Upload
hendra-setiawan-pangaribuan
View
22
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
help your problem
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
APLIKASI PESTISIDA
ACARA 4
ALAT PENYEMPROT (SPRAYER)
Oleh
Nama : HENDRA PANGARIBUAN
NPM : E1J012075
Co-Ass : Goklasni Manullang
Shift : Jumat,10:00 – Selesai
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara
disemprotkan disebut alat semprot (sprayer). Tanpa melihat bentuk dan mekanisme kerjanya.
Fungsi sprayer adalah alat untuk mengubah atau memecah larutan semprot menjadi bagian-
bagian atau butiran-butiran yang sangat halus atau disebut dengan droplet. Bagian dari
sprayer yang mampu memecah larutan menjadi droplet tersebutut adalah nozel.
Pengelompokan alat semprot berdasarkan sumber tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan atau menjalankan sprayer, maka sprayer dibedakan menjadi 2 kelompok:
1.Sprayer manal yaitu sprayer yang digerakkan dengan tangan, contohnya :
Triger pump
Bucket pump atau trombone pump
Stick pump
Automatic knapsack sprayer yaitu sprayer gendong otomatis (Pre pressurized
knapseck sprayer, compression sprayer.
Lever operated knapseck sprayer : sprayer gendong yang harus dipompa terus
menerus.
2. sprayer tenaga mesin : prayer ini digerakkan dengan tenaga mesin, contoh:
Motorized knapseck sprayer
Mist blower
Fogger
Power sprayer/gun sprayer yang digerakkan dengan motor stasioner atau traktor
Sprayer yang digerakkan atau dihubungkan dengan taktor truck: boom
Sprayer, boom less sprayer, air blast sprayer
Sprayer dan atomizer yang dipasang dipesawat udara
B. Tujuan praktikum
Untuk mendapatkan persyaratan agroteknis yang diperlukan dalam penggunaan
peralatan pengendalian hama dan penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman pertanian sering diganggu atau dirusak oleh organisme pengganggu yang
secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu Tanaman ini dikenal
sebagai hama tanaman, penyakit tanaman, dan gulma (tumbuhan pengganggu). Organisme
Pengganggu Tanaman sering disingkat OPT. Untuk menghindari kerugian karena serangan
OPT, tanaman perlu dilindungi dengan cara mengendaliakan OPT tersebut. Dengan istilah
“mengendalikan”, OPT tidak perlu diberantas habis karena memang tidak mungkin. Dengan
usaha pengendalian, populasi ataua tingkat kerusakan karena OPT ditekan serendah mungkin
sehingga secara ekonomis tidak merugikan (Djojosumarto, 2004).
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk kehutanan dan
pertanian pada tahun 1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan
penggunaannya, dan 38 formulasi yang baru mengalami proses pendaftaran ulang. Sedangkan
ada 215 bahan aktif yang telah terdaftar dan beredar di pasaran (Sudarmo,1997)
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest yang berartihama dan
cida berarti pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida diartikan sebagai pembunuh hama.
Yang dimaksud hama bagi petani adalah sangat luas, yaitu tungau, tumbuhan pengganggu,
penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri dan virus, kemudian nematode, siput,
tikus, burung, dan hewan lainnya yang dianggap mengganggu.
Alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida tergantung formulasi yang digunakan.
Pestisida yang berbentuk butiran untuk menyebarkannya tidak membutuhkan alat khusus,
cukup dengan ember atau alat lainnya yang bisa dugunakan untuk menampung pestisida
tersebut dan sarungtangan agar tangan tidak berhubungan langsung dengan pestisida.
Pestisida berwujud cairan (EC) atau bentuk tepung yang dilarutkan (WP atau SP)
memerlukan alat penyemprot untuk menyebarkannya. Sedangkan pestisida yang berbentuk
tepung hembus bisa digunakan alat penghembus. Pestisida berbentuk fumigant dapat
diaplikasikan dengan alat penyuntik, misalnya alat penyuntik tanah untuk nematisida atau
penyuntik pohon kelapa untuk jenis insektisida yang digunakan memberantas penggerek
batang (Djojosumarto, 2000).
