Upload
cindy-cristian-kaka
View
328
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
1/28
1
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM
ANALISIS VEGETASI KUADRAT
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.
2. Dra. Thin Soedarti, CESA
Asisten Dosen:
Irma Ardiana Puspita
Oleh:
Jamilatul Arofah (081311433071)Sherly Yohana C.S. (081311433073)
Nihayatul Bariroh (081311433084)
Fajriyatun Nufus (081311433090)
Ranu Bagus S. (081311433091)Yuli Winarsih (081311433092)
Shahnaz (081311433095)
Khusnita Giarti (081311433096)
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
2/28
2
BAB I
PENGANTAR
1.1
Latar BelakangVegetasi merupakan kumpulan tumbuhan yang hidup pada suatu habitat dalam
suatu ekosistem. Suatu kumpulan tumbuhan atau komunitas tumbuhan adalah
populasi tumbuhan yang yang tumbuh di suatu habitat. Suatu masyarakat tumbuhan
pada dasarnya dapat terbentuk dari satu jenis komunitas yang disebut
konsosiasi, atau dapat juga berbentuk dari bermacam-macam komunitas yang disebut
dengan asosiasi (Syafei, 1994).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan
yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling yang
artinya cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sampling yaitu jumlah petak contoh, cara
peletakan petak contoh, dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Marpaung,
2009).
Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisa vegetasi ini,
diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan
kuarter. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less methodkarena tidak
membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode
ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan
analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang
sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau
vcegetasi kompleks lainnya (Syafei, 1994).
Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yang jadi
bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan untuk mengetahui
komposisi, dominasi pohon, dan menaksir volumenya. Setiap tumbuhan yang hidup
pada lingkungan tertentu memiliki kerimbunan yang berbeda dan kerapatan antar
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
3/28
3
individu yang berbeda. Penyebaran vegetasi di alam sangat bervariasi ada yang
penyebarannya mengelompok dan ada yang tersebar (Syafei, 1994).
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan sampling dan analisis vegetasi dengan benar?
2. Bagaimana menetukan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan
metode kuadrat?
3. Faktor apa yang mempengaruhi kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi suatu
vegetasi?
4. Bagaimana nilai penting dari masing-masing spesies dalam suatu vegetasi?
5. Bagaimanakah nama komunitas dari vegetasi yang menjadi lokasi sampling?
1.3Tujuan
1. Dapat melakukan sampling dan analisis vegetasi dengan metode kuadrat.
2.
Dapat menentukan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi suatu
vegetasi dengan cara metode kuadrat.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi suatu vegetasi.
4.
Dapat mengetahui nilai penting masing-masing spesies dalam suatu vegetasi.
5. Dapat memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting.
1.4Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami bagaimana cara
sampling dan analisis vegetasi serta dapat menggunakan variabel kerimbunan,
kerapatan, dan frekuensi dengan cara metode kuadrat.
1.5Hipotesis
Jika semakin besar hubungan antara kerapatan dengan kerimbunan, kerimbunan
dengan frekuensi, dan kerapatan dengan frekuensi pada vegetasi tersebut, maka
semakin besar pula nilai penting yang didapatkan.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
4/28
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vegetasi
Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas
tumbuhan.Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tumbuhan yang
menempati suatuekosistem. Beraneka tipehutan,kebun, padang rumput,
dantundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan. Satuan yang diselidiki dalam ekologi hutan adalah
suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit (Rohman dan Sumberartha, 2001).
Ilmu vegetasi telah mengembangkan berbagai metode untuk menganalisis
suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan tujuannya, dan dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan
pesat. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu,
serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua
komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas
tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu
seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain (Syafei, 1994).
2.2 Metode Kuadrat
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau
lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai
dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Metode kuadrat
menurut Surasana, 1990 juga ada beberapa jenis:
a.Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies
yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi
merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase
tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komunitas_%28ekologi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tetumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Padang_rumputhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tundrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tundrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Padang_rumputhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetumbuhanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komunitas_%28ekologi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
5/28
5
area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal
dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan
basal area dari beberapa jenis tanaman. Pada analisis menggunakan metode
kuadrat ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi.
