41
Kata pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendaknya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Milling ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada instruktur di sektor kerja milling karena telah banyak memberikan masukan pengetahuan dan arahan serta bimbingan selama praktikum berlangsung sehingga praktikum tersebut dapat berjalan lancar, aman dan terkendali. Laporan praktikum Milling ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis peroleh selama kurang lebih sepekan. Laporan ini memuat dua pembahasan penting yakni pada Bab 2 tentang teori dasar dan pada Bab 3 tentang pembahasan. Pada Bab teori dasar, disitu melingkupi semua teori-teori yang menunjang kelancaran praktikum termasuk perhitungan-perhitungan khusus dalam pengerjaan roda gigi heliks dan rack gear. Sedangkan pada bab 3 Pembahasan, disitu melingkupi proses-proses yang telah dilakukan antara lain pembuatan roda gigi heliks dan roda gigi miring. Dengan tersusunnya laporan ini, penulis berharap kiranya ini akan menjadi salah satu sumber penambah ilmu, wawasan dan pengalaman selama bekerja di mesin Miling. Disamping itu penulis mengharapkan bahwa laporan ini tidak hanya sebagai pelengkap praktikum saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya dipelihara, dirawat seperti layaknya buku resmi. Akhirnya penulis sadar bahwa laporan ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan laporan berikutnya, penulis

Lap. Milling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penulisan lporan praktek

Citation preview

Page 1: Lap. Milling

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendaknya sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Milling ini. Penulis juga tidak lupa

mengucapkan banyak terima kasih kepada instruktur di sektor kerja milling karena telah

banyak memberikan masukan pengetahuan dan arahan serta bimbingan selama praktikum

berlangsung sehingga praktikum tersebut dapat berjalan lancar, aman dan terkendali.

Laporan praktikum Milling ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis peroleh

selama kurang lebih sepekan. Laporan ini memuat dua pembahasan penting yakni pada

Bab 2 tentang teori dasar dan pada Bab 3 tentang pembahasan. Pada Bab teori dasar, disitu

melingkupi semua teori-teori yang menunjang kelancaran praktikum termasuk

perhitungan-perhitungan khusus dalam pengerjaan roda gigi heliks dan rack gear.

Sedangkan pada bab 3 Pembahasan, disitu melingkupi proses-proses yang telah dilakukan

antara lain pembuatan roda gigi heliks dan roda gigi miring.

Dengan tersusunnya laporan ini, penulis berharap kiranya ini akan menjadi salah

satu sumber penambah ilmu, wawasan dan pengalaman selama bekerja di mesin Miling.

Disamping itu penulis mengharapkan bahwa laporan ini tidak hanya sebagai pelengkap

praktikum saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya dipelihara,

dirawat seperti layaknya buku resmi.

Akhirnya penulis sadar bahwa laporan ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi

kesempurnaan laporan berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran dan dukungan

serta kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan semua itu

kesempurnaan laporan ini dapat tercapai.

Penyusun,

Muh. Fadli B

Page 2: Lap. Milling

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................................................

A. Latar belakang ................................................................................................................................

B. Tujuan .................................................................................................................................................

BAB 2. TEORI DASAR ..................................................................................................................................

A. Definisi umum .................................................................................................................................

B. Prinsip kerja mesin frais .............................................................................................................

C. Metode pembagian.........................................................................................................................

D. Jenis mesin frais .............................................................................................................................

E. Jenis pencekam benda kerja .....................................................................................................

F. Jenis pencekam alat potong ......................................................................................................

G. Jenis alat potong .............................................................................................................................

BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................................................................

A. Proses praktikum...........................................................................................................................

B. Alat-alat perlengkapan kerja.....................................................................................................

C. Perhitungan ......................................................................................................................................

D. Masalah yang dihadapi ................................................................................................................

E. Solusi masalah ................................................................................................................................

F. PKS Milling ........................................................................................................................................

G. Potensi Bahaya ...............................................................................................................................

BAB 4. PENUTUP ..........................................................................................................................................

Kesimpulan .......................................................................................................................................

Saran – saran ...................................................................................................................................

BAB 5. LAMPIRAN ........................................................................................................................................

Kartu proses .....................................................................................................................................

Operation plan ................................................................................................................................

Catatan praktikum bengkel .......................................................................................................

Gambar kerja Helical Gear .........................................................................................................

Gambar kerja Rack Gear .............................................................................................................

02

03

04

04

05

06

06

06

06

09

10

11

12

13

13

17

18

19

20

21

24

25

25

26

27

2

Page 3: Lap. Milling

Bab 1. Pendahuluan

Latar belakang

Kerja frais disebut juga bekerja pada mesin Milling karena pada pengoperasiannya

peserta atau operator menggunakan mesin Milling dalam pembuatan produk atau benda

kerja. Secara definitif kerja frais adalah suatu proses penyayatan benda kerja yang

dilakukan pada mesin frais dengan menggunakan alat potong atau pisau frais yang

berputar.

