Upload
jhonny-hariyanto
View
72
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan secret yang berbagaysa bernilai tinggi dasn sangat
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin bubut digunakan untuk menghasilkan produk yang
berbentuk silindris, dan mesin bubut digunakan dalam industri baik
skala kecil, sedang maupun besar. Produk yang dihasilkan banyak
kegunaannya bagi berbagai jenis industri baik di pabrik, perbengkelan
maupun rumah tangga.
Untuk itu diharapkan bagi mahasiswa dapat menghasilkan
suatu produk untuk digunakan dalam berbagai industry nasional
maupun internasional.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mesin bubut ini adalah sebagai
berikut:
1. Agar mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang telah
dipelajari sebelumnya.
2. Agar mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut dengan
baik.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang
digunakan selama proses pembubutan.
4. Agar mahasiswa dapat menghasilkan suatu produk yang
berguna.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ini adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut.
2. Mahasiswa mampu menghasilkan suatu produk yang berguna
dari proses pembubutan.
3. Mahasiswa mampu membuka lapangan pekerjaan.
1.4 Sistematika Penulisan
1
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat
serta sistematika penulisannya.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini berisikan tentang teori yang mendasari dari mesin
bubut.
BAB III ALAT DAN BAHAN
Bab ini berisikan tentang alat dan bahan yang digunakan
selama praktikum mesin bubut.
BAB IV PROSEDUR KERJA
Bab ini berisikan tentang prosedur umum dan langkah
kerja yang dilakukan selama praktikum.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang perhitungan dan analisis dari
praktikum mesin bubut.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang simpulan dan saran yang dapat
diberikan dari praktikum mesin bubut.
2
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin produksi yang
digunakan untuk membuat produk yang berbentuk silindris, prosesnya
berupa benda kerja berputar dan tool atau pahat disentuhkan pada
benda kerja yang akan menyayat benda kerja.
Gambar 2.1 Mesin Bubut
2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut
Benda kerja dijepit pada chuck yang diputar oleh poros utama,
kemudian tool akan dikenakan pada benda kerja, dimana tool dapat
melakukan gerakan menyayat dan memotong.
2.3 Bagian-bagian Utama Mesin Bubut
1. Kepala Tetap
Kepala tetap berfungsi sebagai tempat kedudukan spindle,
dan juga terdapat mekanis pengatur kecepatan, mekanis
penggerak dan clutch.
3
Gambar 2.2 Kepala Tetap
2. Eretan
Eretan berfungsi sebagai pembawa perkakas potong, dimana
eretan bergerak disepanjang jalur bed mesin.
Gambar 2.3 Eretan
3. Kepala Lepas
Kepala lepas berfungsi untuk menyangga benda kerja
selama proses pemesinan berlangsung, dan pada kepala lepas
terdapat kedudukan center dan chuck drill.
Gambar 2.4 Kepala Lepas
4. Bed Mesin
4
Bed mesin berfungsi sebagai dudukan dan jalur bergeraknya
eretan dan kepala lepas.
Gambar 2.5 Bed Mesin
5. Mekanis Kecepatan & Pemakanan
Mekanis kecepatan berfungsi untuk mengatur kecepatan
putar spindle, sedangkan mekanis pemakanan berfungsi untuk
mengatur kecepatan gerak pemakanan eretan.
Gambar 2.6 Mekanis Kecepatan & Pemakanan
2.4 Peralatan Bantu Mesin Bubut
1. Toolpost
Toolpost berfungsi untuk memegang tool atau pahat pada
proses pembubutan, dimana toolpost dipasang pada eretan.
5
Gambar 2.7 Toolpost
2. Chuck
Chuck berfungsi untuk menjepit benda kerja, dimana chuck
dipasang pada spindle, ada dua tipe chuck yang sering digunakan
yaitu:
a. Chuck Rahang Tiga
Chuck jenis ini digunakan untuk mejepit benda kerja yang
bulat atau bersegi beraturan.
Gambar 2.8 Chuck Rahang Tiga
b. Chuck Rahang Empat
Chuck jenis ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang
permukaannya rata.
