27
LAPORAN AKHIR PKM-M PROGRAM RINTISAN DESA MANDIRI BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) BERBASIS TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN FINANSIAL MASYARAKAT Diusulkan Oleh : SUGENG YULIANTO (08/268725/TK/34020) BAYU KURNIAWAN (08/268763/TK/34047) HARYO UTOMO W. N (09/284669/TK/35430) ENDAH A. PRATIWI (09/280300/SP/23178) ANNISA AULIA R. (10/307834/DTP/621) UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Laporan Akhir Pkmm Kirim

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Pkmm Kirim

LAPORAN AKHIR PKM-M

PROGRAM RINTISAN DESA MANDIRI BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE

DEVELOPMENT) BERBASIS TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK

MENINGKATKAN FINANSIAL MASYARAKAT

Diusulkan Oleh :

SUGENG YULIANTO (08/268725/TK/34020)

BAYU KURNIAWAN (08/268763/TK/34047)

HARYO UTOMO W. N (09/284669/TK/35430)

ENDAH A. PRATIWI (09/280300/SP/23178)

ANNISA AULIA R. (10/307834/DTP/621)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Laporan Akhir Pkmm Kirim

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Program Rintisan Desa Mandiri Berkelanjutan (Sustainable Development) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Meningkatkan Finansial Masyarakat

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK(Pilih salah satu) ( ) PKMT (X) PKMM

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian (Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa

(X) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utamaa. Nama Lengkap : Sugeng Yuliantob. NIM : 08/268725/TK/34020c. Jurusan : Teknik Kimiad. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Gadjah Madae. Alamat Rumah : Desa Adirejo, Kec. Tunjungan, Bloraf. No Tel./HP : 085641202144g. Alamat email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T.b. NIP : 19691122 199512 2 001c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 0274 557934

7. Biaya Kegiatan Total : a. Dikti : Rp 5.680.000,00b. Sumber lain : Rp –

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Yogyakarta, Oktober 2010 Menyetujui,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana KegiatanPenelitian dan Kerjasama

(Prof. Ir. Jamasri, Ph.D) (Sugeng Yulianto)NIP. 19610704 198803 1 002 NIM. 08/268725/TK/34020

Direktur Kemahasiswaan Dosen PendampingUniversitas Gadjah Mada

(Drs. Haryanto, M.Si) (Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T.) NIP.195805021987031002 NIP. 19691122 199512 2 001

ii

Page 3: Laporan Akhir Pkmm Kirim

Program Rintisan Desa Mandiri Berkelanjutan (Sustainable Development) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Meningkatkan Finansial Masyarakat”

Sugeng Yulianto, Bayu Kurniawan, Haryo Utomo Wisnu N, Endah Arum P, Annisa Aulia R1

Abstrak

Desa Sonokulon berlokasi di daerah pegunungan kapur, Kecamatan Todanan, Kab Blora Jawa Tengah. Masyarakat di desa ini mayoritas adalah petani yang dimana masih bergantung dengan musim dan rata-rata masih hidup dibawah garis kemiskinan. Segala kegiatan perekonomian pada daerah ini bisa dikatakan masih sangat konvensioanal, segala penopang kebutuhan mereka bisa dikatakan bergantung pada alam sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sangat bergantung pada hasil ladang dan hutan disekitar daerah mereka dan hal ini menjadi hal yang cukup pelik bilamana dieratkan dengan adanya kerusakan hutan yang cukup parah di sekitar daerah desa sonokulon ini. Atas dasar realitas tersebut kami memberikan solusi untuk mengatasi segala permasalah tersebut mulai dari cukup lemahnya perekonomian desa sonokulon sampai kegiatan ilegal logging yang dilakukan di daerah ini. Disini kita telah melakukan beberapa program yang diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan daerah ini yang pertama kita membangun 6 instalasi biogas sebagai rintisan dan jumlahnya akan terus bertambah dengan makin banyaknya warga yang berminat dengan program ini. Dengan adanya biogas diharapkan pembalakan hutan yang biasanya dilakukan untuk kayu bakar baik dipergunakan sendiri atau untuk dijual dapat makin berkurang. Kemudian disini kita telah melakukan penyuluhan tentang kesadaran lingkungan yang diharapkan meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan. Kemudian kita mengenalkan warga tentang teknologi sederhana yang bisa dimanfaatkan oleh warga seperti pembuatan kompos, pembuatan konsentrat (makanan ternak), penanaman cebe yang baik, pengenalan tanaman produktif (disini tanaman yang kita pilih adalah rosela). Kemudian untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat kita melakukan percontohan budidaya jamur tiram yang diharapkan dapat ditiru sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Kemudian kita juga membuat rukun tani bersama warga setempat yang menaungi semua kegiatan kita sehingga diharapkan dapat menjaga segala program kita untuk terus berkelanjutan. Kemudian yang terakhir kita juga membuat blog yang isinya mencakup semua kegitan PKMM ini yang diharapkan mampu mengenalkan tentang kegiatan kita dan desa sonokulon pada khususnya, sehingga diharapkan daerah ini bisa digunakan sebagai referensi ataupun percontohan untuk wilayah kabupaten Blora pada khususnya dan jawa tengah pada umumnya.

