18
1 I. LAMPIRAN LAMPIRAN 1: I. DAFTAR UNSUR. KODE, PENGERTIAN, VISUAL DAN PENENTUAN KOORDINAS RUPABUMI UNSUR ALAMI No NAMA UNSUR KODE PENGERTIAN VISUAL PENENTUAN KOORDINAT 1 Bukit TBT Suatu bentuk permukaan bumi yang menonjol di antara permukaan bumi di sekitarnya dengan kemiringan yang lebih landai dibandingkan dengan gunung. Ketinggian bukit biasaya kurang dari 600 meter di atas permukaan air laut - di peta: di tentukan di titik puncak bukit. - di lapangan : diukur di tubuh bukit yang masih bisa dijangkau. 2 Perbukitan TPK Rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas - di peta: di tentukan di titik berat dari kawasan perbukitan tersebut. - di lapangan : diukur di kawasan perbukitan yang masih bisa dijangkau

Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lampiran dari Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami yang memuat : DAFTAR UNSUR. KODE, PENGERTIAN, VISUAL DAN PENENTUAN KOORDINAT RUPABUMI UNSUR ALAMI.

Citation preview

Page 1: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

1

I. LAMPIRAN

LAMPIRAN 1:

I. DAFTAR UNSUR. KODE, PENGERTIAN, VISUAL DAN PENENTUAN KOORDINAS RUPABUMI UNSUR ALAMI

No NAMA UNSUR

KODE PENGERTIAN VISUAL PENENTUAN KOORDINAT

1 Bukit TBT Suatu bentuk permukaan bumi yang menonjol di antara permukaan bumi di sekitarnya dengan kemiringan yang lebih landai dibandingkan dengan gunung. Ketinggian bukit biasaya kurang dari 600 meter di atas permukaan air laut

- di peta: di tentukan di titik puncak bukit.

- di lapangan : diukur di tubuh bukit yang masih bisa dijangkau.

2 Perbukitan TPK Rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas

- di peta: di tentukan di titik berat dari kawasan perbukitan tersebut.

- di lapangan : diukur di kawasan perbukitan yang masih bisa dijangkau

Page 2: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

2

3 Dataran tinggi/ Plato

TDT Suatu bentuk permukaan bumi yang relatif datar terhampar luas dan terletak pada ketinggian di atas 200 meter di atas permukaan air laut

- di peta: di tentukan di titik berat atau titik tengah/centroid

- di lapangan : diukur di tengah lokasi dataran tinggi

4.

Dataran Rendah

TDR Hamparan luas lahan dengan tingkat ketinggian yang di ukur dari permukaan laut adalah relatif rendah (sampai dengan 200 m dpl).

- di peta: di tentukan di titik berat atau titik tengah/centroid

- di lapangan : diukur di tengah lokasi dataran rendah

-

5 Gunung TGG Suatu bentukan permukaan bumi yang menjulang/ menonjol di antara permukaan bumi sekitarnya, dengan ketinggian biasanya lebih dari 600 meter di atas permukaan air laut. Gunung secara fisik lebih besar dan curam daripada bukit.

- di peta: di tentukan di titik puncak gunung.

- di lapangan : koordinat diukur di tubuh gunung yang masih bisa dijangkau.

6 Pegu-nungan

TPG Kumpulan atau barisan atau rangkaian gunung yang terdiri dari beberapa puncak.

- di peta: di tentukan di titik tengah dari kawasan pegunungan tersebut

- di lapangan : diukur di kawasan pegunungan yang masih bisa dijangkau.

Page 3: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

3

7

Tebing TTB Formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.

- di peta: di tentukan di titik tengah dari bentukan tebing.

- di lapangan : diukur di tengah tepi tebing atau lokasi yang masih bisa dijangkau.

8 Kawah TKH Suatu bentukan permukaan bumi sebagai salah proses aktifitas gunung api. Kawah sering ditemukan di sekitar gunungapi sebagai lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api.

- di peta: di tentukan di titik tengah dari bentukan kawah tersebut.

- di lapangan : diukur di tepi kawah atau lokasi yang masih bisa dijangkau.