Gambar 2.9 Chuck Rahang Empat
3. Pembawa
Pembawa berfungsi untuk menjepit benda kerja yang tidak
dapat dijepit oleh chuck, dimana pembawa dipasangkan pada pelat
pembawa.
6
Gambar 2.10 Pembawa
4. Center
Center digunakan untuk menahan bagian ujung benda kerja
agar tidak goyang selama proses pembubutan berlangsung, center
dipasang pada kepala lepas.
Gambar 2.11 Center Tetap
5. Penyangga
Penyangga berfungsi untuk menyangga benda kerja selama
proses pembubutan berlangsung, penyangga terdiri dari 2 jenis
yaitu penyangga tetap dan penyangga berjalan.
a. Penyangga Tetap
Penyangga tetap digunakan untuk menyangga benda kerja,
dimana penyangga tetap ditempatkan pada jalur bed mesin.
Gambar 2.12 Penyangga Tetap
7
b. Penyangga Berjalan
Penyangga berjalan digunakan untuk menyangga benda
kerja, dimana ditempatkan pada eretan.
Gambar 2.13 Penyangga Berjalan
6. Pahat
Pahat digunakan untuk menyayat atau memotong benda kerja.
Gambar 2.14 Pahat
Gambar 2.15 Geometri Pahat
2.5 Proses Yang Dapat Dilakukan
Mesin bubut dapat melakukan berbagai macam proses yaitu:
1. Pembubutan Memanjang
8
Pembubutan memanjang adalah gerakan pahat sejajar dengan
sumbu utama benda kerja.
Gambar 2.16 Pembubutan Memanjang
2. Pembubutan Muka
Pembubutan muka adalah gerakan pahat tegak lurus terhadap
sumbu utama benda kerja yang pahatnya memotong bagian ujung
benda kerja.
Gambar 2.17 Bubut Muka
3. Pembubutan Tirus
Pembubutan tirus adalah proses pembubutan yang
menghasilkan benda kerja berbentuk tirus.
9
Gambar 2.18 Bubut Tirus
4. Pembubutan Ulir
Proses ini dilakukan untuk menghasilkan ulir.
Gambar 2.19 Bubut Ulir
5. Pemotongan Benda Kerja
Proses ini dilakukan untuk memotong benda kerja.
Gambar 2.20 Memotong Benda Kerja
6. Pembubutan Chamfer
Proses ini dilakukan untuk menghasilkan chamfer.
Gambar 2.21 Chamfering
7. Pembuatan Lubang
Proses ini dilakukan untuk membuat lubang.
10
Gambar 2.22 Drilling
8. Pengkartelan
Proses ini dilakukan untuk menghasilkan profil pada permukaan
benda kerja.
Gambar 2.23 Pengkartelan
9. Pelebaran Lubang
Proses ini dilakukan untuk melebarkan lubang yang telah ada
pada benda kerja.
Gambar 2.24 Boring
2.6 Coolant
Coolant atau cairan pendingin dibutuhkan selama proses
pemesinan berlangsung karena berfungsi untuk menurunkan suhu
11
antara tool dan benda kerja, membantu pembuangan beram,
melumasi tool dan benda kerja serta menjaga umur pahat/ tool.
Gambar 2.25 Coolant
2.7 Toleransi
Toleransi adalah penyimpangan ukuran dari ukuran komponen
sebenarnya yang masih diijinkan, dimana toleransi masih mengijinkan
suatu komponen yang tidak sempurna, tetapi masih dapat dikatakan
sempurna.
Gambar 2.26 Penulisan Toleransi
Untuk poros dan lubang dapat dilihat pada gambar toleransi
untuk poros dan lubang dibawah ini.
