74
LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM JUDUL KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KKN PPM DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI HIDROPHONIK DAN AUDIO BIOHARMONIC SYSTEM UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MARJINAL KOTA LAHAN SEMPIT Oleh: Nur Kadarisman, M.Si. (NIDN. 0005026406) Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P. (NIDN. 0031106111) Agus Purwanto, M.Sc.(NIDN. 0013086504) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2015

LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM - staff.uny.ac.idstaff.uny.ac.id/.../laporan-akhir-kknppm-2015-nur-k.pdf · laporan akhir hibah kkn-ppm judul kegiatan pelatihan dan pendampingan kkn ppm

  • Upload
    lythu

  • View
    292

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

i

LAPORAN AKHIR

HIBAH KKN-PPM

JUDUL KEGIATAN

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KKN PPM DALAM PENERAPAN

TEKNOLOGI HIDROPHONIK DAN AUDIO BIOHARMONIC SYSTEM

UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MARJINAL KOTA

LAHAN SEMPIT

Oleh:

Nur Kadarisman, M.Si. (NIDN. 0005026406)

Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P. (NIDN. 0031106111)

Agus Purwanto, M.Sc.(NIDN. 0013086504)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

NOVEMBER 2015

i

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH KKN-PPM

1. Judul KKN-PPM : Pelatihan dan Pendampingan KKN PPM dalam Penerapan Teknologi

Hidrophonik dan Audio Bioharmonic System untuk Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Marjinal Kota Lahan Sempit

2. Lokasi (Kec/Kab/Prop) : Dusun Pengok, Kelurahan Demangan, Kecamatan

Gondokusuman/Kota Yogyakarta/Daerah Istimewa Yogyakarta

3. Ketua Tim (Penanggung Jawab)

a. Nama Lengkap : Nur Kadarisman, M.Si.

b. NIDN : 0005026406

c. Jabatan/Golongan : Lektor /Penata/IIIc

d. Program Studi : Pendidikan Fisika

e. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

f. Bidang Keahlian : Fisika Akustik

g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta

(0274)565411/(0274)565411

[email protected]

4. Anggota Tim Pengusul

a. Jumlah Anggota (DPL)* : Dosen 3 Orang

b. Nama DPL 1/ Bidang Keahlian : Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P. / Pertanian

c. Nama DPL 2/ Bidang Keahlian : Agus Purwanto, M.Sc. / Fisika Akustik

d. Mahasiswa yang terlibat : 30 Orang

5. Lembaga/ Institusi Mitra

a. Nama Lembaga : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kota Yogyakarta

b. Penanggung Jawab : Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd.

c. Alamat/Telp/Fax/Surel : Jl Hayamwuruk 11, Yogyakarta (55212),

Telp.0274512958

Faks. (0274)512956

[email protected]

d. Bidang Kerja/Usaha : Sosial dan ketenagakerjaan

6. Biaya yang diusulkan : Rp. 100.000.000

7. Total Biaya : Rp. 100.000.000

8. Periode Pelaksanaan : 4 bulan (Juli-Oktober2015)

Mengetahui, Yogyakarta, 13 April 2014

Ketua LPPM UNY Ketua Tim Pengusul

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

RINGKASAN ................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identitas Masalah ....................................................................................... 2

C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

D. Usulan Penyelesaian Masalah dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 4

E. Teknologi yang Digunakan dan Profil Lembaga Mitra ............................. 4

F. Target dan Luaran ....................................................................................... 14

BAB II. METODE KEGIATAN KKN PPM

1. Khalayak Sasaran Kegiatan PPM .............................................................. 15

2. Metode Pengabdian Pada Masyarakat ................................................... .. 15

3. Langkah-langkah Kegiatan PPM .............................................................. 16

4. Persiapan dan Pembekalan ....................................................................... 17

5. Faktor Pendukung dan Penghambat ......................................................... 18

6. Rencana Keberlanjutan Program .............................................................. 19

BAB III PELAKSAANAAN KEGIATAN KKN-PPM

1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM ............................................................... 21

2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM .......................................... 30

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 35

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi pelaksanaan program KKN-PPM

Lampiran 2. Foto Kegiatan

Lampiran 3. PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani

iii

RINGKASAN

Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam

tanpa tanah tetapi menggunakan air dengan memberikan unsur hara terkendali yang berisi

unsur-unsur ensensial yang dibutuhkan tanaman. Teknik budidaya ini sedikit rumit karena

media dan hara yang digunakan berbeda, air yang seharusnya berfungsi sebagai

penyeimbang, pelarut, dan penghantar nutrisi didalam tanah, akan dialih fungsikan secara

optimal untuk menjadi media utama sekaligus nutisi pada tanaman dengan pelantara arang

sekam dan rokul. Dengan begitu, pupuk yang digunakan pun berbeda dengan pupuk yang

diaplikasikan ke tanah, hal ini dikarenakan tidak semua tanaman mampu menyerap nutrisi

langsung dari air, pupuk tersebut harus bisa larut dengan air dan dapat diserap oleh akar.

Karena itu kelemahan yang terkait dengan penyediaan nutrisi ini dapat di atasi dengan

teknologi Audio Bioharmonic System (ABH) sebagai stimulator pertumbuhan alamiah

berbasis audio frekuensi binatang local agar didapatkan hasil yang optimal, ramah

lingkungan, dan cukup di lahan sempit. Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat marjinal

kota melalui pertanian lahan sempit ini dapat dilakukan melalui kegiatan pengabdian pada

masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan Kulia Kerja Nyata (KKN), sehingga dapat

mengoptimalkan potensi mahasiswa.

Secara umum kegiatan KKN-PPM ini bertujuan untuk mengaplikasikan hasil

penelitian untuk pemberdayaan masyarakat marjinal perkotaan dalam penerapan teknologi

hidrophonik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah

berbasis frekuensi binatang lokal. Tujuan khusus pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini

adalah: (1) Penerapan teknologi tepat guna berupa teknik hidrophonik di lahan sempit dan

audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi

binatang lokal yang dapat digunakan petani di wilayah perkotaan untuk meningkatkan

produktivitas sayur, (2) Terciptanya model pemberdayaan kolaboratif antara Perguruan

Tinggi, Pemerintah Daerah dan masyarakat marjinak kota di Kota Yogyakarta, (3)

Menghasilkan pengalaman belajar (melalui KKN) yang berharga bagi mahasiswa dengan

adanya keterlibatan dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan,

memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis dan

interdisipliner khusunya dalam bidang holtikultura, (4) usaha peningkatan perbaikan gizi

keluarga dan perekonomian masyarakat marjinal kota dengan bercocok tanam tanaman

holtikultura pada lahan sempit menggunakan hidrophonik dan teknologi ABH.

Hasil dari kegiatan KKN PPM ini adalah; (1) telah dikembangkannya tekonologi

hidroponik dan audio bioharmonic system untuk pertanian di lahan sempit, (2) telah

dilakukan pelatihan mahasiswa dalam bidang tekonologi hidroponik dan audio bioharmonic

system dan mahasiswa sudah mulai memasyarakatkan teknologi ramah lingkungan yang

murah dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman holtikultura dan mempercepat masa

panen melalui pengabdian pada masyarakat dalam bentuk KKN, (3) telah dikembangkannya

program pemberdayaan masyarakat berbasis KKN-PPM, melalui pelatihan dan

pendampingan, yang menyenangkan dan mempunyai manfaat yang signifikan bagi

mahasiswa dan masyarakat marjinal perkotaan, (4) masyarakat termotivasi menggunakan

lahan sempit untuk bercocok tanam sehingga dapat meningkatkan gizi keluarga dan

perekonomian masyarakat marjinal kota yang dilihat dari indikator hasil panen yang

mengalami peningkatan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidroponik adalah teknik pertanian modern yang tidak menggunakan tanah sebagai

media tanam, melainkan menggunakan air atau media tanam lain. Sebenarnya cara bertani

seperti ini telah dikenal sejak lama, namun kini menjadi populer seiring dengan berkurangnya

lahan pertanian di perkotaan. Kelebihan yang menonjol dari teknik bercocok tanam secara

hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas. Dengan demikian, bertani secara hidroponik

cocok dilakukan di lingkungan perkotaan yang minim lahan, bahkan bisa dilakukan di

pekarangan rumah. Lahan merupakan satu dari sekian masalah yang ada dalam lingkup

pertanian, apalagi untuk masyarakat marjinal yang berdomisili di wilayah perkotaan yang

lahannya sempit.

Bertani secara hidroponik memiliki banyak kelebihan, selain dapat dilakukan di lahan

sempit, juga berdampak pada pertumbuhan tanaman yang cepat dan subur. Berbeda dengan

teknik menanam konvensional menggunakan media tanah, pada teknik hidroponik tanaman

tidak akan kekurangan nutrisi karena nutrisi yang diberikan terlarut dalam air dan lebih mudah

diserap oleh akar. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh

karena itu, harga jual panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik

pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman

terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih

sehat dan produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).

Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta

meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi

menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran.

Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral

tidak dapat disubtitusi melalui makanan pokok, Nazaruddin

(2003). Namun semakin berkurangnya lahan pertanian dan

kendala karena bencana alam, seperti letusan Gunung Kelud

dan Sinabung, banjir dan tanah longsor, menyebabkan

pasokan sayuran banyak terganggu. Hal ini menjadi salah

satu penyebab krisis melambungnya harga sayuran.

2

Secara umum masalah dan kendala utama pada tanaman sayuran di tingkat petani

adalah rendahnya kualitas hasil panen dan belum digunakannya teknologi budi daya

pertanian yang memadai karena keterbatasan kemampuan dan finansial petani, serta semakin

berkurangnya lahan. Karena itu pengembangan komoditas unggulan seperti tanama

holtikultura sangat memerlukan keterpaduan berbagai aspek yang saling terkait satu sama

lainnya, yaitu; sarana produksi, pemodalan, potensi lahan, manajemen produksi dan

pemasaran. Karena itulah peranan perguruan tinggi sebagai sumber tenaga ahli dan para

peneliti sangat diperlukan. Salah satu program yang sangat strategis mendukung kemitraan

dalam bentuk pemberdayaan masyarakat marjinal perkotaan adalah melalui kegiatan

Pengabdian Pada Masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam bentuk pelatihan dan

pendampingan secara intensif. Karena itu, dalam usulan kegiatan PPM-KKN ini akan

dilakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan KKN PPM dalam penerapan teknologi

hidrophonik dan Audio Bioharmonic System untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat

marjinal kota lahan sempit. Untuk kegiatan ini diprioritaskan di daerah perkotaan yang

memiliki jumlah masyarakat miskin dan tergolong kelompok masyarakat marjinal kota, yaitu

di Pengok, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Kotamadya Yogyakarta,

Provinsi DIY. Masyarakat di sana mayoritas adalah buruh dan pemulung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, dapat diidentifikas beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Masih sering terganggunya produktivitas sayuran akibat bencana alam sebagai komoditas

agrobisnis yang berdampak secara nasional.

