Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIPA FAKULTAS
UNIVERSITAS LAMPUNG
PEMANFAATAN CHARCOAL DIPERKAYA MIKROORGANISME UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS TANAH SERTA MENDUKUNG PENGELOLAAN
LIMBAH TERPADU DI DESA MARGA AGUNG, LAMPUNG SELATAN
Disusun Oleh:
Dr. Ir. Afandi, MP : 0002046405 (NIDN)
Ir. Hery Novpriansyah, MSi : 0015116602 (NIDN)
Ir. Didin Wiharso, M.Si. : 0005076107 (NIDN)
Winih Sekaringtyas Ramadhani, S.P. M.P : 0005039402 (NIDN)
ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENGABDIAN DIPA FAKULTAS UNIVERSITAS LAMPUNG Judul Pengabdian : Pemanfaatan charcoal diperkaya mikroorganisme
untuk meningkatkan kualitas tanah serta mendukung
pengelolaan limbah terpadu di Desa Marga Agung,
Lampung Selatan
Kode/Nama Rumpun Ilmu : Ilmu Tanah
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Afandi, MP
b. NIDN : 0002046405
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Program Studi : Ilmu Tanah
e. Nomor Hp : (+62) 822-8183-3451
f. Alamat Surel (e-mail) : [email protected]
Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Ir. Hery Novpriansyah, MSi
b. NIDN : 0015116602
c. Program Studi : Ilmu Tanah
Anggota (2)
a. Nama Lengkap :Dr.Ir. Didin Wiharso, M.Si.
b. NIDN : 0005076107
c. Program Studi : Ilmu Tanah
Anggota (3)
a. Nama Lengkap : Winih Sekaringtyas Ramadhani, S.P. M.P
b. NIDN : 0005039402
c. Program Studi : Ilmu Tanah
Lama Kegiatan : 3 Bulan
Biaya Kegiatan : Rp 5.000.000,-
Bandar Lampung, 13 Okotober 2021
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, MSi
Ketua
Dr. Ir Afandi, MP
NIP. 1966110319880310003
Menyetujui
Ketua L P P M Universitas Lampung
PEMANFAATAN CHARCOAL DIPERKAYA MIKROORGANISME UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS TANAH SERTA MENDUKUNG PENGELOLAAN
LIMBAH TERPADU DI DESA MARGA AGUNG, LAMPUNG SELATAN
ABSTRAK
Desa Marga Agung memiliki tanah didominasi pasir. Kondisi tersebut membuat petani
mengalami kerugian karena lahan selalu di irigasi. Selain itu, terjadi permasalahan
penumpukan limbah sekam padi yang tidak dimanfaatkan petani. Melihat potensi yang ada,
perlu dilakukannya pemanfaatan limbah sekam padi menjadi charcoal. Charcoal mampu
memperbaiki sifat kimia dan fisika tanah serta daya cengkram air. Namun, ketersediaan
nitrogen sangat rendah (0,09%), sehingga perlu penambahan mikroorganisme yang mampu
menyediakan hara. Oleh karena itu perlu penambahan Liquid Organic Biofertilizer (LOB)
yang kaya mikroorganisme serta mampu meningkatkan kesuburan tanah. Namun petani
belum mengenal dan memanfaatkan limbah sekam padi menjadi charcoal yang di perkaya
dengan LOB.
Melihat potensi serta dihubungkan dengan permasalahan yang ada, perlu dilakukannya
pendampingan, memberikan wawasan serta keterampilan pemanfaatan limbah sekam padi
menjadi charcoal yang diperkaya LOB sebagai bahan pembenah tanah. Charcoal yang
diperkaya LOB, mampu meningkatkan kesuburan tanah, produksi padi serta menurunkan
penggunaan pupuk kimia.
Kegiatan pengabdian dilakukan dengan ceramah, demonstrasi, evaluasi dan demoplot.
Sasaran pengabdian yaitu anggota kelompok tani di Desa Marga Agung. Kegiatan
berlangsung selama enam bulan. Pada akhir kegiatan diharapkan peserta terampil membuat
charcoal yang diperkaya LOB dari limbah sekam padi untuk mendukung pengelolaan
limbah secara terpadu, meningkatkan kualitas tanah serta mampu menciptakan ekonomi
kreatif di Marga Agung. Hasil pengabdian, menunjukkan bahwa warga di Marga Agung
sangat antusias terhadap pelatihan pembuatan charcoal yang diperkaya dengan LOB. Hal
ini terlihat dengan masyarakat yang aktif tanya jawab terhadap kegiatan pengabdian
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................................. 1
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 2
a. Analisis Situasi ............................................................................................... 2
b. Permasalahan Mitra ......................................................................................... 2
c. Tujuan Kegiatan .............................................................................................. 3
d. Manfaat Kegiatan ............................................................................................ 5
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ...................................................... 5
a. Permasalahan dan Solusi yang Ditawarkan ..................................................... 5
b. Rencana dan Target Luaran ............................................................................. 7
c. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ................................................................. 9
a. Metode dan Prosedur Kerja ............................................................................. 9
b. Khalayak Sasaran dan Keterlibatan Mitra ..................................................... 10
c. Rencana Evaluasi dan Keberlanjutan PkM ................................................... 11
BAB 4. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 12
a. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................... 13
b. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 17
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 19
a. Kesimpulan .................................................................................................... 19
b. Saran .............................................................................................................. 19
DAFTAR PESTAKA ......................................................................................... 20
LAMPIRAN ....................................................................................................... 21
BAB 1. PENDAHULUAN
a. Analisis Situasi
Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan memiliki luasan lahan
sebesar 10.500 km2 serta memiliki jumlah penduduk sebanyak 115.345 jiwa (tahun 2019)
dan 116.687 jiwa (tahun 2020) (BPS, 2020). Masyarakat di Desa Marga Agung berprofesi
sebagai petani dengan komoditi utama adalah padi pada musim penghujan, dan jagung
pada musim kemarau. Berdasarkan data BPS (2020), Kabupaten Lampung Selatan
memiliki luas panen padi terluas ke-3 di Provinsi Lampung yaitu 106.058 Ha (tahun 2018).
Jati Agung merupakan Kecamatan yang menyubang luasan panen padi terbesar ke-3 di
Lampung Selatan (8.176 Ha). Salah satu penyumbang luasan panen padi sawah di
Lampung Selatan yaitu Desa Marga Agung. Luasnya lahan sawah di Desa Marga Agung
mengakibatkan melimpahnya limbah pasca panen (sekam padi) yang tidak termanfaatkan
oleh petani. Petani membuang sekam padi tersebut di tempat penggilingan padi. Hal ini
menjadi masalah, karena limbah sekam padi menjadi tempat tinggal tikus sawah yang
mampu merusak lahan pertanian. Penumpukan limbah ini menjadi masalah besar karena
tidak dikelola dengan tepat sehingga mengakibatkan gagal panen.
