Upload
susilo-habibulloh
View
269
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan besar tpt silahkan di jadikan refrensi
Citation preview
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ubi jalar yang mempunyai nama latin ipomoea batatas ini banyak
dimanfaatkan untuk bahan pangan, pakan dan bahan baku industri.
Meningkatnya jumlah penduduk dan industry bioethanol dipastikan akan
mendorong kebutuhan ubijalar meningkat secara tajam. Peningkatan produksi
ubijalar dapat dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi.
Intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas ubijalar yang masih rendah
(11 t/ha) pada tahun 2009, dilakukan dengan cara menanam varietas unggul
dan menerapkan teknologi budidaya yang lebih maju. Ekstensifikasi dilakukan
dengan meningkatkan luas areal tanam/panen ke lahan kering dengan berbagai
jenis tanah, memanfaatkan lahan tidur dan lebih meningkatkan indeks
pertanaman. Selain produktivitas tinggi pada ubijalar diarahkan pada
fungsinya yaitu sebagai makanan kesehatan (functional food) yaitu
mempunyai rasa enak dan kandungan betakaroten atau antosianin yang
tinggi.Sebagai bahan baku industri (ethanol) selain produktivitas dan kadar
pati tinggi juga mempunyai kadar gula total dan nilai konversi etanol yang
tinggi.
Pada pernanaman ini perlakuan yang digunakan adalah tanpa mulsa,
dengan tidak adanya mulsa terlihat bahwa gulma yang tumbuh disekitar
tanaman tampak begitu banyak.
1.2 Tujuan Praktikum
Pada praktikum ini bertujuan untuk budidaya yang baik dan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
1.3 Manfaat
Setelah menerapkan teknologi produksi yang baik dan benar diharapkan
kita dapat mendapatkan hasil yang maksimal.
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 1
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Produksi dan Teknologi Produksi Tanaman
Data perkembangan produksi, luas panen dan produktivitas ubijalar
selama dasa warsa terakhir (tahun 2000-2009) menunjukkan bahwa produksi
ubijalar meningkat 0,75%/tahun, namun luas tanam berkurang 0,58%/tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi lebih disebabkan karena
peningkatan produktivitas yang mencapai 1,35%/tahun pada ubijalar. Hal ini
berarti bahwa perbaikan teknologi produksi pada ubijalar yang meliputi
penggunaan varietas unggul dan perbaikan teknologi budidaya telah berhasil
meningkatkan produktivitas secara lebih nyata.
Tabel 1 Perkembangan produksi, luas panen dan produktivitas ubijalar
selama 10 tahun terakhir (2000-2009).
Hingga tahun 2009, produktivitas ubijalar baru mencapai 11 t/ha, jauh dari
potensi hasil beberapa varietas unggul ubijalar yang 20-35 t/ha. Karama
(2003) menyatakan bahwa rendahnya produktivitas ubijalar antara lain
disebabkan oleh:
(a) Sebagian besar petani masih menggunakan varietas lokal yang
umumnya produktivitasnya rendah,
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 2
(b) Kualitas bibit yang digunakan seringkali kurang baik,
(c) Ubikayu dan ubijalar sebagian besar diusahakan di lahan kering yang
seringkali kesuburannya lebih rendah dibanding lahan sawah,
(d) Pengelolaan tanaman dilakukan secara sederhana.
Secara umum, peningkatan produksi ubijalar dapat dilakukan melalui
peningkatan produktivitas (intensifikasi), terutama pada daerah-daerah
sentra produksi ubijalar yang sudah ada, dan perluasan areal
tanam/panen (ekstensifikasi) ke daerah pengembangan baru di lahan
kering dan lahan tidur terutama di luar Jawa.
Teknologi Produksi Tanaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil produksi tanaman menurut (Radjit.2008)adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Varietas unggul
Contoh : Varietas Papua Patippi yang dilepas tahun 2006 dengan
keunggulan agak tahan hama dan penyakit kudis, cocok untuk dataran
tinggi
2. Teknologi Budidaya pendukung
Teknologi budidaya pendukungnya dengan menggunakan :
a. Pengaturan jarak tanam
Jarak tanam yang digunakan adalah 30-50 cm
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah Urea dan Kcl.
2.2 Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Heyne (1987) kedudukan taksonomi tanaman ubi jalar adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulus
Familia : Convolvulacea
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea batatas L
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 3
Menurut Suprapti (2003) Secara morfologi tumbuhan ubi jalar adalah tumbuhan merambat yang bercabang, batang gundul atau berambut, kadang-kadang membelit dan bergetah. Panjang batang sampai lima meter, tangkai daun 4-20 cm, helai daun lebar, mulai bentuk telur sampai membulat dengan pangkal yang berbentuk jantung atau terpancung rata, bersudut sampai berlekuk. Karangan bunga diketiak daun, bentuk payung. Daun pelindung kecil dan rontok. Daun kelopak memanjang bulat telur dan runcing. Mahkota terluar paling kecil berbentuk lonjong sampai bentuk terompet. Warna bunga ungu muda, panjang 3-4 cm. Benang sari tertanam tidak sama panjangnya. Tangkai putik bentuk benang, kepala putik bentuk bola rangkap. Buah kotak bentuk telur. Ditanam pada ketinggian 2-2.000 m diatas permukaan laut. Kadang-kadang menjadi liar.Pada tumbuhan ubi jalar (Ipomoea batatasL) cadangan makanan disimpan terutama didalam umbi.