2. Kurangnya produksi tanaman hotikultura nasional berakibat pada tingginya

kebergantungan pada produk impor sehingga tidak menguntungkan perekonomian

nasional.

3. Masih rendahnya kemampuan masyarakat perkotaan dalam penerapan teknologi budidaya

pertanian yang berdampak pada rendahnya produktivitas.

4. Belum terjalinnya kemitraan yang kondusif antara perguruan tinggi dengan masyarakat

marjinal kota sehingga belum dapat berlangsungnya penerapan hasil penelitian dan riset

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3

5. Kurangnya pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa karena kurangnya

keterlibatan dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan

dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner.

6. Kurangnya kontribusi dosen dalam memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi,

dan seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat serta memberikan solusi terhadap

permasalahan yang ada di masyarakat.

7. Diperlukannya upaya untuk memperoleh dan mentranformasikan pengetahuan, sikap dan

keterampilan dari dan kepada warga masyarakat marjinal kota dalam memecahkan

masalah pembangunan secara pragmatis melalui pendekatan interdisipliner, komprehensif,

dan lintas sektoral.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yang akan diselesaikan dalam kegiatan PPM-KKN ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pelatihan dan pendampingan yang efektif pada mahasiswa peserta

KKN dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system

sebagai stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman holtikultur secara alamiah

berbasis frekuensi binatang lokal?

2. Bagaimana strategi pelatihan dan pendampingan yang efektif pada masyarakat marjinal

perkotaan dalam memanfaatkan lahan sempit dengan melibatkan mahasiswa peserta KKN

dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system sebagai

stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman holtikultur secara alamiah berbasis

frekuensi binatang lokal?

3. Bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman tanaman holtikultura dan

mempersingkat masa panen sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

mengurangi kebergantungan masyarakat terhadap produk impor?

4. Bagaimana mengembangkan pemberdayaan masyarakat petani tanaman holtikultura

melalui model kolaboratif dimana peran perguruan tinggi dan kelompok tani yang

bermitra dirancang secara lebih sistemik dan terpadu dimana semua pihak terlibat dalam

setiap tahap kegiatan, mulai dari identifikasi dan analisis masalah yang dihadapi bersama,

4

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi sampai dengan pemasaran yang lebih

menguntungkan petani?

D. Usulan Penyelesaian Masalah dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan rumusan masalah, maka dalam kegiatan PPM-KKN ini, akan dilakukan

upaya pemecahan masalah dan strategi pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:

1. Memberikan pelatihan dan pendampingan pada mahasiswa peserta KKN dalam rangka

penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator

pertumbuhan dan produktivitas tanaman holtikultur secara alamiah berbasis frekuensi

binatang lokal.

2. Memberikan pelatihan dan pendampingan pada masyarakat marjinal perkotaan dengan

melibatkan mahasiswa peserta KKN dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan

audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman

holtikultur secara alamiah berbasis frekuensi binatang lokal.

3. Meningkatkan produktivitas tanaman holtikultura dengan memanfaatkan lahan sempit di

perkotaan dan mempersingkat masa panen sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar

lokal dan mengurangi kebergantungan masyarakat terhadap produk impor.

4. Mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat marjinal kota melalui model

kolaboratif dimana peran perguruan tinggi dan kelompok masyarakat marjinal kota yang

bermitra dirancang secara lebih sistemik dan terpadu dimana semua pihak terlibat dalam

setiap tahap kegiatan, mulai dari identifikasi dan analisis masalah yang dihadapi bersama,

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi sampai dengan pemasaran yang lebih

menguntungkan masyarakat kota.

E. Teknologi yang Digunakan dan Profil Lembaga Mitra

1. Teknologi yang digunakan

Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena dapat

diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau di atas

apartemen sekalipun. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit

yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu, dan mutu

yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik. Hidroponik dapat

5

diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh karena itu, harga jual panennya

tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena

tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan

hujan, serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan

produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gelas ukur plastik, pipa/talang,

pipa pvc, kran air, selotip, lem pvc, pH meter, EC meter, termometer, bak larutan nutrisi,

alat tulis, kamera, penggaris, meteran, kalkulator, stopwatch, pompa air akuarium,

timbangan, selang plasik, ember, nampan, polybag,dan kabel roll. Bahan-Bahan yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber air untuk penelitian, bibit tanaman

holtikultura (sayuran), pasir, arang sekam, pupuk makro, serta mikro yang berupa pupuk A

dan pupuk B.

Rancangan pelaksanaan penanaman secara hidrophonik adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan konstruksi hidroponik

a. Bahan disiapkan untuk pembuatan konstruksi hidoponik.

b. Konstruksi hidroponik dirancang dengan kemiringan 1, 3, 5, dan 7%

c. Bak larutan nutrisi diletakkan pada posisi sejajar dengan ketinggian minimum dari

ujung outlet pipa/talang.

d. Pipa talang disusun pada alat hidroponik.

e. Pipa lateral yang dilengkapi dengan inlet dipasang pada bak nutrisi.

6

2. Persemaian tanaman

a. Disiapkan tempat persemaian berupa wadah plastik/nampan.

b. Wadah diisi dengan media campuran pasir dan arang sekam setinggi 3-4 cm.

c. Media dibasahi dengan air sampai lembab.

d. Benih holtikultura ditaburkan di atas media dengan jarak yang tidak terlalu rapat.

e. Setelah berumur 1 minggu bibit dipindahkan ke tempat penjarangan tanaman yang

berupa polybag dengan media campuran pasir dan arang sekam dengan

perbandingan 1:1.

3. Pemindahan tanaman ke sistem hidroponik

a. Bak nutrisi diisi dengan larutan nutrisi yang merupakan campuran pupuk A dan B,

serta air sesuai dengan takaran yang dicampur merata.

b. Larutan nutrisi yang sesuai untuk budidaya tanaman sebaiknya mempunyai EC 1-1,5

mS/cm untuk pembibitan, 2,7 mS/cm untuk pertumbuhan vegetatif, dan 3,2-3,5

mS/cm untuk pertumbuhan generatif (Prayitno, 2009).

c. Pompa dihidupkan agar nutrisi mengalir di dalam pipa talang.

d. Tanaman dipindahkan dari persemaian ke pipa talang setelah berumur 2-3 minggu

dan setelah penjarangan bibit tanaman.

e. Dilakukan pengamatan yang meliputi pertumbuhan dan produksi tanaman

holtikultura .

Audio Bio Harmonic System adalah cara pemupukan daun dengan pengabutan

larutan pupuk yang mengandung trace mineral yang digabungkan serentak bersama

gelombang suara berfrekuensi tinggi. Konsep kerja teknologi ini adalah penyemprotan

nurisi yang berupa pupuk daun dengan memakai bantuan pemasangan generator penghasil

gelombang suara. Keduanya digabungkan sehingga menjadi 2 aktivitas yang bekerja

sinergis, harmonis dan saling mendukung sehingga mampu meningkatkan efisiensi

fotosintesis. Berdasarkan hasil pengujian dan penelitian Hibah Bersaing oleh tim Pengabdi

didapatkan bahwa baik nutrisi maupun gelombang suara yang ditemukan tidak berakibat

buruk atau merusak lingkungan. Audio Bio Harmonic System dapat mempercepat

pertumbuhan tanaman baik tinggi maupun diameter batang serta meningkatkan

produktivitas hasil panen. Dari pengamatan peneliti terhadap tanaman tanaman

7

holtikultura dan kentang di pegunungan Dieng dengan kebun seluas 15 ha, pertumbuhan

diameter tanaman dan produktivitasnya bisa meningkat 150%-200%.

Pertemuan- I:

Perkenalan dengan Tim

KKN serta presentasi

teknologi hidrophonik

dan ABHS untuk

meningkatkan

produktivitas tanaman

holtikultura.

Indikator:

Menjadi lebih familiar

dan memahami

teknologi hidroponik

ABHS untuk

peningkatan

produktivitas tanaman

Tanaman holtikultura .

Tahap I

Pertemuan- II:

Pelatihan penggunaan

ABHS Merangkai alat

dan pemilihan frekuensi

dan keras lemah bunyi

yang tepat untuk

Indikator:

Petani trampil

merangkai alat,

memilih frekuensi dan

mengatur keras lemah

bunyi untuk

Pertemuan- III:

Pelatihan teknik dan

lama memaparkan bunyi

pada lahan tanaman

holtikultur dan cara

mengamati pertumbuhan,

Indikator:

Trampil memaparkan

bunyi pada lahan secara

tepat sehingga

menstimulasi

Percepatan

pertumbuhan, meliputi :

tinggi, diameter batang

dan jumlah daun

Tahap II

Pertemuan- IV: Pelatihan

mengetahui ciri

morfologi pertumbuhan

tanaman yang

mengindikasikan hasil

panen yang maximal

Indikator:

Memahami ciri

tanaman yang

mengindikasikan

produksi maximal

Tahap III

Pertemuan- V:

Pemanenan dan

penimbangan produksi

Tanaman holtikultura .

Indikator:

Produksi tanaman

Tanaman holtikultura

meningkat

dibandingkan dengan

panen sebelumnya.

Pertemuan- VI: Uji

validasi instrumen

meliputi spektrum

frekuensi sumber bunyi

dan pola distribusi taraf

intensitas untuk

penggunaan hidrophonik

yang lebih luas.

Indikator : tervalidasi

mendekati frekuensi

yang dibutuhkan dan

pola yang terdistribusi

mendekati lingkaran

untuk paparan lebih luas.

8

2. Alat Pengambilan Data Sumber Bunyi Mengunakan Program Sound Forge 6.0.

1) Mempersiapkan peralatan untuk merekam sumber bunyi alamiah yang berpotensi

menghasilkan gelombang suara terbaik untuk Audio Bio Harmonic System.

2) Menjalankan program Sound Forge 6.0. Setelah program aktif, mengatur sampling

rate sebesar 44100 Hz, 16 bit, dan line-in dalam mode mono.