iii

Page 4: Laporan Akhir Pkmm Kirim

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan PKM-M Program Rintisan Desa Mandiri Berkelanjutan (Sustainable Development) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Meningkatkan Finansial Masyarakat dapat terselesaikan.

Laporan ini dapat tersusun atas bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :.

1. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing.3. Kepala Desa den seluruh Perangkat Desa serta warga Desa Sonokulon, Kecamatan

Todanan, Kab. Blora, Jawa Tengah.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Disamping ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, penyusun juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Harapan kami, laporan ini bisa dirasakan manfaatnya bagi kita semua.

Yogyakarta, Juni 2011

iv

Page 5: Laporan Akhir Pkmm Kirim

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

I. PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Masalah 1B. Perumusan Masalah 2C. Tujuan Program 2D. Luaran yang Diharapkan 2E. Kegunaan Program 3

II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 3

III. METODE PELAKSANAAN 5

IV. PELAKSANAAN PROGRAM 7A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 7B. Tahapan Pelaksanaan/ Jadwal Faktual Pelaksanaan 7C. Instrumen Pelaksanaan 8D. Rancangan dan Realisasi Biaya 8

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 9

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 10A. Kesimpulan 10B. Saran 10

LAMPIRAN 11

v

Page 6: Laporan Akhir Pkmm Kirim

DAFTAR TABEL

Tabel1. Jadwal pelaksanaan pembuatan Desa mandiri 72. Laporan keuangan per 10 Juni 2010 8

vi

Page 7: Laporan Akhir Pkmm Kirim

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Denah Desa Sonokulon, Todanan, Blora 52. Bagan Program PKM Keseluruhan 53. Proses Pembangunan Desa Mandiri 7

vii

Page 8: Laporan Akhir Pkmm Kirim

1

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini masih menjadi negara berkembang, dimana banyak warga negaranya yang belum mampu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Juli 2010 sebanyak 31,2 juta warga Indonesia berada dalam kategori miskin, dan sebagian besar dari jumlah tersebut berpusat pada daerah pedesaan. Faktor utama yang mendasari fakta ini adalah keterbatasannya tingkat pendidikan yang diperoleh.

Banyak penduduk desa yang hanya lulusan sekolah tingkat rendah seperti sekolah dasar (SD) bahkan banyak juga yang tidak lulus. Setelah selesai sekolah para pemuda desa biasanya merantau mencari pekerjaan di kota-kota besar, dan untuk para perempuan biasanya langsung dinikahkan. Mereka tidak peduli dengan pendidikan sama sekali, bahkan dalam kebutuhannya pendidikan di nomor sekiankan. Di dalam otak mereka sudah tertanam ’ngapain sih sekolah tinggi tinggi cuman ngabisin duit saja toh nanti hasilnya mungkin belum sesuai dengan apa yang kita harapkan (red:kaya), mending duitnya buat yang lain saja’.

Hal tersebut yang selalu menyelimuti pola pikir masyarakat pedesaan, salah satunya pada Desa Sonokulon, Kecamatan Todanan, Kab Blora Jawa Tengah. Dari data yang diperoleh bahwa 90% adalah bekerja sebagai petani, dan sebagian besar berpendapatan rendah. Sisa 10% nya adalah pedagang, pegawai negeri, peternak, dll. Para petani hanya pada umumnya tidak tahu secara mendalam ilmu pertanian seperti apa, mereka hanya mengandalkan dari pengalaman masa lalu serta cerita-cerita dari orang-orang yang dianggap mereka tahu.

