64
i LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN JERUK GERGA DI LEBONG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

i

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMBUNGAAN DAN

PEMBUAHAN JERUK GERGA DI LEBONG

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

ii

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMBUNGAAN DAN

PEMBUAHAN JERUK GERGA DI LEBONG

Oleh:

Sri Suryani M.Rambe Arry Supriyanto

Afrizon Irma Calista Lina Ifanti

Kusmea Dinata Bunaiyah Honorita

Robiyanto

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jalan Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Sumber Dana : DIPA BPTP TA. 2012 5. Status Kegiatan : Baru 6. Penanggung Jawab

a. Nama : Ir. Sri Suryani M.Rambe, M.Agr b. Pangkat/golongan : Pembina Utama Muda/IVc c. Lokasi : Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

7. Agroekosistem : Lahan Kering 8. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun 9. Tahun dimulai : 2012 10. Biaya : Rp. 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta

Rupiah).

Mengetahui, Penanggung Jawab, Kepala Balai, Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP Ir. Sri Suryani M.Rambe, M.Agr NIP. 19590206 198603 1 002 NIP. 19630805 198703 2 007

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan

Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong dapat tersusun. Laporan ini berisi rangkaian

kegiatan dan hasil-hasil kegiatan pengkajian mulai bulan Januari sampai dengan

bulan Desember tahun 2012.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut

berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini. Semoga Laporan ini

bermanfaat.

Bengkulu, Desember 2012

Penyusun

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

v

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAFTAR ISI .......................................................................................... v DAFTAR TABEL...................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRA.. ............................................................................... viii RINGKASAN........................................................................................... ix I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Tujuan....................................................................................... 1 1.3. Keluaran.................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3 III. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 7

3.1. Lokasi Kegiatan.......................................................................... 7 3.2. Cakupan Kegiatan...................................................................... 7 3.3. Metode Pengkajian..................................................................... 7 3.4. Pengumpulan Data..................................................................... 9 3.5. Analisis Data ............................................................................. 9 3.6. Parameter yang Diukur............................................................... 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 10 4.1. Profil Lokasi Pengkajian................................................................ 10 4.2. Status Hara Tanah dan Penentuan Dosis Pupuk............................. 10

4.3. Keragaan Vegetatif Tanaman Jeruk RGL pada Pengkajian Pemangkasan dan Pemupukan..................................................... 13

4.3.1. Keragaan Vegetatif Tanaman Jeruk RGL..................................... 13 4.3.2. Keragaan Generatif Tanaman Jeruk RGL..................................... 14

4.3.3. Pengaruh pemangkasan pada kualitas buah............................... 16 4.3.4. Serangan OPT pada Jeruk RGL.................................................. 16

4.3.5. Analis Usahatani Jeruk RGL....................................................... 17 4.4. Kajian Saat Petik Buah Optimal...................................................... 16

4.5. Pelaksanaan Temu Lapang.......................................................... 18 V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 20 5.1. Kesimpulan................................................................................. 20 5.2. Saran.......................................................................................... 20 VI.KINERJA HASIL .................................................................................. 22 VII. DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 23

LAMPIRAN.............................................................................................. 24

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perlakuan pada kajian pemangkasan dan pemupukan jeruk Gerga Lebong....................................................... ...... 8

2. Penambahan tinggi tanaman jeruk RGL sebelum dan setelah perlakuan pemangkasan dan pemupukan................................ 12

3. Penambahan diameter tajuk tanaman jeruk RGL sebelum dan

setelah perlakuan pemangkasan dan pemupukan..................... 12

4. Penambahan lingkar batang tanaman jeruk RGL sebelum dan setelah perlakuan pemangkasan dan pemupukan..................... 13

5. Stadia pembungaan/pembuahan pada pertanaman jeruk setelah pemangkasan dan pemupukan pertama................................... 14

6. Stadia pembungaan dan pembuahan jeruk RGL setelah pemupukan kedua (kondisi Desember 2012)............................. 15

7. Serangan hama penyakit pada pertanaman jeruk RGL di Rimbo Pengadang ............................................................................ 16

8. Perkembangan pembungaan/pembuahan tanaman jeruk RGL umur 6 tahun di Desa Rimbo pengadang.................................. 17

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Keragaan vegetatif tanaman jeruk RGL dengan perlakuan pemangkasan dan pemupukan........................................ 13

2. Keragaan generatif tanaman jeruk RGL dengan perlakuan pemangkasan dan pemupukan......................................... 15

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil analisis tanah sebelum dan setelah pemberian kapur dan

kompos pada lahan pengkajian jeruk Gerga di Desa Rimbo

Pengadang tahun 2012............................................................ 23

2. Hasil analisis tanaman pada pengkajian jeruk Gerga di Desa

Rimbo Pengadang tahun 2012................................................. 24

3. Kriteria kecukupan hara jeruk berdasarkan konsentrasinya dalam daun ...................................................................................... 25

4. Curah Hujan di Kecamatan Rimbo Pengadang tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.................................................................. 26

5. Analisa Usahatani Jeruk RGL di Lebong.................................... 27

6. Rangkaian Foto Kegiatan Pengkajian pembungaan dan pembuahan jeruk Gerga lebong di Provinsi Bengkulu.................. 28

7. Laporan Pelaksanaan Temu Lapang........................................... 30

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

ix

RINGKASAN

Jeruk RGL merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong karena mempunyai keunggulan kompetitif yaitu buahnya berwarna kuning-orange dan berbuah sepanjang tahun. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengembangan jeruk RGL yang ditemui di lapangan pada proses produksi jeruk RGL di Lebong, diantaranya adalah belum ada dosis pupuk yang spesifik lokasi, biaya pupuk dan pestisida yang tinggi dan penampilan sebagian kulit buah pucat dan tidak mulus atau burik/kusam. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas jeruk. Pengkajian dilaksanakan pada tahun 2012 di Kelurahan Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Ruang lingkup pengkajian yaitu: 1) pengkajian pemangkasan dan pemupukan jeruk RGL dan 2) kajian saat petik buah jeruk yang optimal. Pengkajian pemangkasan dann pemupukan menggunakan RAK faktorial 2 faktor dengan faktor ke-1 adalah pemangkasan yang terdiri dari 2 perlakuan pangkas yaitu (1) pemangkasan rekomendasi dan (2) pemangkasan cara petani (kontrol). Faktor ke-2 adalah pemupukan yang terdiri dari 3 perlakuan pupuk yaitu: (1) berdasarkan hasil panen terangkut; (2) berdasarkan analisis tanah dan tanaman dan (3) berdasarkan teknologi petani (kontrol). Jumlah kombinasi perlakuan ada 6 dengan ulangan sebanyak 4 kali. Pengamatan yang dilakukan meliputi keragaan vegetatif tanaman, jumlah/produktivitas buah, dan hama penyakit utama yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas buah. Kajian saat petik buah optimal menggunakan RAL dengan 7 perlakuan saat petik yang diulang 3 kali dengan pengambilan buah menurut kuadran. Perlakuan saat petik : 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44 minggu setelah bunga mekar. Parameter yang diukur adalah kualitas buah (nilai brix). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Hasil pengkajian selama 2 kali pemupukan memperlihatkan bahwa perlakuan pemupukan berdasarkan analisis tanah dan tanaman dengan pemangkasan rekomendasi (rutin) maupun cara petani menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak yaitu masing-masing 95 dan 133 buah/pohon. Penampilan buah yang terbaik pada pohon yang dipangkas secara rutin. Dari kajian saat petik buah yang optimal belum diperoleh umur buah yang tepat untuk memperoleh kualitas buah yang tinggi, karena pemetikan buah baru dilakukan 2 kali. Nilai brix yang diperoleh adalah 11. Kajian masih berlangsung hingga Februari 2013.

Kata kunci: Jeruk RGL, pemupukan spesifik lokasi, pemangkasan tanaman,

umur petik jeruk.

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

x

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu jenis jeruk yang dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah

jeruk Gerga Lebong (RGL). Jeruk tersebut merupakan komoditas unggulan

Kabupaten Lebong karena mempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya

berwarna kuning-orange, berbuah sepanjang tahun, ukuran buah besar 200-350

gram dan kadar sari buah tinggi (Suwantoro, 2009). Dirjen hortikultura mulai

tahun 2011 telah menetapkan keprok jeruk Rimau Gerga Lebong ini sebagai

prioritas nasional untuk dikembangkan dari sekitar 6 ha tahun 2010 menjadi

kawasan agribisnis hortikultura/ jeruk di eks lahan tidur seluas 6000 ha lima

tahun mendatang.

Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan jeruk ini adalah

masih terbatasnya dokumentasi informasi dan komponen teknologi hasil

penelitian tentang jeruk RGL yang dapat dirakit menjadi teknologi budidaya

spesifik lokasi. Hambatan yang ditemui di lapangan pada proses produksi jeruk

RGL di Lebong, diantaranya: 1) Belum ada dosis pupuk yang spesifik lokasi, 2)

biaya pupuk dan pestisida yang tinggi dan 3) penampilan sebagian kulit buah

pucat dan tidak mulus atau burik/kusam.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dikaji lebih mendalam beberapa

aspek yang berpengaruh terhadap pembungaan dan pembuahan jeruk Gerga

seperti periode pembungaan/pembuahan, pemangkasan, pemupukan, hama

penyakit utama dan waktu petik/panen buah yang tepat. Dari hasil kajian

tersebut akan diperoleh komponen teknologi spesifik lokasi sehingga

produktivitas yang optimal, penampilan dan mutu/kualitas buah yang tinggi

dapat tercapai.

1.2. Tujuan

1. Meningkatkan produktivitas buah jeruk Gerga lebong melalui pemangkasan

dan pemupukan

2. Meningkatkan mutu buah jeruk Gerga Lebong berdasarkan umur buah.

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

2

1.3. Keluaran

1. Diperolehnya peningkatan produktivitas jeruk Gerga lebong melalui

pemangkasan dan pemupukan

2. Diperolehnya peningkatan mutu buah jeruk Gerga Lebong berdasarkan umur

buah yang tepat

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Di antara berbagai jenis jeruk komersial yang ada, yang cukup banyak

dikembangkan oleh petani adalah jeruk siam, jeruk keprok, pamelo dan jeruk

manis. Produktivitas jeruk nasional berkisar 17-25 ton/ha sedangkan potensinya

mencapai 25-40 ton per ha (Badan Litbang Pertanian, 2005). Produksi jeruk pada

tahun 2007 mencapai lebih 2.625.884 ton dengan luas panen mencapai 67.592

ha (Ditjen Hortikultura, 2008). Pada tahun 2009 produksi jeruk menjadi

2.131.768 ton dengan luas panen 60.191 ha (Ditjen Buah, 2010). Rata-rata

produktivitas jeruk pada tahun 2007 mencapai 38,85 ton/ha, sedangkan

produktivitas jeruk pada tahun 2009 menjadi 35,42 ton/ha.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kontribusi jeruk terhadap nilai

produk domestik bruto (PDB) cenderung meningkat. Pada tahun 2007, PDB jeruk

siam mencapai Rp. 10.278,96 Milyar dan Pamelo mencapai Rp. 236,17 Milyar

(Ditjen Hortikultura, 2008). Tahun 2008 diperkirakan konsumsi jeruk per kapita

di Indonesia 2,60 – 3,07 kg/tahun. Dengan jumlah penduduk di Indonesia saat

ini sekitar 220 juta dan seperempat persen diantaranya mengkonsumsi jeruk,

maka diperkirakan kebutuhan jeruk segar di Indonesia pada tahun 2010 berkisar

antara 143 - 168 juta ton. Impor buah jeruk saat ini mencapai 209.615 ton

(9,8% total produksi nasional dan 34,8% dari total impor buah. Ekspor buah

jeruk sebesar 503 ton (0,02% total ekspor buah). Dengan kondisi produksi yang

dicapai hingga saat ini, maka masih terbuka peluang pasar yang sangat besar

untuk memenuhi kebutuhan jeruk segar setiap tahunnya untuk pasar domestik.