Gambar. 2. Susunan alat eksperimental perekaman bunyi binatang alami ke

dalam komputer sehingga dapat dilakukan analisis dan sintesis

bunyi

3) Menyalakan tape recorder yang berisikan kaset rekaman suara binatang kemudian

merekamnya menggunakan sound forge 6.0.

4) Suara yang terekam dengan Sound Forge 6.0. dibunyikan kembali dan disimpan

dalam format Wav. Dengan format itu maka file tersebut dapat dianalisis dengan

menggunakan Sound Forge 6.0.

Hasil penelitian Strategis Nasional tentang Rancang Bangun Audio Organic Growth

System Melalui Spesifikasi Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai Local Genius untuk

Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Holtikultura, menunjukan hasil yang sangat

mengembirakan karena dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas beberapa tanaman

holtikultura. Pada penelitian hibah stranas tersebut digunakan teknologi gelombang suara

jangkrik kinjengtangis dan garengpung untuk menyuburkan tanaman menggunakan

gelombang suara frekuensi tinggi antara 3.500 Hz-5.000 Hz dan dipadu nutrisi organik

melalui daun.

Pre-amp

Sound Blaster MATLAB DSP (FFT)

WAVELET Mic Condensor

Tape recorder

9

Untuk lebih memudahkan dalam mengidentifikasi langkah-langkah kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam PPM berbasis penelitian ini, maka tahapan yang berkaitan dengan

kerangka fikir kegiatan PPM berbasis hasil penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut

ini

Gambar 3. Diagram alir pelatihan perancangan dan penggunaan ABH

PERMASALAHAN

Terjadinya krisis tanaman

holtikultura

Punahnya binatang alamiah

Menyempitnya lahan pertanian

Menurunnya kualitas lingkungan

Belum intensifnya penanganan

kebutuhan masyarakat

Belum optimalnya penelitian

tentang kualitas tanaman

RANCANGAN PEMECAHAN MASALAH

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN TANAMAN HOLTIKULTURA MELALUI

KKN-PPM

Audio Bioharmonic

System

Eksperimen pada tanaman

tanaman holtikultura

Analisis dan

sintesis bunyi

(frekuensi,

amplitudo,

waktu treatment)

Peningkatan Kualitas

dan produktivitas

Pemupukan bersama dengan

pemaparan suara (sonic bloom)

10

3. Profil Lembaga Mitra

Lembaga yang menjadi mitra dalam kegiatan PPM-KKN ini adalah Dinas Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kota Yogyakarta yang bertanggung jawab terhadap

pembinaan sosial termasuk tenaga kerja masyarakat marjinal perkotaan wilayahnya.

Visi

“Terwujudnya tenaga kerja, penyandang masalah sosial dan warga miskin yang lebih

mapan secara ekonomi maupun sosial pada tahun 2015”

Misi

1. Mengoptimalkan penyelenggaraan sistem ketatausahaan dan kinerja aparatur.

2. Meningkatkan kapasitas dan daya saing tenaga kerja dan penganggur.

3. Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial.

4. Meningkatkan kapabilitas warga miskin dan kepesertaan transmigrasi.

Susunan Organisasi

(1) Susunan organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari :

a. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Administrasi Data dan Pelaporan.

b. Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, terdiri dari :

1. Seksi Rehabilitasi Masalah Sosial;

2. Seksi Pelayanan Sosial.

c. Bidang Bantuan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, terdiri dari :

1. Seksi Strategi Penanganan Masalah Sosial;

2. Seksi Bantuan Sosial.

d. Bidang Pengembangan Tenaga Kerja, terdiri dari :

1. Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja;

11

2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

e. Bidang Pengawasan Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial, terdiri dari:

1. Seksi Bimbingan dan Pengawasan Ketenaga Kerjaan;

2. Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

f. UPT;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kedudukan dan Tugas Pokok

Kedudukan

1) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana pemerintah

daerah di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.

2) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris

Daerah.

Tugas Pokok

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan dibidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.

4. Profil kelompok sasaran beserta potensi/permasalahannya

Secara nasional salah satu faktor penyebab terjadinya pengangguran bahkan

seterusnya menyebabkan kemiskinan khususnya di daerah perkotaan, adalah

ketidaktersediaannya lapangan pekerjaan. Jutaan penduduk Indonesia membutuhkan

lapangan pekerjaan yang cukup banyak. Namun fakta menunjukkan lapangan kerja formal

tidak tersedia dengan cukup sehingga sebagian angkatan kerja beralih mencari pekerjaan

pada lapangan kerja informal. Fenomena makin seringnya terjadi pemutusan hubungan

kerja (PHK) pada lapangan kerja formal karena penurunan perekonomian secara makro

dan global, menyebabkan semakin bertambahnya angkatan kerja memasuki lapangan kerja

informal. Lapangan kerja informalumumnya bersifat musiman atau sementara dan jarang

menjadi sebuah pekerjaan yang bersifat menetap. Keadaan ini menyebabkan lapangan

12

kerja informal sangat fluktuatif dan tidak menjamin secara tetap kehidupan pekerja yang

memasuki lapangan kerja itu.

Kondisi eksisting di wilayah perkotaan menunjukkan bahwa pekerjaan

masyarakat marjinal kota seperti menjadi pemulung yang dianggap merupakan sebuah

segmen lapangan pekerjaan. Disebut sebagai lapangan pekerjaan karena biasanya tersedia

sebuah lapangan kerja, missal TPA (tempat pembuangan akhir sampah) yang dapat

menampung sejumlah orang untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang dapat

membiayai kehidupan keluarganya. Ini adalah satu-satunya lapangan pekerjaan yang dapat

ditemukan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Mereka dapat beradaptasi dengan

pekerjaan itu meskipun terkesan kotor dan menjijikkan. Jika pekerjaan lain bersifat

sementara dan fluktuatif, maka pekerjaan pemulung relative tetap dan tidak terlalu

fluktuatif. Bahkan dari segi waktu, pekerjaan ini sangat padat dan hampir setiap waktu

dapat melakukannya.

13

Pemulung adalah salah satu segmen masyarakat marjinal kota yang menjadi

sasaran dalam kegiatan ini adalah para pemulung di Kota Yogyakarta, khususnya di Dusun

Pengok, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman yang telah teridentifikasi

berjumlah sekitar 56 orang pemulung yang tersebar di beberapa kelurahan. Ilustrasi

tentang bagaimana pola kehidupan pemulung dan payung hukum proses pemberdayaan

untuk menghantarkan pemulung pada kehidupan yang lebih baik dapat dilihat pada

gambar di atas.

F. Target dan Luaran

Kegiatan KKN-PPM yang berjudul Pelatihan dan Pendampingan KKN PPM dalam

Penerapan Teknologi Hidrophonik dan Audio Bioharmonic System untuk Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Marjinal Kota Lahan Sempit, ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi

masyarakat marjinal kota yang salah satunya adalah pemulung dengan pengembangan variasi

pendapatan dengan menerapkan teknologi hidrophonikl budi daya pertanian yang ramah

lingkungan, murah dan mudah diaplikasikan dengan dukungan teknologi Audio Bioharmonic

System. Indikator capaian produk Program KKN-PPM yang dituju dalam kegiatan ini adalah:

1. Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat marjinal kota dalam menghasilkan tanaman

holtikultura (sayuran) dengan penerapan teknologi hidrophonik dan ABH di Dusun Pengok,

Kelurahan Demangan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta DIY.

2. Meningkatkan efesiensi biaya tanam karena penggunaan teknologi hidrophonik dan audio

bioharmonic system relatif murah dan dapat digunakan secara berulang-ulang selama sistem

media tanam dan master audio tidak mengalami kerusakan dan dengan jumlah pemupukan

yang standar dapat meningkatkan produksi dan memperpendek masa panen.

3. Melakukan perbaikan pada sistem teknologi budi daya pertanian sehingga dapat digunakan

secara luas bagi petani holtikultura dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan.

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat agar lebih bersemangat menanam sayuran sebagai

komoditi pangan unggulan nasional.

14

5. Membangun kemitraan dan kerjasama yang efektif antara Perguruan Tinggi, Pemerintah

Daerah dan masyarakat petani marjinal kota di Kota Yogyakarta.

Sedangkan luaran yang diharapkan muncul dari kegiatan KKN-PPM ini adalah:

1. Teknologi tepat guna berupa teknik hidrophonik di lahan sempit dan audio bioharmonic

system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal yang dapat

digunakan petani di wilayah perkotaan untuk meningkatkan produktivitas sayur.

2. Terciptanya model pemberdayaan kolaboratif antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan

masyarakat marjinak kota di Kota Yogyakarta.

3. Menghasilkan pengalaman belajar (melalui KKN) yang berharga bagi mahasiswa dengan

adanya keterlibatan dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan,

memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis dan

interdisipliner.

15

BAB II

METODE KEGIATAN KKN-PPM

1. Khalayak Sasaran Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat

Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2015. Kegiatan

workshop untuk pembekalan mahasiswa yang akan diterjunkan di lokasi KKN tentang

teknologi ABH dan Hidrophonik yang dilaksanakan kampus FMIPA UNY. Sosialisasi serta

implementasi teknologi tepat guna ABH dan Hidrophonik pada masyarakat di lokasi KKN

dilaksanakan di balai RW-05, kalurahan Prenggan, kecamatan Kotagede, kodya Yogyakarta.

Sedangkan tahapan implementasi pembuatan media Hidrophonik dan teknologi ABH serta

penanaman tanaman holtikultura dilakukan di 4 wilayah yaitu RW-04, RW-05, RW-10 dan

RW-13 kalurahan Prenggan, Kotagede, Yogyakarta dengan melibatkan 48 mahasiswa KKN

dan 3 oramg mahasiswa yang sedang menyusun Tugas Akhir Skripsi sebagai tim pendamping.

Khalayak sasaran kegiatan PPM ini adalah masyarakat Pensiunan dan Wirausaha yang

tergolong ekonomi lemah di 4 wilayah yaitu RW-04, 05, 10 dan RW 13 kalurahan Prenggan,

kecamatan Kotagede, Kodya Yogyakarta yang merupakan daerah padat penduduk. Jumlah

warga yang menjadi khalayak sasaran adalah 60 orang, 20 orang terlebih dahulu dilatih dalam

training of trainer (TOT). Jenis tanaman pangan yang di gunakan dalam implementasi

teknologi ABH dan Hidrophonik dilokasi KKN adalah tanaman terong, Brokoli, Cabai dan

Pakcoy.

