17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Mengetahui jenis bentuk lahan dan morfologi pada daerah penelitian. Mengetahui jenis litologi yang terdapat pada daerah penelitian. Mengidentifikasi mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan pada daerah penelitian. Mengetahui pembentukan mineral-mineral dan litologi pada daerah penelitian. 1.2 Tujuan Dapat mengetahui jenis bentuk lahan dan morfologi pada daerah penelitian. Dapat mengetahui jenis litologi yang terdapat pada daerah penelitian. Dapat mengidentifikasi mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan pada daerah penelitian. Dapat mengetahui pembentukan mineral-mineral dan litologi yang berkembang pada daerah penelitian. 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum lapangan mineralogi diadakan pada hari Sabtu, 5 Mei 2012 dimulai pada pukul 07:00 dengan daerah penelitian di Candi Gedongsanga,

Lapangan Mineral

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lapangan Mineral

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

Mengetahui jenis bentuk lahan dan morfologi pada daerah penelitian.

Mengetahui jenis litologi yang terdapat pada daerah penelitian.

Mengidentifikasi mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan pada

daerah penelitian.

Mengetahui pembentukan mineral-mineral dan litologi pada daerah

penelitian.

1.2 Tujuan

Dapat mengetahui jenis bentuk lahan dan morfologi pada daerah

penelitian.

Dapat mengetahui jenis litologi yang terdapat pada daerah penelitian.

Dapat mengidentifikasi mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan

pada daerah penelitian.

Dapat mengetahui pembentukan mineral-mineral dan litologi yang

berkembang pada daerah penelitian.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum lapangan mineralogi diadakan pada hari Sabtu, 5 Mei

2012 dimulai pada pukul 07:00 dengan daerah penelitian di Candi

Gedongsanga, Ungaran Kabupaten Semarang. Adapun kesampaian lokasi

tiap STA adalah:

- STA 1 : Kompleks Candi Gedongsanga, Gedong III dengan kesampaian

lokasi ± 2 jam dari kampus Teknik Geologi Undip.

- STA 2 : Kompleks Candi Gedongsanga, dekat pemandian air panas.

Kesampaian lokasi ± 5 menit dari STA 1.

- STA 3 : Kompleks Candi Gedongsanga, berjalan mengarah timur laut

dari candi Gedong IV. Kesampaian lokasi ± 10 menit dari STA 2.

Page 2: Lapangan Mineral

BAB II

GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN

Page 3: Lapangan Mineral

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 STA 1 (Gedong III, Gedongsanga)

Hari, Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2012

Waktu : 09.20

Cuaca : Cerah

Plotting Area : N 1710 E terhadap Gunung Pendul dan N 1900 terhadap

Gunung Gedongsanga.

Bentang Alam : Vulkanik, Struktural

Dimensi : 100 x 150 m

Morfologi : Perbukitan, Lembah

Litologi : Andesit (berwarna cerah, abu-abu), breksi vulkanik

yang sudah terlapukkan, tufaan, konglomerat. Mineral

yang terdapat : Plagioklas, Biotit, Hornblende.

Fasies Gunungapi : Proksimal

Struktur Geologi : - Primer = -

- Sekunder = Indikasi sesar turun.

Tenaga geomorfik : - Endogen = vulkanik dan tektonik

- Eksogen = erosi

Vegetasi : Pohon pinus, cemara

Tata Guna Lahan : Tempat Pariwisata

Potensi (+) : Manifestasi Geothermal

Potensi ( - ) : Longsor

Genesa : Pada STA 1 (Gedong III), morfologinya perbukitan. Di

STA 1 ini diindikasikan adanyanya sesar pada daerah

disekitar kemiringan Gunung Gendol, dan adanya

fumarol yang dapat keluar melalui rekahan.

