Upload
nguyenxuyen
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KINERJA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
TAHUN 2015
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
TAHUN 2016
i
Laporan Kinerja Tahun 2015 Ikhtisar Eksekutif
KATA PENGANTAR
Dalam UU. No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya dipertegas melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Kementerian/Lembaga harus menyusun Laporan Kinerja (LK), sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Secara internal Kementerian Perindustrian juga telah mengeluarkan Permen, yaitu;
Permenperin Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian dan Permenperin Nomor 75/M-IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
Penyusunan LK Tahun 2015 bertujuan untuk mengetahui tercapainya target pada unit
kerja di lingkungan BPKIMI yaitu keberhasilan capaian yang terukur setiap tahunnya, berdasarkan Rencana Kinerja yang disusun tahun 2015 disamping peran strategisnya dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis riset. Berpedoman kepada mekanisme yang berlaku, penyusunan LK BPPI tahun 2015, mengacu kepada Renstra dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perindustrian. LK berisikan informasi tentang kinerja yang telah dicapai dalam satu tahun dengan rincian PAGU DIPA BPPI TA. 2015.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dibuat agar dapat menjadi informasi dan
sebagai bahan evaluasi bagi Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPI dan Unit Kerja yang terkait.
Jakarta, 8 Februari 2015
Kepala BPPI ,
Haris Munandar N.
ii
Laporan Kinerja Tahun 2015 Ikhtisar Eksekutif
IKHTISAR EKSEKUTIF
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri merupakan salah satu unit kerja di
lingkungan Kementerian Perindustrian di bidang penelitian dan pengembangan industri yang
mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian.
Selama Tahun 2015, BPPI telah menjalankan program dan kegiatan sesuai dengan TUSI yang
diamanahkan dalam rangka untuk mendukung pembangunan industri Nasional. Berikut kinerja
BPPI selama tahun 2015.
Sasaran Strategis BPPI Tahun 2015 terdiri dari :
1. Meningkatnya investasi sektor industri, dengan indikator kinerja yaitu Pertumbuhan industri
pionir dan industri prioritas, dengan realisasi sebesar 8 % atau capaian sebesar 153,85%;
2. Meningkatnya penerapan standar, dengan capaian indikator kinerja yaitu Penurunan Impor
Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib, , dengan realisasi
sebesar 10, 18% atau capaian sebesar 203,60%;
3. Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI, dengan capaian indikator
kinerja sebagai berikut:
a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri, dengan realisasi sebanyak 62 hasil
litbang atau capaian sebesar 0 %
b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri, dengan realisasi sebesar 49 hasil
litbang yang diterapkan atau capaian sebesar 0 %.
c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri, dengan capaiansebanyak 14 usulan paten
yang didaftarkan atau sebesar 100,00 %.
d. Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park, dengan capaian sebanyak
3 balai yang difasilitasi atau sebesar 100,00 %.
4. Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau, dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
a. Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi, dengan realisasi sebanyak 24
perusahaan atau capaian sebesar 125,00%
b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 12 kebijakan
dan infrastruktur atau sebesar 120,00 %
iii
Laporan Kinerja Tahun 2015 Ikhtisar Eksekutif
c. Jumlah Industri yang mengikuti Expo Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 13 industri
atau sebesar 108,33 %
5. Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka meningkatkan daya saing
industri, dengan indikator kinerja sebagai berikut:
a. Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai, dengan capaian
sebanyak 10 peralatan atau sebesar 100,00%;
6. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan
kepuasan pelanggan, capaian indeks 3,8 atau sebesar 108,57%.
7. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan
kompetensi SDM BPKIMI, capaian sebanyak 308 orang atau sebesar 112,00%.
Realisasi anggaran Tahun 2015 untuk mendukung Program Pengembangan Teknologi
dan Kebijakan Industri sebesar Rp 532.508.200.319 dari Pagu Rp 579.139.170.000,- atau sebesar
91,95 %, dengan uraian kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Pagu sebesar Rp 6.805.000.000- telah
direalisasikan sebesar Rp 5.847.294.730,-atau sebesar 85,93 %;
2. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pagu anggaran sebesar Rp 17.975.400.000,-
telah direalisasikan sebesar Rp 13.060.908.767- atau sebesar 72,66%;
3. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup Pagu sebesar Rp 13.489.000.000,- telah
direalisasikan sebesar Rp. 11.873.078.648,- atau 88,02%;
4. Penyusunan Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri pagu anggaran
yang ditetapkan sebesar Rp 39.130.949.000,-telah direalisasikan sebesar Rp 34.824.371.856,-
atau 88,99%;
5. Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual memiliki Pagu sebesar Rp.
14.351.653.000,- telah direalisasikan sebesar Rp 9.748.650.906,- atau 67,93 %;
6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi yang dilaksanakan 11 Balai Besar mempunyai
Anggaran Pagu DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 314.941.820.000 dengan realisasi sebesar Rp
298.469.928.403 atau sebesar 94,77 %;
7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri yang dilaksanakan oleh 11 Baristand Industri dan Balai
Sertifikasi Industri Anggaran Pagu Dipa sebesar Rp 172.445.348.000,- dan telah direalisasikan
sebesar Rp 158.683.967.009,- atau 92,02%.
v
Laporan Kinerja Tahun 2013 Daftar Isi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................................ i
IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................................... 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi .................................................................................................................... 1
B. Peran Strategis Organisasi....................................................................................................................................... 3
C. Struktur Organisasi ..................................................................................................................................................... 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ......................................................................................... 6
A. Rencana Strategis BPKIMI ....................................................................................................................................... 6
B. Rencana Kinerja BPKIMI Tahun 2014 ............................................................................................................... 12
C. Rencana Anggaran ................................................................................................................................................... 13
D. Dokumen Penetapan Kinerja ............................................................................................................................... 14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................................................................... 16
A. Analisis Capaian Kinerja ......................................................................................................................................... 16
B. Akuntabilitas Keuangan ......................................................................................................................................... 42
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................................................ 48
LAMPIRAN Pengukuran Kinerja BPKIMI TA 2015 Data Capaian
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
1
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengalami perubahahan
nomenklatur menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sesuai Perpres No. 29
Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian.
Berdasarkan Perpres tersebut BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan
fungsi yaitu:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi,
diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah
dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang
industri;
2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa
industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan
kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan
perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi,
diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah
dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang
industri;
4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Untuk mendukung Tugas Pokok dan fungsi tersebut, BPPI memiliki 5 (lima) unit setingkat
eselon II di pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri
(Baristand Industri), dan Balai Sertifikasi Industri (BSI) yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia.
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
2
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand
Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya merupakan
kegiatan litbang terapan, riset, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri. Masing-masing
Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat pada Tabel dibawah
ini:
Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri
Balai Besar
Kompetensi Inti
1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil
2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung
Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer
3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung
Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling)
4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic
5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung
Bioengineering untuk pulp dan kertas
6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro
7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta
Fine Chemical & Degradable Packaging Design
8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang
Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri
9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta
Desain bahan dan konstruksi sepatu
10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta
Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik
11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar
Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao
Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri
Baristand Industri Fokus
1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri
2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik
3. Padang Makanan Tradisional
4. Palembang Karet Komponen Teknis
5. Lampung Tepung Industri Agro
6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik
7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
3
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan
Baristand Industri Fokus
8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan
9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah
10. Manado Teknologi Pengolahan Palma
11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut
B. Peran Strategis Organisasi
Visi pembangunan industri tahun 2015 – 2019 adalah “Indonesia Menjadi Negara Industri
yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan
Berkeadilan”. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk
4 (empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian sebagai berikut:
1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri
2. nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;
3. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri
4. yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat
a. dan memperkukuh ketahanan nasional.
Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan upaya-upaya yang dijabarkan ke dalam peta
strategi 2015 – 2019 yang mengakomodir perspektif pemangku kepentingan berupa pencapaian
strategis yaitu:
1) Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional;
2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;
3) Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri;
4) Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian Nasional;
5) Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri;
6) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri;
7) Menguatnya struktur industri.
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
4
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya memiliki peran strategis dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi
berbasis riset. Di samping memiliki peran strategis tersebut, BPPI juga diharapkan dapat
menyediakan fasilitas jasa bagi pengembangan industri khususnya industri kecil dan menengah
(IKM), baik melalui produk kebijakannya (hasil litbang makro) maupun produk hasil litbang mikro
(terapan) seperti hasil riset, standardisasi dan sertifikasi, pengujian serta rancang bangun dan
perekayasaan di bidang industri.
Untuk mewujudkan peran litbang dalam rangka mendukung Pengembangan Industri
Nasional khususnya mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri
Nasional Tahun 2015-2035, Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri terus diperkuat
sehingga dapat menghasilkan litbang yang implementatif.
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri yang menjadi program BPPI bertujuan
untuk meningkatkan daya saing industri melalui perumusan kebijakan strategis, pelaksanaan
penelitian dan pengembangan industri dan meningkatkan kemampuan industri dalam
menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji
komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi,
energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri
sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat dan 4 (empat) satuan
kerja pusat-pusat yaitu :
1) Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri;
2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual
mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi
industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang
industri;
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
5
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan
3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian,
dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air;
4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian,
pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan iklim
usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang;
5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis,
rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian,
pengkajian, pengembangan standardisasi industri.
Di samping itu juga terdapat 11 unit Balai Besar, 11 Balai Riset dan Standardisasi Industri
(Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri yang mempunyai peranan yang penting sebagai
unit pelayanan teknis dan perwakilan Kementerian Perindustrian di daerah. Beberapa Balai Besar
dan Baristand ada yang telah memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus
BLU, Balai-Balai tersebut dapat secara cepat memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat
dan dapat mengelola aset dan keuangan secara optimal. Berikut struktur organisasi BPPI :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPKIMI
11 (sebelas) Baristand Industri
Balai Setifikasi Industri
PUSAT
STANDARDISASI INDUSTRI
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP
SEKRETARIAT
BADAN
11 (sebelas) Balai Besar
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI INDUSTRI DAN HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
IKLIM USAHA INDUSTRI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
6
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis BPPI
Rencana Strategis (Renstra) disusun untuk memenuhi amanat Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PP No. 40
Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Dokumen
RENSTRA BPPI masih berupa rancangan teknokratik dan masih menggunakan nomenklatur
BPKIMI. Untuk itu akan dilakukan review dan disesuaikan menjadi RENSTRA BPPI sesuai
nomenklatur dan organisasi BPPI yang telah ditetapkan melalui Permenperin No. 107 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian.
Arah kebijakan di dalam Rancangan Teknokratik RENSTRA BPKIMI mengacu pada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014
tentang Perindustrian, RPJMN tahun 2015 – 2019, dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional dengan fokus pada
peningkatan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang
berkelanjutan, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri nasional.
Pada Renstra BPPI 2015-2019 tertuang Visi BPPI yaitu ”Menjadi lembaga penyedia
rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu
menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat
nasional maupun global”
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, BPPI pada 5 tahun kedepan (2015-
2019) mengemban Misi sebagai berikut:
1. Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif;
2. Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar;
3. Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya saing termasuk
di dalamnya perlindungan HKI;
4. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
(industri hijau);
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
7
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA lokal melalui kegiatan
litbang dan pelayanan jasa teknis.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis yang dijabarkan
ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi Perspektif Pemangku kepentingan,
Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran
Organisasi. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis untuk periode tahun 2015 –
2019 adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Pemangku Kepentingan
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator kinerja
sasaran strategis yaitu:
1) Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas
Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis
yaitu:
1) Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib;
2. Perspektif Proses Internal
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI,
dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
1) Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri
2) Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri
3) Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri
Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri
Hijau, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
1) Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi
2) Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri
dan Masyarakat dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
1) Indeks kepuasan pelanggan.
3. Perspektif Pembelajaran Organisasi
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan
Prasarana dan SDM dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri, dengan indikator kinerja
sasaran strategis yaitu:
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
8
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
1) Peningkatan paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai.
2) Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI.
Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Kebijakan dan Program BPKIMI yang Berkualitas dan
Berkelanjutan, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
1) Tingkat Persetujuan Rencana Kegiatan;
2) Tingkat Kesesuaian Realisasi Anggaran dengan Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun
Anggaran;
3) Tingkat Kesesuaian Realisasi Fisik dengan Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun Anggaran
Sasaran Strategis 4: Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang
Transparan dan Akuntabel, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
1) Penyelesaian Temuan Tertib Pengelolaan Anggaran
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI
Arah kebijakan dan strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri
adalah :
1. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;
2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
4. Pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup
industri;
5. Pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional
(KIN) yang efektif;
6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;
7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.
Berdasarkan Renstra Kemenperin Tahun 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Perindustrian RI Nomor: 31.1/M-IND/PER/3/2015, Program Pengembangan BPPI
terdapat dalam Program VII yaitu: Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
dan masuk dalam Sasaran Strategis 5 yaitu: Meningkatnya pengembangan inovasi dan
penguasaan teknologi dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah meningkatnya
penguasaan teknologi industri, pengembangan inovasi dan penerapan Hak Kekayaan Intelektual
(HKI).
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
9
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
nasional. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan
Industri dilaksanakan oleh Sekretariat BPKIMI dengan Sasaran kegiatan/output yang
dihasilkan adalah (1) Terwujudnya kebijakan dan program BPKIMI yang berkualitas dan
berkelanjutan, (2) Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel, (3)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri, (4)
Sistem informasi yang handal, dan (5) Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur.
2. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri
Kegiatan Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri
dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri dengan Sasaran
kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersusunnya kebijakan penciptaan iklim usaha yg
kondusif, dan (2) Meningkatnya pemanfaatan insentif (fiscal dan non-fiskal) oleh industri.
3. Pengembangan standardisasi industri
Kegiatan Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri
dilaksanakan oleh Pusat Standardisasi dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan
adalah (1) Tersedianya RSNI, ST, PTC, (2) Tersedianya Regulasi Teknis Standardisasi Industri,
(3) Tersedianya SDM dibidang Standardiasi Industri, dan (4) Tersedianya Lembaga Penilaian
Kesesuaian (LPK) untuk Pelaksanaan Penilaian Kesesuaian.
4. Pengembangan Industri Hijau
Kegiatan Pengembangan Industri Hijau dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Industri Hijau
dan Lingkungan Hidup dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1)
Tersedianya Kebijakan Industri Hijau, (2) Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau, (3)
Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau, dan (4) Terwujudnya Industri yang menerapkan
prinsip industri hijau.
5. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI
Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI dilaksanakan oleh Pusat
Pengkajian Teknologi dan HKI dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1)
Tersedianya rumusan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HK, (2) Tersedianya
sistem dan infrastruktur audit teknologi, (3) Terfasilitasinya pemanfataan dan penerapan
teknologi industri, (4) Meningkatnya motivasi berinovasi bagi peneliti dan industri, (5)
Meningkatnya litbang prioritas teknologi industri, (6) Tersedianya Pembinaan Perlindungan
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
10
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
HKI di Bidang Teknologi Industri, dan (7) Terlaksananya program, monitoring,
pengembangan SDM, dan operasional di bidang teknologi industri.
6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri
Kegiatan Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri dilaksanakan oleh
Balai-Balai di lingkungan BPKIMI dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1)
hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri.
7. Riset dan Standardisasi Industri
Kegiatan Riset dan Standardisasi Industri dilaksanakan oleh Baristrand di lingkungan BPKIMI
dengan Sasaran kegiatan /output yang dihasilkan adalah (1) hasil penelitian dan rekayasa
industri dan (2) layanan jasa teknis industri.
STRATEGI BPPI
Strategi BPKIMI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :
1. Mengembangkan jejaring dengan instituisi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka
melalui organiasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan
dengan akademisi;
2. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk mengembangkan
teknologi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;
3. Mengembangkan bank data yang lengkap dan mutakhir;
4. Meningkatkan kompentensi SDM BPKIMI sesuai perkembangan IPTEK Industri;
5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan LPK.
Selanjutnya, dalam Peta Strategi akan diuraikan langkah-langkah dalam mewujudkan
Strategi BPPI tersebut. Peta Strategi BPPI seperti pada Gambar 2.1:
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
11
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Gambar 2.2 Peta Strategi BPPI
Sasaran-sasaran dari Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah
tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan harmonisasi kebijakan sektor
industri.
2. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah
pengembangan teknologi industri, penerapan teknologi di industri, dan penerapan HKI
di industri.
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
12
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
3. Pengembangan standardisasi industri
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah penurunan
produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.
4. Pengembangan Industri Hijau
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah Standar
Industri Hijau, lembaga sertifikasi industri hijau, dan pelatihan-pelatihan bagi auditor
industri hijau yang tersertifikasi.
5. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya
perencanaan program dan anggaran, laporan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan, pengembangan SDM serta layanan manajemen dalam mendukung
pelaksanaan Program Pengembangan Teknologi, Standardisasi, dan Industri Hijau.
6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil
penelitian dan rekayasa industri dan layanan jasa teknis industri.
7. Riset dan Standardisasi Industri
Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil
penelitian dan rekayasa industri dan layanan jasa teknis industri.
B. Rencana Kinerja BPKIMI Tahun 2014
Secara nomenklatur telah terjadi perubahan dari Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan
Mutu Industri (BPKIMI) menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), namun
dalam program dan penganggaran masih dengan nama Program Pengembangan Teknologi dan
Kebijakan Indutri.
Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung program tersebut terdiri atas:
1. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri;
2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri;
3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri;
4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup;
5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual;
6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi;
7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
13
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Berdasarkan program dan kegiatan tersebut di atas maka dapat diuraikan Rencana
Kinerja BPPI pada tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Rencana Kinerja BPPI TA. 2015
No.
Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri
Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas
5,2 Persen
2 Meningkatnya Penerapan Standar
Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib
5 Persen
3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI
Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri
20 Persen
Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri
20 Persen
Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri
20 Persen
4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau
Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi
40 Persen
Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau
10 Kebijakan dan Infrastruktur
5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri
Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai
18 Paket Peralatan
6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri
Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5
7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI
Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI
275 Orang
C. Rencana Anggaran
Pada Tahun Anggaran 2015 BPPI memperoleh anggaran sebesar Rp
578.659.170.000,-. DIPA tersebut terdiri dari anggaran Sekretariat, 4 (empat) Pusat-Pusat, 11
(sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi
Industri. Berikut rincian anggaran dari tiap-tiap satker BPPI :
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
14
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Tabel 2.4. Pagu Anggaran Program BPPI 2015
Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp 000,-)
Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 578.659.170
Kegiatan 1: Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri 6.805.000
Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 17.975.400
Kegiatan 3: Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 13.489.000
Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri 39.130.949
Kegiatan 5: Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual 14.351.653
Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 304.999.059 b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 181.908.109
D. Dokumen Penetapan Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Penyusunan Perjanjian Kinerja mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Review Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja TA. 2015 yang disesuaikan dengan IKU
Renstra BPKIMI 2015-2019 yang merujuk pada Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian
2015-2019, dimana sasaran program lebih berorientasi outcome. Terdapat 2(dua) indicator
tambahan untuk mengakomodir program quick wins yaitu : Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk
Mendukung Science Park dan Jumlah Industri yang Mengikuti Expo Industri Hijau. Untuk
Perspektif Pembelajaran Organisasi tidak semua dicantumkan pada Perjanjian Kinerja eselon I,
terdapat beberapa indikator yang dicantumkan di unit Eselon II. Berikut Perjakin BPPI TA. 2015
sebagaimana tabel dibawah ini:
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
15
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Tabel 2.5.
Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Tahun 2015
No.
Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri
Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas
5,2 Persen
2 Meningkatnya Penerapan Standar
Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib
5 Persen
3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI
Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri
10 Persen
Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri
10 Persen
Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri
10 Persen
Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk Mendukung Science Park
3 Balai
4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau
Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi
20 Persen
Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau
10 Kebijakan dan Infrastruktur
Jumlah Industri yang Mengikuti Expo Industri Hijau
12 Industri
5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri
Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai
10 Paket Peralatan
6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri
Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5
7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI
Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 Orang
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
16
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Analisis Capaian Kinerja
Dalam mencapai visi dan misinya, BPPI melaksanakan program/kegiatan yang mengacu
pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 yang setiap awal
Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja BPPI tahun 20154. Pada TA. 2015
Tapkin BPPI meliputi 7 (tujuh) Sasaran Strategis untuk melaksanakan kinerjanya yaitu :
1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya Investasi Sektor Industri;
2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya Penerapan Standar;
3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI;
4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau;
5. Sasaran Strategis V: Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka
Meningkatkan Daya Saing Industri ;
6. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri;
7. Sasaran Strategis VII : Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau,
Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI;
Dari Sasaran strategis tersebut diatas pada TA. 2015 BPKIMI telah menetapkan Sasaran
strategis untuk Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ada beberapa sasaran
strategis dalam Renstra yang tidak tercantum pada Perjanjian Kinerja TA. 2015. Program/eselon
I, namun Sasasaran Strategis tersebut terdapat dalam Tapkin TA. 2015 kegiatan/ Unit eselon II
pelaksananya. Hal ini disebabkan adanya pemilihan skala prioritas dari Sasaran Startegis yang
akan ditampilkan dalam Tapkin. TA. 2015. Selain itu, karena adanya reorganisasi di tingkat
Kementerian Perindustrian dan BPPI sempat melakukan review Renstra BPPI pada TA. 2015,
namun belum menetapkan Renstra yang baru sesuai dengan Renstra Kemenperin 2015-2019
yang ditetapkan TA. 2015 dan struktur organisasi baru.
Pada TA. 2015, realisasi program/kegiatan BPPI berdasarkan dokumen RPJMN 2015-2019
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
17
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.6.
Perkembangan Kinerja BPPI Berdasarkan Dokumen RPJM 2015-2019
Untuk kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup serta Pengkajian
Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual indikator yan tercantum diatas merupakan program
Quick Wins TA. 2015, sehingga untuk TA. 2016 sampai TA. 2019 tidak ditetapkan targetnya. Pada
umumnya, realisasi kinerja capaiannya melampaui target. Adapun untuk indikator jumlah
industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau tidak mencapai target
disebabkan kegiatan ini merupakan kegiatan APBN-P sehingga pelaksanaannya tidak sesuai
dengan rencana karena keterbatasan waktu penyelesaian.
Berdasarkan Renstra BPKIMI 2015-2019, IKU yang ditetapkan untuk Program
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri adalah sesuai dengan tabel dibawah ini :
2016 2017 2018 2019
T R (%) Capaian T T T T
Meningkatnya RSNI
(RSNI)
100 120 120.00%100 100 100 100
Tersusunnya regulasi
teknis terkait dengan SNI
(regulasi)
14 30 214.29%
10 10 10 10
Tersusunnya skema
sertifikasi mutu produk
(skema)
6 7 116.67%
6 6 6 6
Terlaksananya
pengawasan SNI
(laporan)
3 3 100.00%
3 3 3 3
Jumlah industri yang
mengikuti expo produk-
produk industri hijau di
dalam dan luar negeri
12 13 108.33%
Jumlah industri yang
memperoleh informasi
benefit penerapan
industri hijau
350 322 92.00%
3 Pengkajian Teknologi dan
Hak Kekayaan Intelektual
Jumlah perusahaan/balai
yang mengikuti expo
tingkat nasional
3 9 300.00%
1 Perencanaan Kebijakan
Standardisasi Industri
2 Pengkajian Industri Hijau
dan Lingkungan Hidup
2015NO PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
18
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.6. Realisasi Kinerja IKU pada TA. 2015
Terdapat beberapa indikator yang tidak mencapai target yaitu Pertumbuhan
Pengembangan Teknologi Industri dan Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri,
penjelasan hal tersebut akan diulas pada bagian selanjutnya.
