16
LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR BELAKANG Dunia saat ini sedang berada pada era digital yang memungkinkan manusia untuk saling terhubung tanpa terhambat oleh batas-batas wilayah negara. Kemudahan akses, kecepatan dan konektifitas dari internet menjadi suatu hal yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pada berbagai Negara dalam berbagai aspek kehidupan dengan persebaran informasi yang mudah. Seiring dengan pemakaian jaringan sistem komputer yang menggunakan infrastruktur sistem telekomunikasi membuat masyarakat sebagai penggunanya seolah-olah mendapati dunia baru, konsep ini sering dinamakan sebagai cyberspace (ruang siber). Jumlah statistik penggunaan ruang siber atau internet oleh masyarakat di dunia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada data rilis terakhir yang disajikan dari Miniwatts Marketing Group pada tanggal 31 Desember 2017, pengguna internet di dunia mencapai 4,2 miliar. Meningkat dari tahun 2016 yang hanya mencapai 3,7 miliar pengguna internet di dunia. Maka sesuai dengan data tersebut pengguna internet di dunia telah mencapai 54,4 % dari keseluruhan populasi manusia dunia yaitu sekitar 7,6 miliar. Pada data tahun 2017 tersebut, pengguna internet paling banyak berada pada wilayah Asia, dengan jumlah 2,023 miliar orang dengan total populasi 4,2 miliar orang, sehingga persentase pengguna internet di Asia yaitu 48,1%. Urutan kedua jumlah pengguna internet berada pada wilayah Eropa dengan jumlah pengguna 704 juta orang pada total populasi 827 juta orang, sehingga presentase pengguna internet di Eropa yaitu 85,2%. Urutan ketiga jumlah pengguna internet berada pada wilayah Afrika dengan jumlah 453 juta orang dengan total populasi 1,3 miliar orang, sehingga persentase pengguna internet di Afrika yaitu 35,2%.

LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI

DALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER

KE SWISS

16-22 MEI 2019

A. LATAR BELAKANG

Dunia saat ini sedang berada pada era digital yang memungkinkan

manusia untuk saling terhubung tanpa terhambat oleh batas-batas

wilayah negara. Kemudahan akses, kecepatan dan konektifitas dari

internet menjadi suatu hal yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

pada berbagai Negara dalam berbagai aspek kehidupan dengan

persebaran informasi yang mudah. Seiring dengan pemakaian jaringan

sistem komputer yang menggunakan infrastruktur sistem telekomunikasi

membuat masyarakat sebagai penggunanya seolah-olah mendapati

dunia baru, konsep ini sering dinamakan sebagai cyberspace (ruang

siber).

Jumlah statistik penggunaan ruang siber atau internet oleh masyarakat di

dunia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat

dilihat pada data rilis terakhir yang disajikan dari Miniwatts Marketing

Group pada tanggal 31 Desember 2017, pengguna internet di dunia

mencapai 4,2 miliar. Meningkat dari tahun 2016 yang hanya mencapai

3,7 miliar pengguna internet di dunia. Maka sesuai dengan data tersebut

pengguna internet di dunia telah mencapai 54,4 % dari keseluruhan

populasi manusia dunia yaitu sekitar 7,6 miliar.

Pada data tahun 2017 tersebut, pengguna internet paling banyak berada

pada wilayah Asia, dengan jumlah 2,023 miliar orang dengan total

populasi 4,2 miliar orang, sehingga persentase pengguna internet di Asia

yaitu 48,1%. Urutan kedua jumlah pengguna internet berada pada

wilayah Eropa dengan jumlah pengguna 704 juta orang pada total

populasi 827 juta orang, sehingga presentase pengguna internet di Eropa

yaitu 85,2%. Urutan ketiga jumlah pengguna internet berada pada

wilayah Afrika dengan jumlah 453 juta orang dengan total populasi 1,3

miliar orang, sehingga persentase pengguna internet di Afrika yaitu 35,2%.

