77
LAMPIRAN : REVIEW RPJMN 2010-2014 BERDASARKAN PRIORITAS NASIONAL

LAMPIRAN - · PDF filePeningkatan program kesehatan masyarakat; 2. ... (PONEK) 2. Penurunan tingkat ... peningkatan penghidupan masyarakat miskin (livelihood). Contoh:

Embed Size (px)

Citation preview

LAMPIRAN :REVIEW RPJMN 2010-2014 BERDASARKAN

PRIORITAS NASIONAL

PRIORITAS NASIONAL 1 :REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 1

1. Penataan Kelembagaan dan Reformasi Birokrasi Nasional (RBN);

2. Pengembangan Manajemen SDM Berbasis Merit System;

3. Harmonisasi Regulasi dan sinergi Pusat Daerah dalam meningkatkan Pelayanan Publik;

4. Penguatan otonomi Daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan ke masyarakat.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 1

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian Target 2014

Status2010 2011 2012

1 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2.8 2.8 3.0 321) 5,0

2 % K/L dengan Opini WTP atas Laporan Keuangan K/L (Pusat) (%) 41 56 63 77 100

3% Pemda dengan Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemda (Daerah) (%) 2,68 3 9 16 60

4 Skor Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 6,64 6,16 7,07 6,86 8,0

5 Skor Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,46 5,26 6,00 6,32 8,0

6 Peringkat Kemudahan Berusaha 129 115 126 129 75

7 Indeks Efektifitas Pemerintahan -0,26 -0,19 -0,24 n.a 0,5

8 % K/L yang Akuntabel 47,37 63,29 82,93% 95,06 100

9 % Provinsi yang Akuntabel 3,76 31,03 63,33 75,76 80

10 % Kab/Kota yang Akuntabel 5,08% 8,77 12,78 n.a 60

1

2

1

1 2

Keterangan: 1) Pada 2012 ada perubahan metodologi dan skala menjadi (0-100)

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras

3

3

3

3 = Sangat Sulit tercapai

31

1

2

L .

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 1

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KKN

IPK ● Penanganan kasus-kasus korupsi skala besar ● Kemandirian dan kredibilitas penegak hukum● Peningkatan pelayanan publik dan kemudahan berusaha

% Kabupaten/Kota WTP

● Peningkatan manajemen Barang Milik Negara● Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah (kab/kota)● Peningkatan kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

dan pengelola keuangan

MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Skor Integritas Pelayanan Publik

● Akselerasi implementasi UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik● Peningkatan kualitas pelayanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

dan harmonisasi kelembagaan PTSP Kemendagri dan PTSP Penanaman Modal (R-Perpres tentang PTSP agar segera diterbitkan)

● Penerapan bertahap SPM dalam perencanaan dan penganggaran di daerah

● Penuntasan e-KTP

Peringkat Kemudahan Berusaha

PENINGKATAN KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA BIROKRASI

Indeks efektifitas pemerintahan

● Peningkatan kualitas birokrasi● Peningkatan kualitas SDM aparatur melalui implementasi UU ASN dan

penerapan rekrutmen CPNS yang transparan dan berbasis komputer (Computer Assisted Test)

● Peningkatan kualitas Otonomi Daerah melalui pengendalian pemekaran daerah, peningkatan kualitas belanja daerah, penyempurnaan pemilukada

● Pembatalan Perda-Perda yang diindikasikan bermasalah

% Kabupaten/Kota akuntabel

3

3

2

3

3

2

L .

PRIORITAS NASIONAL 2 :PENDIDIKAN

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 2

1. Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang berkualitas dan merata, antara lain melalui:● peningkatan daya tampung SMP/MTs/sederajat terutama di daerah terpencil dan kepulauan;

penuntasan rehabilitasi ruang kelas SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat untuk memenuhi standar pelayanan minimal (SPM)

2. Percepatan peningkatan akses pendidikan menengah antara lain melalui: :● Memulai Pendidikan Menengah Universal (PMU) pada tahun 2013; Menyediakan Bantuan

Operasional Sekolah Menengah (BOS SM) bagi semua siswa SMA/SMK/MA.3. Peningkatan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi, antara lain melalui:

● Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan tinggi; peningkatan pendidikan kewirausahaan (termasuk technopreneur bagi dosen dan mahasiswa); pemberian beasiswa perguruan tinggi untuk siswa SMA/SMK/MA yang berprestasi dan kurang mampu.

4. Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan antara lain melalui : ● peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, evaluasi, pelatihan, pendidikan, dan penyediaan

berbagai tunjangan guru; peningkatan kompetensi guru melalui pengembangan profesional berkelanjutan (continuous professional development); penyediaan tenaga pendidik di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal.

5. Peningkatan pendidikan karakter melalui internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam proses pembelajaran.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 2

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014 Status

2010 2011 2012

1 Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas 7,72 7,92 7,92 7,851) 8,25

2 Angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas 5,30 4,79 4,43 4,841) 4,18

3 APM SD/SDLB/MI/Paket A 95,23 95,41 95,55 95,691) 96,00

4 APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B 74,52 75,64 77,71 75,401) 81,9

5 APK SMA/SMK/MA/Paket C69,60 70,53 76,50 791) 85,00

6 APK PT Usia 19-23 tahun21,57 21,57 27,09 27,41) 30,00

1

= Sangat Sulit tercapai1 2 3= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras

Keterangan: 1) Data sementara sesuai target 2012

1

1

1

1

1

L .

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 2 : PENDIDIKAN

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN AKSES PENDIDIKAN DASAR DARI KELUARGA MISKIN

Pemenuhan minimal 10 % quintile pertama

- ● Kecukupan penyediaan beasiswa siswa dari keluarga miskin untuk jenjang SD /MI dan SMP/MTs

PENUNTASAN REHABILITASI RUANG KELAS (RK) RUSAK SD/MI DAN SMP/MTS

Rehabilitasi RK Rusak

- ● Rehabilitasi RK Rusak Berat SD ● Rehabilitasi RK Rusak Sedang SD ● Rehabilitasi RK Rusak Berat SMP● Rehabilitasi RK Rusak Sedang SMP● Rehabilitasi RK Rusak Berat MI● Rehabilitasi RK Rusak Sedang MI● Rehabilitasi RK Rusak Berat MTs● Rehabilitasi RK Rusak sedang MTs

TERLAKSANANYA KURIKULUM BARU PENDIDIKAN 2013/14

Kurikulum - Kurikulum baru dilaksanakan secara bertahap melalui:1. Penyiapan dokumen Kurikulum 2013/142. Penulisan buku pegangan guru dan buku pegangan siswa 3. Sosialisasi4. Penggandaan buku bagi guru5. Penggandaan buku bagi siswa6. Pelatihan kurikulum bagi guru, kepala sekolah dan pengawas7. Monitoring dan Evaluasi

L .

Lanjutan...

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PELAKSANAAN PENDIDIKANMENENGAH UNIVERSAL

Penyediaan BOS

Penyediaan Sarana Prasarana

● Penyediaan BOS SMA● Penyediaan BOS SMK● Penyediaan BOS MA

● Pengadaan USB SMA/SMK● Pengadaan RKB SMA/SMK● Pengadaan Laboratorium SMA● Pengadaan Ruang Praktek Siswa SMK● Pembangunan RKB MA● Pembangunan Perpustakaan MA● Pembangunan Laboratorium MA

L .

