Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(SATKER 05)
DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019
ii Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi Lampung disusun untuk memenuhi
Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN/RB no
12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil
evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam Tahun Anggaran 2019.
Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Bandar Lampung, 10 Februari 2019
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung,
Dr. dr. Hj. REIHANA, M.Kes
Pembina Utama Madya
NIP. 19630825 198910 2 002
iii Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan
kinerja tahunan berisi pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis. Pencapaian sasaran menyajikan informasi tentang : pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi,
penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indikator
kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang
direncanakan.
Secara garis besar Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah
berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya dalam
pencapaian kinerja tahun 2019 dengan capaian rata-rata sasaran strategis sebesar 131%,
meskipun di satu sisi ada yang melebihi target dan ada yang tidak mencapai target yang
direncanakan.
Dari 17 Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019
yang dijanjikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dengan Direktur
Jenderal P2P, terdapat 15 Indikator kinerja sasaran strategis yang memiliki kinerja yang
mencapai atau melebihi target yaitu:
1) Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
tercapai 98,96% dari target 93%, dengan capaian kinerja 106,41%.
2) Persentase respons terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit potensial
KLB yang muncul dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon)
tercapai 90,73% dari target 90%, dengan capaian kinerja 100,81%.
3) Jumlah Kabupaten / Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit infeksi Emerging
tercapai 100% dari target 70%, dengan capaian kinerja 142%.
4) Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
tercapai 97,02% dari target 95%, dengan capaian kinerja 102%.
5) Kabupaten/kota intervensi stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan
cakupan ≥ 75% dari sasaran minum obat
tercapai 4 dari target 4, dengan capaian kinerja 100%.
6) Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
iv Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
tercapai 100% dari target 79%, dengan capaian kinerja 127%.
7) Persentase kasus HIV yang diobati
tercapai 82,84% dari target 55%, dengan capaian kinerja 150%.
8) Persentase kab kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada
kelompok beresiko
tercapai 100% dari target 80%, dengan capaian kinerja 125%.
9) Persentase Kabupaten/Kota yang 50% Puskesmasnya melakukan tatalaksana
standar Pneumonia.
tercapai 86,67% dari target 60%, dengan capaian kinerja 144%.
10) Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) minimal 50% sekolah
tercapai 53,33% dari target 50%, dengan capaian kinerja 106%.
11) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
tercapai 92,86% dari target 50%, dengan capaian kinerja 185,71%.
12) Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM
tercapai 62,72% dari target 50%, dengan capaian kinerja 125%.
13) Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara
dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
tercapai 89,94% dari target 50%, dengan capaian kinerja 179,87%.
14) Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus
katarak
tercapai 71,43% dari target 30%, dengan capaian kinerja 238%.
15) Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
tercapai 100% dari target 100%, dengan capaian kinerja 100%.
Kinerja keuangan pada tahun 2019, data per 13 Februari 2020 berdasarkan
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi anggaran semua jenis
belanja mencapai 95,75% atau sebesar Rp 7.270.117.953 dari total pagu sebesar Rp
7.589.972.000
Walau pencapaian Penetapan Kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung sudah dianggap cukup baik, namun dalam pelaksanaannya masih dirasakan
ada beberapa hal belum sesuai dengan harapan. Perencanaan yang kurang matang dalam
v Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
mengimplementasikan rencana kerja merupakan salah satu permasalahan yang
mengakibatkan salah satu target penetapan kinerja tidak tercapai.
Pencapaian sasaran strategis Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
harus ditingkatkan untuk tahun anggaran selanjutnya, sehingga beberapa perbaikan dan
tindak lanjut mutlak diperlukan. Keberhasilan pencapaian target sendiri disamping
ditentukan oleh kinerja faktor internal juga ditentukan oleh dukungan eksternal, seperti
kerjasama dengan unit-unit lain di lingkungan Dinas Keseshatan Provinsi sera institusi
terkait lainnya. Semoga ke depannya, kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung yang sudah relatif baik ini dapat terus dipertahankan dan dapat memberikan
dampak yang signifikan dalam rangka menurunnya angka kesakitan dan angka kematian
penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan kesehatan jiwa.
vi Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................... Error! Bookmark not defined.
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. ixx
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Visi dan Misi ........................................................................................................ 3
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ................................... Error! Bookmark not defined.6
1.4 Sumber Daya Manusia ......................................................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 10
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA .......................................................................... 11 2.1 Perencanaan Kinerja .......................................................................................... 11
2.2 Perjanjian Kinerja .............................................................................................. 16
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 18 3.1 Capaian kinerja .................................................................................................. 18
3.2 Realisasi Anggaran ............................................................................................ 65
BAB 4 PENUTUP ......................................................................................................... 68 4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 68
4.2 Tindak Lanjut ..................................................................................................... 69
vii Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Tabel 2.1. Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung Tahun 2019
Tabel.2.2 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2019
Grafik 3.1. Hasil Cakupan IDL Provinsi Lampung Tahun 2019
Grafik 3.2. Hasil Cakupan IDL Provinsi Lampung Tahun 2016 - 2019
Grafik 3.3.Capaian respon terhadap sinyal kewaspadan dini (alert) penyakit potensial
KLB yang muncul dalam sintem kewaspadaan dini dan respon (SKDR) Tahun 2019
Grafik 3.4.Capaian respon terhadap sinyal kewaspadan dini (alert) penyakit potensial
KLB yang muncul dalam sintem kewaspadaan dini dan respon (SKDR) Tahun 2016 -
2019
Grafik 3.5.Capaian jumlah Kabupaten / Kota yang mampu melaksanakan pencegahan
dan pengendalian penyakit Infeksi Emerging Tahun 2019
Grafik 3.6.Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar Tahun 2019
Grafik 3.7.Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar Tahun 2016 –
2019
Grafik 3.8.Capaian Kabupaten / Kota intervensi stunting yang melakukan POPM
Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran minum obat Tahun 2019
Grafik 3.9.Capaian Kabupaten / Kota intervensi stunting yang melakukan POPM
Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran minum obat Tahun 2018 – 2019
Grafik 3.10.Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat Tahun 2019
Grafik 3.11.Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat Tahun 2016 -
2019
Grafik 3.12.Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar Tahun 2019
Grafik 3.13.Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar Tahun 2015 - 2019
Grafik 3.14.Persentase kasus HIV yang diobati Tahun 2019
Grafik 3.15.Persentase kasus HIV yang diobati Tahun 2015 - 2019
Grafik 3.16.Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C
pada kelompok beresiko Tahun 2019
Grafik 3.17.Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C
pada kelompok beresiko Tahun 2015 - 2019
Grafik 3.18.Persentase Kab/Kota yang melakukan tatalaksana Pneumonia Tahun 2019
Grafik 3.19.Persentase Kab/Kota yang melakukan tatalaksana Pneumonia Tahun 2016
– 2019
Grafik 3.20.Persentase Kab/Kota yang memiliki peraturan KTR dan minimal 50% sekolah
menerapkan KTR Tahun2019
viii Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
Grafik 3.21.Persentase Kab/Kota yang memiliki peraturan KTR dan minimal 50% sekolah
menerapkan KTR Tahun2015 - 2019
Grafik 3.22.Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM Terpadu Tahun
2019
Grafik 3.23.Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM Terpadu Tahun
2016 - 2019
Grafik 3.24.Persentase Desa/Keluarahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu ) PTM Tahun 2019
Grafik 3.25.Persentase Desa/Keluarahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu ) PTM Tahun 2016 – 2019
Grafik 3.26.Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara
dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 Tahun pada Tahun 2019
Grafik 3.27.Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 Tahun pada Tahun 2016 – 2019
Grafik 3.28.Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus
katarak Tahun 2019
Grafik 3.29.Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak
Tahun 2018 - 2019
Grafik 3.30.Jumlah Kabupaten Kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa dan atau napza Tahun 2019
Grafik 3.31.Jumlah Kabupaten Kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa dan atau napza Tahun 2017 - 2019
ix Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
DAFTAR LAMPIRAN
- Perjanjian Kinerja TA 2019
- SK Petugas Penyusunan LAKIP Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung
- SOP / Alur Pencatatan dan Pelaporan Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung
- Laporan Program imunisasi
- Lapran respons terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit potensial KLB
yang muncul dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon)
- Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit lnfeksi Emerging
- Laporan Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
- Laporan POPM Kecacingan pada Kabupaten/kota intervensi stunting dengan
cakupan ≥ 75% dari sasaran minum obat
- Laporan Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
- Laporan Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
- Laporan Persentase kasus HIV yang diobati
- Daftar Kab kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada
kelompok beresiko
- Data Kabupaten/Kota yang 50% Puskesmasnya melakukan tatalaksana standar
Pneumonia.
- Laporan Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) minimal 50% sekolah
- Daftar Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
- Daftar desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM
- Data puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
- Daftar Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak
- Data Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib
Lapor (IPWL)
- Dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
1
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam
Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019
(RPJMN 2015-2019) adalah:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
2. Meningkatnya pengendalian penyakit;
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat
dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan GERMAS.
RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun
2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri
Kesehatan nomor HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) telah menyusun Rencana Aksi Program P2P tahun 2015 – 2019 yang
merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P termasuk
langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Dalam
perkembangannya Renstra yang telah disusun memerlukan penyesuaian terkait dengan
GERMAS, PIS PK dan SPM sehingga pada tahun 2018 dilakukan revisi Renstra
Kementerian Kesehatan dengan nomor HK.01.07/MENKES/422/2017. Sesuai amanat
Menteri Kesehatan, dengan diterbitkannya Renstra Revisi, maka unit utama harus
menjabarkan dalam Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal P2P. Pada revisi RAP
2
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Ditjen P2P Tahun 2018 terjadi perubahan indikator dan telah dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Isu strategis yang dihadapi di Dinas Kesehatan Provinsi Lampung di bidang
kesehatan yang tertuang dalam Rencana Kerja (Renja) Pembangunan Daerah tahun
2018 adalah sebagai berikut :
1. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
Kematian dan kesakitan sangat dipengaruhi oleh akses dan mutu pelayanan
kesehatan yang belum optimal.
2. Masih tingginya Prevalensi kekurangan gizi pada balita.
3. Transisi Epidemiologi dimana kejadian penyakit menular masih tinggi namun
Penyakit Tidak Menular (PTM) juga cenderung meningkat akibat perilaku dan
gaya hidup masyarakat yang tidak sehat
4. Sumber Daya Kesehatan
Anggaran kesehatan bersumber APBD rata-rata baru mencapai 5,6% belum
sesuai dengan amanat UU Kesehatan nomor 36 tahun 2009. Selain itu juga
distribusi tenaga kesehatan yang belum merata di Kabupaten Kota
5. Manajemen dan Sistem Informasi Kesehatan
Pembangunan kesehatan belum sepenuhnya sinergis antara daerah Provinsi dan
Kabupaten Kota.
Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi Lampung atas pelaksanaan
tugas dan fungsi selama Tahun 2019. Disamping itu, laporan kinerja ini merupakan
pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan terkait, yakni Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Pemerintah. Laporan kinerja ini juga sekaligus menjadi alat atau bahan evaluasi guna
peningkatan kinerja Kementerian Kesehatan di masa depan.
3
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
1.2 Visi dan Misi
Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 mengikuti Visi dan
Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan
visi ini dilaksanakan melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang
ingin diwujudkan yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
4
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya
seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1) Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2) Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status
kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life
cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja,
maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome)
dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui indikator yang akan dicapai
yakni sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP
2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian
Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina
kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan
pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian
5
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung :
Pada periode Renstra 2015 – 2019 tidak ada lagi visi dan misi SKPD namun
mengikuti Visi Gubernur yaitu :
“ Lampung Maju dan Sejahtera 2019”
Visi tersebut dimaksudkan untuk menjadikan Provinsi Lampung merupakan
daerah yang maju dan berdaya saing. Menjadi wilayah maju mempunyai pengertian
Provinsi Lampung menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi dimana untuk
menjadi daerah yang maju harus di dukung dengan kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya yang tinggi akan didapatkan bila status kesehatan masyarakat
Provinsi Lampung juga tinggi. Menjadi wilayah sejahtera mempunyai pengertian bahwa
masyarakat Provinsi Lampung yang sejahtera dalam arti sejahtera secara ekonomi,
makmur dengan pembagian yang lebih adil dan merata, jumlah penduduk terkendali,
derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, kualitas pelayanan sosial lebih
baik. Masyarakat sejahtera juga harus terjamin hak-haknya dan memiliki kesempatan
yang sama untuk meningkatkan hidup, memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan
dan pelayanan sosial serta kebutuhan dasar yang layak.
Pada periode Renstra 2015 – 2019 tidak ada lagi misi SKPD namun mengikuti
Misi Gubernur. Untuk mewujudkan Visi Gubernur Lampung maka telah dirumuskan
menjadi 5 (lima) misi yaitu :
1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah
2. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan
sosial
3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, IPTEK dan inovasi, budaya
masyarakat dan Toleransi kehidupan beragama
4. Meningkatkan pelestarian SDA dan kualitas lingkungan hidup yang
berkelanjutan
5. Menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasis kearifan
lokal, dan memantapkan kepemerintahan yang baik dan antisipatif Sektor
6
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Kesehatan masuk dalam Misi ketiga dalam RPJMD (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah) 2015 -2019 Provinsi Lampung yaitu :
“Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, IPTEK dan inovasi,
budaya masyarakat dan kehidupan beragama yang toleran”.
