Upload
pmikapuas
View
190
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis ini dilakukan oleh Yayasan Bangun Indonesia terhadap program Community Based Health and First Aid (CBHFA) yang dilaksanakan oleh PMI Kabupaten Kapuas sejak tahun 2012-2013.
Citation preview
1
Community Based Health and First Aid
Project Kapuas District,
Central Kalimantan 2012-2014
Report on
the Baseline and End line Survey
Annex 1-5
Bangun Indonesia Foundation www.watershedpress.com
28 April 2014
2
Daftar Isi
Annex 1 Pedoman In-depth Interview 3-6
Annex2 Pedoman FGD 7-9
Annex3 Ringkasan Data Kuantitatif 10-20
Annex4 Transkrip Indepth Interview 21-89
Annex5 Transkrip Focus Group Discussion 90-151
3
Annex 1 Pedoman In-depth Interview 3-6
4
Yayasan Bangun Indonesia
Proyek PMI bantuan SRC , Community Based Health First Aid
di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah 2010-2013
Pedoman FGD
Nama Fasilitator (YBI): Nama Notulis (Relawan PMI) FGD tanggal:.. 1. Inform Consent
Fasilitator menjelaskan informasi berikut sebelum mulai sehingga peserta memahami keikut sertaan
mereka pada FGD.
Terima kasih atas kesedian mengikuti diskusi pagi/siang ini.
Kami ingin mendengar pendapat anda tentang bagaimana Proyek PMI-SCR , Communiy Based
Health First Aid (CBHFA) di Kabupaten Kapuas, 4 desa:
Tujuan diskusi ini untuk mendapatkan informasi tentang hasil proyek kerjasama PMI +SRC, CBHFA yang diselenggarakan di desa Terusan Raya, Pulau Kupang, dan Hadiwong,
khususnya mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk terhadap beberapa penyakit
penting sering terjadi termasuk diare, TB, ISPA, malaria, gizi buruk, hipertensi dan kejadian
kecelakaan di perairan sungai, tempat kerja, dan jalanan. Informasi akan digunakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan program PMI di Kapuas di masa yang akan datang.
Informasi yang anda sampaikan kami rahasiakan dan tidak pernah akan menyebut nama peserta.
Kami minta perlu (ijin) merekam diskusi agar dapat menangkap pemikiran, pendapat, dan ide kelompok, dan rekaman akan dihapus setelah selesai dilaporkan.
Peserta berhak menolak atau membatalkan informasi yang telah diberikan kepada kami setiap waktu.
Kami mengharapkan agar setiap peserta saling menghargai pendapat masing-masing.
Apabila masih ada pertanyaan sekarang atau sesudah menyelesaikan diskusi dapat menghubungi YBI, atau melalui PMI
Apabila peserta setuju, FGD bisa dimulai. 2. Pendahuluan: 1. Selamat datang
Fasilitator dan notulis (dari PMI relawan) mengenalkan diri
Kami dari YBI dalam rangka membantu PMI ingin memperoleh informasi dari bapak/ibu
mengenai CBHFA; Informasi untuk menjadi bahan masukan memperbaiki program yang akan
datang; bapak /ibu menjadi peserta karena dianggap paling mengetahui informasi tsb.
2. Prinsip FGD
Fasilitator mempelajari pendapat peserta baik positif maupun negatif;
Tidak untuk mencari konsensus;
Tidak untuk mendapatkan informasi terlalu banyak, panjang dan lama, tetapi mencari prioritas
Peserta 8-10 orang
FGD berlangsung antara 1-1.5 jam
Peserta bebas untuk memilih tempat duduk, dan berpindah tempat duduk, ke toilet, dll
Sediakan minuman ringan
Daftar absensi
Tidak terjadi diskusi sendiri
HP mati selama FGD
Merekam diskusi menggunakan tape recorder
Menggunakan Bahasa Indonesia
5
Gunakan probing, untuk menjamin bahwa semua isu yang akan dipelajari,
3. Peralatan FGD 1. Daftar absensi 2. Form consent (persetujuan ikut FGD, masing-masing 1) 3. Lembar evaluasi 4. Name Tag 5. Pedoman untuk fasilitator 6. Tape recorder 7. Baterai 8. Ekstra tape 9. Marker untuk FGD: nama, fasilitas, dan tanggal 10. Note book
5. Daftar Pertanyaan Pertanyaan pengetahuan, sikap, dan praktek penyakit:
Pengetahuan: mulai dengan pernyataan menurut bapak/ibu atau menurut pendapat bapak/ibu
Sikap: mulai dengan pernyataan Jika anggota keluarga bapak/ibu ada yang menderita sakit bagaimana atau apa yang akan dikerjakan bapak/ibu?
Praktek: mulai dengan pernyataan Biasanya atau umumnya atau di desa ini 5.1 Pertanyaan Penyakit
1. Diare 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit diare? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena diare? 5. Bagaimana jika salah satu anggota keluarga kena diare? 6. Apa mengetahui dehydrase? 7. Apa mengetahui larutan ORS (air, gula, garam) 8. Apa ibu tahu cara membuat ORS?
2. TB 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar TB? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena TB? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena TB?
3. ISPA 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit ISPA (ARI / Acute Respiratory Infection)? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena ISPA? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena ISPA?
4. Malaria 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit malaria? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena malaria? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena malaria?
5. Gizi Buruk 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit gizi buruk?
6
2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena Gizi Buruk? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena Gizi Buruk?
6. Hipertensi 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit hipertensi? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena hipertensi? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena hipertensi?
7. Kecelakaan di Sungai 1. Apakah bapak/ibu pernah dengar kecelakaan di sungai? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Jika bapak /ibu terlibat / melihat kecelakaan ada di sungai? 5. Apakah pernah menggunakan jaket pelampung?
8. Kecelakaan Kerja 1. Apakah bapak/ibu pernah dengar kecelakaan kerja (misal: kebun / sawah)? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Jika bapak /ibu terlibat / melihat kecelakaan ada di tempat kerja? 5. Apakah pernah menggunakan alat pelindung seperti sepatui boot?
9. Kecelakaan Jalanan 1. Apakah bapak/ibu pernah dengar kecelakaan jalanan? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Jika bapak /ibu terlibat / melihat kecelakaan ada di jalanan? 5. Apakah pernah menggunakan helm?
5.2 Sumber Air 1. Dari mana bapak/ibu memperoleh air untuk keperluan rumah tangga? 2. Kalau mau minum air menggunakan air apa? 3. Bagaimana dengan musim hujan/panas dari mana mendapatkan air?
5.3 Sanitasi dasar 1. Bagaimana bapak/ibu dan keluarga BAB? 2. Bagaimana membuang sampah? 3. Bagaimana membuang air limbah?
5.4 Pertanyaan mengenai KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi = Penyuluhan Kesehatan) 1. Dari mana bapak/ibu memperoleh informasi mengenai penyakit, penularan, dan pencegahan?
(Probing: Petugas Kesehatan, Puskesmas, PMI, tokoh masyarakat, lainnya, yang paling banyak).
2. Bagaimana frekuensi penyuluhan/pendidikan kesehatan (KIE)? (Probing: sering, kadang-kadang, tidak pernah).
3. Apa saja isi yang paling banyak disampaikan KIE? (Probing: personal hygiene, kesehatan lingkungan: air, makanan, latrine/kakus, sampah, dll)
7
Annex2 Pedoman FGD 7-9
8
Yayasan Bangun Indonesia
Proyek PMI bantuan SRC , Community Based Health First Aid
di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah 2010-2013
Pedoman In-depth Interview
Nama Fasilitator (YBI): . Tanggal Interview:... Nama Respondent: . Jabatan: 3. Perkenalan
Selamat pagi /siang bapak/ibu .
Kami dari YBI sedang membantu PMI untuk mendapatkan informasi tentang masalah dan
rekomendasi mengenai proyek kerjasama PMI+SRC, CBHFA yang diselenggarakan di desa Terusan
Raya, Pulau Kupang, dan Handiwong, khususnya mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku
pendudduk terhadap beberapa penyakit penting sering terjadi. Informasi akan digunakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan program PMI dan Dinas Kesehatan di Kapuas di masa yang akan
datang. Apabila setuju kami akan melakukan wawancara dan mengambil rekaman.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Penyakit
a. Penyakit apa yang sering terjadi di daerah kabupaten ini dan menyebabkan kematian dan kesakitan penduduk terbanyak?
b. Bagaimana program prioritas Dinas? c. Apa kendala dari program tersebut?
Penyuluhan (KIE)
d. Penyuluhan KIE apa yang menjadi prioritas? e. Apa kendala dari program tersebut? f. Bagaimana kerjasama program dengan PMI g. Apa peran Dinkes dalam progam CBHFA?
Air dan Sanitasi Dasar
h. Program air dan sanitasi apa yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten? i. Apa kendala program tersebut j. Apa rekomendasi program KIE untuk PMI
5. Puskesmas Penyakit
a. Penyakit apa yang sering terjadi di daerah kecamatan ini dan menyebabkan kematian dan kesakitan terbanyak?
b. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang KAP penduduk tentang penyakit tersebut? c. Apa pernah terjadi KLB / epidemic penyakit? d. Apa yang dilakukan puskesmas terhadap KLB tersebut? e. Apakah bisa minta data sekunder pola penyakit 2010 -2013?
Penyuluhan
f. Kegiatan PHBS apa yang menjadi prioritas? g. (Isi, metode, pelaksana, M+E) dari PHBS h. Berapa frekuensi PHBS ke desa? i. Bagaimana kerjasama puskesmas dengan PMI Cabang?
Air dan Sanitasi Dasar
j. Program air dan sanitasi apa yang sudah dilakukan oleh Puskesmas? k. Apa kendala program tersebut l. Apa rekomendasi program untuk PMI?
6. PMI Branch (divisi health)
9
a. Bagaimana program CBHFA di Kabupaten Kapuas? b. Apa kendalanya? c. Apa rekomendasi?
7. Field Coordinator (Terusan Raya, Pulau Kupang, Handiwong) a. Bagaimana keterlibatan Anda dalam CBHFA? b. Bagaimana pendapat Anda mengenai penerimaan masyarakat dari program CBHFA? c. Apa kendalanya? d. Apa rekomendasinya?
8. Village Committee (Kepala Desa / RT/RW / Toma) a. Bagaimana keterlibatan Anda dalam CBHFA? b. Bagaimana pendapat Anda mengenai penerimaan masyarakat dari program CBHFA? c. Apa kendalanya? d. Apa rekomendasinya?
10
Annex3 Ringkasan Data Kuantitatif 10-20
11
Table 1
Number of respondents of the baseline and endline survey
Table 2
Number of participants of in-depth interview and FGDs
12
Table 3
Respondent characteristics by village
Observed and Expected data for
Chi-Square Test
Observed Expected
32,9 37,5 70,4 35,2 35,2
67,1 62,5 129,6 64,8 64,8
100 100 200
15,3 13 28,3 14,2 14,1
23,6 15,9 39,5 19,8 19,7
22,2 34,8 57 28,5 28,5
38,9 36,2 75,1 37,6 37,5
100 99,9 199,9
9,7 14,3 24 12,0 12,0
20,8 24,3 45,1 22,6 22,6
50 38,6 88,6 44,3 44,3
19,5 22,8 42,3 21,2 21,2
100 100 200
88,8 62,8 151,6 75,8 75,8
2,8 17,1 19,9 10,0 10,0
8,4 20,1 28,5 14,3 14,3
100 100 200
13
Table 4
Respondents knowledge, attitude, and practices on diseases
14
Table 5
Respondent knowledge, attitude, and practices on accidents
Observed and Expected data for
Chi-Square Test
Observed Expected
20,6 26,7 47,3 23,7 23,7
79,4 73,3 152,7 76,4 76,4
100 100 200
14,3 13,7 28 14,0 14,0
34,3 36,3 70,6 35,3 35,3
23,8 19,6 43,4 21,7 21,7
27,6 30,5 58,1 29,0 29,1
100 100,1 200,1
7,2 7,8 15 7,6 7,4
22,9 19,6 42,5 21,6 20,9
42,3 40,2 82,5 42,0 40,5
28,2 29,4 57,6 29,3 28,3
100,6 97 197,6
62,9 57,1 120 57,6 62,4
12,4 28,5 40,9 19,6 21,3
14,3 11,4 25,7 12,3 13,4
89,6 97 186,6
15
Observed and Expected data for
Chi-Square Test
Observed Expected
30,0 32,4 62,4 31,2 31,2
70,0 67,6 137,6 68,8 68,8
100 100 200,0
16,1 11,6 27,7 13,8 13,8
25,4 20,4 45,8 22,9 22,9
28,1 30,0 58,1 29,1 29,0
30,4 37,9 68,3 34,2 34,1
100 99,9 199,9
7,6 10,4 18,0 9,1 8,8
26,0 29,0 55,0 28,0 27,0
44,7 38,0 82,7 42,1 40,6
21,5 18,9 40,4 20,6 19,8
99,8 96,3 196,1
75,7 66,3 142,0 71,0 71,0
11,6 21,0 32,6 16,3 16,3
12,7 12,7 25,4 12,7 12,7
100,0 100,0 200,0
Table 6
Respondent characteristics by village
16
Table 7
Respondent knowledge, attitude, and practices on diseases
Table 8
Respondent knowledge, attitude, and practices on accidents
17
Table 9
Characteristics respondents in both surveys
18
Table 11.
