27
Pencapan Krep Dan Pencelupan Kapas Dan Rayon Dengan Zat Warna Reaktif Panas I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencapan pada kain kapas dan rayon dengan alkali kuat untuk menimbulkan efek krep dan pencelupan kapas dan rayon dengan zat warna reaktif panas. TUJUAN 1. Mewarnai kain kapas dan rayon dengan pasta cap yang mengandung alkali kuat untuk menimbulkan efek krep. 2. Mencelup kain kapas dan rayon dengan zat warna reaktif panas. 3. Memvariasikan resep pencapan yaitu dengan variasi konsentrasi NaOH dan waktu penyimpanan. 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pencapan pada kain kapas dan rayon dengan pasta cap yang mengandung alkali kuat yang meliputi ketuaan warna, ketajaman dan kerataan motif, sifat bahan setelah dicap yaitu tingkat intensitas warna dan ketahanan luntur setelah pencucian. 5. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapan. II. TEORI DASAR A. KOSTISASI KAPAS DAN RAYON (menimbulkan efek krep) Prinsip dari proses merserisasi adalah terjadinya penggelembungan serat. Bila selulosa direndam dalam larutan soda kostik maka air dan alkali akan berdifusi ke dalamnya menurut teori kesetimbangan membran Donnan, yang segera diikuti oleh disosiasi gugus hidroksil selulosa dan pembentukkan garam natrium selulosat. Dalam sistem kesetimbangan 1

Lap 6.cap krep kapas rayon

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lap 6.cap krep kapas rayon

Pencapan Krep Dan Pencelupan Kapas Dan Rayon

Dengan Zat Warna Reaktif Panas

I. MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD

Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencapan pada kain kapas dan rayon dengan

alkali kuat untuk menimbulkan efek krep dan pencelupan kapas dan rayon dengan zat

warna reaktif panas.

TUJUAN

1. Mewarnai kain kapas dan rayon dengan pasta cap yang mengandung alkali kuat untuk

menimbulkan efek krep.

2. Mencelup kain kapas dan rayon dengan zat warna reaktif panas.

3. Memvariasikan resep pencapan yaitu dengan variasi konsentrasi NaOH dan waktu

penyimpanan.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pencapan pada kain kapas dan

rayon dengan pasta cap yang mengandung alkali kuat yang meliputi ketuaan warna,

ketajaman dan kerataan motif, sifat bahan setelah dicap yaitu tingkat intensitas warna

dan ketahanan luntur setelah pencucian.

5. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapan.

II. TEORI DASAR

A. KOSTISASI KAPAS DAN RAYON (menimbulkan efek krep)

Prinsip dari proses merserisasi adalah terjadinya penggelembungan serat. Bila selulosa

direndam dalam larutan soda kostik maka air dan alkali akan berdifusi ke dalamnya menurut

teori kesetimbangan membran Donnan, yang segera diikuti oleh disosiasi gugus hidroksil

selulosa dan pembentukkan garam natrium selulosat. Dalam sistem kesetimbangan demikian

pembentukan garam selulosat akan sangat ditentukan oleh konsentrasi ion hidroksil dalam fase

selulosa (fase internal), yang pada gilirannya ditentukan oleh konsentrasi larutan soda kostik

yang digunakan. Pembentukan garam memperbesar konsentrasi ion dalam fase selulosa

sehingga timbul perbedaan tekanan osmotik antara fase tersebut dan fase larutan (eksternal).

Akibatnya air akan masuk dalam jumlah lebih besar lagi ke dalam serat dan menurunkan

konsentrasi ion di dalamnya sehingga tercapai suatu kesetimbangan antara kedua fase dan

serat menggelembung.

1

Page 2: Lap 6.cap krep kapas rayon

Proses merserisasi adalah pengerjaan bahan kapas dengan alkali kuat yaitu NaOH

pada suhu tertentu dan waktu yang tertentu pula disertai dengan pencucian (penetralan).

Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan kapas

atau selulosa termasuk rayon yang dikerjakan, seperti sifat kilau dan daya serap. Proses

merserisasi merupakan proses penyempurnaan permanen pada bahan dan tidak hilang

meskipun dicuci, dicelup atau berbagai pengerjaan selanjutnya. Proses ini meliputi proses

impregnasi kapas dalam larutan NaOH pekat, dan jika diperlukan menggunakan tegangan

kemudian dicuci bersih dan dinetralkan. Serat kapas akan menggelembung secara lateral

dan mengkeret kearah panjangnya bila direndam dalam larutan soda kostik

pekat,penggelembungan akan semakin besar sesuai dengan kenaikan konsentrasi soda

kostik dan mencapai maksimum pada konsentrasi sekitar 18 %, maka akan terjadi perubahan

– perubahan penting pada sifat sifat benang maupun kain ,yaitu :

Kekuatan tarik

Higrokospitas (Moiture Regain )

Daya serap terhadap zat warna

Reraktifitas terhadap zat zat pereaksi kimia

Pengerjaan dengan tengangan akan menimbulkan efek kilau

Dan tanpa tegangan memberikan pertambahan mulur yang besar.

Perbaikan yang didapat pada bahan kapas setelah mengalami proses merserisasi

adalah :

Merserisasi tanpa tegangan menghasilkan :

- Bahan menjadi mengkeret

- Kekuatan tarik bertambah

- Perpanjangan sebelum putus bertambah

- Daya serap dan reaksi selulosa terhadap zat warna pada suhu rendah

bertambah.

Merserisasi disertai dengan tegangan menghasilkan :

Bertambahnya kilau pada bahan kapas yang permanen, selain dari perubahan-

perubahan sifat diatas, bertambahnya kilau serat terutama disebabkan oleh

orientasi dari rantai-rantai molekul selulosa yang menyebabkan deretan kristalin

yang lebih sejajar dan teratur.

Pengerjaan merserisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

Merserisasi kering, yaitu proses merserisasi yang dilakukan pada bahan dalam

keadaan kering.

2

Page 3: Lap 6.cap krep kapas rayon

Merseriasai basah, yaitu proses merserisasi yang dilakukan pada bahan dalam

keadaan basah, misalnya setelah pemasakan.

Dalam proses merserisasi akan terjadi penggelembungan serat kapas yang

menyebabkan terjadinya perubahan komposisi atau konstruksi dari molekul selulosa. Pada

konsentrasi 18 % NaOH penggelembungan adalah yang terbesar.

Efek pertama dari merserisasi adalah pengedaran ikatan antara mikrofibril, sehingga

penetrasi larutan terus sampai ke ruang mikrokapiler diantara bundel rantai selulosa dan

mikrofibril menggelembung. Bila penetrasi NaOH dapat masuk diantara mikrofibril-mikrofibril

tersebut, hal ini mengakibatkan serat menggelembung dengan bebas dan terjadi slip diantara

mikrofibril-mikrofibril tersebut. Reaksi yang terjadi pada proses merserisasi :

Sel-OH + H2O Sel-OH --- O H

H

Serat sedikit menggelembung

Sel-OH + NaOH Sel-ONa + H2O + Panas

Serat menggelembung

Pada saat pencucian

Sel-ONa + H2O Sel-OH + NaOH

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil merserisasi, yaitu :

Zat yang dipakai

Zat yang biasa digunakan adalah NaOH 38 oBe atau kira-kira 25 % larutan NaOH,

kadang-kadang ditambahkan zat pembasah yang tahan terhadap alkali. Sebenarnya

konsetrasi yang menimbulkan penggelembungan serat terbesar ialah 18 % larutan

NaOH.

Suhu pengerjaan

Suhu yang lebih rendah memberikan hasil merserisasi yang lebih baik. Hasil yang

terbaik didapat pada suhu yang tetap, seperti juga konsentrasi yang tetap akan

menghasilkan kilap yang rata. Selama pengerjaan timbul panas, maka larutan NaOH

harus selalu didinginkan sehingga suhunya selalu tetap. Pada suhu 30 oC NaOH

akan merusak selulosa.