Selain kendala limbah pasca panen yang tidak termanfaatkan oleh Petani di Desa Marga
Agung, terdapat kendala yang mempengaruhi produksi tanaman, yaitu kondisi tanah di
Desa Marga Agung yang dominan pasir. Oleh karena itu, petani setiap hari melakukan
penyiraman. Kondisi tanah yang dominan pasir, mengakibatkan air irigasi yang diberikan
sangat cepat hilang. Hal ini menjadi permasalahan besar karena petani harus mengeluarkan
uang cukup besar untuk mengairi lahan. Sehingga pada musim kemarau petani di Desa
Marga Agung selalu mengalami kerugian. Melihat permasalahan yang ada serta potensi
limbah yang dapat dikelola dengan tepat, akan memberikan manfaat dalam meningkatkan
kesuburan tanah, mengikat air, meningkatkan produksi tanaman serta produk yang
dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi.
b. Permasalahan Mitra
Permasalahan yang terjadi di Desa Marga Agung yaitu kondisi tanah yang didominasi
pasir sehingga air mudah hilang dan tanaman mengalami kekeringan. Oleh karena itu,
petani setiap hari melakukan penyiraman. Hal ini menjadi permasalahan besar karena
petani harus mengeluarkan uang cukup besar untuk mengairi lahan pada musim kemarau.
Sehingga petani di Desa Marga Agung mengalami kerugian karena biaya budidaya yang
terlalu tinggi dibandingkan pendapatan yang diterima. Kondisi tanah yang didominasi
pasir, mengakibatkan ketersediaan hara dalam tanah menjadi rendah. Rendahnya
ketersediaan hara, diakibatkan karena unsur hara mudah tercuci. Pasir memiliki daya ikat
hara yang sangat rendah. Hal ini berakibat pada produksi tanaman. Berdasarkan data BPS,
pada tahun 2019 produksi padi sawah di kecamatan Jati Agung mengalami penurunan
(30,4 ton) dibandingkan tahun 2018 (43,74 ton) dan tahun 2017 (46,23 ton). Selain itu,
faktor yang mempengaruhi rendahnya kesuburan tanah adalah pengaplikasian pupuk kimia
yang intensif. Ramadhani dan Nuraini (2018), menjelaskan bahwa penurunan kesuburan
tanah diakibatkan karena intensif dalam penggunaan pupuk kimia. Pengunaan pupuk kimia
juga berdampak terhadap produksi padi.
Permasalahan tambahan yang ada di Desa Marga Agung yaitu penumpukan limbah
pasca panen berupa sekam padi yang tidak termanfaatkan. Limbah sekam padi mampu
mencemari lingkungan serta menjadi tempat tinggal tikus sawah yang dapat merusak lahan
sawah dan merugikan petani. Penumpukan limbah ini mampu memberikan dampak buruk,
baik dari kebersihan lingkungan hingga berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain itu,
pemahaman petani terhadap pemanfaatan limbah sekam padi menjadi bahan pembenah
tanah yang sangat rendah sehingga menjadi masalah tambahan di Desa Marga Agung.
Melihat potensi serta dihubungkan dengan permasalahan yang ada, perlu dilakukannya
pendampingan dalam memberikan wawasan serta keterampilan dalam memanfaatkan
limbah pasca panen (sekam padi) menjadi bahan pembenah tanah yang mampu
meningkatkan kesuburan, meningkatkan daya cengkram air dan produksi tanaman. Selain
pemanfaatan limbah sekam padi, perlu dilakukannya pengkayaan dengan mikroorganisme
pada limbah sekam padi agar mampu menyediakan hara di lahan pertanian. Pemanfaatan
bahan pembenah tanah dari limbah sekam padi yang nantinya diperkaya mikroorganisme,
diharapkan mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia, meningkatkan kesuburan tanah,
daya cengkram air, menghasilkan produk padi organik serta mampu menciptakan ekonomi
kreatif di Desa Marga Agung.
c. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada petani
Desa Marga Agung dalam pembuatan “charcoal” yang diperkaya dengan Liquid Organic
Biofertilizer (LOB) yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan daya
cengkram air di lahan. Sehingga kegiatan ini dapat meminimalisir penggunaan pupuk
kimia, mendukung pengelolaan limbah yang lestari, menghasilkan produk padi organik
serta mampu menciptakan ekonomi kreatif di Desa Marga Agung. Tujuan kegiatan tersebut
merupakan resultante dari perumusan dan pemecahan masalah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Kerangka Pemecahan Masalah
Situasi Sekarang Perlakuan Situasi yang Diharapkan
1. Kondisi top soil dominan
pasir mengakibatkan sering
kekeringan
1. Pengarahan dalam manajemen
pengolahan lahan dan teknik
irigasi yang tepat
2. Pengarahan dalam
pemanfaatan bahan pembenah
tanah untuk meningkatkan
kesuburan tanah serta
mencengkram air di tanah
1. Petani memahami cara
manajemen lahan (pengolahan
lahan yang tepat dan
pemberian teknik irigasi yang
tepat) sehingga dapat
menghemat penggunaan air
pada musim kemarau
2. Petani memahami pentingnya
penggunaan bahan pembenah
tanah untuk mencengkram air
serta meningkatkan kesuburan
tanah.
2 . Petani belum mengetahui
cara memanfaatkan limbah
pasca panen (sekam padi)
yang jumlahnya melimpah,
sehingga menjadi polusi di
lingkungan masyarakat
sekitar dan merugikan petani
1. Pengarahan mengenai
pemanfaatan limbah sekam padi
menjadi “charcoal”
2. Penjelasan keuntungan
pemanfaatan “charcoal” dari
limbah sekam padi, jika
diaplikasikan di lahan pertanian
sebagai bahan pembenah tanah
1. Petani memahami
pemanfaatan limbah pasca
panen (sekam padi) menjadi
charcoal” yang bermanfaat
sebagai bahan pembenah tanah
3. Petani belum mengetahui
maanfaat dari “charcoal”
yang diperkaya dengan
LOB
1. Pengarahan dan penjalasan
kelebihan “charcoal” yang
diperkaya dengan
mikroorganisme dibandingkan
hanya dengan “charcoal” tanpa
penabahan nutrisi
1. Petani memahami kelebihan
“charcoal”yang diperkaya
LOB sebagai bahan pembenah
tanah dan meningkatkan
kesuburan tanah.
