31
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Berdasarkan Jurnal “Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar Budiarti (Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol.8, No.2, 2011 : 263 - 269 ) Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata – mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain yaitu : (1) ketaatan terhadap prinsip kehati – hatian; (2) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG); (3) Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawasan Bank. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia Internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Perbedaan antara jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dalam jurnal ini, penulis hanya membahas mengenai penerapan GCG secara umum di Indonesia, sedangkan dalam penelitian, penulis membahas

LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

  • Upload
    hatruc

  • View
    224

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan Jurnal “Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate

Governance (GCG) pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar Budiarti (Majalah

Ilmiah UNIKOM, Vol.8, No.2, 2011 : 263 - 269 )

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata

– mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum

dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang melandasinya.

Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan

Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai

dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain

yaitu : (1) ketaatan terhadap prinsip kehati – hatian; (2) Pelaksanaan Good

Corporate Governance (GCG); (3) Pengawasan yang efektif dari Otoritas

Pengawasan Bank. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat

diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia Internasional

sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan

sehat.

Perbedaan antara jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah dalam jurnal ini, penulis hanya membahas mengenai penerapan GCG

secara umum di Indonesia, sedangkan dalam penelitian, penulis membahas

Page 2: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

10

mengenai kegiatan sosialisasi agar prinsip – prinsip GCG dapat diterapkan oleh

masyarakat.

Berdasarkan jurnal “Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan Dalam

Manajemen Talenta dan Kinerja Manajer”, oleh Ida Ketut Kusumawijaya

(Jurnal Siasat Bisnis, Vol.15, No.1, Januari 2011: 125 – 143)

Peran agen perubahan adalah merancang dan mengelola kapasitas perubahan

dan perubahan budaya. Ada lima hal menantang organisasi dalam perubahan

yaitu globalisasi, profitabilitas, teknologi, model intelektual, dan berubah,

berubah dan terus berubah. Organisasi dituntut untuk membangun kapabilitas

dengan mengelola core assets dan core activities dalam menghadapi kelima hal

tersebut.

Jurnal “Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan Dalam Manajemen

Talenta dan Kinerja Manajer” lebih membahas mengenai tugas agen perubahan

dalam talenta dan kinerja manajer, sedangkan dalam penelitian ini, penulis lebih

membahas peran agen perubahan dalam penerapan GCG.

Berdasarkan Jurnal “Evaluating Training and Development”, oleh Iftikhar

Ahmad and Siraj ud Din (Gomal Journal of Medical Sciences Vol.7, No.2, July

– December 2009: 165 – 166)

Pelatihan atau training diadakan oleh organisasi atau perusahaan untuk

mengurangi kesenjangan keterampilan pada karyawan. Dalam training juga

dibutuhkan evaluasi untuk mengukur keberhasilan training tersebut. Evaluasi

training harus sesuai dengan situasi dan peserta training. Feedback dalam

training sangat dibutuhkan untuk mengetahui keberhasilan penyampaian

materinya. Evaluasi akan efektif apabila pelatihan atau training yang diadakan

Page 3: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

11

dirancang dengan baik. Kesuksesan evaluasi tergantung pada perencanaan

sarana evaluasi yang dibangun ke dalam rancangan program pelatihan sebelum

dilaksanakan.

Jurnal “Evaluating Training and Development” hanya membahas mengenai

evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan training dilakukan, sedangkan

penelitian ini membahas tujuan Training lebih lanjut, yaitu membangun kinerja

pekerja dan mensosialisasikan penerapan GCG pada pekerja Pertamina.

Berdasarkan jurnal “Role modelBehavior and Youth Violence: A Study of

Positive and Negative Effects”, oleh Noelle M. Hurd, Marc A. Zimmerman and

Thomas M. Reischl (Journal of Early Adolescence No.31, 2011: 323)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku teladan mungkin memiliki

potensi untuk secara positif dan negative mempengaruhi hasil antara ini

subkelompok remaja. Dengan demikian, bergerak di luar apakah atau tidak

remaja memiliki model peran dan pindah ke studi Model kualitas peran dan

karakteristik tampaknya menjadi jalur yang paling berbuah penelitian untuk

terus mengejar.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Afrika remaja awal Amerika

yang berada di masyarakat berpenghasilan rendah dapat dipengaruhi kuat oleh

perilaku orang dewasa nonparental dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sebagai Greenberger dan rekan (1998) menemukan, remaja lebih cenderung

melakukan apa yang mereka lihat orang dewasa melakukan daripada apa yang

orang dewasa katakan mereka lakukan. Temuan ini menyiratkan bahwa

nonparental dewasa dalam kehidupan anak muda memiliki tanggung jawab

untuk menunjukkan jenis perilaku mereka ingin pemuda untuk meniru. Selain

Page 4: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

12

mempromosikan lebih perilaku orang dewasa yang bertanggung jawab, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi yang membantu Afrika Amerika