Pemenuhan kebutuhan jeruk dalam jumlah yang besar membutuhkan

pengembangan teknologi produksi yang optimal. Rekomendasi teknologi produksi

berbeda pada berbagai jenis/varietas jeruk dan juga bersifat spesifik lokasi.

Untuk memenuhi kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman

jeruk, beberapa hal perlu diperhatikan, diantaranya tersedianya bibit yang

unggul, pemilihan lokasi lahan, persiapan lahan, sanitasi lahan, pemangkasan,

pengairan, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan

pemanenan.

Nilai ekonomi tanaman jeruk termasuk tinggi dan dapat mengangkat

tingkat kesejahteraan petaninya menjadi relatif lebih baik dibandingkan dengan

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

4

petani komoditas buah yang lain maupun tanaman pangan. Panen jeruk yang

umumnya dapat dimulai pada tahun ketiga atau keempat setelah tanam dapat

memberikan keuntungan selama siklus hidupnya rata-rata lebih dari 30 juta

rupiah/ha/tahun. Selama periode enam tahun terakhir terjadi peningkatan

produksi buah jeruk di Indonesia rata-rata lebih 20% per tahun.

Secara umum produksi buah jeruk di tingkat petani masih dilakukan

secara tradisional dan belum/tidak menerapkan manajemen produksi mutu

sehingga mutu buah rendah seperti kulit buah burik, kotor, tidak mulus, warna

buah tidak menarik/pucat, rasa buah beragam, dan sebagainya). Selain itu,

penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) yang disebabkan oleh bakteri

Liberobacter asiaticus hingga saat belum diketemukan obatnya jika tanaman

terserang sehingga penyakit tersebut masih menghantui setiap usaha

pengembangan jeruk di Indonesia. Guna mendukung pengembangan jeruk di

Indonesia khususnya untuk menanggulangi CVPD, Lolit jeruk telah

memformulasikan strategi pengendaliannya yang disebut dengan PTKJS

(Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat).

Fenomena mutu buah jeruk nasional yang belum memuaskan dan

munculnya gejala kekurangan hara pada daun yang bermuara pada kemerosotan

kesehatan tanaman jeruk di beberapa sentra produksi menunjukkan bahwa

usaha menjaga kesuburan lahan yang dilakukan oleh petani melalui pemupukan

masih belum sesuai dengan kebutuhan tanaman. Agar pupuk dapat diserap

tanaman secara efisien dan efektif, sebelum memupuk perlu memahami paling

sedikit 4 hal, yaitu apa saja nutrisi yang dibutuhkan, berapa dosisnya, kapan

waktu dibutuhkan, dan bagaimana cara aplikasinya (Sutopo, 2010).

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jeruk selain

memerlukan hara makro seperti N, P, K, Mg juga memerlukan hara mikro seperti

Zn dan Mn. Pemberian hara mikro dapat dilakukan melalui tanah maupun daun

dengan intensitas sekali setahun pada fase vegetatif optimal. Takaran untuk hara

mikro adalah 0,4 % (sebagai pupuk daun), 1% melalui tanah dalam bentuk TSP+

. Magnesium diberikan dalam bentuk dolomit sebanyak 2 - 5 t/ha, tetapi bila pH

mendekati netral, takaran yang diberikan hanya 200 kg/ha. Sebagai pupuk daun

Mg diberikan dalam bentuk MgSO4 dengan konsentrasi 1 %. Dengan memakai

pupuk berimbang hasil yang dapat di peroleh dapat meningkat sebesar 21,8 -

58,1 % (Djoemaijah, 1994). Metode penentuan kebutuhan pupuk pada tanaman

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

5

jeruk yang paling ideal adalah berdasarkan hasil percobaan pemupukan. Namun

karena masih terbatasnya lokasi percobaan pemupukan kebutuhan hara tanaman

jeruk berdasarkan analisis tanah yang digabungkan dengan analisis jaringan

merupakan pendekatan yang dapat dipertimbangkan (Muhammad dan Idaryani,

2009).

Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam

peningkatan produksi jeruk baik kualitas maupun kuantitas. Pengenalan hama

dan penyakit serta gejala serangannya adalah sangat penting untuk menentukan

strategi pengendaliannya yang tepat. Kekeliruan identifikasi jenis OPT

(Organisme Pengganggu Tanaman) yang menyerang tanaman jeruk serta

pengenalan gejala serangan berakit pada kekeliruan strategi pengendalian

sehingga akan berdampak negatif.

Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) tergolong salah satu

penyakit penting pada tanaman jeruk yang telah berkembang luas dan menjadi

kendala utama usaha pengembangan dan peningkatan produksi jeruk di Bali.

Penyebab penyakit CVPD yang juga disebut citrus greening atau huanglongbin

adalah bakteri Liberobacter yang tergolong dalam subdivisi Protobacteria

(Sandrine et al., 1996). Bakteri Liberobacter hidup dalam floem tanaman jeruk

dan menimbulkan gejala yang khas, bakteri tersebut belum bisa dibiakkan pada

media buatan (Wirawan, 2001).Penularan penyakit CVPD dilakukan oleh

serangga vektor Diaphorina citri Kuw. (Homoptera : Psyllidae) (Tirtawidjaja &

Suharsojo, 1990; Wirawan, 2000). Penularan penyakit CVPD di alam bergantung

pada kepadatan populasi D. citri sebagai serangga vektor dan keberadaan

sumber inokulum (Chen, 1998). Guna mendukung pengembangan jeruk di

Indonesia khususnya untuk menanggulangi CVPD, Lolit jeruk telah

memformulasikan strategi pengendaliannya yang disebut dengan PTKJS

(Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat).

Berdasarkan pola respirasinya, buah dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu buah klimakterik dan non klimakterik. Buah klimakterik adalah

buah yang mengalami kenaikan produksi CO2 secara mendadak, kemudian

menurun secara cepat. Buah klimakterik mengalami peningkatan laju respirasi

pada akhir fase kemasakan, sedang pada buah non klimakterik tidak terjadi

peningkatan laju respirasi pada akhir fase pemasakan. Buah jeruk termasuk non

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

6

klimaterik, sebaiknya panen dilakukan sebelum akhir fase kemasakan buah agar

daya simpannya lebih lama (Sutopo, 2010).

Masa berbunga sampai menjadi buah masak sekitar 6-7 bulan tergantung

varietas jeruk. Tanaman jeruk dapat berbuah setelah berumur 3 tahun dan buah

paling banyak pada tanaman yang berumur lebih dari 5 tahun (Purnomosidhi et

al., 2007). Di Magetan, musim panen berlangsung pada Februari-November

dengan panen raya antara April-Juni. Sekitar 7-8 bulan sejak bunga mekar,

umumnya buah telah matang secara fisiologis. Ciri buah siap petik, antara lain

warna kulit mulai agak menguning, ujung buah agak rata, kulit buah terasa lebih

halus, bulu pada kulit mulai hilang, dan bila buah ditimang-timang terasa berisi

(Sutopo, 2010). Hasil penelitian Kirnoprasetyo, I.(2005) menunjukkan pemberian

ethanol 0,06 ppm pada tanaman jeruk memeberikan perbedaan yang nyata

terhadap kecepatan pembungaan, jumlah bunga, dan jumlah cluster.

Hasil penelitian Pangestuti et al. (2007) menunjukkan saat panen jeruk

keprok Soe yang optimum dicapai pada umur panen 31-32 minggu setelah bunga

mekar. Pada umur tersebut buah sudah memenuhi standar internasional di mana

rasa buah enak, warna kulit buah 50-80% oranye, rasio PTT/KAT > 6.5,

kandungan jus 37-38%, dan kandungan vitamin C 38-43 mg/100g, serta memiliki

umur simpan 3 minngu pada suhu kamar (27-300C) dan 8 minggu pada suhu

dingin (9-110C).

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

7

III. METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Pengkajian dilakukan pada pertanaman jeruk di Kelurahan Rimbo

Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong, Provinsi

Bengkulu. Pengkajian jeruk Gerga Lebong dilaksanakan mulai Januari s/d

Desember 2012.

3.2. Ruang Lingkup Pengkajian

Kegiatan pengkajian dilaksanakan di lahan kering dataran tinggi 800 -

1000 m dpl. Luas pertanaman jeruk di lokasi pengkajian adalah 1,5 ha yang

ditanami 300 pohon jeruk Gerga Lebong. Lingkup kegiatan pengkajian jeruk

Gerga Lebong yaitu: 1) kajian pemangkasan dan pemupukan untuk

meningkatkan produktivitas jeruk Gerga Lebong dan 2) kajian saat petik yang

optimal untuk meningkatkan kualitas/mutu buah.

Dalam kajian pemangkasan dan pemupukan, tanaman yang digunakan

adalah tanaman jeruk RGL yang sudah berbuah (pada awal pengkajian tanaman

berumur sekitar 2 tahun). Kajian saat petik buah yang optimal dilakukan pada

tanaman jeruk Gerga Lebong dengan kisaran umur 6 tahun.

3.3. Metode Pengkajian

1) Kajian pemangkasan dan pemupukan untuk meningkatkan

produktivitas jeruk Gerga Lebong.

Rancangan yang digunakan adalah RAK 2 faktor. Faktor 1 adalah

perlakuan pemangkasan dan faktor 2 adalah perlakuan pupuk maka didapatkan 6

kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan pemangkasan yaitu

pemangkasan sesuai rekomendasi dan pemangkasan cara petani. Pemangkasan

rekomendasi adalah pemangkasan yang dilaksanakan secara rutin 1-2 minggu

sekali. Pemangkasan yang dilakukan adalah pemangkasan cabang/ranting/tunas

yang tidak produktif dan buah yang tidak tumbuh sempurna/kecil. Pemangkasan

cara petani adalah pemangkasan yang dilakukan jika ada dahan/ranting yang

rusak. Pemangkasan jarang dilakukan dan tidak rutin. Perlakuan pemupukan

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

8

yang yang dikaji adalah berdasarkan: 1) hasil panen yang terangkut; 2) analisis

tanah/jaringan tanaman dan 3) perlakuan petani.