4. Petani belum mengetahui
cara pembuatan dari
“charcoal” yang diperkaya
1. Pelatihan dilakukan secara
tutorial, demoplot, tanya jawab
dan peragaan cara pembuatan
1. Petani memahami serta
mampu mengimplementasikan
cara pembuatan “charcoal”
dengan LOB “charcoal” yang diperkaya
dengan mikroorganisme
yang diperkaya dengan LOB
secara berkelanjutan.
2. Petani dapat mengaplikasikan
“charcoal” yang diperkaya
dengan LOB ke lahan
pertanian untuk meningkatkan
kesuburan tanah
3. Petani memiliki produk
“charcoal” yang diperkaya
dengan LOB yang dapat dijual
serta mampu meningkatkan
ekonomi kreatif
d. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini memberikan manfaat dalam hal peningkatan kesadaran, pengetahuan dan
keterampilan bagi petani di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan
dalam pembuatan charcoal dari limbah sekam padi yang diperkaya dengan Liquid Organic
Biofertilizer. Kegaiatan ini diharapkan Desa Marga Agung dapat mengelola limbah pasca
panen secara berkelanjutan dan lestari. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan
kesuburan tanah, meningkatkan daya cengkram air dalam tanah, produksi padi serta
mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia. Kegiatan ini secara tidak langsung dapat
meningkatkan perekonomian dari hasil produk yang dihasilkan yang dapat dijual di pasaran
dengan nilai tinggi, sehingga menciptakan ekonomi kreatif di Desa Marga Agung.
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
a. Permasalahan dan Solusi yang ditawarkan
Permasalahan utama yang terjadi di Desa Marga Agung yaitu kondisi tanah yang
didominasi pasir sehingga air mudah hilang dan sering mengalami kekeringan.
Permasalahan tersebut mengakibatkan petani melakukan penyiraman setiap hari. Hal ini
menjadi permasalahan besar karena petani harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk
irigasi, Sehingga petani mengalami kerugian karena biaya budidaya yang terlalu tinggi
dibandingkan pendapatan yang diterima. Kondisi tanah di Desa Marga Agung yang
didominasi oleh pasir mengakibatkan ketersediaan hara dalam tanah menjadi rendah.
Rendahnya ketersediaan hara mampu menurunkan produksi. Berdasarkan data BPS data
produksi tanaman padi di Lampung Selatan mengalami penurunan di tahun 2017 (20.859
ton) dibandingkan tahun 2016 (24.189 ton) dan tahun 2015 (24.764 ton). Hal ini diduga
karena penurunan kesuburan tanah. Faktor yang mempengaruhi rendahnya hara di Desa
Marga Agung, antara lain: kondisi tanah yang berpasir serta penggunan pupuk yang
intensif.
Tanah berpasir memiliki daya ikat hara yang sangat rendah, sehingga kesuburan tanah
menurun. Suharta (2010) menjelaskan, bahwa kandungan pasir yang tinggi mengakibatkan
kandungan C-organik, N, P, K dalam tanah menjadi rendah. Darlita et al. (2017)
menambahkan, bahwa kondisi tanah berpasir merupakan kondisi tanah yang tidak
produktif dan tidak subur, hal ini diakibatkan karena hara mudah terbawa air. Selain
permasalahan kondisi tanah yang berpasir, penurunan kesuburan tanah juga diakibatkan
karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Ramadhani dan Nuraini (2018),
menjelaskan bahwa penurunan kesuburan tanah diakibatkan karena penggunaan pupuk
kimia yang intensif. Hasil penelitian Zhou et al. (2020) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk
kimia memiliki kandungan hara lebih rendah (N-total (1,17 g kg-1
) dan bahan organik
(11,30 g kg-1
)) dibandingkan dengan aplikasi penambahan pupuk hijau dan jerami padi (N-
total (1,24 g kg-1
) dan bahan organik (13,07 g kg-1
)). Selain itu pemberian pupuk kimia
memiliki produksi padi lebih rendah (5,8 ton ha-1
) dibandingkan dengan penambahan
pupuk hijau dan jerami padi (6,83 ton ha-1
). Oleh karena itu, perlu dilakukannya
penambahan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Selain kendala tersebut, permasalahan yang sering dihadapi di Desa Marga Agung
yaitu tingginya limbah hasil pasca panen (sekam padi) yang tidak termanfaatkan oleh
petani. Limbah ini dapat mencemari lingkungan, merusak kebersihan warga hingga sebagai
tempat tinggal tikus sawah. Hal ini sangat berdampak buruk, karena tikus sawah mampu
merusak tanaman padi dan membuat gagal panen. Putra dan Ratnawati (2019) menjelaskan
bahwa limbah padat yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan kuman penyakit
yang berbahaya untuk kesehatan masyarakat serta mencemari air, tanah dan udara.
Sudarmaji (2018) menjelaskan, bahwa tikus sawah merupakan hama utama yang mampu
menimbulkan kerusakan dan kerugian yang sangat besar. Tikus sawah mampu merusak
283 rumpun padi dalam satu malam. Hal ini mampu memberikan kerugian besar bagi
petani. Sedangkan limbah sekam padi apabila dikelola dengan tepat mampu bermanfaat
untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Melihat potensi serta dihubungkan dengan permasalahan yang ada perlu dilakukannya
pemanfaatan limbah sekam padi menjadi produk charcoal untuk memperbaiki kondisi
lahan di Desa Marga Agung. Pengelolaan dan pemanfaatan limbah sekam padi diyakini
dapat mengurangi permasalahan penumpukan limbah serta menjadi bahan pembenah tanah
untuk meningkatkan daya cengkram air dan kesuburan tanah. Nastiti dan Prayogo (2020)
menjelaskan, bahwa penambahan “charcoal” mampu memperbaiki sifat kimia, fisika dan
biologi tanah. Namun ketersediaan hara nitrogen pada “charcoal” sangat rendah yaitu
0,09% (Islami, 2019). Sedangkan, nitrogen merupakan unsur hara makro yang sangat
dibutuhkan tanaman (Rehman et al. 2012). Oleh karena itu perlu dilakukan pengkayaan
pada charcoal untuk meningkatkan ketersediaan hara.
