Upload
esteriasilitonga
View
79
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN BAB II
SARAF PERIFER DAN OTOT RANGKA
KELOMPOK K6 :1. Larinta Ayu Armayani (1130511)
2. Rahmat Nur (1130515)
3. Ellia Setyo (1130523)
4. Nungki Nilasari ( 1130536)
5. Jalasi Retno (1130538)
6. Esteria Silitonga ( 1130550)
1
DAFTAR ISI
1. Judul ........................................................................................1 2. Daftar isi ..................................................................................2 3. Pendahuluan (teori yang mendukung)......................................3 4. Metode kerja.............................................................................4-85. Hasil praktikum ......................................................................9-136. Pembahasan ............................................................................14-157. Kesimpulan ………………………………………………….168. Daftar pustaka………………………………………………..17
2
PENDAHULUAN (TEORI YANG MENDUKUNG)
40 persen dari tubuh adalah otot rangka dan hampir 10 persen lainnya adalah otot
polos jantung.Banyak prinsip kontraksi yang sama dipakai oleh semua jenis otot yang
berbeda ini.Serkolema adalah membran sel serabut otot. Serkolema terdiri dari membran
plasma dan sebuah lapisan luar yang terdiri dari satu lapisan tipis polisakarida yang
mengandung beberapa serabut kolagen. Pada ujung serabut otot, lapisan luar serkolema ini
bersatuu dengan serabut tendo dan serabut serabut tendo akan berkumpul dalam berkas yang
membentuk tendo otot dan kemudian menyisip kedalam tulang.
Ciri ciri kontraksi otot : menimbulkan kedutan tunggal sebuah otot. Hal ini dapat
dicapai dengan tiba tiba merangsang saraf keotot ersebut atau dengan merangsang otot itu
sendiri melalui rangsangan listrik yang singkat, hal ini akan menimbulkn kontrksi tunggal
yang menadak yang berlangsung kurang dari 1 detik.
Sumasi kontraksi otot berarti penjumlahan kedutan otot tunggal untuk membuat
pergerakan otot yang kuat dan bersama sama. Sumasi terjadi melalui dua jalan yang berbeda :
1. Dengan meningkatkan jumlah motor unit yang berkontraksi secara bersama sama, dan
2. Dengan meningkatkan kecepatan kontraksi tiap motor unit.
Keadaan ini berturut turut disebut sebagai sumasi motor unit mulipel dan sumasi gelombang.
Tetani adalah bila otot dirangsang pada frekuensi yang makin besar secara progesif,
akhirnya diapat sebuah frekuensi dimana kontraksi berikut yang berurutan bersatu dan tidak
dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Frekuensi yang terendah dimana tetanisasi terjadi
disebut frekuensi kritis. Tetanisasi sebagian disebabkan karena sifat sifat liat otot dan
sebagian karena sifat kontraksi itu sendiri.
Serabut serabut otot terisi dengan sarkoplasma, yang merupakan cairan kental, dan serabut
serabutnya terbungkus dalam fasia dan selaput otot yang mempunyai daya tahan yang liat
terhadap perubahan panjang. Oleh karena itu faktor liat ini memegang peranan dalam
menyebabkan bersatunya kontraksi yang berurutan tadi.
3
METODE KERJA I. TUJUAN
a. Mempelajari dan mengetahui kepekaan saraf perifer (nervus ischiadicus)b. Mempelajari dan mengetahui kontraksi otot tetani ( musculus gastrocnemius) c. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap kekuatan kontraksi otot dan kerja otot
(musculus gastroenemius) : after load dan preload
II. SARANA
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Statif + alat penulis + sekrup penyangga, tempat beban + beban, papan fiksasi + jarum fiksasi, alat atau jarum penusuk, kimograf dan kertas grafik, stimulator listrik, larutan ringer, pipet, benang, dan katak.