Responedents knowledge, attitude, and practices on accidents, both surveys
Table 12
Observation of ceramic filter distributed to village volunteer
Village Ceramic Condition
Outlet
broken
filter Good Broken Repaired Use
T.Raya 11 7 (64) 4 (36) 2 (18) 9 (82)
P.Kupang 10 6 (60) 4 (40) 3 (30) 9(90)
Handiwong 10 4(40) 6(60) 5(50) 9(90)
Total 31 17(55) 14(45) 10 (32) 27(87)
19
Tb 13
Overall Respondents Characteristics T.Raya, Pulau Kupang, Handiwong, and Teluk Pelinget
20
Table 14
Overaall Respondents knowledge, attitude, and practices on diseases in T.Raya, Pulau Kupang, Handiwong, and Teluk Pelinget
21
Annex4 Transkrip Indepth Interview 21-89
22
Desa Terusan Raya
1 In-depth 1. Field Coordinator, Terusan Raya
4. February 2014
Interviewer: Saya ingin dapat informasi untuk membantu PMI ya mengembangkan program yang
lebih baik, trus coba Lika tamat sekolah apa, coba ceritakan tentang posisi kamu sebagai
field coordinator didesa terusan raya
Respondent: S1 Spdi, kami sama pak saya, kak sugi, kak putra, kami posisi di cabang tapi ditugaskan
sebagai field coordinator didesa
Interviewer: Tolong diceritakan tugas sebagai pendamping di desa
Respondent: Awalnya desa terusan raya bukan termasuk desa target karena sebelumnya hanya teluk
palinget dan pulau kupang kemudian ketika hampir terakir Sergio datang kesini dia minta
desa ada dukungan yang berhubungan dengan air kemudian dapatlah desa terusan raya
juga kebetulan waktu itu sedang ada program pam stbm kalau gak salah jadi terusan raya
dimasukkan kebetulan juga didesa itu yang pertama mengunjungi saya sama kak irma
disitu kami tim pam stbm untuk lihat disana kemudian observasi tapi secara tidak
langsung karena itu masih antara ya atau tidak gitu. Kemudian setelah beberapa bulan
kemudian dinyatakan bahwa desa terusan raya itu jadi, terus pada saat itu sebelumnya
bukan saya yang ditunjuk sebagai koordinator desa, yang ditunjuk namanya chandra
hanya saja ketika kegiatan berlangsung dia berhalangan untuk mengikuti kegiatan
tersebut. Kemudian karena kebetulan desa tersebut pada saat itu desa terusan raya adalah
desa awal untuk mengawali kegiatan stbm, nah karena gak ada orangnya jadi saya
kebetulan yang disuruh jadi relawan, setelah berjalan 2 bulan baru posisi itu dialih
fungsikan saya yang sebelumnya menjadi wakil kemudian menjadi koordinator desa
karena chandra mengundurkan diri tidak bisa. Sebagai koordinator desa disitu kami
sebelumnya masih bingung apa yang seharusnya dilakukan bagaimana menjalankannya
apalagi desa terusan raya yang pertama kali satu bulan lebih dulu dari desa sebelumnya.
Disitu alhamdulillah temen-temen yang lain saling membantu khususnya untuk kak sugi
dan kak putra apalagi di bulan januari itu semua staff gak ada yang ikutan dalam cbhfa,
mereka pergi ke bandung untuk mengisi tentang perubahan perilaku nah disitu
pengalaman kami sebagai koordinator, bagaimana kami menjalankan tanpa mereka
sementara, memang agak runyam karena ada satu desa yang masih sama sekali belum
dikunjungi yaitu desa handiwong dan itu kami harus terjun sendiri gitu.
Kemudian tugas saya di terusan raya itu mendampingi relawan desa memberikan
pelatihan bersama temen-temen lain kalaunya di terusan raya itu ditunjuk fasilitatornya
saya sama kak putra, kalau misalnya kak putra berhalangan digantikan oleh kak sugi.
Alhamdulillah semua kegiatan berjalan dengan baik dan ini misalnya kegiatan kunjungan
rumah tangganya. Di desa terusan raya itu juga ada kegiatan aksi bisa cuma aksi bisa itu
bersih dan aman saat ini hanya terfokus pada satu kegiatan saja yaitu gotong royong,
bersih-bersihkan jalan tanggul, sebelumnya maksud dan tujuannya untuk menggugah
minat masyarakat agar mau membangun desa mereka mulai dari relawan desa.
Alhamdulillah masih jalan sampai sekarang terakir kami kerja sama desa terusan raya
sama pulau kupang membuka jalan yang sudah 8 tahun tidak pernah dibersihkan tidak
pernah dibuka, untuk menyambung desa tersebut karena desa terusan raya itu ada desa
yang aksesnya hanya melalui air saja tidak bisa melalui darat,
23
Itu sih kami bikin laporan setiap kegiatan, sebelumnya dibulan desember sampai maret
itu kami ada pelatihan modul 1 sampai 7 kemudian dibulan april maret sudah mulai kunjungan rumah tangga direlawan desa disitu kami melatih relawan desa bagaimana
tehnik komunikasi yang baik selain tehnik komunikasi yang juga bagaimana
menyampaikan pesan kesehatan yang sebelumnya mereka juga tabu dengan pesan itu
menjadi terampilah sedikit gitu melalui lembar balik, jadi kami ada juga distribusikan
lembar balik sama relawan desa itu adalah salah satu metode yang membantu mereka
Interviewer: Lembar baliknya siapa yang bikin
Respondent: Itu sudah ada kebetulan diadakan oleh pmi gitu, selain itu juga media kesehatan kami ada
pak, kebetulan relawan desa khususnya terusan raya itu sudah berumur semua jadi perlu
media selain hanya melihat mereka harus ada pegangan supaya ingat nah jadi ada
phamlet disitu tentang rangkuman pesan kesehatan yang kami sampaikan kemudian kami
juga
Interviewer: Phamlet-phamlet itu siapa yang bikin
Respondent: Kami, biasanya barengan misalnya dari kupang kak sugi sudah bikin jadi kami tinggal
copy paste gitu
Interviewer: Ngambil referensinya dari mana
Respondent: Referensinya itu dari buku-buku seperti ini ada kemudian dari internet terus untuk
tambahan dari warga sekitar atau data endline survey kemarin di kolaborasikan baru
disamakan atau kadang-kadang minta data dari bidan desa dengan akses beginian minta
misalnya berapa jumlah penderita malaria di bulan terakir ini dikaitkan sama materinya
gitu kenapa ini penting untuk disampaikan kemudian selain itu kami juga meminta
relawan desa kami misalnya membuat ketrampilan menyampaikan pesan kesehatan
dengan lagu atau pantun karena disini senang berpantun gitu pak. Jadi dibuat misalnya
tentang diare tentang malaria itu juga kami share di blog kami di pmi kapuas
Interviewer: Bahan-bahan ada minta bahan tertulis
Respondent: Ada pak, kalau tertulisnya sama relawan desanya pak
Interviewer: Yang kamu buat itu ada, yang phamplet
Respondent: Ada nanti di printkan, jadi itu ini salah satu media pesan kami di keramik filter juga kami
tempelkan tentang penyakit diare salah satu komponennya ya berusaha dimana media
bisa kami share untuk masyarakat dimana bisa dipakai dimana kami masuk, kemarin mau
bikin papan informasi tapi kelihatannya didesa itu gak effektif sebelumnya ada papan
informasi di balai desa tapi gak terpakai. Kalau di desa itu khususnya di terusan raya
kalau informasi itu lebih di warung-warung aja contohnya kalau mereka mau pilkada jadi
tempelnya masing-masing diwarung rt tidak ditempat khusus karena mereka tidak terlalu
gencar untuk mencari informasi tidak aktiflah mencari informasi
Interviewer: Pada umumnya mereka pendidikan apa sih masyarakatnya
Respondent: Masyarakat di terusan raya itu SD semua kalau misalkan SMA ada S1 itu syukur
alhamdulillah sekali
Interviewer: Kalau di pulau kupang
Respondent: Kalau pulau kupang tuh untuk generasi yang saat ini itu rata-rata S1,
Interviewer: O iya memang ada itu fakultas.
Respondent: Disini pak di kapuas, kan jaraknya cuma 30 menit, kemudiankan bisa dipilih mau yang
sabtu-minggu kuliahnya atau yang senin sampai jumat gitu
Interviewer: Ok. Pulau kupang, satu lagi handiwong
Respondent: Handiwong, disana lumayan juga disana SMA, kuliah banyak, kalaunya di terusan raya
memang agak kurang bahkan kemaren sempat berbagi juga sama relawan desa disana
karena anak mereka persepsi mereka pendidikan itu tidak terlalu penting
tidak..tidak..diutamakan jadi kalau sudah bisa baca tulis ya sudah, kalau disini kasarnya
apa ya..bisa bertani itu menjadi bekal ketrampilan penting bagi hidup mereka. Itu aja sih
kata mereka
24
Interviewer: Umumnya mereka pada apa
Respondent: Petani kalau yang dipulau kupang petani, pulau kupang lebih banyak pak, petani, supir
kelotok, kemudian pandai besi, pembuat kelotok, terus itu karyawan, pns tidak terlalu
banyak, di pulau kupang swasta lebih banyak
Interviewer: Kalau Handiwong
Respondent: Handiwong disitu banyak petani juga pokoknya dipinggir-pinggir sungai,
Interviewer: Petani atau pencari ikan
Respondent: Petani, nelayan juga sambil tapi utamanya petani disini karena apa ya, kapuas ini bisa
dibilang lumbung padinya kemaren aja nyumbang berapa persen untuk Indonesia, dan
oleh-oleh kami disini juga beras biasanya selain ikan saluang
Interviewer: Jadi yang namanya relawan coordinator seperti kamu ini tugas yang persisnya ngapain,
ngajarin relawan desa,
Respondent: Tugas persisnya mendampingi masyarakat
Interviewer: Bukan mendampingi relawan desa bukan selain itu mendampingi masyarakat bisa juga,
enggak dong ya
Respondent: Mendampingi relawan desa bisa, enggak sih pak.
Interviewer: Jadi yang mendampingi keluarga relawan desanya to, ada berapa relawan desa yang
kamu koordinir, mengapa mereka tertarik dan mengapa mereka drop out gitu
Respondent: Saat ini setelah seleksi alam tinggal 52, mereka tertarik awalnya sih tidak tertarik kata
mereka ini siapa yang datang orangnya kok kecil gitu, gak meyakinkan tapi setelah
mereka apa ya, kami datang karena sebelumnya kami dilatih bagaimana memfasilitasi
masyarakat tidak dengan bahasa dan gaya yang asing jadi coba pendekatan itu khususnya
terusan raya mau membuka diri itu karena ada aksi bisa itu pak gotong royong pertama
kali kunjungan di bulan desember disitukan ulun setiap rt dilakukan gotong royong coba
dikunjungi satu-satu, satu-satu terlambatpun tidak jadi masalah mereka tetap menunggu
jadi coba bicara lebih dekat dan mereka mau menerima.