2.3 Syarat Tumbuh
Menurut Ginting (2009) tanaman ubi jalar memerlukan suhu yang
cukup tinggi untuk tumbuh. Faktor faktor yang mempengaruhi syarat tumbuh
ialah:
1. Iklim
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi dengan daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah20 °C dan suhu minimum tinggal di atas 15 °C. Untuk budidaya ubi jalartemperatur antara 15 hingga 33 °C diperlukan selama siklus vegetatif, dengan suhu optimal yang antara 20 hingga 25 °C. Temperatur rendah pada malam mendukung pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari mendukung perkembangan vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadi dalam kisaran suhu 20 hingga 30 °C, optimum 25 °C dan umumnya berhenti di bawah 10 °C). Ubi jalar adalah tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya untuk pembangunan maksimum. Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama dengan hari-hari pendek mendukung pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi pertumbuhan dedaunan. Kelembaban memiliki pengaruh yang menentukan pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang (88,4%) dan umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik. Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisi yang mendukung perkembangan bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relatif 80% dan tanah lembab (Sarwono, 2005).
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 4
2. Tanah
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7. Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah yang cukup (Sarwono, 2005).
3. Media Tanam
Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang paling cocok adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aersai serta draenasenya baik. Penanaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama penggerek. Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau draenasenya yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi dan bentuk ubi benjol (Sarwono, 2005).
4. Ketinggian Tempat
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena daerah penyebaran terletak pada 300° LU dan 300° LS. Di Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen (Ginting, 2006).
2.4 Fase Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar
Siklus perkembangan dari bibit ditanam sampai umbi siap panen. Berlangsung 100-15- hari, tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Menurut Sarwono (2005) kurun waktu pembentukan umbi dapat dibedakan atas tiga fase tumbuh, yaitu fase awal pertumbuhan, fase pembentukan umbi, dan fase pengisian umbi.
1) Fase awal pertumbuhan
Fase ini berlangsung sejak bibit setek ditanam sampai dengan umur 4 minggu. Ciri-cirinya, setelah bibit ditanam, pertumbuhan akar muda berlangsung cepat, sedangkan pembentukan batang dan daun masih lambat.
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 5
2) Fase pembentukan umbi
Fase pembentukan umbi berlangsung sejak tanaman berumur 4-8 minggu. Rata-rata fase ini berlangsung antara 4-6 minggu setelah tanam, tergantung varietas ubi jalar dan keadaan lingkungan tumbuh. Pada saat umur 7 minggu paling tidak 80% umbi telah terbentuk. Ciri pembentukan umbi mulai berlangsung yaitu pertumbuhan batang dan daun berlangsung cepat. Pada saat ini batang tanaman tampak paling lebat.
3) Fase pengisian umbi
Fase ini berlangsung sejak tanaman berumur 8-17 minggu. Diantara 8-
12 minggu, tanaman berhenti membentuk umbi baru karena mulai
membesarkan umbi yang sudah ada. Ciri pembentukan dan pengisian umbi
berlangsung cepat yaitu pertumbuhan batang dan daun berkurang. Pengisian
zat makanan dari daun ke umbi berhenti saat tanaman berumur 13 minggu.
Sementara mulai umur 14 minggu daun tanaman mulai menguning dan
rontok. Tanaman dapat dipanen umbinya saat berumur 17 minggu
2.5 Teknik BudidayaTanaman ubi jalar dapat dibudidayakan secara generatif dengan
biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.Perbanyakan tanaman
secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan
varietas baru.
1. Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji
dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan
tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk
menghasilkan varietas baru.
Penyiapan Bibit
Menurut Soenarto (1987) tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit)
ubi jalar dari tanaman produksi yaitu:
(a) memilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih,
keadaan pertumbuhannya sehat dan normal;
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 6
(b) potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk
sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi hari;
(c) kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-
daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan; dan
(d) ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di
tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk Pengolahan
Media Tanam
Pengolahan lahan dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya
adalah sebagai berikut.
1) Persiapan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat
tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak
rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
(a) tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan
selama ±1 minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-
guludan;
(b) tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-
guludan.
2) Pembentukan Bedengan
Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka
pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm.
Kalau tanah yang dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan
dibuat dengan jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan pada tanah-
tanah yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat
membujur sesuai dengan miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan
dengan keadaan tanah. Pada tanah yang ringan (pasir mengandung liat)
ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak
antar guludan 70-100 cm.
Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah ±40 cm,
tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 7
sebaiknya memanjang utara-selatan, dan ukuran panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan. Lahan ubi jalar dapat berupa tanah
tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi.
Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar adalah sebagai
berikut :
a) Penyiapan Lahan Tegalan
Penyiapan lahan dimulai dengan membersihkan lahan dari
rumput-rumput liar (gulma). Olahan tanah dengan cangkul atau
bajak hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput liar.
Kemudian biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu.
Selanjutnya buat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60
cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang
guludan disesuaikan dengan keadaan lahan . Setelah itu, rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan.
b) Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi
Penyiapan lahan sawah dilakukan dengan membabat jerami
sebatas permukaan tanah. Tumpuk jerami secara teratur menjadi
tumpukan kecil memanjang berjarak 1 meter antar tumpukan.
Kemudian olah tanah di luar bidang tumpukan jerami dengan
cangkul atau bajak, kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan
jerami sambil membentuk guludan-guludan berukuran lebar bawah ±
60 cm, tinggi 35 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Panjang
disesuaikan dengan keadaan lahan
Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air antar
guludan. Bila jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan,
tata laksana penyiapan lahan dilakukan sebagai berikut : (a) babat
jerami sebatas permukaan tanah; (b) singkirkan jerami ke tempat lain
untuk dijadikan bahan kompos; (c) olah tanah dengan cangkul atau
bajak hingga gembur; (d) biarkan tanah kering selama minimal satu
minggu; (e) buat guludan-gululdan berukuran lebar bawah ±60 cm,
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 8
tinggi 35 cm dan jarak antar guludan 80-100 cm; dan (f) rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan saat
pratanam (3hari sebelum tanam)pada permukaan lahan dengan cara
di semprot/disiramkan secara merata di tanah disekitar perakaran,
dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering,
aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari (Soenarto, 1987).
2. Teknik Penanaman
Menurut Sunarto (1987) sebelum melakukan penanaman ada
banyak kategori yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan
tumpang sari dengan kacang tanah.
a. Sistem Monokultur
Tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu: (a) buat larikan-
larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak guludan
dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak
antar lubang 25-30 cm; (b) buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10
cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk; (c)
Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga angkal
batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian padatkan
tanah dekat pangkal setek (bibit); (d) masukkan pupuk dasar berupa
urea 1/3 bagian ditambah TSP seluruh bagian ditambah KCl 1/3
bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan, kemudian
ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah
45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg
TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada saat tanam
diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCl
34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap
pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl).
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 9
b. Sistem Tumpang Sari
Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar
adalah kacang tanah. Tata cara penanaman sistem tumpang sari
prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya di antara barisan
tanaman ubi jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah. Jarak
tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30
x 10 cm.
2) Cara Penanaman
Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas
bedengan. Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun
dengan tanah kemudian disirami air. Bibit sebaiknya ditanam mendatar,
dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam
satu batang, bagian batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30 cm.
Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang.
3. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus
harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara
abnormal. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati,
kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga
bagian pangkal setek ditimbun tanah. Penyulaman sebaiknya dilakukan
pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan
suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2) Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar
biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Bersama-sama kegiatan
penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah
guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 10
3) Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur
1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan.
Tata cara penyiangan dan pembumbunan meliputi tahapan yaitu:
(a) bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-
hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar;
(b) gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng
guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar
guludan; (c)timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian
lakukan pengairan hingga tanah cukup basah.
4) Pemupukan
Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar
cukup tinggi, yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42
kg TSP), dan 110 kg K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil
15 ton ubi basah. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-
90kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg
TSP/ha) ditambah 50 kg K2O /ha (±100 kg KCl/ha). Pemupukan dapat
dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan
dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang
guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian
sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan
tanah.
Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3
minggu, 6 minggu dan 9 minggu setelah tanam. Pemberian masing-
masing 2 liter per hektar. Siramkan/semprotkan merata di tanah disekitar
perakaran. Harap diingat jangan bersamaan atau di campur dengan bahan
kimia. Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS, beri tenggang waktu
selama 3 atau 5 hari sebelum atau sesudah aplikasi pupuk kimia atau
pestisida.
