18
PENYIAPAN MEDIA PEMBENIHAN SEDERHANA DAN ISOLASI MIKROBA UDARA I. Tujuan Praktikum Memahami dan mengetahui susunan dan sifat media, cara penyiapan alat dan media, serta mengetahui cara- cara dan teknik isolasi mikroba udara. II. Prinsip Kerja Membuat media sederhana dari kaldu daging dan kentang dengan bahan dasar agar untuk menumbuhkan mikroba dan jamur. III. Dasar Teori Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah (Sutedjo, 1991). Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi atau penerima elektron bagi organisme (Suriawiria, 1986)

Lap Peny Media Perbenihan Sdrhna & Isolasi Mik Udra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Isolasi mikroba sangat dibutuhkan untuk diteliti apakah mikroba tersebut terkandung dalam suatu bahan atau makanan dsb, sehingga dapat merusak kualitas bahan tersebut atau membahayakan konsumennya. Ada beberapa metode untuk mengisolasi mikroba tersebut dimana masing-masing metode menggunakan suatu media biakan mikroba.

Citation preview

PENYIAPAN MEDIA PEMBENIHAN SEDERHANA DAN ISOLASI

MIKROBA UDARA

I. Tujuan Praktikum

Memahami dan mengetahui susunan dan sifat media, cara penyiapan alat

dan media, serta mengetahui cara-cara dan teknik isolasi mikroba udara.

II. Prinsip Kerja

Membuat media sederhana dari kaldu daging dan kentang dengan bahan

dasar agar untuk menumbuhkan mikroba dan jamur.

III. Dasar Teori

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara

(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan

bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-

sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah (Sutedjo, 1991).

Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang

selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan

sebagai bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai

sumber energi atau penerima elektron bagi organisme (Suriawiria, 1986)

Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media

diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:

a.    Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba

b.    Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang

sesuai dengan kebutuhan mikroba

c.    Media harus dalam keadaan steril.

Fungsi-fungsi medium antara lain, media basal dapat mendukung

pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi, media penghambat

merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang menghambat

pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu, medium pemeliharaan

digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan

selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu

ruang atau suhu dingin (Singleton, 2001).

            Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah

kaldu cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media

pertumbuhan mikrobia meliputi:

A.  Bahan dasar

1.  Air (H2O) sebagai pelarut

2.  Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit

didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.

3.  Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer

asam   amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak

jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.

4.  Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga

sebagai   pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media

bagi mikroorganisme autotrof obligat.

B.  Nutrisi atau zat makanan

            Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme

sel yaitu berupa unsur makro seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),

Nitrogen (N), Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur

pelikan/trace element. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa

senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof

memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein,

dan asam organik. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa

bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik

seperti urea.

C.  Bahan tambahan

            Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan

tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk

indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.

Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba

non-target/kontaminan.   

Menurut Jawet dkk (1996) media pertumbuhan mikrobia berdasarkan

komposisinya dapat dibedakan menjadi medium sintesis, semi sintesis dan non

sintesis. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis

dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar. Medium

semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,

misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan

ekstrak  kentng. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail tidak dapat

mengetahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.Medium non sintesis yaitu

media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat   diketahui  secara pasti dan

biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,  misalnya Tomato Juice

Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

Penggunaan media bukan hanya umtuk pertumbuhan dan

perkembangbiakan mikroba tetapi juga untuk tujuan isolasi, seleksi, evaluasi dan

diferensiasi sehingga setiap media mempunyai spesifikasi sesuai dengan

maksudnya. Berdasarkan sifatnya, media dibedakan menjadi :

a.   Media Umum yaitu media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum misalnya :

agar kaldu nutrisi untuk bakteri, agar kentang dekstrosa untuk jamur

b. Media Pengaya yaitu media dimana suatu jenis mikroba diberi kesempatan

untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis lainnya yang sama-sama

berada dalam satu media. Misalnya: kaldu selenit atau kaldu tetrationet untuk

memisahkan Salmonella typhi dari mikroba lain yang ada dalam feses

c. Media Selektif yaitu media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih

jenis mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan kenis-jenis

lainnya. Misalnya : media SS (Salmonella-Shigella) agar untuk menumbuhkan

Salmonella dan Shigella.

d. Media Diferensial yaitu media yang dipergunakan untuk penumbuhan mikroba

tertentu serta penentuan sifat-sifatnya seperti media agar darah untuk penumbuhan

bakteri hemolitik

e. Media Penguji yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa

tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya : media penguji vitamin, antibiotika,

residu pestisida

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang

ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik

yang dapat berkembang biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui

sterilisasi, dilakukan dengan:

a.    Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan

berubah atau terurai akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini

dilakukan dengan menggunakan udara panas (oven) dengan temperatur 170-1800C

selama 2 jam. Cara ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Cara

sterilisasi dengan uap air panas dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki

temperatur uap 1210C dengan tekanan 15 psi.