Waktu atau lamanya pengerjaan

Pengerjaan merserisasi berlangsung ± 40 detik, yaitu waktu yang diperlukan

penyerapan NaOH (kostik soda) kedalam serat. Pengerjaan yang lebih lama tidak

memberikan hasil yang lebih baik.

3

Page 4: Lap 6.cap krep kapas rayon

B. PENCAPAN

Pencapan pada kain tekstil dapat digambarkan sebagai suatu teknologi seni

pemindahan desain-desain pada kain tekstil. Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai

bahan tekstil dengan melekatkan zat warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan

motif yang diinginkan. Motif yang akan diperoleh pada kain cap nantinya harusnya dibuat dulu

gambar pada kertas. Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen

gambar yang akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film.

Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen, dimana dalam screen ini bagian-

bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya sedangkan untuk

bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat meneruskan pasta cap ke

bahan yang akan dicap.

Pada pencapan, pelekatan zat warna pada kain lebih banyak secara mekanis. Pada

pencapan, bermacam-macam golongan zat warna dapat dipakai bersama-sama dalam satu

kain dengan tidak saling mempengaruhi warna aslinya.

C. SERAT KAPAS

Serat yang digunakan adalah kapas yang merupakan jenis serat selulosa. Penampang

melintang dari serat berbahan kapas memiliki bentuk yang tidak beraturan yaitu seperti ginjal.

Bentuk penampang melintang seperti itu membuat hasil pewarnaan pada permukaan memiliki

daya kilap yang kurang, akan tetapi bentuk seperti itu memberikan daya penutup kain yang

lebih besar.

Gambar diatas merupakan strukur molekul serat selulosa. Pada serat kapas diatas

memiliki gugus hidroksil (OH) yang dapat menarik gugus hidroksil dari molekul lainnya dan

gugus hidroksil air. Serat yang mengandung banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap

air sehingga serat tersebut memiliki moisture regain yang tinggi. Dengan kemudahan molekul

air terserap kedalam serat, menyebabkan serat mudah menyerap zat warna yang berbentuk

pasta atau larutan.

Kekuatan serat kapas dipengaruhi oleh kadar selulosanya dalam serat, panjang rantai

dan orientasinya. Kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air. Serat yang kering

bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain kapas kondisi standar 7 – 8,5

4

Page 5: Lap 6.cap krep kapas rayon

%. Komposisi kapas tersusun atas selulosa dan selulosa merupakan polimer linier yang

tersusun dari kondensasi molekul – molekul glukosa yang dihubungkan pada posisi 1 – 4.

Kapas tersusun atas selulosa maka sifat – sifat kimianya adalah sifat kimia selulosa.

Pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian normal

tetapi beberapa zat oksidasi atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat

penurunan kekuatan. Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya

terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau

pemanasan yang lama diatas suhu 1400C.

D. SERAT RAYON

Rayon viskosa adalah serat selulosa yang diregenerasi sehingga strukturnya sama

dengan serat selulosa yang lain, kecuali derajat polimerisasinya lebih rendah karena terjadi

degradasi rantai polimer selama pembuatan seratnya. Sifat rayon :

Kekuatan dalam keadaan kering lebih besar daripada dalam keadaan basah. Mulur

dalam keadaan kering 15 % dan dalam keadaan basah 25 %.

Moisture regain dalam kondisi standar ialah 12-13 %.

Elastisitasnya jelek.

Dalam keadan kering merupakan isolator listrik yang baik tetapi uap air yang

diserapnya akan mengurangi daya isolasinya.

Dalam penyinaran kekuatannya berkurang.

Tahan terhadap penyetrikaan tetapi pemanasan dalam waktu lama menyebabkan

warna kuning.

Lebih cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas. Pengerjaan dengan asam

encer dingin dalam waktu singkat biasanya tidak berpengaruh tetapi pada suhu

tinggi akan merusak.

Tahan terhadap pelarut untuk dry clean.

Jamur akan menyebabkan berkurang kekuatannya dan berwarna, Biasanya jamur

mula-mula tumbuh pada kanji yang menempel pada benang. Apabila kanji telah

dihilangkan kemungkinan diserang jamur berkurang.

Morfologinya, bentuk memanjang seperti silinder bergaris dan penampang

lintangnya bergerigi.