2. Metode Pengabdian Pada Masyarakat

Metode yang digunakan dalam memecahkan masalah di atas melalui tahapan

sebagai berikut :

a. Analisis situasi dan studi kelayakan yang terkait dengan permasalahan bidang pertanian

dan penghijauan di daerah padat penduduk di Kalurahan Prenggan, Kecamatan

Kotagede, Kodya Yogyakarta, D.I.Y

16

b. Identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang berkaitan dengan tanaman holtikultura

yang ada di Kalurahan Prenggan.

c. Perencanaan program KKN-PPM berupa Pembekalan mahasiswa dan implementasi

teknologi ABH dan Hidrophonik di masyarakat dengan mempertimbangkan aspek

kondisi ekonomi, letak penempatan Hidrophonik serta sarana dan prasarana yang

dimiliki warga sebagai mitra dalam kegiatan KKN-PPM ini.

d. Pelaksanaan program kegiatan yang dibagi dalam empat tahapan, yaitu;

(1) Tahap Training of Trainer (TOT) berupa Wokshop bagi mahasiswa peserta KKN

untuk sosialisasi dan pemberian pengetahuan teknis tentang bagaimana

menggunakan teknologi ABH dan Hidrophonik untuk peningkatan produktivitas

tanaman.

(2) Tahap Training of Trainer (TOT) berupa Wokshop bagi perwakilan RW di lokasi

KKN untuk sosialisasi dan pemberian pengetahuan teknis tentang bagaimana

menggunakan teknologi ABH dan Hidrophonik untuk peningkatan produktivitas

tanaman

(3) Tahapan eksperimen lapangan dengan menerapkan teknologi ABH dan Hidrophonik

pada tanaman holtikulura sebagai komiditas masyarakat kalurahan Prenggan.

(4) Tahapan evaluasi program untuk perbaikan dan perencanaan tindak lanjut.

3. Langkah-langkah Kegiatan PPM

Dalam upaya menerapkan metode pelaksanaan program tersebut lebih

ditekankan pada pendekatan individual yang dalam penyampaian materinya dengan

menggunakan diskusi dan demonstrasi (praktek), dengan langkah-langkah meliputi

beberapa topik, yakni; 1). Pengenalan teknologi ABH dan Hirophonik serta

pemanfaatanya untuk meningkatkan produksi pertanian baik kepada mahasiswa KKN

dan masyarakat, 2). Penjelasan pengetahuan tentang bagaimana menerapkannya ABH

pada tanaman Hodrophonik di lapangan, 3). Pembuatan Hidrophonik dan penempatan

serta pemaparan ABH 4). Koordinasi mahasiswa KKN dan pendamping yang sekaligus

mengambil data untuk kegiatan penelitan Tugas Akhir Skripsinya, 5). Praktek

penanama Cabai, Terong, Brokoli dan Pakcoy di lokasi yang telah dimusyawarahkan

oleh warga. 6). Kegiatan pengukuran untuk mengetahui peningkatan produktivitas hasil

pertanian menggunakan teknologi ABH

17

4. Persiapan dan Pembekalan

Metode kegiatan KKN-PPM ini adalah metode workshop dalam bentuk TOT pelatihan

dan pendampingan secara intensif sampai menghasilkan produk pertanian berupa tanaman

holtikultura seperti sayuran dengan teknologi Hidrophonik dan ABH. Mahasiswa yang terlibat

pada kegiatan KKN PPM ini sebanyak 48 mahasiswa dibagi dalam 4 kelompok masing masing

kelompok 12 mahasiswa ditempatkan disetiap wilayah RW. Kegiatan TOT diikuti oleh 20

mahasiswa dengan perwakilan tiap kelompok 5 orang yang nantinya diharapkan dapat menjadi

pelatih bagi mahasiswa lain dan masyarakat di lokasi KKN. Kegiatan TOT berikutnya diikuti

oleh 20 warga dikalurahan Prenggan dengan 5 orang wakil setiap RW nantinya diharapkan

menjadi pelatih bagi warga dilingkungannya. Pelatihan dlaksanakan selama 24 jam dengan

struktur program sebagai berikut:

Tabel 1.

Struktur Program TOT Pelatihan Perancangan dan Pemanfaatan Teknologi Hidrophonik

ABH Mahasiswa KKN

No Materi Pelatihan Jenis Kegiatan Jumlah

JKEM

Jumlah

Mahasiswa

Hari 1, jumat, 12 juni 2015

1 Pengantar teknologi

Hidrophonik dan ABH

Presentasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

2 Proses Penyiapan dan

pembuatan Media

Hidrophonik

Simulasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

3 Proses Pemasangan

sistem Hidrophonik

sumber bunyi ABH

Simulasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

Hai 2, sabtu, 13 juni 2015

4 Proses Pemupukan dan

Perawatan

Simulasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

5 Pengantar proses

penanaman sayuran dan

pemaparan suara

Presentasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

6 Proses pemasangan alat

dilokasi areal tanaman

Praktek dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

Hari 3, minggu 14 juni 2015

7 Proses penanaman

tanaman hidrophonik dan

pemupukan daun (foliar)

Praktek dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 20

8 Proses pemeliharaan dan Praktek dan Focus Group 3 JKEM 20

18

pengaturan durasi waktu

pemaparan ABH

Discusion (FGD)

Total 24 P 25

Tabel 2.

Struktur Program TOT Pelatihan Perancangan dan Pemanfaatan ABH dan Hidrophonik

Petani Tanaman holtikultura

No Materi Pelatihan Jenis Kegiatan Jumlah Jam

Efektif

Jumlah

Petani

Hari 1, Sabtu 4 Juli 2015

1 Pengantar teknologi

Hidrophonik dan ABH

Presentasi dan Focus

Group Discusion (FGD)

3 JKEM 45

2 Proses Pembuatan

Hidrophonik

Simulasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 45

3 Proses Pemasangan

Sistem Hidrophonik

Simulasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 45

Hari 2, Minggu 5 Juli 2015

4 Pengenalan alat ABH

dan cara pemaparannya

Simulasi dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 45

5 Penanaman dan

pemupukan tanaman

hidrophonik

Presentasi dan Focus

Group Discusion (FGD)

3 JKEM 45

6 Proses pemasangan alat

ABH dan Hidrophonik

dilokasi areal tanaman

Praktek dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 45

7 Proses pembesaran dan

pemeliharaan tanaman

hidrophonik dan

pemupukan daun

(foliar)

Praktek dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 45

8 Proses pemeliharaan

dan pengaturan durasi

waktu pemaparan ABH

Praktek dan Focus Group

Discusion (FGD)

3 JKEM 45

Total 24 JK 45

5. Faktor Pendukung dan Penghambat

a. Faktor Pendukung:

1. Semangat dan antusiasme peserta

2. Kepala Desa dan Ketua RW aktif memberikan dukungan bagi kelancaran pelaksanaan

program kerja KKN-PPM.

19

3. Potensi lokal berupa lahan sempit yang memungkinkan untuk penempatan Hidrophonik

dan ABH dengan tanaman cabai, brokoli, terong dan Pakcoy.

4. Peningkatan motivasi warga setelah melihat hasil pertumbuhan dan produksi tanaman

dengan membuat Hidrophonik sendiri.

b. Faktor Penghambat

1. Kemampuan warga yang heterogen terutama yang telah berusia lanjut (diatas 70 tahun)

yang kesulitan memahami teknologi yang diajarkan.

2. Keinginan setiap warga untuk mendapatkan paket Hidrophonik secara gratis namun

karena keterbatasan dana akhirnya tidak dapat terpenuhi.

3. Paket pemberian pupuk cair jika habis warga harus membeli dengan uang sendiri

Jalan ke luar:

1. Pendampingan secara individual dengan melibatkan beberapa mahasiswa dan pemuda

warga untuk membantu petani yang telah berusia lanjut

2. Warga yang belum dapat jatah paket hidrophonik dibantu menggunakan iuran arisan

warga secara arisan bergilir alternatif lain memanfaatkan potongan pralon yang tidak

dipakai untuk dikumpulkan dan dirakit menjadi hidrophonik.

3. Pupuk cair dapat diganti dengan kotoran kambing yang sudah mengering yang

diletakkan di media tanam. Kotoran kambing mudah di dapat karena beberapa warga

ada yang memelihara kambing.

6. Rencana Keberlanjutan Program

Dalam jangka panjang kegiatan pemanfaatan teknologi budi daya pertanian menggunakan

teknologi Hidrophonik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan

tanaman holtikultura secara alamiah berbasis frekuensi binatang lokal ini dilakukan melalui

Kelompok-kelompok tani dengan difasilitasi oleh Dinas Sosial Tenagakerja dan Transmigrasi

Kota Yogyakarta . Kegiatan peningkatan kapasitas petani tanaman holtikultura dapat

dilakukan terus-menerus dengan memasukkannya melalui kegiatan pengabdian pada

masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan Kerja Nyata (KKN), sehingga dapat

mengoptimalkan potensi mahasiswa setiap tahun. Keberlanjutan program telah di

komunikasikan dengan pihak Dinas Dinas Sosial Tenagakerja dan Transmigrasi Kota

20

Yogyakarta , sehingga dapat dilakukan secara luas dengan melibatkan Tim PPM-KKN UNY

dalam setiap kegiatan pelatihan dan pendampingan.

Tindak lanjut kegiatan akan dilakukan melalui perluasan penerapan untuk beberapa jenis

tanaman holtikultura lainnya seperti jagung, melon, timun dan lain-lain. Dengan demikian

perangkat teknologi yang sama dapat diaplikasikan dengan cara menentukan frekuensi yang

sesuai untuk masing masing tanaman. Keterlibatan masyarakat juga dapat terus diperluas,

dengan melibatkan kelompok tani kelompok tani lainnya di seluruh Indonesia sehingga

kebergantungan terhadap produk ekspor berkurang bahkan suatu saat bisa swa sembada pangan

termasuk tanaman holtikultura dan cabai.