dari remaja awal berpenghasilan rendah lingkungan terhubung dengan orang

dewasa dalam keluarga dan masyarakat yang memodelkan perilaku prososial

dan menginspirasi kaum muda untuk menggunakan metode non-kekerasan

untuk memajukan diri dan komunitas mereka mungkin bermanfaat. Solusi

Pemberdayaan bagi Masyarakat Damai (YES) proyek, misalnya, menciptakan

peluang untuk orang dewasa lingkungan dan pemuda untuk bekerja sama pada

proyek-proyek perbaikan masyarakat dalam ekonomi kurang beruntung,

didominasi Afrika Amerika masyarakat (Franzen, Morrel-Samuels, Reischl, &

Zimmerman, 2009). Dengan demikian, pemuda yang terkena pemodelan dewasa

perilaku prososial.

Selain upaya ini, kita juga harus mempertimbangkan bagaimana konteks

tertentu mungkin mempromosikan perilaku antisosial dan kekerasan. Beberapa

lingkungan (misalnya, ekonomi masyarakat yang kurang beruntung di mana

polisi tidak dapat diandalkan untuk mempertahankan keselamatan warga ') telah

menjadi pengaturan di mana terdapat sejumlah penghargaan terkait dengan

perilaku antisosial (Anderson, 1999). Jika remaja dalam lingkungan belajar dari

model peran dewasa mereka bahwa perilaku kriminal membayar, remaja ini

mungkin lebih cenderung untuk mendukung sikap pro-kekerasan dan terlibat

dalam perilaku kekerasan.

Kenakalan yang dilakukan oleh remaja lebih ditekankan dalam jurnal ini.

Role modeldi lingkungan sekitar remaja akan mempengaruhi perilaku remaja

tersebut, namun dalam penelitian ini, peserta Training GCG Champion

merupakan role modelpenerapan GCG dalam lingkungan kerja di Pertamina

Page 5: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

13

Berdasarkan jurnal “Innovative Approaches to Event Management Education

in Career Development : A Study of Student Experiences”, oleh Richard

Robinson, Paul Barron, David Solnet (Journal of Hospitality, Leisure, Sport,

and Tourism Education Vol.7 No.1, 2008: 4 – 17)

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan program yang terkait

dengan manajemen karir dicapai, dan untuk mengukur manajemen acara

kepuasan mahasiswa dengan ESP.

Walaupun ada sejumlah keterbatasan yang diakui dengan komponen empiris

makalah ini, kami menunjukkan bahwa ada beberapa kesimpulan yang berguna

dan menarik dapat ditarik. Ini mungkin dianggap oleh departemen universitas

merenungkan mengembangkan siswa kursus serupa pengembangan profesional

dan / atau pengalaman penempatan kurikulum mereka. Sebagai contoh, dapat

disimpulkan bahwa responden umumnya puas dengan unsur manajemen karir

dari program baru, dengan mayoritas responden menunjukkan setidaknya

kepuasan moderat. Namun, penelitian telah menyoroti daerah yang bisa

diperbaiki. Secara khusus, konsep pilihan jalur karir harus diperiksa, tidak

hanya dalam batas-batas dari program ini, tetapi juga di seluruh tiga tahun

program studi. Bahwa siswa menyatakan unsur ketidakpuasan ketika diberitahu

tentang pilihan karir selama pengembangan profesional mungkin menyarankan

mereka telah dalam kepemilikan harapan yang tidak realistis peluang karir

seluruh program gelar mereka dan, memang, sebelum memulai universitas.

Alasan lain ketidakpuasan bisa menjadi sifat menantang kelas, terutama

dalam kaitannya dengan universitas kelas yang lebih konvensional di mana

buku, artikel jurnal dan kuliah sering membuat sebagian besar mode belajar dan

di mana tugas, kertas dan bahan pemeriksaan sering ditarik dari sumber yang

Page 6: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

14

lebih konvensional. Di kelas pengembangan profesional, mahasiswa diwajibkan

untuk berpikir di luar cara-cara ini lebih konvensional dan merenungkan dan

merencanakan masa depan mereka sendiri, tugas yang sering menakutkan yang

mungkin telah menyebabkan beberapa ketidakpuasan. Hal ini sangat mungkin

bahwa ketidakpuasan ini akan berumur pendek, sebagai mahasiswa dapat

menjadi lebih menghargai setelah mereka lulus dan memiliki waktu untuk

merenungkan pengalaman. Penelitian di masa depan bisa bermakna melacak

kemajuan karir mahasiswa longitudinal untuk lebih mengembangkan

pemahaman tentang isu-isu ini.