5

Page 6: Lap 6.cap krep kapas rayon

1 buah meja printing 1 buah screen motif repeat siap cap2 buah rakel 1 buah gelas ukur 100 ml1 buah gelas piala 500 ml 2 buah gelas plastik tempat pasta cap

Neraca analitik / timbangan digitalMixer Pengaduk Setrika SelotipGunting

E. ZAT WARNA REAKTIF

Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan serat selulosa secara

kovalen. Oleh karena itu, zat warna reaktif mempunyai ketahanan luntur yang sangat baik. Zat

warna ini terdiri dari dua jenis yaitu reaktif panas dan reaktif dingin.

Reaktif dingin mempunyai gugus reaktif yang lebih banyak sehingga kurang

memerlukan suhu tinggi (jenis triklorotriazin) sedang reaktif panas memerlukan suhu tinggi

dalam penggunaannya. Keunggulan zat warna reaktif dalam pemakaiannya adalah warna

yang dihasilkannya sangat cerah dan mudah sekali penggunaannya.

F. PERSIAPAN PASTA CAP

Langkah pertama yang harus digunakan adalah memilih kesesuaian zat warna terhadap

jenis serat yang akan dicap. Selanjutnya adalah seleksi terhadap kesesuaian jenis pengental,

zat-zat pembantu, metoda pencapan yang digunakan dan kondisi-kondisi pengeringan, fiksasi

zat warna serta kondisi setelah pencapan, misalnya pencucian.

Pasta cap dibuat dengan disesuaikan selain terhadap jenis serat/kain juga terhadap

jenis mesin yang akan digunakan, sifat ketahanan warna yang diminta dan beberapa sifat

hasil pencapan lainnya yang digunakan. Resep pasta cap secara garis besar yaitu : zat warna

, zat pembantu pelarutan (misalnya urea), air, pengental (misalnya tapioka), zat kimia untuk

fiksasi zat warna, zat anti reduksi, zat anti busa, minyak, pigmen putih dan zat pemutih optik.

Tingkat kekentalan/viskositas pasta cap tergantung beberapa faktor, antara lain metoda

proses pencapan , jenis dan struktur kain yang akan dicap, kehalusan motif cap dan lain-lain.

III. PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

6

Page 7: Lap 6.cap krep kapas rayon

Pembuatan pengental

Persiapan pasta cap

Proses pencapan pada kain kapas

Penyimpanan (20 atau 30 menit)

Pencucian dingin

Pencucian panas

Penetralan dengan CH3COOH 35%

Persiapan larutan celup

Pencelupan dengan zat warna reaktif panas 80 oC 30 menit

Pencucian sabun 80 oC 10 menit

Evaluasi hasil pencapan dan pencelupan

B. BAHAN

3 lembar kain kapas siap cap dan siap celup

2 lembar kain rayon siap cap dan siap celup

Zat sesuai resep

C. DIAGRAM ALIR PENCAPAN

Diagram alir proses pencapan krep non repeat pada kain kapas dan rayon dengan zat

warna reaktif panas

7

Page 8: Lap 6.cap krep kapas rayon

Resep 1Tapioka = 20 gPembasah tahan alkali = 10 gNaOH 38 oBe = 250 g Air = 720 g 1000 g

Resep 2Tapioka = 20 gPembasah tahan alkali = 10 gNaOH 38 oBe = 350 g Air = 620 g 1000 g

D. RESEP

a. Resep Pasta Cap

(dalam praktek dibuat masing-masing 200 gram pasta cap untuk resep 1 dan dan 200

gram pasta cap untuk resep 2)