Para petani di desa yang bisa dikatakan tergolong terpencil ini masih bergantung pada musim, jika musim sedang buruk (misal kemarau panjang) mereka tidak akan bercocok tanam dan hanya menunggu saat sampai musim kembali bagus. Saat musim itu tiba mereka lebih memilih banting stir menjadi tukang batu, tukang kayu, bahkan banyak yang merantau ke luar kota. Mereka tidak punya kesadaran dan keinginan sama sekali untuk mencari jalan keluar bagaimana cara mengatasi problematika ini. Satu yang utama penyebab hal ini adalah karena kurangnya informasi dan ilmu pengetahuan.

Selain berprofesi sebagai petani, kebanyakan warga di desa ini juga mempunyai profesi sampingan yaitu memelihara ternak lebih khususnya sapi. Walaupun tidak dianggap sebagai pekerjaan utama, hasil dari beternak ini cukup untuk membantu jikalau ada kebutuhan yang benar-benar mendesak. Saat musim cocok tanam tiba, para hewan ternak juga mempunyai peranan yang cukup penting. Para ternak inilah nantinya membantu membajak sawah yang akan ditanami.

Adanya ternak disini juga menghasilkan problem baru, dimana kotoran ternak yang melimpah kurang bisa dimanfaatkan. Biasanya para warga hanya menimbunnya dan nantinya saat musim pemupukan tanaman tiba, baru digunakan sebagai pupuk. Mengingat banyaknya kotoran ternak yang ada, hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan sebagai pupuk, karena jumlah ladang petani yang terbatas. Sebagian besar yang lain hanya ditimbun lagi, dan jikalau suatu saat tempat untuk menimbun sudah tidak ada, maka kotoran ternak tersebut dibuang percuma. Kotoran ternak ini seharusnya sangat bermanfaat sekali jika diserahkan oleh orang yang berilmu, namun tidak bagi orang-orang yang tidak berilmu. Sekali lagi kuncinya yaitu ilmu pengetahuan.

Dengan banyaknya ditemukan teknologi inovatif saat ini harusnya menjadikan kehidupan masyarakat saat ini menjadi sangat mudah namun kenyataannya masih banyak bahkan hampir sebagian besar masyarakat yang belum mengenal teknologi-

Page 9: Laporan Akhir Pkmm Kirim

2

teknologi yang bisa diterapkan di masyarakat tersebut. Salah satunya adalah teknologi inovatif biogas. Teknologi inovatif ini yang kita pilih dikarenakan saat ini masyarakat khawatir untuk penggunakan gas LPG, disebabkan kasus-kasus ledakan tabung LPG 3 kg yang marak terjadi. Sedangkan, kini pemerintah gencar menyuarakan pada masyarakat untuk menggunakan LPG sebagai pengganti minyak tanah. Masalah ini menjadi dilema bagi masyarakat, di satu sisi mereka membutuhkan bahan bakar untuk melakukan kegiatan rumah tangga, tapi di sisi lain mereka didera kekhawatiran akan ledakan tabung gas. Padahal kini minyak tanah mulai sulit didapatkan. Apalagi akhir-akhir ini pemerintahan akan mengurangi subsidi BBM, karena banyak membebani pembelanjaan negara. Permasalahan yang ditimbulkan dari pergantian minyak tanah ke gas, salah satunya karena masyarakat belum siap dengan teknologi yang ada, tidak adanya sosialisasi yang masiv, dan tidak dapat mengelola sumber daya yang ada di sekitar dengan optimal.

Selain itu perekonomian juga menjadi masalah dalam masyarakat. Selama ini masyarakat -yang bermata pencaharian sebagai petani- hanya mengandalkan pendapatan dari hasil pertanian mereka, yang hasilnya tak selalu mencukupi untuk sebuah kesejahteraan. Hal ini sebagian disebabkan karena letak daerah yang tidak strategis dan terbatasnya koneksi dengan pasar-pasar besar. Lahan kosong di sekitar lingkungan yang cukup luas pun kurang terberdayakan secara optimal oleh para warga. Bagi kaca mata orang yang berwawasan luas, harusnya hal ini bisa menjadi potensi bagi warga untuk memacu terciptanya warga yang lebih mandiri dengan pengelolaan lahan kosong secara lebih optimal.

