218

LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Page 2: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 2 METODE PENELITIAN II-1

BAB 3 PROFIL DAERAH III-1

BAB 4 PROFIL UMKM IV-1

BAB 5 KEBIJAKAN PEMERINTAH V-1

BAB 6 PERANAN PERBANKAN VI-1

BAB 7 KPJu UNGGULANN VII-1

BAB 8 REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII-1

LAMPIRAN

Page 3: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Page 4: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 1

1.1. Latar Belakang

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian

nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat

dilihat dari berbagai data yang mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup

dominan dalam perekonomian Indonesia, khususnya data dari

Kementerian Negara Koperasi dan UKM tahun 2008. Pertama, jumlah

industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi yang

tercatat sebanyak 51,3 juta unit atau 99,90 % dari total unit usaha. Kedua,

potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit

investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan

kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar.

Sektor UMKM menyerap 97,04 % dari total angkatan kerja yang bekerja.

Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan produk domestik bruto

(PDB) cukup signifikan yakni sebesar 55,56 % dari total PDB.

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan

UMKM, Bank Indonesia memiliki kebijakan dari sisi permintaan (Demand

Side) dan dari sisi penawaran (Supply Side). Kebijakan Demand Side adalah

kebijakan yang diarahkan untuk mendorong UMKM agar mampu

meningkatkan eligibilitas dan kapabilitasnya sehingga bankable. Kebijakan

ini meliputi penelitian, pelatihan, penyediaan informasi dan kerjasama

Bank Indonesia dengan lembaga internasional dan Pemerintah. Kebijakan

Supply Side adalah kebijakan yang difokuskan pada berbagai kebijakan

Page 5: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 2

dan program untuk membantu bank dalam menyalurkan kredit

kepada UMKM yang meliputi pengaturan kepada perbankan, penguatan

kelembagaan dan penyediaan dana secara tidak langsung melalui

penerbitan SUP Nomor 005 dan dana relending.

Sebagaimana tersebut di atas, salah satu kebijakan dari sisi

permintaan (Demand Side) adalah penelitian. Penelitian dimaksud adalah

dalam rangka pemberian informasi yang dapat digunakan untuk

mendorong UMKM. Dari hasil penelitian diharapkan akan dapat diberikan

informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada pemerintah

daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang

berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

Untuk itu, sebagai salah satu bentuk perwujudannya, Bank Indonesia

sejak lama telah mengembangkan penelitian Baseline Economic Survey

(BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang investasi

di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi

suatu daerah. Dalam perkembangannya, sejak tahun 2006, penelitian BLS

lebih diarahkan kepada penelitian pengembangan potensi ekonomi

daerah yang memberikan informasi kepada stakeholders mengenai

Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) yang potensial untuk menjadi

unggulan daerah yang dapat dikembangkan. Penelitian ini akan tetap

difokuskan terhadap UMKM yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di

daerah.

Data dan informasi dalam Penelitian Pengembangan KPJU Unggulan

UMKM meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa kebijakan

Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan

potensi ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara

pada aspek mikro, meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian

tersebut akan didesiminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu

Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi

Page 6: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 3

Bisnis Indonesia (DIBI), dan dapat diakses melalui internet di alamat

www.bi.go.id.

Dalam rangka memenuhi salah satu peran Bank Indonesia yaitu

dalam pengendalian inflasi, maka dalam penetapan KPJU Unggulan juga

mempertimbangkan aspek inflasi. Dalam hubungan ini, maka tingkat

inflasi setiap KPJU Unggulan yang sudah terpilih pada tingkat Provinsi

dijadikan kriteria lanjutan untuk menentukan urutan (rangking) KPJU lintas

sektor di tingkat Provinsi.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Mengenal dan memahami mengenai :

a. Profil daerah Provinsi Jambi, meliputi : kondisi geografis,

demografi, perekonomian dan potensi sumberdaya Provinsi Jambi.

b. Profil UMKM di wilayah Provinsi Jambi termasuk faktor pendorong

dan penghambat dalam pengembangan UMKM.

c. Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) yang terkait dengan

pengembangan UMKM.

d. Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.

2. Memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat

prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Jambi, Kabupaten/Kota dan

Kecamatan dalam rangka :

a. Mendukung pembangunan ekonomi daerah

b. Penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, serta

c. Peningkatan daya saing produk.

3. Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masing-

masing KPJU unggulan lintas sektoral di masing-masing

Kabupaten/Kota, Misalnya : mengenai bahan baku, tenaga kerja,

Page 7: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 4

teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan, harga dan

lokasi (Kecamatan).

4. Memberikan informasi tentang KPJU potensial, yaitu KPJU yang saat ini

belum menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi

unggul di masa datang apabila mendapatkan perlakuan atau kebijakan

tertentu.

5. Memberikan rekomendasi berupa :

a. KPJU unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-

masing Kabupaten/Kota, Peranan Perbankan dalam

pengembangan KPJU unggulan

b. Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi Jambi dan

Kabupaten/Kota), yang dikaitkan pula dengan kebijakan

Pemerintah Pusat, dalam rangka pengembangan KPJU unggulan

UMKM.

1.3. Manfaat penelitian

Dengan penelitian tersebut, nantinya tiap Kabupaten/Kota di Provinsi

Jambi diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi

yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Unggulan dapat dilihat dari

beberapa perspektif:

a. Perspektif Product Life Cycle (PLC)

KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan dari KPJU.

Apakah KPJU dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding

KPJU yang lain (meskipun kemungkinan besar akan mengalami decline

setelah melewati fase mature), atau saat ini tidak terlalu unggul namun

berpotensi besar unggul di masa depan (fase growth). Hal ini akan

menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi pengembangan.

Contoh untuk hotel, apakah pemilihan KPJU Unggulan tersebut

tujuannya untuk business development (mengembangkan yang sudah

Page 8: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 5

ada/intensif) atau memperbanyak usaha yang bergerak dalam KPJU

tersebut (ekstensif).

b. Perspektif Tujuan

Dalam perspektif ini penentuan KPJU unggulan dengan

mempertimbangkan tindak lanjut atau tujuan atau target yang ingin

dicapai, misalnya meyakinkan investor untuk menanamkan uangnya di

bisnis KPJU unggulan yang terpilih dengan jaminan return yang cepat,

atau untuk memberikan stimulasi bagi usaha lemah namun berpotensi

unggul di masa datang.

c. Perspektif Keberpihakan

Pemilihan KPJU unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan,

misalnya keperpihakan pada pengusaha lokal.

d. Perspektif Skenario Kebijakan

Disebut unggulan, apakah karena dilihat dari kondisi saat ini (existing)

KPJU unggul dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada

kontradiksi dengan skenario kebijakan pemerintah normatif. Contoh

kasus: show room mobil bekas dengan wacana adanya skenario

kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan usia kendaraan.

Dengan melihat perspektif di atas, diharapkan program akan menjadi

lebih fokus. Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan

kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan di suatu

Kabupaten/Kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi

angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut

diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 6

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

a. Penelitian terhadap KPJU Unggulan UMKM dilaksanakan untuk

mengidentifikasi dan menetapkan KPJU pada UMKM yang

dikategorikan sebagai unggulan daerah pada tingkat Kabupaten/Kota

dan Provinsi Jambi.

b. Definisi UMKM adalah sebagaimana disebutkan dalam Undang

Undang Nomor : 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah, yaitu:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagi berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b) Memiliki hasil usaha hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang memiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus ribu rupiah).

Page 10: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 7

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersiah atau hasil penjualan

tahunan sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

c. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) unggulan adalah KPJU yang

mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan

menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya,

serta mempunyai daya saing tinggi.

d. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Potensial adalah KPJU lintas

sektoral yang tidak masuk lima besar di tingkat kabupaten/kota

(setelah metode Bayes) namun dari hasil diskusi dan pendapat para

pakar berpotensi untuk menjadi KPJU unggulan dengan adanya

perlakuan atau kebijakan tertentu. KPJU ini potensial untuk

diberdayakan karena telah lolos di tingkat kecamatan dengan

memenuhi kriteria jumlah unit/rumah tangga, jangkauan pemasaran,

sumbangan terhadap perekonomian lokal dan ketersediaan bahan

baku.

Page 11: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 8

Dalam hal ini perlu dijelaskan kelemahan atau kriteria yang tidak dapat

terpenuhi, relatif terhadap KPJU unggulan di sektornya. Dengan

demikian dapat diformulasikan perlakuan tertentu atau kebijakan yang

perlu diambil agar KPJU potensial tersebut dapat berkembang menjadi

KPJU unggulan.

e. KPJU yang dikaji adalah KPJU pada setiap sektor/subsektor ekonomi,

yang meliputi pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan,

perikanan, kehutanan), pertambangan dan penggalian, perindustrian,

perdagangan dan jasa-jasa sebagaimana kategori 9 sektor ekonomi

BPS.

f. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai :

(i) Profil daerah untuk Provinsi Jambi dan untuk masing-masing

kabupaten/kota, antara lain meliputi : struktur geografis,

demografi, ekonomi, potensi sumberdaya dana aspek lainnya

yang terkait.

(ii) Profil UMKM di Provinsi Jambi dan di masing-masing

kabupaten/kota, termasuk potensi, peluang, faktor pendorong

dan penghambat dalam pengembangan UMKM.

(iii) Kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) dalam rangka

pengembangan UMKM dan KPJU unggulan

(iv) Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM, khususnya

KPJU unggulan UMKM di Provinsi Jambi, antara lain berupa data

kredit UMKM s.d kabupaten/kota

(v) Penetapan KPJU unggulan UMKM untuk masing-masing sub

sektor/sektor dan atau lintas sektoral di Provinsi Jambi (tingkat

kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi).

(vi) Informasi atau permasalahan yang dihadapi dalam rangka

pengembangan KPJU di masing-masing Kabupaten/kota.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

I- 9

(vii) KPJU potensial yang dapat dikembangkan untuk menjadi KPJU

unggulan

(viii) Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan

Kabupaten/Kota) dalam pengembangan KPJU unggulan UMKM

g. KPJU yang diidentifikasi adalah sampai dengan nama KPJU akhir

(misalnya: padi sawah, kacang hijau, angkutan perkotaan).

Page 13: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-1

2.1. Daerah Penelitian

Daerah penelitian adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi

yang ditetapkan dengan berbagai pertimbangan dan keterbatasan dalam

penelitian. Penetapan kabupaten/kota sebagai daerah penelitian dilakukan

dengan mempertimbangkan keterwakilan dari karakteristik wilayah secara

geografis (pantai/pesisir, daratan, dataran tinggi/pegunungan), jumlah

unit usaha UMKM, kontribusi dalam pembentukan PDRB provinsi serta

kebijakan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Daerah dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) kota dan 9 (sembilan)

kabupaten di Provinsi Jambi yaitu :

1. Kota Jambi

2. Kota Sungai Penuh

3. Kabupaten Batang Hari

4. Kabupaten Muara Jambi

5. Kabupaten Merangin

6. Kabupaten Sarolangun

7. Kabupaten Bungo

8. Kabupaten Tebo

9. Kabupaten Tanjung Jabung Barat

10. Kabupaten Tanjung Jabung Timur

11. Kabupaten Kerinci

Page 14: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-2

2.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan informasi terdiri dari :

a. Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung

dari nara sumber/responden.

b. Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari

dokumen/publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun

sumber data lainnya yang menunjang.

2.3. Tahapan Pengumpulan dan Analisis Data

Pada kajian Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM

ini, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar

Skala Prioritas. Semula penetapan menggunakan kriteria data produksi,

pendapat instansi dan data primer responden UMKM pada suatu KPJU di

suatu kecamatan. Namun dengan metode tersebut hanya dapat diperoleh

kelompok daftar KPJU Sangat Potensial (SP), Potensial (P) dan Kurang

Potensial (KP) tanpa dapat diperoleh informasi urutan atau rangking KPJU

dimasing-masing kelompok. Dengan demikian, sangat sulit untuk

menentukan KPJU apa yang paling unggul atau terunggul di kelompoknya

masing-masing, karena KPJU dalam suatu kelompok dianggap sama, yaitu

SP atau P atau SP. Dalam rangka mengeliminir kelemahan tersebut,

selanjutnya metode penetapan KPJU unggulan daerah diubah

menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dimodifikasi

atau modified AHP. Disebut demikian karena penelitian ini juga

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), Metode Borda

dan Metode Bayes dalam menetapkan KPJU unggulan kecamatan,

kabupaten/kota dan provinsi. AHP adalah suatu alat analisis yang di

dukung oleh pendekatan matematika sederhana, yang dapat

dipergunakan untuk memecahkan permasalahan ‘decision making’ seperti

Page 15: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-3

pengambilan kebijakan atau penyusunan prioritas (Marimin, 2004).

a. Terdapat dua kelompok kriteria yang akan digunakan untuk

menyaring KPJU menjadi KPJU unggulan, yaitu:

(i) Kriteria untuk Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) di tingkat

kecamatan, yakni jumlah unit/rumah tangga, jangkauan

pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan

ketersediaan bahan baku

(ii) Kriteria untuk Analytic Hierrarchy Process (AHP) di tingkat

kabupaten/kota, antara lain tenaga kerja terdidik, bahan baku,

modal, sarana produksi/usaha, teknologi, sosial budaya,

manajemen usaha, ketersediaan pasar, harga, penyerapan tenaga

kerja dan sumbangan terhadap perekonomian. Kriteria untuk AHP

di tingkat kabupaten/kota ini merupakan referensi untuk

melakukan seleksi KPJU unggulan. Dengan demikian, kriteria

dimungkinkan untuk disesuaikan sesuai dengan kondisi

perekonomian/kebijakan/prioritas pengembangan di masing-

masing wilayah penelitian.

b. Tahap Pembobotan

(i) Pada tingkat Provinsi : pembobotan tujuan dan kriteria

Pada tahap ini dilakukan pembobotan terhadap tujuan serta

kriteria untuk AHP dan kriteria untuk MPE. Nilai pembobotan ini

berlaku sama untuk semua Kecamatan dan Kabupaten/Kota serta

sektor/sub sektor dalam suatu Provinsi.

(ii) Pada tingkat kabupaten/kota : pembobotan sektor/sub sektor

Dilakukan pembobotan terhadap sektor/sub sektor yang berlaku

untuk suatu kabupaten/kota. Nilai pembobotan ini digunakan

pada saat penghitungan dengan metode Bayes.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-4

c. Tahap Penentuan KPJU dengan MPE di Kecamatan

Berdasarkan daftar KPJU seluruh Kecamatan pada suatu

kabupaten/kota yang diperoleh dari data sekunder atau nara sumber,

dilakukan pemilihan KPJU kecamatan dengan menggunakan kriteria

sebagai berikut:

(i) Jumlah unit usaha/rumahtangga pada setiap kecamatan yang

bersumber dari data sekunder/statistik.

(ii) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditas/produk

(persepsi narasumber).

(iii) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (saprodi/saprotan) dan

atau sarana usaha (persepsi narasumber).

(iv) Kontribusi KPJU terhadap perekonomian daerah (persepsi

narasumber).

Analisis untuk penetapan KPJU dilakukan dengan menggunakan MPE atau

Metode Perbandingan Eksponensial yaitu metode yang digunakan untuk

menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan menggunakan

beberapa kriteria (Marimin, 2004).

Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/

pendapat nara sumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan

ke Kecamatan dengan nara sumber di tingkat Kecamatan, misal mantri

tani, mantri statistik, staf/seksi perekonomian (disesuaikan dengan kondisi

kecamatan di masing-masing daerah).

Berdasarkan analisis MPE ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap

sektor/sub sektor ekonomi ditingkat Kecamatan.

d. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha dengan Metode Borda

di Tingkat Kabupaten/Kota

Berdasarkan hasil KPJU dari seluruh Kecamatan di suatu

Kabupaten/Kota dengan metode MPE, dilakukan pemilihan KPJU

kabupaten/kota dengan metode Borda. Metode Borda adalah metode

Page 17: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-5

yang dipakai untuk menetapkan urutan peringkat (Marimin, 2004).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Borda ditetapkan

maksimal 10 (sepuluh) KPJU untuk setiap sektor/sub sektor ekonomi

ditingkat kabupaten/kota.

e. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan Per

Sektor/Sub Sektor dengan Metode AHP di Tingkat Kabupaten/Kota

Tahap ini dilaksanakan dalam rangka proses penyaringan untuk

menetapkan KPJU unggulan per sektor/sub sektor pada tingkat

kabupaten/kota.

Alternatif kriteria yang dapat dipergunakan untuk proses penetapan

KPJU unggulan kabupaten/kota adalah sebagaimana Tabel berikut ini :

Kriteria Variabel yang Dipertimbangkan 1 Tenaga Kerja Terampil (skilled) Tingkat Pendidikan

Pelatihan yang pernah diikuti Pengalaman kerja Jumlah lembaga/ sekolah ketrampilan/ pelatihan

2 Bahan Baku (manufacturing) Ketersediaan/kemudahan bahan baku Harga perolehan bahan baku Parishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku

3 Modal Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas thd sumber pembiayaan

4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/ kemudahan memperoleh Harga

5 Teknologi Kebutuhan teknologi Kemudahan (memperoleh teknologi)

6 Sosial Budaya (faktor endogen) Ciri khas lokal Penerimaan Masyarakat Turun temurun

7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk memanage 8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran Kemudahan Mendistribusikan 9 Harga Stabilitas harga 10 Penyerapan TK Kemampuan menyerap TK

Page 18: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-6

Kriteria Variabel yang Dipertimbangkan 11 Sumbangan thd perekonomian

wilayah Jumlah jenis usaha yg terpengaruh krn keberadaan usaha ini (Backward & forward linkages)

Analisis untuk penetapan KPJU unggulan dari hasil pemilihan KPJU di

Kabupaten/Kota, dilakukan dengan menggunakan metode Analytic

Hierarchy Process (Saaty, 2000). Analytic Hierrarchy Process (AHP) adalah

sebuat alat analisis yang di dukung oleh pendekatan matematika

sederhana dan dapat dipergunakan untuk memecahkan permasalahan

‘decision making’ seperti pengambilan kebijakan atau penyusunan

prioritas (Marimin, 2004).

Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/

pendapat nara sumber yang diperoleh melalui Focus Group Disscussion

(FGD) dengan nara sumber di tingkat kabupaten/kota, misal pejabat

dinas/instansi, asosiasi, Kadin, Bappeda, perbankan dan peneliti/dosen

perguruan tinggi.

Berdasarkan analisis AHP ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap

sektor/sub sektor ekonomi ditingkat kabupaten/kota.

Melalui forum FGD, dimintakan pula pendapat dari para nara sumber

mengenai alternatif kebijakan yang harus diambil dalam rangka

pengembangan usaha KPJU unggulan yang telah terindentifikasi.

f. Tahap Konfirmasi 5 (lima) KPJU Unggulan untuk Setiap Sektor/Sub

Sektor Ekonomi Ditingkat Kabupaten/Kota

Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJU unggulan untuk

setiap sektor/sub sektor yang telah diperoleh dengan menggunakan

metode AHP, dan konfirmasi rekomendasi kebijakan untuk KPJU

unggulan.

g. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan Lintas

Sektoral dengan Metode Bayes di Tingkat Kabupaten/Kota

Berdasarkan hasil pemilihan KPJU per sektor/sub sektor di tingkat

Page 19: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-7

kabupaten/kota dengan metode AHP, dilakukan pemilihan KPJU lintas

sektoral dengan metode Bayes, yaitu teknik yang dapat dipergunakan

untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari

sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang

optimal (Marimin, 2004). Namun, terlebih dahulu terhadap alternatif

KPJU per sektor/sub sektor dilakukan normalisasi.

Berdasarkan perhitungan dengan metode normalisasi ditetapkan

maksimal 5 (lima) KPJU lintas sektoral ditingkat kabupaten/kota.

h. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Potensial Lintas

Sektoral

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Bayes di tingkat

kabupaten/kota sebagaimana huruf f di atas, akan diperoleh KPJU

yang tidak termasuk dalam lima besar KPJU unggulan. Selanjutnya,

berdasarkan pendapat dan masukan dari para pakar serta

pertimbangan lainnya, dari KPJU-KPJU tersebut dipilih KPJU-KPJU

yang potensial/sangat potensial untuk menjadi KPJU unggulan di

daerah penelitian. Kemudian masing-masing KPJU potensial dimaksud

diidentifikasi kelemahan atau kekurangannya pada saat ini.

Disamping itu untuk menentukan posisi KPJU tersebut dapat pula

dilakukan pemetaan KPJU potensial dengan membuat Peta KPJU

Potensial, dimana garis vertikal menunjukan tingkat prospek usaha

KPJU dimaksud dan garis horizontal menunjukkan potensi/kondisi saat

ini.

i. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan Per

Sektor/Sub Sektor dengan Metode Borda di Tingkat Provinsi.

Pada tahap ini adalah proses seleksi lebih lanjut dalam rangka

menetapkan KPJU per sektor/sub sektor ekonomi pada tingkat

provinsi dengan metode Borda. Pada setiap KPJU unggulan per

sektor/sub sektor dari setiap Kabupaten/Kota dilakukan penjumlahan

Page 20: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-8

nilai skor dari komoditas yang muncul pada tiap-tiap kabupaten

dengan nilai rangkingnya, sehingga pada setiap sektor/sub sektor

ekonomi di provinsi diperoleh daftar KPJU berdasarkan urutan total

nilai skornya. Sesuai perhitungan dengan metode Borda ditetapkan

maksimal 5 (lima) KPJU per sektor/sub sektor ekonomi.

j. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan Lintas

Sektoral dengan Metode Borda di Tingkat Provinsi

Berdasarkan hasil pemilihan KPJU (KPJU) unggulan lintas sektoral di

tingkat Kabupaten/Kota, dilakukan pemilihan KPJU lintas sektoral

tingkat provinsi dengan metode Borda.

Berdasarkan perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal

10 (sepuluh) KPJU lintas sektoral di tingkat provinsi.

k. Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) unggulan

dengan mempertimbangkan bobot dan skor inflasi.

Setelah diperoleh 10 (sepuluh) KPJU lintas sektoral ditingkat provinsi

berdasarkan metode Borda tersebut, selanjutnya adalah penentuan

KPJU unggulan dengan mempertimbangkan bobot dan sumbangan

inflasi masing-masing komoditas di daerah tersebut. Penetapan bobot

dan sumbangan inflasi dilakukan bersama dengan DKBU dan DKM.

Dalam penentuan KPJU potensial dan KPJU unggulan, peneliti diminta

untuk melihat mayoritas skala usaha pelaku di bidang usaha dari KPJU

dimaksud. Ringkasan selengkapnya dari pembobotan adalah

sebagaimana pada Lampiran 1 s.d 3, sedangkan alur penentuan KPJU

Unggulan UMKM beserta hirarki pola pikir dan operasionalnya adalah

sebagaimana pada Lampiran 4 s.d 7. Adapun contoh perhitungan

dengan metode MPE, Borda dan Bayes (dengan normalisasi terlebih

dahulu) adalah sebagaimana pada Lampiran 8 s.d 10.

Page 21: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

II-9

2.4. Prinsip Penilaian Kriteria dan Rekomendasi Kebijakan

a. Prinsip Penilaian Kriteria

Penilaian perbandingan antar KPJU untuk setiap kriteria didasarkan

atas kondisi saat ini dan prospeknya. Penilaian (scoring) setiap kriteria

didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka

memulai usaha baru atau mengembangkan usaha pada KPJU.

b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan

Kabupaten/Kota) dalam Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis

Usaha Unggulan UMKM

Setelah diperoleh KPJU unggulan daerah dan KPJU potensial yang

diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya peneliti memberikan

rekomendasi maupun saran-saran serta solusi dalam upaya

pengembangan KPJU yang terpilih tersebut. Rekomendasi kebijakan

kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) ini

diharapkan akan dapat dimanfaatkan oleh Pemda maupun menjadi

referensi dalam pembuatan kebijakan tindak lanjut dari Pemda.

Dengan demikian fungsi KBI sebagai advisor maupun penyedia data

dan informasi bagi Pemda dapat diimplementasikan dari hasil

penelitian ini.

Page 22: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-1

I. KOTA JAMBI

1.1. Kondisi Geografis

Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205.38 km² (berdasarkan UU No. 6

tahun 1986), terletak pada kordinat : 01° 30’ 2.98" - 01° 7’ 1.07" Lintang

Selatan dan 103° 40’ 1.67" - 103° 40 0.23" Bujur Timur. Koordinat tersebut

menunjukkan keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah

pulau Sumatera. Secara geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian Barat

cekungan Sumatera bagian selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi,

yang merupakan dataran rendah di Sumatera Timur.

Ditilik dari topografinya, Kota Jambi relatif datar dengan ketinggian

0-60 m dpl. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota,

sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yang

merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang

keseluruhan lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas - Danau Bawah

(Sumatera Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayah Kota

Jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batanghari

membelah Kota Jambi menjadi dua bagian disisi utara dan selatannya.

Selama Tahun 2011, rata - rata suhu di Kota Jambi berkisar antara

26,1'C sampai 27,5'C. Dengan suhu maksimum 34,8'C yang terjadi pada

bulan Mei dan suhu minimum 21,0'C terjadi pada bulan Desember. Curah

Page 23: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-2

hujan di Kota Jambi selama Tahun 2011 beragam antara 29,5 mm sampai

322,5 mm, dengan jumlah hari hujan antara 8 - 25 hari perbulannya.

Kecepatan angin di tiap bulan hampir merata antara 16 knots hingga

25 knots. sedangkan rata - rata kelembapan udara berkisar 77%-85%.

Secara administratif berbatasan langsung dengan Kab. Muaro Jambi,

Propinsi Jambi.

Jarak Kota Jambi ke beberapa Kota Kabupaten :

1. Kota Jambi - Sengeti (ibukota Kab. Muaro Jambi) : 27 km

2. Kota Jambi - Muaro Bulian (ibukota Kab. Batanghari) : 60 km

3. Kota Jambi - Muaro Sabak (ibukota Kab. Tanjabtim) : 129 km

4. Kota Jambi - Kuala Tungkal (ibukota Kab. Tanjabbar) : 131 km

5. Kota Jambi - Sarolangun (ibukota Kab. Sarolangun) : 179 km

6. Kota Jambi - Muaro Tebo (ibukota Kab. Tebo) : 206 km

7. Kota Jambi - Muaro Bungo (ibukota Kab. Bungo) : 252 km

8. Kota Jambi - Bangko (ibukota Kab. Merangin) : 255 km

9. Kota Jambi - Sungai Penuh (ibukota Kab. Kerinci) : 419 km

Tabel 3.1 Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kecamatan Tahun 2011

Kecamatan Luas Wilayah (km

2)

Jumlah Kelurahan

Jumlah RT

Kota Baru 77,78 10 317 Jambi Selatan 34,07 9 308 Jelutung 7,92 7 232 Pasar Jambi 4,02 4 58 Telanaipura 30,39 11 272 Danau Teluk 15,70 5 43 Pelayangan 15,29 6 46 Jambi Timur 20,21 10 219 Jumlah/Total 205,38 62 1.495

Sumber : Jambi Dalam Angka 2012

1.2. Kondisi Demografis

Dengan populasi penduduk sebesar 540.258 jiwa (± 17% dari

seluruh populasi penduduk Provinsi Jambi), mayoritas penduduk

merupakan suku Melayu Jambi, sedangkan suku (suku bangsa) lain yang

hidup berdampingan dengan harmonis di Kota Jambi, antara lain : Aceh,

Page 24: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-3

Banjar, Batak, Bugis, Flores, Habib (keturunan Arab), keturunan India, Jawa,

Padang, Palembang, Papua, Sunda, dan Tiong-hoa (Hokhian, Techiu, Khek,

Hainan). Jumlah Rumah Tangga yang tercatat di Kota Jambi

sebanyak 139.961 Rumah Tangga. Dengan demikian, maka jumlah rata-

rata anggota tiap keluarga di Kota Jambi berkisar 3-4 orang (rasio 4).

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan dan Kepadatan

Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan & Tingkat Kepadatan Tahun 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa) Luas Wilayah

(km2) Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

Jambi Selatan 122.675 34,07 3.601

Kota Baru 142.237 77,78 1.829

Jambi Timur 79.798 20,21 3.948

Telanaipura 77.931 30,39 2.564

Jelutung 77.740 7,92 9.816 (terpadat)

Pasar Jambi 13.480 4,02 3.353

Pelayangan 12.824 15,29 839 (terjarang)

Danau Teluk 13.573 15,70 864

T O T A L 540.258 jiwa 205,38 km2 2.630 jiwa/km2

Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2012

Komposisi pekerjaan menurut lapangan usaha utama yang digeluti

masyarakat Kota Jambi tahun 2011, adalah sebagai berikut :

Page 25: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-4

Tabel 3.3 Kontribusi Per Sektoral PDRB Kota Jambi Tahun 2011

No. Lapangan Usaha Utama Persentase (%)

1. Perdagangan, Hotel & Restaurant 35,62

2. Jasa (Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan) 24,42

3. Industri 11,57

4. Transportasi & Komunikasi 10,70

5. Konstruksi 9,14

6. Keuangan 3,43

7. Pertanian, Perkebunan, Perikanan & Kehutanan 3,06

8. Pertambangan & Galian 1,56

9. Listrik, Gas & Air 0,49

T O T A L 100,00

Sumber : Bappeda Kota Jambi, data diolah dari BPS, BKBKS, PMKS, Kandep Agama ( Kota Jambi Dalam Angka 2012 ).

1.3. Peluang Investasi

Kota Jambi yang merupakan ibukota Provinsi Jambi, selain sebagai

pusat dari kegiatan Pemerintah baik Provinsi maupun Pemerintah Kota

Jambi sendiri, juga merupakan kawasan pusat perdagangan dan pelayanan

jasa utama di Provinsi Jambi. Dalam kerangka regional, Kota Jambi adalah

daerah yang menghubungkan lintas tengah dan lintas timur Sumatera,

yang merupakan jalur distribusi utama yang memiliki keunggulan

komparatif dan sangat berpotensi menjadi simpul perdagangan regional,

karena letak geografisnya yang sangat mendukung.

Disamping aksesnya yang mudah ke kota-kota utama di Sumatera,

Kota Jambi juga berdekatan dengan pusat pertumbuhan regional Batam,

Singapura dan Johor. Oleh karenanya, dimasa yang akan datang, daerah

ini diproyeksikan akan sangat berpeluang memainkan peranan penting

sebagai daerah pendukung utama (main hinterland) dalam kerjasama

ekonomi regional IMS-GT (Indonesia,Malaysia-Singapore-Growth Triangle).

Page 26: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-5

a. Perdagangan & Jasa

Dengan kondisi perkotaan yang berkembang pesat dewasa ini, potensi

perdagangan dan jasa senantiasa memiliki peluang dan prospek.

Dukungan infrastruktur dan pengembangan kawasan perdagangan

merupakan peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan

produk barang dan jasa, disamping potensi perdagangan dan jasa

umum yang cukup baik.

b. Pengembangan Kawasan Hutan Kota

Pengembangan kawasan ini merupakan bentuk usaha dari Pemerintah

Kota untuk melestarikan lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat

sebagai tempat rekreasi dan konservasi. Kawasan ini merupakan

kawasan yang dikembangkan sesuai dengan perencanaan tata ruang

kota untuk mereduksi polusi kota. Investasi pada kawasan ini cukup

besar dan perlu waktu yang relatif panjang.

c. Pengembangan Agribisnis

Peluang investasi ini sangat menjanjikan, mengingat kebutuhan

masyarakat akan pasokan berbagai jenis makanan yang sehat,

berkualitas dan segar. Jenis usaha yang dapat dikembangkan adalah

penggemukan sapi dan ternak lainnya, kolam dan keramba ikan,

melinjo, cabai, semangka, duku, mangga, durian, pisang, rambutan,

jeruk, dll. Lokasi investasi tersebar di Kecamatan Jambi Selatan, Kota

Baru, Danau Teluk, Pelayangan dan Telanaipura. Adapun investasi

dapat dilakukan dengan pola kemitraan dengan masyarakat atau

kelompok tani dengan fasilitasi pemerintah.

d. Industri Pengolahan Hasil Pertanian dan Kerajinan Rakyat

Investasi pada kegiatan ini memberikan prospek cerah di masa yang

akan datang, mengingat kondisi perkotaan yang semakin maju.

Berbagai peluang dan potensi usaha pengolahan hasil pertanian dan

kerajinan rakyat cukup menjanjikan, mengingat besarnya pasokan

Page 27: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-6

bahan baku hasil pertanian maupun untuk kerajinan.

Potensi industri pengolahan hasil pertanian cukup beragam, meliputi

peningkatan nilai tambah produk hasil pertanian, pergudangan,

labelling dan pengepakan dsb. Untuk industri kerajinan rakyat,

peluang yang ada cukup besar, akan tetapi potensi sektor ini sangat

spesifik, karena produknya berkaitan dengan selera dan citarasa, oleh

karena itu, disamping permodalan, pengrajin memerlukan juga jiwa

kewirausahaan (entrepreneurship) dalam mengelola unit usahanya.

Lokasi yang ditawarkan bagi pembangunan industri pengolahan hasil

pertanian dan kerajinan rakyat tersebar di Kecamatan Danau Teluk,

Pelayangan, Jambi Timur, Kota Baru dan juga sebagian kecamatan

yang lainnya. Peluang ini ditunjang pula oleh luasnya pangsa pasar

yang meliputi pasar lokal dan regional (Batam dan Singapura).

Khususnya untuk produk batik, makanan dan kerajinan rakyat

(termasuk suvenir), merupakan primadona untuk dikembangkan.

e. Pariwisata

Di wilayah Kota Jambi, obyek wisata yang ada lebih banyak didominasi

oleh obyek wisata buatan seperti taman rekreasi, baik yang dikelola

pemerintah maupun swasta; museum & situs peninggalan bersejarah;

wisata budaya, belanja & wisata kuliner; serta hiburan rekreasional

lainnya yang umumnya terdapat di wilayah perkotaan. Sementara

obyek wisata alam lebih banyak terdapat di kawasan kabupaten di

dalam Provinsi Jambi.

Sebagian besar obyek wisata di Jambi saat ini belum semuanya dapat

dikelola dengan baik oleh Pemerintah, walaupun usaha ke arah itu

terus dilakukan, terutama dalam pengelolaan situs/obyek peninggalan

bersejarah, obyek wisata alam dan hutan lindung beserta isinya.

Oleh karena keterbatasan Pemerintah tersebut, diharapkan masyarakat

berperan aktif untuk menjaga kelestarian dan keindahan dari obyek-

Page 28: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-7

obyek wisata yang ada, agar semua pusaka alam Jambi dapat terus

dinikmati & memberi manfaat bagi dari generasi ke generasi.

II. KABUPATEN MUARO JAMBI

2.1. Kondisi Geografis

Secara geografis berada pada 1 derajat 51' - 2 derajat 01' Lintang

Selatan dan 103 derajat 15' - 104 derajat 30' Bujur Timur dengan luas

wilayah 5.246 Km2 dan merupakan 10,29% dari seluruh luas wilayah

Propinsi Jambi. Adapun wilayah ini berada dalam batas-batas sebagai

berikut :

o Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung

o Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur .

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan .

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari .

o Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Menurut ketinggian dari permukaan laut dataran di Kabupaten

Muaro Jambi terdiri dari :

o 0 - 10 Meter = 11,80 %

o 11 - 100 Meter = 83,70 %

o 101 - 500 Meter = 4,50 %

Dengan kondisi alam yang demikian maka bepengaruh terhadadap

pembentukan iklim / cuaca yaitu kategori iklim basah.

2.2. Kondisi Demografis

Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah penyangga dimana

wilayahnya mengelilingi kota Jambi, hal ini berpengaruh terhadap

penyebaran Konsentrasi penduduk yang umumnya berdomisili di sekitar

pinggiran kota, Serta pusat-pusat pemukiman transmigrasi yang banyak

terdapat di wilayah ini.

Page 29: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-8

Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 314.598 jiwa

dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 59.97 jiwa/km. Kecamatan

dengan populasi terpadat adalah kecamatan Jambi Luar Kota sebanyak

53.552 dengan kepadatan rata-rata 159.80 Jiwa/ Km2, sedangkan

kecamatan terendah adalah Kumpeh sebanyak 24.271 Jiwa dengan

kepadatan 14.46 Jiwa/ Km2. Data terakhir dari BPS ( Badan Pusat Statistik),

sebagai berikut:

Tabel 3.4 : Jumlah Penduduk Per kecamatan di kabupaten Ma. Jambi

2.3. Peluang Investasi

Kabupaten Muaro Jambi termasuk daerah yang kaya akan sumber

daya alam yang mempunyai nilai ekonomi strategis, sehingga menjadi

peluang investasi yang cukup menarik dan menjanjikan dimasa depan.

Beberapa sektor investasi yang masih cukup dan diminati investor

berpeluang adalah sebagai berikut:

No Kecamatan Jumlah (jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km) RT

1 Mestong 34.766 75.26 9.861

2 Sungai Bahar 50.359 81.42 15.358

3 Kumpeh Ulu 36.450 89.81 6.658

4 Sungai Gelam 47.726 75.88 10.782

5 Kumpeh 24.271 14.46 11.382

6 Maro Sebo 30.583 51.07 6.789

7 Jaluko 53.552 159.80 12.976

8 Sekernan 36.891 71.25 13.233

9 Sungai Bahar Utara - - -

10 Sungai Bahar Selatan - - -

11 Taman Rajo - - -

Jumlah 314.598 59.97 87.039

Page 30: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-9

1. Pertambangan

Beberapa komoditi bahan tambang yang potensial untuk di eksplorasi

dan eksploitasi karena kandungan depositnya yang cukup besar

adalah minyak dan Gas, Batu bara dan pasir kuarsa yang tersebar di

hampir seluruh Kecamatan.

2. Perkebunan

Sektor perkebunan menjadi tujuan investasi yang cukup menarik di

Kabupaten Muaro Jambi hal ini ditandai banyaknya perusahaan

perkebunan yang beroperasi dengan okupansi lahan yang sangat luas

mencapai 186.000 ha terdiri dari perkebunan kelapa sawit dan karet

beserta industry hilirnya sehingga sektor perkebunan memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB.

3. Industri

Sebagai interland Kota Jambi pertumbuhan sektor industri cukup

pesat, hal ini sejalan dengan ditetapkannya daerah Kumpeh Ulu

sebagai Zonasi pengembangan industri, sehingga ada banyak

perusahaan industri yang beroperasi diwilayah ini dengan

pertimbangan:

a. Jarak yang relatif dekat dengan kota

b. Tersedianya infrastruktur pelabuhan

c. Suplai energi listrik yang cukup

d. Tersedianya jaringan distribusi PDAM

e. Infrastruktur jalan yang cukup baik

Beberapa industri yang beroperasi di wilayah ini antara lain industri

pengolahan makanan dan minuman, galangan kapal, bahan bangunan,

minyak makan, bubut dan aneka industri lainnya.

Page 31: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-10

2.3. Potensi Daerah

Pengembangan tanaman pangan mendapat prioritas utama oleh

Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, mengingat sampai saat ini masih

kekurangan/deposit pangan khususnya padi, oleh karena itu dicanangkan

program optimasi lahan guna mengolah dan memberdayakan lahan hutan

menjadi lahan produktif yang banyak terdapat di daerah pedesaan.

a. Tanaman Padi

Konsentrasi persawahan berada di 3 kecamatan yaitu Kumpeh, Maro

sebo dan Jaluko mengingat wilayahnya yang banyak terdapat lahan

basah karena berada di daerah aliran Sungai Batang hari, sedangkan

wilayah lainnya berupa ladang tadah hujan. Luas panen padi tahun

2008 adalah 7.922 Ha dengan produksi 33.793 ton dan produksi rata-

rata 42.66 ton. Berikut gambaran luas lahan sawah:

b. Palawija

Tanaman palawija banyak dibudidayakan di kecamatan Kumpeh,

Kunpeh ulu dan Jambi luar kota, khususnya untuk komoditi jagung

sedangkan dikembangkan secara besar-besaran di desa Mekar Sari

kecamatan kumpeh mengingat kondisi lahan sesuai untuk budidaya

jagung khususnya varitas hibrida. Disamping jagung tanaman sayuran

banyak dikembangkan di kecamatan Sungai Gelam, Jambi luar kota,

Kumpeh ulu dan Mestong yang sebagian besar untuk memasok

kebutuhan sayur Kota Jambi, umumnya dibudidayakan sebagai usaha

sampingan keluarga.

c. Hortikultural

Beberapa jenis buah-buahan yang dihasilkan termasuk varitas unggul

yang memiliki citra rasa khas seperti duku yang terkenal dengan

varitas duku kumpeh dengan ciri kulit tipis dan dagang buah tebal

sehingga disukai masyarakat, sentra produk duku berada di Kumpeh

dan Kumpeh Ulu, selain itu terdapat sentra produksi nanas di desa

Page 32: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-11

Tangkit Kecamatan Sungai Gelam dan sekarang sedang dikembangkan

budidaya jeruk di Sungai Bahar.

