Upload
jumriani
View
36
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dunia. Secara fisik, dia punya
panjang garis pantai mencapai 81.000 kilometer dengan jumlah pulau mencapai
lebih dari 17.500 pulau. Luas daratan 1,9 juta kilometer persegi, sementara luas
perairan 3,1 juta kilometer persegi. Dimana indonesia mempunyai banyak pulau
salah satunya pulau yang terletak di provinsi Sulawesi selatan.
Propinsi Sulawesi Selatan merupakan wilayah semenanjung yang
berbukit-bukit yang membentang dari bagian utara ke bagian selatan dengan
ketinggian antara 500 - 1.000 meter lebih di atas permukaan laut , yang
didominasi oleh perairan yang di dalamnya mencakup empat buah danau dan
sejumlah sungai yang cukup besar serta beberapa waduk dan perairan umum
yang cukup luas yang mengelilingi sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan. Dan
memiliki kualitas air yang berbeda-beda di setiap wilayahnya.
Perairan yang baik di tentukan oleh kualitas airnya, kualitas air secara
umum menunjukkan mutu dan kondisi air dikaitkan dengan keperluan tertentu
misalnya kualitas air untuk irigasi dan kualitas air untuk minum. Dalam lingkup
akuarium, secara umum kualitas air mengacu pada cemaran yang dikandung
dalam perairan yang menunjang kehidupan pada ekosistem tersebut. Air yang
jernih bukan berarti air yang baik untuk ikan, jernih bukanlah salah satu syarat
kualitasnya air . Bahkan sering dijumpai ikan hidup berkembang dan tumbuh
dengan subur pada peraian yang terkesan kotor oleh manusia.
Dalam lingkungan periran ikan melakukan interaksi aktif dimana
melakukan pertukaran energi seperti oksigen (O2), karbon dioksida (co2) ,garam-
garaman sisa metabolisme. Pertukaran materi ini terjadi antar muka, pada bahan
berupa membran semipermeabel yang terdapaat pada ikan ,jika terdapat suatu
bahan-bahan tertentu dengan jumlah yang tertentu akan menggagu mekanisme
kerja membran tersebut dan menyebabkan kematian pada ikan. Peduli kualitas air
adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam
penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu
terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik,
biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) (ICRF,2010).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter
yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya),
parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan
parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Untuk mengetahui bagaimana keadaan parameter pada suatu perairan
maka dilakukanlah pecobaan sepeti ini, melihat apakahsituasi yang diperoleh pada
saat teori sesuai denga apa yang ada di lapangan.
1.2 Nama Kegiatan
Studi Ilmiah Perairan (SIP)
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
- Untuk mengetahu parameter pada sistem perairan
- Untuk mengetahui tingkat kesuburan
- Untuk membandingkan teori dan peraktik mengenai parameter kualitas air
1.4 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Studi Imliah Perairan (SIP) dilaksanakan pada hari kamis –
jumat tanggal 20- 21 Juni 2013, di Desa Pakalabbirang, kec. Bantimurung, Kab.
Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
1.5 Penanggung Jawab Kegiatan
1. Stering Comite
Kordinator : Ignasius Yalfet Mangago
Anggota : Khaerul Awaluddin
Muhammad Yusfi Yusuf
Rudi Rahmat
2. Ketua Panitia
Junardiawan sandi ode
3. Kordinator Lapangan
Sahrianto
1.6 Personel Pelaksana
NO NAMA NIM TEMPAT TANGGAL LAHIR
1 Jumriani L211 12 605 Pakkabba, 10 Agustus 1994
2 Ulfa Saada L211 12 001 Bone-bone, 10 Juni 1994
3 Yayu Andira L211 12 251 Bone, 04 September 1994
4 Nurliati maria L211 12 256 Simbuang, 17 februari 1993
5 Devi Ariastuti Yusri L211 12 258 U. P , 04 November 1993
6 Nurul Huda Musfirah L211 12 253 Takalar, 30 September 1994
7 Iin Anatul Fitria A.G L211 12 264 Pekkabata, 13 Juni 1993
8 Musa M. Sandalayuk L211 12 265 Gorontalo, 09 Juni 1993
BAB II
LANDASAN TEORI
Air merupakan media untuk kegiatan budidaya ikan, termasuk pada
kegiatan pembesaran.Kualitas air dipengaruhi oleh berbagai bahan kimia yang
terlarut dalam air, seperti oksigen terlarut, pH, alkalinitas, dan bahan-bahan fisika
lainnya. Perubahan karakteristik air yang dapat dikatakan telah terjadi
peningkatan kualitas air. Demikian juga sebaliknya, bila perubahan itu
menurunkan produksi, dapat dikatakan terjadi penurunan kualitas air. Sumber-
sumber CO2 di atmosfer berasal dari respirasi manusia dan hewan,
erupsivulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Di ekosistem air,
pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbondioksida
berikatan dengan air membentuk asamkarbonat yang akan terurai menjadi ion
bikarbonat. Saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat.Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di
air. Pada atmosfer proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler
bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama siklus karbon. Naik
turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan
aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke
atmosfer melalui proses respirasi yang mnghasilkan CO2 dan proses fotosintesis
yang menghasilkan oksigen...
