Upload
afrida
View
338
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, atas berkah
dan limpahan rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini dapat
terselesaikan, dengan judul laporan “Instalasi Penerangan Satu Fasa Sistem
Pemasangan On Plaster ”. Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek
yang telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta
manfaat dari praktek itu sendiri.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka
dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak terkait, hususnyakepada dosen pembimbing (instruktur).
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyakkesalah
an, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya, oleh karena
itu, penulis menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke depannya.
Penulis,
Afrida Fazira Meliana
NIM 1531120142
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
1.2 TUJUAN ................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 3
2.1 DASAR KESELAMATAN KERJA ................................................................... 3
2.2 STANDAR KESELAMATAN KERJA ............................................................. 3
2.3 INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER...................... 5
2.4 PERSYARAT INSTALASI LISTRIK ............................................................... 5
2.5 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON
PLASTER ........................................................................................................... 6
2.6 Perhitungan dalam Instalasi Penerangan On-Plaster ........................................... 9
2.6.1 KHA Penghantar ......................................................................................... 9
2.6.2 Pembebanan KWh-meter fasa Tunggal ...................................................... 9
2.7 Sistem Pengaman .............................................................................................. 10
2.7.1 Sekering .................................................................................................... 10
2.7.2 MCB ( Hubung Singkat dan Beban Lebih) .............................................. 10
2.7.3 Pembumian ( PE ) ..................................................................................... 11
2.8 KOMPONEN dan ALAT DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA
SISTEM ON PLASTER .................................................................................... 11
BAB III ............................................................................................................................. 27
LANGKAH KERJA ......................................................................................................... 27
.................................................................................................................................. 33
BAB IV ............................................................................................................................. 34
PENUTUP ........................................................................................................................ 34
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 34
4.2 Saran ....................................................................................................................... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teknik Listrik merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri
Malang, salah satu mata kuliah di program studi Teknik Listrik adalah Bengkel Listrik.
Praktek bengkel listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik Listrik
yang didapat pada mata kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna bagi
mahasiswa itusendiri.
Pada praktek bengkel listrik ini terdapat beberapa job yang harus diselesaikan dalam
setiap semester sesuai silabus yang diberikan. Setelah menyelesaikan praktikum siswa
dituntut untuk membuat laporan hasil praktikum yang dikumpul pada akhir semester sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi nilai ujian semester. Dengan laporan ini dapat dinilai
tentang kemampuan mahasiswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh dosen
pembimbing. Selain untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi juga
sebagai referensi atau bekal dalam bekerja pada dunia usaha atau dunia industri nantinya.
Dengan keterampilan bengkel listrik ini, mahasiswa bisa mengaplikasikan semua teori yang
didapat pada mata kuliah lain dalam prakteknya yang bisa menciptakan lulusan yang
kompeten dan siap bersaing dalam dunia kerja.
Dalam pelaksanakan pembangunan dalam segala bidang maka diperlukansumber daya
manusia yang mampu dalam bidang pengetahuan sekaliguspenguasaan (praktek) sesuai
dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuh.Oleh karena itu peran lembaga pendidikan
dalam menciptakan tenaga yangterampil dan professional sangat diperlukan. Khususnya
dalam ilmukelistrikan, yang semakin berkembang. Salah satunya adalah sistempenerangan.
Dengan adanya perkembangan tersebut maka dalam pemasangansistem penerangan yang
standar diperlukan sumber daya manusia yangkompeten. Dimana PUIL 2000 adalah acuan
dalam pemasangan instalasilistrik di Indonesia. Peraturan Instalasi Ketenagalistrikan untuk
perancanganinstalasi mengacu SNI, IEC, PUIL atau Standar lain. Maka dari itu, kerja
praktekini merupakan salah satu upaya dari Politeknk Negeri Malang dalam rangka
mengembangkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya dibidang kelistrikan.
2
1.2 TUJUAN
Tujuan praktek bengkel listrik Semester II :
a. Dapat menggambar dan membaca suatu gambar instalasi penerangan 1 fasa
b. Dapat mempersiapkan alat-alat dan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk
instalasi penerangan 1 fasa ( Sistem On Plester )
c. Dapat memahami fungsi dan dapat memasang komponen-komponen yang dibutuhkan
dalam instalasi penerangan 1 fasa ( Sistem On Plester )
d. Dapat memasang pipa dan penghantar dan memeriksa suatu instalasi bertegangan
e. Dapat membaca diagram pengawatan panel, memasang isi panel, melakukan pengawatan
panel, melakukan pemeriksaan pengawatan panel
f. Dapat mengukur tahanan isolasi menggunakan Megger
g. Dapat memahami prinsip kerja KWh meter, membaca diagram rangkaian pengawatan
KWh meter, mengukur menggunakan alat KWh meter,dan memasang instalasi KWh
meter
h. Dapat melakukan terminasi kabel twistead dan dapat melakukan penyambungan pada
jaringan bertegangan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 DASAR KESELAMATAN KERJA
Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam UU RO no. 1
Th 1970. Pada pasal satu ayat 5 misalnya, dikemukakan ahwa ahli keselamatan kerja adalah
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970. Organisasi
keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat diwadahi dalam bentuk
Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Direktoral Perlindungan
Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain : melaksanakan pembinaan,
pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang
mekanik, bidang listrik ,uap dan kebakaran.