Lain dengan penelitian mengenai “Analisis Event Training Good Corporate

Governance (GCG) Champion sebagai Sosialisasi Penerapan GCG di PT

Pertamina (Persero) yang membahas mengenai proses yang terjadi dalam event

Training GCG Champion dan tindak lanjut yang akan dilakukan setelah

training ini berakhir.

1.2. Teori Umum

2.2.1. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa inggris communication yang

memiliki arti pembicaraan, pertukaran pikiran, hubungan, pemberitahuan,

dan percakapan (Hardjana, 2003: 10).

Para ahli memiliki pendapat tersendiri mengenai komunikasi.

Menurut Griffin & Moorhead (2010: 278) komunikasi merupakan proses

sosial mengenai pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih dan

berbagi makna.

Page 7: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

15

Berbeda lagi dengan Shannon and Weaver yang dikutip oleh

Wiryanto (2004: 7) mengatakan bahwa :

“Komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.”

dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi merupakan pertukaran informasi dan berbagi makna untuk

saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam Training Good Corporate

Governance ini, komunikasi sangat berpengaruh dalam keberhasilan

penyampaian materi maupun koordinasi kegiatan.

A. Tujuan Komunikasi

Menurut West and Turner (2007: 24) Setiap individu memiliki tujuan

dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi terbagi menjadi 3, yaitu

untuk :

a. Menyebarkan Informasi

b. Mempengaruhi untuk merubah perilaku komunikan

c. Mengingatkan audiens untuk melakukan perilaku yang diinginkan

secara berulang – ulang

Tujuan komunikasi dalam event ini adalah menyebarkan informasi

mengenai informasi Good Corporate Governance kepada peserta

Training yang merupakan karyawan Pertamina agar mereka dapat

memahami mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance di

Pertamina. Kegiatan ini juga bertujuan untuk merubah perilaku peserta

Training agar menerapkan prinsip – prinsip Good Corporate Governance

Page 8: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

16

dalam kehidupan kerja dan sehari – hari. Selain kedua tujuan komunikasi

yang telah disebutkan tadi, event ini juga bertujuan untuk mengingatkan

peserta Training agar penerapan prinsip – prinsip Good Corporate

Governance secara terus – menerus setelah Training Good Corporate

Governance berakhir.

Komunikasi bisa terjadi pada individu dengan individu, individu

dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Menurut

Morissan (2013: 15) hal tersebut termasuk kedalam jenis komunikasi

yang terbagi menjadi beberapa jenis , yaitu :

a. Komunikasi Intrapersonal

b. Komunikasi Interpersonal

c. Komunikasi Kelompok

d. Komunikasi Organisasi

Dalam kesempatan ini, penulis akan lebih mendalami mengenai teori

komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi.

2.2.1.1. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok terjadi karena adanya

sekumpulan individu yang membentuk suatu kelompok dan

terjadi interaksi diantara anggota kelompok yang satu dengan

yang lain. Komunikasi kelompok merupakan proses

komunikasi yang terjadi diantara tiga orang atau lebih yang

berlangsung secara tatap muka (Wiryanto, 2004: 44).

Menurut Littlejohn dan Foss, seperti dikutip Morissan (2013:

331) kelompok adalah pembentuk struktur waktu seseorang.

Page 9: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

17

Kesimpulan dari pengertian komunikasi kelompok

adalah sekumpulan individu yang membentuk kelompok dan

dapat mempengaruhi anggota kelompok lain. Event Training

GCG Champion ini menggunakan komunikasi kelompok

karena dalam training ini dituntut adanya interaksi peserta

dalam suatu kelompok.

Komunikasi kelompok memiliki beberapa fungsi,

diantaranya:

1. Fungsi hubungan sosial, pada fungsi ini melihat suatu

kelompok dapat menjaga dan mempererat hubungan

sosial diantara sesama anggota. Dalam Training

GCG Champion, antar peserta harus bisa bekerja

sama sehingga dituntut untuk menjaga dan

mempererat hubungan sosial diantara sesama

anggota.

2. Fungsi pendidikan, untuk melihat sebuah kelompok

secara formal maupun informal bekerja untuk

mencapai dan saling bertukar pengetahuan. Fungsi

pendidikan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu jumlah

informasi yang disampaikan, jumlah anggota

kelompok, dan frekuensi interaksi antar kelompok.

Training GCG Champion ini, komunikator

menyampaikan edukasi mengenai penerapan prinsip

– prinsip GCG kepada para peserta.

Page 10: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

18

3. Fungsi persuasi. Dalam fungsi ini, individu dalam

kelompok berusaha untuk mempengaruhi anggota

lain agar melakukan dan tidak melakukan sesuatu.

Training GCG Champion mengajak para peserta

Training untuk menjadi role modeldan

mempengaruhi karyawan Pertamina lain untuk

menerapkan prinsip – prinsip GCG ke dalam

kehidupan kerja.

4. Fungsi kelompok juga bisa sebagai pemecah masalah

atau pengambil keputusan.