Pada TA. 2015 telah disusun Perjanjian Kinerja TA. 2015 yang disesuaikan dengan IKU
Renstra BPKIMI 2015-2019 yang merujuk pada Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian
2015-2019. Berdasarkan Rencana Aksi yang ditetapkan setelah Perjanjian Kinerja maka realisasi
per Triwulan dari indikator-indikator kinerja tersebut adalah :
2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Capaian T T T T
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Meningkatnya Investasi Sektor
Industri
Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri
Prioritas
5,2 Persen 8,00 Persen 153.85% 5.85% 6.49% 7.13% 7.75%
S2 Kuatnya struktur industri Penurunan Impor Produk Industri yang
SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara
Wajib
5 Persen 10,18 Persen 203.60% 10% 15% 20% 30%
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
Pertumbuhan Pengembangan Teknologi
Industri
10Persen 0Persen 0% 20% 35% 50% 60%
Pertumbuhan Penerapan Inovasi
Teknologi Industri
10Persen -22,22 Persen 0% 20% 35% 50% 60%
Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor
Industri
10 Persen 175,00 Persen 100.00% 20% 35% 50% 60%
Pertumbuhan Industri yang Menerapkan
Konservasi Energi
20Persen 25,00 Persen 125.00% 40% 60% 80% 20%
Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur
Industri Hijau
10 Kebijakan dan
Infrastruktur
12 Kebijakan dan
Infrastruktur
120.00% 33% 54% 75% 15%
T3 Meningkatnya Kualitas
Layanan Publik Kepada Pelaku
Usaha Industri dan Masyarakat
Indeks kepuasan pelanggan Indeks Skala 3,5 Indeks Skala 3,8 108.57% 3.5 3.6 3.7 3.8
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
Peningkatan paket peralatan Laboratorium
dan Sarana Pendukung Balai
10 Paket Peralatan 10 Paket Peralatan 100.00% 22 pkt 22
pkt
22
pkt
22 pkt
Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI 275 Orang 308 Orang 112.00% 275
orang
275
orang
275
orang
275
orang
Tingkat Persetujuan Rencana Kegiatan 90 Persen 100.00% 102.04% 90% 90% 90% 90%
Tingkat Kesesuaian Realisasi Anggaran
dengan Target yang Ditetapkan pada Awal
Tahun Anggaran
90 Persen 98.46% 109.40% 90% 90% 90% 90%
Tingkat Kesesuaian Realisasi Fisik dengan
Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun
Anggaran
92 Persen 96.21% 104.58% 93% 94% 95% 95%
L3 Sistem Tata Kelola Keuangan
dan Barang Milik Negara
(BMN) yang Transparan dan
Akuntabel
Penyelesaian Temuan Tertib Pengelolaan
Anggaran
75 Persen 100% 133.33% 76% 78% 79% 80%
No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja
2015
L2 Terwujudnya Kebijakan dan
Program BPKIMI yang
Berkualitas dan Berkelanjutan
Meningkatnya Fasilitasi
Kelembagaan Teknologi,
Industri Hijau, Sarana dan
Prasarana dan SDM dalam
Rangka Meningkatkan Daya
Saing Industri
Meningkatnya Penguasaan
Teknologi Industri dan
Penerapan HKI
T1
Meningkatnya Industri yang
Menerapkan Prinsip-Prinsip
Industri Hijau
T2
L1
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
19
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.7. Realisasi Perjanjian Kinerja Per Triwulan
Secara fisik semua kegiatan sudah terealisasi, namun pada beberapa indikator realisasinya tidak
mencapai target. Adapun, hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing
sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Strategis I : Meningkatnya investasi sektor industri
Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas dihitung dari peningkatan jumlah
investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (tax holiday & tax allowance).
T R T R T R T R C
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 13.36 13.03 42.76 50.64 55 60.2 100 100 10,18 Persen
3 10 10 30 25 70 75 100 100 0Persen
10 10 30 25 70 70 100 100 -22,22 Persen
25 66 50 70 65 70 100 100 175,00 Persen
5 5 25 25 70 59 100 100 3 Balai
5 5.25 20 25 65 70 100 100 25,00 Persen
10 10 40 48.33 69 74 100 100 12 Kebijakan
dan
Infrastruktur
5 5 35 10 65 75 100 100 13 Industri
5 0 3 40 48.33 75 65.32 100 100 10 Paket
Peralatan
6 15 15 50 62.71 75 78 100 100 Indeks Skala
3,8
7 15 18 45 48.36 65 66.55 100 100 308 Orang
1
Meningkatnya Penguasaan
Teknologi Industri dan Penerapan
HKI
8,00 Persen100
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Progress fisik Rencana Aksi
Triwulan I(%) Triwulan II(%) Triwulan III(%) Triwulan IV(%)
2 3 4
Meningkatnya Investasi Sektor
Industri
Pertumbuhan Industri
Pionir dan Industri
Prioritas
5,2 Persen 100
Meningkatnya Penerapan Standar Penurunan Impor
Produk Industri yang
SNI, ST dan/atau PTC
Diberlakukan Secara
Wajib
5 Persen
Pertumbuhan
Pengembangan
Teknologi Industri
10 Persen
20 22.2 50 70 75 90.2
Pertumbuhan
Penerapan Inovasi
Teknologi Industri
10 Persen
Pertumbuhan
Penerapan HKI di
Sektor Industri
10 Persen
Jumlah Balai yang
Difasilitasi untuk
Mendukung Science
Park
3 Balai
4 Meningkatnya Industri yang
Menerapkan Prinsip-Prinsip
Industri Hijau
Pertumbuhan Industri
yang Menerapkan
Konservasi Energi
20 Persen
Jumlah Kebijakan dan
Infrastruktur Industri
Hijau
10 Kebijakan dan
Infrastruktur
Jumlah Industri yang
Mengikuti Expo
Industri Hijau
12 Industri
Meningkatnya Fasilitasi
Kelembagaan Teknologi, Industri
Hijau, Sarana dan Prasarana dan
SDM BPKIMI
Peningkatan
Kompetensi SDM
BPKIMI
275 Orang
Meningkatnya Kemampuan Balai
dan Hasil Litbang dalam Rangka
Meningkatkan Daya Saing Industri
Jumlah Paket
peralatan
Laboratorium dan
Sarana Pendukung
Balai
10 Paket Peralatan
Meningkatnya Layanan Jasa Teknis
kepada Industri
Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Skala Indeks 3,5
Indikator Kinerja I.1 Target Realisasi % Capaian
Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas
5,2 % 8,00 % 153,85%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
20
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Angka perhitungan diambil dari total nilai investasi industri yang mengajukan permohonan
fasilitas fiskal (TH&TA) pada tahun 2015 dibagi dengan total investasi tahun 2014 (berdasarkan
data BKPM), dan dijadikan Persen. Nilai investasi tahun 2014 sebesar 15 Triliyun.
Hingga bulan Desember 2015, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan Tax
Allowance sebesar Rp. 1,2 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi 16 Perusahaan
yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal. Dengan demikian terjadi kenaikan investasi sebesar
8% jika dibandingkan dengan tahun 2014.
Nilai investasi pada indikator ini hanya bisa dihitung dari investasi industri yang
memanfaatkan fasilitas Tax Allowance, sedangkan nilai investasi untuk industri yang mengajukan
Tax holidays belum bisa dihitung karena masih dalam proses pembahasan di Kementerian
Keuangan sebagai instansi pengambil keputusan.
Diharapkan pada tahun mendatang, nilai investasi dapat lebih ditingkatkan dengan
penambahan jumlah industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal berupa Tax Holiday dan Tax
Allowance.
Secara keseluruhan, capaian/realisasi dari indikator ini telah melebihi target yang telah
ditetapkan. Realisasi tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:
- Menyusun rekomendasi untuk usulan fasilitas fiskal (Tax Allowance dan Tax Holiday);
- Pengeluaran surat rekomendasi terkait fasilitas fiskal;
- Mengajukan permohonan pemanfaatan fasilitas fiskal kepada Kementerian Keuangan;
- Rekapitulasi data industri pioneer dan industri prioritas yang mengajukan fasilitas fiskal;
- Kalkulasi nilai investasi industri pionir dan industri prioritas yang mengajukan fasilitas fiskal
hingga Desember 2015.
2. Sasaran Strategis II : Meningkatnya penerapan standar
Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk Industri
yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya. Perhitungan
indikator ini adalah dengan membandingkan nilai impor tahun 2015 untuk komoditi produk
industri yang SNI, ST dan/atau PTC telah diberlakukan secara wajib dengan nilai import pada
tahun sebelumnya pada periode yang sama tahun 2014.
Indikator Kinerja II.1 Target Realisasi % Capaian
Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib
5% 10,18% 203,60%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
21
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Nilai impor periode Jan-Okt 2014 sebesar 4.743.178.461 US$ sedangkan pada periode Jan-
Okt 2015 sebesar 4.260.171.932 US$. Dengan demikian terjadi penurunan nilai impor sebesar
10,18%. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 99 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2
dan 3 tungku) dengan 227 nomor HS.
Realisasi indikator ini sebesar 10,18% telah melebihi sasaran yaitu sebesar 5%. Adapun
kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah:
- Penyusunan Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) 2015-2016;
- Penyusunan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) 2015;
- Penyusunan Peraturan Menteri tentang Penunjukan LPK dalam rangka pemberlakuan SNI
wajib;
- Pengawasan peberlakuan SNI;
- Rekapitulasi nilai impor produk ber-SNI Wajib dengan menggunakan data sekunder dari
Pusdatin dan BPS;
- Kalkulasi rasio penurunan impor produk ber-SNI Wajib dengan menggunakan data sekunder.
Hasil dari kegiatan Standadisasi Industri selama TA. 2015 adalah telah dikonsensuskan
sebanyak 116 RSNI pada tahun 2015, telah ditunjuk LPK untuk 102 SNI Wajib yang terdiri dari 38
LSPro dan 124 Lab. Uji (74 Lab dalam negeri dan 50 Lab Luar Negeri), dan telah disusun 7 (tujuh)
Skema Sertifikasi Mutu Produk yaitu : mainan anak, kloset duduk, minyak goreng sawit, semen,
tepung terigu, blok kaca, kompor LPG2 dan 3 tungku.
Bila dibandingkan regulasi teknis anatara Indonesia dan ASEAN dapat tergambar pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.6 Cakupan Standar/Produk Terkait Harmonisasi Standar dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia
No Sektor Regulasi Teknis di Indonesia
Regulasi Teknis di ASEAN
1 Peralatan listrik dan elektronika
15 standar 133 standar IEC
2 Produk karet 3 standar 46 standar ISO
3 Pangan olahan 9 standar HS Code 16-22
4 Komponen otomotif 11 standar 19 regulasi UNECE
5 Produk kayu - 34 standar ISO
6 Bahan bangunan 23 standar Structural steel and steel bar 5 HS Codes on Glass
Portland cement
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
22
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Data Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis Pemberlakuan
SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di tingkat ASEAN, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Data Impor Produk
Tahun 2012 2013 2014 2015 (per November)
Jumlah (US$) 1.267.842.966 1.157.011.528 931.249.299 678.328.263
Penurunan (%) 8,74 19,51 27,16
Dari tabel diatas dapat kita lihat, masih kurangnya regulasi teknis yang diberlakukan di
Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN.
Sedangkan bila melihat dari penurunan nilai impor produk SNI Wajib dari 99 SNI wajib
(tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku dan blok kaca) dan 227 nomor HS, adalah :
Tabel 3.8 Penurunan nilai impor produk SNI Wajib
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah (US$) 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300
%penurunan -49,97 -11,05 12,18 13,66
Gambar 3.3 Penurunan nilai impor produk SNI Wajib
3. Sasaran Strategis III : Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI
a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri
1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah (US$) 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300
2010 2011 2012 2013 2014
4.557.357.624
6.834.674.953
7.589.614.656
6.665.342.575
5.755.186.300
Tahun
Jumlah (US$)
Indikator Kinerja III.1 Target Realisasi % Capaian
Pertumbuhan pengembangan teknologi industri
10% 0,00% 0,00%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
23
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Pengembangan teknologi industri dilihat dari pelaksanaan litbang dan aplikasi hasil
litbang berdasarkan program prioritas dan intermediasi hasil litbang. Pertumbuhan dihitung
dari peningkatan jumlah litbang yang siap diterapkan yang dilaksanakan pada tahun 2015
dibandingkan tahun 2014. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan dilakukan oleh Balai
Besar/Baristand Industri pada TA. 2015 adalah 62(enam puluh dua) litbang, diharapkan pada
TA. 2015 dapat naik 10 % menjadi 68(enam puluh delapan) hasil litbang. Namun, pada TA.
2015 pengembangan teknologi industri tidak mengalami pertumbuhan karena realisasinya 62
(enam puluh dua) hasil libang sama dengan TA. 2014.
Yang dapat terealisasi pada TA. 2015 adalah 62(enam puluh dua) hasil litbang, sehingga
realisasinya tidak mencapai target yang diharapkan.