Interviewer: Tertariknya karena mereka simpati dengan gotong royong gitu
Respondent: Tertariknya dengan bahwa apa ya ini ni momen ini mengingatkan mereka kembali pak
bahwa
Interviewer: Ntar gini kan ada relawan kayak kamu sebagai field coordinator pertanyaan saya kenapa
tertarik menjadi field coordinator, yang kedua relawan desa, kenapa dia tertarik menjadi
relawan desa, dan pada umumnya kayak kamu banyak drop-out gak
Respondent: Oh saya, jadi yang mana dulu pak dijawab. Tertarik menjadi koordinator desa jujur kalau
dibasickan ulun menjadi guru, tapi ulun tidak senang kerja yang segi 4 ruangan yang itu
saja yang dipandang. Jadi mencari yang bebas dan lingkungannya setidaknya 100 orang
banyak anak-anak, senang lihat ruang kerjanya lebih luas gitu pak, tidak dengan meja
tidak dengan buku dengan langit biru, pengalamannya pak ini pengalaman luar biasa
dalam hidup saya, apalagi menurut ulun ini awal yang baik gitu, sebelum lulus kuliah
sudah punya pengalaman kerja yang lumayanlah gitu. Jadi pengalaman itu luar biasa
lebih dari berapalah gaji gitu
Interviewer: Terus kemudian apa selamanya akan menjadi seperti ini
Respondent: Keinginan sendiri ingin walaupun keluarga mengarahkan ini bukan sesuatu hal yang
menjanjikan untuk hidup saya tapi kalau menurut ulun selama ulun bisa milih disini
mengapa tidak
Interviewer: Sekarang yang relawan desanya kayaknya mereka tertarik kenapa, mereka drop-outnya
berapa persen
Respondent: Mereka yang berhenti itu ada 52 itu 68 sebelumnya mereka keluar pada saat itu kami
chemistrynya belum dapat gitu pak, pada awal-awal mereka masih ini..ini cocok gak ya
untuk saya...ini menarik gak ya untuk diri saya trus ada mungkin sebagian yang
beranggapan ooh disini ada lahan basah seperti itu ternyata tidak seperti itu, ternyata
banyak capeknya daripada uangnya gitu banyak yang disuruh-suruh, mereka tertariknya
25
karena pertama tertarik dengan pesan kesehatan yang ingin kami sampaikan diare dsbnya
gitu utamanya diare. Diare kok sampai menjadi fokus didesa kami kenapa difokuskan,
jadi itu yang membuat mereka jadi penasaran terus..itu penting juga kata mereka untuk
keluarganya biar tahu pertolongan pertamanya diare gimana sih, soalnya gimana awalnya
gitu pak
Interviewer: Terus akhirnya mereka join jadi relawan desa, mereka juga ngajarin orang-orang lain,
terus kalau relawan desa itu tugasnya apa, kunjungan dari rumah kerumah
Respondent: Jadi relawan desa tuh memang kami sedikit mewajibkan bahwa mereka harus punya
rumah tangga binaannya sebenarnya ini hanya teknis saja sebelumnyakan dimasyarakat
sudah melakukan silaturahmi dimasing-masing tetangga itukan tetangga terdekat
merekalah pak hanya sajakan ini dihitung berapa sih yang dikunjungi setiap hari
Interviewer: Setiap hari ya atau setiap bulan.
Respondent: Setiap bulan tapi terserah mereka hari ini mereka mengunjungi sekian rumah
Interviewer: Dan mereka laporkan ke kamu, mau mereka lapor
Respondent: Ya lapor tertulis, mau pak walaupun awalnya bingung mau lapor karena relawan desanya
tadi banyak yang sepuh jadi sudah 20 tahun tidak pernah menulis, kerepotannya disitu
kemudian tulisannya kurang jelas
Interviewer: Batas umurnya dari berapa sampai berapa
Respondent: Kemarin kami salah satu persyaratan untuk jadi relawan desa itu dari 18 th sampai 50 th
itu ada yang lebih dari 50 th dan saya sudah lebih nih gimana, tapi gak apa apa karena dia
mau makanya dia mempertanyakan itu
Interviewer: Tadi di bilang mengingatkan mereka akan sesuatu apa itu tadi
Respondent: Gotong royongnya karena didesa mereka itu apa ya karena mungkin entah karena
perkembangan jaman atau saling gengsi atau kenapa
Interviewer: Individualismenya meningkat
Respondent: Jarang sekali sih bersih-bersih utamanya itu kalau kita bilang jalan raya itu jalantanggul,
ngapain sih bersih-bersih jalan tanggul digaji juga enggak kemudian ngenakin mereka
sebelumnya seperti itu padahal saat ini itu penting sekali karena anak sekolah lewat sana
kalau harus sekolah masa rumputnya lebih tinggi dari badan mereka gitu, itu yang
menjadi perhatian setiap orang tua dari masyarakat
Interviewer: Tapi didaerah itu tingkat individualismenya sudah lumayan, maksudnya kegiatan
bersama-sama dalam satu desa
Respondent: Tanpa mereka sadari sepertinya seperti itu walaupun ketika digugat lagi mereka sadar dan
cepat kembali, seneng ya kata mereka kenapa kita harus masing-masing rt kemudian
diganti lagi semua rt kumpul satu hari atau setengah hari apa namanya membersihkan
jalan tanggul dari rt ini sampai rt ini dan mereka menjadi tertarik dengan itu karena itu
bukti nyata yang ada didesa mereka
Interviewer: Itu melakukan itu ketika ada orang pminya atau gak
Respondent: Sejauh ini ulun sering mendampingi kesana tetapi pernah juga ditinggal waktu itu bulan
puasa, apa namanya karena kupang sudah nunggu yang buat apa nyambung jalan itu
nyambung jembatan bersih-bersih jalan ininya membuka jalan kembali waktu itu mereka
sendiri
Interviewer: Kalau kesana tuh nginep ya
Respondent: Enggak pulang balik naik kelotok
Interviewer: Pulang malem sering pulang malem
Respondent: Saat ini paling 5 kali pernah pulang malem, selama kegiatan didesa
Interviewer: Gak dimarahin mamanya, diajak aja mamanya
Respondent: Gak pak ya coba ditenangin aja, jauh pak mama saya dikandangan dekat banjar
Interviewer: Deket banjarmasin, kamu dirumah siapa disini, kos, yang bayarin kos siapa disini gak
dapat duit trus siapa.. uang dari mana
26
Respondent: Saya kos pak, tapi ya bayar sendiri pak, ..apa ya rejeki itukan nggak usah dihitung-hitung
diatas yang hitungnya berapa jumlah yang diperlukan
Interviewer: Kos berapa, trus kalau kamu waktunya habis disini, disini gak dapat duit gimana kamu
Respondent: Kosnya sekarang 250 ribu pak, disini sih daerah kalimantan tuh emang. Pernah sih pak
sebulan dua bulan nganggur tunggakan kos sudah banyak tapi ada aja Interviewer: Kalau gitu ikut kita aja di jakarta ya, dia jadi fellow disini, bikin riset disini nanti
Respondent: Ya dinikmati ajalah pak, disyukurin, pendidikan sarjana agama islam karena disini yang
kampusnya yang terjangkau cuma itu
Interviewer: Mendingan jadi ustad kamu, nanti seperti mamah dedek kan uangnya banyak, kamu suka
uang gak, justru dengan kayakan bisa bantu banyak orang
Respondent: Amin. Suka sih pak, iya boleh targetnya sih kaya pak
Interviewer: Bagus, nanti jalankan ada aja, ngumpulin skill dulu
Respondent: Yang hari ini juga nggak tahukan sebelumnya, belum pernah terpikir nanti bakalan ada
aktivitas di pmi nanti ada kegiatan desa, paling tetangga ulun yang karena didaerah kos
itu rata-rata semuanya keluarga pak cuma ulun bertiga temen itu aja yang kos gitu, jadi
eratlah disana kalaunya makan gak usah dipikirin gitu
Interviewer: Kalau harapannya kedepan untuk kegiatan pmi di kabupaten kapuas ini
Respondent: Harapannya pmi bisa lebih baik kami bisa mandiri tanpa harus tergantung dengan yang
seperti ini kalaupun harus belajar lebih banyak lagi terus harapannya kami bisa merekrut
relawan dengan apa ya dengan baiklah karenakan selama ini rekruit relawan paling
cuman berapa persen yang tertinggal yang bener-bener aktif
Interviewer: Yang drop out berapa, ada 10% atau 20% yang artinya berhenti relawan desanya
Respondent: Ya sekitar 22 orangan lah pak
Interviewer: Yang masih, separonya dong ya
Respondent: Sekarang 62 kemaren tuh 68 eh 78
Interviewer: Sekarang tinggal 52, ya lumayan dong ya, itu bisa bertahan berapa lama relawan.
Respondent: Yang mana pak yang sekarang kami punya planning kedepan bahwa dari Pak Jum
sendiripun sudah apa ya sudah memandatkan nanti akan tetap dikunjungi kalau ulun
bayangannya kedepan sebelum kami berakhir kalau kegiatan agak longgar kami rekrut
relawan desa lagi, nanti pesen kesehatannya akan ditambah kalau ulun pengennya gitu,
tanpa harus kami yang mengajari mungkin bisa bantuan dari puskesmas apa sih tren
penyakitnya sekarang dan mereka yang ngajarin dengan
Interviewer: Mendekati dinas kesehatan, karena mereka butuh tenaga sebenarnya, kalau kayak kamu
bisa kreatif misalnya ya pokoknya
Respondent: Kemaren sudah sih pak waktu bulan november itu dikumpulkan semua puskesmas,
pihak-pihak terkaitlah untuk menindak lanjuti kegiatan ini
Interviewer: Bisa kamu diminta dinkes jadi karyawan dinas kesehatan.
Respondent: Tapi enggak pak yang disini ni apa ya minim perhatiannya untuk sdm-sdm itu, sistemnya
itu apa ya sistem mungkin kekeluargaan itu pak , dikapuas maksudnya sistemnya
kekeluargaan
Interviewer: Masih kkn nan gitu, system seleksinya masih belum fair...belum professional gitu
soalnya...temen-temen saya bilang susah sekali, tapi kalau saudara bisa masuk
Respondent: Ya mereka tanya kamu keponakan siapa...ya kemungkinan gitu disini, ya masih gitulah
atau kamu kenal dengan siapa gitu tidak bisa dipungkiri sih susah kalau misalnya
merintis dari bawah itu
Interviewer: Saya kenal pak Jumatil gitu iya gak pak Respondent: Pak Jum itu orangnya cerdas tapi di kampus juga sayangnya orang-orang tuh gak ngelihat
gitu beliau tuh sudah berbuat apa sebanyak apa
Interviewer: Tahu nggak orang Indonesia itu gak bisa ngelihat orang cerdas kaya milih presiden aja
coba milih yang gagah bukan milih yang tegas, cerdas, akibatnya kan negara isinya
koruptor, milih SBY kan orang gagah
27
Respondent: Ya gitulah Pak Jum menurut kami seorang panutan yang sangat luar biasa sayangnya
pemerintah tidak memberdayakan itu
Interviewer: Di cbhfa kan ini apa namanya ada target 6 penyakit di masyarakat, supaya paling tidak
mencegah 3 penyakit trus gitu-gitu ya lha penyuluhan kamu, kamu melakukan
pendampingan ke masyarakatkan kayaknya tidak terlalu sering ya. Apa mungkin
masyarakat bisa ngerti gitu, bisa melakukan coba menurut pendapat kamu bagaimana
wong dinas kesehatan aja ngajarin phbs nggak anu kok apalagi proyek kamu kok coba
tolong ini jujur aja
Respondent: Menurut ulun program yang sekarang ini sebaiknya bukan program berbasis masyarakat
tetapi berbasis program karena dikejar dengan deadline waktu yang sudah sangat sempit
gitu dan target pribadi ulun bukan kepada masyarakat sebenarnya tapi ada 52 relawan
desa ulun, kalau masyarakat sudah mengerti itu adalah bonus yang penting relawan desa
dulu ngerti gak pengen yang muluk-muluk. Jadi kalau misalnya ada masyarakat yang
mengerti itu adalah bonus memang target ulun bukan di masyarakat tapi di relawan
desanya nanti biar mereka sendiri yang dengan sendirinya menularkan itulah dengan
perilakunya dengan kegiatannya gitu memberikan apa ya pandangan lah untuk
masyarakat.
