67
LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DI KOTA PALANGKA RAYA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 PDF Create! 5 Trial www.nuance.com

LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

LAPORAN AKHIR

KAJIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN

DI KOTA PALANGKA RAYA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA PALANGKA RAYA

TAHUN 2018

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 2: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa laporan

akhir yang berjudul : Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka

Raya dapat diselesaikan.

Melalui Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya,

Provinsi Kalimantan Tengah yang dilaksanakan ini, tim peneliti berusaha

mengungkapkan dan menyajikan data serta informasi tentang semua yang terkait

dengan kondisi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya Provinsi

Kalimantan Tengah. Dalam laporan akhir ini hanya disajikan dari Bab I Pendahuluan

sampai Bab VIII Kesimpulan dan Rekomendasi.

Terimakasih untuk semua pihak khususnya Kepala Balitbang Kota Palangka

Raya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka

Raya dan rekan-rekan Tim Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Palangka Raya serta semua pihak yang telah membantu tim

menyampaikan informasi awal dan penyediaan data, kami ucapkan banyak

terimakasih.

Palangka Raya, November 2018.

Belanja Perjalanan

Dinas LDaerah Kode

Rekening

1.20.1.20.06.01.06.04.5.2.

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA PALANGKA RAYA

H.M. BARIT RAYANTO,S.Sos.,M.SiPembina Utama Muda

NIP. 19670224 199403 1 006

PDF C

reat

e! 5

Tria

l

www.n

uanc

e.co

m

Page 3: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

iv

PDF C

reat

e! 5

Tria

l

www.n

uanc

e.co

m

Page 4: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa laporan

akhir yang berjudul : Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka

Raya dapat diselesaikan.

Melalui Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya,

Provinsi Kalimantan Tengah yang dilaksanakan ini, tim peneliti berusaha

mengungkapkan dan menyajikan data serta informasi tentang semua yang terkait

dengan kondisi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya Provinsi

Kalimantan Tengah. Dalam laporan akhir ini hanya disajikan dari Bab I Pendahuluan

sampai Bab VIII Kesimpulan dan Rekomendasi.

Terimakasih untuk semua pihak khususnya Kepala Balitbang Kota Palangka

Raya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka

Raya dan rekan-rekan Tim Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Palangka Raya serta semua pihak yang telah membantu tim

menyampaikan informasi awal dan penyediaan data, kami ucapkan banyak

terimakasih.

Palangka Raya, November 2018.

Belanja Perjalanan

Dinas LDaerah Kode

Rekening

1.20.1.20.06.01.06.04.5.2.

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA PALANGKA RAYA

H.M. BARIT RAYANTO,S.Sos.,M.SiPembina Utama Muda

NIP. 19670224 199403 1 006

PDF C

reat

e! 5

Tria

l

www.n

uanc

e.co

m

Page 5: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

iv

PDF C

reat

e! 5

Tria

l

www.n

uanc

e.co

m

Page 6: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produk unggulan merupakan produk yang potensial dikembangkan pada suatu

wilayah dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang berorientasi pasar dan ramah

lingkungan sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap menghadapi persaingan

global. Dalam hal ini peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat

dibutuhkan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam perekonomian nasional memiliki

peran yang penting dan strategis.

Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi & UKM, jumlah UMKM tercatat

57.895.721 unit atau 99,99% dari total unit usaha. Kedua potensinya yang besar dalam

penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan

lebih banyak kesempatan kerja jika dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha

besar. Sektor UMKM menyerap 114.144.082 tenaga kerja atau 96,99% dari total angkatan

kerja yang bekerja. Ketiga kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan,

yakni sebesar 60,34 % dari total PDB (KemenkopUKM, 2013). Kegiatan penelitian ini

diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada

pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang

berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

Setiap kabupaten di suatu provinsi diharapkan memiliki produk unggulan dari

berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Dengan program

yang lebih fokus, Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui

pengembangan produk unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk

menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut

diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Kebijakan pengembangan produk unggulan yang menjadi faktor utama pendorong

dan peluang bagi pengembangan UMKM adalah berbagai kebijakan serta program yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Perbankan. Dalam

implementasinya berbagai kebijakan dan program tersebut mengalami hambatan, yaitu

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 7: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 2

hambatan birokrasi, koordinasi dan anggaran. Pelaku usaha belum merasakan manfaat dari

berbagai kebijakan dan program tersebut. Hal itu disebabkan oleh tersebarnya lokasi usaha

UMKM secara geografis, distribusi dan akses informasi yang terbatas, serta kemampuan

individu pelaku usaha yang beragam.

Kondisi tersebut menyebabkan terbatasnya jumlah dan jangkauan UMKM yang

memperoleh manfaat dari kebijakan dan program yang telah dilaksanakan. Faktor

penghambat dalam pengembangan produk unggulan di Kota Palangka Raya secara garis

besar menyangkut faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi internal yaitu: rendahnya

kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia, penguasaan teknologi, organisasi dan

manajemen usaha serta kemampuan akses pasar dan akses terhadap informasi pasar.

Faktor penghambat yang lain adalah kendala SDM, birokrasi dan anggaran yang

menyebabkan belum maksimalnya kinerja SKPD di tingkat kabupaten/kota dalam

mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program dari pemerintah pusat dan daerah.

Faktor penghambat yang lain adalah permasalahan yang terkait dengan iklim usaha antara

lain (a) besarnya biaya transaksi, karena panjangnya proses perizinan, akibatnya timbul

berbagai pungutan, (b) praktik usaha yang tidak sehat, dan (c) kondisi infrastruktur.

Berbagai kebijakan pemerintah pusat telah dikeluarkan oleh Lembaga Pemerintah,

Kementerian dan Non Kementerian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang antara

lain mengatasi masalah dan meminimalisir kendala yang dihadapi dalam pengembangan

produk unggulan daerah, baik dari segi permodalan dan pembiayaan usaha, kelembagaan,

manajemen usaha, dan pemasaran. Dalam rangka mempercepat pengembangan sektor riil

dan pemberdayaan, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan terbaru dalam bentuk

INPRES No. 6 tahun 2007 dimana secara garis besar meliputi: (1) peningkatan akses

permodalan bagi UMKM, (2) pengembangan kewirausahaan dan sumberdaya manusia,

(3) peningkatan peluang pasar produk UMKM, dan (4) reformasi regulasi.

Disisi lain kebijakan dan program Kementerian dan Non-Kementerian dalam

operasionalisasinya dihadapkan kepada masalah koordinasi dan pengendalian.

Pembangunan ekonomi kerakyatan di Propinsi Kalimantan Tengah tergambar

sebagaimana yang dinyatakan dalam Visi dan Misi Pembangunan Daerah Tahun 2006-

2025 yaitu untuk mewujudkan Kalimantan Tengah yang maju, mandiri dan adil. Visi dan

misi tersebut juga tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 8: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 3

12 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2006-2025.

Pencapaian empat target sukses dilaksanakan dalam bentuk kebijakan operasional

yang akan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan pertanian untuk memproduksi

komoditas unggulan yang berbasis klaster. Pendekatan pengembangan produk unggulan

dimaksudkan untuk memadukan serangkaian program dan kegiatan pembangunan

pertanian menjadi suatu kesatuan yang utuh baik dalam perspektif sistem maupun

kewilayahan, sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing komoditas produk

unggulan wilayah serta pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai

pelaku usaha. Peraturan Menteri Pertanian No 50 Tahun 2012 merupakan upaya untuk

mewujudkan pengembangan komoditas strategis berbasis kawasan secara berkelanjutan

yang membutuhkan perencanaan kinerja pengembangan komoditas propduk yang dapat

mengakselerasi potensi daya saing produk dan wilayah melalui optimalisasi sinergitas

pengembangan produk (multiple cropping system dan crop livestock system), keterpaduan

lokasi kegiatan dan keterpaduan sumber pembiayaan. Keterpaduan pengembangan produk

yang didukung secara horisontal dan vertikal oleh segenap pelaku dan pemangku

kepentingan dalam suatu hamparan kawasan sentra produksi yang berskala ekonomis

mensyaratkan suatu pendekatan yang berbentuk klaster (cluster).

Mengingat kajian kajian strategis pengembangan produk unggulan masih sangat

terbatas kalaupun tidak dapat dikatakan masih relatif belum ada, maka kajian strategis

pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ini

perlu dilakukan.

1.2. Maksud dan Tujuan Kegiatan

1.2.1. Maksud Kegiatan

a) Mengidentifikasi potensi produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi

Kalimantan Tengah

b) Menghimpun data eksternal dan internal keberadaan produk unggulan di

Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah

c) Menyusun strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya,

Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah.

1.2.2 Tujuan Kegiatan

a) Menghasilkan strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 9: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 4

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah

b) Tersusunnya strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah

c) Menghasilkan strategi kebijakan secara optimal yang mampu

menghasilkan strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

1.3. Kegunaan

Sebagai masukan bagi Balitbang Kota Palangka Raya dan dinas terkait khususnya

SKPD terkait sebagai dasar menyusun perencanaan, penganggaran dan prioritas

pengembangan produk unggulan.

1.4. Output dan Outcome

Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya buku strategi pengembangan produk

unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pengembangan usaha produk

unggulan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang mampu bersaing baik

tingkat lokal, nasional maupun internasional.

1.5. Peraturan Perundangan

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan

Industri nasional.

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014

Tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah.

c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/12/2012 Tentang

Syarat dan Tata Cara Penetapan Produk Unggulan Hortikultura.

d. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2013-

2018.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 10: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. II - 1

BAB IIRUANG LINGKUP

Ruang lingkup kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi:

a. Mengkaji kegiatan sub sistem hulu pengembangan produk unggulan Kota Palangka

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi kajian: inventarisasi luas dan jenis

produk unggulan, produktivitas produk unggulan per luasan masing-masing jenis,

kualitas produk unggulan yang di panen, kondisi produk unggulan; bibit, pupuk;

pestisida; pelayanan kelembagaan; permodalan dan jasa pelayanan lainnya.

Kemudian dilanjutkan dengan strategi pengembangan sub sistem hulu.

b. Mengkaji kegiatan subsistem hilir strategi pengembangan produk unggulan Kota

Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi: kajian produk, kajian

harga, kajian saluran distribisi dan promosi. Uraian masing-masing sebagai

berikut:

Produk. Hasil dari sub sistem hulu berupa produk unggulan yang

merupakan bahan baku bagi sub sistem hilir Kajian dilakukan terhadap

produk unggulan yang memiliki nilai ekonomis dan potensial diolah untuk

menjadi produk jadi (finished goods). Proses peningkatan nilai tambah

produk dilakukan melalui pengolahan baik oleh masyarakat maupun

industri dengan teknologi yang lebih tinggi.

Harga. Kajian harga jual produk pada tingkat petani yang mencakup biaya

produksi, margin dan faktor lain yang berpengaruh dalam penetapan harga

jual. Berdasarkan harga jual petani produk. Selanjutnya kajian dilakukan

terhadap biaya, biaya pengolahan pada tingkat petani dan industri

pengolahan ditambah dengan margin yang diinginkan oleh petani dan

pelaku industri. Tingkat kompetitif harga jual produk dindingkan dengan

hasil industri sejenis di tempat lain.

Saluran distribusi. Kajian terhadap saluran distribusi dilakukan dimulai

dari sub sistem hulu yang mencakup dimulai dari petani, pedagang hingga

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 11: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. II - 2

industri. Pada sub sistem hulu kajian mencakup saluran distribusi dari

industri, pedagang perantara dan atau ekportir ke konsumen.

Promosi. Kajian terhadap kegiatan promosi yang dilakukan baik oleh

petani dan industri maupun pemerintah. Promosi tersebut mencakup media

(radio, televisi, internet, pameran, promosi penjualan, brosur) dan biaya

promosi

Pasar. Kajian terhadap pasar dalam hal ini mencakup pasar lokal, dalam

negeri (domestik) maupun luar negeri dari produk mentah, barang setengah

jadi maupun barang jadi. Kajian pasar juga mencakup tingkat persaingan,

pasokan, pembeli, barang substitusi dan industri. Porter (2007)

mengemukakan beberapa kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam

sebuah industri yaitu Pemasok (Suplier)), Pembeli (Buyers), Barang substitusi

(Substitutes), Pendatang baru potensial (Potential Entrance) dan Para Pesaing

Industri yaitu persaingan diantara perusahaan yang ada dalam industri

(Industry Competitors). Lima kekuatan persaingan ini disebut The Five

Competitive Force That Determine Industry/Firm Profitability.

POTENTIAL ENTRANCE

SUPLIERINDUSTRY COMPETITORS

Rivalry Among Excisting Firm

BUYER

SUBSTITUTES

Bargaining power of Suplier

Bargaining Power Of BuyerThreat of New Products or services

Threat of new Entrants

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 12: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. II - 3

c. Mengkaji kebijakan pengembangan produk unggulan dan pengusahaan produk

unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah sehingga diperoleh

kebijakan yang secara optimal mampu menjembatani kepentingan pengembangan

produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 13: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

BAB IIIMETODE KAJIAN

3.1. Lokasi dan Objek Kajian

Lokasi kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya,

Provinsi Kalimantan Tengah dimulai dari Sub Sistem Hulu dan Hilir pengusahaan

produk di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan di beberapa

Kecamatan yang dianggap potensial menghasilkan produk unggulan di Kota Palangka

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Objek kajian adalah para pemangku kepentingan

(stakeholders) agribisnis produk unggulan (petani, pengusaha, pemerintah, asosiasi) yang

terlibat dalam mata rantai pengusahaan produk unggulan.