2.2 STANDAR KESELAMATAN KERJA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja
digolongkan sebagai berikut :
a. Pelindung badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala, dan telinga
b. Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang mungkin
timbul dari luar atau dari dalam pekerja itu sendiri
c. Alat pengaman listrik , yang setiap saat dapat membahayakan
d. Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, system alarm, air hydrant, penerangan
yang cukup, ventilasi udara yang baik, dan sebagainya
Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan :
a. Tindakan yang tidak aman, seperti : memakai peralatan tanpa menerima pelatihan,
memakai peralatan dengan cara yang salah, tidak memakai perlengkapan alat
pelindung, dan lain-lain
4
b. Kondisi kerja yang tidak aman, seperti : tidak ada instruksi tentang metode yang aman,
tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok
untuk mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan
kabur, dan lain-lain
Tabel Jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi.
N0 JENIS KECELAKAAN
KERJA
CARA PENANGGULANGANNYA
1 Kejut listrik a. Jangan bergurau pada saat memasang instalasi.
b. Tidak boleh menekan tombol sembarangan.
c. Memakai sepatu yang tertutup dan berisolasi
baik.
d. Memperbaiki instalasi pada saat aliran listrik
padam.
2 Kebakaran a. Jangan merokok di dalam dan di sekitar
bengkel.
b. Sediakan pemadam api (dry powder
extinguisher).
c. Letakkan bahan-bahan yang mudah terbakar
pada tempat yang aman.
3 Terpeleset a. Perhatikan selalu lantai atau tempat berpijak.
b. Pijaklah tempat yang rata.
c. Bersihkan lantai yang licin dengan cepat dan
bersih.
d. Pakailah helm untuk melindungi kepala.
4 Kepala terbentur
atau tertimpa benda keras
a. Pakailah helm untuk melindungi kepala.
b. Perhatikan atap atau peralatan yang letaknya
sama tinggi dengan kita.
c. Perhatikan rekan yang bekerja di atas kita
jangan sampai menjatuhkan obeng, tang, dll
ke kepala kita.
5
Beberapa tindakan mencegah terjadinya kecelakaan :
a. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan
b. Mencegah kondisi kerja yang tidak aman
c. Mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat
d. Segera melaporakan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil
apapun pada atasannya.
2.3 INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER
Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik untuk
keperluan penerangan (pencahayaan). Instalasi penerangan 1 fasa dengan sistem on plaster
merupakan instalasi penerangan yang hanya menggunakan sumber 1 fasa dan
pemasangannya dilakukan dipermukaan tembok. Dalam pemasangan instalasi listrik
penerangan, maka perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan instalasi listrik penerangan adalah pemasangan instalasi
penerangan pada rumah kayu, seluruhnya dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian
atas langit-langit. Penempatan komponen listrik yang berupa sakelar dan stop kontak dapat
dipasangkan pada tiang rumah. Komponen tersebut tidak dipasangkan pada dinding karena
tebal dinding tidak memenuhi syarat. Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan
dalam pipa PVC atau union agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga
penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan. Dahulu
pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Sekarang pada umumnya pipa dipasang
atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan. Komponen yang dapat
ditanam dalam tembok seperti sakelar dan stop kontak.
2.4 PERSYARAT INSTALASI LISTRIK
Adapun syarat-syarat instalasi listrik sebagai berikut :
a. Keamanan
Ditujukan untuk keselamatan manusia, ternak dan harta benda. Pemeriksaan dan inspeksi/
pengawasan dari instalasi sebelum digunakan/ disambung.
Dan setiap perubahan yang penting perlu diberi tanda/ kode untuk keamanan dalam
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya .
b. Keandalan
Keandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi “kerusakan” dalam batas-batas
normal, termasuk dari kesederhanaan suatu sistem, misalkan : mudah untuk dimengerti
6
dan diopersaikan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. Untuk
selanjutnya dapat digabungkan dengan peralatan-peralatan listrik.
c. Kemudahan
Semua peralatan, termasuk pengawatan akan diatur menurut operasinya, pemeriksaan,
pengawasan, pemeliharaan dan perbaikan serta mudah dalam menghubungkannya.
Perincian-perinciannya tercantum dalam label atau sejenisnya, yang menunjukkan
penggunaan switchgear dan controlgear agar menghindari dari kebingungan atau
kesimpang siuran
d. Ketersediaan (cadangan)
Pemberian daya yang kontinyu untuk para konsumen adalah penting.