Page 4: Lapangan Mineral

3.2 STA 2 (Daerah dekat Pemandian air panas)

Hari, tanggal : Sabtu, 5 Mei 2012

Waktu : 10.15

Cuaca : Cerah

Plotting Area :

Bentang Alam : Vulkanik, Struktural

Bentuk Lahan : Sesar

Morfologi : Perbukitan, Lembah

Dimensi : 100 x 25 m

Litologi : Andesit yang sudah teralterasi, breksi vulkanik yang

lapuk,tufaan. Mineral yang terdapat pada litologinya

adalah plagioklas, pirit, klorit dan sulfur.

Fasies Gunungapi : Proksimal

Struktur Geologi : - Primer = Perlapisan breksi vulkanik yang lapuk yang

terbentuk seperti kekar kolom.

- Sekunder = Indikasi sesar normal

Tenaga geomorfik : - Endogen = Tektonik, vulkanik

- Eksogen = Pelapukan

Tata Guna Lahan : sebagai tempat pemandian air panas, pariwisata

Potensi (+) : Manifestasi Geothermal

Potensi ( - ) : Dapat terjadi longsoran, bau tak sedap

Genesa : STA 2 ini terbentuk karena aktifitas vulkanik dan

tektonik yang mempengaruhi, dibuktikan dengan

adanya fumarol yang dapat keluar secara jelas karena

keterdapatan rekahan yang disebabkan oleh aktifitas

tektonik. Mineral sulfur dan mineral-mineral yang

terdapat dalam batuan membentuk mineral pirit.

Page 5: Lapangan Mineral

3.3 STA 3 (Kompleks Candi Gedongsanga)

Hari, tanggal : Sabtu, 5 Mei 2012

Waktu : 11:15 WIB

Cuaca : Cerah

Plotting Area :

Bentang Alam : Vulkanik

Morfologi : Daerah perbukitan

Dimensi : 50 x 20 m

Litologi : Andesit teralterasi, materi piroklastik dan batuan beku.

Mineral-mineral yang terdapat adalah plagioklas, biotit,

hornblende, klorit, kristalobalit, dan silica amorf.

Fasies Gunungapi : Proksimal

Struktur Geologi : - Primer = -

- Sekunder = -

Tenaga geomorfik : - Endogen = Vulkanik

- Eksogen = Pelapukan

Vegetasi : Rerumputan, Tanaman Paku-pakuan, Tanaman Perdu

Tata Guna Lahan : Sebagai Objek studi

Potensi (+) : Manifestasi Geothermal

Potensi ( - ) : Longsor atau amblesan kebawah, bau tak sedap

Genesa : STA 3 terbentuk karena aktifitas vulkanik yang cukup

dominant, adanya terobosan fumarol yang masih

terlihat, dan tanahnya hangat. Mineral-mineral pada

daerah ini mengalami alterasi sehingga dapat menjadi

mineral ubahan seperti klorit dan kristalobalit.

Page 6: Lapangan Mineral

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 STA 1 (Gedong III)

Pada STA 1 ini memilikki kesampaian lokasi 2 jam dari Kampus

Sukowati dengan kenampakan bentang alamnya berupa bentang alam

vulkanik dan struktural. Di STA 2 ini terdapat bentukan tebing yang

diindikasikan terjadi akibat adanya aktifitas tektonik berupa sesar turun

mayor,namun untuk pembuktiannya masih diperlukan sebuah penelitian

yang lebih lanjut karena struktur yang terdapat pada daerah ini adalah

struktur yang mayor,atau dalam ruang lingkup yang luas tidak hanya

mencakup daerah yang kecil.

STA 1 ini memilikki dimensi pengamatan yaitu 100 x 150 meter, dan

dilihat dari morfologinya daerah ini merupakan daerah perbukitan. Dari

dimensi tersebut didapat jenis litologi yang terdapat pada daerah tersebut

adalah andesit, material piroklastik (tufaan, breksi vulkanik).Meskipun

banyak batu andesit yang telah mengalami alterasi,tetapi ditemukan cukup

batuan yang dapat dideskripsi secara megaskopis dengan kenampakan-

kenampakan mineralnya. Pada batu andesit terdapat mineral-mineral berupa

plagioklas dan keterdapatan biotit dalam jumlah yang sedikit. Struktur

andesit di STA 1 ini kebanyakan adalah massif atau berbentuk pejal,

teksturnya adalah hipokristalin, granularitasnya porfiroafanitik dan

hubungan antara kristal yang satu dengan yang lain yaitu inequigranular.