Pusat penelitian dan pengembangan Hortikultura menggunakan metode

penentuan dosis pupuk berdasarkan jumlah buah yang dipanen tahun

sebelumnya, yaitu 3 % dari total bobot buah tiap pohon dalam bentuk NPK

(3:1:2) bersama pupuk kandang. Metode penentuan pupuk berdasarkan hasil

analisis tanah dan tanaman bertolak pada suatu kaidah bahwa pemupukan

dilakukan jika jumlah unsur hara di dalam tanah lebih rendah dari pada yang

dibutuhkan tanaman dan tanaman itu sendiri sebagai pengekstrak unsur hara

dari tanah, sehingga untuk mengetahui kebutuhannya perlu menganalisis jumlah

unsur hara yang di ekstrak atau diserap tanaman tersebut dan jumlah unsur hara

yang tersedia di dalam tanah. Teknologi pemupukan existing (yang dilakukan

petani) adalah pemberian pupuk 1 kg campuran Urea dan NPK dengan

perbandingan 1:5 dan 2 kg pupuk kandang per tanaman untuk sekali

pemupukan. Jenis kandungan NPK pupuk dan dosis yang diberikan pada

pemupukan susulan bisa berubah sesuai hasil pengamatan petani terhadap

pertumbuhan tanaman. Semua perlakuan diberi pupuk setiap 3 (tiga) bulan

sekali.

Tabel 1. Perlakuan pada kajian pemangkasan dan pemupukan jeruk RGL

Kombinasi Perlakuan 1 Pangkas rekomendasi + pupuk 1

Kombinasi Perlakuan 2 Pangkas cara petani + pupuk 1

Kombinasi Perlakuan 3 Pangkas rekomendasi + pupuk 2

Kombinasi Perlakuan 4 Pangkas cara petani + pupuk 2

Kombinasi Perlakuan 5 Pangkas rekomendasi + pupuk 3

Kombinasi Perlakuan 6 Pangkas cara petani + pupuk 3

2) Kajian saat petik buah yang optimal untuk meningkatkan kualitas/ mutu buah.

Kajian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan saat

petik yang diulang 3 kali dengan pengambilan buah menurut kuadran. Perlakuan

saat petik : 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44 minggu setelah bunga mekar.

Pengendalian OPT dilakukan saat terjadi serangan OPT yang berpengaruh

terhadap pembungaan dan pembuahan untuk mencegah dan mengendalikan

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

9

OPT yang menyebabkan kerusakan pada buah seperti lalat buah, penggerek

buah dan kutu/tungau.

Pengkajian ini merupakan kegiatan lapangan dan dilengkapi dengan

analisis tanah/jaringan tanaman di laboratorium.

3.4. Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan melalui pengamatan langsung dilapangan dan

berdasarkan hasil wawancara atau melalui kuesioner. Data sekunder diperoleh

dari dinas/instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, BP4K,

dan BPPK.

3.5. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan uji statistik dan dilanjutkan dengan DMRT

dan juga ditampilkan analisis deskriptif. Analisa ekonomi dilakukan untuk

mendukung kajian tersebut.

3.6. Parameter yang di Ukur

Parameter yang di ukur dalam kajian pemupukan dan pemangkasan adalah

komponen vegetatif tanaman (tinggi tanaman, diameter atau lingkar pohon,

diameter atau lebar tajuk) dan komponen generatif tanaman (persen

fruitset, jumlah/berat buah dan diameter buah)

Parameter yang di ukur dalam kajian saat petik buah adalah waktu bunga

mekar, berat buah, diameter buah, dan kualitas mutu buah

Data iklim yang dikumpulkan: curah hujan, hari hujan, suhu rata-rata,

minimum dan maksimum, kelembaban udara dari stasiun klimatologi

terdekat.

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Lokasi Pengkajian

Kecamatan Rimbo Pengadang berjarak 65 km dari ibukota Kabupaten

Lebong di Tubei serta 185 km dari Ibu kota Provinsi Bengkulu. Berdasarkan

topografinya wilayah tersebut mempunyai topografi bergelombang sampai

berbukit dengan ketinggian 500-900 m dpl. Luas wilayah Kelurahan Rimbo

Pengadang 7300 ha. Jumlah penduduk 340 KK yang terdiri dari 650 laki-laki dan

695 perempuan. Kecamatan Rimbo Pengadang merupakan dataran tinggi yang

sesuai untuk pertanaman jeruk, baik jeruk RGL maupun jenis jeruk lainnya

seperti jeruk siam. Luas pertanaman jeruk RGL yang ada saat ini mencapai 75

ha, sedangkan yang sudah berproduksi seluas 60 ha. Hingga akhir tahun 2012

ditanam 100 ha jeruk RGL dan 200 ha lagi pada tahun 2013. Hal ini

memperlihatkan bahwa program Pemerintah Daerah Lebong yang didukung oleh

Dirjen Hortikultura diterima dengan baik oleh masyarakat Lebong.

Ketinggian lokasi pengkajian sekitar 835 dpl. Keadaan iklim rata-rata

harian pada siang hari antara 28-32 oC dan pada malam hari 22-25 oC. Tipe iklim

berdasarkan Schmidt dan Ferguson mempunyai tipe iklim B dengan curah hujan

2500-4500 mm/tahun. Data curah hujan disajikan pada Lampiran 4.

Selama pengkajian berlangsung, curah hujan yang ada bervariasi,

beberapa minggu tidak turun hujan, tetapi hujan yang terus menerus turun

dengan jumlah curah hujan yang tinggi juga terjadi. Hal ini mempengaruhi

pembungaan dan pembuahan dari pertanaman jeruk di lokasi pengkajian.

4.2. Status Hara Tanah dan Penentuan Dosis Pupuk

Hasil analisis tanah kebun jeruk RGL di lokasi pengkajian sebelum dan

setelah dilakukan aplikasi pengapuran dan pemberian kompos pada tanaman

jeruk RGL disajikan pada Lampiran 1. Hasil analisis tanaman (daun dan buah)

jeruk RGL secara rinci disajikan pada Lampiran 2.

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

11

Dari hasil analisis tanah di lokasi pengkajian dapat dinyatakan bahwa

kandungan unsur Nitrogen (N) relatif rendah, Fosfor (P) rendah dan Kalium (K)

sedang. Dari hasil analisis daun jeruk terlihat bahwa kecukupan hara tanaman

jeruk untuk unsur N sedang, sedangkan unsur P dan K rendah. Setelah dilakukan

aplikasi pengapuran dan pemberian pupuk kandang pada tanaman jeruk RGL

dengan aplikasi perlakuan pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah/tanaman

dan berdasarkan hasil panen, maka terjadi peningkatan kandungan unsur hara

tersedia. Aplikasi pengapuran tidak dilakukan pada perlakuan pupuk cara petani.

Dosis petani adalah 167 gr Urea dan 833 gr NPK/tanaman/3 bulan. Dari hasil

analisis tanah terlihat bahwa pemberian kapur dan kompos menyebabkan adanya

peningkatan jumlah Fosfor tersedia dan Kalium yang dapat dipertukarkan.

Berdasarkan hasil analisis tanah setelah perlakuan pengapuran dan pemberian

kompos maka dosis pupuk yang diberikan yaitu 60 gr Urea dan 300 gr

NPK/tanaman/3 bulan. Berdasarkan hasil analisis buah jeruk maka dosis pupuk

yang digunakan berdasarkan hasil panen adalah 250 gr Urea dan 300 gr

NPK/tanaman/3 bulan.

4.3. Keragaan Vegetatif Tanaman Jeruk RGL pada Pengkajian Pemangkasan dan Pemupukan

4.3.1. Keragaan Vegetatif Tanaman Jeruk RGL

Keragaan tanaman (umur 2 tahun) yang diamati pada awal pengkajian

adalah tinggi tanaman, lingkar batang dan lebar tajuk. Hasil pengamatan awal

keragaan tanaman jeruk RGL umur 2 tahun (Maret 2012) dan keragaan

pertanaman jeruk setelah diberi perlakuan pemangkasan dan pemupukan

(Desember 2012) disajikan pada Tabel 2 s/d 4.

Tabel 2. Penambahan tinggi tanaman jeruk RGL sebelum dan setelah perlakuan pemangkasan dan pemupukan

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

Maret Des Penambahan tinggi

P1D1 201,0 278,0 77,0 P1D2 236,7 275,7 39,0 P1D3 225,0 233,3 8,3 P2D1 233,0 250,7 17,7 P2D2 193,7 236,7 43,0 P2D3 236,7 262,7 26,0

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

12

Ket: P1D1: pangkas rekomendasi+pupuk berdasarkan hasil panen;

P1D2: pangkas rekomendasi+pupuk berdasarkan analisis tanah/tanaman;

P1D3: pangkas rekomendasi +pupuk cara petani;

P2D1: pangkas cara petani+pupuk berdasarkan hasil panen;

P1D2: pangkas cara petani +pupuk berdasarkan analisis tanah/tanaman;

P1D3: pangkas cara petani +pupuk cara petani.

Keragaan tanaman (umur 2 tahun) yang diamati pada awal pengkajian

adalah tinggi tanaman, lingkar batang dan lebar tajuk. Rata-rata tinggi tanaman

berkisar antara 192,75 cm sampai dengan 233,75 cm, diameter tajuk berkisar

antara 135, 375 cm sampai dengan 150,375 cm. Pertambahan tinggi tanaman,

lingkar batang dan diameter tajuk diamati secara berkala.

Tabel 3. Penambahan diameter tajuk tanaman jeruk RGL sebelum dan setelah

perlakuan pemangkasan dan pemupukan

Perlakuan Diameter Tajuk (cm)

Maret Des Penambahan tajuk

P1D1 142,3 271,7 129,3 P1D2 150,7 244,0 93,3 P1D3 158,8 264,0 105,7 P2D1 153,8 268,0 114,7 P2D2 136,7 250,0 113,3 P2D3 155,0 253,7 98,7

Tabel 4. Penambahan lingkar batang tanaman jeruk RGL sebelum dan setelah

perlakuan pemangkasan dan pemupukan

Perlakuan Lingkar batang (cm)

Maret Des Penambahan lingkar batang

(cm)

P1D1 18,50 25,00 6,50 P1D2 17,50 24,75 7,25 P1D3 18,75 25,25 6,50 P2D1 18,75 25,50 6,75 P2D2 16,50 23,75 7,25 P2D3 17,75 24,25 6,50

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa kisaran rata-rata pertumbuhan

tinggi tanaman berkisar antara 8,3 s/d 77 cm dan penambahan diameter tajuk

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

13

93,3 s/d 129,3 cm. Terlihat bahwa penambahan tinggi tanaman sejalan dengan

penambahan diameter tajuk tanaman.