Beberapa hal di atas mendorong beberapa pihak terkait mulai melirik sumber daya lain dalam penuntasan masalah ini, yaitu pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini juga diharapkan dapat mengelola sumber daya yang ada disekitarnya, yang mudah didapat, murah, dan ramah lingkungan. Menggunakan teknologi sederhana yang mudah untuk di tularkan ilmunya pada masyarakat yang lainnya. Program ini juga akan banyak membantu pemerintah dalam upaya menyejahterakan rakyatnya. Dengan masyarakat yang mandiri setidaknya akan mengurangi beban pemerintah, bahkan bisa membanggakan daerahnya. Juga dapat menyalurkan kemandirian tersebut ke daerah lain, sebagai desa percontohan.

B. Rumusan MasalahDari penjabaran latar belakang, maka diambil rumusan masalah sebagai

berikut:1. Bagaimana melibatkan masyarakat dalam program rintisan desa mandiri?2. Bagaimana mengedukasi masyarakat dalam usaha mengenalkan teknologi ramah

lingkungan?3. Bagaimana memanfaatkan dan mengoptimalkan fungsi limbah dari kotoran ternak yang

melimpah?4. Bagaimana mengoptimalkan fungsi lahan kosong di lingkungan masyarakat untuk

membudidayakan tanaman yang produktif?C. Tujuan Program

Tujuan dari program ini adalah:1. Membentuk rukun warga terpadu yang nantinya menaungi semua kegiatan ekonomi

masyarakat setempat.2. Mengenalkan masyarakat dengan teknologi inovatif sederhana. 3. Memanfaatkan dan mengoptimalkan fungsi limbah dari kotoran ternak yang melimpah

untuk memenuhi kebutuhan.4. Mengoptimalkan fungsi lahan kosong di lingkungan masyarakat untuk membudidayakan

tanaman yang produktif.

Page 10: Laporan Akhir Pkmm Kirim

3

5. Melatih masyarakat untuk menciptakan desa mandiri berbasis lingkungan.D. Luaran yang Diharapkan

Dari kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dan kreatif dalam memanfaatkan dan mengolah sumber daya di lingkungan. Sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang produktif dan untuk selanjutnya mampu menjadi pelopor dan menjadi desa percontohan untuk desa lainnya. Mengurangi kebergantungan masyarakat dari dana dan perhatian yang berasal dari pemerintah. Masyarakat mampu meningkatkan pendapatannya dan menciptakan pasar baru. Mendapatkan keuntungan berlipat, misalnya dengan berternak sapi, selain dapat dijadikan aset juga kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, lebih murah dan aman.

E. Kegunaan Program a. Bagi Masyarakat : Mengurangi biaya hidup masyarakat dengan cara penggunaan bahan bakar berupa biogas Menjaga kelestarian hutan di sekitar tempat tinggal mereka Mampu memanfaatkan limbah peternakan kotoran sapi menjadi bernilai ekonomi Mampu memberdayakan lahan kosong disekitar rumah Mewujudkan masyarakat mandiri energi Mendapatkan sumber keuangan baru

b. Bagi Mahasiswa : Mahasiswa melaksanakan PKM-M sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah

sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat

c. Bagi Pemerintah Kabupaten Boyolali : Peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Blora, khususnya pemerintah Desa

Sonokulon Adanya desa percontohan mandiri yang nantinya bisa diaplikasikan pada desa-desa

lainnya Menjaga kelestarian lingkungan pada daerah hutan utama di Kabupaten Blora. Hal ini

dapat dilakukan karena dengan adanya instalasi biogas dapat mengurangi tingkat penebangan pohon di daerah penyangga yang biasanya dilakukan masyarakat dengan alasan dijadikan kayu bakar

II. Gambaran Umum Masyarakat SasaranDukuh Soronini, Desa Sonokulon, Kec. Todanan, Kab. Blora, Jawa Tengah.

Letaknya cukup terpencil, desa ini berada 45 km di arah barat kota Blora. Berada pada wilayah Pegunungan Kapur Utara, sehingga desa ini termasuk daerah yang cukup tinggi. Memiliki ketinggian sekitar 500m dpl dengan tingkat penyinaran matahari yang cukup banyak, menjadikan daerah ini kaya akan tanaman. Didukung dengan adanya sumber mata air yang cukup melimpah sehingga desa ini memiliki potensi yang bagus untuk bisa dikembangkan menjadi desa yang mandiri.

