Upload
m-zaqqi-rahmat
View
3.082
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penulisan lporan praktek
Citation preview
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendaknya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Milling ini. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada instruktur di sektor kerja milling karena telah
banyak memberikan masukan pengetahuan dan arahan serta bimbingan selama praktikum
berlangsung sehingga praktikum tersebut dapat berjalan lancar, aman dan terkendali.
Laporan praktikum Milling ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis peroleh
selama kurang lebih sepekan. Laporan ini memuat dua pembahasan penting yakni pada
Bab 2 tentang teori dasar dan pada Bab 3 tentang pembahasan. Pada Bab teori dasar, disitu
melingkupi semua teori-teori yang menunjang kelancaran praktikum termasuk
perhitungan-perhitungan khusus dalam pengerjaan roda gigi heliks dan rack gear.
Sedangkan pada bab 3 Pembahasan, disitu melingkupi proses-proses yang telah dilakukan
antara lain pembuatan roda gigi heliks dan roda gigi miring.
Dengan tersusunnya laporan ini, penulis berharap kiranya ini akan menjadi salah
satu sumber penambah ilmu, wawasan dan pengalaman selama bekerja di mesin Miling.
Disamping itu penulis mengharapkan bahwa laporan ini tidak hanya sebagai pelengkap
praktikum saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya dipelihara,
dirawat seperti layaknya buku resmi.
Akhirnya penulis sadar bahwa laporan ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan laporan berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran dan dukungan
serta kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan semua itu
kesempurnaan laporan ini dapat tercapai.
Penyusun,
Muh. Fadli B
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................................................
A. Latar belakang ................................................................................................................................
B. Tujuan .................................................................................................................................................
BAB 2. TEORI DASAR ..................................................................................................................................
A. Definisi umum .................................................................................................................................
B. Prinsip kerja mesin frais .............................................................................................................
C. Metode pembagian.........................................................................................................................
D. Jenis mesin frais .............................................................................................................................
E. Jenis pencekam benda kerja .....................................................................................................
F. Jenis pencekam alat potong ......................................................................................................
G. Jenis alat potong .............................................................................................................................
BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................................................................
A. Proses praktikum...........................................................................................................................
B. Alat-alat perlengkapan kerja.....................................................................................................
C. Perhitungan ......................................................................................................................................
D. Masalah yang dihadapi ................................................................................................................
E. Solusi masalah ................................................................................................................................
F. PKS Milling ........................................................................................................................................
G. Potensi Bahaya ...............................................................................................................................
BAB 4. PENUTUP ..........................................................................................................................................
Kesimpulan .......................................................................................................................................
Saran – saran ...................................................................................................................................
BAB 5. LAMPIRAN ........................................................................................................................................
Kartu proses .....................................................................................................................................
Operation plan ................................................................................................................................
Catatan praktikum bengkel .......................................................................................................
Gambar kerja Helical Gear .........................................................................................................
Gambar kerja Rack Gear .............................................................................................................
02
03
04
04
05
06
06
06
06
09
10
11
12
13
13
17
18
19
20
21
24
25
25
26
27
2
Bab 1. Pendahuluan
Latar belakang
Kerja frais disebut juga bekerja pada mesin Milling karena pada pengoperasiannya
peserta atau operator menggunakan mesin Milling dalam pembuatan produk atau benda
kerja. Secara definitif kerja frais adalah suatu proses penyayatan benda kerja yang
dilakukan pada mesin frais dengan menggunakan alat potong atau pisau frais yang
berputar.
Mesin frais adalah salah satu perkembangan dari teknologi permesinan yang mana
telah banyak memberikan kemudahan dalam pembuatan produk. Perkembangan ini
merupakan kemudahan tersendiri bagi para teknisian diseluruh dunia dan juga semua
orang yang bergelut dalam bidang teknologi manufaktur. Perkembangan ini pun pula
menjadi tantangan bagi kita semua dalam menghadapi persaingan global. Oleh karena itu
proses belajar mengajar baik teori maupun praktik harus selalu direvisi guna menambah
kualitas penyerapan ilmu.
Proses-proses yang dapat dikerjakan pada mesin frais adalah tergantung pada jenis
mesin itu sendiri. Sebagai contoh mesin frais horisontal secara umum dapat memroses
benda kerja dengan arah horizontal. Dengan adanya alat bantu pencekaman seperti ragum
mulai dari yang sederhana sampai pada bentuk universal akan menambah kuantitas jenis
bentuk benda kerja yang dapat dikerjakan. Hal tersebut akan lebih kompleks dengan
adanya mesin-mesin yang lebih modern seperti mesin CNC. Mesin ini akan sangat
menguntungkan bagi institusi-institusi yang khusus memproduksi benda-benda dalam
jumlah yang banyak.
