LAPORAN 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia organik laporan 4

Citation preview

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    1/12

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ORGANIK

    PERCOBAAN 4

    AMINA DAN AMIDA

    NAMA : MUHAMMAD FAZRUL RAHMAN

    NIM : J1C113041

    KELOMPOK : 5 (LIMA)

    ASISTEN : ISRA HIDAYANI

    PROGRAM STUDI BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARBARU

    2014

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    2/12

    1

    PERCOBAAN IV

    AMINA DAN AMIDA

    I. TUJUAN PERCOBAANTujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat fisik dan kimia dari

    beberapa anggota keluarga amina dan amida, untuk mengenal nilai kebasaan dari

    beberapa amina dan amida, serta untuk memeriksa reaksi amina dan amida yang penting

    secara fisiologis dan biokimia, terutama dalam hidrolisis protein.

    II. TINJAUAN PUSTAKASenyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) disebut amina, dengan rumus

    umum RNH2. Senyawa amina merupakan turunan dari ammonia (NH3) dengan

    mengganti hidrogennya dengan gugus alkil atau aromatik. Jika satu, dua dan tiga buah

    hidrogennya diganti, gugus alkil disebut berturut-turut amina primer, sekunder dan

    tersier.

    R-N-H R-N-R R-N-RH H R

    Amina primer amina sekunder amina tersier

    (Syukri, 1999)

    Amina dapat dianggap sebagai turunan amonia, dengan mengganti satu atau dua

    hidrogen dari amonia dengan gugus organik. Seperti amionia, amina bersifar basa dan

    merupakan basa organik yang penting di alam. Untuk mudahnya amina digolongkan

    dalam amina primer, amina sekunder dan amina tersier dimana tergantung pada

    banyaknya gugus yang melekat pada nitrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa

    alkil atau aril, dan kedua gugus tesebut dapat berbeda atau sama dengan lainnya (Hart,

    1990).

    Ikatan dalam satu amina beranalogi kangsung dengan ikatan dalam amonia:

    suatu atom nitrogen sp3 yang terikata pada tiga atom yang lain (H atau R) dan dengan

    sepasang elektron menyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa . Dalam garam amina atau

    amonium kuartener, pasangan elektron menyendiri membentuk ikatan sigma ke empat.

    Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen akan

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    3/12

    2

    bersifat kiral, namun enatiomer dari sebagian besar amina tidak dapat diisolasi karena

    terjadi inversi yang tepat antara bayangan-bayangan cermin pada temperatur kamar.

    Inversi itu berlangsung pada keadaan transisi datar (nitogen sp2) (Fessenden &

    Fessenden, 1986).

    Sifat-sifat fisika amina; suku-suku yang rendah berbentuk gas, tak berwarna,

    mudah larut dalam air, berbau amoniak, berbau ikan, amina yang lebih tinggi berbentuk

    cair atau padat, kelarutannya dalam air berkurang dengan naiknya bobot molekul

    (Riawan, 1990).

    Gugus fungsi amida menjadi sangat penting. Suatu senyawa Netilpropanamida

    dapat dibuat dengan mereaksikannya dengan asam propanoat dan etil amina, dari reaksi

    tersebut akan diperoleh suatu senyawa amina yang diinginkan (Stanley, 1992).

    Bila gugus hidroksi asam karboksilat diganti dengan gugus amino (-NH2)

    terbentuklah senyawa amida dengan rumus RCONH2. Nama IUPAC-nya diturunkan

    dari alkana dan nama umumnya dari karboksilat yang masing-masing diberi akhiran

    amida. Senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) disebut amina dengan rumus

    umum RNH2 (Syukri, 1999).

    Suatu amida ialah suatu senyawa yang mempunyai suatu nitrogen trivalen yang

    terikat pada suatu gugus karbonil. Suatu amida diberi nama asam karboksilat induknya,

    dengan mengubah imbuhan asam ...-oat (atauat) menjadiamida (Fessenden, 1986).

