13
LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI PESTISIDA ACARA 4 ALAT PENYEMPROT (SPRAYER) Oleh Nama : HENDRA PANGARIBUAN NPM : E1J012075 Co-Ass : Goklasni Manullang Shift : Jumat,10:00 – Selesai

LAPORAN Aplikasi pestisida

Embed Size (px)

DESCRIPTION

help your problem

Citation preview

Page 1: LAPORAN Aplikasi pestisida

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI PESTISIDA

ACARA 4

ALAT PENYEMPROT (SPRAYER)

Oleh

Nama : HENDRA PANGARIBUAN

NPM : E1J012075

Co-Ass : Goklasni Manullang

Shift : Jumat,10:00 – Selesai

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2015

Page 2: LAPORAN Aplikasi pestisida

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara

disemprotkan disebut alat semprot (sprayer). Tanpa melihat bentuk dan mekanisme kerjanya.

Fungsi sprayer adalah alat untuk mengubah atau memecah larutan semprot menjadi bagian-

bagian atau butiran-butiran yang sangat halus atau disebut dengan droplet. Bagian dari

sprayer yang mampu memecah larutan menjadi droplet tersebutut adalah nozel.

Pengelompokan alat semprot berdasarkan sumber tenaga yang digunakan untuk

menggerakkan atau menjalankan sprayer, maka sprayer dibedakan menjadi 2 kelompok:

1.Sprayer manal yaitu sprayer yang digerakkan dengan tangan, contohnya :

Triger pump

Bucket pump atau trombone pump

Stick pump

Automatic knapsack sprayer yaitu sprayer gendong otomatis (Pre pressurized

knapseck sprayer, compression sprayer.

Lever operated knapseck sprayer : sprayer gendong yang harus dipompa terus

menerus.

2. sprayer tenaga mesin : prayer ini digerakkan dengan tenaga mesin, contoh:

Motorized knapseck sprayer

Mist blower

Fogger

Power sprayer/gun sprayer yang digerakkan dengan motor stasioner atau traktor

Sprayer yang digerakkan atau dihubungkan dengan taktor truck: boom

Sprayer, boom less sprayer, air blast sprayer

Sprayer dan atomizer yang dipasang dipesawat udara

B. Tujuan praktikum

Untuk mendapatkan persyaratan agroteknis yang diperlukan dalam penggunaan

peralatan pengendalian hama dan penyakit.

Page 3: LAPORAN Aplikasi pestisida

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman pertanian sering diganggu atau dirusak oleh organisme pengganggu yang

secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu Tanaman ini dikenal

sebagai hama tanaman, penyakit tanaman, dan gulma (tumbuhan pengganggu). Organisme

Pengganggu Tanaman sering disingkat OPT. Untuk menghindari kerugian karena serangan

OPT, tanaman perlu dilindungi dengan cara mengendaliakan OPT tersebut. Dengan istilah

“mengendalikan”, OPT tidak perlu diberantas habis karena memang tidak mungkin. Dengan

usaha pengendalian, populasi ataua tingkat kerusakan karena OPT ditekan serendah mungkin

sehingga secara ekonomis tidak merugikan (Djojosumarto, 2004).

Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk kehutanan dan

pertanian pada tahun 1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan

penggunaannya, dan 38 formulasi yang baru mengalami proses pendaftaran ulang. Sedangkan

ada 215 bahan aktif yang telah terdaftar dan beredar di pasaran (Sudarmo,1997)

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest yang berartihama dan

cida berarti pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida diartikan sebagai pembunuh hama.

Yang dimaksud hama bagi petani adalah sangat luas, yaitu tungau, tumbuhan pengganggu,

penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri dan virus, kemudian nematode, siput,

tikus, burung, dan hewan lainnya yang dianggap mengganggu.

Alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida tergantung formulasi yang digunakan.

Pestisida yang berbentuk butiran untuk menyebarkannya tidak membutuhkan alat khusus,

cukup dengan ember atau alat lainnya yang bisa dugunakan untuk menampung pestisida

tersebut dan sarungtangan agar tangan tidak berhubungan langsung dengan pestisida.

Pestisida berwujud cairan (EC) atau bentuk tepung yang dilarutkan (WP atau SP)

memerlukan alat penyemprot untuk menyebarkannya. Sedangkan pestisida yang berbentuk

tepung hembus bisa digunakan alat penghembus. Pestisida berbentuk fumigant dapat

diaplikasikan dengan alat penyuntik, misalnya alat penyuntik tanah untuk nematisida atau

penyuntik pohon kelapa untuk jenis insektisida yang digunakan memberantas penggerek

batang (Djojosumarto, 2000).