3
Tujuan
Praktikum milling bertujuan untuk memperkenalkan dan melibatkan mahasiswa
dalam pengoperasian mesin dan lebih dari itu dituntut pula agar mahasiswa mengetahui,
mengerti dan mampu membuat benda-benda yang umum digunakan diberbagai institusi
atau industri.
Disamping itu praktikum Milling bertujuan untuk mengikuti prosedur pembelajaran
dimana setiap mahasiswa menuntut ilmu. Tentu saja praktikum tersebut memiliki fungsi
baik dari sisi mahasiswa maupun dari sisi institusi. Seperti yang dijelaskan pada paragraf
sebelumnya dapat diartikan sebagai fungsi praktikum dari sisi mahasiswa. Sedangkan
dari sisi institusi adalah marupakan bahan pembelajaran yang disajikan kepada
mahasiswa dalam rangka mangubah mahasiswa menjadi tenaga handal. Mahasiswa dalam
hal ini merupakan produk yang dihasilkan oleh institusi tersebut.
Secara Khusus Praktikum milling pada semester ini bertujuan untuk :
Dapat mengoperasikan mesin Milling Universal dengan baik dan benar.
Mampu melakukan perhitungan dan rangkaian roda gigi.
Mengenal dan mampu menggunakan serta mengetahui fungsi masing - masing dari
peralatan-peralatan pada mesin milling.
Dapat membuat roda gigi heliks dan rack Gear dengan baik dan benar.
Mengetahui cara bekerja dengan aman sesuai Prosedur Kerja Standar (PKS)
ditandai dengan pemanfaatan energy analisa dan energy control secara
stabil/normal.
4
Bab 2. Teori Dasar
A. DEFINISI UMUM
Mengefrais adalah suatu proses penyayatan benda kerja yang dilakukan pada mesin
frais dengan menggunakan alat potong atau pisau frais yang berputar.
Roda gigi heliks adalah salah satu jenis roda gigi dengan alur gigi berbentuk spiral
mengikuti bentuk silinder luar benda.
Rack gear atau batang gigi adalah salah satu jenis gear yang dibentuk pada balok
dengan dimensi tertentu. Rack gear ini berfungsi sebagai transmisi untuk merubah
gerak lurus menjadi gerak berputar atau gerak berputar menjadi gerak lurus.
B. PRINSIP KERJA MESIN FRAIS
mesin Frais Universal adalah mesin yang dapat menggunakan kepala spindle
vertical yang dapat dimiringkan dengan sudut tertentu dan
kepala spindle horizontal sebagai tempat pencekaman Cutter.
Putaran yang berasal dari motor diteruskan oleh spindle utama
melalui system transmisi roda gigi sehingga cutter
berputar.
Meja mesin dapat dimiringkan kearah mendatar dengan
sudut hingga 30°.
C. METODE PEMBAGIAN
Pembagian langsung
Pembagian langsung adalah pembagian yang langsung dibagi sesuai plat indeks
Diameter maksimum adalah : 24 12 6 4 3 2
Pembagian langsung ini dapat diaplikasikan pada proses tool cuuter grinding.
Keuntungannya adalah, pembagian ini lebih cepat dan mudah serta tanpa disertai
perhitungan yang berarti. Kerugian dari metode ini adalah kurang presisi dan
pembuatan roda gigi terbatas pada Plat indeks yang tersedia.
5
Pembagian sederhana
Pada pembagian sederhana kita membandingkan antara tuas pemutar (pada plat
indeks) dan poros utama (spindel kepala pembagi). Satu putaran poros utama sama
dengan 40 putaran tuas pemutar.
Jumlah putaran engkol dapat dirumuskan :
Nc = number of cranshaft (jumlah putaran engkol)
i = rasio kepala pembagi (40)
T = teeth (jumlah gigi)
Contoh : roda gigi (T) = 5
Nc = i / T = 40 / 5 = 8 putaran
Mis: T = 7
Nc = 40/7 = 5 5/7 atau 5 10/14 atau 5 15/21 atau 5 20/28
Artinya : 5 putaran engkol + 5 (10, 15, 20) jarak lubang pada plat indeks 7(14, 21,
28)
Kedalaman pemotongan (h) = (2,1 - 22) x modul (cuter)
Diameter bakal roda gigi (D)
z = jumlah gigi
m = cutter modul
Contoh ; z = 31 = T
m = 1,5
nc = 40 / 31 = 1 9 / 31 atau 1 18 / 62
artinya : 1 putaran engkol + 9 (18) jarak lubang pada plat indeks 31 (62)
hmaks = 2,2 x 1,5 = 3,3
hmin = 2,1 x 1,5 = 3,15
D = 1,5 (31 + 2) = 49,5 mm
Keuntungan dari metode ini adalah lebih presisi dari metode pembagian langsung.
Kerugiannya adalah masih terbatasnya roda gigi yang dapat dibuat karena
bergantung pada kesediaan plat indeks.