5) Pengairan dan Penyiraman
Seusai tanam, tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus
diairi, selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 11
dialirkan ke seluruh pembuangan.Pengairan berikutnya masih diperlukan
secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan.Pada periode
pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum
panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.Waktu pengairan yang paling
baik adalah pada pagi atau sore hari.Di daerah yang sumber airnya
memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali.Hal Yang
penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar
tanah tidak terlalu becek (air menggenang) (Soenarto, 1987)
2.6 Perlakuan Penggunaan Perbedaan Varietas Pada Ubi JalarPenelitian ini merupakan percobaan di lapangan yang dilaksanakan
di Desa Cerme, Kecamatan Kendal Payak Kidul, Kabupaten Malang dengan ketinggian ± 450 mdpl. Penelitian ini akan dilaksanakan pada musim penghujan mulai bulan Februari 2006 sampai dengan musim kemarau bulan Juni 2006. Bahan yang digunakan adalah stek pucuk ubi jalar varietas Boko, varietas Kidal dan varietas Sari, pupuk N, P, K. Beberapa jenis pestisida dan fungisida untuk penanggulangan hama, penyakit dan jamur. Alat yang digunakan meliputi cangkul, sabit, hand sprayer, tugal, meteran, timbangan analitik, bambu, tali rafia dan oven. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Jalur (RPJ) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan; A) Faktor pertama adalah varietas 1) ubi jalar varietas Boko, 2) Varietas Kidal dan 3) Varietas Sari 4) Varietas Madu Orange. B) Faktor pemberian sistem rangka penjalar; 1) Tanpa rangka penjalar atau kontrol, 2) Pemberian rangka penjalar bentuk horisontal dengan tanah, 3) Pemberian rangka penjalar bentuk A dan 4) Pemberian rangka penjalar bentuk T, sehingga didapat 36 satuan percobaan. Setiap kombinasi diambil sampel 2 tanaman yang mewakili dikalikan 3 kali ulangan. Analisa data menggunakan uji Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5% (0,05).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara perlakuan varietas dan pemberian rangka penjalar terhadap variabel pengamatan panjang tanaman, jumlah daun per tanaman, jumlah percabangan per tanaman, berat kering total tanaman, jumlah umbi, diameter umbi, bobot umbi segar per tanaman dan skoring hama. Varietas Boko memiliki nilai tertinggi pada hampir semua variabel pertumbuhan. Sedangkan varietas Kidal memiliki nilai tertinggi pada semua variabel hasil. Perlakuan pemberian rangka penjalar horisontal memberikan nilai pertumbuhan dan hasil yang lebih baik daripada perlakuan kontrol, pemberian rangka penjalar A dan T. Kombinasi perlakuan varietas Sari
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 12
dan pemberian rangka penjalar horisontal memberikan hasil yang lebih tinggi sebanyak 18,66 ton/ha. Ubi jalar Madu Orange merupakan ubi jalar yang dapat sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bahkan hasil produksi mencapai 15 ton per Ha. Dalam 100 gram ubi jalar terkandung energi (kkal), protein (2,7 gr), lemak 0,79 gr), mineral kalsium (30 mg), fosfor (49 mg), besi (4 mg), vitamin B-1 (0,09 mg), vitamin B-2 (0,32 mg), vitamin C (2-20 mg) dan air 68,5 %). (Ardian, 2011)
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 13
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan penanaman ubi jalar dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin/29 Oktober 2014
Tempat : Lahan Percobaan KepuharjoMalang
Waktu Kegiatan : 13.20 – 16.45
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
Ember : untuk mengambil pupuk kandang
Cangkul : untuk membalik tanah
Sabit : untuk membersihkan gulma
Meteran : untuk mengukur panjang dan lebar bedengan
Alat tulis : untuk mencatat
Gembor : untuk membasahi tanah
Kayu : untuk melubangi tanah
Bahan :
Stek Bibit Ubi Jalar : sebagai bahan praktikum
Pupuk Kandang (kotoran kambing),
Urea,
SP36
KCL
3.3 Cara Kerja
Lakukan pengolahan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul dan digaru
sehingga tanah menjadi gemburBuatlah 2 bedengan berupa petakan berukuran 1
m x 2,5m . perlakuan diaplikasikan pada setiap petakan , untuk setiap petaknya
dengan jarak 50cm dan tinggi 30cm. Natar bedengan berupa bedengan berupa
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 14
parit ( siring yang lebarnya 30cm).Lalu tanamlah stek ubi jalar berjarak 30cm
dengan cara menancapkan miring stek hingga 2 bukunya terbenam didalam
tanah.lakukan pemberian pupuk secara alur dan dibenamkan diantara barisan stek
ubi jalar sebanyak 5 gram urea dan 5gram SP 36 per meter persegi. Kemudian
Lakukan penyulaman pada lubang tanam yang benihnya tidak tumbuh sesuai
perlakuan caranya yang sama dengan tahap penanaman. Lakukanlah pemupukan
kedua pada umur 21 hari setelah tanam HST sebanyak 10g urea dan 20 gram KCL
permeter persegi secara alur dan dibenamkan diantara barisan tanaman setelah
dilakukan penyiangan pertama serta melakukan pembubunanLakukan
pengendalian gulma (penyiangan) dengan cara mencabuti gulma - gulma yang
tumbuh dimedia tanam pada umur 21HST dan 42HST.
3.3.1 Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji
dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.Perbanyakan
tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk
menghasilkan varietas baru.
Persyaratan Bibit
Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan
adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit)
berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.
Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan
sehat, normal, tidak terlalu subur.
Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-
ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar.
Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7
hari.