Mesin frais adalah salah satu perkembangan dari teknologi permesinan yang mana

telah banyak memberikan kemudahan dalam pembuatan produk. Perkembangan ini

merupakan kemudahan tersendiri bagi para teknisian diseluruh dunia dan juga semua

orang yang bergelut dalam bidang teknologi manufaktur. Perkembangan ini pun pula

menjadi tantangan bagi kita semua dalam menghadapi persaingan global. Oleh karena itu

proses belajar mengajar baik teori maupun praktik harus selalu direvisi guna menambah

kualitas penyerapan ilmu.

Proses-proses yang dapat dikerjakan pada mesin frais adalah tergantung pada jenis

mesin itu sendiri. Sebagai contoh mesin frais horisontal secara umum dapat memroses

benda kerja dengan arah horizontal. Dengan adanya alat bantu pencekaman seperti ragum

mulai dari yang sederhana sampai pada bentuk universal akan menambah kuantitas jenis

bentuk benda kerja yang dapat dikerjakan. Hal tersebut akan lebih kompleks dengan

adanya mesin-mesin yang lebih modern seperti mesin CNC. Mesin ini akan sangat

menguntungkan bagi institusi-institusi yang khusus memproduksi benda-benda dalam

jumlah yang banyak.

3

Page 4: Lap. Milling

Tujuan

Praktikum milling bertujuan untuk memperkenalkan dan melibatkan mahasiswa

dalam pengoperasian mesin dan lebih dari itu dituntut pula agar mahasiswa mengetahui,

mengerti dan mampu membuat benda-benda yang umum digunakan diberbagai institusi

atau industri.

Disamping itu praktikum Milling bertujuan untuk mengikuti prosedur pembelajaran

dimana setiap mahasiswa menuntut ilmu. Tentu saja praktikum tersebut memiliki fungsi

baik dari sisi mahasiswa maupun dari sisi institusi. Seperti yang dijelaskan pada paragraf

sebelumnya dapat diartikan sebagai fungsi praktikum dari sisi mahasiswa. Sedangkan

dari sisi institusi adalah marupakan bahan pembelajaran yang disajikan kepada

mahasiswa dalam rangka mangubah mahasiswa menjadi tenaga handal. Mahasiswa dalam

hal ini merupakan produk yang dihasilkan oleh institusi tersebut.

Secara Khusus Praktikum milling pada semester ini bertujuan untuk :

Dapat mengoperasikan mesin Milling Universal dengan baik dan benar.

Mampu melakukan perhitungan dan rangkaian roda gigi.

Mengenal dan mampu menggunakan serta mengetahui fungsi masing - masing dari

peralatan-peralatan pada mesin milling.

Dapat membuat roda gigi heliks dan rack Gear dengan baik dan benar.

Mengetahui cara bekerja dengan aman sesuai Prosedur Kerja Standar (PKS)

ditandai dengan pemanfaatan energy analisa dan energy control secara

stabil/normal.

4

Page 5: Lap. Milling

Bab 2. Teori Dasar

A. DEFINISI UMUM

Mengefrais adalah suatu proses penyayatan benda kerja yang dilakukan pada mesin

frais dengan menggunakan alat potong atau pisau frais yang berputar.

Roda gigi heliks adalah salah satu jenis roda gigi dengan alur gigi berbentuk spiral

mengikuti bentuk silinder luar benda.

Rack gear atau batang gigi adalah salah satu jenis gear yang dibentuk pada balok

dengan dimensi tertentu. Rack gear ini berfungsi sebagai transmisi untuk merubah

gerak lurus menjadi gerak berputar atau gerak berputar menjadi gerak lurus.

B. PRINSIP KERJA MESIN FRAIS

mesin Frais Universal adalah mesin yang dapat menggunakan kepala spindle

vertical yang dapat dimiringkan dengan sudut tertentu dan

kepala spindle horizontal sebagai tempat pencekaman Cutter.

Putaran yang berasal dari motor diteruskan oleh spindle utama

melalui system transmisi roda gigi sehingga cutter

berputar.

Meja mesin dapat dimiringkan kearah mendatar dengan

sudut hingga 30°.

C. METODE PEMBAGIAN

Pembagian langsung

Pembagian langsung adalah pembagian yang langsung dibagi sesuai plat indeks

Diameter maksimum adalah : 24 12 6 4 3 2

Pembagian langsung ini dapat diaplikasikan pada proses tool cuuter grinding.

Keuntungannya adalah, pembagian ini lebih cepat dan mudah serta tanpa disertai

perhitungan yang berarti. Kerugian dari metode ini adalah kurang presisi dan

pembuatan roda gigi terbatas pada Plat indeks yang tersedia.

5

Page 6: Lap. Milling

Pembagian sederhana

Pada pembagian sederhana kita membandingkan antara tuas pemutar (pada plat

indeks) dan poros utama (spindel kepala pembagi). Satu putaran poros utama sama

dengan 40 putaran tuas pemutar.