Kabupaten Muaro Jambi termasuk sentra ternak yang cukup potensial,

hal ini didukung geografis wilayah yang relatif dekat dengan Kota

Jambi sebagai pasar utama ternak, sehingga usaha sektor peternakan

dapat berkembang secara pesat dan menjadi sektor ekonomi

produktif yang cukup menarik untuk dikembangkan dalam skala

ekonomi.

d. Perkebunan Sektor perkebunan memegang peranan penting di dalam struktur

perekonomian Kabupaten Muaro Jambi, karena hampir 65%

masyarakat bekerja di sektor perkebunan baik sebagai pemilik

maupun pekerja, oleh karena itu pembinaan sektor perkebunan sangat

mendapat perhatian pemerintah daerah. Komoditi antara perkebunan

didominasi oleh tanaman kelapa sawit dan karet, baik dikelola oleh

swasta maupun perkebunan rakyat.\

Perusahaan perkebunan swasta besar :

PTPN VI

PT. Bahari Gembira Ria

PT. Kirana Sekernan

PT. Makin

PT. Angso Duo Sawit Lestari

e. Perikanan

Kabupaten Muaro Jambi termasuk sentra produksi perikanan yang

cukup potensial, hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis wilayah

yang dialiri sungai Batang hari yang sangat baik untuk budidaya ikan

perairan umum serta geografis wilayah yang mempunyai cukup

banyak lahan basah/ rawa. Pengembangan budidaya perikanan utama

dibagi atas dua kelompok, yaitu:

Page 33: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-12

Perairan umum, dilakukan disepanjang sungai Batang Hari,

dengan sistem kerambah jaring apung (KJA) ini terpusat di

Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan, Maro sebo dan Kumpeh Ilir.

Bumi daya kolam, dilakukan di daerah dataran rendah/ berawa

yang banyak terdapat di kecamatan Sungai Gelam dan Kumpeh

Ulu.

Produksi perikanan kabupaten muaro jambi cukup besar mencapai

11.143.98 ton pertahun, terdiri dari perairan umum 859.18 ton dan

budidaya 10.283.80 ton. Sebagian besar didominasi ikan jenis Patin

Jambal Nila dan Lele yang sebagian besar dijual untuk memenuhi

pasar lokal dan Kota Jambi, selanjutnya karena produksi terus

meningkatkan dilakukan upaya terobosan dengan menjalin kerja sama

dengan sektor swasta untuk pemasaran khususnya pasar ekspor

melalui industri pengolahan yang berlokasi di desa Sekernan sehingga

harga jual yang cukup ekonomis.

Guna menunjang produksi yang terus meningkat, maka dibutuhkan

pasokan bibit yang cukup untuk itu dibangun balai benih ikan (BBI)

yang terdapat di desa Arang–arang kecamatan Kumpeh Ulu dan

Tempino kecamatan Mestong, disamping itu terdapat pula balai

penelitian ikan air tawar di Sungai Gelam.

III. KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

3.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk berdasarkan undang-

undang No. 54 Tahun 1999 undang-undang No. 14 Tahun 2000 dengan

luas 5.445 Km2 atau 10,2 % dari luas wilayah propinsi Jambi, namun

sejalan dengan berlakunya undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang

pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten

Tanjung Jabung Timur termasuk perairan dan 30 pulau kecil (termasuk

Page 34: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-13

pulau berhala, 11 diantaranya belum bernama) menjadi 13.102,25 Km2.

Disamping itu memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5 % dari

panjang pantai Propinsi Jambi. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang

terletak di pantai timur pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan

Propinsi Kepulauan Riau dan merupakan daerah hinterland segitiga

pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-Johor (SIBAJO).

Wilayah perairan laut kabupaten ini merupakan bagian dari alur

pelayaran kapal nasional dan internasional (ALKI I) dari utara keselatan

atau sebaliknya, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial

untuk berkembang. Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografis

terletak pada 0°53’ - 1°41’ LS dan 103°23 - 104°31 BT dengan luas 5.445

Km² dengan ketinggian Ibukota-Ibukota Kecamatan dalam Kabupaten

Tanjung Jabung Timur berkisar antara 1-5 m dpl. Kabupaten Tanjung

Jabung Timur mempunyai luas wilayah 5.445 Km², dengan batas-batas

sebagai berikut :

o Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

o Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Muaro Jambi dan Prov.

Sumatera Selatan.

o Sebelah Barat : berbatasan dengan Kab. Tanjung Jabung Barat dan Kab.

Ma Jambi.

o Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

Secara administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan

Ibukota Muaro Sabak terdiri dari 11 Kecamatan, 73 Desa dan 20 Kelurahan.

Adapun nama-nama Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur

adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Muara Sabak Timur dengan Ibu Kota Muara Sabak Ilir

2. Kecamatan Muara Sabak barat dengan Ibu Kota Nibung Putih

3. Kecamatan Kuala Jambi dengan Ibu Kota Kampung Laut

4. Kecamatan Dendang dengan Ibu Kota Rantau Indah

Page 35: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-14

5. Kecamatan Mendahara dengan Ibu Kota Mendahara Ilir

6. Kecamatan Mendahara Ulu dengan Ibu Kota Pematang Rahim

7. Kecamatan Geragai dengan Ibu Kota Pandan Jaya

8. Kecamatan Rantau Rasau dengan Ibu Kota Bandar Jaya

9. Kecamatan Berbak dengan Ibu Kota Simpang

10. Kecamatan Nipah Panjang dengan Ibu Kota Nipah Panjang II

11. Kecamatan Sadu dengan Ibu Kota Sungai Lokan

Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke beberapa

Ibu Kota Kabupaten / Kota dalam Provinsi Jambi :

Muara Sabak – Jambi lewat Sengeti : 124 Km

Muara Sabak – Kuala Tungkal lewat Simpang Tuan : 129 Km

Muara Sabak – Muara Bulian lewat Bajubang Laut : 172 Km

Muara Sabak – Sengeti lewat Simpang Tuan : 94 Km

Muara Sabak – Muaro Bungo lewat Muaro Bulian : 347 Km

Muara Sabak – Muaro Tebo lewat Muaro Bulian : 299 Km

Muara Sabak – Sarolangun lewat Muaro Bulian : 290 Km

Muara Sabak – Bangko lewat Sarolangun : 364 Km

Muara Sabak – Sungai Penuh lewat Bangko : 534 Km

Muara Sabak – Jambi lewat Zone V - Jembatan Batanghari II : 60 Km

Untuk Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat ditempuh

melalui 3 (tiga) Jalur / Ruas Jalan yaitu :

1. Jalur Timur, melalui Ruas Jalan Jambi – Suak Kandis (134 Km)

2. Jalur Barat, melalui Ruas Jalan Jambi – Sengeti – Simpang Tuan (122

Km)

3. Jalur Tengah (dalam persiapan), melalui Ruas Jalan Jambi – Jambi Kecil

– Rantau Karya / Zone V (37 Km)

Iklim merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh cukup besar

terhadap berhasil tidaknya pembangunan pertanian maupun non

pertanian. Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk dikendalikan

Page 36: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-15

karakteristiknya, karena dipengaruhi oleh letak geografis dan bentuk

kawasan. Dalam hal ini kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim

setempat. Berdasarkan Zona Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan

dengan curah hujan > 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah

hujan < 100 mm) berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober

sampai April, sedangkan bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai

Agustus.

Untuk semua wilayah di Kab Tanjung Jabung Timur, sepanjang tahun

2008 mempunyai curah hujan tahunan sekitar 2.000 – 3.000 mm, dimana 8

– 10 bulan basah, 2 – 4 bulan kering. Rata-rata curah hujan bulan basah

179 – 279 mm dan bulan kering 68 – 106 mm. Suhu udara rata-rata 25,90

C – 27,40 C, kelembaban udara 78% - 81% pada bulan Desember–Januari

dan 73% pada bulan September.

Seperti halnya daerah-daerah lain di Provinsi Jambi Kabupaten

Tanjung Jabung Timur memiliki iklim yang cukup baik serta curah hujan

yang cukup tinggi. Tetapi bila musim panas tiba, Kabupaten Tanjung

Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran. Hal ini disebabkan

sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit dan tanah

gambut.

Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut dapat mempengaruhi

sifat tumbuhnya suatu tanaman karena adanya perbedaan suhu yang

disebabkan oleh ketinggian, dimana tiap naik 100 M maka suhu udara

turun 0,6° C. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai ketinggian

kurang lebih 0 – 100 M dari permukaan laut. Topografi daerah pada

umumnya dataran rendah terdiri dari rawa/gambut dengan permukaan

tanah banyak dialiri pasang surut air laut.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang sebagian secara topografi,

seluruh kawasan mempunyai kelerengan antara 0 – 3 % (datar). Kawasan

ini dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian dengan syarat input

Page 37: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-16

drainase, yang berfungsi juga sebagai saluran irigasi karena adanya

pengaruh arus pasang. Berdasarkan hasil studi serta pengukuran yang

telah dilakukan sebelumnya, semua elevasi di daerah rawa-rawa sepanjang

Sungai Batanghari dinyatakan dalam acuan ketinggian yang sama, yaitu

dalam meter di atas Project reference Level (M + PRL). Acuan ketinggian di

kawasan perencanaan diambil dari ketinggian BM (Bench Mark) BK 63.

3.2. Kondisi Demografis

Komposisi penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur didominasi

oleh penduduk muda/dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada

piramida penduduk adalah adanya perubahan arah perkembangan

penduduk yang ditandai dengan penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya

lebih sedikit dari kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun.

Artinya Pemerintah berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan yang

rendah atau lebih rendah dibanding sebelumnya.

Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan

hasil final sensus penduduk 2010 mencapai 205.272 jiwa. Dengan

pertumbuhan sebesar 0,66 % pertahun untuk periode 2000 – 2010, serta

kepadatan 37,70 jiwa/km2, Dengan luas wilayah sekitar 5.445 km2, setiap

km2 ditempati penduduk sebanyak 39,26 orang pada Tahun 2009. Jumlah

penduduk terbanyak di Kecamatan Muara Sabak Timur, karena merupakan

pusat perdagangan dan pelabuhan diwilayah ini sebelum terbentuknya

Kabupaten tanjung Jabung Timur, sedangkan jumlah penduduk terendah

di Kecamatan Berbak sebanyak 9.805 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang

rendah pada setiap tahunnya perlu terus dijaga di tahun-tahun

mendatang.

Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih sedikit

dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. dengan rincian pria 105.359 jiwa

dan wanita 99.913 jiwa, Hal ini dapat dilihat dari angka seks rasio yang

Page 38: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-17

nilainya lebih dari 100. Tahun 2009, setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 102 penduduk laki-laki.

3.3. Peluang Investasi

Kabupaten Tanjab Timur adalah daerah pemekaran di Provinsi Jambi.

Letak kabupaten yang memiliki luas 5.330 km2 sangat strategis,

karena berdekatan dengan pusat pertumbuhan ekonomi regional

Singapura–Batam–Johor (SIBAJO) atau Indonesia - Singapura – Malaysia

(IMS). Daerah di pesisir timur Sumatera ini, bagian utara dan timurnya

berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Sementara sebelah selatan

dengan Kabupaten Muara Jambi, dan sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Tanjab Barat. Kondisi geografis Tanjab Timur sangat

menguntungkan, karena memiliki peluang besar dalam peningkatan

perdagangan dan penanaman investasi. Pemerintah Provinsi Jambi pun

tertarik untuk membangun pelabuhan peti kemas di Desa Sungai Itik,

Kecamatan Sadu. Pelabuhan yang akan dibangun di areal seluas 4.200

hektar tersebut, didukung penuh oleh pemerintah setempat. Titik

koordinat lokasi pelabuhan sudah ditentukan dengan mendatangkan

Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S Alisjahbana,

pada bulan Juli 2012 lalu.

Bupati Tanjab Timur Zumi Zola, telah meminta jajarannya membantu

upaya pembebasan lahan untuk pelabuhan yang nantinya diberi nama

Ujung Jabung. Lokasi pelabuhan yang berhadapan dengan bentangan Laut

Cina Selatan tersebut, nantinya akan didukung dengan pembangunan ruas

jalan dan jembatan sepanjang 360 meter yang menghubungkan

Kecamatan Nipah Panjang dan Kecamatan Sadu.

Sementara akses darat menuju Pelabuhan Ujung Jabung sudah

terbentang lebar, dengan tuntasnya pembangunan jembatan Muara Sabak.

Jembatan yang menghubungkan Delta Berbak dengan Sabak Daratan ini,

Page 39: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-18

melengkapi ruas jalan lingkar Tanjab Timur. Jalan lingkar yang membelah

Tanjab Timur ini menjadikan daerah ini dapat ditempuh dari tiga jalur

utama. Dimana jalan ini sebelumnya merupakan akses untuk

mempersingkat menuju Pelabuhan Samudera yang berada di Muara

Sabak.

Pelabuhan Muara Sabak yang pembangunannya dimulai saat masa

Gubernur Jambi Abdurrahman Sayoeti tersebut, akan dijadikan sebagai

terminal bongkar muat CPO (Crude Palm Oil). Pengembangan Pelabuhan

Samudera kemudian dilanjutkan pada masa Gubernur Jambi Zulkifli

Nurdin, Melihat letak pelabuhan yang strategis, Zulkifli Nurdin

melontarkan gagasan untuk menjadikan Pelabuhan Samudra, di Muara

Sabak, Kabupaten Tanjab Timur sebagai pintu gerbang kedua

perekonomian Provinsi Jambi, Dalam penjabaran konsepnya, dibutuhkan

jalan lintas yang membelah Tanjab Timur. Kedua ujung jalan nantinya akan

memudahkan akses menjangkauPelabuhan Samudra.

Upaya merintis rencana tersebut dimulai dari dibangunnnya

jembatan Suak Kandis, di Kabupaten Muaro Jambi. Jembatan dengan

konstruksi rangka baja itu membelah Sungai Kumpeh. Setelah jembatan

Suak Kandis berhasil dituntaskan, rencana terus berlanjut dengan

dibangunnya jembatan Berbak. Tidak jauh dari jembatan Berbak, juga

dibangun jembatan Palu. Nah, disaat bersamaan Pemerintah Provinsi

Jambi Jambi mulai merintis ruas jalan dari sisi lain.

Ruas yang dibangun ini merupakan jalur alternatif sekaligus akses

pembuka persembahan lainnya dari Pemprov Jambi. Jembatan Batanghari

II dibangun di Sijenjang, Kota Jambi.. Jembatan yang memiliki panjang

2.270 meter itu merupakan pemotong jarak tempuh menuju Muarasabak

menjadi 72 Km. Pemkab Tanjab Timur sesuai dengan perjanjian awal, ikut

menyokong pembiayan pembangunan jembatan tersebut sebesar Rp 7

milyar. Separoh dananya telah dikucurkan pada anggaran 2003 lalu.

Page 40: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-19

Pemkab Tanjab Timur tidak berhenti sebatas membangun jembatan

Muara Sabak, dorongan untuk mempercepat membuka pintu gerbang

perekonomian di Pelabuhan Samudra terus dipacu. Untuk tahun anggaran

2013, sudah dianggarkan untuk mengganti empat jembatan menuju Delta

Berbak. Empat jembatan itu adalah jembatan Sungai Siau, jembatan Kota

Raja dan jembatan Lambur I. Ketiga jembatan ini memiliki panjang sekitar

40 meter. Sementara satu jembatan lagi yakni jembatan

Pemusiran memiliki panjang 59 meter. Semua pembangunan jembatan ini

dianggarkan di APBD 2013. Sampai tahun 2016 nanti, sudah direncanakan

untuk membangun dan melakkan rehab atas 300 jembatan di daerah ini.

3.4. Potensi Daerah

1. Potensi Fisik Dasar

a. Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki daya dukung

wilayah yang baik untuk pengembangan berbagai kegiatan sosial

ekonomi, kecuali keberadaan lahan gambut disekitar pesisir pantai

timur.

b. Ketersediaan sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan

penduduk dan kegiatan lainnya masih memadai.

c. Topografi Kabupaten Tanjung Jabung Timur relatif kecil, sehingga

memungkinkan dan memudahkan dalam pengembangan aktivitas

wilayah kesemua arah.

d. Masih banyaknya lahan kosong yang dapat dijadikan lahan

cadangan pengembangan kegiatanbudidaya.

e. Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak pada daerah bukan

rawan bencana alam.

f. Potensi pertambangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur cukup

prospektif.

g. Memiliki Wilayah Pantai yang menghadap ke Selat Berhala dapat

Page 41: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-20

mendukung kegiatan Perikanan dan Pariwisata, dan

tentunya pengembangan transportasi laut.

2. Potensi Fisik Binaan

a. Sudah terdapatnya batas wilayah yang jelas baik batas Kabupaten,

Kecamatan dan desa/kelurahan.

b. Tersedianya sarana perekonomian untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari, seperti pasar, pertokoan, Bank, dll.

c. Besarnya peluang untuk pembangunan prasarana pelabuhan,

terminal, permukiman dan industri.

3. Potensi Aspek Ekonomi

a. Adanya pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer ke sektor

sekunder.

b. Sektor perhubungan dan pariwisata, meliputi perluasan jaringan

transportasi, rencana pembangunan jaringan Kereta Api Jambi –

Muara Sabak dan penyediaan sarana hotel, restoran dan

telekomunikasi.

c. Adanya dukungan sektor ekonomi yang cukup tinggi yang dapat

mempercepat pertumbuhan perekonomian wilayah terutama dari

sektor pertambangan, pertanian dan perkebunan.

d. Potensi perkebunan rakyat dengan jenis kelapa dalam, kelapa sawit,

pinang, karet, kopi, coklat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

e. Potensi gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar di

dua Kecamatan yaitu Kecamatan Mendahara dan Kecamatan

Dendang.

IV. KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

4.1. Kondisi Geografis

Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara keseluruhan

5.645,25 Km² terdiri dari daratan 5.503,50 Km² dan perairan atau laut

Page 42: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-21

141,75 Km². Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang terletak

diantara 0º53´ - 01º41´ Lintang Selatan dan 103º23´ - 104º31´ Bujur Timur

dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dengan Provinsi Riau dan Laut Cina Selatan.

b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Muaro Jambi.

c. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tebo.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Sebagai kawasan Lintas Timur Pulau Sumatera, untuk mengantisipasi

pesatnya jalur arus lalu lintas darat bagian barat Pulau Sumatera dan

sebagai Kawasan Pantai Timur (KPT) Provinsi Jambi yang berhadapan

langsung dengan kawasan perkembangan IMS-GT.

Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan ketinggian

dari permukaan laut (DPL) antara 0 – 25 Meter sebesar 44,80 % dan luas

daratan yang meliputi daerah Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Betara,

Kecamatan Pengabuan, Kecamatan Tungkal Ulu dan Kecamatan Merlung.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat beriklim tropis dengan curah hujan

antara 2.000 – 3.000 mm per tahun dan jumlah hari hujan 155 hari per

tahun, suhu udara minimum rata - rata 30ºC serta kelembaban 84,50 %.

Puncak bulan basah terjadi pada Bulan Nopember sampai dengan Januari

dan bulan kering pada Bulan Juni sampai dengan Bulan Agustus

sebagaimana daerah lain yang ada di Provinsi Jambi.

Sebelum dilakukan pemekaran, Kabupaten Tanjung Jabung Barat

secara administratif dan politik tergabung dengan Kabupetan Tanjung

Jabung Timur, dalam Kabupaten Tanjung Jabung yang pada saat itu terdiri

dari 10 Kecamatan dengan 120 Desa/Kelurahan. Setelah dilakukan

pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 Kecamatan

yaitu Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan

Pengabuan, Kecamatan Betara, Kecamatan Merlung, Kecamatan Tebing

Tinggi, Kecamatan Batang Asam, Kecamatan Renah Mendaluh, Kecamatan

Page 43: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-22

Muara Papalik, Kecamatan Seberang Kota, Kecamatan Bram Itam,

Kecamatan Kuala Betara, dan Kecamatan Senyerang dengan jumlah

desa/kelurahan sebanyak 70 Desa dan 6 Kelurahan.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dibagi dalam 3 wilayah yaitu

sebagai beikut :

1. Wilayah Basah, di wilayah ini dikembangkan padi, sayur sayuran,

palawija tambak/kolam, kerambah dan pengembangan peternakan

unggas, terutama bebek. Kebijakan yang diambil adalah program

sejuta bebek.

2. Wilayah Basah/Kering, di wilayah ini dikembangkan padi, palawija

termasuk sayur sayuran dan ternak seperti kambing dan ayam.

Kebijakan yang diambil adalah meningkatkan produksi yang dihasilkan

menjadi penyanggah daerah kering yang sebut juga wilayah

penyanggah ketahanan pangan.

3. Wilayah Kering, di wilayah ini dikembangkan ternak besar dan

perkebunan. Kebijakan yang diambil untuk pengembangan usaha

agro-ekonomi dan sekaligus agro-industri yang sebut juga wilayah

agro-ekonomi dan agro-industri.

Tabel 3.5 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kab. Tanjung Jabung Barat

No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase

1. Tungkal Ulu 345.69 6.90

2. Merlung 311.65 6.22

3. Batang Asam 1042.37 20.81

4. Tebing Tinggi 342.89 6.84

5. Renah Mendaluh 473.72 9.46

6. Muara Papalik 336.38 6.71

7. Pengabuan 440.13 8.79

8. Senyerang 426.63 8.52

9. Tungkal Ilir 100.31 2.00

10. Bram Itam 312.66 6.24

11. Seberang Kota 121.29 2.42

12. Betara 570.21 11.38

13. Kuala Betara 185.89 3.71

Page 44: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-23

4.2. Kondisi Demografis

Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 278.741

dengan kepadatan 56,00 jiwa, sedangkan tingkat pertumbuhan rata - rata

3,03% pertahun, Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak pada posisi

strategis, merupakan baris terdepan dan pintu gerbang menuju Jambi.

Berhadapan langsung dengan kawasan perkembangan IMS - GT dengan

jarak dari kota Kuala Tungkal ke negara Singapura + 90 mil dengan waktu

tempuh 3.20 jam.

Jenis Data Jumlah Satuan

Jumlah Penduduk

a. Penduduk Laki-laki 144.775 Orang

b. Penduduk Perempuan 133.966 Orang

c. Total Penduduk 278.741 Orang

d. Jumlah Rumah Tangga 71.042 RT

Kepadatan Penduduk

a. Rata-rata Kepadatan Penduduk 56,00 Orang/km2

b. Laju Pertumbuhan Penduduk 3,03 0,00

Penduduk Menurut Usia

a. Penduduk Usia 0-4 Tahun 30.361 Orang

b. Penduduk Usia 5-19 Tahun 82.136 Orang

c, Penduduk Usia 20-59 Tahun 151.864 Orang

d. Penduduk Usia Diatas 60 Tahun 14.380 Orang

Penduduk Menurut Agama

a. Penduduk Beragama Budha 691 Orang

b. Penduduk Beragama Hindu 202 Orang

c. Penduduk Beragama Islam 225.235 Orang

d. Penduduk Beragama Katolik 630 Orang

e. Penduduk Beragama Kristen 2.488 Orang

f. Penduduk Beragama Lainnya 79 Orang

Page 45: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-24

Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha 22.330,67 Orang

a. L. Usaha Angkutan, Penggudangan, dan Komunikasi 20.459,04 Orang

b. L. Usaha Bangunan 0,00 Orang

c. L. Usaha Jasa Kemasyarkatan 1.871,62 Orang

d. Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan

909 Orang

e. L. Usaha Listrik, Gas dan Air 368 Orang

f. L. Usaha Pertambangan dan Penggalian 496 Orang

g. L. Usaha Pertanian, Perhutanan, Perburuhan dan Perikanan 69.735 Orang

4.3. Pertumbuhan Ekonomi

PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat menduduki urutan ketiga PDRB terbesar

dibandingkan kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Jambi di bawah Kota

Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sementara itu, PDRB

perkapita yang mencerminkan tingkat produktivitas setiap penduduk

menunjukkan bahwa penduduk Tanjung Jabung Barat menempati urutan

kedua dari seluruh kabupaten di Provinsi Jambi dibawah Tanjung Jabung

Timur.

Dibandingkan dengan tahun 2000, PDRB Tanjung Jabung Barat tahun

2011 telah naik 7 kali lipat sedangkan PDRB per kapita kabupaten ini

sudah naik 5 kali lipat pada periode yang sama. Pada tahun 2000, PDRB

Tanjung Jabung Barat sebesar 1.116,52 Milyar Rupiah dengan PDRB per

kapita 5,401 Juta Rupiah dalam setahun.

Pertumbuhan ekonomi Tanjung Jabung Barat pada tahun 2011

sebesar 7,85 persen dan berada pada urutan ketiga setelah Kabupaten

Sarolangun dan Kabupaten Batang Hari. Sementara itu, pada struktur

ekonomi Tanjung Jabung Barat, sektor pertanian menjadi penyumbang

terbesar PDRB dengan kontribusi 30,80 persen disusul oleh sektor industri

sebesar 23,23 persen. Kondisi ini tidak sepenuhnya sejalan dengan struktur

Page 46: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-25

ekonomi Provinsi Jambi dimana sektor pertanian menjadi penyumbang

terbesar dengan 29,35 persen. Sementara itu sektor industri hanya

menempati urutan ke empat dengan 10,67 persen.

Pendapatan regional per kapita pen-duduk Tanjung Jabung Barat

terus meningkat selama periode 2000-2011. Selama jangka waktu

tersebut, nilainya telah naik 5,3 kali lipat. Pada tahun 2009, nilai

pendapatan regional perkapita telah mencapai 21,55 Juta Rupiah dan

terus meningkat hingga mencapai 27,05 Juta Rupiah pada tahun 2011.

Tinjauan ekonomi sektoral digunakan untuk melihat struktur

ekonomi secara lebih makro dengan mengklasifikasikan sektor-sektor

ekonomi menjadi sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Pada

tahun 2011, struktur ekonomi terbesar berasal dari sektor primer dengan

kontribusi 47,92 persen, disusul oleh sektor tersier dengan 26,63 persen

dan sektor sekunder dengan 25,45 persen. Dibandingkan tahun

sebelumnya, sektor primer mengalami pe-ningkatan, sementara itu sektor

sekunder dan tersier mengalami penurunan. Kondisi ini perlu diwaspadai

apakah telah terjadi gejala de-industrialisasi di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

Ditinjau dari pertumbuhan sektoral, pada tahun 2011, pertumbuhan

sektor primer menduduki urutan pertama dengan 14,34 persen. Diurutan

kedua sektor tersier tumbuh sebesar 5,71 persen. Sementara itu,

pertumbuhan sektor sekunder di urutan ter-akhir dengan 2,61 persen.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2011, sektor primer

mengalami percepatan pertumbuhan dari 12,33 persen menjadi 14,34

persen. Adapun sektor sekunder dan tersier mengalami perlambatan

pertumbuhan.

4.4. Peluang Investasi

Perdagangan memiliki peranan pen-ting dalam distribusi barang dari

Page 47: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-26

produsen ke konsumen. Jumlah usaha perdagangan di Tanjung Jabung

Barat cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal ini tampak dari jumlah

penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan di Tanjung Jabung Barat tahun

2007-2011.

Pada tahun 2007, jumlah SIUP yang diterbitkan mencapai 178 izin

dan pada tahun 2010 izin yang diterbitkan menjadi 121. Keberadaan

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) berhasil mendongkrak jumlah

SIUP yang diterbitkan pada tahun 2011 sehingga berjumlah 394 izin.

Diharapkan kemudahan dalam legalitas usaha meningkatkan gairah bisnis

terlebih usaha perdagangan untuk menunjang kegiatan ekonomi.

Kondisi ekspor Tanjung Jabung Barat mulai membaik pada tahun

2011. Pada tahun 2010 volume ekspor hanya 4.954 ton dengan nilai 7.447

ribu USD. Adapun pada tahun 2011, volume ekspor telah mencapai

145.363 ton, sedangkan nilai ekspor telah mencapai 135.537 ribu US

Dollar. Volume dan nilai ekspor tahun 2011 juga lebih tinggi daripada

tahun 2009. Tercatat volume eks-por meningkat 2,19 persen yang mampu

meningkatkan nilai ekspor hingga 82,11 persen. Pemerintah perlu terus

mendorong peningkatan ekspor untuk meningkatkan arus dana yang

masuk ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berbagai potensi ekonomi

yang ada ditambah letak geografis yang cukup strategis dapat menjadi

faktor pendukung mewujudkan hal tersebut.

4.5. Potensi Daerah

a. Perikanan

Posisi Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berada di tepi laut

sekaligus di sepanjang aliran sungai menjadikan kegiatan perikanan

layak diperhitungkan untuk meningkatkan perekonomian. Pro-duksi

perikanan laut cenderung meningkat pada periode 2007-

2011,meskipun terjadi sedikit penurunan pada tahun 2008 dan 2011.

Page 48: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-27

Produksi perikanan laut pada tahun 2007 sebesar 21.254,10 ton dan

meningkat menjadi 21.889,30 ton pada tahun 2011 atau meningkat

2,99 persen. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan

perikanan laut, diantaranya tersedianya fasilitas penunjang yang

mencukupi dan kondisi gelombang laut yang cukup tenang. Hasil

tangkapan perikanan laut antara lain berupa udang, kerang, ikan,

kepiting, dan cumi-cumi. Pemerintah perlu mendukung tersedianya

fasilitas penunjang untuk mengembangkan sektor perikanan.

b. Perkebunan

Salah satu kegiatan di sektor pertanian yang cukup signifikan

memberikan kontribusi terhadap perekonomian Tanjung Jabung Barat

adalah perkebunan. Setidaknya ada enam komoditi yang ditanam di

perkebunan rakyat, yakni kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, pinang, dan

coklat. Produksi komoditi coklat baru mulai tampak pada tahun 2009.

Selama periode 2009-2011, kondisi produksi komoditi perkebunan

rakyat pada umumnya meningkat. Produksi kelapa sawit menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Dalam dua tahun (2009-2011) produksi

kelapa sawit di perkebunan rakyat meningkat 61,42 persen. Hal ini

disebabkan meningkatnya jumlah tanaman kelapa sawit yang

produktif. Produksi kelapa relatif stabil hanya menurun 0,18 persen

pada tahun 2011 dibandingkan 2010. Komoditi karet, kopi, dan coklat

masing-masing meningkat sebesar 19,52 persen; 0,82 persen dan 0,23

persen. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah tanaman yang

produktif sehingga luas panen meningkat. Adapun komoditi pinang

mengalami penurunan 2,52 persen. Penurunan ini perlu mendapat

perhatian mengingat pinang adalah salah satu komo- diti khas

Tanjung Jabung Barat dan memiliki kualitas yang sangat baik.

Perkebunan besar kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan besar

Page 49: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-28

menunjukkan kecenderungan peningkatan pada periode 2007-2011

sebesar 32,08 persen. Hal ini disebabkan bertambahnya tanaman

kelapa sawit produktif. Peningkatan ini memperkuat pengaruh

komoditi kelapa sawit dalam perekonomian Tanjung Jabung Barat.

c. Minyak Bumi dan Gas

Pertambangan minyak bumi dan gas menjadi salah satu sektor

ekonomi yang sangat penting di Tanjung Jabung Barat. Produksi

migas di Tanjung Jabung Barat tercatat sebagai produksi migas

terbesar di Provinsi Jambi dalam tahun-tahun terakhir. Selama periode

2008-2011, produksi migas mengalami fluktuasi antar tahun, meskipun

secara umum mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, produksi

minyak mentah naik sebesar 8,73 persen. Kondisi sebaliknya terjadi

pada kondensat yang turun sebesar 11,42 persen. Komoditi gas bumi

mengalami penurunan sebesar 7,67 persen dan LPG meningkat 7,25

persen.

V. KABUPATEN BATANGHARI

5.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Batang Hari terletak di bagian tengah Provinsi Jambi

dengan luas wilayah 5.180,35 Km2. Kabupaten Batang Hari secara

geografis terletak pada posisi 1º15’ lintang selatan sampai dengan 2º2’

lintang selatan dan diantara 102º30’ bujur timur sampai dengan 104º30’

bujur timur. Dalam lingkup provinsi letak Kabupaten Batang Hari berada di

wilayah bagian tengah provinsi dan merupakan daerah perbukitan.

Kabupaten ini pada akhir tahun 2000 mempunyai jumlah penduduk

191.727 jiwa. Dilihat dari struktur umur, sekitar 60,19 persen adalah

penduduk usia produktif dan sisanya 39,81% kaum lanjut usia, dan anak-

anak yang memerlukan sentuhan investasi untuk menjadikan mereka

generasi yang berkualitas di masa depan. Penduduk di daerah ini terdiri

Page 50: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-29

dari berbagai sukiu seperti : Melayu, Jawa, Sunda, Batak, Minang, Cina, dan

Suku-suku lain yang jumlahnya relatif kecil.

Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Batang Hari berbatasan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan

Provinsi Sumatera Selatan.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo.

Wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari terdiri dari 8 (delapan)

kecamatan yang meliputi 13 (dua belas) kelurahan dan 96 (sembilan puluh

satu) desa dengan berbagai perbedaan perkembangan, baik karena

potensi geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia maupun

karena pembangunan prasarana pada masing-masing kecamatan dan

antar kecamatan. Dilihat dari aspek geografis, kabupaten ini mempunyai

letak yang strategis karena merupakan lalu lintas yang menghubungkan

kawasan barat sumatera. Sesuai dengan UU No. 45 Tahun 1999, maka

Kabupaten Batang Hari dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu

Kabupaten Batang Hari dengan Ibukota Muara Bulian dan Kabupaten

Muaro Jambi dengan Ibukota Sengeti. Untuk lebih jelasnya luas wilayah

Kabupaten Batang Hari per kecamatan pada Tabel. dan orientasi serta

wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari dapat di lihat pada Gambar

dibawah.

Wilayah Kabupaten Batang Hari secara umum adalah berupa daerah

perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 11 – 500 m dari permukaan

laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang Hari berada pada Daerah

Aliran Sungai (DAS) Sungai Batanghari dengan rawa-rawa yang sepanjang

tahun tergenang air. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Batang Hari

merupakan daerah landai yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 – 8

persen (92,28 persen).

Page 51: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-30

Page 52: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-31

Kecamatan yang terletak didaerah hulu Sungai Batanghari cenderung

lebih bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang

terdapat di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Batin XXIV, Kecamatan

Mersam dan Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi,

Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung

memiliki topografi yang cenderung lebih datar/landai sedangkan daerah

dengan topografi miring dalam wilayah Kabupaten Batang Hari bisa

dikatakan tidak ada.

Kabupaten Batang Hari beriklim tropis dengan temperatur udara

berkisar antara 20-30 derajat celcius. Hasil pengamatan dalam 5 (lima)

tahun terakhir menunjukkan bahwa jumlah curah hujan rata-rata pertahun

berkisar antara 2.264,6 – 2.976,4 mm dengan kelembaban antara 62,66 –

84,55 persen serta penyinaran berkisar antara 89,3 – 133,9 persen. Curah

hujan di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2004 berjumlah 2.398,3 mm

dengan banyaknya hari hujan 176 hari. Rata-rata curah hujan per bulan

berkisar 199,9 mm sementara rata-rata jumlah hari hujan perbulan adalah

14 hari.

Wilayah Kabupaten Batang Hari dilalui oleh dua sungai besar yaitu

Batang Tembesi dan Sungai Batanghari. Beberapa sungai lainnya yang

relatif besar antara lain adalah Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro,

Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, Sungai Jebak.

Disamping sungai besar tadi terdapat pula beberapa sungai kecil yang

merupakan anak-anak sungai yaitu Sungai Singoan, Sungai Bernai, Sungai

Mersam, Sungai Bulian, Sungai Kandang, Sungai Aur, Sungai Bacang dan

lain – lain.

Kondisi geologi dan struktur tanah yang terdapat dalam wilayah

Kabupaten Batang Hari antara lain didominasi oleh Neogin seluas 283.986

Ha diikuti endapan seluas 171.662 Ha dan Tufa Vulcan seluas 84.472 Ha.

Penyebaran struktur jenis Neogin terkonsentrasi di wilayah Kecamatan

Page 53: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-32

Maro Sebo Ulu seluas 74.660 Ha atau 26,29 persen, sebagian wilayah

Kecamatan Pemayung seluas 53.822 Ha atau 18,95 persen dan Kecamatan

Mersam seluas 43.353 Ha atau 15,26 persen. Untuk jenis endapan tersebar

hampir merata di tiap kecamatan sedangkan Tufa Vulcan terkonsentrasi di

Kecamatan Batin XXIV seluas 32.247 Ha atau 38,17 persen dan selebihnya

hampir menyebar di semua kecamatan.

Keadaan struktur tanah yang ada di Kabupaten Batang Hari terdiri

dari 2 (dua) jenis tanah, yaitu jenis tanah alluvial dan padsolik merah

kuning. Jenis tanah alluvial berada di sekitar Sungai Batanghari dan Sungai

Batang Tembesi.

2.5. Kondisi Demografis

Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Sasaran ini tidak mungkin akan tercapai bila

pemerintah tidak dapat memecahkan masalah kependudukan, seperti

besarnya jumlah penduduk Indonesia dan tidak meratanya penyebaran

penduduk di Indonesia. Berbagai usaha untuk menekan laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi telah dilakukan pemerintah melalui berbagai

program keluarga berancana (KB) yang dimulai awal tahun 1970-an.

Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari pada tahun 2009 sebanyak

230.164 jiwa sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 226.383 jiwa. Jumlah

penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Muara Bulian sedangkan

Kecamatan Maro Sebo Ilir yang terendah. Rasio jenis kelamin (laki-laki

dibandingkan perempuan) penduduk Kabupaten Batang Hari pada tahun

2009 sudah diatas 100. Ini berarti bahwa penduduk laki-laki di Kabupaten

Batang Hari lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, seperti

yang disajikan pada Tabel dibawah ini. Jumlah penduduk yang begitu

besar dan terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan

pemerataan penyebaran penduduk. Kecamatan Muara Bulian yang

Page 54: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-33

wilayahnya hanya 7,2 persen, dihuni sebanyak 23,17 persen dari seluruh

penduduk Kabupaten Batang Hari. Kecamatan Bajubang yang memiliki

luas terbesar hanya dihuni 14,31 persen penduduk Kabupaten Batang Hari

(Tabel 3.1.1.). Gambaran tersebut menunjukan tidak meratanya

penyebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari.

3.5. Potensi Daerah

a. Tanaman Pangan

Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, hal ini

dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk

pertanian. Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu

sumber sektor pada sektor pertanian. Sub sektor ini mencakup

tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu, kacang

tanah dan kedelai. Luas panen padi tahun 2009 seluas 8.874 hektar.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2008, luas panen padi bertambah

451 hektar atau meningkat 5,35 persen.

Luas panen padi sawah mengalami kenaikan sebesar 5,3 persen,

begitu juga dengan luas panen padi ladang yang naik 5,99 persen.

Produksi padi pada tahun 2009 sebesar 40.640 ton atau meningkat

7,56 dibandingkan dengan tahun 2008. Produksi padi pada lahan

sawah meningkat sebesar 5,54 persen dan pada lahan bukan sawah

(ladang) sebesar 80,02 persen. Kenaikan produksi ini seiring dengan

peningkatan luas panen padi. Produktivitas padi pada tahun 2008

sebesar 44,86 kuintal, meningkat menjadi 45, 79 kuintal pada tahun

2009 (meningkat 2,07 persen). Luas panen jagung pada tahun 2009

sebesar 132 hektar.

Dibandingkan dengan luas panen pada tahun 2009 terjadi penurunan

luas panen sebesar 146 hektar atau turun 52,52 persen. Sementara itu,

luas panen kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar mengalami

Page 55: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-34

peningkatan masing-masing sebesar 97,83 persen, 27,32 persen dan

25 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun 2009,

produksi kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar meningkat

dibandingkan dengan tahun 2008 masing-masing sebesar 50 persen,

22,9 persen dan 16,38 persen.

b. Perkebunan

Di kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan

untuk perkebunan yang mencapai 177.089,6 hektar. Areal perkebunan

lebih banyak digunakan untuk perkebunan karet dan kelapa sawit.

Luas areal perkebunan karet pada tahun 2008 sebesar 109.007 hektar,

meningkat menjadi 111.523 hektar pada tahun 2009, atau meningkat

2,31 persen, sementara itu luas areal perkebunan kelapa sawit

meningkat 0,19 persen. Komoditas yang mengalami peningkatan

produksi adalah karet (24,62 persen), kelapa sawit (5,31 persen), kopi

(7,56 persen), lada (3,45 persen), aren (200 persen), dan kakao (66,67

persen)

c. Kehutanan

Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan lindung, hutan

produksi dan hutan konservasi (hutan suaka alam dan hutan

pelestarian alam). Tabel dibawah menunjukkan bahwa sampai dengan

tahun 2009, luas hutan konservasi sebesar 59.5 ribu hektar, atau

persen dari total luas hutan keseluruhan (215,9 ribu hektar). Sementara

itu luas hutan produksi mencapai 156,4 ribu hektar terdiri dari 49,3

ribu hektar hutan produksi terbatas dan 107,1 ribu hutan produksi

tetap. Selama periode tahun 2008-2009, produksi kayu bulat

mengalami kenaikan dari 9,7 ribu meter kubik pada tahun 2008

menjadi 9,8 ribu meter kubik pada tahun 2009. Sebaliknya, masih pada

periode yang sama, produksi kayu gergajian dan latex menurun

Page 56: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-35

masing-masing sebesar 48,19 persen dan 13,04 persen.

d. Perikanan

Produksi perikanan pada tahun 2009 sebesar 4.674,7 ton, dimana

produksi ikan di kolam sebesar 556,7 ton dan produksi ikan di

keramba sebesar 4.118 ton. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

produksi perikanan meningkat sebesar 24,6 persen.

