27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peta merupakan suatu hal yang sangat penting, karena peta memberikan berbagai macam informasi suatu daerah yang kita butuhkan dengan informasinya yang beragam sesuai dengan jenis peta tersebut. Peta mengandung berbagai macam informasi yang dapat bermanfaat bagi kita terutama informasi-informasi yang berkaitan dengan pertambangan. Oleh karena itu agar kita dapat memanfaatkan dan memahami peta kita perlu mempelajari semua hal tentang perpetaan, baik pengertian, unsur-unsur peta, simbol-simbol yang terdapat didalam peta, dan lain sebagainya. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Praktikum kali ini dilaksanakan dengan maksud, agar praktikan dapat mengetahui dan memahami semua hal-hal yang berkaitan dengan peta termasuk cara-cara perhitungan untuk mengkonversikan bilangan-bilangan yang digunakan dalam peta seperti bilangan seksagesimal dan bilangan sentisimal. 1.2.2 Tujuan Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang peta. Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang dasar- dasar pemetaan. 1

Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peta merupakan suatu hal yang sangat penting, karena peta memberikan

berbagai macam informasi suatu daerah yang kita butuhkan dengan

informasinya yang beragam sesuai dengan jenis peta tersebut. Peta

mengandung berbagai macam informasi yang dapat bermanfaat bagi kita

terutama informasi-informasi yang berkaitan dengan pertambangan. Oleh karena

itu agar kita dapat memanfaatkan dan memahami peta kita perlu mempelajari

semua hal tentang perpetaan, baik pengertian, unsur-unsur peta, simbol-simbol

yang terdapat didalam peta, dan lain sebagainya.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Praktikum kali ini dilaksanakan dengan maksud, agar praktikan dapat

mengetahui dan memahami semua hal-hal yang berkaitan dengan peta termasuk

cara-cara perhitungan untuk mengkonversikan bilangan-bilangan yang

digunakan dalam peta seperti bilangan seksagesimal dan bilangan sentisimal.

1.2.2 Tujuan

Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang peta.

Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang dasar-dasar

pemetaan.

Praktikan dapat mengubah atau mengkonversikan bilangan seksagesimal

menjadi bilangan sentrisimal, maupun sebaliknya. Dan juga dapat mencari

dan menggambarkan arah suatu azimuth.

1

Page 2: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peta

Orang-orang pada zaman dahulu adalah orang yang selalu mengembara

ke berbagai penjuru dunia, namun dalam penjelajahannya tesebut orang-orang

pada zaman dahulu belum mengenal arah dan tujuan, jadi pada zaman dahulu

manusia dalam melakukan penjelajahanya tersebut hanya menggunakan

nalurinya saja.

Untuk mempermudah dalam perjalanan selanjutnya para ahli yang telah

melakukan perjalan ke berbagai tempat di muka bumi ini, mulai menggambar

sebuah rute perjalanan sederhana ke tempat-tempat yang pernah mereka

singgahi, dari rute perjalanan yang sederhana ini mulailah berkembang menjadi

suatu peta sederhana, yang tidak hanya menggambarkan rute perjalan saja

tetapi juga menggambarkan keadaan alam sekitarnya.

Sesuai dengan perkembangan zaman dari yang bermula dari sebuah

gambar rute perjalanan yang telah dilakukan oleh para ahli, menjadi sebuah peta

sederhana, disitu mulai ada suatu perkembangan, sesuai dengan kemajua

zaman dan teknologi pun, hal-hal yang yang mengenai pemetaan pun ikut

berkembang juga, sekarang para ahli dalam membuat peta jauh lebih mudah dan

lebih canggih lagi, para ahli hanya perlu mengambil potret melalui udara atau

menggunakan potret dari satelit, setelah potret itu didapatkan barulah peta

dibuat, namun pembuatan peta hanya mengandalkan potret dari udara saja,

apabila kita ingin membuat sebuah peta yang detail tetap saja harus survey

langsung ke lapangan, karena apabila menggunakan potret udara saja daerah-

daerah yang kecil seperti jalan, gang, dan semacamnya tidak akan tertangkap

oleh potret udara, jadi hal tersebut memerlukan seorang petugas lapangan yang

mencatat dan mengukur langsung ke lapangan.