Jumlah putaran engkol dapat dirumuskan :

Nc = number of cranshaft (jumlah putaran engkol)

i = rasio kepala pembagi (40)

T = teeth (jumlah gigi)

Contoh : roda gigi (T) = 5

Nc = i / T = 40 / 5 = 8 putaran

Mis: T = 7

Nc = 40/7 = 5 5/7 atau 5 10/14 atau 5 15/21 atau 5 20/28

Artinya : 5 putaran engkol + 5 (10, 15, 20) jarak lubang pada plat indeks 7(14, 21,

28)

Kedalaman pemotongan (h) = (2,1 - 22) x modul (cuter)

Diameter bakal roda gigi (D)

z = jumlah gigi

m = cutter modul

Contoh ; z = 31 = T

m = 1,5

nc = 40 / 31 = 1 9 / 31 atau 1 18 / 62

artinya : 1 putaran engkol + 9 (18) jarak lubang pada plat indeks 31 (62)

hmaks = 2,2 x 1,5 = 3,3

hmin = 2,1 x 1,5 = 3,15

D = 1,5 (31 + 2) = 49,5 mm

Keuntungan dari metode ini adalah lebih presisi dari metode pembagian langsung.

Kerugiannya adalah masih terbatasnya roda gigi yang dapat dibuat karena

bergantung pada kesediaan plat indeks.

Pembagian sudut

Pembagian sudut pada intinya sama dengan pemdagian sederhana, hanya saja pada

pembagian sudut, besar sudut antar gigi terhadap titik pusat roda gigi dibagi dengan

rasio per 360o.

h = (2,1 - 2,2) m

D = m (z + 2)

Nc= iT

6

Page 7: Lap. Milling

Jumlah putaran engkol dapat dirumuskan sbb:

Nc : jumlah putaran engkol

α : sudut profil gigi

i : rasio kepala pembagi

Contoh :

Dik: z = 62, i = 40, α = 6°

Tentukan putaran engkol (nc)….?

nc= α360 / i

= 6360 /40

=69=6

9x

55=30

45

nc=3045

=30 jarak lubang pada plat indeks 45

Pembagian differensial

Z’ = dinaikkan 15 %

diturunkan 15 %

dik : z = 67, i = 40 : 1

roda gigi yang tersedia : 24 ; 25 ; 28 ; 30 ; 34 ; 40 ; 50

plat indeks yang tersedia : 15 ; 16 ; 17 ; 18 ; 19 ; 20 ; 21 ; 22 ; 24

tentukan Nc dan R…..?

nc= iz '

( z'−z ) z’ =67 - (15% x 67) sampai 67 + (15% x 67)

nc=4068

(68−67) z’ =56,95 sampai 77,05 diambil 68

nc=4068

(1)

nc=4068

=1017

=¿ 10 jarak lubang pada plat indeks 17

R ¿1017

x22

x5050

D = m (z + 2) h = (2,1 - 2,2) m

nc= α360 / i

= α360 /40 =

α9 °

nc= 1z '

( z '−z )nc=nc ' ( z '−z ) R=nc= i

z '(z '−z)

7

Page 8: Lap. Milling

c b

e d

f g

5 9

R ¿40 .2534 .50

= z1 . z 3z2. z 4

jadi z1 = 40; z2 = 34; z3 = 25 dan z4 = 50

Continue fraction

Metode ini adalah metode terakhir yang dapat digunakan dalam hitungan proses

pembagian. Metode ini digunakan apabila dari keempat metode sebelumnya tidak

dapat menyelesaikan masalah. Nc diperoleh dari faktor jumlah gigi.

Nc= ed

Contoh : z = 45

Nc = Nc=59

x55=25

45 jadi Nc = 25 jarak lubang pada plat indeks 45

D. JENIS – JENIS MESIN FRAIS

Menurut sumbu utama, mesin frais terdiri dari :

Mesin Frais datar (Horizontal)

Sumbu utama mesin ini sejajar dengan meja mesin.

Mesin Frais tegak (Vertical)

Sumbu utama mesin ini tegak lurus terhadap meja mesin.

Mesin Frais (Universal)

Mesin ini memiliki dua sumbu yang dapat diganti – ganti yaitu sumbu horizontal dan

vertical sehingga mesin ini dapat berfungsi sebagai mesin Frais datar (Horizontal)

maupun Tegak (vertical)

Menurut konstruksi dudukan meja, mesin Frais terdiri dari :

Mesin Frais Type Knee

Mesin ini punya kelebihan karena selain dapat bergerak kearah memanjang dan

melintang, meja ini pun dapat diputar dengan sudut tertentu dan dapat di naik

turunkan.

a

45

8

Page 9: Lap. Milling

Mesin Frais Type Knee

Mesin ini cukup sederhana karena meja mesin hanya dapat bergerak kearah

memanjang dan melintang saja.

Menurut cara kerja, mesin Frais terdiri dari :

Mesin Frais semi Otomatis

Mesin ini dapat dioperasikan secara otomatis dan dapat pula secara manual.

Ctt: otomatis mesin tidak seperti halnya otomais pada mesin CNC.

Mesin Frais otomatis (CNC)

Mesin ini boleh dikatakan cukup canggih karena semua gerakan mesin dikontrol

oleh computer (program).

Ctt: program terlebih dahulu disimulasi dalam computer sebelum mengaplikasikan

pada mesin untuk mengetahui kesalahan sedini mungkin.

Mesin Frais Khusus terdiri dari :

Mesin Frais Roda Gigi (mesin Hobbing)

Mesin mesin ini hanya digunakan untuk membuat roda gigi dimana metode yang

digunakan adalah metode pemotonga berlanjut atau terus menerus (generating

method).