Gambar 3.4 Jumlah pengembangan teknologi industri Tahun 2013 – 2015
Tabel 3.9 Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri
2013 2014 2015
T R % T R % T R %
Realisasi Pengembangan Teknologi Industri
87 96 110,34 30 62 206,67 68 62 91,18%
Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri
-35,42%
0,00%
Untuk TA.2014, jumlah hasil litbang yang siap diterapkan menurun dibandingkan TA.
2013 dan pada TA. 2015 realisasinya sama dengan TA. 2014. TA. 2015 tidak ada pertumbuhan
pengembangan teknologi industri karena adanya penurunan volume pengembangan litbang
yang disebabkan berkurangnya alokasi anggaran dan meningkatnya kriteria kualitas litbang.
2013 2014 2015
Target 87 30 68
Realisasi 96 62 62
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
24
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Bila melihat hasil litbang yang dilaksanakan selama 5(lima) tahun terakhir dapat
tergambar pada tabel dibawah ini :
3.5 Gambar Hasil litbang 2011-2015
Pada TA. 2015, hasil litbang yang termasuk pengembangan teknologi merupakan hasil
litbang yang siap diterapkan, bukan total hasil litbang yang dilaksanakan selama TA. 2015.
Untuk hasil litbang yang siap diterapkan memiliki kriteria tertentu yang berbeda dengan hasil
libang yang dilaksanakan tiap tahun, yaitu :
- Hasil litbang kurun waktu 5 tahun terakhir (2010 sd 2014) telah dilakukan pilot project;
- Telah dihitung tekno meternya;
- Telah memiliki mitra usaha/industri untuk dalam mengembang litbang tersebut.
Hal ini menyebabkan pengembangan hasil litbang untuk sampai pada tahap “siap diterapkan”
cenderung terhambat dan tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan dikarenakan perlu
pengembangan lanjutan dari hasil litbang yang membutuhkan Sumber Daya (anggaran, SDM,
dan infrastruktur) yang lebih besar.
Sasaran program meningkatnya penguasaan teknologi industri merupakan upaya
pengembangan kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri tidak lepas dari upaya
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dukungan sarana prasarana litbang.
Tatangan yang dihadapi dalam mengembangkan tingginya kemampuan inovasi dan
penguasaan teknologi industri adalah:
- Keterbatasan sumber daya litbang (SDM, sarana, dan prasarana litbang);
- Masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
peningkatkan kompetensi SDM Peneliti di Balai;
- Masih terbatasnya dukungan peralatan laboratorium dari segi kapasitas, sedangkan usia
peralatan yang ada rata-rata relatif sudah tua;
2011 2012 2013 2014 2015
Target 168 194 250 256 200
Realisasi 186 200 182 161 200
Capaian 110,71% 103,09% 72,80% 62,89% 100,00%
050
100150200250300
Target Realisasi Capaian
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
25
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
- Masih terbatasnya pemanfaatan hasil litbang di lingkungan masyarakat industri, bila
dibandingkan jumlah litbang yang potensial untuk diterapkan.
- Mayoritas pelaku industri masih sangat tergantung dengan teknologi dari luar negeri;
- Terbatasnya akses terhadap sumber-sumber informasi, teknologi, dan pelayanan litbang
teknologi;
- Kerja sama atau kolaborasi litbang antar lembaga litbang pemerintah, Perguruan Tinggi,
dan Industri relatif masih rendah jika dibandingkan Negara lain;
- Masih terdapat peneliti/perekayasa maupun pelaku industri yang belum memahami
pentingnya HKI dan cara mendaftarkan HKI.
Langkah-langkah yang telah dilakukan, antara lain :
- Mempertajam fokus litbang lindustri yang berorientasipada pemetaan kebutuhan usaha;
- Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat SDM,
kelembagaan intermediasi, dan sarana litbang;
- Meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusi dalam dan luar negeri serta
pelaku industri;
- Memperkuat kompetensi inti Balai dan memperkuat pemasaran bersama Balai;
- Meningkatkan komersialisasi hasil litbang teknologi.
b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri
Penerapan inovasi teknologi industri dilihat dari teknologi hasil litbang yang
diterapkan di industri khususnya pada IKM. Pertumbuhan dihitung dengan membandingkan
jumlah litbang yang diimplementasikan pada TA. 2015 dibandingkan TA. 2014. Pada TA. 2014
sebanyak 45 (empat puluh lima) hasil litbang yang telah diterapkan di industri, untuk
mencapai pertumbuhan 10%, maka ditargetkan pada TA. 2015 terdapat 49(empat puluh
sembilan) hasil litbang yang diterapkan pada industri.
Tabel 3.10
Teknologi Hasil Litbang Yang Diterapkan Di Industri
Indikator Kinerja III.2 Target Realisasi % Capaian
Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri
10 -22,22 0,00%
2011 2012 2013 2014 2015
Target 50 32 45 10 49
Realisasi 25 33 42 45 35
Capaian 50,00% 103,13% 93,33% 450,00% 71,43%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
26
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Gambar 3.6 realisasi Teknologi Hasil Litbang Yang Diterapkan Di Industri
Pada tahun 2015 sebanyak 35 (tiga puluh lima) teknologi hasil litbang yang telah
diimplementasikan pada industri. Pertumbuhan dari Penerapan inovasi teknologi industri pada
TA. 2015 tidak mecapai target dari target 48 (empat puluh delapan) hasil litbang atau naik 10,00%
dari TA. 2014, tidak terealisasi karena menurun menjadi 35 (tiga puluh lima) hasil libang atau
-22,22%.
Tabel 3.11 Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri
2013 2014 2015
T R T R T R
Penerapan inovasi teknologi industri
45 42 10 45 49 35
Pertumbuhan 27,27% 7,14% -22,22%
Bila dibanding TA. 2013-2015 realisasi TA. 2015 mengalami penurunan. Penurunan
tersebut disebabkan, adanya penambahan kriteria untuk meningkatkan kualitas hasil litbang,
yaitu :
- Hasil litbang dalam kurun waktu 5 tahun (2010 sd 2014)yang telah diterapkan pada dunia
usaha/ industri;
- Sudah ada bukti kerja sama/MoU;
- Hasil litbang itu telah digunakan untuk berproduksi oleh industri tersebut
Tatangan yang dihadapi dalam menumbuhkan penerapan inovasi teknologi industri
adalah :
- Keterbatasan anggaran dan sumber daya litbang (SDM, sarana, dan prasarana litbang);
50
32
45
10
49
25
33
4245
35
0
10
20
30
40
50
60
2011 2012 2013 2014 2015
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
27
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
- Masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuai dengan kebutuhan satker
BPKIMI dalam meningkatkan kompetensi SDM Peneliti di Balai;
- Masih terbatasnya dukungan peralatan laboratorium dari segi kapasitas dan usia
peralatan yang rata-rata relatif sudah tua atau rusak. Sementara itu, dalam beberapa
kasus terdapat bantuan peralatan baru namun terhambat pada kemampuan operasional
teknis atau daya listrik pada satker tertentu;
- Terbatasnya penyediaan anggaran Litbang karena untuk menyelesaikan
program/kegiatan prioritas lainnya;
- Masih terbatasnya pemanfaatan hasil litbang di lingkungan masyarakat industri, bila
dibandingkan jumlah litbang yang potensial untuk diterapkan. Hal ini antara lain
disebabkan oleh banyak pelaku industri yang masih sangat tergantung dengan teknologi
dari luar negeri dan masih terbatasnya akses terhadap sumber-sumber informasi,
teknologi, dan pelayanan litbang teknologi.
- Minimnya hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh mayarakat industri karena
umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan
kontribusi litbang terhadap pembangunan ekonomi masih kurang;
- Kerja sama atau kolaborasi litbang antar lembaga litbang pemerintah, Perguruan Tinggi,
dan Industri relatif masih rendah jika dibandingkan Negara lain;
- Masih terdapat peneliti/perekayasa maupun pelaku industri yang belum memahami
pentingnya HKI dan cara mendaftarkan HKI;
Langkah-langkah yang telah dilakukan, antara lain :
- Mempertajam fokus litbang lindustri yang berorientasipada pemetaan kebutuhan
usaha;
- Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat SDM,
kelembagaan intermediasi, dan sarana litbang;
- Meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusi dalam dan luar negeri
serta pelaku industri;
- Memperkuat kompetensi inti Balai dan memperkuat pemasaran bersama Balai;
- Meningkatkan Komersialisasi Hasil Riset Teknologi;
- Meningkatkan kompetensi profesional peneliti.
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
28
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri
Pertumbuhan penerapan HKI di sektor industri dilihat dari jumlah fasilitasi pendaftaran
paten hasil litbang teknologi Balai Besar/Baristand tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
2014. Sebanyak 7 (tujuh) pendaftaran paten telah difasilitasi pada tahun 2014. Sedangkan,
pada tahun 2015 telah dilakukan fasilitasi pendaftaran 14(empat belas) Paten hasil litbang
Balai Besar/Baristand di lingkungan Kemenperin yang siap diterapkan di industri. Terjadi
peningkatan jumlah paten yang difasilitasi tahun 2015 sebesar 175,00%.
Realisasi ini jauh melebihi sasaran yang diharapkan yaitu 10%. Adapun kegiatan yang
telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah : bimbingan
penerapan HKI hasil litbang, sosialisasi Fasilitasi software paten,konsultansi proses pengajuan
paten, pengajuan paten ke Kemenkumham.
Tabel 3.12 Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri 2013-2015
2013 2014 2015
T R T R T R
Penerapan HKI di Sektor Industri
5 5 5 7 8 14
Pertumbuhan 0,00% 40,00% 100,00%
Untuk tahun 2015, ditargetkan 8(delapan) paten yang dapat difasilitasi yang dilakukan
melalui paten mapping Industri Prioritas, koordinasi di Bidang HKI, dan Deseminasi Hasil
Litbang Berbasis HKI. Telah didaftarkan 15 (lima belas) Paten Hasil Litbang dan 10 (sepuluh)
diantaranya saat ini sedang dalam proses percepatan publikasi .
Tabel 3.13 Judul Litbang yang difasilitasi Paten TA. 2015
No
Satker/Unit Judul Invensi Inventor Jenis Insentif Data Paten
1. Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
Metode Pengukuran Kadar Karet Kering Dengan Alat Pres
Nasruddin Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201504140 6 Juli 2015
2. Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang
Tinta Stempel Berbahan Dasar Ekstrak Gambir (Uncaria Gambier Rixb) dan Proses Pembuatannya
a. Silfia
b. Failisnur
c. Hendri Muchtar
Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201504141 6 Juli 2015
3. Balai Besar Pulp & Kertas
Pembuatan Chipboard Dari bahan Baku Sludge industri Pulp Kertas
a. Ir. Henggar Hardiani, M.Si
b. Dra. R. Susi Sugesty
Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201504138 6 Juli 2015
Indikator Kinerja III.3 Target Realisasi % Capaian
Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri
10% 175,00 % 175,00%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
29
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
No
Satker/Unit Judul Invensi Inventor Jenis Insentif Data Paten
c. Teddy Kardiansyah, S.Si
d. Rina Masriani, S.Si., M.Si.