2.2.1 Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan
tertentu, misalnya 100 individu/ha. Mengukur kerapatan biasanya akan muncul
suatu masalah sehubungan dengan efek tepi (side effect) dan life form (bentuk
tumbuhan). Mengukur kerapatan pohon atau bentuk vegetasi lainnya yang
mempunyai batang serta mudah dibedakan antara satu dengan lainnya umumnya
tidak menimbulkan kesukaran yang berarti. Pada tumbuhan yang menjalar dengan
tunas pada buku-bukunya dan berrhizoma (berakar rimpang) akan timbul suatu
kesukaran dalam penghitungan individunya. Hal ini dapat diatasi dengan
membuat suatu kriteria tersendiri tentang pengertian individu dari tipe tumbuhan
tersebut (Irwanto, 2010).
Masalah lain yang harus diatasi adalah efek tepi dari kuadrat sehubungan
dengan keberadaan sebagian suatu jenis tumbuhan yang berada di tepi kuadrat,
sehingga kita harus memutuskan apakah jenis tumbuhan tersebut dianggap berada
dalam kuadrat atau di luar kuadrat. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan
perjanjian bahwa bila > 50% dari bagian tumbuhan tersebut berada dalam
kuadrat, maka dianggap tumbuhan tersebut berada dalam kuadrat dan tentunya
barns dihitung pengukuran kerapatannya (Irwanto, 2010).
2.2.2 Kerimbunan
Kerimbunan adalah proporsi permukaan tanah yang ditutupi oleh proyeksi
tajuk tumbuhan, sehingga kerimbunan dinyatakan dalam satuan persen. Misalnya,
jenisRhizophora apiculata (bakau) mempunyai proyeksi tajuk seluas 10 mZ
dalam suatu petak contoh seluas 100 m-, maka kelindungan jenis bakau tersebut
adalah 10/100 x 100% = 10%. Jumlah total kelindungan semua jenis tumbuhan
dalam suatu komunitas tumbuhan mungkin lebih dari 100%, karena sering
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
6/28
6
proyeksi tajuk dari satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya bertumpang
tindih (overlapping). Pengganti dari luasan areal tajuk, kerimbunan bisa juga
mengimplikasikan proyeksi basal area pada suatu luasan permukaan tanah.dan
luasannya diukur dengan planimeter atau sistem dot grid dengan kertas grafik
(Irwanto, 2010).
2.2.3 Frekuensi
Frekuensi adalah suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana
ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya
frekwensi dinyatakan dalam besaran persentase. Misalnya jenis Avicennia
marina (api-api) ditemukan dalam 50 petak contoh dari 100 petak contoh yang
dibuat, sehingga frekuensi jenis api-api tersebut adalah 50/100 x 100% = 50%.
Jadi dalam penentuan frekuensi ini tidak adacounting, tetapi hanya suatu
peristilahan mengenai keberadaan suatu jenis saja (Irwanto, 2010).
2.3 Sistem Analisis Metode Kuadrat
Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasijenis tumbuhan
di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah
cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Khusus untuk variabel kerapatan dan
kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan
kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet tahun 1964.
Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai
dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang
dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990).
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh
spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numeric sebagai indeks
keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah
penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila
komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
7/28
7
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai
relative dari sejumlah variabel yangb telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan
relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan
diperoleh:
Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel
yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis
yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan
urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dua jenis
tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk
menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).
Praktikum ini mempelajari indeks keanekaragaman yang digunakan untuk
mengetahui keanekaragaman hayati biota yang diteliti. Pada prinsipnya, nilai indeks
makin tinggi, berarti komunitas diperairan itu makin beragam dan tidak didominasi
oleh satu atau lebih dari takson yang ada. Umumnya, jenis perhitungan Indeks
Keanekaragaman untuk bentos adalah rumus Shannon & Wiener.
Np = Kr + Dr + Fr
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
8/28
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum yang dilakukan berlokasi di kebun Danau Kampus C Universitas
Airlangga. Praktikum dilakukan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2014 pukul
08.50-10.30 WIB.
Gambar 1. Denah lokasi praktikum ditandai oleh garis kuning (Google Maps).