Sumber daya (cadangan) diperlukan untuk memberikan daya seluruh atau sebagian dari
beban. Keluasan dari sistem listrik yaitu : sistem listrik tersebut dapat diadakan
perubahan jika diperlukan, diperbaruhi, dan perluasan keperluan-keperluan lain di masa
mendatang
e. Pengaruh dari lingkungan
Pengaruh dari macam-macam hal misalnya sebgai contoh : polusi, kebisingan, dan lain
sebagainya.
Termasuk juga masalah keindahan
f. Ekonomi
Instalasi listrik sejak dari perancanagn, pelaksanaan pemasangan sampai dengan
pengoperasian harus diperhitungkan biayanya sesuai dengan investasi.
2.5 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON
PLASTER
1. Tespen
Kegunaan : mendeteksi tegangan, membedakan polaritas, menguji atau memeriksa fuse
atau MCB yang putus
2. Multimeter
Multimeter adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai Amperemeter, Voltmeter,
Ohmmeter. Ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog.
Kegunaan : mengukur arus AC / DC ( Amperemeter ) , mengukur tegangan AC / DC (
Voltmeter ), Mengukur tahanan ( Ohmmeter)
7
Gambar 2.4.2 Multimeter
Cara menggunakan multimeter :
a. Sebagai Amperemeter, multimeter dipasang secara seri pada rangkaian.
Tentukan jenis arus yang diukur dan batas ukur yang digunakan.
b. Sebagai Voltmeter, multimeter dipasang secara paralel pada rangkaian
Tentukan jenis tegangan yang diukur dan batas ukur yang digunakan
c. Sebagai Ohmmeter, multimeter dapat dipasang secara seri maupun paralel
3. Megger
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi. Cara kerja dari megger yaitu
dengan membangkitkan tegangan tertetntu dan disambung ke ujung-ujung peralatan yang
akan diketahui tahanan isolasinya.
Kegunaan : mengukur tahanan isolasi suatu instalasi
Gambar 2.4.3 Megger
Cara Menggunakan Megger :
a. Periksa jarum penunjuk (harus pada posisi 0 ).
b. Cek baterai dengan cara mengubah saklar pada posisi B.CHECK.
8
c. Tekan B.CHECK, dan lihat jarum penunjuk,apakah sudah menunjukkan Bat Good.
d. Setelah cek baterai,lepas B.CHECK dan ubah saklar 8ea rah 500 V.
e. Jangan menyentuh ujung kabel (Probes) pada saat pengukuran,karena Megger
mengeluarkan tegangan tinggi.
4. KWh meter
KWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali
tegangan, arus faktor kerja, kali waktu yang tertentu (UI Cos t) yang bekerja padanya dalam
jangka waktu tertentu tersebut. Bagian utama dari KWh meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, piringan aluminium, dan magnet permanen yang tugasnya menetralkan
piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah
perputaran piringan aluminium.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet, dimana medan magnet tersebut
menggerakkan piringan aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter
digit sebagai tampilan jumlah KWh nya.
Gambar 2.4.4 KWH
9
5. Tang Ampere
Tang ampere merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus dalam suatu
rangkaian, cara kerja alat ini yaitu dengan menjepitkan tang amper tersebut ke sebuah
penghantar dan angka akan muncul di tang amper tersebut secara digital.
Gambar 2.4.5 Tang Ampere
2.6 Perhitungan dalam Instalasi Penerangan On-Plaster
2.6.1 KHA Penghantar
KHA ( Kemampuan Hantar Arus) adalah arus maksimum yang dapat dialirkan dengan
kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu
yang melampaui nilai tertentu. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar
berbeda-beda, tergantung spesifikasi penghantar yang ada. Penghantar sirkit akhir
yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus
pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar
yang cukup ukurannya.
2.6.2 Pembebanan KWh-meter fasa Tunggal
Dengan membebani sisi beban dengan lampu pijar sesuai kebutuhan ( arus diukur
dengan menggunakan tang-ampere ), kemudian ukur putaran piringan dengan
menggunakan stopwatch.
1. Pemeriksaan Daya Aktif pada KWh-meter
( watt )
10
P2 ( Daya Aktif pada sisi beban, diukur dengan tang-KW)
2. Pemeriksaan besar kesalahan ukur pada KWh-meter
atau
Dimana
Keterangan :
n = Putaran Piringan
C = Konstanta KWh-meter
= Waktu dasar
= factor daya
T = Waktu putaran yang diukur dengan stopwatch
2.7 Sistem Pengaman
2.7.1 Sekering
Gawai penyakelaran dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang
khusus dan sebanding, yang membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan dan
pemutus arus bila arus tersebut melebihi nilai yang ditentukan dalam waktu yang
sesuai.
CATATAN Pengaman lebur meliputi semua bagian yang membentuk gawai
penyakelaran yang utuh.