Pada dasarnya semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan

cara penyemprotan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme

kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot, yang

Page 4: LAPORAN Aplikasi pestisida

dilakukan nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus ( Panut, 2000

).

Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara

penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya,

sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yang dilakukan

oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus (droplet). Pada alat

pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam pengertian sprayer. Fogging machine dan cold

aerosol generator sebenarnya juga dapat dianggap sebagai sprayer (Kusnawiria, M.P, 1998).

Banyak jenis alat penyemprot yang bisa digunakan, yaitu penyemprot gendong,

pengabut bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Dust), mesin penyemprot tekanan

tinggi (High Pressure Power Sprayer), dan jenis penyemprot lainnya. Penggunaan alat

penyemprot ini disesuaikan dengan kebutuhan terutama yang berkaitan dengan luas areal

pertanaman sehingga pemakaian pestisida menjadi efektif dan efisien.

Penyemprot gendong, baik yang otomatis atau semiotomatis dilengkapi dengan sabuk

penggendong. Sabuk ini berfungsi untuk menaruh alat pada punggung si pemakai. Bagi

penyemprot gendong otomatis, sebelum penyemprotan dimulai maka diperlukan pemompaan

terlebih dulu. Pemompaan dilakukan berulang kali sampai tekanan di dalam tangki dianggap

cukup dengan melihat manometer yang ada pada alat tersebut. Tekanan yang terlalu tinggi

dikhawatirkan bisa meledak. Dan sebaliknya, apabila tekanan rendah maka air semprotan

keluarnya tidak sempurna. Lain lagi cara penggunaan penyemprotan gendong semiotomatis,

jenis penyemprot ini diperlukan pemompaan yang kontinyu.

Pengabut bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Dust) adalah alat untuk

mengabutkan atau menghembuskan cairan dari dalam tangki. Untuk melakukan pekerjaan

tersebut masih diperlukan bantuan motor penggerak. Pada dasarnya system kerjanya sama,

yaitu memanfaatkan tekanan, hanya saja tekanan yang diberikan pada alat ini berasal dari

motor penggerak.

Mesin penyemprot tekanan tinggi (High Pressure Power Sprayer) adalah alat yang

akan mengeluarkan cairan semprot bila tekanan di dalam tangki cukup tinggi. Bagian-bagian

dari penyemprot tekanan tinggi adalah unit ruang tekan dan isap, unit pompa, selang, laras

dan nozzle. Alat ini digolongkan menjadi tidga tipe, yaitu tipe penyemprot yang

menggunakan kerangka besi, tipe penyemprot yang diletakkan di atas gerobak, dan tipe yang

diletakkan di atas traktor (Wudianto, 1997).

Page 5: LAPORAN Aplikasi pestisida

BABA III

METODOLOGI

A. Alat Dan Bahan

` Alat dann bahan yang dipakai dalam acara praktikum alat semprot ini adalah

knapseck sprayer semi-otomatis, tiga macam nozel (merah, biru, dan kuning), stopwatch,

meteran gulung (50m), gelas ukur (1000 cc).

B. Cara Kerja

Cara mengukur laju aliran semprot (F) :

Mengisi tangki dengan air sampai penuh

Memompa tangki hingga tekanan tertentu

Menyemprotkan air kedalam gelas ukur selama satu menit

Mengukur banyaknya air dalam gelas ukur selama 1 menit

Cara mengukur lebar bidang semprotan (R) :

Masing – masing praktikan bergantian menyemprotkan ke setiap jangkauan yang

disemprot.