Bumi ini berbentuk bulat, oleh karena itu untuk menggambar sebuah peta

pada kertas atau pada bidang datar harus menggunakan proyeksi. Proyeksi

adalah sebuah sistem bayangan yang digunakan untuk menggambar sebuah

2

Page 3: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

3

objek tiga dimensi menjadi sebuah objek dua dimensi, selain itu juga proyeksi

digunakan untuk memperkirakan arah, bentuk dan jarak.

Hal-hal yang telah dijelaskan diatas adalah berbagai unsur penting yang

harus diperhatikan untuk mendapatkan sebuah peta yang lengkap dan sempurna

yang didalamnya tedapat nama jalan, sungai, gunung, ketinggian serta kedalam

suatu tempat atau daerah.

Dengan mengerti apa yang dimaksud dengan hal-hal mengenai peta yang

telah dijelaskan diatas, kita dapat mendefinisikan apa itu peta, jadi peta adalah

gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang

datar seperti kertas dengan perbandingan tertentu, perbandingan itu disebut

dengan skala, skala adalah suatu ukuran perbandingan jarak dipeta yang

digambar pada kertas, dengan ukuran jarak sebenarnya dilapangan.

Itu adalah pengertian umu mengenai peta, dari hal tersebut banyak juga

yang mendifinisikan peta itu berbeda-beda, berikut ini adalah pengertian peta

menurut para ahli dan lembaga-lembaga internasional :

International cartographic association (ICA)

Menurut ICA peta adalah sebuah gambaran unsur-unsur abstrak yang

diambil dari daerah-daerah tertentu yang ada kaitannya dengan

permukaan bumi atau benda angkasa, yang biasanya peta-peta ini

digambarkan pada sebuah bidang datar yang ukurannya dikecilkan atau

diskalakan dengan skala tertentu.

Aryono Prihandito (1988)

Ayono Pihandito mengemukakan pendapatnya mengenai peta, menurut

beliau peta adalah sebuah gambaran dari permukaan bumi ini yang

mewakili keadaan aslinya di lapangan dengan menggunakan skala

tertentu dan sistem proyeksi tertentu pula yang mana peta itu

digambarkan dalam sebuah bidang datar.

Erwin Raisz (1948)

Erwin Raisz mengemukakan bahwa peta itu adalah gambaran

konvensional dari permukaan bumi yang dilihat vertikal dari atas bidang

datar yang menjadi media untuk menggambar peta itu sendiri, serta

didalmnya ada tulisan-tulisan yang memberikan informasi mengenai

daerah yang digambar dalam peta itu. Informasi-informasi yang terdapat

dalam peta ini biasanya berbentuk sebuah simbol-simbol tertentu yang

3

Page 4: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

4

kemudian simbo-simbol itu disebut dengan legenda, legenda wajib

dicantumkan dalam setiap peta, apabila peta tidak mencatumkan legenda

itu bukanlah peta yang lengkap.

BAKOSURTANAL 2005 ( Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

Nasional)

BAKOSURTANAL adalah sebuah lembaga nasional yang bergerak

dibidang survei dan pemetaan, menurut lembaga ini peta adalah sebuah

sarana penyajian data dan media penyimpanan yang mana didalmnya

menyimpan berbagai informasi mengenai lingkungan yang bisa dijadikan

sumber informasi untuk perencanaan, penataan, dan pengambilan

keputusan yang biasa dibutuhkan oleh para ahli untuk bekerja.

Soetorjo Soerjosumarmo

Menurut Soetorjo Soerjosumarmo peta itu adalah gambar yang dilukis

dengan tinta, yang digambar pada sebuah media gambar yang datar

seperti kertas, yang mana gambar tersebut adalah gambaran dari

sebagian atau seluruh permukaan bumi yang ukurannya diperkecil dengan

skala.

2.2 Syarat-Syarat Pembuatan Peta

Dalam membuat sebuah peta, apabila kita ingin membuat sebuah peta

yang sempurna dan menarik ada beberapa syarat dalam pembuatan peta yang

harus sangat diperhatikan, untuk mencapai hasil yang sempurna dalam

pembuatan peta, berikut ini adalah beberapa syarat yang diperlukan untuk

membuat sebuah peta :

Peta harus conform

Yang dimaksud peta harus conform adalah gambar pada peta haruslah

sesuai dengan keadaannya dilapangan, seperti bentuk pulau, benua

bentuknya haruslah sama dengan keadaan dilapangannya, hal ini

dimaksudkan untuk membuat pengguna peta mempunyai gambaran

mengenai bentuk dari suatu pulau ataupun benua.