b.    Sterilisasi kimia, yakni sterilisai dengan menggunakan desinfektan, larutan

alkohol, larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam

Hg). Dengan larutan-larutan dan desinfektan tersebut mikroba dapat dimatikan

karena tekanan osmotik dan dehidrasi protein pada substrat.

c.    Sterilisasi mekanik, yakni sterilisasi dengan melakukan penyaringan mikroba

dengan cara filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter

Seitz. Jenis filter yang diguankan bergantung pada tujuan penyaringandan benda

yang akan disaring. (Suirawiria, 1986)

IV. Alat dan bahan :

- Corong - daging tanpa lemak

- Kertas koran - pepton

- Kain kasa - agar

- Beker gelas - kentang

- Pipet tetes - dektrosa

- Autolaf - aquadest

- Kapas

- Erlenmeyer

- Timbangan analitik

V. Prosedur Kerja

Pembuatan Media Agar Kaldu (MAK)

Pembuatan Media Agar Kentang Dekstrosa (MAKD)

Daging dibersihkan dari lemak dan dicuci

Direbus dengan akuades 1 liter selama 25 menit

Air kaldunya disaring, diendapkan, disaring lagi

Tambahkan pepton dan agar kedalam kaldu, aduk hingga merata

Masukkan kedalam erlenmeyer, sumbat dengan kapas

Sterilkan dengan autoklaf selama 15 menit

Tuang kedalam cawan petri

Kentang dikupas,m dipotong kecil-kecil

Direbus selama 1 jam (volume air harus tetap, tidak boleh kering)

Airnya disaring dengan menggunakan kain

Tambahkan dekstrosa dan agar , aduk hingga merata

Masukkan kedalam erlenmeyer, sumbat dengan kapas

Sterilkan dengan autoklaf selama 15 menit

Tuang kedalam cawan petri

Isolasi Mikroba

VI. HASIL PENGAMATAN

Koloni bakteri (diukur dan diamati tanggal 18 Oktober 2013, pukul 10.00)

Koloni ke-Diameter

terpanjang (cm)Koloni ke-

Diameter

terpanjang (cm)

1 0,7 11 0,8

2 3 12 0,9

3 3,6 13 0,6

4 1,8 14 0,3

5 0,7 15 0,4

6 1,1 16 0,3

7 0,5 17 4,8

8 2 18 1,4

9 0,4 19 1,3

10 1,9 20 1

Cawan petri diletakkan di udara terbuka selama 1 jam

cawan petri ditutup dengan penutupnya, dan beri selotip dipinggirnya

MAK disinari lampu belajar selama 48 jam, diamati tiap 6 jam

MAKD disimpan di lab. diamati lagi setelah 5 hari kemudian

Amati pertumbuhan koloni jamur dan bakteri

Hitung jumlah koloni, bentuk, warna, dan kosistensi koloni

Bentuk : Bulat sampai tidak beraturan

Warma : Putih sampai kekuningan

Konsistensi : Penuh sampai tidak penuh dan bercabang-cabang

Koloni Jamur (dihitung dan diamati tanggal 18 Oktober 2013, pukul 10.00)

Jumlah : 17 koloni

Bentuk : Bulat sampai tidak beraturan

Warna : Abu-abu, kecoklatan sampai hitam

Konsistensi : Penuh sampai tidak penuh dan bercabang-cabang

(hifanya)

VII. Pembahasan

  Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-

bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk

membentuk bahan sel dan memperoleh energi adalah bahan makanan. Pada

dasarnya suatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat

berikut. Di dalamnya harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada

pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat dioloah

(Schlegel, 1994).

            Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan

perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media

merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik (Stanier, 2001).

Pada pembuatan Medium Agar Kaldu (MAK) untuk biakan bakteri,

digunakan daging tanpa lemak, pepton dan agar serta aquadest sebagai pelarut.

Agar berfungsi sebagai pemadat medium dan air sebagai pelarut komposisi

medium untuk pertumbuhan bakteri. Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan

protein bagi mikroba. Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon

organik, nitrogen, vitamin, dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan

mikroba. Agar, berfungsi sebagai pemadat medium. Aquades, sebagai bahan

pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.

Sedangkan pada pembuatan Medium Agar Kentang Dekstroksa (MAKD)

untuk biakan jamur, bahan yang digunakan berupa kentang yang baik, dekstroksa

agar dan aquadest. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) atau Medium Agar

Kentanf Dekstrosa (MAKD) berfungsi untuk menumbuhkan kapang dan jamur.

Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah non-

sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi

kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk medium padat karena dalam

pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan pemadat.

Berdasarkan fungsinya, medium PDA ini termasuk medium umum karena

dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Bahan-

bahan yang digunakan dalam pembuatan medium PDA antara lain kentang,

sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba. Dextrose sebagai

sumber enegi dan sebagai sumber karbon. Agar, sebagai bahan pemadat medium.

Akuades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber

O2.

Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam

keadaan steril, artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan

mikroba yang tidak diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya.

Keadaan ini mempunyai maksud dan tujuan agar jika bahan tersebut

dipergunakan, maka hanya mikroba yang dimaksud yang akan tumbuh

berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan kemungkinan besar

pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau mematikan mikroba

yang kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki kandungan

air, nitrogen, sumber energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar bakteri

dapat tumbuh dengan baik.

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang

ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik

yang dapat berkembang biak (Fardiaz,1992). Cara sterilisasi dengan uap air panas

dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki temperatur uap 1210C dengan

tekanan 15 psi. Digunakan sterilisasi kering menggunakan autoklaf untuk

mensterilisasi alat seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri. Dan

sterilisasi basah menggunakan autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah ada

isinya.

Penuangan medium ke cawan petri dilakukan didekat api bunsen. Hal ini

bertujuan agar medium tidak terkontaminasi bakteri lain. Kentang yang digunakan

direbus dan digerus terlebih dahulu. Selain itu setelah komposisi dari Medium

Agar Kentang Dekstrosa tercampur, dilakukan penyaringan sebanyak tiga kali

untuk mendapatkan sari-sari kentangnya yang merupakan sumber karbohidrat dari

bakteri yang akan dibiakkan. Setelah disaring, medium disterilkan ke dalam

autoklaf dengan suhu 1210C selama kurang lebih 15 menit sehingga medium

sebelum dilakukan isolasi mikroba benar-benar dalam keadaan steril. Hal serupa

dilakukan pula terhadap Medium Agar Kaldu.

Proses isolasi bakteri dilakukan dengan menaruh MAK ke dalam kelas

dimaksudkan untuk mengisolasi mikroba udara dalam kelas yang cukup lembab.

Sedangkan isolasi jamur dilakukan dengan menaruhkan MAKD ke daerah dekat

tempat pembuangan sampah. Masing-masing cawan petri dibukakan tutupnya

selama 30 menit. Setelah lima hari kemudian, ternyata dalam MAKD terbentuk

koloni jamur, spora beserta hifa yang tersebar didaerah MAKD. Koloni jamur

berwarna putih kekuningan, spora berwarna hitam dan hifa yang berwarna putih

yang menyerupai benang-benang.Sedangkan pada MAK pada hari kedua sudah

mulai tumbuh koloni bakteri berdiameter kecil yang semakin hari semakin

membesar dan pada pengamatan hari kedelapan terbentuklah koloni dengan

diameter yang lebih besar dari sebelumnya sebanyak 20 koloni. Koloni ini

berwarna kekuningan dengan bentuk yang kurang teratur.

VIII. Kesimpulan

1. Media adalah kumpulan zat-zat organik maupun anorganik yang

digunakan sebagai tempat tumbuh dan mengembangbiakkan

mikroorganisme.

2. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup,

yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.

3. Media Agar Kaldu merupakan media untuk biakan bakteri dengan

komposisi berupa daging tanpa lemak, pepton, agar dan aquadest.

4. Media Agar Kentang Dekstrosa merupakan media untuk biakan jamur

dengan komposisi yaitu kentang, dekstrosa, agar dan aquadest.

5. Daging merupakan sumber nutrisi berupa protein untuk bakteri.

6. Kentang adalah bahan yang baik untuk digunakan sebagai bahan media

buatan karena banyak mengandung karbohidrat.

7. Penggunaan alat dan bahan dalam bekerja haruslah slalu terjaga dari

kontaminan.

8. Sterilisasi adalah proses mematikan mikroorganisme dari alat dan bahan

yang digunakan agar terhindar dari kontaminasi dan diperoleh keadaan

steril.

9. Jenis mikroba ada : bakteri, kapang, khamir.

DAFTAR PUSTAKA

A. Yayan. 2012. Teknik Pembenihan Mikroba. (online).

http://anggijoyjoy.blogspot.com/2012/10/teknik-perbenihan-bakteri.html,

diakses pada 20 Oktober 2013 pukul 20 : 12.

Fardiz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Fuad, fathir. 2001.  Media Pertumbuhan Mikroba. (online).

http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2, diakses pada 20 Oktober

2013 pukul 19 : 20.

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular

Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.

dalam http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-

pembuatan-medium/ , diakses pada 20 Oktober 2013 pukul 19 : 34.

Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas

Terbuka

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University

Press.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press

LAMPIRAN

MAK (Medium Agar Kaldu)

11 Oktober 2013

Pukul Gambar

4.29

pm

12 Oktober 2013

Pukul Gambar Pukul Gambar

6.26

am

3.50

pm

9.31

am

6.41

pm

12.29

pm

11.29

pm

13 Oktober 2013

Pukul Gambar Pukul Gambar

6.31

am

12.38

pm

9.31

am

4.31

pm

MAKD (Medium Agar Kentang Dekstrosa)

Tanggal : 18 Oktober 2013

Pukul : 9.45 am

Depan Belakang