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah:
1. Meteran
2. Tali Rafia
3. Calipers
4. Tongkat Kayu
5. Kompas
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalaah tumbuh-tumbuhan yang ada di
sekitar kebun Danau Kampus C Universitas Airlangga.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
9/28
9
3.3 Cara kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyebar minimal 100 m2, membaginya
menjadi 10 titik observasi berukuran 10 meter persegi, kemudian membagi menjadi 4
kuadran pada masing-masing titik dan melakukan pengukuran dari tumbuhan yang
paling dekat dengan titik observasi yang akan diukur. Mengambil meteran untuk
mengukur jarak terdekat dari titik observasi, kemudian mengidentifikasi jenis
tumbuhan dan mengukur diameter batang tumbuhan tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur sampel adalah:
Langkah akhir yaitu menganalisis seluruh vegetasi di seluruh kuadrat,
selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel
untuk setiap jenis tumbuhan. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga penting
dari setiap jenis tumbuhan. Menyusun dalam suatu tabel jenis tumbuhan berdasarkan
harga nilai penting dari harga terbesar sampai terkecil, dan yang terakhir mengitung
indeks diversitas berdasarkan rumus Shannon Weaver.
Tumbuhan diukur dari
jarak yang terdekat
dengan titik observasi
menggunakan meteran.
diidentifikasi jenis tumbuhanyang dekat dengan titik
observasi.
diameter batang tumbuhan diukur
dengan menggunakan calipers
Pengukuran diulangi pada
keempat kuadran sampai
pada titik observasi yang
ke-10
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
10/28
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil4.1.1 Data
Titikobservasi ke-
Kuadran Jenis tumbuhanJarak dari titik
observasiDiameterbatang
1
I sukun 69 cm 4 cm
II mahoni 70 cm 5 cm
III mangga 71 cm 4 cm
IV puring 72 cm 5 cm
2
I trembesi 73 cm 32 cm
II trembesi 74 cm 34 cmIII nyamplung 75 cm 8 cm
IV trembesi 76 cm 5 cm
3
I mahoni 77 cm 6 cm
II mangga 78 cm 5 cm
III mangga 79 cm 9 cm
IV puring 80 cm 4 cm
4
I mangga 81 cm 5 cm
II palem 82 cm 35 cm
III mangga 83 cm 9 cmIV mangga 84 cm 7 cm
5
I mahoni 85 cm 3 cm
II trembesi 86 cm 19 cm
III mangga 87 cm 11 cm
IV palem 88 cm 10 cm
6
I mangga 89 cm 5 cm
II trembesi 90 cm 29 cm
III trembesi 91 cm 31 cm
IV mangga 92 cm 8 cm
7
I Mahoni 93 cm 9 cm
II Nyamplung 94 cm 4 cm
III Palem 95 cm 9 cm
IV Mangga 96 cm 10 cm
8 I Trembesi 97 cm 22 cm
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
11/28
11
II Trembesi 98 cm 5 cm
III Mangga 99 cm 4 cm
IV Trembesi 100 cm 23 cm
9
I Mahoni 101 cm 6 cm
II Mangga 102 cm 5 cm
III Trembesi 103 cm 33 cm
IV Palem 104 cm 6 cm
10
I Mahoni 105 cm 6 cm
II Mahoni 106 cm 5 cm
III Palem 107 cm 7 cm
IV Mangga 108 cm 4 cm
jumlah 3540 cm 451 cm
Rata-Rata 89 cm 11 cm
4.1.2 Analisis Perhitungan
Analisis perhitungan vegetasi metode kuarter (kuadran) sebagai berikut:
a) Jarak rata-rata (d) =
=
= 88,5
b) Luas rata-rata yang ditempati setiap individu = d2
= 7832,25
c) Kerapatan absolut total (jumlah individu per luas L) =
=
No. Nama spesies Jumlah
1. Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.) 7
2. Mangga(Mangivera Indica) 13
3. Nyamplung (Calophyllum inophyllum) 2
4. Palem (Palmae sp.) 5
5. Puring (Codiaeum variegatum.) 2
6. Sukun(Artocarpus communis.) 1
7. Trembesi (Samanea saman.) 10
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
12/28
12
= 0,012
d) Kerapatan relatif dari masing-masing spesies.