PRIORITAS NASIONAL 3 :KESEHATAN

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 3

1. Peningkatan program kesehatan masyarakat;2. Peningkatan sarana kesehatan;3. Penyediaan/distribusi obat; 4. Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB;5. Dukungan Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 3

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian Target 2014

Status2010 2011 2012

1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 71,1 72,0

2Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup

228 n.a n.a n.a 118

3Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan

74,9 79,82 81,25 44,20 90

4Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

34 34 34 32 1) 24

5Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak

67 77,67 87,3 34,8 93

6Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (%)

18,4 17,9 n.a n.a <15,0

7Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

63.9 67.87 71.4 69.6 85

8Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi )

2,6 2,4 2) n.a 2,6 1) 2,1

2

1 2 3

Keterangan:

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras

3

= Sangat Sulit tercapai

1

2

3

2

31) Hasil Sementara SDKI 2012; 2)Sensus Penduduk 2010; 3) Data sampai dengan Maret 2012

1

L .

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status2010 2011 2012

9Persentase jangkauan akses sumber air bersih

47,7 44,19 42,76 n.a 68

10 Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk 326 224 289 2813) 224

3

1 2 3

Keterangan:

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras = Sangat Sulit tercapai

1) Hasil Sementara SDKI 2012; 2)Sensus Penduduk 2010; 3) Data sampai dengan Maret 2012

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 3 (Lanjutan)

1

L .

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 3

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

1. Penurunan tingkat kematian Ibu (AKI)

1. Peningkatan puskesmas mampu Pelayanan Obsetri Dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan rumah sakit mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Komprehensif (PONEK)

2. Penurunan tingkat kematian bayi (AKB)

2. Peningkatan jumlah fasilitas kesehatan yang melayani jampersal

3. Peningkatan jumlah puskesmas yang mendapat Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

4. Peningkatan persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

5. Peningkatan persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

3

3

L .

Lanjutan...

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

MENURUNNYA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR

Prevalensi kasus HIV Peningkatan penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan

tentang HIV dan AIDS

Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API)

Peningkatan persentase Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapatkan Antiretroviral Therapy (ART)

Peningkatan Angka Penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk

Peningkatan jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

3

2

L .

Lanjutan...

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PELAKSANAAN SJSN KESEHATAN

Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan

1. Penyediaan Bantuan Iuran Jaminan kesehatan bagi penduduk miskin dan tidak mampu

2. Peningkatan fasilitas kelas III Rumah sakit dan RS Pratama3. Pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan dasar Peningkatan

tenaga kesehatan (PTT)4. Peningkatan dukungan manajemen pelaksanaan SJSN bidang

kesehatanMENURUNKAN ANGKA KELAHIRAN TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE/ TFR) MENJADI 2,1 PER WANITA USIA REPRODUKSI (15-49 TAHUN) PADA TAHUN 2014.

Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)

1. Pembinaan dan peningkatan kesertaan ber-KB melalui intensifikasi penggarapan pembangunan KB di 10 provinsi penyangga utama

2. Pembinaan Akseptor dan Peningkatan Advokasi-KIE;3. Pembinaan/pelestarian terhadap akseptor KB untuk

meningkatkan jumlah akseptor, dan menurunkan angka DO;4. Peningkatan distribusi alokon ke Klinik KB/Puskesmas secara

optimal;5. Harmonisasi Kebijakan dan Pendanaan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah.

2

3

L .

PRIORITAS NASIONAL 4 :PENANGGULANGAN KEMISKINAN

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 4

1. Penajaman Sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan

(Optimalisasi Unified Database);

2. Sinergi Program Kegiatan Untuk Penanganan Lokasi Kantong

Kemiskinan;

3. Perluasan Cakupan Program Bersasaran (Targeted);

● Peningkatkan Pelayanan Dasar Bagi Masyarakat Miskin Dan Rentan;

● Pengembangan Penghidupan Masyarakat Miskin Dan Rentan (Pilot).

4. Implementasi BPJS Kesehatan (Akses Kesehatan Bagi Masyarakat

Miskin).

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 4

2

Keterangan:

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend

= Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai

1) Data Bulan Maret 2012, sementara data Bulan September 2012 sebesar 11,66%2) Angka bulan Februari 2012, Angka pengangguran pada Agustus 2012 adalah 6,14%

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status

2010 2011 2012

1 Jumlah RTSM yang mendapatkan Bantuan Tunai Bersyarat PKH

726.376 772.830 1.052.000 1.516.000 1.170.000

2 Jumlah RTS penerima Raskin (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan)

18.497.302 17.488.007 17.488.007 17.488.007 17.488.007

3 PNPM Inti (Kecamatan)4.334 4.791 4.978 5.020 5.100

4 Jumlah koperasi dan UMKM yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank melalui linkage

n.a n.a 500 200 500

5 Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan

48,00 59,07 63,10 64,58 100,00

1

1

1

1

1

2

L .

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 4 : PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PERCEPATAN PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN

Jumlah penduduk Miskin 8-10% pada 2014

Laju penurunan kemiskinan melambat

1. A. Penajaman sasaran program kemiskinan (optimalisasi unified database) serta perluasan dan peningkatan cakupan program bersasaran (targeted program)B. Stabilisasi harga bahan pokok (berkontribusi sebesar 75%

terhadap Garis Kemiskinan)C. Affirmative action untuk provinsi tertentu (sesuai dengan

kondisi masing-masing provinsi) --> fokus berbagai program pada kantong-kantong kemiskinan (tingkat kecamatan)

Disparitas kemiskinan antar provinsi

2. Affirmative action untuk provinsi tertentu

Penduduk yang rentan miskin

3. Pengembangan program kemiskinan yang mengarah pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (livelihood). Contoh: perluasan KUR dan akses permodalan serta transformasi PNPM pada kegiatan livelihood

Jaminan perlindungan sosial yang komprehensif

4. Pelaksanaan perlindungan sosial yang komprehensif secara bertahap dimulai dari BPJS Kesehatan dengan memperbaiki targeting, iuran dan penyiapan pelayanan (supply side)

L .

PRIORITAS NASIONAL 5 :KETAHANAN PANGAN

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 5

1. Penyediaan pangan terutama dari produksi dalam negeri;

2. Distribusi dan aksesibilitas untuk stabilisasi harga pangan yang terjangkau;

3. Peningkatan kualitas konsumsi untuk mendukung diversifikasi pangan;

4. Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan.

L .

KERANGKA KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN

L .

SASARANINDIKATOR

(%)BASELINE

(2009)

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN TARGET

2014STATUS

2010 2011 2012

Peningkatan Pertumbuhan Pertanian

PDB Pertanian 3,96 2,99 2,95 4,26*** 3,7 – 3,9

Peningkatan Produksi Pangan Utama

Padi 6,75 3,22 - 1,07 4,87* 3,57****

Jagung 8,04 3,96 - 3,73 7,47* 10,02

Kedelai 25,63 - 6,92 - 6,15 - 8,00* 20,05

Gula - 2,96 7,02 - 17,30 16,75** 12,55

Daging Sapi 16,15 6,65 6,71 10,98** 7,30

Perikanan 10,82 18,80 6,20 19,98 21,09

Kesejahteraan Petani

Nilai Tukar Petani (indeks)

101,20 102,80 105,75 105,87 115 – 120

Luas Layanan Jaringan Irigasi yang Direhabilitasi (ha)

623.909 293.044 284.137 97.996 1.340.000

1 2= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras 3 = Tidak akan tercapai

2

22

2

2

3

1

1

1

Sumber BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikakan 2012Keterangan: *) ARAM II,; **) Kementerian Pertanian; ***) Kumulatif sampai dengan Triwulan III 2012; ****) Target disesuaikan dengan target surplus beras 10 juta ton per tahun mulai 2014 , target di RPJMN 3,22%

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 5

L .