Mesin Frais Copy

Mesin ini digunakan untuk membuat benda – benda dengan bentuk yang relative

sulit atau rumit dan atau produk missal dengan menggunakan Pola (mal).

E. JENIS – JENIS PENCEKAM BENDA KERJA

Ragum sederhana

Benda kerja yang akan dicekam menggunakan ragum

sederhana adalah benda – benda yang tidak membutuhkan

kemiringan tertentu.

Ragum sudut

Benda kerja yang dicekam menggunakan ragum

sudut membutuhkan pengerjaan dengan

kemiringan tertentu pada bidang horizontal.

Ragum universal

9

Page 10: Lap. Milling

Benda kerja yang akan dicekam mrnggunakan ragum universal adalah bend – benda

yang membutuhkan pengerjaan dengan kemiringan tertentu pada bidang horizontal

dan vertical.

Klem

Pencekaman menggunakan Klem dilakukan langsung diatas mesin menggunakan

bantuan klem dan baut pencekam. Umumnya benda yang akan dicekam dengan

klem berdimensi besar dan rumit sehingga tidak dapat menggunakan Ragum.

Pemegang collet vertical.

Pemegang coleet ini tidak hanya berfungsi sebagai penahan collet

tetapi juga dapat digunakan sebagai penahan benda kerja pada

proses pemotongan

Kepala pembagi dengan poros mandril terhadap tail stock (kepala lepas).

System ini biasanya digunakan untuk benda yang memiliki lubang yang suaian

terhadap poros mandril yang digunakan.

Kepala pembagi dengan tail stock (kepala lepas) dengan system center to center

menggunakan bantuan lathe dog.

System ini digunakan pada benda kerja

yang berbentuk poros dengan lubang

center pada kedua ujung poros.

F. JENIS –JENIS PENCEKAM ALAT POTONG

Adaptor

Digunakan untuk mencekam pisau frais berlubang pada mesin

frais vertical.

Arbor

Kepala lepas

Kepala pembagiLathe

dog

10

Page 11: Lap. Milling

Digunakan untuk mencekam pisau frais

berlubang pada mesin frais horizontal.

Collet

Digunakan untuk mencekam pisau frais bertangkai silindris

(Cutter jari).

Cuck bor

Digunakan untuk mencekam mata bor,

counterbore, countersink, atau reamer.

Sleeve

Digunakan untuk mencekam pisau

frais bertangkai tirus.

G. JENIS ALAT POTONG/CUTTER PADA MESIN FRAIS

Pisau frai berlubang

- Plain cutter, Shell and mill cutter, Face mill cutter, Roughing cutter, Carbide

cutter.

- Pisau frais celah (slitting saw, pisau celah cakra, pisau frais gigi silang)

Pisau frais bentuk

- Pisau frais sudut, pisau frais ekor burung, pisau frais radius, pisau frais roda gigi

(cutter modul), pisau frais hobbing.

Pisau frais bertangkai (cutter jari)

- End mill cutter, roughing cutter, ball nose end mill cutter, dressinking cutter,

contour cutter, pisau frais celah, pisau frais satu bibir.

11

Page 12: Lap. Milling

Bab 3. Pembahasan

A. PROSES PRAKTIKUM

1. roda gigi heliks

Metode meja dimiringkan menggunakan sumbu horizontal.

Setting mesin mesin menggunakan

Sumbu Horizontal.

Pasang kepala pembagi pada meja mesin set

pada posisi nol derajat.

Pasang senter tetap pada spindel kepala embagi.

Pasang kepala lepas pada meja mesin berhadapan dengan

kepala pembagi.

Dekatkan kedua senter yaitu senter tetap dan senter kepala

lepas.

Sesuakan kemiringan kepala pembagi hingga kedua senter bertemu pada kedua titik

senter.

Kuatkan baut pencekam (T-slot) pada kepala pembagi.

Kepalapembagi

SumbuVertikal

SpindelKepala Pembagi

12

Page 13: Lap. Milling

20° Skala pada mesin

Cutter yang terpasang Pada Arbor

Siapkan lathe Dog dan Pasang ke center tetap kepala pembagi bserta benda kerja

sehingga pencekaman yang terjadi adalah Center to center.

Kuatkan baut inbus 6 pada lathe dog dengan kunci L.6 kemudian kuatkan baut

pencekam (T-slot) pada kepala lepas.

Gunakan Pemegang Collet Vertikal untuk

menahan benda pada saat proses pemotongan.

Setelah proses pencekaman selesai, lakukan penyettingan Roda Gigi sesuai

Perhitungan Yaitu z1=100 ; z2=90 ; z3=80 ; dan z4=100.

Selanjutnya memiringkan Meja sebesar

kemiringan Heliks Benda kerja yaitu 19°20’.

Tetapi karena skala pada meja mesin

mempunyai ketelitian hanya 1 mm, maka

sudut yang diberikan adalah 20°.

Pasang arbor yang telah dipasangkan dengan

Cutter terlebih dahulu pada spindle horizontal

mesin.

Lakukan penyettingan nol benda kerja terhadap cutter.

Siapkan penyiku dan Kongkol penggores untuk mencari titik nol pada benda kerja

dan cutter modul.