21

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM

Program kegiatan KKN-PPM ini dilaksanakan kalurahan Prenggan, kecamatan

Kotagede, Kodya Yogyakarta, D.I.Y. Sasaran kegiatan workshop sosialisasi dan praktek

penggunaan Audio Bio harmonic (ABH) dan pembuatan Hidrophonik ini melibatkan hampir

seluruh warga pada kelompok masyarakat kalurahan Prenggan meliputi 4 wilayah RW yaitu

RW-03,-05,-10 dan RW-13 sejumlah 60 peserta. Kegiatan workshop sosialisasi dan praktek

penggunaan ABH dan pembuatan hidrophonik tersebut dilaksanakan pada bulan Juni

dimana pelaksanaan KKN PPM berlangsung. Kegiatan implementasi penanaman cabai,

brokoli, terong dan pakcoy pada hidrophonik dan pemaparan ABH dilakukan mulai bulan Juli

2015 hingga masa panen dengan dilakukan pendampingan mahasiswa KKN dan pengambilan

data melibatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan Tugas Akhir Skripsi berkaitan dengan

topik pertumbuhan dan produktivitas tanaman dengan ABH dan Hidrophonik.

Gambar-4. Diskusi dan observasi dengan ketua KKN RW-10, RW-04, RW-5, dan RW-13

kalurahan Prenggan, Kotagede tentang metodologi pelaksanaan KKN PPM

Pelaksanaan kegiatan workshop TOT mahasiswa diadakan pada tanggal 12

Juni sampai 14 Juni 2015 diikuti 20 mahasiswa dari 4 kelompok mahasiswa yang

berjumlah 48 mahasiswa peserta KKN. Tiap kelompok yang berjumlah 12 orang

diambil 5 orang untuk mengikuti TOT berupa workshop teknologi hidrophonik dan

ABH yang diharapkan 20 orang mahasiswa ini mempunyai kemampuan menjadi pelatih

bagi teman mahasiswa yang lain dan warga dilokasi KKN. Jumlah waktu TOT

mahasiswa ini adalah 24 jam tatap muka dengan materi pada tabel-1.

22

Gambar-5, TOT mahasiswa hari pertama sosialisasi ABH dan Hidrophonik

Gambar-6, TOT mahasiswa hari kedua praktek menggunakan ABH

Gambar-7, TOT mahasiswa hari ketiga praktek membuat hidrophonik

Hal yang sama ini dilakukan untuk warga dilokasi KKN yaitu kegiatan TOT

untuk warga dengan pelatih atau nara sumber dari mahasiswa dan didampingi oleh tim

KKN-PPM. Kegiatan TOT warga dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu tanggal 4-5

juli 2015 dengan jumlah jam pertemuan 24 jam. Dalam pelaksanaan kegiatan ini

materi yang disampaikan disesuaikan dengan tujuan dan sasarannya, yaitu berupa

ketrampilan membuat hidrophonik dan penggunaan teknologi ABH untuk

meningkatkan produktivitas hasil pertanian yang meliputi : teori dan teknik

pembuatan hidrophonik dan penggunaan ABH, demonstrasi, pemberian tugas, praktek

23

implementasi penanaman tanaman pada hidrophonik dan evaluasi sebagi bagian dari

rencana tindak lanjut untuk perbaikan program KKN-PPM. Acara kegiatan TOT warga

dapat dilihat dalam tabel-2.

Gambar-8, pelaksanaan TOT Warga hari pertama praktek memaparkan ABH dan Pembuatan

hidrophonik.

Gambar-9, Pelaksanaan TOT warga hari kedua Pembuatan hidrophonik didampingi

mahasiswa KKN.

Mengingat kebutuhan dan kondisi yang ada, maka dalam pelaksanaan

workshop penggunaan teknologi ABH ini lebih ditekankan pada implementasinya

pembuatan hidrophonik dan penggunaan ABH pada tanaman cabai, terong, brokoli dan

pakcoy sesuai dengan pilihan para petani di kalurahan Prenggan. Pada awal pertemuan,

peserta diberikan pengetahuan tentang ABH hasil penelitian tim KKN-PPM, meliputi

bahan, alat, cara penggunaan sehingga mereka tahu betul mengenai sifat dan

karakternya dari tanaman masing masing untuk disesuaikan dengan teknologi ABH

yang akan digunakan. Juga diberikan pengetahuan dan teknik pembuatan

hidrophonik, proses pemupukan dan perawatan tanaman.

24

Pada pertemuan ke-dua, diberikan penjelasan mengenai cara pembuatan

hidrophonik sekaligus praktek membuat satu model hidrophonik, cara menaman dan

pemupukan serta perawatan. Penanaman tanaman dilakukan pada 4 lahan ekperimen

menggunakan hidrophonik (mendapatkan perlakuan dengan ABH) dan 4 lahan kontrol yang

digunakan sebagai pembanding. Untuk kegiatan ini melibatkan warga di RW masing masing

dengan batuan paket hidrophonik dan ABH masing masing RW mendapatkan 2 set.

Diharapkan dengan dibantu mahasiswa KKN yang dilibatkan dalam Pengabdian Pada

Masyarakat ini warga di kalurahan prenggan dapat bimbingan dan pendampingan sampai

masa panen tiba

Gambar-10, Praktek pembuatan ABH di RW-10

Gambar-11, Praktek pembuatan hidrophonik di RW-15

25

Gambar 12, Praktek pembuatan hidrophonik RW-03

Gambar-13, Praktek pembuatan hidrophonik RW-05

2. Paparan Bunyi Menggunaan ABH

ABH dipaparkan saat bibit tanaman sudah tumbuh daunnya, waktu pemaparan 1 jam setiap

hari pada pukul 07.00-09.00 pagi dimana tanaman sedang melakukan fotosintesis dengan

Memvariasikan Variabel Drive frekuensi, intensitas dan waktu treatment, sebagai berikut;

1). Membuat denah Pengabdian Pada Masyarakat sesuai dengan ketersediaan lahan

penempatan hidrophonik yang akan digunakan

2). Merangkai alat percobaan sebagaimana tahapan penggunaan ABH

3). Drive frekuensi akustik dilakukan setiap hari dengan variasi waktu yang berbeda untuk

setiap jenis tanaman.

4). Penyiraman dan kadang-kadang disertai pemupukan daun dilakukan secara berkala.

Sedangkan pengambilan sampel tanaman (panen), dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1). Panen dilakukan sesuai dengan masa panen masing-masing jenis tanaman

2). Pemanenan dilakukan dengan mengambil seluruh bagian tanaman dan dikeringkan

sampai kadar airnya sangat sedikit.

26

3). Dilakukan pengukuran norfologi dan produksi tanaman pangan baik yang termasuk

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Hasil nyata dari kegiatan workshop dan implementasi teknologi ABH serta

hidrophonik untuk meningkatkan produktivitas tanaman ini, bahwa peserta dapat

mengembangkan;

(1) Perangkat teknologi ABH yang menggunakan binatang local (garengpung dan jangkrik

kinjengtangis)

(2) Produktivitas tanaman yang diolah petani meningkat

(3) Terdapat kerjasama yang sinergis antara petani dan Perguruan Tinggi

Kemudian setelah mengikuti kegiatan petani ternyata telah dapat:

(1) Memilih bunyi binatang yang frekuensinya sesuai dengan jenis tanaman yang mereka

tanam

(2) Menerapkan teknologi ABH sesuai dengan karakteristik tanaman masing-masing

meliputi perakitan instrument sumber bunyi, pengaturan volume dan ketepatan

penempatan sumber bunyi. 100 % semua peserta sudah dapat menggunakan instrument

ABH untuk digunakan perlakuan pada lahan pertanian dengan hidrophonik

(3) Melakukan pemantauan terhadap perkembangan tanaman dan memberikan nutrisi daun

secara maksimal

(4) Didapatkan hasil panen yang lebih banyak disbanding sebelum digunakannya teknologi

ABH

Tahapan penggunaan ABH

3. Teknologi Audio Bio harmonik

a. Komponen yang dibutuhkan:

flashing program pada IC :

Komponen yang terdapat dalam satu set alat ;

1. Speaker

2. Kabel penghubung

3. WT5100

4. ATMega328 kecepatan 16 MHz

5. Accu

b. Fungsi dari masing-masing komponen :

Accu sebagai Power Supply

WT5100 sebagai penyimpan dan pemutar audio

ATMega328 kecepatan 16 MHz sebagai prosesor

27

Speaker sebagai peng-ouput dari suara

Gambar-14, instrumen Audio Bio Harmonik (ABH)

c. Cara kerja

Secara keseluruhan, alat ini bekerja dengan memanggil file yang sudah terintegrasi

pada smart chip yang berisi suara garempong dan ketika alat ini mulai di operasikan,

posisi dari volumenya sendiri otomatis berada pada posisi tengah-tengah yaitu 15 dimana

range untuk volumenya berada pada sekitaran 0 sampai dengan 30. Pada alat ini terdapat 4

macam tombol dimana untuk masing-masing tombol memiliki fungsi yang berbeda-beda

(lihat gambar-1). Fungsi tombol dari sebelah kanan di misalkan kita sebut dengan :

Tombol 1 sebagai tombol pegatur ON/OFF dan RESET Power (sisi samping alat)

Tombol 2 sebagai tombol pemilihan frekuensi yang diinginkan dan untuk memulai (play)

dengan menekan tombol warna hijau

Tombol 3 sebagai pengatur jika ingin mengurangi (warna kuning Kanan) dan menambah

volume (warna kuning kiri)

d. Cara mengoprasikan :

1) Menghubungkan alat dengan sumber tegangan

28

2) Menekan tombol on/off pada sisi alat sehingga lampu hijau menyala

3) Memilih frekuensi suara garengpong yang ditentukan dengan menekan tombol hijau

dan menekan lagi untuk memulai (play)

4) Mengatur tombol volume sesuai dengan volume yang dibutuhkan dimana pada saat

pertama kali alat dioperasikan, secara otomatis alat berada pada volume yang berada

di tengah-tengah (tombol warna kuning sisi kanan untuk menaikkan volume dan sisi

kiri untuk mengurangi volume)

29

5) Setelah alat selesai digunakan, untuk mematikan alat dengan menekan tombol OFF

hingga lampu hijau mati

Gambar-15. Pemaparan bunyi ABH pada lahan hidrophonik dg tanaman terong

30

Gamabar-16, pertumbuhan dan produktivitas tanaman terong

Gamabar-17, pertumbuhan dan produktivitas tanaman brokoli

2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM

Pada dasarnya selama pelatihan dan kegiatan KKN, mahasiswa dan warga sangat

pro-aktif dengan adanya kegiatan tersebut, dan menginginkan kegiatan yang bersifat

kelanjutan. Hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan:

1. Teknologi ABH yang disampaikan pada awalnya dianggap asing oleh peserta, tetapi

setelah diberi penjelasan mereka mengerti bahwa teknologi tersebut sangat

sederhana,bersifat alamiah, ramah lingkungan dan dapat dengan mudah diproduksi sendiri

oleh warga di RW-03,05,10 dan RW-15 kalurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede,

Kodya Yogyakarta, provinsi DIY.

