6
A. Definisi Pneumonia merupakan masalah umum pada orang lanjut usia dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Pneumonia dianggap sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit menular pada lanjut usia (Mehr, 2010). Pneumonia lobaris merupakan infeksi parenkim paru yang terbatas pada alveoli kemudian menyebar secara berdekatan ke bronkus distal terminalis. Pada pemeriksaan histologis terdapat reaksi inflamasi dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai spesies bakteri, klamidia, riketsia, virus, fungi dan parasit (Levison, M. 2011). B. Etiologi Pada pneumonia lobaris rongga udara dari sebagian atau seluruh lobus secara homogen terisi oleh eksudat yang dapat dilihat pada radiografi sebagai konsolidasi lobular atau segmental. Staphylococcus pneumonia dan Haemophilus influenza bertanggung jawab untuk lebih dari 90% pneumonia lobaris (Kumar, 2007). C. Epidemiologi Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumococcus, yang sering ditemukan pada orang

lap. PA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pa

Citation preview

1. DefinisiPneumonia merupakan masalah umum pada orang lanjut usia dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Pneumonia dianggap sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit menular pada lanjut usia (Mehr, 2010).Pneumonia lobaris merupakan infeksi parenkim paru yang terbatas pada alveoli kemudian menyebar secara berdekatan ke bronkus distal terminalis. Pada pemeriksaan histologis terdapat reaksi inflamasi dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai spesies bakteri, klamidia, riketsia, virus, fungi dan parasit (Levison, M. 2011). 1. EtiologiPada pneumonia lobaris rongga udara dari sebagian atau seluruh lobus secara homogen terisi oleh eksudat yang dapat dilihat pada radiografi sebagai konsolidasi lobular atau segmental. Staphylococcus pneumonia dan Haemophilus influenza bertanggung jawab untuk lebih dari 90% pneumonia lobaris (Kumar, 2007).1. Epidemiologi Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumococcus, yang sering ditemukan pada orang dewasa dan anak besar. Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan berkurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia sangat rentan terhadap bayi berumur di bawah dua bulan, berjenis kelamin laki-laki, kurang gizi, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan ASI yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A (Santoso et al., 2007).Insidensi pneumonia lobaris di negara-negara yang sedang berkembang pada anak kurang dari 5 tahun diperkirakan sekitar 30% dengan angka mortalitas yang tinggi. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang antibiotik. Hal di atas disebabkan oleh munculnya organisme nosokomial yang resisten terhadap antibiotik. Adanya organisme-organisme baru dan penyakit seperti Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang semakin memperluas spektrum dan derajat kemungkinan terjadinya pneumonia lobaris (Santoso et al., 2007).Pneumonia lobaris merupakan penyakit infeksi paru yang prevalensinya cukup tinggi. Pada tahun 2002, di ruang gawat akut geriatrik RSCM, pneumonia lobaris merupakan penyakit nomor 1 diantara 10 penyakit terbanyak yang masuk yaitu 61% penderita wanita dan 28,5% laki-laki (Santoso et al., 2007).1. Faktor resikoPneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas, namun pada kebanyakan pasien dewasayang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh (Dahlan, 2009).Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang-orang lanjut usia (lansia) dan sering terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Juga dapat terjadi pada pasien dengan penyakit lain seperti diabetes melitus (DM), payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit syaraf kronik, dan penyakit hati kronik. Faktor predisposisi lain antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, diabetes melitus, keadaan imunodefisiensi, kelemahan atau kelainan struktur organ dada dan penurunan kesadaran (Dahlan, 2009).1. Tanda dan gejala Berikut merupakan tanda dan gejala yang terdapat pada pneumonia lobaris:1. Hidung tersumbat.1. Nafsu makan menurun.1. Suhu dapat naik sampai 39o C atau lebih.1. Gelisah.1. Dispneu.1. Nyeri pleuritik pada daerah lobus yang terkena.1. Myalgia.1. Sianosis di sekitar mulut dan hidung.1. Pernafasan cuping hidung.1. Batuk setelah perjalanan penyakit lebih lanjut.1. Sputum berwarna merah karat.1. Suara nafas bronkial (Soedarsono, 2004).1. Penegakan diagnosis 0. AnamnesisAnamnesis pada penderita menunjukkan tanda-tanda seperti nafsu makan menurun, batuk berdahak, myalgia, nyeri pleuritik pada daerah lobus yang terkena, dan sesak nafas. Biasanya anak lebih suka tiduran pada sebelah dada yang terkena (Soedarsono, 2004).0. Pemeriksaan fisik1. Inspeksi dan palpasi: pergerakan dada lambat pada sisi yang sakit.1. Perkusi: redup.1. Auskultasi: ronki (Abdoerrachman, et al., 2007).0. Pemeriksaan penunjang1. Foto toraksPada foto toraks ditemukan infiltrat yang jelas dan gambaran konsolidasi pada salah satu atau beberapa lobus yang terinfeksi. Foto toraks dapat pula menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelectasis, abses paru, neumotoraks, pneumomediastinum atau perikarditis (Abdoerrachman et al., 2007).1. Pemeriksaan sputumPada pemeriksaan sputum yang diambil dari sekresi batuk, akan ditemukan bakteri atau virus penyebab pneumonia (Soedarsono, 2004).1. Pemeriksaan darah tepiGambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000-40.000/mm3 sedangkan pemeriksaan darah tepi lainnya biasanya normal (Abdoerrachman et al., 2007).Dapus Sulkowska, K., P. Palczeweski, dan M. Golebiowski. 2012. Radiological Spectrum of Pulmonary Infections In Patients Post Solid Organ Transplantation. Polish Journal of Radiology, vol. 77(3): 64-70

Mansjoer, Arif dan Triyanti, Kuspuji. 2011. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Media AesculapiusDahlan, Zul. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jakarta: FK UI