Gambar 2.27 Toleransi Poros Dan Lubang
12
2.8 Elemen Dasar
1. Kecepatan Potong
V c=π .d .n1000 ( mmin )
Keterangan Vc = Kecepatan Potong
d = Diameter benda kerja
n = Putaran Spindle
2. Kecepatan Pemakanan
V f=f .n (mmmin )Keterangan f= Pemakanan
3. Waktu Pemotongan
t c=ltV f
(min )
Keterangan lt=lv+ lw+ lnlt= Panjang Total Pemesinan
lv= Panjang Pengawalan
lw= Panjang Benda Kerja
ln= Panjang Pengakhiran
4. Kecepatan Penghasilan Geram
z=f . a .V c1000 ( cm3
min )Keterangan a = Kedalaman Potong
5. Kedalaman Potong
a=(do−dm )
2(mm )
Keterangan do= Diameter Awal
dm= Diameter Akhir
13
Tabel 2.1 Jenis-jenis Toleransi
Tabel 2.2 Kecepatan Potong Mesin Bubut
Tabel 2.3 Kecepatan Putaran Spindle Mesin Bubut GDW LZ 350
Tabel 2.4 Kecepatan Potong & Gerak Pemakanan Untuk Proses
Pemesinan (feet/min)
14
Source : Rochim, 1993
Tabel 2.5 Penentuan Jenis Pahat dan Geometri Pahat
15
Source : Widarto
16
Gambar 2.28 Geometri Pahat Bubut
Tabel 2.6 General Recommendations For Turning Tool Angles HSS
NO MATERIALBackRake
SideRake
EndRelief
SideRelief
Sideand
CuttingEdge
1Aluminium and Magnesium Alloys
20 15 12 10 5
2 Copper Alloys 5 10 8 8 53 Steels 10 12 5 5 154 Stainless Steels 5 8-10 5 5 15
5High Temperature Alloys
0 10 5 5 15
6 Refractory Alloys 0 20 5 5 57 Titanium Alloys 0 5 5 5 158 Cast Irons 5 10 5 5 159 Thermoplastics 0 0 20-30 15-20 10
10 Thermosets 0 0 20-30 15-20 10Source : Manufacturing Engineering and Technology (Kalpakjian)
BAB III
ALAT DAN BAHAN
17
3.1 Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pahat Muka & Pahat Chamfer
Pahat muka digunakan untuk pembubutan memanjang dan
bubut muka sedangkan pahat chamfer digunakan untuk
pembentukan chamfer.
Gambar 3.1 Pahat Muka & Chamfer
2. Kaca Mata
Kaca mata digunakan sebagai peralatan keselamatan kerja
untuk mata.
Gambar 3.2 Kaca Mata
3. Kunci Kombinasi 8 mm & 13 mm
Kunci kombinasi 8 mm digunakan untuk mengencangkan dan
mengendurkan baut pengunci pahat terhadap toolpost,
sedangkan kunci kombinasi 13 mm digunakan untuk
mengencangkan dan mengendurkan baut pengunci eretan atas.
18
Gambar 3.3 Kunci Kombinasi 8 mm & 13 mm
4. Kunci Chuck
Kunci chuck digunakan untuk mengencangkan dan
mengendurkan chuck.
Gambar 3.4 Kunci Chuck
5. Kunci Toolpost
Kunci toolpost digunakan untuk mengencangkan dan
mengendurkan toolpost.
Gambar 3.5 Kunci Toolpost
6. Kunci Socket
Kunci socket digunakan untuk mengencangkan dan
mengendurkan pengunci ketinggian pahat.
19
Gambar 3.6 Kunci Socket
7. Center Putar
Center putar digunakan untuk menahan benda kerja yang
panjang.
Gambar 3.7 Center Putar
8. Chuck Drill
Chuck drill digunakan untuk menjepit center drill dan twist drill.
Gambar 3.8 Chuck Drill
9. Twist Drill
Twist drill yang digunakan dengan ukuran diameter 10 mm,
12mm dan 15mm.
20
Gambar 3.9 Twist Drill
10.Center Drill
Center drill digunakan untuk pembuatan lubang awal sebelum
proses pembuatan lubang selanjutnya.
Gambar 3.10 Center Drill
11.Kunci Chuck Drill
Digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan chuck
drill.
Gambar 3.11 Kunci Chuck Drill
12.Kuas
Digunakan untuk membersihkan sisa beram dan coolant pada
mesin bubut.
21
Gambar 3.12 Kuas
13.Pahat Radius & Boring
Digunakan untuk membuat profil radius, sedangkan pahat
boring digunakan untuk melebarkan lubang.
Gambar 3.13 Pahat Radius & Boring
14.Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter
dalam dan luar serta kedalaman benda kerja.
Gambar 3.14 Jangka Sorong
15.Mal Ulir
Digunakan untuk mengukur jarak pitch ulir dan sudut ulir.
