34
i LAPORAN AKHIR TAHUN 2013 PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN SOLOK Buharman B. Ade Subarna Zulifwadi Nieldalina BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

i

LAPORAN AKHIR TAHUN 2013

PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN SOLOK

Buharman B. Ade Subarna

Zulifwadi Nieldalina

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2013

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pendampingan SL-PTT Padi Jagung dan Kedelai di Provinsi Sumatera Barat

2. Judul Kegiatan : Pendampingan Kegiatan SL-PTT Padi Sawah di Kabupaten

3. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

4. Alamat Unit Kerja : Jl. Raya Padang-Solok, Km 40 Sukarami, Solok

5. Penanggung Jawab a. Nama : Ir. Buharman B., MS b. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya /IV/e

6. Jangka Waktu : 1 tahun

7. Biaya : Rp 39.900.000

(Tiga puluh sembilan juta sembilan ratus ribu rupiah).

Penanggung Jawab RDHP

Ir. Buharman B., MS NIP. 19530812198303.1.001

Mengetahui, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc

NIP. 19600503 198603 1 001

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

iii

KATA PENGANTAR Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) pada

padi sawah di Kabupaten Solok Tahun 2013 dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti

pelatihan petugas, narasumber, publikasi, display varietas unggul baru (VUB), dan temu

lapang. Khusus untuk kegiatan display VUB lebih lokasinya difokuskan pada kawasan

Gunung Talang (terdiri dari Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan Bukit Sundi)

sebagai kawasan pemantapan padi sawah di Kabupaten Solok. Sejalan dengan tahapan

perkembangan SL-PTT itu sendiri, maka kawasan Gunung Talang termasuk lokasi

pemantapan, yang mana adopsi inovasi teknologi sudah berjalan baik dan produktivitas

padi melebihi rata-rata kabupaten.

Laporan ini merupakan hasil pendampingan kegiatan selama Tahun 2013 yang

pendampingannya dilaksanakan di Kabupaten Solok. Khusus untuk Kota Solok

pendampingan tidak dilakukan, karena alokasi kegiatan SL-PTT untuk Kota Solok Tahun

2013 ini tidak ada. Data/informasi yang disajikan sesuai dengan kemajuan pelaksanaan

sampai akhir Desember 2013, terutama mencakup kegiatan koordinasi, pelatihan dan

narasumber. penyebaran media cetak/publikasi, pelaksanaan display VUB Inpari 21 dan

temu lapang.

Pada kesempatan ini Tim Pendamping SL-PTT padi sawah untuk Kabupaten dan

Kota Solok menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan kepercayaan, arahan dan saran, baik dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada petani kooperator, kelompok tani, penyuluh, petugas BPK/UPTD,

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Solok, atas bantuan dan kerjasamanya, serta kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dalam pelaksanaan pendampingan kegiatan di lapangan, sehingga

kegiatan pendampingan dapat terlaksana dengan baik dan laporan akhir tahun ini dapat

disusun.

Demikian laporan akhir tahun ini disusun untuk dapat digunakan menurut

keperluannya, dengan harapan semua permasalahan lapang dapat diselesaikan melalui

koordinasi yang baik.

Tim Pelaksana,

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

iv

DAFTAR ISI Isi Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR v

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Dasar Pertimbangan 3

1.3 Tujuan Kegiatan 4

1.4 Keluaran yang Diharapkan 4

1.5 Hasil yang Diharapkan 5

1.6 Manfaat yang Diharapkan 5

1.7 Dampak yang Diharapkan 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

BAB. III. METODOLOGI DISEMINASI 10

3.1 Display VUB Padi Sawah 10

3.2 Pelatihan petugas/petani 12

3.3 Publikasi 12

3.4 Temu Lapang 12

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pelatihan Penyuluh/Petani 4.1.2 Penyerahan media Publikasi 4.1.3 Displai VUB 4.1.4 Temu Lapang 4.1.5 Hasil Ubinan VUB Inpari 21 sistem tanam jajar legowo 5. Pembahasan

13 13 14 14 14 15 22 23

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 25

BAB VI. KINERJA KEGIATAN 26

BAB VII. DAFTAR PUSTAKA 27

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Salah satu lokasi display VUB di hamparan Keltan Banda Alin, Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi.

15

2. Panen perdana dan demonstrasi pemakaian alat panen ”paddy mower” serta perontotakan menggunakan alat threseher lipat tiga.

19

3. Keragaan Inpari 21 jajar legowo 4:1 umur 45 hst dan umur 104 hst sesaat sebelum panen.

20

4. Sambutan LO, penyerahan benih Inpari 21 kepada sepuluh pengurus keltan dan foto bersama peserta temu lapang.

21

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kabupaten Solok termasuk daerah surplus produksi beras dan menjadi

salah satu dari sebelas kabupaten dan tiga kota pelaksana SL-PTT padi sawah tahun 2013 di Sumatera Barat. Dalam rangka menuju surplus produksi beras nasional 10 juta ton tahun 2014 melalui program P2BN tahun 2013 ini total areal SL-PTT padi Sumatera Barat adalah 136.000 ha, yang terdiri dari: 12.000 ha tahap pertumbuhan; 3.000 ha tahap pengembangan; dan 121.000 ha tahap pemantapan. Khusus untuk Kabupaten Solok, target areal SL-PTT seluas 14.000 ha pada kawasan pemantapan, khususnya untuk kawasan Gunung Talang. Pendampingan SL-PTT untuk kabupaten Solok dilakukan dalam bentuk koordinasi dan sosialisasi, peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan/narasumber bagi petugas dan petani, publikasi, displai VUB, dan temu lapang. Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk mempercepat diseminasi inovasi teknologi padi sawah, sehingga mampu meningkatkan produksi baik melalui peningkatan produktivitas dan/atau peningkatan Indeks Pertanaman. Sampai akhir tahun 2013, kegiatan yang telah terlaksana adalah pelatihan petugas pendamping lapang terdiri dari koordinator, penyuluh, kepala UPT, dan ketua kelompok tani pelaksana SL-PTT pada beberapa lokasi. khusus untuk lokasi display dengan fokus penyebaran VUB menggunakan varietas Inpari 21 dengan cara tanam sistem legowo 2:1 dan 4:1. Lima titik lokasi display VUB terdapat tiga di Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi dan dua di Nagari Cupak Kecamatan GunungTalang. Perolehan hasil display VUB Inpari 21 pada lima titik tersebut masing-masing adalah: 8,23 t/ha GKP di Kinari (legowo 4:1); 8,80 t/ha di Kinari (legowo 2:1); 7,74 t/ha di Cupak (legowo 4:1), 7,00 t/ha legowo 4:1 dan 6,05 t/ha legowo 6:1 di Sawah Taluak. Tingkat hasil yang rendah di Sawah Taluak tidak terlepas dari posisi ketinggian tempat (550 m aml), dibanding lokasi lainnya yang lebih rendah 425 m aml. Dibanding hasil fisik pada lokasi yang sama musim tanam sebelumnya dengan sistem tanam tegel jarak tanam 25x25 cm menggunakan varietas yang selama ini berkembang terdapat penambahan hasil 33-50%, terutama disebabkan penambahan populasi tanaman yang mencapai 20% melalui legowo 4:1. Melalui Temu lapang yang didahului dengan panen perdana, diikuti demonstrasi panen dan perontokan menggunakan paddy mower dan thresher lipat-3 juga didistribusikan sebanyak 100 kg benih Inpari 21 kepada perwakilan 10 kelompok tani untuk dikembangkan. Pendampingan lebih lanjut diharapan dapat dilakukan oleh penyuluh pendamping di lapang yang telah mendalami konsep dan implementasi SL-PTT yang selama ini telah berinteraksi baik dengan peneliti/penyuluh dari Balai Pengkajian.

