30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Sepertinya manuasia tidak dapat hidup tanpa adanya pertanian. Banyak hasil-hasil pertanian yang kita manfaatkan, seperti: jagung, gandum, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Bagi usaha pertanian, tanah mempunyai arti yang sangat penting untuk meningkatkan hasil dan kualitas pertanian. Berbagai cara digunakan oleh manusia salah satunya penggunaan pupuk kimia atau pupuk alami (bokhasi). Pupuk kimia dapat mengakibatkan kerusakan tanah dan pencemaran tanah, jika dipakai terus menerus. Menggunakan pupuk alami (bokhasi) merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran tanah. Bokhasi merupakan kompos dari sekam padi, dan dedak yang sudah ditelusuri Effective Mikroorganisme (EM) yang mengandung empat mikroba terpenting, yaitu: Azetobacter, Bakteri Fotosintetis, Ragi Cendawan, Bakteri Asam Laktat. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan bokhasi adalah untuk mengetahui efektifitas mikroba dalam menguraikan sampah-sampah organik. 1

laporan bokashi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1.1 Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Sepertinya manuasia tidak dapat hidup tanpa adanya pertanian. Banyak hasil-hasil pertanian yang kita manfaatkan, seperti: jagung, gandum, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Bagi usaha pertanian, tanah mempunyai arti yang sangat penting untuk meningkatkan hasil dan kualitas pertanian. Berbagai cara digunakan oleh manusia salah satunya penggunaan pupuk kimia atau pupuk alami (bokhasi). Pupuk kimia dapat mengakibatkan kerusakan tanah dan pencemaran tanah, jika dipakai terus menerus. Menggunakan pupuk alami (bokhasi) merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran tanah. Bokhasi merupakan kompos dari sekam padi, dan dedak yang sudah ditelusuri Effective Mikroorganisme (EM) yang mengandung empat mikroba terpenting, yaitu: Azetobacter, Bakteri Fotosintetis, Ragi Cendawan, Bakteri Asam Laktat.1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan bokhasi adalah untuk mengetahui efektifitas mikroba dalam menguraikan sampah-sampah organik. Dalam bidang pertanian dapat dilihat pada guna pemakaiannya, yaitu untuk meningkatkan dan mengembalikan kesuburan tanah sehingga memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.1.3 Aplikasi Pembuatan bokhasi ini banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai bidang, yaitu:1. Bidang IndustriPembuatan pupuk bokhasi digunakan untuk mengatasi limbah-limbah sampah organik dalam jumlah besar dari industri, dan pupuk ini banyak diproduksi dalam kemasan produk dengan nilai ekonomis yang tinggi.2. Bidang PertanianPupuk ini biasanya digunakan untuk menggemburkan tanah pertanian sehingga jika ditanami akan menimbulkan hasil yang baik.3. Dalam Usaha Menyelamatkan LingkunganBokhasi juga digunakan oleh para pakar penyelamat tanah dan lingkungan yang telah banyak rusak karena penggunaan pupuk kimia yang berkelanjutan.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Bokhasi Bokhasi adalah proses pembuatan pupuk kompos yang menggunakan mikroba EM (Effective Mikroorganisme), yang dapat meningkatkan dan mengembalikan kesuburan tanah. Bokhasi dengan mikroba EM adalah hasil penemuan Tervo Higaari, Universitas Ryukyu, Okinawa yang berisi jasad renik pembongkar bahan organik. Mikroba EM tersebut ada 4 jenis terpenting, yaitu: Azetobacter, Bakteri Fotosintetis, Ragi Cendawan, Bakteri Asam Laktat. Azetobakter perlu oksigen untuk kehidupan aksinya, sehingga disebut juga bakteri aerob. Tetapi bakteri fotosintesis tidak memerlukan oksigen disebut bakteri anaerob. Keduanya hidup rukun dan bahu-membahu membongkar bahan organik secara bergilir terus-menerus. Mula-mula azetobakter dulu yang membongkar bahan itu dalam suasana aerob. Sisa-sisa yang belum terbongkar karena suasana makin sumpek karena kekurangan oksigen. Kemudian dibongkar oleh bakteri fotosintesis yang tidak memerlukan oksigen. Dalam keadaan aerob ini prosesnya mengasilkan gas limbah berbahaya, seperti:a. Karbondioksida (CO2)b. Metana (CH¬4)c. Amonia (NH4)Bakteri fotosintetis melakukan kerjanya seperti buti-butir hijau daun yang tugasnya berfotosintesis membuat kerbohidrat. Bakteri fotosintesis melepaskan oksigen sebagai hasil ikutan. Tanpa oksigen baru ini membuat azetobakter giat kembali dan mengoksidasi gas yang berbahaya itu menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Kedua bakteri ini bekerja silih berganti bekerja dalam suasana yang berganti-ganti yaitu aerob dan anaerob. Hal ini membuat EM itu benar-benar efektif membongkar senyawa yang diperlukan tanah.Dalam tahap pembuatan bokhasi, jasad renik itu dibiakkan dulu dalam substrat tanah sebagai sumber makanannya. Ada beberapa perlakuannya yaitu: mula-mula 0,5 liter larutan EM murni yang kental berisi konsentrasi benih jasad renik itu diencerkan dengan 60 liter air dan 0,5 liter sirup gula. Lalu diaduk rata. Pada setiap 8 liter laurtan kombinasi ini kemudian diencerkan sedikit demi sidikit pada 5 kg sekam padi dalam ember, dan diaduk sampai rata. Sek

