77
Laporan Praktek Mektan BAB I TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI I.1 TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH 1. Tujuan Test ini adalah untuk menentukan berat volume tanah ( γ ). Yang dimaksud dengan berat volume tanah adalah perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah. 2. Peralatan Yang Digunakan : 1. Gelas kaca dengan diameter 5,50 – 6,50 cm dan dengan ketinggian kira-kira 3,0 – 4,0 cm. 2. Kaca datar yang mempunyai tiga paku. 3. Air raksa. 4. Mangkok peluberan. 5. Pisau. 6. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram. 3. Urutan Pelaksanaan Test : 1. Mengeluarkan contoh tanah yang akan ditest dalam tabung Shelby secara perlahan-lahan sehingga keadaan tanahnya tidak berubah (sample undistrubed). 2. Dengan menggunakan pisau, memotong contoh tanah yang telah disiapkan pada langkah no 1 secara 1

langkah kerja mektan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Praktek Mektan

Laporan Praktek Mektan

BAB I TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI

I.1 TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH

1. Tujuan

Test ini adalah untuk menentukan berat volume tanah (). Yang dimaksud dengan berat volume tanah adalah perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah.

2. Peralatan Yang Digunakan :1. Gelas kaca dengan diameter 5,50 6,50 cm dan dengan ketinggian kira-kira 3,0 4,0 cm.2. Kaca datar yang mempunyai tiga paku.3. Air raksa.4. Mangkok peluberan.5. Pisau.6. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

3. Urutan Pelaksanaan Test :1. Mengeluarkan contoh tanah yang akan ditest dalam tabung Shelby secara perlahan-lahan sehingga keadaan tanahnya tidak berubah (sample undistrubed).2. Dengan menggunakan pisau, memotong contoh tanah yang telah disiapkan pada langkah no 1 secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga didapat bentuk persegi dengan ukuran kira-kira 2 x 2 x 2 cm3 .3. Menentukan berat cawan, (W1); juga mencatat dari nomor cawan yang bersangkutan.4. Meletakkan tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2 didalam cawan, kemudian menimbang berat cawan + tanah, (W2).5. Menentukan berat mangkok peluberan, (W3).6. Menentukan volume tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2 dengan menggunakan air raksa, gelas kaca dan kaca datar yang memepunyai tiga paku. Caranya adalah mengisi gelas kaca dengan air raksa hingga penuh (gelas kaca harus diletakkan didalam mangkok peluberan). Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai tiga paku, meratakan permukaan air raksa didalam gelasa kaca (kelebihan aiar raksa yang tumpah ditampung dalam mangkok peluberan); membersihkan kelebihan air raksa yang tertumpah kedalam mangkok peluberan. Memasukkan tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2 kedalam gelas kaca yang telah berusi air raksa (tanah tessebut akan menampung diatas air raksa). Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai tiga paku, tekan tanah yang berbentuk kubus tersebut masuk kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai tanah tesebut masuk kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai tanah tersebut benar-benar temdam didalam air raksa. Kelebhan air raka yang keluar dari gelas kaca yang akan ditampung didalam mangkok peluberan. Timbang air raksa yang ditampung didalam mangkok peluberan (W4) untuk dipakai ddalam menentukan volume tanah basah yang test.

4. Data Percobaan

I.2 TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperoleh besaran kadar air (water content) yang terdapat didalam tanah. Yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung dalam tanah dengan berat karing dari tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen (%).

1. Peralatan Yang Diperlukan :1. Cawan2. Timbangan yang mempunyai ketelitian 0,1 gram3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5)C.

2. Urutan pelaksanaan test :1. Menentukan berat cawan, (W1) dan mencatat nomor cawan yang bersangkutan.2. Meletakkan contoh tanah yang akan ditest didalam cawan, dan menentukan beratnya, (W2).3. Meletakkan cawan + tanah didalam oven selama kira-kira 24 jam dengan suhu (110 5)C.4. Menentukan berat tanah kering + cawan, (W3).

3. Data PercobaanBKADAR AIR TANAH123Average

1Berat cawan + tanah kering (W5)gr56,10057,50063,100

2Berat tanah kering (W5-W1)gr13,30012,60014,000

3Berat air (W2-W5)gr5,8005,7006,200

4Kadar air, w ((W2-W5)/(W5-W1)X100)%43,60945,23844,28644,378

I.3 TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH

Yang dimaksud dengan berat jenis tanah (specific gravity) dari suatu tanah adalah specific gravity dari butir-butir tanah (soil solid) tanpa termasuk air dan udara yang terkandung didalam tanah tersebut. Specific gravity, Gs, didefinisiksn sebagai berikut :

Urutan pelaksanaan test untuk menentukan specific gravity yang akan diterangkan disini hanya berlaku untuk tanah yang butirannya berdiameter lebih kecil 4,75 mm (saringsan no.4)

1. Peralatan yang diperlukan :1. Piknometer yang mempunyai volume 100 mm atau 250 mm2. Termometer3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram4. Air suling5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5) C.6. Alat pendingin (desikator) yang berisi silika gel.7. Botol plastic untuk air suling.8. Manngkok.9. Corong.10. Pipet.11. Tungku listrik (hot late) yang dilengkapi dengan pelat asbes atau pompa hampa udara (vaccum pump) kapasitas 1 1,5 HP.

2. Urutan Pelaksanaan Test :1. Mengeringkan tanah dalam oven pada suhu (110 5) C selama 24 jam, setelah itu dinginkan dengan desikator.2. Piknometer kosong dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ditimbang beratnnya, W1.3. Memasukkan tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no.1 ( 25 gram) kedalam piknometer, kemudian ditimbang beratnya, W2.4. Menambahkan air suling ke dalam piknometer yang berisi tanah, hingga piknometer terisi duapertiganya.5. Untuk tanah yang ditest adalah tanah lempung (kohesif) mendiamkan tanah terendam air selama 24 jam.(catatan : kalau tanah yang ditest bukan tanah lempung langkah no. 5 tidak perlu dilakukan).6. Menghilangkan udara dari campuran tanah + air (pada langkah no.4) dengan cara:a. Mendidihkan piknometer yang berisi tanah + air tersebut secara perlahan-lahan selama kira-kira 15-20 menit sehingga udara dalam tanah bisa keluar seluruhnya. Untuk mempercepat proses pengeluaran udara sekali-sekali piknometer dimiringkan.b. Mulut piknometer yang berisi campuran tanah + air dihubungkan dengan pompa vacuum (dengan maksud untuk menarik gelembung-gelembung udara dalam campuran tanah + air) sampai tidak ada lagi gelembung-gelembung udara yang tertinggal didalam tanah tersebut.Langkah no.6 adalah langkah terpenting dalam menentukan volume tanah pada test specific gravity karena kekurang telitian dari hasil test biasanyan disebabkan oleh adanya sisa-sisa udara yang tertinggal didalam pori-pori diantara butir-butir tanah.7. Merendam piknometer yang berisi campuran tanah + air dalam bak perendam sampai suhunya tetap.8. Menambahkan air suling sampai dengan dasar dari garis cekung permukaan air (miniscus) menyentuh tanda yang menunjukkan 250 ml. Keringkan bagian luar dari piknometer dan bagian dalam dari lahar piknometer (diatas miniscus) dengan kertas pengering.9. Menentukan berat dari piknometer + tanah + air (pada langkah no.8), beratnya, (W3).10. Mengukur temperatur dari campuran tanah + air, dengan cara memasukkan thermometer kedalam piknometer, suhu T1 C.11. Mengosongkan dan bersihkan piknometer, kemudian isi piknometer dengan air suling sampai dengan dasar dari garis cekung permukaan air (miniscus) menyentuh tanda yang menunjukkan 250 ml. Selanjutnya ditimbang beratnya, (W4).12. Mengukur temperature dari air yang ada didalam piknometer tersebut untuk mengetahui apakah temperatur dari air = T1 1 C. (batas toleransi 1 C).

Tabel 1.1 Harga Berat Volume Air (w) Dan Faktor Koreksi (K)Temperatur(C)Berat Volume Air(w)Faktor Koreksi(K)

1516171819202122232425262728293031323334350,99910,99900,99880,99860,99840,99820,99800,99780,99760,99730,99710,9680,99650,99630,99600,99570,99540,99510,99470,99440,99411,00091,00081,00061,00041,00021,00000,99980,99960,99940,99910,99890,99860,99830,99810,99780,99750,99720,99690,99650,99620,9959

3. Data PercobaanCSPECIFIC GRAVITY TANAH123Average

1Berat picnometer kosong (W1)gr56,60054,40055,800

2Berat picnometer + tanah kering (W2)gr66,60064,40065,800

3Berat picnometer + tanah kering + air (W3)gr162,300161,800160,200

4Berat picnometer + air (W4)gr156,000155,300153,800

5Berat tanah kering (W2-W1) (W5)gr10,00010,00010,000

6Volume butir (W4+W5-W3) (W6)cc3,7003,5003,600

7TemperaturC28,00028,00028,000

8Faktor Koreksi0,9980,9980,998

9Specific Gravity, Gsgr/cc2,7032,8572,7782,779

10Berat volume, tgr/cc1,7521,7531,7641,756

11Kadar air, wcgr/cc43,60945,23844,28644,378

12Berat volume kering, d1,2201,2071,2231,216

13Berat volume jenuh,sat1,7521,7531,7641,756

14Angka pori, e1,2161,3681,2721,285

15Porositas, n54,87157,76355,97756,204

16Derajat kejenuhan, Sr96,93594,50996,74696,063

BAB IITEST KONSISTENSI TANAH

II.1 TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)

1. TujuanTest ini dimaksudkan untuk memperoleh besaran batas cair tanah, dengan cara cassagrande. Yang dimaksud dengan batas cair adalah kadar air dimana sifat suatu jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi plastis. Tanah dikatakan dalam keadaan cair, apabila tanah tersebut masih bisa mengalir akibat berat sendiri. Jadi batas cair bisa juga diartikan kadar air minimum dimana tanah masih bisa mengalir akibat berat sendiri.