Interviewer: Jadi kami sebagai relawan cabang diajarin oleh relawan propinsi gitu bertahap atau
langsung dari pusat langsung
Respondent: Langsung dari pusat karena propinsi di kalteng yang punya program kayak gini baru
kami pak gitu, jadi kami ni percontohanlah ibaratnya walaupun dengan seadanya
Interviewer: Terus yang ngasih pelatihan orang-orang dari pusat siapa saja
Respondent: Mas Astrid, mbak Eka, bisa juga dari propinsi lain yang terkait misalnya mas budi dari
bali, pak agus joko sungkono dari jatim
Interviewer: Terus orang-orang Spanish itu ngapain dia disini
Respondent: Mereka membantu kami secara teknis pak, mereka tidak diperkenankan turun langsung
ke lapangan gitu, jadi markas lagi perlu apa, apalagi stafnya cuma 2 jadi mereka yang
membantu memback-up gitu, dimana nih kelemahannya apalagi kaya mbak eka sekarang
dalam kondisi hamil tidak bisa sering kesini jadi mereka membantu gitu
Interviewer: Ok satu lagi jadi kira-kira tujuan dari yang cbhfa nya ini msyarakat 80% eeh berapa 75%
masyarakat mengidentifikasi penyakit, ingin mencegah itu kecapai gak kira-kira
Respondent: Belum pak seandainya punya 2 tahun lagi ulun yakin iya, tapi selama ini kami punya 1
tahun banyak yang dikejar apanya banyak yang disuruh lari gitu pak ya gak bisa jalan
lagi cepat kayaknya
Interviewer: Yang suruh cepat apanya
Respondent: Kegiatannya, secepatnya belum selesai ini..iniini, Interviewer: Dan itu gak relevan ke masyarakatnya
Respondent: Masyarakatnya bingung huh...mengejutkan gitu pak tiba-tiba ada lagi
Interviewer: Dan kegiatannya nggak langsung kesana ya, mestinya kan lebih banyak masyarakat di ..
Respondent: Nggak harusnya masyarakatpun di kami banyak kegiatan..
Interviewer: Kalau cuman nggantungnya kepada apa namanya relawan desa, relawan desanya sendiri
belum...ok sekarang training-training ya kamu ditraining trus kamu mentrain relawan
desa punya laporannya gak ... ada pre dan post test
Respondent: Gak direlawan desa kami tidak seperti itu paling diawal itu kami apa ya
Interviewer: Kalau kamu ngetrain ada 50 relawan desa terus kami melakukan pre atau post test
nggak...
Respondent: Nggak sih pak karena kita sudah tahu sendiri jawabannya bagaimana pengetahuan
awalnya bagaimana pengetahuan akirnya khususnya di baseline itu karena dari mereka
sudah ada yang dapat baseline kemarin
Interviewer: Sudah tahu jawabannya bertambah ngerti atau nggak
Respondent: Alhamdulillah kalau sekarang sudah bertambah ngerti
28
Interviewer: Training terus menerus ya, atau nggak. kalau gak salah cuma sekalisekalisekali. Respondent: Kalau trainingnya itu pak target kami kalau untuk modul 1 sampai 7 eh modul 1,2,3, 5, 6,
7 1,2,3,5,6 lah itu dibulan maret sudah selesai, 4 baru ini Interviewer: Tapi kan cuma sekali to
Respondent: Berulang pak setiap bulan, khususnya untuk penyakit kamikan harusnya di bulan Agustus
itu selesai semua penyakit. Tinggal modul 4 pertolongan pertama tapi setiap bulan itupun
nanti direfresh kembali apa yang menjadi kendala relawan desa menyampaikan, apa sih
susahnya menyampaikan diare, dimana sih bagian yang sulit untuk disampaikan diulang
lagi, malaria..
Interviewer: Berapa kali...
Respondent: Berkali-kali pak terakhir sampai bulan Oktober lalu,
Interviewer: Itunya aja berkali-kali belum ke masyarakatnya ya mungkin terbatas ya ke
masyarakatnya ya
Respondent: Minggu pertama diawal bulan satu maksudnya minggu pertama baik itu refresh atau
bagaimana untuk yang sekarang minggu terakhir di setiap akhir bulan itu pelaporan. Jadi
diantara minggu kedua dan ketiga itu kunjungannya. Itu sih teknisnya untuk mensiasati
Interviewer: Kunjungan ke relawan, o relawan ngunjungin di train jadi dalam 1 bulan, 3 minggu di
train, minggu ke 2 nya
Respondent: Kunjungan ke masyarakat, 1 minggu minggu pertama sama 1 x pertemuan ditraining
kemudian mereka mengaplikasannya kepada masyarakat, minggu kedua dan ketiga,
minggu keempat pelaporan
Interviewer: Trus ulang lagi, sampai berapa kali 6 bulan,
Respondent: Trus ulang lagi minggu awal gitu lagi, kami mulai dari maret itu maret, april, mei
kemudian juli, agustus, september kemudian oktober ya sekitar 4 kali lah
Interviewer: Per orang 4 x trainingnya gitu, jadi minggu pertama mereka dipanggil, di train, ini modul
berapa 1,2,3 sampai 7
Responden: Ini untuk penyakit, kalau modul 1,2 3 cuma untuk pengantarnya aja pak
Interviewer: Jadi tadi kamu punya 52 relawan dipanggil minggu pertama kamu train mengenai
penyakit habis itu kembali dia minggu kedua ketiga kelapangan, terus keempat dipanggil
lagi diskusi, pelaporan
Relawan: Ya relawan, 3 penyakit itu, heem lapor, ya diskusi laporan kemudian agenda bulan depan
apa gitu.
Interviewer: Ok terus minggu depan panggil lagi sampai berapa kali 4 bulan
Respondent: 4 bulan segini pak, bulan maret itu kami sudah selesai modul, jadi maret itu topik diare,
april itu malaria, mei itu hipertensi baru setelah itu baru ke 3 penyakit.
Interviewer: Itukan ada 6 sama 3 ada 9 to
Respondent: 3 aja paling fokus, jadi 3 itu awalnya setiap bulan hanya 1 penyakit tapi kemudian
karena sudah selesai semuanya direfresh lagi menjadi 3 sekali 3, 4 bukan berturut-turut
kalau gak salah
Interviewer: Disitu kok di kuesionernya ada 6 penyakit
Respondent: Itu adalah yang awalnya pak yang menjadi tren di masyarakat kemudian kami kan
berdsarkan waktu yang ada itu tidak cukup waktunya jadi hanya difokuskan ke 3
penyakit diare, malaria sama hipertensi
Interviewer: Jadi dalam indikator itu yang disebut-sebut harus tahu ini, atau minimum tahu yang lain
Respondent: Kalau yang lain itu tambahan karena kami membagikan lembar balik mereka juga bisa
baca disitu dikelas juga biasanya sebelum pulang kalau dulu 30 menit terakir itu mereka
harus mempraktekan bersama temannya jadi boleh dengan penyakit yang lain, atau kalau
mereka mau bertanya dengan kami, kami akan menjawab setahunya kami
Interviewer: Sudah berapa lama melakukan ini, pelatihan
Respondent: Pelatihannya dari bulan desember sampai oktober, karena dulu semuanya harus
dihabiskan jadi misalnya maret habis jadi setelah itu hanya kunjungan, kunjungan,
29
kunjungan tapi karena waktu yang terbatas jadi dicicil, nggak kayak gitu nggak
dihabiskan semua dalam satu pelatihan setelah itu baru kunjungan ke rumah tangga, ya
jadi yang ini learning by doing pak, sambil melakukan pelatihan aplikasikan, pelatihan,
applikasikan.
Interviewer: Kalau begitu ya proyek ini sebagian besar dana masuknya gak ke masyarakat tapi ya gak,
masyarakatnya sedikit sekali, malah gak dapat dana ya
Respondent: Tidak kami tidak menjanjikan dana terhadap masyarakat paling
Interviewer: Untuk kunjungan-kunjungan itu nggak diberi difasilitasi, atau tadi ada konsumsi desa
Respondent: Konsumsi itu untuk apa namanya kalau pelatihan mas habis kayak tadi ulun ada
pertemuan dari jam 9-12 itu sekarang gak ada lagi konsumsi, dari desember suruh stop
kalaupun mereka mau itu silahkan ambil dari uang kas mereka sendiri karena belajar
mandiri gitu, awalnya sih ada masa iya tapi coba dikuatkanlah
Interviewer: Jadi proyek ini.. tahu nggak berapa dana dari Spanish, coba yang masuk ke mayarakat
gak ada artinya bukan masuk uangnya tapi masuk kegiatannya ya, paling itu yang sini
Respondent: Kemarin sih buka di blog itu ada di pmi pusat katanya sih 10 milyar, paling itu nanti pak
yang distribusi ini bentuknya begitu sama ini kami juga ada menyumbang mesin
pemotong rumput karena
Interviewer: Cuman gitu aja to, ya bagaimana masyarakatnya berubah gitu lho maksud saya
Respondent: Ya cuma itu aja, ya bener
Interviewer: Makanya tadi yang lewat peningkatan pengetahuan itu jadi apa sih produknya yang
tangible ya knowledge gitu. Ya nggak nyampai ya
Respondent: Iya tidak tersentuh
Interviewer: Itu kegiatannya cuman muter-muter ada disini.. trus menurut kamu gimana itu
Respondent: Kata atasan kami yang diatas katanya memang masyarakat tidak dijanjikan dana uang
dan tidak dibiasakan biar mereka membangun sendiri tidak dengan media uang jadi
Interviewer: Bener, tapi kalau mengharapkan dampaknya bukan dalam bentuk uang artinya kegiatan,
katakan kan bisa kegiatan masyarakat itu ya gak tahu pokoknya ya mereka, ini
intervensinya training segala...., training kan masyarakatnya lebih baik ditraining dilatih
inikan bisa tidak harus dibayarin to ya seperti ini, inikan kongkrit di gratisin
Respondent: Awalnya sih pak program ini tidak ada ini kami hanya di 3 penyakit itu aja terus
harapannya perubahan perilaku
Interviewer: Timbulnya pemikiran ada ini
Respondent: Inikan ditengah-tengah, mungkin karena Spanyol itu kan ya apa ya rajanya watsanlah jadi
harus ada icon-iconnya pak gitu
Interviewer: A..satu lagi yang ini kamu yakin nggak ini akan dipakai oleh masyarakat
Respondent: Yakin pak
Interviewer : Yakinnya kenapa
Respondent: Karena kemarin setelah kami survey masyarakat itu memilih minum air sungai yang
ditandakkan tanpa dimasak karena mereka malas dengan prosesnya, proses misalnya
harus merebus airnya, mencari kayu bakarnya, membeli minyak gasnya. Kalau inikan
tinggal di mau disaring atau tidak taruh aja sini kalau disaring lebih baik, kalau tidak juga bisa yang penting bisa dibersihkan insya Alloh mau sih
Interviewer: Airnya ngambil dikali juga dibawah situkan
Respondent: Tapi inikan gak harus dimasak pak, dan ini sudah teruji secara laboratorium, kemarin ada
5 yang ditawarkan dan ini yang paling perfectlah mungkin bakterinya gak ada
masyarakat senang ya itulah
Interviewer: Menarikkan bentuknya. Kenapa gak butuh sekalian yang gede, gede banget kalau inikan
gak praktis kayaknya, kalau saya misalnya punya keluarga 10 orang, 1 orang minum 2 lt
gak kebagian kan
30
Respondent: Kalau dimasyarakat kalau nanti ya pak lebih dari 6 orang itu kami kasih 2 jadi jatahnya
ini untuk 6 orang karena ada 13 liter anggaplah 1 orang minum air putih seharinya 2 lt
gitu, jadi sudah diperhitungkan
Interviewer: Itu masih ngalir terus ya yang setinggi itu, masih ngalir kebawah terus
Respondent: Asalkan ininya jangan tertutup kayak gini, bisa besok dibersihkan karena ini turun