3.2. Populasi dan Sampel Kajian

3.2.1. Populasi

Populasi kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya,

Provinsi Kalimantan Tengah ini adalah semua pelaku yang terlibat dalam pengusahaan

produk unggulan yang terdiri dari petani produk unggulan, konsumen/pengusaha produk

unggulan, pedagang perantara dan eksportir.

3.2.2. Sampel

Memperhatikan banyaknya anggota populasi, maka untuk pelaksanaan kajian

strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan

Tengah ini penentuan besarnya jumlah sampel mengacu kepada formulasi/rumus yang

dikemukan oleh Lynck (dalam Sugiono, 1999) sebagai berikut:

NZ²P(1-p)n = -------------------

Nd² + Z²p(1-p)Keterangan:

n = ukuran sampelN = Ukuran PopulasiZ = Nilai normal variable (1,96) untuk tingkat kepercayaan (0,95)P = Harga patokan terbatasd = Kekeliruan mengambil sampel (0,10)

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 14: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Mengingat banyaknya populasi pada masing-masing objek penelitian tidak sama,

maka pengambilan sampel menggunakan metode stratifikasi proporsional sampel acak

(stratified proportional random sampling). Sedangkan untuk lokasi penelitian yang

tersebar pada beberapa Kecamatan di Kota Palangka Raya, maka pemilihan Kecamatan

sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan Kecamatan sampel

dilakukan secara sengaja.

3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam kajian strategi pengembangan produk unggulan

Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh tim peneliti dari

sumber data (sampel/responden) berdasarkan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah

disiapkan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari dinas/instansi

terkait.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

a. Wawancara langsung dengan responden yang dipandu dengan daftar pertanyaan

yang ditujukan kepada responden

b. Pengamatan (observasi) yang dilakukan terhadap kegiatan subsistem hulu dan hilir

pengusahaan produk unggulan, mengenai kesesuaian antara jawaban terhadap daftar

pertanyaan dan fakta sesungguhnya.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari SKPD terkait seperti Dinas Kehutanan,

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPS, Asosiasi Petani produk unggulan Indonesia

dan lembaga terkait lainnya.

3.4. Analisis Data

Analisis dalam kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka

Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ini adalah menggunakan metode Analisis Deskriptif

dan analisis simulasi kebijakan.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 15: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

BAB IVKONDISI EKSISTING KOTA PALANGKA RAYA

4.1. Gambaran Umum Kota Palangka Raya

Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur

Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851

Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang

dari 40%. Secara administrasi Kota Palangka Raya berbatasan sebelah Utara dan Timur

dengan Kabupaten Gunung Mas, sebelah Selatan dengan Kabupaten Pulang Pisau, dan

sebelah Barat dengan Kabupaten Katingan (Gambar 4.1).

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Palangka Raya

Wilayah Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan

Pahandut, Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Bukit Batu dan

Kecamatan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62

Km2, 572,00 Km2 dan 1.053,14 Km2.

Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 30 Kelurahan dengan

perincian masing-masing sebagai berikut: Kecamatan Pahandut terdiri dari 6 (enam)

kelurahan, yaitu Kelurahan Pahandut, Kelurahan Panarung, Kelurahan Langkai,

Kelurahan Tumbang Rungan, Kelurahan Tanjung Pinang dan Kelurahan Pahandut

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 16: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Seberang. Kecamatan Jekan Raya Terdiri dari 4 (empat) kelurahan, yaitu Kelurahan

Menteng, Kelurahan Palangka, Kelurahan Bukit Tunggal dan Kelurahan Petuk

Katimpun. Kecamatan Sabangau terdiri dari 6 (enam) kelurahan, yaitu Kelurahan

Kereng Bangkirai, Kelurahan Sabaru, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Kameloh

Baru, Kelurahan Danau Tundai dan Kelurahan Bereng Bengkel. Kecamatan Bukit Batu

terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan, yaitu Kelurahan Marang, Kelurahan Tumbang Tahai,

Kelurahan Banturung, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan

Kanarakan dan Kelurahan Habaring Hurung. Kecamatan Rakumpit Terdiri dari 7 (tujuh)

kelurahan, yaitu Kelurahan Petuk Bukit, Kelurahan Pager, Kelurahan Panjehang,

Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Petuk Barunai, Kelurahan Mungku Baru dan

Kelurahan Bukit Sua.

Luas Wilayah Kota Palangka Raya mencapai 2.853,5 km2. Luas Wilayah

Menurut Penggunaannya adalah Kawasan Hutan 2.485,75 Km2, Tanah Pertanian 12,65

Km2, Perkampungan 45,54 Km2, Perkebunan 22,30 Km2, Sungai dan Danau 42,86 Km2,

Lain-lain 69,41 Km2.

Formasi geologi yang ada di wilayah Kota Palangka Raya tersusun atas formasi

Aluvium (Qa) (tersusun dari bahan-bahan liat kaolinit dan debu bersisipan pasir,

gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan sungai dan rawa) dan

formasi Batuan Api (Trv) (tersusun dari batuan breksi gunung api berwarna kelabu

kehijauan dengan komponennya terdiri dari andesit, basalt dan rijang. Selain kedua

formasi tersebut, wilayah Kota Palangka Raya juga termasuk ke dalam formasi Dahor

(TQd) (tersusun atas sebagian besar pasir kuarsa dengan dasar lempung, pada beberapa

tempat terdapat sisipan konglomerat yang komponennya berupa batuan malihan, granit

dan lempung).

Curah hujan rata-rata per tahun di wilayah Kota Palangka Raya selama tahun

2017 mencapai 287,62 mm dengan kelembaban udara rata-rata 82,64 %. Jumlah hari

hujan mencapai 186 hari dalam setahun. Suhu udara berkisar antara 21,4oC sampai

dengan 35,2oC.

Tanah-tanah yang terdapat di wilayah Kota Palangka Raya dibedakan atas tanah

mineral dan tanah gambut (Histosols). Berdasarkan taksonomi tanah (soil survey staff,

1998) tanah–tanah tersebut dibedakan menjadi 5 (lima) ordo yaitu histosol, inceptosol,

entisol, spodosol dan ultisol.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 17: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

4.2. Kondisi Perekonomian Daerah

4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi

PDRB atas dasar harga berlaku (PDRB ADHB) atau sumber daya ekonomi di

Kota palangka Raya pada tahun 2017 sebesar Rp. 14.514 Miliar. Ini merupakan total

nilai tambah bruto (NTB) yang dibentuk oleh seluruh sektor-sektor ekonomi di Kota

Palangka Raya.

Sektor dengan NTB terbesar akan menjadi tulang punggung perkonomian suatu

daerah. Kekuatan ekonomi Kota Palangka Raya berada pada sektor-sektor jasa. Sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memberikan

sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Palangka Raya yaitu sebesar 21,04

persen pada tahun 2017. Kemudian secara berturut-turut disusul oleh sektor

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,03 persen,

serta Industri Pengolahan sebesar 11,12 persen. Ketiga sektor ini digabung menjadi

kekuatan ekonomi Kota Palangka Raya sebesar 50,19 persen. Perlakuan yang dilakukan

pada sektor ini akan berpengaruh pada perekonomian Kota Palangka Raya secara

keseluruhan (Gambar 4.2).

Gambar 4.2. Distribusi Persentase PDRB Menurut Sektor di Kota Palangka Raya,

2017 (%)

2,56 1,3311,12

10,9218,03

8,555,031,437,23

3,01

21,04

5,562,41 1,21

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 18: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

4.2.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kinerja ekonomi Kota Palangka Raya selama tahun 2012 mengalami

peningkatan dibanding tahun 2011, ditandai dengan pertumbuna PDRB sebesar 7,55

persen. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi Kota Palangka Raya selama

satu dekade terakhir. Menurut lapangan usahanya, sektor keuangan mengalami

pertumbuhan tertinggi (14,78%). Tingginya pertumbuhan sektor ini merupakam sinyal

perkembangan aktivitas ekonomi.

Tabel 4.1Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 2,13 0,30 2,48Pertambangan dan penggalian 6,12 1,30 3,33Industri Pengolahan 2,57 2,02 2,04Listrik, Gas, dan Air bersih 4,25 3,99 7,22Bangunan 6,94 8,89 8,35Perdagangan, Hotel & Restoran 7,90 10,12 10,52Pengangkutan & Komunikasi 5,08 5,66 4,23Keuangan, Persewaan & JasaPersahaan

22,46 10,76 14,78

Jasa-jasa 7,06 7,03 7,59PDRB 6,95 6,99 7,55

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013.

Sumber pertumbuhan digunakan untuk mengidentifikasi peranan masing-masing

sektor terhadap perekonomian total (Total PDRB). Sektor yang menjadi sumber

pertumbuhan terbesar berbeda-beda setiap tahunnya bergantung kepada perkembangan

perekonomian pada tahun tersebut. Pada tahun 2012, sektor perdagangan menyumbang

2,59 persen untuk pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya. Kontributor terbsar

lainnya yiatu sektor perdagangan 2,02 persen, keuangan 1,13 persen. Sedangkan

kontributor terandah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,05 persen.

Kota Palangka Raya dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Kalimantan

Tengah pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan ekonomi mencapai 7,55% dan

Kabupaten Barito Timur mengalami laju pertumbuhan paling rendah di Provinsi

Kalimantan Tengah yaitu sebesar 6,02% (Tabel 4.1)

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 19: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Tabel 4.2.PDRB ADHB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota

di Kalimantan Tengah 2012

Kab/Kota PDRB ADHB(Milyar Rp)

PDRB ADHK(Milyar Rp)

PertumbuhanEkonomi (%)

(1) (2) (3) (4)

Kotawaringin Barat 5.846,65 2.972,90 6,83Kotawaringin Timur 10.528,87 3.427,19 7,02Kapuas 6.320,90 2.435,04 6,29Barito Selatan 2.843,21 1.093,62 6,09Barito Utara 2.980,62 1.207,89 6,37Sukamara 1.322,36 676,37 6,11Lamandau 1.396,09 672,60 6,88Seruyan 3.145,03 1.444,57 6,21Katingan 3.452,12 838,19 6,24Pulang Pisau 1.677,84 1.150,36 6,99Gunung Mas 1.627,42 768,34 6,19Barito Timur 1.850,91 748,42 6,02Murung Raya 2.805,91 1.076,56 6,69Palangka Raya 4,734,31 1.800,18 7,55

Sumber : BPS Kalimantan Tengah.

4.3. Kondisi Sosial Budaya

4.3.1. Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 229.559 jiwa.

Angka ini meningkat dari tahun 2011 dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar

2,19 persen atau sebanyak 4.896 jiwa. Dengan penambahan penduduk sebesar itu, kini

di setiap sati km2 Kota Palangka Raya ditempati penduduk sebanyak 96 orang.

Angka sex ratio dari tahun 2010 ke tahun 2012 levelnya tidak mengalami

perubahan yang signifikan. Pada tahun 2012 menunjukkan sex ratio sebesar 104,68,

artinya sebanyak 4,68 persen penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk

perempuan. Fenomena tersebut sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya Tabel 4.2).

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 20: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Tabel 4.3Beberapa Indikator Kependudukan Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Penduduk (Jiwa) 220.962 224.663 229.599Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) 82 84 96Sex Ratio (L/P) (%) 104,68 104,68 104,68Jumlah Laki-laki (Jiwa) 113.005 114.898 117.414Jumlah Perempuan (Jiwa) 107.957 109.765 112.185

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

4.3.2. Pendidikan

Hingga tahun 2012, di Kota Palangka Raya terdapat 129 SD/MI, 58 SMP/MTs,

30 SMA, dan 17 SMK. Ketersediaan fasilitas untuk jumlah murid sebanyak 23.0776 ada

sebanyak 1.035 kelas, maka dalam satu kelas terdapat 22 sampai 23 murid. Sedangkan

setiap gurunya memiliki beban mengajar 11 – 12 orang. Untuk jenjang pendidikan yang

lebih tinggi, rasio murid per gurunya cukup ideal dibandingkan dengan jenjang

pendidikan dasar. Setiap guru SMP dan SMA memiliki beban mengajar setitar 8 orang

murid (Tabel 4.4).

Tabel 4.4Statistik Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2012

Uraian SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

Jumlah Sekolah 159 58 47

Jumlah Kelas 1.035 404 414Jumlah Guru 1.958 1.230 1.338Jumlah Siswa 23.076 10.726 10.597Rasio Murid Per Kelas 22,30 26,55 25,60Rasio Murid Per Guru 11,79 8,72 7,92

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

Dengan ketersediaan fasilitas tersebut di atas, kini Kota Palangka Raya dapat

menghapus buta aksara yang ditunjukkan dengan Angka Melek Huruf (AMH) sebesar

99,95 persen di tahun 2012. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kota Palangka Raya

semakin meningkat setiap tahunnya. Dan pada tahun 2012 mencapai 10,08 tahun.

Artinya rata-rata penduduk Kota Palangka Raya dapat menempuh pendidikan selama

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 21: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

10,8 tahun atau hingga kelas 1 SMA.

Gambar 4.3. Rata-rata Lama Sekolah Kota Palangka Raya (tahun)

4.3.3. Kesehatan

Puskesmas masih menjadi tempat rujukan terbesar dalam hal pengobatan.

Sebanyak 31,71 persen masyarakat berobat ke puskesmas, sedangkan rumah sakit dan

praktek dokter presentasenya sekitar 20 persen. Masyarakat sudah berpikiran maju

dalam hal penolong pertama pada saat melahirkan. Tenaga medis seperti dokter, bidan

dan tenaga medis lainnya masih yang terbesar persentasenya dalam menolong kelahiran

yaitu sebanyak 92,76 persen, sementara sisanya (7,24%) masih mempercayakan dukun

dan atau keluarga sebagai penolong kelahiran bayi (Tabel 4.5).