2. Peralatan Yang Diperlukan :1. Satu set alat yang digunakan untuk test liquid limit.2. Alat pembuat alur (grooving tool).3. Kapi (sendok pengaduk).4. Pelat kaca 45 x 45 x 1 cm.5. Cawan.6. Pisau spatula.7. Botol plastic tempat air suling.8. Air suling.9. Desikator berisi silica gel.10. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.11. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memenasi sampai (110 5) C.Alat yang digunakan untuk test liquid limit, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2 terdiri dari mangkok kuningan yang bisa diangkat dan dijatuhkan dari ketinggian 1 cm diatas suatu dasar terbuat dari karet yang keras; alat yang bisa digunakan untuk menaikkan dan menurunkan mangkok kuningan dinamakan Cam yang dijalankan dengan cara memutar Crank.

3. Urutan Pelaksanaan Test1. Mengambil tanah yang lolos ayakan no. 40 sebanyak 100 gram dan meletakkan diatas pelat kaca pengaduk. Menambahkan sedikit air kedalam tanah tersebut dan campur hingga merata dengan menggunakan kapi, apabila campuran tanah + air sudah mempunyai warna yang merata dan kelihatan lembek, campuran tersebut sudah bisa ditest.2. Melepaskan mangkok kuningan dari alat test liquit limit; meletakkan sebagian tanah yang telah disiapkan pada langkah no.1 didalam mangkok kuningan tersebut dengan menggunakan pisau spatula. Meratakan permukaan tanah tersebut sedemikian rupa hingga ketebalan maksimum dari tanah didalam mangkok kuningan kira-kira 8 mm.3. Dengan menggunakan alat pembuat alur, buat alur pada contoh pada tanah yang telah disiapkan pada langkah no. 2 sepanjang garis tengah mangkok (gambar 2.3).4. Memasang kembali mangkok kuningan beserta isinya (yang sudah disiapkan pada langkah no. 3) pada alat test liquit limit; memutar crank dengan kecepatan 2 putaran per detik. Dengan memutar crank, mangkok kuningan beserta isinya akan terangkat dan jatuh pada ketinggian 1 cm, sekali setiap satu putaran, dan alur yang dibuat pada contoh tanah tersebut akan menutup secara perlahan-lahan. Apabila dua bagian tanah yang dipisahkan oleh alur sudah mendekat satu sama lain sepanjang 12,7 mm (seperti diperlihatkan pada gambar 2.3), pemutaran dari alat crank bisa dihentikan; menentukan jumlah putaran (pukulan) yang dibutuh untuk menutup alur tersebut.5. Mengambil sebagian dari contoh tanah yamg sudah ditest pada langkah no 4 kira-kira 10 gram dan memasukkan kedalam cawan yang telah diketahui beratnya (W1), kemudian menimbang cawan + tanah tersebut beratnya (W2), lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam untuk diketahui berat keringnya (W3); selanjutnya menentukan kadar airnya dari tanah tersebut.6. Menambahkan sedikit air pada sisa tanah yang sudah disiapkan pada langkah no 1, dan campur lagi hingga merata.7. Mengulangi langkah no 2 s/d no 6 untuk mendapatkan harga kadar air tanah pada jumlah pukulan dibawah 25 sebanyak dua kali dan diatas 25 kali pukulan sebanyak dua kali.

5060708090100110100Jumlah pukulan (N)Kadar air, w (%)Gbr 2.4. Plot antara kadar air, w (%) dan jumlah pukulan, N\

4. Data PercobaanLIQUID LIMITS TEST

Unit1234

No Cawan56910

Berat cawan + kosong (W1)gr39,1043,8039,0041,60

Berat cawan + tanah basah (W2)gr44,2050,7047,5046,20

Berat cawan + tanah kering (W3)gr42,4048,1044,7044,60

Berat tanah basah (W2-W1)gr5,106,908,504,60

Berat tanah kering (W3-W1)gr3,304,305,703,00

Berat air (W2-W3)gr1,802,602,801,60

Kadar air (W2-W3)/(W3-W1)x100%%54,5560,4749,1253,33

Jumlah pukulan14106227

II.2 TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)

1. TujuanTes ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis. Yang dimaksud dengan batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis atau kadar ait dimana tanah berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi padat.Pada percobaan di laboratirium, batas plastis biasanya didefinisikan sebagai kadar air dari tanah dimana tanah tersebut akan retak-retak apabila digulung sampai dengan 3 cm. tes ini sepintas lalu kelihatanya tidak dapat benar-benar diandalkan karena hasilnya barang kali masih tergantung dengan siapa yang melaksanakanya, tetapi dalam kenyataannya tes ini memberikan hasil yang konsisten (tidak banyak bervariasi).

2. Peralatan yang diperlukan :1. Plat kaca 45 x 45 x 1 cm2. Kapi 3. Batang pembanting dengan diameter 3 mm 4. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram5. Cawan6. Air suling7. Botol plastik tempat air suling8. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5) C.

3. Urutan Pelaksanaan Test :1. Mengambil contoh tanah yang lolos ayakan no 40, sebanyak kira-kira 20 gram dan taruh diatas plat kaca 2. Menambah air pada tanah yang telah disiapkan pada langkah no 1 dan campur hingga rata dengan menggunakan kaki.3. Menentukan berat dari cawan yang akan digunakan untuk menentukan kadar air, beratnya (W1).4. Dari tanah lembab yang telah disiapkan pada langkah no 2, menyiapkan beberapa masa tanah dengan bentuk elipsoida yang dibuat dengan cara memencet-mencet tanah tersebut dengan jari.5. Mengambil satu dari masa tanah yang telah disiapkan pada langkah no 4 dan gulung di atas kaca yang telah disiapkan dengan menggunakan telapak tangan. Penggulungan tanah harus dilakukan dengan kecepatan kira-kira 80 gerakan lengkap per menit.(catatan : yang dimaksud dengan gerakan lengkap adalah 1 gerakan maju dan satu gerakan mundur dari telapak tangan).6. Apabila tanah yang digulung pada langkah no 5 sudah mencapai diameter 3 mm, tapi tanah belum retak-retak, maka meremas-remas contoh tanah tersebut (boleh menambah tanah kering sedikit) dan bentuk tanah elipsoida lagi.7. Mengulangi langkah no 5 dan no 6 lagi hingga gulungan tanah akan retak-retak apabila tanah mencapai diameter 3 mm.8. Menguumpulkan tanah yang retak-retak (pada langkah no 7) didalam cawan, kemudian menimbang beratnya, (W2).9. Mengambil masa tanah berbentuk elipsoida yang yang lain dan mengulangi urutan pelaksanaan no 5 s/d no 8.10. Memasukkan cawan + tanah kedalam oven kira-kira selama 24 jam, dengan suhu kira-kira 110 C.11. Menentukan berat + tanah kering, beratnya (W3).

4. Data Percobaan:PLASTIC LIMITS TEST

Unit123

No Cawan141519

Berat cawan + kosong (W1)gr42,9055,6043,80

Berat cawan + tanah basah (W2)gr49,0062,1049,50

Berat cawan + tanah kering (W3)gr47,5060,6048,30

Berat tanah basah (W2-W1)gr6,106,505,70

Berat tanah kering (W3-W1)gr4,605,004,50

Berat air (W2-W3)gr1,501,501,20

Batas Plastis, PL (W2-W3)/(W3-W1) x 100%%32,6130,0026,67

II.3 TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)

1. TujuanPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas kerut. Yang dimaksud dengan batas kerut adalah kadar air dimana tanah berubah dari keadaan semi padat menjadi padat.Apabila tanah lempung yang jenuh air (saturated) dikeringkan secara perlahan-lahan, tanah tersebut akan kehilangan air yang dikandungnyan dan akan terjadi proses penyusutan volume dari tanah tersebut. Dalam proses pengeringan selanjutnya, akan tercapai suatu keadaan dimana pengeringan hanya akan menghasilkan pengurangan kadar air saja tanpa adanya penambahan penyusutan lebih lanjut dari volume tanah; hal ini terjadi karena air hanya mengisi rongga-ronggaantar partikel yang tersusun rapat, sehingfga pengurangan kadar air tidak akan mengurangi volume tanah. Kadar air saat mana tidak terjadi penambahan penyusutan volume dari tanah yang bersanngkutan dinamakan batas kerut (shrinkage limit).

2. Peralatan Yang Diperlukan :1. Mangkok shrinkage limit yang terbuat dari porselin atau monel dengan diameter 4,40 cm dan tinggi 1,25 cm.2. Gelas kaca / porselin dengan diameter kira-kira 6,00 cm dan dengan ketinggian kira-kira 3,50 cm.3. Kaca datar dengan tiga paku.4. Mangkok porselin.5. Mangkok peluberan6. Pisau spatula7. Botol plastik tempat air suling8. Penggaris besi9. Air raksa10. Air suling11. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram12. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memenasi sampai (110 5) C.

