29
LAPORAN AKHIR BIOKIMIA KLINIK UJI KETELITIAN PIPETASI SELASA / 13.00-16.00 Kelompok 4 Bella Puspa Wening 260110100075 Data Pengamatan Febrian Rovelino T K 260110100076 Tujuan,Prinsip,Alat Bahan,Prosedur Dian Abdillah 260110100077 Teori Dasar Riska Febriyeni 260110100078 Pembahasan Agie Avionico 260110100079 Pembahasan M. Badru Tamamudin 260110100081 Pembahasan Silvia Andreas 260110100082 Editor

LAPAK Spektrofotometer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPAK Spektrofotometer

LAPORAN AKHIR BIOKIMIA KLINIK

UJI KETELITIAN PIPETASI

SELASA / 13.00-16.00

Kelompok 4

Bella Puspa Wening 260110100075 Data Pengamatan

Febrian Rovelino T K 260110100076 Tujuan,Prinsip,Alat Bahan,Prosedur

Dian Abdillah 260110100077 Teori Dasar

Riska Febriyeni 260110100078 Pembahasan

Agie Avionico 260110100079 Pembahasan

M. Badru Tamamudin 260110100081 Pembahasan

Silvia Andreas 260110100082 Editor

LABORATORIUM BIOKIMIA KLINIK

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

Page 2: LAPAK Spektrofotometer

UJI KETELITIAN PIPETASI

I. TUJUAN

1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston (clinipette), serta

membandingkan ketelitiannya dengan pipet gelas.

2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat

spektrofotometer.

II. PRINSIP

Hukum Lambert Beer

Hukum Lambert Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat

berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding

terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan.

A= a b c = log 100%T

= 2 – log % T

Dimana : A = absorban

a = absorptivita

b = jalannya sinar pada laruta

c = konsentrasi larutan

%T = persen transmitan

III. TEORI DASAR

Pipet volume digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai

dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian

tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan (Khopkar,

1998).

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk

memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas

seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi

Page 3: LAPAK Spektrofotometer

untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume

kecil kurang dari 1000 microliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa

juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan

presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset

berapapun volumenya selama dalam range volume pipet. Ada beberapa macam merek

mikropipet yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll.   Meskipun produk

mikropipet telah dirancang akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus

dikalibrasi jika digunakan untuk laboratorium yang terakreditasi (Yvnz, 2012).

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan detektor fototube (Basset, 1994).

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu

sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan

spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.

Untuk melakukan pengukuran absorbansi pada larutan uji, dapat dilakukan dengan

alat spektrofotometer. Berikut rumus spektofotometri:

A= a b c (g/ l), atau A= e b c (mol/ l)

Dimana a = absorbtivitas; b = tebal kuvet (cm); c = konsentrasi

Adapun dalam pelaksanaan spektroskopi ini diperlukan adanya kalibrasi yang

ditujukan untuk dapat mengetahui berapa besaran absorbansi sampel yang

sesungguhnya. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa dalam pengukuran

absorbansi seluruh molekul yang berada dalam kuvet akan ikut berpengaruh dalam

penentuan absorbansi total, sehingga jika tidak dilakukan kalibrasi dengan

menggunakan blanko terlebih dahulu maka hasil yang didapatkan akan melebihi hasil

yang seharusnya karena absorbansi pelarut dan reagen-reagen yang terlibat dan

ditambahkan akan ikut terhitung. Untuk menghindari hal itulah maka digunakan

larutan blanko yang berisi berbagai macam material tambahan yang ditambahkan ke

dalam sampel diantaranya adalah pelarut dan reagen-reagen dengan jumlah yang

Page 4: LAPAK Spektrofotometer

secara spesifik sama dengan jumlah yang ditambahkan ke dalam sampel, tetapi pada

blanko tidak dilakukan penambahan sampel (Khopkar, 1998).