    O O

    CH3CNH2 CH3CH2CH2CNH2

    Etanamida butanamida

    Suatu amida mengandung nitogen yang mempunyai sepasang elektron

    menyendiri dalam suatu orbital terisi. Cukup masuk akal untuk mengharapkan amidabereaksi dengan asam, seperti amina; namun amida tidak bereaksi dengan asam. Amida

    merupakan basa sangat lemah dengan pKb bernilai 15-16 (kontras dengan itu,

    metilamina mempunyai pKb = 3,34). Struktur-struktur resonansi untuk suatu amida

    menunjukkan mengapa nitrogen suatu amida tidak bersifat basa maupun nukleofilik.

    Seperti ester, amida dapat dihidrolisi dalam larutan asam ataupun basa. Dalam kedua hal

    ini, asam dan basa adalah pereaksi, bukan katalis, dan harus digunakan dengan angka

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    4/12

    3

    perbandingan molar 1 : 1, atau berlebih. Kedua macam reaksi hidrolisis ini tidak

    reversibel (Fessenden, 1986).

    Aniline peka terhadap oksidasi, apa yang terjadi tergantung pengoksidasi

    (umumnya amina primer dan sekunder peka terhadap pengoksidasi ini). Oleh udara

    aniline menjadi merah. Kalau dipakai K-bikhromat + asam sulfat mulamula terjadi

    warna hijau. Keaktifan fisiologis dari aniline adalah beracun. Aniline diadsorpsi dengan

    pernafasan malalui kulit. Kalau kena kulit cepat dihilangkan dengan pencucian dengan

    asam asetat encer. Keracunan khronis dengan aniline menyebabkan ammonia. Aniline

    beraksi dengan hemoglobine dan terjadi methemoglobine yang tak mampu membawa

    oksigen ke jaringan-jaringan sehingga terjadi cyanosis. Aniline mempunyai efek

    beracun terhadap otot jantung (Riawan, 1990).

    Turunan senyawa alpha asam amino sebagai amida maupun poliamida dengan

    berbagai asam lemak dapat dimanfaatkan sebagai bahan antimikroba dan surfaktan.

    Turunan asam lemak dengan asam amino tersebut telah banyak dikembangkan sebagai

    antimikroba yang memberikan efek yang positif dan efektif terhadap jenis mikroba

    seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas, aeruginosa, Microccus

    luteus, Bacillus cerceus, dan candida albicans (Kaban, 2005).

    III. ALAT DAN BAHANA. Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala 50 mL,

    gelas pengaduk, gelas ukur 10 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pembakar

    bunsen, kasa pembakar, pipet tetes, dan sudip.

    B. BahanBahan-bahan yang digunakan adalah amoniak, etilamina, dietilamina,

    trietilamina, asetamida, n-propilamina, t-butilamina, anilina, piridina, asam benzoat,

    HCl pekat, NaOH pekat, NaOH 10 %, H2SO4 10%, dan urea.

    IV. PROSEDUR KERJA1. Amina dan Amida yang Lazim

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    5/12

    4

    - Dibandingkan bau etilamina, dietilamina, trietilamina, asetamida, n-propilamina, t-butilamina, anilina, piridina, urea dengan amoniak.

    - Diuji kelarutan etilamina, dietilamina, trietilamina, asetamida, n-propilamina, t-butilamina, anilina, piridina, urea dan amoniak

    masing-masing 6 tetes dengan 1 mL air.

    - Dicatat bau amina aromatik anilina dan amina heterosiklik piridina.2. Kebasaan Amonia, Amina dan Amida

    a. Perbandingan- Dimasukkan 1 mL dari 1 M amonia, etilamina, dietilamina,

    trietilamina, asetamida, n-propilamina, tbutilamina, anilina, piridina

    ke dalam tabung reaksi.

    - Ditentukan pH larutan dengan kertas lakmus bermutu tinggi, dandiamati perubahan warna serta dicatat pH-nya.

    b. Reaksi amina dengan asam pembentukan garam- Dibasahi ujung batang pengaduk dengan setetes sampel amina.- Didekatkan pada mulut botol yang berisi HCl pekat.- Diperhatikan apa yang terjadi.- Dikocok seujung sudip asam benzoat dalam air, apakah asam benzoat

    larut ?