3. Urutan Pelaksanaan Test :1. Mengambil kira-kira 80 gram contoh tanah yang lolos ayakan no 40 dan memasukkan kedalam mangkok porselin.2. Menambahkan air pada tanah tersebut dan mencampur hingga merata; air ditambahkan sedikit demi sedikit sampai campuran tanah + air tersebut menjadi lunak seperti pasta. Perlu diperhatikan disini bahwa kadar air dari pasta tersebut harus lebih tinggi dari batas cair (LL) dari tanah yang bersangkutan untuk memastikan bahwa campuran tanah + air tersebut benar-benar jenuh air.3. Melapisi mangkok shrinkage limit dengan vaselin yang tipis sekali; hal ini untuk menghindari adanya gesekan antara tanah dan prmukaan mangkok, kemudian tentukan beratnya, (W1).4. Mengisi mangkok yang telah disiapkan pada langkah no 3 dengan tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2 kira-kira 1/3 dari volume mangkok. Menggetarkan mangkok yang berisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk pada suatu permukaan yang keras (meja) secara perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran mankok dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal atau terjebak.5. Mengulangi langkah no 4 sampai mangkok tersebut penuh terisi tanah.6. Meratakan permukaan tanah di dalam mangkok dangan penggaris besi sesuai dengan tinggi mangkok. Membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel disisi-sisi luar dari mangkok dengan kertas.7. Menentukan berat mangkok beserya tanah didalamnya, (W2).8. Mengangin-anginkan mangkok yang berisi tanah tersebut kira-kira 6 jam sampai warna dari tanah menjadi lebih mentah, kemudian meletakkan mangkok berisi tanah tersebut kedalam oven kira-kira 24 jam.9. Menentukan berat mangkok + tanah kering yang sudah dioven, (W3).10. Mengeluarkan tanah kering yang sudah dioven kedalam mangkok.11. Menimbang beratnya mangkok peluberan, (W4).12. Menentukan volume tanah basah besarnya sama dengan volume dari mangkok shrinkage limit, dengan cara mengisi mangkok tersebut dengan air raksa (mangkok tersebut harus diletakkan kedalam mengkok peluberan). Meratakan permukaan air raksa didalam mangkok denngan menggunakan pelat kaca; kelebihan air raksa akan tumpah kedalam mangkok peluberan; kemudian bersihkan air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan. Timbang mangkok peluberan + mangkok shrinkage limit + air raksa, beratnya = W5. Volume tanah basah (Vi) = (W5 W4 W1)/13,6.13. Untuk menentukan volume tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no 10, isi gelas kaca dengan air raksa sampai penuh (gelas kaca harus diletakan diatas mangkok peluberan). Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, meratakan permukaan air raksa didalam gelas kaca tersebut; kemudian membersihkan semua air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan. Taruh tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no 10 diatas gelas kaca yang berisi air raksa; tanah kering tersebut akan mengapung diatas air raksa. Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, tekan tanah kering tersebut masuk kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai tanah benar-benar terendam didalam air raksa (seperti pada gambar 2.5). kelebihan air raksa didalam air raksa yang mengalir keluar akan ditampung mangkuk peluberan. Timbang mangkok peluberan + air raksa, beratnya = W6. volume tanah kering (Vf) = (W6-W4)/13,6.

4. Data Percobaan:SHRINGKAGE LIMITS TEST

Unit12

No Cawan12

Berat cawan + kosong (W1)gr27,426,8

Berat cawan + tanah basah (W2)gr5557

Berat cawan + tanah kering (W3)gr44,345,6

Berat tanah basah (W4) = (W2-W1)gr28,230,2

Berat tanah kering (W5) = (W3-W1)gr16,918,8

Berat air (W6) = (W4-W5)gr11,311,4

Kadar air mula-mula, Wi (W6/W5)x100%66,8660,64

Berat air raksa dengan vol = vol mangkokgr269,8269,9

shringkage (W7)

Berat air raksa dengan vol = vol tanahgr139,8138,5

Kering (W8)

Volume tanah basah V1 (W2-W1)/13,6cm319,8519,85

Volume tanah kering Vf (W8-cawan luber/13,6cm310,2810,18

Batas kerut, SL W1-W%10,2313,07

BAB IIITEST PEMBAGIAN BUTIR

III.1 TES ANALISA AYAKAN

1. TujuanDaftar dari urutan nomor ayakan berdasarkan U.S standart dan ukuran lubang dari tiap-tiap ayakan yang dipakai dalam tes analisa ayakan diberikan pada tabel 3.1. perlu diperhatikan bahwa kalau nomor dari ayakan bertambah besar, maka ukuran lubang ayakan bertambah kecil; karena nomor ayakan adalah jumlah lubang dalam 1 inchi (misalnya untuk ayakan nomor 4 berarti dalam 1 inchi terdapat 4 lubang ayakan, atau dalam 1 inchi kuadrat terdapat 16 lubang ayakan).

2. Alat-alat yang diperlukan:1. Ayakan tidak berlubang (lengser) yang diletakan pada urutan paling bawah dari susunan ayakan, tutup ayakan dan sejumlah ayakan dari ayakan no 4 (paling besar) sampai ayakan no 200 (paling kecil)2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 3. Mangkok keramik yang tebal 4. Penumbuk yang mempunyai ujung dari karet.5. Oven6. Mesin pengguncang ayakan.

3. Urutan pelaksanaan test :1. Mengeringkan contoh tanah yang akan ditest di dalam oven. Apabila tanah tersebut mempunyai ukuran butir terbesar = 4,75 mm (ayakan no 4), berat contoh tanah yang ditest harus sebanyak 500 gram; sedangkan apabila ukuran butir terbesarnya adalah lebih besar dari 4,75 mm, berta contoh tanah yang ditest harus lebih dari 500 gram.

Tabel 3.1. Ukuran Lubang Ayakan (U.S standart) Yang Dipakai Dalam Test Analisa Ayakan.No ayakanDiameter lubang ayakan (mm)

4681012162030405060801001402004,7503,3502,3602,0001,6801,1800,8500,6000,4250,3000,2500,1800,1500,1060,075

2. Memecahkan gumpalan tanah dengan menggunakan penumbuk berujung karet hingga butir-butir tanah terpisah satu sama lain. Perlu diperhatikan disini bahwa butir-butir tanah tidak boleh pecah selama penumbukan (diameter butiran tanah tidak boleh bertambah kecil).3. Menentukan berat tanah yang akan ditest, (W1)4. Menyusun rangkaian ayakan-ayakan yang diperlukan berdasarkan urutan nomornya. Ayakan dengan ukuran lubang besar diletakan diatas ayakan dengan ukuran lubang lebih kecil. Ayakan nomor 200 diletakan paling bawah; lengser (pan) diletakan di bawah ayakan no 200. untuk standart analisa ayakan; ayakan-ayakan yang digunakan adalah no 4, 10, 20, 40, 60, 140, dan 200, kalau ayakan dengan no lain ingin di tambahkan ayakan tersebut dapat disisipkan diantara ayakan-ayakan yang telah disusun berdasarkan no urutnya.5. Meletakan semua contoh tanah yang telah disisipkan pada langkah no 3 didalam ayakan yang diletakan paling atas dari susunan ayakan yang telah disisipkan pada langkah no 4.6. Menutup ayakan yang telah diisi dengan contoh tanah (pada langkah no 5).7. Dengan menggunakan mesin pengguncang, guncang susunan ayakan berdasarkan contoh tanahnya selama 10 menit sampai dengan 15 menit.8. Menghentikan mesin pengguncang dan ambil susunan ayakan beserta contoh tanah yang diayak dari mesin pengguncang.9. Menentukan berat dari contoh tanah yang tertahan pada masing-masing ayakan dan pada lengser.10. Kalau contoh tanah yang tertahan pada ayakan no 200 cukup banyak, maka tanah yang tertahan pada ayakan tersebut harus dicuci dengan air. Pencucian dari tanah tersebut bisa dilakukan dengan mengalirkan air kran kedalam ayakan no 200 tersebut. Kalau air yang melalui ayakan (air bekas ayakan) sudah cukup bening atau bersih, pencucian contoh tanah yang tertahan diatas ayakan kedalam mangkok dengan cara mengalirkan air melalui bagian bawah dari ayakan. Contoh tanah yang telah ditaruh didalam mangkok kemudian dikeringkan kedalam oven. Tentukan berat tanah yang telah dikeringkan didalam oven; perbedaan berat antar tanah yang sudah dioven dan tanah yang tertahan diatas ayakan no 200 sebelum dicuci adalah berat tanah lolos lewat ayakan no 200.

4. Data Percobaan:A. ANALISA AYAKAN

Berat tanah =250 grBerat cawan =50gr

#Berat tertahan (gr)%%

Ayakan(mm)tnh+cwntanahTertahanLolos

44,7512,50,80,32099,680

10213,11,40,56099,120

200,8512,60,90,36098,760

400,42513,11,60,64098,120

600,2515,43,51,40096,720

1000,1519,47,53,00093,720

2000,07524,514,25,68088,040

III.2 TEST ANALISA HIDROMETER

1. TujuanTest analisa hidrometer diperlukan kalau 90 % atau lebih dari contoh yang ditest lolos ayakan no 200; atau untuk manentukan harga activity tanah (apabila dari cotoh tanah yang lolos ayakan no 200 kurang dari 90 %). Pada analisa hidrometer, contoh tanah yang ditest dilarutkan dalam air; dalam keadaan dispersed butir-butir tanah akan turun mengendap dengan bebas ke dasar bejana. Kecepatan menngendap butir-butir tanah berbeda-beda tergantung dari ukuran-ukuran butir tanah tersebut. Butiran tanah yang terbesar akan mengendap lebih dahulu dengan kecepatan mengandap yang lebih besar. Pada metode ini butiran tanah dianggap berbentuk spheres (buleeat), dan teori yang digunakan untuk menentukan kecepatan turun (mengendap) dari butiran-butiran tanah didalam air adalah berdasarkan pada hukum stroke yang persamaannya adalah :

dimana :v = kecepatan turun butir-butir tanah (cm/detik)s = berat volume butir-butir tanah (gram/cm3)w = berat volume air (gram/cm3)

= viscosity / kekentalan air (garm/cm2)D = garis tengah betiran tanah

Kalau alat ukur didiamkan didalam larutan air + tanah dimana butiran-butiran tanahnya dalam keadaan dispersed (Gambar 3.3), alat ukur hydrometer akan mengukur specific garavity dari larutan tersebut sampai dengan keadaan kedalaman L; kedalaman Ldinamakan kedalaman efektif (effective depth). Pada saat t = t mr=enit dihitung dari saat test dimulai, butir-butir tanah yang akan mengendap diluardaerah pengukuran (yaitu diluar effective depth, L) akan mempunyai garis tengah yang bisa dihitung dangan perumusan sebagai berikut :

......(1)

.(2)

....(3)

Tabel 3.2. Harga Berat Volume Air (w) Dan Viskositas Air ()Temperatur(C)Berat volume air, wViskositas air, (10-4 x gr.dt/cm2)