Kebutuhan oksigen untuk tiap jenis biota air berbeda-beda, tergantung
dari jenisnya dan kemampuan untuk beradaptasi dengan naik-turunnya
kandungan oksigen. Oksigen diperlukan ikan untuk respirasi dan metabolisme
dalam tubuh ikan untuk aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-
lain. Laju pertumbuhan dan konversi pakan juga sangat tergantung pada
kandungan oksigen. Nilai oksigen di dalam pengelolaan kesehatan ikan sangat
penting karena kondisi yang kurang optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan dapat mengakibatkan ikan stress sehingga mudah terserang
penyakit. Kandungan oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan ikan nila sebesar 5 mg/l. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat
diatasi dengan menggunakan aerator ataupun kincir air. Pada level di bawah 1
mg/l dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ikan. Beberapa jenis ikan
air tawar mampu bertahan hidup dengan konsentrasi oksigen kurang dari 4 mg/l
atau per million (ppm) tetapi nafsu makannya mulai menurun karena diakibatkan
rendahnya suhu pada pada perairan.
Kondisi suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Pada suhu
rendah, ikan akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap
penyakit. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress
pernapasan dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan insang permanen. Suhu air
yang optimal untuk pertumbuhan ikan berkisar antara 28°C sampai 32°C. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan ikan yang dibudidayakan mampu
beradaptasi dengan suhu air diantara keduanya, mulai dari 14°C sampai 38°C.
Pada perairan alam dan dalam sistem pemeliharaan ikan, konsentrasi
karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tanaman air. Nilai CO2
ditentukan antara lain oleh pH dan suhu. Jumlah CO2 di dalam perairan yang
bertambah akan menekan aktifitas pernapasan ikan dan menghambat pengikatan
oksigen oleh hemoglobin sehingga dapat membuat ikan menjadi stress.
Amoniak merupakan hasil akhir dari proses metabolisme. Pada sistem
budidaya ikan sisa pakan yang berlebih merupakan sumber penyebab naiknya
kadar amoniak. Amoniak dalam bentuk tidak terionisasi merupakan racun bagi
ikan, walaupun biasanya ikan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi amoniak
akan tetapi perubahan mendadak akan menyebabkan kerusakan jaringan insang.
Keberadaan amoniak dalamair dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat
oksigen oleh butir-butir darah, hal ini akan menyebabkan nafsu makan ikan
menurun. Kadar oksigen dan amoniak didalam perairan berbanding terbalik,
apabila amoniak meningkat maka kadar oksigen menjadi rendah, kadar amoniak
yang baik adalah kurang dari 1 ppm, sedangkan apabila kadar amoniak lebih dari
1 ppmmaka hal itu dapat membahayakan bagi ikan dan organisme budidaya
lainya.
Pada proses fotosintesis dihasilkan oksigen tetapi hal yang berlawanan
dari itu diperlukan karbondioksida, yaitu gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan air renik maupuntumbuhan tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis.