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 5

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PRODUKSI PADI (%)

Cetak sawah Percepatan pencetakan sawah yang didukung dengan kesiapan Survey, Identifikasi dan Desain (SID)

Peraturan pengendalian alih fungsi lahan

Percepatan penerapan UU No. 41/2009 tentang perlindungan lahan pangan berkelanjutan dan peraturan turunannya

Penyelesaian RTRW Daerah

Penyelesaian draft Peraturan Presiden tentang pengendalian alih fungsi lahan sawah

Pengembangan jaringan dan optimasi air

Peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan di tingkat usaha tani.

Meningkatkan kesesuaian lokasi sawah dan perbaikan jaringan irigasi

Luas SLPTT Padi dan produktivitas meningkat

Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) harus didukung dengan litbang dan penyuluhan yang terpadu.

2

2

2

2

L .

Lanjutan...

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

KEDELAI (%) Jumlah perluasan areal Percepatan perluasan areal tanam kedelai di lahan baru oleh masyarakat dan swasta nasional (termasuk BUMN).

Luas SLPTT Kedelai dan produktivitas meningkat

Pelaksanaan SLPTT harus didukung dengan litbang dan penyuluhan yang terpadu.

Peraturan presiden, SK Menteri Perdagangan

Penyelesaian peraturan presiden tentang peningkatan peranan perum Bulog untuk stabilisasi harga dan pasokan kedelaiPercepatan penerbitan peraturan turunannya oleh Mentan, Mendag, Menperin, dan Menkop UKM.

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

NTP (Indeks)

Peningkatan penyaluran subsidi benih agar tepat sasaran dan tepat waktu.

Peningkatan penyaluran PUAP agar tepat sasaran.

Mempermudah akses petani terhadap KKPEPenyediaan jaminan/asuransi terhadap resiko kredit.

PERIKANAN Pemanfaatan Jumlah kapal > 30 GT yang terbangun

Meningkatkan koordinasi penerbitan izin antara KKP dan Kemenhub agar kapal segera dapat beroperasi

Pelatihan nelayan untuk mengoperasikan kapal

2

2

2

2

2

L .

PRIORITAS NASIONAL 6 :INFRASTRUKTUR

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 6

Kebijakan pengembangan infrastruktur diarahkan untuk:1. Penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan

kesejahteraan;2. Perkuatan konektivitas yang menjamin tumbuhnya pusat-pusat

perdagangan dan industri;3. Perluasan infrastruktur untuk mengurangi kesenjangan

antarwilayah;4. Pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;5. Pengembangan infrastruktur mendukung ketahanan pangan

dan energi.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 6

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian Target 2014 [k] Status

2010 2011 2012 [k]

1 Kemantapan Jalan Nasional (%) 87,3 87,0 1) 87,7 90,5 90,0

2 Panjang Jalan yang ditingkatkan kapasitasnya/ pelebaran (Km)

2.443 2.530 3.292 10.830 19.370

3 Panjang jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda (km)

135 81 135 319 954

4 Jumlah Bandara yang dikembangkan dan direhabilitasi

170 65 150 275 205

5 Jalan tol yang dibangun pemerintah dan swasta (Km) 85 135 53 296 1.296

6 Pangsa angkutan laut armada pelayaran nasional (%):◆ Domestik (D) ◆ Ekspor-Impor (E-I) 90,2

9,098,19,0

98,89,5

98,8 9,9

100,010,0

7 Jumlah Rusunawa Terbangun (Twin Block) 106 89 70 435 650

8 Desa yang dilayani akses telekomunikasi 24.051(72,5%)

27.670 (83,4%)

30.413 (91,6%)

30.441 (92%)

33.184 desa

9 Ibukota Kab/Kota yang terhubung secara broadband 311 (63%)

311 (63%)

328 (66%)

343 (69%)

437 (88%)

10 Jumlah fasilitas pelabuhan utama, pengumpul dan pengumpan yang dibangun dan ditingkatkan.

60 157 205 607 300

11 Diselesaikannya pembangunan KanalBanjir Timur paket 22 s/d 29 Konstruksi

Paket22-29

Paket22-29

Paket

30-312)

Selesai sebelum

2012

1

1 2Keterangan:

1. Terdapat penambahan panjang jalan nasional dari 34.628,83 Km menjadi 38.569,82 Km2) Pekerjaan tambahan untuk penyelesaian konstruksi Kanal Banjir Timur Jakarta[k] Kumulatif

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend

= Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai

1

1

1

1

2

1

3

2

1

1

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN KAPASITAS JALAN TOL

Jalan Tol yang dibangun oleh pemerintah dan swasta (Km)

■ Terobosan pembebasan lahan sesuai ketentuan yang berlaku■ Penugasan kepada BUMN New Hutama Karya untuk ruas

jalan tol tertentu■ Mengembangkan sumber pendanaan baru■ Dukungan pendanaan APBD (pembebasan lahan dan

sebagian konstruksi)

PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

Panjang jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda (km)

■ Percepatan pembebasan lahan■ Diperlukan terobosan baru sumber pembiyaan di luar PHLN,

antara lain Sukuk/SBSN atau pinjaman dalam negeri

PEMBANGUAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA)

Jumlah Rusunawa Terbangun dan Tingkat Hunian

Percepatan pencapaian target pembangunan dan tingkat hunian melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam penyediaan lahan, penyediaan utilitas penunjang lainnya dan percepatan administrasi serah terima aset.

PEMBANGUNAN JALAN PROPINSI/ KABUPATEN

Terjaganya kualitas Jalan Propinsi dan Kabupaten

Kondisi mantap jalan propinsi 63% dan jalan kabupaten 43%

■ Mengefektifkan alokasi dana DAK;■ Terobosan baru sumber pembiayaan dari pusat untuk

membiayai jalan provinsi/kabupaten;■ Untuk ruas-ruas strategis diharapkan dapat dibiayai oleh

pemerintah pusat.

3

2

2

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 6

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENGELOLAAN IRIGASI KEWENANGAN DAERAH

Terehabilitasinya kerusakan irigasi kewenangan pemerintah daerah

68% daerah irigasi di Indonesia menjadi kewenangan Pemda (lebih dari separuhnya dalam kondisi rusak)

■ Perlu terobosan untuk membantu pengelolaan irigasi daerah karena Pusat tidak dapat membantu secara langsung (regulation barrier);

■ Alternatif pendanaan melalui APBN Pusat perlu dipertimbangkan karena: (a) dimungkinkan dalam PP 20/2006, namun perlu payung hukum pelaksanaan (Inpres); dan (b) sangat strategis dalam mendukung pemenuhan Target Surplus Beras Min 10 Juta Ton;

■ Mekanisme dapat dilakukan berupa klastering irigasi daerah (s/d 1.000 Ha - Kabupaten, 1.000-2000 Ha – Provinsi dan diatas 3.000 Ha – Nasional) penyerahan kewenangan kembali ke Pemerintah Pusat, dll.