1516171819202122232425262728293031323334350,99910,9990 0,99880,99860,99840,99820,99800,99780,99760,99730,99710,99680,99650,99630,99600,99570,99540,99510,99470,99440,99410,11670,11380,11090,10810,10540,10290,10030,09800,09540,09340,09130,08920,08720,08520,08340,08160,07980,07820,07660,07500,0745

Alat hydrometer type ASTM 152-H ditera sampai dengan pembacaan 60 untuk temperature larutan 20 C dan untuk tanah berbutir dengan Gs = 2,56. Kalau pembacaan dari alat ukur hydrometer pada waktu teat misalnya = 30, dengan temperature 20 C dan Gs = 2,65; ini berarti bahwa didalam 1000 cc larutan campuran tanah + air (pada temperature 20 C, dan pada kedalaman L) terkandung butir-butir tanah (dengan Gs = 2,65) sebanyak = 30 gram. Dari pengukuran ini, kita bisa menentukan besarnya diameter butiran tanah; dihitung menggunakan rumus (2), dengan memasukkan harga t (menit) yang lamanya dihitung diatas test dimulai.Pada kenyataannya, hasil percobaan yang diambil selama test perlu dikoreksi. Koreksi-koreksi yang diperlukan adalah sebagai berikut :1. Koreksi temperature (Ft). bila temperature dari larutan pada waktu test tidak sama dengan 20 C, maka koreksi Ft dapat dilakukan sebagai berikut :Ft = - 4,85 + 0,25 T (untuk T antara 15C - 28C)Harga dari Ft bisa positif atau negative.2. Koreksi meniscus (Fm); meniscus = batas atas dari cekungan permukaan air dalam pipa. Pada umumnya, be=atas atas dari meniscus dijadikan patokan pada saat pengambilan bacaan selama test. Harga fm selalu positif.3. Koreksi untuk harga nol (zero correction, Fz). Pada saat menjalankan percobaan dilaboratorium, deflocculating agent (larutan digunakan untuk memisahkan butiran tanah) ditambahkan kedalam larutan campuran tanah + air. Larutan ini akan mengubah zero reading (bacaan untuk harga nol). Harga bisa positif atau negatif.

2. Peralatan yang perlukan:1. Alat ukur hydrometer type ASTM 152-H2. Mesin pengaduk (mixer)3. Dua gelas silinder yang masing-masing mempunyai volume 1000 cc.4. Termometer5. Bak/kolam air yang mempunyai temperatur tetap.6. Deflocculating agent (larutan kimia yang digunakan untuk memisahkan butir-butir tanah antara satu dengan lainya); biasanya digunakan calgon atau sodium hexametaphos phate.7. Pisau spatula8. Beaker (kincir pengaduk / pencampur)9. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 10. Botol plastic11. Air suling12. Gelas ukur13. Karet penutup (mempunyai diameter sama dengan diameter gelas silinder)

3. Urutan pelaksanaan test :1. Mengambil 50 gram tanah yang sudah dikeringkan dan ditumbuk, kemudian masukan kedalam gelas ukur.2. Menyiapkan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah butir-butir tanah untuk berflocculasi (bahan kimia yang biasa digunakan untuk tujuan ini adalah 4 % larutan calgon atau sodium hexametaphos phate). Larutan ini dapat dibuat dengan cara mencampur 40 gram calgon dengan 1000 cc air suling.3. Mengambil 125 cc dari larutan yang telah disiapkan pada langkah no 2. tambahkan larutan tersebut kedalam gelas ukur yang telah disiapkan pada langkah no 1. biarkan campuran tanah dan larutan tersebut kira-kira 8 s/d 12 jam.4. Mengambil gelas silinder yang mempunyai volume 1000 cc dan mengisi dengan larutan yang telah disiapkan pada langkah no 2; kemudian menambahkan air suling sebanyak kira-kira 875 cc. mencampur atau mengaduk larutan tersebut hingga betul-betul merata.5. Gelas silinder beserta isinya yang telah disiapkan pada langkah no 4 ditaruh didalam bak air yang mempunyai temperatur tetap. Mengukur temperatur air di bak tersebut (=TC).6. Meletakkan alat hydrometer didalam silinder yang berisi larutan yang telah disiapkan pada langkah no 5, dan mencatat pembacaan dari alat hydrometer tersebut (dalam hal ini yang harus dibaca adalah batas atas dari meniscus air). Langkah no 6 ini digunakan untuk menentukan zero correction (Fz) yang harganya bisa positif atau negatif, dan untuk menentukan harga koreksi meniscus (Fm).7. Dengan mgnggunakan pisau spatula, mencampur tanah yang telah disiapkan pada langkah no 3 sampai benar-benar merata. Memindahkan campuran tersebut kedalam gelas pengaduk (mixer-cup). Perlu diperhatikan disini bahwa selama proses pengadukan, sebagian tanah yang diaduk mungkin akan menempel pada sisi-sisi beaker (kincir pengaduk); dengan menggunakan botol plastik yang diisi air suling, bersihkan semua tanah yang menempel pada beaker tersebut. 8. Menambahkan air suling kedalam mixer-cup (gelas pengaduk) sampai kira-kira 2/3 volume gelas. Dengan menggunakan mesin pengaduk, aduk campuran tersebut kira-kira 2 menit.9. Memindahkan campuran tanah yang sudah dicampur (pada langkah no 8) kedalam gelas silinder yang mempunyai volume 1000 cc (tidak boleh ada tanah yang tertinggal didalam gelas pengaduk). Menambahkan air suling kedalam gelas silinder tersebut sampai volume larutan mencapai 1000 cc.10. Menutup gelas silinder yang telah disiapkan pada langkah no 9 dengan karet penutup, dan mengocok campuran tanah + air tersebut dengan cara menbolak-balik silinder.11. Meletakan silinder yang telah disiapkan pada langkah no 10 di dalam bak air yang mempunyai temperatur tetap, disamping silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. mencatat waktu testnya dengan segera (pada saat permulaan test, komulatif waktu t = 0) dan kemudian memasukan alat ukur hydrometer kedalam silinder yang berisi larutan + air secara perlahan-lahan.12. Mencatat pembacaan alat hydrometer pada waktu t = 0,25; 0,50; 1 dan 2 menit.13. Setelah pengambilan bacaan pada saat t = 2 menit selesai, alat ukur hydrometer diambil dan dimasukan kedalam silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. perlu diperhatikan bahwa pengambilan alat ukur hydrometer dari silinder yang berisi larutan air + tanah, harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak mengacaukan larutan yang sudah mulai mengendap tersebut.14. Pengambilan bacaan selanjutnya dilakukan pada saat t = 4, 8, 15, 30 menit, 1,2 , 4, 8, 24, dan 48 jam. Setiap pengambilan pembacaan selama test, alat ukur hydrometer harus dimasukan kedalam gelas silinder yang berisi campuran tanah + air selama kira-kira 30 detik sebelum pengambilan bacaan. Setelah pengambilan bacaan selesai, alat ukur hydrometer diambill lagi dan dalam campuran tanah + air tersebut dan dimasukan kembali kedalam gelas silinder yang disiapkan pada langkah no 5

Test Analisa Ayakan dan Test Analisa Hydrometer pada Satu Contoh Tanah

Apabila jumlah butiran-butiran tanah yang lolos lewat ayakan no 200 kurang dari 90%, beberapa perubahan dari urutan test (seperti yang telah diterangkan diatas) perlu dilakukan, yaitu: 1. Mengambil contoh tanah kering dan tentukan beratnya, (W1). 2. Memecahkan gumpalan-gumpalan tanah tersebut dengan menggunakan penumbuk berujung karet seperti yang diterangkan pada analisa ayakan.3. Melakukan analisa ayakan pada tanah yang disiapkan pada langkah no 2 dengan cara seperti yang diterangkan pada analisa ayakan.4. Mengumpulkan tanah yang lolos lewat ayakan no 200 (tanah yang ada dilengser/pan).5. Membersihkan tanah yang tertahan diatas ayakan dengan menggunakan air seperti yang diterangkan pada analisa ayakan, dan kumpulkan air cucian dari tanah pada ayakan no 200 tersebut serta keringkan.6. Mencampur tanah yang lolos lewat ayakan no 200 (pada langkah no 4) dengan tanah yang sudah dikeringkan pada langkah no 57. Menentukan berat dan prosentase dari tanah yang tertahan pada tiap-tiap ayakan termasuk yang berada dilengser/pan (seperti contoh yang diberikan pada analisa ayakan).8. Dari contoh tanah yang telah disiapkan pada langkah no 6, ambil contoh tanah sebanyak 50 gram untuk analisa hydrometer. 9. Perhitungan untuk analisa hydrometer perlu diperhatikan disini pada kolom no 4 adalah prosentase butiran-butiran tanah halus terhadap berat tanah total (W1), dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:10. Memplot grafik antara prosentase butiran tanah yang lolos lewat tiap-tiap ayakan dan ukuran butir tanah untuk analisa ayakan dan analisa hydrometer yang diberikan pada halaman 64, dapat dilihat ada butiran yang overlapping yaitu prosentase dari butiran-butiran tanah yang ditentukan dengan cara ayakan tidak sama hasilnya dengan prosentase dari butir-butir tanah yang ditentukan dengan cara analisa hydrometer; hal ini disebabkan karena perbedaan asumsi yang digunakan pada analisa ayakan dan pada analisa hydrometer. Ukuran butir-butir tanah yang didapat dari analisa ayakan adalah ukuran terkecil dari butiran tanah, sedang ukuran butir-butir tanah yang ditentukan dengan cara analisa hydrometer adalah butir-butir tanah yang mempunyai diameter sesuai dengan diameter dari seperes (bulat).

4. Data Percobaan

BAB IVTEST PERMEABILITAS (REMBESAN)

A. TEST REMBESAN DENGAN CARA CONSTANT HEAD1. Tujuan Pengujian :Test ini bertujuan untuk menentukan besarnya koefisien rembesan (k) dari tanah berbutir kasar.