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

vii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang

Dalam rangka menuju surplus produksi beras nasional 10 juta ton tahun

2014 melalui program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), Tahun 2013

total areal SL-PTT padi Sumatera Barat ditargetkan seluas 136.000 ha, terdiri dari:

12.000 ha pertumbuhan; 3.000 ha pengembangan; dan 121.000 ha pemantapan

(Kemtan 2013). Khusus untuk Kabupaten Solok, target areal SL-PTT seluas

14.000 ha pada kawasan pemantapan atau 11,6% dari total areal Sumatera Barat

(Distan Sumbar 2013).

Secara makro, fluktuasi produksi beras dari tahun ke tahun dapat

mengganggu stabilitas ketahanan pangan nasional. Menghadapi situasi demikian,

pemerintah bertekad mempercepat upaya peningkatan produksi padi nasional

untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini diimplementasikan,

antara lain melalui program Peningkatan Produksi Beras Nasional. Program P2BN

telah dimulai sejak tahun 2007 dengan target peningkatan produksi beras/padi

sebesar 5%/tahun (Purwanto, 2008; Suryatna et al, 2008).

Dalam upaya mencapai sasaran P2BN tersebut, beberapa strategi yang

perlu dilakukan adalah: (1) peningkatan produktivitas, antara lain melalui

pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah yang merupakan

suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan

pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif

bersama petani (Badan Litbang, 2009). Komponen teknologi tersebut, seperti

perbaikan mutu benih dan penggunaan varietas unggul baru (VUB), pemupukan

berimbang dan rasional, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)

dan pengelolaan air serta penggunaan pupuk organik, (2) Perluasan areal tanam,

antara lain dicapai melalui peningkatan indeks pertanaman (IP), pemanfaatan

lahan-lahan suboptimal, pencetakan sawah baru, penyediaan air melalui

rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan jaringan irigasi tingkat

usahatani, maupun jaringan irigasi desa (Purwanto, 2008).

Untuk mendukung pengembangan Program PTT secara nasional,

Departemen (Kementerian) Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL)

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

viii

PTT. SL-PTT adalah sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan

di lapangan. Tujuan utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melalui

pelatihan dari peneliti atau narasumber lainnya. Melalui SL-PTT diharapkan terjadi

percepatan penyebaran teknologi PTT dari peneliti ke petani peserta dan

kemudian berlangsung difusi secara alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani di

sekitarnya. Seiring dengan perjalanan waktu dan tahapan SL-PTT, petani

diharapkan merasa memiliki PTT padi sawah yang dikembangkan (Deptan,

2008a). Kegiatan SL-PTT padi sawah telah dimulai sejak Tahun 2008 di seluruh

Indonesia, untuk mempercepat pelaksanaan dan pengembangan SL-PTT padi

sawah tersebut, perlu dilakukan percepatan diseminasi inovasi teknologi dalam

mendukung program SL-PTT padi sawah tersebut (Badan Litbang Pertanian

2009).

Salah satu strategi yang diterapkan dalam program P2BN adalah

meningkatkan produktivitas padi melalui penerapan inovasi teknologi padi, Badan

Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi padi yang

mampu meningkatkan produksi padi, diantaranya tersedianya varietas unggul,

sebagian diantaranya telah dikembangkan oleh petani. Sejalan dengan semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang Pertanian juga

telah menghasilkan dan mengembangkan pendekatan PTT padi sawah, yang

ternyata mampu meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi. PTT

merupakan suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas

dan efisiensi usahatani padi, melalui perbaikan sistem/pendekatan dalam

perakitan paket teknologi produksi padi yang sinergis antar komponen-komponen

teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani, serta bersifat spesifik lokasi.

Sehubungan dengan program SL-PTT padi sawah BPTP merupakan

institusi yang mempunyai tugas untuk mempersiapkan perakitan komponen

teknologi melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu

spesifik lokasi tersebut, serta melakukan pendampingan dan pengawalan dalam

penerapan teknologi di tingkat usahatani dalam bentuk sekolah lapang

pengelolaan tanaman terpadu padi sawah.

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

ix

1.2 Dasar Pertimbangan

Di Sumatera Barat Tahun 2013 SL-PTT padi sawah ditargetkan seluas

138.000 ha pada 11 kabupaten dan 3 kota, termasuk 14.000 ha untuk Kabupaten

Solok. Khusus untuk Kabupaten Solok, kegiatan SL-PTT difokuskan pada

kawasan pemantapan yakni Kawasan Gunung Talang terdiri dari dua kecamatan

(Gunung Talang dan Bukit Sundi). Kawasan pemantapan merupakan daerah yang

tingkat produktivitasnya diatas rata-rata provinsi atau nasional, mutu hasil belum

optimal, efisiensi usaha belum berkembang dan optimalisasi pendapatan melalui

produksi subsektor tanaman sudah optimal (kecuali ada introduksi teknologi baru).

Jumlah penduduk Kabupaten Solok sebanyak 347.288 jiwa atau 76.021 KK,

79,4% (60.426 KK) diantaranya adalah rumah tangga pertanian. Sebagian besar

wilayah (38,9%) adalah hutan Negara, sedangkan lahan pertanian relatif sempit,

yakni: sawah 23.561 ha (6,28%); tegalan/kebun 20.314 ha (5,49%); ladang/huma

18.185 ha (4,86%); perkebunan 7.819 ha (2,09%); dan lahan kosong 36.221 ha

(9,69%). Khusus untuk tanaman pangan, komoditas utama adalah padi sawah,

jagung, ubi kayu, dan ubi jalar, sedangkan kacang tanah dan kedelai relatif kecil

(BPS Kabupaten Solok 2011). Kabupaten Solok termasuk surplus beras, dan juga

penghasil utama sayuran dataran tinggi di Sumatera Barat. Laju pertumbuhan

ekonomi (PDRB) 2006-2010 rata-rata sebesar 6,22%, dan sektor pertanian

tumbuh 5,91%. Penyumbang PDRB terbanyak (45,01%) berasal dari sektor

pertanian, terutama tanaman pangan dan hortikultura yang besarnya mencapai

35,5% (BPS Kabupaten Solok, 2011a).

Tahun 2010 tercatat luas baku sawah 23.561 ha, dari berbagai jenis irigasi

masing-masing 30,2% irigasi teknis, 23,5% semi teknis, 40,2% irigasi sederhana

(PU dan non PU), dan 6,1% tadah hujan. Dibandingkan dengan luas tanam pada

tahun yang sama yakni 55.596 ha, maka besaran indeks pertanaman (IP) telah

mencapai 235%/tahun. Varietas unggul dominan adalah Cisokan, diikuti oleh Anak

Daro, Batang Piaman dan IR 42. Beberapa varietas unggul baru yang

diperkenalkan melalui demonstrasi dan display VUB adalah Tukad Unda, Logawa,

Silugonggo, Inpari-12 yang hasilnya beragam antar lokasi. Sebaliknya, terdapat

berbagai varietas lokal yang diusahakan petani dan telah beradaptasi baik sesuai

masing-masing daerah dengan total areal mencapai 33,8% pada MH 2010/2011.