2.7.2 MCB ( Hubung Singkat dan Beban Lebih)
1. Berdasarkan beban lebih
Dilakukan oleh batang bimetal, yaitu :
Perpaduan antara 2 buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi
arus lebih ( Beban Lebih ), maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan
mendorong tuas pemutus untuk melepas kunci mekanisnya. Hal ini menyebabkan
MCB trip. Untuk menghidupkan lagi maka butuh beberapa waktu agar agar bimetal
dingin kembali atau dengan cara diperbaiki ( menyetel kembali ) posisi MCB
seperti semula.
11
2. Berdasarkan electromagnet
Dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan
daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan
mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari efek lebur, maka panas yang
tinggi dapa terjadi bunga api yang pada saat pemutusan dapat diredam oleh
pemadam busur api ( arc-shute ), dan bunga api yang timbul akan masuk melalui
bilah-bilah arc-shute tersebut.
Gambar 2.6.2 MCB
2.7.3 Pembumian ( PE )
Pembumian ( Protection Earth) adalah suatu cara pengamanan dari timbulnya kejut
listrik dan kerusakan alat yang disebabkan rusaknya isolasi. Penghantar untuk
proteksi dari kejut listrik yang menghubungkan bagian berikut : bagian konduktif
terbuka, bagian konduktif ekstra, terminal pembumian utama, elektrode bumi, titik
sumber yang dibumikan atau netral buatan. Untuk menjainin bekerjanya peralatan
pengaman dengan baik maka resistans Pembumiannya harus kurang dari 2 .
2.8 KOMPONEN dan ALAT DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM
ON PLASTER
1. Pipa Pelindung
Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang didalam tembok/beton maupun
di luar dinding/pada permukaan papan kayu, sehingga terlihat rapi. Pemasangan didalam
tembok sangat bermanfaat di samping sebagai pelindung penghantar juga saat dilakukan
penggantian penghantar di kemudian hari akan mudah dan efisien. Pengerjaan pipa ini
meliputi memotong, membengkok dan menyambung. Sementara ini pipa pelindung yang
paling sering digunakan dalam instalasi listrik adalah pipa PVC
Pipa ini dibuat dari bahan paralon/PVC. Jika dibandingkan dengan pipa union,
keuntungan pipa PVC adalah lebih ringan, lebih mudah pengerjaannya (dengan pemanasan)
dan merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan mengakibatkan hubung singkat antar
12
penghantar. Di samping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembap, karena tidak
menimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki kelemahan yaitu tidak tahan
digunakan pada temperatur kerja di atas 60°C. Pipa PVC digunakn untuk melindungi kabel-
kabel instalasi listrik. Ukuran pipa yang biasa digunakan dalam pemasangan instalasi rumah
adalah PVC 5/8”. Pipa instalasi PVC mempunyai sifat-sifat :
1. Daya isolasinya baik sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanah (
gangguan tanah dapat menimbulkan kebakaran )
2. Tahan terhadap hampir semua bahan kimia, jadi tidak perlu dicat.
3. Tidak menjalarkan api
4. Mudah digunakan
5. Pipa PVC tidak dapat digunakan untuk suhu kerja normal 60 ° C. Di tempat-tempat yang
diperlukan, pipa PVC harus terlindungi terhadap kerusakan mekanis, misalnya di tempat-
tempat penembusan lantai.
Gambar 2.7.1 Pipa PVC
2. Kotak Sambung
Kotak sambung pada instalasi penerangan berguna untuk:
1. Sebagai tempat penyambung/ pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung pemakai/
bebas dari penarikan penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.
2. Sebagai tempat pemeriksaan kabel instalasi.
Jenis-jenis kotak sambung :
1. Kotak sambungan 3 cabang tanpa ulir/sekrup
2. Kotak sambungan 4 cabang tanpa ulir/sekrup
3. Kotak sambungan 4 cabang dengan ulir/sekrup
13
Gambar 2.7.2 Kotak Sambung
3. Klem
Klem adalah piranti untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-
langit. Klem ada yang terbuat dari besi maupun bahan PVC. Ukurannya disesuaikan
dengan ukuran pipa. Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara
satu dengan lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus memanjang.
Pada pasaran terdapat ukuran 15/8”, ¾”, 1”, 1 ¼” 1 ½” dan 2”.
Gambar 2.7.3 Klem
4. Lasdop
Lasdop digunakan pada sambung dan untuk mencegah adanya hubungan dan untuk
mencegah adanya hubungan singkat (korslet).
Gambar 2.7.4 Lasdop
5. Saklar
Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar sangat banyak macam
14
dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi
tenaga dan banyak lagi jenisnya.