2. Peralatan dan bahan yang diperlunkan :a. Constan head permeameterb. Gelas ukur yang mempunyai volume 250 s/d 500 ccc. Timbang dengan ketilitian 0,1 gramd. Termoter dengan ketelitian 0,1Ce. Stop watchf. Kertas Filterg. Tanah Pasir

3. Urutan Pelaksanaan Test :a. Periksa dan siapkan tabung test constant head sebelum digunakan.b. Pasang batu porur pada bagian atas batu porus tersebut beri kertas filter.c. Masukkan cotoh tanah (pasir) yang akan ditest sambil dipadatkan pelan-pelan sampai batas yang ditentukan pada tabung constant head.d. Apabila tanah pasir yang dimasukkan sudah sampai pada batas tertntu, lalu deri kertas filer diatas tanah pasir tersebut.e. Terakhir pasang batu porus diatas kertas filter pada urutan langkah no 4, lalu tutuplah tabung dengan cara memutar baut yang ada tabung test tersebut.f. Nyalakan kran air masuk kedalam selang, dan terjadilah aliran air dalam tanah. Periksa agar didalam selang tersebut tidak ada udara sama sekali. Untuk mengeluarkan udara yang ada didalam selang dapat dilakukan dengan cara menyentil-nyentil selang tersebut. Kran air tersebut diputar terus sambil dilihat agar selang benar-benar tidak terisi udara.g. Air akan mengalir naik/masuk kedalam pipa kesatu dan kedua. Air yang mengalir pada kedua pipa tersebut harus diatur sedemikian rupa hingga mempunyai perbedaan yang konstan.h. Apabila udara dalam selang sudah benar-benar hilang, dan usahakan tanah pasir yang berada sudah dalam keadaan jenuh. Apabla aliran air sudah lancer (stedy flow), dan beda tinggi permukaan pipa kesatu dan dan pipa kedua sudah konstan, maka mulailah dilakukan pengukuran. Air yang mengalir keluar dari dalam tabung constant head ditampung didalam gelas ukur (volume air yang dikumpulkan = Q). catat waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan air didalam gelas ukur.i. Ulangi langkah no 7 sebanyak tiga kali, isahakan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan air yang mengalir kedalam gelas kur tersebut sama untuk ketiga test. Tentukan harga Q untuk tiap-tiap test. Dari ketiga test tersebut tentukan Q rata-rata.j. Rubah perbedaan tinggi permukaan air yang berada didalam kedua pipa tersebut, dan ulangi langkah 7, 8, 9 minimak tiga kali. Catat temperatur (T) dari air yang ditampung pada gelas ukur.

4. Data Percobaan:UJI REMBESAN METODE CONSTANT HEAD

Titik bor:

Kedalaman:m

Diameter contoh:7cmLuas contoh:38,465cm2

Tinggi contoh:7,5cmVolume tanah:288,4875cm3

Berat tanah:635grBerat volume tanah:2,201gr/cm3

Test No1234

h1cm107107107107

h2cm17171717

hcm90909090

Waktu, tdt2549,559,962,5

Debit, Qcm3200400500600

Temperatur, TC29292929

Q.L

cm/dt0,01730,01750,01810,0208

A.h.t

t/0,81050,81050,81050,8105

Kt/cm/dt0,01400,01420,01470,0169

K20 rata-ratacm/dt0,01490,01490,01490,0149

B. TEST REMBESAN DENGAN CARA FALLING HEAD

1. Tujuan Pengujian :Test ini bertujuan untuk menentukan besarnya koefisien rembesan (k) dari tanah berbutir halus.

2. Peralatan dan Bahan yang Dibutuhkan :a) Falling Head Permeameterb) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gramc) Termometer dengan ketelitian 0,1 Cd) Stop Watche) Tanah berbutir halus (lempung)f) Kertas Filter

3. Urutan Pelaksanaan Test :Langkah (a) sampai dengan (e) sama seperti contoh Constant Head Testf. Alirkan air melalui aliran plastik kedalam burette, air akan mengalir dari burette ke contoh tanah yang akhirnya ke corong. Harus dikontrol bahwa tidak ada kebocoran pada alat dan tidak ada gelembung- gelembung udara yang tertinggal dalam pipa.g. Biarkan air mengalir melalui contoh tanah untuk beberapa saat guna membuat contoh tanah yang ditest cukup basah.h. Dengan menggunakan alat penjepit pipa (pinch cook), tutup aliran air dari contoh tanah ke corong dengan cara memasang alat penjepit tersebut pada pipa plastik yang menghubungkan antara bagian bawah contoh tanah dan corong.i. Ukur perbedaan tinggi antara permukaan air didalam burette dengan permukaan air didalam corong (h1)Catatan : untuk falling head permeability test jangan tambahkan air kedalam burette.j. Buka alat penjepit pipa, air akan mengalir dari pipa burette ke contoh tanah dan akhirnya ke corong. Pada waktu t setelah alat penjepit pipa dibuka, tutup kembali aliran air dari contoh tanah ke corong dengan menggunakan alat penjepit . Ukur beda tinggi antara permukaan air didalam burette dengan permukaan air di dalam corong (h2)k. Tentukan volume air yang mengalir melalui contoh tanah (Q) selama t menit.Q = a x ( h1 h2 )Dimana :A = luas penampang burettel. Tambahkan air kedalam burette untuk mengadakan test sekali lagi. Urutan pelaksaan test dari point i s/d k.Setiap test harga dari h1 dan h2 harus selalu diubah-ubah.m. Catat temperatur T dari air yang digunakan untuk test.

4. 2Data Percobaan:Diameter Burette = 0.63 cmLuas Contoh = 0.312 ccDiameter Contoh = 4.8 cmLuas Contoh = 18.086 ccTinggi Contoh = 1.4 cmVolume tanah = 25.32 ccBerat Tanah = 43.9 grBerat Volume Tanah = 1.7338 gr/cc

BAB VTEST PEMADATAN

Untuk konstruksi jalan raya, lapangan terbang, bendungan tanah, tanah pondasi dari suatu bangunan dan bangunan lainya, pamadatan dari tanah bersangkutan adalah sangat penting untuk memperbaiki atau menaikan kekuatan tanah, dengan memperbaiki kekuatan tanah ,maka daya dukung tanah untuk menerima beban bangunan diatasnya akan meningkat; besarnya penurunan akibat beban bangunan diatas akan berkurang, dan pada talud, stabilitas lerengnya akan bertambah.Pemadatan tanah berarti memperkecil volume pori dari suatu tanah atau memperbesar berat volume tanah. Selain proses pemadatan, penambahan air akan menyebabkan butir-butir tanah mudah untuk bergerak untuk mengisi ruang-ruang antar butiran yang kosong, sehingga keadaan tanah tersebut menjadi lebih padat (harga d semakin besar); hal ini disebabkan karena air berfungsi sebagai pelumas antara butir-butir tanah. Apabila kadar air tanah sudah mencapai kadar air optimum (wopt), penambahan air akan menghasilkan keadaan yang berbeda, yaitu harga d makin menurun. Hal ini disebabkan karena air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai pelumas antar butir-butir tanah, tetapi justru mengambil alih tempat-tempat yang semula ditempati oleh butir-butir tanah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada tahap awal dari test pemadatan, harga dari d selalu bertambah, tetapi setelah kadar air dari tanah yang dipadatkan lebih besar dari wopt harga dari d akan menurun. Tingkat atau derajat kepadatan suatu tanah dapat dilihat dari harga berat volume kering (d) dari tanah yang dipadatkan; makin besar harga d, makin padat tanah tersebut.Test hasil pemadatan tanah dapat dilakukan di lapangan dan di laboratorium; cara test pemadatan dilakukan yang umum dipakai adalah: Metode Sand Cone Metode Rubber BallonSedangkan cara test pemadatan li laboratorium yang biasa dilakukan adalah metoda yang diperkenalkan oleh Proctor pada tahun 1933.Test pemadatan di laboratirium dengan cara yang dianjurkan oleh Proctor bertujuan untuk menentukan harga maksimum berat volume kering (d max) dan besarnya kadar air yang dicapai saat d tersebut; kadar air dimana d max tercapai dinamakan kadar air optimum (wopt). harga dari wopt tersebut kemudian dipakai sebagai patokan dalam pelaksanaan pemadatan dari tanah yang bersangkutan di lapangan. Ada dua cara test pemadatan di laboratorium yang diperkenalkan oleh Proctor yaitu: Standart Proctor test Modified Proctor testKedua metoda test pemadatan tersebut diatas pada prinsipnya adalah sama kecuali tenaga yang digunakan untuk memadatkan berbeda. Dalam bab ini, prosedur pelaksanaan pemadatan tanah dengan cara standart proctor, modified proctor dan sand cone akan diterangkan secara jelas.

V.1 STANDART PROCTOR TEST

Skema dari cetakan standart proctor test yang mempunyai diameter 12,16 cm (4 inchi) dan tinggi 11,643 cm (4,584 inchi) dapat dilihat pada gambar 4.1a. cetakan tersebut mempunyai plat dasar (base plat) yang dapat dipasang pada dasar cetakan, dan mempunyai silinder perpanjangan (extension) yang bisa disambung pada bagian atas dari cetakan untuk menambah ketinggian cetakan tersebut. Volume dalam cetakan (tanpa silinder perpanjangan) adalah 943,94 cm3. Gambar 4.1b menunjukan skema dari standart proctor hammer (penumbuk) yang beratnya 2,5 kg (5,5 1b); penumbuk dapat diangkat dan dijatuhkan dari ketinggian 30,48 cm (12 inchi).

1. Peralatan yang diperlukan:1. Satu set alat standart proctor test (cetakan dan penumbuk)2. Timbangan dengan ketelitian 4,5 gram 3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram4. Lengser besar5. Jack (untuk mengeluarkan contoh tanah dari cetakan)6. Penggaris besi dengan pinggiran lurus7. Ayakan no 48. Cawan9. Oven10. Botol plastik11. Seperangkat alat untuk menentukan Gs (seperti yang dicantumkan pada bab 1.3).