5. Terapi juga merupakan fungsi kelompok untuk

membantu anggotanya mencapai perubahan personal

(Morissan, 2013: 333 – 334).

Menurut Bales, seperti dikutip Morissan (2013: 339)

persepsi terhadap posisi individu dalam kelompok merupakan

fungsi dari tiga dimensi yang terdiri atas :

(1) Dominan Versus Penurut

(2) Bersahabat Versus Tidak Bersahabat

(3) Instrumental Versus Emosional

Ketiga dimensi tersebut merupakan variable maka ketiga

dimensi tersebut dapat memberikan nilai pada setiap anggota.

Hal itu membuat tipe atau jenis anggota tidak bersifat

absolute tetapi campuran. Dalam teori Sibernetika

mengatakan bahwa kelompok mendapatkan masukan (input)

Page 11: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

19

dari luar, kemudian mengolah masukan ini sedemikian rupa

dan menciptakan keluaran (output) atau efek yang

mempengaruhi, tidak saja pada kelompok itu sendiri tetapi

juga kepada sistem yang lebih besar ( Morissan, 2013: 340).

Dalam kelompok terjadi keadaan yang dinamakan liminality.

Liminality yaitu keadaan yang menciptakan perasaan ada

tetapi dalam keadaan tergantung.

Dalam teorinya, komunikasi kelompok dibagi menjadi

dua bentuk, yaitu :

1. Komunikasi kelompok kecil

Sekumpulan orang yang menjadi komunikan yang

berjumlah sedikit

2. Komunikasi kelompok besar

Komunikasi yang terjadi pada sekelompok orang

dalam jumlah yang besar.

2.2.1.2. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang

terjadi dalam organisasi, baik komunikasi secara linier

ataupun bertingkat.

Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007: 159) membagi

komunikasi organisasi menjadi dua ruang lingkup, yaitu :

1. Komunikasi intern

Komunikasi intern merupakan komunikasi yang terjadi

didalam ruang lingkup satu organisasi.

Page 12: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

20

2. Komunikasi ekstern

Komunikasi ekstern merupakan komunikasi yang

berlangsung antara suatu organisasi dengan pihak luar.

Komunikasi Organisasi terjadi setelah event Training

GCG Champion ini berakhir. Karyawan Pertamina yang

menjadi peserta Training bertugas untuk mengomunikasikan

apa yang telah mereka dapat selama training dan menjadi

role modelbagi karyawan lain dalam penerapan prinsip –

prinsip Good Corporate Governance.

Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi bertingkat

karena rata – rata peserta Training memiliki jabatan yang

cukup tinggi dalam fungsinya. Ruang lingkup komunikasi ini

adalah intern karena peserta training mengomunikasikan

penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance

kepada karyawan dalam ruang lingkup Pertamina.

2.2.2. Good Corporate Governance

Berikut adalah beberapa pengertian mengenai Good Corporate

Governance menurut para ahli :

1) Komite Cadbury mendefinisikan bahwa Good Corporate Governance

adalah :

“ Sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar dapat mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensi dan pertanggungjawaban kepada para stakeholder” (seperti dikutip Surya dan Yustiavandana, 2008: 24 – 25).

Page 13: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

21

2) Pada Peraturan Menteri No. PER-01/MBU/2011 menyatakan bahwa :

“Good Corporate Governance adalah prinsip – prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang – undangan dan etika berusaha.” (Annual Report Pertamina, 2011: 180)

Bila disimpulkan ketiga pengertian tersebut tersebut, maka Good

Corporate Governance merupakan prinsip - prinsip yang terhubung

dengan pihak – pihak berwenang perusahaan untuk mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dan didasari oleh suatu proses dan mekanisme

pengelolaan perusahaan yang mengacu pada undang – undang dan etika

berusaha. Good Corporate Governance merupakan materi yang

disampaikan dan dibahas selama Training berlangsung.

A. 5 Prinsip dalam Good Corporate Governance

Dalam penerapannya yang mengacu pada Peraturan menteri No.

PER-01/MBU/2011 (Annual Report Pertamina, 2011: 182 – 183), terdapat

lima prinsip dalam Good Corporate Governance, yaitu :

a. Transparancy

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan kererbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan

relevan mengenai perusahaan.

b. Accountability

Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban Organ

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

Page 14: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

22

c. Responsibility

Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan

perundang – undangan dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat.

d. Independency

Keadaan ketika perusahaan dikelola secara professional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun

yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan prinsip –

prinsip korporasi yang sehat.

e. Fairness

Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak – hak pemangku

kepentingan (stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan

peraturan perundang – undangan.