Kerapatan relatif (Sukun) =
100%
=
100%
= 2,5%
Kerapatan relatif (Mahoni) =
100%
=
100%
= 17,5%
Kerapatan relatif (Mangga) =
100%
=
100%
= 32,5%
Kerapatan relatif (Puring) =
100%
=
100%
= 5%
Kerapatan relatif (Trembesi) =
100%
=
100%
= 25%
Kerapatan relatif (Nyamplung) =
100%
=
100%
= 5%
Kerapatan relatif (Palem) =
100%
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
13/28
13
=
100%
= 12,5%
e) Kerapatan absolut masing-masing spesies.
Kerapatan absolut sp (Sukun)=
Kerapatan absolut total
=
0,012
= 0,0003
Kerapatan absolut sp (Mahoni)=
Kerapatan absolut total
=
0,012
= 0,0021
Kerapatan absolut sp (Mangga)=
Kerapatan absolut total
=
0,012
= 0,0039
Kerapatan absolut sp (Purinng)=
Kerapatan absolut total
=
0,012
= 0,0006
Kerapatan absolut sp (Trembesi)=
Kerapatan absolut
total
=
0,012
= 0,003
Kerapatan absolut sp (Nyamplung)=
Kerapatan absolut
total
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
14/28
14
=
0,012
= 0,0006
Kerapatan absolut sp (Palem)=
Kerapatan absolut total
=
0,012
f) Jumlah luas basal masing-masing spesies.
Jumlah luas basal (Sukun) = d2x kerapatan relative
= 7832,25 x 2,5
= 19580,625
Jumlah luas basal (mahoni) = d2 x kerapatan relative
= 7832,25 x 17,5
= 137064,375
Jumlah luas basal (Mangga) = d2x kerapatan relative
= 7832,25 x 32,5
= 254548,125 Jumlah luas basal (Puring) = d
2x kerapatan relative
= 7832,25 x 5
= 39161,25
Jumlah luas basal (Trembesi) = d2x kerapatan relative
= 7832,25 x 25
= 195806,25
Jumlah luas basal (Nyamplung)= d2x kerapatan relative
= 7832,25 x 5
= 39161,25
Jumlah luas basal (Palem ) = d
2x kerapatan relative
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
15/28
15
= 7832,25 x 1,25
= 9790,3125
g) Frekuensi relatif masing-masing spesies.
Frekuensi Relatif (Sukun) =
100%
=
100%
= 10%
Frekuensi Relatif (Mahoni) =
100%
=
100%
= 60%
Frekuensi Relatif (Mangga) =
100%
=
100%
= 90%
Frekuensi Relatif (Puring) =
100%
=
100%
= 20%
Frekuensi Relatif (Trembesi)=
100%
=
100%
= 50%
Frekuensi Relatif (Nyamplung)=
100%
=
100%
= 20%
Frekuensi Relatif (Palem) =
100%
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
16/28
16
=
100%
= 50%
h) Dominasi relatif masing-masing spesies.
Dominasi Relatif (Sukun) =
100%
=
100%
= 2,81%
Dominasi Relatif (Mahoni) =
100%
=
100%
= 19,71%
Dominasi Relatif (Mangga) =
100%
=
100%
= 36,61 %
Dominasi Relatif (Puring) =
100%
=
100%
= 5,63%
Dominasi Relatif (Trembesi) =
100%
=
100%
= 28,17%
Dominasi Relatif (Nyamplung)=
100%
=
100%
= 5,63%
Dominasi Relatif (Palem) =
100%
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
17/28
17
=
100%
= 1,4 %
i) Nilai penting masing-masing spesies.
