Laporan Absorpsi Terhadap Luas Permukaan Daun

Embed Size (px)

Citation preview

Cara Kerja a. Luas Daun dan Absorpsi Menyiapkan 2 buah ranting tanaman Poncosudo dengan banyaknya daun masing masing ranting adalah 4 lembar.

Melepaskan karet penyumbat pada tabung kaca potometer dan memasukkan air ke dalam potometer.

Memasukkan ranting tanaman Poncosudo ke dalam potometer.

Menempatkan rangkaian percobaan di tempat terang dan gelap serta mengamati dan mencatat perubahan setiap 10 menit sekali.

Memetik 1 daun setiap 10 menit sekali. Percobaan dilakukan dalam waktu 30 menit.

Kajian Pustaka Tanaman mendapat air melalui proses penyerapan oleh rambut-rambut akar. Air serta garam terlarut akan diteruskan ke seluruh bagian tanaman. Hanya sebagian kecil (kurang dari 1%) dari air diabsorbsi oleh tanaman dipergunakan dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar air diabsorbsi itu akan dikeluarkan lagi dalam bentuk uap air ke atmosfer melalui proses transpirasi. Kehilangan air pada tumbuhan dapat berlangsung melalui stomata, kultikula, dan lentisel (Salisbury dan Ross, 1992).

Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktorluar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besarkecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hal-hal ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi pada tumbuhan ( Gardner, dkk., 1991 ).

Kehilangan air karena transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor ,baik faktor dalam maupun faktor luar. Faktor dalam antara lain: 1. Besar kecilnya daun 2. Tebal tipisnya daun 3. Berlapis lilin atau tindaknya permukaan daun. 4. Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun 5. Banyak sedikitnya stomata 6. Bentuk dan letak stomata ( Salysbury, 1992). Adapun faktor luarnya adalah: 1. Kelembapan Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi molekul uap air di udara. 2. Suhu Kenaikan suhu dari 18 sampai 20 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali.dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi permukaan stomata. 3. Cahaya Cahaya mempengaruhi laju transpirasi laju transpiarasi melaluai 2 cara,pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buku tutupnya stomata. 4. Angin Angin mempengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi.Angin menyapu uapair hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembapan udara di atas stomata ,sehingga meningkatkan kehilangan netto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.

5. Kandungan air tanah Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat daripada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan defisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam harinya terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut ( Loveles,1991 ). Kenyataan bahwa perubahan tingkat transpirasi mendahului perubahan tingkat penyerapan menunjukkan bahwa dalam kondisi pertumbuhan biasa, laju penyerapan air ditentukan terutama oleh tingkat kehilangan air. Penyerapan balik hasil transpirasi mungkin sebagai respon perubahan kondisi lingkungan, tetapi tidak meningkatkan penyerapan hingga efek dari kejenuhan defisit menyebabkan pada daun oleh transpirasi ditransmisikan ke akar. ( Paul J Kramer. American Journal of Botany : 2010 ).

Gambar 1. potometer

Analisis Data dan Pembahasan Analisis Data Data luas permukaan daun terhadap laju absorpsi air Tempat terang a. Jumlah daun awal 4

Kelompok

Luas permukaan daun (cm2) 101,16 + a

Laju absorpsi air -0,04 0 +0,03 0 -0,03 -0,03 +1,3 +0,3 +0,1

I

62,36 + a 35,92 + a 126,04 + c

V

74,55 + c 39,73 + c 205,3 + d

VII

131,57 + d 50,85 + d

b. Jumlah daun awal 6 Kelompok Luas permukaan daun (cm2) 120,75 + e II 88,13 + e 40,25 + e 93,67 + f IV 59,91 + f 31,68 + f 0,02 0,018 0,009 0,07 0,05 0,10 +0,04 Laju absorpsi air

Apabila hanya dilihat dari jumlah daunnya maka dapat dihitung rata rata laju absorpsi air a. Jumlah daun awal 4 lembar Perubahan skala I -0,04 0 +0,03 V 0 -0,03 -0,03 VII +1,3 +0,3 +0,1