kebawah tertutup saringannya. Dan didalamnya ini bisa terkikis kalaunya karena sering
dipakai jadi terkikis
Interviewer: Pertama kali pendekatan ke masyarakat kapan
Respondent: Datang ke masyarakat Juli
Interviewer: Ini hasil pemeriksaannya ada, yang air dari sini
Respondent: Pun..ada pak, ya di kalau dikapuas sini kemarin dilihat ecolinya ada 3,000 jadi sangat
tidak sehat sekali, waktu dicoba ini alhamdulillah ecoliny tidak ada colifornya tidak ada
jadi aman
Interviewer: Mana hasilnya ada, jadi di keramik itu ecoli semua
Respondent: Iya yang disini, disini sudah siap dengan catatan disini benar pemasangannya, karena
kalau pemasangannya juga salah ni pak misalnya tidak sinkron atau tidak ini keluarnya
nanti kotor kalaunya tidak benar
Interviewer: Soalnnya apa, sudah berapa anu ya hasil air dari kali berapa yang sudah diperiksa
Respondent: 3 desa pak baik itu kali besar maupun kali kecil, jadi 3 desa itu kami uji cobakan kami
tawarkan 5 metode setelah 2 bulan kami ambil sampelnya masing-masing dari 5 metode
itu dan ambil sampel air sungai yang tidak diolah sama sekali hanya mungkin
ditandakkan oleh mereka dan kami coba bandingkan kemudian
Interviewer: O itu yang ada di ini ya ada di bu eka ya
Respondent: Setelah dibandingkan didiskusikan sama mereka nyaman dari 5 metode itu yang mana
yang diinginkan, yang mendekati itu ini sama air rahmat
Interviewer: Air rahmat lebih praktis
Respondent: Pak air rahmat itu waktu kami periksa di laboratorium masih ada ecolinya belum layak
untuk air minum gitu, entah karena pengolahannya salah atau bagaimana dan rasanya
juga pak karena ada rasa kaporit
Interviewer: Ini gak, jadi tadi kapan datang pertama kali ke masyarakat
Respondent: ke desa terusan raya Juli pak bareng sama pam stbm 2012
Interviewer: Nggak repot itu masyarakat kira-kira, kalau dia disini mausk air galon pilih air galon kali
ya
Respondent: Gak pak karena didesa gak ada yang jual air galon, 15 ribu harus dari kapuas susah
ngangkatnya atau yang pakai dus, kalau selamatan juga hemat kan mereka lebih seneng
air rahmat sih tinggal ditetesin, pernah tuh rekan ulun sosialisasi waktu hajatan dia
bangga dan senang gitu
Interviewer: Ini 13 lt ya kalau gitu sudah cukup ya, kalau bisa saya pinjam materi yang penyuluhan 3
penyakit itu ya phampletnya aja nanti dikembalikanlah, saya pinjem ini saya bawalah,
artinya hasil yang kalau dari eka saya rasa sudah punya ya, ini hasil dimana untuk 3 desa
Respondent: Iya sama kayak mbak eka kemarin di share juga pak
Interviewer: O ya sudah, nanti saya cek kalau gak ada nanti saya minjem, ini saya sudah punya ya lab
Respondent: 5 metode kemarin, sodis itu yang dipanaskan diterik matahari selama 6 jam tanpa tapi
gak boleh ada mendung, kalau ada sudah lima jam tinggal satu jam
Interviewer: Kalau gak salah risetnya diberhentikan sama orang belanda
Respondent: Kalau disini pak kemarin juga sodis itu di pulau kupang banyak yang tertarik ibu-ibunya
karena tidak perlu biaya gitu mudah didapatkan tapi disini khusus untuk masyarakat di 3
desa itu rata-rata banyak yang sampai jadi sodis itu masih makruh gitu pak karena
dibawah sinar matahari tanpa kulah, karena dalam agama islam apa ya, air yang suci dan
mensucikan buat wudhu segala macem itu minimal 1 kulah, buat wudhu aja sih bisa
31
kalau yang minum itu tidak mesti harus yang bersih dan mensucikan. Asal bersih jadi
bisa kurang tepat
Interviewer: Gimana air sodis itukan di botol plastik gak diterimanya gimana saya belum ngerti coba
Responden: Jadi tidak diterimanya itu dijemur pengolahannya melalui sinar matahari kepercayaan
muslim itu kalau untuk berwudhu itu tidak boleh airnya yang panas kena sinar matahari,
jadi harus yang dingin gitu yang tidak terkena panas mataharilah nanti kata mereka
khawatir ada panuan atau apa lah
Kesimpulan
Saya bertiga volunteer di Cabang, ditugaskan menjadi field coordinator desa. Semula T.Raya bukan menjadi desa intervensi, tetapi karena ada proyek pam STBM kemudian dijadikan desa
intervensi. Pada tahap pertama saya mendapat latihan CBFA , perubahan perilaku, di Bandung.
Kemudian saya bertugas mendampingi relawan desa dan memberikan pelatihan bersama teman-
koordinator sugi dan putra. Kegiatan tahap pertama aksi bisa , gotong royong , bersih-bersih
jalanan,tanggul untuk menggugah minat masyarakat mau bangun desa. Kami kerjasama desa
membuka jalan yang sudah 8 tahun tidak pernah dibuka untuk menyambung desa melalui darat.
Kami mendapat pelatihan modul 1-7 (des-maret, april melatih relawan desa bagaimana teknik
komunikasi, menyampaikan pesan kesehatan, melalui lembar balik.
Relawan desa dilatih dan diberi lembar balik buatan PMI dan media kesehatan berupa pamflet. Pamflet dibuat sendiri untuk kelengakapan. Bahan referensi buku, internet, dan konsultasi dokter.
Media pesan penyakit diare, keramik filter, kemudian di pasang juga di warung-warung. Karena
umumnya penduduk tamat SD, atau drop out.
Di Handiwong banyak tamat SLTA, dan di Kupang banyak S1 Penduduk terusan raya hanya umumnya cukup menerima pendidikan SD tidak perlu tinggi , karena menjadi petani tidak perlu
pendidikan, bisa baca tulis sudah cukup untuk kerja petani. Pulau Kupang petani lebih banyak,
supir kelotok, pandai besi, pembuat kelotok, swasta. Handiwong petani dan pencari ikan. Banyak
petani, kapuas sebagai lumbung padi Ind.
Tugas relawan koordinator, field coordinator mendampingi masyarakat melalui relawan desa , dan mereka langsung mendampingi masyarakat. Sebagai koordinator tertarik karena tidak suka
kerja sebagai guru, dalam ruangan, dan lebih banyak mendapat pengalaman sebelum kerja.
Relawan desa 78, berhenti sisa 52 orang. Mereka tertarik menjadi relawan karena pesan
kesehatan, dia menjadi ngerti, juga untuk kebaikan keluarga mampu mendapat pertolongan
pertama dan mencegah penyakit. Batas umur relawan desa 18-50, dan ada keharusan melapor,
tapi ada bayak sudah umur sulit melaporkan tertulis.
CBHFA ada 6 target penyakit, paling tidak 3 penyakit penyuluhan dan pendampingan.
Saya berpendapat program waktu sangat sempit, target saya bukan pada masyarakat, tapi 52 relawan desa sudah mengerti betul saja sudah bonus, tidak muluk-muluk masyarakat ngerti. Nanti
biar relawan desa sendiri menularkan, perilaku mengadakan perubahan langsung.
Program semacam ini baru kali ini. Kami mendapat latihan dari pusat, karena propinsi tidak memiliki program semacam ini, dengan bantuan teknis dari PMI Spanish. Kami yang
melakasanakan program di masyarakat. Target kemampuan masyarakat mengidentifikasi
penyakit 75%, dan tindakan 80% tidak tercapai, kalau diberi waktu 2 tahun lagi mungkin
tercapai. Banyak kegaitan yang harus selesai cepat, masyarakat bingung karena kegiatan tidak
langsung ke masyarakat. Relawan desa sendiri belum ok.
Program semula memilih 6 penyakit, tetapi kesulitan waktu, sehingga memfokuskan 3 penyakit diare, malaria, dan hipertensi dan perubahan perilaku masyarakat. Kemudian mengingat latar
belakang penduduk kesulitan air, maka menambah dengan kegiatan distribusi keramic filter
sebagai alternatif dari 5 pilihan sistem: sodis, air rahmat, memasak, keramik filter, dan biofilter.
32
Selain itu ada pemikiran mengatasi masalah penyediaan air minum yang aman, karena sebagian besar penduduk selama ini minum air kali yang kualitas rendah. Diadakan assement 5 alternatif
termasuk keramik filter, sodis, air rahmat, biofilter, dan masak air. Penduduk memilik keramik
filter. Kemudian menjadi keputusan untuk memberikan keramik filter kepada penduduk sebelum
proyek beakhir.
2
In-depth 2. Anggota Komite Desa,Terusan Raya
5. February 2014
Interviewer: Sebagai anggota komite relawana PMI, apa saja pekerjaan sampeyan?
Respondent: Ya untuk sementara ini ya memberikan informasi kepada masyarakat apa kegiatan PMI
ini. memberi penyuluhan, memberi arahan, memberi ilmu pengetahuan lah. Masalah
penyakit. Diare. Segala macamnya lah. Juga masalah pengolahan air bersih. Menangani
kecelakaan di air. Itu kebanyakan kemarin itu yang saya tahu. Kegiatan gotong royong.
Itu aja yang kemarin itu.
Interviewer: Cara memberi tahu masyarakatnya gimana? Apa setiap hari, apa gimana?
Respondent: Ya kadang-kadang kita ngobrol di warung, tapi arah ngobrolnya ke situ. Tidak resmi
gitu? Ya sebagian ada juga yang resmi. Kan kita relawan dari Komite Desa ada juga yang
tujuan ke rumah-rumah. Yang menginformasikan kegiatan mereka di balai desa.
Interviewer: Kalau pergi ke desa sampeyan dampingi? Ngontak sampeyan dulu apa ngga?
Respondent: Ada juga yang ngontak dulu. Ada yang minta pendapat. Ada yang langsung.
Interviewer: Sampeyan berapa lama.. setiap hari atau seminggu sekali.. atau?
Respondent: Kalau 1 minggu itu 1 kali atau 2 kali. Ada lah.
Peneliti: Sampeyan tinggal di sini?
Narasumber: Iya di rate 3
Peneliti: Pekerjaan sampeyan selain di komite desa, apa?
Narasumber: Kalau untuk sementara aparat desa, Kor desa. Anggota Kepala desa.
Peneliti: Itu digaji ngga?
Narasumber: Kalau untuk di desa, ya digaji. Tapi kalau untuk komite desa ngga menerima apa-apa,
Pak.
Peneliti: Sejak mengurus malaria sampai sekarang sudah berapa lama melakukan penyuluhan-
penyuluhan itu?
Narasumber: Setahun, lah. Setiap Sabtu ada pertemuan di balai desa. Macam-macamlah yang dibahas,
tentang penyakit, masalah air, masalah pertolongan pertama, macam-macam lah.
Peneliti: Kalau diajarin itu banyak orangnya?
Narasumber: Kalau dulu itu hampir 60 lebih. Tiap minggu rutin datang ke sini. Ya kadang-kadang
turun.
Peneliti: Terus sampeyan bicara.
Narasumber: Alhamdulilllah lah, Pak. Kadang-kadang.
Peneliti: Terus yang diajarkan kepada penduduk apa aja?
Narasumber: Yang biasanya itu misalnya pertolongan pertama atau membuang air yang benar.
Kebanyakan itu. Membikin air yang benar. Menawasi air terus mengolahnya nanti
gimana. Kebanyakan di situ. Persoalan air.
Peneliti: Yang penyakit-penyakit kaya diare Narasumber: Iya pada akhirnya nanti ke situ, Pak. Dari pengelolaan air yang kurang baik tadi.
Peneliti: Terus respon masyarakat gimana diajarin kaya gitu itu?