Pembagian sudut
Pembagian sudut pada intinya sama dengan pemdagian sederhana, hanya saja pada
pembagian sudut, besar sudut antar gigi terhadap titik pusat roda gigi dibagi dengan
rasio per 360o.
h = (2,1 - 2,2) m
D = m (z + 2)
Nc= iT
6
Jumlah putaran engkol dapat dirumuskan sbb:
Nc : jumlah putaran engkol
α : sudut profil gigi
i : rasio kepala pembagi
Contoh :
Dik: z = 62, i = 40, α = 6°
Tentukan putaran engkol (nc)….?
nc= α360 / i
= 6360 /40
=69=6
9x
55=30
45
nc=3045
=30 jarak lubang pada plat indeks 45
Pembagian differensial
Z’ = dinaikkan 15 %
diturunkan 15 %
dik : z = 67, i = 40 : 1
roda gigi yang tersedia : 24 ; 25 ; 28 ; 30 ; 34 ; 40 ; 50
plat indeks yang tersedia : 15 ; 16 ; 17 ; 18 ; 19 ; 20 ; 21 ; 22 ; 24
tentukan Nc dan R…..?
nc= iz '
( z'−z ) z’ =67 - (15% x 67) sampai 67 + (15% x 67)
nc=4068
(68−67) z’ =56,95 sampai 77,05 diambil 68
nc=4068
(1)
nc=4068
=1017
=¿ 10 jarak lubang pada plat indeks 17
R ¿1017
x22
x5050
D = m (z + 2) h = (2,1 - 2,2) m
nc= α360 / i
= α360 /40 =
α9 °
nc= 1z '
( z '−z )nc=nc ' ( z '−z ) R=nc= i
z '(z '−z)
7
c b
e d
f g
5 9
R ¿40 .2534 .50
= z1 . z 3z2. z 4
jadi z1 = 40; z2 = 34; z3 = 25 dan z4 = 50
Continue fraction
Metode ini adalah metode terakhir yang dapat digunakan dalam hitungan proses
pembagian. Metode ini digunakan apabila dari keempat metode sebelumnya tidak
dapat menyelesaikan masalah. Nc diperoleh dari faktor jumlah gigi.
Nc= ed
Contoh : z = 45
Nc = Nc=59
x55=25
45 jadi Nc = 25 jarak lubang pada plat indeks 45
D. JENIS – JENIS MESIN FRAIS
Menurut sumbu utama, mesin frais terdiri dari :
Mesin Frais datar (Horizontal)
Sumbu utama mesin ini sejajar dengan meja mesin.
Mesin Frais tegak (Vertical)
Sumbu utama mesin ini tegak lurus terhadap meja mesin.
Mesin Frais (Universal)
Mesin ini memiliki dua sumbu yang dapat diganti – ganti yaitu sumbu horizontal dan
vertical sehingga mesin ini dapat berfungsi sebagai mesin Frais datar (Horizontal)
maupun Tegak (vertical)
Menurut konstruksi dudukan meja, mesin Frais terdiri dari :
Mesin Frais Type Knee
Mesin ini punya kelebihan karena selain dapat bergerak kearah memanjang dan
melintang, meja ini pun dapat diputar dengan sudut tertentu dan dapat di naik
turunkan.
a
45
8
Mesin Frais Type Knee
Mesin ini cukup sederhana karena meja mesin hanya dapat bergerak kearah
memanjang dan melintang saja.
Menurut cara kerja, mesin Frais terdiri dari :
Mesin Frais semi Otomatis
Mesin ini dapat dioperasikan secara otomatis dan dapat pula secara manual.
Ctt: otomatis mesin tidak seperti halnya otomais pada mesin CNC.
Mesin Frais otomatis (CNC)
Mesin ini boleh dikatakan cukup canggih karena semua gerakan mesin dikontrol
oleh computer (program).
Ctt: program terlebih dahulu disimulasi dalam computer sebelum mengaplikasikan
pada mesin untuk mengetahui kesalahan sedini mungkin.
Mesin Frais Khusus terdiri dari :
Mesin Frais Roda Gigi (mesin Hobbing)
Mesin mesin ini hanya digunakan untuk membuat roda gigi dimana metode yang
digunakan adalah metode pemotonga berlanjut atau terus menerus (generating
method).
Mesin Frais Copy
Mesin ini digunakan untuk membuat benda – benda dengan bentuk yang relative
sulit atau rumit dan atau produk missal dengan menggunakan Pola (mal).
E. JENIS – JENIS PENCEKAM BENDA KERJA
Ragum sederhana
Benda kerja yang akan dicekam menggunakan ragum
sederhana adalah benda – benda yang tidak membutuhkan
kemiringan tertentu.
Ragum sudut
Benda kerja yang dicekam menggunakan ragum
sudut membutuhkan pengerjaan dengan
kemiringan tertentu pada bidang horizontal.
Ragum universal
9
Benda kerja yang akan dicekam mrnggunakan ragum universal adalah bend – benda
yang membutuhkan pengerjaan dengan kemiringan tertentu pada bidang horizontal
dan vertical.