Tabel 4.5Indikator Kesehatan Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Tempat berobat (%) :

Rumah Sakit 16,11 20,88 23,76Praktek Dokter 24,09 28,32 23,16Puskesmas 47,65 44,45 31,16Petugas Kesehatan 10,45 5,00 13,44Batra 0,00 0,00 0,00Lainnya 1,71 1,54 7,83Penolong Kelahiran Pertama (%) :Medis 88,62 91,35 92,76Non Medis 11,32 8,65 7,24Angka Harapan Hidup 73,39 73,50 73,61

Sumber : Susenas 2012

10,54 10,55 10,57

10,8

10,4

10,5

10,6

10,7

10,8

10,9

2009 2010 2011 2012

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 22: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Indikator lainnya juga digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan

daerah terutama di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Tahun 2012

AHH penduduk kota Palangka Raya bertambah menjadi 73,61 persen.

4.4. Kesejahteraan Sosial

4.4.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palangka Raya selama period empat

tahun terakhir mengalami peningkatan menjadi 79,30 pada tahun 2012. Peringkat IPM

kota Palangka Raya menduduki peringkat pertama di Kalimantan Tengah. Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palangka Raya selama period empat tahun terakhir

dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Kota Palangka RayaSumber : BPS Kalimantan Tengah

4.4.2. Tingkat Kemiskinan Masyarakat

Jumlah penduduk miskin di Kota Palangka Raya tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 0,62 persen dibanding tahun 2011. Sementara garis kemiskinan di

tahun 2010 yang sebesar Rp. 223,1 menjadi Rp. 235,2 di tahun 2011. Tahun 2011, dari

nilai indeks kedalaman kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan juga menurun

(Tabel 4.6). Hal ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung

semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin

juga semakin menyempit.

2009 2010 2011 2012

78,0278,30

73,60

79,30

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 23: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Tabel 4.6Statistik Kemiskinan Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011

(1) (2) (3)

Garis Kemiskinan (Rp) 223,1 235,2Penduduk Miskin 5,31 4,69Indeks Kedalaman Kemiskinan 0,71 0,16Indeks Keparahan Kemiskinan 0,66 0,17

Sumber : BPS Kalimantan Tengah

4.5. Kondisi Prasarana Dan Sarana Wilayah

4.5.1. Prasarana dan Sarana Ekonomi

a. Bank, Koperasi dan Lembaga Keuangan lainnya

Bank yang telah beroperasi di Kota Palangka Raya di tahun 2012 berjumlah 14

cabang bank. Jumlah ATM yang tersebar di Kota Palangka Raya berjumlah 66 unit.

Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan diberikan kewenangan untuk menerima

simpangan uang masyarakat. Hingga tahun 2012, posisi simpanan masyarakat di Kota

Palangka Raya terbesar adalah dalam bentuk tabungan. Setiap tahunnya posisi simpanan

uang masyarakat selalu meningkat baik dalam bentuk tabungan, simpanan berkala,

maupun giro (Tabel 4.7).

Tabel 4.7Statistik Perbankan Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Bank (Unit) 11 13 14Jumlah ATM 59 56 66Dana Perbankan (Milyar Rp)Tabungan 2.194 2.639 3.246Simpanan Berjangka 842 993 1.305Giro 597 933 1.020

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 24: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

b. Prasarana Jalan dan Sarana Transportasi

Panjang jalan di Kota Palangka raya sampai akhir tahun 2012 mencapai 911,83

km. Berdasarkan kondisi permukaan jalan, 300,22 dalam kondisi baik, 175,41 km

kondisi sedang, 220,20 km kondisi rusak dan 216,00 km kondisi rusak berat (Gambar

4.5). Sedangkan menurut permukaannya, sepanjang 483 km (52,97%) telah diaspal

(Gambar 4.6).

Gambar 4.5. Keadaan jalan (km) di Kota Palangka Raya, 2012 Kota Palangka

RayaSumber : BPS Kalimantan Tengah

Gambar 4.6. Permukaan Jalan di Kota Palangka Raya tahun 2012 (Persentase)Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

Sepeda motor masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan

transportasi di Kota Palangka Raya dibandingkan dengan mobil penumpang. Terlihat

peningkatan sepeda motor jauh melampaui jumlah mobil penumpang. Bahkan dalam

satu rumah tangga rata-rata mempunyai satu sampai dua sepeda motor (Tabel 4.8).

Baik Sedang Rusak RusakBerat

300,22

175,4173,60 216,00

47,03%52,97%

Bukan Aspal

Aspal

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 25: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Tabel 4.8Peningkatan Kendaraan bermotor di Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011 2012(1) (2) (3) (4)

Mobil Penumpang 2.089 2.792 3716Mobil Beban 2861 4476 4510Mini Bus 37 49 60Sepeda Motor 88.045 113.404 82.320Kendaraan Khusus 115 105 42

Sumber : Polda Kalteng

Berdasarkan Susenas 2012, rata-rata anggota rumah tangga di Kota Palangka

Raya berjumlah 3 sampai 4 (3,8) dan setiap rumah tangga memiliki 2 hingga 3 unit

handphone (2,77). Maka sekitar di atas 70 persen penduduk Palangka Raya memiliki

handphone di tangannya. Sementara penggunaan telepon rumah sudah mulai tidak

dipergunakan lagi. Terlihat jumlah rumah tangga yang memiliki telepon rumah

berkurang dibandingkan tahun 2011 (Tabel 4.9).

Tabel 4.9Persentase Rumah tangga Memiliki Akses TIK di Kota Palangka Raya

TahunPenggunaTelepon

PenggunaTeleponseluler

Komputer

2011 10,74 95,62 34,112012 8,02 99,03 42,35

Sumber : Susenas 2012

c. Prasarana dan Sarana Energi Listrik

Produksi listrik di Kota Palangka Raya paling melonjak di tahun 2010 yaitu

sebesar 471,9 juta KwH, berbeda jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dan di

tahub 2012 produksi listrik mencapai 632,5 juta KwH dengan listrik terjual sebanyak

628,9 juta KwH, dipanaki sendiri 3,6 juta KwH, dan susut 74,2 juta KhW.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) cabang Palangka Raya menjamin pasokan

listrik untuk pelanggan rumah tangga, sosial, industri, bisnis, dan pemerintah dengan

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 26: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

tarif yang berbeda-beda. Listrik paling banyak terjual kepada jenis pelanggan rumah

tangga. Nilai penjualan listrik kepada pelanggan rumah tangga sebesar Rp. 213.935,8

juta atau sebesar 57,8 persen dari total penjualan. Rumah tangga dengan daya 450 –

2.200 VA merupakan pengkonsumsi listrik terbesar yaitu sebesar 330,8 juta KwH

dengan nilai penjualan sebesar Rp. 199.398,5 juta (Tabel 4.10)

Tabel 4.10Listrik Terjual di Kota Palangka Raya Tahun 2012

Jenis TarifListrik Terjual (000

KwH)Nilai Penjualan

(juta Rp)

Sosial 8.502,5 4.331,1Rumah Tangga (R)R1 daya 450 – 2.200 VA 330.775,5 199.389,5R2 daya 3.500 – 5.500 VA 11.552,1 10.288,2R3 daya 6.600 VA 3.578,4 4.258,1Industri 9.724,6 7.546,6Bisnis 115.593,1 108.830,1Pemerintah 35.948,1 35.012,1

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

4.5.2. Pertanian

Sektor pertanian bukanlah kontributor utama dalam perekonomian Kota

Palangka Raya. Hal ini dapat dilihat dari luas panen dan produktivitas komoditas

tanaman pangannya. Peranan sektor pertanian terhadap PDRB Kota Palangka Raya pun

sebesar 5,46 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 2,48 persen pada tahun 2012.

Selama tiga tahun terakhir, produksi komoditas-komoditas tanaman pangan

cukup berfluktuasi. Hingga tahun 2012, luas panen padi hanya tersisa 6 ha yang

semuanya berada di Kecamatan Rakumpit. Sementara itu kedelai merupakan komoditas

baru yang mulai diproduksi di Kota PalangkaRaya. Kecamatan Sebangau dan Bukit

Batu merupakan wilayah dimana kedelai ini dihasilkan. Sementara ubi kayu mengalami

penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun 2011. Sedangkan luas panen ubi

jalar bertambah sehingga produksinya juga ikut bertambah (Tabel 4.11).

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 27: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Tabel 4.11Beberapa Indikator Statistik Tanaman Pangan Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011 2012

PadiLuas Panen (Ha) 61 27 2Produksi (Ton) 133 56 12JagungLuas Panen (Ha) 0 90 237Produksi (Ton) 0 186 529KedelaiLuas Panen (Ha) 0 0 33Produksi (Ton) 0 0 38Ubi kayuLuas Panen (Ha) 70 34 26Produksi (Ton) 792 402 308Ubi JalarLuas Panen (Ha) 10 3 10Produksi (Ton) 70 21 70

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

Tabel 4.12

Beberapa Indikator Statistik Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya

Uraian 2010 2011 2012

KaretLuas Panen (Ha) 4.483,50 4.391,00 4.483,5Produksi (Ton) 1.003,70 802,90 2.931,1Kelapa SawitLuas Panen (Ha) 168,40 164,40 723,40Produksi (Ton) - 13,55 151,00KelapaLuas Panen (Ha) 193,50 193,70 193,70Produksi (Ton) 63,60 59,80 65,60

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

Sub sektor perkebunan memiliki kontribusi yang cukup terhadap sektor

pertanian. Dari sisi produksi, karet memiliki produksi lebih besar daripada kelapa, dan

kelapa sawit. Meskipun demikian, antara tahun 2010 sampai tahun 2011 luas panen dan

produksi karet cenderung menunjukkan penurunan, namun meningkat lagi di tahun

2012. Sementara luas panen dan produksi kelapa sawit tertinggi di tahun 2012 dengan

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 28: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

nilai masing-masing 723,40 ha dan 151,00 ton (Tabel 4.12).

4.5.3 Industri Pengolahan

Hingga saat ini sektor industri pengolahan di Palangka Raya mencakup industri

hasil pertanian dan kehutanan, industri Aneka (IKA), dan Industri Logam Mesin dan

Kimia (Tabel 4.13). Jumlah perusahaan industri kecil dan tenaga kerja cenderung

mengalami peningkatan di empat tahun terakhir. Sektor industri hasil pertanian dan

kehutanan menyumbang tenaga kerja yang terbanyak dibandingkan dengan sektor

industri aneka dan industri logam mesin dan kimia.

Tabel 4.13Statistik Industri Kota Palangka Raya

Tahun

Industri HasilPertanian dan

Kehutanan

Industri Aneka(IKA)

Industri LogamMesin dan Kimia

UnitUsaha

TenagaKerja

UnitUsaha

TenagaKerja

UnitUsaha

TenagaKerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2012 509 1.870 210 595 269 7872011 485 1.807 207 586 263 7682010 405 1.124 105 503 409 1.3172009 557 2.781 47 179 109 187

Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 29: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 1

BAB VKONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH

5.1. KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT

Berbagai kebijakan pemerintah pusat telah diambil oleh Lembaga Pemerintah

Departemen dan Non Departemen sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang antara

lain mengatasi masalah dan meminimalisir kendala yang dihadapi oleh UMKM, baik dari

segi permodalan dan pembiayaan usaha, kelembagaan, manajemen usaha, dan pemasaran.

Masalah dan kendala yang dihadapi oleh UMKM pada dasarnya bersumber dari

sumberdaya manusia dan kondisi dan iklim usaha yang dalam beberapa hal tidak

menguntungkan dan kondusif bagi pengembangan UMKM. Berbagai kebijakan dan

program yang telah diambil oleh berbagai Kementerian dan Non-Kementerian dalam

operasionalisasinya dihadapkan kepada masalah koordinasi. Dalam rangka mempercepat

pengembangan sektor riel dan pemberdayaan UMKM, pemerintah pusat telah

mengeluarkan kebijakan terbaru dalam bentuk INPRES No. 6 tahun 2007.

Seperti tertuang pada INPRES No. 6 tahun 2007, pemberdayaan UMKM secara

garis besar meliputi: (1) peningkatan akses permodalan bagi UMKM, (2) pengembangan

kewirausahaan dan sumberdaya manusia, (3) peningkatan peluang pasar produk UMKM,

dan (4) reformasi regulasi.