Pada dasarnya semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan
cara penyemprotan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme
kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot, yang
dilakukan nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus ( Panut, 2000
).
Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara
penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya,
sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yang dilakukan
oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus (droplet). Pada alat
pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam pengertian sprayer. Fogging machine dan cold
aerosol generator sebenarnya juga dapat dianggap sebagai sprayer (Kusnawiria, M.P, 1998).
Banyak jenis alat penyemprot yang bisa digunakan, yaitu penyemprot gendong,
pengabut bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Dust), mesin penyemprot tekanan
tinggi (High Pressure Power Sprayer), dan jenis penyemprot lainnya. Penggunaan alat
penyemprot ini disesuaikan dengan kebutuhan terutama yang berkaitan dengan luas areal
pertanaman sehingga pemakaian pestisida menjadi efektif dan efisien.
Penyemprot gendong, baik yang otomatis atau semiotomatis dilengkapi dengan sabuk
penggendong. Sabuk ini berfungsi untuk menaruh alat pada punggung si pemakai. Bagi
penyemprot gendong otomatis, sebelum penyemprotan dimulai maka diperlukan pemompaan
terlebih dulu. Pemompaan dilakukan berulang kali sampai tekanan di dalam tangki dianggap
cukup dengan melihat manometer yang ada pada alat tersebut. Tekanan yang terlalu tinggi
dikhawatirkan bisa meledak. Dan sebaliknya, apabila tekanan rendah maka air semprotan
keluarnya tidak sempurna. Lain lagi cara penggunaan penyemprotan gendong semiotomatis,
jenis penyemprot ini diperlukan pemompaan yang kontinyu.
Pengabut bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Dust) adalah alat untuk
mengabutkan atau menghembuskan cairan dari dalam tangki. Untuk melakukan pekerjaan
tersebut masih diperlukan bantuan motor penggerak. Pada dasarnya system kerjanya sama,
yaitu memanfaatkan tekanan, hanya saja tekanan yang diberikan pada alat ini berasal dari
motor penggerak.
Mesin penyemprot tekanan tinggi (High Pressure Power Sprayer) adalah alat yang
akan mengeluarkan cairan semprot bila tekanan di dalam tangki cukup tinggi. Bagian-bagian
dari penyemprot tekanan tinggi adalah unit ruang tekan dan isap, unit pompa, selang, laras
dan nozzle. Alat ini digolongkan menjadi tidga tipe, yaitu tipe penyemprot yang
menggunakan kerangka besi, tipe penyemprot yang diletakkan di atas gerobak, dan tipe yang
diletakkan di atas traktor (Wudianto, 1997).
BABA III
METODOLOGI
A. Alat Dan Bahan
` Alat dann bahan yang dipakai dalam acara praktikum alat semprot ini adalah
knapseck sprayer semi-otomatis, tiga macam nozel (merah, biru, dan kuning), stopwatch,
meteran gulung (50m), gelas ukur (1000 cc).
B. Cara Kerja
Cara mengukur laju aliran semprot (F) :
Mengisi tangki dengan air sampai penuh
Memompa tangki hingga tekanan tertentu
Menyemprotkan air kedalam gelas ukur selama satu menit
Mengukur banyaknya air dalam gelas ukur selama 1 menit
Cara mengukur lebar bidang semprotan (R) :
Masing – masing praktikan bergantian menyemprotkan ke setiap jangkauan yang
disemprot.