III. PROSEDUR
III.1 PREPARASI KATAK
Untuk membuat sediaan saraf perifer (nervus ischiadus) dan otot rangka (musculus gastrocnemius) dari hewan katak diperlukan 4tahapan dengan rincian langkah-langkah sebagai berikut :
I. Merusak otak katak
Tujuannya agar hewan coba (katak) tidak lagi merasa sakit. Disamping itu juga untuk menghilangkan pengaruh susunan saraf pusat yang dapat mengganggu jalannya percobaan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk merusak otak dan medula spinalis ;
1. Peganglah katak dengan tangan kiri sedemikian rupa, jari telunjuk diletakkan di bagian belakang kepala dan ibu jari di bagian punggung
2. Tekanlah jari telunjuk saudara agar kepala katak sedikit merunduk, sehingga terdapat lekukan antara cranium dan columna vertebralis.
3. Tusukkan jarum penusuk pada lekukan tersebut dimana sela interspinalis lebar. Kemudian arahkan jarum ke dalam rongga tengkorak dan gerakkan kian kemari untuk meusak otak katak. Setelah itu pindahkan arah jarum ke jurusan medulla spinalis. Putarkan jarum ke arah yang berlainan untuk merusak medulla spinalis. Tanda bahwa jarum masuk ke dalam rongga dan merusak medulla spinalis adalah kekejangan dari kedua otot kaki katak.
II. Membuat Sediaan Musculus Gastrocnemius
Setelah tindakan merusak otak dan medulla spinalis selesai, selanjutnya membuat sediaan musculus gastrocnemius dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guntinglah kulit tungkai bawah kanan melingkar setinggi pergelangan kaki.2. Angkatlah kulit yang telah lepas ke atas dengan pinset.
4
3. Pisahkan tendon achilles dari jaringan sekitarnya dengan alat tumpul. Tendon Achilles jangan dipotong dulu.
4. Ikatlah tendon achilles dengan benang yang telah disediakan berupa ikatan mati yang kuat pada insertionya. Kemudian potonglah tendon achiles tersebut pada bagian distal dari ikatan benang tersebut.
5. Bebaskan muculus gastrocnemius dari jaringan sekitarnya sampai mendekati persendian lutut ( jangan memotong muculus gastronemius)
6. Pasanglah ikatan benang yang kuat pada tulang tibia, fibulaserta otot-otot yang melekat pada tulang tersebut ( kecuali muculus gastronemius) kira-kira 5mm dibawah lutut.
7. Potonglah tulang-tulang tibia, fibula serta otot-otot yang melekat pada tulang tersebut di bawah ikatan benang.
8. Kembalikan kulit tadi ke bawah sehingga menutupi kembali otot-otot gastrocnemius untuk melindungi agar tidak kering.
9. Basahi sediaan ini setiap kali dengan larutan ringer.
III. MEMBUAT SEDIAAN NERVOUS ISCHIADICUS
1. Letakkan katak pada posisi tertelungkup, guntinglah kulit memanjang pada bagian paha belakang kanan sehingga ototnya terlihat.
2. Carilah nervous ischiadicus dengan cara memisahkan otot-otot pada daerah paha belakang menggunakan alat tumpul. Hati-hati jangan merusak pembuluh darah yang berjalan bersama-sama nervus ischiadicus.
3. Buatlah simpul longgar pada nervus ischiadicus dan kembalikan nervus tersebut diantara otot-otot.
IV. Mempersiapkan Sediaan Nervus Ischiadicus dan Musculus Gastroenemius
untuk Percobaan Selanjutnya
1. Meletakkan katak tertelungkup pada papan katak.
2. Memfiksir kaki kanan, dengan lutut pada tepi bawah papan sehingga nantinya
musculus gastroenemius dapat tergantung bebas.
3. Memfiksir ketiga kaki yang lain, sehingga paha kanan dalam posisi tegak lurus untuk
memudahkan pemasangan electrode perangsang.
4. Menghubungkan tali pada ujung tendon Achilles dengan penulis.
5. Mengatur posisi penulis, tanda rangsang dan tanda waktu sehingga percobaan dapat
berlangsung dengan benar.