Narasumber: Respon masyarakat bagus ya, Pak, di sini ini. Semangatnya tinggi kalau orang luar
ngasih masukan-masukan itu. Ya kalau pengalaman-pengalaman pengen maju lah. Pengen tahu kalau air yang bersih itu kaya apa, yang sehat itu kaya apa. Pertolongan
33
pertama kalau kena jari itu kaya apa. Itu kalau masyarakat di sini itu suka. Banyak ingin
tahunya, makanya warga yang hadir itu hampir 60 lebih itu.
Peneliti: Terus itu kan kalau lagi bicara-bicara itu bisa digabungkang dengan kampanye,
kampanye partai, itu pernah juga ngga?
Narasumber: Kalau kampanye ngga ada. Ngga pernah. Ngga ada. Kita khusus dari PMI.
Peneliti: Jumlah penduduk sini berapa sih? Terusan Raya.
Narasumber: Terusan Raya itu 1 Kepala Desa, ada 12 Rt. Kalau penduduknya Peneliti: 1 Rt berapa?
Narasumber: Tergantung Pak, ada yang 24 ada yang 100 lebih. Cuma kalau jumlah KK-nya itu ada
550 lebih lah. Kalau pemilihan kemarin itu yang bisa memilih itu ada 1000 lebih.
Peneliti: Penghasilan penduduk sini itu dari apa sih?
Narasumber: Rata-rata itu petani di sini. Petani padi.
Peneliti: Terus itu ada sungai itu ngga jadi mata pencaharian penduduk? Jadi nelayan?
Narasumber: Ngga ada. Petani di sini. Berkebun, nanam-nanam singkong. Ya ada itu yang punya
kolam. Tapi untuk nelayan tidak ada di sini.
Peneliti: Kalau di sungai itu tidak banyak ikan?
Narasumber: Ya ada ikan, Pak, tapi bukan ikan laut. Ini bukan daerah laut jadi ngga ada ikan macam-
macam, ikan bandeng ngga ada.
Peneliti: Ngga ada yang cari-cari ikan?
Narasumber: Ya ada yang mancing ikan-ikan sungai kaya udang. Tapi ini sungai bukan laut, ya. Pak.
Peneliti: Banyak ngga hasilnya?
Narasumber: Sedikit, Pak. Kan di sini itu ada musimnya. Kalau udang. Paling untuk konsumsi sehari-
hari aja.
Peneliti: Kalau penduduk di sini, minum airnya, sumbernya dari mana aja?
Narasumber: Ya rata-rata dari sungai. Ada juga yang dari sumur bor, tapi keadaan airnya itu kurang
nyaman lah.
Peneliti: Bedanya apa?
Narasumber: Ya rasanya kurang enak lah. Kalau dari sungai itu kan.. ya kalau sekarang diendapkan
dulu, dikasih tawas, habis itu ya direbus lah, baru dikonsumsi.
Peneliti: Banyak orang kena diare ngga?
Narasumber: Kalau itu musimnya memang ada, Pak. Kalau musim pancaroba, perubahan air itu.
Peneliti: Banyak orang kena diare?
Narasumber: Kalau bulan-bulan ini ngga terdengar itu, Pak. Kalau pancaroba itu sudah kebiasaan, ada
lah 1 atau 2 orang yang kena.
Peneliti: Penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat di sini itu apa?
Narasumber: Diare ada. Malaria ada juga.
Peneliti: Yang paling banyak dikeluhkan?
Narasumber: Malaria kebanyakan, Pak.
Peneliti: Malaria apa itu?
Narasumber: Ya, yang orang-orang kebanyakan mendulang itu. Malaria wisa kalau orang bilang. Kaya
typus itu.
Peneliti: Di sini kan ada dinas kesehatan ya, apa yang dilakukan dinas kesehatan? Kan ada
Puskesmasnya itu? Ada buatkan air atau datang ke sini?
Narasumber: Ngga ada. Itu dari PMI aja yang datang. Dari PMI aja yang untuk air bersih itu.
Peneliti: Terus dari Puskesmas ada yang melakukan penyuluhan ke sini?
Narasumber: Ada lah tapi ya sekali-sekali. Yang namanya sekali-sekali, pengarahannya itu kadang
ngga akurat juga.
Peneliti: Apa yang disampaikan Puskesmas itu?
Narasumber: Paling-paling tentang penyakit itu. Kalau tentang air itu dari PMI.
Peneliti: Nah kalau PMI yang disampaikan itu apa?
34
Narasumber: Tiap minggu ada penyuluhan itu. Melalui relawan. Jadi relawan yang 60 itu menyebar
lagi ke masyarakat.
Peneliti: Terus yang diajarkan, disuluh ke masyarakat apa?
Narasumber: Ya selain masalah air itu ada juga masalah penyakit, dan kumpul untuk bikin gotong
royong bersih-bersihkan lingkungan. Cara membuang sampah yang benar. Itu kan,
kebanyakan di situ.
Peneliti: Terus kan yang penting itu mengenai air, kan masyarakat sudah di suluh untuk pake
keramik. Coba sampeyan ceritakan.
Narasumber: Mungkin iya, Pak. Sebagian besar iya. Karena kan relawan yang 60 itu sudah
mendapatkan itu. Nah jadi kan yang relawan itu memberi contoh ke tetangga-tetangga.
Ini yang bagus. Memang bagus. Banyak yang tertarik. Memang banyak yang tidak
tahulah, keramik itu apa.
Peneliti: Kalau sampeyan pake?
Narasumber: Kalau ulun belum.
Peneliti: Kalau menurut sampeyan gimana, udah liat?
Narasumber: Sudah. Ya bagus lah. Kalau masyarakat di sini ini kan perlu contoh. Kalau bagus ya
diikuti. Untuk kesehatan. Ya kalau dari masyarakat, bisa mengembangkan lagi lah.
Peneliti: Jadi penduduk itu ngga ada yang datang, lapor persoalan apa?
Narasumber: Kalau untuk bulan ini, untuk tahun ini lah, ngga kedengeran, Pak.
Peneliti: Biasanya kalau penduduk sakit itu dibawa ke mana?
Narasumber: Ke Puskesmas lah kalau pertama kali.
Peneliti: Ada Puskesmas di sini?
Narasumber: Ada di belakang sini. Kalau sudah parah dibawa ke Kapuas.
3 In-depth 3. Relawan Desa, Terusan Raya
5. February 2014
Peneliti: Jadi ibu sebagai relawan desa sudah berapa lama?
Narasumber: Sudah setahun lebih
Peneliti: Ibu dibayar ngga?
Narasumber: Ngga
Peneliti: Ko mau?
Narasumber: Itu kemauan saya sendiri, Pak.
Peneliti: Untung ruginya apa?
Narasumber: Banyak untungnya, Pak.
Peneliti: apa?
Narasumber: Kesehatan di rumah. Supaya anak-anak itu mengerti apa itu arti sehat, apa itu arti minum
air yang bersih, apa itu arti cuci tangan yang baik
Peneliti: Kalau diare itu apa sih, Bu? Apa itu diare?
Narasumber: Diare itu kena muntaber, muntah berak. Kena mencret.
Peneliti: Kalau malaria?
Narasumber: Malaria yang menggigil, badan lemah.
Peneliti: Pernah kena malaria?
Narasumber: Ngga, Pak. Ngga pernah.
Peneliti: Ko ngajarin malaria?
Narasumber: Kalau di sini banyak penduduk yang kena malaria.
Peneliti: Terus gimana cara mencegah malaria, Bu?
35
Narasumber: Ya kalau di sini dibawa ke rumah sakit. Kalau mencegahnya, pakai baju lengan panjang,
pakai kelambu.
Peneliti: Panas dong kalau pake baju lengan panjang.
Narasumber: Ya ngga apa-apa, Pak. Biar terhindar dari gigitan nyamuk.
Peneliti: Ya tapi kan kalau lengan panjang di sininya masih bisa digigit nyamuk.
Narasumber: Di sininya diolesin pake obat nyamuk oles.
Peneliti: Apa namanya?
Narasumber: Autan.
Peneliti: Jadi tiap hari pake Autan?
Narasumber: Ngga juga, Pak. Kalau banyak nyamuknya.
Peneliti: Terus yang sering terjadi itu kecelakaan, kelekaan apa? Kecelakaan apa yang sering
terjadi di sungai itu?
Narasumber: Jarang juga, Pak. Yang sering itu kecelakaan di sawah.
Peneliti: Apa itu biasanya kecelakaan di sawah?
Narasumber: Luka.
Peneliti: Luka kenapa?
Narasumber: Kena pisau, kena cangkul, kena tajak.
Peneliti: Tajak itu apa?
Narasumber: Alat untuk memotong rumput.
Peneliti: Kalau udah kena gitu di tengah sawah terus gimana?
Narasumber: Dibalut dulu.
Peneliti: Di sawah mana ada perban.
Narasumber: Pake kain dulu, apa yang ada di baju.
Peneliti: Terus habis itu?
Narasumber: Dibawa ke rumah. Terus ke Kapuas.
Peneliti: Keburu habis itu darahnya, Bu.
Narasumber: Ngga, ada penawarnya dulu. Kaya anak ulun pernah kena peluru.
Peneliti: Peluru apa?
Narasumber: Peluru nyasar. Senapan angin.
Peneliti: Terus waktu itu gimana?
Narasumber: Ya waktu itu ada penahannya dulu. Baru di bawa ke Kapuas. Waktu dirontgen pelurunya
masih di sini aja. Belum masuk ke dalam. Tapi dari situ ketauan ada satu lagi. Kanker.
Harus diangkat. Waktu itu saya bilang ya sudah, apa yang terbaik. Harus dioperasi.
Peneliti: Dioperasi bukan yang terbaik, Bu, harus bayar Narasumber: Ngga, Pak, gratis. Dapat Jamkes, Pak.
Peneliti: Gratis semua?
Narasumber: Tapi ada harus nebus juga, Pak, untuk obatnya.
Peneliti: Berapa banyak?
Narasumber: 300ribu.
Peneliti: Mahal atau ngga?
Narasumber: Cuma obat operasinya aja yang bayar. Ada yang gratis obat operasinya tapi alergi.
Bengkak-bengkak. Jadi beli di luar.
Peneliti: Setelah ibu datang ke sini itu masyarakat pada ngerti?
Narasumber: Ya sebagian, Pak. Sebagian ngeti sebagian ngga.
Peneliti: Kaya soal air minum itu, penduduk di sini pakenya apa?
Narasumber: Ada yang sungai, ada air hujan.
Peneliti: Airnya dikasih tawas dulu?
Narasumber: Iya.
Peneliti: Habis itu di masak.
Narasumber: Ada yang dimasak ada yang ngga.
Peneliti: Kenapa itu ngga dimasak dulu?
36
Narasumber: Katanya kalau dimasak itu ngga ada rasanya. Kalau ngga di masak itu ada lemak-
lemaknya.
Peneliti: Lemak-lemaknya enak gitu?
Narasumber: Iya gitu katanya. Tapi sekarang ngga lagi.
4 In-depth 4.Koordinator Pulau Kupang
6 February 2014
Interviewer: Sebagai kordinator tugasnya apa, apa saja yang dikerjakan, bebas aja sak mau kamu terus
kaitannya dengan cbhfa
Respondent: Jadi saya ditunjuk sebagai koordinator di pulau kupang pak mulainya desember 2012
setelah pelatihan jadi disana kita sudah dibagi dari 15 orang yang bagian cbhfa ada
pengkhususan tadi tapi pertama-tamanya saya pak wakil coordinator diteluk pelinget
tapikan dari cerita itu teluk pelinget itu menolak nah makanya saya dipindahkan untuk
pulau kupang nah sebagai coordinator ..sebenarnya ada pak coordinator pulau kupang itu
namanya johansyah dia tidak bisa karena kesibukannya sebagai pekerja, maka saya
ditunjuk untuk menggantikan itu nah sampai saat ini dari yang pertama itu tim saya ada
sekitar 7 atau 8 yang bertahan yang pertama kali ya pak nah itu cuma kami ber 3 sebagai
coordinator yang lain itu cuman bantu-bantu, nah sepanjang sejarah itu maka ada lagi
pelatihan ksr yang ke 2 nah saya dibantu lagi oleh temen-temen yang lain jadi untuk saat
ini dipulau kupang saya dibantu yang bisa bertahan cuman 1 aja pak, yang pertama
kemarin itu dibantu oleh 5 orang yang 1 itu sudah bekerja di bank yang 1 berubah
menjadi relawan keuangan, 1 nya sudah berhenti tidak tahu kemana jadi nggak bisa
bantu, yang tinggal sekarang cuman 1 namanya ayuningsih.