1.3. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung merupakan salah satu Satuan Kerja dari
Pemerintah Provinsi Lampung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah nomor 18
Tahun 2016 yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Gubernur nomor 63 Tahun
2016 tentang tentang rincian Tugas, Fungsi dan Tata kerja Dinas-Dinas Daerah pada
Pemerintah Provinsi.
Berdasarkan Peraturan Gubernur diatas maka Tugas Pokok Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung dan Unit Pelaksana Teknis (Labkes, Bapelkes, Instalasi Farmasi dan
Kalibrasi Alkes dan RSUDBNH) mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
provinsi di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan,
tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah kepada Gubernur
serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Sedangkan fungsi dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Unit Pelaksana
Teknis (UPTD) berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung nomor 63 tahun 2017
sebagai berikut :
1. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, program
dan evaluasi pelaporan
2. Pengkoordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan
3. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
4. Penyelenggaraan upaya kesehatan berskala provinsi dan yang belum dapat
diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota; dan
7
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan
fungsi Dinas Kesehatan.
8
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
2. Struktur Organisasi
Tabel 1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
9
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
1.4. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2019, jumlah pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung berjumlah 36 orang dengan distribusi pegawai di seksi surveilans dan
imunisasi 10 orang, seksi pengendalian penyakit 15 orang, dan seksi penyakit tidak
menular dan keswa berjumlah 11 orang.
a. Grafik Distribusi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
b. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan jabatan fungsional.
0
5
10
15
20
25
30
SMA S1 S2
Grafik Distribusi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Fungsional Epid Fungsional Umum
Grafik Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Fungsional
10
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
1.5.Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue)
yang sedang dihadapi organisasi.
2. Bab II Perencanaan Kinerja
Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian
Kesehatan Tahun 2018.
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja
a. Capaian Kinerja Organisasi
Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi.
b. Realisasi Anggaran
Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan dan
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja
4. Bab IV Penutup
Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa. mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
11
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga
dokumen Perencanaan yaitu Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan
5 tahunan, Rencana Kerja (Renja), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan
perencanaan tahunan. Perencanaan 5 tahunan Dinas Kesehatan Provinsi khususnya dana
Dekonsentrasi berasal dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Rencana Aksi Kegiatan Direktorat
pada Ditjen P2P dan Rencana Kerja (Renja) Ditjen P2P. Sasaran dan indikator kinerja
sasaran kemudian dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi.
Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015-
2019 adalah sebagai berikut:
1. Persentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate, sebesar 90% pada
akhir tahun 2019.
2. Prevalensi HIV, sebesar <0,5% pada akhir tahun 2019.
3. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria sebesar 300 Kabupaten/Kota
pada akhir tahun 2019.
4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebesar 34 Provinsi pada akhir tahun 2019.
5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis sebesar 35 Kabupaten Kota pada
akhir tahun 2019.
6. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
tertentu, sebesar 40% pada akhir tahun 2019.
7. Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah, sebesar
100% pada akhir tahun 2019.
8. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
minimal 50%, sebesar 50% pada akhir tahun 2019.
12
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
9. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa dan/atau Napza, sebesar 280 Kab/Kota pada akhir tahun 2019.
Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk
Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut :
13
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Tabel 2.1.
Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Tahun 2019
Indikator Kinerja pada RAP
Ditjen P2P
Indikator Kinerja pada RAK
Direktorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi
Dinas Kesehatan Provinsi
1. Persentase cakupan keberhasilan
pengobatan TB/Success Rate
1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana
sesuai standar
1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana
sesuai standar
2. Prevalensi HIV 2. Persentase kasus HIV yang diobati 2. Persentase kasus HIV yang diobati
3. Jumlah provinsi dengan eliminasi
kusta
3. Persentase cakupan penemuan kasus baru
kusta tanpa cacat
3. Persentase cakupan penemuan kasus baru
kusta tanpa cacat
4. Jumlah kabupaten/kota mencapai
eliminasi malaria
4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1
per 1.000 penduduk
4. Persentase kasus malaria positif yang di
obati sesuai standar
5. Jumlah kabupaten/kota dengan
eliminasi filariasis
5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria
berhasil menurunkan angka Mikrofilaria
menjadi 1%
5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis
yang melakukan POPM
6. Persentase Penurunan kasus
Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu
6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
7. Persentase anak usia 12-24 bulan yang
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib
Lanjutan
7. Persentase Kab/Kota yang
melaksanakan kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%
8. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu
7. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu
9. Persentase desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM
8. Persentase desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM
10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
9. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
14
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Indikator Kinerja pada RAP
Ditjen P2P
Indikator Kinerja pada RAK
Direktorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi
Dinas Kesehatan Provinsi
leher rahim pada perempuan usia 30-50
tahun
leher rahim pada perempuan usia 30-50
tahun
11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
deteksi dini dan rujukan kasus katarak
10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
deteksi dini dan rujukan kasus katarak
8. Persentase Kabupaten/ Kota yang
mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah
12. Persentase kab/kota yang mempunyai
kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
11. Jumlah kab/kota yang mempunyai
kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
13. Persentase respon penanggulangan
terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian
luar biasa (KLB) untuk mencegah
terjadinya KLB di kabupaten/kota
12. Persentase respon penanggulangan
terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian
luar biasa (KLB) untuk mencegah
terjadinya KLB di kabupaten/kota
14. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu
melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit infeksi emerging
13. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu
melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit infeksi emerging
9. Jumlah kab/kota yang memiliki
puskesmas yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa dan / atau Napza
15. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas
yang menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa dan / atau Napza
14. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas
yang menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa dan / atau Napza
16. Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan
Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL)
15. Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan
Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL)
17. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan
upaya pencegahan dan pengendalian
masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di
30% SMA dan yang sederajat
16. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan
upaya pencegahan dan pengendalian
masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di
30% SMA dan yang sederajat
15
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Indikator Kinerja pada RAP
Ditjen P2P
Indikator Kinerja pada RAK
Direktorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi
Dinas Kesehatan Provinsi
- 18. Persentase Satker Program P2P yang
memperoleh nilai SAKIP dengan hasil
minimal AA
17. Persentase layanan dukungan manajemen
dan pelaporan satker dekonsentrasi
16
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018
2.2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan
kesepakatan kinerja antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran
Ditjen P2P pada akhir Tahun 2019. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
disusun berdasarkan pada indikator yang tertuang dalam RAK dan Renjaserta telah
mendapat persetujuan anggaran. Target-target kinerja sasaran kegiatan yang ingin
dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Tabel.2.2
Perjanjian Kinerja
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Tahun 2019 No Sasaran No Indikator Kegiatan Target
I. Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
1. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
93%
II. Kabupaten/Kota melaksanakan surveilans penyakit potensial KLB dan melakukan respons terhadap sinyal kewaspadaan (alert) yang muncul dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons)
2. Persentase respons terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit potensial KLB yang muncul dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon)
90%
III. Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging
3. Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging
70%
IV. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
4. Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
95%
5. Jumlah Kabupaten/kota intervensi stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan cakupan ≥ 75% dari sasaran minum obat
4
V. Menurunnya penyakit menular langsung
6. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
91%
7. Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
53%
8. Persentase kasus HIV yang diobati 55%
9. Persentase kab kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada kelompok beresiko
80%
10. Persentase Kabupaten/Kota yang 50% Puskesmasnya melakukan tatalaksana standar Pneumonia.
60%
VI. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan
11. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah
50%
12. Persentase Puskesmas yang melaksanakan 50%
17
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
penyakit tidak menular
pengendalian PTM terpadu
13. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
50%
14. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
50%
15. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak
30%
VII. Meningkatnya kesehatan jiwa dan meningkatnya pencegahan penyalahgunaan napza
16. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
13
VIII. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
17. Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi
100%
Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2019 telah
dialokasikan anggaran sebesar Rp. 7.589.972.000,-
18
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian kinerja
Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja per setiap indikator
1. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
1.) Definisi Operasional: Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap meliputi 1 dosis Hep B pd usia 0-7 hari, 1 dosis
BCG, 4 dosis Polio, 3 dosis DPT-HB (atau DPT-HB-Hib), serta 1 dosis
campak selama kurun waktu 1 tahun.
2.) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 - 11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
dibagi jumlah seluruh bayi yang bertahan hidup (surviving infant) di
suatu wilayah pada kurun waktu yang sama di kali 100%.
3.) Capaian Indikator :
Grafik 3.1. Hasil Cakupan IDL Provinsi Lampung Tahun 2019
93%
99%
107%
85%
90%
95%
100%
105%
110%
Target Capaian Kinerja
Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap
19
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas grafik. 1 menjelaskan bahwa Tahun 2019
capaian indikator Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap adalah sebesar 98,96%. Indikator ini sudah
memenuhi bahkan melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 93%
dengan capaian target kinerja 107%.
Grafik 3.2. Hasil Cakupan IDL Provinsi Lampung Tahun 2016 - 2019
Dari grafik 3.2 menyatakan bahwa hasil cakupan indicator persentase
anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap selalu
mencapai target.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator adalah:
- Workshop petugas dalam rangka imunisasi rutin
- Workshop petugas imunisasi dalam rangka pengenalan antigen baru
- Bimtek pelaksanaan imunisasi
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan imunisasi dalam rangka
pengenalan antigen baru
- Melakukan feedback laporan ke kab/kota melalui umpan balik
laporan, bimbingan teknis dan monitoring supervisi ke kab/kota
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
- Adanya komitmen bersama antara pemegang kebijakan di kab/kota
(bupati/walikota, kepala dinas) untuk melaksanakan program
imunisasi rutin maupun tambahan (kampanye MR)
91,50% 92,00% 92,50% 93,00%
98,40%99,80% 100,10% 98,96%
2016 2017 2018 2019
Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
Target Capaian
20
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Adanya koordinasi yang baik antara Lintas Sektor (Kemenag,
Dikbud, Organisasi Profesi IBI, IDAI) dalam pelaksanaan program
imunisasi rutin dan koordinasi Lintas Program (KIA, promkes) di
kabupaten/kota.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Cakupan imunisasi rutin belum merata di level desa karena masih ada
daerah yang sulit di jangkau khususnya daerah pegunungan,
kepulauan di kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus
dan Pesawaran.
- Dana operasional imunisasi terbatas (minim) di level kab/kota (kab.
Pesisir Barat, Pesawaran, Mesuji).
- Beban tugas rangkap untuk petugas imunisasi di tingkat kabupaten
dan puskesmas dengan program lain (surveilans, P2, Haji,
Bendahara, dll).
- Sistem laporan hasil cakupan imunisasi yang tidak tepat dan lengkap.
7.) Pemecahan Masalah :
- Melakukan pemetaan lokasi terhadap daerah sulit
- Melakukan pendataan dan sweeping di daerah sulit melalui bidan
desa bekerja sama dengan peratin/pemangku/kader
- Di bentuk tim & jadwal khusus posyandu untuk pelayanan imunisasi
di daerah sulit
- Mensuport teman puskesmas melalui grup WA untuk tetap semangat
- Mendorong kab/kota untuk mengusulkan kegiatan pengadaan
coldchain (refrigerator, vaccine carier) melalui dana DAK dan
mendorong puskesmas untuk mengusulkan kegiatan imunisasi
(DOFU, sweeping) melalui dana BOK
- Menunjuk petugas imunisasi melalui kewenangan kadis melalui SPT
minimal 2 tahun tidak di pindah tugaskan.
- Melakukan validasi data dan revisi data laporan cakupan imunisasi
selama 1 tahun.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
21
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Capaian indikator Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap adalah 98,96% dengan kinerja 106,41% dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan imunisasi
sebesar 98,65% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 7,76%.
2. Persentase respons terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit
potensial KLB yang muncul dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon)
1) Definisi Operasional: Persentase respon atas sinyal kewaspadaan dini
pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Puskesmas oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang direspon
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun dibagi Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang muncul
pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Puskesmas di
kab/kota tersebut di atas di kali 100%.
3) Capaian Indikator
90,00% 90,73%
100,81%
Target Capaian Kinerja
Persentase respon terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit
potensial KLB yang muncul dalam sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR)
Presentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota
22
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.3.Capaian respon terhadap sinyal kewaspadan dini (alert) penyakit
potensial KLB yang muncul dalam sintem kewaspadaan dini dan respon
(SKDR) Tahun 2019
Pada grafik 3.3 tersebut dapat diketahui bahwa Tahun 2019
Presentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini
kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di
kabupaten/kota adalah sebesar 90,73%. Indikator ini memenuhi target
yang ditetapkan yaitu sebesar 90%.