Gusmailina et al. (2015) menjelaskan, bahwa charcoal memiliki ruang pori yang
efektif untuk mengikat air dan menyimpan hara yang dapat dilepas secara perlahan sesuai
kebutuhan tanaman. Selain itu ruang pori pada charcoal dapat digunakan sebagai media
mikroorganisme untuk bersimbiosis. Dengan kharakteristik charcoal yang dimiliki, ini
sangat bermanfaat untuk dilakukan pengkayaan dengan penambahan Liquid Organic
Biofertilizer (LOB) pada charcoal. LOB merupakan pupuk hayati cair yang kaya akan
mikroorganisme yang berfungsi dalam meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah.
Penambahan mikroorganisme ini bertujuan untuk mengubah hara yang bersifat immobile
menjadi mobile dalam tanah sehingga tersedia untuk tanaman. Kandungan mikroorganisme
pada LOB antara lain yaitu Azospirillum sp 3,13x106 cfu ml
-1, Azotobacter sp 1,02x10
4 cfu
ml-1
, Pseudomonas sp 1,71x106 cfu ml
-1, bakteri penambat N, dan bakteri penambat fosfat.
Mikroorganisme ini sangat bermanfaat untuk menyediakan hara baik nitrogen serta fosfor
dalam tanah. Dengan penambahan charcoal yang diperkaya LOB diharapkan mampu
meningkatkan kesuburan, produksi padi hingga mampu menambah pendapatan petani dan
mengurangi penggunaan pupuk kimia di Desa Marga Agung. Selain itu, dengan kegiatan
ini diharapkan petani mampu mengelola limbah menjadi produk unggulan yang memiliki
nilai ekonomi tinggi, sehingga menciptakan ekonomi kreatif di Desa Marga Agung,
Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
b. Rencana dan Terget Luaran
Kegiatan pengabdian ini diharapkan petani Desa Marga Agung mampu mengelola
limbah pasca panen (sekam padi) secara terpadu dan berkelanjutan. Aplikasi charcoal yang
diperkaya LOB diharapkan mampu meningkatkan kesuburan tanah, produksi padi serta
menekan penggunaan pupuk kimia. Selain itu petani memiliki produk unggulan baru dari
pemanfaatan limbah yang memiliki nilai jual tinggi sehingga mampu menciptakan ekonomi
kreatif di Desa Marga Agung. Rencana target capaian luaran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rencana Target Capaian Luaran
No Jenis Luaran Indikator Capaian
Luaran Wajib
1. Publikasi ilmiah pada jurnal pengabdian
“Sakai Sambayan” 1)
draf
2. Publikasi pada media cetak/online/repository
PT 2)
draf
3. Peningkatan daya saing (peningkatan
kualitas, kuantitas, serta nilai tambah barang,
jasa, diversifikasi produk atau sumber daya
lainnya)3)
Peningkatan pengetahuan, penerapan
pengelolaan limbah sekam padi secara lestari
dan terdapat produk baru berupa
“Charcoal”diperkaya Liquid Organic
Biofertilizer.
4. Peningkatan penerapan Iptek di masyarakat
(mekanisasi, IT dan manajemen) 3)
Penerapan dan pengelolaan limbah sekam
padi menjadi “Charcoal” diperkaya Liquid
Organic Biofertilizer yang dapat
diaplikasikan di lahan untuk meningkatkan
kualitas tanah.
5. Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya,
social, politik, keamanan, pendidikan,
kesehatan) 4)
Peningkatan pengetahuan, kesadaran dan
sikap dalam pengelolaan limbah
Luaran Tambahan
1. Publikasi di Jurnal Internasional1)
draf
2. Jasa, rekayasa social, metode atau sistem,
produk/baranag5)
Produk, Penerapan
3 Inovasi baru5)
Produk “Charcoal” diperkaya Liquid
Organic Biofertilizer yang memiliki kualitas
produk tinggi yang mampu menciptakan
ekonomi kreatif.
4 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten
sederhana, Hak Cipta, Merek Dagang, Desain
Produk Industri, Perlindungan varietas
tanaman, Perlindungan desain topografi
sirkuit terpadu) 6)
Draf Paten sederhana dari produk
“Charcoal” diperkaya Liquid Organic
Biofertilizer
5 Buku ber ISBN2)
Belum ada
c. Tinjauan Pustaka
Tanah di Lampung memiliki kesuburan yang rendah, hal ini karena pencucian hara
yang tinggi. Hikmatullah et al., (2002) menjelaskan, pencucian hara diakibatkan karena air
hujan. Rahman dan Zhang (2018) menjelaskan bahwa penggunaan pupuk anorganik yang
terus menerus serta berlebihan dapat menyebabkan degradasi tanah serta menurunkan
produktivitas tanaman serta mampu mengurangi aktivitas mikroorganisme dalam tanah
(Bakri et al., 2010). Hasil penelitian Zhou et al. (2020), bahwa aplikasi pupuk kimia
memiliki kandungan hara lebih rendah (N-total (1,17 g kg-1
) dan bahan organik (11,30 g
kg-1
)) dibandingkan dengan aplikasi penambahan jerami padi (N-total (1,24 g kg-1
) dan
bahan organik (13,07 g kg-1
)). Pemberian pupuk kimia memiliki produksi padi lebih rendah
(5,8 ton ha-1
) dibandingkan dengan penambahan pupuk hijau dan jerami padi (6,83 ton ha-
1). Pangaribuan et al. (2017) menjelaskan, bahwa pupuk organik mampu peningkatkan
kesuburan tanah dengan memperbaiki kualitas tanah baik dari biologi, fisika serta
kandungan bahan organik dalam tanah. Namun pupuk oganik bersifat ruah (bulky)
sehingga diperlukan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan tanaman (Sentana,
2010). Oleh karena itu perlu dilakukannya penambahan bahan yang berlimpah yang dapat
digunakan sebagai pembenah tanah
Sekam padi dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah dengan diolah menjadi
pupuk organik. Pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu yang lama yaitu
3-6 bulan (Wiryanti, 2014). Charcoal adalah arang yang dihasilkan dari proses pirolisis
pada suhu tinggi. Lehman dan Joseph (2009) menjelaskan bahwa charcoal terbentuk dari
pembakaran yang mengandung hara dan karbon anorganik yang berfungsi dalam
meningkatkan kesuburan tanah. Nur et al. (2014) menjelaskan, bahwa aplikasi charcoal
berpengaruh positif terhadap peningkatan KTK dan pH tanah, memperbaiki berat isi tanah,
meningkatkan ruang pori tanah serta ketahanan terhadap penetrasi. Selain itu penambahan
charcoal mampu meningkatkan biomasa mikroba, laju respirasi serta meningkatkan fungi
dan bakteri. Gusmailina et al. (2015) menjelaskan, bahwa charcoal memiliki ruang pori
yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara serta dapat digunakan sebagai media
mikroorganisme untuk bersimbiosis.