Peta harus ekuivalen dan ekuidistan

Apabila kita akan menggambar sebuah peta maka perlu ada sebuah skala

yang mana skala adalah sebuah perbandingan jarak,dan luas di peta

dengan keadaan di lapangan sesungguhnya, maka dari itu yang dimaksud

4

Page 5: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

5

dengan ekuivalen adalah luas dan jarak di peta haruslah sama dengan

keadannya dilapangan, untuk mencapai hal tersebut, maka kita harus

menskalakan peta tersebut dengan tepat, karena jika kita tidak

menskalakan peta tersebut dengan tepat maka luas dan jarak yang ada di

peta dengan luas dan jarak di lapangan tidak akan sama.

Peta harus rapih dan juga bersih

Supaya peta yang dibuat mudah dibaca, dimengerti dan menarik maka

dalam membuat peta haruslah rapi dan juga bersih agar peta yang telah

dibuat itu menarik untuk dilihat orang.

Peta harus mudah dimengerti dan tidak membingungkan

Dalam pembuatan peta, peta tersebut haruslah mencantumkan berbagai

informasi yang lengkap dan sesuai dengan aturan agar peta tersebut

mudah untuk dipahami, dan tidak membuat bingung orang yang

membacanya.

Peta harus berisi informasi yang lengkap

Sebuah peta yang sempurna yaitu peta tesebut bisa dipahami oleh

banyak orang, maka setiap peta haruslah mencatumkan berbagai

informasi yang telah ditentukan, seperti mencantumkan legenda, daftar isi,

indeks, keterangan dan berbagai informasi yang ada dipeta tersebut

haruslah dicantumkan agar dapat mudah dipahami.

2.3 Unsur-Unsur Dalam Peta

Untuk membuat sebuah peta yang lengkap dan sempurna kita harus

memperhatikan juga unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam sebuah peta

agar peta tersebut menjadi sebuah peta yang sempurna, lengkap dan mudah

dipahami, berikut ini unsure-unsur peta yang harus dicantumkan dalam peta agar

peta mejadi peta lengkap :

Judul

Dalam pembuatan peta, supaya peta tersebut menjadi peta lengkap maka

unsur pertama yang harus diperhatikan adalah judul, judul ini haruslah

sesuai dengan isi peta yang dibuat, pembuatan judul ini haruslah

mencerminkan isi dan tipe peta yang telah dibuat, dalam meletakan judul

ini tidak boleh sembarangan karena ada aturan dalam meletakan judul

pada peta ini, judul pada peta biasanya diletakan di atas tengah, atau

5

Page 6: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

6

kanan atas dari peta tesebut, namun alngkah lebih baik lagi, judul peta itu

diletakkan di kanan atas, tetapi apabila tidak bisa diletakan di kanan atas,

diletakan di tengah atas juga tidak apa-apa namun lebih baik lagi judul

peta diletakan di kanan atas, supaya peta yang dihasilkan bisa terlihat

lebih rapi

Legenda

Legenda adalah unsur penting lainnya yang harus dicantumkan dalam

peta, dan legenda ini adalah sebuah kunci yang penting untuk mambaca

dan memahi peta, agar peta mudah dipahami maka legenda yang

dicantumkan haruslah sesuai dengan standar yang telah disepakati,

dalam legenda biasanya terdapat sebuah simbol-simbol yang memberikan

keterangan mengenai sebuah tempat seperti gunung, sungai, kota, dan

sebagainya.

Gambar 2.1Legenda Peta

Tanda arah mata angin

Tanda arah yang dimaksud disini adalah tanda arah mata angin, dalam

peta perlu juga mencantumkan tanda arah agar peta tersebut mudah

dipahami, biasanya penempatan tanda arah itu diletakkan ditempatkan di

tempat yang sesuai, tanda arah ini biasanya berupa tanda panah ke arah

atas peta, selain berupa tanda panah banyak juga simbol-simbol yang lain

yang menunjukan tanda arah, namun apabila didalam peta ada garis

lintang dan garis bujur serta koordinat maka arah akan dapat diketahui,

karena berfungsi juga sebagai penunjuk arah.