2. Urutan Pelaksanaan Test : 1. Mengambil tanah yang sudah diangin-anginkan sebanyak 2,5 kg. pecahkan semua gumpalan tanah2. Tanah yang sudah disiapkan pada langkah no 1 tersebut diayak dengan mengunakan ayakan no 4. Mengumpulan semua tanah yang lolos ayakan no 4 didalam lengser yang besar.3. Menambahkan air pada tanah didalam lengser tersebut dan campur hingga merata untuk membuat kadar air dari tanah tersebut kira-kira 5%4. Menentukan berat cetakan + plat dasar (=W1)5. Memasang silinder perpanjangan pada bagian atas dari cetakan6. Tanah yang sudah disiapkan pada langkah no 3 tersebut lalu di bagi menjadi 3 bagian. Memasukan masing-masing bagian tanah kedalam cetakan didalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya. Tiap-tiap lapis harus dipadatkan secara merata dengan menggunakan standart proctor hammer sebanyak 25 kali. Adapun cara melakukan penumbukan untuk tiap-tiap lapisan dapat dilihat pada gambar 4.2.Catatan : Tanah lepas yang ditaruh didalam cetakan untuk lapisan ketiga (paling atas) harus sedemikian tinggi sehingga apabila dipadatkan, bagian atas dari permukaan tanah tersebut masih lebih tinggi dari pada cetakan.7. Meletakan silinder perpanjangan yang disambung pada bagian atas cetakan. Silinder perpanjangan tersebut harus dilepas secara berhati-hati supaya tidak merusak tanah yang sudah dipadatkan didalam silinder tersebut.8. Dengan menggunakan penggaris besi, potong kelebihan tanah diatas cetakan secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga permukaan tanah yang dipadatkan sama tinggi dengan permukaan cetakan tersebut.9. Menimbang berat cetakan + tanah yang sudah dipadatkan + plat dasar (yang sudah disiapkan pada langkah no 8) = W210. Melepaskan plat dasar dari cetakan, kemudian mengeluarkan tanah yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan dengan menggunakan jack.11. Mengambil sedikit contoh tanah yang sudah dilepaskan dari cetakan (pada langkah no 10), dan meletakan di cawan untuk ditentukan kadar airnya (sebelum dimasukan dalam oven berat dari tanah basah ditentukan terlebih dahulu).12. Memecahkan gumpalan-gumpalan tanah yang sudah dikeluarkan dari cetakan (langkah no 10), dengan tangan dan campur tanah tersebut dengan tanah lembab yang tersisa didalam lengser. Menambahkan air dan campur hingga merata agar supaya kadar air dari campuran tersebut naik kira-kira 2%.13. Mengulangi urutan pelaksanaan no 5 sampai no 12. dalam pelaksanaan test ini, harga dari berat volume tanah kering (d) mula-mula akan naik dan kemudian akan turun.

1

58 Garis luas cetakan tanah

943

267 Tampak dari pemadatan oleh alat penumbuk (tahap urutan dari pukulan dari alat penumbuk) Lapisan pertama

212325221920241815101716131411 12

Lapisan kedua Lapisan ketiga

Gambar 4.2 Cara melakukan penumbukan

Teruskan test tersebut sampai didapat paling sedikit dua kali pembacaan harga dari (d) yang makin mengecil14. Pada hari berikutnya, menimbang tanah yang sudah dikeringkan pada no 11 untuk mengetahui berat tanah kering yang bersangkutan, dan kemudian tentukan kadar airnya.15. Selanjutnya dari contoh tanah tersebut tentukan harga Gs nya (urutan langkah pelaksanaan test Gs seperti yang diuraiakan pada bab 1.3).

3. Data Percobaan :

V.2 TEST KEPADATAN LAPANGAN (SAND CONE)

Test ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan tanah di lapangan. . disamping itu tes ini juga untuk mengetahui derajat kepadatan tanah di lapangan, yaitu perbandingan antara kepadatan tanah lapangan dengan kepadatan maksimum dari hasil standart proctor test, di devinisikan sebagai berikut:

Salah satu metoda untuk menentukan kepadatan lapangan adalah metoda sand cone. Alat sand cone terdiri dari botol plastik atau kaca dengan sebuah kerucut logam diatasnya, adapun skema dari sand cone diberikan pada gambar 4.6.

1. Peralatan yang diperlukan : 1. satu set alat send cone yang terdiri dari : botol transparan, corong logam dan pelat dasar, 2. peralatan kecil terdiri dari : palu, sendok, kuas dan kapi.3. timba untuk tempat tanah.4. peralatan untuk menentukan kadar air.5. timbangan kapasitas 50 gram dengan ketelitian 0,1 gram, untuk menentukan kadar air. 6. timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1.0 gram .7. oven 8. pasil silica9. air suling

2. Urutan pelaksanaan :1. Menentukan volume botol transparan dengan cara: a. Menimbang alat (botol +corong ), (W1)b. Mengiisi botol dengan air suling, bersihkan air yang menempel diluar botol.c. Menimbang botol yang berisi air tersebut, (W2).2. Menghitung berat air = W2-W1, berat air = volume air jika harga w = 1 dan volume air tersebut adalah sama dengan volume botol. 3. Menentukan berat volume pasil silika dengan cara: a. Meletakkan alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata ,tutup kran, kemudian isi corong dengan pasir silika. b. Membuka kran, isi botol dengan pasir silika sampai penuh dan dijaga selama pengisian corong terisi pasir paling sedikit setengahnya. c. Menutup kran dan bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah beratnya (W3). d. Menghitung berat pasir silika dalam botol = W3 - W1.e.

Menghitung berat volum pasir silika , dimana volume pasir silika = volume botol.

4. Menentukan berat pasir silika dalam corong.a. Mengisi botol dengan pasir silika secukupnya (melebihi volume corong) dan timbang beratnya, (W4).b. Meletakkan alat dengan corong dibawah ; corong diletakkan diatas pelat dasar, dimana kedudukan pelat dasar harus rata dan bersih. c. Membuka kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir. d. Menutup kran dan timbanglah alat beserta sisa pasir, (W5). e. Menghitung berat pasir silika dalam corong = W4 W5

5. Menentukan berat volume tanah :a. Mengisi botol dengan pasir sampai penuh, timbang beratnya (W6)b. Meratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan pelat dasar pada permukaan tanah yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat sisinya.c. Menggali lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melebihi satu hamparan padat).d. Seluruh tanah hasil galian dimasukkan dalam kaleng yang tertutup yang telah diketahui beratnya (W7), dan timbang kaleng + tanah tersebut beratnya (W8). e. Meletakkan alat dengan corong dibawah diatas pelat dasar yang telah disiapkan untuk melubangi tanah, buka kran pelan-pelan sehingga pasir silika masuk ke dalam lubang. Setelah pasir silika berhenti mengalir tutup kran kembali dan timbang alat beserta sisa pasir silika, beratnya (W9). f. Mengambil tanah sedikit dari kaleng untuk ditentukan kadar airnya.

3. Data Percobaan :

BAB VIPRAKTIKUM UJI UNCONFINED

1. Tujuan Pengujian:Pengujian ini bertujuan untuk menentukan parameter kekuatan tekan bebas tanah kohesif pada kondisi tanah asli (undisturbed) maupun tanah yang dipadatkan/dibuat (remoulded).

2. Peralatan Yang Dibutuhkan:a. Tabung contoh tanah.b. Mesin penekan.c. Tabung penh dan tabung belah.d. Alat pengeluar contoh.e. Dial deformasi.f. Jangka sorong.g. Stop watch.h. Oven.i. Timbangan.j. Gergaji kawat.

3. Benda Uji yang Digunakan:

a. Ukuran tanah ujiTanah uji yang digunakan mempunyai diameter minimal 1,3 in (13 mm), apabila ukuran maksimal partikel benda uji lebih kecil dari 1/10 diameter tanah uji. Untuk tanah uji yang minimal 2,8 in (71 mm) atau lebih digunakan ukuran partikel maksimal lebih kecil dari 1/6 diameter tanah uji.Tinggi contoh dibuat 2 atau 3 kalinya diameter.

b. Tanah uji asli. Untuk menjamin keaslian tanah uji, keluarkan tanah uji dari dalam tabung contoh asli. Potong bagian contoh yang terdapat pada tepi tabung contoh asli sepanjang 2 cm. dorong tanah uji pada tabung contoh asli sampai masuk seluruhnya ke dalam tabung yang akan di uji, kemudian ratakan kedua permukaan tanah dengan menggunakan gergaji kawat. Mengambil tanah uji dari tabung contoh asli dengan memasang tabung yang sesuai ukuran tanah uji yang digunakan tepat di tengah-tengah. Mengeluarkan tanah uji yang sudah tercetak dalam tabung dengan alat pengeluar tanah, kemudian tentukan berat tanah uji tersebut.

c. Tanah uji buatan. Menyiapkan tabung belah yang sudah diberi pelumas bagian dalam dengan ukuran sesuai pada langkah no 1. Menyiapkan tanah uji dari contoh tanah asli. Untuk tanah uji dari contoh tanah buatan, remas-remas dengan jari tangan hingga mendapatkan berat isi seragam. Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam tabung belah dan padatkan. Pengisian terus dilakukan sampai memenuhi isi tabung. Usahakan dalam memadatkan tanah uji tersebut menghasilkan tingkat kepadatan yang sama. Mengeluarkan tanah uji tersebut, menentukan beratnya.

4. Urutan Pelaksanaan Testa. Menempatkan tanah yang akan diuji pada mesin penekan tepat pada tengah-tengah plat bagian bawah. Lalu menurunkan plat bagian atas sampai menyentuh permukaan tanah yang diuji.b. Memutar dial beban maupun dial reformasi pada posisi nol.c. Melakukan penekanan dengan nilai regangan - 2 % per menit fan, lal mencatat nilai beban dan deformasi yang terjadi setiap 30 detik.d. Penekanan terus dilakukan hingga sudah tidak ada penambahan beban pada penambahan renggangan atau hingga tercapainya regangan 20 %.e. Menentukan kadar airnya.f. Menggambar pola keruntuhan yang terjadi pada tanah yang diuji dan ukur sudut kemiringan keruntuhannya.