Namun ketersediaan hara nitrogen pada charcoal sangat rendah yaitu 0,09% (Islami,
2019). Sedangkan, nitrogen adalah unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman (Rehman et
al. 2012). Salah satu bahan untuk menyediakan hara dengan pemberian Liquid Organic
Biofertilizer (LOB). LOB merupakan pupuk hayati cair yang kaya akan mikroorganisme
yang bermanfaat bagi tanaman. Tania et al. (2012) memaparkan bahwa pupuk hayati yang
diaplikasikan ke tanah dapat membantu proses dekomposisi. Hasil penelitian Nastiti dan
Prayogo (2020) menambahkan, bahwa charcoal sekam padi yang diperkaya dengan
Tricoderma mampu meningkatkan pH tanah (5,71), N-total (0,06%), P-tersedia (1,40 mg
kg-1
) dan Kdd (1,66 me 100g-1
) dibandingkan hanya aplikasi charcoal sekam padi (pH
(5,59), N-total (0,05%), P-tersedia (1,21 mg kg-1
) dan Kdd (0,62 me 100g-1
). Selain itu
charcoal diperkaya dengan Trichorderma mampu meningkatkan berat biomasa bibit
tanaman kopi arabika (7,28 g tanaman-1
) dibandingkan hanya aplikasi charcoal tanpa di
perkaya (5,98 g tanaman-1
). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan mikroorganisme
pada charcoal mampu meningkatkan hara dan pertumbuhan tanaman budidaya. Sehingga,
diharapkan dengan dilakukannya pengkayaan charcoal dengan LOB mampu meningkatkan
kesuburan tanah, meningkatkan daya cengkran air dan mampu menurunkan penggunaan
pupuk kimia. Selain itu pemanfaatan limbah pasca panen (sekam padi) menjadi charcoal
diharapkan dapat mendukung dalam pengelolaan limbah secara lestari dan berkelanjutan
serta mampu menciptakan ekonomi kreatif di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung,
Lampung Selatan.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
a. Metode dan Prosedur Kerja
Pemanfaatan limbah pasca panen (sekam padi) menjadi charcoal dan diperkaya
dengan Liquid Organic Biofertilizer (LOB) diharapkan mampu meningkatkan kesuburan
tanah, daya cengkam air tanah, produksi tanaman budidaya serta mampu menurunkan
penggunaan pupuk kimia. Selain itu pemanfaatan limbah sekam padi menjadi charcoal
yang diperkaya LOB dan diaplikasikan ke tanah untuk bahan pembenah tanah serta dapat
mendukung pengelolaan sampah terpadu dan lestari. Metode ini tidak pernah dilakukan
oleh petani di Desa Marga Agung, karena terbatasnya pengetahuan petani terhadap
pemanfaatan limbah sekam padi menjadi charcoal serta cara pembuatan charcoal yang di
perkaya LOB. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta
keterampilan petani dalam mendukung pengelolaan sampah terpadu, dalam kegiatan
pengabdian ini akan digunakan metode 1) ceramah (penjelasan hasil-hasil penelitian dalam
pembuatan charcoal serta manfaat charcoal dan LOB jika diaplikasikan ke lahan); 2)
diskusi dan tanya jawab dengan petani; 3) demonstrasi/praktek pembuatan charcoal yang
diperkaya LOB dan demoplot aplikasi charcoal yang diperkaya LOB ke lahan Desa Marga
Agung 4) demoplot percontohan lahan aplikasi charcoal+LOB 5) evaluasi pengaplikasian
charcoal yang diperkaya dengan LOB ke tanaman budidaya.
Metode pemaparan materi dan diskusi diperlukan untuk menyampaikan informasi dari
manfaatnya charcoal dari sekam padi, keuntungan menggunakan LOB serta pentingnya
pengelolaan sampah terpadu untuk masyarakat sekitar. Selain itu, pemaparan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan tentang pamanfaatan charcoal dan LOB yang diapliaksikan
ke lahan pertanian. Selanjutnya dilakukan diskusi dan tanya jawab kepada petani tentang
materi yang telah disampaikan
Metode demontrasi/praktek dalam pembuatan charcoal yang diperkaya dengan LOB,
akan dipraktekkan serta dijelaskan berkaitan dengan (1) alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam pembuatan charcoal yang diperkaya LOB (2) penjelasan dan peragaan cara
pembuatan charcoal yang diperkaya LOB. Metode ini akan ditunjukkan bagaimana sekam
padi menjadi charcoal serta proses pencampuran charcoal ke dalam LOB sehingga siap
diberikan ke lahan pertanian.
Metode pengamatan demoplot dan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat apakah
aplikasi charcoal yang diperkaya ke tanaman budidaya mampu meningkatkan kesuburan
tanah, daya cengkram air dan pertumbuhan tanaman. Evaluasi ini dilakukan berlanjut
hingga dalam pengelolaan limbah pasca panen berjalan dengan lestari dan terpadu secara
berkelanjutan. Serta masyarakat dapat dengan mandiri mengelola limbah di Desa Marga
Agung.
b. Khalayak Sasaran dan Keterlibatan Mitra
Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian adalah warga tani (anggota kelompok
tani dan PKWT) di Desa Marga Agung. Desa Marga Agung, memiliki kelompok tani dan
PKWT yang aktif. Selain dihadirkan oleh kelompok tani dari bapak-bapak dan ibu-ibu
PKWT, juga di hadirkan Kepala Lurah dan jajarannya agar dalam mengelola limbah pasca
panen dapat berkelanjutan. Keterlibatan mitra pada kegiatan pengabdian (Kepala Lurah,
Ketua Gapoktan dan ketua PKWT) diharapkan hadir untuk melangsungkan pengelolaan
limbah sekam padi menjadi produk charcoal yang diperkaya LOB yang dapat
diaplikasikan ke lahan pertanian untuk meningkatkan kesuburan tanah produksi padi serta
mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia. Kegiatan pelatihan ini direncanakan
dilakukan di balai desa.
c. Rencana Evaluasi dan Keberlanjutan Pengabdian kepada Masyarakat
Evaluasi kegiatan pengabdian dilakukan pada awal kegiatan yaitu dengan pemberian
pre-test. Evaluasi awal, petani belum mendapatkan materi pelatihan yang akan dilakukan.
Saat kegiatan berlangsung dilakukannya evaluasi proses berupa tanya jawab, antusias
peserta dalam menerima ilmu yang telah di berikan serta kehadiran peserta. Selanjutnya
evaluasi akhir diberikan kuesioner yang berkaitan dengan materi kegiatan pengabdian yang
telah di berikan ke peserta.