6

Page 7: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

7

Gambar 2.2Arah Mata Angin

Skala

Skala adalah sebuah perbandinga yang digunakan didalam peta,

perbandingan ini dapat mewakili jarak serta luas didalam peta dengan

jarak dan luas pada lapangan sesungguhnya, skala perlu dicantumkan

dalam peta karena dengan adanya skala kita dapat tahu jarak dan luas

suatu daerah yang digambar pada peta terhadap jarak dan luas pada

keadaan yang sebenarnya.

Simbol

Dalam peta terdapat juga simbol-simbol yang dapat mempermudah dalam

pembacaan peta, simbol-simbol ini dapat berupa sebuah simbol titik,

simbol garis, simbol area, simbol aliran, simbol batang,simbol lingkaran,

simbol bola.

Gambar 2.3Contoh Simbol Dalam Peta

7

Page 8: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

8

Warna

Supaya lebih menarik peta juga harus diberi warna, namun selain

memberikan kesan agar peta terlihat lebih menarik, pemberian warna

pada peta juga merupakan saran untuk memprmudah dalam pembacaan

peta, karena warna-warna tesebut memiliki arti-arti tertentu, oleh karena

itu dalam pemberian warna pada peta, tidak boleh sembarangan karena

ada warna tertentu yang boleh dicantumkan pada peta, warna tersebut

ada lima warna yaitu, kuning, coklat, biru muda, dan biru tua.

Huruf

Dalam mencantumkan huruf dalam sebuah tidaklah boleh seenaknya,

karena dalam mencatumkan huruf dalam peta juga memiliki aturan yang

sudah disepakati, hal ini bertujuan agar informasi yang ada dalam peta

tersebut tersampaikan dengan benar dan orang yang membacanya pun

dapat mudah memahaminya. Sebagai contoh, untuk memberikan nama

pada sebuah objek hipsografi maka huruf yang digunakan haruslah tegak,

namun untuk objek hidrografi huruf yang digunakan harus miring.

Garis astronomis

Seperti yang telah kita ketahui garis astronomis adalah garis-garis yang

terdapat dalam peta untuk mengetahui letak dan posisi daerah yang

digambar pada peta, garis astronomi ini terbagi menjadi dua yaitu garis

lintang dan garis bujur, oleh karena itu untuk membuat peta yang lengkap

maka garis astronomi ini harus dicantumkan pula didalm peta.

Inset

Apabila didalam peta informasi yang dibutuhkan merasa masih kurang

lengkap atau kurang detail maka dalam membuat peta yang lengkap, kita

harus juga membuat inset, inset adalah peta yang disisipkan di peta

utama yang biasanya inset ini berukuran kecil, fungsi dari inset ini sendiri

adalah untuk penunjuk lokasi yang belum diketahui, untuk penjelas, dan

untuk penymabung.

Garis tepi

Sama hal nya dengan menggambar objek-objek yang umum, hal dasar

yang harus diperhatikan adalah garis tepi, garis tepi ini berfungsin untuk

memberikan ruang untuk menggambar, namun dalam menggambar peta

8

Page 9: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

9

garis tepi ini dapat membantu dalam menggambar garis astronomi juga

supaya garis astronomi yang digambar itu sesuai.

Sumber dan tahun pembuatan

Untuk membuat peta yang berisikan informasi yang lengkap, kita harus

memperhatikan berbagai hal yang telah dijelaskan diatas, salah satunya

adalah mencamtumkan sumber dan tahun, yang dimaksud dengan

sumber disini adalah, dari mana sumber data yang kita dapatkan untuk

membuat peta tersebut, dan tahun pembuatan peta tersebut juga kita

harus mencantumkanya agar menjadi peta yang lengkap.

2.4 Proses Pemetaan

Untuk membuat sebuah peta yang baik dan benar, serta dapat menyajikan

informasi secara lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan haruslah mengikuti

pedoman yang telah ada dimana setiap langkah-langkah yang terdapat dalam

pedoman tersebut harus diikuti dengan seksama agar kita dapat membuat

sebuah peta yang sempurna. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses

pemetaan agar peta yang dihasilkan tersebut baik dan benar serta memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh orang banyak :

1. Pencarian dan pengumpulan data

Metode pengambilan data untuk pemetaan dibagi ke dalam dua metode

yaitu metode pengambilan data secara langsung, yaitu metode

pengambilan data secara langsung ke lapangan dengan cara melakukan

berbagai macam pengukuran terhadap objek daerah yang akan di

petakan, dengan menggunakan bantuan alat seperti theodolite, GPS, dan

alat-alat pendukung pengukuran lainnya, selai itu pula pengambilan data

secara langsung di lapangan dapat menggunakan pemotretan udara yang

bisa dilakukan dengan menggunakan foto udara dari satelite maupun

secara langsung menggunakan pesawat terbang dengan jalur khusus.

