38
LAPORAN PENDAHULUAN DHF ASKEP TEORI DHF A. Pengertian Demam berdarah dengue / DBD (atau Dengue Haemorhagic Fever atau DHF), ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer A. 2000). DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY ) B. Penyebab Penyakit dengue disebabkan 4 jenis serotype, yaitu: virus dengue 1 (DEN 1), virus dengue 2 (DEN 2), virus dengue 3 (DEN 3), virus dengue 4 (DEN 4) yang merupakan golongan virus RNA single-staranded. Transmisi penyakit dengue dilakukan oleh nyamuk Aedes Aegypti. C. Tanda dan gejala Tanda dan gejala penyakit DHF adalah : - Meningkatnya suhu tubuh - Nyeri pada otot seluruh tubuh - Suara serak - Batuk - Epistaksis - Disuria - Nafsu makan menurun - Muntah - Ptekie

Landasan Teori DBD

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DHF

ASKEP TEORI DHF

A. PengertianDemam berdarah dengue / DBD (atau Dengue Haemorhagic Fever atau DHF), ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer A. 2000).DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )

B. PenyebabPenyakit dengue disebabkan 4 jenis serotype, yaitu: virus dengue 1 (DEN 1), virus dengue 2 (DEN 2), virus dengue 3 (DEN 3), virus dengue 4 (DEN 4) yang merupakan golongan virus RNA single-staranded. Transmisi penyakit dengue dilakukan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

C. Tanda dan gejala Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :- Meningkatnya suhu tubuh- Nyeri pada otot seluruh tubuh- Suara serak- Batuk- Epistaksis- Disuria- Nafsu makan menurun- Muntah- Ptekie- Ekimosis- Perdarahan gusi- Muntah darah- Hematuria masih- Melena

D. PatogenesisVirus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai

vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala dan sebagai demam dengue (DD). Apabila orang itu mendapat

infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi, bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue yang lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama sistem retikuloendotegal dan kulit secara bronkigen dan hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus. Antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktifkan sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anapilatoksin C3a dan C5a, sehingga permaebilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregas trombosit yang melepaskan ADP trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravaskuler. Terjadinya aktivitas faktor hagemaon (faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah (Mansjoer A. 2000).

E. Manifestasi KlinisGambaran klinis amat bervariasi, dari yang ringan, sedang seperti demam

dengue (DD), sampai ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi renjatan yang dapat berakibat fatal, masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Khusus pada DBD dapat terjadi pula perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena dan epistaksis, hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit.Diagnosis

Kriteria klinis DBD menurut WHO 1997 adalah:1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.2. Menifestasi perdarahan, termasuk uji bandung positif dan bentuk lain (petekie,

purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi) hemetemesis atau melena.3. Pembesaran hati.4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun

(menjadi 20 x/m atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, klien menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut.Indikator fase syok: Hari sakit ke 4-5 Nadi cepat tanpa demam Suhu turun Tekanan nadi menurun Leukopenia < 5.000/mm3

Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut:

1. Derajat 1 (ringan), terdapat demam mendadak selama 2-7 hari, disertai gejala klinis lainnya dengan manifestasi perdarahan ringan yaitu tornoqet positif.

2. Derajat II (sedang) ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan.

3. Derajat III ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan klien menjadi gelisah.

4. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

F. Pemeriksaan Penunjang1. Demam pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada

DBD dijumpai trombositopenia. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya menunjang, dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokalemia, SGOT, serum glutamik piruvat transaminase (SGPT), ureum dan PH darah mungkin meningkat.

2. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.3. Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposeluler. Kemudian menjadi

hiper seluler pada hari ke-5 dengan gangguan malnutrisi dan pada hari ke-10 sudah kembali normal untuk semua sistem.

4. Uji serologia. Uji serologi memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa

akut dan konvalesen, yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT) dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali.

b. Uji serologi memakai serum tunggal yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue dan kelas I & M antidengue mengukur hanya antibodi antidengue kelas I & M. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya antibodi antidengue.

5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah klien.