PENINGKATAN DAYA TAMPUNG AIR PERKAPITA

meningkatnya kapasitas daya tampung air/waduk

daya tampung air perkapita tahun 2012 sebesar 54 m3/kapita/tahun masih jauh dari daya tampung ideal sebesar 1,975 m3/kapita/tahun

■ Percepatan pembangunan tampungan air/waduk multi-guna;■ Konservasi dan penataan Daerah Aliran Sungai;■ Revitalisasi waduk, situ dan embung eksisting.

PENINGKATAN AKSESIBILITAS LAYANAN AIR MINUM

Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan air minum yang layak

Akses masyarakat terhadap layanan air minum yang layak baru mencapai 55,4%

■ Peningkatan pemanfaatan hibah berbasis kinerja, termasuk DAK Air Minum;

■ Memperluas sistem pelayanan air minum berbasis masyarakat;■ Peningkatan sumber pendanaan alternatif;■ Mendorong Pemda secepatnya menyerap idle capacity dengan

membangun sistem distribusi dan sambungan rumah.

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR MELALUI KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA

Meningkatnya pembiayaan infrastruktur melalui skema KPS

Sampai dengan saat ini baru 1 Proyek PPP terkontrak yaitu Central Java Power Plant

■ Koordinasi diantara stakeholder untuk penyelesaian pemilihan trase ;■ Percepatan pelaksanaan pembebasan lahan;■ Persetujuan VGF dan Penjaminan (PT. PII);■ Percepatan pelaksanaan proses lelang dan konstruksi.

Lanjutan...

L .

PRIORITAS NASIONAL 7 :IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 7

1. Menjamin kepastian hukum berusaha;2. Penyederhanaan prosedur informasi dan

perijinan berusaha;3. Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik

Nasional (Sislognas);4. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus;5. Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan

iklim usaha.

L .

KERANGKA ISU STRATEGIS PN7

ISU STRATEGIS PN 7 Th 2014(soft infrastructure):

1. Peningkatan Kemudahan Berusaha2. Penurunan Biaya Logistik Nasional3. Pengembangan Fasilitas Pendukung KEK

yang telah ditetapkan dan Penetapan KEK Baru

4. Memperkuat Kelembagaan Hubungan Industrial

Mendorong pencapaian target RPJMN

dan mengurangi gap dengan sasaran RPJMN

Mendorong Sinergi Lintas Prioritas RPJMN untuk Mendukung Peningkatan Iklim

Investasi dan Iklim Usaha Masih banyaknya persoalan perburuhan yang sangat mengganggu iklim usaha

Masih belum optimalnya penggunaan perijinan secara online/elektronik

Masih belum optimalnya implementasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Mendorong implementasi Cetak Biru Sislognas yang ditetapkan pada bulan Maret 2012

Isu penting: Masih tingginya biaya logistik di Indonesia dan adanya komitmen Indonesia di AEC dan APEC untuk menurunkan biaya logistik

PENINGKATAN IKLIM INVESTASI

DAN IKLIM USAHA

Prioritas Nasional 6 Bidang

Infrastruktur(Hard Infrastructure)

Masih rendahnya peringkat Indonesia dalam Ease of Doing Business/EoDB (saat ini peringkat Indonesia pada 128 dari 185 negara yang disurvei)

Prioritas Nasional 1Reformasi Birokrasi

dan Tata Kelola

A

B

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 7

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian Target 2014

Status2010 2011 2012

1Jumlah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Daerah (Prov/Kab/Kota)

360 394 420 444 530

2

Jumlah provinsi dan Kab/Kota yang telah menerapkan SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik )

-33 Prov dan 40 kab/kota

33 Prov dan 50 kab/kota

33 Prov dan 50 kab/kota

33 Prov dan 50

kab/kota

3Jumlah pasar percontohan dan pusat distribusi (unit)

10 12 dan - 15 dan 1 20 dan 1 26 dan 5

4Jumlah perusahaan pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE

NA 1.536 2.064 2.618 7.500

5Persentase peraturan pelaksana UU KEK yang terselesaikanJumlah lokasi KEK yang ditetapkan

- - -80%

2 lokasi

90%

3 lokasi

6

Tersusunnya peraturan tentang kompensasi & penetapan PHK, hubungan kerja (kontrak dan outsourcing), serta pengupahan.

Masuk dalam Prolegnas

Naskah Akademis

Penundaan revisi dan dikeluarkan dari Prolegnas

Permenakertrans No. 13 tahun 2012, dan No.19 Tahun 2012.

-

7Jumlah lembaga kerjasama bipartit di perusahaan dalam rangka pencapaian kesepakatan hubungan kerja

380 13.246 13.912 1.801 15.000

1

1

2

3

2

1

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENYEDERHANAAN PROSES PERIJINAN EKSPOR DAN IMPOR

Jumlah perusahaan pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE

Capaian 2012: 2.618 perusahaanTarget 2014 : 7.500 perusahaan

■ Penyusunan regulasi yang mewajibkan penggunaan sistem online

TERBENTUKNYA KEK DI 5 LOKASI

● Jumlah lokasi KEK yang ditetapkan● Persentase peraturan pelaksana UU

KEK yang terselesaikan

Capaian 2012: 2 KEK ditetapkan/80% Sasaran 2014 : 5 KEK dilaksanakan/90%

■ Percepatan penyelesaian RUTR Kabupaten/Kota dan Provinsi yang bersangkutan

MENDORONG PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DAN MEMPERKUAT LEMBAGA HUBUNGAN INDUSTRIAL (HI)

Tersusunnya peraturan yang dapat mendorong penciptaan kesempatan kerja dan memperkuat lembaga Hubungan Internasional

■ Memfasilitasi terlaksananya perundingan bipartit antara pekerja dengan pengusaha,

■ Melakukan sosialisasi dan konsolidasi yang lebih menyeluruh dengan pemangku kepentingan yang lebih luas,

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 7

2

2

2

L .

PRIORITAS NASIONAL 8 :ENERGI

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 8

1. Peningkatan Produksi dan Cadangan Minyak dan Gas Bumi (Intensifikasi);

2. Penganekaragaman Sumber Daya Energi Primer (Diversifikasi);

3. Peningkatan Produktivitas dan Pemerataan Pemanfaatan Energi (Rasio Elektrifikasi).

L .