Klem
Pencekaman menggunakan Klem dilakukan langsung diatas mesin menggunakan
bantuan klem dan baut pencekam. Umumnya benda yang akan dicekam dengan
klem berdimensi besar dan rumit sehingga tidak dapat menggunakan Ragum.
Pemegang collet vertical.
Pemegang coleet ini tidak hanya berfungsi sebagai penahan collet
tetapi juga dapat digunakan sebagai penahan benda kerja pada
proses pemotongan
Kepala pembagi dengan poros mandril terhadap tail stock (kepala lepas).
System ini biasanya digunakan untuk benda yang memiliki lubang yang suaian
terhadap poros mandril yang digunakan.
Kepala pembagi dengan tail stock (kepala lepas) dengan system center to center
menggunakan bantuan lathe dog.
System ini digunakan pada benda kerja
yang berbentuk poros dengan lubang
center pada kedua ujung poros.
F. JENIS –JENIS PENCEKAM ALAT POTONG
Adaptor
Digunakan untuk mencekam pisau frais berlubang pada mesin
frais vertical.
Arbor
Kepala lepas
Kepala pembagiLathe
dog
10
Digunakan untuk mencekam pisau frais
berlubang pada mesin frais horizontal.
Collet
Digunakan untuk mencekam pisau frais bertangkai silindris
(Cutter jari).
Cuck bor
Digunakan untuk mencekam mata bor,
counterbore, countersink, atau reamer.
Sleeve
Digunakan untuk mencekam pisau
frais bertangkai tirus.
G. JENIS ALAT POTONG/CUTTER PADA MESIN FRAIS
Pisau frai berlubang
- Plain cutter, Shell and mill cutter, Face mill cutter, Roughing cutter, Carbide
cutter.
- Pisau frais celah (slitting saw, pisau celah cakra, pisau frais gigi silang)
Pisau frais bentuk
- Pisau frais sudut, pisau frais ekor burung, pisau frais radius, pisau frais roda gigi
(cutter modul), pisau frais hobbing.
Pisau frais bertangkai (cutter jari)
- End mill cutter, roughing cutter, ball nose end mill cutter, dressinking cutter,
contour cutter, pisau frais celah, pisau frais satu bibir.
11
Bab 3. Pembahasan
A. PROSES PRAKTIKUM
1. roda gigi heliks
Metode meja dimiringkan menggunakan sumbu horizontal.
Setting mesin mesin menggunakan
Sumbu Horizontal.
Pasang kepala pembagi pada meja mesin set
pada posisi nol derajat.
Pasang senter tetap pada spindel kepala embagi.
Pasang kepala lepas pada meja mesin berhadapan dengan
kepala pembagi.
Dekatkan kedua senter yaitu senter tetap dan senter kepala
lepas.
Sesuakan kemiringan kepala pembagi hingga kedua senter bertemu pada kedua titik
senter.
Kuatkan baut pencekam (T-slot) pada kepala pembagi.
Kepalapembagi
SumbuVertikal
SpindelKepala Pembagi
12
20° Skala pada mesin
Cutter yang terpasang Pada Arbor
Siapkan lathe Dog dan Pasang ke center tetap kepala pembagi bserta benda kerja
sehingga pencekaman yang terjadi adalah Center to center.
Kuatkan baut inbus 6 pada lathe dog dengan kunci L.6 kemudian kuatkan baut
pencekam (T-slot) pada kepala lepas.
Gunakan Pemegang Collet Vertikal untuk
menahan benda pada saat proses pemotongan.
Setelah proses pencekaman selesai, lakukan penyettingan Roda Gigi sesuai
Perhitungan Yaitu z1=100 ; z2=90 ; z3=80 ; dan z4=100.
Selanjutnya memiringkan Meja sebesar
kemiringan Heliks Benda kerja yaitu 19°20’.
Tetapi karena skala pada meja mesin
mempunyai ketelitian hanya 1 mm, maka
sudut yang diberikan adalah 20°.
Pasang arbor yang telah dipasangkan dengan
Cutter terlebih dahulu pada spindle horizontal
mesin.
Lakukan penyettingan nol benda kerja terhadap cutter.
Siapkan penyiku dan Kongkol penggores untuk mencari titik nol pada benda kerja
dan cutter modul.
Setting senter benda kerja sama dengan senter cutter modul.
Setelah sesumbu antara benda dan modul, setting gerakan vertikal meja hingga
cutter bersentuhan dengan benda kerja pada titik nol.
Proses pencarian titik nol ini dilakukan ketika cutter sedang berputar.
Jika semua system telah diyakinkan Kuat, lakukan
pemotongan secara bertahap hingga semua gigi
terbentuk.
Putar eretan naik – turun meja untuk menaikkan
meja setinggi gigi yang ditentukan.
Gunakan RPM yang sesuai selama proses berlangsung.