Nilai Penting (Sukun) = Kr + Dr + Fr
= 2,5 + 2,81 + 10
= 15,31
Nilai Penting (Mahoni) = Kr + Dr + Fr
= 17,5 + 19,71 + 60
= 97,21
Nilai Penting (Mangga) = Kr + Dr + Fr
= 32,5 + 36,61 + 90
= 159,11
Nilai Penting (Puring) = Kr + Dr + Fr
= 5 + 5,63 + 20
= 30,63
Nilai Penting (Trembesi) = Kr + Dr + Fr
= 2,5 + 28,17 + 50
= 103,170
Nilai Penting (Nyamplung) = Kr + Dr + Fr
= 5+ 5,63 + 20
= 30,63
Nilai Penting (Palem) = Kr + Dr + Fr
= 1,25 + 1,4 + 50
= 52,65
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan sampling vegetasi dan melakukan
analisis vegetasi menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan
cara metode kuadrat, dapat memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting, dan
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
18/28
18
dapat menuliskan laporan secara ilmiah. Praktikum analisis vegetasi ini dilakukan di
kebun dekat Danau Univesitas Airlangga. Aktivitas yang dilakukan adalah
melakukan analisis vegetasi pada berbagai varietas tanaman yang berada di kebun
dekat Danau Universitas Airlangga. Aktivitas ini dilakukan dengan beberapa
perlakuan yang berbeda. Perlakuan tersebut menentukan aktivitas apa yang akan
dilakukan. Sebelum aktivitas analisis vegetasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu. Aktivitas yang dilakukan adalah membuat titik-titik
observasi. Titik-titik observasi akan menjadi tempat untuk melakukan analisis
vegetasi. Masing-masing titik observasi akan dibagi menjadi 4 kuadran. Kuadran
yang dibuat terdiri dari kuadran I, II, III, dan IV. Sebelum menentukan titik observasi,
sebelumnya dicari jarak masing-masing titik observasi. Jarak yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah 10 meter pada masing-masing titik observasi. Titik
observasi berjumlah 10 titik. Masing-masing titik memiliki kuadran yang berjumlah 4
kuadran. Setiap kuadran akan dijadikan sebagai tempat analisis vegetasi tumbuhan.
Masing-masing kuadran memiliki jenis tumbuhan yang berbeda-beda. Langkah yang
dilakukan adalah mencatat nama, diameter batang, dan jarak tumbuhan dengan titik
observasi. Tumbuhan yang dianalisis haruslah memiliki jarak terdekat dengan titik
observasi yang telah ditentukan. Perlakuan ini dilakukan supaya penghitungan
menjadi mudah dan data yang didapatkan menjadi akurat. Salah satu kendala yang
muncul pada saat proses analisis tumbuhan pada masing-masing kuadran adalah
nama spesies tumbuhan yang dianalisis. Terkadang pada saat menganalisis suatu
tumbuhan, nama dari tumbuhan yang diamati tidak diketahui dengan jelas. Masalah
ini menghambat saat pendataan hasil analisis. Keberadaan dosen pada tempat
praktikum bisa menjadi solusi dari masalah ini. Dosen bisa memberikan informasi
tentang tumbuhan atau pohon yang belum diketahui nama spesiesnya.
Aktivitas selanjutnya adalah melakukan pendataan tentang hasil analisis
vegetasi tumbuhan yang telah dilakukan. Analisis ini meliputi variabel yang akan
dicari pada praktikum kali ini. Sebelum menuju analisis variabel yang dicari, terlebih
dahulu dicari jarak rata-rata (d) pada semua jarak yang dijadikan sebagai tempat
untuk melakukan analisis vegetasi. Rumus untuk mencari jarak rata-rata (d) adalah :
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
19/28
19
Hasil dari jarak rata-rata akan digunakan untuk menghitung luas rata-rata yangditempati setiap individu (d
2). Rumus berikutnya adalah menghitung kerapatan
absolute total ( jumlah individu per luas L ). Rumusnya adalah :
Sebelum mencari kerapatan absolut total ada rumus yang mencari kerapatan
absolute sp. Rumusnya adalah :
Kerapatan absolut sp = kerapatan relatif x kerapatan absolut total100
Rumus lain yang digunakan adalah :
Kerapatan relatif = Kerapatan relatif x 100 %Jumlah individu semua sp
Kerapatan relatif = Kerapatan relatif x 100 %Jumlah semua titik observasi
Dominasi relatif = Kerapatan relatif x 100 %Jumlah luas basal semua sp
Jumlah luas basal = d2 x kerapatan relatif
Nilai Penting (NK) di tulis setelah semua data dari rumus di atas telah
didapat.Rumus untuk Nilai Penting (NK) adalah :
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
20/28
20
Hasil analisis ini menyatakan jika vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat 1ain. Hal ini terjadi karena faktor lingkungannya yang berbeda
seperti kondisi tanah atau perawatan terhadap vegetasi tersebut. Pernyataan itu
didapatkan dari hasil analisis yang telah didapat. Hasil analisis yang telah dilakukan
adalah :
Jarak rata-rata yang diperoleh adalah = 88,5
Luas rata-rata yang diperoleh = 7832,25
Kerapatan absolute total = 0,012
Setelah didapatkan ketiga data diatas kemudian dicari data per spesies meliputi:
a. Kerapatan relatif (sukun/Artocarpus communis.) = 2,5%
b. Kerapatan relatif (mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 17,5 %
c. Kerapatan relatif (manga/Mangivera Indica) = 32,5%
d. Kerapatan relatif (puring/Codiaeum variegatum) = 5 %
e. Kerapatan relatif(trembesi/Samanea saman) = 25 %
f.