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
merupakan satu penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia, oleh
karenanya penurunan kasus PD3I tertentu merupakan salah satu indicator
dalam RPJMN 2015 – 2019. Penurunan kasus PD3I tertentu
menggambarkan keberhasilan upaya promotive dan preventif kesehatan
masyarakat. Tujuan utama pengendalian PD3I bervariasi mulai dari
reduksi, eliminasi sampai dengan eradikasi, tergantung pada jenis
penyakitnya mengikuti komitmen global.
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi yang memiliki
komitmen global pada tahun 2023 yaitu Eliminasi Campak dan Eradikasi
Polio. Untuk mencapainya dengan menetapkan strategi memperkuat
imunisasi rutin dan melaksanakan imunisasi tambahan dengan target
minimal 95 % disemua tingkatan, meningkatkan sensitivitas Campak
dan penemuan kasus lumpuh layu, melakukan penyelidikan epidemiologi
(PE) setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) serta meningkatkan system
pelaporan surveilans. Dimana eliminasi dan eradikasi polio dapat
dibuktikan melalui surveilans yang sensitive dan berkualitas yaitu:
- Discarded rate campak mencapai target > 2/100.000 penduduk
23
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- AFP Rate (Lumpuh Layu) Min 2/100.000 anak usia <15 th
Grafik 3.4.Capaian respon terhadap sinyal kewaspadan dini (alert) penyakit
potensial KLB yang muncul dalam sintem kewaspadaan dini dan respon
(SKDR) Tahun 2016 - 2019
4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
- Penemuan kasus discarded campak dan PD3I lainnya
- Workshop petugas dalam rangka kewaspadaan dini dan respon
- Penyelidikan epidemiologi KLB dan wabah
- Verifikasi Sinyal Kewaspadaan Dini
- SARS dan Yankes Swasta surveilans Campak,AFP dan PD3I lainnya
5) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
- Adanya komitmen bersama antara pemegang kebijakan di kab/kota
(bupati/walikota, kepala dinas) untuk melaksanakan program Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)
- Adanya koordinasi dengan penanggung jawab program Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon di kabupaten/kota.
6) Kendala/masalah yang dihadapi
- Mobilisasi Petugas Surveilans
- Tugas Rangkap Petugas Surveilans sehingga tidak dapat bekerja
secara maksimal.
- Masih ada Wilayah /daerah yang sulit dijangkau
70,00% 75,00% 80,00%90%
63,00%
88,00%94,40% 90,73%
2016 2017 2018 2019
Persentase respon terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit potensial
KLB yang muncul dalam sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR)
Target Capaian
24
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Dana operasional terbatas di level kabupaten kota bahkan ada
kabupaten yang tidak memiliki dana operasional.
7) Pemecahan Masalah
- Agar Petugas Surveilans atas kewenangan Kepala Dinas tidak
dipindahkan minimal 3 tahun.
- Meminimalkan tugas rangkap bagi petugas surveilans
- Untuk dana operasional agar mengusulkan kegiatan melalui dana
DAK
8) Efisiensi penggunaan sumber daya
Capaian indikator Presentase respon penanggulangan terhadap sinyal
kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya
KLB di kabupaten/kota adalah 90,73% (108%) dan dibandingkan dengan
capaian realisasi anggaran layanan respon KLB dan wabah sebesar 70,80
% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 30,01 %.
3. Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit lnfeksi Emerging.
1.) Definisi operasional : Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki minimal 2
yakni tim TGC aktif dan melakukan pengamatan mingguan. Kriterita
tambahan antara lain penilaian risiko berkala, memiliki NSPK
penanggulangan PIE dan memiliki pembiayaan penanggulangan PIE.
2.) Rumus / cara penghitungan : Akumulasi jumlah Kab/Kota yang mampu
melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging
3.) Capaian Indikator :
25
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.5.Capaian jumlah Kabupaten / Kota yang mampu
melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit Infeksi Emerging
Tahun 2019
Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa target kabupaten/kota
dalam kemampuan untuk pengendalian penyakit infeksi emerging
sudah tercapai, dari taget 70 % ditahun 2019 tercapai 100 % dengan
dibentuknya Tim Gerak Cepat melalui Surat Keputusan Kepala Dinas
Kabupaten/kota
4.) Jumlah kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit infeksi emerging di tahun 2019 adalah :
a. Kabupaten Lampung Selatan
b. Kabupaten Lampung Tengah
c. Kabupaten Lampung Barat
d. Kabupaten Tulang Bawang
e. Kabupaten Tanggamus
f. Kabupaten Mesuji
g. Kabupaten Pesisir Barat
h. Kota Bandar Lampung
i. Kota Metro
j. Kabupaten Lampung Timur
70%100%
143%
Target Capaian Kinerja
Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan
pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging
Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging
26
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
k. Kabupaten Lampung Utara
l. Kabupaten Way Kanan
m. Kabupaten Pesawaran
n. Kabupaten Pringsewu
o. Kabupaten Tulang Bawang Barat
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
a. Adanya komitmen bersama antara pemegang kebijakan di kab/kota
(bupati/walikota, kepala dinas) untuk melaksanakan program
Pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging .
b. Adanya koordinasi antara penanggung jawab program surveilans
Provinsi/kabupaten/kota , Puskesmas dan Rumah Sakit.
6.) Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai indicator antara lain :
- Pembentukan SK Tim penanggulangan Kejadian Luar Biasa dan
krisis kesehatan.
- Orientasi dalam menghadapi Kejadian PIE
7.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Mobilisasi petugas
- Tugas rangkap dari petugas sehingga tidak dapat bekerja secara
maksimal
- Terbatasnya dana operasional di level kabupaten/kota
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja pada indicator ini sebanyak 142,86 % sedangkan realisasi
anggaran sebesar 99,13% sehingga nilai efisiensi 43,73%.
4. Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
1) Definisi Operasional: Jumlah kasus Malaria positif baik dengan
pemeriksaan mikroskopis maupun RDT yang mendapatkan pengobatan
sesuai standar dalam kurun waktu 1 tahun.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus malaria positif baik dengan
pemeriksaan mikroskopis maupun RDT yang mendapatkan pengobatan
27
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
sesuai standar dibagi jumlah kasus malaria positif yang ditemukan dikali
100%.
3) Capaian Indikator :
Grafik 3.6.Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
Tahun 2019
Dalam grafik 3.6 dapat diketahui Tahun 2019 Persentase kasus malaria
positif yang di obati sesuai standar adalah sebesar 96,64%. Indikator ini
sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 95%.
Target jangka menengah (2017) yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi adalah > 90 %
Standar nasional pada indicator ini sebesar > 95%.
95,00%96,64%
101,73%
Target Capaian Kinerja
Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
28
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
95
95
95
95
98
10
0
99
.08
97
.02
2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9
P E R S E NTASE K A SUS M A L A R IA P O SITIP YA N G D IO B AT I S ES UA I S TAND AR
Target Capaian
Grafik 3.7.Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
Tahun 2016 - 2019
Pada grafik 3.7 Capaian tahun 2019 ini menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Tahun 2019 ada 0,3% penderita malaria yang tidak
diobati secara standar hal ini karena ada beberapa Rumah Sakit Swasta
yang belum memberikan obat ACT hal ini dikarenakan koordinasi dan
informasi yang belum diketahui bahwa obat malaria ACT dapat
diperoleh di Dinas Kesehatan Kabupaten dengan cara melaporkan
penderita positip malaria yang diperiksa secara laboratorium ( Mikroskop
dan RDT). Namun secara keseluruhan capaian selalu melebihi target
yang di tetapkan.
4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
- Menyediakan obat malaria ACT setiap Puskesmas dan Rumah Sakit
Pemerintah dan berjejaring dengan Rumah Sakit Swasta yang
menanggani penderita malaria.
- Menyediakan bahan pemeriksaan malaria seperti Giemsa dan RDT.
- Melengkapi setiap UPK dengan mikroskop.
- Melatih tenaga laboratorium di UPK tentang teknis pemeriksaan
mikroskopis malaria.
- SOP pengobatan tersedia di setiap Puskesmas dan Rumah sakit.
29
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Mewajibkan setiap kasus klinis malaria dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
- Melakukan perbaikan managemen program dengan kunjungan ke
Kabupaten dengan Assesment penilaian eliminasi malaria
- Melakukan cross chek Sediaan darah mikroskopis malaria yang di uji
silang (% Sensitifitas, spesifitas, akurasi spesies)
- Survey darah massal malaria di daerah endemis malaria untuk
meningkatkan cakupan penemuan penderita.
- IRS/Indoor residual spraying (Penyemprotan insektisida pada dinding
rumah).
5) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Keberhasilan indicator ini dikarenakan adanya edaran pedoman
pengobatan malaria standar yang dikeluarkan oleh Menteri kesehatan
Nomor 5/MENKES/PMK/I/2013 serta edaran tatalaksana pengobatan
yang dikeluarkan oleh IDI, workshop serta surat edaran dari Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yang ditujukan kepada petugas
kesehatan untuk mengikuti pedoman pengobatan terbaru yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
6) Kendala/masalah yang dihadapi
- Terjadi putus stok obat malaria ACT di UPK
- Belum semua Puskesmas tersedia tenaga mikroskopis malaria.
- Belum semua UPK terutama RS Swasta dan praktek dokter mandiri
memahami alur permintaan obat program ke Dinas Kesehatan.
7) Pemecahan Masalah
- Menyediakan obat malaria minimal 2 cure di setiap puskesmas dan
Rumah Sakit.
- Melakukan pelatihan tenaga mikroskopis malaria sehingga semua
UPK tersedia tenaga pemeriksa malaria.
- Menyediakan alat diagnosis cepat malaria RDT di UPK yang belum
tersedia tenaga mikroskopis.
- Membuat alur tata cara permintaan obat malaria ke Dinas Kesehatan.
8) Efisiensi penggunaan sumber daya
30
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Capaian indikator Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai
standar adalah 96,64% dengan total kinerja sebesar 101,73% dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan capaian
eliminasi malaria sebesar 86,59% yang berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 15,14%.
5. Kabupaten/kota intervensi stunting yang melakukan POPM Cacingan
dengan cakupan ≥ 75% dari sasaran minum obat
1) Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang
melaksanakan POPM Cacingan dengan cakupan ≥ 75% dari sasaran
minum obat usia 1-12 tahun dalam kurun waktu satu tahun.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting
yang melaksanakan POPM Cacingan dengan cakupan ≥ 75% dari
sasaran minum obat dalam kurun waktu satu tahun.
3) Capaian Indikator :
Grafik 3.8.Capaian Kabupaten / Kota intervensi stunting yang
melakukan POPM Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran
minum obat Tahun 2019
Tahun 2019 indikator Kab/Kota intervensi stunting yang melakukan
POPM Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran minum obat adalah
sebesar 4 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Lampung Timur, Lampung
4 4
100%
Target Capaian Kinerja
Kab/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM Kecacingan dengan
cakupan 75% dari sasaran minum obat
Kab/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran minum onbat
31
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Tengah. Lampung Selatan dan Tanggamus, sehingga indikator ini telah
mencapai target (100%).
Grafik 3.9.Capaian Kabupaten / Kota intervensi stunting yang
melakukan POPM Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran
minum obat Tahun 2018 – 2019
Grafik di atas menjelaskan bahwa pelaksanaan POPM Kecacingan pada
daerah stunting berlangsung sejak tahun 2018. Provinsi Lampung pada
tahun 2018 mempunyai target POPM Kecacingan pada daerah prioritas
stunting sebanyak 3 Kabupaten / Kota sedangkan pada tahun 2019
mempunyai target sebanyak 4 Kabupaten / Kota. Pada tahun 2018
maupun 2019, kabupaten yang menjadi target telah melakukan POPM
Kecacingan dengan cakupan melebihi 75% dari sasaran minum obat.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indicator :
- Melakukan koordinasi baik pada lintas sektor maupun lintas program
- Melakukan sosialisasi pada petugas pelaksana POPM Kecacingan
- Sweeping dan sosialisasi pada target sasaran (SD, MI dan Posyandu)
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
Koordinasi dalam pelaksanaan POPM Kecacingan dari tingkat pusat
sampai dengan petugas pelaksana.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
3
43
4
2018 2019
Kab/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM Kecacingan dengan
cakupan 75% dari sasaran minum obat
Target Capaian
32
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Dalam pelaksanaan POPM Kecacingan, masih terdapat anak / target
tidak masuk sekolah atau tidak datang pada saat pelaksanaandi posyandu.
7.) Pemecahan Masalah :
Perlunya adanya dukungan dari pihak terkait agar dapat mendorong pada
anak / sasaran.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Persentase Kabupaten / Kota intervensi stunting yang melakukan POPM
Kecacingan dengan cakupan 75% dari sasaran minum obat adalah 100%
dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan sebesar
96,57% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar
3,43%.
6. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
1.) Definisi Operasional: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat (cacat tingkat
0) diantara total kasus baru yang ditemukan di suatu wilayah dalam
periode waktu 1 (satu) tahun.