VI. KABUPATEN TEBO

6.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Tebo terletak diantara 0º 52’ 32” - 01º 54’ 50” LS dan 101º

48’ 57” - 102º 49’ 17” BT, Iklim Kabupaten Tebo dipengaruhi oleh iklim

tropis dan wilayah Kabupaten Tebo berada pada ketinggian antara 50 -

1.000 mdpl. Kabupaten Tebo memiliki luas wilayah 646.100 Ha atau

11,86% dari luas wilayah Provinsi Jambi.

Wilayah Kabupaten Tebo terdiri dari 12 kecamatan, 101 desa dan 5

kelurahan. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay seluas

129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo.

Secara administrasi Kabupaten Tebo memiliki batas-batas wilayah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu ( Provinsi

Riau)

b. Sebelah Selatan dengan KabupatenKabupaten Merangin dan

Kabupaten Bungo

c. Sebelah Barat dengan Kabupaten Kabupaten Bungo) dan Kabupaten

Damasaraya

d. Sebelah Timur dengan Kabupaten Kabupaten Tanjung Jabung Barat

dan Kabupaten Batanghari

Struktur geologi wilayah Kabupaten Tebo relatif kompleks, meliputi

peristiwa tektonik dari karbon dan resen. Unsur struktur utama bstuan

Page 57: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-36

adlah lipatan termasuk belahan dan sesar. Batuan Pra Tersier

memperlihatkan pelipatan dan belahan berulang-ulang. Penempatan

belahan dalam batuan pra tersier menunjukan pola komplek dimana corak

umum sejarah tektonik Kabupaten Tebo yaitu belahan utsma mempunyai

arah timur – barat dengan kemiringan ke utara dan selatan menunjukan

belahan tersebut telah berlipat sekitar lipatan tegak yang berarah timur –

barat. Formasi batuan di Kabupaten Tebo secara stratigrafi dari berumur

tua ke muda adalah: Granit, Formasi Gangsal, Formasi Lahat, Formasi

Talang Akar, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim,

Formasi Kasai, Undak Sungai dan Alluvium Wilayah Kabupaten Tebo

mempunyai tanah yang berkualitas cukup baik dalam jenis dan

penyebarannya sehingga memungkinkan untuk pengembangan usaha

pertanian. Di daerah ini terdapat enam jenis tanah, jenis Tanah Podzolik

merupakan yang terbesar yaitu: 438.000 Ha (67,79%), selanjutnya adalah

Latosol 204.600 Ha (31,67%), Aluvial 2.200 Ha (0,34%) dan Organosol 1.300

Ha (0,20%).

Kabupaten Tebo merupakan dataran rendah dan sedikit berbukit dan

rawa-rawa dengan kemiringan bervariasi. Rawa-rawa tersebut terutama

terdapat di sepanjang aliran sungai Batang Hari, Batang Tebo, Batang

Tabir dan Batang Sumay Berdasarkan ketinggian Kabupaten Tebo

dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu daerah dataran rendah dengan

ketinggian.

Kabupaten Tebo termasuk jalur Zone I Bukit Barisan Iklim Tropis

pada tingkat kelembaban lebih kurang antara 56% - 85% suhu rata-rata

25,80 C – 28,7 C dengan rata-rata curah hujan 300 mm pertahun, dengan

curah hujan hampir merata setiap tahun, sedang perbedaan terjadi antara

musim kemarau (Februari-Agustus) dan musim hujan (September-Januari)

tidak terlalu besar.

Page 58: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-37

Page 59: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-38

6.2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Tebo pada tahun 2011 sebanyak

305.202 jiwa, terdiri atas : laki-laki 157.919 jiwa dan perempuan 147.283

jiwa. dengan rasio jenis kelamin 107,22. Rata-rata kepadatan penduduk

pada tahun 2011 adalah 47 juwa/km2 dengan laju pertumbuhan

penduduk pada tahun 2011 sebesar 2,51%. Angka rasio ketergantungan

penduduk Kabupaten Tebo tahun 2011 sebesar 52,78 %, artinya setiap 100

orang penduduk berusia produktif (15-64 tahun) mempunyai tanggungan

sebanyak 53 orang yang belumproduktif (0-14 tahun) dan dianggap tidak

produktif lagi (64 tahun keatas). Menurut data dari Badan PP dan KB

Kabupaten Tebo, diketahui bahwa pada tahun 2011 jumlah keluarga

PraSejahtera sebanyak 9.140, KS I 14.673, KSII 29.851, KS III 23.130 dan KS

III Plus 2.326

Pendidikan menjadi salah satu prioritas pembangunan dalan rangka

meningkatkan kuliatas sumber daya manusia di Kabupaten Tebo. Angka

Partisipasi Murni (APM) SD adalah perbandingan jumlah murid SD berusia

7-12 tahun dengan penduduk usia 7-12 tahun. APM SD Kabupaten Tebo

tahun 2011 adalah 94,57%. Sementara APM SMP dan SMU masingmasing

60,76% dan 49,58%. Jumlah guru SD pada tahun ajaran 2011/2012

sebanyak 2.428 orang dengan jumlah murid 41.231 orang. Guru SMP

sebanyak 777 orang dengan jumlah murid 10.106 orang dan guru SMU

sebanyak 277 orang dengan jumlah murid 5.036 orang siswa. Pada tahun

ajaran 2011/2012, angka kelulusan SD di kabupaten Tebo sebesar 100%.

Kelulusan siswa SMP sebesar 97% dan SMU 99%.

6.3. Pertumbuhan Ekonomi

PDRB Kabupaten Tebo atas dasar harga berlaku tahun 2009 yaitu

sebesar Rp. 2.185.811,35 juta ; dan tanpa migas yaitu sebesar Rp.

2.069.071,44 juta. Sedangkan PDRB Kabupaten Tebo atas dasar harga

Page 60: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-39

konstan adalah sebesar Rp. 858.592,23 juta ; dan tanpa migas adalah

sebesar Rp. 828.434,23 juta.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tebo pada tahun 2009 turun

menjadi 5,01 persen dan 5,28 persen (tanpa migas). Pertumbuhan tersebut

sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (dengan migas: 6,08

persen dan tanpa migas: 6,40 persen). Sektor dengan sumbangan terbesar

atas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tebo tahun 2009 adalah Sektor

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 49,35 persen atas

total

pertumbuhan.

6.4. Peluang Investasi

Jumlah industri besar bidang kimia industri, agro dan hasil hutan

pada tahun 2009 sebanyak 6 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak

134 orang. Jumlah industri kecil dan aneka kerajinan sebanyak 1.003 unit

usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.025 orang dengan

total produksi sebanyak Rp. 8.135.001.000,-

6.5. Potensi Daerah

Kabupaten Tebo memiliki kekayaan alam yang dapat dijadikan modal

dalam melaksankan pembangunan daerah. Sektor pertanian terutama

subsektor perkebunan menjadi sektor utama dalam menggerakkan

perekonomian Kabupaten Tebo. Komoditi karet dan kelapa sawit menjadi

komoditi utama. Kelancaran transportasi orang dan barang akan

memberikan kemudahan dalam mengembangkan potensi daerah, pada

tahun 2011, 33,70 persen kondisi jalan kabupaten baik, 7,41 persen rusak

dan 13,43 persen rusak berat.

Sementara panjang jalan aspal tahun 2011 mencapai 472,18 km jalan

kabupaten, 226,14 km berupa jalan kerikil, dan 98,95 km masih berupa

Page 61: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-40

jalan tanah. Selain jalan, jembatan menjadi faktor penting dalan

memperlancar arus barang, sampai tahun 2011 terdapat 5 jembatan

rangka baja dan 24 beton. Selain jalan, sektor energi menjadi faktor

dominan dalam pengembangan daerah. Jumlah pelanggan PLN tahun

2011 sebanyak 38.093 rumah tangga. Daya terpasang untuk Kabupaten

Tebo sebesar 45.962.815 KW.

Peternakan

Populasi ternak di Kabupaten Tebo tahun 2011 sebagai berikut : Sapi

22.055 ekor; kerbau 11.616 ekor; kambing 42.758 ekor; domba 8.774

ekor. Populasi ayam buras 290.251 ekor; ayam pedaging 341.704 ekor

dan itik 41.867. ekor. Dibanding dengan tahun 2010 ternak besar

menurun (-12,68%), ternak kecil meningkat 8,36%, sedangkan unggas

meningkat 9,87 %.

a. Perikanan

Pengembangan perikanan melalui pemanfaatan rawa-rawa maupun

diperairan umum dengan banyaknya sungai-sungai besar dan kecil

yang melintasi wilayah Kabupaten Tebo seperti Sungai Batanghari,

Batang Tebo, Batang Sumay dan anak-anak sungai lainnya. Selain

pemanfaatan sungai, juga diusahakan pemengembangan perikanan

melalui keramba dan kolan terpal, dengan hasil utama berupa ikan

lele. Jumlah rumah tangga perikanan di Kabupaten Tebo meningkat

6,70 persen dari tahun sebelumnya (2010: 1.165 rumah tangga),

dengan total produksi 1.184, 48 ton dan nilai jual mencapai Rp

21.563.802.000,00

b. Perkebunan

Perkebunan merupakan sektor unggulan di Kabupaten Tebo, komoditi

yang diusahakan antara lain kopi, karet, kelapa dalam, kelapa sawit

dan pinang. Karet dan kelapa sawit menjadi komoditas utama

Budidaya tanaman karet sebagian besar berupa kebun rakyat sampai

Page 62: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-41

tahun 2011 hanya terdapat 1 perusahaan perkebunan karet di

Kabupaten Tebo. Produksi karet pada tahun 2011 mencapai 49.122 ton

dengan luas lahan 112.348 Ha yang di usahakan oleh 53.641 KK. Dari

luas lahan karet yang ada, 60.376 Ha diantaranya merupakan tanaman

yang menghasilkan, 30.847 Ha tanaman belum menghasilkan dan

sisanya seluas 21.125 Ha tanaman tua atau rusak yang memerlukan

penanaman kembali (replanting).

Pengembangan komoditi kelapa sawit melalui perusahanan

perkebunan dan perkebunan rakyat. Saat ini terdapat 15 perusahaan

perkebunan kelapa sawit. Perekebunan kelapa sawit yang diusahakan

oleh masyarakat seluas 9.295 Ha yang terdiri dari 4.712 Ha berupa

tanaman belum menghasilkan, 4.572 Ha tanaman produktif dan 11 ha

berupa kebun dengan tanaman tua/rusak. Jumlah produksi kelapa

sawit dari perkebunan rakyat 14.120 ton yang diusahakan oleh 3.644

KK. Kabupaten Tebo telah mempunyai pabrik unit Pengolahan Minyak

Kelapa Sawit (PMKS) sebanyak 4 perusahaan, yaitu : PT. Tebo Plasma

Inti Lestari, PT. Perkebunan Nusantara VI, PT. Rigunas Agri Utama dan

PT. Satya Kisma Usama, dengan rata-rata kapasitas produksi Crude

Palm Oil ( CPO ) sebesar 30-45 ton/jam

c. Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang diusahakan di kabupaten Tebo antara lain padi,

jagung kedelai, ubi kayu, ubi rambat dan sayur-sayuran. Budidaya padi

di Kabupaten Tebo berupa padi sawah dan padi ladang. Pada tahun

2011, produksi padi sawah 18.632 ton dengan luas panen 4.231 Ha

dengan rata-rata produktifitas 4,40 ton/Ha. Sedangkan, padi ladang

dengan luas panen 4.174 Ha dengan produksi 9.084 ton, rata-rata

produksi 2,18 ton/Ha.

Tanaman kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau mengalami

penurunan hasil produksi karena adanya penurunan luas panen dari

Page 63: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-42

tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, produksi kacang tanah sebanyak

138 ton dari luas panen 74 ha, produksi kedelai 869 ton dengan luas

panen 611 Ha dan produksi kacang hijau 33 ton dengan luas panen 27

Ha.

Duku, durian, rambutan, jeruk, pisang dan nangka merupakan

tanaman buah-buahan yang banyak dikembangkan di Kabupaten

Tebo. Produksi duku pada tahun 2011 sebanyak 501 ton, durian 318

ton, rambutan 496 ton, pisang 536 ton dan nangka 677 ton. Produksi

buah-buahan tidak hanya umtuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi

juga dikirim ke daerah lain.

Produksi sayur-sayuran belum dapat memenuhi kebutuhan sendiri,

sehingga harus didatangkan dari daerah lain. Sayur-sayuran yang

ditanam di Kabupaten Tebo antara lain kacang panjang, cabe, tomat,

terung, buncis, ketimun, kangkung dan bayam

7. KABUPATEN MUARO BUNGO

7.1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01008’

sampai 01055’ Lintang Selatan dan antara 101027’ sampai 102030’ Bujur

Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten

Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat), sebelah Selatan berbatasan

dengan Kabupaten Merangin, sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Kerinci, serta sebelah Timur

dengan Kabupaten Tebo. Posisi demikian menempatkan Kabupaten Bungo

sebagai daerah perlintasan dari Propinsi Jambi ke Propinsi Sumatera Barat

juga sebagai penghubung antara Kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi

bagian timur (Kota Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat,

Muara Jambi dan Batanghari), dengan bagian barat (Tebo, Bungo,

Sarolangun, Merangin dan Kerinci).

Page 64: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-43

Di masa mendatang aksesibiltas ini harus termanfaatkan secara lebih

baik sehingga dapat mendorong pusat pertumbuhan wilayah yang nyata,

khususnya di Sumatera Bagian Tengah. Keberadaan pusat pertumbuhan

ini ke depan menjadi penting, mengingat keunggulan bersaing Kabupaten

Bungo dalam menyediakan sarana transportasi berupa transportasi udara

lebih baik dibanding dengan kabupaten lain.

Luas Kabupaten Bungo adalah 7.160 km2 dengan topografi datar,

berbukit bukit hingga curam dengan ketinggian antara 100 hingga lebih

dari 1.000 m dpl. Merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan

2.577 mm/tahun (138 hari/tahun) dengan jenis tanah yang mendominasi

adalah latosol, podsolik, komplek latosol dan andosol. Kondisi lahan di

Kabupaten Bungo secara umum adalah morfologi datar, bertekstur agak

kasar dengan ketersediaan air yang cukup karena dilalui 4 buah sungai

besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah kurang dari 40%

yang mencapai 80% dari luas wilayah. Kondisi ini sangat cocok untuk

pengembangan tanaman perkebunan. Sedangkan sisanya sebanyak 20%

luas wilayah dengan kemiringan lebih dari 40% termasuk dalam kawasan

lindung.

7.2. Kondisi Demografis

Berdasarkan data demografis hasil sensus penduduk tahun 2010

yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Kabupaten Bungo sebanyak 302.558 orang yang terdiri dari 155.213 orang

laki-laki dan 147.345 perempuan dengan sex ratio sebesar 105,34. Bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebesar 251.096

orang maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bungo sebesar

3,80%.

Angka pertumbuhan penduduk yang mencapai 3,80% cukup tinggi,

merupakan dampak dari kemajuan pembangunan yang sangat signifikan

Page 65: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-44

untuk menarik orang datang ke Kabupaten Bungo. Pemerintah Kabupaten

Bungo merespon pertumbuhan jumlah penduduk tersebut dengan

melakukan pemekaran kecamatan dari 6 kecamatan pada tahun 2000

menjadi 17 Kecamatan pada tahun 2008 sehingga pelayanan terhadap

masyarakat bisa lebih baik. Laju pertumbuhan paling tinggi terdapat di

Kecamatan Bungo Dani sebesar 6,36%, dilanjutkan dengan Kecamatan

Pasar Muara Bungo 5,19%, dan Bathin II Babeko sebesar 5,17%.

Sedangkan kecamatan yang paling rendah laju pertumbuhan

penduduknya adalah Kecamatan Jujuhan Ilir sebesar 1,02%.

Komposisi umur merupakan faktor yang sangat penting dalam

demografi, terutama dalam berbagai analisis kependudukan. Menurut

komposisi umur penduduk, yang dimaksud dengan penduduk tua adalah

bila penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 30 persen dan

penduduk umur 65 tahun keatas minimal 10 persen dari penduduk pada

suatu wilayah. Sementara, penduduk muda adalah bila penduduk berumur

kurang dari 15 tahun maksimal 40 persen dan penduduk umur 65 tahun

keatas maksimal 5 persen.

Komposisi penduduk Kabupaten Bungo menunjukkan bahwa 31,01

persen penduduk berusia muda (umur 0-14 tahun), 65,24 persen berusia

produktif (umur 15-64 tahun), dan hanya 3,75 persen yang berumur 65

tahun lebih, sehingga berdasarkan angka mutlaknya diperoleh angka

ketergantungan sebesar 53,27. Artinya, setiap 100 penduduk usia

produktif menanggung sekitar 53 orang penduduk usia tidak produktif.

Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin besar pula

beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, berarti semakin

besar hambatan atas upaya perkembangan daerah. Secara umum

penduduk Kabupaten Bungo masih bergantung kepada pertanian dalam

arti luas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Bungo

terlihat bahwa 59,99% dari jumlah penduduk bekerja dibidang pertanian.

Page 66: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-45

Berturut-turut persentase bidang pekerjaan adalah bidang perdagangan

16,32%, bidang jasa kemasyarakatan 11,57, bidang industri pengolahan

0,91% dan lainnya sebesar 11,22%.

Gejala lain yang teramati adalah adanya konsentrasi atau

pertambahan kelompok penduduk di usia semakin tua. Hal ini dikarenakan

bertambahnya kualitas kependudukan berkat perbaikan kualitas gizi

sehingga membuat meningkatnya angka harapan hidup. Angka harapan

hidup masyarakat Kabupaten Bungo masih berkisar usia 67 tahun.

7.3. Pertumbuhan Ekonomi

Bidang ekonomi menjadi bidang krusial dalam merencanakan dan

mengevaluasi pembangunan, termasuk dalam mengukur keberhasilan

otonomi daerah. Karena salah satu ukuran daripada otonomi daerah

adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat. PDRB selama lima

tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan seiring peningkatan

pendapatan masyarakat. Namun bila dibandingkan dengan standar Bank

Dunia, perekonomian di Kabupaten Bungo masih di bawah tingkat garis

kemiskinan yang ditentukan. Dalam kaitan ini, struktur perekonomian,

pergeseran dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan tersier menjadi

salah satu ukuran keberhasilan pembangunan.

Hasil evaluasi kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran

dan kontribusi Usaha Mikro, Industri Kecil dan Koperasi. Peran bidang ini

pada perekonomian menjadi penting karena digerakkan dan menggerakan

masyarakat yang ternyata dapat menopang kehidupan masyarakat dalam

menghadapi krisis yang pernah terjadi.

Hasil pembangunan Kabupaten Bungo juga melihat kondisi

pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita serta tingkat inflasi sebagai

indikator makronya. Hingga tahun 2009, perekonomian Kabupaten Bungo

masih didominasi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Bungo yaitu

Page 67: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-46

sebesar 29,19 persen. Sektor kedua yang cukup berperan adalah sektor

pertambangan dan penggalian yaitu 18,43 persen lalu disusul sektor

perdagangan, hotel dan restauran sebesar 16,51 persen.

Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo pun meningkat

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 pendapatan per kapita masyarakat

sebesar Rp. 6.130.247,25 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp.

11.755.863,20 pada tahun 2009. Grafik peningkatan pendapatan per

kapita masyarakat Kabupaten Bungo dapat dilihat pada grafik di bawah

ini.

7.4. Peluang Investasi

Sektor ini sangat prospektif untuk dikembangkan karena Kabupaten

Bungo memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif, antara lain

ketersediaan bahan untuk industri pengolahan. Bidang-bidang potensial

untuk dikembangkan antara lain :

o Industri Batik di Kecamatan Pelepat dan Muara Bungo

o Industri Bricket Batubara di Kecamatan Rantau Pandan

o Industri Perkayuan/Moulding di Kecamatan Muara Bungo, Pelepat,

Tanah Tumbuh, Jujuhan dan Rantau Pandan.

o Industri Pngolahan CPO di Kecamatan Tanah Tumbuh dan Pelepat

o Industri Pengalengan Buah-buahan termasuk pemasarannya.

o Industri Sarung Tangan dari karet

o Industri Tusuk Gigi dari bambu.

7.5. Potensi Daerah

Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai pada Bidang Pertanian

adalah peningkatan pendapatan petani melalui upaya pemberdayaan

petani yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan melakukan

berbagai upaya memperkecil kendala yang masih dihadapi antara lain

Page 68: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-47

rendahnya motivasi petani untuk mengembangkan usahataninya karena

terbatasnya tingkat pengetahuan dan keterampilan serta peluang pasar

yang sangat terbatas. Dari beberapa program dan kegiatan yang telah

dilaksanakan pada sub bidang tanaman pangan dan hortikultura mulai

dari tahun 2006 sampai tahun 2010 telah mencapai keberhasilan yang

cukup berarti. Indikasi keberhasilan ini terlihat dari peningkatan luas

tanam, luas panen dan produksi serta produktivitas padi, palawija dan

hortikultura, sebagaimana pada tabel dan grafik berikut ini :

Tabel 3.6: Luas Tanam Padi dan Palawija di Kab Bungo Tahun 2006 – 2010.

No

Komoditi

Luas Tanam (Ha) (%)

2006 2007 2008 2009 2010

1. Padi Sawah 3.868 6.271 5.126 8.001 6.550 14,07

2. Padi Gogo/Ladang 2.433 3.038 2.520 3.440 3.491 9,45

Jumlah Padi 6.301 9.309 7.646 11.441 10.041 12,35

1. Jagung 878 1.016 1.098 1.510 1.007 3,49

2. Ubi Kayu 276 320 355 301 278 0,18

3. Ubi Jalar 51 63 60 57 81 12,26

4. Kacang Tanah 215 243 246 284 216 0,12

5. Kedele 97 329 332 458 234 24,63

6. Kacang Hijau 89 81 81 86 98 2,44

Jumlah 1.606 2.052 2.172 2.696 1.914 4,48

Sumber Data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultuta Kabupaten Bungo.

Pembangunan bidang perkebunan selain merupakan upaya

melanjutkan dan mempertahankan serta meningkatkan hasil-hasil yang

telah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya juga diarahkan pada upaya

menciptakan iklim yang kondusif bagi masuknya investor yang bergerak di

bidang perkebunan, dengan titik berat kepada upaya mendukung

peningkatan produktivitas dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya

komoditas unggulan

Page 69: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-48

Bidang perkebunan merupakan salah satu andalan perekonomian di

Kabupaten Bungo. Saat ini perkebunan kelapa sawit dan karet telah

tersebar di semua kecamatan yang ada, di mana total areal perkebunan

karet sampai tahun 2010 diperkirakan sekitar 96.707 Ha dan areal

perkebunan kelapa sawit seluas 48.100 Ha.

Kontribusi bidang perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Bungo cukup

signifikan. Hal ini dapat dimaklumi, karena sebagian besar penduduk

Kabupaten Bungo bermatapencarian dari hasil perkebunan (karet dan

kelapa sawit), di mana tanaman karet tersebut sudah menjadi komoditas

utama sejak zaman penjajahan Belanda. Angka-angka statistik

menunjukkan besarnya peran sub sektor perkebunan bagi masyarakat.

Kondisi ini mengharuskan pemerintah Kabupaten Bungo untuk menangani

setiap masalah dan menciptakan peluang-peluang pengembangan dan

investasi serta meningkatkan peran sub bidang perkebunan dalam

perekonomian makro Kabupaten Bungo, melalui sistem pembangunan

perkebunan yang berkelanjutan dengan penggunaan bibit unggul dan

melaksanakan peremajaan kebun karet tua.

Sejalan dengan itu maka kebijakan yang telah dilakukan pemerintah

Kabupaten Bungo selama periode 2006 s.d 2010 di bidang perkebunan

adalah melakukan intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, peremajaan

kebun serta penggunaan bibit unggul sesuai potensi dan komoditas

unggul yang dimiliki masing-masing wilayah/dusun dalam Kabupaten

Bungo.

Pelaksanaan kegiatan sub bidang perkebunan dari tahun 2006

sampai tahun 2010, secara kumulatif memperlihatkan kenaikan baik dari

luas areal maupun produksi, terutama untuk tanaman karet dan kelapa

sawit. Perkembangan luas lahan dan produksi komoditi perkebunan di

Kabupaten Bungo dari Tahun 2006 s.d 2010 tertera pada tabel dan grafik

berikut :

Page 70: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-49

Tabel 3.7: Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Kabupaten Bungo

No

Komoditi

Luas Lahan (Ha) (%) 2006 2007 2008 2009 2010

1 Karet 88.664 91.470 96.271 96.458 96.707 2,19

2 Kelapa Sawit 46.025 46.792 47.273 47.800 48.100 1,10

3 Kelapa Dalam 667 672 678 678 678 0,40

4 Kopi 654 393 252 252 252 (21,21)

5 Casiavera 53 56 233 233 233 44,80

6 Pinang 77 89 89 89 89 3,69

Sumber Data : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo.

Di samping pembangunan kebun rakyat, juga dilaksanakan kegiatan

pembangunan perkebunan melalui perusahaan perkebunan swasta

nasional yang aplikasinya dalam bentuk pengembangan perkebunan Pola

PIR Trans dan Pola Kemitraan (KKPA). Realisasi pembangunan kebun oleh

perusahaan perkebunan untuk komoditi kelapa sawit digambarkan pada

tabel di bawah ini :

Tabel 3.8: Perusahaan Swasta yang Mengelola Perkebunan di Kab Bungo

No Nama Perusahaan Lokasi Pola

Luas areal (Ha) Inti Plasma Jmh

1. PT. TKA. Limbur Lb. Mengkuang PBS 2.096 - 2.096

2. PT. Jamika raya Limbur Lb. Mengkuang PIR-Trans 4.500 4.200 8.700

3. PT. Tebora Tanah Tumbuh dan Tanah Sepenggal

PIR-KKPA 1.326 1.146 2.372

4. PT. SMA. Limbur Lb. Mengkuang PIR-KKPA 4.639 1.406 6.045

5. PT. SAL II, III Pelepat Ilir Trans/KKPA - 8.991 8.991

6. PT. Mega Sawindo Pelepat & Pelepat Ilir PIR-KKPA - 4.460 4.460

7. PT. Aman Pratama Rantau Keloyang PIR-KKPA - 500 500

8. PT. Mitra Tata Lestari Pelepat PIR - 1.700 1.700

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo.

Pembangunan Bidang Pertambangan Kabupaten Bungo diarahkan

untuk memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam tambang secara hemat

dan optimal bagi pembangunan daerah demi kesejahteraan rakyat,

Page 71: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-50

dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup serta ditujukan

untuk menyediakan bahan baku bagi industri dalam negeri dan menjadi

salah satu komoditas ekspor di Kabupaten Bungo dan sangat strategis

untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan penerimaan pendapatan

asli daerah serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan kerja.

Strategi pembangunan pertambangan difokuskan kepada upaya

peningkatan produksi, penganekaragaman hasil tambang, pengelolaan

usaha pertambangan secara efektif dan efisien dengan memperhatikan

keseimbangan daya dukung lingkungan. Pemerintah Kabupaten Bungo

selama ini telah mendorong pihak swasta untuk melakukan eksplorasi

bahan tambang.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bungo selama periode 2006 - 2010

di Bidang Pertambangan telah dilakukan melalui tahapan identifikasi,

revitalisasi dan pemanfaatan potensi sumber daya pertambangan yang

berwawasan lingkungan, yang selanjutnya dapat menjamin tersedianya

peluang lapangan kerja disamping sebagai potensi andalan sumber

Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah Kabupaten Bungo sementara ini

masih terbatas pada upaya pengembangan sumber daya mineral

khususnya untuk jenis pertambangan batu bara karena tingginya minat

pihak swasta untuk berinvestasi melalui usaha pertambangan batu bara.

Tingginya minat investor untuk berinvestasi di bidang pertambangan,

dimana selama periode 2006 s.d 2010 investor yang berinvestasi untuk

bahan galian golongan A (batubara) sebanyak 93 investor, bahan galian

golongan B (Emas) sebanyak 14 pengusaha, sedangkan untuk bahan

galian golongan C (Sirtu) selama periode 2006 s.d. 2010 investor yang

berminat sebanyak 32 perusahaan. Terhadap prospek pengembangan

potensi sumber daya mineral selain batu bara seperti bahan galian

golongan B dan golongan C, Pemerintah Kabupaten Bungo senantiasa

melakukan pembinaan yang pada gilirannya akan menjadi potensi

Page 72: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-51

sumber pendapatan asli daerah yang handal disamping pertambangan

batu bara. Pemerintah Kabupaten Bungo sejak tahun 2006 - 2010 telah

mengeluarkan izin bidang pertambangan seperti tertera pada tabel

berikut :

Tabel 3.9: Jumlah Penerbitan Izin Kp Bahan Galian Golongan A,B dan C di Kab Bungo Tahun 2006 - 2010

No

Sektor Investasi

Jumlah Perusahaan Jumlah (Buah) 2006 2007 2008 2009 2010

1 Bahan galian golongan A (Batubara) - SKIP - Eksplorasi/IUP Eksplorasi - Eksplorasi/IUP Produksi - Pengangkutan &

Penjualan

6 2 2 2

5 3 3 3

9 4 2 2

-

12 6 -

-

10 34 -

20 31 47 7

2 Bahan Galian Golongan B (Emas)

4 3 4 - 3 14

3 Bahan galian Golongan C (Sirtu)

6 9 10 6 3 29

Sumber Data : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kebijakan yang ditetapkan dari tahun 2006 s.d 2010 Pemerintah

Kabupaten Bungo tidak lagi menerbitkan izin baru dalam bentuk Kuasa

Pertambangan (KP), tetapi menertibkan, perpanjangan atau peningkatan

izin yang sudah dikeluarkan, dimana pada tahun 2010 Perusahaan yang

memiliki izin KP penyelidikan umum atau eksplorasi dan KP Produksi,

dilanjutkan dengan izin usaha pertambangan (IUP) yang telah diterbitkan

sebanyak 34 buah, disamping itu ada KP Penyelidikan Umum bahan galian

B yang telah ditingkatkan menjadi IUP Eksplorasi sebanyak 3 perusahaan

dan bahan galian golongan C (sirtu) pada tahun 2010 telah dikeluarkan

izin IPR sebanyak 3 izin usaha.

Page 73: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-52

Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang punya

potensi cukup baik untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan

pembangunan ekonomi Kabupaten Bungo, dikarenakan daerah ini

mempunyai potensi bahan tambang dan mineral. Beberapa diantara

bahan tambang dan mineral tersebut masih perlu dilakukan penelitian

kandungan, deposit dan mutunya. Pemerintah Kabupaten Bungo selalu

mendorong pihak swasta untuk melakukan eksplorasi bahan tambang

yang ada. Selain itu, kegiatan penelitian dan inventarisasi potensi pada

sektor pertambangan dan penggalian terus dilakukan.

Tabel 3.10 : Potensi dan Penyebaran Bahan Galian di Kab Bungo

No. Jenis Bahan

Galian Lokasi

Perkiraan

Persediaan Kualitas

1. Batu Bara Rantau Pandan, Tanah

Tumbuh, Jujuhan, Pelepat,

Muko-Muko

40 Juta Ton

157 Juta Ton

9,75 Juta Ton

Nilai Kalori 6.160

Nilai Kalori 5.200-6.075

2. Emas Muara Bungo, Muko-Muko,

Rantau Pandan, Pelepat,

Pelepat Ilir.

Belum diketahui

3. Pasir dan Kerikil Muara Bungo, Muko-Muko,

Rantau Pandan, Pelepat,

Tanah Sepenggal, Jujuhan.

Belum diketahui

4. Pasir Kuarsa Muara Bungo, Muko-Muko,

Pelepat

Luas 500 Ha BJ 2,65, bentuk kristal

heksagonal, ukuran 0,006-

2 mm

5. Andesit Pelepat Belum diketahui

6. Granit Pelepat, Rantau Pandan Luas 50.000 Ha

7. Koalin Limbur Lbk. Mengkuang Belum diketahui

8. Mineral Logam Rantau Pandan Belum diketahui

9. Batu Sueseiki Limbur Lbk. Mengkuang Belum diketahui

10. Tanah Putih Muara Bungo Kadar kosetirit

0,5 – 24,5 gr/m2

Tebal lapisan pembatas

1,4 m

11. Tembaga Rantau Pandan

Pelepat

Belum diketahui

12. Timbal Rantau Pandan

Pelepat

Belum diketahui

13. Oker Tanah Tumbuh Belum diketahui

14. Obsidium/Perilit Tanah Tumbuh Terindikasi 60

juta m3

Realisasi investasi dalam bentuk eksploitasi dan eksplorasi terhadap

bahan tambang/galian oleh investor dari beberapa perusahaan swasta di

Kabupaten Bungo sudah terlaksana. Pada umumnya investasi yang

Page 74: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-53

dilakukan adalah terhadap bahan tambang/galian batu bara.

Tabel 3.11: Investasi Pada Sektor Pertambangan Oleh Perusahaan Swasta di Kabupaten Bungo

No. Nama Perusahaan Jenis Izin/Kp Luas Areal (Ha)

1. PT. Nusantara Thai Coal KP. Batu Bara - Eksplorasi - Eksploitasi

10.800 2.830

2. PT. Duta Niaga KP. Batu Bara - Eksploitasi

998

3. PT. Bumi Bara Perkasa KP. Batu Bara - Eksploitasi

985

4. PT. Sari Andara Perkasa KP. Batu Bara - Eksploitasi

2.573

5. PT. Alindo Mitra Sarana KP. Emas - Eksploitasi

400

6. Koptan Merbabu KP. Batu Bara - Eksplorasi

250

7. Koperasi Serba Usaha Sirih Sekapur

KP. Batu Bara - Eksploitasi

100

8. PT. Triton Indomitra KP. Batu Bara - Eksplorasi

708

9. PT. Artha Prima Selaras KP. Batu Bara - Eksplorasi

1.000

Sumber : Potret Ekonomi dan Potensi Daerah Kabupaten Bungo.

Peningkatan kinerja pembangunan ekonomi pada sektor industri

merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perekonomian suatu daerah.

Secara teoritis, kemajuan pada sektor industri diharapkan menjadi sumber

lapangan pekerjaan bagi tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat.

Pembangunan sektor industri di Kabupaten Bungo dengan memanfaatkan

potensi sumberdaya alam yang tersedia sebagai bahan baku, mempunyai

prospek yang cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka

memanfaatkan peluang pasar. Untuk itu, peningkatan kinerja pemerintah

daerah untuk mengupayakan dukungan lintas sektoral yang meliputi

penyediaan bahan baku dari area kawasan sentra produksi bagi

berkembangnya sektor industri merupakan hal yang pokok.

Page 75: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-54

Tabel 3.12: Banyaknya Unit Usaha, Investasi, Tenaga Kerja dan Nilai

Produksi Kelompok Industri Besar di Kabupaten Bungo

No. Cabang Industri Unit

Usaha

Investasi

(Rp. 000)

Tenaga

Kerja

Produksi (Rp.

000)

1. Moulding - - - -

2. Tapioka - - - -

3. Crumb Rubber 2 11.287.000 466 418.795.832,06

4. Air Minum

dalam Kemasan

2 915.000 37 737.285,47

5. *CPO 2 - - -

Jumlah 6 12.202.000 503 419.553.117,50

Sumber : Bungo Dalam Angka, BPS

* Dinas Perkebunan

Pada saat ini investasi pada sektor industri di Kabupaten Bungo

oleh beberapa perusahaan industri yang berskala besar sudah ada.

Banyaknya unit usaha, investasi, tenaga kerja dan nilai produksi

kelompok industri besar di Kabupaten Bungo. Industri Crumb Rubber

mempunyai nilai investasi dan nilai produksi serta menyerap tenaga kerja

paling banyak. Industri Air Minum dalam kemasan mempunyai nilai

investasi dan jumlah tenaga kerja paling kecil.

Selain keberadaan kelompok industri besar, keberadaan industri

kecil di Kabupaten Bungo layak menjadi perhatian pemerintah daerah

sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada, khususnya dalam

upaya meningkatkan perkembangan perekonomian masyarakat atau

sering disebut dengan ekonomi kerakyatan. Keberadaan industri kecil di

Kabupaten Bungo sangat beragam, antara lain kerajinan rotan, kerajinan

kayu, pengolahan ijuk, pembuatan batik, kerajinan bordir, kerajinan

songket, pengolahan nata de coco, pengolahan pisang sale, pembuatan

kerupuk lanting dan pengolahan emping melinjo.

Page 76: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-55

Tabel 3.13: Banyaknya Unit Usaha, Investasi, Tenaga Kerja dan Nilai

Produksi Kelompok Industri Kecil di Kabupaten Bungo

No. Cabang Industri Unit Usaha

Investasi (Rp. 000)

Tenaga Kerja

Produksi (Rp. 000)

1. Kimia Kertas & Pulp 171 998.619,39 857 2.650.382,84 2. Agro dan Hasil Hutan 348 2.490.072,98 1.521 24.015.594,42 3. Logam Mesin dan

rekayasa Alat Angkut 153 1.227.313,23 633 1.497.111,04

4. Tekstil, Elektronika dan Aneka

120 445.481,07 365 3.535,53

JUMLAH TOTAL 792 5.161.487,67 3.376 28.966.623,83

Sumber : Bungo Dalam Angka, BPS

Dari Tabel di atas dapat dilihat, bahwa industri kecil pada cabang

industri agro dan hasil hutan mempunyai jumlah unit usaha, nilai

investasi, jumlah tenaga kerja dan nilai produksi yang paling besar.

Kondisi ini sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada di

Kabupaten Bungo, dimana bahan baku pada sektor pertanian dalam arti

luas memang lebih dominan tersedia.

Tabel 3.14 : Persentase Perbandingan Jumlah Nilai Investasi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Industri Besar dan Kecil Terhadap Total Keseluruhan di Kabupaten Bungo

No. Cabang

Industri Unit

Usaha Investasi (Rp. 000)

Tenaga Kerja

Produksi (Rp. 000)

1. Industri Kecil 792 5.161.487,67 3.376 28.966.623,82 2. Industri Besar 6 12.202.00 503 419.553.117,50 JUMLAH 798 17.363.487,67 3.879 448.519.741,32 *% Industri Kecil 99,25 35,49 87,03 6,46 *% Industri Besar 0,75 64,51 12,97 93,54

Total nilai investasi dan produksi industri kecil adalah 35,49 % dan

6,46 % dari total nilai investasi dan produksi industri di Kabupaten Bungo,

jauh lebih kecil dibandingkan total nilai investasi dan produksi industri

besar, yaitu 64,51 % dan 93,54 %. Akan tetapi industri kecil mampu

menyerap tenaga kerja sebesar 87,03 % dari total tenaga kerja yang

terserap oleh kegiatan industri di Kabupaten Bungo.

Page 77: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-56

Page 78: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-57

Pada dasarnya pengembangan sektor perdagangan di daerah

bertujuan untuk mampu mendukung perkuatan daya saing, baik pada

tingkat regional, nasional maupun global, sehingga diharapkan dapat

memperkuat posisi daerah dalam aktivitas perdagangan regional, nasional

maupun global. Disamping itu, berkaitan dengan kelancaran distribusi

barang kebutuhan masyarakat, serta distribusi produk-produk yang

dihasilkan sehingga mendapat tempat dipasaran, merupakan hal yang

penting dan strategis dari peranan sektor pedagangan di daerah. Oleh

karenanya, aktivitas kegiatan pada sektor perdagangan harus ditunjang

dengan tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendukung

berjalannya aktivitas kegiatan perdagangan.

8. KABUPATEN MERANGIN

8.1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Merangin terletak antara 101o 32’39”–

102o38’35” Bujur Timur dan antara 1o 39’23”-2o 46’09” Lintang Selatan,

dengan luas sebesar 7.679 km2 atau 767,9 Ha, serta batas wilayah sebagai

berikut : sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Provinsi Bengkulu,

sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bungo, sebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Kerinci dan sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Sarolangun. Terbentuknya Kabupaten Merangin adalah

berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 54 Tahun 1999

tanggal 4 Oktober 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur.

Kabupaten Merangin dengan Ibukota yang berkedudukan di Bangko,

terdiri dari tanah pertanian, perkebunan, hutan dan rawa serta

pemukiman. Wilayah Kabupaten Merangin berasal dari sebagian Wilayah

Kabupaten Sarolangun Bangko yang pada saat ini terdiri atas 24

Page 79: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-58

kecamatan sebagai berikut : 1) Kecamatan Jangkat, 2) Kecamatan Sungai

Tenang, 3) Kecamatan Muara Siau, 4) Kecamatan Lembah Masurai, 5)

Kecamatan Tiang Pumpung, 6) Kecamatan Pamenang, 7) Kecamatan

Pamenang Barat, 8) Kecamatan Renah Pamenang, 9) Kecamatan

Pamenang Selatan, 10) Kecamatan Bangko, 11) Kecamatan Bangko Barat,

12) Kecamatan Nalo Tantan, 13) Kecamatan Batang Mesumai, 14)

Kecamatan Sungai Manau, 15) Kecamatan Renah Pembarap, 16)

Kecamatan Pangkalan Jambu, 17) Kecamatan Tabir, 18) Kecamatan Tabir

Ulu, 19) Kecamatan Tabir Selatan, 20) Kecamatan Tabir Ilir, 21) Kecamatan

Tabir Timur, 22) Kecamatan Tabir Lintas, dan 23) Kecamatan Margo Tabir

serta 24). Kecamatan Tabir Barat.