Kerapatan relatif (Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 5%
g. Kerapatan relatif (Palem/Palmae sp) = 12,5%
Tidak hanya kerapatan relatif, akan tetapi juga meliputi kerapatan absolute
dari masing-masing spesies :
a.
Kerapatan absolute sp (Sukun/Artocarpus communis) = 0,0003
b. Kerapatan absolute sp (Mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 0,0021
c. Kerapatan absolute sp (Mangga/Mangivera Indica) = 0,0039
d. Kerapatan absolute sp (Puring/Codiaeum variegatum) = 0,0006
e. Kerapatan absolute sp (Trembesi/Samanea saman) = 0,03
f. Kerapatan absolute sp (Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 0,0006
g. Kerapatan absolute sp (Palem/Palmae sp) = 0,0015
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan jika ada diversitas kerapatan relative dan
kerapatan absolut. Diversitas itu bisa dipengaruhi karena letak dan habitat dari
masing-masing spesies tersebut. Relung spesies juga mempengaruhi dari diversitas
vegetasi ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa kerapatan pada tiap spesies dalam
vegetasi tersebit tidaklah sama, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
21/28
21
antar spesies tumbuhan dalam memperoleh sinar matahari, air, dan nutrisi-nutrisi
yang ada dalam tanah. Selain kerapatan, frekuensi relative dan absolute juga berperan
dalam vegetasi tumbuhan. Hasilnya adalah:
a.
Frekuensi Relatif (Sukun/Artocarpus communis) = 10%
b. Frekuensi relatif ( Mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 60 %
c. Frekuensi relatif ( Mangga/Mangivera Indica) = 90%
d. Frekuensi relatif (Puring/Codiaeum variegatum) = 20 %
e. Frekuensi Relatif (Trembesi/Samanea saman) = 50%
f. Frekuensi Relatif (Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 20%
g. Frekuensi Relatif (Palem/Palmae sp) = 50%
Data diatas tentang frekuensi relatif dan absolute menunjukkan jika vegetasi
tumbuhan dipengaruhi juga dengan jarak dari masing-masing spesies dengan titik
observasi yang telah ditentukan. Spesies yang memiliki jarak terjauh dengan titik
observasi akan memiliki frekuensi yang tinggi. Dominasi relatif juga mempengaruhi
tingkat diversitas dari vegetasi tumbuhan yang dianalisis. Hasil perhitungan yang
didapatkan adalah :
a. Dominasi relatif (sukun/Artocarpus communis) = 2,81 %
b.
Dominasi relatif ( mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 19,71 %c. Dominasi relatif ( Mangga/Mangivera Indica) = 36,61 %
d. Dominasi relatif ( Puring/Codiaeum variegatum) = 5,63 %
e. Dominasi relatif ( trembesi/Samanea saman) = 28,17 %
f. Dominasi relatif ( Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 5,63
g. Dominasi relatif ( palem/Palmae sp) = 1,4 %
Dominasi relatif dapat diperoleh dari dominasi mutlak yang berbanding dengan
dominasi total, dimana dominasi mutlak diperoleh dari jumlah satuan petak contoh
yang diduduki oleh suatu jenis berbanding dengan jumlah banyaknya petak contoh
yang dibuat.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
22/28
22
BAB V
SIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ekologi umum tentang Analisis Vegetasi pada Lapangan
Berumput Kampus C UNAIR (depan rektorat) dapat disimpulkan bahwa :
1. Melakukan sampling dan analisis vegetasi dengan benar harus melalui
prosedur kerja sebagai berikut yaitu menyebarkan kuadrat berukuran 10 meter
persegi secara acak di vegetasi rumput serta melakukan analisis vegetasi
berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi dengan
menentukan jarak pohon yang terdekat dengan titik kuadran dan menentukan
diameter pohon tersebut.
2. Menentukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi dengan metode kuadrat perlu dilakukan
perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap
jenis/spesies tumbuhan. Kemudian dilanjutkan perhitungan untuk mencari
harga nilai penting dari setiap jenis/spesies tumbuhan.
3. Nilai kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang telah diketahui, maka akan
didapatkan nilai penting pada tiap spesiesnya. Nilai penting beberapa spesies
yang didapatkan memiliki nilai yang berbeda-beda. Hubungan antar ketiganya
yaitu, apabila semakin besar hubungan antara kerapatan dengan kerimbunan,
kerimbunan dengan frekuensi, dan kerapatan dengan frekuensi pada vegetasi
tersebut, maka semakin besar pula nilai penting yang didapatkan.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
23/28
23
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Zakaria. 2013. Puring (Codiaeum variegatum).
http://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatum.Diakses pada (19 Oktober 2014).
Fachrul, Ferianita Melati. 2008.Metode Sampling Bioekologi.Jakarta: Bumi Aksara.
Hariyanto, S. dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga University
Press.
Irwanto. 2010. Analisis Vegetasi Parameter Kuantitatif. http://www.irwanto shut.net.
Diakses pada (18 Oktober 2014).
Odum, Eugene. 1993.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi
Tumbuhan. Malang: JICA.
Setiadi. 1984.Ekologi Tropika. Bandung: ITB.
Syafei, E.S. 1994.Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA ITB.
http://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatumhttp://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatumhttp://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatumhttp://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatum8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
24/28
24
LAMPIRAN
Lampiran 1
No. Gambar Keterangan
1. Meteran merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur jarak
dari titik observasi setiap 10 m
sebanyak 10 titik, serta
digunakan untuk mengukur jarak
tanaman dari dari masing-masing
titik yang sudah terbagi menjadi
empat kuadran.
2.Proses pengukuran titik
observasi yaitu setiap 10 m
sebanyak 10 kali (total 100 m).
Pengukuran menggunakan
meteran dan juga tali rafia.
3.Kompas digunakan untuk
menentukan arah yang akan
berguna dalam penentian
kuadran 1, 2, 3, dan 4.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
25/28
25
4.Membuat empat kuadran yang
dibatasi dengan menggunakan
sapu lidi pada gambar di
samping.
5. Proses pengukuran jarak terdekat
tanaman pada masing-masing
kuadran terhadap titik
observasinya.
6. Proses pengukuran diameter
batang pohon dari masing-
masing tanaman yang terdapat
dalam tiap kuadran. Pengukuran
diameter pohon menggunakan
kaliper.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
26/28
26
7. Pohon mahoni atau Swietenia
mahagoni (L.) Jacq.
Jumlah total yang ditemukan
pada 10 titk adalah 7.
8. Pohon sukun atauArtocarpuscommunis.
Jumlah total yang ditemukan
pada 10 titk adalah 1.
9. Pohon palem atau Palmae sp.
Jumlah total yang ditemukanpada 10 titk adalah 5.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
27/28
27
10. Pohon nyamplung atau
Calophyllum inophyllum.
Jumlah total yang ditemukanpada 10 titk adalah 2.
11. Pohon manga atauMangifera
indica.Jumlah total yang ditemukanpada 10 titk adalah 13
12. Puring atau Codiaeum
variegatum.
Jumlah total yang ditemukan
pada 10 titk adalah 2.
8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3
28/28
13. Pohon Trembesi atauAlbizia
saman atau Samanea saman.
Jumlah total yang ditemukan
pada 10 titk adalah 10.