Jenis-jenis saklar pada dasarnya dibedakan menjadi:
1. Saklar manual
2. Saklar magnetik (MC)
3. Saklar otomatis
Saklar magnetik dan saklar otomatis akan dibahas pada semester berikutnya. Sedangkan
saklar manual menurut penggunaannya untuk:
1. Instalasi penerangan.
2. Instalasi tenaga.
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut
hubungannya antara lain:
1. Saklar tunggal 6. Saklar kutub dua
2. Saklar seri 7. Saklar kutub tiga
3. Saklar silang 8. Saklar tarik
4. Saklar tukar 9. Saklar tombol tekan
5. Saklar kelompok
Bentuk-bentuk pemasangannya saklar adalah:
1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW
2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW
Ada beberapa persyaratan dalam pemasangan saklar antara lain:
1. Harus dapat melayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
2. Saklar harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak (tangkai atau
pengumpil) saklar tidak bertegangan pada waktu saklar dalam keadaan terbuka atau tidak
terhubung (Puil 1977 Pasal 206 B1).
3. Dudukan semua saklar di dalam suatu instalasi harus seragam, misalnya: semua saklar
dalam keadaan terhubung
15
Gambar 2.7.5 Saklar Seri
6. Saklar Sensor Cahaya ( Selcon )
Merupakan sebuah rangkaian yang digunakan sebagai sakelar yang bekarja secara
otomatis dengan media intensitas cahaya. Jadi tidak perlu ceklak ceklit tuk menghidupkan
atau mematikan,,,
CARA KERJA RANGKAIAN SAKLAR OTOMATIS :
Di sini yang paling berperan adalah cahaya. Saat LDR terkena cahaya (apa saja) maka sakelar
belum bekerja, Nah ketika LDR tidak terkena cahaya maka rangkaiana akan bekerja yang
menghidupkan RELAY (memindahkan kontak dari NC ke NO). Kita dapat mengatur
seberapa terang / gelapnya cahaya untuk mengoperasikan rangkaian ini pada
POTENSIOMETER ( 100K Pot)
Rangkaian ini kebanyakan digunakan untuk menghidupkan sebuah lampu, lampu
taman atau yang lainnya. Namun jika di gunakan untuk menghihupkan yang lainnya juga
bisa, misalnya pompa air mancur di taman, AC dan masih banyak lagi, semuanya itu secara
otomatis tentunya
Gambar 2.7.6 Selcon
7. Tombol tekan ( Push button )
16
Swich Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau
memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu 16ystem saklar
tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dn saklar tekan untuk emergency.
Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open)).
Gambar 2.7.7 Push Button
8. Fitting
Fitting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang berfungsi sebagai pemegang atau tempat
bola lampu. Ada dua jenis fitting, diantaranya :
a. Fitting duduk
Fitting lampu yang dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak
memerlukan roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting
lokal. Tender ( fitting duduk ) ini terbuat dan memiliki 2 terminal, satu terminal untuk
kabel phasa dan terminal kedua untuk kabel netral
Gambar 2.7.8 Fitting Tender
17
b. Fitting Local
Fitting gantung adalah salah satu peralatan dalam rangkaian instalasi penerangan yang
berfungsi sebagai pemegang bola lampu dan penghantar daya listrik ke lampu.
Pelaksanaan pemasangan fitting gantung hendaknya dimaksudkan sedemikian rupa
sehingga faktor elekris dan mekanis dapat dijamin kehandalannya.
Gambar 2.7.8 Fitting Local
9. Roset kayu
Kayu roset merupakan tempat penunjang dari fitting lampu.
Gambar 2.7.9 Roset Kayu
10. Kotak Kontak
Kotak kontak adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan alat listrik yang dapat
berpindah-pindah.
18
Gambar 2.7.10 Kotak Kontak
11. Kabel Listrik
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari
isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari
karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga atau tembaga pejal.
Gambar 2.7.11.a Kabel Listrik
Ada beberapa macam kabel listrik, diantaranya :
1. NYA
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan system tenaga. Dalam instalasi rumah
digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan
seringnya untuk instalasi kabel udara. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus
dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh
orang.
19
2. NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM
berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu). Kabel
NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel
NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang
kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
3. NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.Kabel
NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang
lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi
yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus
.
20
4. Kabel Twisted
yaitu kabel yang dipilin sehingga membentuk putaran. Kabel ini berfungsi mengalirkan
tegangan dari jaringan tegangan distribusi PLN ke KWh meter
12. Panel IML
Panel IML berfungsi sebagai tempat susunan beberapa komponen yang membentuk
satu kesatuan bentuk, seperti tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik.
