58
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I NFEKSI Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahunnya, 98% disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas ISPA sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama dinegara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Begitu pula ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian yang paling banyak terjadi pada anak di negara sedang berkembang. Infeksi Saluran Pernapasan Akut ini menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

I

NFEKSI Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyebab utama morbiditas dan

mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat

ISPA setiap tahunnya, 98% disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pernapasan

bawah. Tingkat mortalitas ISPA sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut

usia, terutama dinegara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah.

Begitu pula ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di

fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak.

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab

kematian yang paling banyak terjadi pada anak di negara sedang berkembang. Infeksi

Saluran Pernapasan Akut ini menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada

anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya sebanyak dua pertiga kematian

tersebut adalah bayi (WHO, 2003). Menurut World Health Organization (WHO)

memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara

berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah

15%-20% pertahun pada golongan usia balita.

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) banyak menyerang balita batasan 0-5

tahun, sebagian besar kematian Balita di Indonesia karena ISPA. Balita merupakan

faktor resiko yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas infeksi saluran pernafasan

akut (ISPA). Khususnya pnemonia karena pada usia balita daya tahan tubuh mereka

belum terlalu kuat (Santoso, 2007).

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 2: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Di Indonesia terjadi lima kasus diantara 1000 bayi atau Balita, ISPA

mengakibatkan 150.000 bayi atau Balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban

perbulan atau 416 kasus perhari, atau 17 anak perjam atau seorang bayi tiap lima

menit (Siswono, 2007). Data kasus dari jumlah pasien penderita ISPA di Kalimantan

Timur mencapai ± 632.500 keluarga yang mempunyai balita dengan kasus.

Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Temindung Samarinda, penderita

ISPA  pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2010 tercatat sebanyak

8025 orang. Sedangkan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011 tercatat

sebanyak 3976 orang.  Kasus ISPA di Puskesmas Temindung menempati urutan

kedua selama bulan Juni 2011. (Rekam medis Puskesmas Temindung, 2011).

Jumlah penderita penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Maamboro

berjumlah 1740 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita ISPA berjumlah

1993 dan pada tahun 2012 penderita ISPA berjumlah 960 (Data Sekunder Puskesmas

Mamboro).

Prevalensi penyakit Alergi dilaporkan meningkat, diperkirakan lebih dari 20%

populasi di seluruh dunia menderita penyakit yang diperantarai oleh IgE, seperti

asma, rinokonjungtivitis, dermatitis atopik atau eksema, dan anafilaksis.Untuk kasus

asma, WHO memperkirakan terjadi pada 5%-15% populasi anak diseluruh dunia. Di

Indonesia prevalensi penyakit alergi yang telah diteliti pada beberapa golongan

masyarakat atau rumah sakit menunjukkan variasi, misalnyadata dari Poliklinik

Alergi-Imunologi Anak RSCM dari pasien anak yangmenderita alergi, sekitar 2,4%

berupa alergi susu sapi. Jumlah penderita penyakit alergi di wilayah kerja Puskesmas

Mamboro berjumlah 617 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita alergi

berjumlah 472 dan pada tahun 2012 alergi berjumlah 209 (Data Sekunder Puskesmas

Mamboro).

Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari

tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling

umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 3: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose),

penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan

seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua

berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik.

Di Indonesia terutama di daerah pedesaan penyakit yang penularannya

berkaitan dengan air dan lingkungan masih merupakan masalah bagi masyarakat,

sering merupakan penyakit endemis di suatu wilayah dan kadang-kadang timbul

sebagai letusan penyakit dan bahkan dapat menimbulkan wabah penyakit.

Data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health

Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada

balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF

memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare.

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor

satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita

nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak)

memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena

Diare.

Jumlah penderita penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Mamboro

berjumlah 427 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita diare berjumlah

434 dan pada tahun 2012 diare berjumlah 609 (Data Sekunder Puskesmas

Mamboro).

Penyakit saluran pencernaan seperti gastitis. Masyarakat pada umumnya

mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut

mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut maka

mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian nyerinya hilang.

Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan

perdarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 4: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung

sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap

beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis

di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan

Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk

setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah

penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi

pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari

pada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis

biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal

dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian

gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada

beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari

238,452,952 jiwa penduduk ( Kurnia, Rahmi:2011).

Sedangkan di Indonesia sudah pernah di lakukan penelitian kuman

Helicobacter Pylori tetapi belum dalam skala besar pada pasien gastritis yang dapat

menimbulkan ulkus lambung namun dari pemeriksaan yang dilakukan pada pasien

gastritis sekitar 60-70% ditemukan kuman (Harison, 2000:1551, dalam Hastuti:2007).

Jumlah penderita penyakit gastritis di wilayah kerja Puskesmas Mamboro

berjumlah 294 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita gastritis berjumlah

275 dan pada tahun 2012 penderita gastritis berjumlah 252 (Data Sekunder

Puskesmas Mamboro).

