30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saliva merupakan sekresi eksokrin mukoserous berwarna bening yang dihasilkan dan disekresikan oleh tiga pasang kelenjar saliva yaitu kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Semua kelenjar ludah atau saliva mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur). Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi. Aliran dari saliva dipengaruhi oleh aksi dari pengunyahan. Seseorang yang lemah dalam pengecapan bisa menghasilkan saliva yang tidak mencukupi guna proses pengunyahan yang memadai. Bau,rasa, penglihatan atau bahkan memikirkan makanan bisa merangsang pengeluaran saliva. Saliva diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi 1

Laporan Blok 6 LBM 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kelenjar Saliva

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSaliva merupakan sekresi eksokrin mukoserous berwarna bening yang dihasilkan dan disekresikan oleh tiga pasang kelenjar saliva yaitu kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Semua kelenjar ludah atau saliva mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut salivia (ludah atau air liur). Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi. Aliran dari saliva dipengaruhi oleh aksi dari pengunyahan. Seseorang yang lemah dalam pengecapan bisa menghasilkan saliva yang tidak mencukupi guna proses pengunyahan yang memadai. Bau,rasa, penglihatan atau bahkan memikirkan makanan bisa merangsang pengeluaran saliva. Saliva diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium. Saliva (air liur) mengandung komponen yang secara langsung menyerang bakteri penyebab kerusakan pada gigi, juga saliva ini kaya dengan kalsium dan pospat yang membatu proses remineralisasi dari enamel ( struktur terluar dari mahkota gigi.

B. Skenario

Judul: dok, air liur keluar terusPak Muhammad menghadiri demo masak di salah satu mall semarang. Pada saat Chef menjelaskan tentang jenis makanan, terbayang di kepala Pak Muhammad betapa lezatnya sehingga air liur di rongga mulut terasa berlebih. Pada saat masakan sudah matang dan siap dihidangkan, air liur semakin berlebih yang menyebabkan beberapa kali harus menelan dan perut terasa lapar. Terlebih setelah termakan cabe air liur bertambah dan keringat mengucur

C. Identifikasi Masalah1. Bagaimana struktur kelenjar saliva bila dilihat secara anatomi dan histologi nya?2. Apa saja unsur dari saliva?3. Apa fungsi saliva?4. Apa saja faktor yang mempengaruhi sekresi saliva?5. Bagaimana mekanisme pembentukan saliva dalam kelenjar?6. Bagaimana sekresi kelenjar saliva?7. Apa perbedaan dari jenis sekret yang disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis?8. Apa saja defisiensi saliva?9. Apa saja jenis-jenis papilla pengecap pada lidah?10. Bagaimana mekanisme lidah mengetahui jenis rasa?11. Apa fungsi kelenjar keringat?12. Apa faktor yang mempengaruhi sekresi kelenjar keringat?13. Bagaimana mekanisme keluarnya keringat saat memakan cabai?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Sekresi saliva normal harian berkisar 800 sampai 1500 mililiter. (Guyton & Hall, 2007)Saliva mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein. Konsentrasi NaCl pada saliva hanya sepertujuh konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersepsikan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa manis yang ditingkatkan oleh tidak adanya glukosa pada saliva. (Sherwood, 2014)Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama, yaitu sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu -amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat; dan sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan pelindunngan permukaan. Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis, selain itu juga ada beberapa kelenjar bukalis yang sangat kecil. (Guyton & Hall, 2007)Kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar saliva yang lainnya, letak kelenjar parotis tepat dibawah telinga terletak antara processus mastoideus dan ramus mandibula yang meluas ke lengkung zygomaticum dibagian telinga dan mencapai dasar musculus masseter. Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu serous.Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kacang dan memiliki kapsul dengan batas yang jelas.Kelenjar submandibula terletak di dasar mulut dibawah ramus mandibula dan meluas ke sisi leher melalui bagian tepi bawah mandibula dan terletak di permukaan musculus mylohyoid. Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan yang encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang padat).Kelenjar sublingualis merupakan suatu kelenjar kecil diantara kelenjar kelenjar mayor lainnya. Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan konsistensinya kental. Lingua atau lidah, merupakan indera pengecapan. Berbeda dengan mata dan telinga, reseptor untuk pengecapan adalah kemoreseptor, yang meghasilkan sinyal saraf jika berikatan dengan bahan kimia tertentu dalam lingkungan mereka. Sensasi pengecaan yang berkaitan dengan asupan makanan memengaruhi aliran getah lambung serta nafsu makan. Selain itu, stimulasi reseptor pengecapan memicu sensasi menyenangkan atau tidak menyenangkan serta menandakan adanya sesuatu untuk dicari atau dihindari. Karena itu, indra kimiawi membentuk kontrol kualitas bagi bahan-bahan yang siap untuk disantap. (Sherwood, 2014)Kemoreseptor untuk sensasi kecap terkemas dalam taste buds atau kuncup kecap yang berjumlah sekitar 10.000 dalam rongga mulut dan tenggorokan, dengan persentase terbesar di permukaan atas lidah. Setiap kuncup kecap memiliki sebuah lupang kecil, pori kecap, yang dilewati oleh cairan di dalam mulut untuk berkontak dengan permukaan sel reseptor. (Sherwood, 2014)