Peningkatan akses permodalan bagi IMKM meliputi kebijakan untuk: (1)

meningkatkan kapasitas kelembagaan dan akses UMKM pada sumber pembiayaan yang

meliputi program pengembangan skema kredit investasi bagi UMKM, meningkatkan

efektivitas fungsi dan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), (2) memperkuat

sistem penjaminan kredit bagi UMKM yang meliputi program peningkatan sertifikasi

tanah untuk memperkuat penjaminan kredit UMKM, peningkatan peran Lembaga

Penjaminan Kredit bagi UMKM, dan program pengembangan sistem resi gudang sebagai

instrumen pembiayaan bagi UMKM (3) mengoptimalkan pemanfaatan dana non perbankan

untuk pemberdayaan UMKM yang meliputi program untuk meningkatkan efektivitas

pemanfaatan dana bergulir APBN untuk pemberdayaan UMKM serta restrukturisasi

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 30: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 2

pengelolaan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada BUMN

.Pengembangan kewirausahaan dan sumberdaya manusia meliputi kebijakan untuk (1)

meningkatkan mobilitas dan kualitas SDM melalui program peningkatan askes UMKM

pada mobilitas dan kualitas SDM, peningkatan peran Perguruan Tinggi dalam

pengembangan Bussines Development Services Provider (BDS-P) dan pemberdayaan

UMKM, pengembangan Koperasi Sivitas Akademika, dan peningkatan program Sarjana

Pencipta Kerja Mandiri (Prospek Mandiri), (2) mendorong tumbuhnya kewirausahaan

yang berbasis teknologi dengan melaksanakan program pembentukan Pusat Inovasi

UMKM untuk pengembangan kewirausahaan dengan mengoptimalkan peran lembaga

yang sudah ada. Peningkatan peluang pasar bagi produk UMKM terdiri dari kebijakan

untuk:

(1) mendorong dan berkembangnya kreasi produk UMKM melalui program

pengembangan institusi promosi produk UMKM, peningkatan efektivitas

pengembangan klaster sentra IKM melalui pendekatan One Village One Product, dan

program pengembangan akses pasar produk UMKM melalui hotel,

(2) mendorong berkembangnya pasar tradisional dan tata hubungan dagang antar pelaku

pasar yang berbasis kemitraan melalui program pemberdayaan pasar tradisional dan

peningkatan peran peritel modern dalam membuka akses pasar bagi produk UMKM,

(3) mengembangkan sistem informasi angkutan kapal untuk UMKM dengan program

fasilitasi informasi tentang angkutan kapal untuk UMKM, dan

(4) mengembangkan sinergitas pasar dengan program pengembangan pasar yang

terintegrasi antara pasar penunjang, pasar induk dan pasar tradisional.

Pada kelompok reformasi regulasi meliputi kebijakan untuk menyediakan insentif

perpajakan untuk UMKM serta menata kembali kebijakan di bidang UMKM termasuk

meredefinisi usaha mikro, kecil dan menengah.

Berbagai kebijakan dan program yang telah diambil oleh pemerintah pusat melalui

Inpres No.6 tahun 2007 tersebut dalam implementasinya belum sepenuhnya terlaksana.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 31: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 3

5.2. KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI

Pembangunan ekonomi kerakyatan di Propinsi Kalimantan Tengah tergambar

sebagaimana yang dinyatakan dalam Visi dan Misi Pembangunan Daerah Tahun 2006-

2025 untuk mewujudkan Kalimantan Tengah yang maju, mandiri dan adil sebagaimana

yang tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 12 Tahun

2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006-2025.

Salah satu misi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi kerakyatan di

Kalimantan Tengah adalah meningkatkan akselerasi perkembangan Koperasi dan UKM

serta dunia usaha yang saling terkait antar usaha dan antar daerah, khususnya yang berbasis

potensi dan keunggulan daerah yang saling terkait antar usaha dan antar daerah.

Bertambahnya jumlah, jenis dan kapasitas usaha kecil, menengah dan koperasi akan

berpengaruh pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan

UMKM dan Koperasi tersebut berbasis pada potensi dan keunggulan wilayah serta melalui

jalinan keterkaitan usaha yang kuat, baik antar usaha maupun antar wilayah.

Untuk meujudkan visi dan misi pembangunan daerah maka salah satu arah

pembangunan jangka panjang Daerah untuk Visi Pembangunan Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2006 – 2025 adalah meningkatnya akselerasi perkembangan

Koperasi dan UKM serta dunia usaha yang saling terkait antar usaha dan antar daerah,

khususnya yang berbasis potensi dan keunggulan daerah yang saling terkait antar usaha

dan antar daerah, yang ditunjukkan oleh:

1) Meningkatnya jumlah pembukaan usaha baru, penyerapan tenaga kerja khususnya

UKM dan Koperasi yang berbasis potensi dan Keunggulan Daerah;

2) Meningkatnya perkembangan dan daya saing usaha-usaha yang telah berdiri;

3) Berkembangnya usaha Sentra/Klaster, Koperasi Simpan Pinjam/Usaha Sentra

Produksi – Koperasi (KSP/USP-Kop) dan jasa konsultansi pengembangan Bisnis

UKM dan Koperasi;

4) Terwujudnya kinerja pelayanan perizinan dan pengawasan perizinan serta fasilitasi

pengembangan UKM; dan

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 32: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 4

5) Terwujudnya stabilitas perekonomian wilayah Kalimantan Tengah.

Sebagai implementasi dan tindak lanjut dari arah kebijakan pembangunan

tersebut dan memperhatikan RPJM Propinsi Kalimantan Tengah dan Propenas, maka

pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan diarahkan diarahkan

untuk:

1) Meningkatnya ketahanan pangan di tiap daerah kabupaten/kota;

2) Terwujudnya struktur perekonomian yang dibangun dari sektor agribisnis dan

agroindustri yang maju dan kompetitif;

3) Terjaganya kondisi keseimbangan ekosistem sektor pertanian, perkebunan,

perikanan, peternakan, kehutanan; dan

4) Meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan berbasis pada pengelolaan pertanian

dan perikanan yang maju dan kompetitif.

Beberapa program yang dilakukan pada sektor pertanian yaitu: 1) Program

pengembangan agribisnis dan agroindustri yang kompetitif, 2) Program pengembangan

sistem ketahaan pangan, 3) Program peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, dan

4) Program peningkatan sarana dan prasarana pertanian.

Pada sektor/subsektor peternakan program pembangunan peternakan dilakukan

antara lain adalah sebagai berikut:

1) Peningkatan produksi hasil peternakan, antaralain melalui penyediaan bibit

sapipoteong, peningkatan polpulasi ternak, tersedianya Rumah Potong Hewan

/unggas (RPH) dan pengembangan kawasan sentra ternak;

2). Pencegahan dan penaggulangan penyakit ternak;

3). Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan;

4). Peningkatan penerapan teknologi peternakan,yakni melalui inseminasi

buatan

5). Peningkatan kesejahteraan petani peternak; dan

6). Pemberdayaan penyuluh peternakan lapangan.

Pada sektor perikanan pembangunan perikanan antar lain dilakukan melalui

program Pengembangan budidaya perikanan, Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 33: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 5

produksi perikanan, pengembangan perikanan tangkap, pemberdayaan ekonomi

masyarakat pesisir (PEMP), kegiatan budidya kelautan, dan pengelolaan sumberdaya

pesisir dan kelautan. Pembangunan perikanan tangkap antara lain dilakukan melalui

kegiatan pembangunan darmaga ikan, Tempat Pendaratan Ikan (TPI), pembangunan

pabrik es, dan pembangunan pelabuhan pendaratan ikan.

Program pengembangan budidaya perikanan antara lain dilakukan melalui

kegiatan budidaya di eks PLG, budidaya ikan lokal, budidaya di perairan umum, payau,

di pedesaan dan pengembangan balai benih ikan. Program budidaya antara lain

dilakukan melalui pengembangan budidaya tambak udang, budidaya di kolam antara

lain budidaya ikan mas, patin, nila, lele, gurami, betok dan jenis ikan lokal.

Dalam rangka mempertahankan dan melestarikan sumberdaya hutan, maka

peningkatan pemanfaatan sumberdaya hutan diarahkan untuk:

1) Meningkatnya keteraturan dan ketertiban pemanfaatan dan realisasi potensi

sumberdaya hutan;

2) Meningkatnya luas dan kualitas hutan tanaman; dan

3) Menguatnya peran masyarakat sekitar hutan untuk dapat berperan sebagai pelaku

pengelolaan hutan yang sesungguhnya.

Pada sektor industri kebijakan yang ditempuh adalah melalui pengembangan

kawasan-kawasan industri yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya alam melalui

pendekatan peningkatan nilai tambah. Dalam upaya pembangunan sektor industri juga

dilakukan peningkatan SDM khususnya dalam bidang agribisnis dan agroindustri.

Industri yang dikembangkan berupa industri agro (agroindustri) yang berbasis pada

sektor pertanian.

Pada sektor perdagangan, beberapa program yang dilakukan antara lain: (1)

Fasilitasi upaya pemasaran hasil produk unggulan daerah, dengan membangun sarana

perdagangan dan distribusi sperti pasar dan tempat pelelangan ikan (2) Promosi produk

unggulan daerah, dan (3) Penyediaan data dan informasi bidang perdagangan.

Permasalahan dalam pengembangan UMKM dan Koperasi di Kalimantan Tengahadalah:

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 34: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 6

1) Masih relatif rendahnya semangat (jiwa) kewirausahawanan masyarakat, khususnya

pada angkatan kerja muda yang belum dapat diserap oleh pasar tenaga kerja;

2) Lemahnya kemitraan dan efektifitas jaringan usaha untuk penguatan keterkaitan

(forward dan backward linkages) antar usaha dan antar daerah di wilayah

Kalimantan Tengah;

3) Rendahnya aksesibilitas masyarakat serta koperasi dan UKM terhadap bahan baku,

modal, teknologi dan akses terhadap pasar;

4) Masih belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai pendukung dinamika

dunia usaha;

5) Belum berkembangnya jasa konsultasi pengembangan usaha kecil dan menengah;dan

6) Rendahnya insentif bagi pengembangan usaha, terutama bila pemerintah daerah masih

fokus pada upaya peningkatan pendapatan asli daerahnya.

Rendahnya semangat (jiwa) kewirausahawanan masyarakat disebabkan oleh

karena masih lemahnya keterkaitan sistem pendidikan formal dengan upaya

pengembangan semangat (jiwa) dan ketrampilan kewirausahaan.

Faktor penyebab lain yang juga cukup berpengaruh pada semangat (jiwa)

kewirausahawanan masyarakat adalah karena struktur perekonomian di wilayah

Kalimantan Tengah yang masih bersifat agraris dan keterkaitan antar struktur

perekonomiannya (backward and forward linkages) masih rendah, sehingga pilihan usaha

yang tersedia masih relatif terbatas. Pilihan usaha off farm yang umumnya tersedia di

wilayah yang didominasi oleh sektor pertanian adalah perdagangan kebutuhan pokok dan

perdagangan sarana produksi. Permasalahan transformasi struktural perekonomian ini

cenderung membutuhkan upaya besar bersifat jangka panjang.

Selain faktor kewirausahaan, faktor lain yang mempengaruhi akselerasi

perkembangan UKM dan Koperasi adalah faktor aksesibilitas, yaitu akses terhadap bahan

baku, akses terhadap modal usaha, akses terhadap teknologi, serta akses terhadap pasar.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 35: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 7

5.3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

Kebijakan pembangunan dan pengembangan UMKM oleh Pemerintah Kota

Palangka Raya berlandaskan visi dan misi yang telah dituangkan antara lain dalam

dokumen Rencana Strategis Kota Palangka Raya 2018-2023. Visi Kota Palangka Raya

adalah “Terwujudnya Kota Palangka Raya yang Maju, Rukun, dan Sejahtera Untuk

semua”.

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, telah dirumuskan sebanyak 3 (tiga) butir

Misi Pemerintahan Kota Palangka Raya. Misi Pemerintah Kota Palangka Raya tersebut

adalah:

1. Mewujudkan kemajuan Kota Palangka Raya Smart Environment (lingkungan

cerdas) meliputi Pembangunan Infrastruktur, teknologi informasi, pengelolaan

sektor energi, pengelolaan air, lahan, pengelolaan limbah, manajemen bangunan

dan tata ruang, transfortasi.

2. Mewujudkan kerukunan seluruh elemen masyarakat smart society (masyarakat

cerdas) meliputi pengembangan kesehatan, pendidikan, kepemudaan, layanan

publik, kerukunan dan keamanan.

3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat kota palangka raya smart economy

(ekonomi cerdas) meliputi pengembangan industri, usaha kecil dan menengah,

pariwisata, dan perbankan.

Pengembangan UMKM merupakan salah satu strategi yang diambil oleh Pemerintah

Kota Palangka Raya. Secara umum kebijakan yang diambil oleh pemerintah Kota

Palangka Raya adalah penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang bertujuan untuk

memungkinkan terbukanya kesempatan berusaha seluas mungkin serta kepastian usaha.

Secara spesifik, pada sektor industri dan perdagangan kebijakan yang diambil oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya adalah: (1) Pembangunan industri yang berspektrum luas

dan berorientasi pada pasar internasional, melalui percepatan penguasaan teknologi untuk

menghasilkan produk unggulan, yang bertumpu pada mekanisme pasar, (2) Memberikan

pelayanan prima di bidang perdagangan, informasi perdagangan secara kontinyu kepada

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 36: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 8

dunia usaha.

Untuk mendukung Kebijakan tersebut program pembangunan UMKM, industri di

Kota Palangka Raya mencakup pendataan perusahaan dan peningkatan serta pembinaan

usaha kecil, pemanfaatn fasilitas permodalan serta peningkatan kualitas manajemen dan

SDM UMKM. Pada sektor industri dan perdagangan, program yang dilaksanakan adalah:

(1) Pembinaan dan peningkatan keterkaitan antar industri pada berbagai skala dan bidang

usaha, (2) Pemanfaatan keunggulan komparatif dan menciptakan keunggulan kompetitif,

(3) Pemanfaatan sumber informasi untuk mendorong perkembangan industri, (4)

Peningkatan iklim usaha yang kondusif, (5) Peningkatan kemampuan akses pasar dan

modal, (6) Pengembangan perdagangan dan sistem distribusi, (7) Perluasan jangkauan

pusat informasi bisnis dan komoditi untuk mendorong peningkatan ekspor, (8) Identifikasi

dan pengembangan produk unggulan daerah, serta (9) promosi secara berkesinambungan.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 37: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 1

BAB VIPENETAPAN KOMODITI UNGGULAN

KOTA PALANGKA RAYA

6.1. Penetapan Bobot, Tujuan Dan Kriteria

Hasil penetapan produk unggulan diuraikan untuk setiap komoditi di Kota

Palangka Raya, serta kebijakan pengembangan Komoditi unggulan. Penetapan Komoditi

unggulan dilakukan secara bertingkat yang diawali dengan penetapan Komoditi unggulan

pada tingkat kecamatan, kemudian tingkat Kota Palangka Raya. Hasil penetapan

Komoditi unggulan pada tingkat kecamatan merupakan kandidat Komoditi unggulan

tingkat Kota Palangka Raya yang proses penetapannya dilakukan dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP).