G. Pemeriksaan Penunjang1. Demam pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada

DBD dijumpai trombositopenia. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya menunjang, dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokalemia, SGOT, serum glutamik piruvat transaminase (SGPT), ureum dan PH darah mungkin meningkat.

2. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.

3. Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposeluler. Kemudian menjadi hiper seluler pada hari ke-5 dengan gangguan malnutrisi dan pada hari ke-10 sudah kembali normal untuk semua sistem.

4. Uji serologia. Uji serologi memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa

akut dan konvalesen, yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT) dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali.

b. Uji serologi memakai serum tunggal yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue dan kelas I & M antidengue mengukur hanya antibodi antidengue kelas I & M. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya antibodi antidengue.

5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah klien.6. Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih )

Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )7. Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) 8. Rontgen Thorac = Effusi Pleura

H. Penatalaksanaan1. Tirah baring2. Makanan lunak dan diberi minum 1-2 liter/hari dalam 24 jam, jenis minuman:

air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu 1 buah.3. Bila suhu >385 0C beri paracetamol. Bila kejang beri antikopulsif.4. Monitor gejala klinis dan laboratorium: Hb, Ht, trombosit.5. Perhatikan tanda syok.

I. Pathways

Patofisiologi dan Penyimpangan KDM

“DHF”Gigitan nyamuk aedes aegypti

Invasi virus dengue

Replikasi virus di nodus limfatikus

Menjalar ke jaringan tubuhsecara bronkogen maupun hematogen

Mengaktivasi sistem komplemen Tubuh membentuk kompleks virus

antibodi dalam sirkulasi darahPeningkatan permeabilitas dinding Kompensasi oleh tubuh pembuluh darah

Suhu tubuh meningkatKebocoran plasma Peningkatan suhu tubuh Menstimulus medullaPenurunan volume atau hipertermi vomiting center plasma

Mual dan muntahTrombositopenia

Nafsu makan berkurangPerdarahan

Metabolisme glukosa Intake nutrisi berkurangResiko tinggi tergangguperdarahan gangguan pemenuhan

Pembentukan ATP kebutuhan nutrisi kurang dan ADP berkurang dari kebutuhan tubuh

Energi berkurang

Kelemahan fisik

intoleransi aktivitas

Resiko tinggi kekurangan

volume cairan tubuh

J. Penatalaksanaan Medik

DHF tanpa Renjatan- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th

dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.

- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

DHF dengan Renjatan- Pasang infus RL- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 –

30 ml/ kg BB )- Tranfusi jika Hb dan Ht turun

Keperawatan1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam

- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam- Observasi intik output- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital

tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres

- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.

- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena- Catat banyak, warna dari perdarahan- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuh- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik- Beri minum banyak- Berikan kompres

Teori Asuhan Keperawatan pada pasien DHF

Pengkajian

- Kaji riwayat Keperawatan- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah,

tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )

Diagnose Keperawatan

1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam

2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, tidak ada nafsu makan4. Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

Perencanaan

1. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan2. Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat3. Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal4. Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif

Implementasi

1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan- Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam- Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak

elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun- Mengobservasi dan mencatat intake dan output- Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh- Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh- Mempertahankan intake dan output yang adekwat - Memonitor dan mencatat berat badan- Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam- Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water

loss / IWL )

2. Perfusi jaringan Adekwat- Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi

denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )- Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban

dan warna )- Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas

seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

3. Kebutuhan nutrisi adekwat- Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak.

Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.

- Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi

- Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering

- Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama

- Mempertahankan kebersihan mulut pasien- Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk

penyembuhan penyakit

4. Mempertahankan suhu tubuh normal- Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh- Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu- Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air biasa- Tingkatkan intake cairan- Berikan terapi untuk menurunkan suhu

5. Mensupport koping keluarga Adaptif- mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga

terhadap situasi yang penuh stress- Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara

panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga

- Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan

Pencegahan DHFMenghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:

- Rumah selalu terang

- Tidak menggantung pakaian- Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya

minimal 4 hari sekali- Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat

terkumpulnya air hujan- Tutup tempat penampungan air

Perencanaan pemulangan dan PEN KES- Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak- Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping - Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus

dilakukan untuk mengatasi gejala - Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.

Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995Doengoes. M. E. Frances. G. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.

2001

Mansjoer Arif. Kapita Seleta Kedoteran. Cetakan I. Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. 2000

Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Identitas klien

Nama : Tn. A. K.

Umur : 17 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Talete I Link. III Tomohon

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Kr. Protestan

Pendidikan : SMA

Suku/bangsa : Minahasa/Indonesia

Tgl. MRS : 12 Desember 2007

Tgl. Pengkajian : 13 Desember 2007

Penanggung jawab:

Nama : Tn. W. K.

Umur : 50 thn

Alamat : Talete I Link. III Tomohon

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Ayah dari klien

B. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama/alasan MRS:

Klien mengeluh panas + 5 hari.

2. Riwayat kesehatan sekarang:

Klien mengatakan panas yang dirasakan + 5 hari, klien mengatakan badan

lemah, ada rasa mual dan nafsu makan menurun, klien mengatakan tadi

malam jam 21.30 klien muntah campur darah 1x dan gusi berdarah.

3. Riwayat kesehatan yang lalu:

Klien mengatakan + sudah 5 hari panas, yang disertai dengan mual dan

muntah, nafsu makan berkurang, kemudian pada tanggal 10 klien

memeriksakan diri di poli penyakit dalam, klien dirawat jalan, namun

panas tidak turun-turun dan pada tanggal 12 klien MRS, karena panas + 5

hari mual, muntah nafsu makan berkurang.

4. Riwayat kesehatan keluarga:

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit yang sama dengan

klien, namun klien mengatakan kakeknya menderita penyakit jantung.

C. Riwayat Psikososial

Hubungan klien dengan kedua orangtuanya sangat baik, saat dikaji klien

bersama dengan ayahnya. Hubungan klien dengan perawat atau dokter baik.

Orangtua klien khawatir dengan keadaan klien.

D. Riwayat Spiritual

Klien beragama Kristen Protestan dan aktif dalam kegiatan agamanya. Klien

rajin masuk gereja setiap hari miggu, dan klien percaya dengan agama yang

dianutnya.

E. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : cukup

Kesadaran : compos mentis

TTV : sb: 378 0C, N: 84 x/m, R: 24 x/m, TD: 100/80 mmHg.

Head To Toe

- Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi, distribusi rambut merata, warna

hitam.

- Mata : Penglihatan baik, konjungtiva merah muda, sklera warna putih,

tidak ada sekret dan lesi.

- Hidung : Tidak ada polip, penciuman baik, septum tidak deviasi.

- Mulut : Bibir simetris, mukosa mulut lembab, warna merah muda, tidak

ada lesi atau sariawan.

- Wajah : Bentuk normal, tidak ada edema.

- Telinga : Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik, tidak ada secret.

- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, trakea di tengah.

- Thorax : Pergerakan simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri dada,

bentuk normal, suara pernapasan normal, paru-paru tidak ada

whezing dan tidak ada ronkhi.

- Jantung : Suara S1 - s2 normal

- Abdomen : Datar, lemas, tidak ada kelainan, peristaltik normal.

- Ektremitas atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan bentuk dan

ROM baik, tangan sebelah kiri terpasang IFVD, saat

diukur tekanan darah ada bintik-bintik merah.

bawah : Simteris kiri dan kanan, tidak ada edema, tidak ada varises,

ROM baik.

- Kulit : Warna putih sawo matang, tidak ada kelainan, turgor baik.

- Genetalia : Bersih, jenis kelamin laki-laki.

- Anus : Tidak ada hemoroid, lubang anus ada.

i. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

Sebelum sakit : Frekuensi : 3 x/hari

Jenis : nasi, ikan, sayur, buah.

