Lapleng 7,Suppo

Embed Size (px)

Citation preview

Resep Nomor : 6 Bentuk Sediaan : Suppositoria A. Dasar Teori Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dalam bentuk, yang diberikan melalui rectal,vaginal atau uretra (Anonim,1973 ). Bentuk dan ukurannya harus sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam lubang atau celah yang diinginkan tanpa meninggalkan kejanggalan begitu masuk, har us dapat bertahan untuk suatu waktu tertentu (Ansel,2005). Penggolongan suppositoria berdasarkan tempat pemberiannya dibagi menjadi: 1. Suppositoria rektal : suppositoria rectal untuk dewasa berbentuk berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang 2 g ( Anonim, 1973). Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari tangan. Biasanya suppositoria rektum panjangnya 32 mm (1,5 inchi), dan berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang digunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk yang menggunakan basis oleum cacao ( Ansel,2005 ). 2. Suppositoria vaginal : umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi. (Ansel,2005). 3. Suppositoria uretra : suppositoria untuk saluran urine yang juga disebut bougie. Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam saluran urine pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria berdiameter 3- 6 mm dengan panjang 140 mm, walaupun ukuran ini masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila basisnya dari oleum cacao maka beratnya 4 gram. Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya dari ukuran untuk pria, panjang 70 mm dan beratnya 2 gram, bila digunakan oleum cacao sebagai basisnya ( Ansel, 2005). Suppositoria ini biasa dibuat sebagai pessarium

4. Suppositoria untuk hidung dan untuk telinga disebut juga kerucut telinga, keduanya berbentuk sama dengan suppositoria uretra hanya ukuran panjangnya lebih kecil, biasanya 32 mm. suppositoria telinga umumnya diolah dengan basis gelatin yang mengandung gliserin. Namun, suppositoria untuk obat hidung dan telinga jarang digunakan (Ansel, 2005). Pembuatan suppositoria secara umum dapat dilakukan dengan cara: 1. Bahan dasar yang digunakan harus meleleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan yang ada di rectum 2. Obat harus larut dalam bahan dasar dan bila perlu dipanaskan. Bila sukar larut, obat harus diserbukkan terlebih dahulu sampai halus. 3. Setelah obat dan bahan dasarnya meleleh atau mencair, campuran itu dituangkan ke dalam cetakan supositoria dan didinginkan. Cetakan ini dibuat dari besi yang dilapisi nikel dan logam lain; ada juga terbuat dari plastik (Syamsuni, 2005 ).

B. Resep 1. Resep Asli

R/Aminophylinum Dasar suppositoria yang cocok m.f. Suppos. Pond. s.p.r.n. Supp. I da in suppo Pro : Tn. Ahmad

500 mg 4 gram

2. Resep Lengkap dr. Sahrun Muslimin SIP : 132/AIA/2010 Jl. Sao-Sao, No. 23 Kendari, Tlp. 3244444 R/Aminophylinum Oleum Cacao m.f. Suppos. Pond. S.P.R.N. Supp. I Da Ii Supp 500 mg 4 gram

Pro Umur Alamat

: Tn. Ahmad : 25 : Jln. Sultan Hasanuddin

3. Uraian Bahan a. Ol. Cacao Nama latin Sinonim Pemerian : : : Oleum cacao Lemak coklat Lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatic rasa khas lemak, agak rapuh Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam kloroform, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P Khasiat : Zat tambahan

b. Aminophylinum Nama resmi Sinonim : : Aminophyllinum Teofilina Etilendiamin C16H24N10O4 : : 420,43 mg/mol Butir atau serbuk; putih atau agak kekuningan; bau Lemah mirip amoniak; rasa pahit. Kelarutan : Larut dalam kurang 5 bagian air, jika dibiarkan mungkin menjadi keruh; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P. Penyimpanan Khasiat : : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Bronkodilator; antipasmodikum; diuretikum.

Rumus molekul : Berat molekul Pemerian

4. Penimbangan Bahan PB: Berat 1 suppositoria Dibuat sebanyak Nilai tukar aminophilin Dalam 1 suppo mengandung Diperlukan 3g 6 suppositoria 0,86 g 0,5 g aminophilin

6 x 0,5 g = 3 g aminophilin 6 x 3 = 18 g = 3 x 0,86 g = 2,58 g

Berat suppositoria Nilai tukar aminophilin

Jadi, tambahan lemak coklat yang dibutuhkan 18 g 2,58 g = 15,42 g Bahan-bahan yang diperlukan untuk penimbangan 1. Aminophilin Dilebihkan 5 % Yang ditimbang 2. Oleum cacao Dilebihkan 5 % Yang ditimbang 5. Cara Pembuatan a. Cetakan suppositoria dibersihkan dan diolesi paraffin liq. b. Ditimbang bahan-bahannya. c. Oleum cacao dan cera flava dilelehkan didalam cawan porselin diatas water bath sampai kira-kira 1/3 bagiannya meleleh. = 0,5 g x 6 = 3 g = 3 x 5/100 = 0,15 g = 3 + 0,15 = 3,15 g = 2,57 g x 6 = 15,42 g = 15,42 x 5/100 = 0,771 g = 15,42 + 0,771 = 16,19 g

d. Gerus bahan-bahannya dalam mortar, aduk homogeny dan tuangkan lelehan oleum cacao dalam mortar. Tambahkan sisa oleum cacao dan aduk homogeny. e. Tuangkan massa ke dalam cetakan suppositoria sesuia resep, diamkan sebentar, masukkan ke dalam lemari es sampai membeku. Suppositoria dilepas dari cetakan dan ditimbang satu persatu sesuai bobot suppositoria. f. Masukkan ke dalam wadah dan beri etiket. 6. Etiket Sediaan

Apotek Unhalu Farma Jl. Jati No. 23,Kendari (0401) 3123972 APA : Suwandi S. Farm., Apt. SIK : 98/09/234 Kendari, 12 Juni 2011 No : 012 Nama pasien : Tn. Ahmad

Dimasukkan dalam dubur Obat Luar

7. Khasiat Obat Untuk mengatasi faringitis, laringitis, bronkiopneumonia, sinusitis, mastoidititis. Untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kencing, kulit, dan jaringan lunak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Jakarta.

Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI,

Anief, Moh. 1994. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Anief, Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta. Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC: Jakarta.