Selain metode pengambilan data secara langsung, dapat pula dengan

cara pengambilan data secara tidak langsung, yaitu metode pengambilan

data dengan cara tidak perlu langsung melakukan pengukuran langsung

ke lapangan, tetapi cukup dengan mencari peta dasar dan data tambahan

lainnya yang akan kita petakan, dan kita olah menjadi informasi yang akan

disajikan dalam peta.

9

Page 10: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

10

2. Pengolahan data

Data yang telah kita dapatkan tersebut, baik data yang bersifat kualitatif

maupun data yang bersifat kuantitatif, dimana data kuantitatif dapat diolah

dengan perhitungan yang lebih rinci yang kemudian setelah itu kita

gambarkan data-data yang telah kita olah tersebut dengan sebuah simbol

yang akan disajikan dalam peta. Proses pengolahan data ini dapat

dilakukan dengan cara perhitungan manual maupun dengan sistem

komputasi yang dibantu dengan perangkat lunak yang telah tersedia dan

dapat membantu kita dalam memproses data.

3. Penyajian dan penggambaran data

Sama hal nya dengan tahap pengolahan data, proses penyajian dan

penggambaran data dalam peta pun dapat kita lakukan secara manual

maupun dengan bantuan perangkat lunak. Untuk penyajian dan

penggambaran data dengan cara manual diperlukan ketelitian yang

sangat tinggi dan didukun oleh peralatan-peralatan fungsional agar data

yang tersajikan didalam peta memiliki informasi yang benar-benar

berkualitas. Namun karena semakin berkembangnya teknologi maka

proses penyajian serta penggambaran data di dalam peta yang akan kita

buat, dilakukan secara digital atau dengan menggunakan perangkat lunak

yang terdapat dalam komputer, kelebihannya yaitu data yang disajikan

akurat dan juga mempermudah kita dalam melakukan pengerjaan

penyajian dan penggambaran data didalam peta.

4. Penggunaan data

Akhir dari proses pemetaan adalah penggunaan data yang terdapat dalam

peta yang telah dibuat, karena nilai akhir sebuah peta, apakah peta

tersebut baik atau buruk dinilai pada tahap ini. Sebuah peta dikatakan baik

apabila informasi yang terdapat dalam peta tersebut mudah dipahami dan

dimengerti oleh pengguna peta dan sebaliknya apabila peta tersebut tidak

mudah dipahami dan tidak dapat dibaca oleh pengguna peta maka peta

tersebut merupakan peta yang tidak baik.

Selain tahap-tahap yang telah dijelaskan diatas, ada juga seorang ahli

yang bernama Juhadi dan Lies noor, menyatakan dalam bukunya yang berjudul

“Desain dan Komposisi Peta Tematik”, bahwa sebuah peta yang sempurna

adalah sebuah peta yang dibuat dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini :

10

Page 11: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

11

1.  Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat

2.  Mencari dan mengumpulkan data

3.  Menentukan data yang akan digunakan

4. Mendesain simbol data dan simbol peta

5.  Membuat peta dasar

6.  Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas

7.  Pencetakan peta

8.  Lettering dan pemberian simbol

9.  Reviewing

10.  Editing

11.  Finishing

Gambar 2.4Contoh Peta (Peta Topografi)

11

Page 12: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

12

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas

Dalam praktikum kali ini kita diberi tugas untuk mengkonversikan sistem

seksagesimal kedalam sistem sentrisimal dan juga sebaliknya, dan kita juga

diberi tugas untuk mencari dan menggambarkan arah azimuth berdasarkan

nomor pokok mahasiswa teman-teman kita.

