk pengolahan dan / atau pemurnian.

g. IUP Operasi Produksi Khusus untuk pengolahan dan / atau pemurnian dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi

teknis dari instansi teknis.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 12. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 13. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur IUP Operasi Produksi untuk Penjualan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

IUP Operasi

Produksi untuk

Penjualan

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang Dasar Tahun

1945 beserta perubahannya;

2. Undang – Undang Nomor 4 tahun

2009 tentang Pertambangan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Mineral dan Batubara;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan

pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 2010 tentang Wilayah

Pertambangan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara, beserta

perubahannya

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55

Tahun 2010 tentang Pembinaan

dan Pembinaan Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 78

Tahun 2010 tentang Reklamasi

dan Pasca Tambang.

9. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 7

Tahun 2014 tentang Reklamasi

dan Pascatambang.

10. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 11

Tahun 2018 tentang Tatacara

pemberian wilayah, perizinan,

dan pelaporan pada kegiatan

usaha pertambangan mineral dan

batubara;

11. Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No

1211.K/008/M.PE/2014 tentang

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja bidang Pertambangan

Umum.

12. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

3672.K/30/MEM/2917 tentang

Penetapan Wilayah

Pertambangan Pulau Jawa dan

Bali.

13. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

1827.K/30/MEM/2018 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kaidah

Teknik Pertambangan Yang Baik

14. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 4 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan Pertambangan

Mineral Bukan Logam dan

Batuan.

15. Peraturan Gubernur Bali Nomor

37 Tahun 2018 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan

Daerah Nomor 4 Tahun 2017

Tentang Pengelolaan

Pertambangan Mineral Bukan

Logam Dan Batuan.

16. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

IUP Operasi Produksi untuk Penjualan diberikan kepada Badan Usaha dan / atau perseorangan yang tidak bergerak pada usaha

pertambangan yang dimaksud menjual batuan yang tergali.

Setiap badan usaha dan / atau perorangan hanya dapat diberikan satu jenis IUP Operasia Produksi untuk Penjualan untuk satu

jenis komoditas batuan.

Badan usaha atau perorangan antara lain melaksanakan kegiatan :

a. Pembangunan konstruksi bangunan sipil;

b. Pengerukan alur lalu lintas sungai, danau, dan / atau laut; dan / atau

c. Kegiatan lainnya yang bukan merupakan kegiatan pertambangan murni.

Badan usaha atau perorangan yang tidak bergerak pada usaha pertambangan yang bermaksud menjual batuan yang tergali

wajib terlebih dahulu mempunyai IUP Operasi Produksi untuk Penjualan.

Persyaratan IUP Operasia Produksi untuk Penjualan meliputi :

a. Perorangan , paling sedikit meliputi :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

3. Foto copy bukti kepemilikan lahan;

4. Surat persetujuan penyanding;

5. Peta situasi lokal kegiatan dengan batas koordinat geografis;

6. Peta / gambar master plan kegiatan yang akan dikerjakan yang disetujui Instansi Teknis;

7. Jumlah volume / tonase batuan yang akan tergal akibat kegiatan yang dilakukan; dan

8. Surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

b. Badan usaha , paling sedikit mrliputi :

1. Surat permohonan;

2. Profil Badan Usaha;

3. Foto copy akte pendirian perusahaan yang sah;

4. foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

5. Foto copy bukti kepemilikan lahan;

6. Surat persetujuan penyanding;

7. Peta situasi lokasi kegiatan dengan batas koordinat geografis;

8. Peta / gambar master plan kegiatan yang dikerjakan yang disetujui Instansi Teknis;

9. Jumlah volume / tonase batuan yang akan tergali akibat kegiatan yang dilakukan; dan

10. Surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

14. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 15. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

7. Standar Operasional Prosedur Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin

Pertambangan

Rakyat (IPR)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang Dasar Tahun

1945 beserta perubahannya;

2. Undang – Undang Nomor 4 tahun

2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan

pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 2010 tentang Wilayah

Pertambangan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara, beserta

perubahannya

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55

Tahun 2010 tentang Pembinaan

dan Pembinaan Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 78

Tahun 2010 tentang Reklamasi dan

Pasca Tambang.

9. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 7

Tahun 2014 tentang Reklamasi dan

Pascatambang.

10. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 11

Tahun 2018 tentang Tatacara

pemberian wilayah, perizinan, dan

pelaporan pada kegiatan usaha

pertambangan mineral dan

batubara

11. Keputusan Menteri Pertambangan

dan Energi No 1211.

K/008/M.PE/2014 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

bidang Pertambangan Umum.

12. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

3672.K/30/MEM/2917 tentang

Penetapan Wilayah Pertambangan

Pulau Jawa dan Bali.

13. Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No.

1827.K/30/MEM/2018 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kaidah

Teknik Pertambangan Yang Baik

14. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 4 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan Pertambangan Mineral

Bukan Logam dan Batuan.

15. Peraturan Gubernur Bali Nomor

37 Tahun 2018 tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Daerah

Nomor 4 Tahun 2017 Tentang

Pengelolaan Pertambangan Mineral

Bukan Logam Dan Batuan.

16. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan PTSP.

1. Persyaratan administrasi :

a. Orang perseorangan, paling sedikit meliputi :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

3. Komoditas tambang yang dimohon; dan

4. Surat keterangan dari kelurahan / desa setempat.

b. Kelompok masyarakat, paling sedikit meliputi :

1. Surat permohonan;

2. Komoditas tambang yang dimohon; dan

3. Surat keterangan dari kelurahan / desa setempat.

c. Koperasi setempat, paling sedikit meliputi :

1. Surat permohonan;

2. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

3. Foto copy skte pendirian koperasi yang telah disahkan;

4. Komoditas tambang yang dimohon; dan

5. Surat keterangan dari kelurahan / desa setempat.

2. Persyaratan teknis berupa surat pernyataan yang memuat paling sedikit mengenai :

a. Sumuran / jenjang penggalian paling dalam 10 (sepuluh) meter;

b. Menggunakan pompa mekanik atau permesinan dengan jumlah tenaga maksimal 25 (dua puluh lima) horse power untuk

1 (satu) IPR; dan

c. Tidak menggunakan alat berat dan bahan peledak.

3. Persyaratan finansial berupa laporan keuangan 1 (satu tahun terakhir dan hanya dipersyaratkan bagi koperasi setempat.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 16. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 17. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

8. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha Jasa

Pertambangan

(IUJP)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Dasar Tahun

1945 beserta perubahannya. 2. Undang-Undang Nomor 4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang pembinaan

dan pembinaan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan Mineral dan Batubara.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi

dan Pasca Tambang. 9. Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

10. Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2013 tentang Tata Cara

Pemberian Izin khusus di Bidang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Pertambangan Mineral dan Batubara.

11. Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No 1211.K/008/M.PE/2014 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan

Umum. 12. Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi

No.1204.K/30/MEM/2014 tentang penetapan wilayah

pertambangan jawa dan Bali 13. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

14. Peraturan Gubernur Bali Nomor 6 Tahun 2015 tentang perizinan

Usaha Pertambangan. 15. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat permohonan ditujukan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Akte pendirian badan usaha yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

3. Fotocopy KTP penanggungjawab. 4. Profil badan usaha

5. Fotocopy NPWP.

6. Sertifikasi peralatan . 7. Fotocopy SIUP.

8. Sertifikasi tenaga teknis. Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 18. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

19. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

9. Standar Operasional Prosedur Izin Penguahaan Air Tanah (SIPA)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin

Pengusahaan Air

Tanah (SIPA)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Dasar Tahun

1945 beserta perubahan nya. 2. Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1974 tentang pengairan. 3. Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pengusahaan Sumbr Daya Air. 5. Keputusan menteri ESDM

No,1451 K/10/Men/2000, tentang Pedoman Teknis Penyelenggaran Tugas

Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah.

6. Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2016 tentang Perizinan

Air Tanah. 7. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

20 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Persyaratan :

1. Surat permohonan ditujukan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali. 2. Fotocopy identitas pemohon.

3. Fotocopy izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah yang di perpanjang.

4. Hasil analisa kualitas air tanah sumur pada bulan terakhir. 5. Hasil evaluasi debit air sumur pada bulan terakhir .

6. Fotocopy surat penetapan pajak air tanah 3 (tiga) bulan terakhir

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

20. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 21. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

10. Standar Operasional Prosedur Izin Eksplorasi / Pengeboran / Penggalian (SIPAT)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Eksplorasi /

Pengeboran /

Penggalian

(SIPAT)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Dasar Tahun

1945 beserta perubahan nya. 2. Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1974 tentang pengairan. 3. Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor

121 Tahun 2015 tentang

-

Pengusahaan Sumbr Daya Air. 5. Keputusan menteri ESDM

No,1451 K/10/Men/2000,

tentang Pedoman Teknis Penyelenggaran Tugas

Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah.

6. Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2016 tentang Perizinan Air Tanah.

7. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Surat permohonan ditujukan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Fotocopy identitas pemohon. 3. Fotocopy surat izin perusahaan pengeboran air tanah.

4. Surat pernyataan peruntukan dan kebutuhan air tanah. 5. Denah lokasi titik pengeboran air tanah.

6. Gambar rancangan bangun konstruksi sumur yang telah disetujui dinas.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

22. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

23. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

11. Standar Operasional Prosedur Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah (SIPPAT)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Perusahaan

Pengeboran Air

Tanah (SIPPAT)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 beserta perubahan nya.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang pengairan.

3. Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pengusahaan Sumbr Daya Air. 5. Keputusan menteri ESDM

No,1451 K/10/Men/2000,

tentang Pedoman Teknis Penyelenggaran Tugas

Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah.

6. Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2016 tentang Perizinan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

20 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Air Tanah. 7. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan PTSP.

Persyaratan :

1. Surat permohonan ditujukan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Fotocopy identitas pemohon. 3. Surat pernyataan peruntukkan dan kebutuhan air tanah. 4. Surat pernyataan kesanggupan memasang meter air.

5. Laporan pengeboran air : a. Hasil uji tahanan jenis lapisan batuan (lagging test).

b. Gambar konstruksi sumur yang di setujui dinas. c. Hasil uji pemompaan debit sumur (pumping test).

d. Hasil analisa kualitas air tanah. 6. Surat pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL), UKL-UPL, atau Amdal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

24. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 25. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan 4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

12. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (IUJPTL)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha Jasa

Penunjang

Tenaga Listrik

(IUJPTL)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. UU No.30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan. 2. UU No. 30 Tahun 2007 tentang

Energi. 3. UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. 4. PP No. 14 Tahun 2012 tentang

kegiatan usaha penyediaan

tenaga listrik 5. PP No.23 Tahun 2014 tentang

perubahan atas PP No.14 tahun 2012 tentang kegiatan usaha

penyediaan tenaga listrik. 6. PP No.62 tahun 2012 tentang

usaha jasa penunjang tenaga

listrik.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

22 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

7. PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.

8. PP No. 23 Tahuan 2014 tentang

Perubahan Atas PP No.14 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik. 9. Permen ESDM No.28 Thun 2012

tentang tata cara permohonan wilayah usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.

10. Permen ESDM No.29 Tahun 2012 tentang kapasitas pembangkit

tenaga listrik untuk kepentingan sendiri yang dilaksanakan

berdasarkan izin operasi. 11. Permen ESDM No.35 tahun 2013

tentang tata cara perizinan

ketenagalistrikan. 12. Peraturan Gubernur Bali No. 7

tahun 2016 tentang Perizinan usaha energi baru terbukkan dan

ketenagalistrikan 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Data administrasi.

a. Identitas pemohon. b. Akte Pendirian badan usada c. Profil badan usaha.

d. NPWP.

e. Surat keterangan domosili.

2. Data Teknis. a. Sertifikat badan usaha, kecuali untuk jasa pemeriksaan dan pengujian di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik

tegangan rendah dan lembaga Sertifikatsi Bdan Usaha; b. Rencana pengembangan kantor wilayah untuk lembaga sertifikasi badan usaha pemeriksaan dan pengujian instalasi

pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah; c. Surat penetapan pananggung jawab teknik d. Sertifikat kompetensi tenaga listrik

e. Dokumen sistem manajemen mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

26. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 27. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

13. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (BIOFUEL)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Usaha Niaga Dinas Tenaga Kerja 1. UU No. 30 Tahun 2007 tentang Rp. 0,- (tidak 22 hari

Bahan Bakar

Nabati

(BIOFUEL)

dan ESDM (Tim

Teknis)

Energi. 2. UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

3. Permen ESDM Nomor 20 tahun 2014 tentang perubahan kedua

atas Permen ESDM Nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan

Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar lain.

4. Peraturan Gubernur Bali No. 7 Tahun 2016 tentang Perizinan

Usaha Energi Baru dan Ketenaga Kelistrikkan.

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

dikenakan biaya). kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Persyaratan :

1. Surat permohonan ditujukan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

2. Data administrasi :

a. Akte pendirian badan usaha dengan lingkup usaha bidang energi dan perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan

dari instansi yang berwenang. b. Biodata badan usaha (company profile).

c. NPWP. d. DTP (Surat tanda Daftar Perusahaan).

e. Surat keterangan domisili badan usaha (yang masih berlaku). f. Surat pernyataan tertulis diatas materai mengenai kesanggupan memenuhi ketentuan peraturan perundang – undangan

yang berlaku. g. Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai kesediaan dilakukan inspeksi lapangan.

3. Data Teknis :

a. Izin prinsip. b. Sumber perolehan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar lain yang diusahkan.

c. Data standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain yang diangankan. d. Nama dan merek dagang bahan bakar nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar untuk rentail.

e. Fasilitas dan sarana kegiatan usaha niaga bahan bakar nabati sebagai bahan bakar lain. f. Informasi kelayakan usaha. g. Pernyataan tertulis diatas materai Rp.6000,- mengenai kemampuan penyediaan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai

bahan bakar lain. h. Pernyataan secara tertulis diatas materai Rp. 6000,- mengenai kesanggupan untuk memenuhi aspek keselamatan dan

kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

28. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 29. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

14. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sementara (IUJPTLS)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Usaha

Penyediaan

Tenaga Listrik

Sementara

(IUJPTLS)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

2. UU No.30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan.

3. UU No.23 Tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah. 4. PP No. 14 Tahun 2012 tentang

kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.

5. PP No.62 tahun 2012 tentang usaha jasa penunjang tenaga listrik.

6. PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.

7. PP No. 23 Tahuan 2014 tentang Perubahan Atas PP No.14

tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik;

8. Permen ESDM No.28 Thun 2012 tentang tata cara permohonan

wilayah usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan

umum. 9. Permen ESDM No.29 Tahun

2012 tentang kapasitas

pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri yang

dilaksanakan berdasarkan izin

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

22 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

operasi. 10. Permen ESDM No.35 tahun 2013

tentang tata cara perizinan

ketenagalistrikan. 11. Peraturan Gubernur Bali No. 7

tahun 2016 tentang Perizinan usaha energi baru terbukkan

dan ketenagalistrikan. 12. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Data administrasi.

a. Identitas pemohon. b. Profil pemohon. c. NPWP.

2. Data teknis. a. Studi kelayakan awal.

b. Surat penetapan sebagai calon pengembang usaha penyediaan tenaga listrik dari pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik selaku calon pembeli tenaga listrik atau penyewa jaringan tenaga listrik untuk usaha pembangkit tenaga

listrik , usaha transmisi tenaga listrik, atau usaha distribusi tenaga listrik

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

30. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 31. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

15. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Penyediaan

Tenaga Listrik

(IUPTL)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi;

2. UU No.30 Tahun 2009 tentang

ketenagalistrikan. 3. UU No.23 Tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah. 4. PP No. 14 Tahun 2012 tentang

kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.

5. PP No.62 tahun 2012 tentang

usaha jasa penunjang tenaga listrik.

6. PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.

7. PP No. 23 Tahuan 2014 tentang Perubahan Atas PP No.14 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

22 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik..

8. Permen ESDM No.28 Thun 2012

tentang tata cara permohonan wilayah usaha penyediaan tenaga

listrik untuk kepentingan umum. 9. Permen ESDM No.29 Tahun 2012

tentang kapasitas pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri yang dilaksanakan

berdasarkan izin operasi. 10. Permen ESDM No.35 tahun 2013

tentang tata cara perizinan ketenagalistrikan.

11. Peraturan Gubernur Bali No. 7 tahun 2016 tentang Perizinan usaha energi baru terbukkan dan

ketenagalistrikan. 12. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Data administrasi. a. Identitas pemohon.

b. Profil pemohon. c. NPWP.

2. Data teknis

a. Studi kelayakan awal.

b. Surat penetapan sebagai calon pengembang usaha penyediaan tenaga listrik dari pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik selaku calon pembeli tenaga listrik atau penyewa jaringan tenaga listrik untuk usaha pembangkit tenaga

listrik , usaha transmisi tenaga listrik, atau usaha distribusi tenaga listrik

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

32. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 33. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

16. Standar Operasional Prosedur Izin Operasi Ketenagalistrikan (IO)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Operasi

Ketenagalistrikan

(IO)

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. UU No.30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan. 2. UU No. 30 Tahun 2007 tentang

Energi. 3. UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

4. PP No. 14 Tahun 2012 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

22 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik

5. PP No.23 Tahun 2014 tentang

perubahan atas PP No.14 tahun 2012 tentang kegiatan usaha

penyediaan tenaga listrik. 6. PP No.62 tahun 2012 tentang

usaha jasa penunjang tenaga listrik.

7. PP No. 27 Tahun 2012 tentang

izin lingkungan. 8. PP No. 23 Tahuan 2014 tentang

Perubahan Atas PP No.14 tentang Kegiatan Usaha

Penyediaan Tenaga Listrik. 9. Permen ESDM No.28 Thun 2012

tentang tata cara permohonan

wilayah usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan

umum. 10. Permen ESDM No.29 Tahun

2012 tentang kapasitas pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri yang

dilaksanakan berdasarkan izin operasi.

11. Peraturan Gubernur Bali No. 7 tahun Permen ESDM No.35

tahun 2013 tentang tata cara perizinan ketenagalistrikan.

12. 2016 tentang Perizinan usaha

energi baru terbukkan dan ketenagalistrikan.

diterima

lengkap dan

benar.

13. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang PTSP.

Persyaratan :

1. Data administrasi. a. Identitas pemohon.

b. Profil pemohon. c. NPWP.

2. Data teknis.

a. Lokasi instalasi termasuk tata kerja (gambar situasi). b. Diagram satu garis;

c. Jenis dan kapasitas instalasi penyediaan tenaga listrik; d. Jadwal pembangunan;

e. Jadwal pengorepasian. 3 .Dokumen lingkungan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

34. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 35. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

17. Standar Operasional Prosedur Surat Keterangan Terdaftar Ketenagalistrikan (SKT) Kapasitas >25Kva sd. 200 kVA

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat

Keterangan

Terdaftar

Ketenagalistrikan

(SKT) Kapasitas

>25Kva sd. 200

kVA

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. UU No.30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan. 2. UU No. 30 Tahun 2007 tentang

Energi. 3. UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. 4. PP No. 14 Tahun 2012 tentang

kegiatan usaha penyediaan

tenaga listrik 5. PP No.23 Tahun 2014 tentang

perubahan atas PP No.14 tahun 2012 tentang kegiatan usaha

penyediaan tenaga listrik. 6. PP No.62 tahun 2012 tentang

usaha jasa penunjang tenaga

listrik.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

22 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

7. PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.

8. PP No. 23 Tahuan 2014 tentang

Perubahan Atas PP No.14 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik. 9. Permen ESDM No.28 Thun 2012

tentang tata cara permohonan wilayah usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.

10. Permen ESDM No.29 Tahun 2012 tentang kapasitas pembangkit

tenaga listrik untuk kepentingan sendiri yang dilaksanakan

berdasarkan izin operasi. 11. Permen ESDM No.35 tahun 2013

tentang tata cara perizinan

ketenagalistrikan. 12. Peraturan Gubernur Bali No. 7

tahun 2016 tentang Perizinan usaha energi baru terbukkan dan

ketenagalistrikan. 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Data administrasi.

a. Identitas pemohon. b. Akte Pendirian badan usada c. Profil badan usaha.

d. NPWP.

e. Surat keterangan domosili.

1. Data Teknis. a. Sertifikat badan usaha, kecuali untuk jasa pemeriksaan dan pengujian di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik

tegangan rendah dan lembaga Sertifikatsi Bdan Usaha; b. Rencana pengembangan kantor wilayah untuk lembaga sertifikasi badan usaha pemeriksaan dan pengujian instalasi

pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah; c. Surat penetapan pananggung jawab teknik d. Sertifikat kompetensi tenaga listrik

e. Dokumen sistem manajemen mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

36. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 37. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

18. Standar Operasional Prosedur Laporan Kapasitas <25 kVA

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Laporan

Kapasitas <25

kVA

Dinas Tenaga Kerja

dan ESDM (Tim

Teknis)

1. UU No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

2. UU No. 30 Tahun 2007 tentang

Energi. 3. UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. 4. PP No. 14 Tahun 2012 tentang

kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik

5. PP No.23 Tahun 2014 tentang

perubahan atas PP No.14 tahun 2012 tentang kegiatan usaha

penyediaan tenaga listrik. 6. PP No.62 tahun 2012 tentang

usaha jasa penunjang tenaga listrik.

7. PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin

lingkungan. 8. PP No. 23 Tahuan 2014 tentang

Perubahan Atas PP No.14 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik. 9. Permen ESDM No.28 Thun 2012

tentang tata cara permohonan

wilayah usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.

10. Permen ESDM No.29 Tahun 2012 tentang kapasitas

pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri yang dilaksanakan berdasarkan izin

operasi. 11. Permen ESDM No.35 tahun 2013

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

22 hari

kerjasejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

tentang tata cara perizinan ketenagalistrikan.

12. Peraturan Gubernur Bali No. 7

tahun 2016 tentang Perizinan usaha energi baru terbukkan dan

ketenagalistrikan. 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Data administrasi

a. Identitas pemohon. b. Akte Pendirian badan usada

c. Profil badan usaha. d. NPWP. e. Surat keterangan domosili.

2. Data Teknis a. Sertifikat badan usaha, kecuali untuk jasa pemeriksaan dan pengujian di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik

tegangan rendah dan lembaga Sertifikatsi Bdan Usaha; b. Rencana pengembangan kantor wilayah untuk lembaga sertifikasi badan usaha pemeriksaan dan pengujian instalasi

pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah;

c. Surat penetapan pananggung jawab teknik d. Sertifikat kompetensi tenaga listrik

e. Dokumen sistem manajemen mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 38. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 39. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

F. Bidang Lingkungan

1. Standar Operasional Prosedur Izin Lingkungan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Lingkungan Dinas Lingkungan

Hidup (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup; 2. PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang izin

Lingkungan; 3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor :5 tahun 2016 tentang jenis – jenis

rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak

lingkungan hidup;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

16 Hari Kerja

4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan lingkungan Hidup;

5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman

keterlibatan masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup dan izin Lingkungan; 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 8 Tahun 2013 tentang tata laksana

penilaian dan pemeriksaan dokumen Lingkungan Serta Penerbitan Izin

Lingkungan; 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

nomor 5 tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisi Mengenai dampak Lingkungan Hidup;

8. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali;

2. Rekomendasi UKL – UPL dari Kepala Lingkungan Hidup Provinsi Bali;

3. Formulir UKL – UPL yang telah disyahkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

40. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 41. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Izin Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) Skala Provinsi.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin

Pengumpulan

Limbah Bahan

Berbahaya

Beracun (B3)

Skala Provinsi.

Dinas Lingkungan

Hidup (Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

3. Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol Label Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun; 4. Peraturan Menteri Lingkungan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

16 Hari Kerja

Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun; 5. Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan

Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan

Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh

Pemerintah Daerah; 6. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 10 Tahun 2016 tentang Oraganisasi dan Tata Kerja Perangkat Perangkat Daerah

Provinsi Bali; 7. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, tugas dan

fungsi, serta tata kerja Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali.

8. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

1. Permohonan diajukan kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali (tanda tangan, stempel basah diatas materai Rp. 6000)

2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Identitas Direktur

3. Surat Pernyataan Keabsahan Dokumen materai Rp. 6.000

4. Amdal/ UKL/UPL/Izin Lingkungan

5. IMB

6. SIUP

7. TDP

8. Keterangan Lokasi (nsms tempat / letak, luas, titik koordinat)

9. Jenis – jenis Limbah yang akan di kelola

10. Jumlah limbah B3 (Untuk Jenis Limbah yang akan dikelola

11. Karakteristik per jenis Limbah yang akan dikelola

12. Tata letak Penempatan Limbah di Tempat Penyimpanan Sementara

13. Desain Konstruksi tempat Penyimpanan

14. Lay Out Kegiatan

15. Uraian tentang proses pengumpulan dan perpindahan limbah (asal limbah dan titik akhir perjalan limbah)

16. Surat kesepakatan antar pengumpulan dan pengolah/ pemanfaatan / penimbun limbah

17. Uraian tentang pengelolaan pasca pengumpulan

18. Perlengkapan sistem tanggap darurat

19. Tata letak saluran drainase

20. Lingkup area kegiatan pengumpulan

Persyaratan khusus :

Jika proses perizinan dan non perizinan tidak dilakukan oleh penanggung jawab atau pimpinan perusahaan, agar melampirkan

Surat Kuasa (sesuai format yang telah ditentukan) yang ditandatangani di atas materai yang cukup.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

42. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 43. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

G. Bidang Pariwisata

1. Standar Operasional Prosedur Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan

Insentif Konferensi dan Pameran.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Tanda Daftar

Usaha Pariwisata

(TDUP) Usaha

Jasa

Penyelenggaraan

Pertemuan,

Perjalanan

Insentif

Konferensi dan

Pameran.

