langkah kerja praktikum iut dan analisis (15110087)

Embed Size (px)

Citation preview

15110087Pada praktikum Ilmu Ukur tanah yang pertama ini ,kami melakukan pengukuran sudut horizontal dan sudut vertikal dari 6 penangkal petir yang berada diatas gedung Teknik Geodesi dan Geomatika ,pengukuran kami lakukan dari lapang parkir GKU Timur . Dua langkah kami lakukan dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah pertama ini yaitu : Langkah Persiapan dan Langkah Pengukuran di lapangan .

Langkah Persiapan : a. Pemasangan dan Penyetelan Theodolit ,dengan cara 1.Pasang statif ditanah yang datar sehingga kaki statif menyerupai bentuk segitiga 2.Ambil theodolit untuk dipasang diatas statif ,untuk melakukan centering atur centering dengan mengatur posisi theodolit agar ditengah terlebih dahulu baru kunci theodolit dengan statif. 3. Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan 3 sekrup penyama rata b. Koreksi alat 1.Pasang untang-anting diposisi yang ditentukan sehingga bisa dibidik oleh theodolit 2.Bidik untang-anting menggunakan theodolit 3.Ukur sudut horizontal (biasa) dan sudut vertikal (biasa) dan catat 4.Ukur sudut luar biasa horizontal dan sudut luar biasa vertikal ,dengan cara 4.1 Putar balik nivo tabung 180 derajat 4.2 Putar nivo bundar 180 derajat 4.3 Ukut sudut horizontal (luar biasa) dan sudut vertikal (luar biasa) 4.4 catat hasil pengukuran 5.hitung S.indeks dan S.kolenasi 6.Hitung koreksi alat Langkah Pengukuran di Lapangan a. b. c. d. Cari tempat yang strategis untuk membidik sasaran (6 penangkal petir) Setting theodolit seperti langkah persiapan (a.) Lakukan pengukuran dengan teknik reiterasi dan teknik repetisi Pengukuran dengan teknik reiterasi d.1. Pertama bidik penangkal petir ke-1 lalu catat sudut horizontal dan sudut vertikal nya,setelah itu bidik theodolit ke penangkal petir ke-2 catat sudut horizontal dan sudut vertikal . (urutan bidik 1 - 2) . catat setiap hasil pengkururan ! d.2. Ukur sudut luar biasa horizontal dan sudut luar biasa vertikal .(urutan bidik dan ukur 2 1) .catat setiap hasil pengkururan ! d.3 Ulangi langkah d.2. untuk mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal untuk empat section (2 3 , 3 4, 4 5, 5 6) dan setiap section diselingi pengkuran sudut luar biasa horizontal dan luar biasa vertikal (urutan bidik LB 3 2 , 4 3 , 5 4, 6 5) .catat setiap hasil pengkururan ! Pada pengukuran reiterasi ini sudut-sudut tidak ditentukan secara langsung ,tapi sudut didapatkan dari selisih sudut jurusan titik-titik nya.

e.

Pengukuran dengan teknik repetisi

Secara simple pengkuran teknik repetisi dilakukan seperti teknik reiterasi tapi di melakukan pengkuran sudut luar biasa dan disetiap section dibagi 3 dengan patokan titik sebelah kiri memiliki sudut horizontal : 0 derajat ,90 derajat ,dan 180 derajat. e.1. Pertama set sudut horizontal theodolit ke 0 derajat setelah itu kunci . e.2. Bidik penangkal petir ke-1 ,catat sudut horizontal (0 derajat) dan sudut vertikal e.3. Buka kunci ,lalu bidik penangkal petir ke-2 catat sudut horizontal dan sudut vertikal.catat hasil pengukuran ! e.4. Set sudut horizontal theodolit ke 90 derajat setelah itu kunci . e.2. Bidik penangkal petir ke-1 ,catat sudut horizontal (90 derajat) dan sudut vertikal e.5. Buka kunci ,lalu bidik penangkal petir ke-2 catat sudut horizontal dan sudut vertikal.catat hasil pengukuran ! e.6. Set sudut horizontal theodolit ke 180 derajat setelah itu kunci . e.7. Bidik penangkal petir ke-1 ,catat sudut horizontal (180 derajat) dan sudut vertikal e.8. Buka kunci ,lalu bidik penangkal petir ke-2 catat sudut horizontal dan sudut vertikal.catat hasil pengukuran ! e.9. Pengukuran selanjutanya dibagi menjadi 4 section (dengan urutan section : 2 3, 3 4, 4 5, 5 6) e.10. Setiap section dilakukan pengkuran seperti langkah e.1. e.8. ,lalu catat hasil pengukuran nya !

perbedaan antara teknik repetisi dan reiterasi adalah pada teknik repetisi hanya ditentukan besarnya satu sudut diantara dua sudut jurusan.

Analisis : Pengukuran yang kelompok kami lakukan tidak lepas dari kesalahan ,kesalahan itu mengkin dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1.kesalahan posisi lensa mata terhadap lensa theodolit sehingga pembidikan target menjadi salah (kesalahan human) 2.ketika pengukuran tanpa disadari posisi theodolit berubah dikarenakan dorongan angin (random error) 3.koreksi alat yang kurang tepat Dari hasil pengukuran ,teknik repetisi dianggap lebih akurat dikarenakan ada nya kontrol sudut awal sehingga meminimalisir kesalahan. Lalu pada pergukuran teknik reiterasi sudut-sudut tidak ditentukan secara langsung tapi melalui selisih antara dua sudut jurusan.