Page 2: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

2

Jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 143,26

juta atau sekitar 54,68% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 262

juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2016 yang hanya

berjumlah 132,7 juta pengguna internet atau sekitar 51,5 persen dari total

jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Dalam data survey ini

menunjukan penyebaran penggunaan internet hampir menyeluruh di

wilayah Indonesia dengan pengguna internet paling tinggi di wilayah

Jawa yaitu 58,08%, lalu disusul dengan Sumatera 19,0%, Kalimantan 7,97%,

Sulawesi 6,73%, Bali-Nusa 5,63%, dan terendah adalah Maluku-Papua

sebesar 2,49%. Pengguna internet paling banyak berada pada kisaran

usia 19-34 tahun dengan persentase sebesar 49,52%, lalu usia 35-54 tahun

dengan persentase sebesar 29,55%, usia 13-18 tahun dengan presentasi

sebesar 16,68%, dan terendah berada pada usia di atas 54 tahun dengan

presentase sebesar 4,24% dari keseluruhan jumlah pengguna internet. Usia

produktif dari kalangan muda dan remaja memiliki tingkat penetrasi

pengguna internet yang paling tinggi yaitu pada usia 13-18 tahun dengan

presentase 75,50% dan usia 19-34 tahun sebesar 74,23%, lalu disusul oleh

usia 35-54 tahun sebesar 44,06% dan diatas 54 tahun sebesar 15,72%. Hal

tersebut menunjukan bahwa usia produktif kalangan muda dan remaja

dapat dikatakan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap internet,

dan atas data tersebut menggambarkan hampir seluruh lapisan usia

memanfaatkan adanya internet.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat

menyebabkan perubahan perilaku masyarakat dan peradaban manusia

secara global, serta memberikan perubahan sosial yang secara signifikan

berlangsung dengan cepat. Walaupun memberikan berbagai manfaat

dan keuntungan yang ada dari penggunaan internet, ruang siber dalam

kaitannya dengan hubungan internasional dapat menjadi sumber

berbagai potensi ancaman, kerentanan, dan ketidakamanan pada

tatanan nasional dan internasional.

Era yang ada sekarang ini mendorong potensi perang antar Negara tidak

lagi menggunakan cara perang tradisional dan konvensional. Akibatnya,

kekuatan negara tidak lagi dilihat pada kekuatan persenjataan, tetapi

juga pada segi budaya, perekonomian, politik, dan teknologi. Bentuk dari

peperangan pun berubah yang menimbulkan ancaman baru pada

ruang siber.

Page 3: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

3

Siber menjadi ancaman bagi negara disebabkan ruang lingkupnya yang

dapat dimanfaatkan untuk mencuri informasi, penyebaran ide yang

bersifat destruktif, maupun serangan terhadap sistem informasi di

berbagai bidang, seperti data perbankan, jaringan militer, bahkan sistem

pertahanan negara. Ancaman serangan yang terjadi pada ruang siber

pada suatu negara pun juga dapat dilakukan oleh aktor-aktor non-

negara yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan suatu negara,

seperti individu hacker, kelompok hacker, kegiatan para hacker, non-

government organization (NGO), terorisme, kelompok kejahatan

terorganisir (organized criminal groups) dan/atau sektor swasta (seperti

internet companies and carries, security companies). Isu siber menjadi

bahasan di level high politic setelah terdapat kejadian seperti serangan

siber di Georgia dan Estonia.

Peristiwa Estonia pada tahun 2007 dan Georgia pada tahun 2008

merupakan contoh serangan kejahatan siber (cyber crime) yang mampu

melumpuhkan aktivitas negara karena banyak sektor infrastruktur kritis

yang diserang. Serangan siber di Estonia terjadi pada beberapa

infrastruktur siber, mulai dari situs pemerintahan, perbankan, hingga situs-

situs surat kabar lokal. Bahkan jaringan perbankan, telekomunikasi dan

jaringan vital lainnya lumpuh total, yang pada akhirnya berakibat pada

lumpuhnya perekonomian dan beberapa aktivitas masyarakat

terganggu. Serangan siber di Georgia menjadi awal permulaan serangan

dari Rusia sebelum melakukan serangan fisik kepada Georgia. Serangan

ini bertujuan mengganggu, merusak dan meruntuhkan infrastruktur siber

milik pemerintah dan masyarakat sipil Georgia, bahkan untuk

dimanfaatkan oleh musuhnya seperti pemblokiran, re-routing of traffic dan

pengambil alihan kendali dari berbagai infrastruktur siber di Georgia.

Serangan tersebut menjadi pola baru dalam sejarah peperangan, di

mana serangan fisik kepada suatu negara oleh negara lain

dikoordinasikan dengan serangan siber yang terkoordinir dengan baik.