Banyak penduduk di desa ini yang hanya menempuh pendidikan sampai lulusan SD, dan bahkan banyak juga yang tidak lulus SD. Pemuda-pemuda yang seharusnya mempunyai tanggung jawab membangun desa ini, lebih memilih kota-kota besar untuk sekedar mencari kerja. Dan bagi para perempuan-perempuan desa, setelah lulus sekolah biasanya langsung dinikahkan. Jadi kurang ada kesempatan para pemuda/i untuk bisa menempuh pendidikan yang tinggi supaya bisa mengembangkan desa ini untuk menjadi lebih baik lagi. Melihat sedikit kekayaan sumber daya alam

Page 11: Laporan Akhir Pkmm Kirim

4

yang ada maka sebagian besar masyarakat didesa ini adalah memilih berprofesi sebagai petani, bahkan dari jumlah seluruh penduduknya, 90 persennya adalah para petani. Mungkin juga karena tidak ada pilihan profesi lain selain petani. Petani di daerah tersebut hanya mengandalkan hasil olahan dari sawah mereka serta dari hasil ternak yang ada. Letak geografis desa yang cukup terpencil mungkin salah juga satu faktornya.

Masyarakat sangat kesulitan dalam mendapatkan informasi terbaru dalam hal pertanian, karena tidak ada akses kesana. Informasi selalu disandarkan pada pengalaman waktu yang lalu. Masyarakat serasa sulit sekali untuk bertindak diluar kebiasaan yang telah mereka lakukan sebelumnya, tidak mau untuk mencoba hal yang baru. Merasa cemas dan khawatir gimana kalau hasilnya nanti buruk dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga terciptalah masyarakat yang kolot. Hal inilah yang mungkin menjadi sebab mengapa masyarakat tetap menjadi itu-itu saja, tidak bisa mandiri, dan hanya mengandalkan dari hasil olahan alam. Pendapatan masyarakat pun tidak menentu, kadang jika keadaan alam sedang bagus hasil olahan melimpah pendapatan meningkat, namun jika alam tidak sedang bersahabat, mungkin gigit jari pun sering dialami warga.

Akhir-akhir ini juga masyarakat diberatkan dengan adanya program pemerintah mengenai konversi dari minyak tanah ke gas. Bagi masyarakat hal ini mulanya dianggap program yang bagus, karena ada sosialisasi dulu dan pemberian tabung gas 3kg dan kompor gas gratis. Namun karena beberapa kejadian tabung gas meledak, para masyarakat menjadi khawatir gimana nanti kalau kejadian yang sama menimpa mereka. Banyak yang kemudian beralih kembali pada keadaan semula yaitu memakai minyak tanah atau kayu bakar untuk memasak. Namun banyak juga yang masih tetap bertahan menggunakan tabung gas 3kg.

Para petani di desa Sonokulon rata-rata mempunyai hewan ternak yaitu sapi. Pada satu rumah minimal ada 2 sampai 3 sapi. Selain sebagai tabungan jika nanti sudah besar bisa dijual dengan harga tinggi, ternak juga bisa dimanfaatkan untuk dijual jika nanti ada keadaan yang cukup mendesak dan harus secepatnya mendapatkan uang. Maka menjual ternak ini adalah salah satu solusi yang paling sering dipilih warga. Saat musim penghujan, para ternak khususnya sapi inilah yang cukup membantu pekerjaan petani di sawah (red:membajak sawah). Para ternak di sini juga menjadi simbol ke-prestisius-an warga, semakin banyak mempunyai hewan ternak maka semakin tinggi juga derajatnya di mata warga-warga yang lain. Sehingga para warga saling berlomba untuk mencapai derajat yang lebih tinggi.

Kotoran ternak ini dianggap sebagai sesuatu hal yang kurang bermanfaat, paling biasanya dipakai buat pupuk saat musim tanam tiba. Selain musim tanam tiba, kotoran dibiarkan saja menggunung sampai tinggi di belakang kandang tanpa adanya upaya pemanfaatan sedikitpun. Kurang adanya informasi mungkin adalah salah satu faktornya.