Box panel yang digunakan berukuran 33 cm x 23 cm. Komponen yang ada di dalam
Panel IML yaitu :
Gambar 2.7.12 Panel IML
a. Fuse / Sekring : sebagai pengaman lebur untuk mengamankan rangkaian listrik dari
gangguan arus hubung singkat, pemasangannya pada hantaran fasa dihubungkan
seri terhadap beban. Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan
pengaman lebur dan sakelar arus maksimal (kotak sikering). Tiap sekring memiliki
kemampuan daya tahan arus yang berlainan, pabrik – pabrik yang membuat fuse
21
telah menggunakan tanda warna yang telah dinormalisasikan untuk menyatakan
kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur. Sekering yang digunakan berwarna
merah dengan arus 2 A.
b. Sakelar relay impuls
Saklar yang kontak impulsnya memiliki kemampuan hantar arus sampai dengan 16
ampere dan K1 ini untuk mengatur lampu in door yang dioperasikan dengan push
button Koil K1 mampu dialiri atau di supply sampai tegangan 250 volt dan saklar
impuls ini memiliki koil yang terdiri dari A1 dan A2 yang masing masing
disambungkan ke phasa dan netral serta memiliki kontak utama yaitu 1 dan 2 yang
tersambung pada lampu dan fuse 1.
c. Profil U dan profil G
adalah tempat dimana komponen dapat terpasang yaitu dengan di clip – on di panel
listrik, komponen yang dipasang di profil ini adalah sikring, MCB, relay impuls.
Sama seperti profil U tetapi komponen yang dipasang di profil ini adalah line
terminal.
22
d. Terminal Line up
Line up terminal adalah sebagai tempat penyambungan kabel dari sumber di
hubungkan pada titik – titik control dan daya yang diperlukan. Dimana penghantar
yang di ijinkan untuk masuk pada terminal ini adalah maksimum 2.5 mm2.
13. MCB ( Magnetic Circuit Breaker )
MCB adalah sebuah alat yang di pakai pada instalasi listrik.yang berfungsi sebagai
proteksi terhadap arus hubung singkat dan sebagai proteksi terhadap arus beban lebih.
MCB bekerja memutuskan arus hubung singkat dengan kerja dari relai elektromagnetik
berdasarkan prinsip electromagnet. Dan MCB bekerja memutuskan arus beban lebih
dengan kerja dari bimetal. MCB menggunakan satuan Ampere (A), Karakteristik MCB
dibagi menjadi 3, yaitu Otomat-L, Otomat-G, dan Otomat-H.
Fungsi utama dari MCB adalah :
Sebagai proteksi terhadap arus beban lebih
Sebagai proteksi terhadap arus hubung singkat
Sebagai pembatas arus yang diberikan PLN pada KWh meter
Sebagai pemisah
23
Gambar 2.7.13 MCB dan Simbolnya
14. Heater
Heater dalam praktek ini digunakan untuk mem-bending pipa PVC 5/8 inc, sehingga
dalam praktek On Plaster ini tidak menggunakan elbow. Ketika mem-bending pipa, usahakan
semua permukaan pipa yang akan dibengkokkan terkena panas, sehingga mudah untuk
membengkokkannya, jika pipa sudah kembali dingin jangan paksakan untuk
membengkokkan, karena akan menyebabkan pipa patah.
Gambar 2.7.14 Heater
Spesifikasi Alat
1. Palu
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda.
Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan
menghancurkan suatu obyek
24
2. Sekrup
Bentuk ulir pada batangnya berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada kayu.
Untuk hasil terbaik,kayu induk harus dilubangi dengan ukuran sebesar diameter inti sekrup
dan kayu tambahan dilubangi sebesar ukuran diameter sekrup bagian luar. Dengan adanya ulir
tersebut, aplikasi sekrup membutuhkan waktu lebih lama daripada paku. yang harus
diperhatikan pada aplikasi sekrup adalah lubang obeng kepala sekrup
3. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yg terbuat dari kayu atau logam. Logam dan
kayu mempunyai sifat yg sangat berbeda sehingga alat potongnya juga berbeda. Ada dua
macam gergaji : gergaji kayu dan gergaji besi.
4. Tang
Tang adalah alat yg digunakan untuk memegang benda kerja. Tang terbuat dari baja dan
pemegangnya dilapisi dengan karet keras.
25
Jenis-jenis Tang :
a. Tang Kombinasi
b. Tang Potong ( Untuk memotong kabel )
c. Tang Lancip ( Untuk membengkokkan kabel dan membuat mata itik )
d. Tang Bulat
e. Tang Pemegang
f. Tang Kupas ( Untuk mengupas kabel )
5. Obeng
Obeng adalah alat tangan yg digunakan untuk memutar sekrup. Batang obeng dibuat dari
baja,sedang pemegangnya dibuat dari bahan penyekat seperti kayu,plastik,atau karet keras.
Mata obeng dibedakan menjadi 2 macan,yaitu obeng pipih (minus) dan obeng bintang (plus).
6. Kunci Pas
Kunci pas digunakan untuk memasang kabel twisted pada konektor. Jika tidak ada kunci pas,
bisa juga menggunakan kunci inggris.
26
6. Konektor
Konektor digunakan untuk memegang kabel twisted sehingga kabel twisted tidak lepas
sewaktu pemasangan. Pemasangan konektor ini harus benar-benar menembus isolasi kabel
twisted, agar arus dapat mengalir ke KWh meter.
