Upload
muhammad-nurhidayat
View
236
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
I
NFEKSI Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat
ISPA setiap tahunnya, 98% disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pernapasan
bawah. Tingkat mortalitas ISPA sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut
usia, terutama dinegara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah.
Begitu pula ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di
fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian yang paling banyak terjadi pada anak di negara sedang berkembang. Infeksi
Saluran Pernapasan Akut ini menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada
anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya sebanyak dua pertiga kematian
tersebut adalah bayi (WHO, 2003). Menurut World Health Organization (WHO)
memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara
berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah
15%-20% pertahun pada golongan usia balita.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) banyak menyerang balita batasan 0-5
tahun, sebagian besar kematian Balita di Indonesia karena ISPA. Balita merupakan
faktor resiko yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA). Khususnya pnemonia karena pada usia balita daya tahan tubuh mereka
belum terlalu kuat (Santoso, 2007).
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Di Indonesia terjadi lima kasus diantara 1000 bayi atau Balita, ISPA
mengakibatkan 150.000 bayi atau Balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban
perbulan atau 416 kasus perhari, atau 17 anak perjam atau seorang bayi tiap lima
menit (Siswono, 2007). Data kasus dari jumlah pasien penderita ISPA di Kalimantan
Timur mencapai ± 632.500 keluarga yang mempunyai balita dengan kasus.
Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Temindung Samarinda, penderita
ISPA pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2010 tercatat sebanyak
8025 orang. Sedangkan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011 tercatat
sebanyak 3976 orang. Kasus ISPA di Puskesmas Temindung menempati urutan
kedua selama bulan Juni 2011. (Rekam medis Puskesmas Temindung, 2011).
Jumlah penderita penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Maamboro
berjumlah 1740 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita ISPA berjumlah
1993 dan pada tahun 2012 penderita ISPA berjumlah 960 (Data Sekunder Puskesmas
Mamboro).
Prevalensi penyakit Alergi dilaporkan meningkat, diperkirakan lebih dari 20%
populasi di seluruh dunia menderita penyakit yang diperantarai oleh IgE, seperti
asma, rinokonjungtivitis, dermatitis atopik atau eksema, dan anafilaksis.Untuk kasus
asma, WHO memperkirakan terjadi pada 5%-15% populasi anak diseluruh dunia. Di
Indonesia prevalensi penyakit alergi yang telah diteliti pada beberapa golongan
masyarakat atau rumah sakit menunjukkan variasi, misalnyadata dari Poliklinik
Alergi-Imunologi Anak RSCM dari pasien anak yangmenderita alergi, sekitar 2,4%
berupa alergi susu sapi. Jumlah penderita penyakit alergi di wilayah kerja Puskesmas
Mamboro berjumlah 617 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita alergi
berjumlah 472 dan pada tahun 2012 alergi berjumlah 209 (Data Sekunder Puskesmas
Mamboro).
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose),
penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan
seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik.
Di Indonesia terutama di daerah pedesaan penyakit yang penularannya
berkaitan dengan air dan lingkungan masih merupakan masalah bagi masyarakat,
sering merupakan penyakit endemis di suatu wilayah dan kadang-kadang timbul
sebagai letusan penyakit dan bahkan dapat menimbulkan wabah penyakit.
Data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF
memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor
satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita
nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak)
memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena
Diare.
Jumlah penderita penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Mamboro
berjumlah 427 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita diare berjumlah
434 dan pada tahun 2012 diare berjumlah 609 (Data Sekunder Puskesmas
Mamboro).
Penyakit saluran pencernaan seperti gastitis. Masyarakat pada umumnya
mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut
mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut maka
mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian nyerinya hilang.
Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan
perdarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung
sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis
di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan
Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk
setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi
pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari
pada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis
biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal
dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian
gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari
238,452,952 jiwa penduduk ( Kurnia, Rahmi:2011).
Sedangkan di Indonesia sudah pernah di lakukan penelitian kuman
Helicobacter Pylori tetapi belum dalam skala besar pada pasien gastritis yang dapat
menimbulkan ulkus lambung namun dari pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
gastritis sekitar 60-70% ditemukan kuman (Harison, 2000:1551, dalam Hastuti:2007).
Jumlah penderita penyakit gastritis di wilayah kerja Puskesmas Mamboro
berjumlah 294 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011 penderita gastritis berjumlah
275 dan pada tahun 2012 penderita gastritis berjumlah 252 (Data Sekunder
Puskesmas Mamboro).
Hipertensi berasal dari dua kata, hiper=tinggi dan tensi=tekanan darah,
merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of
Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan
gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan (Sani,2008). Hipertensi adalah suatu gangguan pada
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan
bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap,
timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi
(Vitahealth,2005).
Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai
hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi
yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat
mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung di mana angka itu
diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di
pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder
didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi
ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang
disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan strok, gagal
ginjal, atau gangguan retina mata.
Hipertensi telah menjadi permasalahan kesehatan yang sangat umum terjadi.
Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan
bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi.
Angka kejadian hipertensidi seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan
sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan
Chobanian et.al, 2004).
Sampai saat ini prevalensi di Indonesia berkisar antara 5-10% sedangkan
tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan
meningkatkan menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit
jantung di Indonesia. Jumlah penderita penyakit hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Mamboro berjumlah 229 orang pada tahun 2010, pada tahun 2011
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
penderita hipertensi berjumlah 171 dan pada tahun 2012 penderita hipertensi
berjumlah 157 (Data Sekunder Puskesmas Mamboro).
Pada umumnya masyarakat belum menyadari bahwa penularan penyakit
dipengaruhi dua faktor penting yaitu perilaku dan kondisi lingkungan masyarakat
sendiri. Masyarakat belum mengerti akan hubungan antara kesehatan dengan perilaku
dan kondisi lingkungan. Di daerah pedesaan masih banyak masyarakat yang
mempunyai perilaku buang air besar di tempat terbuka, menggunakan air dari sarana
yang tidak memenuhi syarat kesehatan misalnya menggunakan air dari sungai untuk
minum dan masak.
Dengan melakukan perilaku praktis sehari-hari, misalnya cuci tangan dengan
benar, yaitu dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir serta kapan mereka
harus cuci tangan, merubah kebiasaan buang air besar di tempat terbuka menjadi
perilaku buang air besar di jamban, menjaga kualitas air dan mencegah terjadinya
pencemaran air, mulai dari sumber air, cara pengambilan air, cara pengangktan air,
cara penyimpanan air, sehingga masyarakat dapat menggunakan air secara hygienis,
sudah dapat mencegah terjadinya penularan penyakit. Perilaku praktis tersebut yang
belum membudaya di masyarakat.
Agar para fasilitator masyarakat yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama, guru
sekolah, pengurus organisasi masyarakat seperti Tim Kerja Masyarakat, Badan
Pengelola, dan lain-lain, mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
bahayanya penyakit menular, memberikan motivasi cara pencegahan penyakit,
sehingga masyarakat mempunyai perilaku praktis untuk meningkatkan kualitas
lingkungan dan cara pencegahan penyakit, maka para fasilitator tersebut perlu
memahamai epidemiologi sederhana beberapa penyakit yang masih merupakan
masalah bagi masyarakat
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
1.2 TUJUAN KEGIATAN
a. Tujuan Umum
Secara umum dalam kegiatan ini diharapkan Mahasiswa mampu memahami
dan meningkatkan. Pengetahuan tentang kegiatan Penyakit yang bermasalah
dengan Kesehatan Lingkungan.
b. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam kegiatan ini adalah :
1. Diharapkan kepada Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang Kegiatan Program Epidemiologi Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas Mamboro
2. Diharapkan kepada Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang Penyakit yang berhubungan / bermasalah dengan Kesehatan
Lingkungan
3. Diharapkan kepada Mahasiswa dapat meningkatkan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh di kampus maupun di lapangan.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN UMUM
ystem pelayanan kesehatan terutama di tingkat Puskesmas tidak lagi
berorientasi pada pelayanan kuratif tetapi menjadi lebih pada mendorong
masyarakat untuk lebih mau dan mampu serta secara sadar untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mensinergikan semua upaya-
upaya preventif-promotif.
SAgar tercapai sinergi dari berbagai upaya kesehatan maka ketersediaan data-
data, yang kemudian dikelola hingga menjadi informasi adalah kunci utama. Data
yang valid dan up to date menjadi entry point dari berbagai perencanaan intervensi
yang harus dilakukan Puskesmas. Telah banyak pelajaran di mayarakat yang
memperlihatkan bahwa intervensi terkadang tidak menghasilkan output atau bahkan
dampak sesuai dengan harapan, kerena perencanaan yang tidak tajam dan atau karena
informasi yang berasal dari pengelolaan data-data yang tidak valid dan tidak up to
date.
Puskesmas Mamboro setiap tahun telah berusaha untuk menyediakan data
yang terjamin keakuratan dan kevalidannya melalui penyusunan profil kesehatan.
Profil kesehatan Puskesmas Mamboro merupakan paket penyajian informasi
kesehatan di wilayah Puskesmas yang relatif komprehensif, yang berisikan berbagai
data, baik tentang derajat kesehatan hasil-hasil dari berbagai upaya kesehatan,
sumberdaya kesehatan serta data umum dan data lingkungan.
Berbagi revisi atau perbaikan telah dilakukan agar data yang disajikan dalam
profil ini menjadi lebih mudah untuk ditangkap sehingga informasi tidak menjadi
bias, terutama bagi pihak-pihak yang akan menjadikan profil ini sebgai sumbe data
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
atau informasi bagi kegiatan-kegiatan intervensi pembangunan kesehatan di Kota
Palu maupun di Kelurahan Mamboro dan Kelurahan Taipa khususnya.