Setting senter benda kerja sama dengan senter cutter modul.

Setelah sesumbu antara benda dan modul, setting gerakan vertikal meja hingga

cutter bersentuhan dengan benda kerja pada titik nol.

Proses pencarian titik nol ini dilakukan ketika cutter sedang berputar.

Jika semua system telah diyakinkan Kuat, lakukan

pemotongan secara bertahap hingga semua gigi

terbentuk.

Putar eretan naik – turun meja untuk menaikkan

meja setinggi gigi yang ditentukan.

Gunakan RPM yang sesuai selama proses berlangsung.

Naikkan meja atau geser kearah vertikal setinggi Hmax + Hmin dibagi dua.

Lakukan proses pemotongan dengan menggunakan RPM dan Feeding yang sesuai.

Lathe Dog

Benda Kerja

Pemegang Collet Vertikal

13

Page 14: Lap. Milling

z3z4

z2

z1

Setelah pemotongan selesai, geser lagi meja kearah kanan untuk membebaskan

benda dari cutter.

Putar tuas pada plat indeks sebesar perhitungan.

Untuk memudahkan pembagian plat indeks, gunakan pisau

plat indeks untuk memberi jarak pada setiap lubang,

sebanyak yang telah ditentukan.

Lakukan tahap-tahap proses tersebut untuk pemotongan berikutnya.

Metode kepala mesin (sumbu vertikal) dimiringkan

Beberapa proses memiliki kesamaan dengan metode

sumbu horizontal hanya saja ad perbedaan sedikit sbb;

Setting mesin menggunakan sumbu vertical mesin.

Pasang kepala pembagi, kepala lepas, seperti proses sebelumnya.

Miringkan Kepala mesin (sumbu vertical) sebesar 19°20’

atau 20°.

Setting Roda gigi sesuai perhitungan.

Pastikan kemiringan meja adalah 0°.

Penyettingan Nol sedikit berbeda yaitu dilakukan pada posisi nol berdasarkan

grafik Cartesius sbb;

Setelah cutter berada pada titik nol terhadap benda kerja

selanjutnya lakukan pemotongan secara bertahap dengan

Benda kerja

Cutter

adaptor

14

Page 15: Lap. Milling

kedalaman pemotongan pertama ± 1.5 mm atau 15 divisi pada

skala eretan naik turun meja.

Pastikan proses pemotongan menggunakan RPM dan Feeding yang sesuai.

Lakukan pemotongan secara bertahap hingga semua gigi terbentuk.

2. Rack Gear (Batang Gigi)

Metode benda (Ragum) dimiringkan

Setting mesin menggunakan kepala/sumbu vertical mesin.

Miringkan sumbu vertical searah jarum jam sebesar 90°

Pasang ragum pada meja mesin kemudian dial kesejajarannya terhadap meja mesin

menggunakan dial indikator. Kencangkan baut (T-slot) untuk menguatkan ragum

terhadap meja mesin. Miringkan Ragum sebesar 19°20’ (20)

Setelah sejajar, pasang benda kerja pada ragum dan kencangkan secukupnya. Dial

kerataan benda menggunakan dial indikator. Kemudian kencangkan lagi.

Dial kesejajaran sumbu vertical mesin 90° terhadap benda kerja.

Setelah cukup rata, pasang adaptor yang telah dipasangkan cutter pada kepala

mesin.

Setting benda kerja terhadap cutter pada posisi nol. Penyettingan berlangsung pada

saat cutter berputar.

Pasang kepala pembagi kemudian kencangkan

menggunakan T-slot. Rangkai roda gigi sesuai

perhitungan Pw=Pn (gunakan guard pelindung

Roda gigi).

Bebaskan cutter terhadap benda, kemudian naikkan meja mesin setinggi ‘h’.

Lakukan pemotongan awal sesuai jarak yang telah diperhitungkan.

Pemotongan berikutnya dilakukan setelah cutter dibebaskan kemudian geser eretan

melintang sebesar pitch (jarak tiap puncak blok).

Metode meja dimiringkan

Pada dasarnya proses pemotongan menggunakan metode meja dimiringkan ada

kesamaan dengan metode benda dimiringkan. Tetapi ada juga perbedaannya sbb;

Kemiringan ragum tetap pada posisi 0° (sejajar dengan meja).

Kemiringan ragum digantikan dengan memiringkan meja sebesar 19°20’ atau 20°.