Prinsip dari spektrofotometer adalah bagaimana molekul-molekul di dalam

suatu larutan dapat menyerap cahaya. Semakin banyak molekul di dalam larutan,

berarti juga konsentrasi larutan tersebut tinggi, maka semakin banyak cahaya yang

akan diserap dan absorbansi akan semakin tinggi. Berlaku pula sebaliknya. Kuvet

adalah alat yang digunakan untuk menempatkan larutan sampel ke dalamnya (Yvnz,

2012).

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual

dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu

sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam

untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda

(Rohman, 2007).

Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari

filter fotometri sebagai berikut :

1. Daerah jangkauan spectrum

Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak

(400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah

tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).

2. Sumber sinar

Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer

menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar

tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah

tampak.

3. Monokromator

Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada

spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.

4. Detektor

Filter fotometer menggunakan detektor fotosel.

Page 5: LAPAK Spektrofotometer

Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube

(Saputra, 2009).

Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :

1. Sumber cahaya

a. Untuk radisi kontinue :

Untuk daerah UV dan daerah tampak :

Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada

gelombang 320-2500 nm.

Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)

Lampu gas xenon (250-600 nm)

b. Untuk daerah IR

Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :

Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida 

(38%) dan erbiumoxida (3%)

Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).

Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang

0,4 – 20 nm

Spektrum radiasi garis UV atau tampak :

Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)

Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga

Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)

Laser

2. Pengatur Intensitas

Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya

agar sinar yang masuk tetap konstan.

3. Monokromator

Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis

sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran. Macam-macam monokromator :

Prisma

Page 6: LAPAK Spektrofotometer

kaca untuk daerah sinar tampak

kuarsa untuk daerah UV

Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR

Kisi difraksi

Keuntungan menggunakan kisi :

- Dispersi sinar merata

- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama

- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum

4. Kuvet

Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah

UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.

5. Detektor

Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan

besaran yang dapat diukur. Syarat-syarat ideal sebuah detektor :

Kepekan yang tinggi

Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor adalah Detektor foto (Photo detector), Photocell,

Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor panas.

6. Penguat (amplifier)

Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat

dibaca oleh indikator.

7. Indikator

Dapat berupa : Recorder dan Komputer (Saputra, 2009).

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Page 7: LAPAK Spektrofotometer

1. Bulb Pipet

2. Kuvet

3. Pipet Gelas

4. Pipet Piston

5. Spektrofotometer

B. Bahan

1. Larutan Baku KMnO4 50 ppm

C. Gambar Alat

Pipet gelas Bulb pipet

Pipet piston Spektrofotometer

Page 8: LAPAK Spektrofotometer

Kuvet

V. PROSEDUR

Larutan baku KMnO4 dengan konsentrasi 50 ppm, dibuat dengan melarutkan

sebanyak 5 mg KMnO4 dalam 100 ml aquadest. kemudian larutan baku KMnO4

tersebut di encerkan pada berbagai konsentrasi dengan menggunakan pipet gelas dan

pipet piston pada masing-masing kuvet dengan perbandingan larutan baku sebagai

berikut :

Bahan Pengenceran I Pengenceran II Pengenceran III

Larutan baku

KMnO4

400 µL 500 µL 600 µL

Ditambahkan

Aquadest

600 µL 500 µL 400 µL

Setelah dibuat pengenceran dengan perbandingan tersebut, kemudian diukur

absorbansi untuk setiap pengenceran pada panjang gelombang 546 nm. Pengukuran

absorbansi untuk setiap cara pemipetan dibandingkan dengan melihat nilai Standar

Deviasi (SD).

VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Page 9: LAPAK Spektrofotometer

A. Data Pengamatan

Pengenceran

Pipet

AbsorbansiJumlah

Rata-

rataSD KV

1 2 3

I

Gelas0,348 0,358 0,348 1,054 0,351 0,0057 1,628

I

Piston0,323 0,294 0,279 0,896 0,299 0,0223 7,458

II

Gelas0,512 0,512 0,508 1,552 0,511 0,0092 1,800

II

Piston0,468 0,472 0,445 1,385 0,462 0,015 3,247

III

Gelas0,655 0,685 0,656 1,996 0,665 0,017 2,562

III

Piston0,723 0,781 0,761 2,265 0,755 0,029 3,902

IV

Gelas0,807 0,792 0,832 2,431 0,810 0,020 2,469

IV

Piston0,811 0,813 0,832 2,456 0,819 0,012 1,465

B. Perhitungan

Perhitungan Pengenceran

- Pengenceran I : 200 µL 0,2 ml KMnO4

add 1000 µL 1 ml - 0,2 ml = 0,8 ml aquadest

- Pengenceran II : 300 µL 0,3 ml KMnO4

add 1000 µL 1 ml - 0,3 ml = 0,7 ml aquadest

- Pengenceran III : 400 µL 0,4 ml KMnO4

add 1000 µL 1 ml - 0,4 ml = 0,6 ml aquadest

Page 10: LAPAK Spektrofotometer

- Pengenceran IV : 500 µl 0,5 ml KMnO4

add 1000 µL 1 ml – 0,5 ml = 0,5 ml aquadest

a. Pengenceran I

Pipet Gelas

x = 0,348+0,358+0,348 = 0,351

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,0057

KV = SD . 100 = 0,0057 . 100 = 1,628 %

x 0,351

Pipet Piston

x = 0,323+0,294+0,279 = 0,299

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,0223

KV = SD . 100 = 0,0223 . 100 = 7,458 %

x 0,299

b. Pengenceran II

Pipet Gelas

x = 0,512+0,512+0,508 = 0,511

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,0092

KV = SD . 100 = 0,0092 . 100 = 1,800 %

Page 11: LAPAK Spektrofotometer

x 0,511

Pipet Piston

x = 0,468+0,472+0,445 = 0,462

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,015

KV = SD . 100 = 0,015 . 100 = 3,247 %

x 0,462

c. Pengenceran III

Pipet Gelas

x = 0,655+0,685+0,656 = 0,665

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,017

KV = SD . 100 = 0,017 . 100 = 2,562 %

x 0,665

Pipet Piston

x = 0,723+0,781+0,761 = 0,755

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,029

KV = SD . 100 = 0,012 . 100 = 3,902 %

x 0,819

Page 12: LAPAK Spektrofotometer

d. Pengenceran IV

Pipet Gelas

x = 0,807+0,792+0,832 = 0,810

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,020

KV = SD . 100 = 0,02 . 100 = 2,469 %

x 0,81

Pipet Piston

x = 0,811+0,813+0,832 = 0,819

3

SD = √∑i=1

n

¿¿¿¿ = 0,012

KV = SD . 100 = 0,012 . 100 = 1,469 %

x 0,819

C. Grafik

Pipet Gelas

Page 13: LAPAK Spektrofotometer

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.335

0.34

0.345

0.35

0.355

0.36

0.365

0.37

Absorbansi Sampel Pengenceran I(200 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.49

0.5

0.51

0.52

0.53

0.54

0.55

Absorbansi Sampel Pengenceran II(300 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

Page 14: LAPAK Spektrofotometer

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.62

0.64

0.66

0.68

0.7

0.72

0.74

Absorbansi Sampel Pengenceran III(400 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.74

0.76

0.78

0.8

0.82

0.84

0.86

0.88

Absorbansi Sampel Pengenceran IV(500 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

Page 15: LAPAK Spektrofotometer

Pipet Piston

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Absorbansi Sampel Pengenceran I(200 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.4

0.42

0.44

0.46

0.48

0.5

0.52

Absorbansi Sampel Pengenceran II(300 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

Page 16: LAPAK Spektrofotometer

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.66

0.68

0.7

0.72

0.74

0.76

0.78

0.8

0.82

0.84

0.86

Absorbansi Sampel Pengenceran III(400 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50.78