2. Kehadiran dan partisipasi warga dalam setiap kegiatan dapat melibatkan hampir seluruh

warga yang ada di sekitar lokasi pengabdian.

3. Peserta terlihat antusias dengan materi pelatiahan yang terlihat dari pertisipasi Tanya

jawab dan aktif mencoba perangkat ABH dan membuat hidrophonik yang digunakan.

31

Semua peserta tidak mengalami kesulitan dalam memahami dan mengoperasikan alat

sebagaimana arahan tim KKN-PPM dan mahasiswa KKN.

4. Peserta dilatih merancang, menggunakan ABH dan sekaligus memaparkan serta

merancang pembuatan ABH sesuai dengan tempat atau lahan yang sempit. Rencana

implementasi selanjutnya adalah pemberian pendampingan dan alat ABH dan bahan

pembuatan hidrophonik untuk digunakan.

5. Warga lain yang belum tertarik menjadi tertarik setelah memperoleh bukti hasil panen

yang lebih baik dengan menggunakan teknologi ABH. Antusiasme warga dibuktikan

dengan adanya gerakan menanam dengan hidrophonik yang dicanangkan disetiap RW di

kalurahan Prenggan sehingga menjadi daya terik dan percontohan di wilayah lain.

Beberapa faktor yang menjadi pendorong kesuksesan kegiatan PPM dalam rangka

penerapan teknologi ABH ini diantaranya adalah;

1. Semangat dan antusiasme peserta

2. Kepala Desa dan ketua RW aktif memberikan bantuan dan menyediakan fasilitas tempat

sebagai tempat pelatihan

3. Potensi local lahan sempit dan asset daerah tujuan wisata memotivasi warga memiliki

gerakan bersih dan ramah lingkungan melalui budaya bercocock tanam pada hidrophonik.

4. Warga masyarakat kalurahan Prenggan merasakan manfaat hasil penelitian perguruan

tinggi UNY bagi peningkatan kesejahteraan.

Dengan demikian faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan

KKN-PPM dalam rangka penerapan teknologi ABH dan hidrophonik ini diantaranya adalah;

1. Pemanfaatan bunyi ABH dari binatang lokal yang bersifat alamiah merupakan hal yang

umum diketahui tapi tidak pernah dimaksimalkan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian.

2. Materi pelatihan sangat sesuai dengan kebutuhan petani di daerah lahan sempit dengan

menggunakan teknologi ABH sebagai sasaran antara yang sangat strategis.

3. Keberadaan mahasiswa KKN dan mahasiswa yang akan menyusun tugas Akhir Skripsi

diarahkan untuk sekaligus melakukan Pengabdian Pada Masyarakat sehingga mempunyai

peran untuk pelaksanaan pendampingan.

4. Alat dan bahan pembuatan hidrophonik sangat mudah didapat dan dengan harga yang

terjangkau bahkan dapat dibuat dengan bahan yang sudah tidak terpakai.

32

Di samping hasil yang dinilai positif, sebetulnya pelaksanaan kegiatan pembinaan

penyuluhan tersebut masih banyak kekurangan serta hambatan, sebagai berikut;

1. Kemampuan petani yang hetorogen terutama yang telah berusia lanjut (diatas 70 tahun)

yang kesulitan memahami teknologi yang diajarkan.

2. Pupuk cair harus beli ditoko pertanian yang harganya relative mahal

Namun demikian dengan kesungguhan tim KKN-PPM telah dicarikan jalan ke luarnya

sebagai berikut;

1. Pendampingan secara individual dengan melibatkan beberapa mahasiswa untuk membantu

petani yang telah berusia lanjut serta melibatkan pemuda karang taruna untuk

membantunya.

2. Pupuk cair dapat diganti dengan kotoran kambing yang sudah dikeringkan diletakkan pada

media tanam

Dengan adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak maka hal tersebut dapat diatasi

dengan baik dan berjalan lancar. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut kelompok sasaran

mendapat pengetahuan dan ketrampilan baru. Peserta sangat antusias dalam mengikuti

kegiatan workshop dan penerapannya pertanian di lahan sempit dari awal hingga akhir.

Mereka sangat responsif dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk dapat mengerti, serta

memahami proses dan teknik peningkatan produktivitas tanaman dengan menggunakan

teknologi ABH ini.

33

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hidrophonik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa

tanah tetapi menggunakan air dengan memberikan unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur

ensensial yang dibutuhkan tanaman. Teknik budidaya ini sedikit rumit karena media dan hara

yang digunakan berbeda, air yang seharusnya berfungsi sebagai penyeimbang, pelarut, dan

penghantar nutrisi didalam tanah, akan dialih fungsikan secara optimal untuk menjadi media

utama sekaligus nutisi pada tanaman dengan perantara arang sekam dan rokul. Dengan begitu,

pupuk yang digunakan pun berbeda dengan pupuk yang diaplikasikan ke tanah, hal ini

dikarenakan tidak semua tanaman mampu menyerap nutrisi langsung dari air, pupuk tersebut

harus bisa larut dengan air dan dapat diserap oleh akar. Karena itu kelemahan yang terkait dengan

penyediaan nutrisi ini dapat di atasi dengan teknologi audio bioharmonic system sebagai

stimulator pertumbuhan alamiah berbasis audio frekuensi binatang local agar didapatkan hasil

yang optimal, murah lingkungan, dan cukup di lahan sempit. Kegiatan peningkatan kapasitas

masyarakat marjinal kota melalui pertanian lahan sempit ini dapat dilakukan melalui kegiatan

pengabdian pada masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan Kerja Nyata (KKN), sehingga

dapat mengoptimalkan potensi mahasiswa.

Secara umum KKN-PPM ini telah dapat mengaplikasikan hasil penelitian untuk

pemberdayaan masyarakat marjinal perkotaan dalam penerapan teknologi hidrophonik dan audio

bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal.

Tujuan khusus yang telah dapat direalisasikan pada tahap kegiatan ini adalah: (1) telah

dikembangkannya tekonologi hidroponik dan audio bioharmonic system untuk pertanian di lahan

sempit, (2) telah dilakukan pelatihan mahasiswa dalam bidang tekonologi hidroponik dan audio

bioharmonic system dan mahasiswa sudah mulai memasyarakatkan teknologi ramah lingkungan

yang murah dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman holtikultura dan mempercepat masa

panen melalui pengabdian pada masyarakat dalam bentuk KKN, (3) telah dikembangkannya

program pemberdayaan masyarakat berbasis PPM-KKN, melalui pelatihan dan pendampingan,

yang menyenangkan dan mempunyai manfaat yang signifikan bagi mahasiswa dan masyarakat

34

marjinal perkotaan, (4) pengumpulan dan analisis data yang akurat tentang pemanfaatan teknologi

hidrophonik dan gelombang akustik yang memiliki karekteristik khusus untuk tanaman

holtikultura, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat marjinal kota yang dilihat

dari indikator hasil panen yang mengalami peningkatan serta dapat meningkatkan usaha

perbaikan gizi keluarga.

B. Saran

Beberapa himbauan dan saran sebagai pertimbangan pelaksanaan kegiatan pengabdian

pada masyarakat dimasa mendatang, yakni:

1. Perlu ada peningkatan pendanaan pada setiap kegiatan PPM yang bersifat pemberdayaan

masyarakat.

2. Pencairan dana bisa tepat pada waktunya, dan bisa turun sekaligus karena kegiatan harus

berlangsung terus dengan pembiayaan yang tidak terputus.

35

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. 1987. Pendidikan Science. Yogyakarta: FKIE IKIP.

Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw-Hill Companies.

Ashman,A.& Elkins,J.(1994). Educating Children with Special Needs. New York: Prentice Hall.

Baker,E.T.(1994). Metaanalysis evidence for non-inclusive educational practices. Disertasi,

Temple University.

Baker,E.T., Wang,M.C. & Walberg,H.J.(194/1995). The effects of inclusion on learning.

Educational Leadership. 52(4) 33-35.

Bodner, George.M. 1986. Constructivism A Theory of Knowledge. Purdue University. Journal of

Chemical Education Vol. 63 No. 10.

Borich, G.D. 1994. Observation Skills for Effective Teaching. New York: Mcmillan Publishing

Company.

Carlberg,C.& Kavale,K. (The efficacy of special class vs regular class placement for exceptional

children: a metaanalysis. The Journal of Special Education. 14, 295-305.

Carin, A.A. 1993. Teaching Modern Science. New York: Mcmillan Publishing Company.

Cennamo, K. and Kalk, D. (2005). Real World Instructional. Design. From Thompson Learning.

Available at UT-Coop and. www.Amazon.com

Dahar, R.W. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Jakarta UT.

De Vries and Betty Zan. (1994). Moral Classroom, Moral Children. Creating a Constructivist

Atmosphere in Early Education. Teachers College Colombia University.

Dillon, William R, Matthew Goldstein (1984), Multivariate Analysis, John Wiley and Sons,

Canada

Edge, J. 1992. Cooperative Development. Harlow: Longman.

Fish, D. 1989. Learning through practice in Initial Teacher Training. London. Kogan Page.

Kemp, J.E., Morrison, G.R., Ross, S.M. 1994. Designing Learning in the Science Classroom.

New York: Glencoe Macmillan/Mc.Graw-Hill.

Kolb. D.A. 1984. Experiential Learning. Englewood Clifts, N.J: Prentice Hall.

36

Mulyono Abdulrahman (2003).Landasan Pendidikan Sekolah rawan bencanaf dan Implikasinya

dalam Penyelenggaraan LPTK. Makalah disajikan dalam pelatihan penulisan buku ajar

bagi dosen jurusan PLB yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti. Yogyakarta, 26 Agustus

2002.

Nunan, D. 1989. Designing Task for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge

University Press.

O’Neil,J.(1994/1995). Can inclusion work? A Conversation with James Kauffman and Mara

Sapon-Shevin. Educational Leadership.52 (4) 7-11.

Richards, J.C. 1981. Towards Reflective Teaching. The Teacher Trainer 5/3.