Gambar 3.15 Mal Ulir
22
16.Mal Radius
Digunakan untuk memeriksa ukuran alur radius benda kerja.
Gambar 3.16 Mal Radius
17.Pahat Ulir
Digunakan dalam proses pembuatan ulir luar.
Gambar 3.17 Pahat Ulir
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan disc roda gigi lurus
dan handle adalah sebagai berikut:
1. Bahan Disc Roda Gigi Lurus yaitu Alumunium dengan ukuran:
Gambar 3.18 Bahan Disc Roda Gigi Lurus
23
2. Bahan Handle yaitu Baja St 37 dengan ukuran:
Gambar 3.19 Bahan Handle
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur Umum
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Setting Mesin Bubut.
a. Tombol hijau pada panel induk ditekan.
b. Saklar utama pada mesin bubut diputar dari posisi O ke I.
c. Tombol warna putih pada mesin bubut ditekan.
d. Handle pergerakan eretan disetting ke otomatis.
24
e. Putaran spindle dipilih pada 45 rpm, 280 rpm, 560 rpm
dengan cara menggeser handle pengatur kecepatan sesuai
dengan kode yang tercantum pada tabel.
f. Coolant diaktifkan dengan cara memutar switch pompa
coolant dari O ke I.
g. Feeding dipilih pada 0,027 mm/r, 0,024 mm/r dan 0,069
mm/r.
h. Tombol merah pada mesin bubut atau tombol emergency
ditekan untuk menonaktifkan mesin bubut.
i. Saklar utama diputar dari I ke O untuk menonaktifkan mesin
bubut.
j. Tombol merah pada panel utama ditekan untuk
menonaktifkan mesin bubut.
3. Setting Benda Kerja.
a. Benda kerja awal diukur menggunakan jangka sorong.
b. Benda kerja dijepit pada chuck.
c. Chuck dikunci menggunakan kunci chuck.
4. Setting Tool.
a. Center putar dipasang pada kepala lepas.
b. Center drill dipasang pada kepala lepas.
c. Twist drill dan center drill dipasang pada chuck drill.
d. Tool dipasang pada toolpost.
e. Tool dicenterkan dengan ujung center putar.
5. Setting Datum.
a. Tool dikenakan pada permukaan benda kerja.
b. Skala pada eretan dinolkan.
4.2 Prosedur Benda Kerja I (Disc Roda Gigi Lurus)
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong.
3. Benda kerja dijepit pada chuck dengan posisi permukaan A
berada diluar.
25
Gambar 4.1 Penjepitan Benda Kerja
4. Permukaan A difacing dengan kedalaman 3 mm sebanyak 1 x 2
mm dan 1 x 1 mm dengan putaran spindle 560 rpm dengan
feeding 0,027 mm/r.
Gambar 4.2 Facing A
5. Benda kerja didrill menggunakan center drill, kemudian
diteruskan dengan Ø 10 mm, Ø 12 mm dan Ø 15 mm dengan
putaran spindle 560 rpm.
Gambar 4.3 Pengedrillan A
26
6. Lubang diboring menggunakan pahat boring hingga
diameternya menjadi 22 mm dengan putaran spindle 560 rpm
dengan gerak pemakanan manual.
Gambar 4.4 Boring Lubang
7. Benda kerja dichamfer dalam dengan putaran spindle 560 rpm
dengan menggunakan pahat chamfer dengan ukuran 1 mm.
Gambar 4.5 Chamfer A
8. Benda kerja dilepas dari chuck dan dijepit dengan posisi
permukaan B berada diluar.
Gambar 4.6 Penjepitan B
27
9. Permukaan B difacing dengan putaran spindle 560 rpm dengan
kedalaman 3,9 mm dengan menggunakan pahat muka.
Gambar 4.7 Facing B
10.Benda kerja dichamfer menggunakan pahat chamfer dengan
putaran spindle 560 rpm dengan ukuran 1 mm.
Gambar 4.8 Chamfer B
11.Benda kerja dilepas dari chuck, kemudian dipasang pada
mandrell dan mandrell dijepit pada chuck.