2.2 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MAMBORO
1. Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas
a. Visi
Sebagai Unit Pelaksanan Teknis Dinas Kesehatan Kota Palu
(UPTD), Puskesmas Mamboro mempunyai tugas dan fungsi (TUPOKSI)
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan
kesehatan keluarga dan pembiayaan lintas sektor untuk mendukung
terwujudnya kemampuan dan kemauan hidup sehat masyarakat Kelurahan
Mamboro juga merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat
pertama.
Dalam rangkaian pelaksanaan fungsinya tersebut Puskesmas
Mamboro mempunyai Visi yaitu Menjadi Puskesmas Terdepan Di
Kecamatan Palu Utara Menuju Palu Utara Kecamatan Sehat Untuk
Semua Tahun 2014. Visi ini selaras dengan visi Dinas kesehatan Kota
Palu dan visi Pemerintah daerah Kota Palu.
Visi menjadi Puskesmas Terdepan Di Kecamatan Palu Utara
adalah gambaran competition spirit yang sedang dibangun bersama oleh
UPTD Puskesmas Mamboro untuk menjadi Puskesmas yang paling baik
dalam pelaksanaan upaya kesehatan,baik upaya kesehatan
personalmaupun upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang
diberikan diharapakan dapat dijangkau dan menjangkau seluruh lapisan
masyarakat di Kelurahan Mamboro dan Taipa tanpa diskriminasi, dan
memberikan output SPM yang optimal yang pada akhirnya diharapkan
berdampak pada meningkatnya status kesehatan masyarakat di Kecamatan
Palu Utara.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi yaitu Menjadi Puskesmas
Terdepan Dikecamatan Palu Utara Menuju Palu Utara Kecamatan Sehat
Untuk Semua Tahun 2014. Serta untuk mendukung visi dan misi Dinas
Kesehatan Kota Palu, maka misi Puskesmas Mamboro disusun sebagai
berikut:
1. Menurukan angka kematian ibu, bayi dan resiko penularan penyakit
melalui penguatan kerjasama lintas sector dan lintas program.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya penyehatan
lingkungan dan penerapan PHBS.
3. Meningkatkan upaya kesehatan bagi masyarakat miskin, resiko tinggi,
dan pekerja.
4. Meningkatkan mutu dan akses layanan secara adil dan berkualitas.
5. Meningkatkan disiplin, kompetensi, serta tanggung jawab tenaga
kesehatan.
Strategi Puskesmas Mamboro untuk menujudkan Visi dan Misi adalah
sebagai berikut:
Mengembangkan pola –pola pelayanan kesehatan yang cepat,
tepat,mudah, ramah, antisipatif dan profesional yang sesuai
prosedur pelayanan dan standar mutu pelayanan.
Mengembangkan sistem informasi kesehatan, PWS dan
surveillance serta mengembangkan sistem penctatan dan pelaporan
yang terkoordinasi, valid dan akurat.
Meningkatkan kinerja dan integrasi program promkes dan
kesehtan lingkungan melalui advokasi serta pemberdayaan
masyrakat.
Membangun, memantapkan, dan memperkuat koordinasi lintas
program dan lintas sektor.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Menerapkan gugus kendali mutu pada setiap pelayanan kesehatan
di Puskesmas.
Mendorong petugas untuk meningkat kinerja, pengetahuan dan
tanggung jawab melalui penerapan rewards and punishment.
2.3 GAMBARAN MASYARAKAT DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBORO
a. Kependudukan
Tahun 2006 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mamboro
berjumlah 11.239 jiwa. Sedangkan pada tahun 2007 jumlah penduduk
Mamboro adalah 11.628 jiwa dan pada tahun 2008 berjumlah 11.739 jiwa.
Pada tahun 2009, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Mamboro sedikit bertambah menjadi 11.742 jiwa. Sedangkan pada
tahun 2010 jumlah penduduk meningkat 0,96% menjadi 11.855 jiwa.
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang mutlak di perlukan masyarakat untuk
mencapai atau meningkat tingkat kesejahteraan hidup. Bahkan tingkat
pendidikan dianggap berasosiasi positif dengan tingkat kemiskinan. Hal ini
berarti bahwa jika tingkat pendidikan masyarakat rendah maka tingkat
kemiskinan penduduk juga meningkat demikian pula sebaliknya.
Di wilayah Puskesmas Mamboro terdapat berbagai jenis sarana
pendidikan yaitu 10 SD, Empat buah SMP/MTSN dan dua buah SMA.