Richards, J.C., J. Platt, and H. Platt. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and

Applied Linguistics. Longman.

O’Neil,J.(1994/1995). Can inclusion work? A Conversation with James Kauffman and Mara

Sapon-Shevin. Educational Leadership.52 (4) 7-11.

Stainback,W. & Sianback,S.(1990). Support Networks for Inclusive Schooling: Independent

Integrated Education. Baltimore: Paul H. Brooks.

Staub,D. &Peck, C.A.(1994/195). What are the outcomes for nondisabled students? Educational

Leadership. 52 (4) 36-40.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UNESCO (1994). The Salamanca Statement and Framework for Action on Special Needs

Education. Paris: Author.

Ur, P. 1996. A Course in Language Teaching Practice and Theory. Cambridge: Cambridge

University Press.

Vaughn,S., Bos,C.S.& Schumn,J.S.(2000). Teaching Exceptional, Diverse, and at Risk Students

in the General Educational Classroom. Boston: Allyn Bacon.

Wallace, M.J. 1991. Training Foreign Language Teachers. Cambridge: Cambridge University

Press.

37

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta lokasi pelaksanaan program KKN-PPM

Kotagede adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terletak di kota bagian timur, dan terdiri dari tiga

kelurahan: Prenggan, Purbayan, dan Rejoniwangun. Data Kecamatan Kotagede:

Luas - 398,7 ha;

Jumlah penduduk - 76.643 orang

Kepadatan - 18,442 jiwa/km²

Camat : Drs. Nur Hidayat

38

Lampiran 2. Foto Kegiatan

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani

1. Biodata Ketua Tim

A. IDENTITAS DIRI

1 Nama Lengkap Drs. Nur Kadarisman, M.Si

Jenis Kelamin Laki-laki

Jabatan Fungsional Lektor

NIP 19640205 199101 1 001

NIDN 0005026406

TempatTanggal Lahir Yogyakarta, 05 Februari 1964

Alamat Email [email protected]

Nomor Telepon 08157953479

Alamat Kantor FMIPA, UNY, Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

Nomor Telepon/Faks (0274) 550847/(0274) 548203

Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1 : 42 Orang

Mata Kuliah yang Diampu

1. Elektrodinamika

2. Laser

3. Media Audio Visual

4. Fisika Inti

5. Metode Deteksi Radiasi

6. Fotografi

B. RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi IKIP Yogyakarta UGM

Martin Luther University

Halle, Wittenberg,

Gemany

Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Fisika Fisika

Tahun Masuk-Lulus 1983-1989 1993-1996 2000-2005

tidak selesai

Judul Skrispi Tesis Desertasi

Pengaruh Minat dan Aktivitas

Belajar Terhadap Hasil Belajar

Fisika

Kegayutan Derau Penguat

Terdadah Erbium dalam Sistem Erbium Doped Fiber Amplifier

Observation of intensity

dependent, non-exponential

vibrational relaxation in

liquid

58

bromoform

Nama Pembimbing/Promoter

Wahyu Wardjana, M.Pd

Prof. Dr. Sumartono

Prof.Dr. Heinric Greaner

C. PENGALAMAN PENELITIAN

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah (juta

Rp)

1

2001

Observation of intensity dependent, non-exponential vibrational relaxation in liquid bromoform

Martin Luther Universitaet,

Halle Wittenberg,

Jerman

Beasiswa

2

2002

Observation of transient infrared spectra of intermolecular vibrational energy transver in bromoform:chloroform mixture.

Martin Luther Universitaet,

Halle Wittenberg,

Jerman

Beasiswa

3

2002

Erzeugung durchstimmbarer Pikosekunden-Infrarotimpulse fuer zeitaufgeloeste pump-probe experiment.

Martin Luther Universitaet,

Halle Wittenberg,

Jerman

Beasiswa

4

2003 Vibrational and orientational relaxation in liquid bromoform : temperature dependence

Martin Luther Universitaet,

Halle Wittenberg,

Jerman

Beasiswa

5

2006

Pemanfaatan Energi Surya untuk Terapi Getaran Warna ( Colour Vibration Therapy) Menggunakan Metode Dispersi dan Amplifikasi Cahaya.

Hibah Bersaing

45

6

2006

Pengembangan bahan Ajar Berbasis Riset dan Implementasinya dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Kontekstual ( Studi Kasus refraksi Indeks Inti Fiber Optik, larutan Gula dan cepat rambat Laser He-Ne pada Mata Kuliah Laser).

PHK-A2 RBT

20

7 2007

Pengembangan bahan skripsi mahasiswa program study Fisika

Hibah PHK A-2

10

59

untuk menunjang penelitian kolokium mahasiswa program study pendidikan Fisika FMIPA, UNY.

8

2008

Peningkatan Keterampilan Mahasiswa dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan Teknologi Media Pembelajaran Fisika di Sekolah

Hibah PHK A-2

10

9

2008

Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.

Hibah Bersaing Tahap-1

47

10

2009

Pembuatan ADC (Analog to Digital Converter) untuk Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.

Hibah Bersaing Tahap-2

37

11 2010

Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang Melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun

Hibah Bersaing Tahap-1

45

12 2010

Rancang Bangun Audio Organic

Growth System melalui Spesifikasi

Spektrum Bunyi Binatang Alamiah

Sebagai Local Genius untuk

Peningkatan Kualitas dan Produktivitas

Tanaman Holtikultura. STRANAS

DIPA UNY

STRANAS

DIPA-UNY

87

13 2010 Strategi Peningkatan Kualitas dan

relevansi Materi Ajar dengan

Teknologi Tepat Guna melalui

Pengembangan Sensor berbasis

Defleksi Laser pada Mata Kuliah Fisika

Laser. PHK DIA BERMUTU

Teaching Grant

PHK DIA

BERMUTU

20

14 2011 Peningkatan Laju Pertumbuhan dan

Produktivitas Tanaman Kentang

melalui Spesifikasi Variabel Fisis

Gelombang Akustik Pada Pemupukan

Daun, tinjauan : pengaruh intensitas

bunyi. Hibah Bersaing tahap-2 DP2M

DP2M Dikti 45

15 2011 Rekayasa Teknologi Gasing

Tradisional Sebagai Input Device PHK DIA

BERMUTU

20

60

Audio Growth System Hemat Energi

Dalam Pemupukan Daun (Foliar) untuk

Peningkatan Produktivitas Tanaman

Pertanian di daerah Berangin Kencang

16 2012 Peningkatan Laju Pertumbuhan dan

Produktivitas Tanaman Kentang

melalui Spesifikasi Variabel Fisis

Gelombang Akustik Pada Pemupukan

Daun, tinjauan : Teknologi Tepat Guna

Audio Bio Harmonik Hibah Bersaing

tahap-3 DP2M

DP2M Dikti 43

D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

NO Tahun Judul Pengabdian Pada Masyarakat

Pendanaan

Sumber

Jumlah

(juta Rp)

1 2007

Pelatihan Pemanfaatan Fiber Optik dan

Laser Dalam Pengembangan Sistem

Komunikasi Berbentuk Data, gambar dan

Suara untuk Guru-guru Teknologi Informasi.

DIPA

UNY

5

2

2012

PELATIHAN PERANCANGAN DAN

PENGGUNAAN AUDIO ORGANIC

GROWTH SYSTEM (AOGS) BERBASIS

FREKUENSI BINATANG ALAMIAH

UNTUK PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS PETANI KACANG

TANAH DAN TANAMAN

HOLTIKULTURA (BERBASIS

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT )

DIPA

UNY

17,5

E. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH dalam JURNAL

No Judul Artikel Nama Jurnal Volume/Nomor/

Tahun

1

Observation of intensity dependent, non-exponential vibrational relaxation in liquid

bromoform

Journal International Chemical Physics Letters, Elsevier

Vol. 348 No. 403-410, th 2001

2

Observation of transient infrared spectra of intermolecular vibrational

energy transver in bromoform:chloroform mixture

International 7 th Indonesian

Student´s scientific

Vol. 5 no 32-36 ISSN 0855-8692, (2002)

3 Vibrational and orientational Journal Vol. 288 no.113

61

relaxation in liquid bromoform : temperature dependence.

International Chemical Physics,

Elsevier

-121 th. 2003

4

Pembuatan ADC(Analog to Digital Converter) untuk Rancang bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi

Laser He-Ne sebagai bagian dari Sistem Kendali Operasi Dibidang

Industri

Berkala Fisika Jurnal Fisika teori, Eksperimen dan Fisika Aplikasi

13 Nomor 2 ISSN 1410-9662 tahun

2010

F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH

No Nama

Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1 Seminar MIPA

dan penerapannya

Pemanfaatan Energi Surya untuk Terapi

Getaran Warna ( Colour Vibration Therapy)

Menggunakan Metode Dispersi dan

Amplifikasi Cahaya.

2007 Universitas

Muhammadiyah Purworejo

2

Seminar Nasional MIPA

dan Penerapannya

Pengembangan bahan Ajar Berbasis Riset dan

Implementasinya dalam Pembelajaran

Menggunakan Pendekatan Kontekstual ( Studi

Kasus refraksi Indeks Inti Fiber Optik, larutan

Gula dan cepat rambat Laser He-Ne pada Mata

Kuliah Laser).

2007, FMIPA UNY

3 Seminar Nasional MIPA

Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur

Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi Laser

He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali

Olerasi Di Bidang Industri.

2008, FMIPA UNY

5 Seminar

Nasional MIPA

Pembuatan ADC (Analog to Digital Converter)

untuk Rancang Bangun Instrumentasi

Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip

Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari

Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.