Gambar 4.9 Pemasangan Mandrell
28
12.Benda kerja dibubut rata hingga diameternya menjadi 48 mm
dengan kedalaman 2,5 mm dengan putaran spindle 560 rpm.
Gambar 4.10 Bubut Rata
13.Benda kerja dichamfer menggunakan pahat chamfer dengan
putaran spindle 560 rpm dengan ukuran 1,5 mm disisi A dan B.
Gambar 4.11 Chamfer A & B
14.Benda kerja dilepas dari mandrell dan chuck.
15.Mesin bubut dinonaktifkan.
4.3 Prosedur Benda Kerja II (Handle)
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Benda kerja awal diukur menggunakan jangka sorong.
3. Benda kerja dijepit dengan posisi permukaan A berada diluar.
29
Gambar 4.12 Penjepitan A
4. Permukaan A difacing dengan putaran spindle 280 rpm dengan
kedalaman pemakanan 0,7 mm dengan feeding 0,024 mm/r.
Gambar 4.13 Facing A
5. Benda kerja dibubut rata dengan ditahan kepala lepas dengan
kedalaman 0,7 mm dengan putaran spindle 280 rpm dengan
feeding 0,024 mm/r.
Gambar 4.14 Bubut Rata
6. Permukaan A difillet dengan radius 5 mm dengan putaran
spindle 280 rpm menggunakan pahat radius 5 mm.
30
Gambar 4.15 Fillet A
7. Benda kerja dilepas dari chuck dan dijepit dengan posisi
permukaan B berada diluar.
8. Permukaan B difacing dengan putaran spindle 280 rpm dengan
feeding 0,024 mm/r dengan kedalaman 3,7 mm.
Gambar 4.16 Facing B
9. Benda kerja dibubut rata dengan putaran spindle 280 rpm
dengan feeding 0,024 mm/r hingga diameternya menjadi 24 mm
dengan kedalaman potong 0,7 mm.
Gambar 4.17 Bubut Rata B
10.Benda kerja dibubut rata dengan putaran spindle 280 rpm
dengan feeding 0,024mm/r dengan kedalaman 7,2 mm dengan
panjang pembubutan 17 mm.
31
Gambar 4.18 Bubut Rata B2
11.Benda kerja dibubut radius dengan menggunakan pahat radius
dengan radius 1 mm dengan kedalaman 1 mm dan putaran
spindle 280 rpm.
Gambar 4.19 Bubut Radius
12.Benda kerja dichamfer menggunakan pahat chamfer dengan
ukuran 1,5 mm dengan putaran spindle 280 rpm.
Gambar 4.20 Chamfer B
13.Benda kerja dibubut tirus dengan putaran spindle 280 rpm
dengan kedalaman 5,5 mm sebanyak 4 kali pemakanan dengan
posisi eretan ata dimiringkan 5˚.
32
Gambar 4.21 Bubut Tirus
14.Benda kerja dibubut ulir dengan menggunakan pahat ulir
dengan putaran spindle 45 rpm dengan feeding 0,069 mm/r
dengan kedalaman 1 mm sebanyak 5 kali pemakanan dengan
ukuran M10 x 1.
15.Benda kerja dilepas dari chuck.
16.Mesin bubut dinonaktifkan dengan menekan tombol O.
17.Saklar pada mesin bubut diputar dari posisi ON ke OFF.
18.Panel induk dinonaktifkan.
BAB V
PEMBAHASAN
33
5.1 Perhitungan
5.1.1 Perhitungan Disc Roda Gigi Lurus
Dik : Vc= 70 m/min
Dit : n…?
Jawab:
V c=π .d .n1000
n=V c .1000
π .d
¿70
mmin
.1000
π .60,5mm
¿441,22 rpm
Maka dipilih putaran spindle 560 rpm.