Pada evaluasi awal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan petani
tentang pengelolaan limbah pasca panen dan pemanfaatan sekam padi untuk dijadikan
charcoal. Evaluasi proses dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon peserta
terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, baik berupa dukungan
partisipasi maupun tanggapan peserta dari tanya jawab yang diberikan. Evaluasi ini
dilaksanakan dengan diskusi interaktif. Evaluasi akhir dilakukan dengan pemberian tes
(kuesioner) yang diberikan setelah pengampaian materi, diskusi dan demontrasi. Evaluasi
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta dan dilakukan dengan
membandingkan hasil evaluasi awal dan akhir.
Selain itu, evaluasi produk perlu dilakukan, hal ini bertujuan untuk melihat apakah
pemberian charcoal yang diperkaya setelah diaplikasikan ke tanaman budidaya mampu
meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Evaluasi ini dilakukan berlanjut
hingga dalam pengelolaan limbah pasca panen berjalan dengan lestari dan terpadu secara
berkelanjutan. Serta masyarakat dapat dengan mandiri mengelola limbah di Desa Marga
Agung.
BAB 4. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
a. Pelaksanaan Kegiatan
Desa Marga Agung terdiri dari 6 dusun (Gambar 4.1). Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan di Dusun II, Desa Marga Agung kecamatan Jati Agung, Lampung
Selatan. Sebelum melakukan kegiatan PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) berlangsung,
tim pengabdian melakukan perijinan dengan kegiatan pengabdian demplot untuk
melakukan percontohan pembuatan charcoal yang diperkaya. Bahan charcoal ini dapat
digunakan sebagai bahan amandement tanah yang mampu meningkatkan kesuburan tanah.
Setelah itu, penambahan LOB (Liquid Organic Biofertilizer) merupakan bahan pupuk
hayati yang mampu menyediakan hara bagi tanaman.
Gambar 4.1. Peta administrasi Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
Penduduk di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani. Lahan di Desa Marga Agung didominasi dengan
tanaman padi dan jagung. Selain itu warga Desa Marga Agung juga melakukan penanaman
tanaman sayur mayur serta cabai. Namun dikarenakan tanah di Desa Marga Agung lapisan
atas memiliki fraksi pasir lebih tinggi jika dibandingkan dengan lapisan di bawah, sehingga
air sangat mudah hilang dan tidak terperangkap dalam tanah. Dari kondisi tanah ini
mengakibatkan kendala pada saat musim kemarau, pada musim kemarau, masyarakat
berebutan air untuk menyirami tanaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan
bahan amandemen untuk mengikat air dan menyediakan hara bagi tanaman budidaya.
Sehingga perlu dilakukannya pemberian bahan amandemen untuk mengikat air dan
menyediakan hara untuk tanaman budidaya. Sehingga dilakukan percontohan pembuatan
charcoal yang di perkaya dengan pupuk hayati. Pupuk hayati yang akan digunakan yaitu
LOB (Liquid Organic Biofertilizer). LOB ini mengandung kaya akan mikroba yang mampu
menyediakan hara bagi tanaman. Kandunagn dari LOB yaitu Azospirillum sp, Azotobacter
sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp, Bakteri penambat N, bakteri penambat P, bakteri lipolitik,
bakteri proteolitik. Mikroba tersebut mampu menyediakan hara. Hal ini dikarenakan
Azotobacter dan Azospirilum berfungsi sebagai mikroba penambat nitroben dari udara
bebas untuk menyediakan hara bagi tanaman. Selain itu, Pseudomonas merupakan mikroba
yang digunakan untuk melepaskan fosfor dalam tanah yang terikat oleh Al dan Fe.
Sehingga dengan penambahan mikroba pada charcoal mampu memberikan pupuk hayati
cair lebih efektif dibandingkan dengan hanya pemberian charcoal saja.
Kegiatan ini di awali dengan dilakukannya diskusi bersama bapak Rahmadi selaku
ketua kelompok tani di Desa Marga Agung. Kegiatan diskusi ini dilakukan dengan
bersama-sama mahasiswa dan tim pengabdian untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
di lapangan. Selain itu, pada kegiatan diskusi ini berbarengan dengan menentukan jadwal
untuk dilakukannya pengabdian kepada warga. Selanjutnya tim pengabdian melakukan
persiapan bahan dalam pembuatan charcoal yaitu dengan menggunakan drum, arang
sekam, dan pipa besi. Drum digunakan untuk sebagai tempat pembakaran dari arang sekam
(charcoal).
Setelah alat dan bahan telah siap selanjutnya tim pengabdian melakukan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat untuk memaparkan cara/proses pembuatan charcoal yang
diperkaya dengan LOB. Charcoal yang telah siap dan telah jadi selanjutnya charcoal di
rendam dengan LOB selama 1x24 jam untuk memastikan LOB yang diberikan terserap
secara menyeluruh. Setelah LOB terserap habis oleh Charcoal, selanjutnya Charcoal yang
diperkaya oleh LOB di angin-anginkan agar charcoal kering dan dapat disimpan dalam
jangka waktu cukup lama. Charcoal yang diperkaya oleh LOB ini mampu digunakan
sebagai media tumbuh tanaman sayur-mayur, tanaman hias dan juga mampu digunakan
sebagai tanaman pangan (padi/jagung) dan cabai. Sehingga charcoal yang diperkaya oleh
LOB ini, bukan hanya sebagai media tanam untuk tanaman budidaya, namun didalam
charcoal terdapat LOB yang mampu meningkatkan hara dalam tanah. Selain itu, charcoal
yang diperkaya oleh LOB memiliki nilai jual cukup tinggi, karena bahan amandement ini
kaya akan mikroba yang mampu meningatkan hara. Sehingga diharapkan limbah dari arang
sekam mampu meningkatkan perekonomian desa Marga Agung.
Gambar 4.2. Sekam padi (kiri) , bahan utama biochar, dan sabut kelapa sebagai campuran
Gambar 4.3. Menyusun bahan biochar
Gambar 4. 4. Membakar bagian dalam
Gambar 4.5. Menyiapkan larutan mikrobia dan mencampurkan pada biochar
Secara umum, kegiatan PkM berjalan baik dan lancar. Kegiatan PkM ini diikuti oleh
bapak dan ibu petani di desa Marga Agung dengan total pendaftar . Warga masyarakat
sangat antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Mereka ikut berpartisipasi secara
aktif dan interaktif dalam kegiatan penyuluhan. Beberapa pertanyaan yang muncul selama
kegiatan PkM telah disampaikan oleh bapak dan ibu. Selain itu, pertanyaan yang muncul
dapat dijawab oleh tim pengabdian.