Gambar 1. Keragaan vegetatif tanaman jeruk RGL dengan perlakuan

pemangkasan dan pemupukan

4.3.2. Keragaan Generatif Tanaman Jeruk RGL

Hasil pengamatan pada pembungaan tanaman jeruk RGL setelah

pemangkasan dan pemupukan pertama (pada bulan Juni 2012) memperlihatkan

keragaman dari keenam kombinasi perlakuan. Rata-rata jumlah kuncup bunga

berkisar 0 s/d 4, bunga mekar 0 s/d 2,75, fruitset 0,25 s/d 12,25 dan pentil

20,25 s/d 109. Perlakuan P2D2 menghasilkan jumlah fruitset dan pentil buah

jeruk yang tertinggi yaitu 12,25 fruitset dan 109 pentil buah.

Hasil pengamatan pertanaman jeruk Gerga Lebong setelah diberi perlakuan

pemangkasan dan pemupukan disajikan pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Stadia pembungaan/pembuahan pada pertanaman jeruk setelah

pemangkasan dan pemupukan pertama

No Perlakuan

Stadia pembungaan dan pembuahan

Kuncup Bunga mekar

Fruitset Pentil

1 P1D1 0 0 2,5 20,5

2 P1D2 1,75 0,25 0,25 20,25

3 P1D3 0,5 0,25 1,5 35,25

4 P2D1 5 1,5 6,25 27,25

5 P2D2 0,25 0 12,25 109

6 P2D3 4 2,75 11,25 63,25

0

20

40

60

80

100

120

140

P1D1 P1D2 P1D3 P2D1 P2D2 P2D3

Penambahan tinggi

Penambahan lingkar batang

Penambahan tajuk

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

14

Setelah aplikasi pemupukan kedua maka perbedaan dalam stadia

pembungaan dan pembuahan pada masing-masing perlakuan semakin bervariasi

(Tabel 6).

Tabel 6. Stadia pembungaan dan pembuahan jeruk RGL setelah pemupukan kedua (kondisi Desember 2012)

Perlakuan Stadia Pembungaan dan Pembuahan

Bunga Mekar

Fruitset Pentil Buah Kecil

Buah Sedang

Buah Besar

Jumlah

Buah

P1D1 0 4,00 40,00 3,50 1,25 29,5 3 33,75

P1D2 0 6,75 26,00 8,25 78,75 10 6 94,75

P1D3 0 10,00 71,25 0,00 12,5 71,25 8,25 92

P2D1 0 52,50 17,75 1,75 32 34,25 2,75 69

P2D2 0 2,75 27,50 0,00 44,25 88,5 0,25 133

P2D3 0 6,75 19,50 1,00 19 49 6,5 74,5

Gambar 2. Keragaan generatif tanaman jeruk RGL dengan teknologi pemupukan dan pemangkasan

Perlakuan P2D2 menghasilkan jumlah buah rata-rata yang terbanyak

yaitu 133 buah dan perlakuan P1D2 menghasilkan jumlah buah rata-rata

sebanyak 94,75 buah. Pada hasil pengamatan kajian yang baru dilaksanakan

selama 2 kali pemupukan (Maret/April dan November) terjadi kecenderungan

peningkatan jumlah buah yangn lebih tinggi pada perlakuan dengan dosis pupuk

0

20

40

60

80

100

120

140

P1D1 P1D2 P1D3 P2D1 P2D2 P2D3

Bunga Mekar Fruitset Pentil Buah Kecil

Buah Sedang Buah Besar Jumlah buah

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

15

berdasarkan hasil analisis tanah/tanaman baik dengan pemangkasan

rekomendasi maupun pemangkasan cara petani.

Untuk memperoleh data produktivitas buah yang optimal, masih

diperlukan waktu sampai panen (buah jeruk RGL umumnya dipanen sekitar 9-10

bulan setelah bunga mekar). Oleh karena itu, pengamatan akan dilanjutkan

hingga panen. Untuk saat ini yang bisa diambil datanya adalah jumlah buah yang

berada pada tanaman (yang paling besar baru berumur 7 bulan). Kajian

perlakuan pemupukan akan dilanjutkan hingga satu tahun (4 kali periode

pemupukan).

Pada masa pengkajian khususnya setelah pemupukan pertama, curah

hujan hanya sedikit sehingga kurang mendukung terjadinya pembungaan dan

juga banyak bunga yang gugur, sedangkan setelah pemupukan kedua, curah

hujan tinggi yang juga menyebabkan sebagian bunga gugur.

4.3.3. Pengaruh Pemangkasan pada Kualitas Buah

Dengan aplikasi dua perlakuan pemangkasan terlihat bahwa ada

pengaruh pemangkasan terutama karena kelembaban yang menyebabkan

penampilan/kualitas buah beragam. Buah yang kusam (penampilan kurang

menarik) banyak terjadi pada sampel dengan pangkasan cara petani dimana

sebagian buah ternaungi dan sedikit memperoleh sinar matahari.

4.3.4. Serangan OPT pada Jeruk

Pengamatan OPT pada tanaman jeruk dilakukan dengan cara pengamatan

langsung terhadap gejala serangan atau keberadaan OPT pada pertanaman

jeruk. Untuk monitoring serangga hama telah dipasang perangkap atraktan lalat

buah untuk menangkap lalat jantan dan pemasangan perangkap likat kuning

untuk memerangkap lalat betina dan beberapa serangga hama lainya.

Dari hasil pengamatan OPT pada tanaman jeruk sampel pengkajian

pemangkasan dan pemupukan terdapat serangan hama lalat buah, penggerek

buah, peliang daun. Intensitas serangan penggerek buah berkisar antara 5 -

11%, lalat buah 2,25 - 4,75% dan peliang daun sekitar 5 - 10% (Tabel 7).

Serangan penyakit antraknosa 0-10%. Fluktuasi serangan hama penyakit terjadi

seiring dengan terjadinya fluktuasi curah hujan di lokasi pengkajian.

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

16

Tabel 7. Serangan hama penyakit pada pertanaman jeruk RGL di Rimbo Pengadang

Perlakuan Peliang daun Lalat buah Penggerek buah

Antraknose

P1D1 5,00 3,00 11,00 10,00

P1D2 5,00 0,75 5,00 5,00

P1D3 5,00 3,00 6,25 0

P2D1 5,00 3,50 10,00 10,00

P2D2 5,00 4,75 12,75 10,00

P2D3 10,00 2,25 10,75 5,00

4.3.5. Analisa Usahatani Jeruk RGL

Biaya yang dikeluarkan untuk 325 batang Jeruk Gerga pada tahun

pertama adalah sebesar Rp. 34.148.700,-. Yang terdiri dari bibit, pupuk, pestisida

dan tenaga kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk 325 batang Jeruk Gerga pada

tahun kedua lebih kecil dibandingkan dengan biaya pada tahun pertama, yaitu

sebesar Rp. 19.014.400,-. Biaya untuk pembelian bibit serta tenaga kerja pada

saat pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam tidak dimasukkan lagi pada

tahun kedua. Biaya usahatani Jeruk Gerga di tahun kedua, terdiri dari pupuk,

pestisida dan tenaga kerja (secara rinci disajikan pada Lampiran 5).

Pemanenan sudah bisa dilakukan pada saat Jeruk Gerga berumur 2

tahun. Produksi rata-rata 5 kg dengan harga jual di tingkat petani Rp.

30.000/kg. Sehingga, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh adalah

sebesar Rp. 48.750.000,- dan Rp. 29.735.600,-. Petani diasumsikan

memperoleh keuntungan pada tahun kedua, dengan nilai R/C dan B/C adalah

2,56 dan 1,56. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Usahatani Jeruk Gerga layak

dari segi ekonomi (nilai R/C dan B/C usahatani Jeruk Gerga > 1).

Dihitung secara keseluruhan, dari tahun pertama (memulai usahatani)

hingga tahun kedua (panen awal), penerimaan yang diterima belum menutupi

modal (total biaya) yang dikeluarkan dengan selisih Rp. 4.413.100,-. Namun,

selisih tersebut akan tertutupi dengan penerimaan pada tahun-tahun berikutnya.

4.4. Kajian Saat Petik Buah yang Optimal

Hasil pengamatan awal pertanaman jeruk RGL umur 6 tahun disajikan

pada Tabel 8.

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

17

Tabel 8. Perkembangan pembungaan/pembuahan tanaman jeruk RGL umur 6 tahun di Desa Rimbo pengadang

No

Stadia Pembungaan

dan pembuahan

Rata-rata Jumlah stadia pembungaan

dan pembuahan

Persentase perkembangan pembungaan dan pembuahan

Buah jadi

Buah Gugur

Juni 2012 Des 2012

1 Kuncup 38.33 - -

2 Fruitset 30.66 79.99 20.01

3 Pentil 30.33 98.92 1.08

4 Buah kecil 30 98.91 1.09

5 Buah sedang 29.66 98.87 1.13

6 Buah besar

- - 50

Dari hasil pengamatan hingga bulan Juni 2012 terlihat bahwa rata-rata

jumlah kuncup bunga jeruk Gerga Lebong pada awal pengamatan sebanyak

38,33. Pada periode pengamatan 2 mingguan, kuncup berkembang menjadi

bunga mekar dan fruitset dengan jumlah menurun menjadi 30,6. Hal ini berarti

terjadi gugur bunga sehingga kuncup yang menjadi fruitset sekitar 79,8%.

Fruitset yang berkembang menjadi pentil sebanyak 99% dan menjadi buah

98,9%. Hingga bulan Desember 2012 jumlah buah berkurang hingga 50%. Hal

ini terjadi karena adanya serangan hama lalat buah, penggerek buah dan sejenis

keong kecil. Tingkat serangan hama tinggi disebabkan oleh tingginya curah hujan

pada bulan Desember 2012.

Berdasarkan pengamatan tanaman, jumlah stadia pembungaan dan

pembuahan pada pertanaman jeruk RGL umur 6-7 tahun di lokasi pengkajian

Kelurahan Rimbo Pengadang berjumlah 6 stadia. Hal tersebut berarti pada satu

tanaman jeruk RGL terdapat kuncup/bunga mekar/fruitset, pentil, buah kecil,

buah sedang dan buah besar (masih hijau) dan buah siap panen (warna oranye)

secara bersamaan.