Menurut Kaihatu ( Jurnal Ekonomi Manajemen, Vol. 8, No. 1, Maret

2006: 1 – 9) penerapan GCG terbagi menjadi tiga tahap, diantaranya :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini, terbagi lagi menjadi tiga tahapan,

yaitu :

a. Awareness Building

Awareness building merupakan langkah pertama dalam

membangun kesadaran mengenai pentingnya GCG dan

komitmen bersama dalam penerapannya.

b. GCG Assessment

Page 15: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

23

GCG assessment adalah upaya untuk memetakan kondisi

perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah ini

untuk memastikan titik awal penerapan GCG dan

mengidentifikasikan aspek – aspek yang perlu mendapatkan

perhatian terlebih dahulu dan langkah – langkah yang akan

diambil untuk mewujudkan aspek – aspek tersebut.

c. GCG Manual Building

GCG Manual Building adalah langkah selanjutnya yang

akan dilakukan. Berdasarkan hasil pemetaan tingkat

kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas

penerapannya, penyusunan manual atau pedoman

implementasi GCG dapat disusun.

2. Tahap Implementasi

Dalam tahap implementasi, terdapat tiga langkah utama untuk

mengimplementasikan GCG, yaitu:

a. Sosialisasi, yaitu pengenalan kepada seluruh perusahaan

berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG

khususnya mengenai pedoman penerapan GCG.

b. Implementasi, merupakan kegiatan yang dilakukan sejalan

dengan pedoman GCG, berdasarkan roadmap yang telah

disusun. Implementasi ini harus bersigat top down

approach yang melibatkan dewan komisaris dan jajaran

direksi perusahaan. Selain itu, implementasi juga mencakup

Page 16: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

24

upaya manajemen perubahan untuk mengawal proses

perubahan yang dilakukan karena implementasi GCG.

c. Internalisasi, adalah upaya memperkenalkan GCG dalam

seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai

peraturan perusahaan.

3. Tahap Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap evaluasi ini

dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur

sejauh mana efektifitas penerapan GCG telah dilakukan.

Dalam rancangan tugas Compliance ketiga tahapan ini dikerjakan

agar penerapan GCG dapat berhasil di Pertamina. kegiatan Training

GCG Champion merupakan salah satu tahapan implementasi yang

dilakukan oleh Compliance agar sosialisasi dan internalisasi penerapan

GCG di Pertamina dapat berjalan dengan baik.

2.2.3. Public relations

Baskin, seperti dikutip Oliver (2006: 11) mendefinisikan Public

relations sebagai suatu fungsi manajemen yang membantu mencapai

tujuan organisasi dan mengembangkan hubungan positif antara public

internal maupun eksternal serta menciptakan konsekuensi antara tujuan

organisasional dengan harapan masyarakat.

Page 17: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

25

Berbeda dengan Baskin, Institute of Public relations, United

Kingdom (seperti dikutip Rumanti, 2005 : 9) menyatakan Public

relations adalah upaya untuk membangun dan menjaga adanya

pengertian antar organisasi dengan publiknya.

Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Public

relations adalah Fungsi manajemen yang mengupayakan pembangunan

dan menjaga pengertian antarorganisasi dan publiknya.

A. Fungsi Public relations

Menurut Sharpo (seperti dikutip Wasesa, 2006: 66 – 67)

Public relations memiliki fungsi sebagai berikut :

1. PR merupakan jembatan antara organisasi dengan publik

internal maupun eksternal.

2. PR berfungsi mengembangkan, memelihara, serta

mempertahankan komunikasi timbal balik dalam menangani,

mengatasi masalah yang ada atau meminimalkan munculnya

masalah.

3. Bersama – sama mencari dan menemukan kepentingan

mendasar organisasi, kemudian menginformasikannya kepada

semua pihak terkait dalam menciptakan pengertian

berdasarkan kenyataan, pengetahuan yang jelas kebenaran,

lengkap dan diinformasikan secara jelas, objektif dan jujur.

Dalam kesempatan ini, penulis akan lebih lanjut membahas

mengenai fungsi PR sebagai jembatan antara organisasi dengan

publik internal. Tingginya tingkat persaingan perusahaan,

Page 18: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

26

menuntut karyawan mereka untuk menjadi tenaga kerja yang andal

dan membina loyalitas karyawan melalui peran PR ( Wasesa, 2006:

68).

Kegiatan internal bertujuan untuk menciptakan iklim dan

suasana kerja yang dapat memuaskan kedua pihak, yaitu karyawan

dan perusahaan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab di antara

kedua pihak terhadap hak dan kewajiban mereka terhadap

perusahaan (Wasistiono dan Hasan, 2005: 35).

B. Tugas Public relations

Dalam kegiatan internal, Public relations memiliki beberapa

tugas, diantaranya :

1. Membina hubungan dengan media komunikasi

2. Mengelola dan mengadministrasi Sumber Daya Manusia,

budget dan jadwal program yang sudah dilaksanakan

3. Melakukan kegiatan pemecahan masalah : mendefinisikan

masalah, membuat rencana dan program, berkomunikasi

dan bertindak, serta mengevaluasi program.