Nafsu makan : baik

Saat pengkajian : Frekuensi : 3 x/hari

Jenis : bubur

Nafsu makan : tidak ada, mual dan muntah

Masalah : gangguan nutrisi

2. Minum

Sebelum sakit : Frekuensi : 7-8 gelas/hari

Jenis : air putih

Saat pengkajian : Frekuensi : + 7-8 gelas/hari

Jenis : jus buahvita, fanta, air putih

3. Istirahat dan tidur

Sebelum sakit : malam: 7-8 jam/hari, siang: + 2 jam

Saat pengkajian : malam: 6-7 jam/hari, siang + 3-4 jam

4. Personal hygiene

Sebelum sakit : 2 x/hari

Saat pengkajian : klien hanya dibersihkan pakai lap basah.

5. Eliminasi

BAB;Sebelum sakit : 1 x/hari, warna kuning, konsistensi lembek.

Saat pengkajian : 1 x/hari, warna kuning, konsistensi lembek.

BAK; Sebelum sakit : 5-6 x/hari

Saat pengkajian : sudah 5x BAK

6. Olahraga

Sebelum sakit : karate

Saat pengkajian : tidak

7. Kebiasaan

Merokok : tidak ada

Alkohol : tidak ada

ii. Test Diagnostik

Px. Lab: 10/12-2007 14/12-2007

Hb : 15,5 Hb : 15,0

HT : 45 Ht : 42

Leukosit : 3000 Trombosit : 26000

Segmen : 69

Limfosit : 31 15/12-2007

Trombosit : 110.000 Hb : 15,1

13/12-2007 Ht : 44

Mal : - Trombosit : 36000

Led : 3

Hb : 14,7

Ht : 40

Leukosit : 2100

HJL : Tidak dapat dihitung, leukosit sedikit

Trombosit : 51000

Nilai normal

Hb : + : 12-14 g/dl Limfosit : 20-40

: 13-16 g/dl Trombosit : 150.000-400.000

Ht : + : 37-43 %

: 40-48 %

Leukosit : 5000-10.000

Segmen : 50-70

iii. Terapi

IVFD RL 20 tts

Paracetamol 3 x 1

Inj. Intermite 3 x 1 amp

Retinal 2 x 1

Prinpetan 3 x 1

iv. Pengelompokan Data

DS : - Klien mengatakan mual dan muntah

- Klien mengatakan muntah 1x campur darah

- Klien mengatakan badan dirasakan panas + 5 hari

- Klien mengeluh badan terasa lemah

- Klien mengatakan mual dan muntah

- Klien mengatakan ada muntah 1x campur darah

- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan

DO : - Suhu badan 378 0C

- Ekspresi wajah

- Muntah 1x

- Porsi makan tidak dihabiskan

- Terpasang IVFD di tangan kiri

- Selaput mukosa kering

- Gusi berdarah

- Trombosit 57.000

- Badan teraba hangat/akral hangat

- Kebutuhan sehari-hari klien (ADL) dibantu

v. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS : - Klien mengatakan

mual dan muntah

: - Klien mengatakan

muntah 1x campur

darah.

DO : - Muntah 1x

- Selaput mukora

mengering

- Gusi berdarah

- trombosit 75.000

- Terpasang IVFD di

tangan kiri

Trombositopenia,

mual dan muntah,

peningkatan suhu tubuh

Kehilangan cairan tubuh

Resiko

tinggi

kekurangan

volume

cairan

tubuh.

2. DS : - Klien mengatakan

badan dirasakan

panas + 5 hari

- Klien mengeluh

badan terasa lemah

DO : - Suhu badan 378 0C

- Ekspresi wajah

nampak lemah dan

gigitan nyamuk aedes aegypti

Invasi virus dengue

Replikasi virus di nodus limfatikus

Menjalar ke jaringan tubuh secara bronkogen maupun

hematogen

Hipertermi

kemerahan

- Badan teraba

hangat/akral hangat

Tubuh membentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi

darah

Kompensasi oleh tubuh

Suhu tubuh meningkat3. DS : - Klien mengatakan

mual dan muntah

- Klien mengatakan

ada muntah 1x

campur darah

DO : - Muntah 1x campur

darah

- Terpasang IVFD di

tangan kiri

- Gusi berdarah

- Trombosit 57.000

Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah

Kebocoran plasma

Penurunan volume plasma

Trombositopenia

Perdarahan

Resiko

tinggi

perdarahan

4. DS : - Klien mengatakan

tidak ada nafsu

makan

- Klien mengatakan

mual dan muntah

DO : - Porsi makan tidak

dihabiskan

- Selaput mukosa

kering

Peningkatan suhu tubuh

Menstimulasi medulla vomitting center

Mual dan muntah

Nafsu makan berkurang

Intake nutrisi berkurang

Ketidak-

seimbangan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh.