Pada kajian umur petik buah optimal, pemetikan buah jeruk RGL baru

terlaksana 2 kali yaitu pada bulan Desember saat umur buah 32 dan 34 minggu

setelah bunga mekar (SBM). Pemetikan buah akan berlangsung selama 7 kali

(hingga bulan Maret 2013). Nilai brix (tingkat kemanisan) yang diperoleh pada

buah umur 32 dan 34 minggu SBM berkisar pada nilai 11.

Berdasarkan pengalaman petani, buah jeruk RGL dapat bertahan hingga

umur 11 bulan di pohon. Petani/pengusaha akan memetik buah jeruk RGL sesuai

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

18

dengan permintaan pasar. Jika belum ada permintaan maka buah belum dipetik

meskipun umurnya sudah diatas 10 bulan. Jika terlalu lama di pohon maka akan

terjadi over ripe (terlalu masak) sehingga rasa buah menjadi berubah, tidak

segar lagi. Buah terasa lebih manis pada saat umur buah mencapai 9 hingga 10

bulan.

4.5. Pelaksanaan Temu Lapang

Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu Jeruk Gerga (RGL) di

Lebong dilaksanakan pada bulan Desember 2012 di kebun jeruk petani

kooperator Kel. Rimbo Pengadang. Peserta yang diundang berjumlah 80 orang

yang terdiri dari petani jeruk dari 7 kelompok tani (Kecamatan Rimbo

Pengadang), pengusaha (swasta), petugas lapang, Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kab. Lebong, BP4K Kab. Lebong, BP3K, Lurah dan BPTP

Bengkulu.

Materi yang disampaikan pada acara Temu Lapang Peningkatan

produktivitas dan mutu Jeruk Gerga (RGL) di Lebong adalah: 1) Program

pengembangan Jeruk RGL oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebong; 2)

Dukungan BPTP Bengkulu dalam pengembangan Jeruk RGL; 3) Hasil Pengkajian

Teknologi pemangkasan dan pemupukan tanaman jeruk RGL; 4) Agribisnis jeruk

RGL Lebong dan 5) Pengalaman petani jeruk RGL. Demonstrasi yang

diperagakan adalah cara pemangkasan, pemupukan dan aplikasi teknologi

pengendalian hama utama jeruk yang mempengaruhi kualitas buah yaitu aplikasi

perangkap likat kuning dan perangkap steiner untuk hama serangga.

Pada pelaksanakan Temu Lapang tersebut, peserta menunjukkan respon

yang baik dengan memberikan perhatian penuh saat berlangsungnya acara dari

awal hingga penutupan. Petani jeruk, pengusaha, petugas lapang dan

stakeholder mendukung adanya kegiatan pengkajian dari BPTP Bengkulu. Selain

itu mereka juga mengharapkan adanya Tim Teknis yang ahli dalam budidaya

jeruk RGL yang berdomisili di sekitar wilayah Kecamatan Rimbo Pengadang.

Petugas mengharapkan adanya kajian-kajian lain tentang jeruk RGL

terutama kajian pupuk carenkali (asal Jerman) yang dinyatakan mampu

membuat buah menjadi manis. Pupuk tersebut dulu dikirim dari Medan dan

digunakan oleh pengusaha untuk meningkatkan kemanisan buah jeruk.

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

19

Pupuk tersebut kini sulit diperoleh sehingga perlu dicarikan alternatif pupuk yang

setara. Peserta Temu Lapang mengharapkan adanya pendampingan yang terus

menerus oleh BPTP Bengkulu dalam aspek teknologi agar program

pengembangan jeruk RGL di Kabupaten Lebong bisa berhasil.

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

20

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Pada kajian pemangkasan dan pemupukan tanaman jeruk RGL umur 2 tahun

di Kel. Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong, perlakuan pemberian pupuk

berdasarkan hasil analisis tanah/tanaman (dolomit 450 gr/m2, kompos 40

kg, Urea 240 gr dan NPK 1200 gr/pohon/tahun menghasilkan jumlah buah

relatif lebih banyak, baik dengan cara pemangkasan yang rutin

(rekomendasi) ataupun cara pemangkasan petani (jarang dipangkas). Cara

pemberian pupuk dengan membuat 4-5 lubang disekeliling bawah tajuk

tanaman. Jumlah buah jeruk RGL yang dihasilkan masing-masing 95 dan 133

buah.

2. Buah jeruk yang dihasilkan pada pertanaman yang dipangkas secara teratur

mempunyai kualitas yang lebih baik (warna oranye cerah).

3. Pada kajian umur petik buah optimal, pemetikan buah baru terlaksana 2 kali

yaitu umur buah 32 dan 34 minggu. Pemetikan buah akan berlangsung

hingga bulan Februari 2013. Nilai brix (tingkat kemanisan) yang diperoleh

berkisar pada nilai 11.

4. Hama penyakit yang menyerang pertanaman jeruk Gerga lebong di lokasi

pengkajian antara lain hama lalat buah, penggerek buah, peliang daun, kutu

merah, dan kutu daun. Penyakit yang ditemukan yaitu antraknose dan burik.

5. Petani, pengusaha (swasta) dan stakeholder pada saat dilaksanakannya

Temu Lapang jeruk di Kabupaten Lebong menunjukkan respon yang baik

dan mendukung adanya kegiatan pengkajian dari BPTP Bengkulu serta

mengharapkan adanya pendampingan dalam aspek teknologi agar program

pengembangan jeruk RGL bisa berhasil.

5.2. SARAN

1. Kajian pemangkasan dan pemupukan tanaman jeruk RGL perlu dilanjutkan

hingga 4 kali pemupukan (1 tahun) untuk memperoleh dosis pupuk tanaman

umur 2 hingga 3 tahun agar tanaman dapat mencapai produktivitas optimal.

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

21

2. Kajian saat petik buah jeruk RGL yang optimal akan diteruskan hingga

pemetikan buah yang ke-7 (bulan Februari 2013) untuk memperoleh umur

buah yang tepat (kualitas buah terbaik).

3. Kajian-kajian lain tentang jeruk RGL masih diperlukan terutama untuk

meningkatkan kualitas buah, antara lain aplikasi pupuk Carenkali yang

diduga dapat meningkatkan kemanisan buah.

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

22

VI. KINERJA HASIL

Dari hasil pengkajian teknologi pembungaan dan pembuahan jeruk RGL di

Lebong diperoleh beberapa komponen teknologi yang dapat meningkatkan

kuantitas maupun kualitas buah jeruk RGL di Lebong. Dengan pemupukan

berdasarkan hasil analisis tanah dan tanaman dan pemangkasan yang teratur

dapat diperoleh jumlah buah yang lebih banyak dan penampilan buah yang

menarik (warna oranye cerah) sehingga diharapkan harga jual menjadi lebih

tinggi dan keuntungan sekaligus pendapatan petani meningkat.

Pelaksanaan kajian saat petik buah jeruk optimal masih berlangsung

(baru 2 kali pemetikan buah dari total 7 kali pemetikan) sehingga hingga akhir

Desember 2012 belum dapat disimpulkan umur buah yang tepat untuk

menghasilkan kualitas buah yang terbaik.

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

23

VII. DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang, 2005. Prospek dan arah pengembangan Agribisnis jeruk. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian.

BPS. 2010. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu.

Loka Penelitian Jeruk dan Hortikultura Subtropik. 2003. Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat, Strategi Pengendalian Penyakit CVPD. Puslitbang Hortikultura.

Muhammad, H. dan Idaryani. 2009. http://sulsel.litbang.deptan.go.id/Metode penentuan kebutuhan hara pada tanaman jeruk, diakses tanggal 7 April 2011.

Purnomosidhi P, Suparman, JM Roshetko dan Mulawarman. 2007. Perbanyakan dan budidaya tanaman buah-buahan: durian, mangga, jeruk, melinjo, dan sawo. Pedoman lapang, edisi kedua. World groforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International. Bogor, Indonesia.42p.

Puslitbang Hortikultura, 2003. Pedoman umum penelitian dan pengkajian penerapan perbaikan pengelolaan tanaman (PTT) jeruk. 11 hlm

Retno Pangestuti dan Arry Supriyanto. 2009. http://www.bsn.go.id/bsn success story.php?id= 1337. Jurnal Standardisasi Vol 11 No.2 Tahun 2009. Badan Standardisasi Nasional. Iakses tanggal 27 Oktober 2011.

Sutopo, 2010. http://kcpri.go.id/ Teknologi budidaya jeruk sehat, diakses tanggal 9 April 2011.

Suwantoro, B., 2010. Mengenal jeruk rimau gerga lebong lebih dekat. Balai benih hortikultura Rimbo Pengadang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong .

Tirtawidjaja, S. & R. Suharsojo. 1990. Penyakit CVPD merupakan bahaya laten bagi tanaman jeruk di Indonesia. Perlindungan Tanaman Menunjang Terwujudnya Pertanian Tangguh dan Kelestarian Lingkungan. PT. Agricon. hlm 299 – 310.

Wirawan, I.G.P. 2000. Isolasi Resisten terhadap CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) dengan Metode Transformasi Menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Laporan Riset Unggulan Terpadu V. Universitas Udayana. Denpasar.

Wirawan, I. G. P. 2001. Bioteknologi Menjawab Tantangan Pembangunan Berbasis Teknologi. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Universitas Udayana. Universitas Udayana. Denpasar.

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

24

Lampiran 1 . Hasil analisis tanah sebelum dan setelah pemberian kapur dan kompos pada lahan pengkajian jeruk Gerga di Desa Rimbo Pengadang tahun 2012

NO KODE KA

HCl 25%

TEKSTUR EKSTRAK 1:5 TERHADAP CONTOH TANAH KERING 105C

PASIR DEBU LIAT pH BAHAN ORGANIK BRAY 1 NILAI TUKAR KATION (NH4ACETAT 1N, pH7)

P K -------------%--------------

H2O KCl C N P K K-dd Na-dd Ca-dd Mg-dd KTK

% mg 100g -1

----%----- ppm ----- me/100 gr ------

Hasil analisis sampel tanah pertama atau sebelun perlakuan pemupukan

1 0 – 20 cm 12.90 16.27 6.38 - - - 3.92 3.89 - 0.09 9.87 - 0.20 - 1.95 0.09 36,68

2 20 – 40 cm 13.80 28.57 4.42 - - - 3.75 3.14 - 0.05 8.84 - 0.13 - 1.48 0.07 27.02

Hasil analisis sampel tanah setelah perlakuan pemupukan menggunakan kapur dan kompos

1 0 – 20 cm 12.28 8.98 7.77 - - - 4.48 3.94 - 0.73 16.26 - 0.26 - 0.04 1.08 37.14

2 20 – 40 cm 13.04 8.11 7.50 - - - 4.29 3.96 - 0.51 1.05 - 0.16 - 0.03 0.73 27.02

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

25

Lampiran 2 . Hasil analisis tanaman pada pengkajian jeruk Gerga di Desa Rimbo Pengadang tahun 2012