Ruang siber yang tidak mengenal adanya batas Negara membuat

beberapa serangan siber juga pernah terjadi di Indonesia. Sekitar tahun

1998 misalnya terkait dengan masalah politik dan sosial yang terjadi di

Indonesia, serangan siber terjadi ketika kerusuhan tentang rasial,

Indonesia berperang di dunia maya dengan para hacker dari China dan

Taiwan. Lalu pada tahun 1999, juga muncul kerusuhan di dunia maya

Page 4: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

4

antara Indonesia dan Portugal terkait kasus pembebasan Timor Timur.

Bahkan ketika saling serang dalam ruang siber terjadi hingga memasuki

sistem dan mampu menghapus semua data yang ada. Dalam beberapa

tahun terakhir ini sering terjadi saling serang dalam ruang siber antara

hacker Indonesia dan Malaysia. Aksi ini biasanya bermula ketika muncul

konflik politik ataupun persaingan kedua negara. Meskipun tidak

melibatkan pemerintah kedua negara, namun aksi para hacker ini

menyerang infrastruktur siber milik pemerintah Malaysia maupun

Indonesia.

Beberapa serangan kejahatan siber yang ada juga pernah terjadi di

Indonesia saat ini, dengan berbagai pola modus dan tujuannya. Misalnya

saja serangan siber oleh Ransomware Wannacry. Malware ini terdeteksi

awal memasuki wilayah Indonesia sejak menyerang sistem siber milik

Rumah Sakit Harapan Kita dan Dharmais. Ratusan server dan komputer

yang digunakan untuk operasional rumah sakit tersebut terkena

dampaknya, sehingga kegiatan di rumah sakit pun terganggu. Dampak

serangan siber yang terjadi, kepada sektor perekonomian Indonesia juga

cukup memberikan kerugian yang besar pada Negara Indonesia.

Diperkirakan negara Indonesia menderita kerugian ekonomi dari

kejahatan siber yang sebenarnya sebesar USD 43 miliar, lalu kejahatan

siber transisional sebesar USD 582 miliar, kejahatan siber pada infrastruktur

yang ada sebesar USD 310 miliar, dan kejahatan tradisional yang

cenderung menjadi siber sebesar USD 2,478 miliar.

Keamanan dan ketahanan siber perlu mendapatkan perhatian serius

demi menjamin efektivitas keandalan, ketersediaan, dan integritas

jaringan informasi, baik secara nasional maupun internasional. Negara

Indonesia perlu meningkatkan usahanya dalam keamanan dan

ketahanan siber agar kerugian-kerugian yang ada dapat dihindarkan

serta berbagai manfaat yang dapat dirasakan salah satunya untuk

meningkatkan perekonomian Negara. Upaya untuk meningkatkan

keamanan dan ketahanan siber salah satunya dapat dicapai dengan

adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Atas banyaknya

insiden keamanan dan ketahanan siber, baik yang memiliki pengaruh

besar maupun kecil, melahirkan konsep baru untuk menciptakan

keamanan dan ketahanan pada ruang siber yaitu kolaborasi antara

pemerintah dan masyarakat.

Page 5: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

5

Belum adanya ketentuan-ketentuan yang secara khusus mengatur

mengenai keamanan dan ketahanan siber, menimbulkan kerentanan

dan gangguan pula terhadap hak asasi manusia. Pada penjabaran

tentang beberapa kasus dan berbagai kebutuhan masyarakat dalam

ruang siber, mengambarkan hubungan yang saling ketergantungan

antara hak asasi manusia dengan keamanan dan ketahanan siber. Untuk

itu perlunya pengaturan terhadap keamanan dan ketahanan siber untuk

mewujudkan dua hal penting dalam usaha melindungi hak asasi manusia

pada ruang siber yaitu menciptakan ruang siber yang aman bagi semua

penggunanya, dan juga membuat lingkungan yang aman untuk hak

asasi manusia pada ranah siber. Kedua hal yang relatif baru ini antara

keamanan dan ketahanan siber dan hak asasi manusia, sangat terkait

dan saling terikat yang tidak bisa diabaikan salah satunya.