5. Data Percobaan :

cu =0,45(kg/cm2)

BAB VIIPRAKTIKUM UJI DIRECT SHEAR (PERGESERAN LANGSUNG)

1. Tujuan:Pengujian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap.

2. Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan:a. Tabung contoh tanahb. Alat pendorong contoh tanah (extruder)c. Gergaji kawat (pisau pemotong)d. Satu set peralatan direct sheare. Batu porif. Dial holderg. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gramh. Stop watchi. Cawanj. Contoh tanah k. Air suling atau air bersih

3. Urutan Pelaksanaan Test:Test direct ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan beban yang berbeda, yaitu 10 kg, 20 kg dan 40 kg. Langkah-langkah yang diambil dalam pelaksanaan test adalah :a. Persiapan tanah uji.b. Pemasangan tanah uji pada kotak geserc. Penyetelan rangka pembeban vertikald. Penyetelan arloji ukur gerak vertikale. Penyetelan arloji ukur gerak horizontal

4. Urutan Langkah-Langkah Persiapan Benda Uji :a. Mengambil contoh tanah dengan menggunakan tabung contohb. Meletakkan tabung contoh tanah pada alat pendorong (extruder), stel dan kunci alat tersebut hingga tabung contoh tidak bergerak.c. Memutar alat pendorong hingga contoh tanah di dalam tabung keluar sedikit, potong dan ratakan dengan gergaji kawat bagian permukaan sampai mendapatkan permukaan tanah yang bersih (tidak terdapat batu).d. Setelah mendapat permukaan yang bersih, meletakkan ring direct shear (cincin cetak) pada bagian tepi tabung. Selanjutnya mendorong terus contoh tanah tersebut hingga masuk kedalam cincin, lalu meratakan permukaan contoh tanah bagian atas dan bawah dengan pisau atau gergaji kawat.

5. Urutan Langkah Langkah Pemasangan Benda Uji Pada Kotak Geser.a. Sebelum memasukkan contoh tanah ke dalam kotak geser, terlebih dahulu memeriksa dan membersihkan kotak geser, memasang baut pengunci agar kotak geser bagian atas dan bawah manjadi satu rangkaian.b. Memasukkan batu pori bagian bawah ke dalam kotak geser, lalu meletakkan cincin cetak yang berisi contoh tanah, pada kotak geser dengan posisi bagian runcingnnya menghadap ke atas (lihat gambar 3.4).c. Memasukkan contoh tanah kedalam kotak geser dengan menggunakan alat pengeluar contoh yang ditekan hingga keseluruhan contoh tanah masuk ke dalam alat geser, seperti terlihat pada gambar 3.4.d. Memasang batu pori bagian atas, dan stel alat pembeban vertikal. Untuk beban pada pengujian pertama ini yang diberikan adalah 10 kg. Selanjutnya memasang arloji ukur gerak vertikal.e. Menyetel dan memasang arloji ukur gerak horizontal.f. Menjenuhkan contoh tanah dengan cara mengisi bak dengan air hingga contoh tanah dan batu pori terendam seluruhnya.g. Sebelum melakukan pergeseran horizontal terlebih dahulu melakukan pembebanan konsolidasi. Dan tentukan waktu untuk menentukan terjadinya 50 % kosolidasi primer (t50).h. Setelah mendapatkan harga t50 kemudian dilakukan untuk perhitungan untuk melakukan pergeseran horizontal. Pergeseran horizontal ini dilakukan terus sampai tanah tersebut mengalami keruntuhan, baru kemudian dihentikan.

6. Urutan Penyetelan Rangka Pembeban Vertikal.a. Mengangkat ujung lengan pembeban agar rangka pembebanan dapat diatur sedemikian rupa sehingga posisinya benar-benar tegak lurus.b. Meluruskan stang pembeban dan meletakkan sampai menyentuh kotak geser dan usahakan agar posisinya tidak berubah.c. Memasang beban 10 kg pada gantungan beban hingga lengan pembeban tidak mengambang letaknya.

7. Urutan Penyetelan Arloji Ukur Gerak Vertikala. Memasang arloji ukur pada penopang arloji ukur.b. Menyetel lengan penggantung arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh batang penekan bagian atas.c. Menyetel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.

8. Urutan Penyetelan Arloji Ukur Gerak Horizantal :a. Memasang arloji ukur pada penopang arloji ukur horizontal.b. Menyetel penopang arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh kontak geser yang berisi contoh tanah.c. Menyetel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.

9. Urutan Langkah Langkah Melakukan Pembebanan Direct Shearb. Melepaskan beban 10 kg yang terpasang.c. Memasang beban pada gantungan beban sehingga contoh tanah mendapat tekanan sesuai dengan tekanan yang akan dialami di lapangan.d. Membuka kunci lengan pembeban dan dan baca defleksi pada arloji ukur gerak vertikal untuk waktu t = 0 menit, 0.25 menit, 1 menit, 4 menit, 6.25 menit, 12.25 menit, 16 menit, 20.25 menit, 60 menit, 120 menit, 240 menit, 480 menit dan 1440 menit.

10. Data Percobaan :

BAB VIIITEST KONSOLIDASI

1. Tujuan Dari Test Konsolidasi.Tujuan dari praktikum konsolidasi adalah untuk menentukan parameter- parameter tanah yaitu:b. Koefisien konsolidasi (Cv).c. Indeks kompresi (Cc).d. Indeks mengembang (Cs).e. tegangan prakonsolidasi (c)

2. Alat dan Bahan yang Digunakan:a. Tabung contoh tanah.b. Alat pengeluar sampel tanah.c. Satu set alat konsolidasi.d. Alat untuk memotng.e. Gergaji kawat.f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.g. Stop watch.h. Oven.i. Cawanj. Contoh tanah.k. Air suling.

3. Urutan Pelaksanaan Test:a. Mengambil tanah di lapangan dengan menggunakan tabung sampel tanah.b. Meletakkan tabung sampel tanah tersebut pada alat extruder.c. Meletakkan ring konsolidasi yang akan digunakan pada ujung tabugn, dan keluarkan sampel tanah dari dalam tabung dengan jalan mendorong alat extruder tersebut hingga ada permukaan tanah yang masuk ke dalam ring konsolidasi, (catatan: sebelum sampel tanah dimasukkan ke dalam ring konsolidasi, dinding sebelah dalam ring harus diberi bahan pelumas.d. Memotong sampel tanah dengan meggunakan gergaji kawat, hingga permukaan bagian atas dan bawah rata dengan ring konsolidasi.e. Menentukan berat dari ring konsolidasi + sampel tanah yang di test (W1).f. Sebelum ring yang berisi sampel tanah tersebut dimasukkan ke dalam alat konsolidasi, terlebih dahulu meletakkan salah satu batu porous pada bagian bawah sampel tanah ke dalam ring kuningan pada alat konsolidasi.g. Meletakkan sampel tanah beserta ring konsolidasi yang sudah disiapkan pada langkah e di atas batu porous yang telah disiapkan pada langkah f. Kemudian mengeluarkan sampel tanah dari dalam ring konsolidasi dengan menggunakan alat pendorong ring konsolidasi.h. Meletakkan batu porous yang lainnya di atas sampel tanah yang telah disiapkan pada langkah g.i. Meletakkan consolidometer di dalam loading device.j. Meletakkan deal reading di atas permukaan tanah yang di test untuk mengukur besar penurunan yang akan terjadi selama pengujian berlangsung. Dial reading harus di pasang sedemikian rupa hingga dapat bekerja dengan baik pada saat permulaan test. Dial reading yang dipakai seharusnya dikalibrasikan.k. Meletakkan beban di atas sampel tanah yang di test dengan tegangan sebesar 0,25 kg/cm2, dan mencatat penurunan vertikal dari dial reading pada saat waktu t = 0 menit, 0,25 menit, 0,5 menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit,120 menit, 240 menit, 480 menit, 960 menit dan 1440 menit (24 jam).Catatan: setelah pengambilan pembacaan pada saat t = 2 menit selesai dilakukan, tambahkan air pada consolidometer hingga penuh untuk merendam sampel tanah yang di test dan usahakan agar sampel tanah tetap dalam keadaan jenuh air selama test berlangsung.l. Setelah pengambilan pembacaan penurunan untuk waktu t = 24 jam selesai, naikkan beban dari 0,25 kg/cm2 menjadi 0,5 kg/cm2. Catat penurunan vertikal dari contoh tanah yang di test pada waktu t sama seperti yang dilakukan pada langkah k. dalam hal ini kita menggunakan ratio penambahan muatan / = 1 (dimana = penambahan muatan dan = muatan yang ada).m. Mengulangi langkah tersebut (langkah 1) untuk beban atau tegangan sebesar 1 kg/cm2, 2 kg/cm2, 4 kg/cm2, dan seterusnya.n. Setelah beban tertinggi selesai diberikan selama 24 jam, maka perlu dilakukan pengurangan beban sacara bertahap (reboun) atau yang disebut sebagai unloading. Besarnya perubahan tinggi (swelling) dari contoh tanah yang disebabkan oleh adanya pengurangan beban harus dicatat setiap 30 menit. Apabila perubahan tinggi terjadi menunjukan kecil sekali (yaitu = 0,00254 mm = 0,0001 inchi), maka pengurangan beban dapat diteruskan. Begitu seterusnya pengurangan beban dilakukan sampai pada beban yang paling kecil, yaitu 0,25 kg/cm2.o. Setelah pengetesan selesai, ambil contoh tanah yang di test dari dalam reng kuningan. Letakkan pada cawan dan timbang, selanjutnya masukan contoh tanah tersebut ke dalam oven untuk dikeringkan minimal 24 jam dengan suhu 110o C untuk ditentukan kadar airnya.

BAB IXPRAKTIKUM UJI SONDIR

1. Tujuan Pelaksanaan Test:Untuk memperoleh perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah. perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung onus yang dinyatakan dalam gaya luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung biconus dalam gaya persatuan panjang.