No Nama Contoh

Terhadap Contoh Asal

Kadar Air N P K Ca Mg Na Fe Mn Cu Zn B

Daun jeruk

% % ppm

1 0 0.29 0.16 - 1.16 0.33 - 145 105 9 22

2 Buah jeruk 85,05 9,25 0,01 0,15 0,16 0,01 0,6 2 4 0,4 0,2 2

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

26

Lampiran 3 . Kriteria kecukupan hara jeruk berdasarkan konsentrasinya dalam daun

Unsur hara Konsentrasi kritis dalam daun

Kahat Optimum Berlebih

Hara makro (%)

Nitrogen (N) < 2.4 2.4-2.6 > 3.0

Fosfor (P) < 0.10 0.14-0.16 > 0.25

Kalium (K) < 0.7 0.9-1.2 > 1.7

Kalsium (Ca) < 2.5 3.0-6.0 > 7.0

Magnesium (Mg) < 0.16 0.25-6.0 > 1.2

Sulfur (S) < 0.14 0.2-0.4 > 0.5

Natrium (Na) - < 0.16 > 0.25

Klor (Cl) - < 0.3 > 0.7

Hara mikro (ppm)

Mangan (Mn) < 16 25-200 > 300

Besi (Fe) < 36 60-120 > 200

Seng (Zn) < 16 25-100 > 300

Tembaga (Cu) < 3.6 5-10 > 15

Boron (B) < 15 30-100 > 250

Sumber : Anonim (2004)

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

27

Lampiran 4. Curah Hujan di Kecamatan Rimbo Pengadang tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

N0

BULAN

TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012

JUMLAH mm³

JUMLAH HARI

JUMLAH mm³

JUMLAH HARI

JUMLAH mm³

JUMLAH HARI

JUMLAH mm³

JUMLAH HARI

JUMLAH mm³

JUMLAH HARI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 JANUARI 395 23 480 23 697 27 138 18 89 15

2 FEBRUARI 305 19 108 19 180 12 159 12 284 20

3 MARET 241 22 150 18 204 17 271 17 159 13

4 APRIL 186 18 245 19 229 22 293 19 407 26

5 MEI 312 18 177 14 174 18 63 12 270 15

6 JUNI 343 18 244 17 139 13 203 16 131 10

7 JULI 258 14 163 14 142 16 83 12 136 15

8 AGUSTUS 115 15 10 2 187 12 326 18 30,5 6

9 SEPTEMBER 141 15 42 8 228 16 250 24 84,5 7

10 OKTOBER 418 22 26 2 391 23 236 20 161,5 9

11 NOPEMBER 515 21 153 19 304 20 298 22

12 DESEMBER 283 22 300 22 135 22 426 28

Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

28

Lampiran 5. Analisa Usahatani Jeruk RGL di Lebong

ANALISIS USAHATANI JERUK GERGA LEBONG

1. Biaya yang dikeluarkan untuk 325 batang Jeruk Gerga pada tahun pertama

adalah sebesar Rp. 34.148.700,-.

Terdiri dari :

a. Bibit (325 batang) = Rp. 16.250.000,-

b. Pupuk (Organik, Urea, & NPK Phonska) = Rp. 11.548.700,-

c. Pestisida = Rp. 4.105.000,-

d. Tenaga Kerja = Rp. 6.350.000,-

2. Biaya yang dikeluarkan untuk 325 batang Jeruk Gerga pada tahun kedua

lebih kecil dibandingkan dengan biaya pada tahun pertama, yaitu sebesar

Rp. 19.014.400,-. Biaya untuk pembelian bibit serta tenaga kerja pada saat

pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam tidak dimasukkan lagi pada

tahun kedua. Biaya usahatani Jeruk Gerga di tahun kedua, terdiri dari :

a. Pupuk (Organik, Urea, & NPK Phonska) = Rp. 13.264.400,-

b. Pestisida = Rp. 4.105.000,-

c. Tenaga Kerja = Rp. 5.750.000,-

3. Pemanenan sudah bisa dilakukan pada saat Jeruk Gerga berumur 2 tahun.

Produksi rata-rata 5 kg dengan harga jual di tingkat petani Rp. 30.000/kg.

Sehingga, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh adalah sebesar Rp.

48.750.000,- dan Rp. 29.735.600,-. Petani diasumsikan memperoleh

keuntungan pada tahun kedua, dengan nilai R/C dan B/C adalah 2,56 dan

1,56. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Usahatani Jeruk Gerga layak dari

segi ekonomi (nilai R/C dan B/C usahatani Jeruk Gerga > 1).

4. Dihitung secara keseluruhan, dari tahun pertama (memulai usahatani) hingga

tahun kedua (panen awal), penerimaan yang diterima belum menutupi modal

(total biaya) yang dikeluarkan dengan selisih Rp. 4.413.100,-. Namun,

selisih tersebut akan tertutupi dengan penerimaan pada tahun berikutnya

(tahun ketiga).

Page 39: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

29

Gambar 1. Pertemuan tim pengkajian BPTP dengan petugas lapang dan petani

Gambar 2. Pengambilan contoh tanah untuk analisis di laboratorium

Lampiran 6. Rangkaian Foto Kegiatan Pengkajian teknologi pembungaan dan pembuahan jeruk RGL di Lebong

Page 40: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

30

Gambar 4. Pemasangan papan perlakuan

Gambar 3. Tim pengkajian jeruk BPTP, PPL dan petani jeruk (kooperator)

Page 41: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

31

Gambar 6. Pemangkasan pemeliharaan tanaman jeruk RGL

Gambar 5. Pembuatan kompos dengan bahan dasar kotoran sapi

Page 42: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

32

Gambar 7. Pembuatan lubang di sekeliling bawah tajuk

tanaman

Gambar 8. Pemupukan tanaman jeruk RGL

Page 43: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

33

Gambar 9. Pemasangan perangkap likat kuning untuk hama serangga

Gambar 10. Pengamatan vegetatif tanaman jeruk RGL

Page 44: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

34

Gambar 12. Peserta Temu Lapang Jeruk RGL di Kel.

Rimbo Pengadang

Gambar 11. Pembukaan acara Temu Lapang Jeruk RGL di

Kel. Rimbo Pengadang

Page 45: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

35

Gambar 13. Keragaan tanaman jeruk RGL umur 3 tahun

dengan aplikasi pupuk berdasarkan hasil

analisis tanah/tanaman

Gambar 14. Keragaan tanaman jeruk RGL umur 7 tahunpada

kajian umur petik optimal

Page 46: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

36

Lampiran 7. Laporan Pelaksanaan Temu Lapang

LAPORAN PELAKSANAAN

TEMU LAPANG

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU

JERUK GERGA (RGL) DI LEBONG

MELALUI PEMANGKASAN DAN PEMUPUKAN

BENGKULU, 4 Desember 2012

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2012

Page 47: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

37

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

Laporan Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu Jeruk Gerga (RGL) di

Lebong melalui pemangkasan dan pemupukan telah tersusun.

Kegiatan Temu Lapang ini merupakan salah satu kegiatan dalam

Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong.

Laporan ini berisi rangkaian acara yang telah dilakukan selama pelaksanaan

kegiatan Temu Lapang di Kel. Rimbo Pengadang, Kec. Rimbo Pengadang,

Kabupaten Lebong.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut

berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini. Semoga Laporan ini

bermanfaat.

Mengetahui:

Bengkulu, Desember 2012

Penanggung Jawab,

Ir. Sri Suryani M.Rambe, M.Agr Nip. 19630805 198705 2 007

Page 48: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

38

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

DAFTAR TABEL.................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v

I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Tujuan......................................................................................... 1

II. METODE PELAKSANAAN . ................................................................... 2

3.1. Lokasi dan Waktu........................................................................ 2

3.2. Materi Temu Lapang.................................................................... 2

3.3. Peserta Temu Lapang.................................................................. 2

III. PELAKSANAAN TEMU LAPANG............................................................ 4

3.1. Pendaftaran................................................................................ 4

3.2. Acara Pembukaan........................................................................ 4

3.3. Penyampaian Materi Temu Lapang ............................................... 5

3.4. Diskusi......................................................................................... 7

3.5. Demonstrasi pemangkasan, pemupukan dan penggunaan

Perangkap................................................................................... 8

3.6. Penutupan.................................................................................... 9

IV. PENUTUP........................................................................................... 10

LAMPIRAN.............................................................................................. 11

Page 49: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

39

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

9. Peserta Temu Lapang Jeruk Gerga di Lebong Tahun 2012.................................................................... 3

Page 50: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

40

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

8. Surat Perintah Tugas Kepala BPTP Bengkulu tentang Temu Lapang................................................................................... 11

9. Jadwal Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu jeruk Gerga Lebong (RGL)....................................................... 12

10. Rangkaian Foto Kegiatan Pengkajian pembungaan dan pembuahan jeruk Gerga lebong di Provinsi Bengkulu.................. 13

Page 51: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu jenis jeruk yang dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah jeruk

Gerga Lebong (tahun 2012 telah didaftarkan sebagai jeruk varietas RGL). Jeruk

tersebut merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong karena mempunyai

keunggulan kompetitif, yaitu buahnya berwarna kuning-orange dan berbuah

sepanjang tahun. Pemda Lebong didukung oleh Dirjen hortikultura sedang

mengembangkan komoditas jeruk RGL di Kecamatan Rimbo Pengadang menjadi

kawasan agribisnis hortikultura khususnya jeruk.

Dalam usahatani jeruk RGL masih ditemui beberapa hambatan antara lain

produktivitas yang beragam, mutu buah rendah seperti kulit buah burik, kotor, tidak

mulus, warna buah tidak menarik/pucat, rasa buah beragam, dan sebagainya.

Pengkajian pemangkasan dan pemupukan jeruk RGL untuk memperoleh komponen

teknologi spesifik lokasi telah dilakukan untuk mencapai produktivitas yang optimal,

penampilan dan mutu/kualitas buah yang tinggi. Hasil kajian tersebut perlu

disampaikan kepada pengguna.

1. 2. Tujuan

Tujuan Temu Lapang untuk menyampaikan konsep peningkatan produktivitas

dan mutu buah jeruk RGL melalui pemangkasan dan pemupukan agar pengguna dapat

memahami dan mau menerapkan komponen teknologi budidaya jeruk RGL.

Page 52: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

II. METODE PELAKSANAAN

2.1. Dasar Pelaksanaan

Kegiatan Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu Jeruk Gerga (RGL)

di Lebong melalui pemangkasan dan pemupukan dilaksanakan berdasarkan Surat

Perintah Tugas (SPT) Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu tanggal

26 November No.3011/KP.340/I.12.4/11/2012 (Lampiran 1). Kegiatan Temu Lapang

ini merupakan bagian dari kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan

Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong.