5. DS : - Klien mengeluh

badan terasa lemah

DO : - Suhu badan 378 0C

Intake nutirisi kurang

Metabolisme glukosa terganggu

Intoleransi

aktivitas.

- Ekspresi wajah

nampak lemah dan

kemerahan

- Kebutuhan sehari-

hari (ADL) dibantu

Pembentukan ADP dan ATP berkurang

Energi berkurang

Kelemahan fisik

Ketidakmampuan melakukan aktivitas

II. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko kekurangan volume cairan tubuh b/d mual dan muntah serta adanya

perdarahan yang ditandai dengan:

DS : - Klien mengatakan mual dan muntah

- Klien mengatakan muntah 1x campur darah.

DO : - Muntah 1x

- Selaput mukora mengering

- Gusi berdarah

- trombosit 75.000

- Terpasang IVFD di tangan kiri

2. Hipertermi b/d invasi virus dengue yang ditandai dengan:

DS : - Klien mengatakan badan dirasakan panas + 5 hari

- Klien mengeluh badan terasa lemah

DO: - Suhu badan 378 0C

- Ekspresi wajah nampak lemah dan kemerahan

- Badan teraba hangat/akral hangat

3. Resiko tinggi perdarahan b/d peningkatan permeabilitas dinding

pembuluh darah yang ditandai dengan:

DS : - Klien mengatakan mual dan muntah

- Klien mengatakan ada muntah 1x campur darah

DO: - Muntah 1x campur darah

- Terpasang IVFD di tangan kiri

- Gusi berdarah

- Trombosit 57.000

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d stimulus

mual dan muntah yang ditandai dengan:

DS : - Klien mengatakan tidak ada nafsu makan

- Klien mengatakan mual dan muntah

DO: - Porsi makan tidak dihabiskan

- Selaput mukosa kering

5. Intoleransi aktivitas b/d adanya kelemahan fisik yang ditandai dengan:

DS : - Klien mengeluh badan terasa lemah

DO: - Suhu badan 378 0C

- Ekspresi wajah nampak lemah dan kemerahan

- Kebutuhan sehari-hari (ADL) dibantu

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Hari/TglNo.

DiagnosaImplementasi Evaluasi

Jumat,

14 Des.

2007

I

II

- Mengukur vital sign:

Sb : 380 C

N : 88 x/m

R : 23 x/m

TD: 110/90 mmHG

- Mengkaji turgor kulit klien,

membran mukosa klien.

- Memantau pemasukan cairan

per oral minum klien, per hari

2-3 liter/hari.

- Mengganti cairan RL pada

infuse.

Mencek hasil laboratorium.

10.30

- Mengobervasi vital sign.

N: 88 x/m

Sb: 300C

R: 24 x/m

TD: 100/80 mmHg

- Menganjurkan klien untuk

minum banyak baik air putih

atau jus buah.

- Mengambil sampel darah dan

membawa ke laboratorium:

Ht, Hb dan trombosit.

S : Klien mengatakan

masih merasa

mual dan muntah

O : Masih ada muntah

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

14.00

S : Klien mengatakan

badan masih

terasa panas.

O : - Suhu badan

380C

- Wajah kelihatan

kemerahan

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

tindakan

keperawatan

III

IV

V

13.05

- Penatalaksanaan terapi

antipiretik paracetamol 1 tab

sesuai hasilk kolaborasi.

11.00

- Menganjurkan klien untuk

beristirahat di tempat tidur.

- Memberikan inj. Intermite

3x1 amp.

- Mengganti cairan RL yang

sudah habis dengan yang baru

yaitu 22 tts/menit.