Berdasarkan uraian di atas, pembentukan RUU tentang Keamanan dan

Ketahanan Siber merupakan suatu keniscayaan. Pembentukan RUU

tersebut merupakan amanat konstitusi untuk melindungi negara dari

ancaman atau serangan siber serta untuk menjamin terwujudnya tujuan

pembentukan pemerintah negara Indonesia sebagaimana dinyatakan

dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Dalam rangka pembentukan undang-undang terkait dengan keamanan

dan ketahanan siber, Badan Legislasi mendapatkan tugas menyusun

naskah akademik dan rancangan undang-undangnya. Terkait dengan

hal itu, Badan Legislasi telah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri

sebaai pelaksanaan diplomasi parlemen dalam rangka memperkaya

materi muatan RUU tentang Keamanan dan Ketahanan Siber.

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Keamanan dan

Ketahanan Siber merupakan RUU usulan DPR yang tercantum dalam

Prolegnas Prioritas Tahun 2019. Beberapa substansi yang diatur dalam RUU

tentang Keamanan dan Ketahanan Siber adalah:

1. Ketentuan Umum meliputi antara lain definisi mengenai Siber,

Keamanan dan Ketahanan Siber, Kepentingan Siber Indonesia,

Ancaman, Insiden, dan Serangan Siber, dan Krisis Siber;

2. Penyelenggaraan Keamanan Siber dan Kolaborasi Penyelengaraan

Keamanan Siber;

3. Tata Kelola Keamanan Siber, yang meliputi:

a. Umum;

Page 6: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

6

b. Idetifikasi dan Deteksi;

c. Proteksi;

d. Penanggulangan dan Pemulihan;

e. Pemantauan dan Pengendalian;

f. Resiko Kerugian dan Pertanggungan Kerugian.

4. Pelayanan Keamanan Siber yang mengatur mengenai Pusat Operasi

Keamanan Siber; Pembudayaan Keamanan Siber; dan Sertifikasi

Elektronik;

5. Diplomasi Siber;

6. Penegakan Hukum;

7. Pendanaan dan Pengadaan;

8. Ketentuan Pidana; dan

9. Ketentuan Penutup.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Kunjungan kerja sebagai pelaksanaan Diplomasi Parlemen ke Swiss

diharapkan memperoleh manfaat terutama untuk menyempurnakan

Rancangan Undang-Undang tentang Keamanan dan Ketahanan Siber

sehingga pada saatnya Rancangan Undang-Undang ini diundangkan

dapat memberikan pelindungan terhadap hak asasi manusia pada ruang

siber sekaligus menciptakan ruang siber yang aman bagi semua

penggunanya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

perdamaian dunia. Dengan demikian, setiap aktivitas warga negara

dapat terlindungi dalam ruang siber tanpa mencederai hak asasinya.

C. SUSUNAN ANGGOTA DELEGASI

Susunan Anggota Delegasi Diplomasi Parlemen Badan Legislasi DPR RI

ke Swiss adalah sebagai berikut:

NO. NO

ANG N A M A FRAKSI KETERANGAN

1 287 M. SARMUJI, SE., M.SI. PGOLKAR KETUA DELEGASI/

WK. KETUA BALEG

2 388 DR. SUPRATMAN ANDI

AGTAS, SH., MH.

PGERINDRA KETUA BALEG

3 193 ARIF WIBOWO PDI P WK. KETUA BALEG

4 489 H. TOTOK DARYANTO,

SE.

PAN WK.KETUA BALEG

Page 7: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

7

5 553 DRS. SUDIRO ASNO.,

AK.

PHANURA WK. KETUA BALEG

6 125 IRMADI LUBIS PDI P ANGGOTA BALEG

7 257 EKA SASTRA PGOLKAR ANGGOTA BALEG

8 357 H. BAMBANG RIYANTO,

SH., MH., M.SI.

PGERINDRA ANGGOTA BALEG

9 452 DR. IR. BAHRUM

DAIDO, MSI.

PDEMOKRAT ANGGOTA BALEG

10 502 DR. IR. HJ. ANDI

YULIANI PARIS., M.SC.

PAN ANGGOTA BALEG

11 73 DR. H.M. ANWAR

RACHMAN, MH.

PKB ANGGOTA BALEG

12 98 HJ. LEDIA HANIFA

AMALIAH, S.SI.,

M.PSI.T

PKS ANGGOTA BALEG

13 34 H.M. LUTHFI ANDI

MUTTY

PNASDEM ANGGOTA BALEG

14 8 - MICHIKO DEWI, SH. SEKRETARIAT

15 9 - ROSDIANA, SH., M.H.