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 8 (Lanjutan)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN MINYAK

DAN GAS BUMI

(INTENSIFIKASI)

PENGANEKARAGAMAN SUMBER DAYA ENERGI PRIMER

(DIVERSIFIKASI)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PEMERATAAN

PEMANFAATAN ENERGI (RASIO ELEKTRIFIKASI)

Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar dan bahan baku industri dalam negeri

Mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak bumi dan menambah pasokan energi primer melalui pemanfaatan sumber daya energi lainnya

Efisiensi penggunaan energi dan meningkatkan produksi nasional serta penurunan emisi karbon, memperbaiki daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi

KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN

ENERGI

Didukung:● Ekonomi: fiskal

dan moneter● Infrastruktur● IPTEK● Kewilayahan

dan Tata Ruang

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 8

No Indikator SatuanBaseline (2009)

Capaian Target 2014

Status2010 2011 2012

1 Produksi Minyak BumiRibu

Barrel/Hari949

945 902 877 1.010*)

2 Kapasitas Pembangkit

Tambahan (MW)

31.959

2.024 5.916 2.9403.000 MW/

TahunTerpasang (Kumulatif

MW)33.983 39.899 42.839

3 Rasio Elektrifikasi Persen 65,79 67,15 72,95 75,90 80

4 Kapasitas PLTPTerpasang (Kumulatif

MW)1.179 1.189 1.226 1.231 5.000

5Pembangunan Jaringan Gas Kota

Kota/Sambungan Rumah (Kumulatif)

2/6.210

6/ 19.3769/

45.57614/

61.57619/

80.000

6 Pembangunan SPBGUnit

(Kumulatif)n.a **) FEED***) 4 8 21

*) 1,01 juta adalah target Renstra KESDM yang diperkirakan dapat dilaksanakan, sedangkan target kinerja Presiden adalah 1,2 juta; **) Belum ada pembangunan melalui APBN;***) Front End Engineering Design

3

1

1

2

3

1

L .

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 8

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK BUMI

Produksi Minyak Bumi

Melakukan 'enforcement' atas peraturan percepatan produksi migas, baik kepada K/L (penyelesaian konflik lahan, peruntukan, dsb), maupun kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) dalam melaksanakan Plan of Development (POD)

Meningkatkan kegiatan survei 2D dan 3D untuk lapangan-lapangan migas baru yang berlokasi di kawasan-kawasan sulit (laut dalam)

Mempercepat proses penawaran lapangan/blok migas

Mempercepat proses persetujuan POD

Memberlakukan insentif (fiskal), split (bagi hasil), ataupun kerjasama dalam melakukan 'Research and Development' teknologi EOR

KONVERSI BBM KE BBG

Konsumsi BBG

Memberlakukan subsidi harga bahan bakar gas (BBG) atau menaikan harga BBG untuk angkutan umum atau mengurangi subsidi BBM, dan jaminan alokasi gas untuk sektor transportasi

Meningkatkan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di kota-kota besar, serta pengadaan Converter Kit

2

3

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN KAPASITAS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PANAS BUMI (PLTP)

Kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi (PLTP)

Memberlakukan 'Feed-in Tariff' terhadap harga listrik atau menyempurnakan peraturan mengenai harga listrik yang bersumber dari panas bumi

Meningkatkan kegiatan 'Reconaissance Survey' dan 'Survey Seismic' lapangan panas bumi baru

Mempercepat proses lelang WKP lapangan panas bumi, melalui bantuan teknis dan pendanaan ( 'Geothermal Fund') kepada Pemerintah Daerah sebagai pemilik WKP

Mempercepat proses persetujuan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), Mempercepat proses negosiasi PPA antara PLN dengan IPP Badan Usaha, terutama IPP BUMN (Pertamina)

Mempercepat penyelesaian kegiatan eksplorasi dan penyelesaian konstruksi pembangunan 'Steam Gathering' dan 'Power Plant'

ELEKTRIFIKASI Perbandingan rasio elektrifikasi antar provinsi (wilayah Indonesia bagian Timur dan Barat)

Meningkatkan efektifitas penggunan Dana Alokasi Khusus (DAK) listrik pedesaan, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, terutama untuk penyiapan pembangunan infrastruktur listrik

3

Lanjutan...

L .

PRIORITAS NASIONAL 9 :LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 9

1. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanganan perubahan iklim melalui peningkatan Pengelolaan Kawasan Hutan, Perkuatan Pengelolaan keanekaragaman hayati, dan penurunan emisi gas rumah kaca;

2. Penguatan kapasitas mitigasi bencana melalui penguatan sistem informasi dini cuaca dan iklim, penguatan tanggap darurat bencana, dan pembangunan shelter bencana alam;

3. Penegakan hukum dan tata kelola lingkungan hidup.

L .

KERANGKA KEBIJAKAN PN 9: LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA

LINGKUNGAN HIDUP DAN KAPASITAS

MITIGASI BENCANA

Peningkatan Kualitas LH dan penanganan perubahan iklim

Penguatan Kapasitas Mitigasi Bencana

Pembangunan Ramah Lingkungan/ Pembangunan Berkelanjutan

REGULASITATA KELOLA (Governance)

■ Pengelolaan Kawasan Hutan■ Penguatan Pengelolaan Biodiversity■ Penurunan emisi GRK

■ Peningkatan sistem peringatan dini iklim dan cuaca

■ Penguatan tanggap darurat bencana dan shelter bencana alam

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 9

No Indikator SatuanStatus Awal

(2009)Target2014

CapaianStatus

2010 2011 2012

1Fasilitasi rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada DAS Prioritas

ha 703.045 1.600.000 229.217 742.364 1.251.883

2Fasilitasi penetapan areal kerja pengelolaan Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa ha 78.242 2.500.000 528.507 1.036.678 1.537.005

3Fasilitasi pembangunan hutan rakyat kemitraan untuk bahan baku industri pertukangan

ha n.a 250.000 51.506 102.067 158.421

4Penurunan jumlah hotspot di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi berkurang 20% per tahun dari rerata 2005-2009

Persentase (%)

58.890 titik (rerata

2005-2009)67,2% 83,42% 51,65% 45,11%

5 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (DAS) Unit n.a 108 22 58 95

6Jumlah industri pertambangan, energi dan migas, agroindustri dan manufaktur yang dipantau dan diawasi (industri)

Industri 627 680 705 996 1.312

7Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempa bumi dan tsunami

Persentase (%)

75 90 90 100 100

8Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi meteorologi publik dan cuaca ekstrim

Persentase (%)

45 80 50 66,67 78,78

9% pengguna informasi perubahan iklim dan kualitas udara (%)

Persentase (%)

75 90 39 68 80

10Terlaksananya pemenuhan kebutuhan logistik dan peralatan kebencanaan (Prov/Kota)

Lokasi 5 77 16 265 160

11 Terbentuknya satuan reaksi cepat/SRC-PB (Lokasi) Lokasi 7 2 2 2 2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

KESIAPAN PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26% di tahun 2020 untuk 5 sektor prioritas (Kehutanan dan Lahan Gambut, Pertanian, Industri, Energi dan Limbah)

1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK)

2. Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)

Moratorium ijin baru pada hutan primer dan lahan gambut

Penerbitan Inpres baru sebagai tindak lanjut Inpres No. 10 tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN

Presentase Capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)

1. Peningkatan kualitas air sungai2. Peningkatan kualitas udara di perkotaan3. Peningkatan ketaatan industri dalam pengendalian

pencemaran air dan udara4. Peningkatan tutupan hutan dan lahan

KESIAPAN INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN PENANGANAN BENCANA

Pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami(dilaksanakan mulai tahun 2013)

1. Pembangunan shelter bencana alam (tempat evakuasi sementara)

2. Pembangunan sirine peringatan dini gempa3. Pembangunan Desa Tangguh4. Peningkatan koordinasi oleh BNPB dengan

kementerian/lembaga terkait5. Pengendalian banjir di DKI Jakarta: normalisasi sungai-

sungai di wilayah DKI Jakarta (13 DAS), pembangunan sodetan Kali Ciliwung – Kanal Banjir Timur sepanjang 2150 meter

Terkelolanya tata ruang untuk memitigasi bencana

1. Pengelolaan DAS secara terpadu pada DAS Prioritas2. Percepatan proses alih status kawasan3. Penyelesaian RTRW Provinsi

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 9 : LINGKUNGAN HIDUP DAN

PENGELOLAAN BENCANA

L .