Harapannya dengan adanya sosialisasi ke warga bisa sedikit membantu memecahkan permasalahan, baik itu permasalahan mengenai rata-rata pendapatan yang cukup rendah, ataupun pemanfaatan potensi yang lain yaitu perbaikan nilai guna kotoran ternak sebagai penghasil biogas. Wujudnya masyarakat yang mandiri finansial ataupun informasi pun bisa segera terealisasi.

.

Page 12: Laporan Akhir Pkmm Kirim

5

Gambar 1. Denah Desa sonokulon, Kecamatan Todanan, Kab. Blora

III. Metode PelaksanaanMetode pelaksanaan program pekan kreativitas mahasiswa kali ini adalah

edukasi masyarakat tentang penerapan dan penggunaan teknologi sederhana yang ramah lingkungan serta managerial sederhana untuk meningkatkan kemampuan finansial masyarakat setempat.

Berbagai macam program yang akan kita laksanakan yaitu:1. Pengembangan Teknologi Biogas untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah kotoran

ternak.2. Pengembangan komoditas jamur tiram sebagai solusi untuk meningkatkan finansial

masyarakat setempat.3. Pelatihan pembuatan pupuk kompos serta memberikan penyuluhan tentang pentingnya

pemanfaatan lahan kosong dengan tanaman produktif (apotek hidup, rosella, bunga matahari) dan pemeliharaan lingkungan.

4. Membentuk rukun warga mandiri yang nantinya menaungi seluruh kegiatan terpadu warga.

Page 13: Laporan Akhir Pkmm Kirim

6

Gambar 2. Bagan Program PKM Keseluruhan

Bagan di atas adalah gambaran garis besar dari program PKMM kami dimana program kegiatannya terpadu yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Kami akan sedikit menguraikan maksud dari bagan diatas. Yang pertama bersama-sama pemeritahan daerah setempat kami bermaksud untuk membentuk rukun warga mandiri yang nantinya menaungi seluruh program kegiatan PKMM dari kelompok kami. Pembentukan rukun warga mandiri ini menjadi penting dikarenakan dengan melibatkan warga setempat akan memudahkan realisasi program kerja kami nantinya dikarenakan ikatan emosional antar masyarakat setempat jauh lebih baik tentunya sehingga membantu dalam penyampaian informasi dan lain sebagainya. Dan tentu saja dengan harapan setelah rangkaian program kegiatan kami telah selesai nantinya kegiatan ini akan terus berlanjut (sustainable development). Disini sebelumnnya kami akan memberikan pelatihan yang erat kaitannya dengan program kerja kita nantinya sehingga dengan harapan setelah realisasinya nanti masyarakat akan lebih mudah dalam pengaplikasiannya.

Program kami yang pertama adalah program instalasi biogas disini kami membagi program kita ini menjadi 3 subprogram yaitu: program pengenalan biogas,program penerapan biogas dan yang terakhir program pengembangan biogas, mudahnya kami singkat dengan program biogas 3P (Pengenalan, Penerapan, Pengembangan).

Yang pertama adalah program pengenalan disini kami akan memberikan informasi kepada masyarakat setempat tentang apa itu biogas, bagaimana pembutannya, amankah, dan lain sebagainya yang erat kaitannya dengan biogas.

Kemudian yang kedua adalah program penerapan disini kami bersama-sama masyarakat setempat akan membuat beberapa instalasi biogas yang nantinya bias dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

Kemudian yang terakhir adalah program pengembangan biogas disini kami serahkan sepenuhnya kepada rukun warga mandiri setempat yang sebelumnya telah mendapat pelatihan untuk mengembangkan program biogas ini sehingga dengan harapan daerah setempat bisa menjadi daerah percontohan biogas dan tentu saja bisa menjadi percontohan untuk daerah-daerah sekitar.

Page 14: Laporan Akhir Pkmm Kirim

7

Program kita yang kedua adalah program peningkatan finansial masyarakat setempat. Disini kami menawarkan pengembangan komoditas serta memberikan pelatihan tentang informasi pengolahan jamur tiram serta adanya penyuluhan tentang pentingnya pemanfaatan lahan kosong dengan tanaman produktif (apotek hidup, rosella, bunga matahari) dan pemeliharaan lingkungan sebagai solusi untuk meningkatkan finansial masyarakat setempat.