3.2 Pembahasan

1. Ubahlah dalam bentuk seksagesimal :

a) 1g 1c 1cc

1g = 1g x 360°

400g = 0,°9 0,°9 x 60’ = 0° 54’ 0’’

1c = 0,°9 x 1c x 60°

100c = 0,’54 0,’54 x 60’’ = 0° 0’ 32’’,4

1cc = 0’, 54 x 1cc x 60°

100c c = 0’’,324

Jadi :

1g = 0° 54’ 0’’

1c = 0° 0’ 32’’,4

1cc = 0° 0’ 0’’,324 +

1g 1c 1cc = 0° 0’ 32’’,72

b) 107g 0c 14cc

107g = 107g x 0,°9 = 96° 18’ 0’’

0c = 0c x 0,’54 = 0° 0’ 0’’

14cc = 14cc x 0’’,324 = 0° 0’ 4’’.536

Jadi :

107g = 96° 18’ 0’’

0c = 0° 0’ 0’’

14cc = 0° 0’ 4’’,536 +

12

Page 13: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

13

107g 0c 14cc = 96° 18’ 4’’,536

c) 102g 12c 15cc

102g = 102g x 0,°9 = 91° 48’ 0’’

12c = 12c x 0,’54 = 0° 6’ 28’’,8

15cc = 15cc x 0’’,324 = 0° 0’ 4’’,86

Jadi :

102g = 91° 48’ 0’’

12c = 0° 6’ 28’’,8

15cc = 0° 0’ 4’’,86 +

107g 0c 14cc = 91° 54’ 33’’,66

d) 17g 8c 19cc,45

17g = 17g x 0,°9 = 15° 18’ 0’’

8c = 8c x 0,’54 = 0° 4’ 19’’,2

19cc,45 = 19cc,45 x 0’’,324 = 0° 0’ 6’’,3018

Jadi :

17g = 15° 48’ 0’’

8c = 0° 4’ 19’’,2

15cc = 0° 0’ 6’’,3018 +

17g 8c 19cc,45 = 15° 22’ 25’’,5018

e) 2g 14c 28cc

2g = 2g x 0,°9 = 1° 48’ 0’’

14c = 14c x 0,’54 = 0° 7’ 33’’,6

28cc = 28cc x 0’’,324 = 0° 0’ 9’’,072

Jadi :

2g = 1° 48’ 0’’

8c = 0° 7’ 33’’,6

15cc = 0° 0’ 9’’,072 +

2g 14c 28cc = 1° 55’ 42’’,672

2. Ubahlah dalam bentuk sentisimal :

1° = 1g x 400g

360° = 1g,111111111

13

Page 14: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

14

1’ = 1g,111111111 x 1’ x 100c

60 ’= 1c,851851852

1’’ = 1c,851851852 x 1’’ x 100c c

60 ’’= 3,cc086419753

a) 1° 1’ 1’’

Jadi :

1° = 1g 11c 11cc,11111

1’ = 0g 1c 85cc,1851852

1’’ = 0g 0c 3cc,086419753 +

1° 1’ 1’’ = 1g 12c 99cc,38271495

b) 107° 0’ 14’’

107° = 107° x 1g,111111111 = 118g 89c 32cc,8890

0’ = 0’ x 1c,851851852 = 0g 0c 0cc

14’’ = 14’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 43cc, 20987654

Jadi :

107° = 118g 89c 32cc,8890

0’ = 0g 0c 0cc

1’’ = 0g 0c 43cc,20987654 +

107° 0’ 14’’ = 118g 89c 32cc,0988765

c) 192° 42’ 32’’

192° = 192° x 1g,111111111 = 213g 33c 33cc,33

42’ = 42’ x 1c,851851852 = 0g 77c 77cc,777778

32’’ = 32’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 98cc,76543213

Jadi :

192° = 213g 33c 33cc,33

42’ = 0g 77c 77cc,777778

32’’ = 0g 0c 98cc,76543213 +

192° 42’ 32’’ = 214g 12c 09cc,8732101

d) 279° 41’ 50’’

279° = 279° x 1g,111111111 = 310g 0c 0cc

41’ = 41’ x 1c,851851852 = 0g 75c 92cc,5925930

14

Page 15: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

15

50’’ = 50’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 154cc,3209877

Jadi :

279° = 310g 0c 0cc

41’ = 0g 75c 92cc,5925930

50’’ = 0g 0c 154cc,3209877 +

279° 41’ 50’’ = 310g 77c 46cc,9135807

e) 0° 0’ 4’’

0° = 0° x 1g,111111111 = 0g 0c 0cc

0’ = 0’ x 1c,851851852 = 0g 0c 0cc

4’’ = 4’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 12cc,34567902

Jadi :

0° = 0g 0c 0cc

0’ = 0g 0c 0cc

4’’ = 0g 0c 12cc,34567902 +

0° 0’ 4’’ = 0g 0c 12cc,34567902

Untuk tugas mencari dan menggambarkan arah azimuth terdapat didalam

lampiran.