Kelurahan Mamboro bahkan merupakan kompleks sekolah kesehatan dimana
terdapat berbagai sekolah kesehatan setingkat DIII kesehatan baik negeri
maupun swasta. Akses ketingkat pendidikan setingkat universitas ( UNTAD )
juga bukan merupakan hambatan karena hanya berjarak ± 7 KM.
Dengan sedemikian lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan dan
ditengah mahalnya pembiayaan pendidikan, secara nyata tingkat pendidikan
masyarakat di wilayah kerja Puskemas Mamboro tengah mengalami
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
peningkatan terutama bagi usia 10 tahun keatas. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan.
2.4 GAMBARAN SOSIAL EKONOMI, LINGKUNGAN DAN BUDAYA
a. Sosial Ekonomi
Di Lihat dari jumlah masyarakat miskin, Secara umum penduduk
kelurahan mamboro terlihat sedikit lebih baik keadaan sosial ekonominya
dibandingkan penduduk Kelurahan Taipa. Dari 3,440 jiwa (774 KK)
masyarakat miskin (miskin) yang dicakup program Jamkesmas, 51,08%
diantaranya adalah masyarakat Kelurahan Taipa atau mencapai 45,6% dari
jumlah penduduk di kelurahan Taipa menurut BPS tahun 2010.
Adapun jumlah masyarakat yang tercakup dalam program Jamkesda
tahun 2010, masing-masing adalah 350 jiwa ( 197 KK ) di Kelurahan
Mamboro dan 315 jiwa ( 106 ) di Kelurahan Taipa. Secara keseluruhan
penduduk miskin di wilayah kerja Puskemas Mamboro baik yang terdaftar
dalam program Jamkesmas maupun Jamkesda adalah 4.105 jiwa ( 1.077 KK )
atau 34,6% dari total penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Mamboro menurut BPS 2010.
Secara keseluruhan jumlah masyarakat miskin di wilayah kerja
Puskesmas Mamboro cenderung mengalami penurunan yaitu dari 4.577 jiwa
atau 1.087 KK atau 38,98% dari jumlah penduduk pada tahun 2009 menjadi
4.105 jiwa (1.077KK) atau 34,6% pada tahun 2010 atau menurun sekitar 4,4%
b. Lingkungan
Wilayah puskesmas mamboro yang terdiri dari 13 RW dan 54 RT,
merupakan daerah urban yang terletak di Wilayah Kecamatan Palu Utara.
Selain merupakan lingkungan yang dikelilingi laut dan pegunungan, juga
merupakan lingkungan pendidikan kesehatan dan lingkungan markas
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
komando Brimob. Keadaan ini memberi Konsekuensi tersendiri yaitu menjadi
tingginya angka migrasi masuk dan meningkatkan jumlah pemukiman baru.
Secara epidemiologis, pada kondisi seperti ini memungkinkan
terjadinya perubahan pola distribusi penyakit karena mobilitas penduduk yang
tinngi, apalagi kondisi ini didukung oleh adanya terminal induk di kelurahan
mamboro dan pelabuhan feri di kelurahan taipa, yang memungkinkan
meningkatnya resiko bagi penduduk di wilayah kerja puskesmas mamaboro
untuk mendapat paparan penyakit dari penduduk yang dating atau singgah.
Beban epidemiologis juga akan semakin besar terutama dengan dijadikannya
kecamatan Palu Utara sebagai kecamatan pusat industri di kota palu.
c. Budaya
Walaupun angka migrasi masuk cukup tinngi, namun karena sebagian
besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mamboro adalah penduduk asli
yang bersuku kaili. Sehingga cenderung budaya dan terutama perilaku
(kebiasaan) atau pola hidup masyarakat sehari-hari adalah hampir sama.
Pengambilan-pengambilan keputusan di masyarakat juga masih
patemalistik dan mendahulukan pendapat-pendapat orang tua dan tokoh-tokoh
masyarakat.
2.5TINJAUAN PENYAKIT
a. ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (WHO, 2003).
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak,
karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk
pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang
berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3
sampai 6 kali setahun (Depkes RI, 2001).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang dapat menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah (Erlien,
2008).
b. Penyakit Kulit Alergi
Istilah alergi digunakan pertama kali digunakan oleh Clemens Von
Pirquet tahun 1906 diartikan sebagai “reaksi pejamu yang berubah” bila
terpajan dengan bahan yang sama untuk kedua kalinya atau lebih. Reaksi
hipersensitivitas oleh robert Coombs dan philip HH Gell tahun 1963 dibagi
dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi,
yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi hipersensititas tipe I yang disebut juga
reaksi cepat atau reaksi anafilaksis atau reaksi alergi, timbul segera sesudah
tubuh terpajan alergen.
Alergi ialah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul
segera atau dalam rentan waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan
zat yang tertentu (alergen) (Judarwanto, 2005). Alergi atau hipersensitivitas
tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi
hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang
umumnya imunogenik (antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan
bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap
lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya,
padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik.
Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen
(wikipedia, 2008).
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
c. Diare
Diare atau penyakit diare berasal dari kata diarrola (bahasa yunani)
yang berarti mangalir terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari
pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. Hipokrates memberikan definisi diare
sebagai suatu keadaan abnormal dari frekuensi dan kepadatan tinja.
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal
(mengikat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono,
1991).
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab
kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang
pertahun. Diare kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi
(Fructose, Lactose), penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan
biasanya disertai sakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut
WHO (1980) diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare
akut dan diare kronik
d. Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan
borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti
trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang
sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Secara histologis dapat dibuktikan
dengan inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada
manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 127).
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
e. Hypertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan
darah atau kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu
berada. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya
tekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah
yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Istilah ”hipertensi” diambil dari bahasa Inggris ”hypertension”.
Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan
penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit
darah tinggi adalah suatu keadaan dimana sesorang mengalami peningkatan
darah diatas normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg (Rahma, 2009).
Hipertensi diindikasikan dengan kondisi tekanan darah sistolik
seseorang diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hal ini
terjadi akibat menyempitnya pembuluh darah sehingga menaikkan tekanan
darah. Hipertensi dikategorikan menjadi hipertensi esensial dan hipertensi
sekunder. Hipertensi esensial terjadi dengan sebab yang belum diketahui,
sedangkan hipertensi sekunder terjadi akibat dari penyakit ginjal, kelainan
endokrin, penurunan fungsi organ tubuh, atau karena pemakaian obat (Howel
et al. 2004).
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Negara
maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal (Armilawati 2007). Seseorang dikatakan
mengalami hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg atau keduanya.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
BAB 3
P E M B A H A S A N
3.1 DIAGRAM 5 PENYAKIT TERTINGGI
5 PENYAKIT TERTINGGI YANG DIRAWAT JALANDI PUSKESMAS MAMBORO 3 TAHUN TERAKHIR
ISPA Peny. Kulit Alergi
Diare Gastritis Hypertensi
Juml. Kasus 1740 617 427 294 229
100300500700900
1100130015001700
1740
617427
294 229
5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Mamboro Tahun 2010
Juml. Kasus
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
ISPA Peny. Kulit Alergi
Diare Gastritis Hypertensi
Juml. Kasus 1993 472 434 275 171
100300500700900
11001300150017001900
1993
472 434275
171
5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas MamboroTahun 2011
Juml. Kasus
ISPA Diare Gastritis Peny. Kulit alergi
Hypertensi
Juml. Kasus 960 609 252 209 157
50
250
450
650
850
960
609
252 209 157
5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Mamboro Tahun 2012
Juml. Kasus
3.2PREDIKSI PENYULUHAN
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO
No. PUSKESMAS KELURAHAN
PENYULUHAN KESEHATANJUMLAH
SELURUH KEGIATAN
PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN MASSA
JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1. MAMBORO MAMBOROTAIPA
10047
5725
15772
SUB JUMLAH !!! 147 82 2081.2.
Dinas Kesehatan Kota PaluRumah Sakit
00
JUMLAH (KAB/KOTA) 147 82 208Sumber: Laporan Tahunan Sie. Promkes PKM Mamboro
Tujuan dalam program penyuluhan yaitu untuk menurunkan angka kesakitan dan
angka kematin dari berbagai 5 macam penyakit yang menjadi permasalahan ataupun
priotitas diwilayah kerja Puskesmas Mamboro.