2.) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang
ditemukan (cacat tingkat 0) dibagi jumlah kasus baru yang ditemukan
dalam periode 1 tahun di kali 100%
3.) Capaian Indikator :
91,00%
87,77%
96%
Target Capaian Kinerja
Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
33
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.10.Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
Tahun 2019
Grafik 3.10 menjelaskan bahwa Tahun 2019 indikator Persentase
cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat adalah sebesar 87,77%.
Angka ini belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 91%.
Standar nasional pada indikator ini sebesar 95%.
Grafik 3.11.Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
Tahun 2016 - 2019
Pasien baru yang di temukan pada th 2019 sebanyak 139 pasien dan dari
seluruh pasien tersebut ditemukan cacat sehingga capaian 87,77%. Jika
dibandingkan Capaian tahun 2019 dengan tahun 2018, 2017 dan tahun
2016, maka capaian indikator relative menurun. Tahun 2018 capaian
sebesar 100%, Tahun 2017 sebesar 94% dan tahun 2016 capaian 93%.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
- Pertemuan data kohort tingkat propinsi
- Survey desa atau servey sekolah
- Survey Kontak di setiap Kabupaten
- Intensive case Finding di 2 Kabupaten yakni, Lampung Tengah dan
mesuji.
5.) Analisa Penyebab belum mencapai target :
91 91 91 91
93 94
100
87,77
2016 2017 2018 2019
Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
Target Capaian
34
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Pada tahun 2019 petugas menemukan pasien saat sudah terjadinya cacat
baik melalui survey kontak maupun ICF selain dari pada itu
masyarakatpun di setiap Kabupaten belum mengetahui apa tanda dan
gejala kusta sehingga pasien-pasien enggan ke puskesmas terdekat.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Wasor di setiap Kabupaten sering sekali terjadi pergantian dan
berpindah kerja ke Puskesmas. Dari 15 Kabupaten / Kota terdapat 11
Kabupaten yang mempunyai wasor baru. Sehingga wasor tersebut
belum pernah mengikuti pelatihan program Kusta.
- Pengelola di tingkat Puskesmas juga banyak yang belum mengikuti
pelatihan program Kusta.
- Alat-alat untuk penyuluhan juga tidak ada seperti lembar balik yang
sangat berguna di lapangan tidak ada lagi di puskesmas karena sudah
beberapa tahun ini tidak ada pengadaan untuk lembar balik.
7.) Pemecahan Masalah :
- Pelatihan program kusta pada pengelola program / wasor di tingkat
Kabupaten dan puskesmas
- Pengadaan untuk lembar balik yang sangat dibutuhkan di fasyankes /
puskesmas.
- Peningkatan penyuluhan penyakit kusta kepada masyarakat
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa
cacat adalah 87,77% dengan jumlah kinerja 96,45% dan dibandingkan
dengan capaian realisasi anggaran intensifikasi penemuan kasus kusta
sebesar 94,13% yang berarti terdapat efisiensi 2,32%.
7. Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
1) Definisi Operasional: Semua kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
(penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) diantara semua
kasus TB yang diobati dan dilaporkan.
35
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus TB yang ditatalaksana sesuai
standar (penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) dibagi
jumlah semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan dikalikan 100%..
3) Capaian Indikator
Grafik 3.12.Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
Tahun 2019
Tahun 2019 indikator Persentase kasus TB yang ditatalaksana
sesuai standar adalah sebesar 100%. Indikator ini sudah memenuhi target
yang ditetapkan yaitu sebesar 79%. Capaian tersebut masih harus
dilakukan penyisiran kasus baik ke rumas sakit dan praktek mandiri.
Pada tahun 2019 sudah dilakukan penyisiran kasus ke rumah sakit.
Tetapi tidak dapat dilakukan pada semua rumah sakir, karena tidak
mempunya rekam medik yang memenuhi syarat-syarat penyisiran kasus
TB rumah sakit. Begitu juga dengan praktik mandiri dan klinik yang
tidak mempunya rekam medik.
Target jangka menengah (2018) yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi adalah jumlah semua kasus TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap dibagi semua kasus TB yang di obati
dan dilaporkan dikali 100% Standar nasional pada indikator ini sebesar
97 %.
79,00%
100,00%
127%
Target Capaian Kinerja
Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
36
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.13.Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
Tahun 2015 - 2019
Capaian pada tahun 2019 yaitu sebesar 100%. Sebagaimana pada
tahun 2015 capaian 100%, pada tahun 2016 capaian 100%, tahun 2017
capaian turun menjadi 99,90% dan pada tahun 2018 ini kembali naik
sebesar 100%. Pada tahun 2019 capaian 100%.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indicator :
- Workshop peningkatan kapasitas SDM TB di Propinsi Lampung
- Deteksi dini penemuan kasus di daerah resti ( lapas dan pondok
pesantren )
- Peningkatan kapasitas SDM progrm TB
- Sosialisasi dan supervisi serta bimbingan teknis terhadap petugas
TBC di level kabkota dan
- Bekerja sama dengan lintas proram serta sektor terkait dalam hal
menemukan kasus TBC dan melakukan tatalaksana sesuai standart.
- Penyisiran kasus TBC rumah sakit, klinik dan praktik mandiri.
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
- Petugas di level provinsi dan kabkota telah melakukan monitoring
dan evaluasi secara berkala terhadap capaian program.
79,00% 79,00% 79,00% 79,00% 79,00%
100,00% 100,00% 99,00% 100,00% 100,00%
0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%
100,00%
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kasus TB yang Ditatalaksana Sesuai Standar
TARGET CAPAIAN
37
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Petugas layanan TBC telah melakukan follow up terhadap seluruh
pengobatan pasien baik yang diobati di puskesmas maupun yang
dirujuk.
- Penyisiran kasus telah dilakukan terhadap beberapa rumah sakit.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Masih banyaknya rotasi pegawai terlatih di level layanan kesehatan
di kabkota dan minimnya petugas kesehatan yang terlatih TBC.
- Masih banyak missing cases dari rumah sakit, klinik dan praktik
mandiri.
7.) Pemecahan Masalah :
- Peningkatan kapasitas SDM program TBC di layanan
- Surveilan aktif rumah sakit, klinik dan praktik mandiri.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar
adalah 100% dan nilai kinerja 126,58% dan realisasi serapan sumber
pembiayaan bersumber APBN sebesar 96,76%. Sehingga efisiensi pada
indicator ini adalah 29,82%
8. Persentase kasus HIV yang diobati
1) Definisi Operasional: Semua orang dengan positif HIV dan masih dalam
terapi pengobatan ARV.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah orang dengan positif HIV dan masih
dalam terapi pengobatan ARV dibagi dengan jumlah orang dengan
positif HIV dan memenuhi syarat untuk memulai terapi pengobatan ARV
dikalikan 100%.
38
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
3) Capaian Indikator
Grafik 3.14.Persentase kasus HIV yang diobati Tahun 2019
Tahun 2019 indikator Persentase kasus HIV yang diobati adalah
sebesar 82,84%. Sehingga bila dibandingkan dengan target maka capaian
kinerja sebesar 150.62%. Target jangka menengah (2017) yang terdapat
dalam dokumen perencanaan strategis organisasi adalah 55%. Standar
nasional pada indikator ini sebesar 55%.
Grafik 3.15.Persentase kasus HIV yang diobati Tahun 2015 - 2019
Capaian tahun ini menurun jika dibandingkan capaian 5 tahun
kebelakang :
Tahun 2015 capaian 69,92%
55,00%82,84%
150,62%
Target Capaian Kinerja
Persentase kasus HIV yang diobati
Persentase kasus HIV yang diobati
46,00% 48,00% 50,00% 52,00% 55,00%
69,92%76,22% 78,37%
76,00%82,84%
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase kasus HIV yang diobati
Target Capaian
39
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Tahun 2016 capaian76,22%
Tahun 2017 capaian78,37%
Tahun 2018 capaian 76,0%
Tahun 2019 capaian 82,84%
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator:
- Validasi data dinkes/kab/kota/layanan terkait capaian deteksi,
pengobatan, layanan dan logistik
- Distribusi logistic pusat ke kab/kota
- Mengeliminasi jumlah kasus lost of Follow Up (LFU) di setiap
Fasyankes dengan pertemuan rutin melacak pasien rujukan dan
memastikan tidak ada identitas ganda yang tercatat.
- Untuk Fasyankes baru harus menetapkan kebijakan yang ketatapakah
pasien benar bersedia untuk melakukan pengobatan di Fasyankes
tersebut atau tidak.
- Memberikan pengertian yang benar terhadap system pengobatan dan
rujukan kepada setiap pasien.
- Peningkatan kapasitas petugas dan konselor mengenai kepatuhan
minum ARV bekerjasama dengan PKVHI.
- Meningkatkan peran LSM dalam dukungan sebaya dan
pendampingan.
5.) Analisa Penyebab Kegagalan
Pada tahun 2018 dari pasien aktif berganti menjadi pasien yang
mengambil ARV pada Bulan Desember tahun pelaporan. Untuk pasien
yang tidak mengambil ARV pada bulan tersebut maka otomatis akan
masuk sebagai pasien LFU walaupun baru 1 bulan absen. Hal ini
menyebabkan jumlah pasien aktif/pasien mengambil ARV (LBPHA poin
4.5) menjadi menurun secara drastis.
Kontributor lainnya adalah masih ada pasien yang tidak segera
memulai pengobatan ARV karena berbagai alasan mulai dari faktor
internal karena proses denial/penyangkalan maupun ketakutan diketahui
pasangan, keluarga, atau masyarakat karena masih menganggap penyakit
ini sebagai penyakit yang tabu. Pasien yang seperti ini biasanya
40
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
mengakses pengobatan setelah timbul infeksi oportunistik atau pindah
pengobatan ke Fasyankes lain tanpa pemberitahuan kepada Fasyankes
awal yang telah dicatat sebagai pasien masuk perawatan dan memenuhi
syarat.
Faktor yang juga berkontribusi menambah angka LFU adalah
pasien yang menganggap pengambilan ARV bias dilaksanakan di semua
Fasyankes yang memberikan pelayanan pengobatan ARV tanpa
mempunyai pengetahuan yang cukup bahwa ada jalur administrasi dan
pencatatan yang perlu dilengkapi. Pasien ini biasanya adalah pasien yang
berasal dari komunitas dengan informasi yang banyak namun tidak tepat.
Semua pasien yang ingin pindah harus disertai dengan surat rujukan
sehingga data pasien tidak ganda pada dua atau lebih Fasyankes yang
berkontribusi terhadap meningkatnya kasus LFU. Pengambilan ARV
sebagai pasien transit harus disertai dengan menunjukkan kartu pasien
sehingga tidak akan tercatat sebagai pasien baru di Fasyankes tujuan.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Sumber daya petugas yang terampil dalam konseling lanjutan seperti
kepatuhan ARV di setiap layanan hamper tidak ada.
- Kegiatan yang mendukung petugas Fasyankes untuk melakukan
konsolidasi pasien yang berpindah-pindah layanan sehingga masuk
dalam kategori LFU dalam jangka lama tidak tersedia.
7.) Pemecahan Masalah:
- Upaya peningkatan kapasitas petugas yang terampil dalam konseling
kepatuhan minum ARV melalui refreshing petugas bekerjasama
dengan PKVHI. Untuk pengobatan jangka panjang perlu upaya untuk
mendorong kepatuhan minum ARV (adherence) di setiap Fasyankes
terutama dengan jumlah pasien yang banyak ataupun sudah lama
melakukan pengobatan.
- Telusur kasus LFU dengan koordinasi antar Fasyankes dalam
kab/kota maupun antar kab/kota.
- Dalam rangka akselerasi ARV maka akan dilakukan pelacakan kasus
LFU dengan bantuan dari LSM setempat yang merupakan
41
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
perpanjangan tangan dari Spiritia sebagai pengampu kegiatan
penjangkauan dan pendampingan ODHA.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya:
Capaian Persentase kasus HIV yang diobati adalah 82,84% atau tercapai
sebesar 150,62% bila dibandingkan dengan target yang sebesar 55%,
sedangkan capaian realisasi anggaran Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit HIV AIDS bersumber APBN sebesar 99.52%
yang artinya terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar
51,10%..
9. Persentase kab kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C
pada kelompok beresiko
1.) Definisi Operasional : Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan
kegiatan deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil dan kelompok berisiko
lainnya dalam kurun waktu satu tahun. Deteksi dini hepatitis B dilakukan
dengan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) HBsAg pada ibu
hamil dan kelompok berisiko lainnya.
2.) Rumus/Cara perhitungan : Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan
Deteksi Dini Hepatitis B pada ibu hamil dan Kelompok Berisiko Tinggi
lainnya di bagi jumlah seluruh kab/ kota dikali 100%.