9 Lembah

TLH Wilayah daratan yang luas yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan.

- di peta: di tentukan di titik tengah lembah tersebut.

- di lapangan : diukur di tengah lokasi lembah.

Page 4: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

4

10 Gua TGA Sebuah lubang alami yang besar sering ditemukan pada kaki gunung atau di tebing laut

- di peta: di tentukan di titik lokasi gua berada.

- di lapangan : t diukur di lokasi mulut gua.

11 Luweng/ Liang

TLW Suatu lekuk atau lubang alami vertikal di permukaan bumi yang besar.

- di peta: t di tentukan di titik lubang liang/luweng tersebut.

- di lapangan : diukur di lokasi tepi liang/luweng.

12 Seme-nanjung

TSG Tanjung yang sangat luas, yang merupakan pemanjangan daratan dari badan daratan yang lebih besar (misalnya pulau atau benua).

- di peta: ditentukan di ujung/bagian paling akhir dari daratan semenanjung.

- di lapangan : diukur di ujung/bagian paling akhir dari daratan semenanjung.

Page 5: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

5

13 Tanjung TTG Daratan alami yang menjorok ke laut, atau daratan yang dikelilingi oleh laut di ketiga sisinya. Tanjung adalah kebalikan dari teluk, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.

- di peta: paling akhir dari daratan tanjung.

- di lapangan : diukur di ujung/bagian paling akhir dari daratan tanjung.

14 Gosong TGS Bentukan daratan yang terkurung atau menjorok pada suatu perairan, biasanya terbentuk dari endapan pasir, geluh, dan/atau kerikil. Gosong terjadi akibat adanya pendangkalan dan pengendapan material ringan. Gosong dapat terbentuk di laut, muara, danau, maupun sungai.

- di peta: di tentukan di titik tengah gosong.

- di lapangan : ditentukan di titik tengah lokasi gosong atau di bagian gosong yang masih bisa dijangkau.

15 Karang TKR Karang yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat

- di peta: di tentukan di titik tengah karang.

- di lapangan : diukur di titik tengah karang atau bagian karang yang bisa dijangkau.

-

Page 6: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

6

berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur. .

16 Pulau TPL Daratan atau batuan yang terbentuk secara alami yang dikelilingi oleh air, dan berada di atas permukaan air pada saat air pasang.

- di peta: di tentukan di titik tengah pulau.

- di lapangan : diukur di titik tengah pulau dimana terdapat daratan.

17 Kepulauan TPP Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara pulau-pulau tersebut satu kesatuan geografi.

- di peta: di tentukan di titik tengah kepulauan.

- di lapangan : diukur di titik tengah atau salah satu pulau di kepulauan tersebut.

18 Danau AND Cekungan luas yang terjadi secara alami dan menjadi penampungan air yang berasal dari air hujan, mata air, atau air sungai.

- di peta: di tentukan di titik tengah danau.

- di lapangan : diukur di titik tengah danau. Bila tidak ada sarana perahu/kapal maka dapat di tepi danau.

Page 7: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

7

19 Mata Air AMA Mata air adalah suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah, atau titik awal suatu sungai atau danau

- di peta: di tentukan di titik lokasi mata air.

- di lapangan : diukur di lokasi mata air.

20 Sungai

ASN Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari mata air atau hujan yang mengalir ke laut.

- di peta: diambil untuk dua titik/ lokasi. Yakni bagian hulu sungai dan hilir/muara sungai.

- di lapangan : diukur di dua titik/ lokasi. Yakni bagian hulu sungai dan hilir/muara sungai.

21 Delta ADA Endapan material gunung berapi atau hulu sungai yang mengalir dan membentuk daratan menyerupai kipas/segitiga dimuara sungai.

- di peta: di tentukan di titik tengah dari delta.

- di lapangan : diukur di tengah lokasi delta atau di bagian delta yang masih bisa dijangkau.

Page 8: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

8

22 Laguna ALG Genangan air yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang, atau semacamnya, termasuk air yang tertutup di belakang gugusan karang atau pulau-pulau, atau di dalam atol.

- di peta: di tentukan di titik tengah laguna.