4. Konseling dengan member saran kepada manajemen

dibidang sosial, politik dan peraturan lingkungan.

5. Mewakili perusahaan dalam mengurus event

6. Sebagai juru bicara.

7. Mengoordinasi pelatihan yang akan diselenggarakan

internal dan membantu karyawan dalam perubahan kultur,

Page 19: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

27

kebijakan, struktur serta proses dalam

perusahaan.(Rumanti, 2005: 25 – 26)

Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis,

penulis akan memperdalam mengenai tugas Public relations yang

mengoordinasi pelatihan.

Pelatihan atau biasa disebut dengan Training merupakan salah

satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

2.3. Teori Khusus

2.3.1. Event Management

Event management berasal dari dua kata yaitu event dan management.

Kedua kata tersebut memiliki definisi masing – masing.

Dalam arti sempit, Event merupakan pameran, pertunjukan atau pun

festival, dengan syarat ada peserta, pengunjung dan penyelenggara.

Sedangkan pengertian secara luas, event merupakan kurun waktu kegiatan

yang dilakukan oleh organisasi dengan mendatangkan orang – orang ke

suatu tempat sehingga mereka dapat memperoleh informasi dan/atau

pengalaman penting serta berbagai tujuan lain yang diharapkan oleh

penyelenggara ( Kennedy, 2009: 3).

Sedangkan management adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan kelompok dan proses

penggunaan sumber daya kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Alam, 2006: 127).

Page 20: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

28

Event management dapat disimpulkan sebagai kegiatan mengumpulkan

dan mempertemukan sekelompok dan kegiatan tersebut memiliki tujuan,

serta melakukan penelitian, desain event, perencanaan, dan koordinasi

serta pengawasan dalam realisasi event tersebut,

Dari kedua pengertian event dan management, dapat disimpulkan

bahwa event management merupakan proses perencanaan kegiatan yang

melibatkan penyelenggara, peserta dan pengunjung untuk mecapai tujuan

yang telah ditetapkan.

A. Proses Event Management

Dalam melakukan kegiatan event management, diperlukan proses

yang terdiri dari :

Gambar 2.2 Proses Event Management

Sumber: Special Event (Wahyuni Pudjiastuti, 2010: xxxv)

1. Research

Merupakan penelitian untuk mengurangi resiko kegagalan dalam

pelaksanaan event. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk

menentukan keinginan, kebutuhan, serta ekspektasi khalayak

sasaran, sehingga diharapkan mereka tertarik pada event yang akan

diadakan.

Page 21: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

29

2. Design

Event tidak luput dari kreativitas dan pelaksanaan, hal tersebut

berkaitan dengan design event. Dalam membuat design event,

dibutuhkan kemampuan dalm menciptakan suara, cahaya,

permainan suara, gerakan, mendesain area, dan sebagainya.

Kegiatan tersebut diperlukan secara komprehensif dan penuh

pertimbangan dalam menciptakan kesan bagi pengunjung dan tamu

undangan.

3. Planning

Planning event dilakukan bersamaan dengan membuat design dan

setelah research. Planning dan designing memerlukan waktu yang

cukup panjang dibandingkan tahapan kegiatan lain. Banyaknya

pertimbangan yang dilakukan, membuat pada tahap perencanaan

ini seringkali mengalami perubahan, pengurangan, atau

penambahan sesuai kondisi atau sumber daya yang ada. Faktor

pertimbangan tersebut berada di mana saja, baik faktor internal

maupun faktor eksternal.

4. Coordinating

Coordinating merupakan tahap yang penting pula dalam

melakukan event. Melakukan koordinasi dibutuhkan berbagai

keahlian agar acara tersebut sukses dan berjalan dengan lancar.

Page 22: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

30

Manajer dalam event pun harus mampu mengkoordinasikan pihak

yang terlibat sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan satu

tujuan yang sama, yaitu menciptakan acara yang sukses.

5. Evaluation

Tahap ini menjadi tahapan terakhir dalam proses event

management. Dalam setiap kegiatan dibutuhkan evaluasi untuk

mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan. Evaluasi

yang dilakukan secara benar, akan menghasilkan data, informasi,

serta fakta yang berharga, guna untuk mendukung kegiatan yang

akan datang sehingga dapat membuat event yang lebih baik lagi.

B. Tujuan Event

Tujuan event menurut Tom Duncan (seperti dikutip Pudjiastuti,

2010: xxv) adalah :

a. Mempengaruhi khalayak sasaran.

b. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya

hidup dan/atau individu tertentu.

c. Menjangkau target sasaran yang lebih luas.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk, merek

atau perusahaan yang mengadakan event.

e. Mempublikasikan sebuah produk, merek, atau perusahaan yang

nantinya akan meningkatkan pengetahuan khalayak.

