13
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PENDAHULUAN Herpes zoster atau shingles, dampa atau cacar ular telah dikenal sejak zaman yunani kuno. Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela zoster (VZV). Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus. Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang berbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervis kranialis. Insiden herpes zoster tersebat seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan antara 2-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kaus berusia dibawah 20 tahun. 1.2 DEFINISI Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya). 1 Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. 2 1

Lapkas Herpes Zoster

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asdf

Citation preview

BAB ITINJAUAN PUSTAKA1.1 PENDAHULUANHerpes zoster atau shingles, dampa atau cacar ular telah dikenal sejak zaman yunani kuno. Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela zoster (VZV). Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus. Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang berbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervis kranialis.Insiden herpes zoster tersebat seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan antara 2-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kaus berusia dibawah 20 tahun.1.2 DEFINISIHerpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya).1Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.2

1.3 ETIOLOGIPenyebab herpes zoster adalah Virus V-Z, kelompok virus herpes termasuk virus sedang berukuran 140-200 dan berinti DNA.1

1.4 PATOFISIOLOGIInfeksi primer dari varicela zoster virus ini pertama kali terjadi didaerah nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimtomatik. Keadaan ini diikuti masuknya virus kedalam Retikulo Endothelial System (RES) yang kemudian mengadakan replikasi kedua yang sifat viremianya lebih luas dan simptomatik dengan penyebaran virus kekulit dan mukosa. Sebagian virus juga menjalar melalui seratserat sensoris ke satu atau lebih ganglion sensoris dan berdiam diri atau laten di dalam neuron. Virus berdiam diri di ganglion posterior saraf tepi dan ganglion kranialis. Selama antibodi yang beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten ini masih dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun di bawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus sehingga terjadi herpes zoster.

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIENNama : An. Louisa sidabutarJenis kelamin: PerempuanBangsa/suku: BatakAgama: KristenPekerjaan: Sekolah dasar kelas 1Alamat : Bambu kuning blok C 36 No 17Tanggal Pemeriksaan : 03 April 2014

2.2 ANAMNESISKeluhan utamaGelembung berisi cairan di daerah sekitar dada melingkar hingga punggung sebelah kiri sejak 4 hari yang lalu.

Keluhan TambahanPasien mengeluhkan rasa gatal dan dan nyeri di sekitar gelembung.

Riwayat perjalanan PenyakitIbu pasien mengatakan awal timbul bentol berwarna merah seperti digigit nyamuk, kemudian berubah bentuk menjadi gelembung berisi cairan yang kemudian menyebar bergerombol. Gelembung berisi cairan di tempat lain disangkal. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya rasa sakit disekitar gelembung . Sebelum timbul gelembung, pasien melakukan aktifitas bermain di tempat bermain anak seharian, setelah itu pasein tampak lemas dan capek. Namun ibu pasien menyangkal adanya demam dan pusing.

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit yang sama didalam keluarga disangkal.

Riwayat Penyakit terdahuluPasien pernah menderita penyakit cacar pada umur 3 tahun.2.3 PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis Kesadaran : Kompos mentis Keadaan umum: Tampak sakit ringan Tanda vital: Tekanan darah, nadi, respirasi : Tidak diukur Suhu : AfebrisGizi: Berat Badan : 18 kg, Tinggi Badan : 115 cm.Status Dermatologi Lokalisasi: Unilateral di daerah dada kiri sampai punggung kiri. Ad Regio: Dada kiri sampai punggung kiri atas (dermatomal T2-T3 sinistra) Efloresensi: Tampak vesikel isi jernih, multiple, bergerombol dengan dasar eritem sebagian tertutup krusta kehitaman.

Gambar A : Ruam pada dada kiriGambar B: Ruam pada punggung kiri.2.4 TES-TES YANG DILAKUKAN

Tes yang dilakukan : Tidak Dilakukan.

2.5 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tes Rutin dan Khusus : Tidak Dilakukan.

2.6 RINGKASANSeorang anak usian 6 tahun 6 bulan datang kepoli penyakit kulit dan kelamin RSUD Embung Fatimah Kota Batam dengan keluhan timbul gelembung berisi air pada daerah dada dan punggung sebelah kiri sejak 4 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa sakit disekitar gelembung. Ibu pasien mengatakan awal timbul bentol berwarna merah seperti digigit nyamuk, kemudian berubah bentuk menjadi gelembung berisi cairan yang kemudian menyebar bergerombol.Ibu pasien menyangkal adanya riwayat demam dan pusingRiwayat penyakit serupa dalam keluarga di sangkal.Riwayat penyakit terdahulu pasien pernah menderita penyakit cacar saat berumur 3 tahun.Pada pemeriksaan fisik daerah dada dan punggung sebelah kiri ditemukan adanya ruam vesikula berkelompok diatas daerah eritematosa berukuran miliar sampai lentikular. Terdapat krusta berwarna kehitaman.

2.7 DIAGNOSIS BANDING1. Herpes Zoster2. Herpes simpleks3. Varicela2.8 DIAGNOSIS SEMENTARAHerpes zoster2.9 PENATALAKSANAAN Istirahat Obat antiviral : asiklovir 4 x 200 mg selama 7 hari Multivitamin : Imbost sirup 1 x 1cth/hari Edukasi : mengurangi aktifitas fisik, ruam tidak boleh digaruk walaupun terasa sedikit gatal. Jangan berdekatan dengan anak atau orang lain yang belum pernah mengalami cacar air sebelumnya. Kosumsi obat harus teratur dan tepat waktu.