Naikkan meja atau geser kearah vertikal setinggi Hmax + Hmin dibagi dua.
Lakukan proses pemotongan dengan menggunakan RPM dan Feeding yang sesuai.
Lathe Dog
Benda Kerja
Pemegang Collet Vertikal
13
z3z4
z2
z1
Setelah pemotongan selesai, geser lagi meja kearah kanan untuk membebaskan
benda dari cutter.
Putar tuas pada plat indeks sebesar perhitungan.
Untuk memudahkan pembagian plat indeks, gunakan pisau
plat indeks untuk memberi jarak pada setiap lubang,
sebanyak yang telah ditentukan.
Lakukan tahap-tahap proses tersebut untuk pemotongan berikutnya.
Metode kepala mesin (sumbu vertikal) dimiringkan
Beberapa proses memiliki kesamaan dengan metode
sumbu horizontal hanya saja ad perbedaan sedikit sbb;
Setting mesin menggunakan sumbu vertical mesin.
Pasang kepala pembagi, kepala lepas, seperti proses sebelumnya.
Miringkan Kepala mesin (sumbu vertical) sebesar 19°20’
atau 20°.
Setting Roda gigi sesuai perhitungan.
Pastikan kemiringan meja adalah 0°.
Penyettingan Nol sedikit berbeda yaitu dilakukan pada posisi nol berdasarkan
grafik Cartesius sbb;
Setelah cutter berada pada titik nol terhadap benda kerja
selanjutnya lakukan pemotongan secara bertahap dengan
Benda kerja
Cutter
adaptor
14
kedalaman pemotongan pertama ± 1.5 mm atau 15 divisi pada
skala eretan naik turun meja.
Pastikan proses pemotongan menggunakan RPM dan Feeding yang sesuai.
Lakukan pemotongan secara bertahap hingga semua gigi terbentuk.
2. Rack Gear (Batang Gigi)
Metode benda (Ragum) dimiringkan
Setting mesin menggunakan kepala/sumbu vertical mesin.
Miringkan sumbu vertical searah jarum jam sebesar 90°
Pasang ragum pada meja mesin kemudian dial kesejajarannya terhadap meja mesin
menggunakan dial indikator. Kencangkan baut (T-slot) untuk menguatkan ragum
terhadap meja mesin. Miringkan Ragum sebesar 19°20’ (20)
Setelah sejajar, pasang benda kerja pada ragum dan kencangkan secukupnya. Dial
kerataan benda menggunakan dial indikator. Kemudian kencangkan lagi.
Dial kesejajaran sumbu vertical mesin 90° terhadap benda kerja.
Setelah cukup rata, pasang adaptor yang telah dipasangkan cutter pada kepala
mesin.
Setting benda kerja terhadap cutter pada posisi nol. Penyettingan berlangsung pada
saat cutter berputar.
Pasang kepala pembagi kemudian kencangkan
menggunakan T-slot. Rangkai roda gigi sesuai
perhitungan Pw=Pn (gunakan guard pelindung
Roda gigi).
Bebaskan cutter terhadap benda, kemudian naikkan meja mesin setinggi ‘h’.
Lakukan pemotongan awal sesuai jarak yang telah diperhitungkan.
Pemotongan berikutnya dilakukan setelah cutter dibebaskan kemudian geser eretan
melintang sebesar pitch (jarak tiap puncak blok).
Metode meja dimiringkan
Pada dasarnya proses pemotongan menggunakan metode meja dimiringkan ada
kesamaan dengan metode benda dimiringkan. Tetapi ada juga perbedaannya sbb;
Kemiringan ragum tetap pada posisi 0° (sejajar dengan meja).
Kemiringan ragum digantikan dengan memiringkan meja sebesar 19°20’ atau 20°.