Hipertensi berasal dari dua kata, hiper=tinggi dan tensi=tekanan darah,

merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of

Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan

gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks

dan saling berhubungan (Sani,2008). Hipertensi adalah suatu gangguan pada

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 5: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh

darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan

bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap,

timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi

(Vitahealth,2005).

Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai

hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi

yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat

mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung di mana angka itu

diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di

pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder

didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi

ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang

disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan strok, gagal

ginjal, atau gangguan retina mata.

Hipertensi telah menjadi permasalahan kesehatan yang sangat umum terjadi.

Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan

bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi.

Angka kejadian hipertensidi seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan

sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan

Chobanian et.al, 2004).

Sampai saat ini prevalensi di Indonesia berkisar antara 5-10% sedangkan

tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan

meningkatkan menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit

jantung di Indonesia. Jumlah penderita penyakit hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Mamboro berjumlah 229 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 6: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

penderita hipertensi berjumlah 171 dan pada tahun 2012 penderita hipertensi

berjumlah 157 (Data Sekunder Puskesmas Mamboro).

Pada umumnya masyarakat belum menyadari bahwa penularan penyakit

dipengaruhi dua faktor penting yaitu perilaku dan kondisi lingkungan masyarakat

sendiri. Masyarakat belum mengerti akan hubungan antara kesehatan dengan perilaku

dan kondisi lingkungan. Di daerah pedesaan masih banyak masyarakat yang

mempunyai perilaku buang air besar di tempat terbuka, menggunakan air dari sarana

yang tidak memenuhi syarat kesehatan misalnya menggunakan air dari sungai untuk

minum dan masak.

Dengan melakukan perilaku praktis sehari-hari, misalnya cuci tangan dengan

benar, yaitu dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir serta kapan mereka

harus cuci tangan, merubah kebiasaan buang air besar di tempat terbuka menjadi

perilaku buang air besar di jamban, menjaga kualitas air dan mencegah terjadinya

pencemaran air, mulai dari sumber air, cara pengambilan air, cara pengangktan air,

cara penyimpanan air, sehingga masyarakat dapat menggunakan air secara hygienis,

sudah dapat mencegah terjadinya penularan penyakit. Perilaku praktis tersebut yang

belum membudaya di masyarakat.

Agar para fasilitator masyarakat yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama, guru

sekolah, pengurus organisasi masyarakat seperti Tim Kerja Masyarakat, Badan

Pengelola, dan lain-lain, mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

bahayanya penyakit menular, memberikan motivasi cara pencegahan penyakit,

sehingga masyarakat mempunyai perilaku praktis untuk meningkatkan kualitas

lingkungan dan cara pencegahan penyakit, maka para fasilitator tersebut perlu

memahamai epidemiologi sederhana beberapa penyakit yang masih merupakan

masalah bagi masyarakat

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 7: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

1.2 TUJUAN KEGIATAN

a. Tujuan Umum

Secara umum dalam kegiatan ini diharapkan Mahasiswa mampu memahami

dan meningkatkan. Pengetahuan tentang kegiatan Penyakit yang bermasalah

dengan Kesehatan Lingkungan.

b. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam kegiatan ini adalah :

1. Diharapkan kepada Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui

tentang Kegiatan Program Epidemiologi Kesehatan Lingkungan di

Puskesmas Mamboro

2. Diharapkan kepada Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui

tentang Penyakit yang berhubungan / bermasalah dengan Kesehatan

Lingkungan

3. Diharapkan kepada Mahasiswa dapat meningkatkan ilmu dan

pengetahuan yang diperoleh di kampus maupun di lapangan.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 8: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

BAB2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN UMUM

ystem pelayanan kesehatan terutama di tingkat Puskesmas tidak lagi

berorientasi pada pelayanan kuratif tetapi menjadi lebih pada mendorong

masyarakat untuk lebih mau dan mampu serta secara sadar untuk

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mensinergikan semua upaya-

upaya preventif-promotif.

SAgar tercapai sinergi dari berbagai upaya kesehatan maka ketersediaan data-

data, yang kemudian dikelola hingga menjadi informasi adalah kunci utama. Data

yang valid dan up to date menjadi entry point dari berbagai perencanaan intervensi

yang harus dilakukan Puskesmas. Telah banyak pelajaran di mayarakat yang

memperlihatkan bahwa intervensi terkadang tidak menghasilkan output atau bahkan

dampak sesuai dengan harapan, kerena perencanaan yang tidak tajam dan atau karena

informasi yang berasal dari pengelolaan data-data yang tidak valid dan tidak up to

date.

Puskesmas Mamboro setiap tahun telah berusaha untuk menyediakan data

yang terjamin keakuratan dan kevalidannya melalui penyusunan profil kesehatan.

Profil kesehatan Puskesmas Mamboro merupakan paket penyajian informasi

kesehatan di wilayah Puskesmas yang relatif komprehensif, yang berisikan berbagai

data, baik tentang derajat kesehatan hasil-hasil dari berbagai upaya kesehatan,

sumberdaya kesehatan serta data umum dan data lingkungan.