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

x

1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan adalah melakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan

SL-PTT Padi Sawah di Kabupaten Solok dalam bentuk;

a. Melaksanakan koordinasi dan sosialisasi dengan SKPD terkait di

Kabupaten Solok (seperti dengan Dinas Pertanian, Badan Penyuluhan

Pertanian dan Ketahanan Pangan), dan UPTD di kecamatan terpilih.

b. Mempercepat diseminasi inovasi teknologi padi sawah melalui kegiatan

display VUB, sehingga mampu meningkatkan produksi padi sawah minimal

10%, untuk mendukung program SL-PTT padi sawah.

c. Menjadi nara sumber untuk inovasi teknologi padi sawah bagi Penyuluh

Pertanian Lapang, dan nara sumber untuk PL-3 atau pada SL-PTT padi

sawah yang dilaksanakan oleh kelompok tani peserta SL-PTT.

d. Melaksanakan kegiatan temu lapang dalam mendukung kegiatan SL-PTT

padi sawah pada salah satu lokasi terpilih, dan mendistribusikan media

cetak inovasi teknologi padi sawah.

1.4 Keluaran yang Diharapkan 1. Terlaksananya koordinasi dan sosialisasi dengan institusi/SKPD terkait di

kabupaten (seperti dengan Dinas Pertanian, Badan Penyuluhan Pertanian

dan Ketahanan Pangan), dan UPTD di kecamatan terpilih.

2. Terjadinya percepatan diseminasi inovasi teknologi padi sawah melalui

kegiatan display VUB, sehingga mampu meningkatkan produksi padi

sawah minimal 10% untuk mendukung program SL-PTT padi sawah.

3. Terlaksananya kegiatan peneliti/penyuluh sebagai nara sumber dalam

pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL (Penyuluh Pertanian

Lapang), dan nara sumber untuk PL-3 atau pada SL-PTT padi sawah yang

dilaksanakan oleh kelompok tani peserta SL-PTT,

4. Terlaksananya kegiatan temu lapang dalam mendukung kegiatan SL-PTT

padi sawah dan terdistribusikannya media cetak inovasi teknologi padi

sawah.

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xi

1.5 Hasil yang Diharapkan Diadopsi dan diterapkannya inovasi teknologi PTT padi sawah oleh pelaku

usaha dalam rangka meningkatkan produksi beras secara berkelanjutan.

1.6 Manfaat yang Diharapkan Tersebar dan berkembangnya VUB sebagai alternatif pilihan petani dalam

mengembangkan usahatani padi sawah di Kabupaten Solok.

1.7 Dampak yang Diharapkan Meningkatnya peran dan kontribusi Kabupaten Solok sebagai surplus

produksi beras memenuhi kebutuhan pangan nasional, serta meningkatnya

pendapatan petani produsen padi.

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xii

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Fluktuasi produksi padi/beras dari tahun ke tahun dapat mengganggu

stabilitas ketahanan pangan nasional. Menghadapi situasi demikian, pemerintah

bertekad mempercepat upaya peningkatan produksi padi nasional untuk

memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini dimplementasikan, antara lain

melalui program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Program P2BN

telah dimulai sejak Tahun 2007 dengan target peningkatan produksi padi/beras

sebesar 5% setiap tahun (Purwanto, 2008; Suryatna et al, 2008).

Melalui program P2BN, pada tahun 2014 ditargetkan surplus produksi beras

nasional sebesar 10 juta ton, dengan target produksi minimal 43 juta ton setara

76,57 juta ton gabah. Pada saat yang sama kebutuhan konsumsi beras 33 juta

ton dengan rata-rata konsumsi 139,15 kg/kapita/tahun bagi penduduk sebanyak

252 juta jiwa (Kemtan, 2013).

Salah satu strategi yang diterapkan dalam program P2BN adalah

meningkatkan produktivitas padi melalui penerapan inovasi teknologi padi, Badan

Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi padi yang

mampu meningkatkan produktivitas padi, diantaranya tersedianya varietas unggul,

yang sebagian diantaranya telah dikembangkan oleh petani. Sejalan dengan

semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang

Pertanian juga telah menghasilkan dan mengembangkan model pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah, yang ternyata mampu

meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi. PTT merupakan

suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi

usahatani padi, melalui perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket

teknologi produksi padi yang sinergis antar komponen-komponen teknologi,

dilakukan secara partisipatif oleh petani, serta bersifat spesifik lokasi. Pada sistem

PTT diawali dari penerapan komponen-komponen teknologi tersebut dalam bentuk

Demplot Uji coba di laboratorium lapang.

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xiii

Sehubungan dengan program SL-PTT padi sawah, Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan institusi yang mempunyai tugas untuk

mempersiapkan perakitan komponen teknologi melalui pendekatan Pengelolaan

Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) spesifik lokasi tersebut, serta

melakukan pendampingan dan pengawalan dalam penerapan teknologi di tingkat

usahatani dalam bentuk sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT)

padi sawah. Khusus untuk Sumatera Barat, Tahun 2013 ini ditargetkan SL-PTT

padi sawah non hibrida seluas 138.000 ha pada 11 kabupaten dan tiga kota,

termasuk 14.000 ha atau 11,6% diantaranya terdapat di Kabupaten Solok.

Kondisi pertanian pangan, khususnya padi sawah di Kabupaten Solok

sudah berkembang cukup baik. Tahun 2006, dari luas sawah 25.055 ha

dihasilkan produksi padi sebanyak 274.046 ton/tahun. Produksi tersebut tidak

hanya digunakan sebagai kebutuhan konsumsi lokal, tetapi surplus produksi

dipasarkan keluar kabupaten atau luar provinsi. Dengan tingkat konsumsi

penduduk Kabupaten Solok rata-rata 133 kg/kapita/tahun, terdapat surplus

produksi gabah 227.496 ton. Varietas beras yang dihasilkan dari Kabupaten

Solok tergolong berkualitas bagus. Menurut peringkat luas areal tanam yang

berkembang, adalah: Cisokan, Anak Daro, Caredek, IR payung, Silih Baganti,

Batang Piaman, dan IR 42 (Buharman et al., 2005)

Dalam upaya mencapai sasaran P2BN beberapa strategi yang perlu

dilakukan adalah: (1) peningkatan produktivitas, antara lain melalui pendekatan

PTT padi sawah yang merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam

upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen

teknologi secara partisipatif bersama petani (Badan Litbang, 2009). Komponen

teknologi tersebut, seperti perbaikan mutu benih dan penggunaan varietas unggul

baru (VUB), pemupukan berimbang dan rasional, pengendalian organisme

pengganggu tanaman (OPT) dan pengelolaan air serta penggunaan pupuk

organik, (2) Perluasan areal tanam, antara lain dicapai melalui peningkatan

indeks pertanaman (IP), pemanfaatan lahan-lahan suboptimal, pencetakan sawah

baru, penyediaan air melalui rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, tersier

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xiv

dan jaringan irigasi tingkat usahatani, maupun jaringan irigasi desa (Purwanto,

2008).

Untuk mendukung pengembangan Program PTT secara nasional,

Kementerian Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. SL-PTT

adalah sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan.