2.2. Lokasi dan Waktu

Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu Jeruk Gerga (RGL) di Lebong

melalui pemangkasan dan pemupukan dilaksanakan di kebun jeruk RGL di Kelurahan

Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong tanggal 4

Desember 2012.

2.3. Materi Temu Lapang

Materi yang disampaikan pada acara Temu Lapang Jeruk adalah:

1) Program pengembangan Jeruk RGL oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten

Lebong

2) Dukungan BPTP Bengkulu dalam pengembangan Jeruk RGL

3) Hasil Pengkajian Teknologi pemangkasan dan pemupukan tanaman jeruk RGL

4) Agribisnis jeruk RGL Lebong dan

5) Pengalaman petani jeruk RGL.

Acara dilanjutkan dengan demonstrasi pemangkasan, pemupukan dan

penerapan teknologi pengendalian hama utama jeruk yang mempengaruhi kualitas

buah yaitu aplikasi perangkap likat kuning dan perangkap steiner untuk hama

serangga.

2.4. Peserta Temu Lapang

Peserta Temu Lapang Jeruk RGL tanggal 4 Desember 2012 di Kelurahan Rimbo

Pengadang disajikan pada Tabel 1.

Page 53: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

Tabel 1. Peserta Temu Lapang Jeruk Gerga di Lebong Tahun 2012

No. Instansi Jumlah (orang)

1 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lebong dan

BP4K Kab. Lebong

5

2 BPTP Bengkulu 8

3 Korluh, PPK, PPL, Lurah Rimbo Pengadang 6

4 Petani Jeruk 61

Jumlah 80

Page 54: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

III. PELAKSANAAN TEMU LAPANG

3.1. Pendaftaran Peserta

Sebelum acara dimulai, dilakukan registrasi peserta. Peserta yang hadir

berjumlah sekitar 80 orang yang terdiri dari petani kelompok Tani Rimba Lestari Kel.

Rimbo Pengadang dan petani dari 6 kelompok tani jeruk lainnya yang berasal dari Kel.

Rimbo Pengadang dan desa sekitarnya di Kecamatan Rimbo Pengadang, petugas

lapang (PPL, PPK, Kepala balai Benih Hortikultura), Lurah Rimbo Pengadang, pejabat

dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lebong, Kepala Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kab. Lebong dan rombongan,

pengusaha/swasta dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

3.2. Acara Pembukaan

Kata sambutan Kepala BPTP Bengkulu yang diwakili oleh Wilda Mikasari, STP,

MSi mengawali acara pembukaan Temu lapang. Beliau menyampaikan permohonan

maaf dari Kepala BPTP Bengkulu karena tidak bisa hadir pada kegiatan temu lapang

ini. BPTP Bengkulu merupakan UPT dari Badan Litbang Pertanian dengan tupoksi

antara lain melakukan pengkajian yang menghasilkan teknologi spesifik lokasi.

Teknologi yang dicari adalah teknologi yang paling mudah dan murah yang bisa

diterapkan petani. BPTP harus merespon permintaan dinas arau instansi terkait antara

lain pengkajian Jeruk RGL. Dalam melaksanakan pengkajian, BPTP Bengkulu selalu

berkonsultasi dengan Pusat Penelitian Hortikultura, Balai Penelitian Jeruk dan

Tanaman Sub Tropika maupun Balai Penelitian Tanah. BPTP selalu melaksanakan

temu lapang pada kegiatan pengkajian yang telah dilakukan. Temu Lapang

dilaksanakan di Kabupaten Lebong, karena adanya kegiatan pengkajian Teknologi

Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga di Desa Rimbo Pengadang. Hasil kajian

yang telah diperoleh wajib di diseminasikan kepada petani kooperator dan petani

sekitarnya, petugas lapang dan stakeholder dengan tujuan untuk meningkatkan

pengetahuan serta dapat memotivasi petani. Teknologi yang diperoleh diharapkan

dapat tersampaikan dan diterapkan oleh petani sehingga produktivitas jeruk RGL

dapat ditingkatkan.

Selanjutnya Kepala BP4K menyampaikan kata sambutan yang intinya adalah

bahwa kegiatan pengkajian teknologi pembungaan dan pembuahan Jeruk RGL ini

adalah untuk menjaga mutu/kualitas buah sehingga dapat bersaing di pasar serta

Page 55: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

meningkatkan produktivitas jeruk RGL karena jeruk RGL sudah dikenal di luar provinsi,

menjadi salah satu komoditas unggulan dan diharapkan dapat menjadi kecamatan

agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong. Temu lapang ini diharapkan dapat memajukan

kelompok tani, merubah perilaku petani tentang teknologi budidaya jeruk. Setelah

menyampaikan kata sambutannya, beliau membuka acara Temu Lapang.

3.3. Penyampaian Materi Temu Lapang

Materi pertama adalah Program Pengembangan Jeruk Gerga (RGL) di

Kabupatenn Lebong oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Lebong yang diwakili oleh Adil Tarigan, SP. Beliau menyampaikan bahwa tanaman

jeruk RGL yang sudah berproduksi di Kecamatan Rimbo Pengadang sekitar 60 ha yang

terdiri dari 40 ha milik pengusaha dan 20 ha kebun petani (Maharani dan Syamsul).

Pada tahun 2011, telah dilakukan pengembangan pertanaman jeruk RGL seluas 100

ha. Tahun 2012 juga seluas 100 ha, dan pada tahun 2013, direncanakan

diprogramkan seluas 200 ha untuk wilayah Desa Rimbo Pengadang dan Tapus.

Sekarang sudah masuk pada tahap CPCL. Program ini, didukung secara antusias oleh

Pemda Lebong, Dirjen Hortikultura maupun masyarakat Lebong secara (baik teknis

maupun non teknis) sehingga diharapkan dapat terlaksana dengan baik serta dapat

bermanfaat bagi petani. Program ini adalah dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

Direncanakan akan ada tanaman sela (tumpang sari) Jeruk RGL dengan tanaman

rempah-rempahan (seperti jahe, kunyit, dan kencur) serta tanaman pisang.

Materi kedua adalah Peluang agribisnis Jeruk RGL yang disampaikan oleh

pengusaha jeruk (Selviana). Beliau sudah berpengalaman selama 7 tahun dalam

berusahatani jeruk RGL. Pemasaran Jeruk RGL sudah sampai ke pusat dan wilayah

lainnya seperti Maluku dan Kalimantan. Melalui program pengembangan agribisnis

Jeruk RGL ini, petani diharapkan dapat berkerjasama dengan baik, untuk kepentingan

dan kesejahteraan bersama. Yang harus diingat bersama adalah bahwa usahatani

Jeruk RGL ini membutuhkan kedisiplinan dan ketekunan dalam pelaksanaannya. Kunci

keberhasilan agribisnis hortikultura adalah kerja keras, serius, disiplin, jangan putus

asa dan mau berkorban. Beliau mengharapkan bimbingan dan pendampingan dari

BPTP Bengkulu. Demikian juga dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, BP4K

Kabupaten Lebong dan instansi terkait diharapkan dapat terus berlangsung, sehingga

usahatani Jeruk RGL di wilayah ini dapat semakin berhasil.

Page 56: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

Materi ketiga adalah pengalaman petani dalam berusahatani jeruk RGL yang

dibawakan oleh petani kooperator (Pak Maharani). Beliau menyampaikan sejarah

Jeruk RGL yang berasal dari Isarel dan dibawa orang Thailand ke negaranya. Lalu

ditanam di Brastagi Sumatera Utara, lalu dibawa ke Bengkulu. Petani tersebut sudah

berpengalaman selama 6 tahun dalam usahatani Jeruk RGL ini. Beliau menyatakan

bahwa Jeruk RGL sesuai untuk dibudidayakan di Kelurahan Rimbo Pengadang dan

Desa Tapus karena cocok dengan daerah yang tinggi dengan suhu rata-rata 19-290 C.

Dari umur 0-2 tahun, usahatani Jeruk RGL membutuhkan biaya yang cukup besar.

Budidaya Jeruk RGL tidak terlalu susah jika dipelihara dengan sebaik-baiknya dan

tentunya adanya dukungan dari pihak BPTP.

Materi keempat adalah Dukungan BPTP terhadap pengembangan Jeruk RGL

yang disampaikan oleh Wilda Mikasari, STP, MSi yang mewakili Kepala BPTP Bengkulu.

Beliau menyampaikan bahwa BPTP merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari

Badan Litbang Pertanian dan ada di setiap provinsi di Indonesia. BPTP memiliki tupoksi

menghasilkan teknologi spesifik lokasi serta mendiseminasikan hasil pengkajian

spesifik lokasi yang efektif dan efisien kepada pengguna serta dapat diterapkan oleh

petani. Pemilihan komoditas Jeruk RGL dikarenakan Jeruk RGL merupakan salah satu

komoditi unggulan di Kabupaten Lebong. BPTP bekerjasama dengan Balitjestro dan

puslit lainnya serta instansi terkait untuk meningkatkan teknologi budidaya di tingkat

petani. BPTP memberikan dukungan teknologi dan Dinas dalam bentuk dana.

Materi yang terakhir adalah Hasil Pengkajian Teknologi Pembungaan dan

Pembuahan Jeruk Gerga (RGL) yang disampaikan oleh Ir. Sri Suryani M. Rambe,M.Agr.

Dalam pelaksanaan pengkajian selama 8 bulan pada tahun 2012 telah dilakukan 2 kali

pemupukan tanaman jeruk. Terdapat pengaruh pemupukan terhadap jumlah buah

jeruk. Dosis pemupukan berdasarkan analisis tanah/tanaman (Dolomit, kompos, 120

gr Urea dan 1200 gr NPK/pohon/tahun yang diberikan setiap 3 bulan), baik dengan

pemangkasan rekomendasi ataupun cara petani menghasilkan jumlah jeruk yang lebih

banyak yaitu berkisar 95 s/d 133 buah. Pengaruh pemangkasan yang teratur terlihat

pada penampilan buah.Buah-buah dengan pemangkasan rekomendasi lebih cerah

warnanya dibandingkan tanaman yang jarang dipangkas yang terlihat berwarna pucat.

Diharapkan petani dapat menerapkan teknologi tersebut di lahannya masing-masing.

Disarankan agar petani membandingkannya dengan cara sebelumnya yang pernah

dilakukan untuk melihat perbedaan hasilnya.

Page 57: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

3.4. Diskusi

Acara diskusi dipandu oleh Drs. Afrizon,MSi dari BPTP Bengkulu. Peserta Temu

Lapang aktif bertanya. Penanya pertama adalah Bustami (Rimbo Pengadang).

Pertama-tama beliau menyampaikan apresiasi kepada Pak Maharani, petani

kooperator karena terobosan yang dilakukan untuk pengembangan jeruk RGL.