3.) Capaian Indikator :
80,00%100,00%
125,00%
Target Capaian Kinerja
Persentase kab kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada
kelompok beresiko
Persentase kab/kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada kelompok beresiko
42
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.16.Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini
hepatitis B dan C pada kelompok beresiko Tahun 2019
Pada grafik 3.16 diatas menjelaskan bahwa Tahun 2019 indikator
Persentase kab/kota yang melaksanakan kegiatan deteksi dini hepatitis B
dan C pada kelompok berisiko tinggi adalah sebesar 100 %. Indikator ini
sudah memenuhi target Nasional yang ditetapkan tahun 2019 yaitu
sebesar 80 %.
Grafik 3.17.Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini
hepatitis B dan C pada kelompok beresiko Tahun 2015 - 2019
Dan pada grafik 3.17 menjelasakan bahwa sejak tahun 2015
Capaian pada indikator persentase kab/kota yang melaksanakan deteksi
dini hepatitis B dan C pada kelompok beresiko selalu melebihi dari target
yang ditetapkan dan setiap tahunnya selalu meningkat
Tahun 2015 target 10% capaian 20 %
Tahun 2016 target 20% capaian 40 %
Tahun 2017 target 30% capaian 60 %
Tahun 2018 target 60% capaian 86,7 %
Tahun 2019 target 80% capaian 100 %
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
- Melakukan pengembangan kabupaten/kota yang melakukan deteksi
dini hepatitis B dan C pada ibu hamil dan kelompok beresiko setiap
20
40
60
86,7
100
1020
30
60
80
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017 2018 2019
CAPAIAN TAHUN 2015 - 2019 TARGET NASIONAL
43
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
tahunnya dari tahun 2015 sampai tahun 2019 dengan cara melatih tim
petugas puskesmas ke provinsi untuk Peningkatan Kapasitas petugas.
- Melakukan Validasi data dinkes/kab/kota/layanan terkait capaian
deteksi, pengobatan, layanan dan logistik.
- Melakukan Distribusi logistic pusat ke kabupaten/kota dan
memastikan logistik samapi di layanan.
- Melakukan seminar kesehatan tentang hepatitis di hari besar
kesehatan nasional ( Hari Hepatitis sedunia / hari AIDS sedunia)
dengan tema tripe eliminasi HIV, Sifilis, Hepatitis sehigga
meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan di layanan
- Berkerjasama dengan lintas Program yaitu program Kesehatan
Keluarga, Promosi Kesehatan, dan Program HIV & IMS untuk
melakukan integrasi program.
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan Program :
Peningkatan Keberhasilan ini disebabkan karena dilakukannya
pengembangan kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini hepatits
B dan C di Provinsi Lampung setiap tahunnya mengikuti pedoman
pelaporan baku nasional. Namun Pada tahun 2018 tidak ada anggaran
untuk program Hepatitis sehingga menyebabkan beberapa kegiatan
pendukung program hepatitis tidak dapat di lakukan.
Kontributor lainnya adalah menggandeng lintas program lain
untuk mensosialisasikan kegiatan deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil
yaitu pada program kesehatan keluarga dan hepatitis C pada populasi
resiko tinggi dengan program HIV dan IMS. Integrasi ini sangat efektif
untuk meningkatkan pengetahuan dari petugas di layanan.
Faktor yang juga berkontribusi meningkatkan capaian program
adalah Bekerjasama dengan pihak swasta / sektor informal untuk
mengadakan seminar tentang triple eliminasi hepatitis B ( deteksi dini
hepatitis B) pada ibu hamil dengan melibatkan tim klinisi /konsultan (
dokter spesialis penyakit dalam, kandungan, anak, juga Kulit dan
kelamin ) untuk melatih secara singkat / orientasi bagi para bidan –bidan
puskesmas sebagai pelaksana kegiatan deteksi dini hepatitis di layanan.
44
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Sumber daya petugas yang terampil di setiap layanan yang sudah di
latih, tidak maksimal dalam memberi layanan, kurangnya
mensosialisasikan kegiatan kepada bidan-bidan desa.
- Walaupun sudah 100 % kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini
hepatitis B dan C namun cakupannya belum maksimal, hal ini karena
belum terintegrasinya ANC Terpadu dengan pemeriksaan hepatitis
pada ibu hamil
- Masih rendahnya penggunaan anggaran yang ada di puskesmas untuk
Kegiatan yang mendukung petugas Fasyankes melakukan
Monitoring, evaluasi dan validasi data.
7.) Pemecahan Masalah :
- Upaya peningkatan kapasitas petugas yang terampil melalui Kegiatan
seminar-seminar kesehatan tentang triple eliminasi HIV, Sifilis,
Hepatitis bekerjasama dengan Kanca Sehati RSUD Hi. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
- Peningatan capaian deteksi dini hepatitis di puskesmas dengan
berintegrasi dengan program HIV, Kesehatan keluarga, dan Promosi
kesehatan.
- Melakukan kerjasama dengan organisasi profesi seperti IBI,
PATELKI, dan IDI untuk mensosialisasikan kegiatan deteksi dini
hepatitis B dan C pada ibu hamil dan populasi beresiko.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian Persentase Kabupaten/kota yang melaksankan Deteksi dini
hepatitis B dan C pada ibu hamil dan populasi beresiko adalah 100 %
atau tercapai bila dibandingkan dengan target yang sebesar 90 % di tahun
2019 dan nilai kinerja 125%. Sedangkan capaian realisasi anggaran
Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hepatitis & Penyakit
Infeksi saluran pencernaan (HPISP) bersumber APBN sebesar 98,65 %
sehingga efisiensi 26,35%.
45
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
10. Persentase Kabupaten/Kota yang 50% Puskesmasnya melakukan
tatalaksana standar Pneumonia.
1) Definisi Operasional: Angka persentase kasus pneumonia balita yang
diberikan tatalaksana standar yaitu dihitung napas dalam waktu satu
menit penuh atau dilihat ada tidaknya Tarikan Dinding Dada bagian
bawah Kedalam (TDDK) minimal 60% dari seluruh kunjungan balita
dengan keluhan batuk atau kesukaran bernapas.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kabupaten/kota yang 50%
puskesmasnya telah melaksanakan tatalaksana standar Pneumonia dibagi
jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada dikali 100%
3) Capaian Indikator
Grafik 3.18.Persentase Kab/Kota yang melakukan tatalaksana Pneumonia
Tahun 2019
Tahun 2019 indikator Persentase Kab/Kota yang 50%
puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pnuemonia sebesar
86.67%. dan nilai kinerja 144,45%. Standar nasional pada indikator ini
sebesar 60 %. Capaian tahun ini meningkat jika dibandingkan capaian 3
tahun kebelakang:
60,00%
86,67%
144,45%
Target Capaian Kinerja
Persentase Kab/kota yg 50% Puskesmas Melakukan tatalaksana Pneumonia
46
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.19.Persentase Kab/Kota yang melakukan tatalaksana Pneumonia
Tahun 2016 - 2019
Jika kita lihat grafik 3.19 dapat dijelasakan bahwa pada tahun
2016, 2017 dan 2018, jumlah kabupaten yang melakukan tatalaksana
Penumonia masih dibawah target yang ditetapkan, sedangkan pada tahun
2019 indikator telah tercapai menjadi 86,67%.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator:
- Validasi data dinkes/kab/kota/layanan terkait capaian deteksi,
pengobatan, layanan dan logistik
- Distribusi logistik pusatkekab/kota
- Memberikan pengertian yang benar tentang Penyakit Pneumonia dan
pentingngnya pengobatan dan rujukan kepada setiap orang tua balita
pneumonia melalui kegiatan “Care Seeking”
- Peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana ISPA
5.) Analisa Penyebab Kegagalan
Petugas puskesmas tidak melakukan deteksi dini penyakit pneumonia,
petugas tidak melakukan tatalaksana Ispa yaitu hitung napas dan periksa
TDDK pada balita yang datang ke puskesmas dengan keluhan batuk dan
atau kesukaran bernapas.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Kesadaran petugas untuk mau melakukan tatalaksana Pneumonia
sesuai standar masih ada petugas puskesmas yang tidak taat
60 60 60 60
33,340
46,66
86,67
0
20
40
60
80
100
2016 2017 2018 2019
Target Capaian
47
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Petugas yang sudah dilatih MTBS tidak bertugas di KIA atau di BP
sehingga semua suspek pneumonia tidak ditangani oleh petugas yang
sudah terlatih.
7.) Pemecahan Masalah:
- Upaya peningkata nkapasita spetugas yang terampil dalam tatalaksana
Pneumonia sesuai Standar.
- Kegiatan care seeking untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit pneuminia pada balita.
- Penggunaan sarana /peralatan penunjang seperti sound timer untuk
hitung napas dalam tatalaksana Pneumonia.
8.) Efisiensi penggunaan sumberdaya:
Capaian Persentase puskesmas yang melakukan tatalaksana adalah
86,67% dari target 60%. Nilai kinerja 144,45% dan persentase realisasi
anggaran 99,12% sehingga efisiensi 45,32%.
11. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah
1.) Definisi Operasional: Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah adalah
kabupaten/kota yang telah melaksanakan kebijakan KTR yang dinilai
dari minimal telah menerapkan KTR di 50% sekolah/ madrasah sesuai
dengan peraturan perundangan yang mengatur tentang Kawasan Tanpa
Rokok dibagi dengan jumlah kab/ kota di Provinsi Lampung.
2.) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kabupaten / kota yang memiliki
peraturan KTR di minimal 50% sekolah dibagi Jumlah kabupaten / kota
di Provinsi Lampung di kali 100%.
3.) Capaian Indikator
48
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.20.Persentase Kab/Kota yang memiliki peraturan KTR dan minimal
50% sekolah menerapkan KTR Tahun2019
Tahun 2019 indikator Persentase Kabupaten/Kota Yang Menerapkan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah (minimal 50% sekolah) adalah
sebesar 53,33%. Indikator ini sudah memenuhi target yang ditetapkan
yaitu sebesar 50%. Target jangka menengah (2017) adalah sebesar 30%
sebagaimana tertuang dalam dokumen renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung. Standar Nasional pada indikator ini sebesar 50% (2019).
Grafik 3.21.Persentase Kab/Kota yang memiliki peraturan KTR dan minimal
50% sekolah menerapkan KTR Tahun2015 - 2019
50,00% 53,33%
106,66%
Target Capaian Kinerja
Persentase kab / kota yang memiliki peraturan KTR dan
minimal 50% sekolah menerapkan KTR
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
13,30%13,30%
20,00%
45,50%53,33%
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan KTR
minimal 50% sekolah
Target Capaian
49
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Capaian tahun 2019 cenderung meningkat jika dibandingkan
dengan tahun 2015 yakni sebesar 10,00%, tahun 2016 sebesar 13,30%,
tahun 2017 sebesar 13,30%, tahun 2018 sebesar 45,50%.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
- Sosialisasi dan advokasi program KTR, termasuk peraturan yang
mendukung KTR dengan sasaran stakeholder terkait
- Pelaksanaan skrining dan layanan UBM di sekolah dan FKTP oleh
tenaga yang terlatih.
- Review implementasi KTR di sekolah dan OPD.
- Upaya penegakkan Perda
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
- Peningkatan capaian ini terjadi karena meningkatnya jumlah sekolah
yang menerapkan kebijakan KTR di sekolah dan deklarasi sekolah
KTR.
- Adanya Permendikbud No. 64 Tahun 2015 tentang KTR di
lingkungan Sekolah.
- Layanan UBM dan KTR di sekolah dan FKTP.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Penegakkan peraturan KTR yang belum optimal
- masih kurangnya tenaga terlatih UBM baik tenaga kesehatan maupun
tenaga pendidik
- kurangnya peralatan smoker analizer dan BHP untuk mengukur kadar
CO dalam darah sebagai bagian layanan UBM.
- pencatatan dan pelaporan berbasis web yang belum maksimal
7.) Pemecahan Masalah :
- Meningkatkan advokasi dan sosialisasi kepada pemegang kebijakan
dan dukungan anggaran;
- Merencanakan untuk pelatihan / orientasi UBM bagi nakes dan
tenaga pendidik.
- Pengadaan smoker analizer dan BHP melalui DAK kabupaten / kota;
50
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Untuk mendukung data yg uptodate dilakukan monev dan bimtek
kepada petugas pengelola PTM kabupaten/kota terkait pencatatan
dan pelaporan baik manual maupun berbasis web.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Persentase Kabupaten/Kota Yang Menerapkan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah (minimal 50% sekolah) adalah
53,33% atau 8 dari 15 Kabupaten/Kota dengan kinerja sebesar 106,66%
dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan penyakit
tidak menular sebesar 98,26% yang berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 8,41%.
12. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
1) Definisi Operasional: Jumlah Puskesmas yang telah melaksanakan
minimal tatalaksana penyakit Hipertensi dan DM dan atau telah
melakukan pembinaan Posbindu PTM di wilayahnya.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu di bagi Jumlah seluruh Puskesmas di
Provinsi Lampung di kali 100%.