Berbagi revisi atau perbaikan telah dilakukan agar data yang disajikan dalam

profil ini menjadi lebih mudah untuk ditangkap sehingga informasi tidak menjadi

bias, terutama bagi pihak-pihak yang akan menjadikan profil ini sebgai sumbe data

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 9: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

atau informasi bagi kegiatan-kegiatan intervensi pembangunan kesehatan di Kota

Palu maupun di Kelurahan Mamboro dan Kelurahan Taipa khususnya.

2.2 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MAMBORO

1. Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas

a. Visi

Sebagai Unit Pelaksanan Teknis Dinas Kesehatan Kota Palu

(UPTD), Puskesmas Mamboro mempunyai tugas dan fungsi (TUPOKSI)

sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan

kesehatan keluarga dan pembiayaan lintas sektor untuk mendukung

terwujudnya kemampuan dan kemauan hidup sehat masyarakat Kelurahan

Mamboro juga merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat

pertama.

Dalam rangkaian pelaksanaan fungsinya tersebut Puskesmas

Mamboro mempunyai Visi yaitu Menjadi Puskesmas Terdepan Di

Kecamatan Palu Utara Menuju Palu Utara Kecamatan Sehat Untuk

Semua Tahun 2014. Visi ini selaras dengan visi Dinas kesehatan Kota

Palu dan visi Pemerintah daerah Kota Palu.

Visi menjadi Puskesmas Terdepan Di Kecamatan Palu Utara

adalah gambaran competition spirit yang sedang dibangun bersama oleh

UPTD Puskesmas Mamboro untuk menjadi Puskesmas yang paling baik

dalam pelaksanaan upaya kesehatan,baik upaya kesehatan

personalmaupun upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang

diberikan diharapakan dapat dijangkau dan menjangkau seluruh lapisan

masyarakat di Kelurahan Mamboro dan Taipa tanpa diskriminasi, dan

memberikan output SPM yang optimal yang pada akhirnya diharapkan

berdampak pada meningkatnya status kesehatan masyarakat di Kecamatan

Palu Utara.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 10: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

b. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi yaitu Menjadi Puskesmas

Terdepan Dikecamatan Palu Utara Menuju Palu Utara Kecamatan Sehat

Untuk Semua Tahun 2014. Serta untuk mendukung visi dan misi Dinas

Kesehatan Kota Palu, maka misi Puskesmas Mamboro disusun sebagai

berikut:

1. Menurukan angka kematian ibu, bayi dan resiko penularan penyakit

melalui penguatan kerjasama lintas sector dan lintas program.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya penyehatan

lingkungan dan penerapan PHBS.

3. Meningkatkan upaya kesehatan bagi masyarakat miskin, resiko tinggi,

dan pekerja.

4. Meningkatkan mutu dan akses layanan secara adil dan berkualitas.

5. Meningkatkan disiplin, kompetensi, serta tanggung jawab tenaga

kesehatan.

Strategi Puskesmas Mamboro untuk menujudkan Visi dan Misi adalah

sebagai berikut:

Mengembangkan pola –pola pelayanan kesehatan yang cepat,

tepat,mudah, ramah, antisipatif dan profesional yang sesuai

prosedur pelayanan dan standar mutu pelayanan.

Mengembangkan sistem informasi kesehatan, PWS dan

surveillance serta mengembangkan sistem penctatan dan pelaporan

yang terkoordinasi, valid dan akurat.

Meningkatkan kinerja dan integrasi program promkes dan

kesehtan lingkungan melalui advokasi serta pemberdayaan

masyrakat.

Membangun, memantapkan, dan memperkuat koordinasi lintas

program dan lintas sektor.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 11: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Menerapkan gugus kendali mutu pada setiap pelayanan kesehatan

di Puskesmas.

Mendorong petugas untuk meningkat kinerja, pengetahuan dan

tanggung jawab melalui penerapan rewards and punishment.

2.3 GAMBARAN MASYARAKAT DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBORO

a. Kependudukan

Tahun 2006 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mamboro

berjumlah 11.239 jiwa. Sedangkan pada tahun 2007 jumlah penduduk

Mamboro adalah 11.628 jiwa dan pada tahun 2008 berjumlah 11.739 jiwa.

Pada tahun 2009, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Mamboro sedikit bertambah menjadi 11.742 jiwa. Sedangkan pada

tahun 2010 jumlah penduduk meningkat 0,96% menjadi 11.855 jiwa.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah hal yang mutlak di perlukan masyarakat untuk

mencapai atau meningkat tingkat kesejahteraan hidup. Bahkan tingkat

pendidikan dianggap berasosiasi positif dengan tingkat kemiskinan. Hal ini

berarti bahwa jika tingkat pendidikan masyarakat rendah maka tingkat

kemiskinan penduduk juga meningkat demikian pula sebaliknya.

Di wilayah Puskesmas Mamboro terdapat berbagai jenis sarana

pendidikan yaitu 10 SD, Empat buah SMP/MTSN dan dua buah SMA.

Kelurahan Mamboro bahkan merupakan kompleks sekolah kesehatan dimana

terdapat berbagai sekolah kesehatan setingkat DIII kesehatan baik negeri

maupun swasta. Akses ketingkat pendidikan setingkat universitas ( UNTAD )

juga bukan merupakan hambatan karena hanya berjarak ± 7 KM.