Dinas Pariwisata

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang No. 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan; 2. Peraturan Menteri Pariwisata

Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2016 tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata;

3. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

7 – 14 hari

Persyaratan :

1. Pemohon Pendaftaran Usaha pariwisata Di Ajukan Secara Tertulis oleh Pengusaha Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dengan Materai Rp. 6000,-

2. Foto copy akte pendirian badan usaha yang mencamtumkan usaha jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif Konferensi Pameransebagai maksud dan tujuannya, serta perubahannya apabila ada.

3. Foto Copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

4. Fotocopy Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). 5. Foto copy izin undang – undang gangguan (HO).

6. Dokumen UKL/UPL atau SPPL. 7. Pengajuan dokumen yang disampaikan dengan memperlihatkan dokumen aslinya atau mmperlihatkan fotocopy atau

salinan yang telah di legalisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan 8. Pengusaha wajib menjamin melalui pernyataan tertulis bahwa data dan dokumen adalah absah, benar dan sesuai dengan

fakta

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

44. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

45. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Daya Tarik Wisata (DTW)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Tanda Daftar

Usaha Pariwisata

(TDUP) Daya

Tarik Wisata

(DTW) Lintas

Kab. / Kota

Dinas Pariwisata

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang No. 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan; 2. Peraturan Menteri Pariwisata

Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2016 tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata;

3. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

7 – 14 hari

Persyaratan :

1. Pemohon Pendaftaran Usaha data tarik wisata diajukan Secara tertulis oleh pengusaha kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dengan Materai Rp. 6000,-

2. Foto copy akta pendirian badan usaha yang mencamtumkan usaha daya tarik wisatasebagai maksud dan tujuannya, beserta perubahannya apabila ada, untuk usaha yang berbentuk badan usaha, atau fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk

usaha perseorangan. 3. Fotocopy bukti hak pengelolaan dari pemilik daya tarik wisata.

4. Foto Copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 5. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). 6. Izin undang – undang gangguan (HO).

7. Dokumen UKL/UPL atau SPPL. 8. Pengajuan dokumen yang disampaikan dengan memperlihatkan dokumen aslinya atau memperlihatkan fotocopy atau salinan

yang telah di legalisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan 9. Pengusaha wajib menjamin melalui pernyataan tertulis bahwa data dan dokumen adalah absah, benar dan sesuai dengan fakta

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

46. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 47. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Kawasan Pariwisata

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Tanda Daftar

Usaha Pariwisata

(TDUP) Kawasan

Pariwisata

Dinas Pariwisata

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

2. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Pendaftaran Usaha Pariwisata; 3. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

7 – 14 hari

Persyaratan :

1. Pemohon Pendaftaran Usaha kawasan pariwisata diajukan secara tertulis oleh perusahaan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dengan Materai Rp. 6000,-

2. Foto copy akta pendirian badan usaha yang mencamtumkan usaha kawasan pariwisata sebagai maksud dan tujuannya,

beserta perubahannya apabila ada, untuk usaha yang berbentuk badan usaha, atau fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk usaha perseorangan.

3. Fotocopy bukti hak pengelolaan / hak atas tanah pengelolaan kawasan pariwisata. 4. Foto Copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

5. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). 6. Izin undang – undang gangguan (HO). 7. Dokumen UKL/UPL atau SPPL.

8. Pengajuan dokumen yang disampaikan dengan memperlihatkan dokumen aslinya atau memperlihatkan fotocopy atau salinan yang telah di legalisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan

9. Pengusaha wajib menjamin melalui pernyataan tertulis bahwa data dan dokumen adalah absah, benar dan sesuai dengan fakta.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

48. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 49. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Wisata Tirta

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Tanda Daftar

Usaha Pariwisata

(TDUP) Usaha

Wisata Tirta.

Dinas Pariwisata

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

2. Peraturan Menteri Pariwisata

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Pendaftaran Usaha Pariwisata; 3. Peraturan Daerah Provinsi Bali

nomor 7 tahun 2007 tentang usaha penyediaan sarana wisata tirta.

4. Peraturan Gubernur Nomor 24 tahun 2008 tentang Izin Usaha

Penyediaan Sarana Wisata Tirta. 5. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

7 – 14 hari

Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

1. Permohonan Pendaftaran usaha pariwisata Di Ajukan Secara Tertulis oleh Pengusaha Kepada Kepala Dinas Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dengan Materai Rp. 6000,- 2. Foto copy akte pendirian badan usaha yang mencamtumkan usaha tirta sebagai maksud dan tujuannya, serta

perubahannya apabila ada, untuk pengusaha yang berbadan usaha, atau fotocopy KTP untuk pengusaha perseorangan; 3. Foto Copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

4. Fotocopy Surat Ijin Tempat Usaha (SITU); 5. Foto copy izin undang – undang gangguan (HO); 6. Dokumen UKL/UPL atau SPPL;

7. Fotocopy izin lokasi bagi kegiatan wisata tirta yang sifatnya menetap di laut; 8. Khusus untuk sub jenis usaha dermaga bahari TDUP dijadikan dasar untuk mengurus dan memperoleh izin operasional,

selanjutnya pengusaha wajib mengajukan permohonan kembali untuk pemutahiran daftar usaha pariwisata dengan melampiran fotocopy izin operasional yang telah dilegalisasi / disahkan.

9. Daftar peralatan dan dokumen kelayakan 10. Daftar dive master dan / atau instruktur 11. Dokumen tenaga kerja

12. Pengajuan dokumen yang diftcopy disampaikan dengan memperlihatkan dokumen aslinya atau memperlihatkan fotocopy atau salinan yang telah di legalisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

13. Pengusaha wajib menjamin melalui pernyataan tertulis bahwa data dan dokumen adalah absah, benar dan sesuai dengan fakta

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

50. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 51. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Jasa Perjalanan Wisata

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Tanda Daftar

Usaha Pariwisata

(TDUP) Usaha

Jasa Perjalanan

Wisata

Dinas Pariwisata

(Tim Teknis)

1. Undang–Undang nomor 10 tahun 2009 tentang

Kepariwisataan. 2. Peraturan Menteri Pariwisata

Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata;

3. Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 1 tahun 2010 tentang

Usaha Perjalanan Wisata 4. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

7 – 14 hari

Persyaratan :

1. Pemohon Pendaftaran Usaha pariwisata Di Ajukan Secara Tertulis oleh Pengusaha Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal

Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dengan Materai Rp. 6000,-

2. Foto copy akte pendirian badan usaha yang mencamtumkan usaha perjalanan wisata sebagai maksud dan tujuannya, serta perubahannya apabila ada, untuk pengusaha yang berbadan usaha, atau fotocopy KTP untuk pengusaha

perseorangan 3. Foto Copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

4. Fotocopy Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) 5. Foto copy izin undang – undang gangguan (HO)

6. Dokumen UKL/UPL atau SPPL 7. Pengajuan dokumen yang disampaikan dengan memperlihatkan dokumen aslinya atau memperlihatkan fotcoy atau salinan

yang telah di legalisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan

8. Pengusaha wajib menjamin melalui pernyataan tertulis bahwa data dan dokumen adalah absah, benar dan sesuai dengan fakta

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

52. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

53. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

H. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

1. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Teknis Galian Jalan Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Teknis Galian

Jalan Provinsi

Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan

Ruang (Tim Teknis)

1. UU Nomor 38 Tahun 2004

tentang Jalan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 34

Tahun 2006 tentang Jalan; 3. Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Bagian Jalan;

4. Peraturan Gubernur Bali Nomor 50 Tahun 2013 tentang Standar

Operasional Prosedur Dinas-Dinas Di Lingkungan Pemerintah

Provinsi Bali; 5. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 (lima) hari

kerja setelah

berkas lengkap

Persyaratan :

1. Indentitas Pemohon :

a. Fotocopy Akte Perusahaan;

b. Fotocopy KTP;

c. Surat Pernyataan Kesanggupan.

2. Indentitas Perusahaan Pelaksana :

a. Fotocopy Akte Perusahaan;

b. Fotocopy KTP;

c. Pengawas Lapangan dr pemohon.

3. Persyaratan Teknis :

a. Lokasi;

b. Jenis Pemanfaatan;

c. Jadwal Waktu Pelaksanaan;

d. Rencana Teknis Rinci, gambar, dan bahan konstruksi;

e. Metode pelaksanaan;

f. RAB, Jaminan Pelaksanaan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 54. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 55. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Teknis Ijin Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Teknis Ijin

Pemanfaatan

Infrastruktur

Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan

Ruang (Tim Teknis)

1. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

2. Undang – Undang Republik Indonesua No. 26 Tahun 2007

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

3 hari kerja

setelah

diterima

rekomendasi

Sumber Daya Air tentang Penataan Ruang; 3. Undang – undang Republik

Indonesia No. 1 Tahun 2014

tentang Perubahan atas UU No. 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil;

4. Undang – Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2007

tentan Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

7. Peraturan Presiden No. 51 Tahun 2016 tentang Batas Sempadan Pantai;

8. Peraturan Meneteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No. 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai

9. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi Bali; 10. Peraturan Daerah Provinsi Bali

teknis dari

OPD Teknis

No. 8 Tahun 2015 tentang Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi

11. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 10 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

12. Peraturan Gubernur Bali No. 86 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Oraganisasi, Tugas dan

Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu; 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Irigasi :

1. Identitas Pemohon :

a. Fotocopy Akte Perusahaan ;

b. Fotocopy KTP;

c. Surat Pernyataan Kesanggupan;

2. Identitas Perusahaan Pelaksana;

a. Fotocopy Akte Perusahaan;

b. Fotocopy KTP;

c. Pengawas Lapangan dari Pemohon;

3. Persyaratan Teknis;

a. Lokasi;

b. Jenis Pemanfaatan;

c. Jadwal Waktu Pelaksanaan;

d. Rencana Teknis Rinci, gambar dan bahan konstruksi;

e. Metode pelaksanaaan;

f. RAB, Jaminan Pelaksanaan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 56. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 57. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

Pengaman pantai :

Persyaratan :

1. Mengajukan Permohonan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Bali Bermaaterai 6000

2. Foto copy akta perusahaan

3. Foto copy KTP Pemohon

4. Surat Pernyataan Kesanggupan Memenuhi Semua Persyaratan yang ditentukan dalam surat izin

5. Peta Lokasi Pelaksanaan

6. Jadwal / Waktu Pelaksanaan

7. RAB dan Gambar Konstruksi

8. Dokumen Lingkungan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

58. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

59. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

I. Bidang Perdagangan dan Perindustrian

1. Standar Operasional Prosedur Angka Pengenal Imporir (API)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Angka

Pengenal Imporir

(API)

Dinas Perdagangan

dan Perindustrian

(Tim Teknis)

1. Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 54/M-DAG/PER/10/2009 tanggal 9

Oktober 2009 tentang Ketentuan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari

kerjasejak

surat

di bidang Impor 2. Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 27/M-DAG/PER/5/2012

tanggal 1 Mei 2012 tentang Ketentuan Angka Pengenal

Impor 3. Permendag Nomor 71/M-

DAG/PER/9/2013 tanggal 12Desember 2013 tentang pendelegasian kewenangan

penerbitan Angka pengenal Impor Penyelenggaraan

Pelayanan terpadu Satu Pintu. 4. Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 54/M-DAG/PER/10/2009 tanggal 9 Oktober 2009 tentang Ketentuan

di bidang Impor 5. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Persyaratan :

1. Persyaratan API-U

a. Foto Copy akte notaris pendirian perusahaan dan perubahannya jika ada. b. Foto Copy Surat kterangan domisili kantor pusat perusahaan yang masih berlaku dari kantor kelurahan setempat atau

fotocopy perjanjian sewa tempat berusaha dengan pengelola atau pemilik bangunan. c. Foto Copy Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Usaha Lain yang sejenisnya yang di terbitkan oleh

Instansi/dinas berwenang dibidang perdagangan atau penanaman modal. d. Foto Copy Tanda Pendaftaran perusahaan (TDP). e. Foto Copy Nomor Pokok wajib pajak (NPWP) Perusahaan atau Perorangan dan penanggung jawab Perusahaan

f. Referensi dari bank Devisa.

g. FotoCopy KTP atau Paspor dari Pengurus atau Direksi Perusahaan dan h. Fas foto Terakhir dengan latar belakang warna Merah masing – masing pengurus atau Direksi perusahaan 2 (dua) lembar

ukuran 3 x 4cm.

2. Persyaratan API-P a. Foto Copy akte notaris pendirian perusahaan dan perubahannya jika ada.

b. Foto Copy Surat kterangan domisili kantor pusat perusahaan yang masih berlaku dari kantor kelurahan setempat atau fotocopy perjanjian sewa tempat berusaha dengan pengelola atau pemilik bangunan.

c. Foto Copy Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Usaha Lain yang sejenisnya yang di terbitkan oleh

Instansi/dinas berwenang dibidang perdagangan atau penanaman modal. d. Foto Copy Tanda Pendaftaran perusahaan (TDP).

e. Foto Copy Nomor Pokok wajib pajak (NPWP) Perusahaan atau Perorangan dan penanggung jawab Perusahaan f. Referensi dari bank Devisa.

g. FotoCopy KTP atau Paspor dari Pengurus atau Direksi Perusahaan dan h. Fas foto Terakhir dengan latar belakang warna Merah masing – masing pengurus atau Direksi perusahaan 2 (dua) lembar

ukuran 3 x 4cm.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

60. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 61. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Industri (IUI) Besar

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Industri (IUI)

Besar

Dinas Perdagangan

dan Perindustrian

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian;

2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor

107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri Tanggal 23 Desember 2015;

4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016

Tentang Besaran Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Investasi untuk

klasifikasi Usaha Industri Tanggal 26 Juni 2016;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraab Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

5 (lima) hari

kerja sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Persyaratan :

1. Fotocopy identitas diri pemohon;

2. Fotocopy nomor pokok wajib pajak (NPWP) perusahaan;

3. Fotocopy akte pendirian perusahaan dan/atau perubahannya yang telah disahkan / ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang;

4. Fotocopy izin lingkungan atau Fotocopy izin lingkungan kawasan industri.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 62. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 63. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP - MB) Distributor

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Perdagangan

Minuman

Beralkohol (SIUP

- MB) Distributor

Dinas Perdagangan

dan Perindustrian

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang nomor 7 tahun 2014 tentang

perdagangan; 2. Peraturan menteri perdagangan

RI nomor 20/M-DAG/PER/4/2014 tanggal 11 april 2014 tentang pegendalian

dan pengawasan terhadap pengadaan . pengedaran dan

penjualan minuman beralkohol; 3. Peraturan menteri perdagangan

RI Nomor 72/M-DAG/PER/10/2014 tanggal 14 oktober 2014 tentang perubahan

atas peraturan menteri perdagangan RI Nomor 20/M-

DAG/PER/2014 tentang pengendalian atas pengawasan

terhadap pengadaan peredaran

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 (lima) hari

kerja sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

dan penjualan minuman beralkohol;

4. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Mengajukan surat permohonan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

2. Foto copy akte pendirian perseroan terbatas dan pengesahan badan hukum dari pejabat yang berwenang dan akte

perubahan. 3. Surat penunjukkan sebagai distributor dari produsen dan atau IT-MB.

4. Rekomendasi dari Gubernur dalam hal ini kepala dinas provinsi untuk setiap provinsi wilayah pemasaran, yang didukung dengan berita acara penelitian lapangan dari dinas ksbupaten / kota tempat domisili perusahaan.

5. Foto copy SIUP menengah atau besar. 6. Fotocopy TDP. 7. Fotocopy TDG.

8. Pas foto penanggung jawab perusahaan 3 x 4 berwarna 2 lembar. 9. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan

10. Fotocopy Nomor pokok Pengusahan Barang Kena Cukai (NPPBKC),perusahan yang memperpanjang SIUP – MB . 11. Fotocopy izin usaha (IUI) dari keMenterian perindustrian bagi perusahan yang ditunjukkan produsen dalam negeri.

12. Fotocopy izin edar dari BPOM. 13. Surat pernyataan diatas materai yang cukup yang menyatakan hanya akan melakukan penjualan minuman beralkohol

kepada sub Distributor, pengecer atau penjual langsung yang ditunjukkin.

14. Surat pernyataan diatas meterai yang menyatakan memiliki dan atau menguasai gudang.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 64. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

65. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol untuk Toko Bebas Bea (SIUP – MB – TBB)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Perdagangan

Minuman

Beralkohol

untuk Toko

Bebas Bea (SIUP

– MB – TBB)

Dinas Perdagangan

dan Perindustrian

(Tim Teknis)

1. Peraturan Menteri Perindustrian R.I. No.41/M-IND/PER/G/2008,

Tanggal 25 Januari 2008 tentang ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan Dan Tanda Daftar Industri;

2. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 (lima) hari

kerja sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Persyaratan :

1. Copy akte Pendirian Perusahaan dan atau perubahannya, Khusus bagi Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas akte

tersebut tekah disahkan oleh MenteriHukum dan HAM. 2. Copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 3. Copy Izin Surat Persetujuan Prinsip (Model Pi-l).

4. Copy Formulir Model Pm-II tentang Informasi kemajuan pembangunan pabrik dan sasaran produksi (proyek). 5. Copy Izin Undang – Undang Gangguan.

6. Copy Izin Lokasi.

7. Copy dokumen penyajian informsi tentang Usaha – usaha pelestarian yang meliputi :

Analisa Mengenai dampak Lingkungan (AMDAL) Atau

Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

66. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 67. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya (SIUP – B2) untuk Distributor Terdaftar Bahan

Berbahaya (DT – B2)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja) s

Surat Izin Usaha

Perdagangan

Bahan

Berbahaya (SIUP

– B2) untuk

Distributor

Terdaftar Bahan

Berbahaya (DT –

Dinas Perdagangan

dan Perindustrian

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/9/2009

tentang Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan

Berbahaya; 3. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

5 (lima) hari

kerja sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

B2) Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

benar.

Persyaratan :

1. Mengajukan surat permohonan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali;

2. Perusahaan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas, Persekutuan Komanditer atau Persekutuan Firma; 3. Memenuhi persyaratan umum untuk melakukan perdagangan yaitu SIUP, TDP, SITU / Izin Gangguan (HO), dan NPWP

4. Memiliki peralatan sistem Tanggap Darurat dan Tenaga Ahli di bidang Pengelolaan B2 5. Memiliki dan / atau menguasai sarana distribusi B2 berupa tempat penyimpanan, fasilitas pengemasan ulang (repacking),

dan alat transportasi yang memenuhi syarat keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup, yang dibuktikan

dengan Berita Acara Pemeriksaan Fisik oleh Tim Pemeriksa Provinsi Setempat. 6. Foto copy akte pendirian perseroan terbatas dan pengesahan badan hukum dari pejabat yang berwenang dan akte

perubahan. 7. Surat penunjukkan sebagai distributor dari produsen dan atau IT-MB.

8. Rekomendasi dari Gubernur dalam hal ini kepala dinas provinsi untuk setiap provinsi wilayah pemasaran, yang didukung dengan berita acara penelitian lapangan dari dinas ksbupaten / kota tempat domisili perusahaan.

9. Foto copy SIUP menengah atau besar.

10. Fotocopy TDP. 11. Fotocopy TDG.

12. Pas foto penanggung jawab perusahaan 3 x 4 berwarna 2 lembar. 13. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan

14. Fotocopy Nomor pokok Pengusahan Barang Kena Cukai (NPPBKC),perusahan yang memperpanjang SIUP – MB . 15. Fotocopy izin usaha (IUI) dari keMenterian perindustrian bagi perusahan yang ditunjukkan produsen dalam negeri. 16. Fotocopy izin edar dari BPOM.

17. Surat pernyataan diatas materai yang cukup yang menyatakan hanya akan melakukan penjualan minuman beralkohol kepada sub Distributor, pengecer atau penjual langsung yang ditunjukkin.

18. Surat pernyataan diatas meterai yang menyatakan memiliki dan atau menguasai gudang

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

68. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 69. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya (SIUP – B2) untuk Pengecer Terdaftar Bahan

Berbahaya (PT – B2)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Perdagangan

Bahan

Berbahaya (SIUP

– B2) untuk

Pengecer

Terdaftar Bahan

Berbahaya (PT –

B2)

Dinas Perdagangan

dan Perindustrian

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang

Perdagangan;

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Pengadaan, Distribusi

dan Pengawasan Bahan Berbahaya;

3. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 (lima) hari

kerja sejak

surat

permohonan

dan berkas

persyaratan

diterima

lengkap dan

benar.

Persyaratan :

1. Perusahaan berbentuk badan usaha; 2. Memenuhi persyaratan umum untuk melakukan perdagangan seperti SIUP,TDP, SITU/Izin Gangguan (HO), dan NPWP

3. Memiliki fasilitas penyimpanan yang memenuhi syarat keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup yang dibuktikan denganBerita Acara Pemeriksaan Fisik oleh Tim Pemeriksa Kabupaten / Kota setempat; dan

4. Memiliki surat penunjukan dari IT-B2, P-B2, DT-B2 atau kombinasi ketiganya 5. Mengajukan surat permohonan Kepada Gubernur Bali C.q. Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali. 6. Foto copy akte pendirian perseroan terbatas dan pengesahan badan hukum dari pejabat yang berwenang dan akte

perubahan.

7. Surat penunjukkan sebagai distributor dari produsen dan atau IT-MB. 8. Rekomendasi dari Gubernur dalam hal ini kepala dinas provinsi untuk setiap provinsi wilayah pemasaran, yang didukung

dengan berita acara penelitian lapangan dari dinas ksbupaten / kota tempat domisili perusahaan. 9. Foto copy SIUP menengah atau besar.

10. Fotocopy TDP. 11. Fotocopy TDG. 12. Pas foto penanggung jawab perusahaan 3 x 4 berwarna 2 lembar.

13. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan 14. Fotocopy Nomor pokok Pengusahan Barang Kena Cukai (NPPBKC),perusahan yang memperpanjang SIUP – MB .

15. Fotocopy izin usaha (IUI) dari keMenterian perindustrian bagi perusahan yang ditunjukkan produsen dalam negeri. 16. Fotocopy izin edar dari BPOM.

17. Surat pernyataan diatas materai yang cukup yang menyatakan hanya akan melakukan penjualan minuman beralkohol kepada sub Distributor, pengecer atau penjual langsung yang ditunjukkin.

18. Surat pernyataan diatas meterai yang menyatakan memiliki dan atau menguasai gudang.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

70. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

71. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

J. Bidang Peternakan

1. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak Unggas DOC ( Day Old Chicken ) antar Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran Ternak

Unggas DOC ( Day

Old Chinken ) antar

Provinsi

Dinas Peternakan

Dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun

1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan 4. Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2009 tentang Peternakan

dan Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41

Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Maksimal 14

hari, apabila

persyaratan

lengkap.

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

9. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

10. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan

Transit Unggas dari Luar Pulau Bali.

13. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

daerah asal yang menyatakan wilayah/lokasi breeding farm sekurang–kurangnya dalam 6 bulan terakhir bebas

dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang wajib dilengkapi dengan Sertifikat Pullorum.

b. Apabila terjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) maupun Wabah dari penyakit exotic (baru) yang berpotensi

menyebarkan di wilayah Provinsi Bali, maka diperlukan persyaratan teknis tambahan sesuai dengan petunjuk

teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal

yang dilengkapi dengan hasiluji laboratorium sesuai dengan methode dan jenis penyakit yang

dipersyaratkan./direkomendasikan.

d. Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kabupaten/Kota yang menyatakan bahwa pemohon telah mengelola Rumah Potong Unggas ( RPU) untuk

permohonan diatas 150.000 ekor yang disertai dengan rencana tujuan distribusi DOC.

e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah penerima

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal. c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 72. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 73. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak Unggas DOD ( Day Old Duck ) antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Ternak Unggas

DOD ( Day Old

Duck ) antar

Dinas Peternakan

Dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Maksimal 14

hari, apabila

persyaratan

lengkap.

Provinsi tentang Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 9. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 10. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina Hewan

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas

dari Luar Pulau Bali. 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan PTSP.

Persyaratan :

Administrasi Persyaratan Administrasi:

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal

yang menyatakan breeding farm sumber DODsekurang–kurangnya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir bebas dari

penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang dilengkapi dengan uji laboratorium dan Sertifikat Bebas Pullorum yang

masih berlaku.

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal yang

dilengkapi dengan hasiluji laboratorium sesuai dengan methode dan jenis penyakit yang

dipersyaratkan./direkomendasikan.

c. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan DOC tidak diizinkan

sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang

d. DOD yang dimasukkan bersumber dari Breeding Farm yang telah menerapkan Good Duck Farmer(GDF) khususnya

manajemen kesehatan hewan yang baik dan benar dengan Rekomendasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Provinsi Bali.

e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Surat Persetujuan Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

penerima

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

74. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 75. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Telur Tetas (Hatching Egg) antar Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Telur Tetas

(Hatching Egg)

antar Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap.

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

9. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

10. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 12. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali.

13. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

Administrasi Persyaratan Administrasi:

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan) :

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan breeding farm sumber telur tetas (Hatching Egg) sekurang–kurangnya dalam kurun waktu 6

bulan terakhir bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang dilengkapi dengan uji laboratorium dan Sertifikat Bebas Pullorum yang masih berlaku.

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal yang dilengkapi dengan hasiluji laboratorium sesuai dengan methode dan jenis penyakit yang

dipersyaratkan./direkomendasikan. c. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Telur tetas tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang .

d. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran) a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

penerima. b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

76. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

77. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan / Pengeluaran Ternak/ Hewan/ Satwa antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran Ternak/

Hewan/ Satwa antar

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

Provinsi Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2012 tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41

Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

benar.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan

Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 12. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian Pemasukan

Unggas dan/atau produk unggas dari Negara Republik Rakyat

China ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 1999 tentang Pemasukan

Anjing, Kucing, Kera dan sebangsanya ke wilayah/ daerah

bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006

tentang Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari

Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia; 16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan

Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten Badung,

Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali

sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013,

Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika

Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Penanggulangan Rabies; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88 Tahun 2008 tentang

Penutupan Sementara Pemasukan dan/atau

Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya dari dan/atau ke Provinsi Bali.