Citation preview

Page 1: laporan bokashi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Sepertinya

manuasia tidak dapat hidup tanpa adanya pertanian. Banyak hasil-hasil pertanian yang kita

manfaatkan, seperti: jagung, gandum, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Bagi usaha pertanian, tanah mempunyai arti yang sangat penting untuk meningkatkan

hasil dan kualitas pertanian. Berbagai cara digunakan oleh manusia salah satunya

penggunaan pupuk kimia atau pupuk alami (bokhasi). Pupuk kimia dapat mengakibatkan

kerusakan tanah dan pencemaran tanah, jika dipakai terus menerus.

Menggunakan pupuk alami (bokhasi) merupakan salah satu cara untuk mencegah

terjadinya kerusakan dan pencemaran tanah. Bokhasi merupakan kompos dari sekam padi,

dan dedak yang sudah ditelusuri Effective Mikroorganisme (EM) yang mengandung empat

mikroba terpenting, yaitu: Azetobacter, Bakteri Fotosintetis, Ragi Cendawan, Bakteri Asam

Laktat.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan bokhasi adalah untuk mengetahui efektifitas mikroba dalam

menguraikan sampah-sampah organik. Dalam bidang pertanian dapat dilihat pada guna

pemakaiannya, yaitu untuk meningkatkan dan mengembalikan kesuburan tanah sehingga

memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

1.3 Aplikasi

Pembuatan bokhasi ini banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai bidang, yaitu:

1. Bidang Industri

Pembuatan pupuk bokhasi digunakan untuk mengatasi limbah-limbah sampah

organik dalam jumlah besar dari industri, dan pupuk ini banyak diproduksi dalam

kemasan produk dengan nilai ekonomis yang tinggi.

1

Page 2: laporan bokashi

2. Bidang Pertanian

Pupuk ini biasanya digunakan untuk menggemburkan tanah pertanian sehingga jika

ditanami akan menimbulkan hasil yang baik.

3. Dalam Usaha Menyelamatkan Lingkungan

Bokhasi juga digunakan oleh para pakar penyelamat tanah dan lingkungan yang telah

banyak rusak karena penggunaan pupuk kimia yang berkelanjutan.

2

Page 3: laporan bokashi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bokhasi

Bokhasi adalah proses pembuatan pupuk kompos yang menggunakan mikroba EM

(Effective Mikroorganisme), yang dapat meningkatkan dan mengembalikan kesuburan tanah.