Daerah bagian Timur dan Utara Kabupaten Merangin merupakan

dataran rendah dengan temperatur minimal 30o C, sedangkan bagian Barat

dan Selatan adalah dataran tinggi berbukit-bukit dengan temperatur

minimal 28o C dengan curah hujan 1.600 mm sampai 3.900 mm/tahun,

sedangkan daerah rendah 2.200 mm sampai 3.200 mm/tahun. Pada umum

Kabupaten Merangin beriklim tropis, daya peredaran musim sepanjang

tahun meliputi iklim rata-rata wilayah Indonesia bagian barat. Untuk

topografi sebagian besar Kabupaten Merangin terdiri dari dataran rendah

lebih kurang 60 % dan selebihnya merupakan dataran tinggi dan

pegunungan lebih kurang 40 %.

8.2. Kondisi Demografi

Penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2001 sampai 2010 terus

mengalami peningkatan tiap tahun, untuk lebih jelas jumlah dan

pertumbuhan penduduk Kabupaten Merangin dapat dilihat Tabel berikut :

Page 80: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-59

Tabel 3.15: Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk Kabupaten Merangin

Selama Periode Tahun 2001 - 2010.

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

255.183 257.102 270.325 272.929 274.231 277.595 281.476 286.578 292.013 333.206

0,75 5,14 0,96 0,48 1,23 1,40 1,81 1,90 14,11

Rata-rata 2,78 Sumber : Merangin Dalam Angka Tahun 2001 - 2010

Jumlah penduduk Kabupaten Merangin yang terbanyak terjadi pada

tahun 2010 yang mencapai 333.206 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

yang paling sedikit terjadi pada tahun 2001 yang mencapai 255.183 jiw.

Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Merangin selama periode

tahun 2001-2010 secara rinci tersaji dan jelas dapat dilihat pada Tabel .

dan Gambar berikut.

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Perkembangan Jumlah Penduduk

Page 81: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-60

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Merangin terus

mengalami peningkatan yang bervariasi setiap tahunnya, hal ini

disebabkan oleh angka kelahiran yang terus meningkat.

Laju pertumbuhan penduduk di atas menunjukkan bahwa selama 10

tahun terakhir ini penduduk Kabupaten Merangin terus menunjukkan

perkembangan yang naik secara positif. Rata-rata persentase

pertumbuhan penduduk Kabupaten Merangin sebesar 2,78 %.

Pertumbuhan penduduk yang tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar

14,11 %. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Merangin ini diatas

pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi dan Indonesia yaitu untuk Provinsi

Jambi 2,55 % dan Indonesia 1,49 %. Hal sesuai dengan pendapat Fauzi

(2012) rata-rata pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi lima tahun

terakhir sebesar 2,25 % diatas pertumbuhan rata-rata penduduk Indonesia

yaitu sebesar 1,49 %. Pertumbuhan ini disebabkan oleh tingginya angka

kelahiran hal ini sesuai dengan pendapat Sunardi (2010) bahwa jumlah

penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu

bertambah dan berkurang, dinamika penduduk atau perubahan jumlah

penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu: 1) kelahiran (natalitas), 2)

kematian (mortalitas) dan 3) migrasi (perpindahan).

Dari tahun ke tahun, sumberdaya alam terutama lahan di Kabupaten

Merangin selalu mengalami dinamika yang pemanfaatannya bergantung

pada pengelolaan yang didasarkan pada perkembangan dan pertumbuhan

penduduk, fluktuasi pendapatan serta laju pembangunan yang dinamis

pula. Disamping itu, program dan kebijakan yang telah diambil secara

langsung turut memberikan andil terhadap perubahan-perubahan

tersebut.

Luas penggunaan lahan di Kabupaten Merangin secara umum

digunakan untuk lahan perkebunan yang mana dilahan perkebunan secara

umum dapat menyedia hijauan makanan yang merupakan sumber daya

Page 82: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-61

alam yang cukup besar untuk pengembangan ternak sapi potong.

Batubara (2003) bahwa integrasi ternak dengan tanaman kelapa sawit

dapat saling menguntungkan yakni hijauan di perkebunan kelapa sawit

dapat dikonsumsi ternak yang untuk selanjutnya diubah menjadi daging.

Hijauan sebagai bahan utama makanan ternak ruminansia dapat

bersumber dari budidaya tanaman hijauan pakan ternak, padang

penggembalaan umum, lahan tanaman perkebunan, limbah pertanian dan

limbah agroindustri (Ilham, 1995).

Tabel 3.16: Perkembangan Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Merangin Selama Periode Tahun 2005 - 2010.

Jenis Penggunaan Lahan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

A. Lahan Sawah : 13.753 14.038 13.732 13.732 13.744

1. Yang ditanami padi 8.497 8.565 9.365 9.314 8.991

2. Yang tidak ditanami Padi 2.122 2.068 1.075 1.000 855

3. Sementara Tidak Diusahakan 3.134 3.405 3.292 3.418 3.898

B. Lahan Kering : 732.423 733.325 731.459 731.449 731.449

1. Pekarangan, Tegal/Kebun,

Ladang/Huma 117.804 136.943 141.908 141.075 141.075 2. Pengembalaan/Padang Rumput 10.832 11.067 10.977 10.977 10.977

3. Sementara Tidak Diusahakan 31.567 39.632 46.763 32.254 32.254

4. Pohon/Hutan Rakyat 32.923 31.013 32.392 47.724 47.724

5. Hutan Negara 206.861 189.560 188.860 188.860 188.860

6. Perkebunan 300.360 302.492 291.718 292.718 292.718

7. Lain-lain 32.076 22.618 18.841 17.841 17.841

C. Lahan lainnya 21.724 20.537 22.709 22.719 22.707

1. Rawa (tidak ditanami) 21.373 20.203 22.334 22.334 22.334

2. Tambak/Kolam/Tebat 351 334 375 385 373

Jumlah 767.900 767.900 767.900 767.900 767.900

Sumber : Distannakkan, 2010

8.3. Pertumbuhan Ekonomi

Dari Tahun 2006 sampai dengan 2009 laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Merangin dan Provinsi Jambi terus tumbuh positif. Namun

pertumbuhan Kabupaten Merangin relatif lebih fluktuatif dibandingkan

Page 83: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-62

Provinsi Jambi. Laju pertumbuhan Kabupaten Merangin sebesar 4,76

persen di Tahun 2006 tumbuh menjadi 7,04 persen pada Tahun 2007,

kemudian melambat pada tahun 2008 menjadi 5,99 persen dan tumbuh

kembali pada Tahun 2008 menjadi 8,42. Sedangkan laju pertumbuhan

Provinsi Jambi terus tumbuh dari tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008

yaitu berturut-turut sebesar 5,89 persen , 6,82 persen dan 7,16 persen. Tapi

pada tahun 2009 pertumbuhan melambat sebesar 6,37 persen.

Secara riil Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan

meningkat dari 1.012.318,88 juta rupiah pada tahun 2008 menjadi

1.097.537,41 juta rupiah pada tahun 2009 atau tumbuh sebesar 8,42

persen. Sedangkan menurut harga berlaku, Produk Domestik Regional

Bruto terjadi kenaikan sebesar 21,56 persen yaitu dari 2.262.562,43 juta

rupiah pada tahun 2008 menjadi 2.750.306,46 juta rupiah pada tahun

2009.

8.4. Peluang Investasi dan Potensi Daerah

Kabupaten Merangin memiliki potensi sumber daya daya cukup

melimpah, baik dalam bentuk potensi sumberdaya yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui. Potensi unggulan dari sumberdaya yang

dapat diperbarui, berupa berbagai jenis komoditi yang dapat dihasilkan di

Kabupaten Merangin, baik dalam non kayu maupun berbagai jenis kayu-

kayuan serta hasil hutan. Sedangkan untuk komoditi berbagai jenis kayu,

sekarang ini telah mengalami penurunan yang cukup draktis ini

diakibatkan oleh potensi yang ada semakin terbatas dari tahun ke tahun

sebagai akibat tidak adanya penanaman kembali.

Adapun komoditi unggulan di Kabupaten Merangin yang terkasuk

dalam kotegorinono kayu, dapat dibagi dalam ; komoditi unggulan

tanaman pangan, komoditi unggulan perkebunan, komoditi unggulan

perternakan dan komoditi unggulan perikanan. Komoditi unggulan yang

Page 84: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-63

termasuk dalam pertanian khususnya tanaman pangan menyangkut

berbagai komoditi yang diusahakan petani secara umum maupun khusus.

Komoditi tanaman pangan yang menjadi unggulan di Kabupaten

Merangin antara lain : Padi, dengan luasan lahan sebesar 32.616 ha;

Kentang, dengan luasan sebesar 800 ha; Jeruk, dengan luasan sebesar 720

ha; Duku, dengan luasan sebesar 1.498 ha dan Sayur-sayuran , dengan

luasan sebesar 2.643 ha serta komoditi lainnya.

Sedangkan untuk komoditi perkebunan, Kabupaten Merangin memeliki

berbagai jenis komoditi unggulan.; Selain jenis tanaman yang telah

dibudidayakan sejak nenek moyang, juga terdapat berbagai komoditi baru

yang diminati hampir seluruh lapisan masyarakat. Adapun berbagai jenis

komoditi perkebunan tersebut adalah sebagia berikut :

Terhadap perternakan dan perikanan, di Kabupaten Merangin juga

terus dikembangankan secara bersinambungan. Untuk jenis komoditi

perternakan yang menjadi andalan antara lain, pemgembangan Sapi Bali

dan Kambing Peranakan Etawa di Kecamatan Tabir dan Pemenang. Jenis

kedua hewan ini termasuk hewan besar dan sedang yang terus di

kembangkan di Kabupaten Merangin. Bahkan menjadi kawasan

pengembangan di Kecamatan Tabir dan Pemenang telah dijadikan

kawasan sentra pengembangannya. Untuk menjaga komoditi perikanan,

khususnya dengan ikan khas di Kabupaten Merangin telah ditetapkan

komoditi ikan semah sebagai ikan unggulan di Merangin. Namun demikan,

jumlah ikan ini masih terus dikembangkan. Salah satu pengembangan dan

pelestariannya, telah dilakukan melalui pengembangan kawasan khusus

(kawasan reservat) dan pengembangan lubuk larangan secara

bersinambungan.

Page 85: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-64

IX. KABUAPTEN SAROLANGUN

9.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Sarolangun yang dikenal dengan daerah Sepucuk Adat

Serumpun Psekomerupakan Kabupaten pemekaran yang dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999

pada tanggal 12 Oktober 1999, bersamaan dengan Kabupaten Tebo,

Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara

administrasi, Kabupaten Sarolangun terbagi menjadi 10 Kecamatan, 134

Desa dan 9 Kelurahan dengan luas wilayah 6.174 km2, yang terdiri dari

Kecamatan Batang Asai 858 km2 (13,90%), Kecamatan Limun 799 km2

(12,94%), Kecamatan Cermin Nan Gedang 320 km2 (5,18%), Kecamatan

Pelawan 330 km2 (5,34%), Kecamatan Singkut 173 km2 (2,80%),

Kecamatan Sarolangun 319 km2 (5,17%), Kecamatan Bathin VIII 498 km2

(8,07%), Kecamatan Pauh 1.770 km2 (28,67%), Kecamatan Air Hitam 471

km2 (7,63%), Kecamatan Mandiangin 636 km2 (10,30%) . Jarak dari ibukota

Provinsi Jambi ke ibukota Kabupaten Sarolangun sekitar 180 Km dan

dapat ditempuh dalam 4 jam dengan kendaraan roda empat.

Kabupaten Sarolangun secara geografis terletak antara 102o 03’39”

sampai 103o 13’17” Bujur timur dan antara 01o53’39” sampai 02o 46’24”

Lintang Selatan.

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batanghari,

- sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas,

- sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong dan

- sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Merangin.

Jarak Antara Sarolangun dengan Kota-kota Lain dalam Provinsi Jambi:

o Sarolangun - Sungai Penuh = 240 km

o Sarolangun - Muara Bungo= 152 km

o Sarolangun - Muara Tebo = 197 km

o Sarolangun - Kuala Tungkal = 282 km

Page 86: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-65

o Sarolangun - Muara Sabak = 273 km

o Sarolangun - Muara Bulian = 111 km

o Sarolangun – Jambi = 179 km

o Sarolangun – Sengeti = 225 km

o 9. Sarolangun – Bangko = 72 km

9.2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun tahun 2011 mencapai

265.982 jiwa, terdiri dari laki-laki 137.046 jiwa dan perempuan 128.936

jiwa, Untuk Jumlah yang lebih terinci dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.17: Jumlah Penduduk Kab Sarolangun Tahun 2011

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sarolangun

9.3. Pertumbuhan Ekonomi

Aktivitas perdagangan di Kabupaten Sarolangun didukung oleh

keberadaan sarana perdagangan yang meliputi sejumlah pasar tradisional

dan pasar lokal. Keberadaan pasar membuat aktivitas perekonomian

di “Bumi Sepucuk Adat Serumpun Pseko”. ini semakin berkembang.

Karenanya, Pemkab berupaya semaksimal mungkin melengkapi berbagai

sarana dan prasarana penunjang guna menghasilkan pasar yang memadai

bagi masyarakat, baik itu pasar tradisional maupun pasar lokal hingga

No Kecamatan Penduduk Akhir Bulan Maret Ini

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Sarolangun 28.258 26.654 54.912

2 Pauh 10.905 10.067 20.972

3 Pelawan 17.764 16.603 34.367

4 Limun 8.234 7.928 16.162

5 Singkut 22.019 20.754 42.773

6 Batang Asai 8.402 8.478 16.880

7 Mandiangin 14.009 12.886 26.895

8 Air Hitam 9.916 8.986 18.902

9 Cermin Nan Gedang 6.185 5.822 12.007

10 Bathin VIII 11.354 10.758 22.112

JUMLAH 137.046 128.936 265.982

Page 87: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-66

upaya menciptakan pasar modern. Jumlah pasar tradisional pada tahun

2009 sebanyak 11 unit, Pembangunan kios sebanyak 62 unit begitu juga

dengan rehab pasar kecamatan.

Angka agreget PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

konstan 2000 Kabupaten Sarolangun tahun 2009 yang tersaji dapat terlihat

bahwa PDRB perkapita Kabupaten Sarolangun tahun 2009 adalah sebesar

14,891,205.57 rupiah setahun, sedangkan di tahun 2008 hanya mencapai

12,481,129 rupiah, hal ini berarti telah terjadi kenaikan PDRB perkapita

sebesar 19,31 persen dari tahun sebelumnya. Jika dihitung berdasarkan

atas dasar harga konstan 2000, PDRB perkapita Kabupaten Sarolangun

tahun 2009 adalah sebesar 5,221,339.42 rupiah setahun dengan

mengalami kenaikan PDRB perkapita sebesar 5.92% deri tahun

sebelumnya yang hanya sebesar 4,929,591 rupiah.

Capaian kemajuan ekonomi daerah Kabupaten sarolangun telah

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dilihat dari indikator makro

ekonomi, seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan per kapita. Berdasarkan perhitungan yang

dilakukan oleh Kantor BPS Sarolangun, pada tahun 2000 nilai PDRB

Kabupaten Sarolangun atas dasar harga berlaku dengan migas, sebesar

Rp. 629,41 milyar, sampai dengan tahun 2009 telah meningkat menjadi Rp.

3,24 triliun. Sedangkan PDRB tanpa Migas pada tahun 2009 telah

meningkat menjadi Rp. 2,82 triliun.

Bila dilihat PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku dengan migas

tahun 2000 mencapai Rp. 3,53 jut, meningkat menjadi Rp. 14,89 juta pada

tahun 2009. PDRB perkapita tanpa migas tahun 2000 sebesar Rp. 28 juta,

meningkat menjadi Rp. 12,92 juta pada tahun 2009. Jika dihitung

berdasarkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) dengan migas, PDRB

perkapita tahun 2000 sebesar Rp. 3,53 juta, sampai dengan tahun 2009

meningkat menjadi Rp. 5,22 juta, PDRB perkapita tanpa migas tahun 2000

Page 88: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-67

sebesar Rp. 3,28 juta, meningkat menjadi Rp. 4,93 juta pada tahun 2009.

Dilihat dari perkembangan PDRB berdasarkan harga konstan yang

lebih menggambarkan riil yang terjadi dalam perekonomian daerah,

Alhamdulillah dari tahun ke tahun Kabupaten Sarolangun mengalami

peningkatan, dimana laju pertumbuhan ekonomi dengan migas tahun

2001 sebesar 6,52 persen meningkat pada tahun 2009 menjadi 7,99

persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas tahun 2001

sebesar 4,77 persen meningkat. Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa

yang mana laju pertumbuhan ekonomi ini, termasuk dalam katagori tinggi

diantara Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi.

X. KOTA SUNGAI PENUH

10.1. Kondisi GEOGRAFIS

Letak Geografis Kota Sungai Penuh antara 1010 14' 32'' BT sampai

dengan 1010 27' 31'' BT dan 020 01' 40'' LS sampai dengan 020 14' 54'' LS.

Dengan luas keseluruhan 39.150 ha, yang terdiri dari TNKS seluas 23.177,6

ha (59,2%) dan lahan hunian budidaya seluas 15.972,4 ha (40,8%) dan

dengan jumlah penduduk 87.804 jiwa.

Kota Sungai Penuh memiliki luas keseluruhan 39.150 Ha, yang terdiri

dari TNKS seluas 23.177,6 Ha (59,2 %) dan lahan Hunian/ budidaya seluas

15.972,4 Ha (40,8%). Jumlah penduduk : 79.991 jiwa

Terdiri dari 5 Kecamatan :

1. Kecamatan Sungaipenuh

2. Kecamatan Hamparan Rawang

3. Kecamatan Pesisir Bukit

4. Kecamatan Kumun Debai

5. Kecamatan Tanah Kampung

Page 89: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-68

Tabel 3.18 : Luas Kecamatan di Kota Sungai Penuh

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2008 batas wilayah Kota Sungai Penuh

sebagai Berikut :

o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Depati Tujuh Kabupaten

Kerinci.

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sitinjau Laut, dan

Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci.

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Pesisir dan Kab. Mukomuko.

o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Air Hangat Timur

Tofografi Kota Sungai Penuh Berada Pada dataran tinggi berbukit-

bukit dan di kelilingi Bukit barisan dan hutan lebat dengan ketingian 100 -

1000 m dpl menyebabkan Kota Sungai Penuh memiliki iklim yang sejuk

dan nyaman.

Kondisi geografi Kota Sungai Penuh :

1. Keadaan Iklim (rata-rata)

a. Curah Hujan harian rata-rata dalam satu tahun 49,4 - 169,2

mm/th, Sumber data dari Bandara

b. Kecepatan Angin rata-rata dalam satu tahun 13 m/detik, Sumber

Page 90: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-69

data dari Bandara

c. Kelembapan Udara harian rata-rata dalam satu tahun 39 %

Sumber data dari Bandara

d. Suhu harian rata-rata dalam satu tahun 17,2 29,3 0C Sumber data

dari Bandara

2. Topografi

a. Ratarata ketinggian di atas permukaan laut < 813 Mdpi Sumber

data dari BPS

b. Luas kemiringan lahan

1. Luas dataran datar dengan kemiringan antara (0 20) 6.300 Ha

Sumber data dari BPS

2. Luas daratan yang bergelombang dengan kemiringan antara

(5 150) 1.295 Ha Sumber data dari BPS

3. Luas daratan curam yang bergelombang dengan kemiringan

antara (16 400) 4.345 Ha Sumber data dari BPS

4. Luas daratan sangat curam yang bergelombang dengan

kemiringan antara (>400) 1.295 Ha Sumber data dari BPS

3. Wilayah

Kota Sungai Penuh memiliki luas daratan dengan spesifikasi (sawah,

non sawah dan hutan) dengan luas keseluruhan 39.150 Ha Sumber

data dari BPS

4. Penggunaan Lahan

a. Lahan Non Sawah

1. Luas lahan non sawah yang belum atau tidak diusahakan

8.772 Ha Sumber data dari DPPK

2. Luas lahan kolam air tawar 12,70 Ha Sumber data dari DPPK

3. Luas lahan ladang dan tegalan 2.157 Ha Sumber data dari

DPPK

4. Luas lahan padang rumput alami 2.129 Ha Sumber data dari

Page 91: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-70

DPPK

5. Luas lahan untuk keperluan perkebunan 4.966 Ha Sumber

data dari DPPK

6. Luas lahan untuk permukiman penduduk 1.344 Ha Sumber

data dari DPPK

b. Lahan Persawahan

1. Luas lahan sawah rawa atau payou 900 Ha Sumber data dari

DPPK

2. Luas lahan sawah yang tadah hujan 2.380 Ha Sumber data

dari DPPK

3. Luas lahan sawah irigasi teknis 459 Ha Sumber data dari DPPK

c. Lahan Hutan

1. Luas lahan hutan lindung 23.177,6 Ha Sumber data dari DPPK

2. Luas lahan hutan produksi terbatas 1.825 Haa Sumber data

dari DPPK

3. Luas lahan hutan rakyat 575 Ha Sumber data dari DPPK

I0.2. Kondisi Demografis

Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh sampai akhir tahun 2011 yaitu

berjumlah 89.716 jiwa (Sumber Dinas Dukcapil, Desember 2011) dengan

komposisi penduduk menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 45.144 jiwa

(50,32%) dan perempuan 44.572 jiwa (49,68%), dan jumlah Kepala

Keluarga 25.950 KK yang tersebar di 5 Kecamatan dan 2 Kecamatan

Pemekaran dengan kepadatan penduduk rata-rata ± 229 jiwa/km2 , yang

merupakan daerah dengan tingkat kepadatan kedua tertinggi di Provinsi

Jambi setelah Kota Jambi. Sedangkan kepadatan penduduk di luar wilayah

Taman Nasional Kerinci Seblat (dihitung berdasarkan luas lahan budi

daya), yaitu 562 jiwa/km2

Page 92: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-71

10.3. Pertumbuhan Ekonomi

Kota Sungai Penuh merupakan wilayah kota yang sebagian

wilayahnya merupakan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan

merupakan daerah perkotaan yang berada pada dataran tinggi sehingga

beriklim sejuk dengan keindahan alam yang mengelilinginya. Sektor

perdagangan dan jasa merupakan memberikan kontribusi terbesar dalam

menggerakan perekonomian Kota Sungai Penuh. Didukung oleh 21 unit

kelompok pertokoan, 3 unit pasar, 4 unit swalayan , Pusat perbelanjaan

Kincai Plaza dan 5 unit Mini market. Di sektor Sektor Jasa perbankan Kota

Sungai Penuh memiliki sekitar 7 Bank (2 Bank Pemerintah dan 5 Bank

Swasta). Diperkuat pula oleh 195 lembaga non Bank, terdiri dari 78 unit

Koperasi, 1 unit Asuransi, 10 unit Simpan pinjam, dan 106 lembaga non

bank lainnya.

Di Sektor pertanian, Kota Sungai Penuh merupakan daerah surplus

beras, selain juga menghasilkan berbagai macam tanaman holtikultura.

Kedepan sektor ini diarahkan sebagai penghasil benih unggul untuk

wilayah sekitarnya. Selain itu juga sebagai daerah yang menjadi pusat

processing, manufacturing dan packaging bagi hasil-hasil pertanian yang

dihasilkan oleh Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.

Di sektor pendidikan didukung oleh sejumlah sarana prasarana

pendidikan yang teridiri dari Sekolah Dasar (75 buah), SLTP (11 buah),

SLTA (13 buah) dan 6 Perguruan tinggi (1 Perguruan tinggi Negeri dan 5

Perguruan tinggi swasta). Sektor Jasa Kesehatan terdapat Rumah Sakit (2

unit), Puskesmas (4 unit), Puskesmas Pembantu (8 unit), Rumah bersalin (4

unit), 10 Unit Apotik.

Kondisi perekonomian Kota sungai Penuh dapat dilihat pada

pendapatan regional domestik bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan

atas dasar harga konstan sebagai berikut:

Page 93: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-72

Tabel 3.19: PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Sarolangun

Tabel diatas menunjukan bahwa secara nominal terjadi peningkatan

dalam perekonomian Kota Sarolangun. Namun bila dicermati tingkat

pertumbuhan, ternyata tidak begitu menunjukan perkembangan secara

significant setiap tahunnya. Bahkan untuk tahun 2011 justru mengalami

penurunan pertumbuhan ekonomi.

Tabel 3.20 Perkembangan PDRB per kapita.

Page 94: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-73

Tabel 3.21 Kontribusi dan laju Pertumbuhan Masing-Masing Sektor Ekonomi 2011

Dari data PDRB tersebut diatas memperlihatkan kegiatan

perekonomian di Kota Sungai Penuh selama tahun 2011 mampu

menciptakan nilai tambah bruto (NTB) sebesar Rp. 1, 746 triliun, secara

sektoral maka kegiatan ekonomi di Kota Sungai Penuh didominasi oleh

tiga sektor ekonomi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang

memberi kontribusi PDRB sebesar Rp. 533,750 milyar (30,56%), sektor

pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi PDRB sebesar Rp.

330,322 milyar (18,91%) dan Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi PDRB

sebesar Rp. 292,800 milyar (16,77%). Kondisi ini sesuai dengan ciri

perekonomian daerah urban/perkotaan dimana struktur ekonominya

didominasi dengan sektor tersier.

10.4. Peluang Investasi dan Potensi

Kondisi eksisting pasar tradisional Kota Sungai Penuh sudah tidak

ideal bagi sebuah kota. Hal ini terlihat banyaknya pedagang kaki lima yang

menjajakan dagangan diruas-ruas jalan dekat pasar induk Tanjung Bajure.

Jumlah pedagang kaki lima yang ada pada saat ini adalah sebanyak ±

Page 95: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-74

1000 pedagang. Melihat kondisi pasar yang ada sekarang jauh dari konsep

kenyaman dan kebersihan pasar. Sehingga dengan demikian Kota Sungai

Penuh sangat membutuhkan pembangunan pasar tradisional semi

moderen. Untuk mendukung pembangunan pasar tradisional semi

modern pemerintah Kota Sungai Penuh tengah mengupayakan lahan

seluas ± 6 Ha untuk pembangunan pasar tersebut.

Tingginya minat beli masyarakat baik yang berasal dari Kota Sungai

Penuh maupun dari luar Kota Sungai Penuh yang menyebabkan maraknya

berdiri mini market-mini market. Berdasarkan penomena terkini, Kota

Sungai Penuh sangat layak dibangun pasar modern (seperti Ramayana,

Hypermart, Matahari, Carrefour, Hero dan lain sebagainya) serta pasar

grosir.

a. Padi

Padi merupakan produk andalan pertama di sektor pertanian.

Produksi padi di Kota Sungai Penuh pada tahun 2010 sebesar 35.154

ton dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 43.289 ton. Kota Sungai

Penuh yang juga sentra perdagangan beras Kerinci pada umumnya,

dengan pasokan rata-rata sebesar 140.000 ton per tahun. Produksi

beras yang dipasarkan di Kota Sungai Penuh pada tahun 2011 sebesar

183.289 ton. Dengan potensi yang demikian maka di Kota Sungai

Penuh sangat cocok dikembangkan:

1. Pendirian industri pengemasan beras

2. Pendirian Industri pengolahan beras

b. Kentang

Tanaman kentang sangat potensi sekali di Kota Sungai Penuh,

produksi pada tahun 2011 sebesar 875 ton. Produksi kentang yang

dipasarkan melalui Kota Sungai penuh termasuk dari Kabupaten Induk

rata-rata sebesar 50.875 ton per tahun, Dengan potensi yang demikian

maka di Kota Sungai Penuh sangat cocok pendirian industri makanan

Page 96: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-75

ringan dengan berbahan baku kentang.

c. Tomat

Produksi Tomat di Kota Sungai Penuh pada tahun 2011 sebesar 292

ton, yang dipasarkan di Kota Sungai Penuh termasuk Kabupaten Induk

tahun 2011 sebesar 5.072 ton, dengan potensi yang demikian cocok

untuk dikembangkan dengan pengolahan industri Tomat menjadi

Saus, minuman lainnya.

d. Cabe

Tanaman Cabe juga sangat pontensi di Kota sungai Penuh, produksi

tahun 2011 sebesar 1.248 ton dan yang dipasarkan di Kota Sungai

Penuh termasuk dari Kabupaten Induk ( Kab. Kerinci ) Tahun 2011

sebesar 5.048 ton, untuk pemasarannya perlu pendirian industri

pengolahan cabe bubuk, saus cabe, cabe giling dalam kemasan dan

lainnya

e. Ubi jalar

Ubi rambat/ Ubi jalar adalah tanaman yang mudah ditanam dan biaya

murah, banyak ditanam petani yang kurang modal, produksi tahun

2011 sebesar 1.367 ton dan yang dipasarkan di Kota Sungai Penuh

termasuk Kabupaten Induk Tahun 2011 sebesar 26.307 ton, untuk

pengembangan pemasarannya perlu pendirian Industri pengolahan

ubi menjadi tepung, bahan makanan ringan, dan lainnya.

XI. KABUPATEN KERINCI

11.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Kerinci terletak diantara 1o 40' Lintang selatan sampai

dengan 2 o 26' lintang selatan dan diantara 101o 08' Bujur timur sampai

dengan 101o 50 Bujur timur. Luas wilayah Kabupaten Kerinci 3.808,5 km2,

yang terdiri dari :

Page 97: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-76

- Kec. Gunung Raya : 743,85 km2

- Kec. Batang Merangin : 566,10 km2

- Kec. Keliling Danau : 303,20 km2

- Kec. Danau Kerinci : 297,30 km2

- Kec. Sitinjau Laut : 39,50 km2

- Kec. Air Hangat : 222,21 km2

- Kec. Air Hangat Timur : 151,52 km2

- Kec. Depati Tujuh : 25,80 km2

- Kec. Gunung Kerinci : 444,76 km2

- Kec. Siulak : 590,20 km2

- Kec. Kayu Aro : 266,55 km2

- Kec. Gunung Tujuh : 162,50 km2

Kabupaten Kerinci terletak diantara 10 40’ Lintang Selatan sampai

dengan 20 26’ Lintang Selatan dan diantara 1010 08’ Bujur Timur sampai

dengan 1010 50’ Bujur Timur. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu

rata-rata sekitar 22 0 C. Kabupaten Kerinci mempunyai luas ± 3.808,50

km2 yang terletak di sepanjang Bukit Barisan, d iantaranya terdapat

gunung-gunung antara lain Gunung Kerinci yang tingginya 3.805

meter dan merupakan gunung yang tertinggi di Pulau Sumatra, serta

danau-danau seperti Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh, yang

merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Ketinggian Kabupaten

Kerinci berada diantara 500 meter sampai 1.500 meter dari permukaan

laut.

Batas-batas Wilayah Kabupaten Kerinci :

o Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok Propinsi Sumatra

Barat

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin

o Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi

Page 98: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-77

Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatra Barat.

Jarak Ibu Kota Kabupaten Kerinci dengan Kota Lain di Propinsi Jambi.

o Sungai Penuh Jambi

Via Bungo 491,6 Km

Via Sarolangun 421,29 Km

o Muara Bulian 362,36 Km

o Muara Sabak 550,73 Km

o Kuala Tungkal 549,99 Km

o Sarolangun 242 Km

o Bangko 164,18 Km

o Bungo 240 Km

o Tebo 285,80 Km

11.2. Kondisi Demografis

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah

penduduk Kabupaten Kerinci adalah 229 387 orang, yang terdiri atas 114

406 lakilaki dan 114 981 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut tampak

bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Kerinci masih bertumpu di

Kecamatan Kayu Aro yakni sebesar 17,14 persen, kemudian diikuti oleh

Kecamatan Siulak sebesar 13,37 persen, sedangkan kecamatan lainnya

dibawah 10 persen.Kayu aro, Siulak dan Keliling Danau adalah 3

kecamatan dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak yang masing-masing berjumlah 39 330 orang, 30 668 orang,

dan 21 992 orang. Sedangkan Kecamatan Gunung Kerinci merupakan

kecamatan yang paling sedikit penduduknya, yakni 11 619 orang. Dengan

luas wilayah Kabupaten Kerinci sekitar 3 808 Kilo meter persegi yang

didiami oleh 229 387 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Kabupaten Kerinci adalah 60 Orang per kilo meter persegi.

Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya

adalah Kecamatan Depati Tujuh yakni 557 orang per kilometer persegi,

Page 99: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-78

sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Gunung Raya yakni 11

Orang per kilometer persegi.

11.3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merefleksikan peningkatan produksi seluruh

barang-barang dan jasa-jasa dalam suatu perekonomian. Pada tingkat

perekonomian wilayah atau regional, nilai produksi keseluruhan barang-

barang dan jasa-jasa tersebut dinyatakan sebagai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB dapat dihitung berdasarkan harga yang

berlaku pada setiap saat barang-barang dan jasa-jasa diproduksi atau

dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu

sebagai tahun dasar. Perhitungan pertama menghasilkan nilai PDRB

nominal atau PDRB berdasarkan harga berlaku, sedangkan perhitungan

kedua menghasilkan nilai PDRB rill atau PDRB berdasarkan harga konstan.

Nilai PDRB rill menghilangkan efek kenaikan harga sehingga angkanya

benar-benar mencerminkan kenaikan produksi seluruh barang-barang dan

jasa-jasa yang tingkat kenaikannya disebut sebagai laju pertumbuhan

Page 100: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-79

ekonomi daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci mencapai 5,01 persen per

tahun selama periode 2000-2008 yang ditunjukkan oleh kenaikan PDRB rill

dari Rp 677.081,23 juta pada tahun 2000 menjadi Rp 1.000.752,44 juta

pada tahun 2008. Bila disimak perkembangannya per tahun, laju

pertumbuhan ekonomi meningkat secara konsisten selama periode 2000-

2007 kemudian melambat pada tahun 2008 bersamaan dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan perekonomian

nasional sebagai imbas dari krisis keuangan global. Meski demikian

penurunannya relatif sangat kecil yang mencerminkan bahwa fondasi

ekonomi Kabupaten Kerinci sesunguhnya masih cukup kuat.

Bila dilihat lebih jauh pola pertumbuhannya secara sektoral,

peningkatan tertinggi terjadi pada sektor bangunan dan sektor listrik dan

air bersih. Peningkatan nilai produksi rill sektor pertanian yang menjadi

lapangan usaha sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci berada pada

posisi ketiga. Sektor pertanian berperan sebagai pensuplai berbagai

produk bahan makanan baik nabati maupun hewani untuk kebutuhan

rumah tangga dan bahan baku industri. Sebagai kebutuhan pokok,

permintaan komoditas bahan makanan bersifat relatif inelastis, artinya

pengaruh harga dan pendapatan konsumen relatif kecil bila dibandingkan

dengan pengaruhnya terhadap permintaan produk industri. Produk-

produk pertanian yang berasal dari Kabupten Kerinci di suplai ke berbagai

daerah di Sumatera dan Pulau Jawa bahkan ekspor ke negara tetangga.

Faktor inilah salah satu yang menjadi keunggulan Kabupaten Kerinci

sehinga daya tahannya relatif cukup tinggi terhadap guncangan eksternal.

Sektor lain yang mengalami peningkatan nilai tambah cukup tinggi

adalah pengangkutan dan komunikasi serta sektor perdagangan. Sektor

pertama merupakan penyedia jasa infrastruktur pengangkutan dan

komunikasi. Peningkatan nilai tambah yang cukup tinggi pada sektor ini

Page 101: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-80

bersumber dari peningkatan nilai tambah sub sektor komunikasi sebesar

5,86 persen per tahun, sementara peningkatan nilai tambah sub sektor

pengangkutan tercatat sebesar 4,88 persen. Yang cukup menarik adalah,

peningkatan margin jasa transportasi dan komunikasi terjadi dalam

kondisi infrastruktur transportasi yang kurang memadai. Fakta ini dapat

ditafsirkan sebagai pencerminan dari rendahnya efisiensi dalam kegiatan

pengangkutan dan komunikasi.

Peningkatan nilai tambah sektor pengangkutan dan komunikasi

diiringi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran pada posisi

berikutnya. Aktivitas sub sektor perdagangan terkait langsung dengan jasa

yang dihasilkan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor

perdagangan berperan sebagai media yang mempertemukan produsen

dan konsumen yang difasilitasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi.

Peningkatan nilai tambah sub sektor perdagangan besar dan eceran yang

mencapai 4,77 persen per tahun merefleksikan tingginya margin

perdagangan yang diperoleh pelaku aktivitas ekonomi sektor ini.

Peningkatan margin yang tinggi pada sektor pengangkutan dan

komunikasi dan sektor perdagangan akan berimplikasi pada mengecilnya

proporsi peningkatan nilai tambah yang diperoleh produsen sehingga

aktivitas ekonomi secara keseluruhan akan menjadi kurang efisien.

Sektor keuangan tercatat sebagai sektor yang peningkatan nilai

tambah atau pertumbuhannya paling rendah. Sektor keuangan merupakan

urat nadi bagi perkembanan berbagai aktivitas ekonomi sektor rill. Laju

pertumbuhan yang relatif rendah pada sektor ini dapat dimaknai sebagai

refleksi dari lambannya perkembangan kegiatan pembiayaan aktivitas

ekonomi di Kabupaten Kerinci. Kondisi ini terkait erat dengan terbatasnya

aktivitas industri pengolahan, padahal aktivitas sektor ini memiliki mata

rantai aktivitas lebih panjang yang menciptakan keterkaitan langsung atau

tidak langsung ke aktivitas ekonomi dibagian hulu dan aktivitas industri

Page 102: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-81

lanjutan dibagian hilir. Hingga saat ini Kabupaten Kerinci masih berperan

sebagai pemasok bahan mentah atau bahan baku ke daerah lain atau luar

negeri terutama produk tanaman bahan makanan dan perkebunan.

Pengolahan produk-produk lokal masih relatif terbatas pada industri

rumah tangga dan industri kecil yang menghasilkan makanan olahan.

Kondisi ini terlihat dari laju pertumbuhan sektor industri yang relatif

rendah menempati posisi terendah ketiga setelah sektor keuangan dan

sektor pertambangan dan pengalian. Tingkat industrialisasi yang masih

sangat rendah membatasi aktivitas yang dapat dibiayai perbankan secara

lebih luas. Namun dalam tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan laju

pertumbuhan sektor industri pengolahan secara signifikan dibanding

periode tahun 2000-2005. Sementara itu, aktivitas sektor pertambangan

dan penggalian di Kabupaten Kerinci masih sangat terbatas pada aktivitas

sub sektor penggalian khususnya bahan galian golongan C.

Pola pertumbuhan ekonomi seperti dikemukakan di atas

berpengaruh langsung terhadap perubahan struktur ekonomi Kabupaten

Kerinci. Pertumbuhan sektor pertanian yang lebih tinggi dibanding sektor

industri menyebabkan pangsanya tidak mengalami perubahan yang

berarti bahkan meningkat pada tahun 2008, sementara pangsa sektor

industri pengolahan menurun dari posisinya pada tahun 2000. Angka-

angka ini menunjukkan bahwa pola perubahan struktur ekonomi

Kabupaten Kerinci tidak berlangsung seperti lazimnya yang terjadi pada

perekonomian wilayah maju yaitu bergesernya aktivitas ekonomi dari

pertanian ke industri dan jasa-jasa.

Pada kasus perekonomian Kabupaten Kerinci, dominasi sektor

pertanian tergolong sangat tinggi, hampir mencapai 70 persen terhadap

PDRB. Ini berarti bahwa pangsa sektor di luar pertanian hanya sekitar 30

persen lebih. Bila diamati lebih jauh, terdapat dua sub sektor yang

menyumbang paling besar terhadap PDRB sektor pertanian yaitu sub

Page 103: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-82

sektor tanaman bahan makan dan perkebunan. Kedua sub sektor ini

merupakan lapangan usaha utama yang menjadi sumber penghidupan

masyarakat Kabupaten Kerinci. Akan tetapi Sebagian besar dari

komoditas-komoditas pertanian tersebut belum mengalami prosesing

lebih lanjut dalam aktivitas industri manufaktur.

Penyumbang terbesar kedua adalah sektor jasa-jasa terutama sub

sektor jasa pemerintahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

dengan kontribusi terbesar berasal dari sub sektor perdagangan. Fakta ini

menunjukkan terbatasnya lapangan usaha yang menjadi penopang hidup

masyarakat dengan aktivitas utama tanaman bahan makanan dan

perkebunan. Aktivitas perdagangan yang umumnya berupa perdagangan

eceran sebagian besar juga memperdagangkan komoditas pertanian

disamping komoditas lainnya yang diimpor dari daerah lain atau luar

negeri, termasuk diantaranya produk pangan olahan. Berdasarkan fakta ini

pengembangan aktivitas ekonomi di luar sektor pertanian khususnya

aktivitas industri harus dikaitkan langsung dengan aktivitas pertanian

terutama tanaman bahan makanan dan perkebunan disamping peternakan

dan perikanan. Mengingat sempitnya pasar lokal, pengembangan industri

pengolahan pangan semestinya berorientasi ke luar yaitu pasar di daerah

lain atau luar negeri. Melalui pengembangan industri berbasis pertanian

beskala kecil dengan melibatkan lebih banyak masyarakat akan mampu

menciptakan diversifikasi aktivitas ekonomi dan sumber penghidupan

masyarakat perdesaan.