PRIORITAS NASIONAL 10 :DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA KONFLIK

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 10

● Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik;

● Pembentukan kerjasama dengan negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 10

NO IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status2010 2011 2012

1 Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal 5,84 5,76 5,68 6,16 7,1

2 Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal 20,19 21,17 19,46 18,31 14,2

3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal 65,77 66,26 66,57 67,48 72,2

4 Jumlah kabupaten daerah tertinggal 199 183 - 142* 133

Keterangan: 1 32= sudah tercapai atau on track/on trend = Perlu Kerja Keras = sangat sulit tercapai

1**

2

2

2

Catatan: Target Pengentasan kabupaten tertinggal sudah on track (bertanda “Hijau”), karena target sasaran hanya fokus pada 50 kabupaten, sedangkan target sasaran dari indiaktor lainnya (peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan IPM) adalah untuk rata-rata 183 Kabupaten Tertinggal.

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENGENTASAN DAERAH TERTINGGAL SEDIKITNYA 50 KABUPATEN PADA TAHUN 2014

1. Persentase Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal (%)

● Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal/perbatasan pada tingkat hulu;

● Mengembangkan perekonomian lokal yang fokus pada sektor unggulan;

● Meningkatkan konektifitas, sarana dan prasarana pendukung ekonomi di daerah tertinggal khususnya di wilayah timur melalui pelayanan keperintisan laut.

● Memberikan insentif bagi investor;● Meningkatkan kerjasama antar daerah.

2. Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal (%)

● Mengembangkan program pengentasan kemiskinan yang terfokus dan terintegrasi yang sesuai dengan permasalahan utama dan karakteristik ketertinggalan masing-masing daerah.

● Mengembangkan inisiatif proaktif pemerintah daerah.

3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal

● Meningkatkan jumlah tenaga pendidikan dan kesehatan dan● Meningkatkan sarana pendidikan dan kesehatan, contohnya

membangun sekolah berasrama (boarding school) di daerah dengan kondisi geografisnya sulit dan permukiman tersebar, serta membangun rumah dinas bagi tenaga pendidikan dan kesehatan

● Membuka dan meningkatkan akses terhadap pusat pelayanan dasar khususnya di daerah terpencil dan terisolir

● Meningkatkan insentif untuk menarik tenaga pendidikan dan kesehatan ke daerah tertinggal& perbatasan

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 10

2

2

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

1. Sarana Prasarana Pertahanan dan Keamanan Wilayah Perbatasasan (Jumlah)

● Meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pelaku pembangunan sarpras pertahanan dan keamanan melalui keanggotaan BNPP

● Mempercepat dan meningkatkan dukungan untuk pembangunan sarpras hankam

2. Pengawasan Keamanan Perbatasan

● Meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pelaku/aparat keamanan perbatasan (TNI, Polri, Pemda, Masyarakat, dsb)

● Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana pengawasan perbatasan

● Pengembangan program kemitraan;● Pengembangan model partisipasi masyarakat;

3. Terbangunnya Pos Lintas Batas Negara Terpadu CIQS (custom, immigration, quarantine, security)

● Meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pelaku pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu (BNPP, Imigrasi, Kemkes, Kemdagri, dan instansi terkait lainnya penunjang CIQS)

● Membangun pos gabungan bersama (POSGABMA) RI dan Malaysia (tindak lanjut kesepakatan RI-Malaysia)

Lanjutan...

2

2

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

Jumlah NLP (pemetaan kecamatan kawasan perbatasan darat dan pemetaan pulau terluar)

● Pembenahan kelembagaan dan struktur pertanggungjawaban dalam perundingan penetapan/penegasan batas wilayah negara;

● Meningkatkan kegiatan pra-investigasi dan peningkatan IRM serta upgrading (memperbesar) patok/tugu batas negara

Pelaksanaan perundingan batas darat dan laut

● Penguatan koordinasi anggota BNPP dan badan pengelola perbatasan daerah dalam rangka penyiapan data dukung diplomasi;

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perbatasan

a. Persentase Jalan/jembatan/dermaga

b. Persentase Kapal dan Bus Perintis

c. Persentase BTS dan Radio Komunitas

● Meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pelaku pembangunan infrastruktur

● Mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur terutama pembangunan jalan paralel di kawasan perbatasan Kalimantan, penyediaan Kapal Perintis di pulau-pulau yang masih terisolir.

Lanjutan...

1

2

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT

Pengembangan Ekonomi Rakyat (jumlah industri sagu rakyat; jumlah pasar tradisional)

● Pemantapan program Kementerian Perindustrian terkait pengembangan industri sagu di kab/kota

● Inisiasi program pemberdayaan pasar tradisional yang melibatkan OAP

Peningkatan Pelayanan Pendidikan(kabupaten/kota dengan sekolah berasrama)

● Koordinasi keberlanjutan pembangunan sekolah berasrama yang menjangkau daerah pegunungan tengah

Pembangunan dan peningkatan infrastruktur dasar (jumlah ruas jalan strategis)

● Strategi Pembangunan jalan strategis papua sepanjang 3.488 km (80 ruas jalan) untuk membuka keterisolasian

Peningkatan Pelayanan Kesehatan(jumlah kab/kota terbangun Rumah Sakit)

● Meningkatkan status kelas RS dan jumlah mobile clinic

Pemihakan terhadap putra/putri asli Papua melalui affirmative actions● jumlah siswa/thn masuk PTN● jumlah siswa/thn masuk Akademi TNI/Akpol● jumlah OAP/thn diterima TNI/POLRI

● Konsolidasi antara Pemda dengan kemenhan, TNI, Polri, maupun Kemendiknas untuk pemberian kuota bagi siswa berprestasi.

Lanjutan...

1

1

2

2

3

L .

PRIORITAS NASIONAL 11 :KEBUDAYAAN, KREATIFITAS DAN INOVASI TEKNOLOGI

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 11

1. Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan cagar budaya, revitalisasi museum dan perpusatakaan;

2. Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pegelaran seni budaya;

3. Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan penelitian, pencipataan dan inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 11

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian Target 2014

Status2010 2011

1Jumlah museum yang direvitalisasi (Unit Museum)

- 6 30 30

3

Jumlah daerah yang mendapatkan sarana seni budaya.- Propinsi- Kab/Kota

- 515

14247

14238

4Jumlah penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan

-13 21 22

5Jumlah paket riset:● Riset dasar● Riset Terapan

-54

14438

1553560

6Jumlah paket peningkatan kapasitas Iptek Sistem Produksi

-109 78 100

1

1

1

1

1

1 2

Keterangan:

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend

= Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN INOVASI TEKNOLOGI

1. Kapasitas nasional penelitian dan inovasi teknologi

2. Akses aplikasi inovasi teknologi pada masyarakat luas

a. Penelitian tenaga listrik dan mekatronika → Low Cost Green Car

b. Pengembangan aplikasi teknologi isotop → Bibit Unggul Padi

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 11 :KEBUDAYAAN, KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI

L .

PRIORITAS NASIONAL 12 :PRIORITAS LAINNYA BIDANG POLHUKAM

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 12

1. Mekanisme penanganan terorisme;2. Perkuatan dan pemantapan kelembagaan

pencegahan korupsi;3. Perlindungan saksi dan pelapor;4. Pengembalian aset kejahatan;5. Peningkatan kapasitas hukum;6. Penguatan perlindungan HAM;7. Pemberdayaan industri strategis pertahanan.

L .

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status2010 2011 2012

1Penanggulangan Terorisme (jumlah teroris tertangkap) *)

501**) 148 93 89***) n.a

2Penggunaan alutsista TNI produksi Industri Dalam Negeri (%)

n.a 12,65 13,61 15,86 20,88

3Penggunaan almatsus POLRI produksi Industri Dalam Negeri (%)

n.a 10,30 12,50 14,30 18,80

4 Pencapaian MEF n.a 24,2 29,6 35 45,8

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 12

1

1 2

Keterangan:

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai

1

2

2

*) Sumber : BNPT**) Angka 2000-2009***) Angka Januari – Desember 2012

L .

Lanjutan…

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian Target 2014

Status2010 2011 2012

5 Penanganan Perkara (di tingkat MA)

n.a 13.891 pkr ● Perkara yang ditangani (sisa perkara tahun 2010 dan perkara masuk tahun 2011) = 21,414 perkara

● Perkara yang putus adalah sebanyak 13,719 pkr

● Sisa tahun 2011 adalah sebanyak 7.695 pkr

● Perkara yang ditangani (sisa perkara tahun 2011 dan perkara masuk tahun 2012) = 21,107 perkara

● Perkara yang putus 2012 adalah sebanyak 10.995 pkr (58,79%)

● Sisa tahun 2012 adalah sebanyak 10.112 pkr

Target 2012: 18.700

perkara

20.600 pkr(sumber: RKP 2013-Forward Estimate)

6 Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Umum

n.a Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Umum:Tingkat Pertama :●Perkara yang ditangani = 2.742.169 pkr ●Putus = 2.703.265 pkrTingkat Banding :●Perkara yg ditangani =13.488 pkr ●Putus = 10.795 pkr

Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Umum:Tingkat Pertama (sisa tahun 2010 dan perkara masuk 2011):●Perkara yang ditangani = 4.854.111●Putus = 4.808.881pkr (124,2%)Tingkat Banding :●Perkara yg ditangani = 13.577pkr ●Putus =10.911pkr Target RKP 2011:3.872.041 perkara

n.a (Target 2012: 2.254.198 perkara)

2.196.232 pkr(RKP 2013-Forward Estimate)

1

1

L .

Lanjutan…

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status

2010 2011 2012

7 Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Agama

n.a Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan AgamaTingkat Pertama :● Perkara yang ditangani:

377.382 pkr ● Putus: 314.407 pkr Tingkat Banding :● Perkara yg ditangani: 935

pkr● Putus : 751 pkr

Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Agama Tingkat Pertama (sisa tahun 2010 dan perkara masuk 2011):● Perkara yang ditangani = 426.208 pkr● Putus = 353.933 pkr (380%)Target 2011: 92.906 perkara

Tingkat Banding :● Perkara yg ditangani = 2.391 pkr ● Putus =2.189 pkr

n.a(target 2012:

95.257 perkara)

96.478 pkr(RKP 2013-Forward Estimate)

8 Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Militer

n.a Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Militer:Tingkat Pertama :● Perkara yang ditangani:

16.520 pkr ● Putus: 6988 pkr Tingkat Banding :● Perkara yg ditangani: 460

pkr ● Putus : 374 pkr

Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Militer:Tingkat Pertama :● Perkara yang ditangani: 3.429 pkr ● Putus: 3.000 pkr (85,7%)Target 2011: 3.500 perkara Tingkat Banding :● Perkara yg ditangani: 397 pkr ● Putus : 368 pkr

Per 31 Desember 2012 = 3.083 perkara (81,3%) (Target 2012: 3.789 perkara)

3.878 pkr(RKP 2013-Forward Estimate)

1

1

L .

Lanjutan…

No IndikatorStatus Awal

(2009)

Capaian

Target 2014 Status

2010 2011 2012

9 Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (TUN)

n.a Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan TUN Tingkat Pertama :● Perkara yang

ditangani: 1.768 pkr

● Putus: 1.107 pkr Tingkat Banding :● Perkara yg

ditangani: 935 pkr ● Putus : 751 pkr

Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan TUN Tingkat Pertama :● Perkara yang ditangani:

1.870 pkr ● Putus: 1.428 pkr

(89,3%)Target 2011: 1.600 perkara Tingkat Banding :● Perkara yg ditangani:

1008pkr ● Putus : 832 pkr

n.a(Target 2012: 2.783 perkara)

2.879 pkr(RKP 2013-Forward Estimate)

10 Penanganan penyidikan dan penuntutan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana khusus lainnya (di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan di daerah)

n.a Tahap Penyidikan = 2.463 perkara (148 pkr di Kejagung, 2.315 pkr di Kejaksaan Daerah)Tahap penuntutan = 1.754 pkr (48 pkr di Kejagung, 1.706 pkr)

Tahap penyidikan = 1.481 (111 perkara, 1.370 pkr)Tahap penuntutan = 1.197 pkr (105 pkr di Kejagung, 1.092 pkr di Kejaksaan daerah)

Tahap Penyidikan = 478 pkr (28 perkara di Kejaksaan Agung, 450 pkr di Kejaksaan Daerah)* s/d Juni 2012Tahap Penuntutan = 469 pkr (27 pkr di Kejaksaan Agung, 442 di Kejaksaan Daerah) *) s/d Juni 2012

1.380 perkara (Kejaksaan Agung dan Kejaksaan di Daerah)(RKP 2013-Forward Estimate)1.380 perkara (Kejaksaan Agung dan Kejaksaan di Daerah) (RKP 2013-Forward Estimate)

2

1

L .

Lanjutan…

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status2010 2011 2012

11 Penanganan Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan dan Eksekusi Tipikor (KPK)

Penyelidikan = 67 kasusPenyidikan = 37 pkrPenuntutan = 32 pkrEksekusi = 39 pkr

Penyelidikan = 54 kasusPenyidikan = 62pkrPenuntutan = 55 pkrEksekusi = 38 pkr

Penyelidikan = 78 kasusPenyidikan = 66 pkrPenuntutan = 45 pkrEksekusi = 33 pkr

Per Des 2012Penyelidikan = 105 kasusPenyidikan = 112 pkrPenuntutan = 72 pkrEksekusi = 32 pkr Target 2012:Penyelidikan: 110 kasusPenyidikan: 103 perkaraPenuntutan: 97 perkaraEksekusi: 100%

80 kasus75 perkara70 perkara100%(RKP 2013-Forward Estimate)

12 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)

67,3 63,17 - - 73*

13 Tingkat Partisipasi Politik dalam Pemilu

a. Partisipasi Pemilu Legislatif

70,99% - - - 75%

b. Partisipasi Pemilu Presiden

72,56% - - - 75%

1

* Angka target Indeks Demokrasi Indonesia tahun 2014 sebesar 73 akan disumbang oleh indeks hak memilih dan dipilih serta Indeks pemilu yang bebas dan adil dalam pemilu 2014.