24. Peraturan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali.

25. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

Administrasi Persyaratan Administrasi:

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangni fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS)yang dilengkapi dengan uji

laboratorium.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/

Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Apabila terjadiwabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan hewan/satwa tidak

diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang.

d. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran) :

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal .

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 78. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 79. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 5. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan / Pengeluaran Ternak/ Hewan/ Satwa untuk Keperluan lomba/Hewan

Kesayangan Antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin

Pemasukan /

Pengeluaran

Ternak/

Hewan/

Satwa untuk

Keperluan

omba/Hewan

Kesayangan

Antar Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012

tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 12. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013

tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas dari Negara Republik Rakyat China

ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina Hewan

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan sebangsanya ke wilayah/ daerah

bebas rabies di Indonesia; 15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya

Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia; 16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan Berjangkitnya

Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar

Pulau Bali; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88 Tahun 2008 tentang Penutupan

Sementara Pemasukan dan/atau Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera

dan Hewan sebangsanya dari dan/atau ke Provinsi Bali;

24. Peraturan Gubernur Bali Nomor

15 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Penyakit Rabies di

Provinsi Bali; 25. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi :

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

c. Rekomendasi Pemasukan dari Gubernur Bali

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis hewan/satwa yang akan dimasukkan yang dilengkapi dengan uji laboratorium.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan

ternak/hewan/satwa tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang

d. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

80. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 81. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/Pengeluaran Ternak/Hewan/Satwa Untuk Keperluan Pertahanan Keamanan/

Kepentingan Antar Negara / Antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran Ternak/

Hewan/ Satwa Untuk

Keperluan Pertahanan

Keamanan/

Kepentingan Antar

Negara/ Antar

Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2012 tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95

Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang

Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor

24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan

Impor Hewan dan Produk Hewan

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013

tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas dari Negara Republik

Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan

Anjing, Kucing, Kera dan

sebangsanya ke wilayah/ daerah

bebas rabies di Indonesia

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari

Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit

Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten

Badung, Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri

Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013,

Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika

Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan ternak 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau

Bali; 23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

88 Tahun 2008 tentang

Penutupan Sementara Pemasukan dan/atau

Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya

dari dan/atau ke Provinsi Bali; 24. Peraturan Gubernur Bali Nomor

15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali;

25. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi :

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

c. Rekomendasi Pemasukan dari Gubernur Bali

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis

hewan/satwa yang akan dimasukkan yang dilengkapi dengan uji laboratorium. b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal. c. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat

endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan

ternak/hewan/satwa tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang

d. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 82. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 83. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

7. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak/Hewan/Satwa untuk keperluan Upacara Adat/ antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Ternak/Hewan/Satwa

untuk keperluan

Upacara Adat/ antar

Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor.16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas

dari Negara Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan

sebangsanya ke wilayah/daerah bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau

Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di

Kabupaten Badung, Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali

sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika Serikat

ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Penanggulangan Rabies; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar

Pulau Bali; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88 Tahun 2008 tentang Penutupan

Sementara Pemasukan dan/atau Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya dari

dan/atau ke Provinsi Bali; 24. Peraturan Gubernur Bali Nomor 15

Tahun 2010 tentang Penanggulangan Penyakit Rabies di

Provinsi Bali; 25. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi :

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

c. Rekomendasi Pemasukan dari Gubernur Bali

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis hewan/satwa

yang akan dimasukkan yang dilengkapi dengan uji laboratorium. b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis hewan/satwa yang akan dimasukkan yang dilengkapi dengan uji laboratorium.

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat

endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan ternak/hewan/satwa tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang

e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 84. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 85. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

8. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak Hewan/ Satwa untuk Keperluan Konservasi antar

Provinsi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran Ternak

Hewan/ Satwa untuk

Keperluan Konservasi

antar Provinsi.

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2012 tentang Pangan;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan,

Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit

Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan

Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011

tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk

Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit

Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina; 12. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian

Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas dari Negara

Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan sebangsanya ke

wilayah/ daerah bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya

dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit

Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing

Gila (Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis

Penyakit Hewan Strategis ; 19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah

Republik Indonesia ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Penanggulangan Rabies; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak

Babi dari Luar Pulau Bali; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau

Bali; 23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

88 Tahun 2008 tentang Penutupan Sementara Pemasukan dan/atau

Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya

dari dan/atau ke Provinsi Bali; 24. Peraturan Gubernur Bali Nomor

15 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali;

25. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi :

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

c. Rekomendasi Pemasukan dari Gubernur Bali

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis hewan/satwa

yang akan dimasukkan yang dilengkapi dengan uji laboratorium. b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis hewan/satwa yang akan dimasukkan yang dilengkapi dengan uji laboratorium.

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal. d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat

endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan ternak/hewan/satwa tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang

e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 86. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 87. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

9. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak/ Sapi Potong antar Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/ Pengeluaran

Ternak/ Sapi Potong antar

Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012

tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 12. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya

Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia; 13. Peraturan Daerah Provinsi

Bali Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pengeluaran Ternak Potong Sapi Bali;

14. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

c. Rekomendasi Pemasukan dari Gubernur Bali

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Tidak diperkenankan karena terkait dengan pemurnian Sapi Bali (Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2004)

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan Hewan/Ternak/Satwa dari Provinsi Penerima yang memuat tentang identitas dan alamat

penerima, lokasi pemotongan (RPH) serta jumlah sapi yang akan diterima. b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan berwewenang Provinsi/Kabupaten/Kotayang menerangkan

tentang status kesehatan ternak, berat, umur, jumlah, jenis ternak dan ciri-ciri umum. c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 88. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

89. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

10. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Produk Pangan Asal Hewan antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Produk Pangan

Asal Hewan

antar Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004

tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 381/Kpts/OT.140/11/2008 tentang

Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal

Hewan; 12. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

14. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 84/Permentan/PD.410/8/2013

tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 96/Permentan/PD.410/9/2013

tentang Perubahan atas Permentan 84 Tahun 2013 tentang Pemasukan

Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia

dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4338/Kpts/PD. 410/2/2013,

Tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia ; 20. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas

dari Luar Pulau Bali; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 6

Tahun 2013 tentang Kemitraan dan

Perlindungan Produk Peternakan; 23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan unit usaha produk PAH bebas dari penyakit zoonosis dan food borne deseases yang dilengkapi

dengan hasil uji laboratorium . b. Memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan Sertifikat Halal yang masih berlaku.

c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota dari daerah asal.

d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat

endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Produk Asah Hewan tidak

diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne disesases dari pejabat yang

berwewenang

e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi penerima.

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan Sertifikat Halal yang masih berlaku. d. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

90. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

91. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

11. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pemasukan / Pengeluaran Ternak Unggas DOC (Day Old Chicken) Grand Parent

(GP) atau Great Grand Parent (GGP) Antar Negara (impor / ekspor).

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran Ternak Unggas

Doc (Day Old Chicken) Grand

Antar Parent (GP) atau Great Grand Parent

(GGP) Antar Negara (Impor/

Ekspor)

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun

1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan,

Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

5. PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014, tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 7. Peraturan Menteri Perdagangan RI

Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011

tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina; 9. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

10. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Provinsi Bali yang memuat tentang penerapan Good Chicken Farmer(GCF) khususnya manajemen kesehatan hewan.

b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian RI.

c. Certifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan berwewenang Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan Negara penerima

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal. c. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan. 3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 92. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

93. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

12. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/Pengeluaran Ternak Unggas DOD ( Day Old Dock) Grand Parent (GP) atau

Grand Grant Parent (GGP) antat Negara (Impor/ Ekspor)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Ternak Unggas

DOD ( Day Old

Dock) Grand

Parent (GP) atau

Grand Grant

Parent (GGP)

antat Negara

(Impor/ Ekspor)

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan,

Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014, tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular

7. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011

tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

9. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas

dari Luar Pulau Bali; 10. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.Provinsi Bali yang memuat tentang penerapan Good

Chicken Farmer(GDF) khususnya manajemen kesehatan hewan. b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian RI. c. Certifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan yang berwewenang Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Negara penerima b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 94. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

95. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

13. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Telur Tetas (Hatching Egg) antar Negara

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pemasukan/Pengeluaran

Telur Tetas (Hatching

Egg) antar Negara

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 9. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 10. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina Hewan

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

13. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.Provinsi Bali yang memuat tentang

penerapan Good Chicken Farmer(GDF) khususnya manajemen kesehatan hewan. b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian RI.

c. Certifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan yang berwewenang Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Negara penerima b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal. c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

96. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 97. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

14. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Ternak Hewan/ Satwa antar Negara

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pemasukan/Pengeluaran

Ternak Hewan/ Satwa

antar Negara

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina Hewan

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

13. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau

Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia; 14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan Berjangkitnya

Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 19. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

20. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Proviunsi Bali. b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian.

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang dari Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Negara penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

98. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 99. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

15. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Ternak Hewan/ Satwa untuk keperluan Konservasi antar Negara

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pemasukan/ Pengeluaran Ternak Hewan/

Satwa untuk

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

keperluan Konservasi antar Negara

tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012

tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang

benar.

Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan

Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian Pemasukan

Unggas dan/atau produk unggas dari Negara Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah

Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 1999 tentang Pemasukan

Anjing, Kucing, Kera dan sebangsanya ke wilayah/ daerah

bebas rabies di Indonesia; 15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak

Ruminansia dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone)

terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy

(BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di

Kabupaten Badung, Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali

sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika

Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan

Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

88 Tahun 2008 tentang

Penutupan Sementara

Pemasukan dan/atau

Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera

dan Hewan sebangsanya dari

dan/atau ke Provinsi Bali;

24. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies

di Provinsi Bali;

25. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan

Persyaratan Administrasi :

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan) :

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian RI.

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Negara Asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Negara penerima.

b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 100. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 101. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

16. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak/ Hewan/ Satwa untuk keperluan Lomba/ Hewan

Kesayangan antar Negara

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/ Pengeluaran

Ternak/ Hewan/ Satwa untuk

keperluan Lomba/ Hewan Kesayangan

antar Negara

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan,

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95

Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina; 12. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian Pemasukan

Unggas dan/atau produk unggas dari Negara Republik Rakyat

China ke Dalam Wilayah Republik Indonesia;

13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 1999 tentang Pemasukan

Anjing, Kucing, Kera dan sebangsanya ke wilayah/ daerah

bebas rabies di Indonesia; 15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia

dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya

Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia; 16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan Berjangkitnya

Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika

Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan

Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

88 Tahun 2008 tentang Penutupan Sementara Pemasukan

dan/atau Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan

sebangsanya dari dan/atau ke Provinsi Bali;

24. Peraturan Gubernur Bali Nomor

15 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Penyakit Rabies

di Provinsi Bali. 25. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian RI. c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Negara penerima. b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal.

c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

102. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 103. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

17. Standar Operasional Prosedur ) Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak/ Hewan/ Satwa untuk keperluan Pertahanan

Keamanan Kepentingan Negara antar Negara.

Jenis Izin

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Ternak/Hewan/Sa

twa untuk

keperluan

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

Pertahanan

Keamanan

Kepentingan

Negara antar

Negara.

tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan

dan Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara

Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012

tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

benar.

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang

Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan

Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 12. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian Pemasukan

Unggas dan/atau produk unggas dari Negara Republik Rakyat

China ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/OT.140/3/2014, Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 1999 tentang Pemasukan

Anjing, Kucing, Kera dan sebangsanya ke wilayah/ daerah

bebas rabies di Indonesia; 15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak

Ruminansia dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara

(Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila

(Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah

Republik Indonesia ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak

Babi dari Luar Pulau Bali; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan

Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

88 Tahun 2008 tentang Penutupan Sementara

Pemasukan dan/atau Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera

dan Hewan sebangsanya dari dan/atau ke Provinsi Bali;

24. Peraturan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali;

25. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian RI. c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Negara penerima. b. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal. c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 104. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 105. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

18. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/Pengeluaran Produk Pangan Asal Hewan antar Negara

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran

Produk Pangan

Asal Hewan

antar Negara

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan

Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 381/Kpts/OT.140/11/2008

tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal

Hewan; 12. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

14. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 84/Permentan/PD.410/8/2013

tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 96/Permentan/PD.410/9/2013

tentang Perubahan atas Permentan 84 Tahun 2013 tentang Pemasukan

Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia

dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4338/Kpts/PD. 410/2/2013,

Tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia ; 20. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 21. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit

Unggas dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 6 Tahun 2013 tentang Kemitraan dan

Perlindungan Produk Peternakan; 23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jenderal peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian RI. c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang dari Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Negara penerima . b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal.

c. Memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV)dan Sertifikat Hallal yang masih berlaku. d. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

106. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 107. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

19. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pemasukan/ Pengeluaran Produk Hewan Non Pangan antar Negara

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi Pemasukan/ Pengeluaran

Produk Hewan Non Pangan

antar Negara

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor:16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012

tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 12. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia

dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya

Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia; 13. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia; 15. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Proviunsi Bali. b. Rekomendasi Teknis dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan KeMenterian Pertanian

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang dari Negara asal.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran) a. Rekomendasi Pemasukan dari Negara penerima.

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota daerah asal. c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

108. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 109. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

20. Standar Operasional Prosedur Izin Transit Ternak Unggas DOC ( Day Old Chicken) antar Provinsi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Transit

Ternak Unggas

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

14 hari kerja,

apabila

DOC ( Day Old

Chicken) antar

Provinsi.

Hewan (Tim Teknis) Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

biaya) persyaratan

lengkap dan

benar.

9. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

10. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa

Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

13.Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah tujuan.

b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan breeding farm sumber DOC sekurang–kurangnya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir bebas

dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) ; yang dilengkapi dengan uji laboratorium dan Sertifikat Bebas Pullorum yang masih berlaku.

c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/ Kota daerah asal d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan DOC tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang.

e. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 110. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

111. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

21. Standar Operasional Prosedur Izin Transit Ternak Unggas DOD (Day Old Duck ) antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Transit

Ternak Unggas

DOD (Day Old

Duck ) antar

Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 9. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

10. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau

Bali; 13.Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekoendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah tujuan.

b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan breeding farm sumber DOC sekurang–kurangnya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir bebas

dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) ; yang dilengkapi dengan uji laboratorium dan Sertifikat Bebas Pullorum yang masih berlaku.

c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal. d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan DOC tidak diizinkan

sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang. e. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 112. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 113. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

22. Standar Operasional Prosedur Izin Transit Telur Tetas (Hatching Egg) antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Transit Telur

Tetas (Hatching

Egg) antar

Provinsi

Dinas Peternakan

Provinsi Bali(Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);\

5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian

dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

9. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

10. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa

Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

13.Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan daerah tujuan. b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan breeding farm sumber telur tetas (Hatching Egg) sekurang–kurangnya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang dilengkapi dengan uji laboratorium dan

Sertifikat Bebas Pullorum yang masih berlaku. c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari DokterHewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal.

d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Telur tetas tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

114. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 115. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

23. Standar Operasional Prosedur Izin Transit Ternak/Hewan/Satwa antar Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Transit

Ternak/Hewan/Satwa

antar Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

Penyakit Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular;

10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa

Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

13. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia

dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

14. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di

Kabupaten Badung, Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis; 19. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

20.Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi daerah

tujuan.

b. Surat Persetujuan Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangni fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang dilengkapi dengan

uji laboratorium.

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota

daerah asal .

d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat

endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan hewan/satwa tidak diizinkan

sampai daerah tersebut dinyatakan bebas penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang .

e. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

116. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 117. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

24. Standar Operasional Prosedur Izin Transit Ternak/ Hewan/Satwa untuk keperluan Konservasi antar Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Transit

Ternak/

Hewan/Satwa

untuk keperluan

Konservasi antar

Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012

tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

44/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas

dari Negara Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan

sebangsanya ke wilayah/ daerah bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau

Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di

Kabupaten Badung, Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali

sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Penanggulangan Rabies; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar

Pulau Bali; 22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88 Tahun 2008 tentang Penutupan

Sementara Pemasukan dan/atau Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya dari

dan/atau ke Provinsi Bali; 24. Peraturan Gubernur Bali Nomor 15

Tahun 2010 tentang Penanggulangan Penyakit Rabies di

Provinsi Bali; 25. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi daerah

tujuan.

b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangni fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis

hewan/satwa yang akan diantar pulaukan yang dilengkapi dengan uji laboratorium. c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota

daerah asal. d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan hewan/satwa tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang.

e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

118. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 119. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

25. Standar Operasional Prosedur Izin Transit Ternak/Hewan/Satwa untuk keperluan Lomba/ Hewan Kesayangan antar Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Transit

Ternak/ Hewan/

Satwa untuk

keperluan

Lomba/ Hewan

Kesayangan

antar Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang- Undang Nomor 41 Tahun

2014 perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009

tentang Peternakan dan Kesehatan hewan;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013

tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas

dari Negara Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas ;

14. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan

sebangsanya ke wilayah/ daerah bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau

Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia; 16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Penanggulangan Rabies; 21. Peraturan Gubernur Bali Nomor

33 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88 Tahun 2008 tentang Penutupan Sementara Pemasukan dan/atau

Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya dari

dan/atau ke Provinsi Bali. 24. Peraturan Gubernur Bali Nomor

15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali.

25. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi daerah tujuan.

b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangni fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis

hewan/satwa yang akan diantarpulaukan dilengkapi dengan uji laboratorium. c. Sertifikat Veteriner/ Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/ Kota

daerah asal .

d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan ternak/ hewan/ satwa

tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang. e. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan. 3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 120. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 121. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

26. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Transit Ternak/Hewan/Satwa untuk keperluan Pertahanan/ Keperluan Negara

antar Negara

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi Transit

Ternak/Hewan/Satwa

untuk keperluan

Pertahanan/

Keperluan Negara

antar Negara

Dinas Peternakan

Provinsi Bali

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang-

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013

tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas

dari Negara Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan

sebangsanya ke wilayah/ daerah bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau

Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia; 16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1637.1/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

17. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali

sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika Serikat

ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2005 tentang Pelarangan

Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44

Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas

dari Luar Pulau Bali; 23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 88

Tahun 2008 tentang Penutupan Sementara Pemasukan dan/atau Pengeluaran Anjing, Kucing, Kera

dan Hewan sebangsanya dari dan/atau ke Provinsi Bali;

24. Peraturan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali;

25.Peratran Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi daerah tujuan

b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangni fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis hewan/satwa yang akan diantarpulaukanyangdilengkapi dengan uji laboratorium.

c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal .

d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan hewan/satwa tidak

diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang e. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan. 3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 122. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 123. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

27. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Transit Ternak/ Hewan/ Satwa untuk keperluan Pertahanan/ Keperluan Upacara

Adat antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi Transit

Ternak/Hewan/Satwa

untuk keperluan

Pertahanan/Keperluan

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

Upacara Adat antar

Provinsi

tentang Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan

Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

benar.

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan

Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/4/2013

tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau produk unggas

dari Negara Republik Rakyat China ke Dalam Wilayah Republik

Indonesia ; 13. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Republik

Indonesia Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014,

Tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Unggas ; 14. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1096

Tahun 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan

sebangsanya ke wilayah/ daerah bebas rabies di Indonesia;

15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang

Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari Negara atau

Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1637.1/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Anjing Gila (Rabies) di

Kabupaten Badung, Provinsi Bali; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008

tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan

Strategis ; 19. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan

Produk Hewan dari Amerika Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

20. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 15 Tahun 2009

tentang Penanggulangan Rabies; 21. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 33 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan ternak Babi dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau

Bali; 23. Peraturan Gubernur Bali Nomor

88 Tahun 2008 tentang

Penutupan Sementara Pemasukan dan/atau Pengeluaran Anjing,

Kucing, Kera dan Hewan sebangsanya dari dan/atau ke

Provinsi Bali; 24. Peraturan Gubernur Bali Nomor

15 Tahun 2010 tentang

Penanggulangan Penyakit Rabies di Provinsi Bali;

25. Peratran Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi daerah

tujuan

b. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangni fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan wilayah asal bebas dari penyakit hewan menular strategis (PHMS) sesuai dengan jenis

hewan/satwa yang akan diantarpulaukanyangdilengkapi dengan uji laboratorium. c. Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang

Provinsi/Kabupaten/Kota daerah asal . d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan hewan/satwa tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular dari pejabat yang berwewenang

e. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

124. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 125. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

28. Standar Operasional Prosedur Izin Distributor Obat Hewan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Distributor

Obat Hewan

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen; 2. Undang–Undang Nomor 32

Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo

Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara

Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat

Hewan; 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

14 hari kerja,

apabila

persyaratan

lengkap dan

benar.

Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

18/Permentan/OT.140/4/2009, Tentang Syarat dan Tata Cara

Pemberian Izin Usaha Obat Hewan;

7. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

Persyaratan Administrasi

a. Sarana/peralatan untuk melakukan kegiatan usahanya;

b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

c. Hak Guna Bangunan (HGB);

d. Izin Lokasi usaha/surat izin tempat usaha (SITU); e. Izin Gangguan (H.O); f. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

g. Surat izin usaha perdagangan Fotocopy KTP,NPWP,TDP dan SIUP untuk perusahan

Persyaratan Teknis

a. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. b. Rekomendasi dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia Pengurus Daerah setempat.

c. Rekomendasi dari Asosiasi Obat Indonesia Pusat, apabila di daerah tersebut belum ada Asosiasi Obat Hewan Indonesia d. Surat penunjukan dari produsen atau Imporir.

e. Tenaga Dokter Hewan atau Apoteker yang bekerja tetap sebagai penanggung jawab teknis.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

126. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 127. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

29. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Ternak Bibit/ calon Bibit Sapi Bali antar Provinsi

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pemasukan/

Pengeluaran

Ternak Bibit/

calon Bibit Sapi

Bali antar

Provinsi

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

4. Undang – undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang perternakan

dan kesehatan hewan jo undang – undang nomor 41 tahun 2014 (lembaran negara tahun 2014

nomor 338, tambahan lembaran negara nomor 5619)

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang penolakan, pencegahan pemberantasan

6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 10. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan;

11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pengeluaran Ternak Potong Sapi

Bali; 12. Peraturan Gubernur Bali Nomor

46 Tahun 2011 tentang Tatacara Pengeluaran Bibit Sapi Bali;

13. Peratran Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Persyaratan

Persyaratan Administrasi

a. Berita Acara Jual – Beli Ternak Antar Pembeili dengan Kelompok tani/peternak; b. Surat keterangan layak bibit dari kepala dinas Peternakan dan Kesehatan hewan provinsi bali

c. Surat hasil pemeriksaan Lboratorium bebas veteriner denpasar d. Surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari doter hewan berwenang e. Surat rekomendasi pengeluaran ternak dari kepala dinas peternakan dan kesehatan hewan provinsi bali

f. Surat ijin pengeluaran ternak dari gubernur /atau instansi lingkup pemerintah provinsi bali yang tupoksinya mengeluarkan ternak antar provinsi

g. Surat ijin pengeluaran ternak dari karantina

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Tidak diperkenankan karena terkait dengan pemurnian Sapi Bali (peraturan gubernur bali nomor 45 tahun 2004)

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

1. Persyaratan Khusus yang harus dipenuhi bibit/calon bibit sapi bali jantan sebagai berikut :

a. Kualitatif

- Warna bulu hitam atau kemerah – merahan (dalam proses perubahan warna menuju hitam) - Lutut kebawah berwarna kuning;

- Pantat putih berbentuk setengah bulan;

- Ujung ekor hitam;

- Tanduk tumbuh baik, kecil dan pendek;

- Bentuk kepala lebar dan leher kompak serta kuat

b. Kuantitatif

Sapi Jantan Klasifikasi

Kategori Umur

(bulan)

Parameter Kelas I Kelas II Kelas III

Calon Bibit

24-<36 bulan (l0-l1)

LD (cm) 182 172 165

TG (cm) 125 119 113

TB (cm) 130 124 118

Bibit

>36 bulan (>l2)

LD (cm) 195 181 176

TG (cm) 130 130 120

TB (cm) 135 129 123

2. Persyaratan Khusus yang harus dipenuhi bibit/calon bibit sapi bali betina sebagai berikut :

a. Kualitatif

- Warna bulu merah

- Lutut kebawah berwarna putih

- Pantat putih berbentuk setengah bulan

- Terdapat garis belut berwarna hitam pada punggung

- Ujung ekor hitam

- Tanduk tumbuh baik, kecil dan pendek

- Bentuk kepala panjang dan sempit leher ramping

b. Kuantitatif

Sapi Betina Klasifikasi

Kategori Umur

(bulan)

Parameter Kelas I Kelas II Kelas III

Calon Bibit

<18 bulan (l0)

LD (cm) 138 130 125

TG (cm) 105 99 95

TB (cm) 107 101 97

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 128. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 129. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

30. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/Pengeluaran/Transit Produk Non Pangan Asal Hewan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

IzinPemasukan/

Pengeluaran/

Transit Produk

Non Pangan Asal

Hewan

Dinas Peternakan

dan Keshatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Maksimal 14

hari, apabila

persyaratan

lengkap

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 6. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012

tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular;

9. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-

DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor

Hewan dan Produk Hewan; 10. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina;

11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

84/Permentan/PD.410/8/2013 tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau

Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

12. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

96/Permentan/PD.410/9/2013 tentang Perubahan atas Permentan 84 Tahun 2013

tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau

Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia ;

13. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006

tentang Pemasukan Ternak Ruminansia dan Produknya dari

Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine

Spongiform Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

14. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali sebagai Kawasan Karantina

Penyakit Anjing Gila (Rabies); 15. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang

Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

16. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4338/Kpts/PD. 410/2/2013,

Tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau

Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia ;

17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 4390/Kpts/PD. 620/6/2013,

Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika

Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

18. Peraturan Gubernur Bali Nomor

44 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pemasukan dan

Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

19. Peraturan Gubernur Bali Nomor 6 Tahun 2013 tentang Kemitraan dan Perlindungan Produk

Peternakan 20. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Persyaratan

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan produk non pangan asal hewan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne deseases yang dilengkapi dengan hasil uji laboratorium .