0.79

0.8

0.81

0.82

0.83

0.84

0.85

0.86

Absorbansi Sampel Pengenceran IV(500 µL KMnO4/1000 µL Aquadest)

Y-Valuesrata-rata + SDLinear (rata-rata + SD)rata-rata + 2SDLinear (rata-rata + 2SD)rata-rata + 3SDLinear (rata-rata + 3SD)

Urutan Percobaan

Abso

rban

si

Page 17: LAPAK Spektrofotometer

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, akan dilakukan uji ketelitian pipetasi dengan tujuan

setelah dilakukan percobaan ini, praktikan diharapkan dapat mengetahui cara

menggunakan pipet piston (clinipette), serta membandingkan ketelitiannya dengan

pipet gelas dan mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan

alat spektrofotometer. Pada prinsipnya uji ketelitian pipetasi merujuk kepada Hukum

Lambert-Beer, dimana konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya

yang diabsopsi atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang

ditransmisikan. Selain itu, suatu senyawa bila dikenai energi Radiasi Elektro

Magnetik (REM) pada gelombang tertentu akan mengalami eksitasi ke keadaan yang

lebih tinggi. Pada saat terjadi eksitasi molekul menyerap energi yang disebut sebagai

nilai absorbansi.

Keuntungan pengukuran dengan menggunakaan spektrofotometer adalah:

mempunyai senditivitas relatif tinggi, pengerjaannya mudah sehingga pengukuran

yang dilakukan cepat dan mempunyai spesifisitas yang relatif tinggi. Spesifisitas

diperoleh dengan mereaksikan sampel yang diperiksa dengan pereaksi yang sesuai,

kemudian membentuk warna yang berbeda atau dengan pemisahan analitis menjadi

reaksi pembentukan warna.

Percobaan ini dilakukan dengan membandingkan ketelitian antara pipet piston

(clinipette) dengan pipet gelas. Dari hasil pengamatan yang diperoleh, ketelitian

penggunaan pipet ini berbeda. Pipet gelas memiliki ketelitian yang lebih rendah

dibandingkan dengan pipet piston (clinipette), karena volume yang dipipet sangat

bergantung pada pembacaan volume pipet. Sebaliknya pengambilan volume sampel

menggunakan pipet piston (clinipette) memiliki keakuratan/akurasi yang lebih tinggi

karena pipet piston (clinipette) telah diatur sedemikian rupa agar volumenya tepat

dengan yang diinginkan.

Secara prosedural, langkah pertama yang harus dilakukan dalam melakukan

uji ketelitian pipetasi adalah membuat larutan baku induk KMnO4 dengan konsentrasi

Page 18: LAPAK Spektrofotometer

tertentu sehingga diperoleh absorbansi larutan A = 0,8 – 1,0. Pada range tersebut,

menunjukkan bahwa muncuk absorbansi maksimum. Cara membuat larutan KMnO4

adalah dengan melarutkan 3,1600 g KMnO4 dengan 500 mL air suling di dalam labu

ukur 1000 mL, kemuadian tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera. Setelah

selesai perlakuan, simpan larutan induk KMnO4 di dalam botol berwarna cokelat.

Setelah itu dibuat berbagai pengenceran larutan KMnO4 dengan menggunakan

pipet gelas dan pipet piston (clinipette) pada kuvet masing-masing sebanyak 10

kuvet. Pada saat pengenceran, pengerjaan yang dilakukan haruslah hati-hati jangan

sampai adanya gelembung pada sampel dan tekanan yang diberikanpun diusahakan

sama agar absorbansi yang diukur memiliki akurasi dan presisi yang tepat. Menurut

anjuran IFCC (Internasional Federation of Clinical Chemistry) ukuran dari ketelitian

ditekankan dengan istilah “ketidaktelitian”. Secara kuantitatif ketidaktelitian

dinyatakan melalui standar deviasi. Semakin kecil nilai standar deviasi, maka tingkat

ketelitian suatu pipet lebih bagus.

Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari suatu

wadah (biasanya beaker) ke wadah lain. Dalam Biokimia Klinik pun, pipet sering

digunakan untuk memindahkan larutan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kimia

klinik pipet ini digunakan untuk melakukan penelitian atau analisis yang berkaitan

dengan makhluk hidup. Ketelitian dalam menggunakan pipet sangat penting dalam

bidang kimia klinik karena perbedaan volume yang sedikit saja dapat memberikan

hasil yang berbeda sehingga salah dalam menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

Jenis-jenis pipet beragam dimana setiap masing-masing memiliki ketelitian yang

berbeda. Oleh karena itu, dilakukan percobaan untuk membandingkan ketelitian dari

pipet gelas dan pipet piston. Pipet piston memiliki perbedaan dengan pipet gelas.

Pipet gelas adalah pipet yang terbuat dari kaca serta volume sudah tertera, sedangkan

pipet piston adalah pipet mikro yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran masing

masing pipet yang berbeda. Pipet piston terdapat beberapa ukuran seperti 20µl 50µl

100µl dan lain lain. Pada ujung pipet terdapat penghubung dengan larutan yang

Page 19: LAPAK Spektrofotometer

terbuat dari plastic. Pemakaian pipet piston dan pipet gelas harus dilakukan dengan

hati hati karena volume yang digunakan sangat kecil sehingga banyak factor human

eror yang akan terjadi pada saat pengambilan sampel dan mengeluarkan sampel

kedalam wadah. Satu tetes sample saja tidak terambil pada kedua pipet maka akan

mempengaruhi dari akurasi pada saat diuji dengan menggunakan alat

spektrofotometer. Begitu pula pada saat mengeluarkan larutan sampel kedalam wadah

atau kuvet, sedikit saja tertinggal pada ujung pipet piston maupun pipet gelas maka

akan mempengaruhi volume pengenceran dan akan mempengaruhi akurasi dari pipet

tersebut.

Selanjutnya yaitu pengenceran larutan KMnO4 dengan berbagai konsentrasi,

yaitu : Larutan pengenceran 1 (200µl), pengenceran 2 (300µl) , pengeceran 3 (400µl)

dan pengenceran 4 (500µl). Dilakukan dengan pengeceran berbeda karena semakin

banyak pengulangan maka semakin bagus data yang diperolah dan semakin terlihat

keakurasian dari kedua pipet tersebut, maka hasil yang didapat makin akurat. Masing-

masing absorbansi (A) larutan pada tiap pengenceran diukur pada panjang gelombang

maksimum 546 nm. Panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan ini

berdasarkan atas larutan induk yang digunakan. Dalam percobaan ini digunakan

larutan induk (KMnO4) yang memiliki sifat fisik senyawa berwarna ungu. Oleh

karena itu, pengukuran dilakukan pada panjang gelombang visible tepatnya pada

panjang gelombang 546 nm. Setelah mendapatkan nilai absorbansi dari setiap

pengenceran dan setiap pipet, lalu menghitung nilai rata, nilai standar deviasi, dan

nilai koefisien variasi.

Setelah dilakukan pengenceran dan dimasukkan masing masing samnpel

kedalam kuvet kemudian dihitung absorbansi dari masing masing sampel. Setelah

didapat absorbansi dari semua sampel kemudian dihitung nilai rata rata, jumlah

absorbansi, standard deviasi (SD), dan koefisien variasi (KV). Nilai rata rata didapat

dari jumlah absorbansi dibagi 3 maka akan dapat nilai rata rata dari masing masing

Page 20: LAPAK Spektrofotometer

absorbansi. Kemudian dihitung standard deviasi (SD ) dari masing masing piston

dengan menggunakan rumus :

Setelah didapat nilai standard deviasi kemudian dihitung nilai koefisien

variasi (KV) dari masing masing piston dengan menggunakan rumus :

Nilai standar deviasi digunakan untuk mengetahui presisi dan akurasi yang

didapatkan. Akurasi adalah ukuran seberapa dekat suatu angka hasil pengukuran

terhadap angka sebenarnya (true value atau reference value). Presisi adalah ukuran

seberapa dekat suatu hasil pengukuran satu dengan yang lainnya. Makin kecil nilai

SD dan KV yang didapatkan, maka ketelitian makin baik.