Umumnya warna batu andesit pada STA 1 adalah abu-abu sampai berwarna

abu-abu kecoklatan.

Struktur yang dimungkinkan terdapat pada STA 1 adalah struktur

primer dan struktur sekunder. Struktur primernya adalah berupa perlapisan

breksi vulkanik yang terdapat pada dinding dinding tebing pada STA 1 dan

struktur sekundernya adalah berupa sesar turun yang dibuktikan adanya

rekahan batuan yang kemudian membentuk fumarol-fumarol dan adanya

sumber mata air disekitar area sesar turun tersebut. Namun, belum dapat

Page 7: Lapangan Mineral

dibuktikan secara mendetail sesar yang berada pada STA 1 ini adalah sesar

normal, karena lokasi pengamatan yang tidak dapat terjangkau oleh

praktikan dan hanya melakukan pengamatan secara jauh. Sesar sendiri

terjadi akibat adanya gaya tegasan yang terjadi pada lapisan batuan yang

memiliki sifat brittle atau rapuh,sehinnga terbentuklah sebuah sesar atau

patahan pada lapisan batuan tersebut . selain sesar pada STA 1 ini juga

diindikasikan terjadinya longsoran,pada tebing tebing di STA 1,Hl tersebut

ditandai dengan bentukan yang ada pada tebing dimana terlihat seperti bekas

longsoran. Tata guna lahan pada STA 1 ini adalah digunakan sebagai

kawasan pariwisata dan erjangkau oleh praktikan. Potensi positifnya adalah

dapat digunakan daerah-daerah terdekat ataupun di STA 1 sebagai

manisfestasi hidrotermal, sedangkan potensi negatifnya adalah berupa

longsoran dan bau yang kurang sedap yang ditimbulkan oleh sulfur yang

berada pada daerah tersebut.

4.2 STA 2 (Daerah dekat Pemandian Air Panas)

Pada STA 2 ini memilikki kesampaian lokasi ± 5 menit dari STA 1

dengan kenampakan bentang alamnya berupa bentang alam vulkanik dan

struktural. Di STA 2 ini terdapat fumarol yang merupakan bukti adanya

aktifitas vulkanik. Selain itu, keluarnya fumarol yang melalui suatu rekahan

sehingga hidrotermal ataupun fluida yang ada di dalam permukaan bumi

dapat mencapai permukaan meskipun tidak sampai keluar. Hidrotermal

selalu menekan untuk keluar karena adanya tekanan dan dorongan yang

cukup kuat dari dalam bumi yang dihasilkan oleh aktifitas vulkanisme. Dari

aktifitas vulkanisme, aktifitas tektonik kemudian muncul untuk memperkuat

pergerakan lempeng sehingga rekahan-rekahan timbul semakin besar.

STA 2 ini memilikki dimensi pengamatan yaitu 100 x 25 meter, dan

dilihat dari morfologinya daerah ini merupakan daerah perbukitan. Dari

dimensi tersebut didapat jenis litologi yang terdapat pada daerah tersebut

adalah andesit, material piroklastik (tufaan, breksi vulkanik).Meskipun

banyak batu andesit yang telah mengalami alterasi,tetapi ditemukan cukup

Page 8: Lapangan Mineral

batuan yang dapat dideskripsi secara megaskopis dengan kenampakan-

kenampakan mineralnya. Pada batu andesit terdapat mineral-mineral berupa

plagioklas dan keterdapatan biotit dalam jumlah yang sedikit. Struktur

andesit di STA 2 ini kebanyakan adalah massif atau berbentuk pejal,

teksturnya adalah hipokristalin, granularitasnya porfiroafanitik dan

hubungan antara kristal yang satu dengan yang lain yaitu inequigranular.