- di lapangan : t diukur di bagian tepi laguna.

23 Air terjun AAT Air yang mengalir dan jatuh dari suatu ketinggian tertentu, yang umumnya terdapat di lingkungan pegunungan.

- di peta: di tentukan di titik lokasi air terjun.

- di lapangan : diukur di lokasi air terjun yang memungkinkan untuk dijangkau.

24 Muara/ Kuala

AKA Tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain, atau tempat bertemunya beberapa aliran sungai menjadi satu.

- di peta: di tentukan di titik tengah muara/kuala.

- di lapangan : diukur di titik tengah lokasi muara/kuala atau di bagian muara/kuala yang masih bisa dicapai.

-

25 Jeram AJM Bagian sungai yang airnya mengalir deras, cepat, dan bertaburan diantara banyak batu sekaligus membentuk turbulensi dan arus balik.

- di peta: di tentukan di lokasi jeram.

- di lapangan : diukur di tepi sungai yang sejajar dengan lokasi jeram berada.

Page 9: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

9

26 Riam ARM Aliran air yang deras di sungai dan hampir seperti air terjun, kecil yang rendah sekali.

- di peta: di tentukan di lokasi riam.

- di lapangan : diukur di tepi sungai yang sejajar dengan lokasi riam berada.

-

27 Laut

ALT Kumpulan air asin yang luas dan menggenangi dan menghubungkan suatu benua/pulau dengan benua/pulau lainnya.

- di peta: di tentukan di titik tengah laut.

- di lapangan : diukur di bagian tengah laut atau lokasi yang memungkinkan dijangkau.

29

Pantai APT Bentuk geografis yang terdiri dari pasir, lumpur, kerikil, kerakal dan bongkah yang terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Pantai dapat berbentuk landai (pantai landai) dan terjal (pantai terjal)

- di peta: di tentukan di titik tengah pantai

- di lapangan : diukur di tengah pantai yang menajdi batas darat dan laut.

30 Selat AST Celah air yang relatif sempit yang menghubungkan dua bagian perairan yang lebih besar, dan biasanya terletak di antara dua permukaan daratan. Selat disebut juga Laut Sempit di antara dua daratan.

- di peta: di tentukan di titik tengah Selat.

- di lapangan : diukur di tengah selat atau di bagian selat yang masih bisa dijangkau.

Page 10: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

10

31 Teluk ATK Bagian perairan yang menjorok ke arah daratan dan terletak di antara dua tanjung atau dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya, dengan kondisi perairan yang relatif lebih tenang.

- di peta: ditentukan pada titik tengah teluk.

- di lapangan : diukur pada titik tengah atau bagian teluk yang masih bisa dijangkau.

Page 11: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

11

LAMPIRAN 2:

PEMBACAAN PETA DAN IDENTIFIKASI RUPABUMI UNSUR ALAMI.

Gambar di bawah memperlihatkan cara membaca peta dalam mengidentifikasi

unsur Rupabumi alami dan pembacaan koordinat pada Peta Rupabumi unsur alami

Indonesia.

Metode dalam penentuan titik koordinat tergantung pada bentuk objeknya. Jika

objek berupa titik atau titik ketinggian (misalnya gunung, air terjun, bukit) maka

koordinat ditentukan di titik pusatnya, jika objek berbentuk garis (misalnya sungai,

jalan, parit) maka koordinat ditentukan pada 2 posisi, yakni di hulu dan hilir/muara,

sedangkan bila objek berupa luasan (misalnya danau, laut, selat, hutan,

permukiman) maka koordinat ditentukan di titik tengah/ titik beratnya.

Berikut langkah mengidentifikasi unsur Rupabumi alami dan membaca

koordinatnya :

B

A

119° 59’

30” T 119° 57’

54” T

05° 30’ 12”

S

05° 33’ 12”

S

Page 12: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

12

1. Tentukan titik yang akan diukur koordinatnya. Dalam contoh ini adalah Binanga

La Malakka. Koordinat untuk sungai ditentukan di bagian hulu (awal aliran air)

dan hilir (di muara).

2. Tarik garis mendatar untuk mengetahui Lintang, dan garis vertikal untuk

mengetahui Bujur.