Hal ini dikarenakan sesuai dengan karakteristik daerah setempat yang elatif kering sehingga sesuai dengan komoditas ini selain tidak perlu perawatan yang khusus harga komodias ini pun cukup menggiurkan. Nantinya kami inin mengembangkan komoditas ini di lahan-lahan kosong disekitar rumah ataupun dijalan-jalan pedesaan karena dari survey sebelumnya kami masih menemukan banyakknya lahan yang masih kosong. Kami berharap dengan program kita yang satu ini mampu meningkatkan finansial masyarakat setempat. Harapan kami selanjutnya daerah setempat bisa menjadi daerah percontohan ataupun centra produksi dan kami harapkan bisa diikuti oleh daerah-daerah lainnya.

Terakhir adalah program kegiatan teknologi tepat guna disini kami memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang teknologi inovatif tepat guna yang dapat diamanfaatkan oleh masyarakat setempat diantaranya adalah pembuatan pupuk kompos ataupun kandang yang baik. Selain itu kami akan memberikan penyuluhan tentingnya pentingnya menjaga lingkungan mulai dari hal-hal kecil seperti memisahkan antara sampah organik dan anorganik sehinga harapannya masyarakat makin peka dengan teknologi yang nantinya bisa dikembangkan serta mampu menimbulkan kecintaan yang lebih dari sebelumnya

Gambar 3. Proses Pembangunan Desa Mandiri

IV. PELAKSANAAN PROGRAMA. Waktu dan tempat pelaksanaan

Page 15: Laporan Akhir Pkmm Kirim

8

Pelaksanaan PKM-M ini dilaksanakan di Desa Sonokulon, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah dari bulan Maret sampai bulan Juni 2011.

B. Tahapan pelaksanaan/jadwal faktual pelaksanaanTabel 1. Jadwal pelaksanaan pembuatan Desa Mandiri

No Kegiatan WaktuBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1. Survei tempat pelaksanaan PKMM

2. Pembagian undangan, penyampaian konsep pada masyarakat

3. Pembentukan rukun tani warga

X

4. Pembelian alat dan bahan

X

5. Pembelian bibit jamur tiram

6. Pembuatan biogas percontohan

7 Pemberian bibit pada warga

8. Sosialisasi warga

9. Training manajemen usaha

10 Pemantauan hasil sosialisasi

11 Evaluasi program

12 Sosialisasi akhir

13 Penyusunan laporan berkala

14 Penyusunan laporan akhir

C. Instrumen pelaksanaanInstrumen teknis : Limbah kotoran sapi, plastik pollyethilene, Kip/ap 150 Ai, NK/AP 150 2 MK, E4 starter, material biogas, burner (HP 3:PC), burner (EP:PC), Foot EP; PC, klem, log bibit jamur, bumbung, bibit rosella, biji bunga matahari, pupuk kompos.Instrumen peraga : leafleat, buku panduan, blog, poster.

D. Rancangan dan realisasi biayaTabel 2. Laporan keuangan per 10 Juni 2010

Page 16: Laporan Akhir Pkmm Kirim

9

Pemasukan : DIKTI Rp 5.850.000,-Jenis pengeluaran Jumlah biaya

Pembuatan biogas sebanyak 6 buah1. Semen 5 karung @ Rp 53.5002. Bata 500 buah3. Jasa tukang4. Instalasi biogas (pipa, regulator, klem, dll)5. Plastik besar rangkap 3 @ Rp20.0006. Total

Rp 4.065.000,-Rp 267.500,-Rp 200.000,-Rp 50.000,-Rp 100.000,-Rp 60.000,-Rp 677.500,-