16 2 - ADI SETIANI, SH.,

MHum. TENAGA AHLI

D. SEKILAS MENGENAI NEGARA SWISS

Swiss adalah sebuah republik federal. Dengan lembaga legislatif

bikameral yang terdiri dari: Dewan Nasional dan Dewan Negara.

Sedangkan Pemerintahan Swiss unik. Menjadi negara federal sejak 1848.

Swiss menganut sistem demokrasi langsung, dan pemerintahannya terdiri

oleh 7 anggota yang dipilih oleh Federal Assembly. Ketujuh orang itu

sekaligus memimpin departemen utama. Status mereka bisa disebut

menteri. Yang menarik, ketujuh orang pilihan itu secara bergantian

menjadi presiden. Jabatan sebagai presidennya masing-masing selama

satu tahun.

Jika disederhanakan Swiss yang luasnya 41.400 Km2 dipimpin secara

kolektif oleh presidium yang terdiri dari tujuh orang. Ketua presidium yang

digilir itu memegang jabatan presiden. Dengan sistem federal, negara

federalnya disebut kanton. Ada 26 kanton yang kini berhimpun menjadi

Swiss. Sebanyak 17 canton adalah canton Swiss-Jerman (berbahasa

Jerman), 4 canton Swiss-Romande (berbahasa Perancis), 1 canton

berbahasa Itali (Ticino), 3 canton bilingual Perancis-Jerman, dan 1 canton

(Graubünden) trilingual Jerman, Italia, dan Rumantsch. Kanton-kanton ini

mempunyai otonomi luas seperti hal sistem negara federal. Mereka

Page 8: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

8

menentukan secara penuh aturan daerah. Masalah internasional,

kehakiman, pertahanan, keuangan negara dipegang oleh pemerintahan

pusat. Sedangkan anggota parlemen (federal assembly) berasal dari

utusan kanton. Mereka inilah yang menentukan tujuh menteri utama yang

akan menjadi presiden secara bergiliran. Presiden sebagai kepala negara

juga merangkap sebagai kepala pemerintahan (Perdana Menteri).

Konfederasi Swiss terbagi dalam 26 kanton sebagai berikut:

No. Nama Kanton Ibukota

1 Zürich Zürich

2 Bern Bern

3 Luzern Lucerne

4 Uri Altdorf

5 Schwyz Schwyz

6 Obwalden Sarnen

7 Nidwalden Stans

8 Glarus Glarus

9 Zug Zug

10 Fribourg Fribourg

11 Solothurn Solothurn

12 Basel-Stadt Basel

13 Basel-Landschaft Liestal

14 Schaffhausen Schaffhausen

15 Appenzell Ausserrhoden Herisau

16 Appenzell Innerrhoden Appenzell

17 St. Gallen St. Gallen

18 Graubünden Chur

19 Aargau Aarau

20 Thurgau Frauenfeld

21 Ticino Bellinzona

22 Vaud Lausanne

23 Valais Sion

Page 9: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

9

24 Neuchâtel Neuchâtel

25 Geneva Geneva

26 Jura Delémont

Swiss mempunyai ekonomi yang sangat stabil, makmur, dan berteknologi

tinggi. Pada tahun 2011, negara ini termasuk dalam golongan negara

termakmur di dunia berdasarkan pendapatan per kapita. Negara ini

berada diurutan kesembilan belas pada besarnya produk domestik bruto

dan berada pada urutan ke-36 berdasarkan keseimbangan kemampuan

berbelanja. Swiss juga berada pada urutan ke-20 menurut ekspor, meski

ukurannya yang kecil. Swiss juga mendapatkan rating tertinggi di Eropa

untuk Indeks Kebebasan Ekonomi 2010. Pendapatan per kapita negara ini

pun lebih tinggi daripada kebanyakan negara Eropa Barat lainnya, dan

Jepang.

Swiss menjadi asal beberapa perusahaan multinasional. Perusahaan Swiss

terbesar antara lain Glencore, Nestlé, Novartis, Hoffmann-La Roche, ABB,

Grup Mercuria Energy dan Adecco. Perusahaan lain yang terkenal

diantaranya UBS AG, Zurich Financial Services, Credit Suisse, Barry

Callebaut, Swiss Re, Tetra Pak dan The Swatch Group. Swiss mempunyai

kekuatan ekonomi paling baik di dunia.