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota dari daerah asal.

c. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Produk Asal Hewan tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne disesases dari pejabat

yang berwewenang d. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis (Pengeluaran) a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi penerima.

b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota daerah asal. c. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Persyaratan Teknis Transit

1. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan produk non pangan asal hewan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne deseases yang

dilengkapi dengan hasil uji laboratorium .

2. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

penerima.

3. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota dari daerah

asal.

4. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Produk Asal Hewan

tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne disesases dari pejabat

yang berwewenang

5. Rekomendasi Teknis Transit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 130. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 131. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemoho

31. Standar Operasional Prosedur Izin Pemasukan/Pengeluaran/Transit Produk Pangan Asal Hewan

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pemasukan/

Pengeluaran/

Transit Produk

Pangan Asal

Dinas Peternakan

dan Kesehatan

Hewan (Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor16 Tahun

1992tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Maksimal 14

hari, apabila

persyaratan

lengkap.

Hewan

tentang Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619); 4. Undang – undang Nomor 18

Tahun 2009 tentang perternakan

dan kesehatan hewan jo undang – undang nomor 41 tahun 2014

(lembaran negara tahun 2014 nomor 338, tambahan lembaran

negara nomor 5619) 5. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1977

tentang penolakan, pencegahan pemberantasan

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000

tentang Karantina Hewan; 7. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, Gizi

Pangan. 9. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular; 11. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

381/Kpst/OT.140/11/2008 tentang pedoman sertifikasi

control veteriner unit usaha pangan asal hewan.

12. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

94/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina 14. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 84/Permentan/PD.410/8/2013 tentang Pemasukan Karkas,

Daging dan Jeroan dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah

Negara Republik Indonesia; 15. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor

96/Permentan/PD.410/9/2013 tentang Perubahan atas

Permentan 84 Tahun 2013 tentang Pemasukan Karkas, Daging dan

Jeroan dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia ;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

482/Kpts/PD.620/8/2006 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia

dan Produknya dari Negara atau Bagian Negara (Zone) terjangkitnya Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE) ke dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia; 17. Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 1696/Kpts/PD.610/12/2008 tentang Penetapan Provinsi Bali

sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies);

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4026/Kpts/OT/4/2013, Tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Strategis ;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4338/Kpts/PD. 410/2/2013, Tentang Pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan dan/atau

Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia ;

20. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

4390/Kpts/PD. 620/6/2013, Tentang Pemasukan Hewan dan Produk Hewan dari Amerika

Serikat ke Dalam Wilayah Republik Indonesia ;

21. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2005 tentang

Pelarangan Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali;

22. Peraturan Gubernur Bali Nomor 6 Tahun 2013 tentang Kemitraan

dan Perlindungan Produk Peternakan

23. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Persyaratan

Persyaratan Administrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

Persyaratan Teknis (Pemasukan)

1. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah

asal yang menyatakan produk non pangan asal hewan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne deseases yang

dilengkapi dengan hasil uji laboratorium .

2. Memiliki nomor control veteriner (NKV) dan sertifikat halal yang masih berlaku

3. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota dari daerah

asal.

4. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit exotic (baru) maupun penyakit yang

bersifat endemis di daerah asal yang dapat menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Produk Asal Hewan

tidak diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit zoonosis dan food borne disesases dari pejabat

yang berwewenang

5. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali

Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

1. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

penerima. 2. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Berwenang Provinsi/ Kabupaten/Kota daerah asal. 3. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

4. Memiliki nomor control veteriner (NKV) dan sertifikat halal yang masih berlaku 5. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

132. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 133. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

K. Bidang Perhubungan

1. Standar Operasional Prosedur Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek (Taksi)

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin

Penyelenggaraan

Angkutan Orang

Tidak Dalam

Trayek (Taksi)

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Nomot 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 No,or 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5025)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5317) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5594)

4. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 108

Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor

Umum Tidak Dalam Trayek (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 1474) 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Provinsi Bali

Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Provinsi Bali Nomor 6)

sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengann

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Retribusi

Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2015

Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 2)

6. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas an

Angkutan Jalan (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 4, Tambahana Lembaran Daerah

Provinsi Bali Nomor 4) 7. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Sistem dan prosedur memperoleh izin penyelenggaraan angkutan taksi:

1. Pemohon melengkapi persyaratan Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi sesuai dengan Pasal 48 PM 108 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek dengan persyaratan :

a. Akta pendirian dan / atau perubahan terakhir

b. Bukti pengesahan sebagai bahan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan hukum

f. Surat Keterangan Domisili yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang

g. Surat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi seluruh kewajiban sebagai pemegang izin penyelenggaraan Angkutan

Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek bermaterai dan ditandatangani pimpinan perusahaan

h. Surat pernyataan kesanggupan memiliki dan / atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menyediakan fasilitas

pemeliharaan kendaraan bermotr bermaterai dan ditandatangani pimpinan perusahaan.

i. Surat perjanjian antara pemilik kendaraan atau anggota koperasi dengan perusahaan angkutan umum yang berbentuk

badan hukum koperasi.

j. Memiliki dan / atau menguasai tempat penyimpanan kendaraan yang memenuhi persyaratan teknis dan mampu

menampung sesuai jumlah kendaraan yang dimiliki dan dibuktikan dengan surat dari pemerintah daerah setempat

yang menyatakan luasnya mampu menyimpan kendaraan yang dimiliki

k. Rencana usaha (business plan) Perusahaan Angkutan Umum yang dituangkan dalam bentuk dokumen.

2. Semua persyaratan dibawa ke loket pendaftaran untuk diperiksa kelengkapan berkas permohonan, jika lengkap dan benar

diteruskan ke pengerjaan dan jika belum lengkap dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi.

3. Permohonan yang telah memenuhi syarat kelengkapan berkas diproses dibagian pelayanan.

4. Setelah diproses maka surat Izin Penyelenggaraan Angkutan Takxi diparaf oleh Kepala Seksi Tata Laksana Angkutan Jalan

lanjut diparaf oleh Kepala Bidang Angkutan Jalan

5. Selanjutnya surat tersebut dibawa ke Kepala Dinas Perhubungan untuk ditanda tangani

6. Setelah ditandatanganioleh Kepala Dinas Perhubungan Prov. Bali Surat Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi diambil oleh

masing – masing perusahaan melalui loket pelayanan.

7. Kemudian Surat Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi dipergunakan untuk mengajukan rekomendasi perubahan sifat

untuk penambahan armada dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat permohonan

b. Foto copy Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi (kuota)

c. Foto copy Faktur (untuk kendaraan yang belum memiliki STNK)

d. Foto copy STNK

e. Surat pernyataan sebagai anggota koperasi yang telah memiliki izin penyelenggaraan atau surat pernyataan kesanggupan

untuk membalik nama kendaraan atas nama badan hukum untuk yang bergabung di Perseroan Terbatas (PT)

8. Setelah pihak perusahaan mendapatkan rekomendasi perubahan sifat selanjutnya pihak perusahaan di arahkan untuk

mengajukan permohonan ke samsat dan pengujian kendaraan bermotor ke kabupaten / kota masing – masing untuk

mendapatkan tanda nomor kendaraan khusus dan nomor uji kendaraan bermotor

9. Tahapan berikutnya perusahaan menuju Dinas Penanaman Modal dan PTSP Prov. Bali membuat surat permohonan untuk

izin operasional dan SK Pelaksanaan dari masing – masing armada dengan melampirkan fotocopy izin perinsip

10. Setelah mendapatkan kedua izin tersebut kopersi kembali lagi ke Dinas Perhubungan Prov. Bali untuk proses penerbitan

Kartu Pengawas (KP) dengan melampirkan :

a. Surat permohonan

b. Izin operasi dan SK pelaksanaan (Dari Dinas Penanaman Modla dan Perizinan Terpadu Ssatu Pintu Provinsi Bali)

c. Foto copy STNK

d. Foto copy Buku Uji (KIR)

e. Kartu Pengawasan (untuk kendaraan sudah pernah memiliki Kartu Pengawas)

f. Foto Copy Rekomendasi Rubah Sifat

11. Setelah kartu pengawasan (KP) selesai, pihak perusahan membayar retribusi sebesar Rp. 75.000,00 / armada

12. Pengambilan Kartu Pengawasan (KP)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

134. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

135. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Antar Kota Dalam Provinsi (AKPD)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin

Penyelenggaraan

Angkutan Orang

Antar Kota

Dalam Provinsi

(AKPD)

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Nomot 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No,or

96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 120, Tambahan Lembaran

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Negara Republik Indonesia Nomor 5317)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5594); 4. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 108

Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan

Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 1474) 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor

6 Tahun 2011 tentang Retribusi

Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2011 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Provinsi Bali Nomor 6) sebagaimana telah diubah

beberapakali terakhir dengann Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2015

Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 2)

6. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor

4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas an Angkutan Jalan

(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 4, Tambahana Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4)

7. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Sistem dan prosedur memperoleh izin penyelenggaraan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP)

1. Persyaratan administratif :

a. Memiliki surat izin usaha angkutan

b. Menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi seluruh kewajiban sebagai pemegang izin trayek

c. Memiliki atau menguasaikendaraan bermotor yang laik jalan yang dibuktikan dengan fotocopy Surat Tanda Kendaraan

Bermotor sesuai domisili perusahaan atau penguasaan

d. Menguasai fasilitas penyimpanan / pool kendaraan bermotor yang dibuktikan dengan gambar lokasi dan bangunan

serta surat keterangan mengenai pemilikan atau penguasaan

e. Memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menyediakan kendaraannya untuk tetap dalam kondisi laik

jalan

f. Surat keterangan kondisi usaha seperti permodalan dan sumber daya manusia

g. Surat keterangan komitmen usaha seperti jenis pelayanan yang akan dilaksanakan dan standar pelayanan yang

ditetapkan.

h. Surat pertimbangan dari Gubernur atau Bupati / Walikota dalam hal ini Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten / Kota

yang membidangi lalu lintas dan angkutan jalan.

2. Persyaratan teknis

a. Pada trayek yang dimohon masih memungkinkan untuk penambahan jumlah kendaraan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 7 tentang hasil penetapan kebutuhan kendaraan

b. Prioritas diberikan bagi perusahaan angkutan yang mampu memberikan pelayanan angkutan yang terbaik.

3. Semuia persyaratan dibawa ke lokey pendaftaram serta memeriksa kelengkan berkas permohonan jika lengkap dan benar

diteruskan ke pengerjaan dan jika salah dikembalikan ke pemohon untuk di lengkapi.

4. Permohonan yang telah memenuhi syarat diproses dibagian pelayanan

5. Setelah di proses maka surat izin penyelenggaaan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) diparaf oleh Kepala Seksi

Tata Laksana Angkutan Jalan lanjut diparaf oleh Kepala Bidang Angkutan Jalan

6. Selanjutnya surat tersebut di bawa ke kepala dinas perhubungan untuk di tanda tangani

7. Setelah ditanda tangani kepala dinas perhubungan provinsi bali surat izin penyelnenggaraan angkutan antar kota dalam

provinsi (AKDP) dambil oleh masing – masing perusahaan melalui loket pelayanan

8. Kemudian surat izin penmyelenggaraan angkuran antar kota dalam provinsi (AKDP) dipergunakan untuk mengajukan

rekomendasi perubahan sifat untuk penamabahan armada dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat permohonan

b. Foto copy Izin Penyelenggaran Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) (kuota)

c. Foto copy fraktur (untuk kendaraan yang belum memiliki STNK)

d. Foto copy STNK

e. Syrat pernyataan sebagai anggota koperasi yang telah memiliki izin penyelenggaraan atau surat pernyataan

kesanggupan untuk membalik nama kendaraan atas nama badan hukum untuk yang bergabung di Perseroan

Terbatas (PT)

9. Setelah pihak perusahaan mendapatkan rekomendasi perubahan sifat selanjutnya pihak perusahaan diarahkan untuk

mengajukan permohonan ke samsat dan pengujian kendaraan bermotor ke kabupaten / kota masing – masing untuk

mendapatkan tanda nomor kendaraan khusus dan nomor uji kendaraan bermotor

10. Tahapan berukutnya Perusahaan menuju ke Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Bali, untuk memperoleh izin

operasional dan SK Pelaksanaan dari masing – masing armada dengan melampirkan foto copy Izin Prinsip

11. Setelah mendapatkan kedua izin tersebut Koperasi kembali lagi ke Dinas Perhubungan Provinsi Bali untuk proses

penerbitan Kartu Pengawas (KP) dengan melampirkan :

a. Surat permohonan

b. Izin Operasional dan SK Pelaksanaan (dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali)

c. Foto copy STNK

d. Foto copy Buku Uji (KIR)

e. Kartu Pengawas (untuk kendaraan sudah pernah memiliki Kartu Pengawasan)

f. Foto copy rekomendasi rubah sifat

12. Setelah Kartu Pengawasan (KP) selesai, pihak perusahaan membayar retribusi sesuai dengan jumlah tempat duduk dan

besarnya tarif yang tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2015

13. Pengambilan Kartu Pengawasan (KP)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 136. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 137. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek Untuk Angkutan Sewa Khusus

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin

Penyelenggaraan

Dinas Perhubungan 1. Undang – Undang Nomot 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

Angkutan Orang

Tidak Dalam

Trayek Untuk

Angkutan Sewa

Khusus

(Tim Teknis) Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No,or 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5025)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5317) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74

Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5594)

4. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 108

Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang

dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 1474) 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu

(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Provinsi Bali Nomor 6)

sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengann

biaya).

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Retribusi

Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2015

Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 2)

6. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas an

Angkutan Jalan (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 4,

Tambahana Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4);

7. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Sistem dan prosedur memperoleh Izin Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus

1. Pemohon melengkapi persyaratan izin penyelenggaraan angkutan sewa khusus (kuota) sesuai dengan Pasal 48 PM 108

Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Angkutan Orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek dengan

persyaratan :

a. Akta pendirian dan / atau perubahan terakhir

b. Bukti pengesahan sebagai badan hukum dari kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan hukum

f. Surat keterangan domisili yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang

g. Surat pernyataan kesanggupan untuk seluruh kewajiban sebagai pemegang izin penyelenggaraan angkutan orang

dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek, bermaterai dan ditandatangani pimpinan perusahaan

h. Surat pernyataan kesanggupan memiliki dan / atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menyediakan fasilitas

pemeliharaan kendaraan bermotor bermaterai dan ditandatangani pimpinan perusahaan

i. Surat perjanjian antara pemilik kendaaan atau anggota koperasi dengan perusahaan angkutan umum yang berbentuk

badan hukum koperasi

j. Memiliki dan / atau menguasai tempat penyimpanan kendaraan yang memenuhi persyaratan teknis dan mampu

menampung sesuai jumlah kendaraan yang dimiliki dan dibuktikan dengan surat dari pemerintah daerah setempat

yang menyatakan luasnya mampu menyimpan kendaraan yang dimiliki

k. Rencana bisnis (busibess plan) perusahaan angkutan umum yang dituangkan dalam bentuk dokumen; dan

l. Perusahaan angkutan umum yang telah memiliki izin penyelenggaraan angkutan wajib bekerja sama dengan perusahaan

penyedia aplikasi berbasis teknologi informasi yang menfasilitasi dalam pemberian pelayanan angkutan orang

2. Semua persyaratan dibawa ke loket pendaftaran untuk diperiksa kelengkapan berkas permohonan, jika lengkap dan benar

diteruskan ke pengerjaan dan jika belum lengkap dikembalikan ke pemohon untuk di lengkapi

3. Permohonan yang telah memenuhi syarat kelengkapan berkas diproses dibagian pelayanan

4. Setelah di proses maka surat izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek (angkutan sewa khusus) diparaf

oleh kepala seksi tata laksana angkutan jalan lanjut diparaf oleh kepala bidang angkutan jalan

5. Berikutnya surat tersebut dibawa ke kepala dinas perhubungan untuk ditandatangani

6. Setelah ditandatangani pleh kepala dinas perhubungan prov bali surat izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam

trayek (angkutan sewa khusus) diambil oleh masing – masing perusahaan melalui loket pelayanan

7. Kemudian Surat Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi dipergunakan untuk mengajukan rekomendasi perubahan sifat

untuk penambahan armada dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat permohonan

b. Foto copy Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi (kuota)

c. Foto copy Faktur (untuk kendaraan yang belum memiliki STNK)

d. Foto copy STNK

e. Surat pernyataan sebagai anggota koperasi yang telah memiliki izin penyelenggaraan atau surat pernyataan kesanggupan

untuk membalik nama kendaraan atas nama badan hukum untuk yang bergabung di Perseroan Terbatas (PT)

8. Setelah pihak perusahaan mendapatkan rekomendasi perubahan sifat selanjutnya pihak perusahaan di arahkan untuk

mengajukan permohonan ke samsat dan pengujian kendaraan bermotor ke kabupaten / kota masing – masing untuk

mendapatkan tanda nomor kendaraan khusus dan nomor uji kendaraan bermotor

9. Tahapan berikutnya perusahaan menuju Dinas Penanaman Modal dan PTSP Prov. Bali membuat surat permohonan untuk

izin operasional dan SK Pelaksanaan dari masing – masing armada dengan melampirkan fotocopy izin perinsip

10. Setelah mendapatkan kedua izin tersebut kopersi kembali lagi ke Dinas Perhubungan Prov. Bali untuk proses penerbitan

Kartu Pengawas (KP) dengan melampirkan :

a. Surat permohonan

b. Izin operasi dan SK pelaksanaan (Dari Dinas Penanaman Modla dan Perizinan Terpadu Ssatu Pintu Provinsi Bali)

c. Foto copy STNK

d. Foto copy Buku Uji (KIR)

e. Kartu Pengawasan (untuk kendaraan sudah pernah memiliki Kartu Pengawas)

f. Foto Copy Rekomendasi Rubah Sifat

11. Setelah kartu pengawasan (KP) selesai, pihak perusahan membaya r retribusi sebesar Rp. 75.000,00 / armada

12. Pengambilan kartu pengawasan (KP) dan pemasangan stiker

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

138. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 139. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal Antar Daerah Kabupaten/ Kota Dalam Daerah Provinsi

Yang Terletak Pada Jaringan Jalur Kereta Api Provinsi

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat Persetujuan

Pengoperasian

Kapal Antar

Daerah

Kabupaten/Kota

Dalam Daerah

Provinsi Yang

Terletak Pada

Jaringan Jalur

Kereta Api Provinsi

Dinas

Perhubungan (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2008 tentang Pelayaran;

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 2010 Sebagaimana telah

dirubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011

tentanng Angkutan di Perairan;

5. Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 26 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan junto Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 80

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Tahun 2015 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 26 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan;

6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Sistem dan Prosedur : Untuk memperoleh Ijin Persetujuan Pengoperasian Kapal antar Daerah Kabupaten/Kota dalam Daerah Provinsi yang terletak

pada jaringan jalan Provinsi dan/atau jaringan jalur kereta api Provinsi.Pemohon mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

1. Persyaratan Administrasi :

a. Surat Permohonan;

b. Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Penyeberangan;

c. Akta Pendirian Perusahaan dan Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM;

d. Surat Ijin Usaha Angkutan Penyeberangan (SIUAP);

e. NPWP;

f. KTP. Penanggungjawab;

g. Surat Keterangan Domisili Perusahaan;

h. Surat Perjanjian;

i. Surat Perintah Mulai Bekerja SPMK;

j. Surat Perintah Mulai Bekerja SPMK;

k. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

l. Surat Ijin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL).

2. Persyaratan Teknis :

a. Nama dan Surat Ukur Kapal; b. Kelas BKI :

- Sertfikat Klasifikasi Lambung

- Sertifikat Klasifikasi Mesin c. Document of Compliance (DOC);

d. Safety Management Certificate (SMC); e. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang;

f. Surat Laut; g. Sertifikat Garis Muat;

h. Grosse Akta; i. Daftar Susunan Perwira/ABK; j. Daftar Karyawan Kapal (Crew List).

Rekomendasi Teknis :

Wajib mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

140. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

141. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 5. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Perusahaan

Angkutan Laut

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2008 tentang Pelayaran;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 2010 Sebagaimana Telah

Dirubah Dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011

tentang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan

Angkutan Laut sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor : PM 74 Tahun

2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 93 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaan dan Pengusahaan

Angkutan Laut;

5. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Surat Ijin Usaha Pelayaran Rakyat Pemohon mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

1. Persyaratan Administrasi :

a. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan atau Koperasi yang dilampiri dengan Surat Keputusan Pengesahan Akte Pendirian

Perseroan dari Instansi yang berwenang;

b. Memiliki Modal Dasar paling sedikit Rp. 6.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan Modal disetor paling sedikit Rp.

1.500.000.000,- (satu miyar lima ratus juta rupiah);

c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan atau Koperasi;

d. Memiliki Penanggung Jawab yang merupakan Pimpinan tertinggi Perusahaan atau Koperasi sesuai ketentuan

Peraturan Perundang-undangan;

e. Menempati Tempat Usaha baik berupa Milik Sendiri maupun Sewa berdasarkan Surat Keterangan Domisili

Perusahaan atau Koperasi dari Instansi Berwenang;

f. Memiliki paling sedikit 1 (satu) orang Tenaga Ahli setingkat Diploma III di bidang Ketatalaksanaan, Nautis atau Teknis

Pelayaran Niaga yangdibuktikan dengan salinan Ijazah yang dilegalisir oleh Instansi yang berwenang;

g. Memiliki Rencana Usaha dan Rencana Pengoperasian Kapal (Bussines Plan);

2. Persyaratan Teknis :

a. Memiliki Kapal Motor Berbendera Indonesia yang laik laut dengan ukuran paling kecil 175 GT (seratus tujuh puluh

lima Gross Tonnage) secara kumulatif;

b. Memiliki Kapal Tunda Berbendera Indonesia yang laik laut paling sedikit 1 (satu) unit dengan Daya Motor Penggerak

Paling Kecil 150 (seratus lima puluh) Tenaga Kuda (TK) dengan paling sedikit 1 (satu) Unit Tongkang Berukuran Paling

kecil GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage);

c. memilikiKapal Tunda Berbendera Indonesia Yang Laik laut Paling Sedikit 1 (satu) Unit Dengan Ukuran paling Kecil GT

175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage);

d. memiliki Tongkang Bermesin Berbendera Indonesia Yang Laik Laut Paling Sedikit 1 (satu) Unit Dengan Ukuran paling

kecil GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage).

e. Kepemilikan Kapal Berbendera Indonesia yang laik laut dapat dibuktikan dengan :

1. Grosse Akte Kapal;

2. Surat Ukur Kapal yang masih berlaku;

3. Sertifikat Keselamatan Kapal yang masih berlaku;

4. Crew List bagi Tongkang Bermesin.

Rekomendasi Teknis :

Wajib mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

142. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 143. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Ekspedisi

Muatan Kapal

Laut

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran; 2. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Aangkutan di Perairan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tengtang Angkutan di Perairan; 4. Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor KM 12 Tahun 1989 tentang Pembinaan Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL);.

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Surat Ijin Usaha Pelayaran Rakyat Pemohon mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

Persyaratan Administrasi :

a. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan;

b. Foto Copy Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan / Perubahan dari Menteri Kehakiman;

c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan;

d. KTP Penanggung Jawab / Direktur dan Komisaris Perusahaan;

e. Surat Keterangan Domisili Perusahaan;

f. Memiliki Modal Usaha.

Rekomendasi Teknis :

Wajib mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

144. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 145. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

7. Standar Operasional Prosedur Jasa Pengurusan Transportasi (JPT)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Jasa Pengurusan

Transportasi

(JPT)

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2008 tentang Pelayaran;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 2010 Sebagaimana Telah

Dirubah Dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011

tentang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 49 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan

Jasa Pengurusan Transportasi

5. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Ijin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi Pemohon mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

1. Persyaratan Administrasi :

a. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan;

b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan;

c. Memiliki Surat Keterangan Domisili Perusahaan;

d. Memiliki Penanggung Jawab;

e. Memiliki Modal Dasar Paling Sedikit Rp. 2.000.000.000 (dua miliyar rupiah) Paling Sedikit 25% Dari Modal Dasar

Harus Ditempatkan dan Disetor Penuh Dengan Bukti Penyetoran Yang Sah Atau Di Audit Oleh Kantor Akuntan

Publik;

f. Tenaga Ahli WNI (Warga Negara Indonesia), Minimum D III Di Bidang Pelayaran / Maritim / Penerbangan /

Transportasi / IATA Diploma / FIATA Diploma, S1 Logistik / Sertifikat Ahli Kepabeanan / Kepelabuhanan;

2. Persyaratan Teknis :

b. Memiliki Dan Atau Menguasai Kantor;

c. Memiliki Sistem Sarana Peralatan Perangkat Lunak Dan Keras Serta Sistem Informasi Dan Komunikasi Yang

Terintegrasi Dengan Sistem Informasi Transportasi Darat / Laut / Udara / Perkeretaapian Sesuai Dengan

Perkembangan Teknologi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 146. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

147. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 8. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Perusahaan Bongkat Muat (PBM)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Surat Izin Usaha

Perusahaan

Bongkat Muat

(PBM)

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran; 2. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Aangkutan di Perairan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tengtang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 152 Tahun 2016 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Penyelenggaraan dan Pengusaha Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Ijn Usaha Perusahaan Bongkar Muat Pemohon mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

1. Persyaratan Administrasi

a. Memiliki akta pendirian perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas;

b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan;

c. Memiliki modal usaha;

d. Memiliki penanggung jawab;

e. Menempati tempat usaha, baik berupa milik sendiri maupun sewa berdasarkan surat keterangan domisili

perusahaan dariinstansi yang berwenang;

f. Memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi ahli nautika atau ahli ketatalaksanaan pelayaran niaga;

g. Memiliki surat rekomendasi atau pendapat tertulis dari Otoritas Pelabuhan atau Unit Penyelenggaraan Pelabuhan

setempat terhadap keseimbangan penyediaan dan permintaan kegiatan usaha bongkar muat.