e. Sonny Kurnia Wirawan, S.Si
4. Balai Besar Kerajinan dan Batik
Komposisi Lilin Batik Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya
a. Farida
b. Evi Yuliati Rufaida
c. Agus Haerudin
d. Vivin Atika
e. Yohanes Ruwanto
f. Djoko Aryudar Romadhona
g. Dalmisih
Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201505382 2 September
2015
5. Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
Rancang Bangun Mesin Pengering Sistem Hibrida Termal Surya (Solar Thermal) dan Pompa Kalor (Heat Pump) Untuk Pengeringan Biji Kakao Indonesia
a. Ir. Maruhal Situmorang, MM
b. Dr. Ir. Sari Farah Dina, MT
c. Dr. Eng. Himsar Ambarita, ST., MT
d. Ir. Pander Sitindaon
e. Siti Masriani Rambe, ST., MT
f. Jimmy Gibson Simanjuntak, ST
g. Alhamra
Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201505380 2 September
2015
6. Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru
Papan Partikel Tanpa Perekat Dari Limbah Tanda Kosong Kelapa Sawit dan Proses Pembuatannya
Budi Tri Cahyana, ST Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201505383 2 September
2015
7. Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru
Produk Papan Bermotif (Com-ply) untuk Interior dan Proses Pembuatannya
Ir. Suroto Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201505381 2 September
2015
8. Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru
Pengolahan Biodiesel Dari Minyak Jelantah dan Proses Pembuatannya
Evy Setiawati, S.Si Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201507087 2 November 2015
9. Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang
Nanoenkapsulat Katekin dari Gambir (Uncaria gambir Roxb) dan Proses Pembuatannya
a. Gustri Yeni
b. Khaswar Syamsu
c. Ono Suparno
d. Etik Mardliyati
Paten Percepatan Publikasi
P00201507088 2 November 2015
10. Balai Besar Kimia dan Kemasan
Alat dan Metode Untuk Pembuatan Bahan Bakar Cair Dari Limbah Plastik
a. Rahyani Ermawati
b. Siti Naimah
c. Mangala Tua Marpaung
d. Irma Rumondang
e. Silvie Ardhanie Aviandharie
f. Bumiarto Nugrohojati
g. Novi Nur Aidha
Pendaftaran Paten dan Percepatan
Publikasi
P00201507089 2 November 2015
11. Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Bahan Pengenyal Mie Basah Berbasis Abu Pembakaran Sabut Kelapa dan Proses Pembuatannya
Fahri Ferdinand Polli, M.Si
Paten Pendaftaran Paten P00201508167 4 Desember 2015
12. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Sistem Getar Pada Meja Getar Untuk Pencetakan Permen Coklat
a. Muh. Ruslan Yunus
b. Imran Thamrin
c. Kalsum Lahman
d. Rahmad Wahyudi
Paten Pendaftaran Paten P00201508170 4 Desember 2015
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
30
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
No
Satker/Unit Judul Invensi Inventor Jenis Insentif Data Paten
13. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Pengaduk dan Kontrol Suhu Pemanasan Alat Ko Kristalisasi Pembuatan Minuman Serbuk
a. Muh. Ruslan Yunus
b. Justus E. Loppies
c. Imran Thamrin
d. Rahmad Wahyudi
Paten Pendaftaran Paten P00201508171 4 Desember 2015
14. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
Alat uji Suhu Pengkerutan Kulit Tersamak Sistem Digital
a. R. Jaka Susila
b. Tri Rahayu Setyo Utami
c. Wahyu Pradana Arsitika
d. Syaiful Harjanto
Paten Sederhana
Pendaftaran Paten P00201508173 4 Desember 2015
Adapun capaian selama 2011-2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.14 Perbandingan Jumlah Pendaftaran Perlindungan HKI Tahun 2010-2014
Memperhatikan data diatas, terlihat bahwa realisasi telah melampaui target, namun
masih terdapat kendala dalam kegiatan fasilitasi tersebut, diantaranya :
1) masih terbatasnya pengetahuan dan informasi mengenai pentingnya perlindungan produk
HKI di Balai Besar dan Baristand Industri,
2) minimnya pengetahuan inventor terhadap penulisan deskripsi aplikasi paten.
3) kewenangan penetapan paten ada di instansi lain yaitu Kemenhunkam dan proses
penetapan paten butuh waktu panjang;
4) beberapa usulan paten tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan
Untuk mengatasi kendala tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah
menyelenggarakan Pelatihan Patent Drafting sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
para peneliti mengenai penulisan deskripsi paten.
d. Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park
Indikator Kinerja Realisasi TA. 2011
Realisasi TA. 2012
Realisasi TA. 2013
Realisasi TA. 2014
Realisasi TA. 2015
Jumlah Pendaftaran Perlindungan HKI 5 5 5 7 14
Indikator Kinerja III.4 Target Realisasi % Capaian
Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park
3 Balai 3 Balai 100%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
31
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Sebanyak 3 (tiga) balai telah difasilitasi untuk mendukung kegiatan Science Park, yaitu
Balai Besar Industri Agro (BBIA), Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) dan Balai Besar Bahan
dan Barang Teknik (B4T).
Dalam rangka mendukung pembentukan Science dan Techno Park (STP), Balai industri
telah melakukan beberapa program terkait, yaitu :
- Pelatihan pengolahan pangan bagi pelaku usaha (IKM)
- Litbang yang terkait Alsintan dalam rangka mendukung ketahanan pangan
- Litbang terkait energi alternatif
Selain itu juga telah dilakukan beberapa workshop dan FGD untuk pembentukan
Sistem Technopreneurship dalam rangka menunjang Fasilitasi Science Park.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut
antara lain adalah:
- Mengikuti rapat-rapat inter Kementerian terkait STP
- Workshop pembentukan STP
- Forum Group Discussion terkait STP
- Monev kegiatan fasilitasi STP
4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau
a. Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi
Salah satu azas penyelenggaraan perindustrian adalah : efisien, ramah lingkungan dan
berkelanjutan dan salah satu tujuan perindustrian adalah mewujudkan industri yang maju,
berdaya saing dan mandiri serta industri hijau (Pasal 3 UU No. 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian). Untuk mewujudkan industri hijau antara lain melaksanakan manajemen energi
sesuai dengan amanat pada Pasal 34 UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, disamping
itu Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29 % pada tahun 2030
dari kondisi saat ini (Bussines As Usual /BAU) jika dengan usaha sendiri atau 41% jika dengan
bantuan lembaga internasional.
Indikator ini merupakan pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi
untuk target pada tahun 2015-2019, pada tahun 2015 terdapat 27 perusahaan industri baru
Indikator Kinerja IV.1 Target Realisasi % Capaian
Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi
20 Persen 25 Persen 125,00%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
32
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
yang mengikuti program implementasi konservasi energi bekerjasama dengan Energy
Conservation Center Japan (ECCJ). Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung upaya
konservasi energi di industri antara lain berupa audit energi, bimbingan teknis, pelatihan, dan
konsultasi.
Indikator kinerja, karena sebelumnya di tahun 2011-2014 dilakukan penyusunan
pedoman konservasi energi di 8 (delapan) sektor industri lahap energi, yaitu pulp kertas, baja,
semen, pupuk, keramik, kimia, tekstil serta makanan minuman dan kimia lainnya. Berikut
tabel yang dapat menjelaskan tahapan dan target yang akan dicapai untuk indikator
Pertumbuhan iindustri yang menerapkan konservasi energi.
Pada tahun 2014, terdapat 110 industri yang sudah menerapkan konservasi energi,
sedangkan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 25%, menjadi 137 industri yang
telah menerapkan program konservasi energi.
Berikut tabel yang dapat menjelaskan tahapan dan target yang akan dicapai untuk
indikator Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi:
Tabel3.15 Tahapan dan Target Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi
Hasil yang sudah dicapai dan hal-hal yang sudah dikerjakan pada tahun sebelumnya (2011-2014)
Target dan hasil pada tahun 2015 Target dan hasil pada tahun 2016
Pada tahun 2011 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri baja & Pulp-kertas;
Pada tahun 2012 telah diterbirkan Permenperin No.12/2012 tentang Pengurangan emisi CO2 di Industri Semen;
Pada tahun 2012 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri pupuk & keramik
Pada tahun 2013 telah disusun Roadmap pengurangan emisi CO2 di Industri Baja dan Industri Pulp & Kertas
Pada tahun 2014 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri kimia dan tekstil
Pada tahun 2014 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri makanan minuman dan kimia lainnya
Tersedianya pedoman teknis implementasi konservasi energi dan penurunan emisi GRK di 2 subsektor industri.
Terdisibusikannya pedoman teknis implementasi konservasi energi dan penurunan emisi GRK di 2 subsektor industri.
Pada tahun 2016 akan mengimplementasikan pedoman penerapan emisi GRK di sektor industri dengan melakukan bimbingan ke perusahaan industri dalam melakukan penerapan.
Permasalahan yang dihadapi sektor industri saat ini dalam kegiatan proses
produksinya masih banyak menggunakan teknologi obsolete sehingga boros energi, air dan
bahan baku, yang berdampak dalam peningkatan emisi GRK. Untuk mengatasi masalah
tersebut sekaligus menerapkan amanat yang terkandung dalam UU No. 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian, pemerintah perlu memfasilitasi dalam upaya mendorong industri untuk
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
33
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
melakukan revitalisasi/ penggantian maupun memodifikasi peralatan/mesin dengan
teknologi yang hemat dalam penggunaan sumber daya alam termasuk energi.
Selain itu, untuk meningkatkan industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau
salah satunya, diberikan penghargaan industri hijau kepada 102 Perusahaan industri (94
industri besar, 7 industri sedang dan 1 industri kecil). Penghargaan diserahkan oleh Wakil
Presiden RI pada tanggal 16 Desember 2015 di Istana Wapres.
b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau
Indikator ini dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur industri yang
disusun untuk menunjang penerapan industri hijau. Realisasi dari indikator ini telah melebihi
target yaitu sebanyak 17 (tujuh belas) kebijakan dan infrastruktur telah disusun selama tahun
2015. Kebijakan yang disusun antara lain berupa Standar Industri Hijau (SIH) dan pedoman
pengurangan emisi gas rumah kaca.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut
antara lain adalah koordinasi dengan industri, narasumber serta dinas/instansi terkait, dan
penetapan panitia teknis perumusan standar industri hijau, penyusunan dan pembahasan
kebijakan.
Pada dasarnya hasil dari semua pencapai target telah dicapai 100 persen seluruhnya
oleh masing-masing kegiatan di tahun 2015, bahkan untuk kegiatan Bimbingan Teknis Auditor
Industri Hijau pencapaian kinerja mencapai 120 persen yaitu dari target 10
kebijakan/infrastruktur terealisasi 12 kebijakan/infrastruktur.
Demikian juga untuk kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBNP yaitu
Penyusunan Regulasi Standar Industri Hijau dari target 4 telah terealisasi 4 regulasi;
sedangkan untuk kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM tentang Pemahaman Konsep Industri
Hijau pencapaian kinerja melebihi 100 persen yaitu dari target 30 SDM terealisasi 35 SDM serta
tidak ada kendala yang cukup berarti untuk menghambat tercapainya target yang telah
ditentukan.
Rencana lanjutan pada TA. 2016 akan dilakukan penetapan finalisasi draft Standar
Industri Hijau untuk 3 (tiga) komoditi Gula kristal; oleo chemichal dan baja. Selain itu akan
Indikator Kinerja IV.2 Target Realisasi % Capaian
Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau
10 kebijakan dan
infrastruktur
12 kebijakan dan
infrastruktur
120,00%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
34
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
dilakukan penyusunan 4(empat) Standar Industri Hijau untuk 4 komoditi yaitu cat; alas kaki,
kertas dan ban mobil.
c. Jumlah Industri yang mengikuti Expo Industri Hijau
Kegiatan ini merupakan program quick win Kementerian Perindustrian yang merupakan
program Nawacita Presiden Joko Widodo. Pencapaian kinerja untuk international green industry
expo melebihi dari target yang ditetapkan, dari target 12 industri dapat terealisasi 13 industri yang
menghadiri 3 pameran Industri hijau. Adapun rinciannya adalah :
1) International Fair Innoprom 2015 di Rusia
Diikuti oleh 3 (tiga) perusahaan industri, yaitu : PT. Pindad, Petrokima Gresik, dan Semen
Tonasa
2) China International Fair for Investment & Trade (CIFIT) 2015
Diikuti oleh 6 (enam) perusahaan industri, yaitu : Indonesia Synthetic Textile Mills, Arwana
Citra Mulia, Pindo Deli Pulp & Paper Mills, Djambi Waras Jambi, Semen Baturaja, dan PTPN
7 unit Kodaton.
3) The Salon International de I’Agrolimentaire (SIAL) Abu Dhabi
Diikuti oleh 4 (empat) perusahaan industri, yaitu Indolakto, Sinar Sosro, PTPN 7 Unit Bunga
Mayang, dan Gasol Organik.
Untuk perbandingan realisasi selama 5 tahun 2011-2015 belum bisa dilakukan karena
Tahun 2015 merupakan tahun pertama kegiatan expo industri hijau dilaksanakan. Kegiatan ini
masih memerlukan evaluasi secara berkelanjutan.
Selain International Green Industry Expo, untuk meningkatnya industri yang
menerapkan prinsip-prinsip industri hijau dilaksanakan juga Green Industry Campaign dengan
target 250 industri, dan dapat tercapai 240 industri atau 96%. Tidak mencapai target karena di
masing-masing daerah industri peserta industri yang hadir hanya mencapai 90-95 persen.