27
BAB III
LANGKAH KERJA
DAFTAR JOBSHEET BENGKEL LISTRIK SEMESTER II
Minggu 1 : Menggambar diagram pengawatan gambar kerja jobsheet bengkel SMT II
dan diagram pengawatan panel
Minggu 2 : Pemberian papan dan menggambar diagram single line gambar jobsheet
bengkel SMT II pada papan menggunakan kapur
Minggu 3 : Pengecekan gambar diagram single line gambar kerja pada papan , pemberian
komponen kotak sambung , pemasangan kotak sambung pada papan,
pemasangan rosette kayu dan fitting lampu
Minggu 4 : Pemipaan I ( Pembengkokan dan Pengkleman )
Minggu 5 : Pemipaan II ( Pembengkokan dan Pengkleman ),
Minggu 6 : Pengambilan kabel, pemasangan kabel ke dalam pipa
Minggu 7 : Penyambungan kabel pada fitting lampu, saklar,dan stop kontak
Minggu 8 : Penyambungan kabel di kotak sambung Cross-Dos, pemasangan lasdop,
pemasangan selcon
Minggu 9 : Persiapan panel. Pemotongan panel IML. Pengeboran, Pengetapan Busbar,
Peletakan panel ke papan
Minggu 10 : Pemasangan isi panel. Pemasangan fuse, busbar, saklar impuls, terminal, dan
pengkabelan dalam isi panel
Minggu 11 : Pengkabelan dalam isi panel , pemeriksaan sambungan pengkabelan dalam isi
panel
Minggu 12 : Pemasukan isi panel ke dalam panel, menghubungkan panel ke beban,
pemeriksaan trouble shooting panel
Minggu 13 : Pencarian trouble shooting dalam panel
Minggu 14 : Penyelesaian trouble shooting dalam panel dan pengenalan KWh meter
Minggu 15 : Pemasangan KWh meter dan penyambungan kabel twist sambung atas
Minggu 16 : Pembongkaran isi panel dan seluruh komponen instalasi pada papan.
Pengembalian papan, inventaris dan persiapan pembuatan laporan
Minggu 17 : Pengumpulan laporan bengkel SMT II
28
1. Pahami gambar desain instalasi penerangan yang akan dipasang.
Gambar 3.1 Desain Instalasi Penerangan
2. Gambarlah wiring instalasi instalasi penerangan
Gambar 3.2 Wiring Instalasi Penerangan
3. Siapkankan komponen-komponen yang dibutuhkan
Daftar Kebutuhan Bahan
No Nama Bahan Jumlah Satuan Keterangan
A. Pipa dan Bahan Bantu M
29
1 Pipa PVC 5/8” 4 Buah
2 Kotak Sambung Lokal 2 Buah
3 Klem Alumunium 16 mm 4 Buah
4 Klem PVC 5/8” 12 Buah
5 Klem NYM 10 mm 6 Buah
6 L Bow PVC 5/8” 7 Buah Buat Sendiri
B. Saklar dan Kelengkapannya
1 Saklar Seri on plester 1 Buah
2 Saklar Cahaya ( LDR ) 1 Buah
3 Tombol Tekan on plester 1 Buah
4 Fitting Lokal 3 Buah
5 Fitting Tender - Buah
6 Roset kayu 3 Buah
7 Kotak kontak 1 phasa 1 Buah
C. Panel IML dan
Kelengkapannya
1 Box Panel 40x35 cm 1 Buah
2 fuse lengkap on plaster 3 Buah
3 Saklar Relay Impuls 220 V 1 Buah
4 Busbar tembaga 3-5 x 15 mm 2 Buah
5 Profil G / untuk line up terminal 2 Buah
6 Profil V / dudukan relay impuls 1 Buah
7 Line up terminal 13 Buah
D. Panel APP
1 OAK 1 Buah
2 DEKSEL 1 Buah
3 KWH Meter 1 Buah
4 MCB 1 Buah
5 Terminal Box 1 Buah
E. Penghantar
1 NYA merah 1,5 mm2
2 NYA biru 1,5 mm2
3 NYA hijau / kuning 1,5 mm2
4 NYM 3 x 1,5 mm2
5 Sekrup untuk saklar fiting panel APP
6 Sekrup untuk klem
Daftar Kebutuhan Alat
No Nama Alat Jumlah Satuan Keterangan
1. Heater 1 Buah
2 Megger 1 Buah
3. Palu 1 Buah
4. Gergaji 1 Buah
5. Tang 1 Set
30
6. Obeng 1 Set
7. Konektor 2 Buah
8. Kunci Pas 1 Buah
9. Tespen 1 Buah
4. Cek kehandahalan komponen- komponen ( jika ada yang rusak segera ganti komponen
yang baik )
5. Pasang komponen pada papan kerja
Pemasangan komponen, baik jarak dan komponen yang dipasang harus sesuai pada
gambar kerja. Sebelum memasang komponen :
a. Pasang komponen-komponen pada papan kerja sesuai gambar .
b. Pasang pipa PVC yang telah dibending.
c. Pasang pipa, roset, sakelar, stop kontak dan hubungkan komponen dengan kabel
NYA 2.5 mm2 sesuai dengan diagram wiring.