Tujuan utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari

peneliti atau narasumber lainnya. Melalui SL-PTT diharapkan terjadi percepatan

penyebaran teknologi PTT dari peneliti/penyuluh ke petani peserta dan kemudian

berlangsung difusi secara alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani di

sekitarnya. Seiring dengan perjalanan waktu dan tahapan SL-PTT, petani

diharapkan merasa memiliki PTT padi sawah yang dikembangkan (Deptan,

2008a). Kegiatan SL-PTT padi sawah telah dimulai sejak tahun 2008 di seluruh

Indonesia, untuk mempercepat pelaksanaan dan pengembangan SL-PTT padi

sawah tersebut, perlu dilakukan percepatan diseminasi inovasi teknologi dalam

mendukung program SL-PTT padi sawah tersebut (Badan Litbang Pertanian

2009).

Anjuran teknologi produksi padi yang dilaksanakan dalam program PTT

adalah: 1) Penggunaan varietas padi unggul atau berdaya hasil tinggi dan atau

bernilai ekonomi tinggi; 2) Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit

tinggi; 3) Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi; 4) Penggunaan kompos

bahan organik dan atau pupuk kandang sebagai pupuk dan pembenah tanah (soil

amandement); 5) Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat melalui: a)

Pengaturan tanam, sistem legowo, tegel maupun sistem tebar benih langsung,

dengan tetap mempertahankan populasi minimum, b) Penggunaan bibit dengan

daya tumbuh tinggi, cepat dan serempak yang diperoleh melalui pemisahan benih

padi bernas (berisi penuh); c) Penanaman bibit umur muda (<21 hari setelah

semai) dengan jumlah bibit terbatas antara 1-3 bibit per lubang; d) Pengaturan

pengairan dan pengeringan berselang, dan e) Pengendalian gulma; 6)

Pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan PHT, 7) Penggunaan alat

perontok gabah mekanis atau mesin perontok (Abdullah et.al., 2008).

Berdasarkan anjuran teknologi produksi padi model PTT, maka alternatif

komponen teknologi yang dapat diintroduksikan dalam pengembangan Model PTT

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xv

dalam teknologi dasar yang meliputi antara lain: 1) Varietas unggul baru inbrida

atau hibrida sesuai karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani setempat;

2) Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah tinggi) dan berlabel; 3)

Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam

bentuk kompos atau pupuk kandang; 4) Pengaturan populasi tanaman secara

optimum; 5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah;

6) Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (pengendalian hama terpadu).

Sedangkan teknologi pilihan antara lain: 1) Pengolahan tanah sesuai musim dan

pola tanam; 2) Penggunaan bibit muda (umur <21 hari setelah semai); 3) Tanam

bibit 1-3 batang per rumpun dengan sistem tanam jajar legowo 6:1 atau 4:1; 4)

Pengairan secara efektif dan efisien; 5) Penyiangan dengan landak atau gasrok,

dan 6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok (Badan Litbang, 2009).

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xvi

BAB III. METODOLOGI DISEMINASI

Kegiatan Pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten dan Kota Solok

ini merupakan salah satu lokasi dari kegiatan Pendampingan Program SL-PTT

padi, jagung dan kedelai BPTP Sumatera Barat yang tersebar pada 14

kabupaten/kota di Sumatera Barat. Kegiatan pendampingan pelaksanaan SL-PTT

padi sawah di Kab/kota Solok diawali dalam bentuk koordinasi, sosialisasi dan

nara sumber dalam pelatihan komponen/paket teknologi yang berkaitan dengan

pelaksanaan SL-PTT padi sawah, dan temu lapang, kegiatan yang akan dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera

Barat dengan Dinas Pertanian Kab/kota Solok, baik dalam bentuk kebijakan

dan teknis.

b. Melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan pendampingan kegiatan

SL-PTT padi sawah dengan SKPD terkait yang dilaksanakan di Kab/kota

Solok.

c. Membantu mekanisme distribusi benih dari Balai Besar Padi/BPTP

Sumatera Barat untuk display VUB ke lokasi pelaksanaan SL-PTT.

3.1 Displai VUB Padi Sawah

Display VUB dilaksanakan pada empat lokasi terpilih di Kabupaten Solok,

sementara di Kota Solok tidak dilakukan. Empat lokasi displai VUB didanai oleh

BPTP Sumatera Barat dan dikawal oleh peneliti/penyuluh, masing-masing displai

VUB dilaksanakan pada lahan seluas 0,5 -1,0 ha. Sedangkan lokasi display VUB

lainnya hanya didistribusikan benih padi dari VUB yang di disuplaikan, sedangkan

luasnya tergantung dari ketersediaan benih VUB dan kesediaan petani di lokasi.

Anjuran teknologi produksi padi yang dilaksanakan dalam program PTT

adalah: 1) Penggunaan varietas padi unggul atau berdaya hasil tinggi dan/atau

bernilai ekonomi tinggi; 2) Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit

tinggi; 3) Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi; 4) Penggunaan kompos

bahan organik dan atau pupuk kandang sebagai pupuk dan pembenah tanah (soil

amandement); 5) Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat melalui: (i)

Pengaturan tanam, sistem legowo atau tegel, dengan tetap mempertahankan

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xvii

populasi optimum, (ii) Penggunaan bibit dengan daya tumbuh tinggi, cepat dan

serempak yang diperoleh melalui pemisahan benih padi bernas (berisi penuh); (iii)

Penanaman bibit umur muda (<21 hari setelah semai) dengan jumlah bibit

terbatas antara 1-3 bibit per rumpun; (iv) Pengaturan pengairan dan pengeringan

berselang, dan (v) Pengendalian gulma; (vi) Pengendalian hama dan penyakit

dengan pendekatan PHT, (vii) Penggunaan alat perontok gabah mekanis atau

mesin perontok (Abdullah et. al, 2008).

Berdasarkan anjuran teknologi produksi padi model PTT, maka alternatif

komponen teknologi yang dapat diintroduksikan dalam pengembangan Model PTT

dalam teknologi dasar yang meliputi antara lain: 1) Varietas unggul baru inbrida

atau hibrida sesuai karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani setempat;

2) Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah tinggi) dan berlabel; 3)

Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam

bentuk kompos atau pemberian pupuk kandang; 4) Pengaturan populasi tanaman

secara optimum; 5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara

tanah; 6) Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (pengendalian hama

terpadu). Sedangkan teknologi pilihan antara lain: 1) Pengolahan tanah sesuai

musim dan pola tanam; 2) Penggunaan bibit muda (umur <21 hari setelah semai);

3) Tanam bibit 1-3 batang per rumpun dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 atau

6:1; 4) Pengairan secara efektif dan efisien; 5) Penyiangan dengan landak atau

gasrok, dan 6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok (Badan Litbang,

2009).

Khusus untuk kawasan Gunung Talang, Display VUB padi sawah

menggunakan Inpari 21, dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1.

Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara dengan

penggunaan PUTS dan BWD, secara umum pupuk yang digunakan dengan

takaran 200 kg NPK Phonska + 50 kg Urea/ha + 30 kg KCl/ha, pengendalian OPT

dengan pendekatan PHT. Teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi setempat

seperti: pengolahan tanah sesuai musim, penggunaan bibit muda (<21 hari),

tanam bibit 3 batang per rumpun, pengairan secara efektif dan efisien, penyiangan

dengan gasrok, dan panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. Pelaksanaan

di lapangan display VUB dilaksanakan oleh peneliti, penyuluh bekerja sama

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xviii

dengan PPL/THL/POPT dan petugas pertanian lainnya pada masing-masing

lokasi sesuai wilayah kerjanya.