B. Hasil dan Pembahasan1. Anatomi dan Histologi Kelenjar SalivaKelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minor menghasilkan saliva yang berbeda-beda menurut rangsangan yang diterimanya. Rangsangan ini dapat berupa rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis, asam, asin dan pahit), neural, psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit. Besarnya sekresi saliva normal yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira 1-1,5 liter per hari.

1.1 Kelenjar Saliva MayorKelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui berpasangpasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang sangat panjang. Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut. Menurut struktur anatomi dan letaknya, kelenjar saliva mayor dapat dibagi atas tiga tipe yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis. Masingmasing kelenjar mayor ini menghasilkan sekret yang berbedabeda sesuai rangsangan yang diterimanya. Saliva pada manusia terdiri atas sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis (70%), dan sublingualis (5%).1.1.1 Kelenjar ParotisAnatomi: Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar saliva lainnya. Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga terletak antara prosessus mastoideus dan ramus mandibula. Kelenjar ini meluas ke lengkung zygomatikum di depan telinga dan mencapai dasar dari muskulus masseter. Kelenjar parotis memiliki suatu duktus utama yang dikenal dengan duktus Stensen. Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapkan molar dua atas. Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul yang sangat fibrous dan memiliki beberapa bagian seperti arteri temporal superfisialis, vena retromandibular dan nervus fasialis yang menembus dan melalui kelenjar ini.Histologi: Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang pada manusia adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang kecil. Kelenjar parotis mempunyai sistem saluran keluar yang rumit sekali dan hampir semua duktus ontralobularis adalah duktus striata.Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen terdiri dari epitel berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua atas. Kelenjar parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis epidemika.1.1.2 Kelenjar SubmandibularisAnatomi: Kelenjar ini merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kacang dan memiliki kapsul dengan batas yang jelas. Di dalam kelenjar ini terdapat arteri fasialis yang melekat erat dengan kelenjar ini. Kelenjar ini teletak di dasar mulut di bawah ramus mandibula dan meluas ke sisi leher melalui bagian tepi bawah mandibula dan terletak di permukaan muskulus mylohyoid. Pada proses sekresi kelenjar ini memiliki duktus Wharton yang bermuara di ujung lidah.Histologi: Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat. Kelenjar submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang pada manusia terutama pada kelenjar campur dengan sel-sel serosa yang dominan, karena itu disebut mukoserosa. Terdapat duktus interkalaris, tetapi saluran ini pendek karena itu tidak banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata berkembang baik dan panjang. Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada kelenjar submandibularis.1.1.3 Kelenjar SublingualAnatomi: Kelenjar ini terletak antara dasar mulut dan muskulus mylohyoid merupakan suatu kelenjar kecil diantara kelenjarkelenjar mayor lainnya. Duktus utama yang membantu sekresi disebut duktus Bhartolin yang terletak berdekatan dengan duktus mandibular dan duktus Rivinus yang berjumlah 8-20 buah. Kelenjar ini tidak memiliki kapsul yang dapat melindunginya.Histologi: Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah kelenjar campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu disebut seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata jaringan terlihat. Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa yaitu plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri. Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu.

1.2 Kelenjar Saliva MinorKebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin.1.2.1 Kelenjar GlossopalatinalLokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.1.2.2 Kelenjar LabialKelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki banyak duktus.1.2.3 Kelenjar Bukal Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.1.2.4 Kelenjar PalatinalKelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.1.2.5 Kelenjar LingualKelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :a. Kelenjar anterior lingualLokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.b. Kelenjar lingual Van EbnerKelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.c. Kelenjar posterior lingualDapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan dengan tonsil.

2. Komposisi SalivaSaliva terdiri atas 99,5% air dan 0,5% substansi lainnya. Komposisi saliva.Terdiri dari komponen organik dan anorganik. Komponen organik yang terkandung di dalam saliva seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam laktat dan asam lemak. Makromolekul yang juga ditemukan dalam saliva seperti protein, amilase, peroksidase, thiocyanate, lisozym, lemak, IgA, IgM, dan IgG. Komponen anorganik yang penting yang ditemukan di dalam saliva yaitu ion - ion seperti Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl, NH4. Gas yang terdapat dalam saliva seperti CO2, N2, dan O2. Air dan substansi lain yang terkandung di dalam saliva seperti sel epitel yang deskuamasi, polymorphonuclear leukosit dari cairan krevikular, dan bakteri.

3. Fungsi SalivaKadungan-kandungan dalam saliva memiliki peran penting sebagai berikut:a. Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur. Produk-produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa, dan -limit dekstrin, yaitu pilosakarida rantai cabang sebagai hasil dari pencernaan amilopektin.b. Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus, yang kental dan licin.c. Saliva memiliki sifat antibakteri melalui efek empat kali lipat. (1) dengan lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan, bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; (2) dengan glikoprotein pengikat yang mengikat IgA; (3) oleh laktoferin yang mengikat erat besi yang diperlukan untuk multiplikasi bakteri, dan (4) dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.d. Membentuk lapisan mukus pelindung pada membran mukosa yang akan bertindak sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan.e. Membantu membersihkan mulut dari makanan, debris sel, dan bakteri yang akhirnya akan menghambat pembentukan plak.f. Membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara dengan kandunga phospat dan kalium. Saliva membantu menyediakan mineral yang dibutuhkan oleh email yang belum sempurna saat awal-awal erupsi.g. Saliva berfungsi sebagai pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap.h. Saliva membantu berbicara dengan mempermudah gerakan lidah dan bibir.i. Saliva kaya akan bikarbonat yang berperan menetralkan asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga dapat mencegah karies gigi.

4. Faktor yang Mempengaruhi Sekresi SalivaBerikut faktor-faktor yang memperngaruhi sekresi saliva:a. Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karetb. Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit, dan pedas.c. Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik simpatis maupun parasimpatis.d. Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.e. Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat menstimulasi sekresi.f. Posisi tubuh, posisi tubuh pada saat berdiri, duduk dan saat berbaring berbeda , pada saat berdiri atau duduk sekresi saliva lebih banyak sedangkan pada saat berbaring sekresi saliva menurun.g. Usia, dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa, laju aliran saliva naik, namun pada lansia akan menurun, menurunnya Fungsi kelenjar pada lansia karena elemen sekretorik digantikan oleh jaringan lemak dan jaringan fibrosa.h. Makanan/diet, asupan makanan yang memerlukan kegiatan pengunyahan yang tinggi atau makanan yang rasanya tajam sehingga dapat meningkatkan aliran saliva dalam rongga mulut damnmengubah komposisi salivai. Laju sirkardian, laju aliran saliva yang sangat tinggi adalah ketika siang hari dan berkurang pada malam hari. Karena pada umumnya, saat siang hari manusia melakukan aktivitas makan atau berbicara lebih banyak daripada saat malam hari.Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, terdapat faktor penurunan sekresi saliva yaitu obat-obatan, faktor psikologiks, sindroma syogren, perubahan kehormonan (pasca menopause), diabetes miletus, penyakit neurologik, gangguan pada pankreas dan hati, kekurangan nutrisi, lupus, serta usia. (Kidd & Bechal)5. Mekanisme Pembentukan SalivaSel asinus yang terdiri dari serous dan mukous menyekresi sekresi primer yang mengandung ptialin dan/atau musin dalam larutan ion dengan konsentrasi yang tidak jauh berbeda dari yang disekresikan dalam cairan ekstra sel biasa. Sewaktu sekresi primer mengalir melalui duktus, terjadi dua proses transport aktif utama: (1) ion-ion natrium secara aktif direabsorpsi dari duktus salivarius, dan ion-ion kalium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi ion natrium dalam saliva berkurang, sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Ada kelebihan reabsorpsi ion natrium yang melebihi sekresi ion kalium, sehingga kenegatifan listrik sekitar -70 milivolt dalam duktus salivarius, hal tersebut menyebabkan reabsorpsi secara pasif ion klorida, sehingga konsentrasi ion klorida dalam saliva rendah. (2) ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus. Kemudian hasil absorpsi ion-ion natrium, kalium, klorida, serta bikarbonat bergabung membentuk kesatuan saliva, dan siap untuk disekresi melalui duktus-duktus saliva.6. Mekanisme Sekresi Kelenjar SalivaPengeluaran saliva sekitar 0,5 sampai 1,5 liter per hari. Tergantung pada tingkat perangsangan, kecepatan aliran bervariasi dari 0,1 sampai 4 ml/menit. Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis (saliva encer) dan kelenjar submandibularis (saliva kaya akan musin); sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar di lapisan mukosa mulut (Despopoulos dan Silbernagl, 2000). Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva. Sekresi basal ini penting untuk menjaga agar mulut dan tenggorokan tetap basah setiap waktu (Sherwood, 2001). Selain sekresi yang bersifat konstan dan sedikit tersebut, sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda: (1) refleks saliva sederhana, atau tidak terkondisi, dan (2) refleks saliva didapat, atau terkondisi. Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespons terhadap adanya makanan. Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut. Pada refleks saliva didapat (terkondisi), pengeluaran saliva terjadi tanpa rangsangan oral. Hanya berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu pengeluaran Saliva melalui refleks ini (Sherwood, 2001). Pusat saliva mengontrol derajat pengeluaran saliva melalui saraf-saraf otonom yang mempersarafi kelenjar saliva. Tidak seperti sistem saraf otonom di tempat lain, respon simpatis dan parasimpatis di kelenjar saliva tidak saling bertentangan. Baik stimulasi simpatis maupun parasimpatis, keduanya meningkatkan sekresi saliva, tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan parasimpatis, yang berperan dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Stimulasi simpatis, di pihak lain, menghasilkan volume saliva yang jauh lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus. Karena rangsangan simpatis menyebabkan sekresi saliva dalam jumlah sedikit, mulut terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan saat sistem simpatis dominan, misalnya pada keadaan stres (Sherwood, 2001).Jalur saraf parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior dan inferior batang otak (Guyton dan Hall, 2008). Obyek-obyek lain dalam mulut dapat menggerakkan refleks saliva dengan menstimulasi reseptor yang dipantau oleh nervus trigeminal (V) atau inervasi pada lidah dipantau oleh nervus kranial VII, IX, atau X. Stimulasi parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua kelenjar saliva, sehingga menghasilkan produksi saliva dalam jumlah banyak (Martini, 2006; Tortora dan Derrickson, 2009).

7. Perbedaan Sekret Kelenjar Saliva Perbedaan jenis sekret yang dihasilkan oleh kelenjar parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis.a. Kelenjar parotis Terdiri atas dominasi dari sel serosa yang dapat membentuk dan mensekresikan 25% saliva. Jenis sekresit yang dihasilkan berupa serosa yang encer dan lebih mengandung banyak air.b. Kelenjar submandibularis Merupakan kelenjar yang mensekresikan 70% kebutuhan saliva pada tubuh. Kelenjar ini memiliki 2 jenis sel sekret yaitu mucosa yang dapat mensekresikan mucus dan serosa yang dapat mensekresikan serous. Tetapi jenis saliva yang yang disekresikan oleh kenejar ini lebih dominasi terhadap sekresi serous dan mucusnya encer, dengan perbandingan 8 (serous) : 2 (mucus).c. Kelenjar sublingualisKelenjar ini memiliki sel sekretori mucosa dan serosa tetapi yang lebih dominana adalah sel mucosanya sehingga kelenjar ini mensekresikan mucus dan serous yang pekat. Kelenjar sublingualis mensekresikan 5% dari sekresi saliva secara keseluruhan. (buku Ajar Histologi. BAB 11. Kelenjar Liur Utama. Thomas S. Lee, dkk.1996)8. Defisiensi SalivaKekurangan saliva dapat menyebabkan xerostomia. Xerostomia secara harfiah berarti mulut kering,berasal dari dua kata, xeros yang berarti kering dan stoma yang berarti mulut. Xerostomia merupakan gejala dari bermacam-macam kondisi kesehatan (Amerongen, 1992). Laju aliran saliva keseluruhan yang tidak terstimulasi