Gambar 4.6. Rumah “jarring” milik kelompok tani di lokasi penyuluhan
Pada akhir kegiatan, seluruh peserta pelatihan mengucapkan terimakasih banyak
kepada narasumber atas informasi yang diberikan. Mereka mengaku mendapatkan ilmu
yang sangat bermanfaat. Setelah dilakukannya kegiatan PkM masyarakat memahami bahan
amandemen, bahan LOB dan pupuk hayati cair. Selain itu, mereka juga mengetahui
bagaimana cara pemanfaatan limbah sekam padi yang dapat digunakan menjadi charcoal
yang mampu diguankan sebagai bahan pembenah tanah dan menyediakan hara bagi
tanaman budidaya.
b. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Pada saat ceramah dan ketika praktik pembuatan charcoal yang diperkaya dengan
LOB berdiskusi hangat baik antara peserta dan narasumber ataupun antara peserta kegiatan.
Berikut beberapa contoh pertanyaan yang muncul selama kegiatan:
1. Ibu Winasih bertanya
Apa manfaat LOB untuk tanaman, bagaimana LOB mampu menyediakan hara
bagi tanaman budidaya
Bapak Dr. Ir. Afandi M.P menjawab:
LOB (Liquid Organic Biofertilizer) merupakan pupuk hayati yang mampu
mengubah hara yang tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi tanaman.
Mekanisme ketersediaan hara hal ini dikarena mikroba yang terkandung pada
LOB yaitu Azospirillum sp, Azotobacter sp yang merupakan mikroba penambat
nitrogen dari udara bebas untuk menyediakan hara untuk tanaman. Selain itu,
Pseudomonas sp merupakan mikroba yang digunakan untuk melepaskan fosfor
yang terikat oleh Al3+
dan Fe3+
. Pelepasan fosfor dalam tanah ini diakibatkan
karena asam-asam organik (COOH-) yang mampu menggantikan fosfor, sehingga
fosfor tersedia bagi tanaman.
2. Bapak Romadi bertanya
Apa fungsi charcoal bagi tanah? Apakah charcoal mampu mengikat air untuk
menyediakan air bagi tanaman
Bapak Ir. Didin Wiharso, M.Si.
Biochar atau arang sekam sangat banyak akan manfaatnya terutama pada ruang
pori dalam tanah. Ruang pori pada biochar ini sangat bermanfaat untuk menyiram
air, hara dan temoat tinggal mikroba didalam tanah. Sehingga air dan hara tidak
dapat hilang terbawa oleh air, namun di jerap oleh biochar. Sehingga charcoal
sangat penting untuk menjerapkan mikroba dalam tanah yang didominasi oleh
pasir pada lapisan atas.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Kegiatan PkM (Pengabdian kepada Mayarakat) yang bertemakan terkait dengan
pelatihan pembuatan charcoal dari sekam padi yang diperkaya dengan Liquid Organic
Biofertilizer di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung, berjalan dengan
sangat baik dan lancar. Indikasi suksesnya kegiatan tersebut terlihat dari:
1. Peran kelompok tani baik bapak dan ibu warga Desa Marga Agung sangat antusian
dan aktif mendengarkan ceramah, memperhatikan dan mengikuti kegiatan pelatihan
pembuatan charcoal yang diperkaya dengan LOB untuk bahan amandement di Desa
Marga Agung
2. Peserta memahami manfaat bahan amandement di lahan pertanian yaitu mampu
menambahkan ruang pori, menambah hara, mampu mengikat hara didalam tanah dan
sebagai tempat tinggal mikroba.
3. Peserta antusias bertanya terkait dengan pemanfaatan limbah menjadi charcoal dan
mampu diperkaya dengan LOB yang mampu menjadikan bahan amandemen,
meningkatkan hara serta menjadi produk unggul di desa Marga Agung.
b. Saran
Pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh akan tidak bermanfaat dan
hilang begitu saja jika tidak di praktekkan sendiri ke lahan pertanian dan mendapatkan
manfaat dari lahan yang dilakukan pengolahan dalam dan penambahan bahan amandement.
Dengan ini dapat menekan penggunaan pupuk kimia.
DAFTAR PUSTAKA
BPS (Badan Pusat Statistik) 2018, „Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan‟.
https://lampungselatankab.bps.go.id/indicator/12/32/1/jumlah-penduduk-menurut-
jenis-kelamin.html
BPS 2020, „Luas Panen Padi Sawah Lampung menurut Kecamatan‟,
https://lampungselatankab.bps.go.id/indicator/53/139/1/luas-panen-dan-produksi-
padi-sawah.html
BPS 2020, „Luas Panen Padi Sawah Lampung‟,
https://lampung.bps.go.id/indicator/53/188/1/luas-panen-tanaman-padi-sawah-
menurut-kabupaten-kota-.html
Darlita, R, R, Joy, B, Sudirja, R 2017, „Analisis Beberapa Sifat Kimia Tanah Terhadap
Peningkatan Produksi Kelapa Sawit pada Tanah Pasir di Perkebuan Kelapa Sawit
Selangkun‟, Jurnal Agrikultura 28 (1) hh. 15-20.
Hikmatullah, Sawiyo dan Suharta, N 2002, „Potensi dan Kendala Pengembangan Sumber
Daya Lahan Untuk Pencetakan Sawah Irigasi di Luar Jawa‟, Jurnal Litbang
Pertanian 21 (4) hh. 115 – 123.
Hongdan, F, Guoxian, Z, Fan, Z, Zhouping, S, Guoming, G dan Tianlai, L 2017, „Effect of
Continuoes Tomato Monoculture on Soil Microbial Properties and Enzyme Activities
in a Solar Greenhouse‟, Journal Sustainability 9 (317) hh. 1-14.
Islami, T 2019, „Penggunaan Biochar Diperkaya Nitrogen Pada Tanaman Jagung‟, Buana
Sains 19 (1) hh. 17-24.
Lehmann, J, dan Joseph, S 2009, „Biochar for environmental management: science,
technology and implementation. London (UK): earthscan. hh 1-1
Nastiti, W dan Prayogo, C 2020, „Pemberian Biochar Diperkaya Trichorderma dengan
Penambahan Amonium Nitrat untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kopi
Arabika‟, Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 7(2) hh. 351-357.