Jadi tugas coordinator itu pak sebagai memfasilitasi jadi yang mengkoordinir relawan
desa disana ya yang berhubungan dengan kepala desanya berhubungan dengan tokoh
masyarakatnya, dengan masyarakatnya itu. Jadi kalau ada data-data yang diminta saya
yang kesana saya yang ngrekap saya yang ngumpulin. Nah kenapa itu juga saya pak dari
32 rt itu saya kurang lebih apal pak letaknya dimana siapa rtnya karena ya bergelut
dengan itulah makanya tiap coordinator ya paling tidak dia menguasai daerah
koordinasinya itu
Interviewer: Kamu tamat apa
Responden: Tamat sekolah, saya sarjana pak, selain di pmi saya guru honor disekolah swasta pak di
jadi setingkat smplah
Interviewer: Jadi dengan pekerjaan kamu sebagai coordinator itu juga melakukan kegiatan-kegiatan
itu nggak meninggalkan Responden: Kalau saya pak kerja sebagai guru honor itu seminggu cuman 2 x saya masuk jadi
untungnya di pmi itu pak kita yang ngatur jadwal, bukan pmi yang ngatur jadwal untuk
kita pak jadi kalau saya sibuk ya tidak usah dilakukan besoknya lagi, jadi biasa kalaunya
untuk hari senin sama hari jumat saya ..
Interviewer: Kamu membawahi berapa relawan desa
Responden: Kalau relawan itu pak dari pertama itu karena masuknyakan berulang-ulang ada yang
masuk ada yang keluar kalau dihitung jumlah keseluruhannya ada 99 pak didesa untuk
pulau kupang aja, 99 semuanya kordinatornya cuma 1 dibantu dengan temen-temen yang
lain. Jadi coordinator relawan desa juga ada 1 pak, coordinator relawan desa juga ada 1
jadi kan saya interaksinya dengan koordinasinya relawan desa yang disana
Interviewer: Berapa kordinator relawan desanya, 1 trus relawannya 99
37
Responden: Koordinatornya ada 1 relawannya ada 99 kalau dihitung semua tapi perjalanan dari
desember sampai sekarang itu yang aktif cuma 62, sepanjang perjalanannya ada yang
masuk ada yang keluar ada yang masuk ada yang keluar
Interviewer: Trus kegiatan kamu apa, terhadap
Responden: Kegiatan saya yang dilakukan disana atau ya, kegiatan bukan ngawasin pak, kita juga
ditunjuk sebagai fasilitator yang memfasilitasi pemberian materi disana jadi semua yang
kita pelajari dari pelatihan modul 1 sampai modul 7 itu setelah kita dapat kita juga harus
mentransfer itu kemereka pak
Interviewer: Kepada relawan, kamu ngetrain
Responden: Kepada relawan desa yang 99 itu, jadi pelatihan modul itu kita dilakukan mulai desember
sampai maret pak, nha habis itu masuk penyakit yang 3 tadi, hipertensi diare dan malaria
itu. Jadi setelah itu semuanya kita lanjutkan dengan pertolongan pertama first aid nha
yang terakir kemarin itu kita melakukan interaksinya.
Interviewer: Ngetrain 99 relawan desa
Responden: Ya cuman kotornya pak seperti itu kalau bersihnya cuma 62
Interviewer: Kamu ngetrain iut berapa lama
Responden: Kalau perjalanannya saya mulai ini pak desember 2012 sampai februari 2014 ini
Interviewer: Udah selesai.
Responden: Kalau selesai masih belum pak karena besok juga kita kesana ngurusin
Interviewer: Besok ngetrain juga
Responden: Kalau trainingnya sudah habis bulan November kemarin pak
Interviewer: Kalau sesudah ditrain sudah dilatih ngapain aja relawan desanya
Responden: Jadi mereka itu pak ada kunjungan rumah tangga, nah jadi sistem di pmi itu pak dari 15
orang relawan cabang ya termasuk saya dibawahnya kita harus membawahi 15 lagi
relawan desa itu yang idealnya pak, tapi kenyataannya yang kesana juga paling 5 kita
membawahi 62 tadi, jadi gak masuk ideal lagi pak, ya jadi yang 62 tadi masing-masing
harus punya lagi 15 kk dampingan masyarakat sekitar rumahnya
Interviewer: Terus pekerjaan mendampingi kk itu apa yang dilakukan
Responden: Pekerjaan yang mendampingi kk relawan desa apa yang kami sampaikan sama seperti
apa yang kami dilatih ditraining oleh pusat kami sampaikan ke relawan desa. relawan
desa juga harus menyampaikan ke masyarakat dampingan
Interviewer: Contohnya melakukan apa
Responden: Jadi kita memberikan materi pengetahuan tentang pertolongan pertama tentang diare,
tentang malaria, tentang hipertensi, nha mereka juga mengujungi masyarakat mereka
salurkan lagi informasi itu
Interviewer: Terus diberi berapa kali perminggu relawan bisa mengunjungi dan menerangkan
Responden: Sampai informasi itu berulang-ulang nih, berapa kali perminggu, jadi kalau kita berapa
kali per minggu pak, mereka cuman nerangkan itu 1 x 1 bulan untuk 1 kk pak
Interviewer: 1 kk 1 x perbulan, sampai proyek selesai
Responden: Jadi ada yang 1 x ada yang sempet 2 pak masih bisa pak, minimal mereka melakukan itu
sampai selesai proyek
Interviewer: Sampai selesai proyek berapa kali yang diharuskan ditargetkan
Responden: Kemaren itu proyeknya sampai ini cuman kita hitungnya setiap bulan sampai
sekarangpun mereka masih melakukan itu, melakukan kunjungan rumah tangga tapi kami
pak setelah ada proyek maupun tidak ada proyek mereka tetep melakukan itu, kami
membiasakan mereka melakukan itu yah berkelanjutan kami inginnya pak.
Interviewer: Sebulan 1 rumah tangga terus ganti-ganti
Responden: Ya minimal pak, jadi setiap relawan desa itu dia punya hampir 20 sampai 30 kk
dampingan itu yang setiap hari mereka kunjungi
Interviewer: Itu aja muter-muter
38
Responden: Jadi misalnya kan 1 rt ada kalaunya hitungannya itu ada 45 pak kepala keluarga, idealnya
harus ada 3 disana, jadi setiap orang ada 15 kk dampingan, misalkan cuman ada 1
otomatis dia semuanya, 1 x kunjungan..
Interviewer: Terus laporannya
Responden: Laporannya dia buat sendiri pak, kita sudah ada form pelaporan relawan desa yang kita
minta cuman kepercayaan mereka pak, mereka pak..bu..berapa kali kunjungan...saya dua
puluh..cuman gitu pak
Interviewer: O gak ditulis
Responden: Mereka nulis tapi kebanyakan mereka itu tidak paham dengan form itu, padahal form itu
sudah disederhanakan seminimal mungkin
Interviewer: Ada contohnya, sama tolong lihat modulnya dong ada
Responden: Contoh kalaunya pembagian yang pertama kali dari pmi
Interviewer: O jadi sebulan sekali ya itu yang saya kepengen tahu, sebulan sekali satu keluarga jadi
dia bisa 30 x 30 keluarga sehari 1
Responden: Yang ditawarkan pmi yang pertama kali ini pak.
Interviewer: Buku catatan untuk relawan desa
Responden: Ya tapi itu katanya ..kata yang dari pusat itu, ini bisa dilakukan kalau relawan desa itu
sudah 3 tahun, kami juga sangat kesulitan pak jadi untuk selanjutnya yang kami pakai
cuman ini saja pak 1 lembar ini kami yang ngisinya
Interviewer: Kalau ini sama aja ya
Responden: Kita perbanyak aja pak jadi 1 lembar kan ada 2
Interviewer: Terus materi yang diberikan kepada mereka apa, materinya dalam kunjungan itu apa
yang dijelaskan
Responden: Kalau yang pertama kan pak yang modul 1-7 itu, yang isinya cuma pengenalan desa
tentang epidemic tentang pengetahuan umumlah pak sambil kita meningkatkan
kepercayaan diri mereka itu untuk sebenarnya mereka bisa menyampaikan kerumah
tangga masyarakat karena awal-awal mereka takut, gak berani, gak bisa katanya. Setelah
sampai 3 bulan sampai bulan maret itu, maret keatas sekitar 3 bulan atau 4 bulan kita
masuk ke materinya yaitu pada fgd yang pertama pak diperoleh itu dapat 3 penyakit yang
rata-rata di masyarakat sini yang paling banyak diare, hipertensi dan malaria, nah maka
kita kan fokus pada itu
Interviewer: Jadi nanti relawan itu memberitahu bagaimana, apa yang diberitahukan kepada
masyarakat mengenai 3 penyakit itu. Contohnya bagaimana, tertulis nggak
Responden: Jadi kalau tentang diarekan kita ada pesan-pesan khusus, tertulis, dokumennya ada pak.
Ini modul 4,5 6, 7, 1,2,3
Interviewer: Mereka itu diberikan atau diperlihatkan aja, ini ada 4,5 6, 7 itu
Responden: Kalau ini karena terbatas kita gak bagikan kesana, 1,2 3 nya pak.