1. Facing
V f=f .n
¿0,027mmmin
.560 rpm
¿15,12mmmin
t c=ltV f
¿lv+ lwV f
¿ 3mm+25,3mm
15,12mmmin
¿1,87min
2. Drilling
34
t c1=lt 1
V f 1
V f 1=lt 1
t c 1
¿ 22,15mm2,13min
¿10,39mmmin
V f 1=f 1 . n1
f 1=V f 1
n1
¿10,39
mmmin
560 rpm
¿0,018mmr
V f 2=lt 2
tc 2
¿ 22,15mm0,5min
¿44,3mmmin
V f 2=f 2 . n2
f 2=V f 2
n2
¿44,3
mmmin
560 rpm
¿0,079mmr
V f 3=lt3tc 3
35
¿ 22,15mm0,28min
¿79,1mmmin
V f 3=f 3 . n3
f 3=V f 3
n3
¿79,1
mmmin
560 rpm
¿0,141mmr
3. Boring
t c1=lt 1
V f 1
V f 1=lt 1
t c 1
¿ 28,23mm0,5min
¿56,6mmmin
V f 1=f 1 . n1
f 1=V f 1
n1
¿56,6
mmmin
560 rpm
¿0,101mmr
V f 2=lt 2
tc 2
¿ 28,23mm0,36min
36
¿78,61mmmin
V f 2=f 2 . n2
f 2=V f 2
n2
¿78,61
mmmin
560 rpm
¿0,14mmr
V f 3=lt3tc 3
¿ 28,3mm0,28min
¿101,7mmmin
V f 3=f 3 . n3
f 3=V f 3
n3
¿101,7
mmmin
560 rpm
¿0,181mmr
4. Chamfer Dalam
t c=ltV f
V f=lttc
¿ 2mm0,09min
¿22,2mmmin
37
V f=f .n
f=V fn
¿22,2
mmmin
560 rpm
¿0,039mmr
5. Facing
t c1=lt 1
V f 1
V f 1=lt 1
t c 1
¿ 28,23mm0,21min
¿134,76mmmin
V f 1=f 1 . n1
f 1=V f 1
n1
¿134,76
mmmin
560 rpm
¿0,24mmr
V f 2=lt 2
tc 2
¿ 28,23mm0,52min
¿54,42mmmin
38
V f 2=f 2 . n2
f 2=V f 2
n2
¿54,42
mmmin
560 rpm
¿0,097mmr
6. Chamfer Dalam
t c=ltV f
V f=lttc
¿ 2mm0,1min
¿20mmmin
V f=f .n
f=V fn
¿20mmmin
560 rpm
¿0,035mmr
7. Bubut Rata
V f 1=f 1 . n1
¿0,027mmmin
.560 rpm
¿15,12mmmin
39
t c=ltV f
¿ 17,25mm
15,12mmmin
¿1,14min
V f 1=V f 2
¿15,12mmmin
t c1=tc 2
¿1,14min
8. Chamfer Luar
t c=ltV f
V f=lttc
¿ 2,5mm0,1min
¿25mmmin
V f=f .n
f=V fn
¿25mmmin
560 rpm
¿0,044mmr
5.1.2 Perhitungan Handle
Dik : Vc= 25 m/min
Dit : n…?
Jawab:
40
V c=π .d .n1000
n=V c .1000
π .d
¿25
mmin
.1000
π .25,4mm
¿313,29 rpm
Maka dipilih putaran spindle 280 rpm.