Rangkai roda gigi sesuai perhitungan Ps=Pn
15
B. ALAT – ALAT PERLENGKAPAN KERJA
NAMA GAMBAR FUNGSI NAMA GAMBAR FUNGSI
Kunci pas
Digunakan untuk membuka dan
mengencangkan baut atau mur
Kepala pembagi (Dividing
Head)
Mengubah putaran poros transporter
menjadi 40:1 terhadap benda
kerja
Cutter Modul
Alat potong khusus untuk pembuatan
alur roda gigiKuas
Digunakan untuk membersihkan
beram
Ragum sederhana
Digunakan untuk mencekam benda
tanpa sudut tertentu
Ragum sudut
Untuk mencekam benda dengan sudut
kearah horizontal
Adaptor
Digunakan untuk mencekam Cutter
pada sumbu vertical mesin
Palu karetUntuk penyettingan benda pada saat di
dial
Arbor
Digunakan untuk mencekam Cutter
pada sumbu Horizontal mesin
Kepala lepas (Tail
Stock)
Digunakan pada saat mencekam benda (Center to
Center)
Obeng minus
Digunakan untuk membuka dan
mengencangkan baut kepala minus
Jangka sorong
Digunakan untuk mengukur dimensi
luar dan dalam benda kerja
Universal Key
Untuk membuka dan mengencangkan
baut dan mur dengan ukuran
beragam
Lampu senter
Untuk penerangan pada proses
pencarian titik nol cutter terhadap
benda kerja
Kunci L (Allen Key)
Digunakan untuk membuka dan
mengencangkan Oli Can
Pelumasan dan pelindung
permukaan mesin
16
baut inbus segi 6pada saat tidak digunakan lagi
Roda Gigi
Digunakan untuk mengubah dan memindahkan
Putaran
Palu kuningan
Digunakan untuk memalu benda kerja pada penyettingan
terhadap Dial indikator
Pemegang Collet
Vertikal
Digunakan untuk menahan benda kerja pada saat
pemotongan berlangsung
Dial indicator
dan stand-nya
Digunakan untuk memeriksa
kemiringan suatu bidang
Kongkol penggores
Digunakan untuk penyettingan
kesejajaran dan Center benda
terhada Cutter
Benda sebelum
dan sesudah proses
pembuatan Roda gigi
Objek latihan (program
praktikum milling)
C. PERHITUNGAN
a. Helical Gear
Dik :
Da = 31,3 ; m = 1,5 ; = 20α ° ; = 90β ° – = 70α ° ; i = 40 : 1 ; ik = 1 : 1 ; Pt = 6
Tentukan :
Rangkaian Roda giginya…….?
Jawab….!
Pw = . Da . Tan ( ± 0,5)π β
Pw - = . 31,3 . Tan 69,5π ° = 263
Pw + = . 31,3 . Tan 70,5π °= 277,68
Diambil : 270
R=i .ik . PtPw
= 40. 1 . 6270
=240270
=100 . 8090 . 100
Sehingga didapatkan : z1 = 100 ; z2 = 90 ; z3 = 80 ; z4 = 100
b. Rack Gear
Dik :
m = 1,5 ; Pt = 6 ; i = 40 : 1 ; nk = 20 ; = 19β °20’ ; h = (2.1 – 2.2) . m
tentukan :
z3
z2
z4
z1
17
rangkaian roda gigi dengan 2 metode
benda dimiringkan
meja dimiringkan
jawab !
benda dimiringkan……Pn = Pw
Pw=π .m=32. 2725 . 11
x 1,5=4,7127
R= i .Pwnk . Pt
=40 . 32. 27 . 1,520 . 25 .11 . 6
=5184033000
=72 . 4840 .55
Sehingga didapatkan : z1 = 72 ; z2 = 40 ; z3 = 48 ; z4 = 55
Selisih Pw= z1 . z3 . nk . ptz2 . z 4 .i
=72 . 48 . 20 .640 .55 .40
=4,7127
Selisih Pw=4,7127−4,7127=0,0000
meja dimiringkan……Ps = Pw
Ps=Pn
cos β=
32 . 2725 .11
x 1,5
cos19 °20 '=4,994367093
R= i . Psnk . Pt
=40 . 4,99436709320 .6
=40 .520 .6
=100 .5050 .60
Sehingga didapatkan : z1 = 100 ; z2 = 50 ; z3 = 50 ; z4 = 60
Selisih Pw= z1 . z3 . nk . ptz2 . z 4 .i
=100 .50 .20 . 650 . 60 . 40
=5
Selisih Pw=5−4,994367093=0,005632907
Dik :
- Vc = 23
- = 3,14π
- Diameter Cutter = 54,5 (Cutter m 1,5 ; no.4 ; α 20° ; 21-25 T)
- Feed per teeth = 0,04 (table RPM)
- Number of teeth = 14 (Cutter)
RPM= Vc x 1000π x Diameter Cutter
= 23 x 10003,14 x 54,5
=134,400 rpm
Feeding(S )=RPM x Feed per teeth x Number of teeth
Feeding (S )=134,4 x 0,04 x14
Feeding(S )=75,26
D. MASALAH YANG DIHADAPI
18
Sebahagian ukuran profil Gigi tidak sama.
Sudut kemiringan gigi tidak tepat
Getaran mekanis yang cukup keras selama pemotongan berlangsung
Pitch (kisar) tidak tepat
Kedalaman pemotongan (tinggi gigi tidak merata)
Terbatasnya plat indeks dan Roda gigi sehingga perhitungan yang tidak memenuhi
plat indeks atau Roda gigi yang tersedia harus dihitung kembali.
E. SOLUSI MASALAH
Terjadi kesalahan ketika melakukan putaran plat indeks pada kepala pembagi.
Sudut yang dimaksud adalah 19°20’. Sementara ketelitian skala pada meja maupun
ragum tidak memenuhi ukuran menit (‘) melainkan derajat (°) sehingga sudut
tersebut dibulatkan menjadi 20°
Getaran tersebut disebabkan oleh besar pemotongan yang dilakukan dengan
demikian terjadi getaran karena mendapat beban yang cukup besar. Oleh karena itu
lakukan pemotongan yang cukup dan bertahap.