    - Dimasukkan 5 tetes sampel amina ke dalamya, diaduk hingga larutanmenjadi basa.

    - Diperhatikan perubahan kelarutan asam benzoat.- Dimasukkan 5 tetes sampel amina pada 5 ml air, diaduk dan

    diperhatikan apakah anilina larut ?

    - Ditambahkan HCl pekat ke dalamnya hingga larutan cukup asam,diperhatikan apakah anilina larut ?

    3. Hidrolisis Amidaa. Hidrolisis asam

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    6/12

    5

    - Dilarutkan 1 gram asetamida dalam 5 ml asam sulfat 10% dalamtabung reaksi.

    - Dididihkan larutan diatas pembakar.- Diidentifikasi bau yang terbentuk dan digunakan kertas lakmus untuk

    meyakinkan adanya uap dan dicatat.

    - Ditambahkan larutan NaOH pekat pada larutan hidrolisis yang telahdingin sampai keadaan basa.

    - Dicium gas yang terbentuk.b. Hidrolisis basa- Dilarutkan 1 gram urea dalam 2 ml NaOH 10% dalam tabung reaksi.- Dipanaskan diatas pembakar beberapa menit dan dicatat bau gas yang

    dibebaskan.

    - Dibuat larutan menjadi asam dengan ditambahan tetesan H2SO4 10%.- Dicatat gas yang terbentuk, gas apakah itu ?

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil PengamatanA. Amina dan Amida yang LazimNo Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

    1

    2

    Uji bau

    - amoniak

    - etilamina

    - dietilamina

    - asetamida

    - anilina

    - piridina

    Uji kelarutan dalam air

    - n-propilamina + 1ml air

    Menyengat

    Menyengat

    Sangat Menyengat

    Tidak Menyengat

    Menyengat

    Sangat menyengat

    Larut

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    7/12

    6

    B. Kebasaan Amonia, Amina, dan AmidaNo Langkah Kerja Pengamatan

    1

    2

    Perbandingan

    - amoniak

    - etilamina

    - asetamida

    Pembentukan garamHCl pekat

    - Dibasahi gelas pengaduk

    dengan etilamina.

    - Didekatkan pengaduk pada

    mulut botol yang berisi HCl dan

    diperhatikan.

    1. Asam benzoat + 2 ml airDitetes 6 tetes etilamina

    2. 10 tetes anilina + 5 ml airDitambahkan 10 tetes HCl

    pekat

    pH = 14, Warna Biru, Basa.

    pH = 14, Warna Biru, Basa.

    pH = 7, Warna Kuning, Netral.

    Berasap

    Tidak Larut

    Larut, pH=13

    Tidak Larut

    Menggumpal, pH=3

    C. Hidrolisis AmidaNo Langkah Kerja Pengamatan

    1

    2

    Hidrolisis Asam

    - 1 sudip asetamida + 5 ml

    H2SO4 10 %, dipanaskan.

    - 1 sudip asetamida + H2SO4

    10 % + NaOH (80 tetes).

    Hidrolisis Basa

    - 1 sudip urea + 2 ml NaOH

    10 % , dipanaskan.

    - 1 sudip urea + 2 ml NaOH

    10 % + H2SO4 10%

    Bau seperti cuka (CH3COOH)

    pH=14

    Bau Tidak Menyengat

    pH=14, Bau Tidak Menyengat

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    8/12

    7

    2. Pembahasana. Amina dan Amida yang Lazim

    Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dari senyawa golongan

    amina dan amida dan membandingkannya dengan ammonia. Sifat fisik yang ingin

    diketahui adalah bau dan kelarutan senyawasenyawa ini dalam air. Sampel amina yang

    digunakan adalah amoniak, etilamina, dietilamina, anilina, dan piridina. Sampel amida

    yang digunakan adalah asetamida.