3) Capaian Indikator
Grafik 3.22.Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM
Terpadu Tahun 2019
50,00%
92,86%
185,72%
Target Capaian Kinerja
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian
PTM terpadu
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
51
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Tahun 2019 indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu adalah sebesar 92,9% (286 puskesmas dari
308). Indikator ini sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar
50%. Target Jangka Menengah (2017) adalah sebesar 30% sebagaimana
tertuang dalam dokumen renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
2015 – 2019. Standar Nasional pada indikator ini adalah sebesar 50%
(2019).
Grafik 3.23.Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM
Terpadu Tahun 2016 - 2019
Capaian tahun 2019 sebesar 92,86%. Capaian ini meningkat jika
dibandingkan capaian tahun sebelumnya yakni pada tahun 2016 sebesar
50,70%, tahun 2017 sebesar 73.30%, dan Tahun 2018 sebesar 86,60%.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
Pelatihan Pandu PTM bagi tenaga fungsional puskesmas, bimbingan
teknis dan supervisi, monitoring dan evaluasi.
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
Keberhasilan peningkatan capaian kinerja persentase puskesmas yang
melaksanakan pengendalian PTM secara terpadu dari tahun 2016 – 2019,
adalah berdasarkan definisi kuantitatif yaitu puskesmas yang
melaksanakan dan membina posbindu PTM. Tetapi secara kualitatif
20,00%30,00%
40,00%50,00%50,70%
73,30%86,60% 92,90%
2016 2017 2018 2019
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian
PTM terpadu
Target Capaian
52
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
yaitu persentase puskesmas melaksanakan pengendalian hipertensi dan
diabetes mellitus terintegrasi (yang ditandai dengan prediksi faktor risiko
penyakit jantung dan stroke 10 tahun ke depan / diagram carta) baru
mencapai 14,3% dari target 50%. Hal ini sangat bermakna dengan
meningkatnya prevalensi hipertensi, DM dan prevalensi obesitas.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
Kurangnya SDM puskesmas terlatih pandu PTM, kurangnya alat
posbindu PTM, kurangnya alat Pandu PTM, Bahan Habis Pakai PTM.
7.) Pemecahan Masalah :
Melatih petugas puskesmas untuk kompetensi pandu PTM, bimbingan
teknis, monev ke puskesmas pandu PTM oleh Kabupaten/Kota,
Penguatan Pencatan dan Pelaporan, penyediaan peralatan dan logistik
PTM.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu adalah 92,86% dan kinerja 185,71% dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan penyakit tidak
menular sebesar 99,36% yang berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 86,35%.
13. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM
1) Definisi Operasional: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan
kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan
kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dibagi Jumlah
Desa/Kelurahan di Provinsi Lampung di kali 100%.
3) Capaian Indikator
53
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.24.Persentase Desa/Keluarahan yang melaksanakan kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu ) PTM Tahun 2019
Tahun 2019 indikator Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan
kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM adalah sebesar
62,72%. Indikator ini sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu
sebesar 50%. Target jangka menengah (2017) adalah sebesar 30%
sebagaimana tertuang dalam dokumen renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung. Standar Nasional pada indikator ini sebesar 50% (2019).
Grafik 3.25.Persentase Desa/Keluarahan yang melaksanakan kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu ) PTM Tahun 2016 - 2019
50,00% 62,72%
125,44%
Target Capaian Kinerja
Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
20,00%30,00%
40,00%50,00%
32,30%
59,50%79,53%
62,72%
2016 2017 2018 2019
Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
Target Capaian
54
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Capaian tahun ini cenderung meningkat jika dibandingkan dengan tahun
2016 yakni sebesar 32,30% , tahun 2017 sebesar 59,50%, tetapi menurun
dibandingkan tahun 2018 sebesar 79,53%.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
- Sosialisasi deteksi dini factor resiko PTM (Posbindu)
- Pembekalan kader Posbindu PTM
- Deteksi dini factor resiko PTM
- Pengadaan bahan habis pakai
- Media KIE
- Sosialisasi dan monev program pengendalian PTM dan Keswa
- Workshop dan sosialisasi pasca pelaksanaan deteksi dini factor resiko
PTM
- Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan / stake
holder, pembekalan kader posbindu PTM dan monev kegiatan
Posbindu
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
- Peningkatan capaian ini terjadi karena meningkatnya jumlah desa /
kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM karena sudah
tersosialisasi nya kegiatan posbindu PTM hampir pada semua lapisan
masyarakat, pembentukan posbindu baru.
- Perhitungan sasaran posbindu PTM di wilayah, dukungan tokoh
masyarakat, adanya kader terlatih.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Dukungan kebijakan yang masih kurang.
- masih kurangnya tenaga kader terlatih,
- kurangnya kit dan logistik posbindu,
- pencatatan dan pelaporan berbasis web yang belum maksimal
7.) Pemecahan Masalah :
- Meningkatkan advokasi dan sosialisasi kepada pemegang kebijakan
dan dukungan anggaran;
- Penambahan dan aktivasi kader Posbindu melalui pembekalan kader
tentang Posbindu;
55
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
- Penambahan kit dan logistik Posbindu;
- Untuk mendukung data yg uptodate dilakukan monev dan bimtek
kepada petugas pengelola PTM kabupaten/kota terkait pencatatan
dan pelaporan baik manual maupun berbasis web.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan
kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM adalah 62,72% dan
kinerja 125,44% dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran
layanan penyakit tidak menular sebesar 98,15% yang berarti terdapat
efisiensi sumber pembiayaan sebesar 27,29%.
14. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
1) Definisi Operasional: Jumlah Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini
kanker payudara dengan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis), dan
leher rahim melalui metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
atau papsmear pada perempuan usia 30 – 50 tahun.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada pemerpuna
usia 30- 50 tahun dibagi jumlah seluruh Puskesmas di Provinsi Lampung
dan dikalikan 100%.
3) Capaian Indikator
56
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.26.Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini
kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 Tahun pada
Tahun 2019
Tahun 2015-2019 Indikator Persentase puskesmas yang
melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
pada perempuan usia 30-50 tahun adalah sebesar 89,94 % (278
puskesmas dari 308 Puskesmas). Indikator belum ini sudah memenuhi
target yang ditetapkan yaitu sebesar 50%. Target jangka menengah
(2019) yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
adalah 100%.
50,00%89,94%
179,88%
Target Capaian Kinerja
Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
35,00% 35,00% 35,00%50,00%48,84%
56,11%
84,49% 89,94%
2016 2017 2018 2019
Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun
Target Capaian
57
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.27 Grafik 3.27.Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50
Tahun pada Tahun 2016 - 2019
Capaian tahun 2015- 2019 ini semakin meningkat yaitu 89,94 %,
dimana tahun 2016 capaian sebesar 48,84%, pada tahun 2017 capaian
sebesar 56,11%, Tahun 2018 capaian sebesar 84,49% dan Tahun 2019
capaian sebesar 89,94% .
Pada tahun 2019 terjadi perubahan definisi operasional target
capaian bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Target
semula adalah persentase jumlah wanita usia 30 – 50 tahun yang
dilakukan pemeriksaan dini kanker payudara dan mulut rahim, namun
pada tahun 2019 dirubah menjadi persentase jumlah Puskesmas yang
melakukan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan mulut rahim.
Dengan kondisi demikian seharusnya data pada tahun 2019 tidak bisa
dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
Pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim agar
semua puskesmas terlatih.
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
Capaian melampaui target nasional
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
- masih banyak puskesmas yang belum terlatih
- masih banyak tenaga dokter dan bidan yang belum terlatih
7.) Pemecahan Masalah :
Masih harus tetap mengadakan pelatihan deteksi dini kanker payudara
dan kanker leher rahim.
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan
deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50
tahun dari tahun 2015 – 2019 adalah 89,94 % dan kinerja 179,87% dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran deteksi dini faktor
58
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
resiko penyakit tidak menular sebesar 98,06% yang berarti terdapat
efisiensi sumber pembiayaan sebesar 81,81%.
15. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus
katarak
1. Definisi Operasional: Puskesmas yang melakukan deteksi dini oleh
tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas berupa tes fisik mata dengan
menggunakan senter dan ophthalmoscope, lalu pemeriksaan visus mata
dengan menggunakan snelen chart, dilakukan dengan tes bayangan
(shadow test) menggunakan pen light, serta mampu melakukan rujukan
kasus katarak ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
2. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Puskesmas yang melakukan deteksi
dini dan merujuk kasus katarak dibagi Jumlah seluruh Puskesmas di
Provinsi Lampung dikali 100%.
3. Capaian Indikator
Capaian Tahun 2019 telah memenuhi target sebesar 30% dan realisasi
kinerja nya 71,43% (220 pkm dari 308 pkm). Target Jangka menengah
(2017) adalah sebesar 10% sebagaimana tertuang dalam dokumen
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019, tetapi
mulai dijadikan dalam target indikator di tahun 2018 sebesar 20%.
30,00%71,43%
238,10%
Target Capaian Kinerja
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan
rujukan kasus katarak
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak
59
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Sedangkan Standar Nasional pada indikator ini sebesar 30% pada tahun
2019.
Capaian tahun 2019 : 71,43% meningkat dibandingkan dengan
realisasi tahun 2018 sebesar 36,4%. Begitu juga dengan realisasi kinerja
di tahun 2019 juga meningkat dibandingkan tahun 2018. Capaian ini
tidak dibandingkan untuk Tahun 2017, 2016 dan 2015 dikarenakan
Program ini mulai masuk di P2PTM di tahun 2018 sehingga merupakan
angka kumulatif saja.
4. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indicator :
Sosialisasi dan bimtek ke pengelola di Kabupaten/kota, mengupayakan
jejaring kerja dengan Komda PGPK dan PGPKT, memperkuat baseline
data laporan program indera baik kuantitas maupun kualitas serta
ketepatan waktu pengiriman laporan. Skrining deteksi dini gangguan
indera di Posbindu Cerdik Jiwa dan di FKTP.
5. Analisa Penyebab Keberhasilan :
Tercapainya target 30% dikarenakan sebagian puskesmas telah
melaksanakan deteksi dini katarak dan rujukan kasus katarak, ditunjang
oleh kompetensi dokter umum fungsional untuk melakukan diagnosis
dan rujukan katarak. Analisis program/kegiatan yg menunjang
keberhasilan pencapaian pada indikator ini dapat diintegrasikan melalui
20,00%30,00%
36,42%
71,43%
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan
rujukan kasus katarak
Target Capaian
60
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
posbindu, posyandu lansia, kegiatan skrining di BP puskesmas, skrining
gangguan penglihatan di sekolah melalui UKS, dst.
6. Kendala/masalah yang dihadapi:
Belum semua puskesmas memiliki tenaga dokter atau tenaga perawat
yang terlatih PGPK, dan belum semua puskesmas yang telah memenuhi
indikator menyampaikan laporan tentang kasus gangguan indera secara
lengkap.
7. Pemecahan Masalah :
Penambahan jumlah SDMK terutama yang memiliki kompetensi PGPK,
dan diklat atau penyegaran bagi pengelola program baik di tingkat
provinsi, kab/kota dan puskesmas, feedback pencatatan dan pelaporan
secara berjenjang, on the job training kader posbindu cerdik jiwa dlm
integrasi deteksi dini gangguan indera.
8. Efisiensi penggunaan sumber daya : Capaian indikator Persentase
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak
tahun 2019 adalah 71,43% (realisasi kinerja 238,10%) dan dibandingkan
dengan capaian realisasi anggaran layanan penyakit tidak menular
sebesar 97,82% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 140,28%.
16. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib
Lapor (IPWL)
1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/kota yang mempunyai minimal 1
Puskesmas / RS / RSJ sebagai IPWL aktif. Kriteria IPWL aktif adalah
IPWL yang menerima pasien wajib lapor dan menjalankan rehabilitasi
medis napza dan atau yang menjalankan upaya promotif dan preventif.
2) Rumus/Cara perhitungan: Akumulasi jumlah Kab/kota yang mempunyai
minimal 1 Puskesmas / RS / RSJ sebagai IPWL aktif.
3) Capaian Indikator
61
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.30.Jumlah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan upaya
pencegahan dan pengendalian masalah penyelahgunaan Napza di IPWL Tahun
2019
Pada grafik 3.30 menerangkan bahwa Jumlah Kabupaten/kota
yang memiliki minimal 1 puskesmas / RS / RSJ sebagai IPWL aktif di
wilayahnya hanya 1 yaitu kota Bandar Lampung.
Dari target yang telah ditentukan dalam PK, hanya 1 Kabupaten
yang telah melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah
penyalahgunaan Napza di IPWL. Sehingga capaian tidak memebuhi
target yang ada.