3. Lihat koordinat pedoman pada pojok peta, dan koordinat geografis yang

terdekat.

4. Hitung koordinat dengan cara nilai derajat ditambah nilai menit, ditambah hasil

perhitungan nilai detik. 1 derajat = 60 menit, 1 menit = 60 detik. Satu bar

(garis) menit dibagi menjadi 10 ruas (60 detik: 10 bagian= 6 detik, sehingga

masing-masing ruas bernilai 6 detik). Hitung dimana garis mendatar atau

vertical tersebut mengena di berapa bagian garis, kemudian dikalikan 6 untuk

mendapatkan detiknya.

Contoh dalam peta di atas:

- Koordinat pojok menunjuk pada Lintang 05° 30’ S, sedangkan Bujur pada

120° 00’T

- Pada titik A (hulu sungai), garis mendatar tepat berada setelah menit ke 30,

ditambah 2 ruas garis detik (2x6 detik = 12 detik), sehingga Koordinat

Lintang adalah 05° 30’ 12” S. Sementara kordinat Bujur berada setelah

menit ke 59 dari 119° ditambah 5 ruas garis detik (5x6 detik= 30 detik),

sehingga Koordinat Bujur adalah 119° 59’ 30” T.

- Pada titik B ( hilir sungai/muara), garis mendatar tepat berada setelah menit

ke 33, ditambah 2 ruas garis detik (2x6 detik = 12 detik), sehingga

Koordinat Lintang adalah 05° 33’ 12” S. Sementara kordinat Bujur berada

setelah menit ke 57, dari 119° ditambah 9 ruas garis detik (9x6 detik= 54

detik), sehingga Koordinat Bujur adalah 119° 57’ 54” T.

Page 13: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

13

FORMULIR-FORMULIR

FORMULIR A:

INVENTARISASI AWAL UNSUR RUPABUMI ALAMI HASIL PEMBACAAN PETA

No Kecamatan Desa/Kel Jenis Unsur Nama Generik Koordinat

Lintang Bujur

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan: 1. Nomor unsur 2. Kecamatan, lokasi unsur 3. Desa/Kelurahan , lokasi unsur 4. Jenis unsur (Sungai, gunung, bukit, dll). 5. Nama dipeta (nama yang tercantum dalam peta Rupabumi Indonesia atau peta

acuan lain). 6. Koordinat lintang unsur Rupabumi unsur alami hasil pembacaan di peta, dalam

satuan derajat, menit, dan detik. 7. Koordinat bujur unsur Rupabumi unsur alami hasil pembacaan di peta, dalam

satuan derajat, menit, dan detik.

Page 14: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

14

FORMULIR B:

INVENTARISASI NAMA RUPABUMI UNSUR ALAMI

(Gunakan huruf capital)

No: Tgl/Bln/Thn: A. DATA ACUAN I. WILAYAH II. DATA DASAR PENUNJANG 1. Desa/Kel : 1. No lembar peta : 1. Kecamatan : 2. Nama lembar peta : 2. Kab/Kota : 3. Jenis unsur : 3. Provinsi : 4. Kode Unsur : 5. Nama Generik : B. DATA LAPANGAN 1. a. Nama yang digunakan : ………………………………………………………………… Penulisan : ………………………………………………………………… Pengucapan : ………………………………………………………………… b. Asal bahasa : ………………………………………………………………… c. Arti : ………………………………………………………………… 2. a. Nama lain yang digunakan : ………………………………………………………………… Penulisan : ………………………………………………………………… Pengucapan : ………………………………………………………………… b. Asal bahasa : ………………………………………………………………… c. Arti : ………………………………………………………………… 3. Sejarah nama (jika ada) : ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… 4. Apakah arti nama tersebut mempunyai hubungan harfiah dengan keadaan unsur? (ya/tidak) Jika ya (catatan):