13.00

- Memberikan diet lunak pada

klien dan menganjurkan klien

untuk makan sedikit tapi

sering dalam keadaan hangat.

- Mengkaji pola makan klien

dan mengkaji porsi makanan

yang disajikan (tidak

dihabiskan).

10.00

- Mengkaji kemampuan klien

dengan mengobservasi

kemampuan klien dalam

13.55

S : Masih terasa mual

dan muntah.

O : Terpasang IVFD

di tangan kiri.

A : Masalah sebagian

teratasi.

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

13.45

S : Nafsu makan

masih kurang.

O : Porsi makan tidak

dihabiskan.

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

14.00

S : Merasa masih

lemah.

O : BAB dan BAK

melakukan aktivitas,

misalnya: pergi BAB dan

BAK.

- Memberikan penjelasan pada

keluarga untuk membantu

klien saat klien ingin BAB

dan BAK.

masih perlu

bantuan dari

orangtua.

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Hari/TglNo.

DiagnosaImplementasi Evaluasi

sabtu,

15 Des.

2007

I

II

- Mengukur vital sign:

Sb : 380 C

N : 88 x/m

R : 23 x/m

TD: 110/90 mmHG

- Mengkaji turgor kulit klien,

membran mukosa klien.

- Memantau pemasukan cairan

per oral minum klien, per hari

2-3 liter/hari.

- Mengganti cairan RL pada

infuse.

Mencek hasil laboratorium.

10.30

- Mengobervasi vital sign.

N: 88 x/m

Sb: 300C

R: 24 x/m

TD: 100/80 mmHg

- Menganjurkan klien untuk

minum banyak baik air putih

atau jus buah.

- Mengambil sampel darah dan

membawa ke laboratorium:

Ht, Hb dan trombosit.

13.05

S : Klien mengatakan

masih merasa

mual dan muntah

O : Masih ada muntah

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

14.00

S : Klien mengatakan

badan masih

terasa panas.

O : - Suhu badan

380C

- Wajah kelihatan

kemerahan

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

tindakan

keperawatan

III

IV

V

- Penatalaksanaan terapi

antipiretik paracetamol 1 tab

sesuai hasilk kolaborasi.

11.00

- Menganjurkan klien untuk

beristirahat di tempat tidur.

- Memberikan inj. Intermite

3x1 amp.

- Mengganti cairan RL yang

sudah habis dengan yang baru

yaitu 22 tts/menit.

13.00

- Memberikan diet lunak pada

klien dan menganjurkan klien

untuk makan sedikit tapi

sering dalam keadaan hangat.

- Mengkaji pola makan klien

dan mengkaji porsi makanan

yang disajikan (tidak

dihabiskan).

10.00

- Mengkaji kemampuan klien

dengan mengobservasi

kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas,

13.55

S : Masih terasa mual

dan muntah.

O : Terpasang IVFD

di tangan kiri.

A : Masalah sebagian

teratasi.

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

13.45

S : Nafsu makan

masih kurang.

O : Porsi makan tidak

dihabiskan.

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

14.00

S : Merasa masih

lemah.

O : BAB dan BAK

masih perlu

misalnya: pergi BAB dan

BAK.

- Memberikan penjelasan pada

keluarga untuk membantu

klien saat klien ingin BAB

dan BAK.

bantuan dari

orangtua.

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. M. E. Frances. G. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2001

Mansjoer Arif. Kapita Seleta Kedoteran. Cetakan I. Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. 2000

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A. K DENGANPENYAKIT INFEKSI “DENGUE HAEMORHAGIC FEVER”

DI PAVILIUN BETHESDA RSU BETHESDA GMIMTOMOHON

DITERIMA DAN DISETUJUI:

Mengetahui:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Elizabeth. Purba. SPd. SST Ever Lontaan. Amd Kep.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A. K DENGANPENYAKIT INFEKSI “DENGUE HAEMORHAGIC FEVER”

DI PAVILIUN BETHESDA RSU BETHESDA GMIMTOMOHON

OLEH:MANASYE N. PLEUPNA

2005033

DOSEN PEMBIMBING:ELIZABETH PURBA SPd. SST

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON2008