XII. PROVINSI JAMBI

12. 1. Kondisi Geogarfis

Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0o45’-2o45’ LS dan

101o10’-104o55’ BT di bagian tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara

berbatasan dengan Provinsi Riau, Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan

Page 104: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-83

Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi

Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera

Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis karena langsung berhadapan

dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia, Malaysia,

Singapura Growth Triangle).

Disamping itu, peluang Jambi kedepan dengan adanya pembukaan

Terusan Thai (sebelumnya disebut Terusan Kra atau Terusan tanah genting

Kra) yaitu terusan yang akan melewati Thailand Selatan untuk

mempersingkat transportasi di wilayah tersebut dan rencananya akan

dibuka pada tahun 2011 akan membuka peluang baru bagi Provinsi Jambi

karena posisinya yang menghadap dan terbuka langsung ke Laut Cina

Selatan. Pembukaan Terusan Kra ini akan mengubah geo-ekonomi global

(khususnya Asia Timur) mengingat arus transportasi laut yang selama ini

melewati Selat Malaka akan langsung berubah rute pelayarannya melalui

Terusan Kra. Disamping itu Pelabuhan Sabang yang berada di ujung barat

Indonesia bisa menjadi kota pelabuhan yang besar. Menghadap langsung

ke Laut China Selatan. Peluang lainnya adalah rencana pembangunan

Jembatan Selat Sunda akan membuka aksesibilitas ke Pulau Jawa.

Secara geografis, luas wilayah Provinsi Jambi tercatat seluas

53.435,72 km2 yang terdiri dari (Biro Pemerintahan dan OTDA, 2009) :

1) Kabupaten Kerinci 3.808,50 Km2 (7,13%),

2) Kabupaten Bungo 6.461,00 Km2 (12,09%),

3) Kabupaten Tebo 6.802,59 Km2 (12,73%),

4) Kabupaten Merangin 7.451,30 Km2 (13,94%),

5) Kabupaten Sarolangun 6.175,43 Km2 ( 11,56%),

6) Kabupaten Batanghari 5.804,83 Km2 ( 10,86%),

7) Kabupaten Muaro Jambi 5.246,00 Km2 ( 9,82%),

8) Kabupaten Tanjab Barat 5.645,25 Km2 (10,56%),

9) Kabupaten Tanjab Timur 5.444,98 Km2 ( 10,19%),

Page 105: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-84

10) Kota Jambi 205,38 Km2 (0,38%).

11) Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 ( 0,73%).

Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi

ketinggian yaitu (Bappeda, 2005):

1) Daerah dataran rendah 0-100 m (69,1%), berada di wilayah timur

sampai tengah. Daerah dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

sebagian Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin;

2) Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%), pada

wilayah tengah. Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di

Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan

Kabupaten Merangin serta sebagian Kabupaten Batanghari; dan

3) Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah

pegunungan ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh

serta sebagian Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten

Sarolangun dan Kabupaten Merangin.

Provinsi Jambi berada di bagian tengah Pulau Sumatera memiliki

topografi wilayah yang bervariasi mulai dari ketinggian 0 m dpl di bagian

timur sampai pada ketingian di atas 1.000 m dpl, ke arah barat morfologi

lahannya semakin tinggi dimana di bagian barat merupakan kawasan

pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan

Sumatera Barat yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional

Kerinci Seblat.

Page 106: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-85

Berdasarkan kondisi topografi, kelerengan dan kondisi hidrologi,

dapat disimpulkan berbagai karakter lahan di Provinsi Jambi sebagai

berikut :

a) Pertanian lahan basah (LB), luasnya 684,060 hektar atau 13,41 % dari

total luas Provinsi Jambi, dengan kemiringan 0-3 % dan ketinggian 0-

10 m dpl. Terdapat di wilayah timur bagian utara sepanjang pesisir

pantai dan bagian wilayah tengah yang merupakan WS Batanghari

dan sub WS nya.

b) Pertanian lahan kering dataran rendah sampai sedang (LKDR) luasnya

2.747.105 hektar atau 53,87 % dari luas total Provinsi Jambi dengan

kemiringan 3-12 % dan ketinggian 10-100 m dpl. Terdapat di wilayah

timur bagian selatan (Tanjung Jabung Timur), sebagian besar wilayah

tengah kecuali WS (Kota Jambi, Batanghari, Bungo, Tebo bagian

tengah dan selatan) dan wilayah barat (Sarolangun, Merangin bagian

selatan dan Kerinci bagian tengah).

c) Pertanian lahan kering dataran tinggi (LKDT) luasnya 903.180 hektar

atau 17,71 % dari total luas Provinsi Jambi dengan kemiringan 12-40

% dan ketinggian 100-500 m dpl. Umumnya terdapat di wilayah barat

(seluruh Kerinci kecuali bagian tengah, Sarolangun-Merangin bagian

utara dan barat serta Bungo, Tebo bagian barat dan utara). Sedangkan

sisanya 15,02 % merupakan dataran tinggi dengan ketinggian di atas

500 m dpl merupakan daerah pegunungan dari rangkaian

pegunungan bukit barisan yang membujur di sebelah barat wilayah

Provinsi Jambi.

12.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasar kepada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008,

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya

Page 107: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-86

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara

nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara,

ekonomi, sosial, budaya, dan/atau Iingkungan, termasuk wilayah yang

ditetapkan sebaga warisan dunia. Kawasan strategis nasional yang berada

di Provinsi Jambi ditetapkan dengan pertimbangan dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Adapun Kawasan strategis

Nasional yang termasuk dalam kawasan wilayah Provinsi Jambi meliputi :

a. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi

Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan) (I/B/1)

b. Kawasan Taman Nasional Berbak (Provinsi Jambi) (I/B/1)

c. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Provinsi Jambi dan Riau)

(I/B/1)

d. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (Provinsi Jambi) (I/B/1)

Sedangkan untuk Kawasan strategis provinsi adalah yang wilayah

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang

sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya

dan/atau lingkungan. Penetapan kawasan strategis Provinsi Jambi lebih

didasari oleh aspek pertumbuhan ekonomi. Adapun kawasan-kawasan

strategis yang berada untuk Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Muara Bulian - Jambi dan Sekitarnya

2. Kawasan strategis Metropolitan Jambi dan sekitarnya.

3. Kawasan strategis Pantai Timur Provinsi Jambi - Kawasan Tungkal Ulu

dan sekitarnya.

4. Kawasan strategis Muaro Bungo

5. Kawasan strategis Tebo – Wiroto Agung

6. Kawasan strategis Bangko - Sarolangun – Singkut

7. Kawasan strategis Sungai Penuh dan sekitarnya

Berdasarkan penunjukkan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan

yang dituangkan dalam SK Menteri Kehutanan Nomor 421/Kpts-II/1999,

Page 108: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-87

dimana kawasan hutan Provinsi Jambi meliputi luas ± 2.179.440,00 Ha atau

42,73% dari keseluruhan luas Provinsi Jambi. Adapun luasan tersebut

sesuai dengan pemaduserasian antara Tata Guna Hutan Kesepakatan

(TGHK) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi berdasarkan

fungsinya yang terdiri dari, Cagar Alam 30.400,00 Ha (1,39%), Taman

Nasional 608.630,00 Ha (27,92%), Taman Hutan Raya 36.660,00 Ha

(1,68%), Hutan Wisata Alam 430,00 Ha (0,02%), Hutan Lindung 191.130,00

Ha (8,77%), Hutan Produksi Terbatas 340.700,00 Ha (15,63%), Hutan

Produksi Tetap 971.490,00 Ha (44,57%).

Berkaitan dengan kondisi ketahanan pangan di Provinsi Jambi

menunjukkan kecenderungan perkembangan yang positif dimana terlihat

dengan meningkatnya beberapa indikator, yaitu:

1. Sampai dengan tahun 2009, luas areal untuk komoditi perkebunan di

Provinsi Jambi seluas 1.334.595 ha yang terdiri dari 5 komoditi utama

perkebunan yaitu karet dengan luasan 650.623 ha (48,75 %), kelapa

sawit dengan luasan 493.678 ha (36,99 %), kelapa dalam dengan

luasan 118.879 ha (8,91 %), kopi dengan luasan 23.954 ha (1,79 %) dan

cassiavera dengan luasan 47.461 ha (3,56 %). Pada tahun 2006 luas

perkebunan karet di Provinsi Jambi baru mencapai 630.211 ha, maka

pada tahun 2009 meningkat sebesar 3,24 % menjadi 650.623 ha.

Sementara untuk Karet areal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

terjadi peningkatan sebesar 36,27 %, dimana pada tahun 2006 luas

areal TBM adalah sebesar 128.031 ha meningkat pada tahun 2009

menjadi 174.472 ha. Untuk Tanaman Menghasilkan (TM) juga

mengalami peningkatan sebesar 1,35 %, dimana pada tahun 2006 luas

arealnya adalah 342.346 ha dan meningkat pada tahun 2009 menjadi

346.977 ha. Sementara untuk Tanaman Tua/Tanaman Rusak (TT/TR)

terjadi penurunan sebesar -19,18 %, tahun 2006 jumlah areal TT/TR

adalah 159.834 ha menurun pada tahun 2009 menjadi 129.174 ha.

Page 109: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-88

2. Secara umum peningkatan ini juga diikuti dengan meningkatnya luas

areal kebun karet sebesar 3,24 % dari 630.211 ha pada tahun 2006

menjadi 650.623 ha pada tahun 2009, untuk periode yang sama juga

terjadi peningkatan jumlah petani karet di Provinsi Jambi sebesar

10,16 % dimana pada tahun 2006 jumlah petani karet berjumlah

228.576 KK, maka pada tahun 2009 meningkat menjadi 251.796 KK.

Sementara harga komoditi tersebut secara rata-rata juga meningkat

sebesar 41,54 %, dimana pada tahun 2006 harga karet Rp. 6.436/kg

meningkat menjadi Rp. 9.109,64/kg. Sementara dari sisi ekspornya,

juga mengalami peningkatan sebesar 0,80 % jika dibandingkan

dengan tahun 2006 berjumlah 250.781,28 ton menjadi 252.794,76 ton

di tahun 2009.

3. Sampai dengan tahun 2009 luasan areal perkebunan kelapa sawit di

Provinsi Jambi adalah 493.678 ha atau setara dengan 36,99 % dari

total luasan perkebunan yang berjumlah 1.334.595 ha. Jika dilihat

perkembangan luasan lahannya, maka telah terjadi peningkatan luasan

sebesar 16,74 % dari tahun 2006 dengan luas 422.888 ha menjadi

493.678 ha pada tahun 2009. produksi Tandan Buah Segar (TBS)

mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2006 menghasilkan TBS

sebanyak 5.093.840 ton menjadi 6.351.540 ton pada tahun 2009.

Begitu juga dengan produksi CPO mengalami peningkatan dari

1.018.768 ton pada tahun 2006 meningkat sebesar 1.270.308 ton pada

tahun 2009.

4. Untuk komoditi kelapa dalam, jika dilihat dari luasan lahannya

menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Secara rata-rata untuk

periode tahun 2006 -2009 terjadi penurunan luasan lahan dari 199.292

ha tahun 2006 menjadi 118.879 ha tahun 2009 atau turun sebesar 0,12

%. Seiring dengan penurunan luasan lahan tersebut, juga diikuti

dengan penurunan produksi kopra, dari 118.886 ton tahun 2006

Page 110: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-89

menjadi 113.142 tahun 2009 atau secara rata-rata untuk periode yang

sama mengalami penurunan sebesar 1,59 %. Indikator lain yang

mengalami penurunan adalah jumlah petani yang mengalami

penurunan dari 100.147 KK tahun 2006 menjadi 95.785 KK atau turun

sebesar 1,46 %. Disisi lain, untuk harga kopra secara rata-rata untuk

tahun 2006 – 2009 mengalami peningkatan yang cukup

menggembirakan jika dibandingkan pada tahun 2006, dimana pada

tahun 2009 harga kopra mencapai Rp4.627/kg atau meningkat sebesar

4,36 % jika dibandingkan dengan harga kopra pada tahun 2006 yaitu

Rp1.624/kg.

5. Terhadap komoditi kopi, jika dilihat dari luasan lahannya menunjukkan

penurunan dari tahun ke tahun dari 24.458 ha tahun 2006 menjadi

23.954 ha tahun 2009. Secara rata-rata untuk periode tahun 2006 -

2009 terjadi penurunan luasan lahan sebesar 0,69 %. Seiring dengan

penurunan luasan lahan tersebut, juga diikuti dengan penurunan

produksi kopi pada tahun 2007 menjadi 10.190 ton, namun secara

perlahan mengalami peningkatan produksi kembali pada tahun 2008

menjadi 10.539 ton atau naik sebesar 3,42 % dan kembali meningkat

di tahun 2008 yaitu sebanyak 10.934 ton atau naik sebesar 3,75 %.

Indikator lain yang mengalami penurunan adalah jumlah petani yang

mengalami penurunan dari 27.696 KK tahun 2006 menjadi 24.488 KK

tahun 2009 atau turun sebesar 3,86 % untuk kurun waktu tahun 2006

– 2009. Disisi lain, untuk harga kopi secara rata-rata mengalami

peningkatan dari Rp.8.004 per kg tahun 2006 menjadi Rp.20.494 per

kg tahun 2009 atau naik sebesar 38,00 %.

6. Cassiavera merupakan salah satu komoditi perkebunan yang dapat

dikategorikan komoditi unggulan daerah, dalam perkembangannya

komoditi ini mengalami pasang surut. Dimana luasan arealnya secara

rata-rata selama tahun 2006 – 2009 terus mengalami penyusutan dari

Page 111: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-90

49.106 Ha tahun 2006 menjadi 47.461 Ha tahun 2009 atau rata-rata

berkurang sebesar 1,12%, begitu juga dengan produksinya yang

mengalami penurunan 64.602 ton tahun 2006 menjadi 57.526 ton

tahun 2009 atau turun rata-rata sebesar 3,67 %. Sementara jika dilihat

jumlah petani yang berusaha pada komoditi ini juga mengalami

penurunan dari tahun ke tahun dari 20.708 KK tahun 2006 menjadi

18.894 KK tahun 2009, atau terjadi penurunan jumlah petani sebesar

2,98 %, untuk harganya sendiri mengalami fluktuasi dimana terjadi

peningkatan harga untuk tahun 2007 dan tahun 2008, namun kembali

mengalami penurunan pada tahun 2009. Secara kumulatif terjadi

peningkatan harga selama kurun waktu 2006 – 2009 sebesar 10,45 %.

7. Jika dilihat lebih lanjut terhadap penanganan pertanian, jumlah

penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 637.757 orang

meningkat menjadi 740.849 orang di tahun 2009 atau mencapai

58,22% dari jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian. Sangat

tingginya penduduk yang bekerja di sektor pertanian ini perlu

mendapat perhatian ke depan. Hal ini sangat penting diperhatikan

karena sampai pada tahun 2009 kesejahteraan petani masih jauh dari

harapan karena nilai NTP masih di bawah 100. Tingkat

kemampuan/daya beli petani yang dicerminkan dengan nilai tukar

petani (NTP) sejak tahun 2000 dengan nilai 108,17 dan terus menurun

sampai tahun 2009 hanya 98,54.

8. Terhadap luas panen dan produksi komoditi pangan, ada beberapa

yang mengalami peningkatan cukup signifikan terutama produksi

padi yang meningkat produksi dari 579.635 ton GKG tahun 2005 dan

mencapai produksi tertinggi pada tahun 2009 yaitu 644.947 Ton GKG

dengan pertumbuhan rata 2,71% per tahun. Terjadinya kenaikan

produksi ini tidak terlepas dengan terjadinya peningkatan luas panen

dari 154.941 Ha tahun 2005 menjadi 155.802 Ha pada tahun 2009

Page 112: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-91

dengan pertumbuhan rata-rata 0,14 per tahun dan produktivitasnya

juga meningkat dengan rata-rata peningkatan produktivitas 2,57% per

tahun. Sementara itu, terhadap peningkatan luas panen dan produksi

tidak hanya terjadi pada produksi Padi namun juga terjadi pada

komoditi lainnya seperti pada jagung yang meningkat sebesar 6,49%

per tahun. Peningkatan produksi jagung ini seiring dengan

peningkatan luas panen rata-rata 3,32% pertahun dan produktivitas

meningkat rata-rata 3,08% per tahun, produksi kedele yang meningkat

rata-rata 33,64% per tahun. Peningkatan ini diakibatkan pada

terjadinya peningkatan luas panen rata-rata 38,82% pertahun

walaupun produktivitasnya turun -0,87% per tahun. Produksi kentang

juga meningkat menjadi 94.368 ton pada tahun 2009. Namun untuk

produksi tanaman pangan lain seperti Kacang tanah mengalami

penurunan sebesar -1.45% pertahun, Kacang Hijau sebesar -8,73, Ubi

Kayu turun sebesar -0,27% per tahun dan Ubi Jalar turun sebesar -

7,67% pertahun. Penurunan ini disebakan karena turunkan luas panen

walaupun dari segi produktivitas terjadi peningkatan. Peningkatan

yang cukup signifikan pada produksi padi dari 544.597 ton GKG tahun

2004 dan mencapai produksi tertinggi pada tahun 2009 yaitu 644.947

Ton GKG. Selain itu, untuk komoditi lainnya seperti pada jagung yang

meningkat dari 29.288 ton pada tahun 2004 menjadi 38.168 ton pada

tahun 2009. Sedangkan kedele meningkat dari 2.637 ton tahun 2004

menjadi 9.132 ton tahun 2009 dan kentang meningkat dari 48.357

tahun 2004 menjadi 94.368 tahun 2009.

9. Terhadap ketersediaan beras dan jagung untuk dikonsumsi di rumah

tangga telah mencukupi kebutuhan konsumsi. Sedangkan untuk

penyediaan energi di Provinsi Jambi mengalami peningkatan dari

3.232 kkal/kapita/hari tahun 2008 menjadi 3.755 kkal/kapita/hari tahun

2009. Penyediaan energi bahan pangan yang diproduksi daerah

Page 113: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-92

mengalami peningkatan sebesar 16,18 %, kecuali penyediaan sayur

dan buah, yaitu mengalami penurunan sebesar 10,35 %. Dalam

menunjang peningkatan produksi padi didukung oleh sawah beririgasi

teknis 1,98%, Setengan Teknis 5,69% dan Sederhana 3,38 dan

Desa/Non PU 12,20%. Sedangkan sawah yang berupa tadah hujan

masih mencapai 18,91%, pasang surut mencapai 38,75%, sawah rawa

lebak mencapai 17,19%.

10. Terhadap pencapaian sub sektor peternakan, pada jumlah populasi

ternak besar dan kecil di Provinsi Jambi yaitu telah terjadi

peningkatan populasi dari 113.678 ekor tahun 2005 menjadi 164.526

ekor tahun 2009 dengan rataan pertumbuhan pertahun mencapai 9,68

%. Sedangkan untuk kerbau walaupun terjadi kenaikan populasi dari

72.852 ekor tahun 2004 menjadi 73.852 tahun 2009 atau naik 0,34%

pertahun, namun kenaikan ini belum terlalu signifikan karena rata-rata

pemeliharaan kerbau di Provinsi Jambi masih bersifat sangat

tradisional dan banyak kerbau yang disentuh dengan program

Artificial Insemination (AI) atau kawin suntik untuk mempercepat

tingkat kelahiran. Sedangkan populasi kuda terjadi penurunan yang

cukup signifikan dari 472 ekor tahun 2005 menjadi 178 ekor tahun

2009 atau turun -21,64% per tahun. Untuk populasi Kambing dan

Domba terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari 124.955 ekor untuk

Kambing tahun 2004 menjadi 262.072 ekor tahun 2009 dengan rata-

rata pertumbuhan 20,34% pertahun sedangkan untuk Domba dari

45.285 ekor Domba tahun 2005 menjadi 56.168 ekor tahun 2009

dengan rata-rata pertumbuhan 5,53% per tahun. Sedangkan untuk

babi peningkatan populasi juga terjadi dari 13.614 ekor tahun 2005

menjadi 19.360 ekor tahun 2009 dengan rata-rata pertumbuhan 9,20%

pertahun. Sementara itu, pada populasi Itik dan Ayam Kampung serta

ayam Pedaging dan Petelur juga terjadi peningkatan populasi rata-

Page 114: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-93

rata per tahun yang mencapai 5,12% untuk Itik, 8,91% untuk Ayam

kampong, 2,39% untuk ayam pedaging dan 2,55% untuk ayam petelur.

11. Melihat kondisi dan kebutuhan di Provinsi Jambi, ke depan sangat

berpotensi untuk pengembangan ternak besar. Hal ini terlihat dari

hasil perhitungan kapasitas daya tampung terlihat untuk limbah

tanaman pangan dapat menampung 245.795,54 satuan ternak (ST)

dan dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit seperti daun, pelepah,

lumpur serat bkl sawit dapat menampung 987.356 satuan Ternak (ST)

sehingga secara keseluruhan dapat menampung sebanyak

1.233.151,54 satuan ternak. Sedangkan untuk mendukung

pembangunan pertanian yang berkelanjutan dari jumlah ternak besar

yang berpeluang dapat ditampung dapat dihasilkan kotoran ternak

sebanyak 12.331,5 ton per hari atau 4.500.997,5 ton/tahun yang dapat

dikembalikan dalam bentuk pupuk ke tanaman.

12. Sumberdaya kelautan Provinsi Jambi yang terdiri dari pesisir, dan

lautan serta biota di dalamnya mempunyai peranan penting bagi

pembangunan di daerah baik dari aspek ekonomi, sosial, keamanan

dan ekologis. Perikanan merupakan salah satu penyumbang dalam

menunjang ekspor non-migas dengan bersumber dari perikanan laut,

perairan umum dan budidaya (budidaya kolam, budidaya

keramba/KJA, budidaya tambak dan budidaya mina padi). Dari ketiga

sumber produksi tersebut, pada Tahun 2006 telah menghasilkan

56.321,82 ton, dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

dimana pada Tahun 2007 jumlah produksi yang dihasilkan adalah

66.518,85 ton, Tahun 2008 70.728,20 ton dan pada Tahun 2009

menghasilkan sebesar 75.946,00 ton. Secara rata-rata, dalam kurun

waktu tersebut produksi ikan yang berasal dari perikanan laut adalah

sebanyak 42.656,15 ton, perairan umum 5.588,25 ton dan yang berasal

dari budidaya sebanyak 19.134,32 ton. bahwa produksi ikan yang

Page 115: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-94

bersumber dari perikanan laut masih memberikan kontribusi terbesar

untuk kurun waktu 2006 – 2009, dimana secara rata-rata memberikan

kontribusi sebesar 63,73 %. Sementara kontribusi produksi yang

dihasilkan dari budidaya sebesar 27,94 % dan yang berasal dari

perairan umum sebesar 8,33 %. untuk budidaya kolam mampu

menghasilkan produksi ikan sebanyak 8.607,8 ton, budidaya keramba

(KJA) sebanyak 8.901,5 ton, budidaya tambak sebesar 1.616,8 ton dan

budidaya mina padi sebesar 8,3 ton. Secara total, dari empat sumber

budidaya tersebut menghasilkan produksi ikan sebesar 19.134,3 ton.

12.3. Potensi Berinvestasi

Provinsi Jambi dalam menopang aktivitas pembangunannya sangat

tergantung pada hasil eksploitasi dan produksi sumberdaya alam yang

dimilikinya. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara mempunyai peranan

besar sebagai sumber energi untuk mendukung berbagai kegiatan

ekonomi dan sosial masyarakat. Hal ini mencerminkan adanya peluang

yang sangat besar dalam pemanfaatan sumberdaya yang secara tidak

langsung akan berdampak pada iklim investasi daerah yang antara lain :

1. Pangsa investasi swasta pada triwulan II-2010 tidak banyak mengalami

perubahan dibanding dengan periode-periode sebelumnya yakni

sebesar 17,20 persen. Namun demikian, kredit investasi selama

triwulan II-2010 tumbuh sebesar 13,34 persen dengan nilai mencapai

Rp. 222,28 miliar. Kondisi ini meningkat lebih dua kali lipat

dibandingkan dengan pencapaian triwulan I-2010 di mana kredit

investasi hanya tumbuh 5,92 persen dengan nilai Rp. 98,94 miliar

(Bank Indonesia, 2010).

2. Komoditas energi berperan sebagai sumber penerimaan PDRB Provinsi

Jambi yaitu jumlah hasil minyak bumi yang dihasilkan dari Tahun 2004

mencapai 8.995,230 barrel berturut-turut Tahun 2005 sebanyak

Page 116: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-95

9.265.060 barrel, pada Tahun 2006 sebanyak 8.375.790 barrel dan pada

Tahun 2007 sebanyak 7.354.710, dan pada Tahun 2009 turun menjadi

6.795.020. Hal yang sama juga terjadi pada produksi gas alam dari

667.465 MMBTU pada Tahun 2000 menjadi hanya 27.020 MMBTU

Tahun 2003, dan 8 995,23 MMBTU pada Tahun 2004, sekitar 9 265,06

MMBTU pada Tahun 2005, berturut-turut 8 375,79 MMBTU pada Tahun

2006, 7 354,71 MMBTU pada Tahun 2007 dan 6 795,02 MMBTU Tahun

2008. Sedangkan produksi batubara juga terjadi penurunan dari

60.585 ton Tahun 2000 menjadi hanya tinggal 8.206 ton Tahun 2003.

Selanjutnya pada kurun waktu dua tahun terakhir terjadi kenaikan

antara tahun Tahun 2007 dan Tahun 2008 terjadi kenaikan produksi

sebesar 2.215.496,24 m ton Tahun 2007, dan 4.216.057,27 m ton pada

Tahun 2009.

3. Berdasarkan pada inventarisasi data potensi, Provinsi Jambi memiliki

potensi sumber energi di beberapa wilayah kabupaten, seperti pada

Gas alam yang tersebar di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat

dan Tanjung Jabung Timur sebesar 178,13 triliun kaki kubik (TCF)

terdiri dari 91,17 TCF cadangan terbukti dan 86,69 TCF cadangan

potensi.

4. Potensi batubara sebesar 50 miliar ton, daerah penghasil terbesar

adalah Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo dan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

5. Potensi energi panas bumi yang dimiliki oleh Provinsi Jambi terdapat

di sepanjang wilayah Pesisir Pantai Timur dengan tingkat produksi

hanya mencapai 807 MW.

6. Energi terbarukan yang meliputi tenaga matahari, angin, biomasa,

biogas, dan gambut mempunyai potensi yang cukup besar untuk

dikembangkan.

7. Energi gheo thermal, micro hydro yang terdapat di wilayah Kabupaten

Page 117: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi

III-96

Tebo, Merangin, Sarolangon dan Kerinci atau pada wilayah Barat

Provinsi Jambi.

8. Wilayah Timur Provinsi Jambi yang diarahkan sebagai wilayah zonasi

distribusi yang didukung oleh potensi transportasi laut dan

pembangunan pelabuhan.

Page 118: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-1

Beberapa kementerian di Indonesia, menerapkan definisi yang

berbeda untuk UMKM. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kriteria yang

ditetapkan oleh masing-masing instansi. Sebagai contoh: (1) usaha kecil

menurut Departemen Perindustrian adalah perusahaan yang

mempekerjakan 5-10 karyawan, (2) usaha kecil menurut Departemen

Perdagangan adalah perusahan yang memiliki modal minimal

Rp.500.000, (3) usaha kecil menurut Departemen Pertanian adalah

perusahaan yang memiliki lahan minimal 2 Hektar. Masing-masing

departemen mendifinisikan sesuai dengan lingkup departemen terkait.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008, Usaha Kecil adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar.

Sementara itu, Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan.

Page 119: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-2

Dilihat dari kepemilikan asekt, pemerintah memberikan batasan tentang

Usaha kecil yaitu: (1) memiliki kekayaan bersih (aset) bersih lebih dari Rp

50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha, (2), hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300 juta sampai dengan Rp 2,5 milyar, (3) milik warganegara Indonesia,

dan (4) berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan.

Sementara Usaha Menengah adalah: Kriteria Usaha Menengah

adalah sebagai berikut: (1) a. memiliki kekayaan bersih lebih dari

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), (2) sampai dengan paling

banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak, (3) termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Sedangkan untuk Karakteristik usaha kecil di Indonesia dapat

dipisah menjadi dua bagian. Menurut Setyari (2005), beberapa

karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar UMKM antara lain:

(1) rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja pada

sektor UMKM, (2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang berimbas

pada rendahnya gaji dan upah, (3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah, (4) mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria,

(5) lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk

menguatkan struktur modal tersebut, (6)kurangnya inovasi dan adopsi

teknologi-teknologi baru, serta (7) kurangnya akses pemasaran ke pasar

yang potensial.

Selain karakteristik tersebut diatas, menurut Sucherly (2004)

beberapa karakteristik usaha ini antara lain: (1) skala usaha kecil baik

dilihat dari modal, tenaga kerja, dan pasar, umumnya terdapat di

perdesaan, kota kecil atau pinggiran kota besar dengan status kepemilikan

Page 120: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-3

pribadi, (2) status usaha milik pribadi dan keluarga, (3) sumber TK berasal

dari lingkungan social budaya (etnis atau geografis), (4) pola kerja sering

paro waktu atau berupa usaha sampingan, (4) pengelolaan usaha yg

sederhana dan terbatas dalam mengadopsi teknologi, (5) sangat

tergantung pada sumber modal sendiri, (6) sering tidak memiliki izin usaha

dan persyaratan usaha tidak dipenuhi, (7) strategi perusahaan sering

tergantung pada lingkungan, (8) manajemen usaha tidak dikelola dengan

baik (keuangan, organisasi dll), dan (9) Kebanyakan Uaha kecil merupakan

usaha untuk mempertahankan hidup. Karekteristik yang terakhir juga

cukup menonjol.

A. Profile UMKM Provinsi Jambi

1. KOTA JAMBI

Program Tahun 2011 dalam pembangunan Kota Jambi bidang

Koperasi,UMKM Kota Jambi diarahkan pada peningkatan Koperasi

Berkualitas dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah yang Tangguh

dan Mandiri melalui : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Program

peningkatan Disiplin Aparatur; Program Kapasitas Sumber Daya

Aparatur; Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan ; Program Penciptaan Iklim Usaha

Kecil Menengah yang Kondusif; Program Pengembangan

Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah;

Program Pengembangan Sistim Pendukung Usaha Bagi Usaha

Mikro,Kecil Menengah ; dan Program Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi. Alokasi dan realisasi anggaran untuk

kegiatan tahun anggaran 2011 urusan Koperasi, UMKM tareget

anggaran sebesar Rp3.398.597.837,- realisasi anggaran sebesar

Rp3.220,885,659,- atau sebesar 95,00%.

Page 121: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-4

2. MUARO JAMBI

Sampai dengan tahun 2010, perindustrian di Kabupaten Muaro

Jambi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah unit

usahanya. Namun sejak tahun 2011, data perindustrian di Dinas

Koperindag Kabupaten Muaro Jambi tidak tersedia.

Tabel 4.1: Perkembangan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah di Muaro Jambi

3. TANJUNG JABUNG TIMUR

Sektor Industri Pengolahan menjadi sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar ke 4 bagi PDRB Tanjung Jabung

Barat. Keberadaan sektor industri di suatu daerah mendorong

munculnya sektor ekonomi lainnya seperti perdagangan dan jasa.

Pada tahun 2009 jumlah perusahaan Industri di kabupaten Tanjung

Jabung Timur ada 3 perusahaan. Jika dirinci lebih jauh, perusahaan-

Page 122: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-5

perusaahaan tersebut bergerak Industri Aneka berjumlah 2

perusahaan, dan Industri Logam, Mesin, Kimia berjumlah 1

perusahaan.

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang

menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan harga

bangunan/kontruksi (TKK) suatu kabupaten/kota atau provinsi

terhadap TKK rata-rata nasional.

IKK Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2009 sebesar 219,75.

Bila dibandingkan dengan indeks kemahalan konstruksi rata-rata

nasional, angka IKK Tanjung Jabung Timur masih jauh lebih kecil, ini

artinya tingkat kemahalan konstruksi di Tanjung Jabung Timur lebih

rendah daripada tingkat kemahalan konstruksi nasional atau

dengan kata lain harga-harga bangunan/konstruksi di Kabupaten

Tanjab Timur pada tahun 2009 masih berada dibawah harga rata-

rata nasional.

Namun apabila dibandingkan dengan indeks kemahalan konstruksi

rata-rata Provinsi Jambi, indeks kemahalan konstruksi Kabupaten

Tanjung Jabung Timur masih lebih tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat kemahalan kontruksi di Tanjung Jabung Timur masih

lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemahalan konstruksi di

Provinsi Jambi secara umum, atau bisa dibilang biaya membangun

bangunan/konstruksi di Tanjung Jabung Timur akan lebih tinggi

dibanding dengan biaya membangun di Provinsi Jambi.

Page 123: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-6

Tabel 4.2 . Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil dan Kerajinan Rumah di Tanjung Jabung Timur

4. TANJUNG JABUNG BARAT

Sektor industri pengolahan menjadi sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Tanjung Jabung Barat.

Keberadaan sektor industri di suatu daerah mendorong munculnya

sektor ekonmi lainnya seperti perdagangan dan jasa di daerah

sekitar industri tersebut sehingga turut membuka peluang usaha.

Pada tahun 2011, terdapat 1.319 perusahaan industri pengolahan

yang tergolong industri kecil dan rumah tangga. Sebanyak 3.479

orang tenaga kerja terserap di industri kecil dan rumah tangga.

Adapun sebanyak 14 perusahaan tergolong ke dalam industri besar

dan sedang. Meskipun sebagai sektor ekonomi penyumbang nilai

tambah terbesar, akan tetapi penyerapan tenaga kerja di sektor

Page 124: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-7

industri tidak sebanyak sektor pertanian karena sektor industri

memerlukan tenaga kerja dengan keahlian tertentu.

Catatan:

a. Industri Besar adalah perusahaan industri yang memiliki

tenaga kerja 100 orang atau lebih.

b. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang memiliki

tenaga kerja 20 s.d. 99 orang

c. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang memiliki

tenaga kerja 5 s.d. 19 orang.

d. Industri Rumah Tangga adalah perusahaan industri yang

memiliki tenaga kerja 1 s.d. 4 orang.

5. BATANGHARI

Sektor industri terbagi menjadi 4 kategori yaitu industri besar,

industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga.

Disesuaikan dengan ketersediaan data, hanya menyajikan

pembagian industri kecil. Pada tahun 2011, jumlah industri kecil

meningkat sebesar 2,1 persen dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Peningkatan jumlah industri kecil pada tahun 2011

diikuti dengan peningkatan pekerja yang terserap. Jumlah pekerja

yang bekerja di industri kecil meningkat 4,8 persen.

Page 125: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-8

Tabel 4.4. Perkembangan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah di Kabupaten Batanghari

6. TEBO

Jumlah industri besar bidang kimia industri, agro dan hasil hutan

pada tahun 2011 sebanyak 6 unit dengan jumlah tenaga kerja

sebanyak 134 orang. Jumlah industri kecil dan aneka kerajinan

sebanyak 1.003 unit usaha yang mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 4.025 orang dengan total produksi sebanyak Rp.

8.135.001.000,-

Page 126: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-9

Tabel 4.5 Perkembangan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah di TEBO

7. MUARO BUNGO

Industri di Kabupaten Bungo setiap tahun mengalami peningkatan

baik jumlah unit usaha, tenaga kerja, nilai investasi maupun

produksinya. Jumlah perusahaan industri di Kabupaten Bungo

tahun 2011 sebanyak 883 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja

sebanyak 4.314 orang.

Page 127: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-10

Tabel4.6. Jumlah Perusahan dan Jumlah Tenaga kerja Menurut Lapangan Usaha 2011

8. MERANGIN

Jumlah unit usaha pada sektor industri di Kabupaten Merangin

selama tahun 2007-2008 secara umum mengalami peningkatan.

Pada tahun 2007, jumlah perusahaan Industri Logam, Mesin dan

Kimia (ILMK) adalah sebesar 369. Jumlah ini kemudian meningkat

menjadi 380 pada tahun 2008. Pada kelompok Aneka Industri (AI),

terdapat penambahan sebanyak dua perusahaan selama tahun

2007-2008. Peningkatan jumlah unit usaha yang cukup tajam terjadi

di kelompok Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) yang

mana terjadi peningkatan unit usaha sekitar 9%. Peningkatan

Page 128: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-11

jumlah unit usaha ini sejalan pula dengan bertambahnya jumlah

tenaga kerja sektor industri di Kabupaten Merangin pada kurun

waktu tersebut (Tahun 2007-2008). Jumlah tenaga kerja sektor

industri pada tahun 2008 meningkat sekitar 1% dibandingkan tahun

sebelumnya.

Peningkatan unit usaha dan tenaga kerja sektor industri tersebut

menunjukkan bahwa sektor industri di Kabupaten Merangin tengah

mengalami perkembangan. Perkembangan unit usaha yang diikuti

oleh penyerapan tenaga kerja dapat meningkatkan taraf ekonomi

dan kesejahteraan.

9. SAROLANGUN

Koperasi merupakan usaha bersama untuk memperoleh

kemakmuran di bidang ekonomi. Keberadaan koperasi baik yang

sifatnya simpan pinjam maupun koperasi Pegawai Negeri,

memberikan peranan cukup penting dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang menjadi anggotanya. Jumlah

koperasi di Kabupaten Sarolangun terus mengalami peningkatan

baik dari segi kuantitas maupun kualitas, koperasi sampai tahun

2009 menjadi 149 atau mengalami peningkatan 9,5% Namun

koperasi yang aktif berjumlah 73 koperasi pada tahun 2009.

Dari segi permodalan juga mengalami peningkatan yaitu Rp.

4.079.600.000,- pada tahun 2007 menjadi Rp. 4.966.000.000,-

sampai tahun 2009 atau mengalami peningkatan 3,4%.

Page 129: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-12

10. KOTA SUNGAI PENUH

Dengan semakin meningkatnya jumlah usaha industri kecil dan

menengah, maka telah memberikan dampak positif bagi

pengembangan ekonomi daerah yang dapat memberikan

konstribusi bagi Kota Sungai Penuh, Peluang dibidang industri

diantaranya berupa :

1. Pengolahan Cassiavera

2. Pengolahan Kopi Bubuk

3. Pengolahan Minyak Atsiri

4. Pengolahan Gula Ravinasi

5. Pengolahan Produk Air Tawar

6. Pengolahan Produk Kehutanan

7. Pengolahan Air Minum dalam Kemasan

8. Industri Kerajinan Batik Sungaipenuh

9. Industri Rumah Tangga berupa Kerajinan

10. Industri Makanan Khas Daerah

Page 130: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-13

Tabel 4.8 Perkembangan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah di Kota Sungai Penuh

Sumber: Dinas Perindag Kota Sungai Penuh

11. KERINCI

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga selama tahun 2009 di

Kabupaten Kerinci mengalami penurunan, baik dalam jumlah unitu

saha, nilai investasi, jumlah tenaga kerja maupun nilai produksi

mengalami penurunan.Jumlah tenaga kerja mengalami penurunan

sebesar 4,71%, sedangkan jumlah unit usaha mengalami kenaikan

sebesar 63,50%.

Page 131: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

IV-14

Tabel 4.9 Perkembangan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah di Kabupaten Kerinci

Tahun J u m l a h / Total Nilai Investasi

Years Unit Usaha Tenaga Kerja (000 Rp)

Work Unit Employes Investment Value (1) (2) (3) (4)

1995 2.822 5.943 1.769.942,70

1996 2.363 5.689 1.937.801,00

1997 1.492 5.929 3.876.709,00

1998 1.019 2.555 3.937.369,00

1999 760 1.014 3.818.110,00

2000 631 1.371 6.178.100,00

2001 813 1.613 7.725.100,00

2002 916 2.411 8.703.800,00

2003 961 2.769 8.703.800,00

2004 1.007 2.585 11.571.942,00

2005 1.214 3.110 13.824.592,00

2006 1.269 3.506 14.020.401,00

2007 1.271 3.344 13.472.292,00

2008 915 1.974 4.021.001,00

2009 334 1.881 3.735.348,00

Sumber: Dinas Perindag Kabupaten Kerinci

Page 132: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 1

5.1 Kebijakan Nasional Pengembangan UMKM

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(KUMKM) merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional yang

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam

pembangunan bidang ekonomi, secara eksplisit UUD 1945 menekankan

implementasi azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan

perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33

ayat 4).

Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy)

terhadap Koperasi dan UMKM, telah menjadi harapan yang berkembang

luas di tengah tumbuhnya kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap

nasib ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selain pertumbuhan dan stabilitas

ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar dalam proses

pembangunan ekonomi hari ini dan ke depan adalah kemandirian

ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

Dalam hal ini, pemberdayaan Koperasi dan UMKM berkaitan

langsung dengan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan bagi

sebagian besar rakyat Indonesia (pro poor). Selain itu, potensi dan peran

strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan

ekonomi nasional (pro growth). Keberadaan Koperasi dan UMKM yang

dominan sebagai pelaku ekonomi nasional juga merupakan subyek vital

Page 133: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 2

dalam pembangunan, khususnya dalam rangka perluasan kesempatan

berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan

angka pengangguran (pro job).