Terjadinya kesalahan dalam pembentukan Pitch disebabkan oleh kedalaman gigi
yang dilakukan. Semakin besar kedalaman gigi maka semakin besar pula Pitch yang
akan terbentuk
Kedalaman pemotongan bergantung pada ketelitian dalam pembacaan skala pada
engkol naik turun meja. Semakin tinggi tingkat ketelitian dalam pembacaan skala
maka semakin kecil peluang terjadinya kesalahan pada objek yang akan dibuat.
Sebaiknya plat indeks dan roda gigi yang tidak tersedia segera disorder karena
kalau tidak maka akan dilakukan perhitungan berulang - ulang sesuai plat indeks
dan roda gigi yang tersedia sehingga akan menghambat waktu praktikum.
19
F. PKS MILLING
Perhatian !!!
Ikuti setiap langkah dan Perhatikan hal-hal yang perlu, sehingga tercapai efisiensi
maksimum serta dapat dihindari kecelekaan dan kerugian lainnya !!!
Alat Pelindung diri :
1. Seragam bengkel standar ATS (Lengan baju terlipat melewati siku)
2. Kacamata safety
3. Safety shoes
20
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Area Kerja
Harus dalam keadaan aman dan bersih
Sinar lampu yang terang
Bebas dari benda-benda yang berserakan dilantai
Bebas dari genangan air dan oli
2. Kondisi Mesin dan Peralatan
Periksa alat-alat dilaci mesin/inventaris
Meja mesin bersih
Periksa counter mesin
Periksa oli pelumas jika kurang tambahkan
Periksa cooling / sistem pendingin, tambahkan cairan pendingin jika kurang
Periksa elemen-elemen yang perlu dilumasi
Periksa ketegak lurusan antara sumbu kepala vertikal dengan meja
3. Persiapan sebelum machining
Siapkan peralatan ynag diperlukan antara lain : Kunci pas 24-26 & 30-32, kunci
ring 23, kunci L 10, kuas, palu tembaga, penyiku, paralel pad
Operation Plan
Siapkan plat index, roda gigi, cuter sesuai dengan hasil perhitungan (Apabila
Diperlukan)
4. Langkah Kerja
a. Untuk Pembuatan Roda Gigi dan Rack Gear
21
Pasang kepala pembagi dan kepala lepas, periksa kesumbuannya (vertikal dan
horizontal) dengan dial. Untuk Rack Gear dial kesejajaran ragum terhadap meja.
Kencangkan posisi kepala Pembagi terhadap meja dengan T slot, kencangkan
baut-baut pergerakan vertikal pada kepala lepas.
Rangkai roda gigi sesuai hasil perhitungan, beri gap / celah antara gigi kira-kira
setebal kertas, kencangkan baut-baut penahan roda gigi.
Periksa hasil rangkaian dengan memutar poros transportir untuk Helical Gear,
putar engkol kepala pembagi untuk Rack Gear.
Pasang cutter, atur rpm dan arah putaran cutter.
Miringkan meja atau kepala mesin sebesar sudut kemiringan roda gigi, untuk
roda gigi helik. Untuk Rack Gear miring bisa ragum yang dimiringkan jika
diinginkan Pw = Pn atau meja yang dimiringkan jika diinginkan Pw = Ps.
Setting nol untuk kedalaman pemakanan.
Lakukan pemakanan secara bertahap.
Lepas Benda kerja, kikir bagian sisi yang tajam.
Lepaskan ragum, kepala pembagi, kepala lepas, cuter dan roda gigi. Bersihkan
dan kembalikan ketempat semula.
Kembalikan posisi meja dan kepala mesin keposisi semula.
Bersihkan mesin, lantai dan alat-alat yang digunakan.
Periksa counter dan alat-alat laci mesin.
b. Untuk Facing ( Roughing / Shell end Mill Cutter)
Pasang Ragum Mesin , Angkat dengan Menggunakan crane (kren) .
Ikat Ragum dengan Baut Standar ( T Slot) yang telah disiapkan , Dial
kesejajarannya apa bila diperlukan.
Cekam benda kerja dengan kuat, pastikan sudut – sudut benda kerja telah dikikir
Pasang Cutter , Ikat dengan baut standar yang telah disiapkan .
Atur rpm dan feeding mesin sesuai dengan hasil perhitungan.
Setting nol untuk kedalaman pemakanan.
Gunakanlah sistim pemotongan berlawanan arah .
Lakukan pemakanan secara bertahap.
Gunakan air pendingin yang cukup
Setiap kali melepas benda kerja, kikir bagian sisi yang tajam agar pencekaman
berikutnya akurat dan kuat.
Lepaskan ragum dan cuter , bersihkan dan kembalikan ketempat semula.
22
Kembalikan posisi meja dan kepala mesin keposisi semula.