2.10 PEMERIKSAAN ANJURANTidak ada2.11 PROGNOSISQuo ad vitam : Ad bonamQuo ad functionam : Ad bonamQuo ad sanasionam : Dubia ad bonam

BAB IIIDISKUSI

3.1 PEMBAHASANPenegakan diagnosis pada kasus ini berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis, pasien mengeluhkan timbul gelembung berisi air pada daerah dada dan punggung sebelah kiri sejak 4 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa sakit disekitar gelembung. Ibu pasien mengatakan awal timbul bentol berwarna merah seperti digigit nyamuk, kemudian berubah bentuk menjadi gelembung berisi cairan yang kemudian menyebar bergerombol.Pada pemeriksaan fisik, ditemukan daerah dada dan punggung sebelah kiri ditemukan adanya ruam vesikula berkelompok diatas daerah eritematosa berukuran miliar sampai lentikular. Terdapat krusta berwarna kehitaman.Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut sesuai dengan tinjauan pustaka tentang herpes zoster yaitu kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan menyatu sehingga membentuk bula. Timbulnya kelainan pada kulit tidak selalu didahului oleh demam. Lesi biasanya berupa kelompok-kelompok vesikel sampai bula diatas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi virus.1Secara laboratorium pemeriksaan sediaan apusan tzanck membantu menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak. Demikian pula dengan cairan vesikula atau material biopsy dengan mikroskop electron, serta tes serologik. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan sebukan sel limfosit yang mencolok, nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh darah kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion. Partikel virus dapat dilihat di mikroskop elektron dan antigen virus herpes zoster dapat dilihat secara imunofluoresensi.6 Namun pada kasus pemeriksaan tersebut tidak dilakukan.Diagnosis banding dari kasus ini adalah herpes simpleks dan varicela. Pada herpes simpleks ditandai dengan erupsi vesikel yang bergerombol di atas dasar kulit kemerahan. Sebelum timbul vesikel biasanya didahului oleh rasa gatal atau terbakar yang terlokalisasi dan kemerahan diatas kulit. Herpes simpleks terdiri atas 2, yaitu tipe 1 dan 2. Lesi yang disebabkan herpes simpleks tipe 1 biasanya ditemukan pada bibir, rongga mulut, tenggorokan dan jari tangan sedangkan tipe 2 umumnya di bawah pusat terutama disekitar alat genitalia eksterna dan hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes simpleks dalam embrio ayam, kelinci dan tikus. Sedangkan pada varicela biasanya lesi menyebar sentrifugal, dan selalu disertai demam. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Herpes Zoster.Penatalaksanaan pada kasus ini adalah : Istirahat Obat antiviral : asiklovir 4 x 200 mg selama 7 hari Multivitamin : Imbost sirup 1 x 1cth/hari Edukasi : mengurangi aktifitas fisik, ruam tidak boleh digaruk walaupun terasa sedikit gatal. Jangan berdekatan dengan anak atau orang lain yang belum pernah mengalami cacar air sebelumnya. Kosumsi obat harus teratur dan tepat waktu.Hal ini belum sepenuhnya sesuai dengan teori penatalaksanaan herpes zoster adalah: Istirahat Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik Usahakan supaya pasien menghindari infeksi skunder, yaitu dengan bedak salisil 2%. Bila terjadi infeksi skunder dapat diberikan antibiotic lokal. Pengobatan spesifik belum ada. Beberapa penulis menganjurkan vitamin B1, suntikan pitiutari 0,5-1cc/hari, antibiotic spectrum luas untuk mengurangi infeksi skunder. Untuk mengurangi neuralgia pascaherpetika dapat diberikan kortikosteroid seperti prednison dan deksametason, asiklofin dapat menolong.1 Terapi dengan antiviral bertujuan untuk mempersingkat waktu penyakit serta menurunkan keparahan dari penyakit. 4 Antiviral sistemik direkomendasikan untuk pasien : infeksi menyerang bagian leher dan kepala (herpes zoster oftalmikus), pesien berusia lebih dari 50 tahun, herpes zoster diseminata (dermatom yang terlibat multiple) direkomendasikan pemberian antiviral intravena, pasien imunokompromise, dan pasien dengan dermatitis atopik berat. 5Postherpetic neuralgia (PHN) merupakan komplikasi herpes zoster yang paling sering terjadi, ditemukan pada 50% penderita berusia 60 tahun keatas. PHN dapat terjadi akibat nyeri berkelanjutan atau dapat terjadi setelah resolusi dari reaktivasi herpes zoster sebelumnya. Nyeri dapat berlangsung berbulan-bulan hingga menahun.3Terhadap penyakitnya pada dewasa dan anak-anak umumnya baik, tetapi usia tua resiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara kosmetika dapat menimbulkan macula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan hygiene dan perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.1,3

DAFTAR PUSTAKA

1. R.S. Siregar. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit ed.2. Jakarta : EGC2. Handoko R. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.3. Janniger C.K. Herpes Zoster.Web MD LLC; [diperbaharui pada 26 Februari 2013; dikutip pada 18 juli 2013]. Dikutip dari: (hhtp:/emedicine.medscape.com/article/1132465-overview]4. observer Extra : Herpes Zoster. Available from (hhtp://acpinternist.org/archieves/2007/03/herpes.pdf)5. Gross G, Scofer H, Wasiilew S,Friese K, timm A, Guthoff R, et al, Herpes zoster guidline of the German Dermatology society (DDG). J. Clin. Virol. Off. Publ. Pan Am. Soc. Clin. Virol. 2003 apr:26 (3) : 277-289; discussion 291-293.6. Martodiharjo S. Penanganan Herpes zoster dan herpes Progenitalis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

10