Diperlukan perhitungan nilai SD dan nilai KV untuk menentukan batas

control (rata rata + 2SD) dan batas peringatan (rata rata + 3SD) untuk menentukan

apakah alat yang digunakan masih baik digunakan dalam praktikum biokimia analitik

yang lain. Tujuan lain dari perhitungan nilai SD dan KV yaitu untuk memantapkan

nilai ketelitian dari pipet tersebut.

Dari data yang didapat dilihat terjadi beberapa kesalahan yaitu pada

pengenceran 1, 2 dan 3, hal ini dilihat dari nilai standar deviasi yang diperoleh. Dari

ketiga pengenceran tersebut nilai standar deviasi dengan menggunakan pipet gelas

lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi pipet piston. Seharusnya menurut teori

yang ada nilai standar deviasi pipet gelas harus lebih besar dibandingkan dengan nilai

standar deviasi pipet piston. Sedangkan pada pengenceran ke-4 nilai standar deviasi

dari pipet gelas lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi pipet piston, hal

ini sesuai dengan teori yang ada.

Page 21: LAPAK Spektrofotometer

Kesalahan ini kemungkinan besar terjadi pada saat pemipetan sampel baku

dan aquades (pengenceran). untuk mendapatkan variassi konsentrasi sampel yang

diinginkan dilakukan pemipetan beberapa kali pada satu konsentrasi sehingga faktor

kesalahan semakin besar. Selain itu kesalahan tersebut terjadi karena adanya

gelembung udara pada tip pipet yang digunakan, sehingga mempengaruhi konsentrasi

sampel.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil yang diperoleh, seperti penggunaan

pipet piston yang harus diperhatikan yaitu konsisten speed dan kelancaran

saat menekan dan melepaskan tombolnya, konsisten tekanan pada plunger pada

pertama, konsisten dan cukup saat memasukkan tip ke dalam cairan, posisi tip pada

cairan “Posisinya Hampir Vertikal” dari pipet, menghindari semua gelembung udara,

serta tidak pernah meletakkan pada side pipet atau pipet membalikkan jika cairan di

ujung

Maka dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai standard deviasi

dari pipet piston lebih kecil dari pipet gelas karena dari segi presisi dan akurasi pipet

piston lebih baik daripada pipet gelas. Begitu pula dengan nilai KV lebih kecil pipet

piston dibandingkan dengan pipet gelas. Hal ini dengan teori yang diperoleh.

VIII. KESIMPULAN

1. Ketelitian pipet piston (clinipette) lebih baik daripada pipet

gelas. Hal ini ditunjukkan dengan standar deviasi pipet

piston (0,012) lebih kecil dibandingkan dengan standar

deviasi pipet gelas (0,020).

2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan

spektrofotometer UV.

Page 22: LAPAK Spektrofotometer

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia

Analisis Kuantitatif Anorganik. Ed. 4. EGC. Jakarta.

Khopkar, S.M. 1998. Basic Concepts of Analytical Chemistry. Ed. 2. pp. 63–76. New

Age International. USA.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Saputra, Edi. 2009. Spektrofotometri. Tersedia online di

www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/ [Diakses

pada tanggal 16 Maret 2013].

Yvnz. 2012. Mengenal Spektrofotometer. Tersedia online di

http://bisakimia.com/2012/12/01/mengenal-spektrofotometer/ [Diakses pada

tanggal 16 Maret 2013].