Umumnya warna batu andesit pada STA 2 adalah putih, abu-abu sampai

berwarna krem atau cerah.

Mineral-mineral lain yang kemungkinan keterdapatannya pada batu

andesit ataupun material piroklasitik pada STA 2 ini adalah mineral sulfur,

pirit, dan klorit. Mineral sulfur terbentuk karena adanya aktifitas vulkanisme

yang sangat aktif, meskipun hanya terdapat pada hidrotermalnya, mineral ini

dicirikan dengan baunya yang khas dan kenampakan warna kuning. Jumlah

penyebaran dan keterdapatan mineral ini tidak begitu banyak. Mineral pirit

yang terbentuk pada STA 2 ini dapat disebabkan adanya reaksi kimia dan

kontak antar batuan ataupun mineral sehingga dapat terbentuk mineral ini.

Reaksi kimia antara mineral sulfur dengan mineral-mineral ataupun

komposisi kimia yang terdapat pada batuan bercampur membentuk mineral

pirit yang memilikki komposisi kimia FeS2. Keterdapatan mineral klorit

pada daerah ini dapat membuktikan bahwa mineral ini termasuk kedalam

mineral ubahan dari mineral olivine yang terkena suhu panas atau biasanya

terbentuk pada zona potasik hidrotermal.

Struktur yang terdapat pada STA 2 adalah struktur primer dan

struktur sekunder. Struktur primernya adalah berupa perlapisan breksi

vulkanik yang sudah lapuk dan bentukannya menyerupai kekar kolom.

Tetapi setelah ditelaah lebih lanjut bahwa itu bukanlah kekar kolom

melainkan hanya timbulan yang terbentuk karena fumarol yang menekan

batuan sehingga terbentuklah bentukan batuan seperti kekar kolom. Selain

itu diindikasikan adanya sesar, belum dapat dibuktikan sesar yang berada

pada STA 2 ini adalah sesar normal, naik ataupun geser, karena kurangnya

struktur pendukung semisal seperti cermin sesar.

Page 9: Lapangan Mineral

Tata guna lahan pada STA 2 ini adalah digunakan sebagai kawasan

pariwisata dan pemandian air panas, karena letaknya yang cukup dekat

dengan fumarol dan keberadaan sulfurnya. Potensi positifnya adalah dapat

digunakan daerah-daerah terdekat ataupun di STA 2 sebagai manisfestasi

hidrotermal, sedangkan potensi negatifnya adalah berupa longsoran dan bau

yang kurang sedap yang ditimbulkan oleh sulfur yang berada pada daerah

tersebut.