1. Facing
V f=f .n
¿0,024mmmin
.280 rpm
¿6,72mmmin
t c=ltV f
¿ 14,7mm
6,72mmmin
¿2,18min
2. Bubut Rata
V f 1=f 1 . n1
¿0,024mmmin
.280 rpm
¿6,72mmmin
t c1=lt 1
V f 1
¿ 27mm
6,72mmmin
¿4,01min
41
V f 1=V f 2
¿6,72mmmin
t c1=tc 2
¿4,01min
3. Bubut Radius
t c=ltV f
V f=lttc
¿ 7mm0,45min
¿15,55mmmin
V f=f .n
f=V fn
¿15,55
mmmin
280 rpm
¿0,055mmr
4. Facing
V f 1=f 1 . n1
¿0,024mmmin
.280 rpm
¿6,72mmmin
t c1=lt 1
V f 1
42
¿ 14,7mm
6,72mmmin
¿2,18mmmin
V f 1=V f 2
¿6,72mmmin
t c1=tc 2
¿2,18min
5. Bubut Rata
V f 1=f 1 . n1
¿0,024mmmin
.280 rpm
¿6,72mmmin
t c1=lt 1
V f 1
¿ 77mm
6,72mmmin
¿11,45mmmin
V f 1=V f 2
¿6,72mmmin
t c1=tc 2
¿11,45min
6. Bubut Rata
V f 1=f 1 . n1
43
¿0,024mmmin
.280 rpm
¿6,72mmmin
t c1=lt 1
V f 1
¿ 17mm
6,72mmmin
¿2,52mmmin
V f 1=V f 2=V f 3=V f 4=6,72mmmin
t c1=tc 2=t c 3=t c4=2,52min
7. Bubut Radius
t c=ltV f
V f=lttc
¿ 2mm0,23min
¿8,69mmmin
V f=f .n
f=V fn
¿8,69
mmmin
280 rpm
¿0,031mmr
8. Bubut Chamfer
44
t c=ltV f
V f=lttc
¿ 1,5mm0,57min
¿2,631mmmin
V f=f .n
f=V fn
¿2,631
mmmin
280 rpm
¿0,009mmr
9. Bubut Tirus
t c1=lt 1
V f 1
V f 1=lt 1
t c 1
¿ 55mm2,11min
¿26,06mmmin
V f 2=lt 2
tc 2
¿ 55mm2,46min
¿22,35mmmin
45
V f 3=lt3tc 3
¿ 55mm2,59min
¿21,23mmmin
V f 4=lt 4
t c 4
¿ 55mm3,05min
¿18,03mmmin
V f 1=f 1 . n1
f 1=V f 1
n1
¿26,06
mmmin
280 rpm
¿0,093mmr
f 2=V f 2
n2
¿22,35
mmmin
280 rpm
¿0,079mmr
f 3=V f 3
n3
¿21,23
mmmin
280 rpm
46
¿0,075mmr
f 4=V f 4
n4
¿18,03
mmmin
280 rpm
¿0,064mmr
10.Bubut Ulir
V f 1=f 1 . n1
¿0,069mmmin
.45 rpm
¿3,105mmmin
t c1=lt 1
V f 1
¿ 13mm
3,105mmmin
¿4,18mmmin
V f 1=V f 2=V f 3=V f 4=3,105mmmin
t c1=tc 2=t c 3=t c4=4,18min
4.2 Analisis
Analisis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan tool drill terhadap kecepatan putar spindle
berpengaruh dengan diameter drill, jika semakin besar tool drill
yang dipakai maka semakin lambat putaran yang dipilih, begitu
47
juga sebaliknya, atau kecepatan pemakanan dikurangi untuk
diameter drill yang besar.
2. Pemakanan yang terlalu dalam mengakibatkan tool akan cepat
aus atau bahkan dapat patah.
3. Pencekaman benda kerja yang ttidak kuat mengakibatkan
chuck akan menggores permukaan benda kerja.
4. Tool yang tidak center mengakibatkan pembuangan material
pada proses facing yang tidak merata sampai ke titik pusat
permukaan benda kerja.
5. Dalam pembuatan ulir dipilih feeding yang sesuai dengan hasil
pitch yang akan dibuat dengan mengacu pada tabel pembuatan
ulir.
6. Dalam pembuatan ulir tool sering menabrak bagian benda kerja
lainnya karena putaran spindle yang terlalu cepat atau respon si
operator dalam membalikkan putaran spindle dan menarik tool
yang lambat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pemakanan yang terlalu cepat mengakibatkan permukaan
benda kerja menghasilkan tingkat kekasaran yang tinggi.
2. Pemberian coolant yang sedikit mengakibatkan panas yang
berlebih antara tool dan benda kerja.
3. Pada proses drilling dimulai dari ukuran mata drill yang kecil
dahulu kemudian ke ukuran yang lebih besar.
48
4. Untuk pembuatan ulir pemilihan feeding mengacu pada tabel
feeding pembuatan ulir.
6.2 Saran
1. Gunakanlah selalu peralatan keselamatan kerja.
2. Pastikan selalu benda kerja tercekam dengan kuat.
3. Pemilihan putaran spindle untuk pembuatan ulir untuk pemula
sebaiknya pada putaran yang paling rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Drs. 1987. “Mesin Perkakas Bengkel”. Jakarta: Bina Adi
Aksara.
49
50
LAMPIRAN
51