29
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan belajar langkah-langkah kongkrit dalam pelaksanananya (Nursalam;2002), salah satunya adalah persiapan pasien pulang (discharge planning). Di ruang Shofa Rumah Sakit Muhammadyah Lamongan, penerapan Discharge planning sudah dilakukan dengan cukup baik, akan tetapi belum dilakukan secara optimal. Berdasarkan pengamatan dan observasi yang kami lakukan di ruang Shofa Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, discharge planning dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang penyakit dan penatalaksanaan terhadap respon dari penyakit klien sesuai standar dengan memberikan penyuluhan kesehatan terkait dengan kondisi kesehatan klien. Namun masih ada beberapa poin yang belum dilakukan terkait dengan discharge planning sehingga menyebabkan pelaksanaan discharge planning di ruang Shofa RS Muhammadiyah Lamongan belum terlaksana secara optimal. Perencanaan pulang ( discharge planning ) merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan yang 1

Lap Discharge Planning

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Lap Discharge Planning

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan

sebagai fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus

bersifat kondusif dan belajar langkah-langkah kongkrit dalam pelaksanananya

(Nursalam;2002), salah satunya adalah persiapan pasien pulang (discharge

planning). Di ruang Shofa Rumah Sakit Muhammadyah Lamongan, penerapan

Discharge planning sudah dilakukan dengan cukup baik, akan tetapi belum

dilakukan secara optimal. Berdasarkan pengamatan dan observasi yang kami

lakukan di ruang Shofa Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, discharge

planning dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang penyakit dan

penatalaksanaan terhadap respon dari penyakit klien sesuai standar dengan

memberikan penyuluhan kesehatan terkait dengan kondisi kesehatan klien.

Namun masih ada beberapa poin yang belum dilakukan terkait dengan discharge

planning sehingga menyebabkan pelaksanaan discharge planning di ruang Shofa

RS Muhammadiyah Lamongan belum terlaksana secara optimal.

Perencanaan pulang ( discharge planning ) merupakan komponen yang

terkait dengan rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut

dengan keperawatan yang berkelanjutan yang artinya perawatan yang selalu di

butuhkan pasien dimanapun pasien berada. Rentang keperawatan kontinu adalah

integrasi keperawatan yang berfokus pada pasien yang terdiri atas mekanisme

pelayanan keperawatan yang membimbing dan mengarahkan pasien sepanjang

waktu

Perencanaan pulang merupakan bagian terpenting dari program

keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. hal ini

merupakan suatu proses yang menggambarkan kerjasama antara tim kesehatan,

keluarga klien dan orang yang penting bagi klien.

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam

tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses discharge

planning sesuai dengan standart. Dengan adanya anggaran dan faktor pengelolaan

1

Page 2: Lap Discharge Planning

yang optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan efektivitas pelayanan

keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan ruang

Shofa Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan mampu melaksanakan discharge

planning sesuai dengan standar keperawatan.

Tujuan Khusus

1) Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.

2) Mengidentivikasi masalah pasien.

3) Memprioritaskan masalah pasien yang utama.

4) Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada

pasien yang harus di lakukan dan dihindari selama dirumah.

5) Melakukan evaluasi pada pasien selama dilakukan penyuluhan

6) Mendokumentasikan.

1.3 Manfaat

1. Bagi pasien

1) Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirumah

2) Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.

3) Membantu pasien memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam

memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien

2. Bagi perawat

1) Tercapainya kepuasan kerja yang optimal

2) Perawat pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik.

3) Meningkatkan kepercayaan klien atau keluarga pada perawat.

3. Bagi institusi

1) Terciptanya model asuhan keperwatan profesional.

2) Terlaksananya standart discharge planning untuk meningkakan kepuasan

pasien.

2

Page 3: Lap Discharge Planning

4. Bagi mahasiswa

1) Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dan pasien sebagai

penerimaan pelayanan.

2) Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan

pasien

3) Memantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di

rumah.

3

Page 4: Lap Discharge Planning

BAB 2

KONSEP DASAR TEORI

2.1 Pengertian

Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen yang terkait

dengan rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan

perawatan yang berkelanjutan yang artinya perawatan yang selalu dibutuhkan

pasien dimanapun pasien berada. Rentan keperawatan kontinu (continuum of

care) adalah intregasi sistem keperawatan yang berfokus pada pasien, terdiri atas

mekanisme pelayanan keperawatan yang membimbing dan mengarahkan pasien

sepanjang waktu (Chasta, 1990).

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis

dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan

kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan social sebelum dan

sesudah pulang (Carpenito, 1990). Menurut Hurts (1996) perencanaan pulang

merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan

yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan perawatan mandiri di rumah.

Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana perawat professional,

pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontunitas

keperawatan yang diperlukan oleh pasien dimana perencanaan harus berpusat

pada masalah pasien, yaitu pencegahan, terapeutik , rehabilitasi, serta perawatan

rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000).

Perencaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan klien

yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu

proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga,

klien, dan orang yang penting bagi klien (Nur Salam, 2005).

2.2 Tujuan

Menurut Jipp dan Siras (1986) perencanaan pulang bertujuan:

1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan social.

2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.

3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.

4

Page 5: Lap Discharge Planning

4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.

5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta

sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.

6. Melaksanakan rentang perawatan antar-rumah sakit dan masyarakat.

Rorden dan Traft (1993) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang bertujuan

untuk:

1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan dan

upaya pencegahan yang harus ditempuh sehinga dapat mengurangi angka

kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit.

2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan

dengan perawat dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

2.3 Manfaat

Menurut Spath (2003) perencanaan pulang mempunyai manfaat:

1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien

yang dimulai dari rumah sakit.

2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk

menjamin kontinunitas perawatan pasien.

3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan

pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawat baru.

4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan malakukan perawatan

dirumah.

2.4 Prinsip-Prinsip

1. Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan

kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.

2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah

yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan

masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.

3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang

merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.

5

Page 6: Lap Discharge Planning

4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.

Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan

dengan pengetahuan dari tenaga yang tersdia maupun fasilitas yang teredia di

masyarakat.

5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sitem pelayanan kesehatan setiap

klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

2.5 Jenis-Jenis

Chesea (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut:

1. Conditioning discharge pulang sementara atau cuti, keadaan pulang ini

dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.

Pasien untuk sementara dirawat dirumah namun harus ada pengawasan

dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.

2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan

akhir dari hubungan pasien dengan ruamah sakit. Namun apabila pasien

perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.

3. Judical discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang

walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi

pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan perawat

puskesmas terdekat.

2.6 Hal-Hal Yang Harus Diketahui Pasien sebelum Pulang

1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan

serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.

2. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah.

3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.

4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasinya.

5. Pendidikan kesehatan yang ditunjukkn kepada keluarga maupun pasien

sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi dan lain-lain.

6. Informasi tentang nomor telepon layanan perawatan, dokter, dan

pelayanan keperawatan, serta kunjungan rumah apabila pasien

memerlukan.

6

Page 7: Lap Discharge Planning

2.7 Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang pasien

dengan pasca-operasi

Pada pasien dengan pasca operasi, faktor-faktor yang perlu dikaji dalam

perencanaan pulang adalah:

1. Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit, terapi, dan perawatan

yang diperlukan.

2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal dalam keluarga.

3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka

memberi asuhan.

4. Bantuan yang diperlukan pasien

5. Pemenuhan kebutuhan aktifitas hidup sehari-hari, seperti makan, minum,

eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari

bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi, dan sekolah.

6. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat.

7. Sumber financial dan pekaryaan.

8. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat.

9. Kebutuhan perawat dan supervisi di rumah.

Menurut Neylor (2003) beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan

kepada pasien sebelum pasien diperbolehkan pulang antara lain:

1. Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau

komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang

perawatan pasca laparatomi. Pendidikan kesehatan terkait dengan

parawatan pasca operatif yang perlu diberikan pada pasien dengan pasca

laparatomi (Long, 1996) meliputi:

a. Kontrol (waktu dan tempat)

b. Lanjutan perawatan (luka operasi, pemasangan gips, dan lain lain).

c. Diet/nutrisi yang harus dikonsumsi.

d. Aktivitas, istirahat, dan kontrol.

e. Perawatan diri (kebersihan dan mandi).

2. Program pulang bertahap: bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali

ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus

7

Page 8: Lap Discharge Planning

dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh

keluarga.

3. Rujukan: intregitas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan

langsung antara perawat komunitas atau praktik mandiri perawat dengan

rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan paisen di rumah.

8

Page 9: Lap Discharge Planning

2.8 Alur Discharge Planning

9

Pasien Masuk RS

Menyambut kedatangan pasien Orientasi Ruangan, jenis

pasien,peraturan & denah ruangan

Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter & tenaga kesehatan yang lain

Melakukan pengkajian keperawatan

Pasien selama di rawat

Pemeriksaan klinis & pemeriksaan penunjang yang lain

Melakukan asuhan keperawatan

Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol

Pasien KRS Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi

Program HE : Pengobatan/ control Kebutuhan Nutrisi Aktifitas & istirahat Perawatan dirumah Lain- lain

Perawat Dokter Tim

kesehatan lain

Monitoring oleh petugas kesehatan &

keluarga

Page 10: Lap Discharge Planning

Keterangan:

Tugas Perawat Primer

Membuat rencana discharge planning

Membuat leaflet

Memberikan konseling

Memberikan pendidikan konseling

Menyediakan format discharge planning

Mendokumentasikan discharge planning

Tugas Perawat Associate

Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan saat

perawatan diakhiri)

10

Page 11: Lap Discharge Planning

BAB 3

PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Pengorganisasian.

