Upload
adam-ford
View
158
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan ekologi tumbuhan materi asosiasi
Citation preview
5/27/2018 laporan asosiasi
1/7
2.1.Definisi Kompetisi dan Asosiasi
Mahluk hidup termasuk tumbuhan tidak bias hidup sendiri di habitatnya. Untuk
melangsungkan kehidupannya tumbuhan perlu berinteraksi satu sama lain. Salah satu
bentuk interaksi tersebut adalah asosiasi interspesifik.
Suatu komunitas yang terrbentuk atas banyak spesies, sebagian diantaranya akan
dipengaruhi oleh kehadiran atau ketidakhadiran anggota spesies lain dari komunitas
tersebut. Seringkali dua atau lebih spesies berinteraksi. Interaksi tersebut bisa positif
(saling menguntungkan) atau negative (merugikan bagi salah satu pihak).
Interaksi adalah hubungan antara mahluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Ada
dua macam interaksi berdasarkan jenis organism yaitu intrasepsifik dan interspesifik.
Interaksi interspesifik adalah hubungan antara satu jenis spesies, sedangkan interspesifik
adalah antara dua spesies yang berbeda.
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan
Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat
pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu
(intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan
yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan
waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah
satu spesies tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara,
cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai
sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau
(2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi
lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai
sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba
menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu
adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya
(Noughton, 1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-
macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada
5/27/2018 laporan asosiasi
2/7
interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar
spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang
mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi
dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya
pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di
kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles )
(Ewusie,1990).
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu
Kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative
competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya
yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha
pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber
daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan
pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
Alelopati (Allelopathy) adalah efek negatif (menghambat perkecembahan dan
pertumbuhan) yang ditimbulkan oleh suatu tanaman pada tanaman lain yang ada
disekitarnya melalaui pelepasan senyawa kimia yang berasal dari proses metabolism
sekunder (Muller-Dombois & Ellenberg, 1974; Soerianegara & Indrawan, 1980;
Lamberrs, 1998; Muller, 1990 yang dikutip oleh Hierro & Callawai, 2003). Namun tidak
semua alelopati bersifat negatif, ada beberapa senyawa alelopati yang bersifat positif baik
secara langsung ataupun tidak langsung (Lambers et al. 1998; Kerbs, 2002; Ferguson &
Rathinasabapathi, 2003; Broz & Vivanco, 2006).
Makhluk hidup termasuk tumbuhan tidak bisa hidup sendiri di habitatnya.Untuk
melangsungkan kehidupannya tumbuhan perlu berinteraksi satu sama lain. Salah satu
bentuk interaksi tersebut adalah asosiasi interspesifik. Suatu komunitas yang terbentuk
atas banyak spesies, sebagian diantaranya akan dipengaruhi oleh kehadiran atau
ketidakhadiran anggota spesies lain dari komunitas tersebut. Seringkali dua atau lebih
spesies berinteraksi. Interaksi tersebut bisa positif (menguntungkan kedua pihak) atau
negatif (merugikan bagi salah satu).
Persaingan akan terjadi apabila sejumlah organisme bergantung pada sumber yang
sama. Persaingan dapat terjadi antara anggota-anggota spesies yang berbeda
(interspesifik) atau antara anggota spesies yang sama (intraspesifik). Seringkali juga
ditemukan adanya interaksi yang saling menguntungkan antar individu melalui hidup
berdampingan. Terutama bila dilihat dalam skala makro seperti proses suksesi. Dengan
5/27/2018 laporan asosiasi
3/7
demikian antara tumbuhan yang satu dengan yang lainnya biasanya terdapat suatu
keterikatan. Ini merupakan kecenderungan yang terjadi di alam. Untuk mengetahui
tingkat kedekatan antar organisme tumbuhan tersebut diperlukan suatu pengukuran.
Dengan suatu pengukuran dapat ditentukan batas hubungan interspesifik antara suatu
spesies dengan spesies yang lainnya, sehingga dapat diketahui perubahan dalam tingkat
asosiasi yang digunakan untuk mencirikan suatu perubahan antara spesies yang
dimaksud. Pengukuran yang digunakan adalah dengan koefisien asosiasi atau derajat
asosiasi.