13
1 8%
Target Capaian Kinerja
Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL)
Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza
1 1
13
01 1 1
2016 2017 2018 2019
Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima
Wajib Lapor (IPWL)
Target Capaian
62
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Grafik 3.31. Jumlah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan upaya
pencegahan dan pengendalian masalah penyelahgunaan Napza di IPWL Tahun
2016 - 2019
Capaian indikator tahun 2017, 2018 dan 2019 masih 1
Kabupaten. Hal tersebut dikarenakan 12 IPWL yang terdaftar tidak ada
yang aktif, dimana SDM (dokter dan perawatnya) belum ada yang dilatih
ASSIST sebagai Assesor, belum ada verifikator yang terlatih sehingga
tidak ada pasien wajib lapor yang datang dan menjalankan rehabilitasi medis
NAPZA dan atau belum ada program di Puskesmas yang menjalankan upaya
promotif dan preventif NAPZA sehingga dari tahun 2017 s.d Tahun 2019
target tidak tercapai. Target tidak bisa dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (tahun 2016) dikarenakan Program ini mulai masuk di
P2PTM di tahun 2017.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Menunggu kemenkes untuk memanggil dan melatih IPWL yang terdaftar
sehingga bisa aktif menggunakan dana pusat karena dinkes provinsi
lampung tidak ada anggaran untuk pelatihan ASSIST (hanya
mengandalkan dana dekonsentrasi).
5.) Kendala/masalah yang dihadapi :
Pelatihan hanya mengandalkan dana dekonsentrasi saja yang jumlahnya
terbatas. Untuk penetapan target yang dari 1 kab/kota menjadi 13
kab/kota harus didukung dengan menyiapkan anggaran untuk pelatihan
tenaga kesehatan yang dibutuhkan.
6.) Pemecahan Masalah :
Diharapkan para pemangku kebijakan dan lintas terkait dapat
memberikan dana pada program kesehatan jiwa melalui APBD Provinsi
sendiri, agar seluruh puskesmas yang menjadi IPWL ada di Provinsi
Lampung dapat dilatih semua.
7.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Capaian indikator Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza adalah 1
63
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Kabupaten/Kota dengan realisasi kinerja 7,69 dan dibandingkan dengan
capaian realisasi anggaran Pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan jiwa dan napza sebesar 98,87% yang berarti tidak terdapat
efisiensi.
17. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
1.) Definisi Operasional: Jumlah layanan dukungan manajemen dan
pelaporan satker dekonsentrasi terdiri dari capaian layanan RKAKL, e-
monev DJA, e-monev Bappenas dan e-performance
2.) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah layanan dukungan manajemen dan
pelaporan satker dekonsentrasi terdiri dari capaian layanan RKAKL, e-
monev DJA 12 dokumen, e-monev Bappenas 12 dokumen dan e-
performance 12 dokumen yang tercapai dibagi dengan target.
3.) Capaian Indikator
Tabel 3.32 Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan
satker dekonsentrasi Tahun 2019
Pada Tabel 3.32 menjelaskan bahwa Tahun 2019 indikator Persentase
layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi adalah
sebesar 100%. Indikator ini sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu
sebesar 100%.
100% 100% 100%
Target Capaian Kinerja
Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker
dekonsentrasi
Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi
64
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Tabel 3.33 Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan
satker dekonsentrasi Pada Tahun 2015- 2019
Tabel 3.28 menjelaskan bahwa Capaian tahun ini sama seperti tahun-
tahun sebelumnya sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
4.) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indicator :
- Penyusunan E-Renggar
- Penyusunan RKAKL Bidang P2P
- Pembahasan dokumen perencanaan dan penganggaran ke pusat
- Penyusunan laporan pelaksanaan bidang P2P
- Penyusunan laporan E-Monev Penganggaran
- Penyusunan laporan e-monev bappenas (PP 9 Th. 2006)
- Verifikasi dan rekonsiliasi laporan keuangan satker
- Penyusunan realisasi anggaran bulanan / triwulan / semester /
tahunan Rekonsiliasi LK UAKPPA E-1 Laporan keuangan satker
pusat, UPT, dekon th 2018 dan semester 1 tahun 2019
- Dukungan pelaksanaan pengelolaan BMN
5.) Analisa Penyebab Keberhasilan :
Mempunyai rasa tanggung jawab penuh merupakan keberhasilan dalam
indikator ini.
6.) Kendala/masalah yang dihadapi :
100% 100% 100% 100% 100%100% 100% 100%
100% 100%
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker
dekonsentrasi
Target Capaian
65
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
Tidak adanya anggaran untuk petugas penyusunan Lakip pada dana
dekonsentrasi Tahun 2019.
7.) Pemecahan Masalah :
Perlunya dukungan pemangku kebijakan untuk memberikan anggaran
pada Pelaksana / Petugas Lakip .
8.) Efisiensi penggunaan sumber daya :
Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker
dekonsentrasi adalah 100% dengan kinerja 100% dan dibandingkan
dengan capaian realisasi anggaran layanan over head sebesar 98,66%
yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 1,34%.
3.2 Realisasi Anggaran
1. Pada bagian ini diurai realisasi anggaran masing-masing indicator
No Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
1.090.455.000
1.075.686.488 98,65
2. Persentase respons terhadap sinyal
kewaspadaan dini (alert) penyakit
potensial KLB yang muncul dalam
SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon)
454.565.000 321.845.800 70,80
3. Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu
melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyakit lnfeksi
Emerging
120.265.000 119.223.800 99,13
4. Persentase kasus malaria positif yang di
obati sesuai standar 303.750.000 263.004.000
86,59
5. Jumlah Kabupaten/kota intervensi
stunting yang melakukan POPM
Cacingan dengan cakupan ≥ 75% dari
sasaran minum obat
1.068.000.000
1.031.418.000
96,57
66
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
6. Persentase cakupan penemuan kasus
baru kusta tanpa cacat
450.000.000
423.567.400
94,13
7. Persentase kasus TB yang ditatalaksana
sesuai standar
378.090.000
365.845.000
96,76
8. Persentase kasus HIV yang diobati 258.400.000
257.166.900
99,52
9. Persentase kab kota yang melaksanakan
deteksi dini hepatitis B dan C pada
kelompok beresiko
271.219.000
267.559.000
98,65
10. Persentase Kabupaten/Kota yang 50%
Puskesmasnya melakukan tatalaksana
standar Pneumonia.
95.623.000
94.781.700
99,12
11. Persentase Kabupaten/Kota yang
melaksanakan kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%
sekolah
233.660.000 230.441.600 98,62
12. Persentase Puskesmas yang
melaksanakan pengendalian PTM
terpadu
352.532.000 350.262.200 99,36
13. Persentase desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM
1.654.965.000 1.624.385.915 98,15
14. Persentase puskesmas yang
melaksanakan kegiatan deteksi dini
kanker payudara dan leher rahim pada
perempuan usia 30-50 tahun
180.921.000
177.415.950
98,06
15. Persentase Puskesmas yang
melaksanakan deteksi dini dan rujukan
kasus katarak
145.320.000
142.146.000
97,82
16. Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan upaya pencegahan
132.337.000
130.837.800
98,87
67
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
dan pengendalian masalah
penyalahgunaan Napza di lnstitusi
Penerima Wajib Lapor (IPWL)
17. Persentase layanan dukungan
manajemen dan pelaporan satker
dekonsentrasi
399.870.000 394.530.400 98,66
2. Realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
68
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2019
telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan
dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 126%.
2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019, dari 17 Indikator kinerja
sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2019, sebanyak
14 indikator telah melebihi target yang ditetapkan (>100%), 1 indikator telah
mencapai target yang ditetapkan (100%), sedangkan 2 indikator tidak mencapai
target dengan pencapaian sebesar < 99 %.
3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2019 diketahui bahwa kinerja anggaran
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 95,79 %, dengan
realisasi Rp. 7.270.117.953 dengan realisasi tertinggi pada sebesar 99,52% dan
realisasi paling rendah pada dana dekonsentrasi yakni sebesar 70,80%.
4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 17 indikator, terdapat 16
indikator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai
atau melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan
telah dilaksanakan dengan baik.
5. Mengingat penyakit tidak mengenal batas wilayah administrasi, pemerintahan,
maupun negara, maka penyelenggaraan penanggulangan penyakit secara
nasional dilakukan dengan prinsip konkuren, yaitu dilakukan bersama-sama
antara unsur pemerintahan di pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian,
setiap permasalahan penyakit dan faktor risikonya yang timbul di suatu wilayah
perlu ditangani secara bersama antara unsur pusat dan daerah, sedangkan untuk
pintu masuk negara dilakukan upaya khusus melalui upaya kekarantinaan
kesehatan dalam rangka cegah tangkal penyakit antar negara sebagai bentuk
komitmen kesehatan dalam menjaga kedaulatan negara.
69
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019
4.2 Tindak Lanjut
1. Melakukan review untuk mengevaluasi capaian target akhir tahun perencanaan,
menilai keberhasilan dan pembelajaran yang dihasilkan.
2. Penetapan target indikator bidang P2P tahun 2020 – 2024 mengacu pada
tantangan dan capaian indikator periode sebelumnya, isu strategis dan hasil mid
term evaluation.
Demikian Laporan Kinerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 disusun sebagai bahan
masukan untuk penyusunan perencanaan tahun berikutnya.
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
BERITA ACARA REKONSILIASINomor: BAR-184023/WPB.07/KP.017/2019
Pada hari ini Rabu tanggal Lima Belas bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh telahdiselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara DINAS KESEHATAN PROVINSILAMPUNG (129008) yang selanjutnya disebut Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran denganKantor Pelayanan Perbendaharaan Negara BANDAR LAMPUNG, yang selanjutnya disebutBendahara Umum Negara.
Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Keuangan berupa Laporan RealisasiAnggaran Belanja, Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja Negara, Laporan RealisasiAnggaran Pendapatan dan Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan serta Neracasebagai bahan rekonsiliasi periode Desember 2019.
Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi, LaporanRealisasi Anggaran, dan Neraca yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP).Rekonsiliasi dilaksanakan secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan dalam Berita AcaraRekonsiliasi (BAR) ini dengan hasil sebagai berikut:
Hasil Rekonsiliasi secara rinci tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi dan lampiranlainnya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari BAR ini. Perbedaan yang masihditemukan akan ditindaklanjuti kedua belah pihak.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dilaksanakan sebagaimanamestinya.
An. Kuasa Bendahara Umum Negara,
Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi
An. Kuasa Pengguna Anggaran,
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSILAMPUNG
Herry PurwantoNIP.196911281990121001
Dr.dr. Hj. REIHANA,M.KesNIP.196308251989102002
9
6 0
0
No.7,589,972,0001
7,270,117,953
00
Pagu Belanja
5
0
0
0
0
7,270,117,953
0
0
0
2
8
0
Kas pada Badan Layanan Umum
0
10
SiAP
0
0
Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak
0
0
0
Mutasi Uang Persediaan
Pengembalian Belanja
Uraian
Estimasi Pendapatan4
0
0Pengembalian Pajak
Kas di Bendahara Pengeluaran
0
SAI
00
Perbedaan
Belanja
0
3
7 0
0Pendapatan Bukan Pajak
7,589,972,000
11 Kas Lainnya di K/L dari Hibah 0 0 0
Berita Acara Rekonsiliasi ini telah diotorisasi secara elektronik, tidak dibutuhkan tanda tangan basah
12 Pengesahan Hibah LangsungBarang/Jasa/Surat Berharga
0 0 0
3. Laporan Realisasi Belanja
2. Estimasi Pendapatan
UAKPA: DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG (129008)
SAI/SA-BUN : 7,589,972,000
Dari Hasil Rekonsiliasi Laporan SAI/SA-BUN dengan SiAP sampai dengan bulan Desember tahun anggaran2019 dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
6. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak
4. Pengembalian Belanja
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
SiAP : 7,589,972,000
Laporan Hasil Rekonsiliasi
5. Realisasi Pendapatan Bukan Pajak
1. Pagu Anggaran
7. Pengembalian Pajak
Berita Acara Rekonsiliasi
Nomor: BAR-184023/WPB.07/KP.017/2019
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
SiAP : 0SAI/SA-BUN : 0
SiAP : 7,270,117,953SAI/SA-BUN : 7,270,117,953
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
SAI/SA-BUN : 0
SiAP : 0
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
Tanggal : 15/01/2020
Lampiran I
Halaman 1
8. Mutasi Uang Persediaan
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
9. Kas di Bendahara Pengeluaran
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
10. Saldo Kas Lainnya dari Hibah Langsung
Langkah-langkah Perbaikan kesalahan/perbedaan
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSILAMPUNG
Herry PurwantoNIP.196308251989102002NIP.196911281990121001
An. Bendahara Umum Negara, An. Kuasa Pengguna Anggaran,
Dr.dr. Hj. REIHANA,M.Kes
Lampiran IBerita Acara Rekonsiliasi
Nomor: BAR-184023/WPB.07/KP.017/2019Tanggal : 15/01/2020
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
11. Saldo Kas Badan Layanan Umum
SAI/SA-BUN : 0
SiAP : 0
Halaman 2
13.
Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi
Berita Acara Rekonsiliasi ini telah diotorisasi secara elektronik, tidak dibutuhkan tanda tangan basah
12. Pengesahan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga
SiAP : 0
SAI/SA-BUN : 0
Tidak terdapat perbedaan antara data SiAP dengan data SAI/SA-BUN.