III.2 Kepekaan Saraf Perifer
Untuk mempelajari dan mengetahui kepekaan saraf perifer, melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan sediaan nervus ischiadicus dan musculus gastroenemius.
5
2. Memberikan rangsangan tunggal (dengan menggunakan elektroda stimulator
listrik) pada nervus ischiadicus dimulai dengan intensitas rangsangan yang
paling kecil, selanjutnya secara bertahap besar intensitas rangsangan dinaikkan
dengan interval waktu 30 detik. Setiap kali menambah intensitas rangsangan,
drum kimograf diputar sekitar 0,5 cm supaya gambaran alat penulis pada kertas
kimograf tidak tumpang tindih.
3. Memperhatikan apa yang tergambar oleh penulis pada kertas kimograf. Dengan
melihat hasil yang tergambar pada kertas kimograf, menentukan besar:
i. Rangsangan subliminal
ii. Rangsangan liminal
iii.Rangsangan supraliminal
iv. Rangsangan submaksimal
v. Rangsangan maksimal
vi. Rangsangan supramaksimal
III.3 Pengaruh Pembebanan Terhadap Kekuatan Kontraksi dan Kerja Otot
Rangka
Pembebanan pada otot dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
- Pembebanan yang diberikan pada saat otot kontraksi (after loaded)
- Pembebanan yang diberikan sebelum otot kontraksi (preloaded)
Kontraksi After Loaded
Tahapan dalam mengamati kontraksi after loaded sebagai berikut:
1. Mengatur sekrup penyangga sehingga ujung sekrup menyangga penulis dan
garis dasar (baseline) penulis tidak berubah. Dengan demikian panjang otot
tidak akan berubah (tidak direnggang oleh tempat beban maupun beban yang
ditambahkan).
2. Dalam keadaan tanpa pengisian beban dengan kimograf dalam keadaan diam,
merangsang nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal maksimal.
3. Memberi beban 10 gram, memutar kimograf 0,5 cm, interval waktu rangsangan
30 detik kemudian beri rangsangan tunggal maksimal lagi.
4. Mengulang tindakan di atas dengan setiap kali menambah beban sebesar 10
gram hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
5. Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf:
a. Menghitung kerja otot (W) untuk setiap pembebanan.
6
b. Membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara besar beban (pada
absis) dengan besar kerja otot (pada ordinat).
c. Memberi penjelasan dan kesimpulan tentang grafik tersebut.
Kontraksi Preloaded
Tahapan dalam mengamati kontraksi preloaded sebagai berikut:
1. Melonggarkan sekrup penyangga yang menyangga penulis sehingga musculus
gastroenemius secara langsung menahan tempat beban. Mengatur letak penulis
sehingga posisinya horisontal.
2. Merangsang nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal maksimal.
3. Memberi beban 10 gram, putar kimograf 0,5 cm, mengembalikan penulis pada
posisi horisontal, kemudian beri rangsangan tunggal maksimal lagi.
4. Mengulangi tindakan di atas dengan setiap kali menambah beban 10 gram,
sehingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
5. Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf:
a. Menghitung kerja otot (W) untuk setiap pembebanan.
b. Membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara besar beban (pada
absis) dengan besar kerja otot (pada ordinat).
c. Memberi penjelasan dan kesimpulan tentang grafik tersebut.
d. Membandingkan dan memberi penjelasan mengenai perbedaan antara
grafik pada kontraksi “after loaded” dengan kontraksi “preloaded”.
III.4 Kontraksi Tetani
Untuk mempelajari dan mengetahui kontraksi tetani, melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Memberi rangsangan maksimal secara beruntun (multiple maximal stimulus,
successive maximal stimulus) dimulai dengan frekuensi rendah selama 3-5
detik, selanjutnya secara bertahap frekuensi rangsangan ditingkatkan dengan
interval waktu sekitar 60 detik (untuk memberi istirahat yang cukup bagi otot)
sampai terjadi “complete tetanic contraction” (kontraksi tetani lurus).