Pelaksanaan dari kegiatan ini masih belum maksimal dan perlu dievaluasi kembali.
Untuk pelaksanaan expo industri hijau TA 2016 pendanaan hanya ada pada pelaksanaan
green industry campaign. Melalui Green Industry Campaign diharapkan informasi mengenai
industri hijau oleh para pelaku industri dan pemangku kebijakan paradigma dari business as usual
menuju industri hijau dapat berubah dan diharapkan program industri hijau dapat diadopsi
Indikator Kinerja IV.3 Target Realisasi % Capaian
Jumlah Industri yang mengikuti Expo Industri Hijau
12 Industri 13 Industri 108,33%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
35
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
sebagai salah satu sasaran kerja dan bagian dari program perusahaan maupun pemerintah
daerah. Pendanaan yang ada untuk pelaksanaan green industry campaign TA 2016 Rp.150 juta,
target pencapaian adalah kepada 50 industri. Sedangkan pendaan untuk pelaksanaan
international green Industry expo TA 2016 belum ada.
5. Sasaran Strategis V: Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka
meningkatkan daya saing industri
a. Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai
Balai Besar serta Balai Riset dan Standardisasi Industri merupakan salah satu instansi
pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, kerjasama,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kerajinan
dan batik sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim
dan Mutu Industri.
Dalam melaksanakan tugas yang sangat kompleks dan menghadapi persaingan yang
semakin ketat, maka Satker tersebut sesuai tupoksinya dituntut semakin proaktif, kreatif dan
inovatif dalam melakukan pengembangan strategi layanan balai. Oleh karena itu, kegiatan ini
merupakan pengadaan peralatan untuk mendukung kegiatan litbang dan layanan teknis.
Indikator kinerja dihitung dari jumlah pengadaan paket peralatan laboratorium dan
sarana pendukung balai yang telah dilakukan. Adapun target yang ditetapkan adalah sebanyak
10 (sepuluh) paket Peralatan untuk 10(sepuluh) Balai Besar dan Baristand Industri (BBKKP, B4T,
BBPK, BBTPPI, BBK, Baristand Aceh, Baristand Lampung, Baristand Surabaya, Baristand Padang
dan Baristand Ambon) dan dapat terealisasi sesuai target yaitu 10(sepuluh) paket peralatan atau
100%.
Indikator Kinerja V Target Realisasi % Capaian
Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai
10 Paket Peralatan
10 Paket Peralatan
100
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
36
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
6. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri
a. Peningkatan kepuasan pelanggan
Indikator kinerja dari sasaran ini adalah tingkat kepuasan pelanggan yang diukur
berdasarkan survey kepuasan pelanggan yang dilakukan Balai Besar/Baristand/Balai
Sertifikasi Industri dengan menggunakan metode tertentu melalui kuesioner yang telah
diuji validitasnya sehingga dapat diukur. Minimal indeks 4, dengan range indeks 1- 5. Adapun
target yang ditetapkan adalah skala indeks 3,5.
Mengetahui tingkat kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi
instansi penyedia jasa layanan. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, maka
dapat diketahui sejauh mana kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Balai
Besar dan Baristand Industri di Lingkungan BPKIMI sebagai instansi penyelenggara jasa
layanan teknis perlu mengetahui kualitas pelayan yangtelah diberikan salah satunya
melalui tingkat kepuasan pelanggan. Pada umumnya Satker di lingkungan BPKIMI
mengukur kepuasan pelanggan secara kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner yang
berisi pertanyaan yang dapat mengukur tingkat harapan dan kinerja pelayanan yang
dirasakan oleh pelanggan. Kuesioner diberikan kepada seluruh pelanggan yang telah
mendapatkan jasa layanan teknis berupa Pengujian, Sertifikasi, Pelatihan, dan RBPI.
Sampai Desember 2015, berdasarkan seluruh kuesioner yang telah dikumpulkan,
rata-rata tingkat kepuasan dari 23 balai yang ada di lingkungan BPPI (11 Balai Besar, 11
Baristand Industri dan 1 Balai Sertifikasi Industri) telah melebihi target yang ditetapkan yaitu
Skala Indeks 3,8. (realisasi 108,57%).
Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah penyusunan kuesioner,
penyebaran kuesioner, rekapitulasi hasil kuesioner dan perhitungan skala indeks kepuasan
pelanggan. Adapun jumlah kuesioner yang dianalisi sebanyak 2914 responden.
Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan metode pengukuran Skala yang
digunakan untuk mengukur nilai harapan dan kinerja adalah skala likert 1 sampai 5. Nilai
1 (satu) berarti “sangat tidak berharap” untuk kelompok harapan dan berarti “sangat
buruk” untuk kelompok kinerja. Sedangkan nilai 5 (lima) berarti “sangat berharap” untuk
kelompok harapan dan berarti “sangat baik” untuk kelompok kinerja.
Indikator Kinerja VI Target Realisasi % Capaian
Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 Indeks 3,8 108,57%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
37
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Kendala dari pengukuran indeks kepuasan pelanggan ini adalah:
- Prosedur Pengaduan Masyarakat belum ada ketentuan bakunya;
- Sosialisasi atau promosi hasil litbang dan pelayanan jasa teknis Balai kepada industri
masih belum maksimal;
- Kompetensi SDM Pelayanan Publik perlu ditingkatkan;
- Data responden belum mewakili jumlah sampel yang diharapkan, disebabkan hanya
sedikit pelanggan yang mau mengisi survey kepuasan pelanggan.
Adapun langkah antisipatif yang akan dilakukan di tahun-tahun mendatang
adalah :
- Me-review SOP pengaduan masyarakat;
- Meningkatkan promosi, publikasi, diseminasi, dan sosialisasi jasa layanan teknis
terhadap masyarakat industri dan penambahan ruang lingkup pengujian;
- Diusahakan peningkatan jumlah pelanggan yang mengisi survey melalui strategi-
strategi pemasaran;
- Meningkatkan pelayanan terhadap publik untuk mendapatkan kepercayaan dan
mencapai kepuasan pelanggan;
- Perlunya diadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM Pelayanan Publik;
- Meningkatkan komunikasi kepada pelanggan terhadap pentingnya evaluasi tingkat
kepuasan pelanggan untuk perbaikan pelayanan jasa teknis.
Nilai indeks kepuasan pelanggan tersebut diharapkan memacu Satker untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
7. Sasaran Strategis VII: Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri
Pada TA. 2015 dari jumlah pegawai BPPI sebanyak 2.430 orang, Sekretariat BPPI
menyelenggarakan pelatihan untuk dapat meningkatkan kompetensi pegawai pada tupoksi
masing-masing yang ditargetkan 275(dua ratus tujuh puluh lima) orang atau 11% pegawai.
Dari target tersebut SDM Aparatur yang meningkat Kompetensi di Tupoksi masing-masing
dapat terealisasi 308 (tiga ratus delapan) orang pegawai atau 112,00%, yang dilaksanakan
melalui beberapa kegiatan. Adapun pelatihan yang difasilitasi Sekretariat BPPI, yaitu:
a. PelatihanIn House Training BusinessEnglish Communication,
Indikator Kinerja VII Target Realisasi % Capaian
Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI
275 Orang 308 Orang 112%
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
38
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Diikuti oleh 38(tiga puluh delapan) orang PNS di lingkungan BPPI Pusat. Materi
pelatihan ini adalah Pelatihan Bahasa Inggris meliputi Elementry, Pre Intermediate, dan
Intermediate.
Hasil dari pelatihan ini :
- Bagi Peserta dengan nilai Toefl di atas 460, sebanyak 19 orang dapat dikelompokan
dalam kelas business comunication dengan fokus materi presentasi dan membuat
karya tulis dalam bahasa Inggris;
- Bagi Peserta dengan nilai Toefldi bawah 460 pada kelompok kelas pre intermediate
& intermediate, sebanyak 10 orang & elementry, sebanyak 9 orangdiberikan
matode pelatihan yangsama dengan sebelumnya & ditambah persiapan test toefl;
- Mendiskusikan kembali jadwal waktu pelatihan agar pelaksanaan pelatihan tidak
mengganggujam kerja;
- Mengadakan english forum atau diskusi dengan topik menarik
b. PelatihanKomunikasi Efektif
Diikuti oleh 50(lima puluh) orang PNS di lingkungan Sekretariat BPKIMI. Materi
pelatihan ini adalah untuk memahami pentingnya komunikasi dari hati, melakukan
komunikasi yg efektif melalui pendekatan kepribadian; melatih dan
menumbuhkembangkan komunikasi untuk mencapai tujuan; mengaplikasikan cara
berkomunikasi dengan 5 pilar: Humanity, Equal, Authentic, Recognition, dan
Trustworthiness.
Kendala dari pelatihan ini jangka waktu pelatihan terlalu singkat (hanya 1 hari) sehingga
materi pelatihan yang disampaikan kurang aplikatif.
c. PelatihanHigh Impact Presentation Workshop
Diikuti oleh 12(dua belas) orang PNS di lingkungan BPPI Pusat. Materi pelatihan ini
adalahmerencanakan dan menyusun presentasi yang profesional; menciptakan dan
menjaga kesan pertama yang positif; tampil lebih alami dan santai saat memberi
presentasi; mengkomunikasikan ide dengan jelas dan berwibawa, menjual ide dan
menginspirasi orang lain. Pelatihan harus ditindaklanjuti di tempat unit masing-masing
dgn memberikan penugasan kepada yang bersangkutan.
d. PelatihanProfessional Secretary Skill
Diikuti oleh 2(dua) orang PNS di lingkungan Sekretariat BPPI. Materi pelatihan ini
adalahperan dan tanggung jawab sekretaris; kiat sekretaris yang handal; kemampuan
komunikasi dan publik; mengelola kearsipan; teknik merangkum hasil meeting yang
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
39
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
efektif; leadership sekretaris. Pelatihan terlalu singkat perlu dilanjutkan dengan
pelatihan yang lebih intensif.
e. Pelatihan Pengolahan Data Pegawai Dashboard
Diikuti oleh 5(lima) orang PNS di lingkungan BPPI Pusat. Materi pelatihan ini
adalahmenyelesaikan pengolahan data dengan menggunakan fungsi-fungsi dan
kombinasi antar fungsi; mengolah suatu basis data, memanfaatkannya dan
mengintegrasikan dgn basis data internal dan eksternal sesuai kebutuhan dan mampu
merinci asal mula data tersebut; menganalisis dan memprediksi pergerakan data di
masa depan, melakukan pengeditan terhadap data dengan lebih cepat dan melakukan
manipulasinya.perlu pelatihan lebih lanjut supayadapat diterapkan dalam pengolahan
database kepegawaian
f. PelatihanDigital Filling System
Diikuti oleh 12(dua belas) orang PNS di lingkungan BPPI Pusat. Materi pelatihan ini
adalahmengetahui dan memahami pola penyimpanan arsip/dokumen kontrol yang
efektif dan tepat serta modifikasinya; mengetahui dan memahami konsep digital filling
system dan perangkat pendukungnya mengetahui dan memahami konsep edms,
konfigurasi dan ilustrasi prosesnya; mengetahui & memahami penggunaan software
aplikasi edms. Sistem aplikasi pengarsipan perlu segera diupload ke dalam server
sehingga hasil pelatihan dapat segera diterapkan.
g. Public Speaking
Diikuti oleh 15(lima belas) orang PNS di lingkungan BPPI Pusat. Materi pelatihan ini
adalahmelatih mental & mindset Positif; teknik menjadi MC yang handal dan
profesional; Protokoler &teknik menyusun acara etiket sebagai MC; keterampilan publik
speakingsebagai MC.Bagi peserta yang memiliki minat dan kemampuan diharapkan
dilatih dengan penugasan sebagai MC dalam acara di kantor.
h. PelatihanPelatihan CPAM
Diikuti oleh 15(lima belas) orang PNS di lingkungan Sekretariat BPPI. Materi pelatihan
ini adalahmengendalikan pelaksanaan waktu proyek secara efektif dan efisien Hasil dari
pelatihan ini 6 (enam) orang mendapat sertifikat CPAM. Bagi yang lulus sertifikasi
dianjurkan untuk mengikuti Program CPAM Lanjutan dan dapat lebih diaplikasikan
kembali ilmuCPAM yang telah dipelajari dengan studi kasus pekerjaan kantor.
i. Pelatihan COBIT
Diikuti oleh 4(empat) orang PNS di lingkungan BPPI. Materi pelatihan ini
adalahmengelola informasi dengan kualitas yang tinggi untuk mendukung keputusan
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
40
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
bisnis; mencapai tujuan strategi dan manfaat bisnis melalui pemakaian ti secara efektif
dan inovatif; mencapai tingkat operasional yang lebih baik dengan aplikasi teknologi
yang reliable dan efisien; mengelola resiko terkait ti pada tingkatan yang dapat
diterima; mengoptimalkan biaya dari layanan dan teknologi; mendukung kepatuhan
pada hukum, peraturan, perjanjian kontrak, dan kebijakan.