b. Resep Penetralan

c. Resep Pencelupan

d. Resep Pencucian

CH3COOH 95 % = 1 ml/l

Vlot = 1 : 30

Suhu = 30 oC

Waktu = 5 menit

Zw reaktif panas = 1 %

NaCl = 30 g/l

Na2CO3 = 10 g/l

Vlot = 1 : 30

Suhu = 80 oC

Waktu = 30 menit

Sabun = 1 g/l

Na2CO3 = 0,5 g/l

Suhu = 80 oC

Vlot = 1 : 30

Waktu = 10 menit

8

Page 9: Lap 6.cap krep kapas rayon

E. FUNGSI ZAT

1. Proses Pencapan

Tapioka = zat yang berfungsi sebagai medium dalam

pencapan yang sedikit mengandung gugus hidroksil

Pembasah = memberikan suasana alkali pada pH 9-11 pada pasta

cap, menetralisir asam hasil reaksi, dan membentuk ion

selulosa

Zat anti reduksi = mencegah terjadinya reduksi yang disebabkan olah air,

panas, udara, dll khususnya zw azo dan mangurangi

hidrolisa zat warna

Air = zat penyeimbang/balancing untuk memperoleh

kekentalan tertentu

2. Penetralan

CH3COOH = menetralkan atau menghilangkan sisa alkali yang

terdapat dipermukaan serat

3. Proses Cuci Sabun

Sabun = zat yang berfungsi untuk mendispersikan kotoran padat yang tidak

larut dan mengemulsikan kotoran cair yang tidak larut

Na2CO3 = zat yang berfungsi agar proses saponifikasi lebih sempurna,

mengaktifkan kerja sabun,menyabunkan kotoran dan minyak

F. PERHITUNGAN RESEP

1. Proses Pencapan

a) Pasta cap resep 1 (dibuat 200 g)

Tapioka = 20 g/1000 g x 200 g = 4 g

Pembasah tahan alkali = 10 g/1000 g x 200 g = 2 g

NaOH 38 oBe = 250 g/1000 g x 200 g = 50 g

Air = 720 g/1000 g x 200 g = 144 g

200 g

9

Page 10: Lap 6.cap krep kapas rayon

b) Pasta cap resep 2 (dibuat 200 g)

Tapioka = 20 g/1000 g x 200 g = 4 g

Pembasah tahan alkali = 10 g/1000 g x 200 g = 2 g

NaOH 38 oBe = 250 g/1000 g x 200 g = 50 g

Air = 620 g/1000 g x 200 g = 124 g

200 g

2. Penetralan

Berat bahan total (kapas + rayon) = 140 g

Jumlah larutan = vlot x berat bahan = 20 x 140 g = 2800 ml

CH3COOH = 1 ml/1000 ml x 2800 ml = 2,8 ml

3. Pencelupan zw reaktif panas

Pencelupan kapas

Berat bahan = 80 gram

Jumlah larutan = berat bahan x volt

= 80 g x 20

= 1600 g = 1600 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

Zw reaktif panas = 1/100 x 80 g = 0,8 g

Larutan induk

Zw reaktif panas = 0,8 g / 1 g x 100 ml = 80 ml

Na2CO3 = 10 g / 1000 ml x 1600 ml = 16 g

NaCl = 30 g / 1000 ml x 1600 ml = 48 g

Pencelupan rayon

Berat bahan = 60 gram

Jumlah larutan = berat bahan x volt

= 60 g x 20

= 1200 g = 1200 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

Zw reaktif panas = 1/100 x 60 g = 0,6 g

Larutan induk

Zw reaktif panas = 0,6 g / 1 g x 100 ml = 60 ml

Na2CO3 = 10 g / 1000 ml x 1200 ml = 12 g

NaCl = 30 g / 1000 ml x 1200 ml = 36 g

10

Page 11: Lap 6.cap krep kapas rayon

4. Proses Cuci Sabun

Berat total (kapas + rayon) = 140 gram

Jumlah larutan = vlot x berat bahan = 20 x 140 g = 2800 ml

Sabun = 1 ml/1000 ml x 2800 ml = 2,8 ml

Na2CO3 = 0,5 g/1000 ml x 2800 ml = 1,4 ml

G. LANGKAH KERJA

Timbang semua zat yang dibutuhkan sesuai resep dengan timbangan digital (resep

pasta cap, resep penetralan, resep pencelupan, dan cuci sabun)