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan
dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 15
penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk
secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada
generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi
perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam atau
menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
Penyiapan bibit
Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari
tanaman produksi adalah sebagai berikut:
Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih,
keadaan pertumbuhannya sehat dan normal.
Potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk
sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi hari.
Kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian
daun-daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
Ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di
tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk.
3.3.2 Persiapan Lahan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah
tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak,
lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan
selama ±1 minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-
guludan.
Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-
guludan.
Hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah
ukuran tinggi tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu tinggi
cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran panjang dan
dalam sehinggga menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 16
yang terlalu dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan
atau perkembangan ubi, dan memudahkan serangan hama boleng atau
lanas oleh Cylas sp.
3.3.3 Penanaman
Penentuan Pola Tanam Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan
secara tunggal (monokultur) dan tumpangsari dengan kacang tanah.
a) Sistem Monokultur
Buat larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak
guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan
tugal, jarak antar lubang 25-30 cm.
Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan
lubang tanam untuk tempat pupuk.
Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga
angkal batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian
padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit).
Masukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP
seluruh bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke
dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah tipis-
tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90 kg N/ha (100-200
kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50
kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea
34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCl 34 kg per hektar.
Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk N
(urea) dan K (KCl).
b) Sistem Tumpang Sari
Tujuan sistem tumpangsari antara lain untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang
serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata
cara penanaman sistem tumpang sari prinsipnya sama dengan sistem
monokultur, hanya di antara barisan tanaman ubi jalar atau di sisi
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 17
guludan ditanami kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-
30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.
c. Cara Penanaman
Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas
bedengan.Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun
dengan tanah kemudian disirami air.Bibit sebaiknya ditanam
mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan.Dalam satu
alur ditanam satu batang, bagian batang yang ada daunnya tersembul
di atas bedengan.Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak
kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang
lebih 36.000 batang.Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya
dilakukan pada awal musim hujan (Oktober), atau awal musim
kemarau (Maret) bila keadaan cuaca normal.Dilahan sawah, waktu
tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan atau
padi gadu, yakni pada awal musim kemarau.
3.3.4 Perawatan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar
harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh
secara abnormal.Bibit yang mati harus segera disulam.Cara menyulam
adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit
yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek ditimbun
tanah.Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada
saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu
panas.Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau
ditanam ditempat yang teduh.
1) Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi
jalar biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma
merupakan pesaing tanaman ubi jalar, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh karena
itu, gulma harus segera disiangi.Bersama-sama kegiatan
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 18
penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah
guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
2) Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada
umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman
berumur 2 bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan meliputi
tahap-tahap sebagai berikut:
Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul
secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong
lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam
saluran antar guludan.
Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian
lakukan pengairan hingga tanah cukup basah.
3.3.4.1 Pemupukkan
Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang
terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah, dan
menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dosis pupuk yang tepat
harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di daerah
setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah
45-90kg N/ha (100 200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha
(±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (±100 kg Cl/ha).
Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan
sistem tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula
buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm
dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan
pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan
tanah. Pemupukan pupuk phospat dilakukan pada waktu
tanam, sedangkan waktu pemupukan pupuk nitrogen dan
kalium diberikan pada 7 hari setelah tanam yaitu 1/3 dosis dan
42 hari setelah tanam yaitu 2/3 dosis. Adapun pupuk yang
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 19
dibutuhkan tanaman ubi jalar adalah : urea (422 kg), SP (165
kg) dan KCL (618 kg).
3.3.4.2 Penyiraman
Pada dasarnya Tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan,
pertumbuhan tanaman ubi jalar pada fase awal memerlukan ketersediaan
air tanah yang mencukupi. Seusai tanam, tanah atau guludan tempat
pertanaman ubi jalar harus diairi, secukupnya hingga tanah dalam
keadaan basah dan dirasa cukup untuk pengkondisiaan pengolahan
tanahnya, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan
berikutnya masih diperlukan secara berkelanjutan hingga tanaman ubi
jalar berumur 1-2 bulan. Pada masa vegetatif ubi, yaitu umur 2-3 minggu
sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.Waktu pengairan
yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Di daerah yang sumber
airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali.
Hal Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah
menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
3.3.4.3 Pembumbunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur
1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2
bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap
sebagai berikut:
a) Bersihkan rumput liar (gulma) dengan mencabut gulma langsung
atau dengan cangkul secara hati-hati agar tidak merusak akar
tanaman ubi jalar.
b) Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng
guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar
guludan.
c) Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan
pengairan hingga tanah cukup basah.
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 20
3.3.4.4 Penyiangan Gulma
Pada sistem perlakuan tanam tanpa mulsa, lahan penanaman ubi
jalar biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan
pesaing tanaman ubi jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air,
unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera
disiangi.Bersama-sama kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan,
yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada
guludan tersebut.