No 1 2 3

Rata - rata 0,42 0,09 0,03

b. Jumlah daun awal 6 lembar Perubahan skala II 0,02 0,018 0,009 IV 0,07 0,05 0,10

No 1 2 3

Rata - rata 0,045 0,034 0,0545

Grafik perbandingan laju absorbsi air pada jumlah daun 4 dan 6

jumlah daun terhadap absorpsi aira b l s a o j r u p s i 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 1 2 3 4 5 jumlah daun

Jumlah daun awal 4

jumlah daun terhadap laju absorpsi air0.05 0.04 laju absorbsi 0.03 0.02 0.01 0 0 2 4 jumlah daun 6 8

Jumlah daun awal 6

Tempat gelap a. Jumlah daun mula - mula 4 Kelompok Luas permukaan daun (cm2) 135,34 + h I 101,72 + h 42,244 + h 172,41 + j V 117,24 + j 61,21 + j 257,84 + k VII 178, 39 + k 75, 85 + k Laju absorpsi air 0 -0,01 0 0 -0,005 -0,05 0,03 0 -0,01

b. Jumlah daun mula - mula 6 Kelompok Luas permukaan daun (cm2) 184,9 + l II 118,2 + l 54,02 + l 101,5 + m IV 71,2 + m 42,97 + m 0,13 0,07 0,03 0,015 0,005 0.003 Laju absorpsi air

Apabila hanya dilihat dari banyaknya daun tanpa melihat luas permukaan daun, maka a. Banyaknya daun awal 4 lembar Perubahan skala I V VII

No

Rata - rata

1 2 3

0 -0,01 0

0 -0,005 -0,05

0,03 0 -0,01

0,01 -0,005 -0,02

b. Banyaknya daun awal 6 lembar Perubahan skala II 0,13 0,07 0,03 IV 0,015 0,005 0.003

No 1 2 3

Rata - rata 0,0725 0,0375 0,0165

laju absorpsi0.02 0.01 0 perubahan 0 skala -0.01 -0.02 -0.03 jumlah daun 1 2 3 4 5

Grafik laju absorpsi air pada daun 4 lembar di tempat gelap

laju absorpsi air0.08 0.06 perubahan 0.04 skala 0.02 0 0 2 4 banyaknya daun 6 8

Grafik laju absorbsi air pada daun dengan jumlah lembar 6 di tempat gelap

Pembahasan Laju absorpsi air pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor. Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas permukaan daun terhadap laju absorpsi. Karena pada praktikum ini perangkat praktikum dikenai perlakuan terhadap cahaya (ditempatkan pada tempat terang dan gelap), maka praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap laju absorpsi. Menurut teori, apabila luas permukaan daun semakin besar maka laju absorpsi air juga semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila semua kondisi yang berpengaruh terhadap laju absorpsi suatu tumbuhan selain luas permukaan daun adalah sama. Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap laju absorbsi air. Pada intensitas cahaya tinggi, laju penguapan air pada tumbuhan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tumbuhan yang sama namun dengan intensitas cahaya lebih sedikit. Laju penguapan ini berpengaruh terhadap laju absorpsi air karena tumbuhan yang kehilangan air akan berusaha untuk mengganti air yang hilang dari tubuhnya dengan cara mengabsorpsi air dari tanah. Berdasarkan data hasil percobaan, terdapat perbedaan laju transpirasi antara daun yang berbeda luas permukaannya. Dari percobaan VII pada tempat terang, diperoleh hasil bahwa daun yang berjumlah 4 mempunyai laju absorpsi berbeda dengan laju absorpsi 2 daun. Pada data ini, laju absorpsi pada 4 lembar daun dengan luas permukaan (205,3 + d ) cm2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju absorpsi 2 lembar daun yang memiliki luas permukaan (50,83 + d ) cm2. Huruf d di sini menunjukkan luas dari 1 lembar daun yang belum diketahui luasnya karena tidak dilakukan pengukuran luas permukaan terhadapnya. Dari 4 lembar daun, yang diukur dan dihitung luas permukaannya hanya 3 saja. Perumpamaan luas permukaan daun dengan huruf ini dilakukan pula pada setiap percobaan. Namun, huruf yang digunakan berbeda. Hal ini untuk menunjukkan bahwa daun yang belum diukur tersebut mempunyai luas permukaan yang berbeda. Untuk percobaan dengan 4 lembar daun, huruf tersebut diasumsikan sebagai luas permukaan 1 lembar daun yang belum diukur. Sedangkan pada percobaan dengan 6 lembar daun,satu huruf tersebut diasumsikan sebagai jumlah luas permukaan 3 lembar daun yang belum diukur. Untuk data percobaan I dan V pada praktikum di tempat terang, belum diperoleh hasil yang sesuai dengan teori. Pada hasil praktikum I, dalam selang waktu 10 menit pertama air