15

Page 16: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

16

BAB IV

ANALISA

Untuk mempermudah mengkonversi sistem seksagesimal ke dalam

sistem sentrisimal maupun sebaliknya, kita harus mengkonversi terlebih dahulu

1g 1c 1cc kedalam satuan derajat, detik dan menit dengan rumus berikut ini :

1g = 1g x 360°

400g = a

1c = a x 1c x 60°

100c = b

1cc = b x 1cc x 60°

100c c = c

Sehingga didapat :

1g = 0°9 ; 1c = 0’,54 ; 1c = 0’’,324

Setelah kita mengetahui hal tersebut maka kita akan dengan mudah

menkonversikan sistem seksagesimal menjadi sistem sentrisimal yang memiliki

nilai yang lebih besar dari 1g 1c 1cc dengan cara kita hanya perlu mengkalikan

sistem seksagesimal yang telah diketahui dengan nilai tetapan konversi yang

telah didapat tadi.

Untuk mengkonversikan sistem sentrisimal menjadi sistem seksagesimal

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menkonversikan hal tersebut, sama

dengan langkah-langkah ketika kita menkonversikan sistem seksagesimal

menjadi sistem sentrisimal, namun rumus yang digunakan untuk

mengkonversikannya tentu saja berbeda. Berikut ini adalah rumus-rumus

tersebut :

1° = 1g x 400g

360° = ag

16

Page 17: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

17

1’ = a x 1’ x 100c

60 ’ = bc

1’’ = bc x 100c c

60 ’’ = ccc

Sehingga didapat :

1° = 1g,111111111 ; 1’ = 1c,851851852 ; 1’’ = 3g,086419753

Dari hasil semua perhitungan yang telah dibahas pada bab sebelumnya,

kita dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan hasil konversi anatara sistem

seksagesimal dengan sistem sentrisimal, tetapi kedua sistem tersebut memiliki

kesamaan yaitu sama-sama berbanding lurus, yaitu dimana setiap nilai dari

sistem seksagesimal maupun nilai sentrisimal yang memiliki nilai yang besar

maka hasil konversinya pun akan besar begitu juga sebaliknya, apabila nilai

seksagesimal maupun sentrisimalnya kecil maka nilai hasil konversinya pun

kecil. Hal tersebut dikarenekan kedua sistem tersebut sama-sama memiliki arah

yang sama yaitu ditarik searah jarum jam, sehingga hasilnya pun sama-sama

berbanding lurus.

17

Page 18: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

18

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum kali ini kita jadi dapat mengetahui dan memahami semua

hal tentang peta dimana peta merupakan sumber informasi yang penting dari

suatu daerah, yang mana informasi tersebut bisa kita manfaatkan untuk berbagai

keperluan.

Dalam praktikum kali ini juga kita jadi dapat mengetahui dan memahami

bagaimana dasar-dasar dari pemetaan itu sendiri dimana kegiatan inti dari dasar

pemetaan dilakukan untuk membuat sebuah peta yang memberikan berbagai

macam informasi dari suatu daerah yang kita butuhkan.

Pada praktikum kali ini juga kita dapat mengubah atau menkonversikan

dari sistem seksagesimal dan sistem sentrisimal, dimana kedua jenis sistem

tersebut memiliki perbedaan pada satuannya maupun tetapannya. Kali ini juga

kita dapat mencari dan menggambarkan arah azimuth yang diambil berdasarkan

nomor pokok mahasiswa.

5.1 Saran

Dalam mengkonversikan sistem seksagesimal dan juga sistem sentrisimal

atau sebaliknya, sebaiknya pada saat melakukan perhitungan kita harus

mencamtumkan semua angka yang keluar didalam kalkulator, sehingga tidak

ada pembulatan. Hal tersebut dikarenakan agar hasil yang kita dapatkan tersebut

akurat.

18

Page 19: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

19

DAFTAR PUSTAKA

http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/buku-catatan/pengertian-peta/

http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Peta

http://belajargeografiyuk.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-dasar-

membuat-peta.html

http://ipankreview.wordpress.com/tag/membuat-peta/

19

Page 20: Laporan Akhir Peta Dan Dasar-dasar Pemetaan

20

lAMPIRAN

20