Interviewer: Jadi ini relawan pakai ini menjelaskannya
Responden: Ya pak, sederhana lagi kalau ini cuman modal pendidikan aja pak, jadi pertama kali
untuk itu tentang apa tentang apa sih pmi itu pengenalannya pertama tentang pergerakkan
utamanya itu pak, nah yang topik khusus pak yang 3 penyakit itu kita buat sendiri pak,
kaya phamplet semua ada ininya
Interviewer: Ada contohnya phampletnya
Responden: Kalau di flash disk saya masih ada filenya
Interviewer: Ini ada flash disknya nanti kita copy, contohnya misalnya apa yang diberitahukan kepada
mereka mengenai diare yang sederhana
Responden: Yang pertama diare itu seperti apa, kebanyakan mereka salah persepsi pak, kalaunya
bilangnya sini bererakan itu bahasa kami pak, diare itu mereka pikir yang sampai
muntaber itu pak, nah padahal kenyataannya kalau sampai 3 x 5 x itu sudah masuk kategori itu, trus yang paling bahaya didiare itu apa, jadi kita yang paling bahaya kita
sampaikan bahwa kekurangan cairan tubuh itu yang paling bahaya terus tanda-tandanya
39
seperti apa diare itu, nah penyebabnya apa nih untuk menjaganya dan pertolongan
pertamanya seperti apa, semua sama pak, dari diare dan poin-poinnya cuman itu ya kita
tinggal mencarikan dibuku mana referensi mana kita ambil, kita rubah kata-katanya
dengan kata-kata yang sederhana
Interviewer: Jadi dalam rangka proyek ini sampai berapa kira-kira kunjungan relawan desa ke kk
dampingan , yang penting tiap bulan minimum 1 kk
Responden: Kalau sampai sekarang sudah hampir berapa ya mereka sudah melakukan kunjungan
banyak pak. Setiap laporan bulanan kita ada sekali pak, jadi kita ke desa dulu minta
laporan bulanan kemudian kita rekapitulasi disini kita serahkan lagi ke staffnya
Interviewer: Kalau menurut anda diare itu sebabnya apa penyebabnya apa yang dijelaskan kepada
mereka dan menurut anda sendiri
Responden: Khusus yang ada disini ya pak, kalau disini yang lebih banyak itu pak minum air yang
tidak aman, karena kebiasaan masyarakat disini yah hampir semuanya lah pak kalaunya
60 sampai 70% mereka tidak suka air yang dimasak, jadi air itu setelah ditawas,
ditandakkan, disedementasi mereka langsung minum, pikiran mereka adalah kalau air itu
sudah jernih putih berarti air itu aman untuk mereka, pengertiannya seperti itu
masyarakat asalkan sudah jernih sudah tidak ada warna apa-apa itu sudah aman dan
sempurna. Kita juga meneliti itu pak ya untungnya itulah kita juga diberikan itu kita teliti
airnya disana sebenarnya tidak layak lagi pak. Dan mereka kenapa tidak suka dimasak
alasannya cuma 1 pak rasanya berubah sudah
Interviewer: Rasa airnya berubah, ok
Responden: Nah maka dari itu kemarin kenapa watsan juga masuk ya mungkin kita ada metode yang
diberikan ada 5 yang biosand, yang solardis trus itu yang pakai air rahmat disinfeksi trus
yang dimasak juga kenapa alasan-alasannya yaitu yaitu yang paling memungkinkan yang
mereka sukai adalah keramik filter karena tidak merubah rasa itu sendiri. Kalaunya yang
biosand itukan pak tabungnya terlalu besar, sulit perawatannya mereka tidak suka itu
terus pakai air rahmat disinfeksi itu rasa-rasanya itu ada bau nggak enak gitu airnya
Interviewer: Sudah dicoba semua ya
Responden: Sudah pak, jadi sudah ada pilot projectnya mereka menggunakan itu 1 sampai 2 bulan
semuanya dari relawan desa pak . pilihannya mereka tertuju pada keramik filter,
sepengetahuan saya disitu pak airnya yang tidak hygienis 3 wilayah itu
Interviewer: Terus kalau nggak salah dari kesehatan kan melakukan intervensi air juga ya, terus
menurut anda gimana itu ceritanya, bedanya apa
Responden: Dinas kesehatan itu ceritanya cuma air bersih yang mereka lakukan di masyarakat jadi
bukan air minum, ya saya juga baru tahu itu air bersih dengan air minum itu berbeda
katanya. Jadi air minum ada layak standar yang harus dipenuhi, nha sedangkan yang
dibuat oleh pemerintah selama ini cuma dibuat sumur bor pak tidak diapa-apai kami
periksa dulu airnya ya masih tidak layak untuk diminum
Interviewer: Memang menentukan penyakit selama inibanyak kejadian penyakit-penyakit didaerah kalian, apa saja
Responden: Kalau untuk kabupaten kapuas pak 3 penyakit itu toptenlah pak, diare, hipertensi,
malaria. Tapi malaria seperti kata pak jum tadi sebenarnya disini bukan daerah endemic
pak, endeminya didaerah pedalaman kapuas itu kebanyakan juga pekerjaan anak muda
disini pak yang belum menikah atau baru setelah menikah mereka itu mendulang emas,
berangkat kesana tanpa persiapan apa-apa, disana mereka sakit minta pulang kesini,
berobat selalu seperti itu pak jadi malaria itu juga masuk pak
Interviewer: Menurut anda sebagai field coordinator masyarakat setelah diberi penyuluhan, pelatihan,
pendidikan artinya menerima atau ada penolakan atau ada perubahan coba diceritain,
versi masyarakat setelah diberi penyuluhan
Responden: Jadi begini khusus untuk pulau kupang itu pak masyarakat disana sedikit sulit diatur pak
untuk pulau kupang, jadi penerimaan pertamapun kita tidak disambut dengan baik pak,
40
jadi setelah kita coba jelaskan disana kita coba memberi pengertian ya akhirnya mereka
menyambut dengan sangat baik, saat ini tidak ada penolakan, tapi untuk khusus untuk
disana lebih kepada ini pak kalaunya disana korban politik pak, disana tuh korban politik,
jadi diiming-imingi janji terus gak ada lagi, nah mereka berdasar dari itu setiap project
yang masuk pasti ujung-ujungnya adalah uang pak, kasih duit, ada duitnya, banyak
duitnya apalagi proyek inikan dibiayai dari luar nih. Nah yang paling sulit merubah
pandangan masyarakat tentang itu pak, yang paling sulitnya disitu pak, kita mau masuk
kesana susah tapi lambat laun sampai sekarang ini mereka tidak berpikir untuk itu lagi
pak. Mereka sudah terbiasa yang awalnya kita datang kesana bawa makanan yang segini
banyaknya ya..kita kurangi..kita kurangi..sampai saatnya kita tidak membawa
makananpun mereka senang menerima.
Interviewer: O tadinya kalau kesana mesti membawa makanan, terus siapa yang bayarin, bentuknya
apa
Responden: Makanan ada sesuatulah yang, nah kan dari project itu ada konsumsi masyarakat pak,
nah kita ambil dari situ, bentuknya beli makanan ringan beli minum atau beli teh kotak
atau beli kue untuk dibawa kesana karena disana tidak ada yang jual gitu-gitu pak, kita
bawalah gitu
Interviewer: Selalu kalau mau menyuluh begitu
Responden: Dari pertama kita bawa pak cuma dicoba untuk dikurang-dikurang sampai sekarang kalau
kita datang, tampak ada atau tidak adapun sekarang disambut baik. Insya Allah
alhamdulillah pak kita sudah diterima dengan baik disana mungkin juga sudah dianggap
keluarga disana bukan orang lain lagi. Kalau kita datang disana bukan kita yang
memberikan makanan tapi mereka yang memberikan makanan. Jadi kita datang kesana
kalau sampai siang suruh makan dulu atau mau nginap ditawarin nginap disana
Interviewer: Kalau menurut kalian-kalian setelah melakukan penyuluhan kayak gitu ada perobahan
misalnya kondisi mereka nggak tentang penyakit atau enggak
Repsonden: Kalau yang relawan desa itu lebih berubah yang siapa yang masuk sebagai relawan desa
dari yang 62 tadi mereka sudah melakukan cara hidup yang baik artinya mereka sudah
cuci tangan, tidak lagi minum air yang tidak dimasak, tapi kalaunya untuk masyarakat
pak, saya masih belum tahu nih
Interviewer: Itu yang bisa dilihat, yang relawan desanya yang sudah terjadi perobahan dan
pemahaman, masyarakatnya
Responden: Masyarakatnya itu masih 50-50 pak, jadi ya seengaknya-enggaknya bukan 50 pak yang
penting ada berubah dilingkungan mereka yang penting yang jelas adalah keluarga si
relawan itu dia ....kalau relawannya 62 dia punya keluarga berapa itu yang dia ..
Interviewer: Terus kan berarti masih ada hambatan ya, kalau menurut kamu caranya meningkatkan
supaya mereka betul-betul mau hidup bersih, sehat, bagaimana caranya, apa cukup
dengan intervensi seperti ini atau harus bagaimana
Responden: Sulit ya pak cuman kita mau yang saya lakukan sampai saat ini pak apa yang bisa saya
lakukan mereka mau berubah atau tidak ya silahkan yang penting saya melakukan, yang
penting mereka tahu nih mau melakukan atau tidak terserah mereka
Interviewer: Terus materi-materi yang tadi penyakit itu anda develop sendiri atau ada pedomannya
atau ada umum semua sama, kaya materi diare ini sama semua
Responden: Ya jadi kebanyakan kita ngambil dari internet pak, untuk 3 desa itu sudah ada sama
Interviewer: Tapi ada bikin sendiri dari internet
Responden: Jadikan sebelum kita masuk ke topik penyakit itu pak kita ada pelatihan lagi penyegaran
kppbm, pelatihan satu kali nah disitu sebenarnya apa-apa sih yang perlu disampaikan ke
masyarakat, jadi kata kuncinya penyakit diare itu sendiri penyebab, tanda dan gejala,
Interviewer: Tapi nggak ada standarisasi yang harus diajarin oleh dokter enggak ya
Responden: Lebih kepada kepala markas yang ngajarin kami pak, kepala markas kan dokter Pak, saya
kan nanya gimana ini pak dijelasin secara medis beliau njelasin kepada kami, kami
41
menjelaskan ke masyarakat secara naluri dan akal yang bisa menerimanya pak, kami
cuman merubah bahasa dari bahasa kedokteran kebahasa mereka pak cuman itu pak
Interviewer: terima kasih ya informasinya
Kesimpulan
1. Dari 15 volunteer cabang yang mendapat pelatihan, 7-8 bertahan, dan 3 orang termasuk saya ditunjuk sebagai koordinator di T Pelinget, tetapi pindah menjadi P.Kupang karena penolakan di
T.Pelinget. Saya dibantu 5 orang tapi, bertahan 1 orang saja.
2. Tugas koordinator: koordinir relawan desa, fasilitatasi, berhubungan dengan kades, dan tokoh masyarakat. Saya koordinir 99 relawan, sekarang yang aktif 62 orang. Saya mendapat pelatihan
modul 1-7, dan harus transfer kepada relawan , fasilitasi pemberian materi kepada penduduk,
fokus pada 3 penyakit, diare, malaria, dan hipertensi. Training mereka mulai Desember 2013-
Februari 2014. Sesudah training, relawan mengadakan kunjungan rumah tangga. Ideal 15 relawan
cabang, membawahi 15 relawan desa. Kenyataan 5 relawan cabang, membawahi 62 relawan desa.
Setiap relawan bertanggung jawab 15 KK, pendampingan. 1 RT 45 KK, 3 relawan, setiap orang
15 dampingan. Mereka melaporkan ke koordinator. Namun kebanyakan relawan tidak paham
walaupun sudah disederhanakan.
3. Pendampingan termasuk kegiatan: memberi pengetahuan tentang pertolongan pertama diare, malaria, dan hiperrtensi; mereka juga menyampaikan ke masyarakat pada waktu
kunjungan.Target 1x kunjungan, 1 kk, perbulan. Materi pertama tentang pengetahuan umum
pergerakan PMI, berikut tentang penjelasan sederhana, penyaki prioritas diare, malaria,
hipertesni (dibuat senderi materi).
4. Masalah khusus disini, masyarakat hampir semua 60-70% minum air sunga tidak dimasak. Air sungai setelah ditawas, kemudian langsung diminum. Mereka berpendapat air sudah jernih aman
dan sempurna. Air dimasak rasa berubah, menurut mereka.
5. Kemudian ada pilot project 2 bulan untuk menentukan pilihan air yang paling disukai dari 5 alternatif air rahmat, sodis, keramik filter, biosand, dan masak air. Dinas keseshatan memberikan
air bersih, bukan air minum.
6. Masyaraka P.Kupang sulit menerima perubahan, mereka melihat proyek itu uang. Mereka harus dapat uang untuk masuk. Namun melalui pendekatan yang lama, akhirnya mereka menerima
tanpa uang, atau makanan. Setiap menyuluh perlu ada makanan, tapi sekarang tidak lagi.
7. Setelah melakukan penyuluhan relawan dan kunjungan rumah tangga, saya berpendapat relawan nampaknya sudah mengadakan perubahan. Nampaknya mereka sudah melakukan hidup sehat,
misalnya sudah cuci tangan, tidak lagi minum air tidak dimasak. Tapi kalau untuk masyarakat
saya belum tahu. Masyarakat masih 50-50, paling tidak keluarga relawan sudah berubah. Dari 62
relawan berapa itu jumlah keluarga yang berubah.
8. Kemauan merubah perilaku terserah masyarakat sendiri. Yang penitng kita sudah memperoleh pelatihan bagaimana cara menyampaikan kepada masyarakat merubah perilaku penyakit. Kami
telah memproleh pelatihan dari ka markas, dan untuk melakukan. Perubahan ada pada masyarakat
sendiri.
5 In-depth 5. Anggota Komite Desa Pulau Kupang
6 February 2014
Peneliti: Bapak di sini ada berapa keluarga, KK, semuanya?
Narasumber: Kalau sama yang di seberang kemungkinan ada 5000-an KK-nya.
Peneliti: Kalau yang sering sampeyan lihat di sini, penyakit itu apa yang banyak?
42
Narasumber: Di sini itu kalau pertemuan tahun, pertemuan banyu itu banyak yang kena diare. Karena
di sini ini minumnya ini masih di sungai, ya, Pak. Nah nanti mual-mual jadi mencret.
Pertemuannya itu di bulan 2, Pak. Nanti di bulan 6 ada pertemuan lagi.