Sektor ekonomi utama Swiss adalah produksi kimia, obat, instrumen

pengukuran presisi, dan instrumen musik. Barang ekspor terbesar adalah

kimia (34% total ekspor), mesin/elektronik (20,9%), dan instrumen lainnya

(16,9%). Ekspor jasa berkontribusi terhadap sepertiga dari total ekspor.

Sektor jasa - terutama perbankan, asuransi, pariwisata, dan organisasi

internasional juga merupakan industri penting bagi Swiss.

E. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kunjungan kerja sebagai pelaksanaan Diplomasi Parlemen ini

dilaksanakan tanggal 16 sampai dengan 22 Mei 2019. Delegasi Diplomasi

Parlemen melakukan kunjungan ke Pusat Pelaporan dan Analisis untuk

Keamanan Informasi (MELANI), Federal IT Steering Unit Swiss (FITSU) dan

Kedutaan Besar RI di Bern.

Page 10: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

10

F. HASIL KEGIATAN

I. Pertemuan dengan Federal IT Steering Unit Swiss (FITSU)

Pertemuan dengan FITSU dilaksanakan di egovernment building.

Delegasi diterima oleh Manuel Sutter (Strategi Nasional Keamanan

Siber). Yang bersangkutan memaparkan Pandangan dan Langkah-

langkah yang dilakukan oleh Otoritas Federal sehubungan dengan

Resiko dan Keterampilan Siber.

FITSU merupakan pihak yang mengelola Kantor Program eGoverment

Swiss (eGovernment Switzerland Programme Office) dan MELANI. Untuk

itu FITSU berwenang mengeluarkan pedoman untuk unit administrasi

dan pengelolaan layanan standar teknologi informasi, termasuk

Strategi Nasional Keamanan Siber.

Tugas FITSU adalah:

a. mengembangkan dan mengimplementasikan strategi TIK Dewan

Federal;

b. menerbitkan pedoman untuk unit-unit administrasi dan mengelola

layanan standar TIK secara terpusat;

c. mengoordinasikan kerja sama antara Konfederasi, kanton dan

komune di bidang eGovernment;

d. mengelola Pusat Pelaporan dan Analisis untuk Informasi Assurance

(MELANI); dan

e. mengoordinasikan Strategi Nasional melawan Resiko Siber.

Sehubungan dengan tugas tersebut, FITSU telah menerbitkan Strategi

Nasional Keamanan Siber 2018-2022 yang mencakup 10 bidang aksi,

yaitu:

• Keterampilan dan membangun pengetahuan;

• Situasi ancaman;

• Manajemen ketahanan;

• Standardisasi / regulasi;

• Manajemen insiden;

• Manajemen krisis

• Penuntutan pidana;

• Pertahanan Siber;

• Kebijakan keamanan siber internasional; dan

Page 11: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

11

• Dampak eksternal dan peningkatan kesadaran.

Dari 10 bidang aksi tersebut nantinya akan diterjemahkan menjadi 29

langkah konkrit yang intinya antara lain: memperluas kelompok sasaran

yaitu UKM dan masyarakat. MELANI akan mengembangkan produk

untuk kelompok sasaran ini; Standardisasi: standar minimum untuk

keamanan TI harus diperkenalkan di berbagai sektor dan subsektor

penting; pemeriksaan kewajiban untuk melaporkan insiden siber

kepada pihak yang berwenang; dan pertahanan siber sebagai bagian

dari strategi siber nasional .

Berdasarkan keputusan tanggal 4 Juli 2018 dibentuk Komite Siber yang

diketuai oleh The Federal Department of Finance (FDF) dan dengan

dipartisipasi oleh The Federal Department of Justice and Police (FDJP)

dan The Federal Department of Defence, Civil Protection, and Sports

(DDPS). FDF diinstruksikan untuk membentuk Pusat Kompetensi

Keamanan Siber (Cyber Security Competence Centre) sebagai one-

stop national point of contact untuk masalah keamanan siber. Pusat

Kompetensi ini terdiri dari kantor keamanan siber dan unit operasional

di ligkungan MELANI, Govcert, dan FITSU. Pusat Kompetensi ini

berwenang untuk menerbitkan pedoman di bidang keamanan siber

federal. Federal Council juga menunjuk Delegasi Keamanan Siber yang

bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Lembaga ini

kemudian menjadi Organisasi Siber Federal berdasarkan Keputusan

Federal Council tertanggal 30 Januari 2019 tentang Organisasi Siber

Federal. Organisasi Federal Siber sebagai kontak poin sentral terhadap

Pihak ketiga dan koordinator dalam hal terjadi manajemen krisis.