Pendekatan pembangunan yang ditujukan pada pelaku ekonomi,

khususnya pada Koperasi dan UMKM, amat penting. Langkah ini sekaligus

untuk mempertegas penataan struktur pelaku ekonomi nasional. yang

selama ini dalam kondisi dualistik dan timpang. Pembangunan yang

ditujukan kepada Koperasi dan UMKM diharapkan menghantarkan

penataan struktur pelaku ekonomi nasional lebih padu dan seimbang, baik

dalam skala usaha, strata dan sektoral, sehingga berkembang struktur

pelaku ekonomi nasional yang kokoh dan mandiri.

Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam perekonomian

nasional, keberadaan Koperasi dan UMKM terbukti merupakan pelaku

usaha yang mandiri, kukuh dan fleksibel, dalam kondisi normal maupun

krisis sekalipun. Bahkan tidak dapat disangkal oleh siapapun bahwa

Koperasi dan UMKM merupakan leader perekonomian Indonesia yang

menjadi jantung ekonomi rakyat dan pelopor tumbuhnya ekonomi

kerakyatan.

5.2 Tujuan Pengembangan UMKM

1. Peningkatan jumlah dan peran UMKM dalam perekonomian

Nasional melalui:

a. Meningkatkan jumlah Koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya.

b. Meningkatkan peran dan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam

perekonomian Nasional.

2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui:

a. Mengembangkan kebijakan dan program-program

pemberdayaan Koperasi dan UMKM berdasarkan hasil kajian.

Page 134: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 3

b. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan keterampilan SDM

Koperasi dan UMKM.

3. Peningkatan Daya Saing Produk Koperasi dan UKM melalui:

Meningkatkan kemampuan Koperasi dan UKM dalam

mengembangkan produk-produk kreatif, inovatif, berkualitas dan

berdaya saing.

4. Peningkatan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM melalui:

Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pemasaran serta pangsa

pasar produk Koperasi dan UKM.

5. Meningkatkan Akses Pembiayaan dan Penjaminan Koperasi dan

UMKM melalui:

Penyediaan skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai

dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM.

6. Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UMKM baru melalui

a. Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif.

b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan

mengembangkan kewirausahaan dikalangan masyarakat.

7. Perbaikan Iklim Usaha yang lebih Berpihak kepada Koperasi dan

UMKM melalui:

a. Meningkatkan kuatitas Layanan publik yang transparan,

akuntabel dan kredibel.

b. Menyediakan peraturan perundang-udangan yang Lebih

berpihak pada Koperasi dan UMKM.

5.3 Sasaran Strategis Pengembangan UMKM

1. Peningkatan jumlah dan peran UMKM dalam perekonomian

Nasional dengan:

a. Meningkatnya produktifitas UMKM (5%) per tahun.

Page 135: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 4

b. Meningkatnya sumbangan UMKM dalam pembentukan PDB

(6%) pertahun.

c. Meningkatnya rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja

Koperasi dan UMKM sebesar (5%) per tahun.

d. Meningkatnya rata-rata nilai investasi UMKM sebesar 10% per

tahun.

e. Meningkatnya nilai ekspor produk UMKM (15%) per tahun.

2. Peningkatan Pemberdayaan UMKM dengan:

a. Meningkatnya jumlah SDM UMKM yang mengikuti Diklat.

b. Terselenggaranya diklat kewirausahaan bagi para sarjana calon

wirausaha.

c. Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada

lembaga pendidikan pedesaan.

d. Tumbuh dan berkembangnya Lembaga diklat bagi UMKM.

e. Tersedianya model-model praktek terbaik (best practices)

internasional bagi pemberdayaan UMKM.

f. Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan

Informasi Teknologi dan teknologi tepat guna.

g. Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM dengan pelaku

usaha melalui Meningkatnya jumlah dan kualitas kemitraan

usaha.

3. Daya saing produk Koperasi dan UMKM dengan:

a. Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam

negeri.

b. Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang

bisnis retail.

Page 136: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 5

c. Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa

terhadap ekspor non migas nasional minimal sebesar 20%

pertahun.

4. Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UMKM dengan:

a. Tumbuh dan berkembanganya trading house di seluruh

Provinsi.

b. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan

pemasaran.

c. Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM.

d. Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik

Koperasi dan UMKM.

e. Memperkuat pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra-

sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

f. Mewujudkan Smesco UKM menjadi Icon Industri Kreatif dan

pemberdayaan Koperasi dan UMKM Nasional.

5. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan

UMKM dengan:

a. Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan

cepat, dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.

b. Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan Lembaga

pembiayaan lainnya.

c. Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan

pengawasan KSP/USP.

d. Memperkuat permodalan bagi produk Koperasi dan UMKM di

sentra-sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan

perbatasan.

Page 137: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 6

6. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan

UMKM dengan:

a. Terselenggaranya penataan birokrasi dan tata kelola

pemerintahan yang efektif, efisien dan bertanggung jawab.

b. Tersedia dan terlaksananya peraturan perundang-undangan

dan kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan Koperasi

dan UMKM.

c. Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam

pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas

sektoral di tingkat pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.

d. Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang

prospektif dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

7. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM baru dengan:

a. Terciptanya 5.000 wirausaha baru dan kalangan sarjana.

b. Tersedianya modul-modul untuk meningkatkan kesadaran

berwira-usaha.

5.4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN KOPERASI DAN

UKM

Arah kebijakan dan strategi pemberdayaan Koperasi dan UKM

tidak dapat dilepaskan dengan upaya pembangunan kompetensi

inovasi dan teknologi untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi

usaha dan mendukung pemerataan dan pertumbuhan ekonomi

nasional. Untuk itu, perlu perbaikan lingkungan usaha yang lebih

kondusif bagi peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM. Seiring

dengan itu, perlu pula dilakukan peningkatan akses usaha koperasi dan

UMKM kepada sumber daya produktif, berikut kapasitas, kompetensi,

dan produktivitas usahanya.

Dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal

ke depan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan 5 (Lima)

Page 138: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 7

arah kebijakan prioritas bidang pemberdayaan Koperasi dan UMKM

yang akan ditempuh dalam periode lima tahun mendatang.

1. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan

UMKM. Arah kebijakan ini ditujukan untuk mewujudkan

pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang lebih koordinatif dan

partisipatif, didukung peningkatan peran Lembaga-Lembaga

swasta dan masyarakat; menyediakan regulasi/ kebijakan

nasional dan daerah yang mendukung pemberdayaan Koperasi

dan UMKM; serta menurunkan pungutan yang menghambat

perkembangan usaha Koperasi.

2. Peningkatan akses kepada sumber daya produktif. Arah

kebijakan ini ditujukan untuk peningkatan akses Koperasi dan

UMKM kepada sumber daya produktif terutama berkaitan

dengan jangkauan dan jenis sumber pembiayaan yang sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan usaha Koperasi dan

UMKM, khususnya melalui KUR sebagai bagian penting untuk

meningkatkan usaha masyarakat yang dapat menurunkan

tingkat kemiskinan. Sumber daya produktif dimaksud juga

berkaitan dengan peningkatan akses teknologi, akses pasar dan

pemasaran bagi koperasi dan UMKM.

3. Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan

UMKM. Arah kebijakan ini ditujukan untuk pengembangan

produk Koperasi dan UMKM yang berkualitas, inovatif dan

kreatif yang bersaing baik di pasar domestik maupun

mancanegara.

4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM. Arah

kebijakan ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan

produktivitas Koperasi dan UMKM, yang didukung pengusaha,

pengelola dan pekerja yang memiliki kompetensi yang tinggi

Page 139: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 8

dan wirausaha handal serta meningkatan jumlah wirausaha baru

yang didukung pola pengembangan kewirausahaan yang

tersistem. Dilaksanakan juga revitalisasi sistem pendidikan

pelatihan dan penyuluhan perkoperasian.

5. Penguatan kelembagaan Koperasi. Arah kebijakan ini ditujukan

untuk pengembangan praktek berkoperasi yang sesuai nilai, jati

diri, prinsip dan asas Koperasi serta peningkatan peran Koperasi

dalam memfasilitasi perkembangan usaha anggota dan

peningkatan kesejahteraan anggota.

Secara spesifik, dalam rangka mencapai hasil akhir yang

optimum Kementerian Koperasi dan UKM tetah menetapkan strategi

pemberdayaan Koperasi dan UKM sebagai berikut:

5.4.1 Strategi Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi

dan UMKM

Aspek penting datam peningkatan iklim usaha adalah

pengembangan perundang-undangan dan kebijakan yang

memudahkan dan berpihak pada tumbuh kembangnya Koperasi dan

UMKM secara nasional. Termasuk dalam hal ini adalah Penataan

peraturan perundang-undangan di bidang Koperasi dan UMKM;

Sinkronisasi peraturan perundang-undangan tingkat nasional dan

daerah (Peraturan daerah, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota).

Di sisi lain perlu pula untuk melakukan pengembangan

berbagai kebijakan bidang LKM dan KSP/KJKS; pembentukan forum dan

peningkatan koordinasi; Peningkatan kemampuan dan kualitas aparat

khususnya di daerah, pengembangan dan dukungan kegiatan kajian

terapan seperti OVOP dalam rangka peningkatan nilai tambah Produk

Unggulan Pengembangan hasil Kerjasama Internasional Pengembangan

model dalam penerapan teknologi dan hasil-hasil kajian dan penelitian

Page 140: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 9

yang sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha Koperasi dan UMKM

Pengembangan dan peningkatan kuatitas informasi Koperasi dan

UMKM. termasuk pengembangan sistem dan jaringan informasinya.

5.4.2 Strategi Peningkatan Akses Kepada Sumber Daya Produktif

Peningkatan akses kepada sumber daya produktif di antaranya

berkaitan secara langsung dengan pembiayaan. Oleh karena itu strategi

pengembangannya ditujukan pada penguatan permodalan bagi

Koperasi dan UMKM dalam berbagai bentuk skim kredit, khususnya

Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan berbagai bentuk skim lainnya yang

berkesesuaian dengan kondisi dan kebutuhan Koperasi dan UMKM,

termasuk pembiyaan setelah sertifikasi tanah. Untuk memberikan

cakupan yang lebih luas, selain dukungan dan pembiayaan Langsung

kepada petaku usaha, pengembangan ditujukan pada LKM yaitu

KSP/USP-Koperasi baik konvensional maupun syariah. Dalam hal ini

perlu diupayakan solusi penurunan suku bunga pinjaman dan berbagai

kemudahan lain, khususnya bagi kredit mikro dan kecil

Selain aspek dukungan pembiayaan, dalam rangka restrukturisasi usaha

perlu dikembangkan berbagai bentuk peningkatan dan atau perbaikan

struktur kemampuan usaha yang berkaitan langsung dengan

pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM, dalam bentuk restrukturisasi

manajemen dan kelembagaan usaha, peningkatan produktivitas dan

mutu, pemberdayaan lembaga pengembangan bisnis, fasititasi investasi

Koperasi dan UMKM dan pengembangan sistem bisnis.

Dalam rangka memberikan layanan pembiayaan secara spesifik kepada

Koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM telah menugaskan

Lembaga Pengelola Dana Bergulir-Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Page 141: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 10

Page 142: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 11

Menengah (LPDB-KUMKM) yang secara khusus memberikan pinjaman

dan bentuk pembiayaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan

Koperasi dan UMKM. Lingkup pembiayaan dilakukan dalam bentuk

pembiayaan kepada koperasi sektor rill Pinjaman kepada Koperasi dan

UMKM strategis melalui lembaga perantara

Pembiayaan kepada Koperasi dan UMKM melalui Perusahaan Modal

Ventura (PMV); Pembiayaan kepada KSP/USP Koperasi primer dan/atau

KJKS/UJKS Koperasi primer; Pembiayaan kepada UMK melalui KJKS dan

UJKS Koperasi sekunder; dan Pembiayaan kepada UKM melalui KSP dan

USP Koperasi sekunder.

5.4.3 Strategi Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi Koperasi dan UMKM

Peningkatan produksi merupakan mata rantai dalam

pengembangan pemasaran dan jaringan usaha Koperasi dan UMKM.

Koordinasi antara produksi dan pemasaran mutlak dilakukan untuk

mengarahkan pada upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang

padu dan berkesinambungan.

Aspek penting dalam produksi adalah peningkatan nilai tambah

dengan pemanfaatan teknologi yang dipandu oleh perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya nano teknologi, yang kaya inovasi produk.

Adapun aspek penting dalam pemasaran dan penguatan jaringan usaha

ditujukan pada penguasaan pasar dalam negeri dan peningkatan pasar

ekspor.

Dalam kaitan itu, secara khusus Kementerian Koperasi dan UKM

telah menugaskan Lembaga Layanan Pemasaran-Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah (LPP-KUKM) sebagai unit bisnis yang mandiri,

tetapi tetap merupakan unit kerja di bawah Kementerian untuk

memberikan fasilitasi promosi produk Koperasi dan UKM di pasar

domestik maupun internasional. Lingkup kegiatannya adalah promosi

produk unggulan, menyediakan informasi pasar, dan menyediakan

Page 143: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 12

sumber daya manusia untuk menjalankan fungsi pemasaran dan

pelatihan pemasaran produk Koperasi dan UKM.

5.4.4. Strategi Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM

Pengembangan sumber daya manusia merupakan bagian dari

upaya penumbuhan kualitas dan jumlah wirausaha. Dalam hal ini aspek

penting dalam pengembangan SDM berkaitan dengan kewirausahaan,

perkoperasian, manajerial, keahtian teknis dan keterampitan dasar (live

skill).

Upaya peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM dilakukan

dengan:

a. Pengembangan sistem penumbuhan wirausaha baru dengan cara

merumuskan dan mengembangkan kebijakan mendorong,

mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan,

pelatihan dan penyuluhan perkoperasian; memasyarakatkan dan

membudayakan kewirausahaan; serta membentuk dan

mengembangkan Lembaga diklat untuk melakukan pendidikan,

pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreatifitas bisnis, keahlian

teknis dan keterampilan dasar (live skill) dan penciptaan wirausaha

baru.

b. Penerapan standar kompetensi dan sertifikasi SDM pengelola

koperasi jasa keuangan dengan cara merumuskan dan

mengembangkan kebijakan; meningkatkan keterampilan teknis

pengelolaan keuangan dan manaterial.

c. Peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan UMKM dengan cara

merumuskan dan mengembangkan kebijakan; Pengembangan

wira Koperasi, pengembangan keahlian dan keterampilan teknis

(alih teknologi dan inovasi produk/nano-teknotogi) dan

peningkatan penerapan manajemen modern.

Page 144: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 13

d. Pengembangan kelembagaan diklat KUMKM dengan cara

merumuskan dan mengembangkan kebijakan; revitalisasi dan

penumbuhan Lembaga diklat dan inkubator melalui kerjasama

dan kemitraan dengan perguruan tinggi, swasta nasional dan

asing.

5.4.5. Strategi Penguatan Kelembagaan Koperasi

Upaya penguatan kelembagaan Koperasi dan UMKM, selain

ditujukan pada peningkatan kualitas kelembagaan, juga dilakukan

untuk meningkatkan jumlah pelaku usaha. Oleh karena itu, strategi

penguatan kelembagaan, merupakan bentuk penataan kelembagaan

baik dalam arti legal formal, maupun peningkatan akuntabilitas

pengelolaan kelembagaan Koperasi.

Aspek penting dalam pengutan kelembagaan ini berkaitan dengan

Peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi termasuk dalam hal ini

adalah pemeringkatan Koperasi dengan melakukan upaya

meningkatkan kualitas kelembagaan Koperasi secara berjenjang melalui

membangunkan (awakening), pemberdayaan (empowering),

pengembangan (developing), penguatan (strengthening); Penataan

administrasi dan evaluasi pemberian badan hukum koperasi; Gerakan

Masyarakat Sadar Koperasi (Gemas-KOP); Koordinasi dan sinkronisasi

pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan dan pemberdayaan

KUMKM; serta Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi.

5.4.6 Strategi Umum

1. Strategi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

Upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM terkait secara langsung

dengan pembina Koperasi, yakni seluruh jajaran Kementerian Koperasi

dan UKM dan dinas/lembaga/badan yang menangani Koperasi dan UKM

Page 145: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 14

di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu perlu pengembangan

dan peningkatan tata kelola organisasi dan kualitas kinerja serta

pertanggung jawaban publik, serta peningkatan akuntabilitas dan

pengawasan (keinspektoratan).

Dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat, Kementerian Koperasi dan UKM perlu merubah semangat

birokrasi model lama, menjadi kekuatan organisasi yang mengedepankan

nilai -nilai profesional, kewirausahaan dan corporateness. Keinginan

untuk melakukan perubahan demikian, disadari telah menjadi bagian

penting dalam proses pembangunan pada masa kini dan mendatang.

Terlebih lagi masyarakat telah semakin kritis dan berani dalam

menyampaikan kritik dan penilaian terhadap kinerja pemerintah.

Asas-asas umum dalam penyelenggaraan negara meliputi asas

kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan

umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas.

Perlu digaris bawahi bahwa aspek pentingnya adalah pelayanan dan

bukan mencari keuntungan tetapi bersifat pemberdayaan. Peningkatan

kualitas dan kapasitas aparatur baik secara struktural maupun fungsional

harus dilakukan secara gradual.

Penataan secara mendasar kondisi struktur dan fungsi aparatur

yang membidangi Koperasi dan UKM perlu dilakukan, terutama dengan

merubah mindset menjadi kekinian yang mengedepankan kinerja

(birokrasi berbasis kinerja), dengan tanpa menghilangkan tugas dan

wewenangnya sebagai organisasi pemerintah. Dalam hal ini perubahan

dilakukan sejak tahap rekrutmen, perkembangan karier secara

transparan, akuntabel dan berdasarkan prestasi (merit based), serta

aturan disiplin dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

Dalam rangka meningkatkan kinerja dilakukan dengan memperbaiki

prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk

Page 146: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 15

peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali

struktur organisasi agar makin efisien dan efektif dalam menjalankan

fungsi pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan.

Selain itu dilakukan juga harmonisasi dan sinkronisasi peraturan

perundangan sehingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi

pembangunan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Terkait dengan

itu maka perlu perbaikan remunerasi sehingga makin mencerminkan

resiko, tanggung jawab, beban kerja yang realistis dan berimbang. Di sisi

lain perlu pula memperbaiki sistem dan tunjangan pensiun agar

mencerminkan imbalan prestasi yang manusiawi namun tetap dapat

dipenuhi oleh kemampuan anggaran.

Adapun untuk melakukan peningkatan capaian kinerja di lakukan

dengan pengawasan kinerja dan dampak reformasi, termasuk

pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin dan hukuman yang tegas

bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja

birokrasi. Selaras dengan itu perlu ditingkatkan transparansi dan

akuntabititas layanan pemerintahan dengan perumusan standar

pelayanan minimum yang diketahui masyarakat beserta pemantauan

pelaksanaannya oleh masyarakat.

2. Strategi Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian

Dukungan sarana dan prasarana sangat menentukan berhasil

tidaknya pelaksanaan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Namun

demikian perlu dicatat bahwa sarana prasarana yang ada perlu

dimanfaatkan dengan baik dan optimal dalam rangka menjalankan

efisiensi dan efektivitas kinerja program dan kegiatan. Dalam kaitan itu

pertu peningkatan, pembenahan dan pembangunan kembali beberapa

sarana dan prasarana yang memadai yang secara langsung berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja program dan kegiatan Kementerian

Koperasi dan UKM di tanah air.

Page 147: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 16

5.5 Pengembangan Program Dan Kegiatan

Dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana telah

diuraikan secara panjang lebar, khususnya rnenyangkut penugasan

sesuai RPJPN periode 2005-2025 dan RPJMN 2010-2014, Kementerian

Koperasi dan UKM telah menetapkan program sebagai berikut:

A. Program teknis

Program Teknis Kementerian Koperasi dan UKM adalah Program

Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Rumusan program yang

mengandung makna sangat mendalam ini, tidak hanya memperhatikan

faktor internal (internal factor), tetapi juga mencerna faktor eksternal

(external factor) dan potensi dan hambatan yang ada, sebagaimana

telah dijabarkan pada Bab I. Rumusan program tersebut juga

bersinggungan langsung dengan amanah perundang-undangan

terutama UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian dan UU Nomor

20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta

memperhatikan tugas, fungsi dan wewenang sesuai dengan pembagian

urusan pemerintahan bidang Koperasi dan UMKM.

B. Program generik

1. Program generik 1: Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

2. Program generik 2: Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur.

Sesuai arah kebijakan dan strategi, implementasi program

pemberdayaan Koperasi dan UMKM dijabarkan dalam berbagai bentuk

kegiatan strategis. Kegiatan strategis dimaksud dilakukan dalam berbagai

bentuk pengembangan kebijakan, advokasi, perkuatan, fasilitasi,

Page 148: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 17

pendampingan dan dukungan langsung bagi para pelaku Koperasi dan

UMKM.

Adapun pengembangan kegiatan strategis tersebut diselaraskan

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi dan

UMKM. Karena RENSTRA disusun atas dasar tingkat capaian kinerja, maka

pengembangan kegiatan strategis dilakukan dengan pendekatan pada

unit pelaku usaha yang menjadi sasaran program dan kegiatan dimaksud.

Untuk menjamin adanya keterlelusuran dan keterikatan antara

RPJMN periode 2010-2014 dengan program dan kegiatan strategis

Kementerian Koperasi dan UKM gambaran secara utuh menurut arah

kebijakan dan strategi, sebagat berikut:

5.5.1. Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan

UMKM

Kegiatan prioritas sesuai RPJMN 201 0-201 4, dalam rangka

peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM,

sebagai Prioritas Bidang Pembangunan Nasional adalah:

1. Penataan peraturan perundang-undangan terkait perkoperasian,

LKM, pendaftaran dan perijinan usaha, lokasi usaha, penggunaan

produksi dalam negeri, dan penyebarluasan teknologi tepat guna,

beserta ketentuan pelaksanaannya.

2. Peninjauan dan penghapusan berbagai pungutan yang merugikan

Koperasi dan UMKM, baik yang sektoral maupun spesifik daerah.

3. Pembentukan forum koordinasi pemberdayaan Koperasi dan

UMKM.

Page 149: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 18

Selain kegiatan prioritas di atas, kegiatan Peningkatan iklim usaha

yang kondusif bagi koperasi dan UMKM yang mendapatkan perhatian

besar di Lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM adalah:

1. Perluasan penerapan penilaian dampak regulasi/kebijakan nasional

dan daerah terhadap perkembangan dan kinerja Koperasi dan

UMKM.

2. Peningkatan koordinasi lintas pelaku tingkat nasional dalam

pemberdayaan Koperasi dan UMKM di bidang kelembagaan.

3. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya -

upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM di tingkat nasional di

bidang restrukturisasi usaha.

4. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya

upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM di tingkat nasional di

bidang pemasaran dan jaringan usaha.

5. Peningkatan koordinasi (lintas pelaku dalam penyelarasan upaya

upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM Bidang Produksi di

tingkat nasional.

6. Koordinasi dan sinkronisasi Pengembangan SDM KUMKM.

5.5.2 Peningkatan Akses terhadap Sumber Daya Produktif

Kegiatan prioritas nasional penanggulangan kemiskinan sesuai

RPJMN 2010-2014, dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber

daya produktif, substansi inti adalah Kredit Usaha Rakyat melalui

1. Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank bagi Koperasi dan

UMKM, yang didukung pengembangan sinergi dan kerja sama

dengan lembaga keuangan/pembiayaan lainnya.

2. Peningkatan peran lembaga keuangan bukan bank, seperti KSP/

KJKS, perusahaan modal ventura, anjak piutang, sewa guna usaha,

penggadaian serta Lembaga Penjaminan Kredit dalam mendukung

Page 150: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 19

pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga

keuangan mikro (LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi

pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan hukum Koperasi.

4. Revitatisasi sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

perkoperasian bagi anggota dan pengelola Koperasi, serta calon

anggota dan kader Koperasi.

Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN 2010-2014, dalam rangka

peningkatan akses terhadap sumber daya produktif, sebagai Prioritas

Bidang Pembangunan Nasional adalah:

1. Peningkatan peran Pemda, BUMN dan lembaga swadaya masyarakat

dalam penyediaan dukungan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM,

yang didukung penyelarasannya dengan program-program

pembiayaan nasional bagi Koperasi dan UMKM.

2. Penyediaan skim-skim pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan

dan kapasitas usaha Mikro, seperti dana bergulir, bantuan sosial

tanggung renteng.

3. Dukungan pengenalan teknologi bagi usaha skala mikro dan kecil,

tidak terkecuali bagi sector informal.

4. Pemasyarakatan dan pembinaan kewirausahaan dan budaya usaha

bagi masyarakat, termasuk usaha skala mikro dan kecil.

Sedangkan kegiatan peningkatan akses terhadap sumber daya

produktif di Lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait

dengan kegiatan prioritas di atas adalah:

1. Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit serta

Pengembangan Sektor Strategis.

2. Pengembangan dan peningkatan kualitas informasi Koperasi dan

Page 151: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 20

UMKM, termasuk pengembangan sistem dan jaringan

informasinya.

3. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang

berbasis inovasi dan berorietasi ekspor.

4. Program Pembiayaan Dana Bergulir KUMKM.

5. Pengembangan Pendanaan Bagi Koperasi dan UMKM Termasuk

Penyediaan Dana Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Pengembangan

Sistem Jaringan Informasi Pembiayaan.

6. Pengembangan dan Pengendalian Simpan Pinjam Termasuk

Pendirian Lembaga Pengembangan dan Pengawasan KSP/KJKS dan

Induk Pembiayaan LKM (APEX LKM).

7. Pengembangan Permodalan, Kredit Program dan Skim Kredit

lainnya.

8. Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan, Penerapan Kebijakan.

9. Perpajakan, dan Sinergi Pernbiayaan melalui anggaran daerah.

10. Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit Termasuk

Pendirian LPS Bagi Anggota KSP/KJKS.

11. Penyusunan blueprint Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan.

12. Penyediaan sistem insentif bagi penerapan standar kualitas produk

dan jasa yang dihasilkan Koperasi dan UMKM.

13. Pengembangan sistem jaring pengaman dan perlindungan usaha

bagi Koperasi dan UMKM, termasuk advokasi hukum terkait

persaingan usaha dan HAKI.

14. Pengembangan jasa pendampingan dan konsultasi keuangan bagi

Koperasi dan UMKM.

15. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa pengembangan dan

penyelenggaraan pendampingan usaha bagi koperasi dan UMKM,

terkait aspek-aspek teknologi, manajemen, pemasaran, informasi,

dan kerjasama usaha.

Page 152: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 21

5.5.3 Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi Koperasi dan

UMKM

Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN 2010-2014, dalam rangka

pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM,

meliputi:

1. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang

berbasis inovasi dan berorientasi ekspor.

2. Pengembangan dan penguatan sentra-sentra produksi/klaster

usaha skala mikro dan kecil, terutama di daerah tertinggal dan

terisolir.

3. Dukungan pengembangan kemitraan yang melibatkan Koperasi dan

UMKM dalam pengembangan produk-produk unggulan yang

berbasis rantai nilai, subkontrak, alih teknologi, pemasaran/ekspor,

atau Investasi

4. Dukungan pemasaran produk dan jasa Koperasi dan UMKM

metatui pengembangan dan penguatan kelembagaan, informasi

pasar dan jaringan pemasaran baik domestik maupun ekspor.

5. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa pendampingan dan

konsultasi keuangan yang mendukung peningkatan akses Koperasi

dan UMKM kepada sumber-sumber pembiayaan.

Sedangkan kègiatan pengembangan produk dan pemasaran bagi

Koperasi dan UMKM di Lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang

terkait dengan kegiatan prioritas di atas adalah:

1. Peningkatan peran UKM dalam pengembangan ekonomi daerah

2. Pengembangan sumberdaya Koperasi dan UKM dalam peningkatan

ekonomi kawasan

Page 153: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 22

3. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang

berbasis inovasi dan berorientasi ekspor.

4. Peningkatan Kapasitas Kerjasama dan Jaringan

5.5.4 Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM

Kegiatan Prioritas Bidang Penanggulangan Kemiskinan sesuai RPJMN

2010 - 2014, dalam rangka Peningkatan Daya Saing 5DM Koperasi dan

UMKM, meliputi:

1. Penyusunan blueprint pengembangan kewirausahaan nasional yang

didukung pembenahan pranata kelembagaan.

2. Dukungan pengembangan wirausaha baru melalui inkubator

teknologi dan bisnis, serta pola-pola pengembangan lainnya sesuai

blueprint pengembangan kewirausahaan.

3. Peningkatan kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan

menengah serta pengelola Koperasi.

4. Revitalisasi, dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan

Koperasi dan UMKM

Sedangkan kegiatan Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan

UMKM di Lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan

kegiatan prioritas di atas adalah:

1. Peningkatan Pengembangan 5DM Koperasi dan UMKM melalui

kerjasama Luar Negeri.

2. Pemahaman perkoperasian melalui pendidikan formal dan non

formal.

3. Pengembangan peran serta masyarakat dalam pengembangan SDM

Koperasi dan UMKM.

4. Peningkatan monitoring dan evaluasi diklat Koperasi dan UMKM.

Page 154: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 23

5.5.5. Penguatan Kelembagaan Koperasi

Kegiatan prioritas bidang sesual RPJMN 2010-2014, datam rangka

penguatan kelembagaan Koperasi, meliputi:

1. Penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat luas yang disertai

dengan pemasyarakatan contoh-contoh Koperasi sukses yang

dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Koperasi yang

baik.

2. Peningkatan kualitas administrasi dan pengawasan pemberian

badan hukum Koperasi.

3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan

usaha dan jaringan kerja sama usaha antar Koperasi, termasuk

pengembangan Koperasi sekunder.

4. Peningkatan kapasitas kelembagaan Koperasi.

5. Peningkatan kemampuan pembina Koperasi.

Sedangkan kegiatan penguatan kelembagaan Koperasi di

lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan

prioritas di atas adalah:

1. Penyelenggaraan penyuluhan perkoperasian bagi masyarakat.

2. Pengembangan Sistem Advokasi bagi Koperasi dan UMKM.

3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan

usaha dan jaringan kerja sama usaha antar Koperasi, termasuk

pengembangan Koperasi sekunder.

4. Penguatan gerakan Koperasi untuk lebih berperan di dalam

membangun kemandirian Koperasi.

5. Peningkatan peran Koperasi datam pengembangan ekonomi

daerah.

Page 155: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

V- 24

5.5.6. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

1. Pelaksanaan Anggaran dan Penatausahaan dan Inventarisasi BMN.

2. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender Bidang Koperasi dan

UMKM.

3. Evaluasi, Pelaporan, Data dan Informasi.

4. Peningkatan Kerjasama Luar Negeri Bidang Koperasi dan UMKM.

5. Perencanaan Penyusunan Program dan Koordinasi.

6. Pengawasan.

7. Pemeliharaan (Langganan daya dan jasa).

8. Kehumasan dan pendidikan pelatihan aparatur.

9. Dukungan pemberdayaan Koperasi dan UKM di daerah.

5.5.7 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Kementerian Koperasi dan UKM

1. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender Bidang Koperasi dan

UMKM.

2. Pengembangan Pusdiklat terpadu Peningkatan SDM Koperasi dan

UKM di Cisarua Bogor.

3. Pengembangan Wisma SMESCO KUKM dan Rumah Dinas Pejabat

Eselon I dan II Jend. Gatot Subroto.

4. Pengembangan Pusat Bisnis Koperasi dan UMKM JI. MT. Haryono

Kay.

5. Rehabilitasi/Perbaikan Sarana dan Prasarana Kantor.

Page 156: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VI- 1

6.1 Alokasi Kredit UMKM di Provinsi jambi

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Provinsi

Jambi adalah keterbatasan modal. Sebenarnya hal ini tidak akan menjadi

persoalan dikarenakan pada sisi lain terdapat pihak perbankan yang juga

memiliki kepentingan dalam pengkucuran kreditnya.

Berdasarkan data tahun 2011 terlihat jumlah kredit yang

dialokasikan untuk kelompok UMKM adalah sebesar 6,724 triliun yang

tersebar di 11 kabupaten kota di provinsi Jambi. Terdapat tiga daerah

yang mendapatkan alokasi anggaran yang relatif besar secara proporsi

yaitu Kota Jambi sebesar 34,41%, Kabupaten Merangin sebesar 12,47%

dan kabupaten Muaro Jambi sebesar 10,85%. Sebaran proporsi ini secara

tidak langsung mengindikasikan prospek perkembangan dari sisi nilai

bisnis untuk masing masing daerah. Adapun daerah yang mendapatkan

alokasi kredit terkecil adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar

1,98% dan Kota Sungai Penuh 0%.

Bila kita telusuri lebih mendalam berdasarkan sektor ekonomi

UMKM yang mendapatkan dukungan dana dari pihak perbankan, alokasi

yterbesar terdapat pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu

sebesar 48,02%. Kondisi ini cenderung menggambarkan bahwa sektor ini

memiliki kelayakan usaha dari sisi perbankan dan memiliki prospek

perkembangan dari sisi UMKM. Sektor berikutnya yang menerima alokasi

terbesar adalah sektor pertanian yaitu sebesar 25,69% dan sektor jasa jasa

sebesar 10,90%. Sedangkan sektor linnya menerima alokasi kredit dibawah

Page 157: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VI- 2

10%. Secara umum kondisi demikian memberi indikasi pada kita bahwa

perbankan lebih tertarik untuk berperan secara ekonomi dalam

pengembangan UMKM khususnya pada sektor perdagangan. Ada pun

daerah yang sangat potensial bagi pihak perbankan dalam

pengembangan UMKM adalah Kota Jambi. Untuk lebih jelasnya peranan

perbankan dalam pengembangan UMKM di Provinsi Jambi melalui

dukungan permodalannya dapat dilihat pada tabel beriktut.

Tabel 6.1 Alokasi Kredit UMKM di Provinsi Jambi

Kab/Kota 2011 %

1 Kab. Batanghari 471.031 7,00%

2 Kab. Sarolangun 394.112 5,86%

3 Kab. Kerinci 314.480 4,68%

4 Kab. Muaro Jambi 729.425 10,85%

5 Kab. Tanjung Jabung Barat 491.710 7,31%

6 Kab. Tanjung Jabung Timur 133.251 1,98%

7 Kab. Tebo 525.801 7,82%

8 Kab. Merangin 838.842 12,47%

9 Kab. Bungo 511.923 7,61%

10 Kota Sungai Penuh - 0,00%

11 Kota Jambi 2.313.797 34,41%

JAMBI 6.724.372

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1.727.190 25,69%

Pertambangan dan Penggalian 39.728 0,59%

Industri Pengolahan 146.962 2,19%

Listrik, Gas dan Air 560 0,01%

Konstruksi 360.860 5,37%

Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.228.904 48,02%

Pengangkutan dan Komunikasi 144.814 2,15%

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 342.104 5,09%

Jasa-jasa 733.250 10,90%

Tidak teridentikasi - 0,00%

Page 158: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VI- 3

6.2 Alokasi kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Meningkatnya pinjaman di Provinsi Jambi setiap tahunnya terus

meningkat. Hal ini, diakibatkan kebutuhan akan kehidupan untuk memiliki

apa yang diinginkan dan tingkat kemampuan masyarakat bila dilihat

sangat tinggi, dari tahun 2005 ini sebesar 3.234.303 dan pada tahun 2009

sebesar 9.160.096 atau rata-rata mencapai 45,80 persen. Bila dilihat

berdasarkan jenis penggunaan ini juga sangat meningkat dalam

mengalokasikan dana kepada nasbah yaitu berupa pinjaman untuk

menyalurkan dana-dana kepada nasabah untuk meningkatkan berbagai

sektor yang ada di Provinsi Jambi, pada tahun 2005 ini dana yang

dialokasikan sebesar 5.501.949 dan pada tahun 2009 sebesar 12.266.234

atau mencapai rata-rata mencapai 30.74 persen. Dana yang dialokasikan

dari perbankan kepada nasabah ini menimbulkan efek baik atau positif

yaitu membantu pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat dengan

membuka lapangan pekerjaan dengan menciptakan usaha mikro maupun

makro yang dikelola oleh masyarakat dengan menggunakan pinjaman

yang dilakukannya.

Tabel 6.2 : Alokasi Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Prov Jambi

KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Growth

(%) 2005 2006 2007 2008 2009

PINJAMAN 3,234,303 3,946,075 5,509,122 7,746,581 9,160,096 45.80425

1 BDS JENIS PENGGUNAAN 5,501,949 6,631,111 8,357,173 10,434,067 12,266,234

30.735858

- MODAL KERJA 2,206,430 2,780,808 3,182,527 3,811,323 4,754,456 28.87046

- INVESTASI 1,591,135 1,866,783 2,363,981 2,653,290 2,932,208 21.07101

2

- KONSUMSI 1,704,383 1,983,520 2,810,665 3,969,454 4,579,571 42.17344

3

Pada tabel diatas berdasarkan jenis-jenis penggunaannya antara

lain pinjaman untuk modal kerja, investasi,dan konsumsi dari ketiga

alokasi pinjaman ini yang paling meningkat yaitu pinjaman pada modal

Page 159: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VI- 4

kerja pada tahun 2005 sebesar 2.206.430 menjadi 4.754.456 pada tahun

2009 atau mencapai rata-rata sebesar 28,87 persen. Selain itu alokasi

pinjaman yang di gunakan yaitu sebagai investasi, pinjaman ini juga terus

mengalami peningkatan sebesar 1.591.135 tahun 2005 sedangkan tahun

2009 sebesar 2.932.208 atau mencapai rata-rata sebesar 21,07 persen,

peningkatan ini sangat baik di karenakan banyak para investor-investor

untuk menanamakan uangnya pada lahan perkebunan atau bangunan

(perumahan) karena investasi ini sangat menjajikan bila dilihat dari

pasarnya. Dari alokasi berdasarkan jenis penggunaan dari tiga

penggunaan alokasi pinjaman konsumsi ini yang sangat menonjol dari

tahun ke tahunnya yaitu sebesar 1.704.3838 pada tahun 2005 menjadi

sebesar 4.579.571 atau mencapai rata-rata 42,17 persen, sebenarnya hal ini

yang mestinya tidak dilakukan oleh masyarakat pinjaman hanya untuk

meningkatkan konsumi dari pada pemasukan yang diterimanya hal seperti

ini yang mengakibatkan terjadinya angka kriminalitas disebabkan

terjadinya angka konsumsi yang sangat tinggi oleh masyarakat dan tidak

dapat mengembalikkan pada perbankan contohnya para dewan maupun

para penjabat bermewahan dalam kehidupan namun menggrogoti hak

rakyat atau dengan istilah koruptor.

Dari alokasi kredit berdasarkan jenis penggunaan ini bisa dilakukan

dengan baik asalkan mempunyai tujuan dan sasaran dalam pinjaman

tersebut dengan baik pula yaitu untuk menambah pundi-pundi uang atau

pendapatan yang bisa diterima baik pribadi maupun orang lain. Hal ini

juga, dalam pinjaman (kredit) Pemerintah mempunyai program KUR

(Kredit Usaha Rakyat) hal ini diupayakan masyarakat mampu mandiri dan

dapat meningkatkan perekonomian dari berbagai sektor serta tidak

tergantung pada penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang

selalu tiap tahunnya di lakukan.

Page 160: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-1

7.1. KPJU UNGGULAN UMKM TINGKAT KECAMATAN

Untuk memperoleh Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) unggulan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk masing-masing

subsektor/sektor ekonomi yang terdiri dari :

1. Subsektor tanaman pangan

2. Subsektor perkebunan

3. Subsektor peternakan

4. Subsektor perikanan

5. Subsektor kehutanan

6. Sektor pertambangan

7. Sektor perindustrian

8. Sektor perdagangan

9. Sektor jasa-jasa

10. Sektor angkutan

11. Sektor pariwisata

Pada tingkat kecamatan di Provinsi Jambi menggunakan Metode

Perbandingan Eksponensial (MPE).

Hasil analisis MPE dengan kriteria yakni :

1. Jumlah unit/rumah tangga

2. Jangkauan pemasaran

3. Sumbangan terhadap perekonomian lokal

Page 161: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-2

4. Ketersediaan bahan baku

Maka diperoleh 5 (lima) KPJU unggulan UMKM pada setiap

subsektor/sektor pada 131 kecamatan di Provinsi Jambi yang perlu

mendapat prioritas untuk dikembangkan di Kecamatan dalam rangka

mendukung pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja

dan penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan daya saing produk.

Hasil survei menemukan tidak semua subsektor/sektor pada setiap

kecamatan di Provinsi Jambi memiliki 5 KPJU unggulan UMKM, ada yang

hanya beberapa KPJU unggulan UMKM saja dan bahkan ada yang sub

sektor/sektor yang tidak memiliki KPJU unggulan UMKM. Untuk KPJU

unggulan UMKM pada setiap subsektor/sektor pada 131 kecamatan di

Provinsi Jambi tersaji lengkap pada Lampiran 7.1. tentang KPJU Unggulan

UMKM pada 131 Kecamatan di Provinsi Jambi.