Page 23: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

31

Menurut Natonardjo (2011: 133 – 134), ada beberapa tujuan

event, diantaranya adalah :

a. Mendukung kegiatan pemasaran dan periklanan produk melalui

demonstrasi, pembagian sampel, peluncuran produk pameran

dan lain – lain.

b. Menciptakan publisitas dan citra positif perusahaan, jasa

perusahaan dan produk.

c. Menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan tokoh

masyarakat, politisi, dan pejabat pemerintah melalui personal

contact dan menembus gate-keepers untuk menepis isu negative

dengan lobbying, diskusi, acara seminar, dan lain – lain.

Training GCG Champion ini bertujuan untuk mempengaruhi khalayak

yaitu peserta training untuk membantu Compliance mensosialisasikan

penerapan GCG di Pertamina, menjangkau target sasaran yang luas yaitu

seluruh pekerja Pertamina melalui peserta Training yang merupakan

pekerja Pertamina yang dipilih Compliance dalam mengikuti Training,

meningkatkan kesadaran para pekerja mengenai penerapan GCG, dan

mempublikasikan GCG kepada para pekerja Pertamina.

C. Jenis Event

Event menurut Pudjiastuti (2010: 78 – 79) terbagi menjadi beberapa

jenis, diantaranya:

1. Talkshow/seminar

Page 24: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

32

Seminar merupakan pertemuan untuk membahas suatu masalah

yang dipimpin oleh ketua siding

2. Lomba

Lomba merupakan kegiatan untuk adu kemampuan baik itu

individu atau kelompok.

3. Pesta

Pesta dapat diartikan sebagai kegiatan merayakan sesuatu hal.

4. Pameran

Pameran merupakan kegiatan yang menyajikan karya seni untuk

dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat

mengapresiasikan karya seni tersebut.

5. Promosi Produk

Kegiatan untuk menawarkan produk yang bertujuan untuk

menarik calon konsumen agar membeli produk tersebut.

6. Training

Training merupakan kegiatan untuk pembelajaran karyawan

sehingga dapat mereka dapat meningkatkan kemampuan dan

keahlian dalam pekerjaan.

7. Konser

Konser dapat diartikan sebagai suatu pertunjukan yang dapat

dilihat secara langsung.

8. Diskusi ilmiah/ protokoler

Page 25: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

33

Diskusi merupakan komunikasi dua arah yang melibatkan

terjadinya pertukaran pikiran atau pendapat tentang suatu masalah

dalam suatu hal.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan memperdalam mengenai event

Training karena terkait dengan bahan yang akan diteliti.

Training Event

Menurut Noe (2005) Training merupakan pelaksanaan kegiatan

pengembangan SDM yang merunjuk kepada pencapaian hasil yang

direncanakan oleh organisasi untuk memfasilitasi proses pembelajaran

karyawan yang berbasis pada kemampuan dan keahlian dalam

pekerjaan (Fuad & Ahmad, 2009: 74)

Berbeda dengan pendapat Noe, Fuad dan Ahmad (2009: 74)

mendefinisikan training sebagai pengalaman, disiplin, atau panduan

yang dapat menyebabkan seorang karyawan mampu memperoleh

sesuatu yang baru.

Pengertian lain dicetuskan oleh Friedman dan Yarbrough (seperti

dikutip Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, 2007: 466)

bahwa Training adalah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk

memenuhi kebutuhan atau tujuan organisasi. dengan melakukan

training, maka dapat diatasi situasi kesenjangan saat itu dengan situasi

yang diinginkan dalam masa yang akan datang.

Page 26: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

34

Training dapat disimpulkan sebagai kegiatan untuk pembelajaran

karyawan sehingga dapat mereka dapat meningkatkan kemampuan

dan keahlian dalam pekerjaan.

Tujuan dari Training bagi para karyawan adalah sebagai

peningkatan dalam pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

dapat mendukung pelaksanaan tugas atau pekerjaan mereka sehari –

hari (Fuad & Ahmad, 2009: 74).

Sedangkan Menurut Ahmad & Din (Journal of Medical Science No.

2, Juli – Desember 2009: 165) tujuan dari training adalah untuk

meningkatkan kinerja karyawan melalui proses pembelajaran dengan

memperoleh pengetahuan, peningkatan keterampilan, konsep, aturan,

atau mengubah sikap dan perilaku dalam pengaturan organisasi.

Lain hal yang dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright

(2003: 45) mengenai tujuan training, yaitu :

1. Meningkatkan pengetahuan karyawan atas

budaya dan para pesaing luar.

2. Membantu para karyawan yang mempunyai

keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru.

3. Membantu karyawan dalam memahami cara

bekerja efektif dalam tim untuk menghasilkan produk dan jasa

yang berkualitas.