Organisas Federal Siber bertanggung jawab atas hal-hal sebagai

berikut:

Keamanan dunia maya yang meliputi pencegahan, manajemen

insiden, manajemen ketahanan, pelatihan dan penelitian,

kerjasama internasional;

Pertahanan dunia maya: tindakan intelijen dan militer untuk

mempertahankan diri dari serangan siber;

Penuntutan Siber (proses hukum Siber): tindakan yang diambil oleh

polisi dan penuntut umum dalam perang melawan kejahatan siber.

Page 12: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

12

Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari Strategi Siber Nasional, Federal

Council menetapkan Keputusan tertanggal 15 Mei 2019 tentang

Rencana Implementasi. Rencana implementasi ini dibuat bersama-

sama dengan kanton, pihak swasta, dan universitas. Rencana ini dibuat

bersama agar seluruh pemangku kepentingan berkontribusi terhadap

rencana implementasi ini sehingga dapat diimplementasi dengan

optimal.

Saat ini, Pemerintah Swiss dalam hal ini Kementerian Keuangan sedang

mempersiapkan undang-undang di tingkat federal sebagai dasar

hukum untuk Pusat Kompetensi Siber.

II. Pertemuan dengan Pusat Pelaporan dan Analisis untuk Keamanan

Informasi (MELANI)

Bertempat di gedung yang sama, Marc Henauer memaparkan tentang

tugas dan fungsi Pusat Pelaporan dan Analisis untuk Keamanan

Informasi (MELANI).

MELANI bertugas mengumpulkan informasi teknis dan non-teknis

pertama dan terpenting, yang berasal dari domain publik atau

lingkungan rahasia dalam bentuk penilaian ancaman, peringatan,

nasihat atau informasi spesifik yang terkait dengan insiden dan peristiwa

yang terjadi di dunia siber.

Dalam hal terjadi insiden, MELANI menilai situasi, mendukung dan (jika

perlu) mengoordinasikan tindakan, dan mengaktifkan jika terjadi krisis,

staf khusus untuk penjaminan informasi (SONIA).

Secara konkret, tugas MELANI adalah:

• melakukan pemantauan dan memberikan gambaran situasional

sebagai prasyarat untuk: pencegahan, peringatan dini, koordinasi

sarana dalam kasus krisis;

• membangun serta memelihara jaringan kepercayaan dengan

penyedia infrastruktur kritis (tertutup), karena tidak ada infrastruktur

penting yang menjalin kerja sama dengan MELANI, seluruh

hubungan sifatnya sukarela (voluntary basis);

• mendukung infrastruktur kritis selama penanganan operasi insiden;

• melakukan pencegahan yang ditargetkan pada UKM dan warga

negara/masyarakat (terbuka).

Page 13: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

13

III. Pertemuan Dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Delegasi Diplomasi Parlemen Badan Legislasi DPR RI diterima oleh Duta

Besar RI Muliaman Dharmansyah Hadad. Pada kesempatan tersebut

Duta Besar sangat mengapresiasi tujuan diplomasi parlemen, karena

Swiss merupakan negara yang memiliki pengaturan mengenai

keamanan dan ketahanan siber yang baik. Swiss adalah salah satu

lokasi teratas di dunia dalam hal ketersediaan server internet yang

aman dan memiliki reputasi internasional sebagai pusat inovatif

pemrosesan data dan infrastruktur TI berkualitas tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI juga menyampaikan penjelasan

mengenai perkembangan terkini dalam hubungan bilateral Indonesia-

Swiss termasuk pendaftaran resmi Indonesia untuk menjadi tuan rumah

Olimpiade tahun 2032.

Page 14: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

14

IV. Jawaban Parlemen Swiss

Selain mengadakan pertemuan dengan FITSU dan MELANI, Delegasi

juga mendapat respon dari parlemen Swiss mengenai keamanan dan

ketahanan Siber di Swiss. Berikut adalah rangkuman jawaban dari

Parlemen Swiss:

Keamanan fisik dan cyber adalah bagian dari keamanan integral

Layanan Parlemen. Ini didasarkan pada standar ISO 27001 dan best

practise. Delegasi Keamanan Majelis Federal adalah subordinasi dari

Pimpinan Dewan dan bertanggung jawab untuk semua masalah

Keamanan Integral. Parlemen menunjuk Komite Kontrol sebagai otoritas

pengawasnya. Komite Kontrol masing-masing menunjuk tiga anggota

mereka untuk menjadi Delegasi Kontrol (CDel). Delegasi mengatur

dirinya sendiri. Delegasi mengawasi kegiatan di bidang keamanan

negara dan badan intelijen dan mengawasi kegiatan negara dalam

hal-hal yang harus dirahasiakan karena pengungkapan kepada orang

yang tidak berwenang dapat menjadi ancaman sangat serius bagi

kepentingan nasional. Ia mendapat tambahan mandat yang spesifik

yang ditugaskan kepadanya oleh Komite Kontrol. Dewan Federal harus

Page 15: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

15

memberi tahu Delegasi selambat-lambatnya 24 jam setelah membuat

keputusan tentang perintah untuk melindungi kepentingan negara

atau untuk melindungi keamanan internal atau eksternal.

Adapun keamanan siber Swiss sendiri, pemerintah federal Swiss yang

bertanggung jawab. MELANI merupakan afiliasi pemerintah Swiss.

G. SIMPULAN

Saat ini Swiss belum memiliki undang-undang khusus tentang keamanan

siber (masih dalam tahap persiapan). Dasar hukum penyelenggaraan

keamaan siber di Swiss adalah:

a. Keputusan Federal Council 14 Juli 2018 untuk membentuk Komite

Siber;

b. Keputusan Federal Council tanggal 30 Januari 2019 tentang

Organisasi Siber Federal;

c. Strategi Nasional Keamanan Siber 2018-2022; dan

d. Keputusan Federal Council tanggal 15 May 2019 tentang Rencana

Implementasi.

Penyelenggaraan keamanan siber di Swiss saat ini dilakukan oleh

MELANI berdasarkan Strategi Nasional Keamanan Siber yang

diterbitkan oleh FITSU. FITSU terdiri dari 3 (tiga) departemen, yaitu The

Federal Department of Finance (FDF); The Federal Department of

Justice and Police (FDJP); dan The Federal Department of Defence,

Civil Protection, and Sports (DDPS) dengan koordinator FDF;

Rencana Implementasi keamanan siber yang sifatnya teknis dibuat

secara kolaboratif antara canton, swasta, dan universitas. Mengingat

semua hubungan sifatnya sukarela maka yang terpenting adalah

melibatkan semua pemangku kepentingan agar rencana implementasi

dapat dilaksanakan secara optimal.

H. SARAN

Perlunya kejelasan siapa melakukan apa dalam penyeleggaraan

keamanan dan ketahanan siber atau otoritas yang bertanggung

jawab atas berbagai masalah keamanan siber sebagaimana Rencana

Implementasi Swiss, sehingga koordinasi dapat secara efektif dilakukan

Page 16: LAPORAN DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM ... fileDALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER KE SWISS 16-22 MEI 2019 A. LATAR

16

dalam hal strategis seperti keamanan siber sipil, keamanan siber militer,

dan cybercriminality.

Dalam perumusan RUU tentang Keamanan dan Ketahanan Siber perlu

harmonisasi dan konsistensi perumusan, mengingat hal-hal yang

berkaitan juga diatur secara tersendiri berdasarkan undang-undang

lain, seperti perlindungan data pribadi, informasi dan transaksi

elektronik, dan kitab undang-undang hukum pidana.

V. PENUTUP

Demikian Laporan Diplomasi Parlemen Badan Legislasi DPR RI ke Swiss.

Semoga laporan ini dapat menjadi bahan penyempurnaan Rancangan

Undang-Undang tentang Keamanan dan Ketahanan Siber. Atas

perhatian dan kerjasama seluruh pihak terkait, kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

JAKARTA, MEI 2019

DELEGASI DIPLOMASI PARLEMEN BADAN LEGISLASI DPR RI

KETUA DELEGASI,

M. SARMUJI, SE., M.SI.

A-287

LAMPIRAN:

1. Paparan Manual Suter – National Cyber Security Strategy;

2. Paparan Marc Henauer – MELANI; dan

3. Jawaban Parlemen Swiss.