Rangkai roda gigi sesuai perhitungan Ps=Pn

15

Page 16: Lap. Milling

B. ALAT – ALAT PERLENGKAPAN KERJA

NAMA GAMBAR FUNGSI NAMA GAMBAR FUNGSI

Kunci pas

Digunakan untuk membuka dan

mengencangkan baut atau mur

Kepala pembagi (Dividing

Head)

Mengubah putaran poros transporter

menjadi 40:1 terhadap benda

kerja

Cutter Modul

Alat potong khusus untuk pembuatan

alur roda gigiKuas

Digunakan untuk membersihkan

beram

Ragum sederhana

Digunakan untuk mencekam benda

tanpa sudut tertentu

Ragum sudut

Untuk mencekam benda dengan sudut

kearah horizontal

Adaptor

Digunakan untuk mencekam Cutter

pada sumbu vertical mesin

Palu karetUntuk penyettingan benda pada saat di

dial

Arbor

Digunakan untuk mencekam Cutter

pada sumbu Horizontal mesin

Kepala lepas (Tail

Stock)

Digunakan pada saat mencekam benda (Center to

Center)

Obeng minus

Digunakan untuk membuka dan

mengencangkan baut kepala minus

Jangka sorong

Digunakan untuk mengukur dimensi

luar dan dalam benda kerja

Universal Key

Untuk membuka dan mengencangkan

baut dan mur dengan ukuran

beragam

Lampu senter

Untuk penerangan pada proses

pencarian titik nol cutter terhadap

benda kerja

Kunci L (Allen Key)

Digunakan untuk membuka dan

mengencangkan Oli Can

Pelumasan dan pelindung

permukaan mesin

16

Page 17: Lap. Milling

baut inbus segi 6pada saat tidak digunakan lagi

Roda Gigi

Digunakan untuk mengubah dan memindahkan

Putaran

Palu kuningan

Digunakan untuk memalu benda kerja pada penyettingan

terhadap Dial indikator

Pemegang Collet

Vertikal

Digunakan untuk menahan benda kerja pada saat

pemotongan berlangsung

Dial indicator

dan stand-nya

Digunakan untuk memeriksa

kemiringan suatu bidang

Kongkol penggores

Digunakan untuk penyettingan

kesejajaran dan Center benda

terhada Cutter

Benda sebelum

dan sesudah proses

pembuatan Roda gigi

Objek latihan (program

praktikum milling)

C. PERHITUNGAN

a. Helical Gear

Dik :

Da = 31,3 ; m = 1,5 ; = 20α ° ; = 90β ° – = 70α ° ; i = 40 : 1 ; ik = 1 : 1 ; Pt = 6

Tentukan :

Rangkaian Roda giginya…….?

Jawab….!

Pw = . Da . Tan ( ± 0,5)π β

Pw - = . 31,3 . Tan 69,5π ° = 263

Pw + = . 31,3 . Tan 70,5π °= 277,68

Diambil : 270

R=i .ik . PtPw

= 40. 1 . 6270

=240270

=100 . 8090 . 100

Sehingga didapatkan : z1 = 100 ; z2 = 90 ; z3 = 80 ; z4 = 100

b. Rack Gear

Dik :

m = 1,5 ; Pt = 6 ; i = 40 : 1 ; nk = 20 ; = 19β °20’ ; h = (2.1 – 2.2) . m

tentukan :

z3

z2

z4

z1

17

Page 18: Lap. Milling

rangkaian roda gigi dengan 2 metode

benda dimiringkan

meja dimiringkan

jawab !

benda dimiringkan……Pn = Pw

Pw=π .m=32. 2725 . 11

x 1,5=4,7127

R= i .Pwnk . Pt

=40 . 32. 27 . 1,520 . 25 .11 . 6

=5184033000

=72 . 4840 .55

Sehingga didapatkan : z1 = 72 ; z2 = 40 ; z3 = 48 ; z4 = 55

Selisih Pw= z1 . z3 . nk . ptz2 . z 4 .i

=72 . 48 . 20 .640 .55 .40

=4,7127

Selisih Pw=4,7127−4,7127=0,0000

meja dimiringkan……Ps = Pw

Ps=Pn

cos β=

32 . 2725 .11

x 1,5

cos19 °20 '=4,994367093

R= i . Psnk . Pt

=40 . 4,99436709320 .6

=40 .520 .6

=100 .5050 .60

Sehingga didapatkan : z1 = 100 ; z2 = 50 ; z3 = 50 ; z4 = 60

Selisih Pw= z1 . z3 . nk . ptz2 . z 4 .i

=100 .50 .20 . 650 . 60 . 40

=5

Selisih Pw=5−4,994367093=0,005632907

Dik :

- Vc = 23

- = 3,14π

- Diameter Cutter = 54,5 (Cutter m 1,5 ; no.4 ; α 20° ; 21-25 T)

- Feed per teeth = 0,04 (table RPM)

- Number of teeth = 14 (Cutter)

RPM= Vc x 1000π x Diameter Cutter

= 23 x 10003,14 x 54,5

=134,400 rpm

Feeding(S )=RPM x Feed per teeth x Number of teeth

Feeding (S )=134,4 x 0,04 x14

Feeding(S )=75,26

D. MASALAH YANG DIHADAPI

18

Page 19: Lap. Milling

Sebahagian ukuran profil Gigi tidak sama.

Sudut kemiringan gigi tidak tepat

Getaran mekanis yang cukup keras selama pemotongan berlangsung

Pitch (kisar) tidak tepat

Kedalaman pemotongan (tinggi gigi tidak merata)

Terbatasnya plat indeks dan Roda gigi sehingga perhitungan yang tidak memenuhi

plat indeks atau Roda gigi yang tersedia harus dihitung kembali.

E. SOLUSI MASALAH

Terjadi kesalahan ketika melakukan putaran plat indeks pada kepala pembagi.