2

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

TERLAKSANANYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

Jumlah teroris tertangkap

● Penguatan Satgas Pencegahan dan Penindakan● Penggalangan intelijen ● Pemberdayaan masyarakat melalui program kontra radikal

terorisme komprehensif dan terpadu

TERSELENGGARANYA PEMILU 2014 YANG AMAN, ADIL DAN DEMOKRATIS

Indeks Demokrasi Indonesia dan Tingkat Partisipasi Pemilu

● Dukungan tahapan Pemilu 2014 termasuk Pemutakhiran Data Pemilih, dan pengawasannya

● Pendidikan politik/pemilih termasuk orang miskin, pemuda, perempuan dan penyandang cacat

● Advokasi, pengembangan kapasitas, dan pendampingan calon anggota DPRD perempuan

● Fasilitasi penyandang cacat● Peningkatan pengawasan pemilu yang partisipatif● Pengamanan Pemilu

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 12

2

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

TERWUJUDNYA MINIMUM ESSENTIAL FORCE (MEF)

Pencapaian Minimum Essential Force (MEF)

● Ketersediaan anggaran belum sesuai dengan rencana atau sasaran yang akan dicapai;

● Keppres 35 tahun 2011 tentang Percepatan Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Alutsista TNI tahun 2010-2014 belum dilaksanakan secara optimal;

● Peningkatan peran Industri Pertahanan Dalam Negeri ● Proses pengadaan yang panjang, melebihi satu tahun

anggaran

PENINGKATAN KEAMANAN DALAM NEGERI YANG DIDUKUNG OLEH PENINGKATAN JUMLAH DAN KAPASITAS PERSONEL POLRI

Peningkatan rasio polri terhadap jumlah penduduk

● Pengamanan Pemilu 2014● Pemenuhan rasio ideal Polisi terhadap Masyarakat mencapai

1:575● Kecepatan penanganan flash point ● Ketersediaan peralatan pengendali massa

Lanjutan...

2

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PEMBINAAN PEMASYARAKATAN

1. Prosentase Rutan dan Lapas yang memenuhi standar hunian dan keamanan

2. Prosentase menurunnya pelanggaran HAM, peredaran NAPZA, kejahatan terorganisir dan pelanggaran kode etik petugas pemasyarakatan di UPT PAS

1. Pemenuhan sarana untuk mengurangi over kapasitas

2. Pelaksanaan pengawasan dengan melibatkan pihak luar pemasyarakatan

3. Penegakan kode etik petugas pemasyarakatan

Lanjutan...

2

L .

PRIORITAS NASIONAL 13 :PRIORITAS LAINNYA BIDANG EKONOMI

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 13

1. INDUSTRI PENGOLAHAN: Akselerasi industrialisasi melalui penumbuhan industri pengolah hasil tambang, hasil pertanian, padat karya dan penyedia kebutuhan domestik, serta IKM yang sehat, kuat dan mandiri;

2. PERDAGANGAN INTERNASIONAL: Peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional;

3. UMKM DAN KOPERASI: Meningkatnya daya saing UMKM serta meningkatnya kapasitas dan kualitas koperasi.

L .

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014 Status

2010 2011 2012

1 Pertumbuhan Industri (%) - 4,48 6,22 6,10 7,0-7,3

2 Pertumbuhan Non Migas (%) - 5,09 6,83 6,60 7,3-7,8

3

Pencapaian score card Indonesia dalam pelaksanaan cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA )2015(%)

- 70 83.4 82 90

1

2

1 2

Keterangan:= Sudah tercapai atau

On Track/on Trend= Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 13

2

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

PENINGKATAN INDUSTRI PENGOLAHAN

Pertumbuhan Industri

● Mendorong dan memfasilitasi Investasi pembangunan kilang baru dan industri petrokimia

● Memenuhi Alokasi gas untuk kebutuhan industri dalam negeri.

● Penyelesaian masalah hubungan industrial● Percepatan pembangunan infrastruktur dan listrik● Pemberian insentif dan fasilitas lainnya perlu dilanjutkan,

khususnya untuk industri tertentu atau di wilayah timur/tertinggal

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

Pencapaian score card Indonesia dalam pelaksanaan cetak biru MEA 2015 (%)

● Penguatan kapasitas Sektor Swasta dan Masyarakat Peningkatan pemahaman aparat pemerintah Indonesia di pusat dan daerah terhadap MEA 2015

● Peningkatan kualitas dan Pemenuhan Komitmen Cetak Biru MEA 2015

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 13

2

2

L .

PRIORITAS NASIONAL 14 :PRIORITAS LAINNYA BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

L.

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 14

1. Peningkatan Kerukunan Umat Beragama;2. Peningkatan kapasitas dan kualitas pariwisata nasional;3. Perumusan Kebijakan dan Pedoman Bagi Penerapan

Pengarusutamaan Gender dan Anak;4. Pencapaian Posisi Papan Atas Sea Games, Asian Games,

dan Olimpiade;5. Peningkatan Character Building Melalui Gerakan

Revitalisasi dan Konsolidasi Gerakan Kepemudaan dan Revitalisasi Pramuka.

L .

REVIEW PRIORITAS NASIONAL 14

No IndikatorStatus Awal

(2009)

CapaianTarget 2014

Status2010 2011 2012

1Pelaksanaan Ibadah Haji serta Pengawasan Haji yang tertib dan lancar (jemaah)

- 221.0001) 221.000 211.000 210.000

2Pelayanan kesehatan kepada jemaah haji (jemaah)

- 221.000 221.000 211.000 210.000

3Jumlah wisatawan mancanegara (juta orang)

6,32 7,00 7,65 3,883) 8,6

4Jumlah pergerakan wisatawanNusantara (juta perjalanan)

229,73 234,38 236,75 53,873) 276

5Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG1) - 8 12 - 49

6Jumlah K/L dan Pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG2) -

7 K/L ujicoba

11 K/L

28 K/L10 prov (dana

dekon)

16 K/L

1

1

1

1

1

1

1 2

Keterangan:

= Sudah tercapai atau On Track/on Trend

= Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai

1. PUG=Pengarus-Utamaan Gender; 2) ARG = Anggaran Responsif Gender;3) Data sampai dengan Juni 2012

L .

SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS

MENINGKATNYA DAN TERPELIHARANYA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

1. Operasionalisasi Sekretariat Bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi dan Kab/Kota

1. Pelaksanaan Inpres No. 2 Tahun 2013 Tentang Gangguan Keamanan Dalam Negeri;

2. Pemberdayaan FKUB di provinsi dan Kabupaten/ Kota

MENINGKATNYA PRESTASI OLAHRAGA PADA KEJUARAAN ASIAN GAMES DAN ASIAN PARA GAMES PADA TAHUN 2014

1. Jumlah atlet andalan nasional

2. Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada Asian Games, dan Asian Para Games.

1. Pembinaan atlet andalan nasional secara berkelanjutan (Perpres No.22 Tahun 2010 Tentang Program Indonesia Emas/ Prima);

2. Fasilitasi keikutsertaan pada kejuaraan multi event regional dan internasional

PENJELASAN REVIEW RPJMN, DIREKTIF PRESIDEN DAN ISU TERKINI - PRIORITAS NASIONAL 14 BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

1

1

L .