3.4. Parameter Pengamatan.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan
panjang sulur (cm), jumlah daun (cabang), jumlah umbi pertanaman sample
(umbi), berat umbi pertanaman sample (kg), berat umbi perplot (kg)
a. Pertambahan Panjang Sulur(cm).
Pertambahan panjang tanaman diukur dengan menggunakan meteran.
Panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ke titik tumbuh
tanaman. Pengukuran panjang tanaman dilakukan 2 minggu setelah tanam.
Pengamatan dilakukan dengan interval 2 minggu sampai berakhirnya masa
vegetatif ditandai dengan munculnya bunga.
c. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung dengan cara mengamati berapa banyak daun
yang tumbuh dari batang tanaman. Daun yang diamati adalah daun yang
tumbuh dengan sempurna. Pengamatan dilakukan perminggu
d. Jumlah Umbi Pertanaman Sampel (buah).
Jumlah umbi dihitung dengan cara mengamati berapa banyak umbi yang
terbentuk dari akar tanaman. Umbi yang diamati adalah umbi yang
terbentuk pada akar batang utama (setiap akar yang sudah membentuk
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 21
umbi) sedangkan umbi yang terbentuk pada batang yang menjalar tidak
termasuk.
f. Berat Umbi Pertanaman Sampel (kg).
Berat umbi pertanaman sample dihitung dengan cara menimbang berat
umbi pertanaman. Umbi tanaman sebelum ditimbang dibersihkan terlebih
dahulu dari tanah.
g. Berat Umbi Perplot (kg).
Berat umbi perplot dihitung dengan cara menimbang berat umbi perplot,
sebelum ditimbang umbi tanaman dibersihkan terlebih dahulu dari tanah.
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 22
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Aspek Budidaya Pertanian
4.1.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Panjang Sulur
Table 2 pengamatan panjang sulur Tanaman Ubi Jalar Madu Orange
Data Hasil Pengamatan Panjang Sulur TanamanKelompok Ubi Jalar Madu Orange
Tana-man
Sampel
Pengamatan
Pertama (7 hst)
Pengamatan
Kedua (14 hst)
Pengamatan Ketiga (21 hst)
Pengamatan
Keempat(28 hst)
Pengamatan
Kelima(35 hst)
Pengamatan
Keenam (42 hst)
1 13 22 30 58 76 872 11 24 35 67 80 923 11 33 42 63 73 814 20 31 40 56 68 765 15 34 42 63 82 966 17 25 39 49 70 897 12 21 30 68 84 948 10 26 38 64 78 889 15,5 20 29 57 68 8310 6 19 36 73 83 99
Rata – rata
13,5 25,5 36,1 61,8 76,2 88,5
Tabel 2.1 pengamatan panjang sulur tanaman ubi jalar senggreng lokal
Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman
Kelompok Ubi Jalar Perlakuan Senggreng Lokal
Tanaman
Sample
Pengamatan
Pertama
Pengamatan
Kedua
Pengamatan
Ketiga
Pengamatan
Keempat
1 67 128 197 243
2 85 134 187 235
3 98 176 247 297
4 125 189 223 289
5 98 151 214 268
6 85 192 253 315
7 95 197 287 346
8 120 181 243 322
9 156 203 278 357
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 23
10 176 276 379 451
Rata-rata 110,5 182,7 250,8 312,3
Tabel 2.3 Pengamatan Panjang sulur Ubi jalar Antin
Grafik rata – rata panjang sulur
( 35 HST/ 11-11-2014)
( 42 HST/ 18-11-2014)
( 49 HST/ 25-11-2014)
( 56 HST/ 02-12-2014)
0
50
100
150
200
250
300
350
Panjang Sulur
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 24
Pengamatan Pertama Pengamatan Kedua Pengamatan Ketiga Pengamatan Keempat
( 35 HST/ 11-11-2014) ( 42 HST/ 18-11-2014) ( 49 HST/ 25-11-2014) ( 56 HST/ 02-12-2014)
1 35 71 109 1962 69 91 120 1903 38 94 118 1474 40 51 103 1935 60 122 164 2306 53 106 134 1577 30 67 123 1538 37 94 120 2169 38 80 84 162
10 16 43 100 187Jumlah 416 819 1175 1831
Rata-rata 41,6 81,9 117,5 183,1
Data Hasil Pengamatan Panjang SulurKelas AE Perlakuan Varietas Antin 13 ()
Tanaman Sampel
4.1.1.2 Jumlah Daun Tanaman Ubi jalar
Tabel 3 Pengamatan jumlah daun Tanaman ubi jalar Madu Orange
Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun TanamanKelompok Ubi Jalar Madu Orange
Tanaman
Sampel
Pengamatan
Pertama (7 hst)
Pengamatan
Kedua (14 hst)
Pengamatan Ketiga (21 hst)
Pengamatan
Keempat(28 hst)
Pengamatan
Kelima(35 hst)
Pengamatan
Keenam (42 hst)
1 7 15 27 34 46 582 8 16 29 36 48 593 7 17 31 38 50 624 5 12 24 32 44 565 5 13 25 33 45 586 7 12 22 31 42 547 6 13 24 34 43 558 7 11 22 30 42 539 8 12 25 32 43 5610 6 10 21 29 38 52
Rata – rata
6,6 13,1 25 32,9 44,1 56,3
Tabel 3.1 Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Ubi jalar Senggrek Lokal
Tanaman Sampel
Pengamatan Pertama (35 HST/ 13-11-2014)
Pengamatan Kedua (42 HST/ 20-11-2014)
Pengamatan Ketiga (49 HST/ 27-11-2014)
Pengamatan Keempat (56 HST/ 04-12-2014)
1 67 128 197 2432 85 134 187 2353 98 176 247 2974 125 189 223 2895 98 151 214 2686 85 192 253 3157 95 197 287 3468 120 181 243 3229 156 203 278 357
10 176 276 379 451Rata-rata 110,5 182,7 250,8 312,3
Data Hasil Pengamatan Jumlah DaunKelompok Ubi Jalar Perlakuan Senggreng Lokal (Agribisnis/Kelas K)
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 25
Tabel 3.2 Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar Antin 13
Pengamatan Pertama Pengamatan Kedua Pengamatan Ketiga Pengamatan Keempat
( 35 HST/ 11-11-2014) ( 42 HST/ 18-11-2014) ( 49 HST/ 25-11-2014) ( 56 HST/ 02-12-2014)
1 35 71 109 1962 69 91 120 1903 38 94 118 1474 40 51 103 1935 60 122 164 2306 53 106 134 1577 30 67 123 1538 37 94 120 2169 38 80 84 16210 16 43 100 187
Jumlah 416 819 1175 1831Rata-rata 41,6 81,9 117,5 183,1
Data Hasil Pengamatan Panjang SulurKelas AE Perlakuan Varietas Antin 13 ()
Tanaman Sampel
Grafik rata rata jumlah daun tanaman ubi jalar
4.1.1.3 Inisiasi Umbi
Tabel 4 pengamatan inisiasi umbi
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 26
Berat Segar Umbi Varietas Madu Orange Kelas R
Tanaman Sampel Ke- Berat Umbi (gram)
1 134
2 335
Berat Segar Umbi Varietas Madu Orange Kelas T
Tanaman Sampel Ke- Berat Umbi (gram)
1 300
2 250
4.1.2 Aspek Hama dan Penyakit
4.1.2.1 Keragaman Arthropoda
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 27
Tabel 5 pengamatan aspek Hama dan Penyakit
Data Identifikasi Arthropoda yang Ditemukan
No Gambar Nama Populasi Ordo Peran1 Dokumentasi
Literatur
Belalang(Oxya
chinensis)
Rendah Orthoptera Dapat menggangu terhadap kelangsungan hidup tanaman atau sebagai hama tanaman, makanan, sebagai rantai makanan yang sangat penting dari berbagai konsumen, dan membantu penyerbukan berbagai macam tumbuhan (misal jika proses itu dibantu oleh kaki – kakinya yang tidak sengaja menempel dan ia berpindah ke tempat lain sehingga terjadilah penyerbukan).
4.1.2.2 Intensitas Serangan Penyakit
Tabel 1. Penyakit yang Ditemukan
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 28
No Nama Penyakit Keterangan Gambar Penyakit- - - -
Tabel 2. Data Intensitas Penyakit Pengamatan Pertama (7 hst)
Skala Kerusakan
∑ Daun Terserang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman
5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Tanaman 9
Tanaman 10
01234
Total Daun
7 8 7 5 5 7 6 7 8 6
Intensitas Penyakit
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel 3. Data Intensitas Penyakit Pengamatan Pertama (14hst)
Skala Kerusakan
∑ Daun Terserang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman
5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Tanaman 9
Tanaman 10
01234
Total Daun
15 16 17 12 13 12 13 11 12 10
Intensitas Penyakit
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel 4. Data Intensitas Penyakit Pengamatan Pertama (21 hst)
Skala ∑ Daun Terserang
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 29
KerusakanTanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman
5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Tanaman 9
Tanaman 10
01234
Total Daun
27 29 31 24 25 22 24 22 25 21
Intensitas Penyakit
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel 5. Data Intensitas Penyakit Pengamatan Pertama (28 hst)
Skala Kerusakan
∑ Daun Terserang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman
5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Tanaman 9
Tanaman 10
01234
Total Daun
34 36 38 32 33 31 34 30 32 39
Intensitas Penyakit
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel 6. Data Intensitas Penyakit Pengamatan Pertama (35hst)
Skala Kerusakan
∑ Daun Terserang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman
5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Tanaman 9
Tanaman 10
01234
Total Daun
46 48 50 44 45 42 43 42 43 38
Intensitas 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 30
Penyakit
Tabel 7. Data Intensitas Penyakit Pengamatan Pertama (42 hst)
Skala Kerusakan
∑ Daun Terserang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman
5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Tanaman 9
Tanaman 10
01234
Total Daun
58 59 62 56 58 54 55 53 56 52
Intensitas Penyakit
00% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 31
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Aspek Budidaya Pertanian
4.2.1.1Perbandingan Panjang Sulur Tanaman Ubi Jalar Tiap Varietas
Pada pengamatan data panjang sulur tanaman ubi jalar varietas Madu
Orange, antin 13 dan madu orange diambil 10 tanaman sampel dan diperoleh
hasil perhitungan pengamatan yang di ambil pada hari setelah tanam yang
berbeda tiap varietasnya. Dalam hasil data yang di peroleh mengalami
perbedaan yang cukup signifikandari data yang di dapatkan varietas senggrek
local lah yang paling panjang sulurnya, perbedaan pertumbuhan panjang
sulur ubi jalar di sebabkan beberapa faktor dari segi perawatan,perbedaan
morfologi dari setiap varietas dan pemeberian pupuk. Pengukurannya
menggunakan meteran dengan cara di ukur dari pucuk bawah dan di pilih
yang paling panjang sulurnya.
4.2.1.2 Perbandingan Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar Tiap Varietas
Pada data pengamatanjumlah daun tiap varietas tanaman ubi jalar
varietas Madu Orange, antin dan senggrek lokal diambil 10 tanaman sampel
dalam jangka waktu pengambilan data dari hari setelah tanam yang berbeda
dari setiap varietasnyadi dapatkan perbedaan yang cukup signifikan pada
setiap varietas.Perbedaan hal tersebut di sebabkan beberapa faktor seperti
jenis varietasnya sendiri dan perawatannya yang berbeda perlakuannya.dari
hasil pengamatan di dapatkan data jumlah daun yang terbanyak diperoleh
dari varietas senggreng local. Penghitungannya dengan cara di hitung jumlah
daun yang sudah sempurna.
4.2.1.3 Perbandingan Inisia Ubi Jalar
Pada pengamatan perbandingan inisiasi dari tiap varietas ubi jalar
kami tidak mendapatkan hasil perbandingan dari data ubi jalar tiap varietas
nya
4.2.2 Aspek Hama dan Penyakit
4.2.2.1 Keragaman Arthropoda
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 32
Identifikasi arthropoda pada tanaman ubi jalar varietas Madu Orange ini ditemukan belalang yang kurang penting.Dimana tingkat seranganya tidak terlalu tinggi dan populasinya tidak terlalu banyak.
4.2.2.2 Intensitas Serangan Penyakit
Dari tiap varietas tanaman ubi jalar yang di tanam tidak di
temukan gelajala maupun tanda terserang penyakit
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 33
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kesimpulan analisa dan perbandingan data praktikum dapat
disimpulkan, untukparameter panjang sulur tanaman, jumlah daun tanaman ubi
jalar varietas madu orange dengan varietas antin dan senggreng local dapat terlihat
perbedaan yang signifikan dalam perolehan data pengamatannya.Dari data
pengamatan panjang sulur yang tertinggi di peroleh dari ubi jalar varietas
senggreng local.Untuk pengamatan inisiasi ubi jalar terdapat kekurangan dalam
perolehan data inisiasi ubi jalar dari tiap varietasnya.
Maka dari hasil tersebut dapat di simpulkan perbedaan perbandingan tiap
varietas madu orange, antin dan senggreng lokal ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadi perbedaan yaitu perbedaan pada morfologi tumbuhannya
sendiri yang berbeda tiap varietasnya, perbedaan jenis perlakuan dalam
perawatannya dan perbedaan dalam pemeberian dosis nutrisi pupuk
5.2 Saran
Saran untuk praktikumnya untuk selanjutnya lebih fokus terhadap komoditas
yang di tanam dari awal sehingga lebih terfokus dalam pemahan terhadap
komoditasnya sendiri
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 34
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Ginting, E., Y. Widodo, B.S. Radjit, A. Munip, N. Prasetiaswati, dan N. Saleh. 2009. Analisis Usahatani dan Kualitas Umbi Ubikayu Sistim Mukibat sebagai Bahan Baku Industri.Laporan akhir tahun.Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian.
Radjit, B.S., N.Saleh dan A.Munip, 2008. Penyediaan Bahan Baku Industry Melalui Pengaturan Waktu Tanam dan Umur Panen.Bogor :Makalah disajikan dalam Simposium Tanaman Pangan 4 di Puslit-bangtan.
Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar: Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis. Jakarta :Penebar swadaya
Soenarto.1987.Suatu System Budidaya Ubi Jalar ( Iphomea batatas) di Lembah Batiem Irian Jaya.Bogor :Fakultas pasca sarjana IPB.
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 35
LAMPIRAN
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN UBI JALARPage 36
Penanaman Bibit Ubi JalarPenyiraman pada tanaman ubi jalar Perhitungan panjang sulur
Perhitungan jumlah daun