LAPORAN TRIWULANAN
Tahun Anggaran : 2019Kementerian/Lembaga : 024 - KEMENTERIAN KESEHATANUnit Kerja Eselon I : 05 - Ditjen Pencegahan dan Pengendaliaan PenyakitTriwulan : Triwulan III (Parsial)
NO NOMENKELATUR KOMPONEN VOL SATUAN ALOKASIANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN FISIKKINERJATOTAL
STATUS PELAKSANAAN
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja Status Keterangan
1 2061.515.002.051Pelatihan deteksi dini kankerpayudara dan leher rahim
1 orang 180,921,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai sampai dengan bulanSeptember kegiatan telahselesai dilaksanakan
2 2060.505.001.055Program P2 Hepatitis danPenyakit ISP di Provinsi(Dekonsentrasi)
2 Layanan 271,219,000 69,494,000 25.62 % 2 100.00 % 62.81 % Selesai sampai dengan bulanSeptember kegiatan telahselesai dilaksanakan
3 2060.500.003.053Peningkatan Kapasitas SDM
1 Orang 118,305,000 117,959,000 99.71 % 1 100.00 % 99.85 % Selesai Pada bulan Septemberkegiatan telah selesaidilaksanakan
4 2059.005.002.052Penguatan Surveilans malaria
3 Layanan 215,000,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Pelaksanaan Sampai Bulan Septembermasih terdapat satu kegiatanyang belum dilaksanakan
5 2058.006.004.051Advokasi, Sosialisasi danKoordinasi PelaksanaanImunisasi
1 Layanan 10,300,000 0 0.00 % 3 100.00 % 50.00 % Pelaksanaan Pada bulan September,Kegiatan masih dalam tahapproses pelaksanaan
6 2058.004.002.058Verifikasi sinyal kewaspadaandini
1 Layanan 42,610,000 0 0.00 % 3 100.00 % 50.00 % Persiapan Pada bulan SeptemberKegiatan masih belum dapatdilaksanakan
7 2061.517.002.051Peningkatan Kapasitas SDMimplementasi KTR dan KonselingUBM di Puskesmas dan Sekolah
2 Kegiatan 233,660,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai sampai dengan bulanSeptember kegiatan telahselesai dilaksanakan
NO NOMENKELATUR KOMPONEN VOL SATUAN ALOKASIANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN FISIKKINERJATOTAL
STATUS PELAKSANAAN
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja Status Keterangan
8 2061.509.001.056Pengembangan WilayahRehabilitasi BersumberdayaMasyarakat (RBM)
2 kegiatan 145,320,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Pelaksanaan sampai dengan bulanSeptember kegiatan dalamproses pelaksanaan
9 2060.507.001.057Peningkatan Kapasitas Petugasdalam Tatalaksana ISPA
1 layanan 95,623,000 0 0.00 % 3 100.00 % 50.00 % Persiapan sampai dengan bulanSeptember kegiatan dalampersiapan.
10 2060.504.001.054Deteksi Dini, Pengobatan danSurveilans dalam UpayaPencegahan dan PengobatanPenyakit Frambusia
3 layanan 50,000,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai sampai dengan bulanSeptember kegiatan telahselesai dilaksanakan
11 2060.503.001.059Intensifikasi Penemuan Kasusdalam Upaya Pencegahan danPengendalian Penyakit Kusta(Dekonsentrasi Provinsi)
4 Layanan 400,000,000 200,395,000 50.10 % 2 50.00 % 50.05 % Pelaksanaan sampai dengan bulanSeptember kegiatan masihdalam proses pelaksanaan
12 2060.502.001.051Peningkatan Kapasitas SDM TBC
4 layanan 378,090,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Pelaksanaan sampai dengan bulanSeptember terdapat satukegiatan yang belumdilaksanakan. direncakanbulan oktober
13 2060.500.003.052Distribusi logistik pusat keKab/Kota
1 layanan 25,380,000 0 0.00 % 3 100.00 % 50.00 % Pelaksanaan Pada bulan Septemberkegiatan dalam prosespelaksanaan
14 2060.500.003.051Validasi data
1 Kab/Kota 114,715,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai Pada bulan Septemberkegiatan telah selesaidilaksanakan
15 2059.008.010.053Pelaksanaan POPM Filariasis danKecacingan
3 Layanan 132,072,000 65,233,000 49.39 % 3 100.00 % 74.70 % Pelaksanaan Pada bulan Juli Kegiatan masihdalam tahap pelaksanaan
NO NOMENKELATUR KOMPONEN VOL SATUAN ALOKASIANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN FISIKKINERJATOTAL
STATUS PELAKSANAAN
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja Status Keterangan
16 2059.008.010.051Sosialisasi dan Monev POPMFilariasis dan Kecacingan
6 Layanan 935,928,000 289,147,000 30.89 % 1 16.67 % 23.78 % Pelaksanaan Sampai Bulan September,masih tersisa satu kegiatandan akan dilaksanakan padabulan Oktober
17 2058.008.001.051Advokasi sosialisasi dankoordinasi pelaksanaan deteksidini penyakit infeksi emerging
1 Kegiatan 120,265,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai sampai bulan SeptemberKegiatan telah selesaidilaksanakan
18 2058.006.004.054Bimbingan Teknis danMonitoring Evaluasi PelaksanaanImunisasi
3 Layanan 199,960,000 61,960,000 30.99 % 1 33.33 % 32.16 % Pelaksanaan Pada Sampai BulanSeptember, 2 keigatan yangtelah dilaksanakan
19 2058.006.004.052Pelatihan Pelaksanaan ImunisasiRutin
4 Layanan 880,195,000 479,656,000 54.49 % 2 50.00 % 52.25 % Selesai Pada bulan Septemberkegiatan telah selesaidilaksanakan
20 2058.005.002.051Penyelidikan Epidemiologi KLBdan Wabah
2 Lokasi 173,790,000 13,963,000 8.03 % 1 50.00 % 29.02 % Pelaksanaan sampai bulan SeptemberKegiatan masih dalam tahapproses pelaksanaan
21 2058.004.002.053Pelatihan petugas dalam rangkakewaspadaan dini dan respon
1 Kegiatan 115,050,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai Pada bulan SeptemberKegiatan telah selesadilaksanakan
22 2058.004.002.051Surveilans PD3I
3 Kali 123,115,000 37,820,000 30.72 % 1 33.33 % 32.03 % Pelaksanaan Pada bulan SeptemberKegiatan masih dalam prosespelaksaaan
23 2063.970.001.051Penyusunan rencana programdan Penyusunan rencanaanggaran
3 laporan 63,490,000 11,533,800 18.17 % 3 100.00 % 59.08 % Pelaksanaan sampai bulan September,kegiatan masih dalam tahappelaksanaan
24 2063.970.001.052Pelaksanaan pemantauan danevaluasi
5 laporan 238,110,000 872,000 0.37 % 0 0.00 % 0.18 % Pelaksanaan sampai bulan September,kegiatan masih dalam tahappelaksanaan
NO NOMENKELATUR KOMPONEN VOL SATUAN ALOKASIANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN FISIKKINERJATOTAL
STATUS PELAKSANAAN
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja Status Keterangan
25 2063.970.001.053Pengelolaan keuangan danperbendaharaan
3 layanan 98,270,000 15,701,400 15.98 % 1 33.33 % 24.66 % Pelaksanaan sampai bulan September,kegiatan masih dalam tahappelaksanaan
26 5837.002.004.051Pelatihan Deteksi Dini danPenatalaksanaan Ganguan Jiwabagi Nakes di Puskesmas(DEKON)
1 orang 132,337,000 130,837,800 98.87 % 1 100.00 % 99.43 % Pelaksanaan sampai bulan September,kegiatan masih dalam tahappelaksanaan
27 2061.516.002.054Pelatihan Posbindu PTM dan SIPTM
1 190,430,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai sampai dengan bulanSeptember kegiatan telahselesai dilaksanakan
28 2061.516.002.053Pelatihan Pandu PTM di FKTP
1 162,102,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai sampai dengan bulanSeptember kegiatan telahselesai dilaksanakan
29 2061.516.002.051Deteksi Dini Faktor RisikoPenyakit Tidak Menular diDaerah
6 1,654,965,000 496,638,000 30.01 % 4 66.67 % 48.34 % Pelaksanaan sampai dengan bulanSeptember kegiatan dalamproses pelaksanaan
30 2059.005.U03.100Survei darah massal malaria(angka parasite rate)
1 43,750,000 23,450,000 53.60 % 1 100.00 % 76.80 % Pelaksanaan Pada bulan September,kegiatan masih dalam prosespelaksanakan
31 2059.005.U02.100Sediaan darah mikroskop yangdi uji silang
1 15,000,000 2,890,000 19.27 % 0 0.00 % 9.63 % Pelaksanaan Pada bulan September,kegiatan dapat dilaksanakan
32 2059.005.U01.100IRS/Indoor Residual Spraying(penyemprotan Insektisida padadinding rumah)
2 30,000,000 0 0.00 % 0 0.00 % 0.00 % Selesai Sampai bulan Septemberkegiatan telah selesaidilaksanakan
REKAP PERMASALAHAN KOMPONEN
No Nomenkelatur Komponen Vol Satuan Permasalahan Keterangan
1 2061.515.002.051Pelatihan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim 1 orang Tidak Ada Masalah,
2 2060.505.001.055Program P2 Hepatitis dan Penyakit ISP di Provinsi (Dekonsentrasi) 2 Layanan Tidak Ada Masalah,
3 2060.500.003.053Peningkatan Kapasitas SDM 1 Orang Tidak Ada Masalah,
4 2059.005.002.052Penguatan Surveilans malaria 3 Layanan Tidak Ada Masalah,
5 2058.006.004.051Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Imunisasi 1 Layanan Tidak Ada Masalah,
6 2058.004.002.058Verifikasi sinyal kewaspadaan dini 1 Layanan Tidak Ada Masalah,
7 2061.517.002.051Peningkatan Kapasitas SDM implementasi KTR dan Konseling UBM di Puskesmas dan Sekolah 2 Kegiatan Tidak Ada Masalah,
8 2061.509.001.056Pengembangan Wilayah Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) 2 kegiatan Tidak Ada Masalah,
9 2060.507.001.057Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Tatalaksana ISPA 1 layanan Tidak Ada Masalah,
10 2060.504.001.054Deteksi Dini, Pengobatan dan Surveilans dalam Upaya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Frambusia 3 layanan Tidak Ada Masalah,
11 2060.503.001.059Intensifikasi Penemuan Kasus dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kusta (Dekonsentrasi Provinsi) 4 Layanan Tidak Ada Masalah,
12 2060.502.001.051Peningkatan Kapasitas SDM TBC 4 layanan Tidak Ada Masalah,
13 2060.500.003.052Distribusi logistik pusat ke Kab/Kota 1 layanan Tidak Ada Masalah,
No Nomenkelatur Komponen Vol Satuan Permasalahan Keterangan
14 2060.500.003.051Validasi data 1 Kab/Kota Tidak Ada Masalah,
15 2059.008.010.053Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan 3 Layanan Tidak Ada Masalah,
16 2059.008.010.051Sosialisasi dan Monev POPM Filariasis dan Kecacingan 6 Layanan Tidak Ada Masalah,
17 2058.008.001.051Advokasi sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan deteksi dini penyakit infeksi emerging 1 Kegiatan Tidak Ada Masalah,
18 2058.006.004.054Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Imunisasi 3 Layanan Tidak Ada Masalah,
19 2058.006.004.052Pelatihan Pelaksanaan Imunisasi Rutin 4 Layanan Tidak Ada Masalah,
20 2058.005.002.051Penyelidikan Epidemiologi KLB dan Wabah 2 Lokasi Tidak Ada Masalah,
21 2058.004.002.053Pelatihan petugas dalam rangka kewaspadaan dini dan respon 1 Kegiatan Tidak Ada Masalah,
22 2058.004.002.051Surveilans PD3I 3 Kali Tidak Ada Masalah,
23 2063.970.001.051Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran 3 laporan Tidak Ada Masalah,
24 2063.970.001.052Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 5 laporan Tidak Ada Masalah,
25 2063.970.001.053Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan 3 layanan Tidak Ada Masalah,
26 5837.002.004.051Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Ganguan Jiwa bagi Nakes di Puskesmas (DEKON) 1 orang Tidak Ada Masalah,
27 2061.516.002.054Pelatihan Posbindu PTM dan SI PTM 1 Tidak Ada Masalah,
No Nomenkelatur Komponen Vol Satuan Permasalahan Keterangan
28 2061.516.002.053Pelatihan Pandu PTM di FKTP 1 Tidak Ada Masalah,
29 2061.516.002.051Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Daerah 6 Tidak Ada Masalah,
30 2059.005.U03.100Survei darah massal malaria (angka parasite rate) 1 Tidak Ada Masalah,
31 2059.005.U02.100Sediaan darah mikroskop yang di uji silang 1 Tidak Ada Masalah,
32 2059.005.U01.100IRS/Indoor Residual Spraying (penyemprotan Insektisida pada dinding rumah) 2 Tidak Ada Masalah,
Mengetahui,Kepala Unit / Satuan Kerja DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
[masih kosong]