7.2. KPJU UNGGULAN UMKM TINGKAT Kabupaten

7.2.1. KPJU Unggulan Setiap Sektor/subsektor Tingkat Kabupaten/ Kota dengan Metode Borda

Pemilihan KPJU unggulan UMKM pada tingkat kabupaten/kota di

Provinsi Jambi menggunakan metode Borda. Metode Borda adalah

metode yang dipakai untuk menetapkan urutan peringkat (Marimin, 2004).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal

10 (sepuluh) KPJU unggulan UMKM untuk setiap sektor/subsektor

ekonomi pada 11 (sebelas) kabupaten/kota di Provinsi Jambi, yaitu :

1. Kabupaten Batang Hari

2. Kabupaten Bungo

3. Kabupaten Kerinci

4. Kabupaten Merangin

5. Kabupaten Sarolangun

6. Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Page 162: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-3

7. Kabupaten Tanjung Jabung Timur

8. Kabupaten Tebo

9. Kota Sungai Penuh

10. Kabupaten

11. Kota Jambi

Hasil survei menemukan tidak semua sektor/subsektor pada 11

kabupaten/kota memiliki 10 KPJU unggulan UMKM, ada yang hanya

beberapa KPJU unggulan UMKM saja. KPJU Unggulan UMKM untuk setiap

sektor/subsektor ekonomi pada 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi

tersaji lengkap pada Lampiran 7.2.1. tentang KPJU Unggulan per

sektor/subsektor.

7.2.2. KPJU Unggulan Setiap Sektor/Subsektor Tingkat Kabupaten / Kota dengan Metode AHP

Tahap Konfirmasi 5 (lima) KPJU Unggulan untuk Setiap

Sektor/Subsektor Ekonomi pada tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.

Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJU unggulan untuk setiap

sektor/subsektor yang telah diperoleh dengan menggunakan metode

AHP, dan konfirmasi rekomendasi kebijakan untuk KPJU unggulan. Analisis

untuk penetapan KPJU unggulan dari hasil pemilihan KPJU di

Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi, dilakukan dengan menggunakan

metode Analytic Hierarchy Process (Saaty, 2000). Analytic Hierrarchy

Process (AHP) adalah sebuat alat analisis yang di dukung oleh pendekatan

matematika sederhana dan dapat dipergunakan untuk memecahkan

permasalahan ‘decision making’ seperti pengambilan kebijakan atau

penyusunan prioritas (Marimin, 2004). KPJU Unggulan UMKM untuk setiap

sektor/subsektor ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jambi adalah

sebagai berikut :

Page 163: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-4

KPJU unggulan pada sektor/subsektor yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan di Kabupaten Batang Hari dalam rangka mendukung

pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan daya saing produk yaitu :

a. Subsektor tanaman pangan adalah komoditas padi sawah, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas sayur-sayuran, kemudian buah-

buahan, jagung, dan padi ladang.

b. Subsektor perkebunan adalah komoditas kelapa sawit, lalu komoditas

karet, kelapa dalam, pinang, dan kakao.

c. Subsektor peternakan adalah komoditas ternak sapi, diikuti komoditas

ternak kerbau, kambing, ayam broiler, dan ayam buras.

d. Subsektor perikanan adalah komoditas budidaya kolam, diikuti

komoditas ikan patin, ikan nila, budidaya keramba, dan ikan perairan

umum (gabus, baung, sepat).

e. Subsektor kehutanan adalah komoditas getah, kemudian diikuti secara

urutan yaitu komoditas madu, kayu bulat, rotan, dan kayu gergajian.

f. Sektor pertambangan adalah komoditas pasir, lalu diikuti secara

urutan yaitu komoditas kerikil, tanah liat, dan emas.

g. Sektor perindustrian adalah jenis usaha pengolahan makanan, lalu

jenis usaha batu bata, perkayuan, kerajinan tangan, dan jenis usaha

pengolahan tempe/tahu.

h. Sektor perdagangan adalah perdagangan hasil perkebunan (karet,

sawit dan kelapa dalam), lalu diikuti secara urutan yaitu kelontong,

hasil pertanian (sayuran, buah dan padi), sembako dan produk bahan

bangunan.

i. Sektor jasa-jasa adalah jenis usaha simpan pinjam, lalu diikuti secara

urutan yaitu jenis usaha bengkel, pertukangan, cucian, dan jenis usaha

salon.

Page 164: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-5

j. Sektor angkutan adalah jenis usaha angkutan barang, lalu diikuti jenis

usaha ojek, angkutan penumpang, angkutan darat, dan jenis usaha

angkutan perahu.

k. Sektor pariwisata adalah produk wisata alam, lalu diikuti produk

wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan, dan produk wisata

kuliner.

KPJU unggulan pada sektor/subsektor yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan di Kabupaten Bungo dalam rangka mendukung

pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan daya saing produk yaitu :

a. Subsektor tanaman pangan adalah komoditas padi sawah, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas sayur-sayuran, kemudian buah-

buahan, jagung, dan durian.

b. Subsektor perkebunan adalah komoditas karet, lalu komoditas kelapa

sawit, kelapa dalam, pinang, dan kopi.

c. Subsektor peternakan adalah komoditas ternak sapi, diikuti komoditas

ternak kerbau, ayam buras, kambing, dan komoditas ternak ayam

broiler.

d. Subsektor perikanan adalah komoditas perairan umum (gabus, baung,

sepat, dll), diikuti komoditas budidaya keramba, budidaya kolam,

komoditas ikan nila, dan komoditas ikan mas.

e. Subsektor kehutanan adalah komoditas getah, kemudian diikuti secara

urutan yaitu komoditas kayu gergajian, madu, rotan, dan komoditas

bambu.

f. Sektor pertambangan adalah komoditas pasir, lalu diikuti secara

urutan yaitu komoditas batu-batuan, kerikil, emas, dan komoditas

tanah liat.

Page 165: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-6

g. Sektor perindustrian adalah jenis usaha pengolahan makanan, lalu

jenis usaha perkayuan (mebel), batu bata, kerajinan tangan, dan jenis

usaha barang dari logam

h. Sektor perdagangan adalah produk hasil perkebunan (karet, sawit dan

kelapa), lalu diikuti secara urutan yaitu sembako, perdagangan hasil

pertanian (beras, sayur san buah), bahan bangunan, dan kelontong.

i. Sektor jasa-jasa adalah jenis usaha jasa pertukangan, lalu diikuti

secara urutan yaitu jenis usaha bengkel, cucian, jasa simpan pinjam

dan jenis usaha salon.

j. Sektor angkutan adalah jenis usaha angkutan barang, lalu diikuti jenis

usaha angkutan penumpang, ojek, angkutan umum, dan jenis usaha

angkutan darat.

k. Sektor pariwisata adalah produk wisata alam, lalu diikuti produk wisata

buatan, wisata budaya, dan produk wisata kuliner.

KPJU unggulan pada sektor/subsektor yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan di Kabupaten Kerinci dalam rangka mendukung

pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan daya saing produk yaitu :

a. Subsektor tanaman pangan adalah komoditas padi sawah, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas sayur-sayuran, jagung, buah-

buahan, dan padi ladang.

b. Subsektor perkebunan adalah komoditas kulit manis, lalu komoditas

kopi, kakao, lada, dan karet.

c. Subsektor peternakan adalah komoditas ternak sapi, diikuti komoditas

ternak ayam ras petelur, itik, ayam broiler, dan komoditas ternak

kerbau.

d. Subsektor perikanan adalah komoditas ikan danau (semah), diikuti

komoditas ikan perairan umum (gabus, sepat dll), ikan nila, ikan

budidaya kolam, dan komoditas ikan budidaya keramba (patin).

Page 166: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-7

e. Subsektor kehutanan adalah komoditas bambu, kemudian diikuti

secara urutan yaitu komoditas kayu gergajian, kayu bulat, arang, dan

komoditas getah.

f. Sektor pertambangan adalah komoditas pasir, lalu diikuti secara

urutan yaitu komoditas batu-batuan, kerikil, dan komoditas tanah liat

g. Sektor perindustrian adalah jenis usaha batu bata/batako, lalu jenis

usaha perkayuan (mebel), makanan, gula tebu, dan jenis usaha

kerajinan tangan.

h. Sektor perdagangan adalah perdagangan hasil pertanian (padi, sayur,

jagung dan buah), lalu diikuti secara urutan yaitu sembako, kelontong,

perdagangan hasil perkebunan (kulit manis & kopi) dan produk bahan

bangunan.

i. Sektor jasa-jasa adalah jenis usaha jasa simpan pinjam, lalu diikuti

secara urutan yaitu jenis usaha bengkel, warnet, pertukangan, dan

jenis usaha jasa cucian.

j. Sektor angkutan adalah jenis usaha angkutan barang, lalu diikuti jenis

usaha ojek, angkutan penumpang, angkutan darat, dan jenis usaha

angkutan barang

k. Sektor pariwisata adalah produk wisata alam, lalu diikuti produk wisata

kuliner, wisata buatan, wisata budaya, dan produk wisata religius.

KPJU unggulan pada sektor/subsektor yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan di Kabupaten Merangin dalam rangka mendukung

pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan daya saing produk yaitu :

a. Subsektor tanaman pangan adalah komoditas padi sawah, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas padi ladang, sayur-sayuran,

buah-buahan, dan komoditas jagung.

b. Subsektor perkebunan adalah komoditas karet, lalu komoditas kelapa

sawit, kopi, kelapa dalam, dan komoditas kulit manis.

Page 167: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-8

c. Subsektor peternakan adalah komoditas ternak sapi, diikuti komoditas

ternak kerbau, kambing, ayam buras, dan komoditas ternak ayam

broiler.

d. Subsektor perikanan adalah komoditas perairan umum (ikan baung),

diikuti komoditas ikan budidaya kolam, ikan lele, ikan nila, dan

komoditas ikan patin.

e. Subsektor kehutanan adalah komoditas kayu gergajian, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas bambu, madu hutan, getah, dan

gaharu.

f. Sektor pertambangan adalah komoditas kerikil, lalu diikuti secara

urutan yaitu komoditas pasir, emas, batu-batuan, dan komoditas tanah

liat.

g. Sektor perindustrian adalah jenis usaha mebel, lalu jenis usaha batu

bata/batako, kayu, makanan, dan jenis usaha pemebuatan keripik.

h. Sektor perdagangan adalah perdagangan hasil perkebunan (karet &

sawit), lalu diikuti secara urutan yaitu perdagangan bahan bangunan,

perdagangan hasil pertanian (beras, sayur dan buah), sembako dan

kelontong.

i. Sektor jasa-jasa adalah jenis usaha bengkel, lalu diikuti secara

urutan yaitu jenis usaha simpan pinjam, cucian, pertukangan, dan jenis

usaha salon.

j. Sektor angkutan adalah jenis usaha angkutan barang, lalu diikuti jenis

usaha angkutan penumpang, angkutan darat, ojek, dan angkutan

umum.

k. Sektor pariwisata adalah produk wisata alam, lalu diikuti produk

wisata buatan, wisata budaya, wisata sejarah, dan geopark

Page 168: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-9

KPJU unggulan pada sektor/subsektor yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan di Kabupaten Muaro Jambi dalam rangka mendukung

pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan daya saing produk yaitu :

a. Subsektor tanaman pangan adalah komoditas jagung, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas sayur-sayuran, kedelai, durian,

dan komoditas buah-buahan.

b. Subsektor perkebunan adalah komoditas karet, lalu komoditas kelapa

sawit, kopi, kemiri, kopi dan komoditas kakao.

c. Subsektor peternakan adalah komoditas ternak sapi, diikuti komoditas

ternak kerbau, kambing, ayam broiler, dan komoditas ternak ayam

buras.

d. Subsektor perikanan adalah komoditas ikan nila, diikuti komoditas

ikan patin, ikan budidaya kolam, ikan perairan umum (gabus, baung &

sepat), dan komoditas ikan mas.

e. Subsektor kehutanan adalah komoditas getah, kemudian diikuti secara

urutan yaitu komoditas kayu gergajian, arang, rotan, kayu bulat.

f. Sektor pertambangan adalah komoditas tanah liat, lalu diikuti secara

urutan yaitu komoditas pasir, kerikil, emas, dan komoditas pasir

kwarsa.

g. Sektor perindustrian adalah jenis usaha batu bata/genteng, lalu jenis

usaha makanan, air isi ulang, kertas, dan jenis usaha perkayuan.

h. Sektor perdagangan adalah perdagangan hasil pertanian (durian,

duku, sayuran), lalu diikuti secara urutan yaitu sembako, perdagangan

hasil perkebunan (sawit dan karet), perdagangan bahan bangunan,

dan kelontong/eceran.

i. Sektor jasa-jasa adalah jenis usaha simpan pinjam, lalu diikuti secara

urutan yaitu bengkel, jasa persewaan, jasa pendidikan, dan jenis

uasaha jasa pertukangan.

Page 169: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-10

j. Sektor angkutan adalah jenis usaha angkutan barang, lalu diikuti jenis

usaha ojek, angkutan penumpang, angkutan perahu, dan jenis usaha

angkutan pedesaan.

k. Sektor pariwisata adalah produk wisata alam, lalu diikuti produk

wisata kuliner, wisata budaya, wisata buatan dan produk wisata

religius.

Selanjutnya KPJU Unggulan UMKM untuk setiap sektor/subsektor

ekonomi pada Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tebo, Kota Sungai Penuh,

dan Kota Jambi tersaji lengkap pada Lampiran 7.2.2. tentang KPJU

Unggulan per sektor/subsektor tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jambi.

7.2.3. KPJU Unggulan Lintas Sektoral Tingkat Kabupaten/Kota

dengan Metode AHP

Tahap Penentuan KPJU Unggulan Lintas Sektoral dengan Metode

Bayes pada tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil

pemilihan KPJU per sektor/sub sektor pada tingkat kabupaten/kota di

Provinsi Jambi dengan metode AHP, dilakukan pemilihan KPJU lintas

sektoral dengan metode Bayes, yaitu teknik yang dapat dipergunakan

untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari

sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal

(Marimin, 2004). Namun, terlebih dahulu terhadap alternatif KPJU per

sektor/sub sektor dilakukan normalisasi. Berdasarkan perhitungan dengan

metode normalisasi ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU lintas sektoral pada

tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jambi.

KPJU Unggulan UMKM untuk lintas sektoral pada tingkat

kabupaten/kota di Provinsi Jambi tersaji lengkap pada Lampiran 7.2.3.

tentang KPJU Unggulan lintas sektoral pada tingkat kabupaten/kota di

Provinsi Jambi, dan pada Tabel berikut ini.

Page 170: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-11

KPJU unggulan pada lintas sektoral yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah,

penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, serta

peningkatan daya saing produk berdasarkan tenaga kerja terampil

(skilled), bahan baku (manufacturing), modal, sarana produksi/usaha,

teknologi, sosial budaya (faktor endogen, manajemen usaha, ketersediaan

pasar, harga, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan terhadap

perekonomian wilayah yaitu :

a. Kabupaten Batang Hari yang pertama adalah komoditas kelapa sawit,

kemudian diikuti secara urutan yaitu komoditas karet, komoditas padi

sawah, komoditas sapi, dan produk hasil perkebunan.

Tabel 7.1. KPJU Unggulan Lintas Sektoral pada Tingkat Kabupaten /

Kota di Provinsi Jambi

No. Kabupaten/Kota

KPJU Unggulan Lintas Sektoral

1 2 3 4 5

1. Batang Hari Kelapa Sawit Karet

Padi Sawah Sapi

Perdagangan Hasil Perkebunan (karet&sawit)

2. Bungo Karet

Kelapa Sawit

Padi Sawah Sapi Makanan

3. Kerinci Padi Sawah Perdagangan Hasil Pertanian (padi, sayur, jagung,buah)

Sayur-Sayuran

Angkutan Barang

Kulit Manis

4. Merangin Karet

Kelapa Sawit Angkutan Barang

Perdagangan Hasil perkebunan (karet,sawit)

Sapi

5. Muaro Jambi

Karet Kelapa Sawit Getah

Angkutan Barang

Ikan Nila

6. Sarolangun Karet

Kelapa Sawit Padi Sawah PerdaganganHasil Perkebunan (karet, sawit, kelapa, pinang, nilam)

PerdaganganBahan Bangunan

Page 171: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-12

7. Tanjab Barat Kelapa Sawit Ikan Perairan Umum (gabus, toman)

Karet Kelapa Dalam

Angkutan Perahu

8. Tanjab Timur

Angkutan Perahu

Kelapa Sawit Kelapa Dalam

Ikan Perairan Umum (gabus, baung)

Ikan Laut

9. Tebo Karet Sapi Kelapa Sawit Padi Sawah

Perdagangan Hasil Perkebunan (karet,sawit & kelapa)

10. Sungai Penuh

Padi Sawah Jasa Simpan Pinjam

PerdaganganHasil Pertanian (beras,sayur)

Angkutan Barang

Ojek

11. Jambi Makanan Barang Bangunan

Sembako Bengkel Angkutan Barang

b. Kabupaten Bungo yang pertama adalah komoditas karet, diikuti

komoditas kelapa sawit, komoditas padi sawah, komoditas sapi, dan

jenis usaha pengolahan makanan.

c. Kabupaten Kerinci yang pertama adalah komoditas padi sawah,

kemudian kedua perdagangan hasil pertanian (padi, sayur, jagung dan

buah), lalu komoditas sayur-sayuran, jenis usaha angkutan barang, dan

terakhir komoditas kulit manis.

d. Kabupaten Merangin yang pertama adalah komoditas karet, diikuti

komoditas kelapa sawit, jenis usaha angkutan barang, perdagangan

produk hasil perkebunan (karet &sawit) , dan komoditas ternak sapi.

e. Kabupaten Muaro Jambi yang pertama adalah komoditas karet, diikuti

komoditas kelapa sawit, komoditas getah, jenis usaha angkutan

barang, dan komoditas ternak sapi.

f. Kabupaten Sarolangun yang pertama adalah komoditas karet, diikuti

komoditas kelapa sawit, komoditas padi sawah, perdagangan hasil

perkebunan (karet,sawit,kelapa,pinang dan nilam) sapi, dan produk

barang bangunan.

Page 172: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-13

g. Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang pertama adalah komoditas

kelapa sawit, kemudian diikuti secara urutan yaitu komoditas ikan

periaran umum (gabus & toman), komoditas karet, komoditas kelapa

dalam, dan jenis usaha angkutan perahu.

h. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang pertama adalah jenis usaha

angkutan perahu, kemudian diikuti komoditas kelapa sawit, komoditas

kelapa dalam, komoditas ikan perairan umum (gabus & baung), dan

komoditas ikan laut.

i. Kabupaten Tebo yang pertama adalah komoditas karet, diikuti

komoditas sapi, komoditas kelapa sawit, komoditas padi sawah, dan

produk pengolahan makanan.

j. Kota Sungai Penuh yang pertama adalah komoditas padi sawah,

kemudian kedua jenis usaha simpan pinjam, lalu perdagangan hasil

pertanian (beras & sayuran), jenis usaha angkutan barang, dan terakhir

jenis usaha ojek.

k. Kota Jambi yang pertama adalah jenis usaha pengolahan makanan,

kemudian kedua produk bahan bangunan, sembako, jenis usaha

bengkel, dan terakhir jenis usaha angkutan barang.

7.2.4. KPJU Potensial Tingkat Kabupaten/Kota dengan Metode AHP

Tahap Penentuan KPJU Potensial Lintas Sektoral di Tingkat

Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Bayes di

tingkat kabupaten/kota, akan diperoleh KPJU yang tidak termasuk dalam

lima besar KPJU unggulan. Selanjutnya, berdasarkan pendapat dan

masukan dari para pakar serta pertimbangan lainnya, dari KPJU-KPJU

tersebut dipilih KPJU-KPJU yang potensial/sangat potensial untuk menjadi

KPJU unggulan.

Page 173: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-14

Tabel 7.2. KPJU Potensial Lintas Sektoral pada Tingkat Kabupaten / Kota di Provinsi Jambi

No. Kabupaten/Kota

KPJU Potensial Lintas Sektoral

1 2 3 4 5

1. Batang Hari Simpan Pinjam

Kerbau Angkutan Barang

Makanan Getah

2. Bungo PerdaganganHasil Perkebunan (karet,sawit, kelapa)

Getah

Pertukangan Pasir

Angkutan Barang

3. Kerinci Ojek Sembako Wisata Alam

Kopi Sapi

4. Merangin Perairan Umum (ikan baung)

Padi Sawah Kerbau

Ikan Budidaya Kolam

Jasa Bengkel

5. Muaro Jambi

Ikan Patin Batu Bata / genteng

Sapi

Tanah liat

Pasir

6. Sarolangun Batako

Getah Ikan Patin Ikan Nila Ayam Broiler

7. Tanjab Barat Bengkel Kerupuk

Sapi Padi Sawah

Padi Ladang

8. Tanjab Timur

Padi Sawah Pasir

Makanan Bahan Bangunan

Bengkel

9. Tebo Bengkel Sembako Kerbau Sayur-Sayuran

Emas

10. Sungai Penuh

Ayam Petelur Ayam Broiler Sapi Pasir Pertukangan

11. Jambi Minuman

Wisata Kuliner

Angkutan Penumpang

Ojek Wisata Buatan

KPJU Potensial lintas sektoral pada kabupaten/kota di Provinsi Jambi

yang saat ini belum menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk

menjadi unggul di masa datang apabila mendapatkan perlakuan atau

kebijakan tertentu adalah :

a. Kabupaten Batang Hari yang pertama adalah jenis usaha simpan

pijam, lalu diikuti komoditas kerbau, jenis usaha angkutan barang,

jenis usaha pengolahan makanan, dan komoditas getah.

b. Kabupaten Bungo yang pertama adalah produk hasil perkebunan, lalu

diikuti komoditas getah, jenis usaha pertukangan, komoditas pasir,

dan jenis usaha angkutan barang.

Page 174: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-15

c. Kabupaten Kerinci yang pertama adalah jenis usaha ojek, lalu diikuti

produk sembako, komoditas wisata alam, komoditas kopi, dan

komoditas ternak sapi.

d. Kabupaten Merangin yang pertama adalah komoditas ikan perairan

umum, lalu diikuti komoditas padi sawah, komoditas ternak kerbau,

komoditas ikan budidaya kolam, dan jenis usaha bengkel.

e. Kabupaten Muaro Jambi yang pertama adalah komoditas ikan patin,

lalu diikuti jenis usaha batu bata/genteng, komoditas ternak sapi,

komoditas tanah liat, dan komoditas pasir.

f. Kabupaten Sarolangun yang pertama adalah jenis usaha batako, lalu

diikuti komoditas getah, komoditas ikan patin, ikan nila dan komoditas

ternak ayam broiler.

g. Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang pertama adalah jenis usaha

bengkel, lalu diikuti jenis usaha kerupuk getah, komoditas ternak sapi,

komoditas padi sawah dan komoditas padi ladang.

h. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang pertama adalah komoditas

padi sawah, dan kedua komoditas pasir, jenis usaha pengolahan

makanan, produk bahan bangunan, dan jenis usaha bengkel.

i. Kabupaten Tebo yang pertama adalah jenis usaha bengkel, dan kedua

produk sembako, lalu diikuti komoditas ternak kerbau, komoditas

sayur-sayuran, dan komoditas emas.

j. Kota Sungai Penuh yang pertama adalah komoditas ternak ayam

petelur, dan komoditas ternak ayam broiler, kemudian komoditas

ternak sapi, komoditas pasir dan terakhir jenis usaha pertukangan.

k. Kota Jambi yang pertama adalah jenis usaha pengolahan minuman,

dan kedua komoditas wisata kuliner, lalu diikuti jenis usaha angkutan

penumpang dan ojek, dan komoditas wisata buatan.

Page 175: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-16

7.3. KPJU UNGGULAN UMKM TINGKAT PROVINSI

7.3.1. KPJU Unggulan Per Sektor/Sub Sektor Ekonomi pada Tingkat Provinsi dengan Metode Borda

Pada tahap ini adalah proses seleksi lebih lanjut dalam rangka

menetapkan KPJU per sektor/sub sektor ekonomi pada tingkat provinsi

dengan metode Borda. Pada setiap KPJU unggulan per sektor/sub sektor

dari setiap Kabupaten/Kota dilakukan penjumlahan nilai skor dari

komoditas yang muncul pada tiap-tiap kabupaten dengan nilai

rangkingnya, sehingga pada setiap sektor/sub sektor ekonomi di provinsi

diperoleh daftar KPJU berdasarkan urutan total nilai skornya. Sesuai

perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU per

sektor/sub sektor ekonomi.

Tabel 7.3. KPJU Unggulan Per Sektor/Subsektor di Provinsi Jambi

No Provinsi Sektor/Subsektor KPJU Unggulan

1 JAMBI Tanaman Pangan 1. Padi Sawah 2. Sayur-Sayuran 3. Padi Ladang 4. Buah-Buahan 5. Jagung

Perkebunan 1. Karet 2. Kelapa Sawit 3. Kelapa Dalam 4. Kopi 5. Kulit Manis

Peternakan 1. Sapi 2. Kerbau 3. Kambing 4. Ayam Broiler 5. Ayam Buras

Perikanan 1. Ikan Perairan Umum (gabus, baung, dll)

2. Ikan Budidaya Kolam 3. Ikan Nila 4. Ikan Patin 5. Ikan Lele

Page 176: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-17

No Kabupaten/Kota Sektor/Subsektor KPJU Unggulan

1 JAMBI Kehutanan 1. Getah 2. Kayu Gergaji 3. Bambu 4. Arang 5. Kayu Bulat

Pertambangan 1. Pasir

2. Kerikil 3. Tanah liat 4. Emas 5. Batu-batuan

Perindustrian 1. Makanan

2. Batu bata 3. Perkayuan (Mebel) 4. Kerupuk 5. Keripik

Perdagangan 1. Perdagangan Hasil

Perkebunan (karet & sawit) 2. Bahan Bangunan 3. Hasil Pertanian (beras,

sayuran & buah) 4. Kelontong 5 Minuman

Jasa-jasa 1. Bengkel

2. Simpan Pinjam 3. Pertukangan 4. Cucian 5. Salon

Angkutan 1. Angkutan Barang

2. Angkutan Penumpang 3. Ojek 4. Angkutan Perahu 5.

Pariwisata 1. Wisata Alam

2. Wisata Buatan 3. Wisata Kuliner 4. Wisata Budaya 5. Wisata Religius

Page 177: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-18

a. Subsektor tanaman pangan yang menjadi prioritas untuk

dikembangkan yang pertama adalah komoditas padi sawah, kemudian

diikuti secara urutan yaitu komoditas sayur-sayuran, padi ladang,

buah-buahan, dan jagung.

b. Subsektor perkebunan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan

yang pertama adalah komoditas karet, lalu komoditas kelapa sawit,

kemudian komoditas kelapa dalam, kopi, dan kulit manis.

c. Subsektor peternakan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan

yang pertama adalah komoditas ternak sapi, diikuti komoditas ternak

kerbau, kambing, ayam broiler, dan komoditas ternak ayam buras.

d. Subsektor perikanan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan yang

pertama adalah komoditas ikan perairan umum (gabus, baung, dan

lain-lain), lalu diikuti komoditas budidaya kolam, ikan nila, ikan patin,

dan komoditas ikan lele.

e. Subsektor kehutanan adalah komoditas getah, kemudian diikuti secara

urutan yaitu komoditas kayu gergajian, bambu, arang, dan komoditas

kayu bulat.

f. Sektor pertambangan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan

yang pertama adalah komoditas pasir, lalu diikuti secara urutan yaitu

komoditas kerikil, tanah liat, emas, dan komoditas batu-batuan.

g. Sektor perindustrian yang menjadi prioritas untuk dikembangkan yang

pertama adalah jenis usaha pengolahan makanan, lalu jenis usaha

batu bata, perkayuan (mebel), kerupuk, dan jenis usaha keripik.

h. Sektor perdagangan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan yang

pertama adalah perdagangan hasil perkebunan (karet & sawit), lalu

diikuti secara urutan yaitu produk barang bangunan, perdagangan

hasil pertanian (beras, sayuran & buah), kelontong dan minuman.

Page 178: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-19

i. Sektor jasa-jasa yang menjadi prioritas untuk dikembangkan yang

pertama adalah jenis usaha bengkel, lalu diikuti secara urutan yaitu

jenis usaha simpan pinjam, jenis usaha jasa pertukangan, jenis usaha

jasa cucian, dan jenis usaha salon.

j. Sektor angkutan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan yang

pertama adalah jenis usaha angkutan barang, lalu diikuti jenis usaha

angkutan penumpang, ojek, angkutan perahu, dan jenis usaha

angkutan darat.

k. Sektor pariwisata yang menjadi prioritas untuk dikembangkan yang

pertama adalah produk wisata alam, lalu diikuti produk wisata buatan,

wisata kuliner, wisata budaya dan produk wisata religius.

7.3.2. KPJU Unggulan Lintas Sektoral pada Tingkat Provinsi dengan

Metode Borda

Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan Lintas

Sektoral dengan Metode Borda di Tingkat Provinsi. Berdasarkan hasil

pemilihan KPJU unggulan lintas sektoral di tingkat Kabupaten/Kota,

dilakukan pemilihan KPJU lintas sektoral pada tingkat Provinsi Jambi

dengan metode Borda. Berdasarkan perhitungan dengan metode Borda

ditetapkan maksimal 10 (sepuluh) KPJU lintas sektoral pada tingkat

Provinsi Jambi, seperti tersaji pada Tabel 7.34.

Page 179: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-20

Tabel 7.4. KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi Jambi

Provinsi Sektor/Subsektor KPJU Unggulan

JAMBI Lintas Sektoral 1. Karet 2. Kelapa Sawit 3. Padi Sawah 4. Angkutan Barang 5. Sapi 6. Angkutan Perahu

7. Perdagangan Hasil Pertanian (beras, sayuran & buah)

8. Pengolahan Makanan

9. Perdagangan Hasil Perkebunan (karet & sawit)

10 Ikan Perairan Umum (gabus & baung)

7.3.2.1. Karet

Karet merupakan komoditas unggulan pertama di Provinsi Jambi.

Kondisi ini didukung oleh luas perkebunan karet di Provinsi Jambi

sebanyak 649.404 ha dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,73 % per

tahun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Luas perkebunan karet di

Provinsi Jambi diikuti tingginya produksi karet yaitu sebanyak 288.981 ton

dengan pertumbuhan rata-rata 2,15 % per tahun. Selain itu, komoditas

karet di Provinsi Jambi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 246.774

orang dengan pertumbuhan rata-rata 0,91 % per tahun pada periode 9

tahun terakhir.

Page 180: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-21

Karet adalah salah satu komoditas ekspor Provinsi Jambi dengan

volume sebanyak 215.223 ton, dimana selama periode waktu 10 tahun

terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 11,07 % per tahun.

Selain volume, nilai ekspor karet di Provinsi Jambi juga mengalami

pertumbuhan rata-rata 34,92 % per tahun selama periode waktu 10 tahun

terakhir dengan nilai $ 662.212.501.

Kebijakan pengembangan komoditas karet di Provinsi Jambi adalah

sebagai berikut :

1. Program replanting karet, usaha pemerintah Provinsi Jambi yang ingin

terus meningkatkan produksi perkebunan karet dengan melakukan

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Komoditas Karet di Provinsi Jambi

Luas (ha) Produksi (ton) Tenaga kerja (orang)

Volume Ekspor (kg) Nilai Ekspor ($)

Page 181: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-22

peremajaan karet tua (replanting) pada semua Kabupaten penghasil

karet.

2. Menumbuh kembangkan industri hilir karet pada skala kecil dan

menengah

3. Mendorong tumbuhnya SMK pengolahan barang dari karet

7.3.2.2. Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi

Jambi. Kondisi ini didukung oleh luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi

Jambi sebanyak 513.959 ha dengan pertumbuhan rata-rata 6,16 % per

tahun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Produksi kelapa sawit

sebanyak 1.392.293 ton dengan pertumbuhan rata-rata 9,03 % per tahun

selama periode waktu 10 tahun terakhir. Selain itu, komoditas kelapa sawit

di Provinsi Jambi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 185.025 orang

dengan pertumbuhan rata-rata 6,91 % per tahun pada periode 9 tahun

terakhir.

Page 182: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-23

Volume ekspor kelapa sawit di Provinsi Jambi sebanyak 73.950.000

ton dengan pertumbuhan rata-rata 88,13 % per tahun selama periode

waktu 10 tahun terakhir. Nilai ekspor kelapa sawit di Provinsi Jambi

sebanyak $ 85.969.768 dengan pertumbuhan rata-rata 156,97 % per tahun

selama periode waktu 10 tahun terakhir. Kebijakan pengembangan

komoditas kelapa sawit di Provinsi Jambi adalah menumbuh kembangkan

industri hilir kelapa sawit pada skala kecil dan menengah.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Komoditas Kelapa Sawit di Provinsi Jambi

Luas (ha) Produksi (ton) Tenaga kerja (orang)

Volume Ekspor (kg) Nilai Ekspor ($)

Page 183: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-24

7.3.2.3. Padi Sawah

Padi sawah merupakan komoditas unggulan kedua di Provinsi Jambi.

Kondisi ini didukung oleh luas panen sebanyak 155.802 ha dengan

pertumbuhan rata-rata 4,30 % per tahun dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir. Peningkatan luas panen diikuti peningkatan produksi dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi pertumbuhan rata-rata 1,56 % per

tahun dengan produksi sebanyak 556.007 ton. Selain itu, tingkat

produktivitas padi sawah juga meningkat dalam kurun waktu yang sama

yaitu rata-rata sebesar 1,60 % per tahun dengan produktivitas sebanyak

43,44 ton per hektar.

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2006 2007 2008 2009

Komoditas Padi Sawah Provinsi Jambi

Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

Page 184: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-25

Komoditas padi sawah didukung irigasi untuk pengairan yang terdiri

dari irigasi teknis sebanyak 3.517 ha dan irigasi setengah tyeknis sebanyak

10.116 ha, serta irigasi sederhana sebanyak 5.932 ha. Selain itu, komoditas

padi sawah didukung irigasi pedesaan atau irigasi non PU sebanyak

21.681 ha.

Kebijakan pengembangan komoditas padi sawah di Provinsi Jambi

adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan sentra-sentra produksi tanaman padi.

2. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi sawah.

3. Pemberdayaan penyuluh pertanian.

4. Perbaikan dan penyediaan infrastruktur/sarana dan prasarana

pertanian

7.3.2.4. Angkutan Barang

Angkutan barang merupakan salah satu jenis usaha unggulan di

Provinsi Jambi. Keunggulan jenis usaha angkutan barang di Provinsi Jambi

terlihat bahwa banyak jumlah kendaraan bermotor khususnya mobil

barang sebanyak 26.028 buah yang berfungsi untuk angkutan barang.

Selain jumlah mobil barang yang banyak, setiap tahun terus meningkat,

Page 185: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-26

selama periode 5 tahun terakhir ini, pertumbuhan mobil barang

mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu tumbuh rata-rata sebesar

16,07 % per tahun. Kebijakan pengembangan jenis usaha angkutan barang

di Provinsi Jambi adalah perbaikan jalan yang rusak baik jalan negara, jalan

provinsi dan maupun jalan kabupaten.

7.3.2.5. Sapi

Ternak sapi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi

Jambi. Kondisi ini didukung oleh jumlah ternak sapi di Provinsi Jambi

sebanyak 177.710 ekor dengan pertumbuhan rata-rata 3,44 % per tahun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Produksi daging sapi sebanyak 6.349

ton dengan pertumbuhan rata-rata 10,45 % per tahun selama periode

waktu 10 tahun terakhir. Selain itu, konsumsi daging sapi di Provinsi Jambi

sebanyak 6.055 ton dengan pertumbuhan rata-rata 16,89 % per tahun

pada periode 10 tahun terakhir. Pemotongan ternaks sapi di Provinsi

Jambi sebanyak 28.645 ekor dengan pertumbuhan rata-rata 7,35 % per

tahun pada periode 8 tahun terakhir

Page 186: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-27

Program peningkatan produksi ternak sapi adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan kawasan sentra produksi ternak sapi

2. Penanggulangan pemotongan ternak sapi betina produktif

3. Pengembangan integrasi ternak sapi dengan tanaman

4. Pengembangan Balai Pembibitan Ternak Sapi

-80,00

-60,00

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Komoditas Ternak Sapi di Provinsi Jambi

Populasi (ekor) Produksi (ton) Konsumsi (tong) Pemasukan (ekor)

Page 187: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-28

7.3.2.6. Angkutan Perahu

Angkutan perahu merupakan salah satu jenis usaha unggulan di

Provinsi Jambi. Jenis usaha angkutan perahu di Provinsi Jambi untuk

mengangkut penumpangan dan barang di sungai. Untuk daerah-daerah

yang sulit untuk angkutan darat, maka solusinya adalah angkutan perahu.

Kebijakan pengembangan jenis usaha angkutan perahu di Provinsi Jambi

adalah menambah dan meremajakan angkutan perahu sehingga dapat

meningkatkan kapasitas angkut untuk penumpangan dan barang.

7.3.2.7. Hasil Pertanian

Perdagangan produk hasil pertanian adalah salah satu produk

unggulan di Provinsi Jambi. Produk hasil pertanian memberi kontribusi

terbesar terhadap produk domestik bruto regional Provinsi Jambi yang

mencapai rata-rata per tahun sebesar 30,72 % rata-rata per tahun selama

kurun waktu 14 tahun terakhir.

Produk hasil pertanian memiliki elastisitas transmisi harga yang

rendah dan kadang-kadang searah. Kenaikkan harga produk hasil

pertanian di tingkat konsumen tidak serta merta dapat meningkatkan

harga di tingkat produsen (petani). Namun sebaliknya, penurunan harga di

tingkat konsumen umumnya lebih cepat ditransmisikan kepada harga di

tingkat produsen. Margin harga antara tingkat konsumen dan tingkat

Page 188: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-29

produsen (yang biasanya terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran)

umumnya dinikmati atau tersebar pada pelaku pemasaran yang bukan

petani. Petani lebih banyak ditempatkan pada posisi yang hanya

mengandalkan kehidupan ekonomi usahatani dengan nilai tambah yang

amat kecil. Implikasinya adalah bahwa aktivitas pemasaran masih

ditantang untuk dapat berkontribusi dalam memberikan tambahan

kesejahteraan pada petani sebagai pelaku sentral di sektor pertanian.

7.3.2.8. Industri Pengolahan Makanan

Jenis usaha pengolahan makanan adalah salah satu jenis usaha

unggulan di Provinsi Jambi. Beragam jenis makanan yang diolah oleh

industri kecil dan menengah yang sangat banyak di Provinsi Jambi

mendukung jenis usaha pengolahan makanan menjadi jenis usaha

unggulan. Kebijakan pengembangan jenis usaha pengolahan makanan di

Provinsi Jambi adalah meningkatkan kualitas produk, memperkuat

permodalan usaha, serta memfasilitasi peluasan pemasaran produk

pengolahan makanan.

7.3.2.9. Perdagangan Produk Hasil perkebunan

Perdagangan produk hasil perkebunan adalah salah satu produk

unggulan di Provinsi Jambi. Produk hasil perkebunan memberi kontribusi

terbesar terhadap produk domestik bruto regional Provinsi Jambi yang

mencapai rata-rata per tahun sebesar 13,51 % rata-rata per tahun.

Produk hasil perkebunan umumnya harus menghadapi struktur pasar

yang monopsonis dan jauh dari prinsip-prinsip persaingan usaha yang

sehat. Petani produsen senantiasa dihadapi pada kekuatan pembeli, yang

terdiri dari pedagang pengumpul dan pedagang besar, yang cukup besar

dan membentuk satu kekuatan yang dapat menentukan harga beli. Proses

terciptanya kegagalan pasar (market failures) tersebut amat berhubungan

Page 189: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-30

dengan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi yang menyertai seluruh

proses pemasaran. Ketidakmampuan petani dan kepiawaian pelaku

pemasaran lain dalam menguasai aset dan akses ekonomi dalam proses

produksi dan pemasaran komoditas pertanian merupakan salah satu faktor

ekonomi yang terpenting. Namun, tingkat ketergantungan secara sosio-

psikologi petani kepada para pedagang pengumpul dan pemberi /

peminjam modal usahatani juga menjadi krusial dan merupakan faktor

non ekonomi paling signifikan dalam fenomena struktur pasar yang amat

monopsonis tersebut.

7.3.2.10. Ikan Perairan Umum (Gabus, Baung, dll)

Potensi lahan perairan umum kurang lebih 115.000 Ha dengan

potensi lestari perikanan tangkap sekitar 35.000 ton per tahun. Pada tahun

2010 pemanfaatan perairan umum mencapai 6.436 ton per tahun dengan

pemanfaatan 18,10 %. Komoditas ikan perairan umum dalam kurun waktu

6 tahun terakhir, mengalami pertumbuhan yaitu rata-rata sebesar 4,36 %

per tahun.