    Pada identifikasi bau, sampel amina mempunyai bau yang menyengat, dansampel amida (asetamida) tidak berbau. Bau yang menyengat ini sangat menyerupai bau

    amonia. Gugus amina sangat analog dengan amonia, hal ini dikarenakan satu atau lebih

    atom hidrogen pada amonia digantikan oleh gugus alkil atau aril. Oleh karena itu, sifat

    amina lebih menyerupai amonia. Sedangkan amida, yang mempunyai gugus karbonil

    pada struktur molekulnya, menyebabkan sifatnya cenderung berbeda dengan amonia.

    Sedangkan untuk anilina yang tergolong senyawa amina aromatis karena adanya inti

    benzena menyebabkan bau yang ditimbulkan tidak terlalu menyengat dan lebih enak

    daripada sampel amina yang lain.

    Setelah diidentifikasi baunya, sampel yang sudah terlebih dahulu ditambahkan

    dengan akuades, diamati kelarutannya. Setelah ditambah air, ternyata untuk n-

    propilamina larut dalam air. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

    Amonia

    NH3+ H2O NH4+ + OH-Ion amonium+ion hidroksida

    Etilamina(CH3CH2)2NH + H2O (CH3CH2)2NH2++ OH-

    Dietilamina

    (CH3CH2)3N + H2O (CH3CH2)3NH++ OH-

    Asetamida

    O O

    CH3CNH2+ H2O CH3CNH3+ + OH-

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    9/12

    8

    n-propolamina

    CH3CH

    2CH

    2NH

    2+ H

    2O

    CH

    3CH

    2CH

    2NH

    3

    ++ OH-

    Anilina

    C6H5NH2+ H2O C6H5NH3++ OH-

    Pridina

    C6H5N + H2O C6H5NH++ OH-

    b. Kebasaan Amonia, Amina, dan Amida1. Perbandingan

    Pada percobaan ini ingin diketahui sifat kebasaan dari sampel amonia, amina

    dan amida. Pada tiap sampel ditentukan pH-nya dengan menggunakan kertas pH dan

    hasilnya dibandingkan satu dengan yang lain.

    Berdasarkan perbandingan pH yang diperoleh, ternyata amonia memiliki pH=14,

    etilamina pH=14, dan asetamida=7. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa amonia

    lebih basa dari yang lain. Hal ini memang wajar, karena amonia memang bersifat basa.

    Sedangkan amina juga lebih basa daripada asetamida. Amina dan amida sama-sama

    memiliki gugus alkil, tetapi amina yang lebih basa. Hal ini disebabkan karena struktur-

    struktur resonansi untuk amida menunjukkan bahwa Nn pada amida kurang basa.

    2. Reaksi Amida dengan Asam Pembentukan GaramPercobaan berikutnya adalah reaksi amina dengan asam, reaksi amina dengan

    asam biasa disebut sebagai penggaraman karena menghasilkan garam amina.

    Sampel amina dan amida yang diteteskan pada ujung sudip dapat menyebabkan

    munculnya gas/ asap dari dalam tabung reaksi yang berisi HCl pekat dimana gas yang

    terbentuk adalah klor. Reaksi yang berlangsung adalah :

    Etilamina

    CH3CH2NH2+ HCl (CH3CH2)3NH3++ Cl-

    Percobaan selanjutnya, sedikit asam benzoat yang dilarutkan dalam air. Asam

    benzoat tidak dapat larut sempurna dalam air. Hal ini disebabkan adanya inti benzena

    sehingga asam benzoat sulit bereaksi dengan air. Kemudian menambahkan 6 tetes

    etilamina. Etilamina merupakan suatu basa, reaksi basa dengan asam menghasilkan

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    10/12

    9

    garam. Demikian pula dengan reaksi antara etilamina dengan asam benzoat, hasilnya

    berupa suatu garam.