2. Peralatan Yang Digunakan:a. Mesin sondir ringan (2.5 ton) atau mesin sondir berat (10 ton)b. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas: Untuk sondir ringan 0 50 kg/cm2 dan 0 250 kg/cm2 Untuk sondir berat 0 250 kg/cm2 dan 0 600 kg/cm2c. Conus dan biconusd. Satu set angker (4 buah) dan perlengkapannya.e. Satu set batang stang sondir lengkap dengan stang dalam, yang panjangnya masing- masing 1 meter sebanyak 20 buahf. Perlengkapan: kunci pipa, kunci plunyer, palu dan kunci untuk manometer.g. Unting-unting.h. Alat pembersih, oli, minyak hidrolik dan lain-lain.

3. Urutan Pelaksanaan Test:a. Sebelum melakukan penyondiran, terlebih dahulu menentukan letak titik yang akan dilakukan penyondiran. Kemudian memasang angker yang ditanam ke dalam tanah.b. Meletakkan mesin sondir tegak lurus di tempat yang akan diselidiki yang sudah diperkuat dengan angker di atas. Untuk mengontrol apakah mesin tersebut sudah berdiri tegak lurus digunakan untung-unting.c. Mengontrol keadaan minyak hidrolik dan tidak boleh ada udara didalamnya.d. Alat sondir yang sudah disiapkan dapat diperoleh pengoperasiannya. Kepala pipa dipasang di atas pipa yang panjangnya 1 meter dan dibagian bawah pipa dipasang bikonus.e. Kepala pipa yang ada diatas batang pipa dimasukkan ke dalam rumah plunyer, kemudian kunci kepala pipa ditutup. Setelah kunci pipa ditutup maka tabung plunyer digerakkan ke bawah menekan pipa sondir beserta bikonusnya sampai sedalam 20 cm.f. Kemudian kunci pipa dibuka dan pipa ditahan dengan kunci inggris supaya pipa tidak turun masuk ke dalam tanah. selanjutnya tabung plunyer diturunkan pelan-pelan sampai bagian bawah plunyer menyentuh batang besi yang menonjol dari dalam pipa sondir, dan penekanan tepat dilakukan pelan-pelan sampai manometer tersebut bergerak dan menunjukkan suatu angka. Penekanan dilanjutkan terus sampai mantel biconus tertarik mendadak yang ditunjukkan oleh bergeraknya jarum manometer dan menunjukkan angka yang lebih besar dari yang pertama tadi. Setelah itu penekanan masih terus dilakukan pelan-pelan sampai manommeter tidak bergerak lagi, yang berarti bikonus sudah berada pada posisi semula.g. Mengulangi lagi langkah e dan f sampai kedalaman mencapai satu meter. Tetapi sebelum mencapai satu meter (yaitu kedalaman 80 cm), maka pipa sondir disambung lagi bagian atasnya untuk melakukan pengujian sampai pada kedalaman tanah keras. Sedangkan bagian bawahnya ditahan dengan kunci inggris agar tidak terus masuk ke dalam tanah. begitu seterusnya pekerjaan tersebut dilakukan samapi pada kedalaman yang ditentukan kemudian dihentikan.h. Semua data yang dicatat pada kedalam 20 cm harus ditabelkan54

Sheet1ABERAT VOLUME TANAH123Average1Berat cawan kosong (W1)gr42.80044.90049.1002Berat cawan + tanah basah (W2)gr61.90063.20069.3003Berat cawan peluberan (W3)gr103.800103.800103.8004Berat cawan peluberan + air raksa (Hg) Luber (W4)gr252.100245.800259.5005Berat tanah basah (W2-W1)gr19.10018.30020.2006Berat Hg luber (W4-W3)gr148.300142.000155.7007Volume tanah ((W4-W3)/13,6 (V))gr10.90410.44111.4498Berat volume tanah, gt (W2-W1)/Vgr/cc1.7521.7531.7641.756

Sheet1B. ANALISA HIDROMETERBerat tanah =50T(C) =28Fz =3Gs =2.270Fm =1Ft =2.15Koreksi =1.113WaktuRRcp% butiran halus% butiran halusRclLAD

(menit)(cm)(mm)12344.a56780.532.531.6570.4566.3632.510.990.012490131.530.6568.2363.4031.511.160230.529.6566.0961.4430.511.320428.227.3576.7556.9328.211.690826.525.6572.7353.6626.511.9701524.223.3569.7149.9924.212.3503020.219.3564.6841.2520.213.000.0124806017.516.6561.6635.9617.513.44012016.315.4552.6131.6516.313.64024013.212.3532.4927.5313.214.1404801110.1524.4423.221114.50014409.58.6514.3820.299.514.75028807.56.658.34416.367.515.080

Sheet1Test No1234H1 cm125125125125H2 cm115.4112.8114111.5h cm9.612.21113.5Waktu, t dt1800360054007200Temperatur C29292929Kt = 2.303x(axL/Axt)xlog(h1/h2) cm/dt0.00000107240.00000068910.00000041210.0000003834t / 200.81050.81050.81050.8105K20 = Kt x t / 20 cm/dt0.00000086920.00000055850.0000003340.0000003108K20 rata-rata cm/dt0.0000005181

Sheet1PRAKTIKUM PEMADATAN (STANDART/MODIFIED)

Test No.123456No. Cawan 547810126142111315Berat cawan (W1)gr1717.116.917.117171717.117.11717.117Berat cawan + tanah basah, (W2)gr34.527.641.54543.641.134.135.228.131.129.736.4Berat cawan + tanah kering, (W3)gr33.827404440.538.231.932.826.52927.733.2

Berat mold, (W4)gr406040604060406040604060Berat mold + tanah basah (W5)gr508950986039617361556134Berat tanah basah (W5-W4)gr102910381979211320952074Volume Mold, Vcm3891.5891.5891.5891.5891.5891.5Berat volume tanah, gt = (W5-W4)/Vgr/cm31.1541.1642.2202.3702.3502.326Kadar air%4.176.066.493.7213.1913.6814.7715.2917.0217.5018.8718.00Berat volume kering, gdgr/cm31.1081.0881.0931.1231.9611.9532.0652.0562.0082.0001.9571.972g Zero air void, gzavgr/cm32.0302.0281.7531.6931.6311.600W untuk menentukan , gzav%182022242628

Sheet1PRAKTIKUM KEPADATAN LAPANGAN

Sample no1Berat botol dan corong (W1)gr1075Berat botol dan corong + air (W2)gr5729Berat botol dan corong + pasir (W3)gr8675Berat volume pasir, g p (W3-W1)/(W2-W1)gr/cm31.6330038676

Berat botol dan corong + pasir (W4)gr4888Berat botol dan corong + sisa pasir (W5)gr3005Berat pasir dalam corong (W4-W5)gr1883

Berat botol dan corong + pasir (W6)gr9087Berat botol dan corong + sisa pasir (W7)gr4095Berat tempat (W8)gr126Berat tempat + tanah (W9)gr3010Berat pasir dalam lubang (W10)gr3109Volume lubang, Ve (W10/g p)cm31903.8534210526Berat tanah (W9-W8)gr2884Berat volume tanah, gt (W9-W8)/Vegr/cm31.5148225006

No cawan39Berat cawangr50.4Berat cawan + tanah basahgr73.3Berat cawan + tanah keringgr63.4Kadar air,w%ERROR:#DIV/0!Berat volume kering, gdgr/cm30.859

Berat volume kering max, gd maxgr/cm32.07Kadar air optimum, W opt%15.04Prosentase kepadatan lapangan, R%41.500

Sheet1PRAKTIKUM UJI UNCONFINED COMPRESSION

titikkedalamanBERATTINGGIDIAMETERLUASBRT. VOLSPECIFICKADARKUATAXIALMODULUSSENSITIVITYborSAMPLESAMPLESAMPLEBASAHGRAVITYAIRTEKANSTRAINELASTICITYRATIOno(cm)(cm)(cm2)(gr/cc)(%)(kg/cm2)(%)(kg/cm2)(m)(gram)hAogGsWcquESt121.27.13.59.6201.782.2744.400.9000.00

Sheet1WAKTUDEFORMLOADSAMPLEAXIALAREACORREC.TOTALCOMPRESDIALDIALDEFORM.STRAINCORRECAREALOAD ONSTRESSREADINGh=h-hFACTORSAMPLE(mnt)(0,01xmm)(unit)(cm)(%)1-(col.3"LRC)(kg/cm2)1234567890010.99200.5551.20.0550.760.9929.7000.80.0825111020.111.530.9849.7701.210.123822206.30.223.050.9699.9283.420.344533309.60.334.580.95410.0905.120.5074444011.60.446.110.93810.2606.150.5994555012.80.557.640.92310.4286.760.6483666013.10.669.170.90810.5916.920.6735777014.50.7710.690.89310.7207.630.6985888015.10.8812.220.87710.5957.890.6430999015.10.9913.750.86211.1548.10.553010110015.81.115.270.84711.5638.30.7178111210161.2116.80.8321.7798.44.721812132016.51.3218.330.81612.0048.660.721413143016.21.4319.860.80112.2638.510.6940

Sheet1PRAKTIKUM KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

Diameter contoh: 6,5 cmLuas contoh, A33.19

P Normal, N1 (kg) = 10P Normal, N1 (kg) = 20P Normal, N1 (kg) = 40WaktuPP2 GeserDialPP2 GeserDialPP2 GeserDial(menit)(satuan)(kg)Reading(satuan)(kg)Reading(satuan)(kg)Reading(0,01mm)(0,01mm)(0,01mm)

11.102.03401.503.55401.804.244021.202.40802.004.70802.806.508032.104.421202.906.731203.508.0712042.804.931603.808.731604.7010.7016053.106.502004.5010.272005.4012.2020063.407.842405.7012.872406.9015.4224073.407.842805.9013.302808.1017.9428083.407.843206.0013.513208.1017.9432093.407.843606.2013.943607.9017.53360103.207.404006.6014.794007.8017.32400113.107.184406.9015.424407.8017.32440124806.9015.424806.8015.21520

Sheet1s1 =N1 =0.3013s1 =N1 =0.603s1 =N1 =1.205AAAt1 =P1 =0.236t1 =P1 =0.465t1 =P1 =0.541AAA

c = 0,195