Kepala Ruangan : Widarti,S.Kep.

Perawat primer : Nur Lathifah, S.Kep.

Perawat Associate : Yuniar P, S. Kep.

Supervisor : 1.

2.

Pembimbing : 1.

2. Ns. Suratmi, M.Kep

3.2 Mekanisme Kegiatan

Topik : Discharge Planning pada Tn. dengan diagnosis medis

Sasaran : Pasien dan keluarga

Hari/ Tanggal :

Waktu :

Materi :

1. Asuhan Keperawatan pada klien

2. Masalah keperawatan yang muncul pada klien

3. Perencanaan pulang pada klien

Metode :

1. Penjelasan

2. Diskusi

3. Tanya jawab

Media :

1. Status klien

2. Sarana dan prasarana perawatan

3. Leaflet

3.3 Mekanisme pelaksanaan discharge planning

11

Page 12: Lap Discharge Planning

Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana

Persiapan

1. PP melaporkan pada

KARU bahwa ada

pasien yang akan

pulang

2. KARU

mempersilakan PP

menyiapkan format

Discharge Planning

3. PP sudah siap

dengan status klien

dan format

discharge planning.

4. Menyebutkan

masalah klien.

5. Menyebutkan hal-

hal yang perlu

diajarkan pada klien

dan keluarga.

6. Kepala ruangan

memeriksa

kelengkapan

administrasi.

Ners

Station

10

menit

PP 1

Pelaksanaan 1. KARU

mengevaluasi

keadaan pasien

2. PP dibantu dengan

PA menyampaikan

pendidikan

kesehatan,

melakukan

demonstrasi dan re-

Bed

Pasien

20

menit

Karu

PP

PA

Pasien

& keluarga

12

Page 13: Lap Discharge Planning

demonstrasi:

Diet

Aktivitas dan

istirahat

Minum obat

teratur

Perawatan diri

3. PP menanyakan

kembali pada

pasien/keluarga

tentang materi yang

telah disampaikan

4. PP mengucapkan

terima kasih.

5. Pendokumentasian.

3.4 Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur

persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.

Penyusunan struktur tim pelaksana discharge planning

2. Evaluasi proses

Proses pelaksanaan discharge planning/ perencanaan pulang berlangsung

benar.

3. Evaluasi Hasil

Terdokumentasinya pelaksanaan perencanaan pasien pulang

Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang

Rencana untuk kontrol

Obat yang harus diminum di rumah

Perawatan luka

Aktivitas dan istirahat

Diit

BAB 4

13

Page 14: Lap Discharge Planning

RESUME PELAKSANAAN

DISCHARGE PLANNING

Hari/ tanggal : Selasa, 19 Mei 2015

Jam : 12.30- 13.00 WIB

Tempat : Di ruang Shofa RS Muhammadiyah Lamongan

Acara : Discharge planning

4.1 Presentasi

1. Pembimbing dari pendidikan sebanyak 1 orang

2. Pembimbing ruangan Shofa RS Muhammadiyah Lamongan sebanyak 1

orang

3. Mahasiswa program profesi ners STIKES sebanyak 11 orang

4.2 Hasil evaluasi

1. Evaluasi struktur

Persiapan dilakukan 5 hari sebelum acara dimulai sesuai dengan gann chart

yang telah dibuat

2. Evaluasi proses

No Waktu Kegiatan

1 12.30-13.00 WIB Pelaksanaan discharge planning

2 13.00-13.30 WIB Diskusi dan klarifikasi dari supervisor dan

pembimbing (Baik pendidikan, ruangan

maupun rumah sakit) :

Supervisior: Achmad Sutarjo,S. Kep. Ns.

1. PP ketika menjelaskan kepada pasien

masih kurang luwes dan kooperatif pada

keluarga pasien dan juga penyampaian isi

materi masih belum secara terperinci.

2. Evaluasi pada KARU belum dilakukan

pada PP

14

Page 15: Lap Discharge Planning

3. PP seharusnya melakukan Feed back pada

keluarga pasien untuk mengetahui apakah

keluarga pasien sudah mengerti apa yang

sudah dijelaskan tadi.