- Memiliki Modal Usaha berupa modal dasar dan modal disetor sebagai berikut :

a) Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan utama, modal sadar paling sedikit Rp

2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus

ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan perusahaan yang diaudit

oleh kantor akuntan publik.

b) Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpul, modal dasar sekurang – kurangnya paling

sedikit Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) dan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari

modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan

perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik;

c) Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpan, modal dasar paling sedikit Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus

ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan perusahaan yang diaudit

oleh kantor akuntan publik.

- Tenaga ahli dengan kualifikasi ahli nautika atau ahli ketatalaksanaan pelayaran niaga ditetapkan sebagai berikut ;

a) Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan utama, paling sedikit 1 (satu) orang yang kualifikasi

Ahli Nautika Tingkat II atau Ahli Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga berijazah Diploma III dengan pengalaman kerja

paling singkat 3 (tiga) tahun;

b) Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpul, paling sedikit 1 (satu) orang dengan

kualifikasi Ahli Nautika Tingkat III atau Ahli Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga berijazah Diploma III dengan

pengalaman kerja paling singkat 1 (satu) tahun;

c) Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpan, paling sedikit 1 (satu) orang dengan

kualifikasi Ahli Nautika Tingkat IV atau Ahli Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga berijazah Diploma III dengan

pengalaman kerja paling singkat 1 (satu) tahun.

2. Persyaratan Teknis:

a. Peralatan Bongkar Muat : Forklift; Pallet; Ship side-net; Rope sling; Rope net: Wire net.

b. Jumlah dan kapasitas peralatan bongkar muat disesuaikan dengan kebutuhan pelayaran bongkar muat di pelabuhan

setempat.

Rekomendasi Teknis

Wajib mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

148. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 149. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

9. Standar Operasional Prosedur Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Bongkar Muat (PBM)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Pembukaan

Kantor Cabang

Perusahaan

Bongkar Muat

(PBM)

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran;

2. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 2010 tentang Angkutan di

Perairan sebagaimana telah diubah

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 22 Tahun 2011 tentang

Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tentang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 152

Tahun 2016 tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan

Bongkar Muat Barang dari8 dan Ke

Kapal;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

1. Perusahaan Bongkar Muat yang telag memiliki izin Usaha wajib melaporkan kepada pemberi izin ( Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali) apabila terjadi perpindahan tempat usaha / perubahan alamat perusahaan

dengan melampirkan :

a. Surat Keterangan domisili perusahaan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang;

b. Foto copy Surat Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat.

2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali setelah melakukan penelitian terhadap dokumen

yang diajukan, dapat menerbitkan surat keterangan perubahan alamat tempat usaha perusahaan dimaksud yang menyatu

dengan surat izin usaha yang telah diterbitkan;

3. Surat Keterangan perubahan alamat tempat usaha perusahaan tersebut, tembusannya disampaikan kepada Dinas

Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

150. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 151. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

10. Standar Operasional Prosedur Laporan Perubahan / Pergantian Nama Pimpinan / Penanggung Jawab Perusahaan Bongkar

Muat (PBM)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Laporan

Perubahan /

Dinas Perhubungan 1. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

5 (lima) hari

Pergantian Nama

Pimpinan /

Penanggung

Jawab

Perusahaan

Bongkar Muat

(PBM)

(Tim Teknis) tentang Pelayaran;

2. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 2010 tentang Angkutan di

Perairan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 22 Tahun 2011 tentang

Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tentang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 152

Tahun 2016 tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan

Bongkar Muat Barang dari8 dan Ke

Kapal;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

biaya). kerja

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Surat Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Bongkar Muat Pemohon mengajukan Permohonan kepada

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayaan Terpadu Satu Pintu dengan Persyaratan :

1. Persyaratan Administrasi :

a. Foto Copy surat izin usaha perusahaan bongkar muat;

b. Rekomendasi kebutuhan pembukaan kantor cabang dari penyelenggara pelabuhan;

c. Surat keterangan domisili kantor cabang yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;

d. Surat keputusan pengangkatan kepala cabang yang di tanda tangani oleh penanggung jawab perusahaan

e. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

f. Bukti kepemilikan peralatan bongkar muat yang akan di operasikan di pelabuhan pada kantor cabang

Rekomendasi Teknis :

Sebelum Surat Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Bongkar Muat diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Swatu Pintu Provinsi Bali wajib memperoleh Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali

dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali mengajukan permohonan kepada Kepala

Dinas Perhubungan Provinsi Bali dengan melampirkan berkas dokumen permohonan Izin Pembukaan Kantor Cabang

Perusahaan;

2. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali melakukan penelitian dokumen persyaratan serta melakukan peninjauan ke

lapangan;

3. Selambat – lambatnya dalam kurun waktu 5 (lima) hari kerja rekomendasi teknis dapat di terbitkan, terhitung sejak berkas

permohonan diterima di Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Provinsi Bali dalam keadaan lengkap.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 152. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

153. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

11. Standar Operasional Prosedur Laporan Perindahan Tempat Usaha Perusahaan Bongkar Muat (PBM)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Laporan

Perindahan

Tempat Usaga

Perusahaan

Bongkar Muat

(PBM)

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran;

2. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 2010 tentang Angkutan di

Perairan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 22 Tahun 2011 tentang

Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tentang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 152

Tahun 2016 tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan

Bongkar Muat Barang dari8 dan Ke

Kapal;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Sistem dan Prosedur :

1. Perusahaan Bongkar Muat yang telah memiliki Izin Usaha wajib melaporkan kepada pemberi izin (Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali) apabila terjadi perubahan / pergantian nama pimpinan / penanggung jawab

perusahaan dengan melampirkan :

a. Foto copy akta perubahan perseroan;

b. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pimpinan / penanggung jawab perusahaan berwenang;

c. Foto copy Surat Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat.

2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali setelah melakukan penelitian terhadap dokumen

yang diajukan, dapat menerbitkan surat keterangan perubahan / pergantian nama pimpinan / penanggung jawab peruahaan

dimaksud yang menyatu dengan surat izin usaha yang telah diterbitkan;

3. Surat keperangan perubahan / pergantian penanggung jawab perusahaan teresebut, tembusannya disampaikan kepada Dinas

Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

154. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 155. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

12. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha TALLY

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Izin Usaha

TALLY

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010

tentang Aangkutan di Perairan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tengtang Angkutan di Perairan;

4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan Tally di Pelabuahn;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Ijin Usaha Tally Pemohon : mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

Persyaratan Administrasi :

a. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan;

b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan;

c. Memiliki Peralatan, Termasuk Peralatan Teknologi Informasi Yang Digunakan;

d. KTP Penanggung Jawab / Direktur dan Komisaris Perusahaan;

e. Memiliki Surat Keterangan Domisili Perusahaan;

f. Memiliki Tenaga Ahli Di Bidang Tally;

g. Mendapatkan Rekomendasi Dari KSOP / UPP Setempat;

h. Memiliki Modal Usaha Sbb :

1) Kegiatan di Pelabuhan Utama dan Pengumpan :

a) Modal Dasar Sekurang-Kurang Rp. 500 Juta;

b) Modal Disetor Sekurang-Kurang Rp. 100 Juta.

2) Kegiatan di Pelabuhan Regional :

a) Modal Dasar Sekurang-Kurang Rp. 250 Juta;

b) Modal Disetor Sekurang-Kurang Rp. 50 Juta.

3) Kegiatan di Pelabuhan Lokal :

Penempatan Modal Dasar dan Modal Disetor Yang Harus Dipenuhi, Disesuaikan Dengan Kondisi Pelabuhan

Setempat Yang Ditetapkan Oleh Gubernur Provinsi Setempat Atas Saran dan Rekomendasi dari KSOP / UPP

Setempat.

i. Memiliki Tenaga Ahli sebagai berikut :

1) Kegiatan di Pelabuhan Utama dan Pengumpan :

Memiliki Sekurang-kurangnya satu (1) Orang Dengan Kualifikasi Ahli Nautika Tk.II Atau Ahli Kepelabuhanan Dan

Pelayaran Berijazah D IV, Atau Strata Satu (1) Transportasi Laut Atau Yang Sederajat.

2) Kegiatan di Pelabuhan Regional :

Memiliki Tenaga Ahli Sekurang-Kurangnya Satu (1) Orang Dengan Kualifikasi Ahli NautikaTk.III, Atau Ahli

Kepelabuhanan Dan Pelayaran Berijazah D III Atau Yang Sederajat.

3) Kegiatan di Pelabuhan Lokal :

Tenaga Ahli Disesuaikan Dengan Kondisi Pelabuhan Setempat Yang Ditetapkan Oleh Gubernur Provinsi Setempat

Atas Saran Dan Pertimbangan dari KSOP / UPP Setempat.

Rekomendasi Teknis :

Wajib mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

156. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 157. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

13. Standar Operasional Prosedur Surat Izin Usaha Pelayaran Rakyat

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat Izin Usaha

Pelayaran Rakyat

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis

1. Undang – undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Aangkutan di Perairan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tengtang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 49 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

Untuk memperoleh Surat Ijin Usaha Pelayaran Rakyat Pemohon mengajukan Permohonan kepada Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan persyaratan :

1. Persyaratan Administrasi :

a. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan bagi Pemohon Berbentuk Badan Usaha atau Kartu Tanda Penduduk bagi Orang

Perseorangan Warga Negara Indonesia yang Mengajukan Permohonan Izin Usaha Angkutan Laut Pelayaran Rakyat;

b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan;

c. Memiliki Penanggung Jawab yang merupakan Pimpinan tertinggi Perusahaan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-

undangan;

d. Memiliki Tempat Usaha baik berupa Milik Sendiri maupun Sewa berdasarkan Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari

Instansi Berwenang, yang dibuktikan dengan Bukti Kepemilikan atau Perjanjian Sewa;

e. Memiliki paling sedikit 1 (satu) orang Tenaga Ahli di Bidang Ketatalaksanaan, Nautis Tingkat Dasar atau Teknis

Pelayaran Niaga Tingkat Dasar;

f. Memiliki Rencana Usaha dan Rencana Pengoperasian Kapal (Bussines Plan);

2. Persyaratan Teknis :

a. Memiliki Kapal Layar (KL) Berbendera Indonesia yang laik laut dan digerakkan sepenuhnya dengan tenaga 466ngina;

b. Memiliki Kapal Layar Motor (KLM) Tradisional Berbendera Indonesia yang laik laut berukuran sampai dengan GT 500

(lima ratus Gross Tonnage) dan digerakkan oleh tenaga 466ngina sebagai penggerak utama dan motor sebagai Tenaga

Penggerak bantu;

c. Memiliki Kapal Motor (KM) Berbendera Indonesia yang laik laut berukuran paling kecil GT 7 (tujuh Gross Tonnage) serta

paling besar GT 35 (tiga puluh lima Gross Tonnage).

d. Kepemilikan Kapal Berbendera Indonesia yang laik laut dapat dibuktikan dengan :

1) Grosse Akte Kapal;

2) Surat Ukur Kapal yang masih berlaku;

3) Sertifikat Keselamatan Kapal yang masih berlaku;

4) Surat keterangan Status Hukum Kapal dari kantor dimana kapal tersebut didaftarkan;

5) Crew List bagi Tongkang Bermesin.

Rekomendasi Teknis :

Wajib mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 158. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 159. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

14. Standar Operasional Prosedur Laporan Perubahan/ Pergantian Nama Pimpinan/ Penanggung Jawab Perusahaan Jasa

Pengurusan Transportasi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Laporan

Perubahan/

Pergantian Nama

Pimpinan/

Penanggung

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran; 2. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Jawab

Perusahaan Jasa

Pengurusan

Transportasi

Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2010

tentang Aangkutan di Perairan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tengtang Angkutan di Perairan;

4. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 49

Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Dan Pengusahaan

Jasa Pengurusan Transportasi; 5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

1. Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang telah memiliki Izin Usaha wajin melaporkan kepada pemberi izin (Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali) apabila terjadi perubahan/pergantian nama

pimpinan/penanggung jawab perusahaan dengan melampirkan :

a. Foto Copy akta perubahan perseroan;

b. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk pimpinan/penanggungjawab perusahaan berwenang;

c. Foto Copy Surat Izin Usaha Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi.

2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali setelah melakukan penelitian terhadap dokumen

yang diajukan, dapat menerbitkan surat keterangan perubahan/pergantian nama pimpinan/penganggung jawab

perusahaan dimaksud yang menyatu dengan surat izin usaha yang telah diterbitkan.

3. Surat keterangan perubahan/pergantian penanggung jawab perusahaan tersebut, tembusannya disampaikan kepada Dinas

Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

160. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 161. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

15. Standar Operasional Prosedur Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pembukaan

Kantor Cabang

Perusahaan Jasa

Pengurusan

Transportasi

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Aangkutan di Perairan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tengtang Angkutan di Perairan; 4. Peraturan Menteri Perhubungan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Republik Indonesia Nomor PM 49 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Dan Pengusahaan

Jasa Pengurusan Transportasi; 5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

Untuk Memperoleh Surat Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi, pemohon

mengajukan permohonan kepada Gubernur Bali Cq. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali dengan melampirkan dokumen persyaratan sebagai berikut :

1. Foto Copy Surat Izin Usaha Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi;

2. Surat keterangan domisili perusahaan kantor cabang;

3. Surat keputusan pengangkatan kepala cabang yang ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan;

4. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Kantor Cabang.

Rekomendasi Teknis :

Sebelum surat izin pembukaan kantor cabang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali wajib memperoleh Rekomendasi Teknis dari Dinas Pehubungan Provinsi Bali dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali mengajukan permohonan kepada

Kepala Dinas Perhubungan Povinsi Bali dengan melampirkan berkas dokumen permohonan izin pembukaan Kantor

Cabang Perusahaan;

2. Kepala Dinas Perhubungan Povinsi Bali melakukan penelitian dokumen persyaratan serta melakukan peninjauan ke

lapangan;

3. Selambat-lambatnya dalam kurun waktu 5(lima) hari kerja rekomendasi teknis dapat diterbitkan, terhitung sejak berkas

permohonan diterima di Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Provinsi Bali dalam keadaan lengkap.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 162. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 163. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

16. Standar Operasional Prosedur Laporan Perpindahan Tempat Uaha Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari

kerja)

Laporan

Perpindahan

Tempat Uaha

Perusahaan Jasa

Pengurusan

Transportasi

Dinas Perhubungan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran; 2. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010

tentang Aangkutan di Perairan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Republik

Rp. 0,- (tidak

dikenakan biaya).

Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tengtang Angkutan di Perairan; 4. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 49 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi;

5. Peraturan Gubernur Bali Nomor 33

Tahun 2018 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Sistem dan Prosedur :

1. Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang telah memiliki Izin Usaha wajib melaporkan kepada pemberi izin (Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali) apabila terjadi perpindahan tempat usaha/perubahan

alamat perusahaan dengan melampirkan :

a. Surat keterangan domisili perusahaan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang;

b. Foto Copy Surat Izin Usaha Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi.

2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali setelah melakukan penelitian terhadap dokumen

yang diajukan, dapat menerbitkan surat keterangan perubahan alamat tempat usaha perusahaan dimaksud yang menyatu

dengan surat izin usaha yang telah diterbitkan.

3. Surat keterangan peruabhan alamat tempat usaha perusahaan tersebut, tembusannya disampaikan kepada Dinas

Perhubungan Provinsi Bali.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

164. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 165. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

L. Bidang Penanaman Modal

1. Standar Operasional Prosedur Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Pendaftaran

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal 2. Undang – Undang Nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/kota. 4. Peraturan Presiden Nomor 97

Tahun 2014 tentang

penyelenggaraan pelayanan Terpadu Satu Pintu.

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas

Penanaman Modal. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu .

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

1 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan 3. Fotocopy akte pendirian/perubahan Di usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan

dari Instansi yang berwenang. 4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum.

5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan. 6. Keterangan rencana kegiatan.

a. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

b. Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 166. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

167. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan 4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Pendaftaran Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Pendaftaran

Perluasan

Penanaman

Modal Dalam

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

1 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

Negeri Teknis) Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Perintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provonsi dan pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota 4. Peraturan Presiden Nomor 97

Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman

Modal. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali. 2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan

3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum. 5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan. 6. Keterangan rencana kegiatan.

a. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

b. Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 168. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

169. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Pendaftaran Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Pendaftaran

Perubahan

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal 2. Undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Perintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provonsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2017 tentang Pedoman

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

1 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal.

6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan

3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum. 5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan.

6. Keterangan rencana kegiatan. 7. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

170. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 171. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Pendaftaran Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal (Merger) Dalam Negeri

Jenis Pelayanan

Perizinan dan

Pemberi Dasar Hukum

Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Nonperizinan Pertimbangan

Pendaftaran

Penggabungan

Perusahaan

Penanaman

Modal (Merger)

Dalam Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal 2. Undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang pemerintahan daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian urusan perintahan antara pemerintah, pemerintrahan daerah

provonsi dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017

tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman

Modal. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

1 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali. 2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan

3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum.

5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan. 6. Keterangan rencana kegiatan.

a. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil. b. Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

172. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 173. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal 2. Undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

Urusan Perintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provonsi dan pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota 4. Peraturan Presiden Nomor 97

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu satu pintu 5. Peraturan Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman

dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal.

6. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

Lampiran Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan 3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan

pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum. 5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan.

6. Keterangan rencana kegiatan. a. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

b. Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

174. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 175. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Perluasan

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal 2. Undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian urusan perintahan antara

pemerintah, pemerintrahan daerah provonsi dan pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota 4. Peraturan Presiden Nomor 97

Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman

Modal.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

6. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali.

2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan

3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan

pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum.

5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan.

6. Keterangan rencana kegiatan.

a. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

b. Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

176. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 177. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

7. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal (Merger) Penanaman Modal Dalam

Negeri

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Penggabungan Perusahaan

Penanaman Modal (Merger) Penanaman

Modal Dalam Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal 2. Undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Perintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provonsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota 4. Peraturan Presiden Nomor 97

Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman

Modal. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

Lampiran Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan

3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum. 5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan.

6. Keterangan rencana kegiatan. a. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

b. Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

178. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

179. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

8. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Perubahan

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

2. Undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Perintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 97

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara

Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal.

6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

perundang-

undangan

Lampiran Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan

3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan dari Instansi yang berwenang.

4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum. 5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan.

6. Keterangan rencana kegiatan. 7. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan produk jasa yang dihasilkan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

180. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 181. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

9. Standar Operasional Prosedur Izin Pembukaan kantor Cabang Perusahaan

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Pembukaan

kantor Cabang

Perusahaan

Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (Tim

Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Perintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu

5. Peraturan Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar atau

sebagaimana

diatur di dalam

peraturan

perundang-

undangan

Penanaman Modal. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Lampiran Persyaratan

1. Permohonan Diajukan Kepada Gubernur Bali c.q. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali. 2. Melengkapi Formulir yang telah ditentukan 3. Fotocopy akte pendirian/perubahan badan usaha atau anggaran dasar koperasi / yayasan yang telah mendapakan pengesahan

dari Instansi yang berwenang. 4. Fotocopy NPWP badan usaha / badan hukum.

5. Fotocopy NPWP dan KTP pimpinan Perusahan. 6. Keterangan rencana kegiatan.

7. Untuk industri berupa diagram alir produksi dengan penjelasan detil produksi termasuk jenis bahan baku dan hasil.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

182. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 183. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

M. Bidang Sosial

1. Standar Operasional Prosedur Izin Pengumpulan Uang dan Barang (PUB)

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin

Pengumpulan

Uang dan Barang

(PUB)

Dinas Sosial (Tim

Teknis)

1. Undang – Undang Nomor 9 Tahun

1961 tentang Pengumpulan Uang dan Barang

2. Peraturan Pemerintahan Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan

3. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan

4. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

5. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor

56/HUK/1995 Tentang Sumbangan

untuk Korban Bencana 6. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor

56/HUK/1996 Tentang Pelaksanaan Pengumpulan

Sumbangan Masyarakat 7. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan

diterima lengkap

dan benar

Persyaratan :

Pemohon penyelengara PUB mengajukan permohonan izin dengan menyampaikan data-data sebagai berikut :

1. Surat Permohonan dari LKS/Orsos.

2. Fotocopy Akte pendiri LKS/Orsos/ dari notaris. 3. Fotocopy surat pengesahan LKS/Orsos dari keMenterian Hukum dan HAM RI.

4. Fotocopy Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga LKS/Orsos yang di syahkan/dicatatkan di notaris/ditanda tangani pembina.

5. Fotocopy rekening bank atas nama LKS/Orsos. 6. Fotocopy NPWP atas nama LKS/Orsos.

7. Fotocopy KTP pengurus LKS/Orsos. 8. Surat Ijin domisili dari kepala desa/ lurah setempat.

9. Surat keputusan pengurus LKS/Orsos yang ditanda tangani oleh pembina LKS/Orsos. 10. Program kerja jangka pendek, menengah dan panjang (kuantitatif). 11. Surat rekomendasi / tanda pendaftaran dari dinas sosial kabupaten/kota.

12. Struktur organisasi penguirus LKS/Orsos. 13. Laporan kegiatan LKS/Orsos yang telah dilaksanakan yang mencakup :

a. Jumlah kelayakan yang sudah di tangani. b. Sarana dan prasarana yang dimiliki.

Jenis Cara Pengumpulan Uang atau Barang (PUB)

1. Mengadakan Pertunjukan

2. Mengadakan Bazzar

3. Penjualan Barang Secara Lelang

4. Pengedaran List Derma

5. Penjualan Stiker Sumbangan

6. Penempatan Kotak –kotak sumbangan di tempat umum

7. Pembukaan rekening bank

Yang Berhak Menyelenggarakan

1. Yayasan dan kepanitiaan yang memenuhi persyaratan dan telah mendapatkan ijin dari pejabat berwenang

2. Memiliki akta notaris atau akta pendirian disertai AD & ADRT

3. Telah Terdaftar pada instansi sosial setempat yang bergerak dibidang usaha kesejahtaeraan sosial

4. Kepanitiaan

- Susunan pengurus

- Alamat kepanitiaan

- Program kegiatan

- Rekomendasi dari Dinas Sosial Setempat

Pejabat pemberi ijin :

1. Menteri sosial

Untuk menyelenggarakan pengumpulan sumbangan meliputi

a. Seluruh Wilayah Indonesia

b. Melebihi satu wilayah Provinsi

c. Satu Provinsi tetapi pemohon berkedudukan di Provinsi lain

2. Gubernur

a. Seluruh wilayah provinsi yang bersangkutan

b. Melebihi dari satu wilayah Kab/Kotamadya

3. Bupati

Meliputi tingkat kabupaten bersangkutan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

184. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 185. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Undian Gratis Berhadiah (UGB)

Jenis Pelayanan Dasar Hukum Standar

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Biaya(Rp) Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Undian Gratis

Berhadiah (UGB)

Dinas Sosial (Tim

Teknis)

1. UU Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian.

2. UU Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

3. PP Nomor132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian.

4. Keppres Nomor 48 Tahun 1973

tentang Penertiban Penyelenggaraan Undian.

5. Kepmensos Nomor 73/HUK/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Izin dan

Penyelenggaraan Undian Gratis. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

5 hari kerja sejak

surat

permohonan

diterima lengkap

dan benar

Syarat dan Ketentuan Permohonan Izin :

1. Mempunyai Akta Pendirian atau Akta Notaris atau Keputusan Pembentukan. 2. Mempunyai susunan pengurus /kepanitiaan. 3. Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

4. Bagi Badan yang kegiatannya di bidang usaha perdagangan harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 5. Bagi Badan yang salah satu kegiatannyabergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, sekurang-kurangnya harus telah

terdaftar pada instansi setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Adanya Rekomendasi dari Gubernur / Pemerintah Daerah setempat.

Tata Cara Permohonan Izin :

1. Permohonan izin diajukan kepada Menteri Sosial RI up. Direktur Jendral Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum penyelenggaraan undian.

2. Permohonan izin dibuat secara tertulis diatas kertas kop surat resmi (asli) bermaterai Rp. 6.000,- serta menyebutkan penanggungjawabnya.

3. Permohonan izin harus ditandatangani langsung oleh penyelenggara dan tidak boleh diwakilkan oleh agensi yang mengurusnya.

4. Permohonan izin harus menyebutkan pokok-pokok kegiatan dari organisasi/badan yang bersangkutan. 5. Melampirkan surat rekomendasi Gubernur/Pemerintah Daerah setempat. 6. Untuk penyelenggaraan undian yang berasal dari luar negeri harus diajukan oleh organisasi/badan/perwakilan yang

berkedudukan di Indonesia. 7. Hadiah berupa barang harus mencantumkan harga menurut standar pasar dan dalam hal ada perbedaan selisih harga

sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari harga pasar yang berlaku. 8. Hadiah-hadiah harus telah tersedia pada saat permohonan izin diajukan atau selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

sebelum penyegelan. 9. Pada saat mengajukan permohonan izin undian, penyelenggara harus sudah melampirkan bukti setor biaya sebesar Rp.

200.000,- per periode dan izin iklan sebesar Rp. 100.000,-

Catatan :

- Permohonan izin dari penyelenggara yang menggunakan agensi harus melampirkan surat kuasa dari penyelenggara kepada

agensi. - Permohonan izin dari penyelenggara yang menugaskan pegawainya untuk melakukan pengurusan harus melampirkan surat

tugas jika belum memiliki ID Card.