7.3.3. KPJU Potensial Lintas Sektoral pada Tingkat Provinsi

KPJU potensial yaitu KPJU yang saat ini belum menjadi unggulan

namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang apabila

mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu

Tabel 7.5. KPJU Potensial Lintas Sektor di Provinsi Jambi

Provinsi KPJU Potensial

JAMBI 1. Bahan Bangunan 2. Kelapa Dalam 3. Simpan Pinjam 4. Sayur-sayuran 5. Sembako 6. Getah 7. Emas 8. Bengkel

Page 190: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-31

7.3.3.1. Bahan Bangunan

Perdagangan barang bangunan belum menjadi produk unggulan di

Provinsi Jambi, namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa

datang. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang tinggi dan terus

meningkat akan diikuti peningkatan pembangunan fisik, sehingga akan

membutuhkan barang bangunan lebih banyak.

7.3.3.2. Kelapa Dalam

Kelapa dalam merupakan salah satu komoditas potensial untuk

menjadi unggul di masa datang di Provinsi Jambi. Luas perkebunan kelapa

dalam di Provinsi Jambi sebanyak 117.655 ha dengan mengalami

pertumbuhan negatif yaitu rata-rata -0,93 % per tahun dalam kurun waktu

10 tahun terakhir. Produksi kelapa dalam sebanyak 114.436 ton dengan

pertumbuhan rata-rata -0,67 % per tahun selama periode waktu 10 tahun

terakhir. Selain itu, komoditas kelapa dalam di Provinsi Jambi mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 47.062 orang dengan pertumbuhan rata-

rata -1,04 % per tahun pada periode 9 tahun terakhir.

Page 191: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-32

Tanaman Kelapa Dalam banyak tumbuh di wilayah pesisir Kabupaten

Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencapai

111.827 ha atau 95,05 % dari luas total tanaman Kelapa Dalam di Provinsi

Jambi. Produksi Kelapa Dalam 97,11 % disumbangankan dari wilayah

pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur ini

yaitu sebanyak 59.474 ton dan 51.657 ton. Tanaman Kelapa Dalam dikenal

sebagai tanaman serbaguna mulai dari akar hingga pucuknya.

7.3.3.3. Simpan Pinjam

Jenis usaha simpan pijam belum menjadi produk unggulan di

Provinsi Jambi, namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa

datang. Kemudahaan dalam proses peminjaman, waktu peminjam, dan

pembayaran menjadikan jenis usaha ini banyak diminati oleh masyarakat,

dibandingkan dengan lembaga keuangan seperti perbankan.

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Komoditas Kelapa Dalam di Provinsi Jambi

Luas (ha) Produksi (ton) Tenaga kerja (orang)

Page 192: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-33

7.3.3.4. Sayur-sayuran

Sayur-sayuran adalah komoditas potensial untuk menjadi unggul di

masa datang di Provinsi Jambi. Keunggulan komoditas sayur-sayuran

didukung oleh luas panen komoditas sayur-sayuran sebanyak 11.493 ha

dan produksi sayur-sayuran sebanyak 197.051 ton.

Kebijakan pengembangan komoditas sayur-sayuran di Provinsi Jambi

adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan sentra-sentra produksi tanaman sayur-sayuran

2. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman sayur-sayuran

3. Pemberdayaan penyuluh pertanian

4. Perbaikan dan penyediaan infrastruktur/sarana dan prasarana

pertanian

7.3.3.5. Sembako

Produk perdagangan sembako adalah produk perdagangan potensial

untuk menjadi unggul di masa datang di Provinsi Jambi. Kebutuhan

konsumsi masyarakat yang meningkat setiap tahun seiiring dengan

meningkatnya penadapat perkapita akan mendorong perdagangan

sembako menjadi unggul di Provinsi Jambi.

7.3.3.6. Getah

Komoditas getah adalah komoditas potensial untuk menjadi unggul

di masa datang di Provinsi Jambi. Kebijakan pemerintah yang mendorong

pemanfaatan hasil hutan non kayu, manfaat getah yang beragam, serta

nilai komoditas yang tinggi akan menjadi faktor pendorong komoditas

getah menjadi komoditas unggulan di Provinsi Jambi

Page 193: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

VII-34

7.3.3.7. Emas

Komoditas emas adalah komoditas potensial untuk menjadi unggul

di masa datang di Provinsi Jambi. Nilai emas yang terus meningkat

menjadi faktor pendorong komoditas emas menjadi komoditas unggulan

di Provinsi Jambi.

7.3.3.8. Bengkel

Jenis usaha bengkel adalah jenis usaha potensial untuk menjadi

unggul di masa datang di Provinsi Jambi. Peningkatan jumlah kendaraan

baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat yang signifikan

akan diikuti pelayanan perbaikian terutama jasa bengkel kendaraan baik

kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Page 194: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-1

Dari hasil penelitian tentang Komoditas/Produk/ Jenis Usaha

Unggulan UMKM, maka telah ditemukan komoditas unggulan dan

komoditas potensial per kabupaten/kota dan persektor ekonomi. Upaya

berikutnya adalah merumuskan kebijakan pengembangan lebih lanjut

terhadap komoditas yang telah dikembangkan oleh sektor UMKM.

Rekomendasi kebijakan yang dirumuskan, tentu saja berbasis pada

permasalahan yang ditemui oleh UMKM pada saat survei lapangan di

lakukan.

Rekomendasi kebijakan dikelompokan atas dua kelompok utama

yaitu rekomendasi kebijakan yang diarahkan pada pengembangan UMKM

dan rekomendasi kebijakan yang diarahkan pada pengembangan KPJu

Unggulan.

8.1 Kebijakan Pengembangan UMKM

8.1.1 Kebijakan Pengembangan UMKM Dari Aspek Makro

Ada tiga strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan

UMKM dari aspek makro. Pertama, fund supporting strategy dari

pemerintah, baik yang bersumber dari APBN maupun APBD. Strategi ini

meghendaki tetap adanya dukungan dana dari pemerintah pusat dan

daerah dalam upaya pengembangan UMKM. Pendanaan melalui APBN dan

Page 195: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-2

APBD ini sangat diperlukan dalam kaitannya dengan dukungan terhadap

aspek teknis operasional kebijakan maupun untuk tujuan yang bersifat

stimulus.

Oleh sebab itu, peningkatan alokasi dana dari pemerintah pusat

kepada pemerintah daerah secara bertahap harus terus dilakukan. Fokus

kebijakan yang perlu mendapat melalui dukungan dana APBN atau APBD

adalah:

a. Peningkatan layanan publik melalui layanan perizinan satu atap dan

pemberian insentif khusus untuk UKM dan koperasi

b. Penyempurnaan kebijakan investasi yang dapat memberi kemudahan

dan fasilitas bagi UKM dan Koperasi dalam melakukan investasi

c. Pemberdayaan LSM dan asosiasi PKM untuk melaksanakan advokasi

dan legislasi bagi UKM dan Koperasi.

d. Pengembangan sentra usaha UKM dan koperasi menjadi klaster bisnis

melalui pemberian dukungan ; permodalan, konsultasi, informasi

usaha, pelatihan dan infrastruktur.

Kedua, partnership strategy, terutama dengan Badan Usaha Milik

Negara/Daerah. Strategi ini diperlukan dalam upaya mengeliminir kendala

permodalan, manajemen dan pemasaran yang dihadapi UKMK. Melalui

kemitraan diharapkan terjadi penguatan modal, pembenahan dan

peningkatan kualitas manajemen dan peningkatan UKMK terhadap pasar.

Hal ini akan mendorong UKMK menjadi lebih efisien dengan prinsip

kebersamaan dan asas kekelurgaan yang kokoh. Fokus kebijakan yang

dapat dilakukan dalam konteks ini adalah :

a. Peningkatan dalam akses informasi usaha, melaksanakan promosi,

bantuan pengembangan jaringan bisnis.

b. Peningkatan produktivitas dan daya saing usaha melalui bantuan

teknologi, insentif dalam standarisasi produk serta pengembangan

pusat inovasi tekhnologi dan desain.

Page 196: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-3

Ketiga, bankings credit supporting strategy. Strategi ini

menghendaki peningkatan peranan lembaga perbankan dalam memberi

pinjaman permodalan terhadap UKMK. Dalam strategi ini pemerintah

hanya berperan sebagai mediator dan penjamin guna memberi akses pada

UKMK terhadap perbankan.

Kebijakan penunjang yang diperlukan guna mendukung bankings

credit supporting strategy adalah:

a. Pengembangan lembaga keuangan mikro dan lembaga penjamin

kredit bagi UKMK sebagai sistem yang terintegrasi.

b. Pengembangan dana bergulir bagi lembaga keuangan mikro dan

koperasi, pengembangan pola tanggung renteng dan sistim

penyelesaian kredit bermasalah yang memiliki kepada UKMK.

Secara lebih informatif dari deskripsi di atas maka dapat diamati

skema berikut.

Page 197: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-4

Fund Supporting Strategy

Partnership Strategy

Banking Credit Supporting Strategy

SKEMA : Strategi Pengembangan UMKM: Aspek Makro

PENGEMBAN

GAN UMKM

Penyederhanaan Perizinan,

Layanan Publik & Sistem Insentif

Penyempurnaan Kebijakan Investasi untuk memberi kemudahan dan fasilitas

Pemberdayaan LSM dan Asosiasi PKM Utk Melaksanakan Advokasi

& Legislasi

Pengembangan Sentra Usaha Menjadi Klaster, Dukungan

Pembiayaan, BDS, Informasi

Usaha, Kualitas SDM

Peningkatan Akses Informasi Usaha, Promosi, Pengembangan Jaringan

Kerja

Peningkatan Produktivitas, Daya Saing Melalui Bantuan Teknologi, Insentif

Standarisasi

Pengembangan Dana Bergulir Bagi Lembaga Keuangan Mikro dan Koperasi

Pengembangan lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga penjamin kredit secaraTerintegrasi

Pengembangan Pola tanggung rentang dan sistem penyelesaian kredit bermasalah yang memihak

Page 198: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-5

8.1.2 Strategi Pengembangan UMKM Dari Aspek Mikro

Strategi kebijakan dari aspek mikro di fokuskan pada 2 hal

kebijakan yang dapat dilakukan yaitu pengembangan sumberdaya

manusia dan pemasaran. Kebijakan pengembangan sumberdaya manusia

dapat diupayakan dengan meningkatkan produktivitas melalui pelatihan

yang materinya yang tepat dan dilaksaakan secara berlanjutberkala serta

didukung dengan penerapan sistem pengupahan yang tepat. Disamping

itu, perlu diperhatikan tingkat kemajuan teknik produksi yang pakai.

Kemajuan teknik produksi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas

tenaga kerja.

Dalam pengembangan UKMK, dukungan pemerintah masih sangat

diharapkan. Terutamam dalam memperluas dan menerobos pasar bagi

produk dan jasa yang dihasilkan UKMK. Oleh karena itu, diperhatikan

pengembangan produk dan peningkatan daya saing harga. Guna

mendukung hal tersebut, makak perlu juga ditumbuhkembangkan UKMK

senter. UKMK senter merupakan pusat pengembangan dan promosi

produk UKMK yang berbasis informasi dan teknologi, sehingga produk

UKMK dapat memasuki pasar global di masa datang.

Mengantisipasi pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia yang

sesuai dengan UKMK maka diperlukan peningkatan mutu sumberdaya

manusia melalui pengembangan pendidikan politeknik. Pendidikan

politeknik akan dapat menyediakan tenaga kerja yang siap pakai.

Pendirian politeknik UKMK tersebut dapat dimotori oleh pemerintah

daerah bekerjasama dengan pengusaha swasta sehingga terjadi

keterkaitan antara aspek pendidikan, lapangan kerja dan usaha mitra yang

mendukung pengembangan UKMK. Untuk lebih jelasnya dapat diamati

skema berikut.

Page 199: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-6

PENDIDIKAN KEWIRA USAHAAN / POLITEKNIK UKM

SUPORTING : PEMERINTAH DAN

MITRA USAHA

PENGEMBANG

AN SDM

PENINGATAN

PRODUKTIVITAS

PENGEMBANGAN

PASAR

PENGEMBANGAN

PRODUK DAN

PENINGKATAN

DAYA SAING

PERLUASAN

DAN

TEROBOSAN

PASAR

SKEMA : Strategi Pengembangan UMKM Aspek Mikro

PELATIHAN

SISTIM UPAH

TEKNIK PRODUKSI

PEMBANGUNAN UKM DAN KOPERASI

Page 200: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-7

Guna melengkapi strategi seperti yang telah dijabarkan dalam

skema diatas maka strategi dukungan berikut ini juga merupakan hal

pelengkap utamanya.

1. Kemudahan dalam Akses Permodalan

Salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM adalah

aspek permodalan. Lambannya akumulasi kapital di kalangan

pengusaha mikro, kecil, dan menengah, merupakan salah satu

penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan rendahnya

surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Faktor

modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-

usaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh sebab itu dalam

pemberdayaan UKM pemecahan dalam aspek modal ini penting

dan memang harus dilakukan.

Yang perlu dicermati dalam usaha pemberdayaan UKM

melalui aspek permodalan ini adalah: (1) bagaimana pemberian

bantuan modal ini tidak menimbulkan ketergantungan; (2)

bagaimana pemecahan aspek modal ini dilakukan melalui

penciptaan sistem yang kondusif baru usaha mikro, usaha

kecil, dan usaha menengah untuk mendapatkan akses di lembaga

keuangan; (3) bagaimana skema penggunaan atau kebijakan

pengalokasian modal ini tidak terjebak pada perekonomian

subsisten.

Tiga hal tersebut penting untuk dipecahkan bersama. Inti

pemberdayaan adalah kemandirian masyarakat. Pemberian hibah

modal kepada masyarakat, selain kurang mendidik masyarakat

untuk bertanggungjawab kepada dirinya sendiri, juga akan dapat

mendistorsi pasar uang. Oleh sebab itu, cara yang cukup elegan

dalam memfasilitasi pemecahan masalah permodalan untuk usaha

Page 201: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-8

mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, adalah dengan

menjamin kredit mereka di lembaga keuangan yang ada, dan

atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di lembaga

keuangan. Cara ini selain mendidik mereka untuk bertanggung

jawab terhadap pengembalian kredit, juga dapat menjadi

wahana bagi mereka untuk terbiasa bekerjasama dengan

lembaga keuangan yang ada, serta membuktikan kepada

lembaga keuangan bahwa tidak ada alasan untuk diskriminatif

dalam pemberian pinjaman.

2. Bantuan Pembangunan Prasarana

Usaha mendorong produktivitas dan mendorong tumbuhnya

usaha, tidak akan memiliki arti penting bagi masyarakat, kalau hasil

produksinya tidak dapat dipasarkan, atau kalaupun dapat dijual tetapi

dengan harga yang amat rendah. Oleh sebab, itu komponen penting

dalam usaha pemberdayaan UMKM adalah pembangunan prasarana

produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana pemasaran dan atau

transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai

pemasaran dan pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani

dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah.

Artinya, dari sisi pemberdayaan ekonomi, maka proyek pembangunan

prasarana pendukung desa tertinggal, memang strategis.

3. Pengembangan Skala Usaha

Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah, pada

mulanya dilakukan melalui pendekatan individual. Pendekatan

individual ini tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka

pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kelompok. Alasannya

adalah, akumulasi kapital akan sulit dicapai di kalangan orang miskin,

oleh sebab itu akumulasi kapital harus dilakukan bersama-sama

Page 202: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-9

dalam wadah kelompok atau usaha bersama. Demikian pula dengan

masalah distribusi, orang miskin mustahil dapat mengendalikan

distribusi hasil produksi dan input produksi, secara individual. Melalui

kelompok, mereka dapat membangun kekuatan untuk ikut menentukan

distribusi. Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan

pada kemudahan untuk memperoleh akses modal ke lembaga

keuangan yang telah ada, dan untuk membangun skala usaha yang

ekonomis. Aspek kelembagaan yang lain adalah dalam hal kemitraan

antar skala usaha dan j enis usaha, pasar barang, dan pasar input

produksi. Aspek kelembagaan ini penting untuk ditangani dalam

rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.

4. Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan

Kemitraan Usaha

Upaya mengembangkan jaringan usaha ini dapat

dilakukan dengan berbagai macam pola jaringan misalnya

dalam bentuk jaringan sub kontrak maupun pengembangan

kluster. Pola-pola jaringan semacam ini sudah terbentuk akan

tetapi dalam realiatasnya masih belum berjalan optimal. Pola

jaringan usaha melalui sub kontrak dapat dijadikan sebagai

alternatif bagi eksistensi UMKM. Meskipun sayangnya banyak

industri kecil yang justru tidak memiliki jaringan sub kontrak

dan keterkaitan dengan perusahaan-perusahaan besar

sehingga eksistensinya pun menjadi sangat rentan. Sedangkan pola

pengembangan jaringan melalui pendekatan kluster,

diharapkan menghasilkan produk oleh produsen yang berada di

dalam klaster bisnis sehingga mempunyai peluang untuk menjadi

produk yang mempunyai keunggulan kompetitif dan dapat

bersaing di pasar global.

Selain jaringan usaha, jaringan pemasaran juga menjadi salah

Page 203: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-10

satu kendala yang selama ini juga menjadi faktor penghambat bagi

Usaha Kecil Menengah untuk berkembang. Upaya pengembangan

jaringan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam strategi

misalnya kontak dengan berbagai pusat-pusat informasi bisnis,

asosiasi-asosiasi dagang baik di dalam maupun di luar negeri,

pendirian dan pembentukan pusat-pusat data bisnis UMKM.

Penguatan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan UMKM,

tidak berarti mengalienasi pengusaha besar atau kelompok

ekonomi kuat. Karena pemberdayaan memang bukan menegasikan

yang lain, tetapi give power to everybody. Pemberdayaan masyarakat

dalam bidang ekonomi adalah penguatan bersama, dimana yang

besar hanya akan berkembang kalau ada yang kecil dan menengah,

dan yang kecil akan berkembang kalau ada yang besar dan menengah.

Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada keterkaiatan antara

yang besar dengan yang menengah dan kecil. Sebab hanya dengan

keterkaitan produksi yang adil, efisiensi akan terbangun. Oleh sebab

itu, melalui kemitraan dalam bidang permodalan, kemitraan dalam

proses produksi, kemitraan dalam distribusi , masing-masing pihak

akan diberdayakan.

8.1 Kebijakan Pengembangan KPJu Unggulan

Rekomendasi kebijakan pengembangan KPJu Unggulan berikut ini

disesuaikan dengan hasil kajian yang telah dilakukan, terutama terhadap

hasil KPJu Unggulan berdasarkan sektoral. Berikut uraian mengenai

kebijakan pengembangan KPJu Unggulan berdasarkan pendekatan

sektoral.

A. Tanaman Pangan

1. Menyediakan lahan Tanaman pangan bagi masyarakat pada daerah

yang komoditi unggulan bersumber dari tanaman pangan dengan

memanfaat lahan-lahan tidur/terlantar.

Page 204: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-11

2. Pemerintah wajib memberikan bantuan dalam bentuk penanaman

modal, fasilitas yang memadai dan harapan diperoleh manfaat

yang besar secara sosial dan finansial kepada UMKM

3. Membuka lebih luas pasar produk pertanian dalam perdagangan

internasional.

4. Mereformasi skema subsidi input dan bantuan pangan serta mulai

meninggalkan tujuan swasembada pangan

5. Memberikan bimbingan teknis kepada UMKM untuk meningkatkan

kualitas hasil tanaman pangan.

6. Penetapan kebijakan, pedoman dan bimbingan pengembangan,

rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian

7. Penetapan luas baku lahan pertanian yang dapat diusahakan sesuai

kemampuan sumberdaya lahan yang ada pada skala provinsi.

8. Bimbingan pengembangan jaringan irigasi

9. Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan air irigasi

10. Bimbingan teknis pengelolaan sumber-sumber air dan air irigasi

11. Pemantauan dan evaluasi penggunaan pupuk

12. Identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat dan mesin pertanian

wilayah provinsi

13. Identifikasi dan pengembangan varietas unggul lokal

14. Pembangunan dan pengelolaan balai benih wilayah provinsi

15. Penyebaran informasi keadaan serangan OPT/fenomena iklim dan

rekomendasi pengendaliannya di wilayah provinsi.

16. Bimbingan kelembagaan usaha tani, manajemen usaha tani dan

pencapaian pola kerjasama usaha tani wilayah provinsi

17. Pemantauan dan evaluasi penanganan panen, pasca panen dan

pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura wilayah provinsi

18. Pemantauan dan evaluasi pemasaran hasil tanaman pangan dan

hortikultura wilayah provinsi

Page 205: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-12

19. Pemantauan dan evaluasi harga komoditas tanaman pangan dan

hortikultura wilayah provinsi

20. Bimbingan teknis pembangunan dan sarana fisik (bangunan)

penyimpanan, pengolahan dan pemasaran sarana produksi serta

pemasaran hasil tanaman pangan wilayah provinsi.

B. PERKEBUNAN

1. Penyusunan peta pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi,

dan pengendalian lahan perkebunan wilayah kabupaten/kota

2. Penetapan dan pengawasan tata ruang dan tata guna lahan

perkebunan wilayah provinsi

3. Penetapan sasaran areal tanam wilayah provinsi

4. Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan air untuk perkebunan

5. Bimbingan pemanfaatan air permukaan dan air tanah untuk

perkebunan

6. Bimbingan pengembangan teknologi irigasi air permukaan dan air

bertekanan untuk perkebunan.

7. Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk

wilayah provinsi

8. Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida

wilayah provinsi

9. Identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat dan mesin perkebunan

wilayah provinsi

10. Identifikasi dan pengembangan varietas unggul lokal

11. Pengawasan penerapan standar mutu benih perkebunan wilayah

Provinsi

12. Pembangunan dan pengelolaan balai benih wilayah provinsi

13. Pengawasan penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit

wilayah kabupaten/kota

Page 206: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-13

14. Penyebaran informasi keadaan serangan OPT/fenomena iklim dan

rekomendasi pengendaliannya di wilayah provinsi

15. Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan

penyakit menular tanaman wilayah provinsi

16. Pemberian izin usaha perkebunan lintas kabupaten/kota

17. Bimbingan kelembagaan usaha tani, manajemen usaha tani dan

pencapaian pola kerjasama usaha tani wilayah provinsi

18. Pemantauan dan evaluasi penanganan panen, pasca panen dan

pengolahan hasil perkebunan wilayah provinsi

19. Pemantauan dan evaluasi pemasaran hasil perkebunan wilayah

provinsi

20. Promosi komoditas perkebunan wilayah provinsi

21. Bimbingan teknis pembangunan dan sarana fisik (bangunan)

penyimpanan, pengolahan dan pemasaran sarana produksi serta

pemasaran hasil perkebunan wilayah provinsi

C. PETERNAKAN

1. Penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah provinsi

2. Pemantauan, identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat dan

mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet

3. Pemantauan dan evaluasi pengembangan teknologi optimalisasi

pengelolaan pemanfaatan air untuk usaha peternakan, kesehatan

hewan dan kesmavet

4. Pemetaan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan obat hewan

wilayah provinsi

5. Penerapan kebijakan pakan ternak di wilayah provinsi

6. Bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan

konsentrat wilayah kabupaten/kota

7. Bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan

Page 207: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-14

tambahan dan pelengkap pengganti (additive and supplement)

wilayah kabupaten/kota

8. Penetapan sertiifikasi dan penetapan standar mutu genetik bibit

ternak wilayah provinsi

9. Bimbingan penerapan standar perbibitan dan plasma nutfah

wilayah kabupaten/kota

10. Penetapan kabupaten/kota sebagai lokasi penyebaran ternak bibit

wilayah provinsi

11. Penerapan kebijakan konservasi (pelestarian) ternak bibit murni dan

unggul/plasma nutfah peternakan wilayah provinsi

12. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu bibit

Day Old Chick Final Stock wilayah provinsi

13. Penerapan kebijakan dan pemantauan pengembangan investasi

dan kebijakan permodalan melalui lembaga perbankan dan non

perbankan wilayah provinsi

14. Pengawasan penyaluran, pemanfaatan dan kredit program wilayah

provinsi

15. Pengawasan peredaran lalu lintas produk hewan dari/ke wilayah

provinsi dan lintas kabupaten/kota

16. Pengamatan, penyidikan dan pemetaan penyakit hewan wilayah

provinsi

17. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan penanggulangan wabah

dan penyaklit hewan menular wilayah provinsi

18. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pedoman

penyebaran dan pengembangan peternakan wilayah provinsi

19. Pemberian izin usaha budidaya peternakan wilayah kabupaten/kota

20. Pemberian izin pengadaan dan peredaran alat dan mesin

peternakan dan keswan wilayah kabupaten/kota

21. Pemberian izin pengeluaran ternak bibit dan potong dari dan ke

Page 208: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-15

wilayah provinsi

22. Bimbingan penerapan standar-standar teknis, pembinaan mutu dan

pengolahan hasil peternakan wilayah kabupaten/kota

23. Bimbingan teknis pembangunan sarana fisik (bangunan),

penyimpanan, pengolahan dan pemasaran sarana produksi serta

pemasaran hasil peternakan wilayah provinsi

24. Pemantauan dan evaluasi pemasaran hasil peternakan wilayah

provinsi

25. Promosi komoditas peternakan wilayah provinsi

26. Penyebarluasan informasi pasar wilayah provinsi

D. PERIKANAN

1. Bagi Pemerintah Provinsi Jambi diharapkan di masa yang akan

datang dapat memberikan subsidi harga pakan ikan seperti subsidi

pupuk dengan mengadakan kerjasama (MOU) dengan perusahaan

pakan ikan sehingga harga pakan ikan dapat murah karena

permasalahan utama bagi pembudidaya ikan skala kecil khususnya

pembudidaya ikan di Provinsi Jambi adalah tingginya harga pakan

ikan yang menyebabkan terjadinya peningkatan biaya operasional

sehingga usaha budidaya yang dilaksanakan tidak dapat mengalami

keuntungan.

2. Bagi Pemerintah Provinsi Jambi untuk di masa yang akan datang

dalam penyusunan program / kegiatan dapat mengantisipasi dari

dampak jangka panjang dari kegiatan yang dijalankan sehingga jika

terjadi permasalahan dapat di cari solusinya.

3. Bagi Pemerintah Provinsi Jambi dapat memberikan bantuan induk

ikan kepada pembudidaya ikan disertai dengan bimbingan teknis

cara pemijahannya sehingga dapat mengatasi permasalahan

penyediaan benih ikan yang murah dan berkualitas.

Page 209: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-16

4. Bagi Pemerintahan Provinsi Jambi melakukan penyebaran ikan

muda dan dewasa ke wilayah perairan perikanan di sekitar “spill-

over” Provinsi Jambi

5. Bagi Pemerintahan Provinsi Jambi melakukan ekspor telur dan/atau

larva yang bersifat planktonik dari wilayah larang-ambil ke wilayah

perikanan provinsi Jambi dan di sekitarnya

6. Mengadakan pelatihan dan keterampilan penguasaan teknologi

(perbengkelan mesin kapal dan pengoperasian alat bantu tangkap)

7. Perbaikan kualitas dan tampilan kemasan (aspek higienis dan

estetika) pada komoditas ikan kering

8. Pengelolaan sarana produksi yang dikelola langsung oleh kelompok

petani ikan

9. Setiap nelayan diharapkan masing-masing dapat memiliki beberapa

jenis alat tangkap, agar dapat beroperasi sesuai dengan perubahan

musim, dan upaya diversifikasi usaha perikanan tangkap

10. Pelatihan pembekalan manajemen usaha bagi nelayan, petani

tambak dan pengolah produk hasil tangkapan dan budidaya.

11. Membina dan mengarahkan usaha masyarakat untuk menjalin

mitra usaha dengan perusahaan besar.

E. KEHUTANAN

1. Berkurangnya biaya transaksi dalam pemasaran kayu rakyat

sehingga meningkatkan manfaat ekonomis usaha hutan rakyat bagi

masyarakat, khususnya para petani kayu

2. Meningkatnya minat masyarakat secara luas dalam usaha tanaman

kayu karena adanya jaminan atas kepastian kepemilikan komoditas

kayu yang diusahakannya

3. Menyarankan kepada dinas-dinas terkait di lingkup kabupaten/kota

untuk tetap memberikan pelayanan bagi perkembangan hutan

Page 210: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-17

rakyat, antara lain melalui program-program penyuluhan,

pengembangan akses pasar dan bantuan-bantuan permodalan

kepada masyarakat.

4. Pengembangan hutan tanaman rakyat pola kemitraan baik di

kawasan hutan (enclave hak ulayat di HP) maupun di non kawasan

hutan (APL, KNBK, hutan milik, dll).

5. Bagi Lembaga Keuangan (mikro/alternatif) dapat mengakomodasi

pengembangan Hutan tanaman rakyat pola kemitraan

6. Bagi Pemerintahan Provinsi Jambi memberikan kemudahan untuk

mendapatkan ijin penyerahan dan pengolahan lahan (baik pada

areal konsesi maupun pada areal di luar SK/konsesi HTI) bagi

masyarakat.

7. Dalam rangka mendukung implementasi RPPK (Revitalisasi

Pertanian Peternakan dan Kehutanan), porsi yang memadai dalam

pembangunan Hutan Tanaman Rakyat Pola Kemitraan (HTRPK),

khususnya: a. Departemen Kehutanan berperan sebagai fasilitator

penetapan arah dan strategi revitalisasi kehutanan dalam

mendorong investasi (publik, swasta/masyarakat) dengan

memfasilitasi komunikasi antar masyarakat, pengusaha kehutanan,

investor, pemerintah, akademisi dan para pihak lainnya. b.

Pencanangan “Kebijakan Umum Pengembangan Hutan (Tanaman)

Rakyat/Hutan Hak Ulayat/Hutan Adat“ misal pada hari Bhakti

Kehutanan/Penghijauan

8. HTRPK bisa menjadi salah satu alternatif dalam

mengimplementasikan kebijakan pengembangan hutan rakyat

seperti yang tercantum dalam Rencana Strategik Departemen

Kehutanan 2005-2009, dimana Dephut memfasilitasi pembangunan

hutan rakyat seluas ± 2 juta ha namun program/strateginya masih

belum jelas.

Page 211: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-18

F. PERTAMBANGAN

1. Mengingat margin usaha di sektor pertambangan cukup tinggi,

diharapkan peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh sektor

perbankan dalam negeri untuk membiayai sektor pertambangan.

2. Menumbuhkan minat perbankan untuk ikut membiayai sektor

pertambangan, khususnya kegiatan-kegiatan penunjang

3. Kebijakan pemerintah di sektor pertambangan perlu terus

diupayakan agar mendorong investasi. Dalam menciptakan iklim

investasi yang kondusif untuk sektor pertambangan dengan cara :

a. Mengurangi pungutan baik pajak maupun non pajak yang

jumlahnya cukup banyak.

b. Menciptakan kepastian hukum terutama menyelesaikan di

tingkat tinggi ketentuan yang tumpak tindih antara

kehutanan dan pertambangan, dan mengurangi kebijakan

otonomi daerah yang menghambat kegiatan dan investasi di

sektor pertambangan.

c. Meningkatkan peran pemerintah daerah agar dapat

mendorong terciptanya hubungan baik antara perusahaan

pertambangan dengan masyarakat sekitarnya sehingga

keberadaan pertambangan dapat berdampak positif

terhadap pembangunan masyarakat sekitarnya dan konfik

dapat dihindari.

d. Pemerintah dalam hal ini Dinas ESDM diharapkan dapat

meningkatkan sosialisasi ketentuan pemerintah mengenai

kegiatan pertambangan agar interpretasi yang salah atas

kewenangan pemerintah daerah tidak terjadi. Dan untuk

menjamin ketentuan dapat berjalan dengan baik maka perlu

ada tindakan tegas terhadap kesalahan pemerintah daerah

oleh pemerintah pusat

Page 212: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-19

G. PERINDUSTRIAN

1. Penanganan ketersediaan bahan baku hasil pertanian untuk industri

pangan

2. Mengembangkan sentra-sentra produksi dan pemasaran yang

spesifik menurut daerahnya sesuai dengan budaya masing-masing

daerah

3. Menyiapkan sarana dan prasarana serta sistem mutu barang yang

diperdagangkan

4. Meningkatkan perlindungan industri dalam negeri melalui

penerapan tarif dan non-tarif barrier serta penanggulangan

penyelundupan

5. Melaksanakan revitalisasi Industri dan Perdagangan

6. Penyusunan Peta Potensi Daerah

7. Peningkatan penerapan hasil Litbang kepada dunia usaha

8. Menetapkan jenis-jenis industri yang berbasis pada sumber daya

alam dan sumber daya manusia

9. Mengembangkan industri ke lokasi-lokasi yang ditetapkan sesuai

dengan spesifikasi industrinya

10. Pemberdayaan Balai Industri

11. Menetapkan lokasi industri yang disesuaikan dengan tata ruang

sehingga memberikan kepastian hukum tempat usaha juga daya

lingkungan lebih terjamin

12. Peningkatan penggunaan bahan baku alternatif substitusi bahan

baku impor

13. Pengembangan industri berbasis hasil pertanian

14. Peningkatan pemanfaatan industri petrokimia sebagai bahan baku

15. Penyusunan rencana induk pengembangan industri kimia, agro dan

hasil hutan

16. Sinkronisasi program pengembangan industri kimia, agro dan hasil

Page 213: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-20

hutan antara pusat dan daerah

17. Melakukan pembinaan terhadap pengusaha UTTP untuk

meningkatkan mutu produksi dalam negeri agar mampu bersaing

di pasar global

18. Menyusun kebijakan standardisasi di bidang industri dan

perdagangan dalam rangka pemberlakuan pengawasan Standar

Nasional Indonesia (SNI) wajib baik di tingkat pabrik, impor dan

pasar dalam negeri

19. Menyusun kembali arah dan kebijakan industri, perdagangan dan

investasi yang bertumpu pada kekuatan sumber daya alam

20. Memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani pelaku

usaha dan aparat Pemda untuk peningkatan mutu hasil produksi

daerah setempat

21. Memberikan bimbingan dan konsultasi di bidang mutu sebagai

upaya peningkatan potensi daerah jejaring pengawasan mutu

22. Menggalakkan kegiatan imbal dagang dalam rangka mendukung

upaya peningkatan ekspor non migas antara lain melalui pemberian

fasilitas terhadap kegiatan imbal dagang, pajak, bea masuk dan tata

niaga

23. Menentukan stimulus ekspor produk pertanian rawan mutu dengan

cara memberikan bantuan peralatan grading/sortasi dan uji

lapangan kepada eksportir produsen komoditi antara lain kakao,

kopi, lada dan acassia Indonesia

24. Pemberdayaan kebijakan internal Departemen Perindustrian dan

Perdagangan (review terhadap kebijakan intern Depperindag)

Page 214: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-21

H. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

1. Diversifikasi produk, perbaikan kendali mutu produk-produk

perdagangan

2. Mengupayakan terjaminannya kesinambungan pasokan barang

khususnya komoditi bahan makanan. Hal ini diantarnya dapat

dilakukan melalui peningkatan produksi komoditi lokal dengan

menata kembali penggunaan lahan (landused) dan memaksimalkan

pemanfaatan lahan tidur yang masih cukup luas, disertai

penyediaan bibit unggul; jaminan ketersediaan sarana dan

prasarana produksi; penyediaan fasilitas pembiayaan; bantuan

teknis budidaya pertanian ramah lingkungan untuk menghasilkan

komoditi yang aman, nyaman dan sehat untuk dikonsumsi dengan

mengaktifkan kembali dan meningkatkan peran penyuluh lapangan;

penataan pola tanam antar daerah sentra produksi;

mengintensifkan koordinasi antar daerah sentra produksi dan

daerah konsumen; meningkatkan peran BMKG dalam kegiatan

budidaya; meningkatkan koordinasi dinas terkait tingkat provinsi

dengan dinas yang sama di tingkat kabupaten, dan melakukan

regulasi pemasaran produk yang dihasilkan sentra produksi lokal

untuk kebutuhan pasar dalam wilayah Provinsi Jambi.

3. Mengupayakan penataan suplai barang untuk mengurangi

besarnya peran pedagang besar atau grosir dalam menetapkan

harga beli pedagang pengecer dan mengurangi peran pedagang

pengecer dalam menetapkan harga jual ke konsumen serta

memperkecil peluang terjadinya spekulasi pada berbagai tingkatan

pedagang khususnya untuk komoditi non pangan dan komoditi

pangan tahan lama.

4. Mengupayakan peningkatan efisiensi trasportasi melalui

peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur angkutan darat,

Page 215: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-22

meningkatkan jangkauan pelayanan transportasi ke daerah sentra

produksi, dan pengurangan berbagai bentuk gangguan dalam

pengangkutan barang yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi

(hight cost economy)

5. Mengupayakan keamanan di lingkungan hotel dan restoran

6. Menerapkan keringan biaya pajak atas distribusi atas hotel dan

restoran

7. Pemangkasan proses perijinan investasi

8. Peningkatan keterpaduan antar lembaga pembina, dunia usaha,

dan masyarakat

9. Pengembangan SDM sektor perdagangan secara intensif melalui

transformasi teknologi

10. Pembangunan kemitraan Kebijakan dalam pemberian bantuan

modal Peran pemerintah terkait dalam membuka pasar,

pembangunan hubungan untuk membentuk rekanan dan akses

pada bisnis pelayanan pembangunan (Business Development

Services), keuangan dan akses pada pasar, dan menciptakan

lingkungan

I. JASA-JASA

1. Bagi Pemerintahan Provinsi Jambi khususnya pemerintahan di

kabupaten/kota memudahkan dalam hal proses pembuatan

perizinan usaha bidang jasa.

2. Bantuan modal melalui perkreditan dari dunia perbankan

3. Adanya pembinaan Fisik dan sosial serta pelatihan oleh

pemerintahan daerah bagi pengusaha jasa, bagi meningkatkan

kualitas dari usaha jasa

Page 216: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-23

J. ANGKUTAN

1. Peningkatan / perbaikan prasarana jaringan jalan (infrastruktur

transportasi), dengan peringkat variabel sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas dasar jalan

b. Menyesuaikan lebar bahu sesuai volume lalu-lintas

c. Menyesuaikan jarak kerb sesuai volume lalu-lintas

d. Menambah lebar jalur lalu lintas

e. Menyesuaikan rasio arah sesuai volume lalu-lintas

2. Peningkatan / perbaikan sarana kendaraan (sarana transportasi),

dengan peringkat variabel sebagai berikut:

a. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi

b. Pembatasan umur kendaraan pribadi

c. Peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umum

3. Pemerintah daerah harus menerapkan kebijakan sosial dan

kebijakan teknis yang dapat mengembangkan pola transportasi

nasional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat secara baik

dan terpadu. Kebijakan sosial pemerintah memiliki dampak

terhadap system transportasi nasional dan industri transportasi itu

sendiri.

4. Transportasi umum harus dikembalikan lagi sebagai ”layanan

publik” yang bila perlu harus disubsidi oleh pemerintah, sehingga

semua komponen masyarakat akan terlayani angkutan publik

dengan baik dengan harga yang terjangkau. Hal ini akan menjadi

aset tersendiri bagi pemerintah, dengan adanya sistem angkutan

publik yang memadai

5. Perencanaan sistem transportasi kota terintegrasi dengan

pengembangan wilayah/tata ruang

6. Penguatan budaya melalui sosialisasi penggunaan angkutan

umum. Saat ini penggunaan mobil pribadi masih dianggap

Page 217: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-24

mempunyai nilai prestisius yang tinggi, sementara penggunaan

angkutan umum masih dianggap rendah dalam stratifikasi budaya.

Hal ini dapat dicontohkan melalui sikap para pejabat, yang

notabene menggembar-gemborkan pemakaian angkutan publik,

namun para pejabat sendiri tidak pernah menggunakan fasilitas

angkutan umum.

7. Menetapkan kebijakan transportasi sesuai dengan karakteristik kota

melalui pengembangan cetak biru pengembangan sistem

transportasi yang terintegrasi dengan kebijakan tata ruang

kota/Kabupaten yang sudah ditetapkan.

8. Menetapkan kebijakan pengembangan transportasi angkutan

umum/angkutan masal melalui pemenuhan sistem pelayanan

umum terpadu bagi pengguna angkutan umum/masal dan

dilakukan sesuai koridor daya dukung wilayah perkotaan, baik

angkutan berbasis jalan raya, maupun air/sungai.

K. PARIWISATA

1. Bagi Pemerintahan Kabupaten dan Kota dapat meningkatkan

ketersediaan data dan Informasi kepariwisataan baik secara kualitas

maupun kuantitas dalam upaya mendukung terwujudnya

perencanaan dan pengembangan sektor kepariwisataan yang lebih

akurat dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

2. Menyusun data dan informasi kepariwisataan secara kualitas dan

kuantitas mampu memenuhi kebutuhan konsumen

3. Mengingat sektor pariwisata merupakan sektor tersier dimana

preferensi wisatawan sangat

4. Ditentukan oleh tingkat kenyamanan, maka dukungan sarana dan

prasarana untuk meningkatkan aksesibilitas ke lokasi obyek wisata

mutlak dibutuhkan

Page 218: LAPORAN AKHIR PROVINSI JAMBI AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM PROVINSI JAMBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM

PROVINSI JAMBI

Bank Indonesia Provinsi Jambi

viii-25

5. Perlunya promosi yang lebih gencar dari daerah khususnya

pemerintahan kabupaten/kota agar masyarakat luar mengetahui

potensi wisata daerah

6. Pengembangan pariwisata harus diupayakan dapat melibatkan

seluruh stakeholder. Dalam konteks ini peran dari dinas pariwisata ,

pihak swasta dan masyarakat