Bibit Jamur Tiram Rp 850.000,-

Logistik:Sewa ProyektorTransportasi TIM PKMKonsumsi WargaKomunikasi

Rp 62.000,-Rp 300.000,-Rp 350.000,-Rp 100.000,-

Kesekretariatan :pembuatan undangan wargaPembuatan laporan dan penggandaan

Rp. 20.000,-Rp. 45.000,-

TOTAL PENGELUARAN Rp. 5.792.000,-

Saldo Rp 58.000,-

Page 17: Laporan Akhir Pkmm Kirim

10

V. HASIL DAN PEMBAHASANPelaksanaan program ini, hingga minggu kedua bulan Juni 2011. Berikut ini kami jabarkan kemajuan yang telah tercapai dalam beberapa poin, antara lain :1. Kemajuan InfrastrukturAdanya 6 unit biogas yang telah dibangun dibeberapa titik di desa sonokulon disini bertujuan untuk merangsang warga setempat terhadap program ini. Dan sampai saat ini tanggapan dari warga setempat cukup baik dengan adanya program ini dan antusiasme warga juga cukup besar terhadap kegiatan program ini. Instalasi biogas yang dibangun menggunakan polyethylene untuk biodigester-nya (penampung kotoran sapi). Ukuran biodigester berbeda-beda, sesuai dengan keinginan warga yang akan membuatnya. Teknis pelaksanaan pembuatan dilakukan oleh warga desa yang sudah terlatih dalam membuat instalasi biogas.Untuk kendala dalam kegiatan ini hanya sebatas jauhnya lokasi kegiatan dengan kampus kami di Universitas Gadjah Mada. 2. Pengenalan Teknologi SederhanaSetelah diadakannya kegiatan penyuluhan tentang teknologi tepat guna, warga mulai memanfaatkan teknologi-teknologi tersebut diantaranya adalah pembuatan kompos dari kotoran sapi. Hal ini menjadi baik sehingga mampu mengurangi ketergantungan warga desa sonokulon dengan kebutuhan akan pupuk kimia3. Penyuluhan cinta lingkunganSetelah diadakannya kegiatan ini warga menjadi semakin tahu akan pentingnya mencintai lingkungan dan hal ini menjadi lebih pentig mengingat mereka sebagian besar adalah petani tradisioanal yang sangat bergantung dengan alam.4. Pembangunan manajemen Rukun Warga MandiriStruktur pengurus Rukun warga mandiri telah terbentuk dengan baik. Seluruh pengurus merupakan warga Desa Sonokulon, dimana hal ini dimaksudkan untuk melatih kemandirian warga untuk mampu berkembang sendiri serta menjaga keberlanjutan progam-program dikemudian nantinya. Posisi Rukun Warga Mandiri itu sendiri dalam kegiatan ini adalah sebagai badan yang menaungi segala kegiatan program kami sebelumnya yaitu Program biogas, Program jamur tiram serta program tambahan lainnya. 5. MarketisasiDisini meliputi kegiatann yang bertujuan mengenalkan tentang kegiatan in kepada warga kabupaten blora pada khususnya dan warga jawa tengah pada umumnya tentang adanya kegiatan ini. Diharapkan dengan diadakannya hal ini diharapkan bisa menjadi stimulus sehingga dapat diadakannya kegiatan-kegiatan semacam ini kedepannya ataupun dapat dipakai sebagi referensi untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Disini kita merangkum kegiatan kita serta profil daerah kita pada blog kami yaitu desamandirisonokulon.blogspot.com. kemudian kami juga mengirimkan kegiatan kami pada dinas terkait.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 18: Laporan Akhir Pkmm Kirim

11

KesimpulanKami membuat suatu program rintisan desa mandiri dimana aspek yang kita garis

bawahi yaitu mengenai keswayaan masyarakat desa sonokulon. Sedangkan aspek-aspek yang coba kami singgung disini meliputi aspek perekonomian disini kami mengenalkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sonokulon untuk meningkatkan perekonomian mareka yaitu dengan adanya program biogas, budidaya jamur tiram, pembuatan kompos dan program-program lainnya. Kemudian aspek selanjutnya yaitu tentang kesadaran lingkungan disini kami mengadakan penyuluhan-penyuluhan yang isinya tentang kesadaran lingkungan seperti tidak dibenarkannya kegiatan ilegal logging dan penggunaan pupuk kimia sebagai contohnya. Kemudian aspek managerial disini kita membentuk suatu kegiatan yang Rukun Warga mandiri dimana menaungi segala kegiatan program-program tersebut dan bertujuan agar program-program kita tetap substain. Kemudian yang terakhir kita melakukan marketisasi terhadap kegiatan kita yang bertujuan dapat merangsang kegiatan-kegiatan desa mandiri lainnya.Saran

Perlunya dukungan dari pemerintah setempat untuk mendukung kegiatan ini sehingga desa mandiri sonokulon dapat tetap eksis dan tidak menutup kemungkinan untuk menjadi desa percontohan atau semacam center of knowledge untuk kawasa kabupaten Blora pada khususnya dan jawa tengah pada umumnya

Page 19: Laporan Akhir Pkmm Kirim

12

LAMPIRAN