Hasil Komoditi unggulan ditentukan oleh kriteria dan sub-kriteria yang ditetapkan

sebelumnya, dan penentuan kriteria tersebut dilandasi oleh Tujuan dari penetapan

Komoditi unggulan UMKM, yaitu: (a) Penciptaan lapangan kerja, (b) Pertumbuhan

ekonomi daerah, dan (c) Peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh

keseragaman dan konsistensi dalam proses penetapan Komoditi unggulan, maka bobot

setiap Tujuan dan bobot setiap Kriteria yang digunakan pada adalah sama. Sehubungan

dengan itu maka proses penentuan bobot kepentingan tujuan dan kriteria tersebut

dilakukan pada tingkat Kota Palangka Raya. Dalam hubungan ini maka pada tanggal ini

dilakukan seminar untuk membahas hasil yang diperoleh dari data sekunder yang

diperoleh dan diolah kembali.

Dalam pelaksanaan seminar ini diperlukan masukan dan saran dari pemangku

kepentingan demi perbaikan hasil penelitian ini lebih lanjut. Selain dilakukan penjelasan

oleh Tim Peneliti tentang maksud dan tujuan kegiatan serta metodologi, maka salah satu

tahapan pokok dalam penelitian ini adalah memperoleh penilaian dari peserta berupa skor

kepentingan setiap Tujuan dan setiap Kriteria Komoditi unggulan. Hasil analisis dengan

menggunakan metode AHP berdasarkan masukan pendapat dari pejabat Dinas/Instansi

yang terkait dan berkepentingan terhadap Komoditi unggulan disajikan pada Tabel 6.1.

Berdasarkan metodologi yang telah dikemukakan untuk menetapkan komoditi

unggulan lintas sektor diperlukan informasi seberapa besar bobot kepentingan suatu

sektor ekonomi untuk mencapai tujuan dari penetapan komoditi unggulan UMKM.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 38: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 2

Mengingat setiap Kecamatan mempunyai karakteristik wilayah dan potensi ekonomi

yang berbeda, maka penetapan bobot kepentingan sektor/subsektor ekonomi tersebut

dilakukan di tingkat Kota Palangka Raya dengan narasumber pejabat Dinas/Instansi yang

berkepentingan dalam pengembangan UMKM di tingkat Kota Palangka Raya.

Tabel 6.1.Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk Penetapan

Komoditi Unggulan di Kota Palangka Raya

No. Aspek Bobot1 Tujuan Penetapan Komoditas Unggulan UKM

1.1. Penciptaan Lapangan Kerja 0,43001.2. Pertumbuhan Ekonomi 0,31171.3. Peningkatan Daya Saing Produk 0,2583

2. Kriteria Penetapan Komoditas Unggulan Tingkat Kecamatan2.1. Jangkauan Pasar 0,31982.2. Kontribusi Terhadap Perekonomian Kecamatan. 0,28262.3. Ketersediaan Input, Sarana Produksi atau Usaha 0,2300

2.4.Jumlah Unit Usaha, Rumah Tangga, Produksi, Luas Areal atau Populasi Komoditiunggulan yang ada

0,1676

3. Kriteria Penetapan Komoditas Unggulan Tingkat Kota Palangka Raya3.1 Ketersedian Pasar 0,16833.2. Teknologi 0,10833.3. Manajemen Usaha 0,09893.4 Keterampilan Tenaga Kerja yang Dibutuhkan 0,09103.5. Penyerapan Tenaga Kerja 0,08913.6. Sarana Produksi dan Usaha 0,08743.7. Harga / Nilai Tambah 0,08683.8 Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah 0,07653.9. Bahan Baku 0,07503.10. Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal 0,06763.11 Aspek Sosial Budaya (termasuk Ciri Khas/Karakteristik Daerah) 0,0511

6.2. Penetapan Alternatif Komoditi Tingkat Kecamatan

Penelitian Pengembangan Komoditi Unggulan UMKM di Kota Palangka Raya

pada tahun 2018 dilaksanakan di seluruh wilayah kecamatan atau sebanyak 5 kecamatan.

Pada tahap awal, dilakukan identifikasi Komoditi per sektor untuk semua kecamatan

contoh berdasarkan data sekunder/data statistik daerah. Berdasarkan hasil identifikasi

tersebut yang berupa long list komoditi, dilakukan konfirmasi kepada pejabat dan atau

tokoh masyarakat serta penilaian keunggulan masing-masing komoditi di masing-masing

kecamatan.

Pada tahapan ini setiap pejabat dan atau tokoh masyarakat diminta tanggapan dan

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 39: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 3

penilaiannya terhadap komoditi yang ada di kecamatan tersebut dengan melakukan

pengisian Matrik Identifikasi Alternatif Komoditi Unggulan Tingkat Kecamatan

berdasarkan empat kriteria, yaitu :

1) Jumlah unit usaha, rumah tangga, produksi, luas areal atau populasi komoditi yangada;

2) Jangkauan pasar;

3) Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha; dan

4) Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan.

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel 6.1) dihasilkan masing-

masing 5 (lima) alternatif Komoditi unggulan setiap sektor usaha pada setiap tingkat

kecamatan.

Berdasarkan Komoditi unggulan pada setiap sektor ekonomi di setiap kecamatan

dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon Komoditi unggulan per sektor

ekonomi untuk tingkat kecamatan. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode

Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat Komoditi unggulan kota Palangka Raya yang

mempunyai nilai skor tertinggi.

6.3. Penetapan Komoditi Unggulan Tingkat Kecamatan

Proses penetapan Komoditi unggulan tingkat kecamatan dilakukan melalui dua

tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui seminar awal, in depth interview, dan

pengisian kuesioner kepada pejabat pemerintah daerah (Sekda dan Bappeda,

dinas/instansi terkait dan perbankan. Dalam hal ini Tim Peneliti mendatangi langsung

kantor Pemda dan dinas/instansi terkait. Pada tahap ini setiap narasumber dari pejabat

pemerintah daerah dan dinas/instansi terkait memberikan penilaian terhadap: (1) Tingkat

kepentingan antar sektor secara umum, dan (2) Untuk memperoleh penilaian dari

narasumber tentang keunggulan suatu Komoditi terhadap Komoditi yang lain

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (11 kriteria). Penilaian (scoring) terhadap

setiap kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka

menjalankan usaha, membuka usaha baru atau mengembangkan usaha, serta sejauh

mana dukungan wilayah pada setiap unsur penilaian. Analisis dengan metode AHP

menghasilkan nilai skor terbobot setiap kandidat Komoditi unggulan untuk setiap

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 40: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 4

Kecamatan per sektor ekonomi. Komoditi Unggulan kabupaten/kota ditetapkan 5 (lima)

Komoditi untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi.

Berdasarkan hasil identifikasi Komoditi Unggulan setiap sektor/subsektor, nilai skor

masing-masing Komoditi Unggulan dan tingkat kepentingan Sektor/subsektor ekonomi

untuk Komoditi yang bersangkutan ditetapkan Komoditi unggulan lintas sektor tingkat

kecamatan Metode yang digunakan adalah metode Bayes.

Tahap kedua dalam proses penentuan Komoditi Unggulan tingkat Kecamatan

dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan narasumber pejabat pemerintah

daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan. Tahap ini dimaksudkan sebagai tahapan

konfirmasi kepada pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan

terhadap hasil Komoditi Unggulan per sektor/sub sektor dan lintas sektor yang telah

diperoleh pada tahap pertama, serta hasil pelaksanaan penelitian tingkat kecamatan dan

Kota. Dalam kegiatan diskusi tersebut juga didiskusikan permasalahan pengembangan

UMKM serta kebijakan dan program untuk pengembangan UMKM terutama Komoditi

unggulan. Pelaksanaan diskusi di masing-masing kecamatan adalah:

1) Kecamatan Pahandut

2) Kecamatan Sebangau

3) Kecamatan Jekan Raya

4) Kecamatan Bukit Batu

5) Kecamatan Rakumpit

Pada seminar awal tersebut juga dilakukan pengumpulan pendapat peserta diskusi

dalam rangka memetakan Komoditi Unggulan Lintas Sektor yang telah diidentifikasi

menurut Aspek Prospek dan Aspek Potensi Komoditi Unggulan saat ini.

Prospek dinilai berdasarkan faktor:

1) Kesesuaian dengan Kebijakan Pemda;

2) Prospek pasar;

3) Minat Investor;

4) Dukungan & Program Pembangunan Infra Strukutur Usaha;

5) Resiko terhadap lingkungan; dan

6) Tingkat persaingan.

dan potensi saat ini dinilai berdasarkan faktor:

1) Jumlah unit usaha/ pengusaha saat ini;

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 41: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 5

2) Kesesuaian dengan budaya/ keterampilan masyarakat;

3) Penguasaan masyarakat terhadap teknologi dan pengelolaan usaha;

4) Ketersediaan sumber daya alam (bahan baku, lahan);

5) Insentif harga jual komoditi/produk; dan

6) Daya serap pasar domestik.

Penilaian dalam bentuk nilai skor untuk setiap Komoditi Unggulan Lintas Sektor

menurut faktor tersebut diberikan oleh pejabat instansi/SKPD dan nara sumber lain pada

pertemuan di tingkat kecamatan tersebut. Berdasarkan jumlah skor pada aspek Prospek

dan Potensi saat ini, Komoditi Unggulan Lintas Sektor dikelompokkan dalam 4 Kuadran,

yaitu:

1). Komoditi Unggulan dengan Prospek dan Potensi saat ini yang Sangat Baik/Baik;

2). Komoditi Unggulan dengan Prospek Sangat Baik/Baik tetapi Potensi saat ini

Cukup/Kurang Baik;

3). Komoditi Unggulan dengan Prospek Cukup/Kurang Baik tetapi mempunyai Potensi

saat ini yang Baik/Sangat Baik; dan

4). Komoditi Unggulan dengan Prospek dan Potensi Saat ini yang Cukup/Kurang Baik.

6.4. Kota Palangka Raya

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel 6.1) menghasilkan

Komoditi unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kota

Palangka Raya. Berdasarkan Komoditi unggulan pada setiap sektor usaha di setiap

kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon Komoditi unggulan

per sektor usaha untuk tingkat Kota Palangka Raya. Hasil proses agregasi dengan

menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 (sepuluh) kandidat Komoditi

unggulan Kota Palangka Raya yang mempunyai nilai skor tertinggi;

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap

sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan Komoditi unggulan, serta skor terbobot

total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 6.2.

Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai ketiga

tujuan penetapan Komoditi unggulan di Kota Palangka Raya adalah sektor

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 42: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 6

perdagangan, sehingga dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-

masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan

Komoditi unggulan UMKM maka sektor usaha perdagangan merupakan prioritas

pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah

sektor usaha angkutan, perindustrian, perkebunan, peternakan, tanaman pangan, jasa,

perikanan, pariwisata dan pertambangan.

Tabel 6.2Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan

dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka PenetapanKomoditi Unggulan di Kota Palangka Raya

Tujuan (Skor Terbobot)Skor

Pertumbuhan PenciptaanPeningkatan

Sektor Usaha Daya Saing Terbobot RangkingEkonomi Lapangan Kerja Produk Gabungan(0,3117) (0,4300)

(0,2584)Perdagangan 0,1745 0,1693 0,2061 0,1805 1Angkutan 0,1336 0,1498 0,1937 0,1561 2Perindustrian 0,0963 0,1173 0,1173 0,1107 3Perkebunan 0,0958 0,1068 0,1120 0,1047 4Peternakan 0,0976 0,1109 0,0845 0,0999 5Tanaman Pangan 0,1452 0,0891 0,0596 0,0990 6Jasa 0,0691 0,1069 0,0626 0,0837 7Perikanan 0,0832 0,0469 0,0636 0,0625 8Pariwisata 0,0419 0,0689 0,0443 0,0541 9

Pertambangan 0,0628 0,0340 0,0563 0,0488 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat Kota dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya

(Tabel 6.1), analisis AHP menghasilkan Komoditi unggulan setiap sektor ekonomi

UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 6.2.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi

inti daerah dilakukan penetapan komoditi unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan

dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan

atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 6.2) serta hasil skor komoditi unggulan setiap

sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 6.3).