bergerak menjauhi daun. Pergerakan air yang menjauhi daun tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa absorpsi, karena peristiwa absorpsi dapat ditunjukkan dengan bergeraknya air mendekati daun. Pada 10 menit berikutnya, air tidak mengalami pergerakan, baru setelah 10 menit ketiga air bergerak mendekati daun dengan laju 0,03ml/10 menit. Sedangkan pada praktikum V, hasil percobaan menunjukkan pergerakan air menjauhi daun. Penyebab pergerakan air yang menjauhi daun ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor, seperti, 1. Kelalaian praktikan dalam mempersiapkan alat sehingga terjadi kebocoran. 2. Kekurangtelitian praktikan dalam memasukkan ranting daun sehingga ranting tidak tercelup ke dalam air yang menyebabkan tidak terjadinya proses absorpsi. Dari percobaan dengan jumlah daun 6 di tempat terang, hasil percobaan menunjukkan bahwa rata rata laju absorpsi air semakin berkurang apabila luas permukaan daun semakin berkurang. Pada tempat gelap, rata rata percobaan yang menggunakan 4 daun belum menunjukkan adanya peristiwa absorpsi karena pergerakan air yang menjauhi daun. Namun pada percobaan VII, dapat terlihat bahwa pada 10 menit pertama laju absorpsi air adalah 0,03ml, setelah daun dipetik 1 lembar, tidak ada pergerakan air. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa terjadi pengurangan laju absorpsi air dengan semakin berkurangnya luas permukaan daun. Untuk percobaan dengan jumlah daun 6 lembar dapat terlihat adanya pengurangan laju absorpsi air setiap pengurangan luas permukaan daun. Dalam 1 percobaan dapat terlihat bahwa setelah daun mengalami pemetikan, laju absorpsi air akan berkurang. Selain faktor luas permukaan daun, intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap laju absorbsi air. Dalam hal mengamati keterkaitan cahaya dengan laju absorpsi, seharusnya luas permukaan daun dibuat sama. Namun dalam praktikum ini luas permukaan daun yang digunakan berbeda. Perbedaan luas daun ini menyebabkan sulit untuk membandingkan pengaruh yang berpengaruh antara cahaya dan luas permukaan daun dalam kaitannya dengan laju absorpsi air. Walaupun begitu, dilihat dari angka laju absorpsi air pada data hasil percobaan di atas, dapat terlihat bahwa laju absorpsi daun di tempat gelap lebih rendah jika dibandingkan di tempat terang. Perbedaan laju absorpsi ini terjadi karena pada tempat gelap, laju penguapan daun lebih rendah daripada laju penguapan di tempat terang. Karena laju penguapan lebih rendah, maka air yang hilang karena menguap juga sedikit dan kecenderungan daun untuk mengambil air (absorpsi) rendah. Luas permukaan daun