Mengukur hasil jangkauan semprot dengan menggunakan meteran

Cara mengukur kecepatan berjalan (D) :

Setiap praktikan berjalan menyemprot selama 1 menit

Mengukur panjang hasil semprotan yang dilakukan tiap praktikan

Cara menentukan volume cairan semprot (A):

Memasukkan nilai F, R, dan D kedalam rumus :

A = 10.000 X F

R X D

Page 6: LAPORAN Aplikasi pestisida

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Laju aliran Semprot (F) selama 1 menit

No Penyemprotan Jumlah Air dalam Gelas Ukur1 Penyemprotan 1 600 ml2 Penyemprotan 2 760 ml3 Penyemprotan 1 620 ml4 Penyemprotan 1 600 ml5 Penyemprotan 1 920 ml6 Penyemprotan 1 920 ml7 Penyemprotan 1 640 ml

Total 5060 mlRata – rata 722,85 ml

Lebar bidang semprotan (R)No Penyemprotan Lebar bidang semprot1 Penyemprotan 1 260 cm2 Penyemprotan 2 360 cm3 Penyemprotan 1 435 cm4 Penyemprotan 1 370 cm5 Penyemprotan 1 415 cm6 Penyemprotan 1 400 cm7 Penyemprotan 1 430 cm

Total 2670 cmRata – rata 381,42 cm

Kecepatan berjalan (D) dalam 1 menitNo Penyemprotan Panjang semprotan1 Penyemprotan 1 1640 cm2 Penyemprotan 2 2660 cm3 Penyemprotan 1 3140 cm4 Penyemprotan 1 3080 cm5 Penyemprotan 1 3070 cm6 Penyemprotan 1 3480 cm7 Penyemprotan 1 3520 cm

Total 20590 cmRata – rata 2941,41 cm

Maka Volume cairan semprot (A) :10.000 X F = 10.000 X 722,85 ml = 7228500ml/ha =64,37

R X D 381,42cm X 2941,42cm 1121916,41cm2

Page 7: LAPORAN Aplikasi pestisida

B. Pembahasan

Alat semprot yang digunakan pada acara penyemprotan yaitu alat semprot

punggung semi otomatis yang terdiri dari tangki, pompa yang digerakkan dengan tangan

ruang bertekanan dan pipa yang dilengkapi katup dan nozel tangki yang digunkan dalam alat

ini mempunyai volume 15 L dan terbuat dari bahan anti karat, penyemprotan alat ini

dilakukan bersama-sama dengan memompa terus-menerus agar tekanan didalam tabung tetap

sama, sedangkan untuk alat yang lainhanya dicatat dan digambar sebagian dari alat

tersebut yaitu alat semprot punggung otomatis dengan tangki terbuat dari logam agar dapat

menahan tekanan yang ada didalamnya ketika udara dipompa masuk, alat ini terdiri dari

tangki, digerakkan dengan tangan alat pengukur tekanan dan pipa yang dilengkapi katup dan

nozel, alat penyemprot tangan alat ini biasa digunakan dlam area skala kecil umumnya

terbuat dari bahan plastik yang terdiri dari tangki yang terbuat dari plastik, pompa dan

tangkainya.

Dari data hasil di atas data yang diperoleh berbeda-beda karena setiap dalam

pengaplikasiannya orang memiliki sebuah kecepatan jalan dan cara aplikasi yang bebeda

antara kelompok satu dan dua, membuat lebar gawang, menghasilkan panjang semprotan, dan

laju aliran semprot yang berbeda-beda. Tenagam kecepatan berjalan, dan panjang tangan

untuk menjangkau lebar semprot antara laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda, sehingga

pada saat pengaplikasian penyemprotan data yang akan diperoleh akan berbeda, sama halnya

dengan kegiatan praktikum yang dilakukan.

Page 8: LAPORAN Aplikasi pestisida

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi dari kalibrasi agar jumlah pestisida dapat ditentukan sesuai dengan

rekomendasi yang seharusnya, penggunaan nozel yang berbeda serta tekanan yang

berbeda akan memberikan hasil yang berbeda, demikian juga setiap alat akan

meberikan pengaruh yang berbeda.

Kemampuan penyemprotan antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda,

dikarenakan tenaga laki-laki lebih kuat dari pada perempuan, juga kecepan berjalan

juga berbeda.

B. Saran

Agar praktikum berjalan dengan baik, sebaiknya para praktikan lebih serius

dalam mendengarkan asisten dosen saat menerangkan prosedur praktikum. Dan pada

saat melakukan praktikum, sebaiknya praktikan lebih tentram agar tidak menimbulkan

keribuatan.

Page 9: LAPORAN Aplikasi pestisida

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P., 2000, Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian, Kanisius,Yogyakarta.

Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Sastroutomo Soetikno S., 1992, Pestisida Dasar-Dasar Dan DampakPenggunaanya,

Gramedia, Jakarta.

Sukma,Y. dan Yakup, 1991, Gulma Dan Teknik Pengendaliannya, Rajawali Press, Jakarta.