Timbang masing-masing bahan kapas atau rayon dengan timbangan digital

Siapkan pasta cap yang terdiri dari tapioka, pembasah tahan alkali, NaOH 38 oBe, dan

air dalam piala gelas kemudian diaduk sampai homogen dan kental

Menyetrika kain yang akan dicap agar lebih rapi

Menempelkan masing-masing kain yang akan dicap diatas meja pencapan secara

teratur dengan jarak tidak terlalu rapat

Menyiapkan screen dan meletakkan screen diatas kain yang akan dicap

Melakukan perakelan pasta cap (pencapan) diatas setiap kain dengan benar dan hati-

hati

Menyimpan kain yang sudah dicap selama waktu tertentu tergantung resepnya

dengan cara digantungkan

Melakukan cuci dingin, cuci panas, dan penetralan dengan CH3COOH pada suhu

kamar

Menyiapkan larutan celup zw reaktif panas

Melakukan proses pencelupan cara perendaman selama 30 menit suhu 80 oC

Melakukan cuci sabun selama 10 menit suhu 80 oC

Melakukan evaluasi hasil pencapan dan pencelupan

11

Page 12: Lap 6.cap krep kapas rayon

IV. DATA PRAKTIKUM

a) Pasta cap resep 1

Jumlah pasta = 200 g

Tapioka = 4 g

Pembasah tahan alkali = 2 g

NaOH 38 oBe = 50 g

Air = 144 g

b) Pasta cap resep 2

Jumlah pasta = 200 g

Tapioka = 4 g

Pembasah tahan alkali = 2 g

NaOH 38 oBe = 50 g

Air = 124 g

c) Penetralan

Berat bahan total (kapas + rayon) = 140 g

Jumlah larutan = 2800 ml

CH3COOH = 2,8 ml

d) Pencelupan

Pencelupan kapas

Berat bahan = 80 gram

Jumlah larutan = 1600 ml

Zw reaktif panas = 0,8 g

Larutan induk

Zw reaktif panas = 80 ml

Na2CO3 = 16 g

NaCl = 48 g

Pencelupan rayon

Berat bahan = 60 gram

Jumlah larutan = 1200 ml

Zw reaktif panas = 0,6 g

12

Page 13: Lap 6.cap krep kapas rayon

Larutan induk

Zw reaktif panas = 60 ml

Na2CO3 = 12 g

NaCl = 36 g

e) Pencucian sabun

Berat total (kapas + rayon) = 140 gram

Jumlah larutan = 2800 ml

Sabun = 2,8 ml

Na2CO3 = 1,4 ml

13

Page 14: Lap 6.cap krep kapas rayon

a. Pencapan kain kapas dengan konsentrasi NaOH 250 g waktu penyimpanan 20 menit

14

Page 15: Lap 6.cap krep kapas rayon

b. Pencapan kain kapas dengan konsentrasi NaOH 350 g waktu penyimpanan 20 menit

15

Page 16: Lap 6.cap krep kapas rayon

c. Pencapan kain kapas dengan konsentrasi NaOH 250 g waktu penyimpanan 30 menit

16

Page 17: Lap 6.cap krep kapas rayon

d. Pencapan kain rayon dengan konsentrasi NaOH 350 g waktu penyimpanan 30 menit

17

Page 18: Lap 6.cap krep kapas rayon

e. Pencapan kain rayon dengan konsentrasi NaOH 250 g waktu penyimpanan 30 menit

18

Page 19: Lap 6.cap krep kapas rayon

V. DISKUSI

Pencapan krep pada dasarnya adalah memanfaatkan sifat serat selulosa yang dapat

digelembungkan oleh kostik (NaOH). Adapun untuk meningkatkan nilai hasil pencapan krep,

maka pada akhir proses pencapan (setelah penetralan) dilakukan pencelupan dengan ZW

reaktif panas.

Pada proses pembuatan pasta cap, pengental dibuat bersamaan dengan pembuatan

pasta cap. Sifat kostik keripik yang menghasilkan panas (reaksi eksoterm) saat dicampurkan

dengan larutan membuat pembuatan pengental sekaligusdengan pembuatan pasta cap. Jika

pengental tapioca dibuat sebelum pembuatan pasta cap, maka akan menyebabkan

penggumpalan pengental pada saat pemasukan kostik. Oleh karena itu proses

pembuatannya dengan menghomogenkan campuran bubuk tapioca dengan air, setelah itu

dimasukkan kostik keripik tanpa pemanasan.