2009 , Universitas Diponegoro, Semarang

6 Seminar

Nasional MIPA

Peningkatan Laju Pertumbuhan dan

Produktivitas Tanaman Kentang Melalui

Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik

Pada Pemupukan Daun

2010, Universitas

Negeri Yogyakarta

7 Seminar

Nasional MIPA

Rancang Bangun Audio Organic Growth

System melalui Spesifikasi Spektrum Bunyi

Binatang Alamiah Sebagai Local Genius untuk

Peningkatan Kualitas dan Produktivitas

Tanaman Holtikultura. STRANAS DIPA UNY

2010, Universitas

Negeri Yogyakarta

62

8 Seminar

Nasional MIPA

Rekayasa Teknologi Gasing Tradisional

Sebagai Input Device Audio Growth System

Hemat Energi Dalam Pemupukan Daun

(Foliar) untuk Peningkatan Produktivitas

Tanaman Pertanian di daerah Berangin

Kencang

2011 Universitas

Negeri Yogyakarta

9 Seminar

Nasional MIPA

Peningkatan Laju Pertumbuhan dan

Produktivitas Tanaman Kentang melalui

Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik

Pada Pemupukan Daun, tinjauan : pengaruh

intensitas bunyi. Hibah Bersaing tahap-2

DP2M

2011, Universitas

Negeri Yogyakarta

10 Seminar

Nasional MIPA

Peningkatan Laju Pertumbuhan dan

Produktivitas Tanaman Kentang melalui

Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik

Pada Pemupukan Daun, tinjauan Teknologi

Tepat Guna Audio Bio Harmonik (ABH)

2012, Universitas

Negeri Yogyakarta

G. KARYA BUKU

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1 Pemantapan Praktik

Lapangan (PPL) Mahasiswa PJJ-PGSD

2010 125

Universitas

Terbuka PJJ-PGSD

H. PEROLEHAN HAKI

I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL

No Judul /Tema HAKI Tahun

Jenis

No PID

1 Pengaruh frekuensi bunyi akustik pada bukaan stomata tanaman

2015 Pembuatan draft usulan

2 Teknologi Audio Bio Harmonik

(ABH) untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman

2015 Pembuatan Draft Usulan

No Judul /Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya yang telah Diterapkan

Tahun

Tempat Penerapan

Respon

Masyarakat

1 Pemanfaatan Teknologi ABH

untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Tanaman holtikultura

2012 Petani

Kuwaru Srandakan

Peningkata

n

63

J. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari Pemerintah, Assosiasi,

Institusi)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan ketidaksesuaian dengan kenyataan. Saya sanggup menerima sangsi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan dana penelitian Hibah Bersaing Yogyakarta, 18 Maret 2015

, Yogyakarta

Produktivitas 30 %

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

1 Satyalancana Karya Satya Presiden RI

2012

64

2. Biodata Anggota Pengabdi 1

Format Biodata Ketua/Anggota Tim Peneliti

A. Identitas Diri

1. Nama lengkap : Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P. 2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 31 Oktober 1961 4. Pekerjaan : Tenaga Pengajar 5. Spesifikasi keahlian : Agronomi 6. Alamat kantor : Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri

Yogyakarta Kampus Karangmalang Jl.Colombo 1 Sleman, Jogjakarta

7. N.I.P. : 196110311989022001 8. Nomor seri KARPEG : E 740169

9. Riwayat Pendidikan : No IJAZAH KOTA Tahun

Lulus Tingkat Asal Nomor

1 SD SDN Cacaban IV XI.A.a.No 109642 Magelang 1974

2 SMP SMPN II XI.B.b.No 44352 Magelang 1977

3 SMA SMAN I XI Ch 135671 Magelang 1980

4 Sarjana Faperta UNS 055/PT40/7/S1/1986 Surakarta 1986

5 Magister PascaSarjana UGM 5892/IP/1672/96 Yogyakarta 1996

10. Daftar Mata Kuliah yang pernah dipegang, antara lain : No Tahun Nama Mata Kuliah

1 Sebelum th 2000

Pengantar Produksi Tanaman Agronomi

Gizi

Genetika Pemuliaan Tanaman

Teknologi Hasi Pertanian Kultur jaringan dan Pembiakan Vegetatif

Bercocok Tanam Tanaman Semusim

Sistem Pertanian

Teknologi Benih

2 Th 2000-2003

Dasar-dasar Agronomi Sistem Pertanaman

Tanaman Serealia Legum dan Umbi2an

Hortikultura Fisiologi Tumbuhan

3 Setelah Th 2003

Dasar-dasar Agronomi Legum dan Umbi2an

Hortikultura (khususnya FLORIKULTUR)

65

11. Kegiatan dalam Seminar Ilmiah/PPM/Workshop (selama 2003-2009)

No. Nama Kegiatan Tempat Waktu Jenis Partisipasi

Penyaji/ penyelenggara

Peserta

Seminar Diseminasi Hasil Penelitian Alumni IAEUP UNHALU

Univ Haluoleo

11 Oktober 2003

1. Pelatihan Manajemen dan Operasional Program Studi Mengenai Evaluasi Diri serta penyusunan GBPP, SAP dan bahan pelatihan

Fak. Pertanian Universita Haluoleo Kendari

19 September-10 November 2005

2. Seminar Nasional Sehari Pengelolaan Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Berkelanjutan

Universita Haluoleo Kendari

2006

3. Seminar Nasional Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Persiapan Otonomi Daerah

Kendari 2006

4. Pelatihan Pengelolaan Sumber Daya Lahan Berbasis Suber Daya Lokal Sulawesi Tenggara Menunjang Ketahanan Pangan Nasional

Kendari 2007

5. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tomat Desa Jati Bali Kec. Ranomeeto Kab. Konawe Selatan

Kendari 2007

6. Workshop Penyusunan Silabus dan RPP

Fak.MIPA UNY

Februari 2009

12. Kegiatan Pengabdian dan Penelitian

No. Nama Kegiatan Tempat Waktu

Pelatihan Pembuatan kerupuk Belalang sebagai Aplikasi Teknolgi Sederhana dalam Upaya Optimisasi Produk Pangan Lokal di kabupaten

Yogyakarta 2010

66

Gunung Kidul (team)

Penyuluhan dan pembuatan Lubang Biopori di Wilayah Kec. Depok Kab. Sleman dalam Upaya mewujudkan Program Satu Juta Bioori pada tahun 2011 di Wilayah DIY

Yogyakarta 2010

Optimalisasi potensi peternak susu sapi perah melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan keju dan yoghurt aneka rasa guna meningkatakan pendapatan masyarakat

Yogyakarta 2010

Priming Benih sebagai Usaha Peningkatan Performansi Bibit Kubis (Brassica oleracea var. Capitata)

Yogyakarta 2010

Studi kualitas dan daya simpan cabe yang terinfeksi pepper yellow leaf curl virus

Yogyakarta 2010

Yogyakarta, 16 Maret 2012

(Ir Ekosari R.,MP.) NIP.196110311989022001

67

3. Lampiran Biodata Pengabdi 2

Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Agus Purwanto, M.Sc.

2 Jenis Kelamin L

3 Jabatan Fungsional Dosen

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19650813 199512 1 001

5 NIDN 0013086504

6 Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 13 Agustus 1965

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 08122755625

9 Alamat Kantor Jurusan Pendidikan Fisika

FMIPA

Universitas Negeri Yogyakarta

Kampus Karangmalang

Yogyakarta 55281

10 Nomor Telepon/Faks (0274) 550847

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 38 orang

12

Mata Kuliah yang Diampu

1. Getaran dan Gelombang

2. Optika Geometri dan Fisis

3. Sensor dan Transduser

4. Seminar Fisika

5. Analisis Getaran

6. Akustik

7. Sistem dan Sinyal

Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan

Tinggi

Universitas Gadjah Mada The Australian National

University

Bidang Ilmu Fisika Physics

Tahun Masuk-Lulus 1984 - 1995 1997 – 2000

Judul Skripsi/Thesis Studi Hukum Moseley Melalui

Pengukuran Panjang Gelombang

“Absorption Edge” Garis K Pada

Unsur Mangan, Besi, Kobalt, Nikel,

Tembaga dan Seng

Determination of The

Two Channel Scattering

Amplitudes Using

Unitarity

Nama Pembimbing Dr. Kusminarto dan Dr. Arief

Hermanto

Prof. Stephen J. Buckman,

Prof. Robert McCachran,

Dr. Dong Rong Lun

68

Pengalaman Penelitian

No.

Tahun

Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

1. 2012 Model Pengukuran Laju Pengendapan

“Larutan” Sebagai Fungsi Temperatur

BOPTN 10

2. 2012 Pola Relasi Frekuensi Antar Wilah Pada

Gamelan Jawa Kraton Yogyakarta (Kasus

Gamelan KK Guntursari)

BOPTN 10

3. 2012 Fortifikasi Tanaman Jati DIKTI 50

4. 2011 Rancang Bangun Audio Organic Growth

System (AOGS) Melalui Spesifikasi

Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai

Local Genius Untuk Peningkatan Kualitas

dan Produktivitas Tanaman Hortikultura

DIKTI 50

5. 2010 Peningkatan Laju Pertumbuhan dan

Produktivitas Tanaman Kentang Melalui

Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang

Akustik Pada Pemupukan Daun (Melalui

Perlakuan Variasi Peak Frequency)

DIKTI 50

6. 2009 Pengembangan Electronic Tone Gamelan

Kraton Yogyakarta

DIKTI 50

Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No.

Tahun

Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

1. 2012 Pelatihan Kepala Laboratorium Fisika SMA

2. 2012 Pelatihan Audio Bioharmonic System Pada

Para Petani di Srandakan Yogyakarta

DIKTI 19

Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

Nomor/Tahun

69

Pemakalah Seminar Ilmiah

No. Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Pengaruh Suara

“Garengpung” (Dundubia

manifera) Termanipulasi Pada

Peak Frequency

(6,07±0,04)103 Hz Terhadap

Pertumbuhan Dan

Produktivitas Tanaman

Kacang Dieng (Vicia faba

Linn)

14 Mei 2011,

FMIPA UNY.

2. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Kajian Spektrum Warna

Bunyi Saron Ricik Gamelan

Kanjeng Kyai Nagawilaga

Dari Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat

14 Mei 2011,

FMIPA UNY.

3. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Sistem Getaran Paksa Satu

Derajat Kebebasan

14 Mei 2011,

FMIPA UNY.

4. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Pengembangan Electronic

Tone Gamelan “Guntur

Madu”

15 Mei 2010,

FMIPA UNY

5. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Pola Rasio Amplitudo

Komponen Harmonik Gender

Barung Laras Slendro

16 Mei 2009,

FMIPA UNY

6. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Algoritma Fast Fourier

Transform (FFT) Decimation

in Time (DIT) Dengan

Resolusi 1/10 Hertz

16 Mei 2009,

FMIPA UNY

7. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA

Rapat Energi Akustik

Dimensi Satu

16 Mei 2009,

FMIPA UNY

Karya Buku/Diktat

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

70

Perolehan HAKI

No. Judul/Tema HAKI Tahun Jenis Nomor P/ID

Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial

Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun

Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

Penghargaan (dari Pemerintah)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

pengajuan Hibah Penelitian.

Yogyakarta, 30 Maret 2015

Pengusul,

Agus Purwanto, M.Sc.