- Penarikan undian harus bersifat terbuka untuk umum.

- Melampirkan contoh iklan / promosi.

- Melampirkan kwitansi pembelian untuk hadiah berupa emas

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 186. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 187. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

3. Standar Operasional Prosedur Izin Yayasan yang akan Mempekerjakan Tenaga Asing

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Yayasan

yang akan

Mempekerjakan

Tenaga Asing

Dinas Sosial (Tim

Teknis)

1. Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 1999 tentang hubungan luar negeri.

2. UU RI Nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan.

3. UU RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU RI

Nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan.

4. UU RI Nomor 11 Tahun 2009

tentang kesejahteraan sosial. 5. UU RI 13 Tahun 2011 tentang

penanganan fakir miskin. 6. UU RI Nomor 17 Tahun 2013

tentang organisasi kemasyarakatan.

7. Peraturan pemerintahan Nomor 39

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 184 Tahun 2011 tentang lembaga

kesejahteraan sosial. 9. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Mekanisme yayasan yang akan mempekerjakan tenaga asing

1. Yayasan membuat prop[osal mohon rekomendasi mempekerjakan tenaga asing ke Dinas Sosial Provinsi. Dalam proposal

dilengkapi :

a. Akta notaris yayasan bergerak dibidang sosial

b. Surat keterangan TKA tidak digaji

c. Paspor dan CV TKA

d. Copy NPWP yayasan

e. Surat keterangan domisili yayasan

f. Akte Notaris Yayasan

2. Setelah Proposal masuk ke Dinas Sosial Provinsi, Kemudian mengecek persyaratan tersebut dan apabila sudah lengkap

maka Dinas Sosial Provinsi menerbitkan Rekomendasi yang ditujukan kepda Menteri Sosial RI Cq. Kepala Biro Perencanaan

dan tembusan Direktur Pemberdayaan Sosial perseorangan , keluarga dan kelembagaan Sosial Masyarakat Kementerian

Sosial RI.

3. Kementerian Sosial RI Cq. Kepala Biro Perencanaan akan rapat/sidang dengan tim scining (kementerianLuar Negeri,

Setneg, Imigrasi, Naker, PPATK, Keamanan (BIN, BAIS dan Kepolisian) untuk menentukan dikeluarkan atau tidaknya

Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Yayasan tersebut

4. Apabila dikeluarkan Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) maka rekomendasi tersebut sebagai

sarana untuk mengurus IMTA di Naker dan Imigrasi dan setelah selesai proses tersebut maka orang asing tersebut secara

syah bekerja di yayasan tersebut

5. Untuk perpanjangan ijin tenaga asing dapat di perpanjang pertama, diperpanjang kedua dan diperpanjang ketiga. Jadi total

4 tahun orang asing tersebut bisa bekerja di yayasan.

4. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pengangkatan Anak Antar Warga Indonesia (Adat Kebiasaan)

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pengangkatan

Anak Antar

Warga Indonesia

(Adat Kebiasaan)

Dinas Sosial (Tim

Teknis)

1. Peraturan Pemerintah Nomor : 54

Tahun 2007 tentang Pelaksanaaan Pengangkatan Anak.

2. Peraturan Menteri Sosial R. Nomor: 110/HUK/2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.

3. Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Nomor : 02

Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Prosedor Pengangkatan

Anak. 4. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

7 Hari kerjasejak

surat

permohonan

diterima lengkap

dan benar

Persyaratan Pengajuan Izin :

Rekomendasi Pengangkatan Anak Antar Warga Indonesia

1. Surat Permohonan Kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2. Surat Pernyataan Hak Perwalian.

3. Surat Pernyataan Hibah Warisan

4. Surat Pernyataan kesepakatan Pengangkatan Anak

5. Surat Pernyataan Persetujuan Pengangkatan Anak

6. Surat Pertanyaan belum mempunyai anak

7. Surat Pernyataan Persetujuan Pengangkatan anak dari keuarga besar

8. Surat Pengantar Prngangkatan anak dari Kepala Desa.

9. Surat Keterangan Sehat dari Rumah sakit.

10. Surat Keterangan penghasilan dari instasndi/ tempat kerja

11. Foto Copu KTP Suami istri.

12. Pas photo suami istri 4 x 6 cm.

13. Foto copy akta kelahiran suami istri

14, Foto copy akta pernikahan

15. Foto copy kartu keluarga

16. Pernyataan Penyerahan anak dari orang tua biologis

17. Berita acata pemerasan ( berneterai Rp. 6.000 )

18. Rekomendasi/ pertimbangan teknis dari Dinas Sosial.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 188. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

189. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Rekomendasi Pengangkatan Anak Antar Warga Indonesia (Anak Terlantar)

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Rekomendasi

Pengangkatan

Anak Antar

Dinas Sosial (Tim

Teknis)

1. Peraturan Pemerintah Nomor : 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaaan Pengangkatan Anak.

2. Peraturan Menteri Sosial RI. Nomor:

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

7 Hari kerja

sejak surat

permohonan

diterima

Warga Indonesia

(Anak Terlantar)

110/HUK/2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.

3. Peraturan Direktur Jenderal

Rehabilitasi Sosial Nomor : 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman

Teknis Prosedor Pengangkatan Anak.

4. Peraturan Gubernur Bali No. 30 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur

No. 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu 5. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

lengkap dan

benar

Lampiran Persyaratan ;

Rekomendasi Pengangkatan Anak Antar Warga Indonesia

1. Surat Permohonan Kepada Gubernur Bali Cq.Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2. Surat Pernyataan Hak Perwalian.

3. Surat Pernyataan Hibah Warisan

4. Surat Pernyataan kesepakatan Pengangkatan Anak

5. Surat Pernyataan Persetujuan Pengangkatan Anak

6. Surat Pertanyaan belum mempunyai anak

7. Surat Pernyataan Persetujuan Pengangkatan anak dari keuarga besar

8. Surat Pengantar Prngangkatan anak dari Kepala Desa.

9. Surat Keterangan Sehat dari Rumah sakit.

10. Surat Keterangan penghasilan dari instasndi/ tempat kerja

11. Foto Copu KTP Suami istri.

12. Pas photo suami istri 4 x 6 cm.

13. Foto copy akta kelahiran suami istri

14, Fito copy akta pernikahan

15. Foto copy kartu keluarga

16. Pernyataan Penyerahan anak dari orang tua biologis

17. Berita acata pemerasan ( berneterai Rp. 6.000 )

18. Rekomendasi/ pertimbangan teknis dari Dinas Sosial.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 190. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 191. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

N. Bidang Kesehatan

1. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Pusat

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Pusat

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen.

2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan pemerintah Nomor 72

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

Tahun 1998 tentang Pengamanan Farmasi Dan Alat Kesehatan.

5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas

dan Fungsi keMenterian Negara Serta susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Eseon I KeMenterian Negara.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja

Departemen kesehatan. 9. Permenkes RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

dan benar.

Lampiran Persyaratan :

1. Berbadan Hukum (PT). 2. Memiliki Penanggung jawab Teknis yang Bekerja penuh, dengan pendidikan yang sesuai. 3. Memiliki Sarana dan prasarana yang Mendukung.

4. Mengajukan Surat Permohonan (bermaterai 6000) 5. Izin pendaftaran dari BKPM (Untuk PMA)

6. Foto copy KTP Direktur / Pimpinan 7. Foto copy Akte Pendirian Perusahan yang disahkan oleh Kumham.

8. Surat Status Bangunan. 9. Peta Lokasi (Internet dan Manual).

10. Denah Bangunan. 11. Foto copy KTP Penanggung Jawab teknis.

12. Foto copy Ijazah Penanggung jawab teknis. 13. Foto copy Surat perjanjian Kerjasama Penanggung Jawab Teknis dengan Perusahaan (Dilegalisir Notaris). 14. Surat pernyataan Penanggung Jawab Teknis Bekerja penuh waktu (bermeterai 6000).

15. SK pengangkatan Penanggung Jawab Teknis dari Direktur. 16. Memiliki Bengkel / Bekerjasama dengan Bengkel lain (Elektromedik).

17. Daftar peralatan Bengkel (Elektromedik). 18. Daftar Nama Teknisi (Elektromedik).

19. Ijasah Tenaga Teknisi (Elektromedik). 20. Surat Jaminan Purna Jual (Elektromedika). 21. Daftar Peralatan Gudang (AC, Palet, Rak, Cold Storage/Bila Perlu).

22. Foto copy SIUP yang Dilegalisir. 23. Foto copy NPWP

24. Tanda Daftar Perusahaan yang dilegalisi. 25. Pernyataan Direksi dan Komisaris tidak terlibat dalam pelanggaran Peraturan dan UU yang berlaku (bermaterai 6000)

26. Foto copy SITU yang dilegalisir. 27. Foto copy HO yang dilegalisir. 28. Petugas proteksi radiasi (Elektromedik Radiasi)

29. Jenis/Macam Alat Kesehatan yang diedarkan yang dilegalisir Dinas Kesehatan Prov. Bali 30. Daftar Buku Kepustakaan (Peraturan Yang berkaitan dengan Alkes).

31. Brosur – Brosur berkaitan dengan alkes yang disalurkan. 32. Daftar ketenagaan dengan keterangan job

33. Struktur organisasiperusahaan 34. Perlengkapan administrasi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

192. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 193. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Pusat Perubahan Alamat

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK Pusat

Perubahan

Alamat

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. 4. Peraturan pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Departemen kesehatan. 7. Peraturan presiden Nomor 24 tahun

2010 tentang Kedududukan, Tugas

dan Fungsi keMenterian Negara Serta susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Eseon I KeMenterian Negara.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja

Departemen kesehatan. 9. Permenkes RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Persyaratan :

1. Mengajukan surat permohonan sesuai dengan Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 (bermaterai 6000)

2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali (BAP >1 tahun dilegalisir ulang Diskes Provinsi, dan jika

BAP > 2 tahun melampirkan BAP baru)

3. NPWP

4. SIUP dan TDP

5. Izin Pendaftaran dari BKPM (Untuk PMA)

6. Ho / situ

7. Peta Lokasi (Legalisir Dinas Kesehatan Prov. Bali)

8. Denah Bangunan (Legalisir Dinas Kesehatan Prov. Bali)

9. Daftar sarana dan prasarana gudang

10. Status bangunan

11. Foto copy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama

12. Laporan distribusi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 194. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 195. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon 3. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Pusat Perluasan Kelompok Produk

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen.

2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

(PAK) Pusat

Perluasan

Kelompok

Produk

Pemerintah Daerah. 3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan.

4. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas dan Fungsi keMenterian Negara

Serta susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I KeMenterian

Negara. 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen kesehatan.

9. Permenkes RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

Tentang Penyaluran Alat Kesehatan. 10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

biaya). berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Lampiran Persyaratan :

1. Mengajukan Surat Permohonan sesuai Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali (BAP >1 tahun dilegalisir ulang Diskes Provinsi, dan jika

BAP > 2 tahun melampirkan BAP baru) 3. Izin pendaftaran dari BKPM (Untuk PMA)

4. Peta Lokasi (Legalisir Dinas Kesehatan Prov. Bali). 5. Denah Bangunan (Legalisir Dinas Kesehatan Prov. Bali).

6. Daftar Jenis alkes yang akan disalurkan (Legalisir Dinas Kesehatan Prov. Bali). 7. Brosur / catalog alkes yang akan disalurkan 8. Daftar sarana dan prasarana gudang

9. Daftar peralatan Bengkel (Elektromedik/ instrumen produk diagnostik in vitro). 10. Surat Jaminan Purna Jual(Elektromedik / instrumen produk diagnostik in vitro).

11. Daftar Nama Teknisi (Elektromedik / instrumen produk diagnostik in vitro). 12. Foto copy ijazah teknisi (Elektromedik / instrumen produk diagnostik in vitro).

13. Petugas proteksi radiasi (Elektromedik Radiasi) 14. Foto copy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama 15. Laporan distribusi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 196. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

197. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

4. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Pusat Perubahan Pimpinan

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Pusat

Perubahan

Pimpinan

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah.

3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah No. 38

tahun 2007 tentrang Pembagian

Urusan Pemerintah. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan presiden Nomor 24

tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas dan Fungsi

keMenterian Negara Serta susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

18 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen kesehatan.

9. Permenkes RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Persyaratan :

1. Mengajukan Surat Permohonan sesuai Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Foto copy SIUP dan TDP

3. Foto copy KTP Durektur / Pimpinan 4. Surat perjanjian kerjasama antara PJT dan Perusahaan 5. Struktur organisasi

6. Uraian tugas 7. Surat pernyataaan jaminan purna jual (Elektromedik / instrumen produk diagnostik in vitro).

8. Petugas proteksi radiasi (Elektromedik Radiasi) 9. Foto copy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama

10. Akte Notaris Perubahan Direktur / Pimpinan 11. Laporan distribusi.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

198. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 199. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

5. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Pusat Perubahan Penanggung Jawab Teknis

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Pusat

Perubahan

Penanggung

Jawab Teknis

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. 4. Peraturan pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah No. 38

tahun 2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang Berlaku

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

18 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

pada Departemen kesehatan. 7. Peraturan presiden Nomor 24

tahun 2010 tentang

Kedududukan, Tugas dan Fungsi keMenterian Negara Serta

susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I KeMenterian

Negara. 8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja

Departemen kesehatan. 9. Permenkes RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Persyaratan :

1. Mengajukan Surat Permohonan sesuai Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Foto copy KTP Penanggung Jawab Teknis (PJT)

3. Foto copy Ijazah PJT 4. Surat Pernyataan PJT sanggup bekerja Full Time

5. Surat Perjanjian Kerjasama antara PJT dan Perusahaan 6. Struktur organisasi

7. Uraian tugas 8. Foto copy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama

9. Surat pengunduran diri PJT lama 10. Berita Acara Serah Terima Tugas dari PJT lama ke PJT baru

11. Laporan Distribusi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

200. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 201. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

6. Standar Operasional Prosedur Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Cabang

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Cabang

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen.

2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

36 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

4. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Farmasi Dan Alat Kesehatan.

5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentrang Pembagian

Urusan Pemerintah. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku

pada Departemen kesehatan. 7. Peraturan presiden Nomor 24

tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas dan Fungsi

keMenterian Negara Serta susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I KeMenterian Negara.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen kesehatan.

9. Permenkes RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat

Kesehatan 10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

dan benar.

Persyaratan :

1. Berdasarkan Hukum (PT).

2. Memiliki Penanggung jawab Teknis yang Bekerja penuh, dengan pendidikan yang sesuai. 3. Memiliki Sarana dan prasarana yang Mendukung.

4. Mengajukan surat permohonan (bermaterai 6000) 5. Izin pendaftaran dari BKPM (Untuk PMA)

6. Foto copy KTP Direktur/Pimpinan 7. Fotocopy akte pendirian perusahaan yang disahkan oleh Kumham

8. Surat Status Bangunan. 9. Peta Lokasi (Internet dan Manual).

10. Denah Bangunan 11. Foto copy KTP Penanggung Jawab teknis. 12. Foto copy Ijazah Penanggung jawab teknis.

13. Foto copy Surat perjanjian Kerjasama Penanggung Jawab Teknis dan Perusahaan (Dilegalisir notaris). 14. Surat pernyataan Penanggung Jawab Teknis Bekerja penuh waktu (bermeterai 6000).

15. SK pengangkatan Penanggung Jawab Teknis dari Direktur. 16. Memiliki Bengkel / Bekerjasama dengan Bengkel lain (Elektromedik).

17. Daftar peralatan Bengkel (Elektromedik). 18. Daftar Nama Teknisi (Elektromedik). 19. Ijasah Tenaga Teknisi (Elektromedik).

20. Surat Jaminan Purna Jual (Elektromedik). 21. Daftar Peralatan Gudang (AC, Palet, Rak, Cold Storage/Bila Perlu).

22. Foto copy SIUP yang Dilegalisir. 23. Foto copy NPWP

24. Tanda Daftar Perusahaan yang dilegalisi. 25. Pernyataan Kepala cabang tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan dan UU yang berlaku (bermeterai 6000). 26. Foto copy SITU yang dilegalisir.

27. Foto copy HO yang dilegalisir. 28. Petugas Proteksi Radiasi (Elektromedik Radiasi)

29. Jenis/Macam Alat Kesehatan yang diedarkan yang dilegalisir Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 30. Daftar Buku Kepustakaan (Peraturan Yang berkaitan dengan Alkes).

31. Brosur – Brosur berkaitan dengan alkes yang disalurkan. 32. Daftar ketenagaan dengan keterangan Job 33. Struktur organisasi perusahaan

34. Perlengkapan administrasi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya, Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

202. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

203. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

7. Standar Operasional Prosedur Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Cabang Perluasan Kelompok Produk

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Cabang

Perluasan

Kelompok

Produk

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah.

3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas dan Fungsi keMenterian Negara

Serta susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I KeMenterian

Negara. 8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen kesehatan.

9. Permenkes RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Persyaratan :

1. Mengajukan Surat permohonan sesuai Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) DARI Diskes Provinsi Bali (BAP) 1 tahun dilegalisir ulang Diskes Provinsi Bali , dan jika BAP >

2 tahun melampirkan BAP baru) 3. Izin Pendaftaran dari BKPM (PMA) 4. Peta lokasi (legalisir Diskes Provinsi Bali)

5. Denah Bangunan (legalisir diakes provinsi bali)

6. Daftar jenis alkes yang akan di salurkan (legalisir diskes Provinsi) 7. Brosur / catalog alkes yang akan disalurkan

8. Daftar sarana dan prasarana gudang 9. Daftar peralatan bengkel (elektromedik / instrument produk diagnostic in vitro)

10. Surat pernyataan jaminan purna jual (elektromedik / produk diagnostic in vitro) 11. Daftar nama teknisi (elektromedik / instrument produk diagnostic in vitro)

12. Fotocopy ijasah teknisi (elektromedik / instrument produk) 13. Petugas proteksi radiasi (elektromedik radiasi) 14. Fotocopy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama

15. Laporan distribusi Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 204. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

205. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

8. Standar Operasional Prosedur Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Cabang Perubahan Alamat

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Penyalur Dinas Kesehatan 1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Rp. 0,- (tidak 30 hari kerja

Alat Kesehatan

(PAK) Cabang

Cabang

Perubahan

Alamat

(Tim Teknis) perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah.

3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan

Pemerintah. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun

2010 tentang Kedududukan, Tugas dan Fungsi KeMenterian Negara

Serta susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I KeMenterian

Negara. 8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen kesehatan.

9. Permenkes RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

dikenakan

biaya).

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Persyaratan :

1. Mengajukan surat permohonan sesuai permenkes 1191/MENKES/PER/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) DARI Diskes Provinsi Bali (BAP > 1 tahun dilegalisir ulang Diskes Provinsi Bali , dan jika

BAP >2 tahun melampirkan BAP baru) 3. NPWP

4. SIUP atau TDP 5. Izin Pendaftaran dari BKPM (PMA)

6. HO / SITU 7. Peta lokasi (legalisir Diskes Provinsi Bali) 8. Denah Bangunan (legalisir diakes provinsi bali)

9. Daftar sarana dan prasarana gudang 10. Status bangunan

11. Fotocopy izin penyalur alat kesehatan yang lama 12. Laporan distribusi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

206. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 207. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

9. Standar Operasional Prosedur Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Cabang Perubahan Pimpinan

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Cabang

Perubahan

Pimpinan

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen.

2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan Farmasi Dan Alat Kesehatan.

5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis Dan

Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas

dan Fungsi KeMenterian Negara Serta susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Eseon I KeMenterian Negara.

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

24 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen kesehatan.

9. Permenkes RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat

Kesehatan. 10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Mengajukan surat permohonan sesuai permenkes 1191/MENKES/PER/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Foto copy SIUP atau TDP

3. Foto copy KTP Direktur / Pimpinan 4. Surat perjanjian kerja sama antara PJT dan Perusahaan

5. Struktur Organisasi 6. Uraian Tugas 7. Surat pernyataan jaminan purna jual (Elektromedik dan atau Instrumen Diagnostik In Vitro)

8. Petugas Proteksi Radiasi (Elektromedik dan atau Instrumen Diagnostik In Vitro) 9. Foto copy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama

10. Akte Notaris Perusahaan Direktur / Pimpinan 11. Laporan Distribusi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 208. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 209. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

10. Standar Operasional Prosedur Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Cabang Perubahan Penanggung Jawab Teknis

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Penyalur

Alat Kesehatan

(PAK) Cabang

Perubahan

Penanggung

Jawab Teknis

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan Pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen kesehatan.

7. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedududukan, Tugas

dan Fungsi KeMenterian Negara Serta susunan Organisasi, Tugas

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

24 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

dan Fungsi Eseon I KeMenterian Negara.

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata Kerja

Departemen kesehatan. 9. Permenkes RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Mengajukan surat permohonan sesuai permenkes 1191/MENKES/PER/VIII/2010 (bermaterai 6000) 2. Foto copy KTP Penanggung Jawab Teknis (PJT) 3. Foto copy Ijazah Penanggung Jawab Teknis (PJT)

4. Surat Pernyataan Penanggung Jawab Teknis (PJT) sanggup bekerja Full Time 5. Surat Perjanjian Kerjasama antara PJT dan Perusahaan

6. Struktur Organisasi 7. Uraian Tugas

8. Foto copy Izin Penyalur Alat Kesehatan yang lama 9. Surat pengunduran diri PJT lama

10. Berita Acara Serah Terima Tugas dari PJT lama ke PJT baru 11. Laporan Distribusi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 210. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

211. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

11. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT (Pusat)

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT (Pusat)

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3821);

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 30

(tiga puluh) hari

kerja setelah

berkas

permohonan

diterima lengkap

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010

2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali 3. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

4. Berbadan Hukum (PT) yang disahkan Kemenhukham 5. Fotokopi NPWP

6. Tanda Daftar Perusahaan (TOP) yang dilegalisir 7. Tanda Daftar Industri (TDI) atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk non-PMA

8. Izin Prinsip Industri dari BKPM untuk PMA 9. Fotokopi UUG/HO

10. Peta Lokasi (manual dan internet) 11. Denah Bangunan

12. Surat status bangunan (beserta bukti dukung) 13. Fotokopi KTP Direktur/Pimpinan 14. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Teknis (PJT)

15. Fotokopi ijazah PJT 16. Surat Penyataan PJT sanggup bekerja penuh waktu (full time)

17. Surat perjanjian kerjasama antara PJT dan perusahaan 18. Struktur Organisasi

19. Uraian Tugas 20. Daftar produk yang akan diproduksi

21. Daftar alat kelengkapan produksi 22. Alur proses produksi masing-masing produk 23. Daftar peralatan laboratorium (Quality control) untuk sertifikat produksi Kelas A

24. Kerjasama dengan laboratorium pengujian yang terakreditasi/diakui/ditunjuk (untuk sertifikat produksi kelas B dan C) 25. Daftar buku kepustakaan

26. Dokumen lingkungan (SPPL/UKL-UPL) jika dalam proses produksinya menghasilkan limbah yang berdampak terhadap lingkungan

27. Izin Penggunaan Fasilitas Bersama (Jika sarana digunakan untuk produksi bersama dengan produk farmasi)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

212. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 213. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

12. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT Perubahan Pimpinan

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT Perubahan

Pimpinan

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 18

(delapan belas)

hari kerja setelah

berkas

permohonan

diterima lengkap

2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

3. Berbadan Hukum (PT) yang disahkan Kemenhukham 4. Tanda Daftar Perusahaan (TOP) yang dilegalisir

5. Tanda Daftar Industri (TDI) atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk non-PMA 6. Izin Prinsip Industri dari BKPM untuk PMA

7. Fotokopi UUG/HO 8. Surat status bangunan (beserta bukti dukung)

9. Fotokopi KTP Direktur/Pimpinan 10. Surat perjanjian kerjasama antara PJT dan perusahaan

11. Struktur Organisasi 12. Uraian Tugas

13. Fotokopi Sertifikat Produksi yang lama 14. Akte Notaris Perubahan Direktur/ Pimpinan 15. Laporan Realisasi Produksi Tahunan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 214. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

215. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

13. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT Perubahan Penanggung Jawab

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi Dinas Kesehatan 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun Rp. 0,- (tidak Selambat-

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT Perubahan

Penanggung

Jawab

(Tim Teknis) 1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

dikenakan

biaya).

lambatnya 18

(delapan belas)

hari kerja setelah

berkas

permohonan

diterima lengkap

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010

2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

3. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Teknis (PJT)

4. Fotokopi ijazah PJT

5. Surat Penyataan PJT sanggup bekerja penuh waktu (full time)

6. Surat perjanjian kerjasama antara PJT dan perusahaan

7. Struktur Organisasi

8. Uraian Tugas

9. Fotokopi Sertifikat Produksi yang lama

10. Surat Pengunduran Diri PJT lama

11. Berita Acara Serah Terima Tugas dari PJT lama ke PJT baru

12. Laporan Realisasi Produksi Tahunan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 216. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

217. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

14. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT Perubahan NPWP

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT Perubahan

NPWP

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3821);

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 18

(delapan belas)

hari kerja setelah

berkas

permohonan

diterima lengkap

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

3. Berbadan Hukum (PT) yang disahkan Kemenhukham 4. Fotokopi NPWP

5. Tanda Daftar Industri (TDI) atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk non-PMA

6. Izin Prinsip Industri dari BKPM untuk PMA 7. Fotokopi UUG/HO

8. Fotokopi Sertifikat Produksi yang lama 9. Laporan Realisasi Produksi Tahunan

10. Dokumen lingkungan (SPPL/UKL-UPL) jika menghasilkan limbah berdampak pada lingkungan 11. Izin Penggunaan Fasilitas Bersama (Jika sarana digunakan untuk produksi bersama dengan produk farmasi)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

218. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

219. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan 4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

15. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT Perubahan Alamat

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT Perubahan

Alamat

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 30

(tiga puluh) hari

kerja setelah

berkas

permohonan

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara

diterima lengkap

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 Persyaratan

2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

3. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

4. Berbadan Hukum (PT) yang disahkan Kemenhukham

5. Fotokopi NPWP

6. Tanda Daftar Industri (TDI) atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk non-PMA

7. Izin Prinsip Industri dari BKPM untuk PMA

8. Fotokopi UUG/HO

9. Peta Lokasi (manual dan internet)

10. Denah Bangunan

11. Surat status bangunan (beserta bukti dukung)

12. Fotokopi Sertifikat Produksi yang lama

13. Laporan Realisasi Produksi Tahunan

14. Dokumen Lingkungan (SPPL/UKL-UPL) jika menghasilkan limbah berdampak pada lingkungan

15. Izin Penggunaan Fasilitas Bersama (Jika sarana digunakan untuk produksi bersama dengan produk farmasi)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 220. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 221. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

16. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT Perpanjangan

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT

Perpanjangan

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 30

(tiga puluh) hari

kerja setelah

berkas

permohonan

diterima lengkap

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 Persyaratan

2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

3. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

4. Tanda Daftar Industri (TDI) atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk non-PMA

5. Izin Prinsip Industri dari BKPM untuk PMA

6. Fotokopi UUG/HO

7. Peta Lokasi (manual dan internet)

8. Denah Bangunan

9. Surat status bangunan (beserta bukti dukung)

10. Daftar produk yang akan diproduksi

11. Daftar alat kelengkapan produksi

12. Alur proses produksi masing-masing produk

13. Daftar peralatan laboratorium (Quality control) untuk sertifikat produksi Kelas A

14. Kerjasama dengan laboratorium pengujian yang terakreditasi/diakui/ditunjuk untuk sertifikat produksi

Kelas B (yang belum memiliki laboratorium sendiri) dan Kelas C

15. Fotokopi Sertifikat Produksi yang lama

16. Laporan Realisasi Produksi Tahunan

17. Dokumen lingkungan (SPPL/UKL-UPL)) jika menghasilkan limbah berdampak pada lingkungan

18. Izin Penggunaan Fasilitas Bersama (Jika sarana digunakan untuk produksi bersama dengan produk farmasi)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

222. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

223. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

17. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan / PKRT Perluasan Produk

Jenis Pelayanan Dasar Hukum Standar

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Biaya(Rp) Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Sertifikasi

Produksi Alat

Kesehatan /

PKRT Perluasan

Produk

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 3821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 30

(tiga puluh) hari

kerja setelah

berkas

permohonan

diterima lengkap

Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 144, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2000 tentang Perizinan

Pemanfaatan Tenaga Nuklir

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3993);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan

Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak Yang Berlaku

Pada Departemen Kesehatan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 26,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4975);

9. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

10. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan

sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Permohonan sesuai Permenkes No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali

3. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali 4. Tanda Daftar Industri (TDI) atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk non-PMA

5. Izin Prinsip Industri dari BKPM untuk PMA 6. Denah Bangunan

7. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Teknis (PJT) 8. Fotokopi ijazah PJT 9. Surat Penyataan PJT sanggup bekerja penuh waktu (full time)

10. Surat perjanjian kerjasama antara PJT dan perusahaan 11. Daftar produk yang akan diproduksi

12. Daftar alat kelengkapan produksi 13. Alur proses produksi masing-masing produk

14. Daftar peralatan laboratorium (Quality control) untuk sertifikat produksi Kelas A 15. Kerjasama dengan laboratorium pengujian yang terakreditasi/diakui/ditunjuk untuk sertifikat produksi kelas B (belum

punya laboratorium sendiri)

16. Fotokopi Sertifikat Produksi yang lama 17. Laporan Realisasi Produksi Tahunan

18. Dokumen lingkungan (SPPL/UKL-UPL) jika menghasilkan limbah berdampak pada lingkungan

19. Izin Penggunaan Fasilitas Bersama (Jika sarana digunakan untuk produksi bersama dengan produk farmasi)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 224. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

225. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

18. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pengakuan Pedagang Besar Farmasi (PBF) Pusat

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pengakuan

Pedagang Besar

Farmasi (PBF)

Pusat

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun

1997 tentang Psikotropika 2. Undang-undang Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi dan Alat

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 12

hari kerja sejak

berkas

dinyatakan

lengkap

Kesehatan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 tentang Kefarmasiaan

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor

7. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1184 Tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011

tentang Pedagang Besar Farmasi 9. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Surat Permohonan ditandatangani direktur dan apoteker penanggung jawab (asli bermaterai Rp. 6000,-) 2. Fotocopy KTP/identitas direktur/ketua

3. Salinan/fotocopy akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 4. Salinan/fotocopy NPWP 5. Fotocopy Ijin Usaha PBF Pusat yang lama (bagi PBF yang memperpanjang)

6. Susunan Direksi/Pengurus 7. Surat Pernyataan komisaris/dewan pengawas/direksi/ pengurus tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang farmasi dalam kurun waktu 2 (dua) tahun 8. Fotocopy KTP dan atau keterangan domisili Apoteker Penanggung Jawab

9. Salinan/fotocopy ijazah, Surat Ijin Kerja dan Surat Tanda Registrasi Apoteker Penanggung Jawab 10. Surat Pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker penanggung jawab 11. Surat Perjanjian Kerjasama Apoteker dengan Pimpinan PBF dalam bentuk akte notaris

12. Gambaran peta lokasi perusahaan

13. Gambar denah bagunan kantor dan gudang disertai dengan ukuran luas masing-masinh ruangan 14. Surat bukti penguasaan banguan dan gudang

15. Data ketenagaan 16. Daftar Pusataka yang dimiliki berkaitan dengan PBF

17. Blangko perlengkapan administrasi PBF 18. Fotocopy SIUP

19. Fotocopy HO 20. Fotocopy IMB 21. Fotocopy SITU

22. FotocopyTDP

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

226. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 227. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

19. Standar Operasional Prosedur Pergantian Penanggung Jawab PBF Pusat

Jenis Pelayanan Dasar Hukum Standar

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Biaya(Rp) Waktu (hari kerja)

Pergantian

Penanggung

Jawab PBF Pusat

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikopatropika

2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat

Kesehatan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2010 Tentang Prekursor 7. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi 9. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

6 (enam) hari

kerja sejak berkas

dinyatakan

lengkap

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan

1. Tembusan surat Permohonan perubahan apoteker penanggung jawab dari PBF yang ditandatangani direktur/pengurus dan penanggung jawab (bermaterai 6000)

2. Susunan direksi dan komisaris 3. Surat Pengunduran diri atau keterangan dari Apoteker penggung jawab yang lama

4. Surat pernyataan dari Apoteker penganggung jawab baru bersedia bekerja secara purna waktu dan tidak bekerja pada perusahaan farmasi lainnya

5. Surat perjanjian kerjasama Apoteker baru dengan Direktur PBF dalam akte notaries (minimal 2 tahun)

6. Fotokopi KTP dan aau keterangan domisili 7. Fotokopi ijazah, STRA dan SIPA

8. NPWP 9. Fotokopi izin PBF yang masih berlaku

10. Surat serah terima tanggung jawab dari penanggung jawab lama kepada penanggung jawab yang baru

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 228. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

229. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

20. Standar Operasional Prosedur Pengakuan Pedagang Besar Farmasi (PBF) Cabang

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Pengakuan

Pedagang Besar

Farmasi (PBF)

Cabang

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun

1997 Tentang Psikotropika; 2. Undang – Undang Nomor 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika; 3. Undang – Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang

Pedagang Besar Farmasi; 8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 34 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Meneteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi

9. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

18 hari kerja

sejak berkas

dinyatakan

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Surat Permohonan di tandatangani direktur dan apoteker penanggung jawab (asli bermaterai 6000)

2. Rekomendasi dari Kepala Balai Besar/ Balai POM

3. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

4. Foto copy KTP/ identitas direktur/ ketua

5. Salinan/ fotocopy akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan

6. Salinan/ fotocopy NPWP

7. Fotocopy Ijin Usaha PBF Pusat

8. Surat Penunjukan kepala Cabang

9. Susunan Direksi/ Pengurus

10. Surat Pernyataan Komisaris/ dewan pengawas/ direksi/ pengurus tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan

perundang – undangan di bidang farmasi dalam kurun waktu 2 (dua) tahun

11. Foto copy KTP dan atau keterangan domisili Apoteker

12. Salinan / Fotocopy ijazah, Surat Ijin Kerja dan Surat Tanda Registrasi Apoteker Penanggung Jawab

13. Surat Pernyataan Apoteker Penanggung Jawab, bekerja pada perusahaan farmasi lainnya

14. Surat perjanjian kerja sama Apoteker dengan Pimpinan PBF dalam bentuk akte notaris

15. Gambar peta lokasi perusahaan dan denah bangunan

16. Surat bukti penguasaan bangunan dan gudang

17. Data ketenagaan

18. Daftar pustaka yang dimiliki berkaitan dengan PBF

19. Blangko kelengkapan administrasi PBF

20. Foto copy SIUP

21. Foto copy HO

22. Foto copy IMB

23. Foto copy SITU

24. Foto copy TDP

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 230. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 231. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

21. Standar Operasional Prosedur Persetujuan Pergantian Kepala Cabang PBF

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Persetujuan

Pergantian

Kepala Cabang

PBF

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikopatropika

2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

6 (enam) hari

kerja sejak berkas

dinyatakn

lengkap

Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian 6. Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2010 Tentang Prekursor 7. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang

Pedagang Besar Farmasi 8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2017 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan

1. Surat Permohonan perubahan Kepala Cabang dari PBF ditandatangani direktur/pengurus dan apoteker penanggung jawab

(bermaterai 6000)

2. Akta pendirian hukum yang sah sesuai ketentuan perundang-undangan

3. Akta notaris mengenai perubahan/Surat keputusan tentang pergantian pimpinan

4. NPWP

5. Susunan direksi dan komisaris

6. Surat pernyataan pimpinan yang baru bahwa tidak terlibat peraturan perundang-undangan di bidang farmasi (materai

6000)

7. Fotokopi KTP pimpinan

8. Berita acara serah terima

9. Fotokopi izin PBF yang masih berlaku

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 232. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

233. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

22. Standar Operasional Prosedur Persetujuan Pergantian Penanggung Jawab PBF Cabang

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Persetujuan

Pergantian

Dinas Kesehatan 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikopatropika

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

6 (enam) hari

kerja sejak berkas

Penanggung

Jawab PBF

Cabang

(Tim Teknis) 2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat

Kesehatan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian 6. Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2010 Tentang Prekursor 7. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi 9. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 30 Tahun 2017 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

biaya). dinyatakn

lengkap

Persyaratan

1. Surat Permohonan perubahan apoteker penanggung jawab dari PBF yang ditandatangani direktur/pengurus dan

penanggung jawab

2. Susunan direksi dan komisaris

3. Surat Pengunduran diri atau keterangan dari Apoteker penggung jawab yang lama

4. Surat pernyataan dari Apoteker penganggung jawab baru bersedia bekerja secara purna waktu dan tidak bekerja pada

perusahaan farmasi lainnya (asli)

5. Surat perjanjian kerjasama Apoteker baru dengan Direktur PBF dalam akte notaries (minimal 2 tahun)

6. Fotokopi KTP dan aau keterangan domisili

7. Fotokopi ijazah, STRA dan SIPA

8. NPWP

9. Fotokopi izin PBF yang masih berlaku

10. Surat serah terima tanggung jawab dari penanggung jawab lama kepada penanggung jawab yang baru (asli)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 234. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

235. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

23. Standar Operasional Prosedur Pencabutan Pengakuan PBF Cabang

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Pencabutan

Pengakuan PBF

Cabang

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun

1997 Tentang Psikopatropika

2. Undang-undang Nomor 35 Tahun

2009 Tentang Narkotika

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 Tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi Dan Alat

Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2010 Tentang Prekursor

7. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang

Pedagang Besar Farmasi

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 34 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

-

9. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 30 Tahun 2017 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan

1. Surat Permohonan Pencabutan Pengakuan PBF Cabang dari PBF ditandatangani direktur/pimpinan dan penanggung jawab

(materai 6000)

2. Surat pernyataan dari Direktur/Pimpinan bahwa PBF sudah tidak beroperasional

3. Surat pernyataan dari penanggung jawab bahwa PBF sudah tidak mengelola obat-obatan lagi

4. Asli berita acara serah terima obat (bila obat dikembalikan ke PBF pusat)

5. Mengembalikan ijin asli PBF

6. Foto bangunan dan gedung PBF

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 236. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 237. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

24. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Pergantian Direktut PBF

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Pergantian

Direktut PBF

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun

1997 Tentang Psikopatropika

2. Undang-undang Nomor 35 Tahun

2009 Tentang Narkotika

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 Tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi Dan Alat

Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2010 Tentang Prekursor

7. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang

Pedagang Besar Farmasi

8. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 34 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

6 (enam) hari

kerja sejak berkas

dinyatakn

lengkap

Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi

9. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 30 Tahun 2017 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi

10. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan

1. Tembusan surat Permohonan perubahan direktur dari PBF ditandatangani direktur/pengurus dan apoteker penanggung

jawab (bermaterai 6000)

2. Akta pendirian hukum yang sah sesuai ketentuan perundang-undangan

3. Akta notaris mengenai perubahan/Surat keputusan tentang pergantian pimpinan

4. NPWP

5. Susunan direksi dan komisaris

6. Fotokopi Surat pernyataan pimpinan yang baru bahwa tidak terlibat peraturan perundang-undangan di bidang farmasi

(materai 6000)

7. Fotokopi KTP pimpinan

8. Berita acara serah terima

9. Fotokopi izin PBF yang masih berlaku

Prosedur/ Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 238. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

239. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

25. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin IOT (Industri Obat Tradisional) dan IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin IOT (Industri

Obat Tradisional)

dan IEBA

(Industri Ekstrak

Bahan Alam)

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 17

Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan

Pengembangan Industri. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian.

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat

Tradisional. 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan 2. Persetujuan prinsip

3. Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan 4. Daftar jumlah tenaga kerja beserta tempat penugasannya

5. Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk sediaan obat tradisional dan ekstrak yang akan dibuat 6. Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup/Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

7. Rekomendasi pemenuhan CPOTB dari Kepala Badan dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaan dari Kepala Balai

setempat, dan

8. Dalam hal terjadi perubahan data setelah persetujuan prinsip diterbitkan, maka perubahan data tersebut harus disetujui

oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Dinas yang berkaitan dengan Rencana Induk Pembangunan (RIP)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 240. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 241. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

26. Standar Operasional Prosedur Ijin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Ijin Usaha Kecil

Obat Tradisional

(UKOT)

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang – undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 17

Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan

Pengembangan Industri 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian 5. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 006 Tahun 2012 tentang

Industri dan Usaha Obat

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Tradisional 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan (asli bermaterai Rp. 6000,-)

2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kab/Kota.

3. Rekomendasi dari Kepala Balai Besar/ Balai POM

4. Fotocopy KTP dan atau Keterangan domisili pimpinan

5. Salinan/fotocopy akte pendirian badan hukum yang sah sesuai peraturan perundang-undangan

6. Susunan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas

7. Pernyataan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan perundang-

undangan di bidang farmasi

8. Fotokopi bukti penguasaan tanah dan bangunan

9. Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan

10. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak

11. Persetujuan lokasi dari pemerintah dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (SITU & HO)

12. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)

13. Surat Tanda Daftar Perusahaan

14. Salinan/fotocopy ijasah dan Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian/Apoteker Penanggung Jawab

15. Asli Surat Pernyataan kesediaan bekerja penuh waktu dari Tenaga Teknis Kefarmasian

16. Surat pengangkatan penanggung jawab dari pimpinan perusahaan

17. Bentuk sediaan dan kapasitas produksi per tahun

18. Daftar mesin dan peralatan yang digunakan

19. Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk sediaan yang akan dibuat

20. Daftar jumlah tenaga kerja dan tempat penugasannya

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

242. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

243. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

27. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Ijin Produksi Kosmetika

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi Ijin

Produksi

Kosmetika

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan

Daerah 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

4. Undang-undang Nomor 36 Tahun

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

21 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

2009 tentang Kesehatan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

6. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan 7. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian 8. Keputusan Presiden Nomor 103

Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

9. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang Kedudukan dan Organisasi Kementerian

Negara 10. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005

tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen Kesehatan

12. Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 1175/Menkes/PER/VIII/2010

tentang Izin Produksi Kosmetika 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan bermaterai 6.000

2. Fotocopi Izin Usaha Industri atau Tanda daftar Industri yang telah dilegalisir

3. Nama direktur/pengurus

4. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) direksi perusahaan/pengurus

5. Susunan Direksi/Pengurus

6. Pernyataan Direksi/Pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi

7. Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan (berbentuk Badan Usaha) yang telah disahkan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan

8. Fotocopy Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP)

9. Denah Bangunan yang disahkan oleh Kepala Badan POM

10. Bentuk dan Jenis Sediaan Kosmetika yang dibuat

11. Daftar peralatan yang tersedia

12. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh P.Jawab (materai 6000)

13. Fotocopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi (STRA/STRTTK) penanggung jawab yang telah dilegalisir

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

244. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

245. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

28. Standar Operasional Prosedur Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat Tanda

Registrasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun

2014 tentang Tenaga Kesehatan.

2. Peraturan Pemerintahan Republik

Indonesia Nomor 51 Tahun 2009

tentang Pekerjaan Kefarmasian.

3. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor

889/MENKES/PER/V/2011,

tentang Registrasi, Izin Praktek dan

Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.

4. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

-

Lampiran Persyaratan :

1. Ijazah yang sudah dilegalisir

2. Pasfoto ukuran 4 x6 dengan latar belakang : merah 2 lembar

3. Surat Keterangan Sehat

4. Rekomendasi dari Organisasi Profesi

5. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika kefarmasian

6. Surat lolos butuh (bagi lulusan luar Bali)

Semua dalam rangkap 1 (satu).

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

246. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 247. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

29. Standar Operasional Prosedur Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Selain Dokter, Dokter Gigi dan Farmasi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat Tanda

Registrasi

Tenaga

Kesehatan Selain

Dokter, Dokter

Gigi dan

Farmasi.

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun

2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

4. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Persyaratan :

1. Ijazah yang sudah dilegalisir : 2 lembar 2. Pasfoto ukuran 4 x 6 dengan latar belakang merah : 4 lembar 3. Sertifikat Kompetensi bagi yang sudah ikut Uji Kompetensi : 2 lembar

4. Bukti setor PNBP sebanyak 3 lembar (termsuk yang asli) Prosedur :

1. Berkas usulan baik dari perseorangan, fasilitas pelayanan kesehatan maupun dari institusi pendidikan diajukan ke Organisasi Profesi yang bersangkutan

2. Organisasi Profesi merekapitulasi ususlan untuk selanjutnya diteruskan ke Sekretarian MTKP di Dinas Kesehatan Prov. Bali 3. MTKP melakukan verifikasi, yang sudah lengkap dalam waktu paling lambat 1 (satu) minggu akan diteruskan ke MTKI pusat

untuk penerbitan STRnya

4. Bila STR tersebut sudah diterima MTKP dalam waktu 2 (dua) hari akan disampaikan ke Organisasi profesi yang bersangkutan

5. Apabila STR belum terbit dan karena keperluan mendesak, MTKP akan mengeluarkan Surat Keterangan bahwa STR sedang dalam proses pengurusan MTKI

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

248. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 249. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

30. Standar Operasional Prosedur Surat Tugas Dokter Spesialis

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Surat Tugas

Dokter Spesialis

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

2052 Tahun 2011 tentang Izin

Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231 tahun 2007 tentang

Penugasan Khusus Sumberdaya Manusia Kesehatan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Selambat-

lambatnya 7

(tujuh) hari kerja

setelah berkas

permohonan

diterima lengkap

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 299 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Program Internsip

dan Penempatan Dokter Pasca Internsip

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 317 Tahun 2010 tentang

Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia

Persyaratan :

1. Surat Permohonan dari Rumah Sakit (RS) pemohon

2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi

3. Surat Permohonan dari Kabupaten/Kota

4. Kajian RS untuk kebutuhan pelayanan subspesialistik yang diajukan dengan Surat Tugas

5. Daftar dokter spesialis di RS Pemohon

6. Fotocopy STR dokter yang dimohonkan

7. Fotocopy SIP (3 tempat) dokter yang dimohonkan

8. Rekomendasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

9. Rekomendasi OP (Organisasi Profesi)

10. Pas foto 4x6 berwarna (2 lembar)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 250. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

251. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf 7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

31. Standar Operasional Prosedur Izin Laboratorium Klinik Umum Madya

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin

Laboratorium

Klinik Umum

Madya

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah 3. Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan 5. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium

Klinik 6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan bermaterai 6000

2. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3. Fotocopy KTP Direktur/Pimpinan

4. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan yang telah disyahkan oleh Kumham 5. Tanda Daftar Perusahan 6. Fotocopy NPWP

7. Surat Status Bangunan (sewa atau milik sendiri) dan bukti pendukung 8. Peta Lokasi

9. Surat Keterangan Domisili Usaha 10. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dilegalisir

11. Denah Bangunan 12. UPL( Upaya Pengelolaan Lingkungan), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) 13. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang sudah dilegalisir

14. Fotocopy Izin Undang-Undang Gangguan (HO) yang sudah dilegalisir 15. Fotocopy KTP Penanggung Jawab Teknis

16. Fotocopy STR Penanggungjawab Teknis 17. Fotocopy Ijazah dan SIP Penanggugjawab Teknis yang dilegalizir

18. Surat Pernyataan kesanggupan Penanggungjawab Teknis (formulir A) 19. SUrat Pernyataan Kesanggupan masing-masing tenaga teknis/administrasi ( formulir A2) 20. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Program Pemantapan Mutu Eksternal ( formulir A3)

21. Data Kelengkapan Bangunan Laboratorium (formulir A4) 22. Data Kelengkapan Peralatan Laboratorium (formulir A5)

23. Daftar Ketenagaan dengan keterangan Job ( job deskripsi) dan dilengkapi STR dan SIP 24. Struktur Organisasi Perusahan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 252. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 253. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

32. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Izin Laboratorium Klinik Umum Utama

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Izin

Laboratorium

Klinik Umum

Utama

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411

Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

5. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan 2. Fotocopy KTP Direktur/Pimpinan

3. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan yang telah disayahkan oleh Kumham 4. Tanda Daftar Perusahan 5. Fotocopi NPWP

6. Surat Status Bangunan (sewa atau milik sendiri) dan bukti pendukung 7. Peta Lokasi

8. Surat Keterangan Domisili Usaha 9. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dilegalisir

10. Denah Bangunan . 11. UPL( Upaya Pengelolaan Lingkungan), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) 12. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang sudah dilegalisir.

13. Fotocopy Izin Undang-Undang Gangguan (HO) yang sudah dilegalisir. 14. Fotocopy KTP Penanggung Jawab Teknis

15. Fotocopy STR Penanggungjawab Teknis 16. Fotocopy Ijazah dan SIP Penanggugjawab Teknis yang dilegalizir.

17. Surat Pernyataan kesanggupan Penanggungjawab Teknis (formulir A) 18. Surat Pernyataan Kesanggupan masing-masing tenaga teknis/administrasi ( formulir A2) 19. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Program Pemantapan Mutu Eksternal ( formulir A3)

20. Data Kelengkapan Bangunan Laboratorium (formulir A4) 21. Data Kelengkapan Peralatan Laboratorium (formulir A5)

22. Daftar Ketenagaan dengan keterangan Job ( job deskripsi) dan dilengkapi STR dan SIP. 23. Struktur Organisasi Perusahan

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

254. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 255. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

33. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Klinik Pelayanan Hemodialisa

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Klinik Pelayanan

Hemodialisa

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 29 tahun 2014 tentang Praktik Kedokteran.

2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Peraturan Menteri Kesehatan 2052

th 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 812 Tahun 2010 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik.

6. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Lampiran Persyaratan :

1. Surat Permohonan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali bermeterai 6000 2. Rekomendasi daro organisasi profesi (kelayakan fasilitas pelayanan hemodialisa) 3. Fotocopy KTP Pimpinan

4. Surat status bangunan (sewa atau milik sendiri) dan bukti pendukung 5. Peta lokasi manual dan internet

6. Surat keterangan domisili usaha 7. Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

8. Denah Bangunan 9. Fotocopy Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan 10. Fotocopy SITU (Surat Izin Tempat Usaha) yang dilegalisir

11. Fotocopy Izin Undang-Undang Gangguan (HO) dilegalisir 12. Fotocopy NPWP

13. Data kelengkapan bangunan 14. Data kelengkapan peralatan

15. Daftar ketenagaan disertai ijasah dan STR 16. Struktur organisasi dan tupoksi

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

256. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 257. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

34. Standar Operasional Prosedur Izin Mendirikan Rumah Sakit Kelas B

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Mendirikan

Rumah Sakit

Kelas B

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari

kerjasejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Lampiran Persyaratan :

Untuk memperoleh Izin Mendirikan RS kls B:

Pemilik mengajukan permohonan rekomendasi izin mendirikan sesuai klasifikasi RS yang didirikan secara tertulis kepada

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dengan melampirkan:

a. Fotocopy akte pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali instansi pemerintah atau pemerintah daerah

b. Studi kelayakan c. Master plan

d. Detail engineering design e. Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan

f. Fotocopi sertifikat tanah /bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik rumah sakit g. Izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO) h. Surat Izin Tempat usaha (SITU)

i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

258. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 259. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

35. Standar Operasional Prosedur Izin Operasional Rumah Sakit Kelas B

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Operasional

Rumah Sakit

Kelas B

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

30 hari kerjasejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Lampiran Persyaratan :

Pengelola mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit dengan melampirkan dokumen:

a. Izin mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan izin Operasional untuk pertama kali b. Profil Rumah Sakit meliputi visi dan misi, lingkup kegiatan, rencana strategi, dan struktur organisasi

c. Isian instrument self assessment sesuai klasifikasi Rumah Sakit yang meliputi Pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, bangunan dan prasarana sesuai lampiran Permenkes No.56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan

Rumah Sakit d. Rekomendasi Dinas Kesehatan Kab/Kota e. Gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan prasarana pendukung

f. Izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifikat laik fungsi g. Dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan

h. Daftar sumber daya manusia i. Daftar peralatan medis dan nonmedis

j. Daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan k. Berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai kelengkapan berkas izin pemanfaatan dari instansi berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk peralatan tertentu l. Dokumen administrasi dan manajemen.