7
Kerja otot = beban x pemendekan otot
2. Memperhatikan apa yang tergambar oleh penulis pada kertas kimograf, dengan
melihat hasil yang tergambar pada kertas kimograf, mencatat masing-masing
data frekuensi rangsangan dan gambar grafik kontraksi yang dihasilkan,
selanjutnya memasukkan data tersebut pada tabel data yang tersedia.
8
HASIL :
TABEL I. Data Kepekaan Saraf Perifer
Kepekaan Saraf Perifer(nervus ischiadus)
Rangsangan (volt) Kontraksi (cm)0,01 x 0 = 00,01 x 5 = 0,050,01 x 10 = 0,100,01 x 15 = 0,150,01 x 20 = 0,200,01 x 25 = 0,25
00000
0,1 x 0 = 00,1 x 5 = 0,50,1 x 10 = 1,00,1 x 15 = 1,50,1 x 20 = 2,00,1 x 25 = 2,5
00
1,85,69,90,9
1 x 0 = 01 x 5 = 51 x 10 = 101 x 15 = 151 x 20 = 201 x 25 = 25
08,909
9,28,9
Besar rangsangan subliminal = 0,5
Besar rangsangan liminal = 1
Besar rangsangan supraliminal = 1,5
Besar rangsangan submaksimal = 1,5
Besar rangsangan maksimal = 2
Besar rangsangan supramaksimal = 2,5
9
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,250
0.10.20.30.40.50.60.70.80.91
rangsangan 0,01
rangsangan (volt)
ko
ntr
ak
si
(cm
)
0 5 10 15 20 25rangsangan ( volt )
02468
10
rangsangan 0,1
kontraksi ( cm )
0 5 10 15 20 25rangsangan ( volt )
0
2
4
6
8
10
rangsangan 1
kontraksi ( cm )
10
TABEL II Data Kontraksi "After Loaded"
beban ( gram ) kontraksi ( cm ) kerja ( joule )10 g 6 6020 g 4,4 8830 g 3,7 11140 g 2,5 10050 g 2,4 12060 g 1,6 9670 g 1 7080 g 0,6 4890 g 0,3 27100 g 0 0
TABEL III Data Kontraksi " Preloaded "
beban ( gram ) kontraksi ( cm ) kerja ( joule )10 g 5,2 5220 g 4,2 8430 g 3,6 10840 g 4,1 16450 g 3,4 17060 g 0,8 4870 g 0,8 5680 g 0,2 1690 g 0,1 9100 g 0 0
11
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100beban (gram)
020406080
100120140
After Loaded
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100beban (gram)
020406080
100120140160180
Preloaded
12
frekuensi rangsangan (kali/detik)
kontraksi sumasi (+/-) kontraksi tetani (+/-)
0,2 x/detik + -0,4 x/detik + -0,8 x/detik + -1x/detik + -2x/detik + -3x/detik + -4x/detik + -5x/detik + -6x/detik + -7x/detik + -8x/detik + -9x/detik + -10x/detik + -25 x/detik + -50 x/detik + -100x/detik + -
PEMBAHASAN13
- Subliminal : ragsangan yang diberikan tetapi belum ada 1 motor unit yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk potensial aksi. Besar rangsangan sublingual 0,5v.
- Liminal : rangsangan yang diberikan & mulai terjadi reaksi dari 1 motor unit yang paling peka / dalam kata lain terjadi kontraksi pertamakali. Besar rangsangan linimal adalah 1v.
- Supraliminal : rangsangan yang menyebabkan terjadinya kontraksi yang lebih besar dari liminal. Besar rangsangan supraliminal adalah 1,5v
- Submaksimal : rangsangan yang diberikan sehingga terjadi kontraksi yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Besar rangsangan submaksimal adalah 1,5v.
- Maksimal : rangsangan yang mengakibatkan semua motor unit memberikan reaksi & menghasilkan kontraksi paling tinggi. Besar rangsangan maksimal adalah 2v.