Pertanyaan dan tanggapannya adalah 1) berapa kebutuhan biaya usahatani Jeruk RGL

per tahun; 2) mohon dukungan dari Pemda dan BPTP dalam pengembangan Jeruk

RGL; dan 3) petani masih menggunakan teknik sederhana, dan adakah dukungan dari

pemerintah untuk teknologinya? Penanya kedua adalah Hason (Ketua Kelompok Tani

Maju Bersama). Tanggapannya yaitu 1). Pengalaman berusahatani Jeruk RGL sudah 1

tahun dan baru mengenal tentang pemangkasan. Bagaimana teknis di lapangannya?;

2) secara teknis dan ekonomi usahatani jeruk belum terjangkau petani , karena dalam

1 tahun biaya untuk berusahatani jeruk RGL sudah mencapai 16 juta. Penanya ketiga

adalah Ariyanto (Rimbo Pengadang). Beliau sangat mengharapkan bantuan teknologi

dari BPTP Bengkulu. Pertanyaannya adalah 1) bagaimana cara mengendalikan hama

pada tanaman jeruk tanpa menggunakan pestisida; 2) diharapkan ada tim teknis yang

mendampingi budidaya jeruk yang tinggal dekat dengan lokasi atau dengan Desa

Rimbo Pengadang.

Pemateri menjawab pertanyaan ketiga penanya. Pak Maharani menyatakan

bahwa biaya usahatani Jeruk RGL pada saat tanaman berumur 0-1 tahun adalah Rp.

90.000/batang. Tahun ke 2, Rp. 180.000/batang. Tahun ke 3, Rp. 300.000/batang/

tahun. Sampai dengan tahun ke 5, pendapatan yang diperoleh belum mencukupi

pengeluaran yang telah dilakukan. Pendapatan yang diperoleh diputar atau dijadikan

modal kembali untuk pemeliharaan tanaman. Pada saat tanaman berumur 6-8 tahun,

sudah ada keuntungan yang diperoleh. Pemangkasan perlu dilakukan. Pemangkasan

petani baru dilakukan pada saat tanaman berumur 2 tahun dan seterusnya.

Pengusaha (Selviana) menyampaikan bahwa kunci dari keberhasilan usahatani jeruk

adalah berani berkorban. Pemupukan yang dilakukan harus sesuai dengan

rekomendasi, pemangkasan perlu dilakukan dan harus dilakukan tepat pada waktunya

agar tajuknya tidak bersinggungan. Pada umur tanaman jeruk RGL 7 tahun,

bunga/buahnya dua kali lipat daripada jeruk siam.

Dari BPTP Bengkulu (Sri Suryani M. Rambe) menyatakan bahwa petani bisa

membandingkan dan melihat sendiri hasilnya, antara tanaman yang dipangkas dengan

yang tidak. Buah yang berwarna oranye cerah diperoleh pada tanaman yang

Page 58: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

dipangkas teratur sesuai rekomendasi, sedangkan buah yang pucat (penampilan

kurang menarik) dihasilkan pada tanaman yang jarang dipangkas. BPTP Bengkulu

siap memberi dukungan dalam aspek teknologi.

Ahli hama penyakit tanaman BPTP Bengkulu (Kusmea Dinata) menyampaikan

bahwa pengendalian hama tanaman jeruk dapat dilakukan dengan pengendalian hama

terpadu. Penggunaan benih yang bebas penyakit, pemeliharaan tanaman seperti

pemangkasan dan pemupukan sesuai rekomendasi, penggunaan perangkap likat

kuning dan perangkap steiner untuk pengendalian hama penggerek buah dan lalat

buah. Penggunaan pestisida harus dilakukan secara bijaksana, tepat waktu dan dosis

dengan melakukan monitoring terhadap populasi dan gejala serangan di lapangan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong menyarankan

agar dari BP4K dapat memprogramkan petugas/penyuluh secara khusus untuk

mendampingi petani jeruk di Desa Rimbo Pengadang. Dinas juga sudah membuat

program studi banding petugas yang berkaitan dengan pengembangan jeruk ke

daerah sentra produksi jeruk. Kepala Balai Benih Induk Hortikultura Kabupaten Lebong

(Bambang Suwantoro) menyampaikan bahwa pada tahun 2013, rencananya Balit

Jestro akan melakukan pendampingan SOP (Standar Operasional Prosedur) langsung

di lapangan. Perlu penelitian khusus tentang pupuk Karenkali yang digunakan pemilik

kebun swasta almarhum Gelora yang bisa menyebabkan buah menjadi manis.Pupuk

ini sukar didapat sehingga perlu ada alternatif pupuk lainnya.

Kepala BP4K Kabupaten Lebong menyatakan bahwa tupoksi penyuluh adalah

melakukan pendampingan. Permasalahan yang ada di lapangan, akan dicari solusinya

ke BP4K ataupun ke BPTP Bengkulu.

Setelah diskusi, peserta Temu Lapang mengikuti acara demonstrasi yang

diperagakan oleh Tim dari BPTP Bengkulu.

3.5. Demonstrasi pemangkasan, pemupukan dan penggunaan perangkap

Materi demonstrasi cara yang dilakukan adalah aspek-aspek yang berkaitan

dengan peningkatan kuantitas dan kualitas/penampilan buah. Demonstrasi

pemangkasan dilaksanakan agar peserta memahami cara memangkas yang baik,

bagian-bagian tanaman yang perlu dipangkas dan pengaruh pemangkasan terhadap

penampilan buah. Demonstrasi cara memupuk yang baik dilakukan agar peserta

memahami cara memupuk dengan membuat 4 - 5 lubang disekeliling tanaman

dibawah tajuk terluar. Demonstrasi penggunaan perangkap likat kuning dan

Page 59: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

perangkap steiner untuk menangkap hama serangga seperti lalat buah dan penggerek

buah.

Peserta Temu Lapang mengikuti acara dengan seksama baik karena sebagian

besar peserta belum memahami dan menerapkan cara pemangkasan dan pemupukan

yang benar dan belum menggunakan perangkap hama dalam mengendalikan

serangga hama.

3.6. Acara Penutupan

Setelah melakukan demonstrasi serta diskusi maka acara Temu Lapang berakhir.

Saat penutupan terlihat bahwa peserta masih lengkap dan tetap bersemangat. Acara

Temu Lapang ditutup oleh Kepala BP4K Kabupaten Lebong.

Page 60: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

IV. PENUTUP

Kegiatan Temu Lapang berjalan dengan lancar dengan jumlah peserta 80 orang.

Semua acara dapat terlaksana dan respon petani, petugas lapang, pengusaha maupun

stakeholder sangat baik. Keberadaan BPTP Bengkulu sangat diharapkan dalam mendukung

pengembangan tanaman jeruk RGL di Kabupaten Lebong.

Page 61: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

Lampiran 1. Surat Perintah Tugas Kepala BPTP Bengkulu tentang Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu Jeruk Gerga (RGL) di Lebong melalui pemangkasan dan pemupukan

SURAT PERINTAH TUGAS

Nomor : 3011/KP.340/I.12.4/11/2012

I. Dasar

1. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor : 2174/018-

09.2.01/08/2012 tanggal 9 Desember 2011.

2. Surat Keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Nomor

74/Kpts/.KP.440/I.12.9/01/12 tanggal 6 Januari 2012, tentang Pengangkatan

Penanggung Jawab dan Anggota Tim Pengkajian dan Diseminasi Tahun 2012.

II. Menugaskan Kepada :

No. Nama Uraian Tugas

1. Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP Pengarah

2. Ir. Sri Suryani M Rambe, M.Agr Penanggung Jawab kegiatan

3. Kusmea Dinata, SP Ketua Pelaksana

4. Irma Calista, ST Sekretaris

5. Drs. Afrizon, MSi Urusan Umum

6. Lina Ivanti, STP Urusan Materi

7. Bunaiyah Honorita, SP Anggota Urusan Materi

8. Ina Hartati Urusan Keuangan

9. Robiyanto Urusan Perlengkapan

III. Melaksanakan Temu lapang kegiatan Pengkajian Pembungaan dan Pembuahan Jeruk

Gerga Lebong yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2012.

Surat Perintah Tugas ini berlaku sejak diterbitkan sampai selesai pelaksanaan dan

penyusunan laporan Temu Lapang ini.

Demikian Surat Perintah Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung

jawab.

Bengkulu, 27 November 2012

Page 62: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

Lampiran 2. Jadwal Temu Lapang Peningkatan produktivitas dan mutu jeruk Gerga Lebong (RGL)

Tanggal : 4 Desember 2012

NO. WAKTU/JAM URAIAN NARASUMBER KETERANGAN

1 09.00 - 10.00 Pendaftaran peserta Panitia

2 10.00 – 10.45 Pembukaan

3 10.45 - 11.15 Program pengembangan Jeruk Gerga (RGL)

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebong

4 11.15 – 11.45 Peluang agribisnis Jeruk RGL Pengusaha swasta

5 11.45 – 12.15 Pengalaman petani berusahatani jeruk Petani jeruk

6 12.15 - 12.45 Dukungan BPTP Bengkulu dalam pengembangan Jeruk RGL

Kepala BPTP Bengkulu

7 12.45 – 13.15 Ishoma

Panitia

8 13.15 – 14.15

Hasil Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga (RGL)

BPTP Bengkulu

9 14.15 – 15.15 Demo dan Diskusi BPTP Bengkulu

10 15.15 - Selesai Penutupan Kepala BP4K Kab. Lebong Panitia

Page 63: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

53

Peserta Temu Lapang Jeruk di Kel. Rimbo Pengadang

Peserta Temu Lapang Jeruk di Kel. Rimbo Pengadang

Acara pembukaan Temu Lapang Jeruk RGL di Kel.Rimbo Pengadang tanggal 4 Desember 2012

Sambutan Kepala BPTP Bengkulu yang diwakili oleh Wilda Mikasari, SPT,MSi pada acara pembukaan Temu Lapang Jeruk di Kel.Rimbo Pengadang

Pengusaha (Selviana) sedang menyampaikan peluang agribisnis jeruk RGL pada Temu Lapang Jeruk

Sambutan Kepala BP4K Kab.Lebong, Syapiul Kolbi, SP pada acaraTemu Lapang Jeruk di Kel.Rimbo Pengadang

Lampiran 3. Rangkaian kegiatan temu lapang jeruk gerga (RGL) di Kabupaten Lebong

Page 64: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 - Kementerian Pertanianbengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/dokumen... · Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan

Petani jeruk dari Kel. Rimbo Pengadang mengajukan pertanyaan saat acara diskusi

Demonstrasi cara pemupukan yang dipandu oleh Ir. Sri Suryani M.R., M.Agr dari BPTP Bengkulu

Demonstrasi aplikasi perangkap hama yang diperagakan oleh Kusmea Dinata, SP dari BPTP Bengkulu

Demonstrasi cara pemangkasan yang diperagakan oleh Robiyanto dari BPTP Bengkulu