Gambar 3.5 Hasil Pemasangan Komponen
6. Lakukan Commisioning tanpa tegangan.
Lakukan Commisioning tanpa tegangan (Cek Penyambungan komponen dengan
multimeter).
Untuk mengecek sambungan antarkomponen ( tersambung atau tidak ) maka
menggunakan alat ukur multimeter, yaitu dengan cara :
a. Posisikan selector pada posisi tahanan Ω (Ohm-meter)
31
b. Kalibrasi multimeter
c. Hubungkan masing-masing ujung kabel multimeter pada titik yang akan dicek
sambungannya.
d. Lihat hasil pengukuran ( jika hasil pengukuran menunjukan angka 0, maka
sambungan dalam kondisi baik , jika menunjukkan ~ maka komponen tidak saling
tersambung ).
Tabel Hasil pengecekan sambungan pada komponen
Kelompok No. Komponen Sambunagan Hasil
Pengukuran Kondisi
1
1 Fitting Lampu
A
Fasa 0 Ω Tersambung
Netral 0 Ω Tersambung
2 Fitting Lampu
B
Fasa 0 Ω Tersambung
Netral 0 Ω Tersambung
3 Kotak Kontak
Fasa 0 Ω Tersambung
Netral 0 Ω Tersambung
PE 0 Ω Tersambung
2 1 LDR
Fasa Line 0 Ω Tersambung
Fasa Load 0 Ω Tersambung
Netral 0 Ω Tersambung
3
1 Fitting Lampu
C
Fasa 0 Ω Tersambung
Netral 0 Ω Tersambung
2 Fitting Lampu
D
Fasa 0 Ω Tersambung
Netral 0 Ω Tersambung
32
7. Pasang komponen yang diperlukan di panel IML.
Sebelum memasang komponen-komponen pada panel IML, lakukan pengeboran pada
papan panel IML kemudian pasang profil G , C pada panel IML. Kemudian gergaji sisi
atas panel IML sesuai besarnya pipa yang akan dapat masuk Setelah itu pasang fuse,
saklar relay impuls, terminal, busbar. Kemudian lakukan pengkabelan pada panel IML,
sesuai dengan gambar wiring panel IML dengan menggunakan kabel NYA 2.5 mm2.
Kemudian Lakukan pengecekkan sambungan dengan menggunakan multimeter .
8. Pasang APP dan sambungkan dengan beban sesuai wiring.
Sebelum memasang APP, lakukan pemasangan OAK, dengan dengan ketinggian diatas
panel IML. Sambungkan dengan panel IML menggunakan kabel NYM sesuai wiring
APP. Kemudian pasang deksel dan lakukan wiring APP, setelah itu hubungkan dengan
beban.
Periksa sambungan dengan multimeter mulai dari APP sampai beban.
9. Hubungkan beban ke jaringan bertegangan, jika semua peralatan telah tersambung
dengan baik. Untuk memasang jaringan ke beban gunakan pengaman diri, yaitu : pakaian
kerja, sepatu safety, helm.
33
10. Kemudian lakukan commissioning tegangan.
Sebelum melakukan Commisioning tegangan, maka beban harus disambungkan ke
jaringan tegangan terlebih dahulu.
Tabel Hasil pengamatan beban setelah disambungkan ke jaringan
No. Komponen Keterangan
1 Lampu A Menyala
2 Lampu B Menyala
3 Lampu C
Menyala ( kondisi gelap
)
4 Lampu D Menyala
5 Kotak Kontak Bertegangan
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum bengkel semester II “instalasi penerangan 1 fasa system on plaster” ini ,
mahasiswa telah mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang
Secara umum :
Memasang instalasi penerangan 1 fasa system on plaster
Dapat mencari dan mengetahui trouble shooting pada instalasi penerangan 1 fasa system
on plaster
Secara khusus :
Memahami gambar kerja instalasi baik diagram single line maupun diagram
pengawatan
Memahami fungsi, memasang dan menggunakan komponen-komponen / peralatan
instalasi
Melakukan pemipaan dan wiring / pengawatan
Memahami prinsip kerja KWh meter, memasang instalasi KWh meter dan mengukur
menggunakan KWh meter
Menyambung pada jaringan bertegangan
Untuk mendapatkan pengerjaan yang baik diperlukan latihan yang rutin dan skill individu
yang baik. Dalam bekerja sering terdapat trouble shooting, sehingga diperlukan pengerjaan
yang teliti dan tidak tergesa-gesa.
4.2 Saran
1. Pahami job kerja sebelum melakukan praktikum.
2. Bekerja menggunaka APD ( Alat Pelindung Diri )
3. Bekerja sesuai SOP yang ada
3. Perhatikan instruksi yang diberikan oleh instruktur guna memperlancar proses praktikum.
4. Apabila ada instruksi yang kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan pada instruktur.