…………………………………………………………………………………………………………………… 5. Nama yang digunakan sebelumnya: ………………………………………………………………………… a. …………………………………………………………………… Tahun penggunaan: ………… b. …………………………………………………………………… Tahun penggunaan: ………… 6. Catatan lapangan (cara mencapai lokasi/permasalahan/penjelasan khusus lain: 7. Narasumber/pemberi informasi: 1. 2. C. PEKERJAAN DI KANTOR (Office Treatment): 1 Nama yang direkomendasikan: ……………………………………………………………………………… 2. Koordinat Titik pusat/muara : ...........° ...........’ ...........” LU/LS ..........° ...........’ .......” BT Hulu : ...........° ...........’ ...........” LU/LS ..........° ...........’ .......” BT 3. Panjang : ………………………….. Km 4. Luas : ………………………….. Km/ha 5. Tinggi : ………………………….. M dpal Petugas inventarisasi: 1. 2.

Page 15: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

15

FORMULIR C:

REKAPITULASI DAN PENGESAHAN NAMA RUPABUMI UNSUR ALAMI

Kecamatan/Distrik Kabupaten / Kota Provinsi

: …………………………………………….. : …………………………………………….. : ……………………………………………..

No Desa/ Kel.

Jenis Unsur

Nama di peta

Nama rekomendasi

Koordinat Keterangan

Lintang Bujur

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Petugas Inventarisasi lapangan, (…………………………..)

Tanggal, Bulan, Tahun. Mengetahui, Camat/ Kepala Distrik (…………………………..)

Catatan: Untuk menjamin keabsahan data perlu tanda tangan pejabat setempat dan cap/stempel. Keterangan: 1. Nomor unsur Rupabumi alami 2. Desa/Kelurahan, lokasi unsur 3. Jenis unsur Rupabumi alami (gunung, sungai, teluk, tanjung, dll) 4. Nama resmi unsur Rupabumi alami di peta acuan (bila belum ada maka diberikan

keterangan ”belum bernama”) 5. Nama yang direkomendasikan (digunakan oleh masyarakat setempat dan

Pemda) 6. Koordinat Lintang dalam derajat, menit, dan detik 7. Koordinat Bujur dalam derajat, menit, dan detik 8. Keterangan terkait nama unsur (perubahan nama, nama baru, belum ada nama,

dll)

Page 16: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

16

Page 17: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

17

KETERANGAN: 1. Nomor unsur Rupabumi unsur alami 2. Kecamatan, lokasi unsur 3. Desa/Kelurahan, lokasi unsur 4. Jenis unsur Rupabumi alami (Misalnya: gunung, sungai, danau, dll) 5. Kode unsur (Kode sesuai dengan kodifikasi unsur yang telah ada) 6. Istilah jenis unsur tersebut dalam bahasa daerah (misalnya sungai memiliki istilah generik/lokal Ci, Batang, dll). 7. Nama resmi yang digunakan dalam peta dan referensi resmi lain. 8. Nama yang ddisepakati untuk digunakan 9. Nama lain yang dikenal selain dari nama utama 10. Nama yang diperoleh pada saat inventarisasi di lapangan. 11. Arti nama unsur Rupabumi alami sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat setempat 12. Sejarah nama unsur Rupabumi alami sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat setempat 13. Koordinat yang diukur berdasarkan hasil survey maupun dari peta, dalam bentuk derajat, menit, dan detik; Lintang Utara/Selatan dan Bujur

Timur 14. Keterangan lain terkait unsur Rupabumi unsur alami (lokasi wilayah administrasi kecamatan/distrik, panjang, ketinggian, luas, cara

mencapai lokasi, kondisi sosial ekonomi sekitar, bentuk unsur, dll

NO KEC DESA/ JENIS

UNSUR KODE

UNSUR NAMA

GENERIK

NAMA DI PETA

NAMA KESEPAKATAN

NAMA LAIN

NAMA SURVEY

ARTI NAMA

SEJARAH NAMA

KOORDINAT GEOGRAFIS KET

KEL LINTANG BUJUR

0 ' ' L

0 ' '' B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

FORMULIR D:

HASIL VALIDASI DAN VERIFIKASI NAMA RUPABUMI UNSUR ALAMI PANITIA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI : …………………

KABUPATEN/KOTA : …………………

Page 18: Lampiran Pedoman Teknis Inventarisasi Unsur Alami

18