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 43: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 7

Tabel 6.3Rangking dan Skor-terbobot Komoditi Unggulan per Sektor Usaha di Kota PalangkaRaya

No.Sektor Usaha/ Skor-

No.Sektor Usaha/ Skor-

Komoditi Unggulan Terbobot Komoditi unggulan Terbobot

Padi dan Palawija Sayuran

1 Jagung 0,2487 1 Terung 0,19292 Kedelai 0,1871 2 Cabe 0,19273 Padi Ladang 0,1555 3 Kacang Panjang 0,17484 Ubi Kayu 0,1541 4 Ketimun 0,14535 Kacang Tanah 0,1538 5 Tomat 0,0793

Buah-Buahan Perkebunan

1 Nenas 0,1951 1 Karet 0,44992 Pisang 0,1789 2 Kelapa Dalam 0,29673 Rambutan 0,1644 3 Jambu Mete 0,11684 Salak 0,1180 4 Pinang 0,10085 Jeruk 0,0981 5 Kelapa Sawit 0,0359

Peternakan Perikanan

1 Sapi Potong 0,2894 1 Budidaya Ikan Patin 0,32602 Ayam Ras Pedaging 0,2500 2 Budidaya Ikan Nila 0,18913 Kambing 0,1843 3 Budidaya Ikan Mas 0,16784 Ayam Buras 0,1009 4 Penangkapan Ikan Di Perairan

Umum 0,16575 Babi 0,0893 5 Budidaya Ikan Tahuman 0,1513

Industri Perdagangan

1 Kerajinan 0,3382 1 Pakaian Jadi 0,19322 Mebel Kayu 0,1472 2 Mobil dan Motor 0,17973 Tahu 0,1009 3 Toko Kelontong 0,13014 Anyaman Rotan 0,0795 4 Kerajinan Khas 0,10255 Makanan /Minuman 0,0784 5 Sembako 0,0936

Jasa-jasa

1 Bengkel 0,16302 Warnet 0,12603 Salon Kecantikan 0,11764 Photo Studio 0,11155 Kursus Komputer 0,0947

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) komoditi unggulan lintas

sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot komoditi yang bersangkutan, seperti

disajikan pada Tabel 6.4. Pada Tabel 6.4, dapat dilihat bahwa 5 (lima) Komoditi

unggulan lintas sektor adalah usaha industri aneka kerajinan, perdagangan pakaian jadi,

perkebunan karet, perdagangan mobil/motor, dan toko kelontong.

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai Komoditi unggulan lintas

sektor berturut-turut adalah usaha peternakan sapi potong, perkebunan kelapa dalam,

usaha peternakan ayam ras pedaging, perdagangan aneka kerajinan, dan perdagangan

sembako. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 (sepuluh) Komoditi unggulan lintas sektor,

maka sektor usaha perdagangan menempatkan 5 komoditi pada daftar 10 Komoditi

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 44: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 8

ungulan lintas sektor di Kota Palangka Raya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha

pada sektor perdagangan merupakan sektor andalan untuk pembangunan ekonomi di

Kota Palangka Raya, setelah sektor industri.

Tabel 6.410 Komoditi Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor

terbobot Tertinggi Sebagai Unggulan Lintas Sektor Kota

Palangka Raya

No Komoditas Skor Terbobot Sektor Usaha1 Kerajinan 0,0503 Industri2 Pakaian Jadi 0,0499 Perdagangan3 Karet 0,0471 Perkebunan4 Mobil dan Motor 0,0464 Perdagangan5 Toko Kelontong/Waserda 0,0336 Perdagangan6 Sapi Potong 0,0316 Peternakan7 Kelapa Dalam 0,0311 Perkebunan8 Ayam Ras Pedaging 0,0273 Peternakan9 Kerajinan Khas 0,0265 Perdagangan10 Sembako 0,0241 Perdagangan

Kedudukan Komoditi unggulan lintas sektor di Kota Palangka Raya

berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat

dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5Kedudukan Komoditi Unggulan Lintas Sektor di Kota Palangka Raya

NoKomiditiUnggulan Potensi Prospek

Potensi SaatProspek Kuadran

ini1 Pakaian Jadi 2,8 2,4 Cukup Baik Cukup Baik IV2 Karet 3,6 3,1 Baik Baik I3 Mobil dan Motor 2,3 2,8 Cukup Baik Cukup Baik IV4 Toko Kelontong 2,8 2,9 Cukup Baik Cukup Baik IV5 Sapi Potong 3,0 2,6 Baik Cukup Baik III6 Mebel Kayu 3,3 3,5 Baik Baik I7 Ayam Ras Pedaging 2,7 3,2 Cukup Baik Baik II8 Kerajinan Khas 2,7 2,4 Cukup Baik Cukup Baik IV9 Kerajinan 3,0 2,8 Baik Cukup Baik III

10 Kelapa Dalam 2,8 2,5 Cukup Baik Cukup Baik IV

Seperti dapat dilihat pada Tabel di atas, di antara 10 (sepuluh) Komoditi unggulan

lintas sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, hanya 2 (dua) Komoditi yang

berada pada Kuadran I yang mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik

atau Baik, yaitu usaha perkebunan karet dan industri mebel kayu. Komoditi atau jenis

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 45: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 9

usaha peternakan ayam ras pedaging berada pada kuadran II yang mempunyai Prospek

yang Baik dan Potensi saat ini pada katagori Cukup Baik, dan usaha sapi potong dan

aneka kerajinan berada pada kuadran III. Jenis Usaha perdagangan pakaian jadi, mobil

dan motor, kerajinan khas daerah dan usaha kelapa dalam berada pada kuadran IV

dengan potensi saat ini dan prospeknya berada pada kategori cukup baik.

Di luar 10 (sepuluh) Komoditi unggulan lintas sektor tersebut, Komoditi yang

berada pada Kuadran I, dengan Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang

juga Baik adalah usaha usaha perdagangan sembako, bengkel, perdagangan makanan

dan minuman. Usaha budidaya ikan nila berada pada kuadran II yaitu mempunyai

prospek yang baik, walaupun Potensi saat ini masih pada katagori Cukup Baik. Usaha

pembuatan tahu, anyamana rotan, dan tanaman jagung berada pada kuadran III,

sedangkan usaha angkutan penumpang, peternakan kambing dan kelapa dalam berada

pada kuadran IV yaitu memiliki potensi dan prospek hanya kategori cukup.

Terpilihnya komoditi karet sebagai unggulan dengan skor terbobot tertinggi sesuai

dengan kondisi berkaitan dengan budaya masyarakat dan areal perkebunan karet

rakyat yang memang sangat luas di wilayah Kota Palngka Raya. Sehubungan dengan

pengembangan karet sebagai Komoditi unggulan pertama, diperlukan pengembangan

berupa (1) pengembangan industri pengolahan lateks disentra produksi yang dikelola

oleh Kelompok Usaha Bersama atau Koperasi sehingga petani karet memperoleh nilai

tambah yang lebih baik, (2) pengembangan industri pengolahan barang dari karet

(produk hilir) sehingga dapat memberikan nilai tambah dan pendapatan bagi daerah.

Oleh karena karet sebagai Komoditi unggulan daerah, maka diperlukan dukungan bagi

petani karet rakyat antara lain dari segi ketersediaan modal dan pemasaran hasil dalam

bentuk program kemitraan dengan industri karet remah sehingga lebih mengefisienkan

rantai tataniaga karet di daerah dan meningkatkan pendapatan petani karet.

Secara umum dengan teridentifikasinya komoditi unggulan per sektor/sub-sektor

ekonomi dan lintas sektor, menuntut diperlukan koordinasi dan integrasi kebijakan dan

penyusunan program yang bersifat lintas sektoral atau lintas dinas/instansi Kota

Palangka Raya.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 46: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian

Strate

gi

Penge

mban

gan

Produ

k

Unggu

lan

Kota

Palang

ka

Raya...

...........

...........

..... VI

- 10

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 47: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 1

BAB VII

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN

KOTA PALANGKA RAYA

7.1. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui potensi dan

permasalahan beserta peluang dan ancamannya. Analisis SWOT merupakan salah satu

teknik analisis yang digunakan untuk menginterpretasikan hal-hal yang berhubungan

dengan :

Faktor-faktor internal apakah yang selama ini menjadi kekuatan (strength) dan

kelemahan (weakness).

Faktor-faktor eksternal apakah yang selama ini menjadi peluang (opportunities)

dan ancaman (threath).

Langkah selanjutnya, memformulasikan kedua faktor tersebut kedalam sebuah Matriks

SWOT, seperti yang terdapat pada Tabel 7.1 berikut ini.

Tabel 7.1.

Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Strenght (S)

Kekuatan

Weakness (W)

Kelemahan

Opportunity (O)

KesempatanSO WO

Threat (T)

AncamanST WT

Dalam kegiatan ini analisis SWOT digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

internal dan eksternal yang menjadi kelemahan dan peluang usaha pengembangan produk

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 48: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 2

unggukan yang ada di Kota Palangka Raya. Hasil analisis SWOT diuraikan sebagai

berikut :

Untuk melakukan analisis SWOT di terhadap produk unggulan yang ada di Kota

Palangka Raya terlebih dahulu ditentukan faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang

berada dalam pengendalian (Control liable) yang meliputi faktor kekuatan / Strengths (S)

dan Faktor kelemahan / Weaknesses (W) serta faktor-faktor eksternal yang berada diluar

pengendalian (Uncontrol liable) yang meliputi faktor peluang / Opportunities (O) dan

faktor Tantangan / Theats (T).

7.1.1. Lingkungan Internal

7.1.1.1. Kekuatan

1. Banyaknya permintaan pasar akan produk unggulan Kota Palangka Raya

2. Bahan baku tersedia di daerah setempat/mudah diperoleh.

3. Keterampilan dasar untuk mengolah produk unggulan sudah dimiliki masyarakat

secara turun temurun.

4. Teknologi pengolahan produk unggulan tersedia dan mudah untuk dikuasai atau

ditransfer.

5. Dapat dijadikan usaha andalan/mata pencaharian masyarakat banyak.

6. Adanya dukungan kebijakan dan program dari swasta maupun semua tataran

pemerintah daerah.

7.1.1.2. Kelemahan

1. Manajemen, teknologi dan peralatan yang digunakan masih sederhana sehingga kurang

efektif dan efesien.

2. Mutu produk unggulan yang beragam dan belum ada standarisasi.

3. Akses informasi pasar produk unggulan masih terbatas/belum dikuasai.

4. Kualitas produk unggulan kita yang belum memenuhi persyaratan teknis dan tidak

menarik konsumen.

5. Modal usaha dalam pengembangan produk unggulan yang masih minim.

6. Belum adanya sistem pemasaran bersama produk unggulan Kota Palangka Raya

7. Belum adanya standar pelayanan minimal dalam pembinaan penanganan produk

unggulan.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 49: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 3

7.1.2. Lingkungan Eksternal

7.1.2.1. Peluang

1. Ada keinginan kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya sekaligus

meningkatkan kesejahteraannya.

2. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk menjadikan produk

unggulan sebagai pelaku utama ekonomi daerah.

3. Pangsa pasar produk unggulan dalam negeri cukup luas.

4. Fundamental ekonomi makro nasional mulai membaik.

5. Dapat dikembangkan untuk pasar dalam negeri dan ekspor.

6. Tersedianya berbagai fasilitas keuangan sehingga produk unggulan kita semakin mudah

untuk mendapat permodalan.

7. Semakin lancarnya transfortasi sehingga mobilitas orang dan barang dari suatu tempat

lainnya menjadi lebih mudah dan cepat.

8. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan komunikasi serta media informasi.

7.1.2.2. Tantangan

1. Daya saing produk unggulan kita masih lemah

3. Persaingan semakin ketat baik dari produksi dalam negeri maupun barang impor.

4. Iklim usaha belum kondusif bila dibandingkan fasilitasi daerah lain sebagai pesaing

terhadap produk unggulan kita.

5. Kebijakan pemerintah di berbagai bidang seperti tarif BBM, tarif transportasi dan tarif

listrik telah meningkat biaya yang tidak kecil

6. Pemahaman/interprestasi otoda belum terstandardisasi antar daerah menjadikan iklim

usaha produk unggulan tidak kondusif.

7. Terbatasnya sumberdaya produktif antara lain terbatasnya ketersediaan bahan baku,

sumberdaya alam dan lainnya.

Dari analisi SWOT diatas maka akan dibuat Matrik Kuadran SWOT dengan bobot

skala nilai 1 – 5 seperti pada Tabel 7.2.PDF Crea

te! 5

Trial

www.nuance

.com

Page 50: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 4

Tabel 7.2

Matrik Kuadran SWOT dengan bobot skala nilai 1 – 5

No. Kekuatan B Kelemahan B1.

2.

3.

4.

5.

6.

Banyaknya permintaan pasar akan produkunggulan Kota Palangka RayaBahan baku tersedia di daerah setempat/mudahdiperoleh.Keterampilan dasar untuk mengolah produkunggulan sudah dimiliki masyarakat secara turuntemurun.Teknologi pengolahan produk unggulan tersediadan mudah untuk dikuasai atau ditransfer.Dapat dijadikan usaha andalan/mata pencaharianmasyarakat banyak.Adanya dukungan kebijakan dan program dariswasta maupun semua tataran pemerintah daerah..

4

5

5

4

3

4

1. Manajemen, teknologi dan peralatanyang digunakan masih sederhanasehingga kurang efektif dan efesien.

2. Mutu produk unggulan yang beragamdan belum ada standarisasi.

3. Akses informasi pasar produk unggulanmasih terbatas/belum dikuasai.

4. Kualitas produk unggulan kita yangbelum memenuhi persyaratan teknis dantidak menarik konsumen.

5. Modal usaha dalam pengembanganproduk unggulan yang masih minim.

6. Belum adanya sistem pemasaran bersamaproduk unggulan Kota Palangka Raya

7. Belum adanya standar pelayananminimal dalam pembinaan penangananproduk unggulan.

3

4

5

3

4

3

4

Peluang B Tantangan B1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Ada keinginan kuat dari masyarakat untukmemajukan ekonominya sekaligus meningkatkankesejahteraannya.Adanya komitmen yang kuat dari pemerintahdaerah untuk menjadikan produk unggulansebagai pelaku utama ekonomi daerah.Pangsa pasar produk unggulan Kota PalangkaRaya cukup luas.Fundamental ekonomi makro nasional mulaimembaik.Dapat dikembangkan untuk pasar dalam negeridan ekspor.Tersedianya berbagai fasilitas keuangan sehinggaproduk unggulan kita semakin mudah untukmendapat permodalan.Semakin lancarnya transfortasi sehinggamobilitas orang dan barang dari suatu tempatlainnya menjadi lebih mudah dan cepat.Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dankomunikasi serta media informasi.