- Supramaksimal : rangsangan yang lebih besar dari rangsangan maksimal tetapi kontraksinya sama dengan / kurang dari rangsangan maksimal. Besar rangsangan supramaksimal adalah 2,5v.
KONTRAKSI AFTER LOADED (MUSCULUS GASTROCNEMIUS)
After loaded disebut juga after stimulated loaded artinya setelah otot berkontraksi akibat
rangsangan barulah otot mendapat pembebanan (after stimulated loaded). Pembebanan
tersebut mempengaruhi sifat kontraksi, yaitu :
a. Dengan bertambahnya beban pada kontraksi after loaded, maka jarak pemendekan otot
berkurang
b. Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka kecepatan otot
berkurang.
Kontraksi Pre Loaded
Kontraksi pre loaded disebut juga pre stimulated loaded yaitu kontraksi yang terjadi
apabila otot diberi beban terlebih dahulu sebelum dirangsang untuk berkontraksi. Berbeda
dengan after loaded, masa laten kontraksi pre loaded relatif lebih cepat sehingga kecepatan
pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pemendekan otot juga dipengaruhi oleh beban
yang diangkat. Semakin besar beban yang diangkat menyebabkan pada suatu saat resultan
kontraksi otot dengan gaya beban sama dengan nol di mana otot tidak dapat mengangkat
beban lagi.
Kontraksi Sumasi dan Tetani
14
Sumasi merupakan penjumlahan kontraksi kedutan otot (twitch) untuk meningkatkan
kontraksi otot. Pada umumnya sumasi terjadi melalui 2 cara yaitu:
1. Dengan meningkatkan motor unit motorik yang berkontraksi secara serentak
2. Dengan cara meningkatkan kecepatan kontraksi tiap motor unit
Tetani yaitu kontraksi otot secara maksimal yang terjadi secara beruntun/multiple yang tidak diselingi oleh relaksasi. Tetani lurus atau tetani sempurna terjadi karena kontraksi kedua dan seterusnya terjadi saat kontraksi sebelumnya belum mengalami fase relaksasi. Tetani kontraksi pada dasarnya adalah kepanjangan dari sumasi temporal. Agar terjadi tetani lurus diperlukan frekuensi RGS ≥ frekuensi kritis.
KESIMPULAN
15
KEPEKAAN SARAF PERIFER (NERVUS ISCHIADICUS) :
1. Rangsangan (volt) 0,01 :
Jadi pada hasil percobaan mengatakan bahwa rangsangan dari 0- 25 adalah 0. Karena 0.01 adalah rangsangan yang kecil maka saraf perifer pada katak tidak mengalami kontraksi dan kontraksinya konstan yaitu 0.
2. Rangsangan (volt ) 0,1:
Jadi hasil percobaan mengatakan bahwa rangsangan dari 0-25 tidak konstan atau stabil karena waktu yang diperhitungkan pada 25 volt kelebihan.
3. Rangsangan (volt) 1:
Jadi hasil percobaan mengatakan bahwa rangsangan dari 0-25 tidak konstan atau stabil karena waktu yang diperhitungkan untuk memberikan rangsangan pada listrik kurang tepat.
KONSENTRASI AFTER LOADED (MUSCULUS GASTROCNEMIUS)
Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka kecepatan otot
berkurang. Dari beban 10-100 gram kerja otot semakin berkurang.
KONSENTRASI PRELOADED (MUSCULUSGASTROCNEMIUS)
Semakin besar beban yang diangkat menyebabkan pada suatu saat resultan kontraksi
otot dengan gaya beban sama dengan nol di mana otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
Dari beban 10-100 gram kerja otot semakin berkurang.
KONTRAKSI SUMASI DAN TETANI
Pada percobaan sumasi dan tetani semuanya adalah sumasi karena grafik yang di
dapat adalah tidak berurutan dan diselingi relaksasi.
.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Ethel Sloane ,2003 ANATOMI DAN FISIOLOGI ,Jakarta , EGC2. MartiniFH, 2006, FUNDAMENTAL OF ANATOMY &
PHYSIOLOGY,California
17