Bersihkan mesin, lantai dan alat-alat yang digunakan.
Periksa counter dan alat-alat laci mesin.
5. Hal-hal yang perlu diingat
Sebelum memindahkan ragum & kepala pembagi ke atas meja, posisikan meja
pada posisi terendah.
Gunakan krane untuk mengangkat ragum & kepala pembagi, jika tidak
memungkinkan gunakan poros silindris, minimal dua orang untuk mengangkat.
Setiap kali hendak penyeting pemotongan awal , saklar pendingin dalam posisi
off .
Jangan melakukan Aktifitas penyetingan Benda kerja , pada saat cutter sedang
berputar.
Gunakan RPM & Feeding yang sesuai.
Pastikan baut-baut terpasang dengan kencang, periksa dengan kunci pas/ring
dan kunci L.
Untuk membersihkan Beram Gunakan Kuas.
Alat – alat yang rusak atau tidak aman digunakan segera dilaporkan
Laporkan kepada instruktur jika ada alat-alat yang tidak dilepas karena akan
dilanjutkan besok hari.
Selama proses pemasangan roda gigi tidak boleh ada yang memutar poros
transportir maupun engkol kepala pembagi.
G. POTENSI BAHAYA
Tangan terjepit.
Mata kemasukan beram.
Tangan tergores beram.
Cutter pecah/rompal.
Ketarik roda gigi.
Kejatuhan ragum/kepala pembagi.
Kesemprot air Pendingin.
Tangan / lengan baju tertarik cutter.
Terpeleset karna lantai licin.
23
Bab 4. Penutup
KESIMPULAN
Untuk menghasilkan benda kerja dengan kualitas tinggi seorang mahasiswa harus
mengetahui dan dapat mengerti dan menguasai teknik – teknik dalam pengoperasian
mesin dalam hal ini Mesin Milling, dengan baik dan benar disamping mengetahui prosedur
kerjanya serta mengerti dan memahami gambar kerja karena dengan semua itulah
mahasiswa dapat memenuhi tuntutan kompetensinya selaku mahasiswa teknik.
Objek yang dibahas dalam laporan ini adalah mengenai pembuatan roda gigi Heliks
dan Batang gigi miring.
Secara definitive Kerja frais adalah suatu proses penyayatan benda kerja yang
dilakukan pada mesin frais dengan menggunakan alat potong (pisau frais) yang berputar.
Prinsip kerja mesin Milling adalah alat potong (Cutter) yang berputar dan tetap
pada posisinya sedangkan benda kerja bergerak keempat arah mendatar dimana meja
dapat dimiringkan kesumbu vertical maupun Horizontal
Selama proses pemotongan berlangsung tidak diperbolehkan melakukan
penyettingan apapun karena akan berpotensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
bahkan fatal.
Dalam pembuatan roda gigi, dibutuhkan ketelitian khusus dan kesabaran penuh
karena akan mempengaruhi kualitas benda kerja. Proses praktikum Milling disini meliputi
dua bagian yaitu pembuatan roda gigi heliks (Helical Gear) dan batan gigi (Rack Gear). 24
Proses tersebut belumlah sempurna, sehingga dikatakan lengkap apabila keselamatan
kerja dijadikan bagian penting dari setiap praktikum. Dengan demikian hal terpenting
dalam setiap praktikum adalah seberapa besar kemampuan mahasiswa untuk menganalisa
setiap langkah dan tindakan yang diambil apakah akan menguntungkan atau bahkan
merugikan. Karena pentingnya keselamatan kerja ini, maka benda kerja dikatakan
berkualitas penuh apabila dalam pembuatan benda kerja tersebut dilakukan berdasarkan
standar yang berlaku dibuktikan dengan tidak terjadinya insident atau accident selama
praktikum.
SARAN – SARAN
Pengecekan dan pendataan ulang alat-alat pada setiap lemari harus deperbaharui
sekaligus penambahan alat-alat penunjang seperti kunci-kunci khusus mesin, karena
umumnya banyak peralatan yang tidak ada ditempatnya
Pasak yang digunakan kebanyakan tidak sesuai standar karena ada saja pasak yang
tidak sesuai dengan alur pada cutter dan pada poros arbor. Disamping itu sebaiknya
pengadaan pasak di manage sebaik-baiknya.
25
Bab 5. Lampiran
KARTU PROSES
OPERATION PLAN
CATATAN PRAKTIKUM BENGKEL
GAMBAR KERJA HELICAL GEAR
GAMBAR KERJA RACK GEAR
26
OPERATION PLAN
OPERATION PLAN MILLING
Nama : Muh. Fadli B.Nim : 206029Nomor gambar : ATS
Instruktur : Muh. Zaqqi R.Tanggal : 17-19 dan 24-28 maret 2008Paraf :
No. Uraian Gambar Alat Ket.1
27
28
CATATAN PRAKTIKUM BENGKEL
29