Mengukur hasil jangkauan semprot dengan menggunakan meteran
Cara mengukur kecepatan berjalan (D) :
Setiap praktikan berjalan menyemprot selama 1 menit
Mengukur panjang hasil semprotan yang dilakukan tiap praktikan
Cara menentukan volume cairan semprot (A):
Memasukkan nilai F, R, dan D kedalam rumus :
A = 10.000 X F
R X D
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Laju aliran Semprot (F) selama 1 menit
No Penyemprotan Jumlah Air dalam Gelas Ukur1 Penyemprotan 1 600 ml2 Penyemprotan 2 760 ml3 Penyemprotan 1 620 ml4 Penyemprotan 1 600 ml5 Penyemprotan 1 920 ml6 Penyemprotan 1 920 ml7 Penyemprotan 1 640 ml
Total 5060 mlRata – rata 722,85 ml
Lebar bidang semprotan (R)No Penyemprotan Lebar bidang semprot1 Penyemprotan 1 260 cm2 Penyemprotan 2 360 cm3 Penyemprotan 1 435 cm4 Penyemprotan 1 370 cm5 Penyemprotan 1 415 cm6 Penyemprotan 1 400 cm7 Penyemprotan 1 430 cm
Total 2670 cmRata – rata 381,42 cm
Kecepatan berjalan (D) dalam 1 menitNo Penyemprotan Panjang semprotan1 Penyemprotan 1 1640 cm2 Penyemprotan 2 2660 cm3 Penyemprotan 1 3140 cm4 Penyemprotan 1 3080 cm5 Penyemprotan 1 3070 cm6 Penyemprotan 1 3480 cm7 Penyemprotan 1 3520 cm
Total 20590 cmRata – rata 2941,41 cm
Maka Volume cairan semprot (A) :10.000 X F = 10.000 X 722,85 ml = 7228500ml/ha =64,37
R X D 381,42cm X 2941,42cm 1121916,41cm2
B. Pembahasan
Alat semprot yang digunakan pada acara penyemprotan yaitu alat semprot
punggung semi otomatis yang terdiri dari tangki, pompa yang digerakkan dengan tangan
ruang bertekanan dan pipa yang dilengkapi katup dan nozel tangki yang digunkan dalam alat
ini mempunyai volume 15 L dan terbuat dari bahan anti karat, penyemprotan alat ini
dilakukan bersama-sama dengan memompa terus-menerus agar tekanan didalam tabung tetap
sama, sedangkan untuk alat yang lainhanya dicatat dan digambar sebagian dari alat
tersebut yaitu alat semprot punggung otomatis dengan tangki terbuat dari logam agar dapat
menahan tekanan yang ada didalamnya ketika udara dipompa masuk, alat ini terdiri dari
tangki, digerakkan dengan tangan alat pengukur tekanan dan pipa yang dilengkapi katup dan
nozel, alat penyemprot tangan alat ini biasa digunakan dlam area skala kecil umumnya
terbuat dari bahan plastik yang terdiri dari tangki yang terbuat dari plastik, pompa dan
tangkainya.
Dari data hasil di atas data yang diperoleh berbeda-beda karena setiap dalam
pengaplikasiannya orang memiliki sebuah kecepatan jalan dan cara aplikasi yang bebeda
antara kelompok satu dan dua, membuat lebar gawang, menghasilkan panjang semprotan, dan
laju aliran semprot yang berbeda-beda. Tenagam kecepatan berjalan, dan panjang tangan
untuk menjangkau lebar semprot antara laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda, sehingga
pada saat pengaplikasian penyemprotan data yang akan diperoleh akan berbeda, sama halnya
dengan kegiatan praktikum yang dilakukan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi dari kalibrasi agar jumlah pestisida dapat ditentukan sesuai dengan
rekomendasi yang seharusnya, penggunaan nozel yang berbeda serta tekanan yang
berbeda akan memberikan hasil yang berbeda, demikian juga setiap alat akan
meberikan pengaruh yang berbeda.
Kemampuan penyemprotan antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda,
dikarenakan tenaga laki-laki lebih kuat dari pada perempuan, juga kecepan berjalan
juga berbeda.
B. Saran
Agar praktikum berjalan dengan baik, sebaiknya para praktikan lebih serius
dalam mendengarkan asisten dosen saat menerangkan prosedur praktikum. Dan pada
saat melakukan praktikum, sebaiknya praktikan lebih tentram agar tidak menimbulkan
keribuatan.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, P., 2000, Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian, Kanisius,Yogyakarta.
Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Sastroutomo Soetikno S., 1992, Pestisida Dasar-Dasar Dan DampakPenggunaanya,
Gramedia, Jakarta.
Sukma,Y. dan Yakup, 1991, Gulma Dan Teknik Pengendaliannya, Rajawali Press, Jakarta.