Bagi tumbuhan hijau jumlah carbondioksida harus tersedia dalam jumlah yang
cukup banyak tetapi jika jumlah tersebut melampaui batas akibatnya kehidupan
hewan-hewan air akan mengalami saat kritis, karena selain mempengaruhi pH,
kadar karbondioksida yang terlampau tinggi dapat menjadi racun bagi hewan air
secara langsung. Meskipun peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan
organisme air, namun jika dalam jumlah yang berlebihan akan mengganggu
organisme yang dibudidayakan. Kandungan karbondioksida lebih dari 15 ppm
sangat membahayakan bagi organisme yang dibudidayakan, karena
keberadeaanya dalam darah dapat menghambat pengikatan hemoglobin. Ikan
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan dengan
alkalinitas rendah atau netral. Pada lingkungan dengan pH rendah
pertumbuhannya mengalami penurunan namun demikian ikan masih dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5 – 10. Derajat keasaman (pH) sangat
penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju reaksi
beberapa bahan dalam air, tidak semua mahluk hidup bisa bertahan
dengan perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang
unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. Dengan
diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air itu sesuai atau tidak sebagai
media hidup ikan. Aktifitas ikan yang memproduksi asam dari hasil proses
metabolisme dapat mengakibatkan penurunan pH air, kolam yang lama tidak
pernah mengalami penggantian air akan menyebabkan penurunan pH, hal ini
disebabkan karena peningkatan produksi asam oleh ikan yang terakumulasi terus-
menerus didalam kolam sehingga dapat menyebabkan daya racun dari amoniak
dan nitrit dalam budidaya ikan akan meningkat lebih tajam. Stress asam yang
dihasilkan dari proses metabolisme tersebut dapat menyebabkan ikan mengalami
kehilangan keseimbangan. Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah
perairan air tawar yang memiliki suhu antara 14oC – 38oC, atau suhu optimal
25oC –30oC. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari 14oC ataupun suhu
yang terlalu tinggi di atas 30oC akan menghambat pertumbuhan ikan.
Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang
mempengaruhi proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan
organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan
yang dikonsumsi, dan nilai konversi makanan.
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Pra Kegiatan
JADWAL KEGIATAN BINA FISIK STUDI ILMIAH PERAIRAN
HMP MSP KEMAPI FIKP UNHAS
NO ITEM KEGIATAN HARI/TGL WAKTU PENANGGUNGJAWAB
1 Lari 1 x Putaran Sabtu, 08 Juni 2013 16.00 – End SC dan OC
2 Renang Minggu, 09 Juni 2013 16.00 – End OC
3Lari 1 x Putaran +
variasiJum’at, 14 Juni 2013 16.00 – End SC dan OC
3 Renang Sabtu, 15 Juni 2013 16.00 – End OC
JADWAL KEGIATAN STUDI ILMIAH PERAIRAN
HMP MSP KEMAPI FIKP UNHAS
NO MATERI HARI/TGLWAKTU (WITA)
KETERANGAN (Pemateri. PJ, dll)
1 Technical Meeting Kamis, 06 Juni 2013 09.00 – 09.45 Steering Committe
2
Sejarah HMP MSP
KEMAPI FIKP UNHAS
dan Struktur kepenguruan
Periode 2012 – 2013
Kamis, 06 Juni 2013 10.00 – 11.30 SAEFUL BAHRI
3 Nitrat (N) dan Phosfat (F) Kamis, 06 Juni 2013 12.00 – 13.00DENNI
ARISTIAWSAN
4MANAJEMEN
PERJALANANKamis, 06 Juni 2013 14.00 – 16.00
MUHAMMAD YUSFI
YUSUF
5 Organisasi dan Lembaga Sebtu, 08 Juni 2013 14.00 – 15.30ZULUNG ZACH
WALYANDRA