4.3 STA 3

Pada STA 3 ini memilikki kesampaian lokasi ± 10 menit dari STA 2

dengan kenampakan bentang alamnya berupa bentang alam vulkanik dan

struktural. Di STA 3 ini terdapat steaming ground(tanah yang mengeluarkan

asap) yang merupakan bukti adanya aktifitas vulkanik dimana steaming

ground ini bisa terjadi mungkin karena sudah tidak ada jalan keluar yang

leluasa bagi gas untuk keluar seperti halnya apa yang terjadi pada STA

2.tidak adanya jalan tersebbut bisa saja dikarenakan oleh tertimbun material

– material produk erupsi gunung ungaran ataupun faktor yang lain, sehingga

gas yang tak bisa menerobospun mencari jalan yang leluasa dapat dilalui,

seperti pada STA 2. STA 3 ini memilikki dimensi pengamatan yaitu 100 x

25 meter, dan dilihat dari morfologinya daerah ini merupakan daerah

perbukitan. Dari dimensi tersebut didapat jenis litologi yang terdapat pada

daerah tersebut adalah andesit, material piroklastik (contohnya adalah

tuff).Meskipun banyak batu andesit yang telah mengalami alterasi,tetapi

ditemukan cukup batuan yang dapat dideskripsi secara megaskopis dengan

kenampakan-kenampakan mineralnya. Pada batu andesit terdapat mineral-

mineral berupa plagioklas dan keterdapatan biotit dalam jumlah yang

sedikit. Struktur andesit di STA 3 ini kebanyakan adalah massif atau

berbentuk pejal, teksturnya adalah hipokristalin, granularitasnya

porfiroafanitik dan hubungan antara kristal yang satu dengan yang lain yaitu

inequigranular. Umumnya warna batu andesit pada STA 3 adalah putih, abu-

abu sampai berwarna krem atau cerah.

Page 10: Lapangan Mineral

Mineral-mineral lain yang kemungkinan keterdapatannya pada batu

andesit ataupun material piroklasitik pada STA 3 ini adalah mineral sulfur,

pirit, dan klorit. Mineral sulfur terbentuk karena adanya aktifitas vulkanisme

yang sangat aktif, meskipun hanya terdapat pada hidrotermalnya, mineral ini

dicirikan dengan baunya yang khas dan kenampakan warna kuning. Jumlah

penyebaran dan keterdapatan mineral ini tidak begitu banyak. Mineral pirit

yang terbentuk pada STA 3 ini dapat disebabkan adanya reaksi kimia dan

kontak antar batuan ataupun mineral sehingga dapat terbentuk mineral ini.

Reaksi kimia antara mineral sulfur dengan mineral-mineral ataupun

komposisi kimia yang terdapat pada batuan bercampur membentuk mineral

pirit yang memilikki komposisi kimia FeS2. Keterdapatan mineral klorit

pada daerah ini dapat membuktikan bahwa mineral ini termasuk kedalam

mineral ubahan dari mineral olivine yang terkena suhu panas atau biasanya

terbentuk pada zona potasik hidrotermal.

Tata guna lahan pada STA 3 ini adalah digunakan sebagai kawasan

observasi geologi, karena memang disana terdapat produk – produk bentang

alam maupun mineral yang tentu saja sangat menarik untuk diteliti lebih

lanjut. Potensi positifnya adalah dapat digunakan daerah-daerah terdekat

ataupun di STA 3 sebagai manisfestasi hidrotermal, sedangkan potensi

negatifnya adalah berupa longsoran dan bau yang kurang sedap yang

ditimbulkan oleh sulfur yang berada pada daerah tersebut.

Page 11: Lapangan Mineral

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

STA 1 termasuk dalam bentang alam vulkanik dan struktural, Morfologi

berupa Perbukitan, Lembah.Litologinya adalah Andesit (berwarna cerah,

abu-abu), breksi vulkanik, tufaan, konglomerat. Mineral yang terdapat

pada STA ini Plagioklas, Biotit, Hornblende.

STA 2 termasuk dalam bentang alam vulkanik,morfologi berupa

perbukitan, dan terdapat bentuk lahan hasil vulkanisme berupa fumarol.

litologinya Andesit teralterasi, materi piroklastik dan batuan beku.

Mineral-mineral yang terdapat adalah plagioklas, biotit, hornblende,

klorit, kristalobalit, dan silica amorf.

STA 3 termasuk dalam bentang alam vulkanik, morfologi berupa

perbukitan, terdapat bentuk lahan berupa fumarol yang mulai tidak aktif,

Andesit teralterasi, materi piroklastik dan batuan beku. Mineral-mineral

yang terdapat adalah plagioklas, biotit, hornblende, klorit, kristalobalit,

dan silica amorf.

5.2 Saran

Praktikan jangan terpusat pada satu daerah saja

Mendiskripsikan STA sesuai kemampuan

Asisten dan praktikan harus lebih komunikatif

Page 12: Lapangan Mineral

DAFTAR PUSTAKA