4. Memastikan budaya perusahaan tertuju pada

inovasi, kreativitas, dan pembelajaran

5. Mempersiapkan karyawan untuk menerima dan

bekerja secara efektif.

Page 27: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

35

Terkait dengan penelitian mengenai Training Good Corporate

Governance Champion, kegiatan tersebut bertujuan untuk

membangun budaya perusahaan yang tertuju pada inovasi, kreativitas,

dan pembelajaran. Training ini juga merupakan perpanjangan tangan

dari fungsi Compliance untuk mensosialisasikan penerapan prinsip –

prinsip Good Corporate Governance di Pertamina.

Menurut Fuad dan Ahmad (2009: 77) dalam kegiatan training,

terdapat dua metode yaitu on-the-job training dan off-the-job training.

On-the-job training merupakan pelatihan dengan cara para pekerja

atau calon pekerja dikondisikan pada pekerjaan yang nyata dibawah

bimbingan dan supervisi dari pegawai yang berpengalaman. Dalam

sistem ini, instruktur pertama kali akan memberikan pelatihan kepada

supervisor, yang kemudian hasil pelatihan tersebut akan diteruskan

oleh supervisor kepada para pekerjanya.

Metode on-the-job training diawali dengan penjelasan mengenai

keinginan/harapan terhadap sasaran yang ingin dicapai. Dalam

mencapai tujuan dan keinginan tersebut, supervisor atau karyawan

yang ditunjuk akan mengajari, memberikan pengarahan, dan contoh

mengenai cara – cara melakukan pekerjaan kepada karyawan. Orang

yang menjadi peserta training ini biasanya orang yang sangat terampil

melakukan pekerjaan dan memiliki kemampuan dalam membimbing

orang lain.

Page 28: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

36

2.3.2. Internalisasi

Pengertian secara harafiah, Internalisasi merupakan penghayatan

atau proses terhadap ajaran, doktrin, atau nilai sehingga menyadari

keyakinan akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam

sikap dan perilaku.

Internalisasi merupakan tahap pembatinan kembali hasil – hasil

objektivasi dengan mengubah struktur lingkungan lahiriah itu menjadi

struktur lingkungan batiniah, yaitu kesadaran subjektif (Berger, seperti

dikutip F. Budi Hardiman, 2003: 101).

Sedangkan menurut buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi

(Hidayati, 2006: 45) internalisasi merupakan proses penghayatan

mengenai kebiasaan dalam kehidupan bersama sehingga menjadi milik

diri setiap anggota masyarakat.

Penulis menyimpulkan dari beberapa definisi para ahli bahwa

internalisasi adalah proses menghayati hal – hal yang disampaikan

sehingga membangun kesadaran penerima dan hal – hal yang

disampaikan tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

Internalisasi merupakan salah satu tujuan dari Training GCG Champion

ini agar para peserta training dapat menghayati prinsip – prinsip GCG

serta menerapkan prinsip – prinsip tersebut ke dalam dunia kerja.

A. Tahapan Internalisasi

Menurut Hidayati (2006, 46 - 47), Internalisasi terbagi menjadi

tiga tahap, diantaranya :

Page 29: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

37

1. Tahap Transformasi Nilai

Tahap ini merupakan proses untuk menginformasikan nilai –

nilai yang baik dan kurang baik. Dalam tahap ini, hanya terjadi

komunikasi verbal antara informan dan penerima informasi.

2. Tahap Transaksi Nilai

Sedangkan tahap transaksi nilai merupakan tahap pendidikan

nilai dengan melakukan komunikasi dua arah, atau terjadi

interaksi antara komunikator dengan komunikan yang bersifat

interaksi timbal – balik.

3. Tahap Transinternalisasi

Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap transinternalisasi

ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi nilai. Dalam tahap

ini, yang dilakukan tidak hanya komunikasi verbal, namun

juga sikap mental dan kepribadian.

Tahapan internalisasi dilakukan Compliance melalui Training

GCG Champion agar proses internalisasi berhasil dan para peserta

dapat menanamkan prinsip – prinsip GCG dalam kehidupan kerja.

Page 30: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

38

2.4. Kerangka Teori

Komunikasi

Ruang lingkup

Public relations

Komunikasi organisasi Komunikasi kelompok

Event Training

Internalisasi

Good Corporate Governance

Event Management

Tujuan Fungsi

Proses Event Jenis Event Tujuan Event

Page 31: LANDASAN TEORI pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-0104… ·  · 2013-11-25Governance (GCG) pada Dunia ... Krisis perbankan

39

2.5. Kerangka Pemikiran

PT Pertamina (Persero)

Proses Internalisasi

Proses penerapan Good

Corporate Governance

Proses Event

Management

Event Training Good Corporate

Governance Champion

Pubic Relations

Tindak

Lanjut Tindak Lanjut