Bagi Peserta yg lulus diharapkandapat diberikan penugasan utkmenyebarluaskan nilai-
nilai budayaorganisasi melalui IT; bagi peserta bersertifikat diharapkan dapat
melakukan assesmen dasar pengendalian tujuanmanagemen data dan
informasiberbasis teknologi informasi; peserta yang telah lulus dapatdiberikan training
lanjutan sebagai implementator dan assessor Cobit.
j. Pelatihan Pelatihan IT
Diikuti oleh 4(empat) orang PNS di lingkungan BPPI. Materi pelatihan ini adalah
memahami konsep dari pengelolaan IT berbasis layanan (IT Service Management)
berdasarkan framework IT Infrastructure Library (ITIL) versi; memahami bagaimana
integrated IT Service Management framework – berdasarkan ITIL best practice guidelines-
dapat diadopsi dan diadaptasi dalam organisasi; memahami proven practical guidance
bagaimana memperkenalkan integrated IT Service Management framework
berdasarkan pendekatan ITIL best practice guidelines service lifecycle; melakukan analisis
studi kasus ITIL dalam organisasi / perusahaannya baik secara team work atau
perorangan; memahami tahapan serta metodologi dalam mengimplementasikan
konsep ITIL pada suatu organisasi / perusahaan berdasarkan prinsip dan model
continual improvement yang terdapat dalam pelatihan; mempersiapkan diri mereka
mengambil ujian sertifikasi internasional ITIL Foundation Certificate in IT Service
Management.
k. Pelatihan Photography
Diikuti oleh 5(lima) orang PNS di lingkungan BPPI. Materi pelatihan ini
adalahpengenalan fungsi kamera DSLR (digital single lens reflex), lensa dan film,
komposisi, praktek hunting foto & pengolahan foto & komputer grafis, praktek foto
produk/still life, praktek foto studio. Hasil foto peserta pelatihan sudah digunakan untuk
updatewebsite BPPI,dapat membuat bank foto yang dapat digunakan bersama untuk
keperluan publikasi, pelatihan sangat berguna bagi Staf pada Seksi Pemasaran.
l. PelatihanPenyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Diikuti oleh4(empat) orang PNS di lingkungan BPPI. Materi pelatihan ini adalah
Memahami Perpres No. 54 tahun 2010; Mengetahui & memahami; teknis menentukan
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
41
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
harga perkiraan sendiri, kerangka acuan kerja dan rancangan kontrak; mengetahui
&memahami serta menghindari potensi masalah dlm Pengadaan Barang & Jasa (PBJ);
menambah kapasitas keilmuan para PBJ sehingga meningkatkan kompetensi sebagai
pengelola pengadaan barang jasa/pemerintah; mempercepat realisasi pembangunan
dan realisasi serapan anggaran (tidak terkendala dalam pelaksanaan PBJ).
Waktu pelatihan dirasa masih kurang dan perlu dilakukan pendalaman dengan topik riil
di kantor. Sebaiknya pelatihan diikuti bukan hanya oleh Pejabat Pengadaan, tetapi juga
oleh PPK dan Para Pelaksana Kegiatan.
m. Capacity Building
Diikuti oleh 65(enam puluh lima) orang PNS di lingkungan BPPI. Materi pelatihan ini
adalah membangun kepribadian dan membentuk kepribadian; etika komunikasi,
managemen diri dan kesadaran diri; mengendalikan emosi, membangun karakter yang
berorientasi pada pelayanan prima.
n. Pelatihan Leading an Engagement Workforce
Diikuti oleh 12(dua belas) orang PNS di lingkungan BPPI. Materi pelatihan ini adalah
mendefinisikan peranan employee engagement bagi keberhasilan organisasi,
mengidentifikasi keterampilan untuk meningkatkan emosi; menerapkan strategi utk
meningkatkan inisiatif; menyusun dan berbagai sebuah rencana utk
mempengaruhiengagement dalam organisasi.
o. Magang
Diikuti oleh 65(enam puluh lima) orang PNS di lingkungan BPPI. Berisi pembekalan
peserta Magang; Works Study and Job Training; Evaluasi dan Presentasi Hasilmagang.
Pelaksanaan magang dilaksanakan pada awal tahun
dan perusahaan tempat magang diusahakan dapat beragam produk
p. Diklat Peneliti Lanjutan yang diselenggarakanPusbindiklat Peneliti LIPI, dengan peserta
1(satu) orang;
q. Diklat Teknis Pengelola Jurnal Ilmiahyang diselenggarakan Pusbindiklat Peneliti LIPI,
dengan peserta 24(dua puluh empat) orang;
r. Diklat Fungsional Perekayasa yang diselenggarakanBPPT dengan peserta
11(sebelas)orang;
s. Diklat Fungsional Teknisi Litkayasa yang diselenggarakan BPPT, dengan peserta 1(satu)
orang;
t. Diklat Penjenjangan(Diklat PIM Tk. II)yang diselenggarakan LAN, dengan peserta
3(tiga)orang;
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
42
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Apabila dibandingkan, maka pelatihan untuk peningkatan SDM Aparatur yang
Kompeten di Tupoksi Masing-Masing dari tahun 2011sampai dengan tahun 2015 sebagai
berikut :
Tabel 3.16
PerbandinganSDM Aparatur yang Kompeten di Tupoksi Masing-Masing TA. 2012-2015
Indikator Kinerja Capaian TA.
2012 2013 2014 2015
Peningkatan SDM Aparatur yang Kompeten di Tupoksi Masing-Masing
112 295 301 308
Dari realisasi tersebut dapat tergambar Sekretariat BPPI setiap tahun berusaha untuk
meningkatkan anggaran dan jenis pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM di
lingkungan BPPI.
Permasalahanyang dihadapi dalam melaksanakan program ini adalah belum
dilakukannya analisa kebutuhan diklat sehingga program pelatihan yang dirancang masih
bersifat general, belum adaanya komitmen pimpinan dalam mengembangkan kompetensi
SDM-nya, belum adanya kesadaran dari PNS untuk mengembangkan kompetensinya.
Diharapkan pada TA. 2016, sudah dilakukan analisa kebutuhan diklat sehingga
pelatihan yang akan diselenggarakan dapat sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dapat
meningkatkan kompetensi SDM.
B. Akuntabilitas Keuangan
Pada awal TA. 2015 telah disusun rencana realisasi anggaran untuk Realisasi
Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Per Triwulan, seperti
tampak pada tabel dibawah ini:
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
43
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.17
Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Per Triwulan Tahun 2015
Kegiatan/Komponen/ Subkomponen
Anggaran
Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%)
Realisasi Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan
T R T R T R T R
A. Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
579,139,170,000 ### 12.95 ### ### ### 35.07 96.46 ### #########
1 Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri
6,805,000,000 4.23 1.48 ### 16.17 ### 21.06 95.92 ### #########
2 Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri
17,975,400,000 3.45 0.80 ### 7.96 ### 21.06 97.53 ### #########
3 Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup
13,489,000,000 4.51 1.07 ### 11.25 ### 19.25 80.33 ### #########
4
Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri
39,130,949,000 ### 10.13 ### ### ### 29.78 #### ### #########
5 Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual
14,351,653,000 9.07 2.20 ### 9.78 ### 42.95 #### ### #########
6 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan
25,625,067,000 ### 20.76 ### ### ### 73.30 #### ### #########
7 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro
48,395,480,000 ### 19.56 ### ### ### 68.13 #### ### #########
8 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas
22,078,970,000 ### 19.69 ### ### ### 68.63 95.14 ### #########
T = Target, R= Realisiasi
Pada Triwulan I dan II (semester I) banyak kegiatan yang realisasinya tidak mencapai
target dikarenakan berbagai kendala, namun pada Triwulan IV kendala-kendala yang ada
dapat ditindaklanjuti sehingga pada umumnya realisasi anggaran cukup berimbang dengan
target, meskipun ada beberapa kegiatan yang realisasi keuangannya kurang optimal. Adapun
rician realisasi keuangan program dan kegiatan BPKIMI pada TA. 2015 adalah sebagai
berikut :
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
44
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.18 Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Tahun 2015
Kegiatan/Komponen/ Subkomponen/ Anggaran
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4)
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 579.139.170.000 532.508.200.319 91,95
A Kegiatan Pusat BPKIMI 91.752.002.000 75.354.304.907 82,13
1 Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri 6.805.000.000 5.847.294.730 85,93
2 Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 17.975.400.000 13.060.908.767 72,66
3 Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup 13.489.000.000 11.873.078.648 88,02
4 Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri
39.130.949.000 34.824.371.856 88,99
5 Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual 14.351.653.000 9.748.650.906 67,93
Kegiatan Balai Besar Industri 314.941.820.000 298.469.928.403 94,77
6 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan
25.625.067.000 25.319.723.893 98,81
7
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 23.230.741.000 22.871.715.045 98,45
8 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 24.714.302.000 24.006.884.512 97,14
9 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil 48.395.480.000 46.697.894.115 96,49
10 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 22.078.970.000 20.981.513.623 95,03
11 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 17.429.949.000 16.806.408.059 96,42
12 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik
29.413.136.000 26.129.308.642 88,84
13 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik
24.628.897.000 23.219.677.330 94,28
14 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik
47.967.622.000 42.623.957.945 88,86
15 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
28.381.438.000 27.108.939.384 95,52
16 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 23.076.218.000 22.703.905.855 98,39
Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 172.445.348.000 158.683.967.009 92,02
17 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Aceh 11.414.063.000 10.844.169.425 95,01
18 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Medan 19.434.185.000 19.060.282.137 98,08
19 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Padang 14.752.567.000 13.547.929.888 91,83
20 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Palembang 14.527.030.000 12.893.034.802 88,75
21 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Bandar Lampung 16.267.009.000 12.779.412.246 78,56
22 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Surabaya 20.194.936.000 19.901.630.092 98,55
23 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Pontianak 12.495.912.000 11.879.570.206 95,07
24 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Banjarbaru 11.474.053.000 10.585.897.147 92,26
25 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Samarinda 13.800.495.000 13.069.540.514 94,70
26 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Manado 11.076.037.000 10.734.041.356 96,91
27 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Ambon 12.121.434.000 11.851.524.859 97,77
28 Balai Sertifikasi Industri 14.887.627.000 11.536.934.337 77,49
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun 2015 mempunyai
Pagu sebesar Rp 579.139.170.000.000,- mencapai realisasi 532.508.200.319,- atau sebesar
91,95 %. Realisasi keuangan tersebut tidak mencapai target yang ditetapkan pada awal TA.
2015 yaitu 93,39%. %. Realisasi anggaran tersebut tidak mencapai target antara lain
disebabkan oleh:
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
45
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
- Dimulainya pelaksanaan SPAN di KPPN VII sehingga pencairan anggaran banyak
terhambat dan memerlukan waktu yang lebih lama, sebab program SPAN dan SAS masih
trial and error pada program aplikasi yang masih terus mengalami proses
penyempurnaan.
- Banyaknya pengajuan Revisi DIPA dan POK sebagai akibat:
1) Adanya Surat Edaran dari MenPan RB No.11 Tahun 2014 tentang Pembatasan
Kegiatan Pertemuan Di Luar Kantor dan penghematan anggaran Paket Meeting yang
menyebabkan perubahan rencana kegiatan Paket Meeting.
2) Adanya perubahan Mata Anggaran Keluaran pada biaya pembelian bahan yang
masuk persediaan, sehingga menyebabkan tertundanya pencairan anggaran
khususnya yang terkait belanja bahan/barang persediaan.
3) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan POK dan RPA, sehingga persiapan
pelaksanaan kerap memerlukan revisi.
- Ada beberapa satker yang membuat target PNBP terlalu tinggi, sehingga mempengaruhi
realisasi penggunaan. Contohnya Baristand Industri Lampung yang memiliki target PNBP
sebesar Rp. 8.106.000.000, namun hanya mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
4.797.015.135 atau sekitar 59.18%. Penerimaan yang rendah tersebut berakibat realisasi
penggunaan PNBP nya pun menjadi rendah (hanya sekitar 27%) dan berdampak pada
realisasi keseluruhan BPPI.
- Adanya tambahan APBN-P pada BPPI tanggal 7 April 2015 sebesar Rp. 22.250.000.000,
yang menyebabkan pagu anggaran BPPI naik disaat sudah menjelang pertengahan
tahun. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan beberapa kegiatan pokok dengan pagu
besar khususnya kegiatan yang muncul setelah APBNP turun.
- Komposisi struktur anggaran yang masih bertumpu pada kegiatan swakelola sementara
SDM yang ada terbatas, mengakibatkan penyelesaian kegiatan sangat tergantung pada
kapasitas kemampuan SDM.
Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran belanja Program Pengembangan
Teknologi dan Kebijakan Industri dari 2010-2014, realisasi pada TA. 2014 merupakan
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
46
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.19 Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
TA. 2011-2015
TA.2011 TA. 2012 TA. 2013 TA.2014 2015
PAGU 386.522.638.000 466.458.175.000 552.876.445.000 582.234.951.000 579.139.170.000
Realisasi 362.592.471.529 442.787.437.686 503.252.259.009 522.140.568.344 532.508.200.319
% Realisasi 93,81% 94,93% 91,02% 89,68% 91,95%
Gambar 3.4 Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA. 2011-2015
Realisasi keuangan BPPI mengalami peningkatan bila dibanding TA. 2013-2014. Bila
dibandingkan dengan Unit Eselon I lain di lingkungan Kementeria Perindustrian adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.20 Realisasi Keuangan Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian
Unit Pagu Anggaran
Realisasi 31 Des 2015
Sekretariat Jenderal 1.162.556.899 87.73%
Direktorat Jenderal Industri Agro 354.789.761 82.78%
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka 354.575.743 78.29%
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
369.035.768 77.39%
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah 622.945.133 74.97%
Inspektorat Jenderal 46.179.969 77.84%
Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri 1.061.892.000 58.32%
Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional
49.860.699 87.87%
TOTAL KEMENTERIAN 4.599.409.087 77.45%
Dari tabel diatas tampak bahwa realisasi anggaran BPPI masih lebih tinggi dari semua
Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian. Namun, realisasi keseluruhan
TA.2011 TA. 2012 TA. 2013 TA.2014 2015
PAGU 386.522.638.000 466.458.175.000 552.876.445.000 582.234.951.000 579.139.170.000
Realisasi 362.592.471.529 442.787.437.686 503.252.259.009 522.140.568.344 532.508.200.319
% Realisasi 93,81% 94,93% 91,02% 89,68% 91,95%
0
100.000.000.000
200.000.000.000
300.000.000.000
400.000.000.000
500.000.000.000
600.000.000.000
700.000.000.000
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
47
Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Perindustrian sebesar 77,45% masih di bawah realisasi nasional sebesar
85,00%.
Kendala yang mempengaruhi rendahnya realisasi anggaran:
- Terlambatnya memulai aktivitas pelaksanaan anggaran.
- Adanya kebijakan self-blocking untuk dialokasikan ke kegiatan new initiative yang
menyebabkan beberapa kegiatan terlambat dalam pelaksanaannya.
- Adanya tambahan APBN-P senilai Rp. 1.85 Triliun atau 67.44% di bulan Mei 2015.
- Kegiatan pembatasan rapat-rapat di luar kantor pada awal tahun 2015 yang
menyebabkan kegiatan harus dilakukan penelahaan ulang.
- Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan beberapa kegiatan pokok dengan pagu besar
khususnya kegiatan yang muncul setelah APBNP turun.
Hal-hal yang akan dilaksanakan pada tahun 2016:
- Melaksanakan aktivitas pelaksanaan anggaran dengan sesegera mungkin dengan
mempersiapkan segala sesuatu yang dipersyaratkan.
- Segera mengusulkan paket pengadaan ke ULP dengan terlebih dahulu menginputnya ke
dalam SIRUP.
- PPK segera menyediakan data dukung yang terkait dengan proses pelelangan.
- Meningkatkan koordinasi dengan unit kerja lain seperti satker daerah, Inspektorat
Jenderal, KPPN, dll agar tidak ada kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
48
Laporan Kinerja Tahun 2014 Bab IV Penutup
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri selama tahun 2015 telah melaksanakan
Tugas Pokok dan Fungsinya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Secara umum BPPI
telah melaksanakan program dan kegiatannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Adapun capaian Sasaran Strategis Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan
Industri adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya investasi sektor industri, dengan indikator kinerja yaitu Pertumbuhan
industri pionir dan industri prioritas, dengan realisasi sebesar 8 % atau capaian sebesar
153,85%;
2. Meningkatnya penerapan standar, dengan capaian indikator kinerja yaitu Penurunan
Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib, , dengan
realisasi sebesar 10, 18% atau capaian sebesar 203,6%;
3. Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI, dengan capaian
indikator kinerja sebagai berikut:
a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri, dengan realisasi sebanyak 62 hasil
litbang atau capaian sebesar 0 %
b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri, dengan realisasi sebesar 49 hasil
litbang yang diterapkan atau capaian sebesar 0 %.
c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri, dengan capaiansebanyak 14 usulan
paten yang didaftarkan atau sebesar 175,00 %.
d. Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park, dengan capaian
sebanyak 3 balai yang difasilitasi atau sebesar 100,00 %.
4. Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau, dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
a. Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi, dengan realisasi sebanyak
24 perusahaan atau capaian sebesar 125,00 %
b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 12
kebijakan dan infrastruktur atau sebesar 120,00 %
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
49
Laporan Kinerja Tahun 2014 Bab IV Penutup
c. Jumlah Industri yang mengikuti Expo Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 13
industri atau sebesar 108,33 %
5. Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka meningkatkan daya
saing industri, dengan indikator kinerja sebagai berikut:
a. Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai, dengan capaian
sebanyak 10 peralatan atau sebesar 100,00%;
6. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan
kepuasan pelanggan, capaian indeks 3,8 atau sebesar 108,57%.
7. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan
kompetensi SDM BPKIMI, capaian sebanyak 308 orang atau sebesar 112,00%.
4.2 Permasalahan Dan Kendala
Permasalahan dan kendala yang dialami :
1. Beberapa kegiatan terlambat dalam pelaksanaannya karena merupakan kegiatan APBN-
P yang alokasi anggarannya baru turun pada bulan Juni 2015;
2. Komposisi struktur anggaran masih bertumpu pada kegiatan swakelola, sementara SDM
yang ada terbatas sehingga beberapa kegiatan tidak mencapai target karena sangat
tergantung pada kapasitas kemampuan SDM.
3. Kegiatan perumusan SNI dilakukan oleh Panitia Teknis yang ada di Direktorat. Dalam
proses perumusan sering terjadi rapat teknis/rapat konsensus tidak dilaksanakan pada
awal tahun berjalan dan rapat teknis hingga rapat konsensus menumpuk di akhir tahun
sehingga mengakibatkan kesulitan dalam hal mengalokasikan sumber daya manusia dan
waktu untuk penyelenggaraan rapat teknis/rapat konsensus yang efektif;
4. Penetapan target penerimaan PNBP terlalu optimistis dan penggunaan PNBP tidak
memperhatikan rencana penerimaan dan penggunaan BNBP dengan baik sehingga
mengganggu pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.
4.3 Saran Dan Rekomendasi
Saran dan rekomendasi untuk pelaksanaan program kegiatan di tahun selanjutnya
adalah :
1. Perencanaan dan penyusunan indikator kinerja utama harus diperbaiki pada TA 2016
sehingga tidak menyulitkan pada saat proses analisis dan perhitungan pencapaian
Perjanjian Kinerja BPPI secara keseluruhan.
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
50
Laporan Kinerja Tahun 2014 Bab IV Penutup
2. Pelaksanaan kegiatan prioritas agar menjadi fokus perhatian karena akan mempengaruhi
kinerja BPPI.
3. Penyusunan Sasaran Strategis dari tiap Kegiatan di lingkungan BPPI diarahkan untuk
mencapai Target Renstra BPPI 2015-2019 untuk mendukung Renstra Kementerian
Perindustrian dan Capaian IKU Kementerian Perindustrian.;
4. Meningkatkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan di
lingkungan BPPI.
Lampiran |2
Pagu Realisasi %
Program Pengembangan
Teknologi dan Kebijakan
Industri
579,139,170,000 532,508,200,319 91.95
Pengkajian Kebijakan Dan Iklim
Usaha Industri
6,805,000,000 5,847,294,730 85.93
2 Penurunan Impor Produk Industri yang
SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara
Wajib
5 Persen 10,18 Persen 203.60% Perencanaan Kebijakan
Standardisasi Industri
17,975,400,000 13,060,908,767 72.66
Pertumbuhan Pengembangan Teknologi
Industri
10 Persen 0Persen 0% Pengkajian Industri Hijau Dan
Lingkungan Hidup
13,489,000,000 11,873,078,648 88.02
Pertumbuhan Penerapan Inovasi
Teknologi Industri
10 Persen -22% 0% Penyusunan Rencana Dan
Evaluasi Program Kebijakan
Iklim Usaha, Dan Mutu Industri
39,130,949,000 34,824,371,856 88.99
Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor
Industri
10 Persen 175 Persen 175,00% Pengkajian Teknologi Dan Hak
Kekayaan Intelektual
14,351,653,000 9,748,650,906 67.93
Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk
Mendukung Science Park
3 Balai 3 Balai 100.00% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Kimia Dan Kemasan
25,625,067,000 25,319,723,893 98.81
Pertumbuhan Industri yang Menerapkan
Konservasi Energi
20 Persen 25 Persen 125.00% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Industri Agro
23,230,741,000 22,871,715,045 98.45
Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur
Industri Hijau
10 Kebijakan dan
Infrastruktur
12 Kebijakan dan
Infrastruktur
120.00% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Pulp Dan Kertas
24,714,302,000 24,006,884,512 97.14
Jumlah Industri yang Mengikuti Expo
Industri Hijau
12 Industri 13 Industri 108.33% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Tekstil
48,395,480,000 46,697,894,115 96.49
5 Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan
Sarana Pendukung Balai
10 Paket Peralatan 10 Paket Peralatan 100.00% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Logam Dan Mesin
22,078,970,000 20,981,513,623 95.03
6 Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 Skala Indeks 3,8 108.57% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Keramik
17,429,949,000 16,806,408,059 96.42
275 Orang 308 Orang 112.00% Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Bahan Dan Barang
Teknik
29,413,136,000 26,129,308,642 88.84
Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Kulit, Karet Dan
Plastik
24,628,897,000 23,219,677,330 94.28
Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Kerajinan Dan Batik
47,967,622,000 42,623,957,945 88.86
Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri
28,381,438,000 27,108,939,384 95.52
Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Hasil Perkebunan
23,076,218,000 22,703,905,855 98.39
Riset Dan Standardisasi Bidang
Industri
172,445,348,000 158,683,967,009 92.02
4 Meningkatnya Industri yang
Menerapkan Prinsip-Prinsip
Industri Hijau
7 Meningkatnya Fasilitasi
Kelembagaan Teknologi,
Industri Hijau, Sarana dan
Prasarana dan SDM BPKIMI
Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI
Meningkatnya Layanan Jasa
Teknis kepada Industri
Meningkatnya Kemampuan
Balai dan Hasil Litbang dalam
Rangka Meningkatkan Daya
Saing Industri
3
1. Meningkatnya Investasi Sektor
Industri
Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri
Prioritas
Kegiatan/Komponen/Subkom
ponenRealisasi CapaianTarget
5,2 Persen 8,00 Persen 153.85%
Meningkatnya Penguasaan
Teknologi Industri dan
Penerapan HKI
Meningkatnya Penerapan
Standar
No. Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja
Anggaran
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015