4. Ketika penjelasan seharusnya keluarga

bisa diajak di ners station tidak diruang.

5.

Pembimbing Akademik: Ns. Suratmi, M.Kep

1.Seharusnya PP tidak usah menanyakan

pada keluarga pasien obat – obatan yang

sudah dibawa. PP harus tahu semua

persiapannya.

2.PA harus turut serta membantu PP dalam

menyampaikan informasi atau

memberikan pendidikan kesehatan

3.Lefletse harusnya ada 2 untuk PP dan

keluarga pasien dan juga Isi leaflet yang

diberikan pada keluarga pasien masih

terlalu kurang untuk dipahami

4.Evaluasi pada KARU belum dilakukan

pada PP

3. Evaluasi hasil

a. Kegiatan dihadiri 50% dari 4 0rang yang di undang.

b. Kegiatan dihadiri mahasiswa seluruhnya yaitu 9 orang

c. Selama kegiatan masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan

tugasnya

d. Acara berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercipta dengan baik

4. Hambatan

15

Page 16: Lap Discharge Planning

a. Pelaksanaan discharge planning belum optimal karena masih

kurangnya latihan.

b. Pelaksana discharge planning belum berpengalaman dalam

melaksanakan discharge planning sehingga mahasiswa belum bisa

melaksanakan peranannya dengan optimal.

5. Dukungan

a. Pengorganisasian acara discharge planing yang terstruktur.

b. Proses bimbingan pelaksanaan discharge planning oleh pembimbing

akademik dan pembimbing ruangan.

c. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dan mahasiswa sebagai pelaksana.

d. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien dengan

pelaksanaan discharge planning keperawatan.

e. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses discharge

planning di ruangan Shofa RSML.

“Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Manajemen”

16

Page 17: Lap Discharge Planning

Program Studi S1 Keperawatan

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Jl. Raya Plalangan Plosowahyu Lamongan Telp/Fax. (0322)323457

Email : [email protected]

Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana Nilai Ya Tidak

Persiapan 1. Identifikasi target

pasien

2. Identifikasi

kebutuhan pasien

3. Buat perencanaan

pasien pulang

4. Melakukan kontrak

dengan pasein

Ners

station

10

menit

PP 1

Pelaksana

an

1. PP 1 menyampaikan

pendidikan

kesehatan,

melakukan

demostrasi dan re-

demostrasi

Diet

Aktifitas dan

istirahat

Obat yang harus

diminum

Perawatan Diri

Kontrol,pesan

khusus

2. PP1 menanyakan

kembali pada

pasien/keluarga

tentang materi yang

Bed

pasien

20

menit

Karu

PP

PA

Pasien &

Keluarga

17

Page 18: Lap Discharge Planning

telah disampaikan

3. PP1 mengucapkan

terima kasih

4. Pendokumentasian

Post

Discharge

1. Kepala Ruangan

melakukan evaluasi

terhadap

pelaksanaan

discharge planning

2. Kepala ruangan

memberikan

reinforcement/

rewad kepada pasien

dan keluarga jika

dapat melakukan

dengan benar apa

yang sudah

dikerjakan

3. Follow op

Ners

station

10

menit

KARU

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Lap Discharge Planning

Chesca. (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah Untuk Perawat. Jakarta.

Keliat. (1995). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Di Rumah Sakit. Jakarta:

EGC.

Long, B. (1996). Perawatan Medikal Bedah III. Bandung: Pajajaran.

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan, Edisi II. Aplikasi Dalam Praktek

Keperawatan Profesional. Jakarta: Salmba Medika.

Swenberg alih bahasa Suharyati. (2000). Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen

Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC.

19

Page 20: Lap Discharge Planning

Lampiran 1 :

FORMAT DISCHARGE PLANNING

DISCHARGE PLANNING

No Reg :...............................

Nama :...............................

Jenis kelamin :................................

Tgl MRS :...........................................

Bagian :...........................................

Tgl KRS :................................

Bagian :................................

Dipulangkan dari RS dengan keadaan :

o Sembuh

o Meneruskan dengan obat jalan

o Pindah ke rumahsakit lain

o Pulang paksa

o Lari

o Meninggal

Kontrol

Waktu :

b. Tempat :

Lanjutan oprasi dirumah ( luka oprasi, pemasangan gift, pengobatan dll)

Aturan diet/ nutrisi

D. Obat obat yangmasih di minum dan jumlahnya

Aktivitas dan istirahat

Yang di bawa pulang ( hasil Lab, foto, ECG, obat-obatan, dll)

Lain-lain

Lamongan .........................................

Pasien/keluarga perawat

( ) ( )

20