Resep pencapan pada praktikum ini ada 5 dengan divariasikan dari segi bahan kainnya,

konsentrasi kostik, dan waktu penyimpanan setelah perakelan. Dari segi bahan, hasil

pencapan krep pada kain kapas lebih bagus daripada kain rayon. Beberapa penyebabnya

adalah sifat moisture reagen kapas yang tidak berbeda jauh dengan rayon yang sama-sama

serat selulosa (MR kapas = 7-8,5 % sedangkan MR rayon = 12-13 %) dan kain rayon yang

digunakan tidak murni 100% serat rayon (ada campuran polyester) sebagaimana yang

disampaikan asisten dosen. Sehingga besar kemungkinan jumlah larutan / pasta cap yang

bisa dikandung oleh kain kapas lebih banyak daripada kain rayon.

a) Hasil pencapan terbaik adalah resep 2 dengan bahan kapas, konsentrasi kostik 350 g,

dan waktu penyimpanan 20 menit. Sedangkan hasil terbaik kedua adalah resep 3

dengan bahan kapas, konsentrasi kostik 250 g, dan waktu penyimpanan 30 menit.

Walaupun waktu penyimpanan resep 3 lebih lama, namun karena resep 3 konsentrasi

kostiknya lebih sedikit maka efek krep yang dihasilkan juga lebih sedikit. Dari hasil

pewarnaannya resep 3 juga lebih muda daripada resep 2, karena sisa alkali setelah

pencapan pada proses pencelupan masih lebih banyak resep 2 (alkali banyak maka

warna lebih tua). Walaupun terdapat proses penetralan, namun hasil penggembungan

serat lebih besar resep 2.

b) Hasil pencapan terbaik ke-2 adalah resep 3 dengan bahan kapas, konsentrasi kostik

250 g, dan waktu penyimpanan 30 menit. Sedangkan hasil terbaik ke-3 adalah resep 1

dengan bahan kapas, konsentrasi kostik 250 g, dan waktu penyimpanan 20 menit. Hal

ini karena waktu penyimpanan resep 3 lebih lama, sedangkan pemakaian konsentrasi

kostik sama banyak maka efek krep yang dihasilkan juga lebih tampak pada resep 3.

19

Page 20: Lap 6.cap krep kapas rayon

c) Hasil pencapan terbaik ke-3 adalah resep 1 dengan bahan kapas, konsentrasi kostik

250 g, dan waktu penyimpanan 20 menit. Sedangkan hasil terbaik ke-4 adalah resep 5

dengan bahan rayon, konsentrasi kostik 250 g, dan waktu penyimpanan 30 menit.

Walaupun waktu penyimpanan resep 5 lebih lama, namun bahan yang digunakan

adalah rayon sedangkan resep 1 berbahan kapas maka efek krep yang dihasilkan pada

kain rayon juga lebih sedikit. Dan hasil pewarnaannya juga lebih muda daripada resep 1,

karena sifat penyerapan kain kapas 100% lebih bagus daripada kain rayon yang tidak

sepenuhnya 100%.

d) Hasil pencapan terbaik ke-5 atau terjelek adalah resep 4 dengan bahan rayon,

konsentrasi kostik 350 g, dan waktu penyimpanan 30 menit. Walaupun konsentrasi

kostik lebih banyak, namun karena sifat pasta cap yang lebih kental sehingga

menyumbat screen maka efek krep yang dihasilkan juga lebih sedikit. Pada resep 4

hasilnya juga mblobor. Hal tersebut bisa disebabkan karena pada proses pencapan,

screen yang digunakan pada resep 4 dalam kondisi basah, sehinga hasil pencapannya

mblobor. Oleh karena itu efek krepnya lebih sedikit.

VI. KESIMPULAN

Table Pengamatan Hasil Pencapan

Resep ke - Nilai hasil pencapan keterangan

1

2

3

4

5

VII. DAFTAR PUSTAKA

20