5

4

33

4

3

4

4

1. Daya saing produk unggulan kita masihlemah

3. Persaingan semakin ketat baik dariproduksi dalam negeri maupun barangimpor.

4. Iklim usaha belum kondusif biladibandingkan fasilitasi negara pesainterhadap produk unggulan kita..

5. Kebijakan pemerintah di berbagai bidangseperti tarif BBM, tarif transportasi dantarif listrik telah meningkat biaya yangtidak kecil

6. Pemahaman/interprestasi otoda belumterstandardisasi antar daerah menjadikaniklim usaha produk unggulan tidakkondusif.

7. Terbatasnya sumberdaya produktif antaralain terbatasnya ketersediaan bahan baku,sumberdaya alam dan lainnya.

4

4

3

3

3

2

Pengukuran dan Pencapaian Kinerja

Beberapa kendala yang menjadi kelemahan pada Tabel 7.2. Matrik kuadran SWOT

maka dapat dinilai seberapa tingkat urgensi dari tiap-tiap faktor dibandingkan dengan

faktor lain baik pada internal maupun pada ekstenal. Untuk melihat seberapa urgen dari

tiap-tiap faktor internal seperti pada Tabel 7.3.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 51: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 5

Tabel 7.3.Matrik Tingkat Urgensi Dari Tiap-tiap Faktor Dibandingkan

dengan Faktor internal dan Ekstenal

No. Faktor IntenalKekuatan (Strengths)

Faktor Yang Lebih Urgena b c d e f g h k Jlh Bobot

a.

b.

c.

d.

e.

Banyaknya permintaan pasar akan produkunggulan Kota Palangka RayaBahan baku tersedia di daerahsetempat/mudah diperoleh.Keterampilan dasar untuk mengolahproduk unggulan sudah dimilikimasyarakat secara turun temurun.Teknologi pengolahan produk unggulantersedia dan mudah untuk dikuasai atauditransfer.Adanya dukungan kebijakan danprogram dari swasta maupun semuatataran pemerintah daerah.

x

a

c

a

a

a

x

c

b

b

c

c

x

c

c

a

b

c

x

d

a

b

c

d

x

a

f

c

f

f

g

b

c

g

e

a

h

c

d

h

k

k

k

k

k

5

4

7

3

1

13.16 %

10.53 %

18.42 %

7.89 %

2.63 %

Kelemahan(Weaknesses)

f.

g.

h.

k.

Manajemen, teknologi dan peralatan yangdigunakan masih sederhana sehinggakurang efektif dan efesien.Mutu produk unggulan yang beragam danbelum ada standarisasi.Akses informasi pasar produk unggulanmasih terbatas/belum dikuasai.Modal usaha dalam pengembanganproduk unggulan yang masih minim.

a

g

a

k

f

b

h

k

c

c

c

k

f

g

d

k

f

e

h

k

x

g

f

k

g

x

g

g

f

g

x

k

k

g

k

x

4

5

2

7

10.53 %

13.16 %

5.26 %

18.42 %

Total 5 4 7 3 1 4 5 2 7 38 100%

Dari Tabel 7.3. menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan tertinggi adalah

Keterampilan dasar untuk mengolah produk unggulan sudah dimiliki masyarakat secara

turun temurun dengan bobot 18.42 %, sedangkan faktor kekuatan terendah adalah adanya

dukungan kebijakan dan program dari swasta maupun semua tataran pemerintah daerah

dengan bobot nilai 2.63 %.

Disisi lain faktor yang menjadi kelemahan tertinggi adalah Mutu produk unggulan

yang beragam dan belum ada standarisasi dengan bobot 13.16 %, sedangkan faktor

kelemahan terendah adalah Akses informasi pasar produk unggulan masih terbatas/belum

dikuasai dengan bobot 5.26 %.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 52: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 6

Tabel 7.4.Penentuan Faktor yang Lebih Urgen dari Faktor Eksternal

peluang dan Tantangan

No. Faktor EksternalPeluang (Opportunities)

Faktor Yang Lebih Urgen

a b c d e f g h k Jlh Bobota.

b.

c.

d.

e.

Ada keinginan kuat dari pengrajinAda keinginan kuat dari masyarakat untukmemajukan ekonominya sekaligusmeningkatkan kesejahteraan.Adanya komitmen yang kuat daripemerintah daerah untuk menjadikanproduk unggulan sebagai pelaku utamaekonomi daerah.Dapat dikembangkan untuk pasar dalamnegeri dan ekspor.Semakin lancarnya transfortasi sehinggamobilitas orang dan barang dari suatutempat lainnya menjadi lebih mudah dancepat.Meningkatnya ketersediaan sarana,prasarana dan komunikasi serta mediainformasi.

x

a

a

a

a

a

x

c

b

b

a

c

x

c

c

a

b

c

x

d

a

b

c

d

x

f

f

c

d

e

a

g

c

g

g

a

b

h

h

h

a

b

c

d

e

7

4

6

3

2

19.44

11.11

16.67

8.33

5.55

Tantangan(Threats)

f

g

h

k

Persaingan semakin ketat baik dariproduksi dalam negeri maupun barangimpor.Daya saing produk unggulan kita masihlemahIklim usaha belum kondusif biladibandingkan fasilitasi negara pesainterhadap produk unggulan kita.Kebijakan pemerintah di berbagai bidangseperti tarif BBM, tarif transportasi dantarif listrik telah meningkat biaya yangtidak kecil

f

a

a

a

f

g

b

b

c

c

h

c

d

g

h

d

e

g

h

e

x

g

f

f

g

x

g

g

f

g

x

k

f

g

k

x

4

6

3

1

11.11

16.67

8.33

2.78

Total 7 4 6 3 2 4 6 3 1 36 100%

Dari Tabel 7.4. menunjukkan faktor peluang tertinggi adalah adanya keinginan

kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya sekaligus meningkatkan

kesejahteraan dengan bobot 19.44 %. Sedangkan faktor peluang terendah adalah

meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan komunikasi serta media informasi

dengan bobot hanya 5.55 %.

Untuk faktor tantangan tertinggi adalah daya saing produk unggulan kita masih

lemah dengan bobot 16.67 %, sedangkan tantangan terendah adalah lebijakan pemerintah

di berbagai bidang seperti tarif BBM, tarif transportasi dan tarif listrik telah meningkat

biaya yang tidak kecil dengan bobot 2.78 %.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 53: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 7

7.1.3. Analisis Masalah

1. Manajemen, teknologi dan peralatan yang digunakan masih sederhana sehingga kurang

efektif dan efesien.

2. Mutu produk unggulan yang beragam dan belum ada standarisasi.

3. Akses informasi pasar produk unggulan masih terbatas/belum dikuasai.

4. Kualitas produk unggulan kita yang belum memenuhi persyaratan teknis dan tidak

menarik konsumen.

5. Modal usaha dalam pengembangan produk unggulan yang masih minim.

6. Belum adanya sistem pemasaran bersama produk unggulan Kota Palangka Raya.

7. Belum adanya standar pelayanan minimal dalam pembinaan penanganan produk

unggulan.

7.1.4. Memilih dan Menetapkan Kunci Keberhasilan

7.1.4.1. Analisis Faktor Kunci Keberhasilan

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kunci keberhasilan melalui pendekatan

analisis Swot dapat dilihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Faktor kunci

keberhasilan dipilih setelah dilakukan analisis keterkaitan faktor internal dan eksternal.

Dari hasil evaluasi keterkaitan faktor internal dan faktor eksternal maka dapat

ditentukan faktor kunci keberhasilan dengan ketentuan sebagai berikut :

Bila faktor kunci keberhasilan (FKK) yang dipilih adalah yang memiliki total nilai

bobot (TNB) sama, maka yang dipilih, nilai bobot dukung terbesar (NBD) terbesar. Kalau

NBD sama maka yang dipilih NBK terbesar, kalau NBK sama, maka yang dipilih bobot

faktor (BF) terbesar, kalau BF sama dipilih berdasarkan pertimbangan prioritas.

Berdasarkan Matrik evaluasi keterkaitan faktor internal dan faktor eksternal, maka

dapat ditentukan faktor kunci keberhasilan diambil dari total nilai bobot terbesar yaitu :

a. Kekuatan adalah keterampilan dasar untuk mengolah produk unggulan sudah

dimiliki masyarakat secara turun temurun diperoleh, dengan TNB 1.86

b. Kelemahan adalah mutu produk unggulan yang beragam dan belum ada

standarisasi dengan TNB 1.00.

c. Peluang adalah ada keinginan kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya

sekaligus meningkatkan kesejahteraan, dengan TNB 1.87.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 54: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 8

d. Tantangan adalah Daya saing produk unggulan kita masih lemah dengan TNB

1.42.

Adapun peta kekuatan daya saing dapat dilihat pada Gambar 7.1

Keterangan :

SO = (4.06; 4.71) berada pada kuadran I

ST = (4.06 ; 2.66) berada pada kuadran II

WO = (3.64; 4.71) berada pada kuadran III

WT = (3.64; 2.66) berada pada kuadran IV

Gambar 7.1. Peta Kekuatan Daya Saing Produk Unggulan Kota Palangka Raya

Agar diketahui posisi kekuatan daya saing, dibuat peta kekuatan daya saing produk

unggulan dengan membandingkan jumlah TNB dari masing-masing faktor yaitu :

a. Kekuatan (Strengths) sebesar 4.06

b. Kelemahan (weknesses) sebesar 3.64

c. Peluang (oportunities) sebesar 4.71

d. Tantangan (threats) sebesar 2.66

Dari Gambar 6.1. Peta kekuatan daya saing menunjukkan bahwa kekuatan daya

saing berada pada kuadran I yang berarti produk unggulan Kota Palngka Raya tersedia

S

W

T O

II I

IIIIV

(4.06).

(4.71)

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 55: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 9

didaerah setempat/mudah diperoleh yang menjadi kekuatan yang bisa dimanfaatkan

menjadi peluang.

7.1.4.2. Penyusunan Strategi

Penyusunan strategi adalah penyusunan tentang serangkaian tindakan diantara

berbagai alternatif yang tersedia dalam upaya pemecahan masalah-masalah daya saing

yang didesain untuk mencapai tujuan utama kajian strategi pengembangan produk

unggulan Kota Palangka Raya. Kajian strategi mengundang suatu siasat sesuatu dipikirkan

sesuatu yang direkayasa guna mengoptimalkan peran kekuatan pendorong (faktor

kekuatan dan peluang) dalam rangka meminimalkan peran kekuatan penghambat (faktor

kelemahan dan tantangan).

Ini merupakan jawaban atas pertanyaan sejauh mana analisis terhadap kekuatan

pendorong dengan kekuatan penghambat dan langkah apa (action plan) yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan yang direncanakan sehingga mampu menyusun ide-ide

strategis melalui sumbang saran untuk memperkuat kekuatan kunci. Dengan demikian

digunakan matrik kuadran SWOT guna menyusun formulasi strategi dengan

mengintegrasikan faktor internal dan eksternal menjadi faktor kunci yang dibuat dalam

bentuk formulasi strategi SWOT seperti Tabel 7.5.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 56: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 10

Tabel 7.5.

Diagram Formulasi Strategi SWOT

Faktor Internal

Faktor Esksternal

Kekuatan (Strenghts)1.Banyaknya permintaan pasar akan

produk unggulan Kota PalangkaRaya

2.Bahan baku tersedia di daerahsetempat/mudah diperoleh.

3.Keterampilan dasar untukmengolah produk unggulan sudahdimiliki masyarakat secara turuntemurun.

4.Teknologi pengolahan produkunggulan tersedia dan mudahuntuk dikuasai atau ditransfer.

5.Adanya dukungan kebijakan danprogram dari swasta maupunsemua tataran pemerintah daerah.

Kelemahan (Weakness)1.Manajemen, teknologi dan

peralatan yang digunakan masihsederhana sehingga kurang efektifdan efesien.

2.Mutu produk unggulan yangberagam dan belum adastandarisasi.

3.Akses informasi pasar produkunggulan masih terbatas/belumdikuasai.

4.Modal usaha dalam pengembanganproduk unggulan yang masihminim.

Peluang (Opportunities)1.Ada keinginan kuat dari pengrajin2.Ada keinginan kuat dari masyarakat

untuk memajukan ekonominyasekaligus meningkatkankesejahteraan.

3.Adanya komitmen yang kuat daripemerintah daerah untukmenjadikan produk unggulansebagai pelaku utama ekonomidaerah.

4.Dapat dikembangkan untuk pasardalam negeri dan ekspor.

5.Semakin lancarnya transfortasisehingga mobilitas orang danbarang dari suatu tempat lainnyamenjadi lebih mudah dan cepat.

6.Meningkatnya ketersediaan sarana,prasarana dan komunikasi sertamedia informasi.

Strategi (SO)Meningkatkan dan memanfaatkanproduk unggulan tersedia di daerahsetempat/mudah diperolehsemaksimal mungkin untukpengembangan produk unggulansebagai produk yang dapatdikembangkan untuk pasar dalamnegeri dan ekspor.