6 BINA FISIK Sabtu, 08 Juni 2013 16.00 – End --____--
7 BINA FISIK Minggu, 09 Juni 2013 16.00 – End --____--
8
Oksigen (O2),
Karbondioksida (CO2), dan
Alkalinitas
Selasa, 11 Juni 2013 10.00 – 11.00ADHIYAAT RIDHO
AGAM
9 PPGD Selasa,11Juni 2013 11.30 – 13.00TBM CALCANEUZ
FK – UH
10 Suhu (˚C) dan pH Selasa, 11 Juni 2013 14.00 – 15.00 DARNI
12Metode Pendataan dan
Sistemtika LaporanSelasa, 11 Juni 2013 15.00 – 16.00 ABZHAL BASTARIE
11 Survival Kamis, 13 Juni 2013 10.00 – 11.00 IGNASIUS YALFET
12Kepadatan dan Kerapatan
Ekosistem MangroveKamis, 13 Juni 2013 11.00 – 13.00
MUHAMMAD NUR /
ARNOLD
KABANGGA / SABILI
RASAD
13 BINA FISIK Jum’at, 14 Juni 2013 16.00 – End --____--
14 BINA FISIK Sabtu, 15 Juni 2013 16.00 – End --____--
15 SIMULASI Minggu, 16 Juni 2013 08.00 – End --____--
16 Pengaplikasian MedanRabu – Kamis,
19 – 20 Juni 2013-
17Masa Tenggang
(Pembuatan Laporan)21 – 28 Juni 2013 -
18 EVALUASISabtu – Minggu,
29 – 30 Juni 2013-
NB : - Schedule kegiatansewaktu-waktudapatberubah
3.2 Anggaran Dana
Anggaran dana/pengeluaran Kelompok CO2 yaitu sebagai berikut :
ALAT DAN BAHAN JUMLAH HARGA (Rp)
Botol Sampel
Termometer
Cool Box
Kantong Plastik
Tali Weebing
Roti Tawar
Susu Coklat
Latban
Tali Sechi Disk
Es batu
Garam
20 buah
1
1
5
1 (5 meter)
2 Bungkus
1 Kaleng
1
10 meter
1 Balok
2 Bungkus
Rp. 8.000
Rp. 13.000
Rp. 40.000
Rp. 10.000
Rp. 20.000
Rp. 14.000
Rp. 12.000
Rp. 12.000
Rp. 10.000
Rp. 5.000
Rp. 1.000
TOTAL Rp. 145.000
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Tentang lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan Studi Ilmiah Perairan (SIP) ini bertempat di Desa
Pakalabbirang, kec. Bantimurung, Kab. Maros yang biasa dinamakan sebagai
tebing kura-kura, tp sebelumnya warga setempat tidak tahu kalau ada tebing yang
dinamakan tebing kura-kura karena mereka mengenal nama tebing tersebut
dengan sebutan tebing Balangnge. Dan asal mula dari penamaan tebing ini berasal
dari pengunjung yang datang disana dan menemukan fosil kura-kura di bebatuan
tebing. Menurut cerita warga setempat, pada zaman dahulu memang banyak kura-
kura yang ditemukan orang-orang yang memanjat tebing. Tapi seiring
berkembangnya zaman fosil kura-kura tersebut mulai punah dikarenakan
banyaknya orang-orang yang mengunjungi tebing tersebut dan tercemarnya
lingkungan atau tempatt tinggal kura-kura tersebut sehingga tahun demi tahun
populasinya semakin berkurang bahkan habis dan saat ini sudah tidak ada lagi
yang terdapat di tebing tersebut.
Lokasi tersebut tidak jauh dari pemukiman warga setempat dan sekarang
warga sudah terbiasa dengan kedatangan orang-orang dari luar daerah untuk
melakukan suatu kegiatan di Tebing Kura-kura, baik panjat tebing ataupun
berkemah. Pada Perjalanan ke tebing kura-kura, kita menjumpai hamparan sawah
yang luas serta pemandangan tebing yang terlihat dari jarak jauh. Dan sampai di
tebing tersebut, kita juga mendapat mata air dari pengunungan dan mata air
tersebut di manfaatkan oleh warga setempat untuk mengairi sawah dan kebun
mereka bahkan pada zaman dahulu mata air dari pegunungan tersebut dikonsumsi
sebagai air minum karena airnya yang jernih dan tidak tercemar oleh apapun. Tapi
saat ini warga sudah tidak lagi mengkonsumsi air tersebut karena ada beberapa zat
kimia yang sudah mencemari airnya seperti zat yang terkandung pada bahan yang
digunakan untuk memupuk padi di sawah.