2.2.Macam-Macam Interaksi Kompetisi
Kompetisi dibedakan menjadi :
1. Kompetisi intraspesifik
yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama. Pada latihan dalam
laboratorium dalam persaingan intraspesifik diambil contoh hasil telur pada Drosophyla dalam
kaitannya dengan rapatan populasi. Dalam percobaan ini pengaruh rapatan populasi pada
kecepatan produksi telur pada lalat buah Drosophyla akan dipelajari sebagai suatu contoh
persaingan intraspesifik. Tempat penimbunan telur akan dibuat tetap dan jumlah lalat betina
bertambah secara logaritmik ( Michael ,1994 )
2. Kompetisi interspesifik
yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama. Adanya
lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan pun spesies
lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan
pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hokum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies
dapat secara tak terbatas menghuni ceruk yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-
spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan
atau mengolah bagian dari ceruk tersebut dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena setiap spesies
menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah (Michael, 1994).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di
dalam tanah, system-sistem akan bersaing untuk air dan bahan makanan, dan karena mereka tak
bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi
mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu,
kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
3. Intraplant competition
5/27/2018 laporan asosiasi
4/7
yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan
organ generatif dalam satu tubuh tanaman
4. Interplant competition
yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada
intra maupun interplant competition). (Kastono , 2005)
Teknik koefisien asosiasi atau derajat interspesifik menggunakan tabel
kontingensi yang memperlihatkan 4 pengamatan yang mungkin ditemukan. Jika
pengamatan tipe a dan d yang banyak berarti asosiasi positif dan jika tipe b dan c yang
banyak berarti asosiasi negatif. Bila tidak ada asosiasi seluruh tipe sama banyak.
Kekuatan asosiasi antar 2 spesies dalam tabel kontingensi dapat diperkirakan dengan
menghitung koefisien asosiasi dengan menggunakan formula (rumus) berikut:
Jika ad bc maka C = ad-bc/(a+b)(b+d)
Jika bc > ad dan d a maka C = ad-bc/(a+b)(a+c)
Jika bc > ad dan a > d maka C = ad-bc/(b+d)(c+d)
2.3. Tridax procumbern
Tanaman ini bentuknya berupa tanaman semak hannya saja sedikit menggerombol
dan mejalar. Sebagai tanaman tropis, Tridax procumbern terbiasa hidup di tanah kurang
subur atau gersang. Ciri-ciri morfolgi tanaman ini diantaranya seluruh permukaan
daunnya dipenuhi bulu-bulu halus. Bunganya terdiri dari mahkota berwarna kuning,
sepanjang batangnya dipenuhi bulu-bulu halus dan bila tercabut dari tempatnya hidup,
akar serabutnya mudah patah. Sering kali tumbuh disela-sela tanaman bunga di kebun,
tanaman perkebunan diladang atau tegalan, hidup sebagai tanaman gulma. Tanaman ini
biasa hidup di tanah-tanah lapang. Lama hidup herba perdu ini sekitar 2 bulan. Hidup
bergerombol. Tinggi pohonnya tidak lebih dari 50 cm dan disetiap ujung batangnya
terdapat sekuntum bunga yang bentuknya kecil. (www.wikipedia.com)
2.4. Mimosa sp.
Mimosa sp. Adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal
karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup dengan sendirinya saat disentuh.
Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa saat keadaannya pulih seperti
semula.
5/27/2018 laporan asosiasi
5/7
Daun berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Helaian anak daun
berbentuk memanjang smapai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Batang
berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang
menempel. Memiliki akar pena yang sangat kuat. (www.wikipedia.com)
5/27/2018 laporan asosiasi
6/7
Metodologi
1. Alat dan Bahan
a. Tali raffia
b. Meteran atau penggaris
c. Pancang
d. Alat tulis
e. Gunting
f. Kuadrat ukuran 50 X 50 cm
g. Alat hitung
2. Cara Kerja
1) Menentukan lokasi yang akan diamati tingkat asosiasi spesies tumbuhannya
2) Membuat transek dengan tali raffia
3) Menentukan spesies tumbuhan yang akan ditentukan derajat asosiasinya
4) Menempatkan kuadrat sebanyak 100 kali sepanjang transek
5) Mencatat kehadiran spesies tumbuhan yang diamati pada setip kuadrat. Misalnya
Mimosa dengan Imperata. Jika keduanya ada (a), jika hanya Mimosa (b), jika
hanya Imperata (c), dan jika keduanya tiada (d)
6) Menguji data dengan Khi Kuadrat pada taraf 5% denggan df= 1 adalah 3,83
5/27/2018 laporan asosiasi
7/7
DAFTAR PUSTAKA
Begon, B.,J.L. Harper and C.R. Townsend. 1986. Ecology: Individual, Population, and
communities. Sunderland, Massachusetts: Sinauer Associates, Inc. Publisher.
Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . Bandung: ITB.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma. Yogyakarta: Jurusan Budidaya Pertanian. UGM.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta: UI
Press.
Mueller-Dombois, D. and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology.
New York. London. Sydney. Toronto: John Wiley & Sons.
Naughton. 1998. Ekologi Umum. edisi kedua. Yogyakarta: UGM Press.