Bokhasi dengan mikroba EM adalah hasil penemuan Tervo Higaari, Universitas Ryukyu,

Okinawa yang berisi jasad renik pembongkar bahan organik. Mikroba EM tersebut ada 4

jenis terpenting, yaitu: Azetobacter, Bakteri Fotosintetis, Ragi Cendawan, Bakteri Asam

Laktat.

Azetobakter perlu oksigen untuk kehidupan aksinya, sehingga disebut juga bakteri

aerob. Tetapi bakteri fotosintesis tidak memerlukan oksigen disebut bakteri anaerob.

Keduanya hidup rukun dan bahu-membahu membongkar bahan organik secara bergilir terus-

menerus. Mula-mula azetobakter dulu yang membongkar bahan itu dalam suasana aerob.

Sisa-sisa yang belum terbongkar karena suasana makin sumpek karena kekurangan oksigen.

Kemudian dibongkar oleh bakteri fotosintesis yang tidak memerlukan oksigen. Dalam

keadaan aerob ini prosesnya mengasilkan gas limbah berbahaya, seperti:

a. Karbondioksida (CO2)

b. Metana (CH4)

c. Amonia (NH4)

Bakteri fotosintetis melakukan kerjanya seperti buti-butir hijau daun yang tugasnya

berfotosintesis membuat kerbohidrat. Bakteri fotosintesis melepaskan oksigen sebagai hasil

ikutan. Tanpa oksigen baru ini membuat azetobakter giat kembali dan mengoksidasi gas yang

berbahaya itu menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Kedua bakteri ini bekerja silih berganti

bekerja dalam suasana yang berganti-ganti yaitu aerob dan anaerob. Hal ini membuat EM itu

benar-benar efektif membongkar senyawa yang diperlukan tanah.

Dalam tahap pembuatan bokhasi, jasad renik itu dibiakkan dulu dalam substrat tanah

sebagai sumber makanannya. Ada beberapa perlakuannya yaitu: mula-mula 0,5 liter larutan

EM murni yang kental berisi konsentrasi benih jasad renik itu diencerkan dengan 60 liter air

3

Page 4: laporan bokashi

dan 0,5 liter sirup gula. Lalu diaduk rata. Pada setiap 8 liter laurtan kombinasi ini kemudian

diencerkan sedikit demi sidikit pada 5 kg sekam padi dalam ember, dan diaduk sampai rata.

Sekam berisi EM ini kemudian dituang kedalam tangki pengaduk yang sudah berisi dengan

dedak halus 45 kg. Lalu diaduk sampai lunak dengan pengaduk besar yang dijalankan dengan

listrik. Hasilnya diperam dalam kotak kayu yang tertutup selama seminggu agar mengalami

fermentasi. Ragi cendawan memfermentasi gula sirup sampai panas, dan panas itu

mendorong pembiakan bakteri yang diharapkan memberi jasa baiknya kelak.

Kegiatan perlu dihentikan agar supaya tidak terus-menerus berkembangbiak dan

manghabiskan bahan organik bekalnya. Seluruh kompos dijemur satu hari samapai kering.

Hasil keringannya inilah yang dijual sebagai bokhasi. Kumpulan jasad renik dalam bokhasi

setiap saat bisa difungsikan.

2.2 Tanah

Tanah merupakan medium untuk pertumbuhan bokhasi. Tanah dapat mempunyai

pengertian yang luas. Menurut ahli tanah dari Amerika Serikat menyatakan pengertian tanah

tersebut adalah bagian tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai

akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural force) terhadap bahan-bahan alam.

2.2.1 Susunan Tanah

Tanah memiliki susunan dan letak (tempat) tertentu. Berdasarkan hal ini tanah terdiri

atas empat komponen utama, yaitu: bahan mineral, bahan organik, udara, dan air.

Pertikel-partikel tersebut ada yang besar dan kecil, yang besar seperti butiran-butiran

pasir yang halusdan kecil seperti lumpur, hancuran-hancuran tersebut merupakan lumpur dari

sistem koloid. Sifat-sifat tanah tergantung pada besar kecilnya komponen tanah. Lazimnya

keasaman dan kebasaan tanah dinyatakan dengan pH netral yaitu 7.

2.2.2 Tanah Sebagai Medium

Komponen organik dan anorganik merupakan substrat atau medium bagi kehidupan

mikroorganisme. Mikroorganisme yang termaksud dalam kelompok penghuni tanah adalah:

a. Protozoa, seperti: amoeba, flagelata, dan silliata

b. Bakteri (Clostridium)

4

Page 5: laporan bokashi

c. Alga (Ganggang), seperti: alga biru, dan alga hijau

d. Jamur, seperti: jamur lendir

2.3 Lingkungan Nitrogen, Belerang, dan Karbon

2.3.1 Lingkungan Nitrogen

Suasana nitrogen dapat diperoleh dengan hal-hal berikut ini:

a. Pembusukan

Pembusukan bahan organk terjadi melalui dicernanya protein oleh jasad renik

menjadi asam amino bebas. Kemudian melepaskan asam-asam amino. Urea bentuk

utama nitrogen dikeluarkan oleh hewan mati, selanjutnya dihidrolisa menjadi NH 3

dan CO2.

b. Oksidasi Amonia

Pembusukan bahan organik yang energinya untuk pertumbuhan melalui NH3 dan

CO2 merupakan sumber tanah yang kaya amonia. Dengan adanya NO2 mikrobakteri

akan dapat berkembangbiak.

c. Pertumbuhan Nitrat Menjadi Nitrogen Organik

Tanah hijau yang mengandung nitrat, selanjutnya berubah menjadi nitrogen

organik.

2.3.2 Lingkungan Karbon

Dalam lingkungan karbon ini terjadi melalui proses-proses berikut ini:

a) Fotosintesis

Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai zat hijau (klorofil) yaitu

untuk tiap molekul CO2 yang direduksi pada fotosintesis dihasilkan satu molekul

H2O.

b) Pernafasan anaerob

Pernafasan anaerob adalah pernafasan yang tidak membutuhkan oksigen.

2.3.3 Lingkungan Belerang

Pada lingkungan belerang meliputi :

a) Pembusukan

5

Page 6: laporan bokashi

Pada pencernaan asam amino yang mengandung belerang banyak dirubah oleh jasad

renik dan melepaskan H2S.

b) Oksidasi H2S (Belerang bebas)

H2S secara spontan teroksidasi menjadi S dengan adanya oksigen. Setelah itu

dioksidasi pula sebagai sumber energi.

c) Reaksi Sulfat

Resulfovibrio menggunakan (SO4)2 sebagai penerima terakhir dalam bernafas aerob.

2.4 Bakteri-Bakteri Penambat Nitrogen

Bakteri-bakteri penambat Nitrogen adalah sebagai berikut:

a) Azetobakter

Sifat peumatik bentuk sel khamir seperti coccus, dan basil, penambatan nitrogen

dilakukan pada pembelahan. Hal ini dilakukan untuk pembentukan sel-sel yang baru.

b) Rhizobium

Rhizobium adalah bakteri basil gram negatif yang merupakan penghuni tanah.

Bakteri ini masuk melalui bulu-bulu akar tanaman berubah menjadi potongan dan

dapat menyebabkan junjungan agar tumbuh berlebihan.

c) Clostridium Pasterianum

Bakteri ini dapat hidup pada bagian tanah, tetapi hanya beberapa spesies saja. Oleh

karena itu lebih banyak terdapat di tanah.

d) Khodospirilium Rubran

Suatu spesies melakukan fotosintesis dan mempunyai kemampuan untuk mengikat

N2 bebas.

2.5 Bokhasi Sebagai Pembantu Industri

Kemajuan ilmu dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan, maka banyak

konsumen yang minta bahwa makanan yang aman dan bebas pestisida. Kemudian petani pun

menggunakan EM tanpa menunggu hasil percobaan dari Jepang. Dengan penggunaan EM

maka mereka memperoleh hasil kebun yang baik. Tanamannya lebih sehat karena bebas dari

cacing Nematoda (perusak akar), daunnya lebih hijau dengan menggunakan pupuk bokhasi

dan EM. Hanya sayang biaya yang digunakan (dibutuhkan) dua kali lebih tinggi dari

6

Page 7: laporan bokashi

penggunaan pupuk kimia hasil pabrik.

Pemerintah menggunakan bokhasi untuk mendaur ulang sampah organik yang

membususk menjadi lebih bermanfaat. Selain di industri pemanfaatan bokhasi sangat besar

dirasakan oleh petani. Dengan adanya bakteri jenis ini maka petani dapat menggunakan

berbagai pupuk.

Selain itu dapat meningkatkan kesuburan tanah oleh mikroorganisme bukan pupuk buatan.

Apabila tanah yang telah rusak karena penggunaan pupuk buatan yang berlebihan, maka

tanah tersebut membutuhkan pemulihan yang berlebihan, maka pemakaian bokhasi dan EM

terus-menerus selama 5 tahun, baru tanah yang rusak dapat kembali dimanfaatkan.

Bagi petani yang ingin cepat melihat hasil kerjanya memang tidak cocok baginya

bahan baru ini. Bahan baru ini hanya cocok bagi petani yang menganggap tanah sebagai

sumber pengharapan. Bagi petani yang mampu menerapkan pemakaian bokhasi untuk lahan

pertanian akan banyak mendatangkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh selain tanah

kembali subur, tanaman yang ditanam lebih sehat dan segar. Hasil tanah yang tidak dipakai

dapat dimanfaatkan lagi untuk diolah menjadi pupuk kompos dengan menggunakan bibit

bokhasi yang ada.

Apabila dilihat dari komposisinya, bokhasi mempunyai komposisi yang murah dan

mudah didapat diantaranya: sampah organik, dedak, glukosa, air, dan bibit EM maka dapat

dibayangkan bahwa EM ini sangat baik untuk digunakan sebagai pupuk.

2.6 Peredaran CO2 Dengan Adanya Mikroba

2.6.1 Peredaran CO2

Tumpukan hijau daun dapat menguabah CO2 menjadi zat organik dengan

pertolongan sinar yang merupakan batang pohon bagi penyusunan zat-zat organik lain dan

makanan pokok bagi makhluk hidup lain. CO2 terlepas dalam proses fermentasi dan didalam

proses penguaraian lainnya yang dilakukan oleh mikro organisme memegang peranan

sebagai pengurai (dekom pores). CO2 juga terlepas ke udara melaui proses pembakaran.

2.6.2 Peredaran N2

Unsur N hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat melalui akar.

Terbentuknya nitrat karena adanya mikro organisme yang dilakukan melalui beberapa tahap.

7

Page 8: laporan bokashi

Beberapa generasi bakteri bebas di dalam tanah mampu untuk mengikat molekul – molekul

guna dijadikan senyawa pembentuk tubuh seperti protein.

Jika sel – sel itu mati maka timbulah zat – zat penghasil uraian CO2 dan NH3.

Sebagian NH3 terlepas ke udara dan sebagian lagi digunakan oleh mitrocosmones,

nitrosococcus, dan beberapa jenis lainnya. Tahap kedua adalah oksidasi nitrit menjadi nitrat

yang dilakukan oleh nitrobakter. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

2NH3 + 3O2Nitrosomonas 2NO2 + 2H2O + Energi

2HNO2 + O2Nitrosococus 2HNO3 + Energi

2.7 EM-4

EM4 Pertanian merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang dikemas dalam medium cair. EM4 Pertanian dalam kemasan berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organik dan tanah atau pada batang tanaman, EM4 Pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organik lainnya.

Pemberian bahan organik ke dalam tanah tanpa inokulasi EM4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan organik yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganik sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Selain mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, EM4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat. Dengan EM4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.

8

Page 9: laporan bokashi

2.7.1.Manfaat EM4 Pertanian

Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabila n produksi. Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat

(bokashi). Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

(http://em4-indonesia.com/em4-pertanian/)

2.8.Larutan Nutrisi Organik Tanaman Hidroponik 

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya

didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan

unsur haranya. Namun jika dilihat dari sumber bahan yaitu organik dan anorganik.

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makluk hidup yang

telah mati. Bahan organic ini mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga

sifat fisik akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk

lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan mengandung

unsure mikro. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dibagi menjadi dua, yakni

pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang mudah larut berisi satu atau

lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan dari pupuk cair adalah

dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya

dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pupuk organik padat berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

berbentuk padat, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan humus. Pupuk

organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahanbahan organik yang berasal

dari sisa tanaman, kotoran hewan, manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari

9

Page 10: laporan bokashi

satu unsur. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah dapat secara cepat mengatasi

defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan

hara secara cepat. Saat ini penggunaan pupuk organik cair dalam teknik hidroponik

juga semakin luas. Hal ini karena pupuk organik cair dapat dipakai sebagai pengganti

larutan hara dengan harga yang lebih murah. Untuk membuat larutan nutrisi organik

sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Formula dasar nutrisi ini berupa bahan

organik, yaitu bahan dari penguraian sisa tumbuhan atau hewan. Semua bahan

difermentasi menjadi bokhasi (kompos super), selanjutnya bokashi diekstrak. Hasil

ekstraksi bokashi inilah yang diencerkan dengan air menjadi larutan nutrisi organic

siap pakai.

Larutan hara dengan konsentrasi tertentu digunakan untuk menyiram tanaman.

Penyiraman secara manual biasanya menggunakan gayung atau gembor. Pada awal

pertumbuhan setiap polibag disiram dengan 100 ml larutan hara. Frekuensi

penyiraman dilakukan 1-2 kali/hari. Jika tanaman mulai membesar, setiap tanaman

memerlukan sekitar 200 ml larutan hara dan dilakukan 2-3 kali/hari (Karsono et al.,

2002). Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,

jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, maupun sampah. Membuat kompos

berarti merangsang perkembangan bakteri (jasad-jasad renik) untuk menghancurkan

atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa

lain. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara terikat dalam senyawa organik

sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman.

Pengomposan pada dasarnya proses dekomposisi limbah organik. Proses dekomposisi

dilakukan oleh berbagai mikroorganisme terutama bakteri dan actinomycetes. Selama

proses pengomposan, mikroorganisme menguraikan bahan organik dan menghasilkan

berbagai produk seperti Karbondioksida, air, pelepasan panas dan produksi senyawa

organik (humus). Komunitas mikroorganisme berbeda pada setiap fase pengomposan.

Dekomposisi awal dilakukan oleh mikroorganisme mesofilik. Pelepasan panas

menyebabkan peningkatan suhu yang cepat. Ketika suhu naik di atas 400C,

10

Page 11: laporan bokashi

mikroorganisme mesofilik menjadi kurang kompetitif dan digantikan oleh organisme

termofilik. Pada suhu di atas 550C, banyak mikroorganisme yang mengurai. Selama

fase termofilik, suhu tinggi mempercepat pemecahan protein, lemak dan karbohidrat

kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa. Mikroba menguraikan bahan organik

dan menghasilkan produk seperti Karbon, Nitrogen dan energi serta nutrisi lainnya.

Pengomposan dapat terjadi secara aerobik maupun anaerobik. Pengomposan

anaerobik merupakan modifikasi biologi pada struktur kimia dan biologi bahan

organik tanpa kehadiran O2 (hampa udara). Proses pengomposan secara anaerobik

akan menghasilkan metana (alkohol), CO2 dan senyawa lain seperti asam organik

yang memiliki berat mlekul rendah (asam asetat, asam propionat, asam butirat, dan

asam laktat). Proses aerob umumnya dapat menimbulakan bau tajam. Sisa hasil

pengomposan anaerob berupa lumpur yang mengandung air sebanyak 60% dengan

warna coklat gelap sampai hitam.

(http://www.tipsberkebun.com/larutan-nutrisi-organik-tanaman-

hidroponik.html)

2.8.1. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan

faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengontrol proses pengomposan antara

lain kelembaban, sirkulasi udara (aerasi), ukuran partikel, nisbah karbon/nitrogen

(nisbah C/N), nilai pH, suhu, porositas dan kandungan hara.

1.Kelembaban

Kelembaban memegang peranan  yang sangat penting dalam proses metabolisme

mikroba dan kelembaban secara tidak langsung berpengaruh terhadap suplai oksigen. 

Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik

tersebutlarut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk

metabolismemikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan

11

Page 12: laporan bokashi

mengalami penurunandan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila

kelembaban lebih besar dari 60%,hara akan tercuci, volume udara berkurang,

akibatnya aktivitas mikroba akan menurun danakan terjadi fermentasi anaerobik yang

menimbulkan bau tidak sedap.

Dalam kondisi yang lembab, maka kelengasan meningkat sangat tinggi karena aliran

air rembesan, proses kondensasi dan genangan yang terjadi akibat lapisan tanah yang

mampat dan bersifat impermeabel dibawah timbunan kompos.  Kondisi anaerob

ditunjukkan terjadinya proses penguraian yang menimbulkan bau.

2.Sirkulasi Udara (Aerasi)

Pasokan oksigen yang diperlukan mikroorganisme aerob dalam proses

dekomposisi (terutama bakteri dan fungi) sebagian dipengaruhi oleh struktur dan

ukuran partikel bahan dasar kompos, frekuensi dan tekhnik pembalikan serta

ketinggian timbunan.  Ketinggian timbunan bahan yang diperbolehkan dalam

pengomposan mengurangi tekanan berat bahan dasar kompos dan memperbaiki

pasokan oksigen, paling tidak selama tahap pematangan apabila oksigen digunakan

dengan aerasi yang cukup tinggi.       

Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup

oksigen(aerob).Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu

yang menyebabkan udarahangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam

tumpukan kompos. Aerasiditentukan oleh posiritas dan kandungan air

bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat,maka akan terjadi proses anaerob yang

akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapatditingkatkan dengan

melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukankompos.

3.Ukuran Partikel

Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaanarea

12

Page 13: laporan bokashi

yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan

prosesdekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan

besarnya ruang antarbahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat

dilakukan dengan memperkecilukuran partikel bahan tersebut.

4.Nisbah Karbon / Nitrogen (Nisbah C/N)

Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1

hingga40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan

N untuksintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan

cukup C untukenergi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi,

mikroba akankekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan

lambat.

Rasio C/N berkenaan dengan persentase senyawa organik memberikan indikasi

intensitas proses dekomposisi, karena persentase senyawa organik menentukan

jumlah komponen dalam bahan dasar kompos yang akan terdekomposisi.  Pada

umumnya limbah organik mempunyai rasio C/N berkisar antara 15 dan 30 : 1. 

Selama proses dekomposisi berlangsung rasio C/N turun sampai mendekati 12 pada

kompos yang sudah matang.

5.Nilai pH

Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum

untukproses pengomposan berkisar antara 6,5 sampai 7,5. pH kotoran ternak

umumnya berkisar antara 6,8 hingga 7,4. Proses pengomposan sendiri akan

menyebabkan perubahan pada bahanorganik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai

contoh, proses pelepasan asam, secara temporeratau lokal, akan menyebabkan

13

Page 14: laporan bokashi

penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia darisenyawa-senyawa yang

mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awalpengomposan. pH

kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.

6.Suhu

Suhu timbunan bahan yang mengalami dekomposisi akan meningkat sebagai

hasil aktivitas mikroba.  Suhu yang berkisar antara 60oC dan 70oC merupakan

kondisi optimum kehidupan mikro organisme tertentu dan membunuh patogen yang

tidak dikehendaki.  Semakin tinggi temperatur akan semakin banyakkonsumsi

oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu

dapatterjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara

30oC -60oCmenunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi

dari 60oC akanmembunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja

yang akan tetap bertahanhidup.

7.Porositas

Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos.

Porositasdihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.

Rongga-rongga iniakan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplai oksigen untuk

proses pengomposan.Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan

berkurang dan prosespengomposan juga akan terganggu.

8.Kandungan Hara

Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan.  Kandungan P

dan K biasanya terdapat pada kompos-kompos dari peternakan.  Kandungan hara ini

akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan. 

(http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/pertanian/4400-

14

Page 15: laporan bokashi

pupuk- bokashi-dan-faktor-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-proses-

pengomposan-bokashi-.html)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan bokhasi ini adalah:

1) Limbah Tempe

Berfungsi sebagai sumber bahan pada pembuatan bokhasi

2) EM4 (Effective Mikroorganisme)

Berfungsi sebagai sumber mikroba yang akan menguraikan sampah organik

3) Urea

Berfungsi sebagai sumber Nitrogen

Sifat Fisika

BM 60,09 g/mol

Berbentuk Padatan

Berwarna putih Kristal

Densitas kepadata 1,32 gr/cm3

Titik Lebur 132,7 -135 oC

Kelarutan dalam air 251 gr/100 ml ( 60OC)

Kebebasan PKBH -1 = 0,18

Tidak Berwarna

(Perry’s, 1997)

Sifat Kimia

Mengandung Nitogen utama dalam urea

Tidak Alkohol

Diperoleh dari oksidasi asam amina atau amenla

15

Page 16: laporan bokashi

Terlarut dalam darah 2,5 -7,5 mmol/L

Bersifat toxic

Sejumlah kecil urea dihasilkan dari rekasi bersama natrium klorida

Amonia dioksida dengan bakteri dalam tanah untuk nitrat

Dalam urea padat, pusat oksigen bergerak dalam dua ikatan hidrogen

(Vogel, 1990)

4) Glukosa (gula)

Berfungsi sebagai sumber karbohidrat, karbon

Sifat fisika

BM 180 gr/mol

Spesifik grafity 1,544

Titik leleh 146oC

Berbentuk Kristal

Rasanya manis

Tidak bauTidak beracun

Berwarna putih

Kandungan energy 1,619 kj

Kelarutan dalam air 0,1 gr/1000ml pada 25oC

Densitas 1,5 gr/cm3

Kandungan air 0,03 gr

Kandungan Karbohidrat 99,98 gr

(Perry’s, 1997)

Sifat kimia

Pada proses fermentasi membentuk etanol

C6H12O6 + enzim → 2 C2H5OH + 2 CO2↑

(Glukosa) (etanol) (karbon dioksida)

Sukrosa dengan air bereaksi menghasilkan glukosa

16

Page 17: laporan bokashi

C12H22O11 + H2O + H2SO4 → C6H12O6 + C6H12O6

(Glukosa) (Air) (katalis) (Glukosa) (fruktosa)

Dapat larut dalam air

Glukosa tidak bereaksi baik dengan NaHSO3

Merupakan turunan dari monosakarida

Berasa manis

Mempunyai 4 atom karbonil

Sukar Larut dalam minyak

Mudah mencair pada temperature tinggi

C6H12O6 + Khamir enzim 2C2H5O6 + 2Co2

( Glukosa) ( etanol) (karbon dioksida)

Terurai Menjadi

C6H12O6 6C + 6H + 3O2

( Glukosa) ( Karbon) (Hidrogen) (Oksigen )

Mudah membeku pada suhu rendah

(Vogel, 1990)

di peroleh dari reaksi peroksida dengan oksigen

2 C4H10+ 5 O2→ 4 CH3COOH + 2 H2O

(peroksida) (oksigen) (asam asetat) (air)

di peroleh dari reaksi asetaldehida dengan oksigen

2 CH3CHO +O2→ 2 CH3COOH

(asetaldehida) (oksigen) (asam asetat)

Bereaksi dengan magnesium

2 CH3COOH + Mg → (CH3COO)2Mg + H2

(asam asetat) (magnesium) (magnesium asetat) (hidrogen)

( Vogel, 1990)

17

Page 18: laporan bokashi

5) Air

Berfungsi sebagai sumber energi

6) Senyawa Organik

Berfungsi sebagai bahan pembuatan bokhasi

7) Limbah tahu

Berfungsi sebagai sumber bahan pada pembuatan bokhasi

18

Page 19: laporan bokashi

19

Page 20: laporan bokashi

20

Page 21: laporan bokashi

21