KEGIATAN TUJUAN SASARANBIAYA/
SUMBERWAKTU
PENANGGUNG
JAWAB
RENCANA KEGIATAN
KET
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengambilan Data
Untuk mengetahui
Penyakit yang Tertinggi
Kepala Puskesmas Mamboro
Rp.75.000 Senin, 2 Des 2013
Mahasiswa Membuat surat -
Survei Lokasi Untuk memberitahukan
kepada pihak Sekolah bahwa akan diadakan
Penyuluhan Kesehatan
Kepala Sekolah
- Selasa, 3 Des 2013
MahasiswaMembuat surat
-
Penyuluhan Memberikan pengetahuan kepada siswa
Pelajar Rp.250.000
Senin, 9 Des 2013
Mahasiswa -Menyiapkan diri-menyiapkan
-salam pembuka
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
materi -Perkenalan-materi-tanya jawab-kesimpulan-salam penutup
Evaluasi Untuk melihat apakah ada
perubahan sikap dan perilaku dari siswa untuk hidup bersih dan sehat
setelah dilakukan penyuluhan
Pelajar - Sabtu, 28 Des 2013
Mahasiswa Melakukan penilaian dan melihat keadaan lingkungan sekolah tersebut apakah lebih baik dari sebelumnya
-
3.3 RATA-RATA PENDERITA PENYAKIT 3 TAHUN TERAKHIR
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Jumlah Rata-Rata Penderita 3 Tahun Terakhir
Dari 5 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Mamboro
Nama PenyakitTAHUN
JumlahJumlah
Rata-Rata2010 2011 2012
ISPA 1740 1993 960 4693 1564
Peny. Kulit Alergi 617 472 209 1298 433
Diare 427 434 609 1470 490
Gastritis 294 275 252 821 274
Hypertensi 229 171 157 557 186
ISPA Peny. Kulit Alergi
Diare Gastritis Hypertensi
2010 1740 617 427 294 229
2011 1993 472 434 275 171
2012 960 209 609 252 157
Juml. Rata-Rata 1564 433 490 274 186
250
750
1250
1750
2250
Juml. Rata-Rata 5 Penyakit Tertinggi 3 Tahun Terakhir
3.4 PREDIKSI OBAT MASING-MASING PENYAKIT
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
No NAMA PENYAKIT NAMA OBAT
PREDIKSI OBAT YANG
DI PERLUKAN
1 ISPA
GG
CTM
Dexametasol
Paracetamol
900
2000
1650
930
2 Peny. Kulit Alergi
Grisiofulfin
Dexametason
CTM
Oxytetracyline (saleb kulit)
Betametason (saleb)
Hidropotison (saleb)
Miconazole (saleb)
Ketoconasol (tablet)
35
1650
2000
14
24 tube
12 tube
2
10 tablet
3 Diare
Oralit
Cotrimoxasol (tablet)
Neudiastop
Asam mevenamat
Leperamit (novadium)
Vitamin C
11
140
30
470
40
500
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
4 Gastritis Antasida
Paracetamol
176
930
5 Hypertensi
Catopril
Amilodipin
12,5 mg (147) / 25
mg (280)
105
3.5 TENAGA PERAWAT YANG DIBUTUHKAN
UNIT KERJA PUSKESMAS MAMBORO
No. TENAGA KESEHATAN JUMLAH
1 MEDIS 2
2 PERAWAT & BIDAN 18
3 FARMASI 1
4 GIZI 0
5 TEKNISI MEDIS 0
6 SANITASI 4
7 KESMAS 4
JUMLAH TOTAL 29
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 1,501.48
Sumber: Laporan Tahunan Bagian Kepegawaian PKM Mamboro
Ket : Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis
Perawat : Termasuk Lulusan DIII & S1
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker
Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
Teknisi Medis: Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anastesi,
dan Fisioterapi
Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Kesmas : SKM, MPH dll.
Tenaga perawat yang di perlukan dalam pengobatan ini yaitu :
1. Dokter : 1 orang
2. Perawat : 1 orang
3. Apoteker : 1 orang
3.6 NAMA AGENT, MASA INKUBASI, GEJALA KLINIS, & POLA
PENULARAN MASING-MASING PENYAKIT
Penyakit ISPA
a. Agent Penyakit ISPA
Agent dari ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas
penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian
atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995).
Penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus
paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan
infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri
streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-
90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah
diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe
antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995).
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
b. Masa Inkubasi Penyakit ISPA
Masa inkubasi adalah rentan dari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk
kedalam tubuh sampai timbulnya gejala klinis yang disertai dengan berbagai gejala-
gejala infeksi akut ini berlangsung sampai dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di
golongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari.
c. Gejala Klinis Penyakit ISPA
Gejala ISPA Ringan
Seorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika di temukan gejala sebagai berikut :
a) Batuk.
b) Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara(misalnya pada
waktu berbicara atau menangis).
c) Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C.
Gejala ISPA Sedang
Seorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan
dengan disertai gejala sebagai berikut :
a) Pernafasan lebih dari 50x/m pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih
dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih
b) Suhu lebih dari 390’C.
c) Tenggorokan berwarna merah
d) Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
e) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f) pernafasan berbunyi seperti mendengkur
g) Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
Gejala ISPA Berat
Seorang dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringanatau sedang
disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut :
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
a) Bibir atau kulit membiru, lubang hidung kembang kempis pada waktu bernafas.
b) Tidak sadar atau kesadaran menurun.
c) Pernafasan berbunyi mengorok dan tampak gelisah.
d) Pernafasan menciut, sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
e) Nadi cepat lebih dari 60x/menit atau tidak teraba
f) Tenggorokan berwarna merah
d. Pola Penularan Penyakit ISPA
Pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada saluran napas
bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.
Penyakit Kulit Alergi
a. Agent Penyakit Kulit Alergi
Penyakit alergi pada setiap orang berbeda-beda,tetapi reaksi yang ditimbulkan
oleh alergi tersebut relatif lama. Berikut ini adalah beberapa penyebab datangnya
penyakit alergi.
1. Makanan. Biasanya makanan dapat mnyebabkan alergi adalah makanan yang
mengandung protein tinggi,seperti susu sapi, putih telur, kacang tanah, terigu,
kacang kedelai, ikan, jagung, buncis, udang, cumi-cumi, kerang-kerangan, dan
lain-lain.
2. Debu dan bulu binatang.
3. Formalin
4. Serbuk bunga
5. Jamur
6. Obat-obatan tertentu.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
b. Gejala klinis alergi
1. Kulit terasa gatal,baik gatal dalam taraf ringan ataupun berat. Selain
gatal,kulit juga mengalami eksim,ruam kemerahan, atau biduran
2. Bibir menebal, muka dan bagian tubuh lainnya tampak bengkak.
3. Bersin-bersin, sulit bernapas, dan hidung berair.
4. Sakit perut, diare, mual, dan muntah.
5. Sakit kepala dan mata berkunang-kunang.
6. Detak jantung kencang, terjadi syok, penurunan tekanan darah yang parah,
dan kehilangan kesadaran.
Penyakit Diare
a. Agent Penyakit Diare
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab
diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik
oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan
oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala :
Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus
penyebab diare Viral gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus",
virus perut.
Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka
sebagai terapi pengobatan.
Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. perlu antiparasite.
Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi
pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi
antiretroviral (ART) dipakai.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :
1. E. Coli bacteria
2. Salmonella enteritidis bacteria
3. Compylobacter bacteria
4. Shigella bacteria
5. Giardo parasite
6. Cryptosporidium parasite
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia.Contoh Obat ARV
Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan
diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet,
tipranavir dan interferon alfa.
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat
anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
3. kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur
Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak
tidak tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa
Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari
susu sapi.
Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh
akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang
mengandung magnesium.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan
fungsi usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara
normal
b. Masa Inkubasi Penyakit Diare
Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau
yang disebut masa inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya.
Shigella misalnya, memiliki masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa
inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48 jam. Sedangakan parasit umumnya
memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti Giardia misalanya, memiliki
masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.
c. Gejala Klinis penyakit diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang disertai :
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoranRasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului
diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,
demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit
perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam,
nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang
menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
d. Pola Penularan penyakit diare
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti :
· Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
· Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat
bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
· Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
· Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
· Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan
dan alat-alat yang dipegang.
Penyakit Gastritis
a. Klasifikasi Gastritis
Menurut Mansyur (2000), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofit. Gastritis akut sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh
sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.
Endotoksin bakteri (setelah makan makanan yang terkontaminasi) alkohol,
kafein dan aspirin meripakan agent-agent penyebab yang sering. Obat-obatan
lain seperti NSAID (indometasin, ibuprofen, naproksen), sulfanamide, steroid
dan digitalis juga terlibat. Beberapa makanan berbumbu termasuk cuka, lada
atau mustad dapat menyebabkan gejala yang mengarah pada gastritis.
degenerasi pada bagian supervisial yang terpapar zat-zat iritan seperti alkohol,
aspirin, steroid dan asam empedu. Jika lakohol diminum bersama aspirin,
efeknya akan lebih merusak dibandingkan efek masing-masing agent tersebut
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
secara terpisah. Gastritis erosif haemorrogik difus biasanya terjadi pada
peminum berat dan pemakai aspirin. Dapat menyebabkan perlunya dilakukan
reseksi lambung. Penyakit yang serius ini akan dianggap tidak akibat stres,
oleh sebab keduanya memiliki banyak persamaan. Destruksi sawar mukosa
lambung diduga merupakan mekanisme patogenik yang menyebabkan cidera.
b. Gastritis kronik jelas berhubungan dengan helikobakteri pylori apalagi jika
ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang. Gastritis kronik menimbulkan
atropi beberapa sel fungsional tunika mukosa (Mansjoer, Arifin, jilid 1, edisi
3, 2001). Penyebab tidak jelas, sering bersifat multi faktor dengan perjalanan
klinis yang bervariasi. Gastritis kronik ditandai oleh atrofi progresif epitel
kelenjar disertai dengan kehilangan sel pametal dan chief cell, akibat produksi
asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun. Dinding lambung menjadi
tipis dan mukosa menpunyai permukaan yang rata, bentuk gastritis ini sering
dihubungkan dengan anemia pernisosa, tukak lambung dan kanker. Insiden
kanker lambung khususnya tinggi pada anemia pernisiosa (10-15 %). Berjalan
perlahan-lahan gejala umum mulai terlihat adanya rasa perih dan terasa penuh
dilambung, kehilangan nafsu makan sehingga hanya mampu makan dalam
jumlah yang sedikit.
b. Etiologi
Gastritis akut
Penyebab penyakit ini antara lain :
1) Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid
2) Alkohol
3) Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar, sepsis
4) Stres
5) Penggunaan kokain : kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Gastritis kronik
Penyebab penyakit ini yaitu :
1) Terinfeksi helikobakter pylori : penemuan bakteri ini dilakukan oleh dua
dokter dari Australia yaitu Barry Marshall dan Robin Warre yang menemukan
adanya bakteri yang bisa hidup didalam lambung manusia. Penemuan ini
mengubah pandangan para ahli mengenai penyeban penyakit lambung
termaksud cara pengobatannya. Telah terbukti saat ini bahwa infeksi yang
disebabkan oleh Helikobakter pylori pada lambung biasa menyebabkan
peradangan mukosa lambung yang disebut dengan gastritis, proses ini biasa
berlanjut hingga terjadi ulkus atau tukak bahkan kanker lambung.
2) Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak, cairan ini di
produksi dihati dan dialirkan kekantong empedu. Secara normal cincin
pylorus (pada bagian bawah lambung) akan mencegah aliran asam empedu
kedalam lambung setelah dilepaskan ke duodenum tetapi apabila cincin
tersebut rusak sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik karena
pembedahan maka asam empedu dapat mengalir kelambung akan
mengakibatkan peradangan dan gastritis kronik.
3) Atropi tunika mukosa
4) Kelainan autoimmune : autommune atrophic gastritis terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding
lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan
dinding lambung, menghancurkan kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsik (zat yang membantu tubuh
mengabsorbsi vitamin B-12).
5) Crohn’s disease : penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada
dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung. Gejala yang dapat ditimbulkan sakit perut
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
dan diare dalam bentuk cairan, tampak lebih menyolok dari pada gejala-gejala
gastritis.
6) Radiasi dan kemoterapi : perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan
radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer.
7) Penyakit bile reflux : bile (empedu) akan melewati serangkaian saluran kecil
dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal sebuah otot spingncter yang
berbentuk seperti cincin akan mencegah empedu mengalir balik kedalam
lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar maka empedu akan
masuk kedalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.
Penyakit Hypertensi
a. Agent Penyakit Hypertensi
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidak
beradaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan
suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah:
1. Faktor Nutrisi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan
penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang
berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan
ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler
ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi.
o Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.
Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-
memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk
memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga
sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
o Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti
kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
o Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan
makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga
merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ).
Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat
badan berlebih.
2. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid,
Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis
(dalam jumlah sangat besar).
3. Faktor Biologi
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun
peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan
dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin
(hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi
insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok
abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan
HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan
hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
4. Faktor Fisik
o Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan
lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
o Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan
o Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah
bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari
tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang
meningkatkan resiko hipertensi.
b. Gejala Klinis Penyakit Hypertensi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-
satunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi
essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi
pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-
gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering
ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial. Pada survei hipertensi
di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut: pusing, mudah marah,
telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat
di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai
adalah: Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagal jantung,Gangguan
fungsi ginjal, Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan,
gangguan kesadaran hingga koma.
Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti
gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan
pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.
beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat.
seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok,
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai.
pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan
karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
BAB 4
P E N U T U P
4.1 KESIMPULAN
Dari Hasil Data yang diperoleh di Puskesmas Mamboro dapat ditentukan bahwa
Penyakit yang paling menonjol dipuskesmas Mamboro yaitu 5 penyakit Tertingi
yaitu:
a. Penyakit infeksi lakut lain pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA)
b. Penyakit Kulit Alergi
c. Diare
d. Gastritis (Maag)
e. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertensi)
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (WHO, 2003).
Alergi adalah gejala penyakit berupa rasa gatal,Kemerahan dikulit,bintik-
bintik kecil merata diseluruh tubuh ataupun bentol-bentol yang luas dengan
permukaan yang lebih tinggi dari kulit sekitar yang timbul setelah seseorang
memakan suatu makanan ataupun bersentuhan dengan suatu bahan tertentu. Alergi
bisa disebabkan oleh makan dan juga zat penyebab lainnya seperti cuaca, debu, dan
sebagainya.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare
ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman
penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang
tempat dan botol susu yang kurang bersih.
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan
bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa
obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau
kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan
Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
(Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya tekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah
Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas
nilai normal.
4.2 SARAN
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO
Pihak Puskesmas Mamboro harus terus berupaya memperbaiki Status
Derajat Kesehatan Masyarakat agar jumlah penderita penyakit semakin
menurun.
Diharapkan kepada Tenaga Kesehatan untuk lebih meningkatkan program
Penyuluhan Kesehatan pada Masyarakat.
Diharapkan kepada Masyarakat agar terus berupaya untuk memperbaiki
Sanitasi Lingkungan dan berupaya meningkatkan PHBS Rumah Tangga.
Perlu adanya kerja sama antara pihak Puskesmas, Aparat Desa, dan
Masyarakat dalam menjaga Kebersihan Lingkungan.
Diharapkan kepada Mahasiswa untuk lebih bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas Kelompok yang diberikan oleh Dosen.
LAPORAN EPIDEMIOLOGI KESLING DI PUSKESMAS MAMBORO