3.2 Pelatihan petugas/petani

Untuk mendukung kegiatan SL-PTT padi sawah dilakukan juga kegiatan

pelatihan teknis. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota (PL-2)

dan di kecamatan (PL-3) dengan peserta terdiri dari penyuluh, POPT dan petugas

lainnya dalam pelaksanaan SL-PTT padi sawah. Pelatihan tingkat petani dengan

peserta perwakilan petani dari beberapa kelompok tani pelaksana SL-PTT padi

sawah. Pada kegiatan pelatihan tersebut peneliti/penyuluh BPTP bertidak sebagai

nara sumber untuk komponen/paket teknologi yang berkaitan dengan

pelaksanaan SL-PTT padi sawah.

3.3 Publikasi Media cetak yang akan didistribusikan kepada penyuluh lapang di lokasi

kegiatan pelaksanaan SL-PTT padi sawah adalah media cetak yang telah

diterbitkan (baik dalam bentuk asli atau foto copy materi tersebut) yang meliputi

petunjuk teknis, atau leaflet inovasi teknologi yang mendukung kegiatan

pendampingan SL-PTT padi sawah di kabupaten Solok.

3.4 Temu Lapang

Temu lapang dilaksanakan pada salah satu lokasi terpilih pada kegiatan

display VUB di lokasi SL-PTT padi sawah, kegiatan temu lapang dilaksanakan

pada saat panen dengan melibatkan petani/kelompok tani pelaksana, penyuluh,

petugas POPT, peneliti dan pengambil kebijakan.

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xix

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan pendampingan yang telah terlaksana adalah: (1) Koordinasi dan

sosialisasi dengan SKPD terkait, (2) Pelatihan penyuluh/petani, (3) penyampaian

publikasi, (4) penyerahan benih, dan (5) CP/CL display VUB dan (6) Temu

Lapang. Koordinasi dan sosialisasi dilakukan secara insidental atau berkala

melalui rapat evaluasi kegiatan. Berikut dikemukakan kemajuan pelaksanaan

beberapa kegiatan tersebut.

Pelatihan Penyuluh/petani

Kegiatan pelatihan petugas penyuluh dilaksanakan dalam tiga angkatan,

diikuti oleh penyuluh pertanian lapangan, koordinator BPK, dan juga ketua

kelompok tani peserta kegiatan SL-PTT tahun 2013, dengan materi utama

petunjuk teknis pelaksanaan SL-PTT padi sawah. kegiatan ini lebih bersifat

penyampaian informasi inovasi teknologi yang dilaksanakan dalam kegiatan

pendampingan. Pelaksanaannya dilakukan bersama dengan Dinas Pertanian

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Solok.

Pelatihan pertama dan kedua, dilaksanakan secara simultan di Kantor Balai

Penyuluhan Kecamatan Kubung di Koto Baru dan di Kantor Balai Penyuluhan

Penyuluhan Kecamatan X Koto Singkarak. Peserta pelatihan adalah

Koordinator dan penyuluh pertanian, Kepala UPT dan Staf, berserta pengurus

kelompok tani. Topik pelatihan adalah “Inovasi Teknologi PTT Padi sawah

mendukung P2BN di Sumatera Barat” yang berisikan materi utama antara lain

prinsip dasar inovasi teknologi PTT padi sawah, deskripsi varietas unggul baru

tergolong pera sesuai preferensi konsumen masyarakat Sumatera Barat, dan

pemupukan spesifik lokasi menurut kecamatan di kabupaten Solok.

Pelatihan kedua, dilaksanakan di Kantor Dinas Pertanian Perikanan dan

Peternakan Kabupaten Solok, dengan peserta dari elemen yang sama yang

belum mengikuti pelatihan pada pelatihan pertama. Dari ketiga pelatihan

tersebut, semua petugas pertanian terkait dalam 14 kecamatan di Kabupaten

Solok sudah mendapatkan materi SL-PTT.

Diluar pelatihan tersebut di atas, secara terbatas di kawasan Gunung Talang

tim LO Kabupaten Solok juga menjadi narasumber bagi kelompok tani SL-PTS

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xx

atau SRI yang pelaksanaan Sekolah Lapangnya difasilitasi oleh Dinas

Pertanian Provinsi dengan Dana APBD Provinsi.

Penyebaran media Publikasi

Setelah penyampaian materi pelatihan, kepada Koordinator, penyuluh dan

kepala UPT diserahkan beberapa materi publikasi mendukung pelaksanaan

kegiatan SL-PTT padi sawah, terutama bagi mereka yang tahun-tahun

sebelumnya belum menerima. Jenis publikasi yang didistribusikan adalah: (i)

Buku saku, “Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara Pada Padi Sawah”, (ii)

Leaflet Penangkaran Benih Padi, (iii) Leaflet Pemupukan Hara Spesifik Lokasi,

(iv) Leaflet Hama Utama Padi Sawah, (v) Leaflet Penyakit Utama Padi (vi)

dan Leaflet Varietas Unggul Baru, Leaflet jajar legowo. Disamping publikasi

juga diserahkan BWD beserta brosur petunjuk pemakaiannya.

Displai VUB

Pelaksanaan CP/CL untuk kegiatan display VUB baru terlaksana pada bulan

Juli 2013. Display VUB menggunakan VUB Inpari 21 dengan cara tanam

sistem legowo 2:1 dan 4:1 dengan implementasi komponen PTT lainnya,

seperti bibit muda, tanam 1-3 batang/rumpun, pupuk berdasarkan PUTS dan

BWD.

Sesuai CP/CL, sedikitnya ada lima titik lokasi display yaitu 3 titik di Lokasi

Sawah Alin Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi, dan 2 titik di Nagari Cupak

(Jorong Pasar Cupak dan Jorong Sawah Taluak) Kecamatan Gunung Talang.

dengan luas areal bervariasi 0,25 -1,20 ha/petani koperator. Waktu tanam

direncanakan bulan Juli/Agustus 2013. Diluar pelaksanaan display, bagi

petani yang berminat untuk mencoba VUB sebagai alternatif varietas yang

ada secara terbatas juga didistrusikan VUB Inpari 12 kelas benih BS. Petani

yang berminat, bahkan bersedia mengganti benih mereka yang telah disebar

(Gambar 1).

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxi

Gambar 1. Salah satu lokasi dispay VUB di hamparan Keltan Banda Alin, Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi.

4.1.4 Temu Lapang

VUB Inpari 21 dengan spesifik struktur nasi pera dan kadar amilosa tinggi

(26%) yang dilepas Tahun 2012 lalu menjadi salah satu VUB alternatif sebagai

tumpuan harapan untuk dikembangkan di Sumatera Barat. Hal ini dibuktikan

dengan hasil ubinan Inpari 21 dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 (populasi

tanaman bertambah 20% dibanding sistem tegel dengan jarak tanam yang sama)

pada acara temu lapang 12 November 2013 di hamparan sawah Keltan Sawah

Halim Nagari Kinari (450 m aml), Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok

dengan hasil 8,23 t/ha GKP, dihitung dari hasil rata-rata dari dua ubinan dengan

ukuran 3,5 x 4 m atau mengambil tiga baris legowo (3,5 m) kali panjang (4,0 m).