Sudut yang dimaksud adalah 19°20’. Sementara ketelitian skala pada meja maupun

ragum tidak memenuhi ukuran menit (‘) melainkan derajat (°) sehingga sudut

tersebut dibulatkan menjadi 20°

Getaran tersebut disebabkan oleh besar pemotongan yang dilakukan dengan

demikian terjadi getaran karena mendapat beban yang cukup besar. Oleh karena itu

lakukan pemotongan yang cukup dan bertahap.

Terjadinya kesalahan dalam pembentukan Pitch disebabkan oleh kedalaman gigi

yang dilakukan. Semakin besar kedalaman gigi maka semakin besar pula Pitch yang

akan terbentuk

Kedalaman pemotongan bergantung pada ketelitian dalam pembacaan skala pada

engkol naik turun meja. Semakin tinggi tingkat ketelitian dalam pembacaan skala

maka semakin kecil peluang terjadinya kesalahan pada objek yang akan dibuat.

Sebaiknya plat indeks dan roda gigi yang tidak tersedia segera disorder karena

kalau tidak maka akan dilakukan perhitungan berulang - ulang sesuai plat indeks

dan roda gigi yang tersedia sehingga akan menghambat waktu praktikum.

19

Page 20: Lap. Milling

F. PKS MILLING

Perhatian !!!

Ikuti setiap langkah dan Perhatikan hal-hal yang perlu, sehingga tercapai efisiensi

maksimum serta dapat dihindari kecelekaan dan kerugian lainnya !!!

Alat Pelindung diri :

1. Seragam bengkel standar ATS (Lengan baju terlipat melewati siku)

2. Kacamata safety

3. Safety shoes

20

Page 21: Lap. Milling

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Area Kerja

Harus dalam keadaan aman dan bersih

Sinar lampu yang terang

Bebas dari benda-benda yang berserakan dilantai

Bebas dari genangan air dan oli

2. Kondisi Mesin dan Peralatan

Periksa alat-alat dilaci mesin/inventaris

Meja mesin bersih

Periksa counter mesin

Periksa oli pelumas jika kurang tambahkan

Periksa cooling / sistem pendingin, tambahkan cairan pendingin jika kurang

Periksa elemen-elemen yang perlu dilumasi

Periksa ketegak lurusan antara sumbu kepala vertikal dengan meja

3. Persiapan sebelum machining

Siapkan peralatan ynag diperlukan antara lain : Kunci pas 24-26 & 30-32, kunci

ring 23, kunci L 10, kuas, palu tembaga, penyiku, paralel pad

Operation Plan

Siapkan plat index, roda gigi, cuter sesuai dengan hasil perhitungan (Apabila

Diperlukan)

4. Langkah Kerja

a. Untuk Pembuatan Roda Gigi dan Rack Gear

21

Page 22: Lap. Milling

Pasang kepala pembagi dan kepala lepas, periksa kesumbuannya (vertikal dan

horizontal) dengan dial. Untuk Rack Gear dial kesejajaran ragum terhadap meja.

Kencangkan posisi kepala Pembagi terhadap meja dengan T slot, kencangkan

baut-baut pergerakan vertikal pada kepala lepas.

Rangkai roda gigi sesuai hasil perhitungan, beri gap / celah antara gigi kira-kira

setebal kertas, kencangkan baut-baut penahan roda gigi.

Periksa hasil rangkaian dengan memutar poros transportir untuk Helical Gear,

putar engkol kepala pembagi untuk Rack Gear.

Pasang cutter, atur rpm dan arah putaran cutter.

Miringkan meja atau kepala mesin sebesar sudut kemiringan roda gigi, untuk

roda gigi helik. Untuk Rack Gear miring bisa ragum yang dimiringkan jika

diinginkan Pw = Pn atau meja yang dimiringkan jika diinginkan Pw = Ps.

Setting nol untuk kedalaman pemakanan.

Lakukan pemakanan secara bertahap.

Lepas Benda kerja, kikir bagian sisi yang tajam.

Lepaskan ragum, kepala pembagi, kepala lepas, cuter dan roda gigi. Bersihkan

dan kembalikan ketempat semula.

Kembalikan posisi meja dan kepala mesin keposisi semula.

Bersihkan mesin, lantai dan alat-alat yang digunakan.

Periksa counter dan alat-alat laci mesin.

b. Untuk Facing ( Roughing / Shell end Mill Cutter)

Pasang Ragum Mesin , Angkat dengan Menggunakan crane (kren) .

Ikat Ragum dengan Baut Standar ( T Slot) yang telah disiapkan , Dial

kesejajarannya apa bila diperlukan.

Cekam benda kerja dengan kuat, pastikan sudut – sudut benda kerja telah dikikir

Pasang Cutter , Ikat dengan baut standar yang telah disiapkan .

Atur rpm dan feeding mesin sesuai dengan hasil perhitungan.

Setting nol untuk kedalaman pemakanan.

Gunakanlah sistim pemotongan berlawanan arah .

Lakukan pemakanan secara bertahap.

Gunakan air pendingin yang cukup

Setiap kali melepas benda kerja, kikir bagian sisi yang tajam agar pencekaman

berikutnya akurat dan kuat.

Lepaskan ragum dan cuter , bersihkan dan kembalikan ketempat semula.