Dengan sedemikian lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan dan

ditengah mahalnya pembiayaan pendidikan, secara nyata tingkat pendidikan

masyarakat di wilayah kerja Puskemas Mamboro tengah mengalami

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 12: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

peningkatan terutama bagi usia 10 tahun keatas. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan.

2.4 GAMBARAN SOSIAL EKONOMI, LINGKUNGAN DAN BUDAYA

a. Sosial Ekonomi

Di Lihat dari jumlah masyarakat miskin, Secara umum penduduk

kelurahan mamboro terlihat sedikit lebih baik keadaan sosial ekonominya

dibandingkan penduduk Kelurahan Taipa. Dari 3,440 jiwa (774 KK)

masyarakat miskin (miskin) yang dicakup program Jamkesmas, 51,08%

diantaranya adalah masyarakat Kelurahan Taipa atau mencapai 45,6% dari

jumlah penduduk di kelurahan Taipa menurut BPS tahun 2010.

Adapun jumlah masyarakat yang tercakup dalam program Jamkesda

tahun 2010, masing-masing adalah 350 jiwa ( 197 KK ) di Kelurahan

Mamboro dan 315 jiwa ( 106 ) di Kelurahan Taipa. Secara keseluruhan

penduduk miskin di wilayah kerja Puskemas Mamboro baik yang terdaftar

dalam program Jamkesmas maupun Jamkesda adalah 4.105 jiwa ( 1.077 KK )

atau 34,6% dari total penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Mamboro menurut BPS 2010.

Secara keseluruhan jumlah masyarakat miskin di wilayah kerja

Puskesmas Mamboro cenderung mengalami penurunan yaitu dari 4.577 jiwa

atau 1.087 KK atau 38,98% dari jumlah penduduk pada tahun 2009 menjadi

4.105 jiwa (1.077KK) atau 34,6% pada tahun 2010 atau menurun sekitar 4,4%

b. Lingkungan

Wilayah puskesmas mamboro yang terdiri dari 13 RW dan 54 RT,

merupakan daerah urban yang terletak di Wilayah Kecamatan Palu Utara.

Selain merupakan lingkungan yang dikelilingi laut dan pegunungan, juga

merupakan lingkungan pendidikan kesehatan dan lingkungan markas

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 13: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

komando Brimob. Keadaan ini memberi Konsekuensi tersendiri yaitu menjadi

tingginya angka migrasi masuk dan meningkatkan jumlah pemukiman baru.

Secara epidemiologis, pada kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya perubahan pola distribusi penyakit karena mobilitas penduduk yang

tinngi, apalagi kondisi ini didukung oleh adanya terminal induk di kelurahan

mamboro dan pelabuhan feri di kelurahan taipa, yang memungkinkan

meningkatnya resiko bagi penduduk di wilayah kerja puskesmas mamaboro

untuk mendapat paparan penyakit dari penduduk yang dating atau singgah.

Beban epidemiologis juga akan semakin besar terutama dengan dijadikannya

kecamatan Palu Utara sebagai kecamatan pusat industri di kota palu.

c. Budaya

Walaupun angka migrasi masuk cukup tinngi, namun karena sebagian

besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mamboro adalah penduduk asli

yang bersuku kaili. Sehingga cenderung budaya dan terutama perilaku

(kebiasaan) atau pola hidup masyarakat sehari-hari adalah hampir sama.

Pengambilan-pengambilan keputusan di masyarakat juga masih

patemalistik dan mendahulukan pendapat-pendapat orang tua dan tokoh-tokoh

masyarakat.

2.5TINJAUAN PENYAKIT

a. ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut,

istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory

Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan

atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli

(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga

tengah dan pleura (WHO, 2003).

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 14: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak,

karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk

pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang

berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3

sampai 6 kali setahun (Depkes RI, 2001).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut

yang dapat menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah (Erlien,

2008).

b. Penyakit Kulit Alergi

Istilah alergi digunakan pertama kali digunakan oleh Clemens Von

Pirquet tahun 1906 diartikan sebagai “reaksi pejamu yang berubah” bila

terpajan dengan bahan yang sama untuk kedua kalinya atau lebih. Reaksi

hipersensitivitas oleh robert Coombs dan philip HH Gell tahun 1963 dibagi

dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi,

yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi hipersensititas tipe I yang disebut juga

reaksi cepat atau reaksi anafilaksis atau reaksi alergi, timbul segera sesudah

tubuh terpajan alergen.

Alergi ialah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul

segera atau dalam rentan waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan

zat yang tertentu (alergen) (Judarwanto, 2005). Alergi atau hipersensitivitas

tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi

hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang

umumnya imunogenik (antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan

bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap

lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya,

padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik.

Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen

(wikipedia, 2008).

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 15: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

c. Diare

Diare atau penyakit diare berasal dari kata diarrola (bahasa yunani)

yang berarti mangalir terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari

pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. Hipokrates memberikan definisi diare

sebagai suatu keadaan abnormal dari frekuensi dan kepadatan tinja.

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal

(mengikat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono,

1991).

Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair

lebih dari tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab

kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang

pertahun. Diare kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi

(Fructose, Lactose), penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan

biasanya disertai sakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut

WHO (1980) diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare

akut dan diare kronik

d. Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi

terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat

dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan

borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti

trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang

sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Secara histologis dapat dibuktikan

dengan  inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada

manifestasi klinis dapat  dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 127).

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 16: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

e. Hypertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan

darah atau kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu

berada. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan

darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya

tekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah

yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.

Istilah ”hipertensi” diambil dari bahasa Inggris ”hypertension”.

Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan

penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit

darah tinggi adalah suatu keadaan dimana sesorang mengalami peningkatan

darah diatas normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg (Rahma, 2009).

Hipertensi diindikasikan dengan kondisi tekanan darah sistolik

seseorang diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hal ini

terjadi akibat menyempitnya pembuluh darah sehingga menaikkan tekanan

darah. Hipertensi dikategorikan menjadi hipertensi esensial dan hipertensi

sekunder. Hipertensi esensial terjadi dengan sebab yang belum diketahui,

sedangkan hipertensi sekunder terjadi akibat dari penyakit ginjal, kelainan

endokrin, penurunan fungsi organ tubuh, atau karena pemakaian obat (Howel

et al. 2004).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Negara

maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa

gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan

jantung dan kerusakan ginjal (Armilawati 2007). Seseorang dikatakan

mengalami hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau

tekanan darah diastolik ≥90 mmHg atau keduanya.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 17: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

BAB 3

P E M B A H A S A N

3.1 DIAGRAM 5 PENYAKIT TERTINGGI

5 PENYAKIT TERTINGGI YANG DIRAWAT JALANDI PUSKESMAS MAMBORO 3 TAHUN TERAKHIR

ISPA Peny. Kulit Alergi

Diare Gastritis Hypertensi

Juml. Kasus 1740 617 427 294 229

100300500700900

1100130015001700

1740

617427

294 229

5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Mamboro Tahun 2010

Juml. Kasus

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 18: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

ISPA Peny. Kulit Alergi

Diare Gastritis Hypertensi

Juml. Kasus 1993 472 434 275 171

100300500700900

11001300150017001900

1993

472 434275

171

5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas MamboroTahun 2011

Juml. Kasus

ISPA Diare Gastritis Peny. Kulit alergi

Hypertensi

Juml. Kasus 960 609 252 209 157

50

250

450

650

850

960

609

252 209 157

5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Mamboro Tahun 2012

Juml. Kasus

3.2PREDIKSI PENYULUHAN

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 19: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO

No. PUSKESMAS KELURAHAN

PENYULUHAN KESEHATANJUMLAH

SELURUH KEGIATAN

PENYULUHAN KELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN

PENYULUHAN MASSA

JUMLAH

1 2 3 4 5 6

1. MAMBORO MAMBOROTAIPA

10047

5725

15772

SUB JUMLAH !!! 147 82 2081.2.

Dinas Kesehatan Kota PaluRumah Sakit

00

JUMLAH (KAB/KOTA) 147 82 208Sumber: Laporan Tahunan Sie. Promkes PKM Mamboro

Tujuan dalam program penyuluhan yaitu untuk menurunkan angka kesakitan dan

angka kematin dari berbagai 5 macam penyakit yang menjadi permasalahan ataupun

priotitas diwilayah kerja Puskesmas Mamboro.

KEGIATAN TUJUAN SASARANBIAYA/

SUMBERWAKTU

PENANGGUNG

JAWAB

RENCANA KEGIATAN

KET

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengambilan Data

Untuk mengetahui

Penyakit yang Tertinggi

Kepala Puskesmas Mamboro

Rp.75.000 Senin, 2 Des 2013

Mahasiswa Membuat surat -

Survei Lokasi Untuk memberitahukan

kepada pihak Sekolah bahwa akan diadakan

Penyuluhan Kesehatan

Kepala Sekolah

- Selasa, 3 Des 2013

MahasiswaMembuat surat

-

Penyuluhan Memberikan pengetahuan kepada siswa

Pelajar Rp.250.000

Senin, 9 Des 2013

Mahasiswa -Menyiapkan diri-menyiapkan

-salam pembuka

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 20: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

materi -Perkenalan-materi-tanya jawab-kesimpulan-salam penutup

Evaluasi Untuk melihat apakah ada

perubahan sikap dan perilaku dari siswa untuk hidup bersih dan sehat

setelah dilakukan penyuluhan

Pelajar - Sabtu, 28 Des 2013

Mahasiswa Melakukan penilaian dan melihat keadaan lingkungan sekolah tersebut apakah lebih baik dari sebelumnya

-

3.3 RATA-RATA PENDERITA PENYAKIT 3 TAHUN TERAKHIR

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 21: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Jumlah Rata-Rata Penderita 3 Tahun Terakhir