Panen perdana dilakukan oleh Wali Nagari Kinari, Kapolsek Kecamatan Bukit

Sundi, tokoh masyarakat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumbar,

Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan/Bapelluh Kabupaten Solok, dan LO

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxii

Kabupaten Solok. Setelah panen perdana, kegiatan dilanjutkan dengan

demonstrasi panen menggunakan paddy mower dan perontokan menggunakan

Thresher lipat-3 rancangan BB Alsin Serpong yang diproduksi oleh BPTP

Sumatera Barat. Kehadiran kedua alat tersebut untuk kondisi daerah ini sangat

urgen, karena selain mampu mengatasi kelangkaan tenaga kerja panen yang

biayanya tinggi yakni 15-18% dalam bentuk natura, thresher lipat mampu

menekan kehilangan hasil sampai 5-8%, sementara kehilangan hasil cara panen

setempat yang disebut ”Sabik lambuik” (tongkang) losis >15%.

Temu lapang dihadiri sebanyak 110 peserta terdiri dari: koordinator,

penyuluh, dan Kepala UPTD Kawasan Gunung Talang (Kecamatan Gunung

Talang dan Kecamatan Bukit Sundi), pengurus dan anggota Keltan Sawah Halim,

dan pengurus/perwakilan kelompok tani yang ada di Kecamatan Bukit Sundi.

Wali Nagari Kinari (Bapak Bustami K), sangat mengapresiasi acara ini dan

secara spontan menilai bahwa penampilan tanaman di lapang serta capaian hasil

lebih baik dari pertanaman padi sawah di daerahnya yang diamati selama ini.

Untuk itu, kepada BPTP Sumatera Barat diucapkan terima kasih, dan kepada

semua petani anggota keltan yang hadir diharapkan untuk bisa menanam dan

mengembangkannya secara luas.

Distan Provinsi (Nurman, SP), Selain displai VUB yang dilaksanakan oleh

BPTP Sumbar, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumbar banyak

melaksanakan kegiatan padi sawah baik dana APBN maupun APBD. Salah satu

diantaranya adalah model SRI melalui Sekolah Lapang. Partisipasi semua pihak

terkait mulai dari kelompok tani untuk mendukung program peningkatan produksi

beras ini sangat diharapkan.

Buharman B (LO Kabupaten Solok) dalam sumbutannya menyampaikan

bahwa displai VUB Inpari 21 pada MT 2 tahun 2013 ini dilaksanakan pada tiga

lokasi yakni: Keltan Sawah Halim seluas ±1,0 ha dua perlakuan jajar legowo 4:1

dan 2:1 (belum panen, waktu tanam mundur) dan dua lokasi lainnya di Nagari

Gupak (Jorong Pasar dan Sawah Taluak) seluas 1,75 ha. Acara temu lapang

seperti ini tentunya menjadi pelengkap rangkaian kegiatan pendampingan SL-PTT

padi sawah mulai dari pelatihan petugas dan petani, distribusi media cetak,

pelaksanaan display VUB menerapkan komponen teknologi dasar ataupun

teknologi pilihan.

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxiii

Acara diakhiri dengan penyerahan benih VUB Inpari 21 kelas BS kepada

10 perwakilan Keltan yang hadir sebanyak 100 kg, untuk dapat dikembangkan

pada kelompok masing-masing, sebagai langkah percepatan diseminasi produk

Badan Litbang Pertanian, khususnya VUB Inpari 21. Kesepuluh kelompok Tani

tersebut masing-masing adalah: (i) Keltan Sawah Ana, (ii) Sawah Alin, (iii) Sawah

Ingin, (iv) Muaro Janiah, (v) Suka Maju, (vi) Sinto Harapan, (vii) Setia Budi, (viii)

Cahaya Baru, (ix) Mudo Baradok, dan (x) Sawah Balai.

Materi yang didiskusikan oleh peserta temu lapang antara lain adalah

kinerja alsin yang didemonstrasikan seperti kapasitas, harga, dan dimana dapat

diperoleh, termasuk juga SNI atau test report alat yang menjadi salah satu

persyaratan dalam pengadaan untuk mendukung kegiatan paket pengembangan

padi sawah melalui bansos di daerah ini. Selain itu juga diminta informasi tentang

pemetaan pemupukan spesifik lokasi secara lebih detail. BPTP Sumatera Barat

telah membuat buku tentang rekomendasi inovasi teknologi PTT padi sawah di

Sumatera Barat menurut kecamatan lengkap dengan komponen teknologi lainnya,

seperti: VUB, sistem tanam, umur benih, jumlah benih, pengendalian OPT, panen

dan pasca panen (BPTP Sumbar 2011). Khusus untuk rekomendasi pemupukan

dikompilasi dari data hasil analisis PUTS pada beberapa titik di lokasi itu pada

tahun-tahun sebelumnya. Data tersebut tentunya perlu divalidasi ulang, karena

ruang lingkupnya adalah wilayah kecamatan, sementara kesuburan lahan dalam

kecamatan yang sama cukup beragam. Salah satu alternatif adalah pemakaian

PUTS yang ada disetiap Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) pada setiap

hamparan kelompok tani yang memungkinkan, terutama untuk menentukan

kandungan hara P dan K tanah sebagai dasar untuk menentukan takaran pupuk

P dan K. Demikian juga dengan penggunaan BWD untuk menentukan takaran

pupuk N. Dengan cara itu, efisiensi pemupukan dan biaya usahatani akan lebih

efisien.

Alternatif pemupukan padi sawah untuk Kecamatan Bukit Sundi, adalah

sebagai berikut:

1. Pupuk tunggal dibedakan 3 takaran yaitu: (i) Urea 50 kg + P36 75 kg + KCl

+75 kg/ha, (ii) Kompos jerami 2 ton + Urea 50 kg + SP36 60 kg + KCl 25

kg/ha, (iii) Kompos pupuk kandang 2 ton + Urea 50 kg + SP36 35 kg + KCl

45 kg/ha.

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxiv

2. Pupuk Majemuk (NPK Phonska) dibedakan juga: (i) Urea 50 kg + NPK 200

kg/ha, (ii) Kompos jerami 2 ton + Urea 50 kg + NPK 170 kg/ha, atau (iii)

Kompos pupuk kandang 2 ton + Urea 50 kg + NPK 150 kg/ha.

Dari pengamatan lapang terlihat bahwa pengembalian jerami sebagai

sumber pupuk kompos belum merata. Jerami ditumpuk dan dibakar, bahkan juga

dibawa keluar lokasi dan luar daerah untuk digunakan sebagai bahan pakan

ternak sapi. Masa bera periode panen sampai tanam berikutnya sangat pendek,

sehingga secara alami tidak memungkinkan penggunaan kompos jerami dalam

waktu dekat. Jerami padi mempunyai kandungan sellulose yang tinggi (C/N 70-

80), sehingga sulit melapuk. Bila dibiarkan melapuk secara alami membutuhkan

waktu lebih dari 2 bulan, jika dibenamkan ke tanah dapat menyulitkan pengolahan

tanah. Pada sawah yang berair, pelapukan secara an-aerobik menyebabkan

terjadinya kompetisi kebutuhan nitrogen dengan mikroba perombak, sehingga bibit

padi menjadi kuning dan jika ditumpuk dapat menjadi sarang hama dan penyakit.