22

Page 23: Lap. Milling

Kembalikan posisi meja dan kepala mesin keposisi semula.

Bersihkan mesin, lantai dan alat-alat yang digunakan.

Periksa counter dan alat-alat laci mesin.

5. Hal-hal yang perlu diingat

Sebelum memindahkan ragum & kepala pembagi ke atas meja, posisikan meja

pada posisi terendah.

Gunakan krane untuk mengangkat ragum & kepala pembagi, jika tidak

memungkinkan gunakan poros silindris, minimal dua orang untuk mengangkat.

Setiap kali hendak penyeting pemotongan awal , saklar pendingin dalam posisi

off .

Jangan melakukan Aktifitas penyetingan Benda kerja , pada saat cutter sedang

berputar.

Gunakan RPM & Feeding yang sesuai.

Pastikan baut-baut terpasang dengan kencang, periksa dengan kunci pas/ring

dan kunci L.

Untuk membersihkan Beram Gunakan Kuas.

Alat – alat yang rusak atau tidak aman digunakan segera dilaporkan

Laporkan kepada instruktur jika ada alat-alat yang tidak dilepas karena akan

dilanjutkan besok hari.

Selama proses pemasangan roda gigi tidak boleh ada yang memutar poros

transportir maupun engkol kepala pembagi.

G. POTENSI BAHAYA

Tangan terjepit.

Mata kemasukan beram.

Tangan tergores beram.

Cutter pecah/rompal.

Ketarik roda gigi.

Kejatuhan ragum/kepala pembagi.

Kesemprot air Pendingin.

Tangan / lengan baju tertarik cutter.

Terpeleset karna lantai licin.

23

Page 24: Lap. Milling

Bab 4. Penutup

KESIMPULAN

Untuk menghasilkan benda kerja dengan kualitas tinggi seorang mahasiswa harus

mengetahui dan dapat mengerti dan menguasai teknik – teknik dalam pengoperasian

mesin dalam hal ini Mesin Milling, dengan baik dan benar disamping mengetahui prosedur

kerjanya serta mengerti dan memahami gambar kerja karena dengan semua itulah

mahasiswa dapat memenuhi tuntutan kompetensinya selaku mahasiswa teknik.

Objek yang dibahas dalam laporan ini adalah mengenai pembuatan roda gigi Heliks

dan Batang gigi miring.

Secara definitive Kerja frais adalah suatu proses penyayatan benda kerja yang

dilakukan pada mesin frais dengan menggunakan alat potong (pisau frais) yang berputar.

Prinsip kerja mesin Milling adalah alat potong (Cutter) yang berputar dan tetap

pada posisinya sedangkan benda kerja bergerak keempat arah mendatar dimana meja

dapat dimiringkan kesumbu vertical maupun Horizontal

Selama proses pemotongan berlangsung tidak diperbolehkan melakukan

penyettingan apapun karena akan berpotensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

bahkan fatal.

Dalam pembuatan roda gigi, dibutuhkan ketelitian khusus dan kesabaran penuh

karena akan mempengaruhi kualitas benda kerja. Proses praktikum Milling disini meliputi

dua bagian yaitu pembuatan roda gigi heliks (Helical Gear) dan batan gigi (Rack Gear). 24

Page 25: Lap. Milling

Proses tersebut belumlah sempurna, sehingga dikatakan lengkap apabila keselamatan

kerja dijadikan bagian penting dari setiap praktikum. Dengan demikian hal terpenting

dalam setiap praktikum adalah seberapa besar kemampuan mahasiswa untuk menganalisa

setiap langkah dan tindakan yang diambil apakah akan menguntungkan atau bahkan

merugikan. Karena pentingnya keselamatan kerja ini, maka benda kerja dikatakan

berkualitas penuh apabila dalam pembuatan benda kerja tersebut dilakukan berdasarkan

standar yang berlaku dibuktikan dengan tidak terjadinya insident atau accident selama

praktikum.

SARAN – SARAN

Pengecekan dan pendataan ulang alat-alat pada setiap lemari harus deperbaharui

sekaligus penambahan alat-alat penunjang seperti kunci-kunci khusus mesin, karena

umumnya banyak peralatan yang tidak ada ditempatnya

Pasak yang digunakan kebanyakan tidak sesuai standar karena ada saja pasak yang

tidak sesuai dengan alur pada cutter dan pada poros arbor. Disamping itu sebaiknya

pengadaan pasak di manage sebaik-baiknya.

25

Page 26: Lap. Milling

Bab 5. Lampiran

KARTU PROSES

OPERATION PLAN

CATATAN PRAKTIKUM BENGKEL

GAMBAR KERJA HELICAL GEAR

GAMBAR KERJA RACK GEAR

26

Page 27: Lap. Milling

OPERATION PLAN

OPERATION PLAN MILLING

Nama : Muh. Fadli B.Nim : 206029Nomor gambar : ATS

Instruktur : Muh. Zaqqi R.Tanggal : 17-19 dan 24-28 maret 2008Paraf :

No. Uraian Gambar Alat Ket.1

27

Page 28: Lap. Milling

28

Page 29: Lap. Milling

CATATAN PRAKTIKUM BENGKEL

29