Novak, J, M, Lima, I, Xing, B, Gaskin, J,W, Steiner, C, Das, K,C, Ahmedna, M,A, Rehrah,
D, Watts, D,W, Busscher, W,J 2009, „Characterization of designer biochar produced
at different temperatures and their effects on a loamy sand‟, Annals of Environmental
Science, 3 hh.195–206
Nur, M, S, M, Islami, T, Handayanto, E, Nugroho, W, H, Utomo, W, H 2014, „Pengaruh
Kompos Diperkaya Biochar Sebagai Bulking Agent Terhadap Serapan Fosfor dan
Hasil Jagung (Zea mays L) Pada Calcarosol‟, Buana Sains 14 (2) hh. 51-60.
Pangaribuan, D, H, Hendarto, K dan Prihartini, K 2017, „Pengaruh Pemberian Kombinasi
Pupuk Anorganik Tunggal dan Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea mays sccharata Sturt) serta Populasi Mikroba Tanah‟,
Jurnal Floratek 12 (1) hh. 1-9.
Rahman, K, M, A dan Zhang, D 2018, „Article: Effects of Fertilizer Broadcasting on the
Excessive Use of Inorganic Fertilizers and Environmental Sustainability‟, Journal of
Sustainability 10 (759) hh. 2-15
Ramadhani, W, S dan Nuraini Y 2018, „The use of pineapple liquid waste and cow dung
compost to improve availability of soil N, P, and K and growth of pineapple plant in
an Ultisol of Central Lampung‟, Journal Degrade. Min. Land Manage. 6 (1) hh.
1457-1465.
Rehman, H, Aziz, T, Farooq, M, Wakeel, A dan Rengel, Z 2012, „Zinc Nutrition in Rice
Production System: a Review‟. Plant Soil 361 hh. 203-226.
Sentana, S 2010, „Pupuk Organik, Peluang dan Kendalanya. Prosiding Seminar Nasional
Teknik Kimia “Kejuangan”, Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan
Sumber Daya Alam Indonesia‟, Yogyakarta.
Sondang, Y, Anty, K dan Siregar, R 2020, „Aplikasi Pupuk Hayati Eceng Gondok Pada
Budidaya Jagung (Zea mays L) Sistem Legowo-2‟, Seminar Nasional Terapan Riset
Inovatif (SENTRINOV) ke-6, 6(1) hh. 1224-1232
Sudarmaji 2018, „Tikus Sawah: Bioekologi dan Pengendalian‟. IAARD Press, Jakarta.
ISBN 978-602-344-212-6.
Suharta, N 2010, „Karakteristik dan Permasalahan Tanah Marginal dari Batuan Sedimen
Masam di Kalimantan‟, Jurnal Litbang Pertanian 29 (4) hh. 139-146.
Suryatama, A, Asyuk, B, Sugiyanta, I, G 2019, „Pembuatan Peta Penggunaan Lahan
Menggunakan Google Eart Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah‟,
Jurnal Penelitian Geografi 7(1) hh. 1-12
Wiryanti, I 2014, „Pemanfaatan Limbah Buah-Buahan dalam Pembuatan Bioaktivator
Sederhana untuk Mempercepat Proses Pengomposan (studi pendahuluan)‟, Seminar
Nasional Riset Inovatif II. ISSN : 2339-1553 hh: 1229-1233.
Zhou, G, Gou, S, Lu, Y, Liao, Y dan Nie, J 2020, „Co-incorporation of Green Manure and
Rice Straw Improves Rice Production, Soil Chemical, Biochemical and
Microbiological Properties in a Typical Paddy Field in Southern China‟, Soil and
Tillage Research 197 (2020) 104499
Lampiran 1. ANGGARAN BELANJA DAN JADWAL PELAKSANAAN
Anggaran Belanja
Biaya dalam kegiatan pelatihan pembuatan charcoal dari sekam padi yang diperkaya
dengan LOB sebesar Rp. 5.000.000. Rincian selengkapnya disajikan di Table 4.
Tabel 4. Rincian Penggunaan Dana
No Uraian Jumlah Satuan Harga Satuan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp) Pengadaan Alat dan Bahan
1 LOB 3 Liter 80.000 240.000
2 Karung 10 kg 5 Buah 5.000 25.000
3 Sarung Tangan Tanah Panas 3 Pasang 50.000 150.000
4 Sekop semen sedang 3 Buah 40.000 120.000
5 Literan 5 Liter 2 Buah 25.000 50.000
6 Ember Besar + tutup 2 Buah 75.000 150.000
7 Gayung Sedang 2 Buah 15.000 30.000
8 Plastik Kemasan 10 kg 1 Pak 35.000 35.000
9 Pupuk NPK+Urea 2 Sak 150.000 300.000
10 Dolomit 5 kg 2.000 10.000
11 Sewa Lahan 500 M2 250.000
12 Bibit Jagung BISI 1 kg 150.000 150.000
Sub Total 1.510.000
Biaya Perjalanan
1 Sewa Mobil+Supir+Bensin 3 perjalanan 350.000 1.050.000
2 Perjalanan Pengolahan Lahan 2 Orang 200.000 400.000
Sub Total 1.450.000
Alat Tulis/Bahan Habis Pakai
1 Bulpoin 2 pak 30.500 61.000
2 Block Note 2 pak 50.000 100.000
3 Kertas HVS 2 rim 50.000 100.000
4 Spanduk+Jasa Buat 1 paket 100.000 150.000
5 Flasdisk 1 buah 100.000 100.000
6 Tinta Printer 1 buah 150.000 150.000
7 Materai 10.000 6 buah 10.000 60.000
8 Materai 6.000 5 buah 6.000 30.000
9 Konsumsi Petani 1 Kali 1.000.000 1.000.000
Sub Total 1.700.000
Laporan/Diseminasi/Publikasi
1 Fotokopi Makalah 600 lembar 150 90.000
2 Pembuatan dan perbanyakan
laporan 5 paket 50.000 250.000
Sub Total 340.000
TOTAL Rp 5.000.000
Lampiran 2 . Jalan masuk ke Desa Marga Agung, dari jalan utama
Lampiran 3. Jalan masuk dusun 2, lokasi penyuluahn
Lampiran 3 . Jagung merupakan tanaman utama, kondisi tanahnya yang berpasir
Lampiran 5. Kondisi tanah saat kemarau, kering dan berpasir
Lampiran 6. Rumah Pak Rahmadi dengan polybag berbagai tanaman di depan rumah
Lampiran 7. Pak Rahmadi menjelaskan tanaman yang ada di kelompok tani
Lampiran 8. Dr. Afandi, sedang menjelaskan pengapuran
Lampiran 9. Selfi dulu di depan rumah “jaring”