juga berperan dalam penguapan. Pada tempat terang, semakin besar luas permukaan daun maka air yang hilang dalam proses penguapan lebih banyak daripada air yang hilang dari daun dengan luas permukaan lebih kecil. Daun dengan luas permukaan lebih besar berpotensi memiliki situs pengeluaran air (penguapan) lebih banyak, misal terdapat lebih banyak stomata daripada daun dengan luas permukaan lebih sedikit. Apabila dilakukan perbandingan dengan berlandaskan pada banyaknya lembaran daun tanpa memperhatikan luas permukaan daun, maka perbandingan laju absorpsi dapat dilihat pada grafik di atas. Pada jumlah daun mula mula 4 lembar yang ditempatkan di tempat terang, ketika dilakukan pemetikan maka terjadi pengurangan laju absorpsi air. Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa dengan berkurangnya luas permukaan daun, maka laju absorpsi juga berkurang. Namun, apabila dibandingkan dengan laju absorpsi pada daun dengan jumlah awal 6 lembar terlihat bahwa perubahan laju absorpsi lebih signifikan pada daun dengan jumlah awal 4 kemudian dipetik sehingga masih 3 lembar daun daripada daun dengan 6 lembar yang dipetik 1 lembar. Hal ini dapat dilihat dari kemiringan garisnya. Pada grafik daun dengan jumlah awal 4 lembar dan ditempatkan pada tempat gelap, ditemukan bahwa data kurang valid. Kekurangvalidan data dikarenakan adanya pergerakan air yang menjauhi daun. Sedangkan untuk data dengan jumlah daun mula mula 6 lembar, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan laju absorpsi air seiring dengan berkurangnya jumlah daun. Dalam percobaan ini, sulit apabila akan melakukan perbandingan antarpercobaan karena luas permukaan daun yang belum jelas. Adanya variabel (huruf) dalam luas permukaan daun menjadi pembatas untuk dilakukannya perbandingan ini. Belum tentu daun dengan jumlah 6 lembar mempunyai luas permukaan yang lebih besar dari daun 4 lembar. Begitu pula sebaliknya, belum tentu daun dengan jumlah lembar 4 lebih kecil luas permukaannya dibandingkan dengan daun 6 lembar. Selain itu, yang menjadi faktor pembatas apabila akan dilakukan perbandingan adalah adanya data yang kurang valid. Data yang kurang valid ini contohnya adalah adanya pergerakan air yang menjauhi daun. Praktikum ini belum dapat dikatakan sempurna karena adanya beberapa faktor, antara lain:

1. Kekurangtelitian praktikan dalam memasang alat sehingga terjadi kebocoran dan peristiwa absorpsi tidak terjadi. 2. Tidak dilakukan pengukuran terhadap luas permukaan semua daun, hanya 3 lembar daun saja yang diukur luasnya.

Tugas Pengembangan 1. Faktor yang mempengaruhi membuka menutupnya stomata yaitu: Intensitas cahaya Suhu lingkungan Ketersediaan air Kelembapan udara Kebutuhan CO2 tumbuhan itu sendiri

2. Mekanisme pelepasan air melalui stomata: Ketika stomata membuka, maka air akan keluar dari tumbuhan. Pada saat faktor faktor yang menyebabkan stomata membuka bekerja, maka stomata akan membuka. Air akan bergerak ke atas dari akar karena pengaruh suhu maupun faktor faktor lain. Dengan membukanya stomata dan adanya aliran air ini, maka air dapat bergerak ke luar dari stomata. Air yang keluar dari stomata dapat berupa gas atau uap air.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Luas daun berpengaruh terhadap laju absorpsi air, semakin besar luas permukaan daun maka laju absorpsi air makin meningkat. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil luas permukaan daun, laju absorpsi air mengalami penurunan. Saran 1. Sebaiknya praktikan memahami cara kerja dalam melakukan praktikum sebelum melakukan praktikum. 2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam merangkai alat alat praktikum.

3. Sebaiknya dilakukan pengukuran luas semua permukaan daun. 4. Sebaiknya antarpraktikan dalam kelompok maupun antarkelompok saling melakukan koordinasi mengenai data hasil pengamatan agar tidak menghambat dalam pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA Salisbury, Frank B. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB. Loveless, A.R. 1991. Prinsip Prinsip Perkembangan Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta: Erlangga. Kramer, J. Paul. 2010. The relation between Rate Of Transpiration and Rate Of Absorbtion of Water in Plants. American Journal of Botany: http://www.jstor.org/pss/2436949. Diakses tanggal 23 Oktober 2011. Gardner, F. P. , R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamanan Budidaya. Jakarta:Universitas Indonesia Press.