Strategi (WO)Meningkatkan permodalan usahamasyarakat yang masih minim,melalui komitmen yang kuat daripemerintah daerah untuk menjadikanproduk unggulan sebagai pelakuutama ekonomi daerah danmemanfaatkan fasilitas keuangansehingga produk unggulan semakinmudah untuk mendapat permodalan,sehingga produk yang dihasilkandapat dikembangkan untuk pasardalam negeri dan ekspor.

Tantangan (Threats)1.Persaingan semakin ketat baik dari

produksi dalam negeri maupunbarang impor.

2.Daya saing produk unggulan kitamasih lemah

3.Iklim usaha belum kondusif biladibandingkan fasilitasi negarapesain terhadap produk unggulankita.

4.Kebijakan pemerintah di berbagaibidang seperti tarif BBM, tariftransportasi dan tarif listrik telahmeningkat biaya yang tidak kecil

Strategi (ST)Memanfaatkan ketersediaan produkunggulan yang ada di daerahsetempat/mudah diperoleh untukkerajinan anyaman dan membuatperaturan daerah yang berhubungandengan produk unggulan di KotaPalangka Raya.

Strategi (WT)Meningkatkan modal usahamasyarakat yang masih minim, danmeningkatkan Daya saing produkunggulan kita masih lemah.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 57: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 11

7.1.4.3. Rencana Kegiatan

Sebelum rencana kegiatan disusun terlebih dahulu dilihat kekuatan faktor

pendorong serta faktor penghambat yang bersumber dari internal juga eksternal sehingga

menjadi dasar dalam penyusunan rencana kegiatan yang dalam hal ini faktor pendorong

meruapakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan.

Gambar 7.2. Peta Medan Kekuatan Daya Saing Kerajinan Anyaman

Sedangkan faktor penghambat merupakan perpaduan antara kelemahan dan

tantangan, untuk jelasnya matrik evaluasi faktor pendorong dan penghambat dapat dilihat

pada Lampiran 3.2.

Hasil evaluasi faktor pendorong dan penghambat menunjukkan bahwa Total Nilai

Bobot (TNB) faktor pendorong lebih besar yaitu 8.77, sedangkan faktor penghambat 6.30.

Berdasarkan besarnya TNB tiap-tiap faktor pendorong dan penghambat dapat

Arah yang diinginkan

D = 7.48 H = 8.17

D1 = 1.04

D2 = 0.67

D7 = 0.69

D6 = 1.87

D5 = 0.07

D4 = 0.42

D3 = 1.86

D9 = 0.47

D8 = 1.46

D10 = 0.22

H1 = 0.65

H8 = 0.10

H6 = 1.42

H7 = 0.45

H5 = 0.69

H4 = 1.77

H3 = 0.22

H2 = 1.00

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 58: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 12

divisualisasikan kekuatan daya saing kedalam peta medan kekuatan organisasi seperti pada

Gambar 7.2.

Dari Gambar 7.2. menunjukkan bahwa faktor pendorong terbesar terletak pada D6

(TNB = 1.87) yaitu adanya keinginan kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya

sekaligus meningkatkan kesejahteraannya, sedangkan faktor penghambat terbesar H4

(1.77) yaitu modal usaha pengembangan produk unggulan yang masih minim.

7.2. Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya

Sebagai mana visi merupakan suatu cara pandang jauh kedepan tentang kemana

dan bagaimana suatu instansi/organisasi akan diarahkan agar tetap konsisten dan eksis,

walaupun mungkin visi tidaka akan pernah tercapai, tetapi para pelaku dalam organisasi

tidak akan pernah berhenti untuk mencapainya. Dalam mengantisipasi tantangan dimasa

depan menuju kondisi yang diinginkan, maka visi pengembangan produk unggulan di Kota

Palangka Raya. adalah ”Menjadikan produk unggulan sebagai tulang punggung penggerak

perekonomian Kota Palangka Raya”.

Perkembangan industri kecil menengah yang memanfaatkan produk unggulan

diarahkan pada penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan meningkatkan jumlah

pembukaan usaha baru dan meningkatkan kemampuan berkompetisi bagi usaha yang ada

dengan jalan antara lain:

1. Kemudahan dan penyederhanaan perizinan usaha,

2. Terlaksananya standar pelayanan,

3. Keselarasan produk hukum di Kota Palangka Raya dengan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi,

4. Adanya komitmen untuk percepatan pertumbuhan dan pembangunan usaha kecil

menengah dengan memanfaatkan produk unggulan yang ada didaerah.

Dalam perencanaan strategi pengembangan produk unggulan, banyak sekali

program yang diusulkan baik yang dikaji dan dirumuskan secara teknis, maupun usulan

program kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat baik langsung keinstansi teknis maupun

melalui legislatif. Namun program kegiatan tersebut sangat sulit untuk direlisasi dengan

ketersedian dana anggaran pembangunan, rencana strategis tersebut dalam bentuk program

kerja dinas secara umum. Strategi pengembangan produk unggulan di Kota Palangka Raya

adalah sebagai berikut :

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 59: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 13

1. Fasilitas kerjasama kemitraan IMKM dengan pihak swasta

2. Peningkatan SDM pelaku usaha Industri Kecil Menengah yang berbasis produk

unggulan daerah.

3. Konsultasi program pengembangan produk unggulan.

4. Pembinaan industri kecil berbasis produk unggulan daerah dalam memperkuat klaster

berbasis produk unggulan daerah.

5. Pembinaan kemampuan teknologi.

6. Pembinaan kemampuan teknologi pengolahan hasil berbasis produk unggulan daerah.

8. Bantuan peralatan dalam pengolahan dan pengembangan berbasis produk unggulan

daerah.

7.3. Kebijakan Pengembangan Produk Unggulan.

Khususnya pengembangan produk unggulan daerah diutamakan perkembangan

pada sentra produk unggulan daerah.yang mempunyai ekslarasi yang lebih luas. Dengan

demikian maka kebijakan yang ditempuh adalah dengan pemantapan program, perkuatan

sumber daya manusia yang dilakukan sebagai berikut :

a. Pemantapan Program

- Pembinaan dan perkembangan produk unggulan daerah

- Merangsang pertumbuhan industri yang berbasis potensi daerah seperti produk

unggulan daerah

- Pengembangan Industri Kecil Menengah berbasis produk unggulan daerah

- Pengembangan usaha produk unggulan daerah bagi keluarga miskin

b. Perkuatan Sumber Daya Manusia (SDM)

1. Perusahaan Industri Kecil Menengah Berbasis Produk Unggulan Daerah

- Pelatihan manajemen untuk teknik produk, pemasaran dan lain-lain

- Magang, studi banding, konsultasi ke daerah lain

2. Sumber Daya Manusia Aparat

- Pelatihan Shindum

- Magang, seminar dan lainnya

3. Penggunaan Sumber Daya Masyarakat

- Perguruan tinggi

- Konsultan

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 60: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 14

-Litbang dan lainnya

7.4. Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian antara lain adalah :

1. Perkembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang kuat dan mandiri berbasis

produk unggulan daerah.

2. Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) yang mampu pada sumber daya

alam yang tersedia.

3. Peningkatan keterampilan sumber daya manusia dibidang industri dan perdagangan

berbasis produk unggulan daerah

4. Tersedianya lapangan usaha dan lapangan kerja.

5. Meningkatnya pendapatan masyarakat.

6. Meningkatnya kelancaran distribusi barang dan jasa.

7. Meningkatnya devisa melalui peningkatan ekspor non migas.

8. Meningkatnya kemampuan eksportir/ calon eksportir.

9. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan produk unggulan daerah

.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 61: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. V - 1

BAB VIIIKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8.1. Kesimpulan

Penetapan Komoditi Unggulan Kota Palangka Raya Propinsi Kalimantan Tengah

dilandasi tujuan untuk (i) penciptaan lapangan kerja, (ii) pertumbuhan ekonomi, dan (iii)

peningkatan daya saing produk, masing-masing dengan tingkat kepentingan 0,430; 0,312

dan 0,258. Berdasarkan tujuan tersebut ditetapkan 11 kriteria yang digunakan untuk

menetapkan Komoditi Unggulan yang masing-masing dengan tingkat bobot kepentingan

yang berbeda, dengan urutan sebagai berikut yaitu Ketersediaan Pasar (0,1683),

Teknologi (0,1083), Manajemen Usaha (0,0989), Keterampilan Tenaga Kerja yang

Dibutuhkan (0,0910), Penyerapan Tenaga Kerja (0,0891), Sarana Produksi dan Usaha

(0,0874), Harga / Nilai Tambah (0,0868), Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah

(0,0765), Bahan Baku (0,0750), Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal (0,0676), Aspek

Sosial Budaya yaitu Ciri Khas/Karateristik Daerah (0,0511). Kriteria yang digunakan

untuk menyaring Komoditi tingkat Kecamatan untuk menjadi kandidat Komoditipada

tingkat Kabupaten adalah (1) jangkauan pasar (0,3198), (2) kontribusi terhadap

perekonomian kecamatan (0,2826), (2) ketersediaan input/sarana produksi atau usaha

(0,2300) dan (4) jumlah unit usaha/ produksi/ luas areal (0,1676).

Berdasarkan kriteria dan tingkat kepentingannya, terpilih Komoditi Unggulan

Kota Palangka Raya yang mempunyai skor terbobot yaitu: Kota Palangkaraya, pada

subsektor tanaman padi/palawija adalah jagung, pada subsektor sayur-sayuran adalah

terong dan pada sebsektor buah-buahan adalah nenas. Pada sektor perkebunan adalah

karet, pada sektor peternakan adalah sapi potong, dan pada sektor perikanan adalah

budidaya ikan patin. Komoditi unggulan pada sektor industri adalah produk kerajinan,

pakaian jadi pada sektor perdagangan, bengkel pada sektor jasa.

Berdasarkan skor komoditi unggulan tiap sektor dan tingkat kepentingan sektor

ekonomi masing-masing kecamatan terhadap tujuan penetapan Komoditi Unggulan,

telah teridentifikasi 5 (lima) Komoditi Unggulan kecamatan (lintas sektor) yang

mempunyai nilai skor-terbobot masing-masing, Komoditi unggulan Kota Palangka Raya,

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 62: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. V - 2

yaitu industri produk kerajinan, perdagangan pakaian jadi, perkebunan karet,

perdagangan kendaraan bermotor dan barang kelontong. Diantara Komoditi Unggulan

Lintas Sektor tersebut, perdagangan pakaian jadi, kendaraan bermotor, dan kelontong

mempunyai prospek dan potensi saat ini masih pada katagori Cukup Baik, peternakan

sapi potong mempunyai prospek Baik, dan perkebunan karet berada pada kuadran

pertama dengan prospek dan potensi saat ini yang tergolong Baik.

8.2. Rekomendasi

Rekomendasi kebijakan untuk pengembangan Komoditi Unggulan adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan dan program yang bersifat lintas sektor di tingkat Kota Palangka Raya,

seyogyanya lebih diintensifkan, dengan dukungan alokasi dana yang lebih

proporsional sesuai dengan nilai Skor-terbobot Komoditi yang bersangkutan.

2. Komoditi Unggulan seyogyanya dituangkan kedalam bentuk ketentuan hukum

(seperti Perda atau Surat Keputusan Kepala Daerah, atau dituangkan dalam

dokumen RPJM), sehingga bersifat mengikat dan menjadi acuan bagi semua

instansi dan pemangku pemangku kepentingan lain dalam pengembangan UMKM

pada bisnis Komoditi Unggulan yang telah diidentifikasi.

3. Pendekatan Klaster yang terintegrasi menurut rantai nilai dari hulu ke hilir perlu

dikembangkan untuk pengembangan Komoditi Unggulan. Selain itu perlu

dikembangkan sistem informasi peluang investasi dan informasi pasar Komoditi

Unggulan.

4. Pada wilayah sentra produksi Komoditi Unggulan memerlukan perbaikan dan

peningkatan infrastruktur dan sarana transportasi. Selain itu perlu diintensifkan

pengembangan atau revitalisasi kelembagaan pelaku usaha (kelompok usaha,

gabungan kelompok usaha, koperasi atau asosiasi) untuk meningkatkan efisiensi

biaya transaksi usaha dan pemasaran bersama..

5. Pada setiap Komoditi Unggulan perlu dilakukan Penyusunan Lending Model

sehingga lebih meningkatkan minat calon investor/ pelaku usaha untuk

mengembangkan usaha Komoditi Unggulan.

6. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk menumbuh-kembangkan

kelompok wirausaha baru untuk usaha Komoditi Unggulan, dengan sasaran pelaku

usaha adalah Sarjana yang “baru” lulus dari Perguruan Tinggi Daerah melalui

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 63: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. V - 3

tahapan rekruitmen/seleksi, pendidikan/pelatihan tambahan (pada aspek

wirausaha dan keterampilan teknis serta usaha), serta penyediaan fasilitas kredit

permodalan/pembiayaan dengan skim dana bergulir.

7. Pengembangan dan rancang bangun Model Implementasi Pengembangan Usaha

komoditi Unggulan pada Setiap Wilayah Kota Palangka Raya.

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 64: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Lampiran 1. Foto Kegiatan Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota PalangkaRaya

Seminar Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya Tahun 2018

Pertemuan Tim Balitbang Kota Palangka Raya dan TIM Peneliti UPR dengan Staf Balitbang Provinsi

Kalimantan Barat di Pondtianak

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 65: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kunjungan ke UPTD Agribisnis, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak (Aloe vera

Center)

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 66: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Kebun Anggrek

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com

Page 67: LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk unggulan di kota palangka raya badan penelitian dan pengembangan kota palangka

Display Produk Aloe vera

PDF Create!

5 Tria

l

www.nuance

.com