    Pertama adalah saat asam benzoat ditambah air :

    C6H5COOH + H2O H3O++ C6H5COO

    - (sukar larut)

    Kemudian ditambahan etilamina :

    C2H5NH2+ C6H5COOH + H3O+ C2H5NH3

    +C6H5COO- + H2O (larut)

    Percobaan lain adalah melarutkan anilina dalam air. Anilina tidak dapat larut

    sempurna karena adanya inti benzena. Kemudian ke dalamnya ditambahkan HCl pekat.

    Penambahan ini menyebabkan suasana larutan menjadi asam dan lrutan menggumpal.

    Reaksi antara anilina yang tergolong basa (anilina merupakan senyawa amina aromatik)

    dengan HCl sebagai asam menghasilkan suatu garam dengan reaksi :

    C6H5NH2+ HCl C6H5NH3++ Cl-

    c. Hidrolisis Amida1. Hidrolisis Asam

    Amida dapat mengalami hidrolisis apabila bereaksi dengan asam. Asam disini

    bukan merupakan katalis, karena asam ikut bereaksi dan mempengaruhi produk yang

    dihasilkan. Asetamida yang dilarutkan dengan H2SO4 10 % menyebabkan timbulnya

    bau yang cukup menyengat. Reaksi ini dilakukan dengan penambahan kalor untuk

    mempercepat reaksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

    O

    2CH3CNH2+ H2SO4+ 2H2O 2CH3COOH + (NH4)2SO4

    Asetamida asam asetat

    Dapat dilihat bahwa bau yang cukup menyengat seperti cuka disebabkan karena

    terbentuknya asam asetat. Percobaan dilanjutkan dengan penambahan NaOH pada

    larutan asetamida dengan asam sulfat sehingga terbentuknya amonium. Reaksi yang

    terjadi adalah sebagai berikut:

    (NH4)2SO4+ 2NaOH 2NH4OH + Na2SO4

    2. Hidrolisis Basa

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    11/12

    10

    Amida juga dapat mengalami hidrolisis dengan basa. Sampel amida yaitu urea

    direaksikan dengan NaOH kemudian dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Reaksi

    yang terjadi adalah sebagai berikut:

    O O

    H2NCNH2 + 2NaOH Na+-OCO-+Na + 2NH3Urea

    Ternyata hidrolisis basa urea menyebabkan pembentukan amonia dan garam

    karboksilat. Penambahan asam sulfat pada larutan menyebabkan terjadinya reaksi

    sebagai berikut:O O

    Na+-OCO-+Na + H2SO4 HOCOH + Na2SO4

    VI. KESIMPULANDari data dan pembahasan pada percobaan yang dilakukan dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Amina dan amida merupakan turunan dari amonia.2. Dari bau yang ditimbulkan, amina bersifat lebih mirip dengan amonia daripada

    amida.

    3. Nilai urutan kebasaan dari yang terbasa: amoniaaminaamida.4. Reaksi antara amina dan amida dengan asam dapat menghasilkan garam karena

    amina dan amida tergolong sebagai basa. Selain itu, reaksi amina dan amida

    dengan asam kuat menghasilkan terbentuknya gas.

    5. Hidrolisis asam amida menghasilkan asam karboksilat, apabila produksampingnya dibasakan menghasilkan suatu amonium.

    6. Hidrolisis basa amida menghasilkan suatu garam karboksilat dan amonia,apabila garam karboksilat diasamkan akan membentuk asam karboksilat.

  • 5/24/2018 LAPORAN 4

    12/12

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden, Ralph J. & Joan S. Fessenden. 1986.Kimia Organik Jilid 2. Erlangga,Jakarta.

    Hart, Harold & Suminar. 1983.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga, Jakarta.

    Kaban, J. 2005. Sintesis Amida dari Asam Organik Alami dengan Amina Alami.

    Universitas Sumatra Utara, Medan.

    Riawan, S. 1990.Kimia Organik Edisi 1. Bina Rupa Aksara, Jakarta.

    Stanley, Dennis. 1992.Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.

    Syukri, S. 1999.Kimia Dasar 3. ITB Press, Bandung.