Dokumen administrasi dan manajemen:

a. Badan hukum atau kepemilikan b. Peraturan internal Rumah Sakit (hospital bylaws)

c. Komite medic d. Komite keperawatan

e. Satuan pemeriksaan internal f. Surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan

g. Standar prosedur operasional kredensial staf medis h. Surat penugasan klinis staf medis dan

i. Surat keterangan/sertifikat hasil uji/kalibrasi alat kesehatan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

260. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 261. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk

memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan. c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

36. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Perubahan Nama Direktur / Pengurus / Penanggung Jawab Produksi

Kosmetika / alamat tanpa pindah lokasi

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Perubahan Nama

Direktur/

Pengurus/

Penanggung

Jawab Produksi

Kosmetika/

alamat tanpa

pindah lokasi

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen. 2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 3. UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Ushaa Mikro, Kecil dan Menengah.

4. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan

Pemerintah. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 tentang Pekerjaab Kefarmasian

8. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga.

9. Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan

dan Organisasi Kementerian Negara 10. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

21 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I

Kementerian Negara 11. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata kerja

Departemen Kesehatan. 12. Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor

1175/Menkes/Per/VIII/2005 tentang Izin Produsi Kosmetika.

13. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Surat permohonan bermaterai 6.000

2. Fotocopy Izin Usaha Industri atau Tanda daftar industri yang telah dilegalisir

3. Nama direktur / pengurus

4. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

5. Susunan Direksi / Pengurus

6. Pernyataan Direksi / pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang – undangan di bidnag farmasi

7. Foto copy akta notaris pendirian perusahaan (berbentuk Bdan Usaha) yang telah disahkan sesuai ketentua peraturan

perundang – undangan

8. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

9. Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala Badan POM

10. Bentuk dan Jenis sediaan Kosmetika yang dibuat

11. Daftar peralatan yang tersedia

12. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh P.Jawab (materai 6000)

13. Foto copy ijazah dan surat Tanda Registrasi (STRA/STRTTK) penanggung Jawab yang telah di legalisir.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:

262. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 263. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali.

c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil.

Bukti penyerahan izin didokumentasikan b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

37. Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Perubahan Golongan Kosmetika Rekomendasi Perubahan Golongan,

Penambahan Bentuk dan Jenis sediaan, Pindah alamat / pindah lokasi.

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Rekomendasi

Perubahan

Golongan

Kosmetika

Rekomendasi

Perubahan

Golongan,

Penambahan

Bentuk dan

Dinas Kesehatan

(Tim Teknis)

1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen.

2. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3. UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Ushaa Mikro, Kecil dan Menengah. 4. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 1998 tentang Pengamanan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

21 hari kerja

sejak surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Jenis sediaan,

Pindah alamat /

pindah lokasi.

Farmasi Dan Alat Kesehatan. 6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 tentrang Pembagian Urusan

Pemerintah. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2009 tentang Pekerjaab Kefarmasian

8. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga.

9. Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan

dan Organisasi Kementerian Negara 10. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata kerja

Departemen Kesehatan. 12. Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 1175/Menkes/Per/VIII/2005

tentang Izin Produsi Kosmetika. 13. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Persyaratan :

1. Surat permohonan bermaterai 6.000

2. Fotocopy Izin Usaha Industri atau Tanda daftar industri yang telah dilegalisir

3. Nama direktur / pengurus

4. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

5. Susunan Direksi / Pengurus

6. Pernyataan Direksi / pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang – undangan di bidnag farmasi

7. Foto copy akta notaris pendirian perusahaan (berbentuk Bdan Usaha) yang telah disahkan sesuai ketentua peraturan

perundang – undangan

8. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

9. Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala Badan POM

10. Bentuk dan Jenis sediaan Kosmetika yang dibuat

11. Daftar peralatan yang tersedia

12. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh P.Jawab (materai 6000)

13. Foto copy ijazah dan surat Tanda Registrasi (STRA/STRTTK) penanggung Jawab yang telah di legalisir.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan. 3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 264. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

265. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Rekomendasi Teknis

a. Sesuai ketentuan, Bidang Perizinan melakukan koordinasi dengan tim teknis/perangkat daerah teknis untuk memperoleh rekomendasi teknis atas permohonan perizinan/nonperizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Permintaan Rekomendasi Teknis dilakukan dengan surat resmi yang ditandatangani Kepala DPMPTSP Provinsi Bali. c. Hasil Rekomendasi Teknis dari tim teknis/perangkat daerah teknis menjadi dasar tindak lanjut permohonan perizinan

dan nonperizinan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pencetakan izin

a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin. b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin

dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

6. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak

b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

7. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

o. Bidang Koperasi

1. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Simpan Pinjam

Jenis Pelayanan Perizinan dan

Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha

Simpan Pinjam

Dinas Koperasi dan

UMKM (Tim Teknis)

1. UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

2. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh

Koperasi 3. Peraturan Menteri Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

10/Per/M.Kukm/IX/2015 tentang kelembagaan Koperasi.

4. Peraturan Menteri Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

15/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

5. Peraturan Gubernur Bali No. 33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

- 7 hari kerja sejak

surat

permohonan dan

berkas

persyaratan

diterima lengkap

dan benar.

Persyaratan :

1. Surat Permohonan pengajuan Ijin usaha simpan pinjam. 2. Foto copy pengesahan akta pendirian / perubahan anggaran dasar koperasi beserta surat keputusannya.

3. Foto copy surat bukti setoran modal dalam bentuk deposito di bank pemerintah atas nama koperasi dan atau salah satu pengurus.

4. Daftar riwayat hidup pengurus dan pengawas serta foto copy KTP pengurus , dan pengawas. 5. Foto copy nomor rekening atas nama koperasi.

6. Rencana kerja selama 2 (Dua) tahun, dan 7. Neraca terakhir koperasi

Persyaratan Teknis :

1. Koperasi wajib memiliki badan hukum sebelum mengajukan permohonan ijin simpan pinjam

2. Koperasi yang memiliki unit usaha selain simpan pinjam harus memisahkan laporan keuangan/neraca unit simpan pinjam dengan unit usaha lainnya.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 266. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

267. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

p. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

1. Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Produksi Benih / bibit tanaman perkebunan.

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Usaha Dinas Tanaman 1. Undang – undang Republik Rp. 0,- (tidak

Produksi Benih /

bibit tanaman

perkebunan.

Pangan dan

Hortikultura (Tim

Teknis)

Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

2. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;

3. Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 4. Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 50

Tahun 2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan

Pengawasan Benih Tanaman Paerkebunan;

5. Peraturan Gubernur Bali No.33 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu; 6. Notulen Hasil Rapat Tentang

Percepatan Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan.

dikenakan

biaya).

Sistem dan Prosedur :

Sebelum melakukan usaha pembenihan dan mengedarkan benih maka benih tersebut harus melalui proses sertifikasi sesuai

dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 50/Permentan/KB.02/9/Tahun 2015, tentang Produksi,

Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan, bahwa benih yang diproduksi sebelum diedarkan wajib

disertifikasi dan diberikan label. Proses sertifikasi diselenggarakan oleh UPT. Pusat danUPTD Provinsi yang menyelenggarakan

tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Pemohon mengajukan Permohonan Penerbitan Izin Usaha Produksi benih

tanaman perkebunan. Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dengan

persyaratan administrasi sebagai berikut :

1. Surat Permohonan

2. Akte Pendirian Perusahaan dan Pengesahan dari Mentri Hukum dan HAM

3. Surat Keterangan MOU dengan Penghasil Benih Tanaman yang akan diusahakan

4. KTP Penanggung Jawab

5. NPWP

Rekomendasi Teknis :

Dalam menerbitkan Surat Ijin Usaha Produksi benih tanaman perkebunan, Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali untuk mendapatkan

rekomendasi dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengajukan Permohonan Rekomendasi Kepada Kepala

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali dengan melampirkan dokumen administrasi dari

Permohonan.

2. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, melakukan penelitian terhadap kelengkapan

dan keabsahan dokumen yang diajukan. Selanjutnya memerintahkan Kepala UPT Benih/Bibit Perkebunan untuk

menugaskan tim Teknis untuk melakukan pemeriksaan lapangan ke lokasi usaha produksi benih. Berdasarkan kajian

tersebut Kepala UPT Benih/Bibit Perkebunan menanda tangani Rekomendasi Izin Produksi Benih.

3. Selanjutnya Rekomendasi Teknis Izin Produksi Benih dikirim ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali paling lambat 5 (lima) hari kerja untuk selanjutnya diterbtkan izin usaha Produksi Perbenihan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 268. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan 269. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

q. Bidang Pendidikan

1. Standar Operasional Prosedur Izin Prinsip Pendirian Sekolah Swasta

Jenis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi

Pertimbangan Dasar Hukum

Standar Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Izin Prinsip

Pendirian

Sekolah Swasta

Dinas Pendidikan

Provinsi Bali

1. Undang – undang Nomor 64 Tahun

1958 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat Dan Nusa Tenggara

Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang – undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

4301);

3. Undang – undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Republik

Indonesia 5587) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

biaya).

Kedua Atas Undang-undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016 Tentang Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,

Tambahan Lembaran Republik

Indonesia Nomor 5887);

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pendirian, Perubahan,

Dan Penutupan Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah;

6. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Provinsi Bali

(Lembaran Daerah Provinsi Bali

Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Bali

Nomor 8);

7. Peraturan Gubernur Bali Nomor

109 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja

Dinas Pendidikan Provinsi Bali.

8. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

I. SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Ketua Yayasan atau penyelenggara pendidikan harus menyampaikan dokumen sebagai berikut :

1. Surat permohonan disertai dengan hasil studi kelayakan;

2. Surat pernyataan persetujuan dari Kepala Dusun/Lingkungan, Kepala Desa/Lurah dan Bendesa Pekraman setempat;

3. Surat rekomendasi dari Kepala UPT. Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Kabupaten/Kota setempat;

4. Surat izin Undang-Undang Gangguan (HO) dari pejabat yang berwenang;

5. Memiliki luas lahan minimal 2.500 m2 (dua ribu lima ratus meter persegi) dibuktikan dengan sertifikat atau bukti

kepemilikan;

6. Surat keterangan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) dari yang berwenang;

7. Surat pernyataan rencana dan/atau luas ruang kelas dan sarana penunjang lainnya dengan rasio 2 m2 (dua meter

persegi) x jumlah peserta didik;

8. Surat pernyataan rasio kelas 1: 20 (satu berbanding dua puluh);

9. Surat Pernyataan memiliki petugas tata usaha sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dan tenaga pesuruh 1 (satu) orang;

10. Surat Pernyataan memiliki ruang kelas sekurang – kurangnya 3 (tiga) kelas, ruang UKS, ruang perpustakaan, ruang

Kepala Sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, gudang, sarana olahraga, tempat bermain/lapangan, toilet,

laboratorium dan ruang lainnya untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan dan standar

minimal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

11. Memiliki program kerja sekolah tahunan dan 4 (empat) tahunan;

12. Memiliki rekening bank tersendiri untuk anggaran penyelenggaraan pendidikan;

13. Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

14. Tidak menempati atau mengunakan rumah toko/rumah kantor (ruko/rukan) dan tidak berada di lingkungan pusat

keramaian, atau pada lahan yang bermasalah;

15. Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan data yang disampaikan sesuai dengan kondisi aslinya;

16. Surat Pernyataan memiliki 1 (satu) ruang guru yang dilengkapi meja dan kursi untuk guru, kepala sekolah dan staf

kependidikan lainnya serta tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;

17. Surat Keterangan memiliki 1 (satu orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk keadaan tertentu dan khusus

tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;

18. Surat Pernyataan memiliki guru dengan kualifikasi akademik S.1 atau D.IV bidang pendidikan;

19. Surat Pernyataan memiliki Kepala SMA yang berkualifikasi akademik S.1 atau D.IV bidang pendidikan.

II. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Ketua Yayasan atau penyelenggara pendidikan harus menyampaikan dokumen sebagai berikut:

1. Surat Permohonan dari Ketua Yayasan disertai dengan hasil studi kelayakan;

2. Surat pernyataan persetujuan dari Kepala Dusun/Lingkungan, Kepala Desa/Luran dan Bendesa Pekraman setempat;

3. Surat rekomendasi dari Kepala UPT. Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Kabupaten/Kota setempat;

4. Surat izin Undang-Undang Gangguan (HO) dari pejabat yang berwenang;

5. Memiliki luas lahan minimal 3.000 m2 (tiga ribu meter persegi) dibuktikan dengan sertifikat bukti kepemilikan;

6. Surat pernyataan memiliki rencana dan/atau luas ruang kelas dan sarana penunjang lainnya dengan rasio 2 m2 (dua

meter persegi) x jumlah peserta didik);

7. Surat pernyataan memiliki rasio kelas 1: 20 (satu berbanding dua puluh);

8. Surat pernyataan memiliki 1 (satu) orang Kepala Sekolah, 1 (satu) orang guru tetap yayasan untuk setiap program

kompetensi keahlian dengan pendidikan minimal S.1 atau D.IV bidang pendidikan;

9. Surat pernyataan memiliki guru mata pelajaran Normatif, Adaptif dan Produktif dengan pendidikan minimal S.1 atau

D.IV bidang Pendidikan;

10. Surat Pernyataan memiliki guru Bimbingan Konseling (BK) dengan pendidikan minimal S.1 atau D.IV Kependidikan;

11. Surat pernyataan memiliki petugas tata usaha sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dengan pendidikan minimal SLTA

dan penjaga sekolah;

12. Surat Pernyataan adanya Kerjasama atau MoU dengan dunia usaha/dunia industri untuk pelaksanaan PSG minimal

2 (dua) institusi;

13. Surat Pernyataan memiliki ruang kelas sekurang – kurangnya 3 (tiga) kelas, ruang UKS, ruang perpustakaan, ruang

Kepala Sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, gudang, sarana olahraga, tempat bermain/lapangan, toilet,

laboratorium dan ruang lainnya untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan dan standar

minimal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

14. Memiliki program kerja sekolah tahunan dan 4 (empat) tahunan;

15. Memiliki rekening bank tersendiri untuk anggaran penyelenggaraan pendidikan;

16. Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

17. Tidak menempati atau mengunakan rumah toko/rumah kantor (ruko/rukan) dan tidak berada di lingkungan pusat

keramaian, atau pada lahan yang bermasalah;

18. Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan data yang disampaikan sesuai dengan kondisi aslinya;

19. Surat Pernyataan memiliki guru dengan kualifikasi akademik S.1 atau D.IV kependidikan minimal 70% (tujuh puluh

persen)

20. Surat Pernyataan memiliki guru dengan kualifikasi akademik S.1 atau D.IV kependidikan dan seorang guru untuk

mata pelajaran Produktif; dan

21. Surat Pernyataan tersedia Kepala SMK yang berkualifikasi akademik S.1 atau D.IV kependidikan.

III. SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Ketua Yayasan atau penyelenggara pendidikan harus menyampaikan dokumen sebagai berikut:

1. Surat permohonan disertai dengan hasil studi kelayakan;

2. Surat pernyataan persetujuan dari Kepala Dusun/Lingkungan, Kepala Desa/Lurah dan Bendesa Pekraman setempat;

3. Surat rekomendasi dari Kepala UPT. Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Kabupaten/Kota setempat;

4. Surat izin Undang-Undang Gangguan (HO) dari pejabat yang berwenang;

5. Memiliki luas lahan minimal 1.000 m2 (seribu meter persegi) dibuktikan dengan sertifikat atau bukti kepemilikan;

6. Surat pernyataan rencana dan/atau luas ruang kelas dan sarana penunjang lainnya dengan rasio 3 m2 (tiga meter

persegi) x jumlah peserta didik;

7. Surat pernyataan rasio kelas 1: 5 (satu berbanding lima);

8. Surat Pernyataan memiliki 1 (satu) orang Kepala Sekolah, guru sekurang-kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap kelas

dengan pendidikan minimal berijazah D.IV atau S.1 kependidikan atau tenaga ahli kekhususan;

9. Surat Pernyataan memiliki petugas tata usaha sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dan penjaga sekolah;

10. Surat Pernyataan memiliki ruang kelas sekurang – kurangnya 2 (dua) kelas, ruang UKS, ruang perpustakaan, ruang

Kepala Sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, gudang, sarana olahraga, tempat bermain/lapangan, toilet khusus

difabel, dapur, ruang tunggu orang tua siswa dan ruang lainnya untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur

dan berkelanjutan;

11. Memiliki program kerja sekolah tahunan dan 4 (empat) tahunan;

12. Memiliki rekening bank tersendiri untuk anggaran penyelenggaraan pendidikan;

13. Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

14. Surat Pernyataan tidak menempati atau mengunakan rumah toko/rumah kantor (ruko/rukan) dan tidak berada di

lingkungan pusat keramaian, atau pada lahan yang bermasalah;

15. Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan data yang disampaikan sesuai dengan kondisi aslinya;

16. Surat Pernyataan memiliki Kepala SLB yang berkualifikasi akademik S.1 atau D.IV kependidikan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan 1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan

seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan

a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan terhadap:

Kelengkapan dokumen permohonan

Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,

maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.

c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan

dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 270. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

271. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di

paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin

c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

2. Standar Operasional Prosedur Pengajuan Operasional Pendirian Sekolah Swasta

Jenis Pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan

Pemberi Pertimbangan

Dasar Hukum Standar

Biaya(Rp)

Waktu (hari kerja)

Pengajuan

Operasional

Pendirian

Dinas Pendidikan

Provinsi Bali (Tim

1. Undang – undang Nomor 64 Tahun

1958 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

Rp. 0,- (tidak

dikenakan

Sekolah Swasta

Teknis) Tenggara Barat Dan Nusa Tenggara

Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang – undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

4301);

3. Undang – undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Republik

Indonesia 5587) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016 Tentang Perangkat

biaya).

Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,

Tambahan Lembaran Republik

Indonesia Nomor 5887);

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pendirian, Perubahan,

Dan Penutupan Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah;

6. Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Provinsi Bali

(Lembaran Daerah Provinsi Bali

Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Bali

Nomor 8);

7. Peraturan Gubernur Bali Nomor

109 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja

Dinas Pendidikan Provinsi Bali.

8. Peraturan Gubernur Bali No. 33

Tahun 2018 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

I. SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Ketua Yayasan atau penyelenggara pendidikan harus menyampaikan dokumen sebagai berikut:

1. Surat Permohonan Izin Operasional Sekolah;

2. Surat Izin Prinsip Pendirian Sekolah yang masih berlaku;

3. Rekomendasi dari Kepala UPT. Dinas di Kabupaten/Kota;

4. Fotokopi akte pendirian Yayasan ;

5. Surat Keterangan Yayasan terdaftar di Dinas Sosial;

6. Program kerja sekolah;

7. Program kerja Yayasan untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;

8. Surat Keterangan Domisili Yayasan;

9. Memiliki dokumen kurikulum sesuai ketentuan;

10. Surat Keterangan kepemilikan gedung disertai dengan dokumen penduduk dan fotokopi Izin Mendirikan Bangunan

(IMB);

11. Struktur Organisasi Yayasan yang disahkan oleh Ketua Yayasan;

12. Susunan pengurus Yayasan;

13. Struktur organisasi sekolah;

14. Denah gedung sekolah;

15. Surat Keputusan Yayasan tentang pengangkatan Kepala Sekolah;

16. Daftar Riwayat Hidup Kepala Sekolah;

17. Fotokopi ijazah Kepala Sekolah dan Guru;

18. Daftar nama pendidik dan tenaga kependidikan dan uraian tugasnya;

19. Memiliki peserta didik sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang;

20. Daftar peserta didik yang terbaru atau terakhir;

21. Daftar inventaris (sarana dan prasarana) sekolah;

22. Tata tertib sekolah (siswa,pendidik dan tenaga kependidikan);

23. Jadwal mata pelajaran;

24. Instrumen evaluasi (instrumen supervisi manajerial dan supervisi akademik);

25. Surat pernyataan Kepala Sekolah (bermaterai) menyatakan sanggup melaksanakan jam belajar sesuai ketentuan yang

berlaku; dan

26. Surat pernyataan (bermaterai) tentang kebenaran data dan dokumen yang diajukan.

II. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Ketua Yayasan atau penyelenggara pendidikan harus menyampaikan dokumen sebagai berikut:

1. Surat Permohonan Izin Operasional Sekolah;

2. Surat Izin Prinsip Pendirian Sekolah yang masih berlaku;

3. Rekomendasi dari Kepala UPT. Dinas di Kabupaten/Kota;

4. Fotokopi Akte Pendirian Yayasan;

5. Surat keterangan Yayasan terdaftar di Dinas Sosial;

6. Program kerja sekolah;

7. Program kerja yayasan untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang;

8. Surat keterangan domisili yayasan;

9. Memiliki dokumen kurikulum sesuai ketentuan;

10. Surat pernyataan kepemilikan gedung disertai dengan bukti pendukung dan fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

11. Struktur Organisasi Yayasan yang disahkan oleh Ketua Yayasan;

12. Susunan pengurus yayasan;

13. Struktur Organisasi Sekolah;

14. Denah gedung sekolah;

15. Surat Keputusan Yayasan tentang pengangkatan Kepala Sekolah;

16. Daftar Riwayat Hidup Kepala Sekolah;

17. Fotokopi ijazah Kepala Sekolah dan Guru;

18. Daftar nama pendidik dan tenaga kependidikan dan uraian tugasnya;

19. Memiliki peserta didik sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang;

20. Daftar peserta didik terbaru atau terakhir;

21. Daftar inventaris (sarana dan prasarana) sekolah;

22. Tata tertib sekolah (siswa, pendidik dan tenaga kependidikan);

23. Jadwal mata pelajaran;

24. Dokumen Kerjasama atau MoU dengan dunia usaha/dunia insdustri untuk pelaksanaan PSG minimal 2 (dua)

institusi;

25. Surat Pernyataan pimpinan dunia usaha/dunia industri bahwa bersedia menjadi tempat praktek kerja industri bagi

siswa SMK, minimal 2 (dua) institusi;

26. Instrument evaluasi (instrument supervise manajerial dan supervise akademik);

27. Surat pernyataan Kepala Sekolah (bermaterai) menyatakan sanggup melaksanakan jam belajar sesuai ketentuan yang

berlaku;dan

28. Surat pernyataan (bermaterai) tentang kebenaran data dan dokumen yang diajukan.

III. SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Ketua Yayasan atau penyelenggara pendidikan harus menyampaikan dokumen sebagai berikut:

1. Surat Permohonan Izin Operasional Sekolah;

2. Surat Izin Prinsip Pendirian Sekolah yang masih berlaku;

3. Rekomendasi dari Kepala UPT. Dinas di Kabupaten/Kota;

4. Fotokopi Akte Pendirian Yayasan;

5. Surat keterangan Yayasan terdaftar di Dinas Sosial;

6. Program kerja sekolah;

7. Program kerja yayasan untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang;

8. Surat keterangan domisili yayasan;

9. Memiliki dokumen kurikulum sesuai ketentuan;

10. Surat pernyataan kepemilikan gedung disertai dengan bukti pendukung dan fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

11. Struktur Organisasi Yayasan yang disahkan oleh Ketua Yayasan;

12. Susunan pengurus yayasan;

13. Struktur Organisasi Sekolah;

14. Denah gedung sekolah;

15. Surat Keputusan Yayasan tentang pengangkatan Kepala Sekolah;

16. Daftar Riwayat Hidup Kepala Sekolah;

17. Fotokopi ijazah Kepala Sekolah dan Guru;

18. Daftar nama pendidik dan tenaga kependidikan dan uraian tugasnya;

19. Memiliki peserta didik sekurang-kurangnya 5 (lima) orang;

20. Daftar peserta didik terbaru atau terakhir;

21. Daftar inventaris (sarana dan prasarana) sekolah;

22. Tata tertib sekolah (siswa, pendidik dan tenaga kependidikan);

23. Jadwal mata pelajaran;

24. Instrument evaluasi (instrument supervise manajerial dan supervise akademik);

25. Surat pernyataan Kepala Sekolah (bermaterai) menyatakan sanggup melaksanakan jam belajar sesuai ketentuan yang

berlaku;dan

26. Surat pernyataan (bermaterai) tentang kebenaran data dan dokumen yang diajukan.

Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan

1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.

2. Penerimaan dokumen permohonan a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan

terhadap: Kelengkapan dokumen permohonan Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai, maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk

ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”. c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala

Bidang bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen permohonan.

3. Verifikasi dokumen permohonan

a. Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan: 272. Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan

273. Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan

4. Pencetakan izin a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.

b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan permohonan.

c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang

5. Verifikasi dan penandatangan izin

a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi

terhadap perizinan/nonperizinanyang di cetak b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf

pada lembar izin c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf

6. Penyerahan dan pendistribusian izin

a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah

ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti penyerahan izin didokumentasikan

b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

GUBERNUR BALI

MADE MANGKU PASTIKA