Dari 5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Mamboro

Nama PenyakitTAHUN

JumlahJumlah

Rata-Rata2010 2011 2012

ISPA 1740 1993 960 4693 1564

Peny. Kulit Alergi 617 472 209 1298 433

Diare 427 434 609 1470 490

Gastritis 294 275 252 821 274

Hypertensi 229 171 157 557 186

ISPA Peny. Kulit Alergi

Diare Gastritis Hypertensi

2010 1740 617 427 294 229

2011 1993 472 434 275 171

2012 960 209 609 252 157

Juml. Rata-Rata 1564 433 490 274 186

250

750

1250

1750

2250

Juml. Rata-Rata 5 Penyakit Tertinggi 3 Tahun Terakhir

3.4 PREDIKSI OBAT MASING-MASING PENYAKIT

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 22: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

No NAMA PENYAKIT NAMA OBAT

PREDIKSI OBAT YANG

DI PERLUKAN

1 ISPA

GG

CTM

Dexametasol

Paracetamol

900

2000

1650

930

2 Peny. Kulit Alergi

Grisiofulfin

Dexametason

CTM

Oxytetracyline (saleb kulit)

Betametason (saleb)

Hidropotison (saleb)

Miconazole (saleb)

Ketoconasol (tablet)

35

1650

2000

14

24 tube

12 tube

2

10 tablet

3 Diare

Oralit

Cotrimoxasol (tablet)

Neudiastop

Asam mevenamat

Leperamit (novadium)

Vitamin C

11

140

30

470

40

500

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 23: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

4 Gastritis Antasida

Paracetamol

176

930

5 Hypertensi

Catopril

Amilodipin

12,5 mg (147) / 25

mg (280)

105

3.5 TENAGA PERAWAT YANG DIBUTUHKAN

UNIT KERJA PUSKESMAS MAMBORO

No. TENAGA KESEHATAN JUMLAH

1 MEDIS 2

2 PERAWAT & BIDAN 18

3 FARMASI 1

4 GIZI 0

5 TEKNISI MEDIS 0

6 SANITASI 4

7 KESMAS 4

JUMLAH TOTAL 29

Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 1,501.48

Sumber: Laporan Tahunan Bagian Kepegawaian PKM Mamboro

Ket : Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis

Perawat : Termasuk Lulusan DIII & S1

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 24: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker

Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)

Teknisi Medis: Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anastesi,

dan Fisioterapi

Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan

Kesmas : SKM, MPH dll.

Tenaga perawat yang di perlukan dalam pengobatan ini yaitu :

1. Dokter : 1 orang

2. Perawat : 1 orang

3. Apoteker : 1 orang

3.6 NAMA AGENT, MASA INKUBASI, GEJALA KLINIS, & POLA

PENULARAN MASING-MASING PENYAKIT

Penyakit ISPA

a. Agent Penyakit ISPA

Agent dari ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas

penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian

atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995).

Penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus

paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan

infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri

streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-

90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah

diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe

antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995).

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 25: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

b. Masa Inkubasi Penyakit ISPA

Masa inkubasi adalah rentan dari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk

kedalam tubuh sampai timbulnya gejala klinis yang disertai dengan berbagai gejala-

gejala infeksi akut ini berlangsung sampai dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil

untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di

golongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari.

c. Gejala Klinis Penyakit ISPA

Gejala ISPA Ringan

Seorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika di temukan gejala sebagai berikut :

a)  Batuk.

b) Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara(misalnya pada

waktu berbicara atau menangis).

c)  Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.

d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C. 

Gejala ISPA Sedang

Seorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan

dengan disertai gejala sebagai berikut :

a)  Pernafasan lebih dari 50x/m pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih

dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih

b)  Suhu lebih dari 390’C.

c)  Tenggorokan berwarna merah

d)  Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak

e)  Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

f)     pernafasan berbunyi seperti mendengkur

g)    Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.

Gejala ISPA Berat

Seorang dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringanatau sedang

disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut :

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 26: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

a)  Bibir atau kulit membiru, lubang hidung kembang kempis pada waktu bernafas.

b)  Tidak sadar atau kesadaran menurun.

c)  Pernafasan berbunyi mengorok dan tampak gelisah.

d) Pernafasan menciut, sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

e) Nadi cepat lebih dari 60x/menit atau tidak teraba

f) Tenggorokan berwarna merah

d. Pola Penularan Penyakit ISPA

Pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada saluran napas

bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan

yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.

Penyakit Kulit Alergi

a. Agent Penyakit Kulit Alergi

Penyakit alergi pada setiap orang berbeda-beda,tetapi reaksi yang ditimbulkan

oleh alergi tersebut relatif lama. Berikut ini adalah beberapa penyebab datangnya

penyakit alergi.

1. Makanan. Biasanya makanan dapat mnyebabkan alergi adalah makanan yang

mengandung protein tinggi,seperti susu sapi, putih telur, kacang tanah, terigu,

kacang kedelai, ikan, jagung, buncis, udang, cumi-cumi, kerang-kerangan, dan

lain-lain.