4.2 List Kegiatan
Pada Kamis, 20 Juni 2013. Pukul 06.00 WITA, peserta berkumpul di HMP MSP
Pukul 08.00 kami berangkat menuju Lokasi yaitu ke Tebing Kura-kura yang bertempat di
4.3 Perolehan Data dan Pembahasan
4.3.1 Data di lapangan
Rumus Kecerahan D1+D 2
2
STASIUN 1
Pukul : 13.50
Suhu : a. 28oC
b. 27oC
c. 27oC
Sub 1 :
Kecerahan : D1+D 2
2
: 90+75
2
: 165
2
: 82,5
Kedalaman : 170 Cm
Sub 2 :
Kecerahan : D1+D 2
2
: 70+73
2
: 143
2
: 71,5
Kedalaman : 180 Cm
Sub 3 :
Kecerahan : D1+D 2
2
: 60+45
2
: 105
2
: 71,5
Kedalaman : 90 Cm
STASIUN 2
Pukul : 14.06
Suhu : a. 28oC
b. 27oC
c. 28oC
Sub 1 :
Kecerahan : D1+D 2
2
: 72+68
2
: 740
2
: 370
Kedalaman : 74 Cm
Sub 2 :
Kecerahan : D1+D 2
2
: 40+20
2
: 602
: 30
Kedalaman : 40 Cm
Sub 3 :
Kecerahan : D1+D 2
2
: ❑2
: ❑2
: 71,5
Kedalaman : Cm
Jam 14.06
STASIUN II
Suhu 1. 28oC
2. 27oC
3. 28oC
SUB 1
Kecerahan D1 = 72 = D2 = 68
Kedalaman 74
SUB 2
Kecerahan 40 + 20
Kedalaman 40 cm
SUB 3
Kecerahan 38 + 30
Kedalaman 70 cm
Jam 15.00
STASIUN III
Suhu 1. 27oC
2. 27oC
3. 27oC
SUB 1
Kecerahan 88 + 52
Kedalaman Cm
SUB 2
Kecerahan 70 + 50
Kedalaman Cm
SUB 3
Kecerahan 65 + 50
Kedalaman Cm
Jam
STASIUN IV
Suhu 1. oC
2. oC
3. oC
SUB 1
Kecerahan
Kedalaman
SUB 2
Kecerahan
Kedalaman
SUB 3
Kecerahan
Kedalaman
4.3.2 Data hasil Uji Laboratorium
4.4 Data Sosiologi Fisik dan Non Fisik
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran profil Tim
Nama Lengkap / Nim : Jumriani/L211 12 605
Nama Panggilan : Jhum
Tempat Tanggal Lahir : Pakkabba, 10 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Asal Daerah : Takalar/Galesong utara
Agama : Islam
Suku : Makassar
Anak : 1 Dari 2 Bersaudara
Golongan Darah : O
Alamat : Jl.sahabat 1
Fakultas / Jurusan : FIKP/Perikanan
E-mail : [email protected]
Facebook : Jumriani
Twitter :@jhum_94
No. Hp : 085255573127
Hobby : Main Bulutangkis
Motto :
Nama Lengkap / Nim : Iin Anatul Fitriah Aksan Guzasia/ L211 12 264
Nama Panggilan : Iin
Tempat Tanggal Lahir : Pekkabata, 13 juni 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Asal Daerah : Pindrang
Agama : Islam
Suku : Bugis duri
Anak : 2 Dari 3 Bersaudarai
Golongan Darah : O
Alamat : BTP blok H
Fakultas / Jurusan : FIKP/Perikanan
E-mail : [email protected]
Facebook : nadhirah azzarah Guzasiah
Twitter :@iinAksan_GuzaSiaH
No. Hp : 085241621110
Hobby : Jalan-jalan
Motto :
DOKUMENTASI KEGIATAN
ANGGOTA STASIUN 1
1. Pengukuran Suhu
Termometer
2. Flora yang terdapat di lokasi kegiatan
3. Pengukuran Kecerahan dan kedalaman
Tali Sechi disk
4. Mencatat hasil pengukuran suhu, kecerahan dan kedalaman
5. Botol yang berisi sampel air
LIST OF IDENTITY
PERLENGKAPAN PRIBADI
Obat-obatan
Alat tulis
Matraks
Rain coat (Jas Hujan)
Jaket/switer
Cover bag
Topi/penutup kepala
Skrap/shal
Celana pendek/panjang
Baju planel (lapangan)
Baju kaos
Sepatu lapangan/kets
Sendal
Kaos kaki
Kaos tangan
Handuk
Ikat pinggang
Jeregen
Almamater
Lilin
Tissue
Pisau
Alat sholat
Sarung
Perlengkapan mandi
Jam tangan
Survival kit
Senter
Baterai
Gelas, piring, dan sendok
PERLENGKAPAN KELOMPOK
Tali Weebing
Botol gelap
Botol terang
Kamera
Kantong mayat
Garam
Pelampung
Cool box
Parang
Kertas label
Termometer
Pipet tetes
Tabung reaksi
Latban
Roti tawar
Susu coklat
LAPORAN KEUANGAN
http://hankam.kompasiana.com/2010/09/04/wilayah-perairan-indonesia-
249326.html
https://www.google.com/
#sclient=psyab&q=wilayah+perairan+di+sulawesi+selatan&oq=wilayah+peraira
n+di+sulawesi+selatan .
http://academia.edu/3250891/
HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKA
N_NILA