Teknologi pengomposan jerami menggunakan Tricoderma menjadi alternatif untuk

menpercepat proses pengomposan jerami menjadi kompos (selama 3 minggu)

yang siap digunakan sebagai pupuk padi sawah. Kompos jerami menggunakan

Trichoderma mengandung 11% N; 0,64% P2O5; 7-9,9% K2

Aspek positif pemakaian kompos jerami padi yang perlu dipertimbangkan

adalah: (i) memperbaiki struktur tanah, (ii) memperbesar kemampuan tanah

mengikat air, (iii) memperbaiki aerasi dan tata udara tanah, (iv) menyangga pH

dan keracunan, (v) memperbaiki daya ikat tanah terhadap zat hara, (vi)

penyumbang hara, K, dan unsur mikro, (vii) mendukung sistem usahatani ramah

lingkungan berkelanjutan, (viii) mengurangi ketergantungan pupuk kimia, (ix)

pemanfaatan limbah menjadi berhasil guna, (x) menghemat biaya usahatani, (xi)

meningkatkan efisiensi pemupukan, dan (xii) memperbaiki kesuburan tanah

jangka panjang dan ramah lingkungan.

O, 0,52% Mg; dan hara

mikro 20 ppm Cu; 4 ppm Zn; dan 684 ppm Mn. Teknologi ini melalui beberapa

pertemuan dan pelatihan telah disampaikan kepada penyuluh pendamping,

termasuk materi lainnya terkait dengan komponen teknologi dasar dan teknologi

pilihan dalam penerapan SL-PTT padi sawah.

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxv

Gambar 2. Panen perdana dan demonstrasi pemakaian alat panen ”paddy mower”serta perontotakan menggunakan alat threseher lipat tiga.

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxvi

Gambar 3. Keragaan Inpari 21 jajar legowo 4:1 umur 45 hst dan umur 104 hst sesaat sebelum panen.

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxvii

Gambar 4. Sambutan LO, penyerahan benih Inpari 21 kepada sepuluh pengurus keltandan foto bersama peserta temu lapang.

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxviii

4.1.5 Hasil ubinan VUB Inpari 21 sistem tanam jajar legowo Perolehan hasil panen display VUB legowo 6:1; 4;1; dan 2:1 pada kelima

titik dikemukakan pada Tabel 1. Dengan teknologi yang sama, tetapi lokasi

berbeda terutama ketinggian tempat dan waktu tanam menimbulkan perbedaan

hasil. VUB Inpari 21, sesuai dengan deskripsinya beradaptasi sampai ketinggi

500 m aml. Lokasi display VUB Kinari dan Pasar Cupak berada pada ketinggian

±450 m, sementara lokasi Sawah Taluak 550 m aml. Hal ini diduga sebagai

penyebab relatif rendahnya hasil. Faktor iklim, terutama suhu rendah dan

terjadinya kabut mempengaruhi intensitas radiasi surya yang dibutuhkan tanaman

baik dalam fase generatif maupun fase vegetatif.

Tabel 1. Hasil ubinan VUB Inpari 21, MT 2 tahun 2013 di Kawasan Gunung

Talang, Kabupaten Solok. Lokasi/jajar legowo

Tanggal Hasil ubinan (t/ha) GKP Sebar Tanam Panen

Kinari (i) 4:1 (ii) 2:1 Pasar Cupak, 4:1 Sawah Taluak

(i) 4:1 (ii) 6:1

14/07/13 20/07/13 12/07/13

07/08/13 07/08/13

27/07/13 02/08/13 01/08/13

26/08/13 26/08/13

12/11/13 1711/13 15/11/13

12/12/13 12/12/13

8,23 8,80 7,74

7,00 6,05

Pengamatan agrononis terutama data tinggi tanaman dan jumlah anakan

produktif yang diukur sebelum panen dicantumkan pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Tinggi tanaman dan anakan produktif display VUB Inpari 21 di Keltan Sawah Alin Kinari, MT 2, 2013.

Lokasi

Legowo 4:1 Legowo 2:1 Tinggi tanam

(cm) Anakan

Produktif (btg) Tinggi tanam

(cm) Anakan

Produktif (btg) Sawah Alin, Kinari

97 96

100 106 102

23 19 21 21 18

105 103 99 98

108

21 20 19 25 19

Rataan 100,2 20,4 102,6 20,8 CV (%) 4,02 9,55 4,05 11,9

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxix

Tabel 3. Tinggi tanaman dan anakan produktif display VUB Inpari 21 di Sawah Taluak,MT 2, 2013.

Lokasi Tinggi tanaman (cm) Anakan produktif (btg/rpn) I II III I II III

Sawah Taluak, Cuapak

100 102 97 95

100

101 99 98 95

102

97 98 99

102 100

31 25 26 19 17

29 18 30 25 23

27 20 18 21 22

Rataan 98,8 99,0 99,2 23,5 25 21,6 CV (%) 2,80 2,76 1,94 23,8 19,3 15,6

4.2 Pembahasan Salah satu variabel pembanding antara teknologi budidaya ataupun

penggunaan VUB yang diperkenalkan melalui display dengan teknologi yang

biasa digunakan petani adalah perolehan hasil panen secara fisik, terutama dalam

mencapai target surplus produksi. Perbedaan hasil fisik tersebut dilakukan antara

hasil yang dicapai dari display Inpari 21 sistem tanam legowo dengan hasil musim

tanam sebelumnya yaitu sistem tanam tegel menggunakan varietas (Kuning Aro,

Caredek, IR 42, Banang Pulau dan Anak Daro) yang berkembang di masyarakat

pada musim tanam sebelumnya. Besarnya peningkatan volume hasil (satuan

sukat) berkisar antara 33-50%. Kenaikan hasil ini lebih banyak dipengaruhi

populasi tanaman melalui cara tanam jajar legowo, terutama untuk legowo 4:1

populasi tanaman (300.000 rumpun/ha) meningkat sebesar 20% dibanding

sistem tegal (jarak tanam 25x25 cm, populasi 250.000 rumpun/ha).

Implementasi konsep SL-PTT diharapkan bisa menerapkan 6 komponen

teknologi dasar dan 6 komponen teknologi pilihan, yang satu sama lainnya saling

bersinergi secara simultan dalam meningkatkan hasil. Komponen teknologi dasar

dimaksud adalah: (i) penggunaan varietas unggul baru; (ii) benih bermutu dan

berlabel; (iii) pemberian bahan organik; (iv) pengaturan populasi tanaman; (v)

pemupukan; dan (vi) pengendalian OPT. Sedangkan 6 komponen teknologi

pilihan ialah: (i) pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam; (ii) penggunaan

bibit muda; (iii) tanam bibit 1-3 batang/rumpun; (iv) pengairan secara efektif dan

efisien; (v) penyiangan dengan landak; dan (vi) penen tepat waktu.

Khusus untuk tanam jajar legowo, kendala yang dihadapi untuk

pengembangan skala luas adalah keterbatasan dan kesediaan buruh tanam yang

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxx

selalu membandingkan dengan sistem tanam tegel yang curahan tenaga kerjanya

relatif kurang. Intervensi pemilik terhadap buruh tani dalam hal perubahan cara

tanam terlihat belum menonjol. Intervensi yang lemah juga terjadi pada kelompok

buruh panen. Panen biasa dilakukan oleh grup buruh panen menggunakan

tongkang yang yang tingkat upah dan kehilangan hasilnya di lapang cukup besar.