2. Debu dan bulu binatang.

3. Formalin

4. Serbuk bunga

5. Jamur

6. Obat-obatan tertentu.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 27: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

b. Gejala klinis alergi

1. Kulit terasa gatal,baik gatal dalam taraf ringan ataupun berat. Selain

gatal,kulit juga mengalami eksim,ruam kemerahan, atau biduran

2. Bibir menebal, muka dan bagian tubuh lainnya tampak bengkak.

3. Bersin-bersin, sulit bernapas, dan hidung berair.

4. Sakit perut, diare, mual, dan muntah.

5. Sakit kepala dan mata berkunang-kunang.

6. Detak jantung kencang, terjadi syok, penurunan tekanan darah yang parah,

dan kehilangan kesadaran.

Penyakit Diare

a. Agent Penyakit Diare

Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.

Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab

diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik

oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.

Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan

oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi  usus oleh agen penyebab :

1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)

Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala :

Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus

penyebab diare Viral gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus",

virus perut.

Bakteri -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka

sebagai terapi pengobatan.

Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. perlu antiparasite.

Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi

pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi

antiretroviral (ART) dipakai.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 28: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :

1. E. Coli bacteria

2. Salmonella enteritidis bacteria

3. Compylobacter bacteria

4. Shigella bacteria

5. Giardo parasite

6. Cryptosporidium parasite

2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan

kimia.Contoh Obat ARV

Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan

diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet,

tipranavir dan interferon alfa.

Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat

anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.

Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak

3. kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur

Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga

timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah

4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak

tidak tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa

Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu

tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari

susu sapi.

Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh

akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare

5. Immuno defesiensi

6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang

mengandung magnesium.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 29: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan

fungsi usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara

normal

b. Masa Inkubasi Penyakit Diare

Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau

yang disebut masa inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya.

Shigella misalnya, memiliki masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa

inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48 jam. Sedangakan parasit umumnya

memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti Giardia misalanya, memiliki

masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.

c. Gejala Klinis penyakit diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau

lebih dalam sehari, yang kadang disertai :

1. Muntah

2. Badan lesu atau lemah

3. Panas

4. Tidak nafsu makan

5. Darah dan lendir dalam kotoranRasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului

diare yang disebabkan oleh infeksi virus.

Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,

demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit

perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam,

nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang

menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 30: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

d. Pola Penularan penyakit diare

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

langsung, seperti :

·  Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh

serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor

·   Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering

memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.  Karena virus ini dapat

bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari. 

·   Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar

·   Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih

·   Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau

membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan

dan alat-alat yang dipegang.

Penyakit Gastritis

a. Klasifikasi Gastritis

Menurut Mansyur (2000), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

a. Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan

tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan

neutrofit. Gastritis akut sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh

sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.

Endotoksin bakteri (setelah makan makanan yang terkontaminasi) alkohol,

kafein dan aspirin meripakan agent-agent penyebab yang sering. Obat-obatan

lain seperti NSAID (indometasin, ibuprofen, naproksen), sulfanamide, steroid

dan digitalis juga terlibat. Beberapa makanan berbumbu termasuk cuka, lada

atau mustad dapat menyebabkan gejala yang mengarah pada gastritis.

degenerasi pada bagian supervisial yang terpapar zat-zat iritan seperti alkohol,

aspirin, steroid dan asam empedu. Jika lakohol diminum bersama aspirin,

efeknya akan lebih merusak dibandingkan efek masing-masing agent tersebut

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 31: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

secara terpisah. Gastritis erosif haemorrogik difus biasanya terjadi pada

peminum berat dan pemakai aspirin. Dapat menyebabkan perlunya dilakukan

reseksi lambung. Penyakit yang serius ini akan dianggap tidak akibat stres,

oleh sebab keduanya memiliki banyak persamaan. Destruksi sawar mukosa

lambung diduga merupakan mekanisme patogenik yang menyebabkan cidera.

b. Gastritis kronik jelas berhubungan dengan helikobakteri pylori apalagi jika

ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang. Gastritis kronik menimbulkan

atropi beberapa sel fungsional tunika mukosa (Mansjoer, Arifin, jilid 1, edisi

3, 2001). Penyebab tidak jelas, sering bersifat multi faktor dengan perjalanan

klinis yang bervariasi. Gastritis kronik ditandai oleh atrofi progresif epitel

kelenjar disertai dengan kehilangan sel pametal dan chief cell, akibat produksi

asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun. Dinding lambung menjadi

tipis dan mukosa menpunyai permukaan yang rata, bentuk gastritis ini sering

dihubungkan dengan anemia pernisosa, tukak lambung dan kanker. Insiden

kanker lambung khususnya tinggi pada anemia pernisiosa (10-15 %). Berjalan

perlahan-lahan gejala umum mulai terlihat adanya rasa perih dan terasa penuh

dilambung, kehilangan nafsu makan sehingga hanya mampu makan dalam

jumlah yang sedikit.

b. Etiologi

Gastritis akut

Penyebab penyakit ini antara lain :

1) Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid

2) Alkohol

3) Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar, sepsis

4) Stres

5) Penggunaan kokain : kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan

pendarahan dan gastritis

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 32: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Gastritis kronik

Penyebab penyakit ini yaitu :

1) Terinfeksi helikobakter pylori : penemuan bakteri ini dilakukan oleh dua

dokter dari Australia yaitu Barry Marshall dan Robin Warre yang menemukan

adanya bakteri yang bisa hidup didalam lambung manusia. Penemuan ini

mengubah pandangan para ahli mengenai penyeban penyakit lambung

termaksud cara pengobatannya. Telah terbukti saat ini bahwa infeksi yang

disebabkan oleh Helikobakter pylori pada lambung biasa menyebabkan

peradangan mukosa lambung yang disebut dengan gastritis, proses ini biasa

berlanjut hingga terjadi ulkus atau tukak bahkan kanker lambung.

2) Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak, cairan ini di

produksi dihati dan dialirkan kekantong empedu. Secara normal cincin

pylorus (pada bagian bawah lambung) akan mencegah aliran asam empedu

kedalam lambung setelah dilepaskan ke duodenum tetapi apabila cincin

tersebut rusak sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik karena

pembedahan maka asam empedu dapat mengalir kelambung akan

mengakibatkan peradangan dan gastritis kronik.

3) Atropi tunika mukosa

4) Kelainan autoimmune : autommune atrophic gastritis terjadi ketika sistem

kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding

lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan

dinding lambung, menghancurkan kelenjar penghasil asam lambung dan

mengganggu produksi faktor intrinsik (zat yang membantu tubuh

mengabsorbsi vitamin B-12).

5) Crohn’s disease : penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada

dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan

peradangan pada dinding lambung. Gejala yang dapat ditimbulkan sakit perut

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 33: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

dan diare dalam bentuk cairan, tampak lebih menyolok dari pada gejala-gejala

gastritis.

6) Radiasi dan kemoterapi : perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan

radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang

selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer.

7) Penyakit bile reflux : bile (empedu) akan melewati serangkaian saluran kecil

dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal sebuah otot spingncter yang

berbentuk seperti cincin akan mencegah empedu mengalir balik kedalam

lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar maka empedu akan

masuk kedalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

Penyakit Hypertensi

a. Agent Penyakit Hypertensi

Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidak

beradaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan

suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah:

1. Faktor Nutrisi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan

penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang

berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan

ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler

ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi.

o Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan

tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.

Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-

memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 34: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk

memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga

sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.

o Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti

kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi

o Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan

makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga

merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ).

Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat

badan berlebih.

2. Faktor Kimia

Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid,

Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis

(dalam jumlah sangat besar).

3. Faktor Biologi

Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun

peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan

dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin

(hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi

insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok

abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan

HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan

hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.

4. Faktor Fisik

o Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan

lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

beristirahat.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 35: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

o Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu

terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang

diturunkan

o Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah

bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras

untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari

tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang

meningkatkan resiko hipertensi.

b. Gejala Klinis Penyakit Hypertensi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-

satunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi

essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi

pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-

gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering

ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial. Pada survei hipertensi

di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut: pusing, mudah marah,

telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat

di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai

adalah: Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagal jantung,Gangguan

fungsi ginjal, Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan

pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan,

gangguan kesadaran hingga koma.

Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti

gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan

pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.

beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat.

seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok,

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 36: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai.

pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan

karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 37: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

BAB 4

P E N U T U P

4.1 KESIMPULAN

Dari Hasil Data yang diperoleh di Puskesmas Mamboro dapat ditentukan bahwa

Penyakit yang paling menonjol dipuskesmas Mamboro yaitu 5 penyakit Tertingi

yaitu:

a. Penyakit infeksi lakut lain pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA)

b. Penyakit Kulit Alergi

c. Diare

d. Gastritis (Maag)

e. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertensi)

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini

diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).

Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran

nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk

jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (WHO, 2003).

Alergi adalah gejala penyakit berupa rasa gatal,Kemerahan dikulit,bintik-

bintik kecil merata diseluruh tubuh ataupun bentol-bentol yang luas dengan

permukaan yang lebih tinggi dari kulit sekitar yang timbul setelah seseorang

memakan suatu makanan ataupun bersentuhan dengan suatu bahan tertentu. Alergi

bisa disebabkan oleh makan dan juga zat penyebab lainnya seperti cuaca, debu, dan

sebagainya.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 38: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah

cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare

ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman

penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang

tempat dan botol susu yang kurang bersih.

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu

gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi

yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,

peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan

bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi

faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa

obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau

kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan

Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

(Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya tekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah

Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas

nilai normal.

4.2 SARAN

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO

Page 39: Laporan Epidemiology KesLing Puskesmas Mamboro

Pihak Puskesmas Mamboro harus terus berupaya memperbaiki Status

Derajat Kesehatan Masyarakat agar jumlah penderita penyakit semakin

menurun.

Diharapkan kepada Tenaga Kesehatan untuk lebih meningkatkan program

Penyuluhan Kesehatan pada Masyarakat.

Diharapkan kepada Masyarakat agar terus berupaya untuk memperbaiki

Sanitasi Lingkungan dan berupaya meningkatkan PHBS Rumah Tangga.

Perlu adanya kerja sama antara pihak Puskesmas, Aparat Desa, dan

Masyarakat dalam menjaga Kebersihan Lingkungan.

Diharapkan kepada Mahasiswa untuk lebih bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas Kelompok yang diberikan oleh Dosen.

LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO