11
Pengamatan Lingkungan Biotik dan Lingkungan Abiotik serta Interaksinya Pada Ekosistem Oleh : Agus Sulistiyono 412013016 PENDAHULUAN Lingkungan merupakan semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan langsung mempengaruhi kehidupan pertumbuhan dan reproduksi organisme. Lingkungan abiotik merupakan suatu komponen atau faktor yang segala sesuatunya tidak bernyawa, yaitu seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya dan bunyi. Lingkungan biotik yaitu suatu komponen atau faktor yang bernyawa atau hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Suwandi, 2011). Dalam suatu ekosistem terdapat satuan untuk menghitung dan mengelompokkan makhluk hidup yaitu berupa individu, populasi dan komunitas. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kematian, kelahiran, dan migrasi (Darmojo, H. 2008). Pada ekosistem tidak akan tetap untuk jangka waktu yang lama, akan tetapi selalu mengalami perubahan. Faktor dari lingkungan biotik dan abiotik akan selalu melakukan interaksi, hal ini yang merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan. Perubahan pada ekosistem dapat terjadi karena ulang tangan manusia dan proses alamiah dari ekosistem itu sendiri (Supatmo, A. 2008). Dalam ekosistem faktor biotik dan abiotik akan terus berlangsung dan terus terjadi, karena adanya hubungan dan ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap komponen biotik akan mempunyai cara hidup sendiri yang akan berlangsung dengan komponen biotik lainnya maupun dengan komponen abiotik. Perilaku yang terjadi pada tingkatan organisme akan menjadi pengaruh bagi organisme lainnya yang berada pada ruang lingkup tertentu dan pada waktu tertentu. Tujuan dari

Laporan Biotik Dan Abiotik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekologi lingkungan

Citation preview

Page 1: Laporan Biotik Dan Abiotik

Pengamatan Lingkungan Biotik dan Lingkungan Abiotik serta Interaksinya Pada Ekosistem

Oleh :Agus Sulistiyono 412013016

PENDAHULUANLingkungan merupakan semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan langsung

mempengaruhi kehidupan pertumbuhan dan reproduksi organisme. Lingkungan abiotik merupakan

suatu komponen atau faktor yang segala sesuatunya tidak bernyawa, yaitu seperti tanah, udara, air,

iklim, kelembaban, cahaya dan bunyi. Lingkungan biotik yaitu suatu komponen atau faktor yang

bernyawa atau hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Suwandi, 2011).

Dalam suatu ekosistem terdapat satuan untuk menghitung dan mengelompokkan makhluk hidup

yaitu berupa individu, populasi dan komunitas. Jumlah anggota populasi dapat mengalami

perubahan karena kematian, kelahiran, dan migrasi (Darmojo, H. 2008).

Pada ekosistem tidak akan tetap untuk jangka waktu yang lama, akan tetapi selalu

mengalami perubahan. Faktor dari lingkungan biotik dan abiotik akan selalu melakukan interaksi, hal

ini yang merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan. Perubahan pada ekosistem dapat

terjadi karena ulang tangan manusia dan proses alamiah dari ekosistem itu sendiri (Supatmo, A.

2008). Dalam ekosistem faktor biotik dan abiotik akan terus berlangsung dan terus terjadi, karena

adanya hubungan dan ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap komponen

biotik akan mempunyai cara hidup sendiri yang akan berlangsung dengan komponen biotik lainnya

maupun dengan komponen abiotik. Perilaku yang terjadi pada tingkatan organisme akan menjadi

pengaruh bagi organisme lainnya yang berada pada ruang lingkup tertentu dan pada waktu tertentu.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui interaksi lingkungan biotik dan abiotik serta

memahami mahasiswa mengenai hubungan komponen abiotik dan biotik pada lingkungan.

BAHAN dan METODEPraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015, pukul 07.00 - 09.00 WIB.

Bertempat di laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana. Alat

dan bahan yang digunakan pada praktikum ini tidak ada. Praktikum ini dilakukan dengan mengamati,

mencatat dan mendokumentasikan komponen abiotik dan biotik serta interaksinya pada lingkungan

kampus UKSW yaitu pada ekosistem tertutup buatan yaitu pada gedung C, ekosistem terbuka

buatan pada lingkungan yang terletak di belakang gedung FSM dan lapangan.

Page 2: Laporan Biotik Dan Abiotik

HASIL

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil yaitu komponen

biotik dan abiotik serta interaksi dan hubungannya pada ekosistem tertutup buatan, ekosistem

terbuka buatan dan lapangan. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Ekosistem Tertutup BuatanTabel 1.1 Komponen abiotik dan biotik serta interaksinya pada ekosistem tertutup buatanNo. Komponen Keterangan

Biotik Abiotik

1. Lumut batu Lumut menempel pada batu dan

menyebabkan pelapukan

2. Pohon tanah Tanah sebagai media tumbuh pohon

3. Semut bebatuan Bebatuan sebagai habitat semut

4. Keong bebatuan Bebatuan sebagai habitat keong

5. Ikan air Air sebagai media hidup ikan atau air

habitat ikan

6. Pepohonan sinar matahari Sinar matahari berguna untuk proses

fotosintesis pada pepohonan

Tabel 1.2 Komponen biotik dan biotik serta interaksinya pada ekosistem tertutup buatanNo. Komponen Keterangan

Biotik Biotik

1. Pohon lumut Lumut menempel pada daun untuk

menujang kehidupannya

2. Serangga pohon Pohon sebagai habitat serangga

3. Kelelawar pohon Kelelawar dipohon untuk mencari makan

4. Jamur Daun Jamur menjadi organisme parasite pada

daun

Jarring – jarring makan

Jentik nyamuk ikan kecil ikan besar

2

Page 3: Laporan Biotik Dan Abiotik

Tabel 2. Ekosistem Terbuka BuatanTabel 2.1 Komponen abiotik dan biotik serta interaksinya pada ekosistem terbuka buatanNo. Komponen Keterangan

Biotik Abiotik

1. Pohon tali rapia Tali rapia menjadi perusak atau

mengganggu pertumbuhan pohon

2. Daun kering tanah Daun kering akan terurai di dalam tanah

3. Kupu – kupu batu Kupu – kupu hinggap di bebatuan untuk

beristirahat

4. Nyamuk sampah Sampah sebagai habitat nyamuk

5. Biji terjatuh tanah Biji terjatuh akibat gravitasi

Tabel 2.2 Komponen biotik dan biotik serta interaksinya pada ekosistem terbuka buatanNo. Komponen Keterangan

Biotik Biotik

1. Lumut kerak pohon Lumut sebagai parasite

2. Ulat Pohon Pohon sebagai habitat ulat dan sumber

makanan

3. Semut hitam Pohon Pohon sebagai tempat habitat semut

4. pohon tonggeret Pohon sebagai tempat untuk proses

penggantian kulit

Tabel 3. Area LapanganTabel 3.1 Komponen biotik dan biotik serta interaksinya pada area lapanganNo. Komponen Keterangan

Biotik Biotik

1. Rumput manusia Rumput diinjak manusia sehingga

pertumbuhannya terhambat

2. Rumput semut Semut mencari makan pada area yang

terdapat rumput

3. Manusia nyamuk Nyamuk mencari sumber makanan, yaitu

darah pada manusia

4. Lumut kerak pohon Lumut kerak sebagai parasit

PEMBAHASAN

3

Page 4: Laporan Biotik Dan Abiotik

Pada ekosistem tertutup buatan yang terletak di gedung C, lingkungan biotik dan abiotik

saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Pada tumbuhan lumut yang menempel pada bebatuan

termasuk ke dalam lumut daun yang menyebabkan pelapukan pada batu, hal ini dikarenakan lumut

memiliki akar yang mampu menembus pori – pori bebatuan dan mengeluarkan zat organik yang

bersifat korosif sehingga bebatuan yang ditinggali lumut akan cepat lapuk (Saputra, 2014). Tanah

sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman atau pohon, juga berfungsi sebagai pencegah

erosi serta akar dari pohon mampu untuk mengikat tanah. Tanah juga menyimpan berbagai sumber

air dan mineral yang dibutuhkan oleh tanaman. Semut dan keong yang ditemukan pada bebatuan

juga merupakan interaksi karena bebatuan yang lembab sangat baik untuk habitat keong serta

bebatuan yang rapuh dapat digunakan oleh semut sebagai tempat habitatnya. Sinar matahari

sebagai sumber cahaya cukup tersedia di lingkungan tertutup buatan ini, pepohonan membutuhkan

cahaya dari matahari untuk melakukan proses fotosintesis agar mampu membuat makanan.

Fotosintesis dilakukan oleh daun yang memiliki stomata, dengan bantuan enzim maka fotosintesis

dapat dilakukan oleh tanaman (Suyitno, 2010).

Interaksi antara komponen biotik dengan biotik dapat menimbulkan perubahan, interaksi

tersebut antara lain pada pohon dan lumut yang merupakan simbiosis parasitisme. Lumut yang

tergolong ke dalam Bryophyta adalah organisme yang memiliki daun, batang dan akar yang semu.

Lumut tumbuh di pohon karena pohon merupakan inangnya dan juga sebagai sumber makanan dan

nutrisi yang dibutuhkan lumut. Serangga dan kelelawar yang terdapat pada pohon juga terjadi

interaksi yaitu pohon sebagai sumber makanan bagi kelelawar pemakan buah – buahan, sedangkan

untuk serangga, pohon berfungsi sebagai tempat habitat dan sumber makanan. Kelelawar yang

hinggap di pohon juga sebagai tempat tidur dan istirahat pada waktu siang, karena kelelawar

meruapakan hewan yang aktif pada malam hari. Hubungan antara keduanya adalah simbiosis

komensalisme. Jamur yang tumbuh pada daun adalah salah satu penyakit tanaman, tanaman yang

daunnya ditumbuhi oleh jamur dapat menyebabkan kematian pada tanaman dan gangguan pada

pertumbuhannya. Daun yang ditumbuhi oleh jamur warnanya berubah menjadi kuning (Darwis,

2011).

Jarring – jarring makanan meruapakan rangkaian dari rantai makanan dengan pola yang

lebih rumit dan bercabang – cabang. Pada ekosistem tertutup buatan yang menjadi predator adalah

ikan besar, dan produsennya adalah jentik nyamuk yang menjadi jaring makanan terbawah. Secara

skematis jentik nyamuk akan dimakan oleh ikan kecil, kemudian ikan kecil dimakan oleh ikan yang

lebih besar. Semakin bercabangnya jarring makanan maka semakin banyak yang dimakan oleh

hewan – hewan dan sedikit energi yang diterima (Khatimah, 2013).

4

Page 5: Laporan Biotik Dan Abiotik

Pada ekosistem terbuka buatan yang terletak di area belakang gedung FSM ditemukan

interaksi komponen biotik dan abiotik. Nyamuk dan sampah merupakan salah satu interaksi yang

terjadi, yaitu sampah sebagai habitat nyamuk. Nyamuk yang menaruh jentik – jentiknya pada

sampah yang berisi genangan air berguna untuk kembang biaknya nyamuk. Hal ini secara umum

terjadi pada musim penghujan. Pada biji yang terjatuh dengan tanah, interaksi yang di temukan

adalah biji terjatuh ke tanah akibat gaya gravitasi dan biji tersebut kemudian akan tumbuh menjadi

pohon dewasa. Daun kering dan tanah juga merupakan interaksi anata keduanya, yaitu daun kering

yang terletak di tanah akan terurai oleh tanah. tonggeret atau cicadiae sebagai serangga yang aktif

disiang hari memerlukan pohon untuk proses penggantian kulitnya. Hal ini terjadi pada cuaca yang

terang atau panas (Andy, 2010).

Pengamatan terakhir yaitu pada daerah lapangan, dimana daerah ini rumput merupakan

organisme yang dominan. Pada daerah lapangan ini terdapat tiga tempat yang diamati yaitu pinggir

lapangan yang tidak terkena matahari, tengah lapangan dan pinggir lapangan yang terkena sinar

matahari. Perbedaan yang mendasar dari ketiganya adalah pertumbuhan pada rumput yang

tumbuh, pada pinggir lapangan yang tidak atau jarang terkena matahari rumput tumbuh lebat dan

kelembabab cukup tinggi. Hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki kandungan mineral dalam

tanah yang baik serta merupakan daerah yang jarang di injak- injak oleh manusia. Pada tengah

lapangan rumput yang tumbuh sangat sedikit, hanya rumput yang mampu bertahan dari injakan

manusia yang dapat tumbuh serta merupakan jenis rumput yang sama dengan rumput pinggir

lapangan. Rumput pada pinggir lapangan yang terkena sinar matahari hampir sama dengan rumput

yang tidak terkena sinar matahari. Hal yang cukup membedakannya adalah kelembaban yang

rendah, karena air di dalam tanah menguap ke udara. Pada tanah juga diamati, tanah yang berada

dipinggiran cenderung lunak dan megandung banyak air. Sedangkan pada tanah di tengah lapangan

terdapat air yang menggenang. Hal ini dikarenakan air tidak dapat masuk ke dalam tanah yang

disebabkan oleh pori-pori tanah yang sangat kecil sebagai akibat dari injakan kaki manusia yang

membuat tanah tersebut lebih padat. Lumut yang ditemukan pada pinggiran lapangan yang terkena

sinar matahari merupakan jenis lumut kerak, karena mampu bertahan dari kekeringan dalam waktu

yang relatif lama. Pada saat kekeringan dan terkena sinar matahari terus – menerus, lumut ini akan

tetap hidup dan tidak mati (Anonim, 2014).

5

Page 6: Laporan Biotik Dan Abiotik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Simbiosis Jamur. (http://www.artikelbiologi.com/2014/01/simbiosis-jamur.html). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.

Andy. 2010. Tonggeret. (http://andy.web.id/tonggeret.php). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.Darmojo, H. 2008. Buku Materi Pokok Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Universitas Terbuka.Darwis, A. P. 2011. Jenis – Jenis Jamur Penyebab Penyakit pada Tanaman Cabai Kopay di Kelurahan

Koto Panjang Lampasi, Kecamatan Payakumbuh Utara Sumetera Utara. (http://repository.unand.ac.id/17522/1/SKRIPSI_ANGGI.pdf). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.

Khatimah, K. 2013. Jaring dan Piramida Mkanan Di Daerah Estuaria. (http://www.slideshare.net/khusnoelkhatimah/jaring-dan-piramida-makanan-di-daerah-estuaria). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.

Saputra, I. H. 2014. Faktor Penyebab Perubahan Benda. (http://www.plengdut.com/2014/08/faktor-penyebab-perubahan-benda.html). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.

Supatmo, A dan Abu Ahmadi, H. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.Suwandi. 2011. Lingkungan Biotik dan Abiotik.

(http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/SUWANDI/Ekologi_pariwisata-_lingkungan_abiotik-biotik.pdf). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.

Suyitno. 2010. Fotosintesis. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/fotosintesis-dan-pembelajarannya-di-sd.pdf). Diakses pada tanggal 26 Januari 2015.

6

Page 7: Laporan Biotik Dan Abiotik

LAMPIRAN

Gambar 1. Lumut pada pohon Gambar 2. Lumut pada batu Gambar 3. Tanah dan pohon

Gambar 4. Kupu2 ditanah Gambar 5. Rumput dan tanah Gambar 6. Lumut pada pohon

Gambar 7. Hewan dipohon Gambar 8. Tonggeret dipohon Gambar 9. Manusia dan rumput

7

Page 8: Laporan Biotik Dan Abiotik

Gambar 10. Semut dan tanah Gambar 11. Lumut kerak pada pohon

Gambar 12. Komponen biotik buatan

8