Secara bertahap penerapan komponen teknologi pilihan, khususnya panen tepat

waktu menggunakan alat panen yang tepat melalui kesepakatan Kelompok Tani

bisa direalisasikan. Hal ini didukung oleh keinginan kuat dari pengurus keltan

yang cukup antusias dalam diskusi acara temu lapang serta adanya

kegiatan/program Dinas Pertanian untuk menyalurkan alat dan mesin pertanian

kepada kelompok tani.

Kendala lain yang dirasakan belum mendukung penyebaran VUB adalah

penerimaan konsumen yang selama ini terbiasa dengan varietas unggul

sebelumnya seperti: Cisokan, IR 42, Anak Daro, dan Randah Kuning yang

diposisikan sebagai kualitas premium. Konsekwensinya terhadap VUB yang

diintroduksikan adalah rendahnya harga jual, yang kadang kala perbedaan harga

tersebut tidak mampu mengkompensasi tambahan hasil yang diperoleh. Kondisi

ini tidak terlepas dari praktek pelaku pasar mulai dari pedagang pengumpul

gabah, pemilik RMU, maupun pedagang perantara sampai ke pengecer di tingkat

konsumen.

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxxi

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kegiatan pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan

Sumberdaya Terpadu (SL-PTT) Padi sawah di Kabupaten Solok Tahun 2013

dilakukan dalam bentuk: koordinasi/sosialisasi dengan SKPD terkait, pelatihan

petugas dan petani, penyebaran publikasi, dukungan VUB, dan display VUB

serta temu lapang.

2. Penyebaran publikasi utamanya disampaikan kepada petugas/penyuluh

pendamping yang secara aktif terlibat dalam kegiatan pendampingan atau

berinteraksi langsung dengan petani atau kelompok tani di lapang. Materi

utama pelatihan adalah inovasi teknologi dalam pelaksanaan SL-PTT, dan

deskripsi varietas unggul baru (VUB) yang akan dikembangkan, dan

pemupukan spesifik lokasi.

3. Khusus untuk display VUB yang digunakan adalah varietas Inpari 12 dengan

sistem tanam jajar legowo 6:1; 4:1 dan 2:1 pada lima titik dipusatkan di

Kawasan Gunung Talang yang termasuk kategori “kawasan tahap

pemantapan”. Kelima titik tersebut tiga titik di hamparan sawah Keltan Sawah

Alin di Nagari Kinari dan dua titik di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang,

masing-masing di Jorong Pasar Cupak dan Jorong Sawah Taluak.

4. Capaian hasil fisik dalam bentuk GKP pada kelima titik tersebut rata-rata antar

lokasi berkisar 7,00 – 8,23 t/ha (VUB Inpari 21, legowo 4:1,). Hasil ini lebih

tinggi 33-50% dibanding hasil musim tanam sebelumnya dengan sistem

tanam tegel 25x25 cm menggunakan vareitas Cisokan, IR 42 dan Anak Daro.

5. Kendala pengembangan skala luas pada musim tanam selanjutnya antara lain

ialah, tambahan tenaga kerja tanam, penerapan komponen pilihan, khususnya

panen dan perontokan, serta panatisme konsumen terhadap varietas yang

selama ini berkembang yang tergolong kualitas premium.

6. Dukungan benih VUB yang berkualitas serta pendampingan oleh penyuluh

pendamping di lapang yang telah dibekali dengan materi informasi teknologi

SL-PTT sangat diharapkan.

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxxii

BAB VI. KINERJA KEGIATAN

6.1 Keluaran (output) yang Dicapai

Terlaksananya sebagian kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah non

hibrida di Kabupaten Solok dan terjalinnya komunikasi serta koordinasi diantara

sesama pelaku mulai dari peneliti, penyuluh, poktan/petani, serta SKPD terkait.

6.2 Hasil (outcomes) yang Dicapai

Terlaksananya pelatihan dan distribusi publikasi berbasis inovasi teknologi

PTT guna meningkatkan kemampuan petugas dan petani dalam implementasi SL-

PTT di lapangan.

6.3 Manfaat (benefit) yang Dicapai

Diterapkannya paket/komponen teknologi PTT padi sawah oleh petani

secara berkelompok, dan diadapsinya varietas unggul baru yang diperkenalkan

melalui kegiatan pendampingan disetiap kelompok tani pelaksana.

6.4 Dampak (impact) yang Dicapai

Dengan semakin baiknya penerapan teknologi budidaya padi sawah, maka

petani menjadi lebih efisien dalam berusahatani. Dengan demikian selain

alternatif varietas lebih banyak, produktivitas usahatani meningkat, produksi dan

pendapatan usahatani padi sawah juga meningkat, sehingga secara agregat

ketahanan pangan nasional menjadi lebih terjamin, sejalan dengan capaian

surplus produksi yang diharapkan.

6.5 Kisah sukses (success story)

Adanya respon positif dari peserta temu lapang untuk menanam Inpari 21

pada musim tanam berikutnya, setelah menyaksikan keragaan dan hasil tanaman

di lapang, termasuk demonstrasi alat panen (paddy mower) dan thresher.

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxxiii

BAB VII. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S., R. Roswita, N. Hasan, Ismon L., dan Z. Irfan. 2008. Pengelolaan

Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Lahan Irigasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. 51 hal.

Badan Litbang. 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 20 hal

Buharman B., A. Taher, Arsil, Nasrun D., N. Hasan, dan Z. Zen.2005. Laporan akhir Kajian prospek pengembangan kawasan sentra produksi beras prima di Sumatera Barat. BPTP Sumatera Barat.

Bappeda dan BPS Propinsi Sumatera Barat. 2008. Sumatera Barat Dalam Angka (Sumatera Barat in Figures) 2007/2008. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat. 633 hal.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Deskripsi Varietas Padi (Draft). Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. 91 hal.

BPTP Sumbar 2011. Rekomendasi inovasi teknologi PTT padi sawah mendukung P2BN di Sumatera Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.

Dirjen Tanaman Pangan. 2007. Rencana operasional peningkatan tambahan produksi beras 2 juta ton tahun 2007. Makalah disampaikan pada Lokakarya P2BN, Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Maret 2007.

Distan Sumbar 2013. Rencana aksi program kerja dan kegiatan peningkatan produksi pangan 2013. Bahan Rapat Sinkronisasi Kegiatan 2013. Dinas Pertanian Tanam pangan Provinsi Sumatera Barat 2013.

Deptan, 2008a. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. Departemen Pertanian. 38 hal.

Deptan, 2008b. Peningkatan Produksi Padi Menuju 2020, Memperkuat Kemandirian Pangan dan Peluang Ekspor. Departemen Pertanian. 71 hal.

Memtan.2013. Roadmap peningkatan produksi beras nasional (P2BN) menuju surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014. Kementerian Pertanian RI.

Purwanto.S. 2008. Implementasi kebijakan untuk pencapaian P2BN). Dalam. B. Suprihatno et al. (Eds). Hasil-Penelitian Padi Menunjang P2BN. Prosid. Seminar Apresiasi (Buku I), Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian. p.9-37.

Puslitbangtan dan BBP2TP. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Puslitbangtan dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pertanian. 20 hal.

Suryana, A., S. Mardianto, K. Kariyasa, dan I. Putu Wardana. 2008. Kedudukan Padi Dalam Perekonomian Indonesia. Dalam: Suyamto et al (Eds).Buku Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian. p.7-33.

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN 2013sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/solok 2013.pdf · kegiatan, maupun dalam penyusunan laporan akhir tahun ini. Ucapan terima kasih juga ... lahan-lahan

xxxiv